20
SHIGELLOSIS Shigellosis adalah suatu penyakit peradangan akut oleh kuman genus Shigella spp. yang menginvasi saluran pencernaan terutama usus sehingga menimbulkan kerusakan sel-sel mukosa usus tersebut. Shigellosis disebabkan oleh kuman Shigella spp. Kuman ini tergolong genus Shigella yang merupakan bakteri gram negatif, bentuk batang, non motil dan anaerobik fakultatif. Dibagi 4 kelompok serologik yaitu S.dysenteri (12 serotipe), S.flexneri (6 serotipe), S.boydii (18 serotipe) dan S.sonnei (1 serotipe). Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah. Diare merupakan salah satu penyakit penyebab nomor dua kematian balita dan anak-anak di seluruh dunia (WHO 2010). Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan virus, bakteri, dan parasit. Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat. 2, 4 1

shigellosis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dysentry

Citation preview

Page 1: shigellosis

SHIGELLOSIS

Shigellosis adalah suatu penyakit peradangan akut oleh kuman genus Shigella spp. yang menginvasi saluran pencernaan terutama usus sehingga menimbulkan kerusakan sel-sel mukosa usus tersebut. Shigellosis disebabkan oleh kuman Shigella spp. Kuman ini tergolong genus Shigella yang merupakan bakteri gram negatif, bentuk batang, non motil dan anaerobik fakultatif. Dibagi 4 kelompok serologik yaitu S.dysenteri (12 serotipe), S.flexneri (6 serotipe), S.boydii (18 serotipe) dan S.sonnei (1 serotipe).

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.

Diare merupakan salah satu penyakit penyebab nomor dua kematian balita dan anak-anak di seluruh dunia (WHO 2010).

Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan virus, bakteri, dan parasit.

Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat. 2, 4

EPIDEMOLOGI

Shigellosis sangat endemik di daerah yang sanitasinya sangat kurang. Biasanya 10-20% penyakit saluran pencernaan dan 50% diare yang berdarah atau disentri dari anak-anak bisa disebabkan oleh shigellosis. Prevalensi dari penyakit ini menurun dalam 5 tahun terakhir ini.

Shigella ditemukan di seluruh dunia. Pada tahun 1979, sebanyak 20.135 kasus shigella telah dilaporkan oleh Centre For Disease Control. Distribusi geografis dan kerentanan antimikroba bervariasi dengan spesies yang berbeda. S. boydii terbatas pada benua India, S. flexneri dan S. sonnei lebih lazim di negara-negara berkembang dan negara maju. S. flexneri, bakteri gram negatif yang enteroinvasif, bertanggung jawab atas endemik disentri basiler di seluruh dunia.

Di negara berkembang dengan kondisi sanitasi yang buruk dan penduduknya yang padat, penularannya sangat mudah biasanya terjadi melalui fekal-oral. Lalat juga bisa menyebarkan kuman ini melalui feses penderita lalu

1

Page 2: shigellosis

hinggap di makanan. Penyebaran juga bisa terjadi melalui benda mati, seperti alat-alat permainan. Umumnya menginfeksi anak-anak dibawah umur 10 tahun, angka kejadian tertinggi terdapat pada kelompok umur 1-4 tahun. Shigella hanya ditemukan pada manusia dan beberapa jenis binatang primata. Penyebaran shigellosis sering terjadi secara kontak orang ke orang karena dosis infeksiusnya rendah (10-100 organisme) sudah dapat menyebabkan sakit. Pada umumnya masa inkubasi shigellosis adalah pendek yaitu antara 24 jam sampai 4 hari. Gejala biasanya timbul antara hari pertama sampai ketiga terinfeksi. Kebersihan pribadi sangat penting dalam pencegahan penyakit ini dan orang-orang yang saling berhubungan di lingkungan sanitasi yang buruk mempunyai resiko lebih besar untuk menimbulkan cetusan Shigellosis.2, 3, 4

ETIOLOGI

Shigellosis disebabkan oleh kuman Shigella spp.

