12
Keunggulan suatu lembaga sosial tidak terletak pada apa yang dikatakan dan dijanjikan, melainkan manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat. Itulah KARINAKAS. Saat gempa dan erupsi, banyak lembaga yang memperdaya masyarakat korban. Kini tinggal satu yang memberi daya pada masyarakat. KARINAKAS namanya. Rm. Yatno - Pastor Paroki Somohitan, lereng Merapi sisi Selatan KARINAKAS Wajah Sosial Keuskupan Agung Semarang

Siapakah KARINAKAS ?

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KARINAKAS, pekerjaan, dan mereka yang dampinginya

Citation preview

Page 1: Siapakah KARINAKAS ?

Keunggulan suatu lembaga sosial t idak terletak pada apa

yang dikatakan dan dijanjikan, melainkan manfaat yang bisa

dirasakan oleh masyarakat. Itulah KARINAKAS.

Saat gempa dan erupsi, banyak lembaga yang memperdaya

masyarakat korban. Kini tinggal satu yang memberi daya pada

masyarakat. KARINAKAS namanya.

Rm. Yatno - Pastor Paroki Somohitan, lereng Merapi sisi Selatan

K A R I N A K A SWajah Sos ia l Keuskupan Agung Semarang

Page 2: Siapakah KARINAKAS ?

M A N D ATK E M A N U S I A A NGempa Yogyakarta 2006 menjadi tonggak lahirnya Karitas Indonesia Keuskupan Agung Semarang (KARINAKAS). Lembaga ini hadir untuk menjadi rekan kerja Caritas Internationalis dan teman seperjalanan para korban gempa. Keuskupan Agung Semarang, melalui Mgr. I. Suharyo, mem-berikan mandat kepada KARINAKAS supaya menjadi wajah sosial Gereja yang membela martabat kemanusiaan dengan cara yang bertang-gung jawab, adil, dan bebas sekat agama, suku, ras, dan kepentingan. Mandat tersebut terangkum dengan kata bela rasa bagi kemanusiaan.

KARINAKAS merupakan bagian dari keluarga besar Caritas Internationalis yang berpusat di Roma. Dengan berkoordinasi dan fasilitasi KARINA KWI, KARINAKAS bekerjasama dengan Karitas Keuskupan di seluruh Indonesia dan anggota Caritas Internationalis bersama-sama mewujudkan iman Gereja dengan usaha memban-gun tata dunia yang lebih baik.

Page 3: Siapakah KARINAKAS ?

B e l a R a s aDifabilitas atau kecacatan merupakan persoalan tersendiri dalam masyarakat. para difabel selain harus berjuang demi kemandiriannya, juga berjuang untuk memperoleh kesempatan yang wajar dalam kehidupan sosial mereka. Hal ini mendorong KARINAKAS bekerjasama dengan Caritas Germany melaksanakan program Rehabilitasi Bersumber Daya Masyarakat. Secara khusus, program ini berusaha mendorong kemandirian difabel dan mengembangkan kesadaran masyarakat. Melalui lima sektor kehidu-pan difabel di masyarakat, yaitu kesehatan, pendidikan, mata pencahar-ian, pemberdayaan dan inklusi sosial, taraf kehidupan difabel dinaikkan dan perspektif yang tepat tentang difabilitas dimengerti dan diimplementasikan oleh masyarakat.

Rehabilitasi BersumberdayaMasyarakat ( R B M )

Ketika dimulai di tahun 2007, program ini menyentuh langsung para difabel korban gempa. Dalam perkembangan-nya, semua jenis difabilitas yang ada di masyarakat dilayani pula. Saat ini, program dilaksanakan di wilayah kabupaten Bantul, Klaten, dan Sukoharjo. Sebanyak 355 difabel menjadi penerima manfaat langsung. Lebih jauh lagi, melalui advokasi bersama dengan para pemangku kepentingan, peraturan daerah di tingkat kabupaten yang menjamin kemandirian dan kesejahter-aan difabel, sudah berhasil diwujudkan.

Page 4: Siapakah KARINAKAS ?

B e l a R a s a d e n g a nDari pengalaman berbagai bencana yang akrab dengan Indonesia, KARINAKAS menyadari perlunya memberdayakan masyarakat di wilayah rentan bencana.

