2
SIARAN PERS PARA PEMIMPIN DUNIA BERSATU DEMI LAUTAN DAN MEREKA YANG HIDUP DARI HASIL LAUT 12 pemimpin dunia membentuk High Level Panel (Panel Tingkat Tinggi) baru untuk Kelestarian Ekonomi Laut NEW YORK (24 SEPTEMBER 2018) - Sekelompok pemimpin dunia berkumpul di kota New York hari ini untuk membentuk panel yang akan melakukan asesmen/penilaian pada nilai barang dan jasa dari Lautan dalam perencanaan ekonomi dan mendukung kesinambungan pemanfaatan sumber daya laut. Panel tersebut diketuai bersama oleh Perdana Menteri Norwegia, Erna Solberg, dan Presiden Republik Palau, Tommy Esang Remengesau, Jr., High Level Panel (Panel Tingkat Tinggi) untuk Kelestarian Ekonomi Laut terdiri dari 12 kepala pemerintahan/pemimpin dunia dan Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Lautan. Ini menandai pertama kalinya para pemimpin dunia berkomitmen dalam bergabung pada pakta global demi melindungi Lautan. Barang dan jasa dari Lautan berjumlah sekitar US $ 2,5 triliun setiap tahun — jumlah yang diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2030. Lautan mendukung berbagai industri, termasuk perikanan, pelayaran, transportasi, pembangkit energi dan pariwisata, dan meningkatkan minat pada perusahaan pertambangan dan biomedis. Lautan menyediakan makanan bagi 3 miliar orang, yang bergantung pada laut sebagai sumber utama protein manusia. Berbicara pada pertemuan Dewan Panel pertama Panel, Co-Chair dan Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg mengatakan: “Kita bergantung pada Lautan yang bersih dan sehat, dan semua pemanfaatan sumber daya laut harus berkelanjutan. Sebagai satu-satunya badan kebijakan Lautan yang terdiri dari para pemimpin dunia yang berkomitmen, kita memiliki otoritas dan tekad yang dibutuhkan untuk memicu dan mempercepat aksi perlindungan dan produksi Lautan. Kita perlu menemukan solusi umum - guna mengembangkan dan menerapkan peraturan yang komprehensif, efektif, dan tatanan pengelolaan Laut yang terpadu. Hal ini sungguh-sungguh menguji kemampuan kita dalam mewariskan planet bumi dan Laut yang lebih sehat bagi generasi kita berikutnya. ” Lautan kini berada dalam bahaya - polusi, penangkapan ikan yang berlebihan, mikroplastik, naiknya suhu laut dan pemutihan karang menempatkan ekonomi Lautan dan orang-orang yang bergantung pada hasil Laut menjadi berisiko. Dengan adanya 80% jumlah manusia yang tinggal berjarak 100 km dari Laut dan tiga perempat dari kota-kota besar di dunia berada di pinggir laut, maka sebanyak 40% Lautan sudah sangat terdampak oleh polusi, terkuras/berkurangnya perikanan, hilangnya habitat pesisir dan kegiatan manusia lainnya. Bahkan, apabila praktik tersebut tidak berubah dalam 10 tahun, para ahli memproyeksikan bahwa Lautan akan mengandung sekitar 1 kg plastik untuk setiap 3 kg ikan. Co-Chair (Ketua Bersama) dan Presiden Republik Palau, Tommy Remengesau, Jr. mengatakan: "Bagi Palau, Lautan adalah pusat dari kehidupan, budaya, dan identitas kita. Kapasitasnya untuk

SIARAN PERS PARA PEMIMPIN DUNIA BERSATU DEMI LAUTAN … · Lautan kini berada dalam bahaya - polusi, penangkapan ikan yang berlebihan, mikroplastik, naiknya suhu laut dan pemutihan

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • SIARAN PERS

    PARA PEMIMPIN DUNIA BERSATU DEMI LAUTAN DAN MEREKA YANG HIDUP DARI HASIL LAUT

    12 pemimpin dunia membentuk High Level Panel (Panel Tingkat Tinggi) baru untuk Kelestarian Ekonomi Laut