Klasifikasi - Kingdom : Bacteria- Phylum : Proteobacteria- Class : Gamma Proteobacteria- Order : Enterobacteriales- Family : Enterobacteriaceae- Genus : Shigella- Species : Shigella dysentriae

Kuman ini tergolong genus Shigella yang merupakan bakteri gram negatif, bentuk batang, non motil dan anaerobik fakultatif. Bakteri ini terbagi 4 kelompok serologik yaitu S.dysenteri (12 serotipe), S.flexneri (6 serotipe), S.boydii (18 serotipe) dan S.sonnei (1 serotipe).1, 3

PATOFISIOLOGI

Yang berperan pada terjadinya diare akut terutama karena infeksi yaitu faktor kausal (agent), dan faktor pejamu host. Faktor kausal yaitu daya penetrasi yang dapat merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan usus halus serta daya lekat kuman.

Sifat virulensi dasar yang dimiliki bersama oleh semua shigella adalah kemampuannya menginvasi sel epitel kolon. Sifat ini dikodekan pada plasmid besar (120-140 MD) yang menyebabkan sintesis kelompok polipeptida yang terlibat pada invasi dan pembunuhan sel.

Pemasukan hanya 200 basil Shigella dapat mengakibatkan infeksi dan Shigella dapat bertahan dari keasaman sekresi lambung selama 2 jam. Sesudah masuk melalui mulut dan mencapai usus, bakteri invasif ini di

2

Page 3: shigellosis

dalam usus besar memperbanyak diri. Shigella sebagai penyebab diare mempunyai 3 faktor virulensi yaitu :

1.) Dinding polisakarida sebagai antigen halus2.) Kemampuan mengadakan invasi enterosit dan proliferasi3.) Mengeluarkan toksin sesudah menembus sel

Struktur kimiawi dari dinding sel tubuh bakteri ini dapat berlaku sebagai antigen O (somatik) adalah sesuatu yang penting dalam proses interaksi bakteri shigella dengan sel enterosit. Dupont (1972) dan Levine (1973) mengutarakan bahwa Shigella setelah menembus enterosit dan berkembang didalamnya sehingga menyebabkan kerusakan sel enterosit tersebut. Peradangan mukosa memerlukan hasil metabolit dari kedua bakteri dan enterosit, sehingga merangsang proses endositosis sel-sel yang bukan fagositosik untuk menarik bakteri ke dalam vakuola intrasel, yang mana bakteri akan memperbanyak diri sehingga menyebabkan sel pecah dan bakteri akan menyebar ke sekitarnya serta menimbulkan kerusakan mukosa usus. Sifat invasif dan pembelahan intrasel dari bakteri ini terletak dalam plasmid yang luas dari kromosom bakteri Shigella.

Invasi bakteri ini mengakibatkan terjadinya infiltrasi sel-sel polimorfonuklear dan menyebabkan matinya sel-sel epitel tersebut, sehingga terjadilah tukak-tukak kecil didaerah invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah dan plasma protein keluar dari sel dan masuk ke lumen usus serta akhirnya ke luar bersama tinja. Shigella juga mengeluarkan toksin (Shiga toksin) yang bersifat nefrotoksik, sitotoksik (mematikan sel dalam benih sel) dan enterotoksik (merangsang sekresi usus) sehingga menyebabkan sel epithelium mukosa usus menjadi nekrosis.1,2,3,4

3

Page 4: shigellosis

5

MANIFESTASI KLINIS

Disentri basiler secara klinis serupa tanpa memandang apakah penyakitnya disebabkan oleh E.coli enteroinvasif atau salah satu dari empat spesies Shigella; namun ada beberapa perbedaan klinis, terutama yang berkaitan dengan keparahan dan risiko kompliksi dengan infeksi S.dysentriae serotipe 1.

Setelah penelanan shigella ada masa inkubasi beberapa hari sebelum terjadi gejala-gejala. Khas adalah nyeri abdomen , demam tinggi, muntah,, anoreksia, toksisitas menyeluruh, mendadak ingin buang air besar, dan terjadi nyeri infeksi.