Pada 2008, didukung oleh Caritas Germany, dimulailah Program Penguran-gan Resiko Bencana (PRB). Hingga 2012, KARINAKAS telah membuktikan dirinya sebagai lembaga yang mampu men-jalankan kegiatan tanggap darurat dan manajemen kebencanaan secara efektif dan e�isien. Hal ini terbukti dalam kegiatan tanggap darurat Erupsi Merapi 2010, yang diikuti dengan rehabilitasi dan rekonstruksi di 8 paroki di wilayah lereng Merapi. Selain itu juga ada respon terhadap banjir Sungai Bengawan Solo di Sragen, Jawa Tengah, tanah longsor di wilayah Kulonprogo, Yogyakarta, dan lain sebagainya

Pengurangan Resiko BencanaOleh Masyarakat ( P R B O M )

Bagian penting dari PRB adalah masyara-kat dapat mengelola semua sumber daya yang dimiliki untuk selalu siap mengha-dapi situasi kebencanaan: sebelum, pada saat, dan sesudahnya. Kegiatan Pengu-rangan Resiko Bencana oleh Masyarakat (PRBOM) ini telah dilaksanakan di wilayah Magelang, Sragen, Bantul, Kulonprogo, Klaten dan Gunungkidul pada periode program 2009-2012. Dari sisi pengetahuan dan kemampuan, mereka saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi situasi-situasi kebencanaan di masa mendatang. Capaian-capaian tersebut menjadi dasar KARINAKAS untuk mengembangkan PRB di tahun 2012-2014. Harapannya, kegiatan ini dapat membantu penataan pembangu-nan yang berkelanjutan dan berwawasan manajemen bencana di tingkat masyara-kat guna menjamin hak-hak sosial, ekonomi dan budaya pada generasi mendatang di wilayah Keuskupan Agung Semarang.

Page 5: Siapakah KARINAKAS ?

T i n d a k a n N yataKemiskinan secara pelan menggiring orang pada ketidakmampuan untuk mengakses pendidikan formal secara optimal. KARINAKAS menangkap situasi ini di beberapa wilayah. Oleh karena itu, dibentuklah program Pengembangan Masyarakat Mandiri yang berfokus pada peningkatan pendapatan rumah tangga dan pemberian dukungan pendidikan. Tanpa melupakan kearifan lokal, kegiatan dilaksanakan bersama dengan kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat.

Saat ini, menindaklanjuti situasi paska bencana erupsi Merapi 2010, dengan bantuan banyak pihak dan Keuskupan Agung Semarang, PMM mendampingi komunitas di tujuh area di lereng Merapi. Kerjasama dilakukan dengan berbagai pihak yang memiliki keahlian dan didukung sepenuhnya oleh paroki yang berkarya di wilayah tersebut

(Sumber, Salam, Somohitan, Pakem, Kalasan, Babadan, dan Boyolali). Masyarakat dilibatkan secara langsung dan didampingi dalam kegiatan yang terkait dengan pertanian organik, pertenakan unggul, koperasi, dan pendampingan pendidikan anak. Selain itu, stimulan ekonomi diberikan untuk meningkatkan kemampuan para penerima manfaat. Sebanyak 21 kelom-pok tani dan 189 siswa (SD hingga SMU) didampingi dalam sektor ini.

Selain itu, masih ada kegiatan pendamp-ingan belajar bagi 40-70 anak sekolah dasar di dusun Dawung setiap Rabu sore. Tim Pendampingan Masyarakat Mandiri bersama para relawan membantu anak-anak tersebut mengulang lagi pelajaran sekolah dan membantu mem-ecahkan masalah yang dihadapi anak di sekolah, terutama dalam memahami pelajaran di sekolah. Kegiatan ini didu-kung oleh lembaga One Body One Spirit – Korea (OBOS KOREA), Stichting Micara, dan beberapa donator individual.

Pengembangan Masyarakat Mandiri ( P M M )

Page 6: Siapakah KARINAKAS ?

Sutrisno (27) akrab dipanggil Trimex, lahir di Klaten. Gempa DIY Mei 2006, membuatnya harus berada di kursi roda sepanjang hidup. Sejak saat itu ia men-jadi penerima manfaat KARINAKAS.

Bersama dengan para difabel baru lainnya, Trimex membangun kembali hidupnya. Di tengah perjuangannya membangun kepercayaan diri dan berjuang untuk mewujudkan cita-citanya, banyak orang memandang sebelah mata. “Saya dipandang tidak mampu untuk mencari na�kah. Kadang saya diberi uang ketika mau berjualan. Dikiranya saya ngemis,” ceritanya. “Saya kembalikan uang yang mereka beri. Perasaan saya sedih dan tersinggung, kenapa banyak orang menyepelekan difabel. Jangan dipandang difabel hanya bisa minta-minta.”

