9
PENDEKATAN – PENDEKATAN TRADISIONAL DALAM FORMULASI TEORI AKUNTANSI A. SIFAT DASAR AKUNTANSI : BERBAGAI PANDANGAN Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the American Institute of Certified Public Accountants) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut: Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut. Pada perkembangan saat ini, akuntansi didefinisi dengan mengacu pada konsep informasi: Akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomi, dalam membuat pilihan diantara alternative tindakan yang ada. A. 1 AKUNTANSI SEBAGAI SEBUAH IDEOLGI Ideologi merupakan pandangan dunia atau hidup yang terlepas dari sifatnya yang parsial dan mungkin mengandung pemahaman krusial, menghalangi kita untuk memahami lingkungan dimana kita hidup dan kemungkinan perubahannnya.

Sifat Dasar Akuntansi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pendekatan tradisional teori akuntansi

Citation preview

PENDEKATAN PENDEKATAN TRADISIONAL DALAM FORMULASI TEORI AKUNTANSIA. SIFAT DASAR AKUNTANSI : BERBAGAI PANDANGANKomite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the American Institute of Certified Public Accountants) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut.Pada perkembangan saat ini, akuntansi didefinisi dengan mengacu pada konsep informasi:Akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomi, dalam membuat pilihan diantara alternative tindakan yang ada.

A. 1 AKUNTANSI SEBAGAI SEBUAH IDEOLGIIdeologi merupakan pandangan dunia atau hidup yang terlepas dari sifatnya yang parsial dan mungkin mengandung pemahaman krusial, menghalangi kita untuk memahami lingkungan dimana kita hidup dan kemungkinan perubahannnya.Akuntansi telah dipandang sebagai fenomena ideologis sebagai sarana untuk mendukung dan melegitimasi tatanan sosial, ekonomi, dan politik saat ini. Kemudian Karl Marx menegaskan bahwa akuntansi melakukan suatu bentuk dan menjadi sarana untuk mengaburkan, bukan mengungkapkan sifat sesungguhnya dari hubungan hubungan sosial yang membentuk usaha produktif.

A. 2 AKUNTANSI SEBAGAI SEBUAH BAHASA Akuntansi telah dipandang sebagai bahasa bisnis. Akuntansi merupakan suatu cara pengkomunikasian informasi tentang bisnis. Persepsi bahwa akuntansi merupakan sutu bahasa juga diakui oleh profesi akuntansi, yang mempublikasikan bulletin terminology akuntasi. Hal ini dinyatakan dalam litelatur empiris, yang berusaha mengukur hubungan konsep-konsep akuntansi.Definisi ini dan definisi lainnya mengindifikasikan bahwa ada dua komponen dalam suatu bahasa yaitu tata bahasa. Jadi, pengakuan akuntasi sebagai bahasa yang didasarkan pada identifikasi adanya dua komponen tersebut, sebagai dua tingkatan akuntasi. Penjelasannya sebagai berikut :1. Simbol simbol atau karakteristik leksikal suatu bahsa adalah unit - unit yang mengandung arti atau kata kata yang dapat diidentifikasi dalam setiap bahasa.2. Tata bahasa suatu bahasa mengacu pada susunan sintaksis yang terdapat dalam setiap bahasa.

A. 3 AKUNTASI SEBAGAI CATATAN JUDUL PERISTIWA YANG LALUUmumnya akuntansi dipandang sebagai sebuah cara penyajian sejarah perusahaan dan transaksi yang dilakukannya dengan pihak lain. Bagi pemilik dan maupun pemegang saham, catatan akuntasi menyediakan sejarah pertanggungjawaban manajer atas sumber- sumber daya yang disedikan pemilik. Konsep pertanggungjawaban pada dasarnya merupakan ciri hubungan principal (pemilik) dengan agen (manajer). Pengukuran konsep pertanggungjawaban telah dikembangkan dari waktu ke waktu. Birnberg membedakannya dalam empat periode :1. Periode pure custodial2. Periode traditional custodial3. Periode asset utilization4. Periode open ended.

A. 4 AKUNTANSI SEBGAI REALITAS EKONOMI SAAT INIAkuntansi juga dipandang sebagai cara untuk menggambarkan realitas ekonomi saat ini. Argument utama yang mendukung pandangan ini adalah bahwa baik neraca maupun laba rugi seharusnya didasarka pada taksiran yang menggambarkan realitas ekonomi saat ini daripada koshistoris. Metode yang digunakan agar lebih menunjukan realita ekonomi saat ini, lebih difokuskan pada harga saat ini dan dimasa mendatang daripada penetapan harga dimasa lalu. Tujuan utama dari pandangan akuntasi ini adalah penetapan pendapatan sesungguhnya, suatu konsep yang menunjukan perubahan kesejahteraan perusahaan dari satu periode keperiode selanjutnya.

A. 5 AKUNTANSI SEBAGAI SUATU SISTEM INFORMASIAkuntansi selalu dipandang sebagai suatu sistem informasi. Pandangan ini mengasumsikan akuntansproses yang menghubungkan sumber informasi atau transmitteri sebagai suatu (biasanya akuntan), saluran komunikasi, dan sekumpulan penerima (pengguna eksternal). Keunggulan pandangan akuntansi sebagai suatu sistem informasi dinyatakan sebagai berikut:Sistem-sistem akuntansi alternative tidak membutuhkan pertimbangan yang lebih lama lagi dalam menilai kemampuannya untuk menghasilkan true income atau dalam hal kewajaran dari penyajian data historis.