Diare mungkin berair dan banyak mulanya, berkembang menjadi sering sedikit-sedikit, tinja berlendir darah, namun beberapa anak tidak pernah menjelek sampai stadium diare berdarah., sedang pada yang lain tinja pertama berdarah. Dapat terjadi dehidrasi yang berat yang terkait dengan kehilagan cairan dan elketrolit pada tinja maupun muntah. Diare yang tidak diobati dapat berakhir 1-2

4

Page 5: shigellosis

minggu, hanya sekitar 10 % penderita diare menetap selama lebih dari 10 hari. Diare kronis jarang kecuali pada bayi malnutrisi.

Yang terjadi pada sebanyak 40% anak terinfeksi yang dirawat inap adalah nyeri kepala dan lesu badan.2, 3, 4

DIAGNOSIS

Dasar untuk menentukan diagnosis adalah dengan memperhatikan gejala-gejala klinik dan pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik atas tinja untuk membedakan dengan infeksi oleh kuman lain misalnya amebiasis. Gejala klinis yang didapat pada Shigellosis adalah :

Diare cair yang banyak bercampur darah dan lendir. Demam tinggi mendadak sampai mencapai 42 °C Nyeri perut, tenesmus Nausea dan vomitus Dehidrasi Takikardi dan takipneu Lamanya sakit ± 5 – 7 hari.

Penderita dengan kasus ringan gejalanya berlangsung selama 3-5 hari, kemudian sembuh sempurna. Pada tipe fulminant yang berat, penderita dapat mengalami kolaps dan mendadak diikuti dengan menggigil, demam tinggi dan muntah-muntah disusul dengan penurunan temperatur, toksemia yang berat dan diakhiri dengan kematian penderita.

Pemeriksaan darah rutin kadang didapatkan leukopenia dan apabila sudah terjadi komplikasi HUS (Hemolytic Uremic Syndrom) maka didapatkan gambaran anemia hemolitik dan trombositopenia. Biakan tinja sebaiknya berasal dari hapusan rectum, akan dapat menentukan dengan pasti kuman penyebab penyakit. Biasanya pasien datang sudah dalam keadaan dehidrasi.

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan :

Pemeriksaan tinja o Makroskopis : suatu disentri amoeba dapat ditegakkan bila

ditemukan bentuk trofozoit dalam tinjao Benzidin testo Mikroskopis : leukosit fecal (petanda adanya kolitis), darah fecal .

Biakan tinja : o Media : agar MacConkey, xylose-lysine deoxycholate (XLD), agar

SS. Pemeriksaan darah rutin : leukositosis (5.000 – 15.000 sel/mm3), kadang-

kadang dapat ditemukan leukopenia.

5

Page 6: shigellosis

DIAGNOSIS BANDING

Amebiasis, infeksi yang disebabkan oleh Entamoeba Histolytica amoeba yang berada dalam lumen usus besar mengadakan invasi kedinding usus. Setelah  masa inkubasi yang pendek (1-3 hari) secara mendadak timbul nyeri  perut, demam, dan tinja encer. Tinja yang encer tersebut berhubungan  dengan kerja eksotoksin dalam usus halus. Sehari atau beberapa hari  kemudian, karena infeksi meliputi ileum dan kolon, maka jumlah tinja  meningkat, tinja kurang encer tapi sering mengandung lendir dan darah. 

Eschericiae coli Enteroinvasive (EIEC) Patogenesisnya seperti Shigelosis yaitu melekat dan menginvasi epitel usus sehingga menyebabkan kematian seldan respon radang cepat (secara klinis dikenal sebagai kolitis).Serogroup ini menyebabkan lesi seperti disentri basiller,ulserasi atau perdarahan dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear dengan khas edem mukosa dan submukosa. Manifestasi klinis berupa demam, toksisitas sistemik, nyerikejang abdomen, tenesmus, dan diare cair atau darah.