Trimex berusaha untuk bangkit. Berb-agai usaha dilakoninya, mulai dari buka

toko kelontong hingga sewa Play Station. Namun, usaha tersebut bangkrut dan tidak sesuai dengan keinginannya. Ia banting setir dengan berdagang alat rumah tangga. Modal awalnya hanya 100 ribu rupiah. Sapu dan kemoceng adalah yang dijual pertama kali bersama temannya yang menganggur dan mem-punyai kendaraan sendiri.

Ketika usahanya berkembang, ia mampu memiliki motor yang aksesibel. Motor tersebut dimodi�ikasi oleh kawan-kawan difabelnya di bengkel ‘Bangkit’, Klaten. Dia mulai berani berkeliling sendiri menjual dagangannya. Trimex mengem-bangkan usahanya dengan mengambil barang di distributor dengan harga alat-alat rumah tangga murah. Dengan modal pinjaman dari ‘Koperasi Karya Bakti Difabel’, Trimex mulai mengem-bangkan strategi pemasarannya. Mem-buat kartu nama, melobby toko-toko, perusahaan, hingga sekolah-sekolah di wilayah Sukoharjo dan Klaten. Omset penjualan yang cenderung naik mem-buatnya menjadi rebutan para distribu-tor dan produk yang dijual kini mulai beragam.

“Saya ingin difabel lainnya bisa sukses. Tentunya saya harus mampu membuti-kannya terlebih dahulu, sehingga mereka dapat melihat kalau difabel pun mempu-nyai kesempatan untuk sukses seperti orang lain”. Trimex mengakhiri kisahnya.

T R I M EX“Jangan dipandang difabel hanya bisa minta-minta.”

Page 7: Siapakah KARINAKAS ?

Desa Pacing, Kecamatan Wedi, Kab. Klaten pada 27 Mei 2006 luluh lantak dilanda gempa. Tidak lebih dari 5 rumah yang masih berdiri dan dapat ditinggali. Semuanya, rata dengan tanah. Warga desa bersama dengan berbagai pihak yang membantu, berjuang lagi menuju kehidupan yang normal.

Pengalaman di masa darurat bencana membuat warga desa terbuka pada setiap orang yang membawa niat baik untuk memberi pengetahuan dan menin-gkatkan pengetahuan. Ketika KARI-NAKAS berencana untuk melaksanakan program Pengurangan Risiko Bencana Oleh Masyarakat (PRBOM) di wilayah tersebut, respon positif sudah bermun-culan sejak awal perkenalan dengan para perangkat desa.

“Setelah gempa dulu pernah diajari tentang Kelompok Siaga Bencana oleh sebuah lembaga. Sayangnya, dulu masih belum mengerti benar. Jadi, kelompok ini kurang begitu aktif, “ kata Kuncoro, ketua Kelompok Siaga Bencana Songga Bebaya (KSB SB) desa Pacing.

Setelah pengenalan lembaga di akhir 2010, KARINAKAS bersama para pengu-rus dan relawan KSB SB berdinamika

melakukan kajian-kajian kebencanaan untuk membangun kesadaran warga. Tahap-tahap metode PRB pun dilak-sanakan tanpa kesulitan berarti. Bahkan, rencana aksi warga dibuat hingga akhir 2012 meskipun program PRBOM KARI-NAKAS di wilayah tersebut berakhir pada awal tahun 2012.

“Kalau pembangunan �isik kami sudah mendapatkannya dulu. Sekarang, yang lebih penting adalah pembangunan karakter dan perilaku warga. Itu jauh lebih bermanfaat. Dan KARINAKAS memberikan itu,” kata Joko Pitoyo, Carik Desa Pacing. Lebih jauh lagi, pemerintah desa berharap nantinya KSB ini, jika tetap lestari keberadaannya, akan didukung dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).

M asya r a katS i aga B en ca n a“Sekarang, yang lebih penting adalah pembangu-nan karakter dan perilaku warga. Itu jauh lebih ber-manfaat.”

Page 8: Siapakah KARINAKAS ?

P ro fes i o n a lDA N A KU N TA B ELPelayanan yang profesional tanpa melupakan empati ditanamkan dan dilakukan seoptimal mungkin oleh semua staff. Pertanggungjawaban dan transparansi merupakan prioritas utama. Komitmen KARINAKAS adalah pengelolaan segala bentuk bantuan dikelola dengan sistem yang sudah berjalan dan dapat dipertanggungjawabkan secara transparan dan akuntabel kepada masyarakat, penerima manfaat dan donatur.