    NEW YORK (24 SEPTEMBER 2018) - Sekelompok pemimpin dunia berkumpul di kota New York hari ini untuk membentuk panel yang akan melakukan asesmen/penilaian pada nilai barang dan jasa dari Lautan dalam perencanaan ekonomi dan mendukung kesinambungan pemanfaatan sumber daya laut. Panel tersebut diketuai bersama oleh Perdana Menteri Norwegia, Erna Solberg, dan Presiden Republik Palau, Tommy Esang Remengesau, Jr., High Level Panel (Panel Tingkat Tinggi) untuk Kelestarian Ekonomi Laut terdiri dari 12 kepala pemerintahan/pemimpin dunia dan Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Lautan. Ini menandai pertama kalinya para pemimpin dunia berkomitmen dalam bergabung pada pakta global demi melindungi Lautan. Barang dan jasa dari Lautan berjumlah sekitar US $ 2,5 triliun setiap tahun — jumlah yang diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2030. Lautan mendukung berbagai industri, termasuk perikanan, pelayaran, transportasi, pembangkit energi dan pariwisata, dan meningkatkan minat pada perusahaan pertambangan dan biomedis. Lautan menyediakan makanan bagi 3 miliar orang, yang bergantung pada laut sebagai sumber utama protein manusia. Berbicara pada pertemuan Dewan Panel pertama Panel, Co-Chair dan Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg mengatakan: “Kita bergantung pada Lautan yang bersih dan sehat, dan semua pemanfaatan sumber daya laut harus berkelanjutan. Sebagai satu-satunya badan kebijakan Lautan yang terdiri dari para pemimpin dunia yang berkomitmen, kita memiliki otoritas dan tekad yang dibutuhkan untuk memicu dan mempercepat aksi perlindungan dan produksi Lautan. Kita perlu menemukan solusi umum - guna mengembangkan dan menerapkan peraturan yang komprehensif, efektif, dan tatanan pengelolaan Laut yang terpadu. Hal ini sungguh-sungguh menguji kemampuan kita dalam mewariskan planet bumi dan Laut yang lebih sehat bagi generasi kita berikutnya. ” Lautan kini berada dalam bahaya - polusi, penangkapan ikan yang berlebihan, mikroplastik, naiknya suhu laut dan pemutihan karang menempatkan ekonomi Lautan dan orang-orang yang bergantung pada hasil Laut menjadi berisiko. Dengan adanya 80% jumlah manusia yang tinggal berjarak 100 km dari Laut dan tiga perempat dari kota-kota besar di dunia berada di pinggir laut, maka sebanyak 40% Lautan sudah sangat terdampak oleh polusi, terkuras/berkurangnya perikanan, hilangnya habitat pesisir dan kegiatan manusia lainnya. Bahkan, apabila praktik tersebut tidak berubah dalam 10 tahun, para ahli memproyeksikan bahwa Lautan akan mengandung sekitar 1 kg plastik untuk setiap 3 kg ikan. Co-Chair (Ketua Bersama) dan Presiden Republik Palau, Tommy Remengesau, Jr. mengatakan: "Bagi Palau, Lautan adalah pusat dari kehidupan, budaya, dan identitas kita. Kapasitasnya untuk

  • memenuhi kebutuhan kita adalah sangat besar, tetapi bukan berarti tanpa batas. Umat manusia harus belajar pelajaran dari pulau-pulau kecil dan menghormati Lautan kita, atau kita berisiko kehilangan banyak dari karunia Laut untuk selamanya. ” Panel terdiri dari para pemimpin dari Australia, Chili, Fiji, Ghana, Indonesia, Jamaika, Jepang, Meksiko, Namibia, Norwegia, Palau dan Portugal. Para pemimpin dalam Dewan Panel juga akan bekerja untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB dengan menekankan pada peran mendasar yang harus dilakukan dalam ekonomi Laut yang berkesinambungan guna mencapai pembangunan berkelanjutan. Selama 18 bulan ke depan, Dewan Panel akan melakukan penelitian tentang solusi berbasis bukti terhadap krisis Lautan dan bagaimana mengatasinya. Hal ini akan mencakup serangkaian "Blue Papers" oleh para pakar global yang mengeksplorasi isu-isu seperti perikanan berkelanjutan, solusi energi dan pariwisata berbasis Laut, serta pendekatan baru untuk Kawasan Perlindungan Laut dan keuangan Lautan. Makalah tersebut akan meyampaikan laporan berorientasi aksi yang akan diterbitkan pada tahun 2020. Panel akan mengejar tiga tujuan menyeluruh:

    • Pemahaman bersama tentang hubungan antara Lautan dan ekonomi;

    • Pengakuan bahwa produksi ekonomi dan perlindungan Laut harus saling mendukung — dunia harus “menghasilkan dan melindungi,” menyeimbangkan antara pemanfaatan dan pelestarian Lautan; dan

    • Seperangkat inovasi dalam kebijakan, tata kelola, pasar dan insentif yang akan menyelaraskan pembangunan ekonomi yang kuat dengan melindungi kekayaan alam laut yang mendasar.

    Sekretariat — yang dipimpin oleh World Resources Institute — akan mendukung kegiatan High Level Panel (Panel Tingkat Tinggi), termasuk penelitian, keterlibatan, dan komunikasi. Untuk informasi lebih lanjut silakan kunjungi www.oceanpanel.org Silakan menyimak pernyataan dari para pimpinan dunia/kepala pemerintahan yang menjadi anggota High Level Panel (Panel Tingkat Tinggi) berikut ini. BAGIAN AKHIR Untuk informasi lebih lanjut dan permohonan wawancara, silakan menghubungi: Patricia Roy, [email protected], tel: +34 696 90 59 07 Lauren Zelin, [email protected], tel: +1 202-729-7736 Mengenai World Resources Institute WRI adalah sebuah organisasi penelitian global yang menjangkau lebih dari 50 negara, dengan kantor di Afrika, Brasil, Cina, Eropa, India, Indonesia, Meksiko, Amerika Serikat dan banyak lagi. Para ahli dan staf kami bekerja erat dengan para pemimpin untuk mengubah gagasan-gagasan besar menjadi aksi pada mata rantai / penghubung lingkungan, peluang ekonomi, dan kesejahteraan manusia. Silakan dipelajari lebih lanjut di www.wri.org

    http://www.oceanpanel.org/mailto:[email protected]:[email protected]://www.wri.org/

    SIARAN PERS