Escherichia coli Enterohemoragik (EHEC) Manifestasi klinis dari EHEC dapat menyebabkan penyakit diare sendiri atau dengan nyeri abdomen. Diare padamulanya cair tapi beberapa hari menjadi berdarah (kolitis hemorragik). Meskipun gambarannya sama dengan Shigellosis yang membedakan adalah terjadinya demam yang merupakanmanifestasi yang tidak lazim. Beberapa infeksi disertai dengansindrom hemolitik uremik.3,4

KOMPLIKASI

1. Dehidrasi

Diare berat yang disertai nausea dan muntah sehingga asupan oral berkurang dapat menyababkan dehidrasi, terutama pada anak dan lanjut usia. Dehidrasi bermanifestasi sebagai rasa haus yang meningkat, berkurangnya jumlah buang air kecil dengan warna urin gelap, tidak mampu berkeringat, dan perubahan ortostatik. Hal ini disebabkan oleh tubuh yang senantiasa menjaga homeostatis. Rasa haus dan pengeluaran urin yang sedikit saat tubuh kekurangan cairan bertujuan mengatur osmolaritas cairan ekstraseluler.

6

Page 7: shigellosis

Derajat Dehidrasi menurut WHO :

Yang dinilai Skore1 2 3

Keadaan Umum Baik Lesu/haus Gelisah, lemas ngantuk, syok

Mata Biasa cekung Sangat CekungMulut Biasa kering Sangat keringPernapasan < 30 x 30 – 40 x >40 kaliTurgor Baik Kurang JelekNadi < 120x 120-140x >140x

Skore : 6 : Tanpa Dehidrasi7-12 : Dehidrasi ringan – sedang>13 : Dehidrasi berat

2. Gangguan elektrolit, terutama hiponatremia3. Kejang4. Protein loosing enteropathy5. Sindroma Hemolitik Uremik . Bila pemeriksaan laboratorium tidak dapat 

dilakukan, maka pikirkan kemungkinan sindrom hemolitik-uremik (HUS) pada  pasien dengan mudah memar, pucat, kesadaran menurun atau tidak ada  output urin.

6. Malnutrisi/malabsorpsi7. Hipoglikemia8. Prolapsus rektum. Sedikit tekan kembali prolaps rektum menggunakan

sarung  tangan bedah atau kain basah. Atau, siapkan cairan yang hangat dari  magnesium sulfat dan kompres dengan larutan ini untuk mengurangi prolaps  dengan mengurangi edema tersebut.

9. Reactive arthritis10. Sindroma Guillain-Barre11. Megakolon toksik12. Perforasi lokal. Hal ini dapat terjadi bila abses menembus lapisan

muskular dinding usus besar. Sering mengakibatkan peritonitis yang mortalitasnya tinggi.

13. Ameboma . Peristiwa ini terjadi akibat infeksi kronis yang mengakibatkan reaksiterbentuknya massa jaringan granulasi. Biasanya terjadi di daerah sekum dan rektosigmoid. Sering mengakibatkan ileus obstruktif atau penyempitan usus.

7

Page 8: shigellosis

PENATALAKSANAAN

1. Penanganan Dehidrasi (Rehidrasi)

Yang perlu dihindari apabila terserang diare adalah mencegah terjadinya dehidrasi, sebab ini bisa berakibat fatal. Tingkat keparahan dehidrasi dapat digolongkan sbb: Dehidrasi ringan (kehilangan cairan sekitar 5% dari berat badan semula).

Diare berlangsung sekali tiap 2 jam atau lebih. Gejala lain: rasa haus, gelisah, tapi elastisitas kulit bila dicubit masih baik dan penderita masih sadar.

Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5-10% dari berat badan semula). Diare semakin sering dengan volume lebih besar. Gejala lain terasa haus, gelisah, pusing jika berubah posisi, pernapasan terganggu, ubun-ubun dan mata cekung, elastisitas kulit lambat.

Dehidrasi berat (kehilangan cairan lebih dari 10% dari berat badan semula). Diare hebat disertai muntah. Gejala lain: mengantuk, lemas, berkeringat dingin, kulit kaki dan tangan keriput, kejang otot, pernapasan cepat dan dalam, ubun-ubun dan mata sangat cekung, elastisitas kulit sangat lambat.