Tabel Program dan Kegiatan KARINAKAS 2009 - 2011

No

1

2

2a

2b

3

3a

3b

3c

3d

3e

Program

R B M

P R B

P R B O M

Tanggap Darurat

Pengembangan Masyarakat Mandiri

Beasiswa

Gaduh Kambing

BantuanPeralatanSekolah

Pertanian

Pendampingan Belajar

Jumlah Desa/ Paroki

7 Desa

1 Desa di1 Paroki

2 Desa

1 Paroki

1 Desa

PenerimaManfaat

98 orang

2.381 jiwa / 560 KK

25 anak

8 KK

57 anak

Jumlah Desa/ Paroki

15 Desa

2 Desa di2 Paroki

16 Paroki

2 Desa

1 Paroki

1 Desa

1 Desa di1 Paroki

1 Desa

PenerimaManfaat

207 orang

1.002 jiwa / 328 KK

45.881 jiwa

21 anak

41 KK

57 anak

1 kelompokTani

57 anak

Jumlah Desa/ Paroki

12 Desa

3 Desa di3 Paroki

7 Paroki

2 Desa

1 Paroki

1 Desa

7 Paroki

4 Desa

PenerimaManfaat

355 orang

3.703 jiwa / 1.184 KK

79.067 jiwa/ 19.063 KK

20 anak

61 KK

47 anak

28 kelompokTani

125 anak

2009 2010 2011

Page 9: Siapakah KARINAKAS ?

Bagian Keuangan KARINAKAS mendukung seluruh kebutuhan aktivitas operasional dan program KARINAKAS . Dukungan tersebut diwujudkan dalam bentuk tata kelola keuangan yang baik dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksa-naan sampai dengan pengendalian keuan-gan. Selain itu, juga dilaksanakan audit untuk program-program KARINAKAS, baik oleh kantor akuntan publik nasional maupun internasional. Transparansi keuangan ditempuh dengan penyebaran informasi melalui berbagai cara yang dimiliki (website, bulletin, laporan tahunan).

Pada 28 Maret 2011, lembaga ini diaudit oleh auditor eksternal (Hadori Sugiarto Adi & Rekan) untuk program Emergency Response Merapi Eruption (EA 19/2010 Indonesia Mount Merapi Eruption KARI-NAKAS). Secara singkat, dinyatakan bahwa KARINAKAS sebagai pengelola dana bantuan dari lembaga Caritas Internatio-nalis adalah lembaga yang akuntabel dan transparan.

Dalam hubungannya dengan Keuskupan Agung Semarang, bagian Keuangan KARINAKAS berkoordinasi dengan bagian keuangan KAS terkait dengan pelaporan keuangan dan perpajakan. Dengan demi-kain, pihak pengelola keuangan Keuskupan selalu mengetahui dinamika keuangan KARINAKAS.

Grafik ProsentasePenerimaan KARINAKAS

tahun 2011

Grafik ProsentasePengeluaran KARINAKAS

tahun 2011

BIAYA OPERASIONAL 10.42%

BIAYA PROGRAM89.58% DONASI DONOR

INTERNASIONAL79.47%

DONASI KEUSKUPANAGUNG SEMARANG

1.84 %

DONASI LOKAL10.10 %

PEMASUKAN LAIN4.02 %

BUNGA BANK4.58 %

Page 10: Siapakah KARINAKAS ?

La n g ka h k e D epa nWajah Sosial GerejaSesuai dengan mandat yang diembannya, KARINAKAS berusaha untuk terus-menerus menjadi lembaga perpanjangan tangan Gereja untuk menjadi semakin relevan di dunia. Demi kemanusiaan, pelayanan KARINAKAS akan terus menunjukkan bahwa Gereja peduli dan terlibat nyata dalam persoalan masyarakat.

Agen PerubahanDunia terus berubah. Semakin lama semakin cepat. Dibutuhkan pihak – pihak yang mampu memberi inspirasi dan menjaga proses perubahan menuju dunia yang lebih baik. KARINAKAS melalui program pendampingan dan pelayanan masyarakat berharap dapat menjadi aktor perubahan ke arah dunia yang lebih baik.