Dalam keadaan darurat, dehidrasi ringan dapat diatasi dengan memberikan cairan elektrolit/oralit yang cukup dilarutkan dalam air minum. Bila larutan oralit tidak tersedia, kita dapat membuat larutan gula-garam dengan komposisi 1 sendok teh gula pasir + 1/4 sendok teh garam + 200 cc air matang hangat. Atau bisa juga dicoba dengan air beras, air kelapa atau kaldu sayuran (tanpa lemak). Sedangkan pada dehidrasi sedang sampai berat, dalam keadaan darurat juga diberikan oralit sebelum dibawa ke rumah sakit. Penderita perlu segera dilarikan ke rumah sakit terutama kalau penderita muntah terus sehingga oralit tidak bisa masuk, tidak kencing selama 6 jam, tinja telah bercampur darah, terus menerus diare tanpa henti.

Di rumah sakit biasanya pasien segera diberi cairan rehidrasi parenteral seperti Ringer Laktat atau Darrow Glukosa. Oralit atau garam rehidrasi oral tadi merupakan campuran garam dan gula dalam perbandingan mirip dengan cairan tubuh. Larutan ini penting diberikan pada penderita diare, terutama pada penderita anak-anak atau lansia, guna menggantikan air yang hilang akibat diare, muntah, berkeringat.

Pasangan glukosa dan garam Na dapat diserap baik oleh usus penderita diare. Na merupakan ion yang berfungsi allosterik (berhubungan dengan penghambatan enzim karena bergabung dengan molekul lain), dengan kemampuan meningkatkan pengangkutan dan meninggikan daya absorbsi gula

8

Page 9: shigellosis

melalui membran sel. Gula dalam larutan NaCl (garam dapur) juga berkhasiat meningkatkan penyerapan air oleh dinding usus secara kuat (sekitar 25 x lebih banyak daripada biasanya). Takaran umum oralit, 1 bungkus oralit 200 cc dimasukkan ke dalam 1 gelas belimbing air, diaduk sampai larut.

Oralit diberikan ke penderita sedikit demi sedikit dengan sendok, jangan sekaligus banyak. Jika penderita muntah, berikan 1 sendok oralit, tunggu 5- 10 menit, lanjutkan lagi sedikit demi sedikit. Usahakan jumlah yang diberikan 10-15 cc/kg BB/jam. Jumlah ini sesuai dengan kecepatan pengosongan lambung. Efek samping hanya dapat terjadi pada takaran terlalu tinggi atau terlalu pekat yang bisa mengakibatkan rasa kantuk, lidah bengkak, denyut jantung cepat, kulit menjadi merah.

Untuk menghindari terbukanya luka-luka usus atau perdarahan, hendaknya penderita diare beristirahat total. Perlu juga melakukan diet makanan yang merangsang (asam, pedas) serta makanan yang tidak mudah dicerna (berserat tinggi) dan berlemak.1,2

Diare : Oralit- Diare tanpa dehidrasi

- Umur, 1 tahun24 jam pertama harus habis 400 cc, ½ gelas tiap kali mencret.

- Umur 1-5 tahun24 jam pertama harus habis 600-800 cc, 1 gelas tiap kali mencret.

- Umur > 5 tahun24 jam pertama harus habis 800-1000 cc 1 ½ gelas tiap kali mencret.

- Diare Dehidrasi ringan/sedang- Umur < 1 tahun

3 jam I : 1 ½ gelas, ½ gelas tiap kali mencret. - Umur 1-5 tahun

3 jam I : 3 gelas , 1 gelas tiap kali mencret- Umur > 5 tahun

3 jam I : 6 gelas, 1 ½ gelas tiap kali mencret. IVFD diberikan pada diare dehidrasi berat atau imtake yang tidak terjamin.

< 2 tahun : ASERING sistem 24 jam4 Jam I : 5 tts/kgBB/menit20 Jam II : 3 tts/kgBB/menit Asetat Ringer, karena asam asetat dimetabolisme di otot menjadi Bikarbonat. Asering sering dipakai pada anak < 2 tahun kaena fungsi heparnya belum matang sehingga belum dapat mengubah laktat menjadi bikarbonat.

> 2 tahun : RINGER LAKTAT1 Jam I : 10 tts/kgBB/menit7 jam II : 3 tts/kgBB/menit

RL karena fungsi hati sudah sempurna.1

9

Page 10: shigellosis

2. Medikamentosa

Pemberian antibiotik secara selektif. Antibiotik hanya diberikan jika ada indikasi seperti diare berdarah atau diare karena kolera atau diare dengan disertai penyakit lain. Dikarenakan selain bahaya resistensi kuman, pemberian antibiotik yang tidak tepat bisa membunuh flora normal yang justru dibutukan tubuh.

Usia < 6 bulan

- Pemeriksaan feses lekosit > 10/LPB, maka diberi kolistin 100.000-150.000 IU/kgBB/hari (3x pemberian selama 2 hari)

- Bila tidak ada perbaikan dan pemeriksaan feses masih memberikan hasil positif diganti dengan kanamisin 50-100 mg/kgBB/hari

Usia > 6 bulan- Pemeriksaan feses lekosit > 10 /LPB, maka diberi kotrimixazole

(dosis trimetropin dan Sulfamethoxazole 6-10 mg/kgBB/hari) 2x pemberian 2 hari.

- Bila tidak ada perbaikan dan lekosit >10 LPB, maka diganti dengan asam nalidiksat dosis 55/kgBB/hari selama 5 hari.

Usia > 6 TahunTetrasiklin 30-50 mg/kgBB/hr (4 kali pemberian)

Dasar pengobatan pada Shigellosis yaitu dengan penggunaan antibiotik, memperbaiki dan mencegah dehidrasi dan mengendalikan gejala penyerta. Penatalaksanaan dehidrasi pada umumnya sama dengan diare oleh sebab yang lain. Pengobatan dengan suportif yaitu memperbaiki kehilangan cairan dan elektrolit yang dapat menimbulkan dehidrasi, asidosis, syok dan kematian. Penatalaksanaan terdiri dari penggantian cairan dan memperbaiki keseimbangan elektrolit secara oral atau intravena, menurut keadaan masing-masing penderita. Selain pemberian cairan, pemberian makanan juga harus diperhatikan. Terapi diatetik disesuaikan dengan status gizi penderita yang didasarkan pada umur dan berat badan.

Antibiotik yang digunakan adalah Ampicillin sebagai drug of choice, tetapi banyak yang sudah resisten terhadap obat ini sehingga digunakan antibiotik lain. Trimethoprim-Sulfamethoxazole/ TMP-SMX (Kotrimoksasol) merupakan pilihan efektif untuk Shigellosis. Obat golongan Sefalosporin generasi ketiga seperti Cefriaxone ataupun Cefixime bagi pasien yang mempunyai kontraindikasi terhadap pemberian

10

Page 11: shigellosis

Kotrimoksasol. Obat golongan Quinolone generasi pertama (Nalidixic acid) juga efektif bagi pasien yang alergi terhadap Sulfas dan Sefalosporin. Kotrimoksasol pada orang dewasa dapat diberikan dengan dosis 160 mg/kali per oral sedangkan untuk anak dibawah 2 bulan tidak dianjurkan. Untuk anak dosisnya 8-10 mg/kg/ kali per oral diberikan selama 5 hari. Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita anemia megaloblastik dan defisiensi G-6PD.

Cefriaxone pada orang dewasa dapat diberikan 2 g IV/IM sekali pakai atau dibagi menjadi 2 kali pemberian. Untuk dosis pediatrik 50 mg/kg/kali IV/IM diberikan sekali sehari. Untuk Cefixime pada dewasa diberikan 400 mg/kali per oral sekali sehari atau dibagi menjadi 2 kali sehari, dosis pediatrik 15 mg/kg per oral sebagai dosis awal lalu dilanjutkan 8 mg/kg/kali per oral untuk 5 hari.

Nalidixic acid pada dewasa diberikan 1 gr per oral 4 kali sehari. Untuk dosis pediatrik 55 mg/kg/kali per oral dibagi dalam 4 kali pemberian selama 5 hari.

Obat-obat yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat seperti anti spasmodik/spasmolitik tidak dianjurkan untuk dipakai, karena akan memperburuk keadaan. Obat ini dapat menyebabkan terkumpulnya cairan di lumen usus, dilatasi usus, gangguan digesti dan absorpsi lainnya. Obat ini hanya berkhasiat untuk menghentikan peristaltik usus saja tetapi justru akibatnya sangat berbahaya. Diarenya terlihat tidak ada lagi tetapi perut akan bertambah kembung dan dehidrasi bertambah berat.