Bagian dari SolusiDengan semangat keterbukaan pada setiap pihak yang berkehendak baik, kerja sama dengan lembaga lain sangat dimungkinkan. Hingga saat ini, KARINAKAS membentuk jejaring kemanusiaan dengan menjalin hubungan kerja yang baik dengan berbagai lembaga, antara lain lembaga di bawah Gereja (LPUBTN, YSS, Komisi PSE, Paroki, dll), lembaga swadaya masyarakat (PB NU DIY, Aksara, UCP Roda Kemanusiaan, PSHD Univ Atmajaya, Yayasan Sehati, dll), dan lembaga pemerintahan. Di masa mendatang, diyakini jaringan kemanusiaan ini akan bertumbuh makin luas dan melibatkan semakin banyak pihak.

Page 11: Siapakah KARINAKAS ?

PA RT I S I PAS IPerjuangan demi martabat kemanusiaan adalah tanggung jawab semua orang. KARINAKAS dengan mandat dari Gereja Keuskupan Agung Semarang berusaha mewujudkan bela rasa bagi sesama manusia tanpa terbatasi oleh sekat manusiawi. Dengan semangat solidaritas, Anda dapat turut terlibat bersama kami dalam gerakan kemanusiaan ini.

Tekun bersama dalam perjuanganProgram KARINAKAS demi perkembangan masyarakat selalu membutuhkan tenaga, pikiran, ide, dan gagasan yang mempertajam dan mempercepat capaian. Anda dapat bergabung bersama kami menjadi sukarelawan dalam kegiatan-kegiatan sesuai program KARINAKAS. Silakan menghubungi kami untuk keterangan lebih lanjut.

Sithik ora ditampik, okeh saya pekoleh Masih banyak rencana yang belum diwujudkan karena keterbatasan yang dimiliki KARINAKAS. Sumbangan dalam semangat persaudaraan sejati tanpa niat memikat hati mengajak menjadi katolik (Deus Caritas Est, Joh Paul II)

Partisipasi dapat diwujudkan dengan membawa kaleng donasi ke dalam keluarga, kantor, toko, atau komunitas Anda. Bukan soal jumlah, namun keterlibatan yang sungguh akan menjadi berarti. Setiap tiga bulan, kaleng donasi akan diambil isinya dan digunakan oleh KARINAKAS untuk membiayai program dan kegiatan yang belum dapat dilakukan secara maksimal karena keterbatasan dana.

Donasi dapat disampaikan langsung melalui rekening berikut.

Bank Central Asia

a.n Keuskupan Agung Smg

qq Karina

No 009 509 3006

Bank Mandiri

a.n Keuskupan Agung Semarang.

Karina Kas

No 135-00-4500045-0

Bank CIMB NIAGA

a.n Keuskupan Agung Semarang

qq karinaKAS

No 018-01-00505-00-1

Page 12: Siapakah KARINAKAS ?

Harapannya, lembaga ini menjadi aktor perubahan yang juga dapat menjadi nyala api yang mengundang rasa kepedulian banyak orang untuk terlibat dalam setiap gerak kemanusiaan.

Mgr. J. Pujasumarta - Uskup Agung Semarang

Gunung Merapi nduwe gawe gedhen. Warga Merapi ngurmati kanthi nisih. Leren anggone tetanen. Sesasi luwih. Erenge Merapi bosah baseh. Arep mangan apa setahun sesuk? Jebul panenane luwih akeh, nyukupi sak kabehe, sandang, pangan, banyu, lan liya-liyane. Jebul Merapi wis nyepakke panenan ana ing KARINAKAS. KARINAKAS, sedulur sinarawedi nalika goro-garaning Merapi 2010. Matur nuwun Gusti.

Rm. Kirjito, Pastor Paroki Kebonarum, lereng Merapi sisi Timur

Sebagai lembaga kemanusiaan milik Gereja, KARINAKAS dibutuhkan karena pelayanan-nya yang tidak dibatasi oleh sekat agama, suku, ras, dan kepentingan.

Putut Heru Nugroho (relawan PRB Sragen)

Kami sangat menghargai posko Somohitan dan KARINAKAS karena saat kami haus, kami diberi minum. Saat kami lapar, kami diberi sesuap nasi. Kini pupuk, bibit, dan modal telah kami terima hingga kami dapat menjual cabe organik.

Seorang petani cabe di Somohitan

KARINAKASKaritas Indonesia Keuskupan Agung Semarang

Kompleks RealinoJl. A�andi / Gejayan, Yogyakarta 55281telp : 0274-552126 | email : [email protected]