Obat-obat absorben (pengental tinja) seperti kaolin, pectin, norit, dan sebagainya, telah terbukti tidak bermanfaat. Obat-obat stimulans seperti adrenalin, nikotinamide dan sebagainya, tidak akan dapat memperbaiki syok atau dehidrasi beratnya karena penyebabnya adalah kehilangan cairan (hypovolemic shock), sehingga pengobatan yang paling tepat yaitu pemberian cairan secepatnya.

Penderita Shigellosis harus istirahat penuh di tempat tidur. Makanan harus kaya akan protein dan vitamin serta mudah dicerna..3, 4

3. ZinkZink merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk

kesehatan dan perumbuhan anak. Zink yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar ketika anak mengalami diare. Untuk menggantikan zink yang hilang selama diare, anak dapat diberikan zink yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap sehat. Zink juga meningkatkn sistem kekebalan tubuh sehigga dapat mencegah risiko terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh dari diare.

Berdasarkan sudi WHO selama lebih dari 18 tahun, manfaat zink sebagai pengobatan diare adalah mengurangi :

11

Page 12: shigellosis

1. Prevalensi diare sebesar 34 %2. Insidens pneumonia sebesar 26%3. Durasi diare akut sebesar 20%4. Durasi diare persisten sebesar 24 %, hingga :5. Kegagalan terapi atau kematian akibat diare persisten sebesar 42 %.

Berdasarkan usia pasien :

Balita < 6 bulan = ½ tablet (10 mg)/hari Balita > 6 bulan = 1 tablet (20 mg)/hari

Pemberian zink selama 10 hari berturut-turut. Pemberian zink harus tetap dilanjutkan meskipun diare sudah berhenti. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan tubuh terhadap kemungkinan berulangnya diare pada 2-3 bulan ke depan. zink berfungsi sebagai immunomodulator yang berperan dalam hal meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan reepitelisasi.1,2

4. ASI dan pemberian Makanan

ASI bukan penyebab diare. ASI bahkan dapat mencegah diare. Bayi dibawah umur 6 bulan sebaiknya hanya mendapat ASI untuk mencegah diare dan meningkatkan sistem imunitas tubuh bayi. Untuk anak tetap diberi makan seperti biasa dengan frekuensi lebih sering. Jangan membatasi makanan anak jika ingin frekuensi lebih dari biasanya, karena lebih banyak makan akan membantu mempercepat penyembuhan, pemulihan dan mencegah malnutrisi.2

5. Edukasi (pencegahan)

Belum ada vaksin yang tersedia untuk penyakit ini. Untuk itu ada dua cara sederhana mengurangi resiko shigellosis pada anak :

Mendorong pemberian ASI yang lama pada kelompok dimana shigellosis sering ada . ASI menurunkan resiko shigellosis bergejala dan mengurangi keparahannya pada bayi yang mendapat infeksi walaupun dengan ASI.

Mendidik keluarga dalam tekhnik mencuci tangan, terutama sesudah buang air besar dan sebelum mempersiapkan dan mengkonsumsi makanan. Cara-cara kesehatan masyarakat lain adalah penanganan air dan sampah.4

.

12

Page 13: shigellosis

PROGNOSIS

Pada kebanyakan anak sehat, Shigellosis merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri (self-limiting) dan biasanya sembuh spontan. Gejala demam biasanya berkurang dalam 24 jam dan frekuensi tinja juga berkurang dalam 2-3 hari.3

13

Page 14: shigellosis

DAFTAR PUSTAKA

1. SMF Anak. 2012. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas kedokteran Unhas

2. Kliegman, R.M. Stanton B.F. Behrman R.E. 2011. Nelson Textbook of Paediatrics. Elsevier Saunders : United States

3. Abuhammour, Walid. 2002. Shigella Infection. http://emedicine.medscape.com/article/968773-overview#showall

4. Kroser, Joyann. 2005. Shigellosis. http://emedicine.medscape.com/article/182767-overview#showall

5. Fauci A.S. Kasper D.L. Longo D.L. Braunwald E. Harrison’s Principles Of Internal Medicine. 2008. McGraw Hill.

14