A. 6 AKUNTASI SEBAGAI KOMODITASAkuntansi juga dipandang sebagai komoditas yang dihasilkan dari suatu aktifitas ekonomi. Pandangan ini muncul disebabkan adanya permintaan informasi khusus, dan para akuntan memiliki kemampuan untuk memenuhi permintaan tersebut. Sebagai sebuah komoditas umum, akuntansi menjadi dasar ideal untuk pengaturan, yang berdampak terhadap kebijakan umum dan memantau seluruh bentuk perjanjian antar organisasi dengan lingkungannya.

B. PENYUSUNAN DAN PEMBUKTIAN TEORI Walaupun akuntasi merupakan sekumpulan teknik yang dapat digunakan dalam bidang spesifik namun praktiknya dilakukan dalam kerangka konseptual implisit yang terdiri dari prinsip prinsip dan praktik praktik yang telah diterima oleh profesi, dikarenakan oleh kegunaan dan logika yang dikandungnya. Petunjuk yang disebut sebagai prinsip prinsip akuntansi berterima umum/ PABU (Generally Accepted Accounting Principles/ GAAP) ini mengarahkan profesi akuntansi dalam pemilihan teknik teknik akuntansi dan dalam penyiapan laporan keuangan dengan suatu cara yang dianggap sebagai praktik terbaik. Proses penyusunan akuntansi sebaiknya dilengkapi pula dengan proses pembuktian (verification) dan pengesahan (validation) teori. Machlup mendefinisikan sebagai berikut :Pembuktian dalam penelitian dan analisis dapat merujuk pada beberapa hal, termasuk dalam kebenaran argument- argument matematis dan logika, dapat diterapkannya rumus dan persamaan yang dibuat, dapat dipercayanya laporan, keautentikan dokumen, alat ataupun barang- barang peninggalan, kecukupan barang barang reproduksi, terjemahan, dan uraian yang dibuat keakuratan perhitungan yang lalu dan perhitungan statistik, bukti bukti yang merupakan pelaporan suatu kejadian kelengkapan dalam pendataan peristiwa peristiwa yang sesungguhnya terjadi, dapat diulangnya eksperimen yang telah dilakukan, kekuatan penjelas atau kemampuan untuk memprediksi hasil.

C. SIFAT DASAR TEORI AKUNTANSITujuan utama teori akuntasi adalah menyajikan suatu dasar dalam mempredikdi dan menjelaskan prilaku serta kejadian kejadian akuntansi. Kita mengasumsikan, atas dasar keyakinan bahwa teori akuntasi itu ada. Teori didefinisikan sebagai sekumpulan gagasan (konsep), definisi, dan dalil yang menyajikan suatu pandangan sisitematis tenatng fenomena, dengan menjelaskan hubungan antar variable yang ada dan bertujuan untuk menjelaskan serta memprediksi fenomena tersebut. Teori akuntansi yang berkembang dengan melanjutkan teori yang sudah ada, umumnya dihasilkan melalui perbedaan keyakinan para peneliti dalam melihat baik para pengguna data akuntansi maupun lingkungan, dalam hal bagaiman seharusnya para pengguan dan penyaji data akuntansi berprilaku. Perbedaan ini menyebabkan American Accounting Associations Committee on Concepts and Standards (or External Financial Report) menyimpulkan bahwa : 1. Tidak ada satupun pengaruh teori akuntansi keuangan yang cukup memadai dalam memenuhi spesifikasi pengguna lingkuangan yang luas secara efektif ; sehingga2. Yang ada dalm litelatur akuntasi keuangan selama ini bukanlah teori akuntansi keuangan melainkan sekumpulan teori yang dikumpulkan dari perbedaan perbedaan dalam spesifikasi pengguna lingkungan. Hendriksen mendefinisikan teori akuntasi sebagai sekumpulan prinsip-prinsip luas yang (1) menyajikan suatu kerangka acuan umum dimana praktik akuntansi dapat dinilai, dan (2) mengarahkan pengembangan praktik dan prosedur baru. McDonald berargumen bahwa suatu teori haru memiliki tiga elemen : (1) menyandikan fenomena kepenyajian secara simbolis, (2) manipulasi atau gabungan sesuai dengan peraturan, dan (3) menerjemahkan kembali ke fenomena yang sesungguhnya.

D. METODOLOGI METODOLOGI DALAM TEORI PENYUSUNAN AKUNTANSI Sebagaimana bidang ilmu lainnya, suatu metodologi juga diperlukan dalam penyusunan teori akuntansi. Perbedaan opini, pendekatan, dan penilaian diantara praktik dan penilaian akuntassi menyebabkan munculnya dua metodolgi, deskriptif dan normatif. Dalam profesi akuntansi, ada keyakinan yang luas bahwa akuntansi merupkan suatu seni yang tidak dapat diformalkan dan bahwa metodologi yang digunakan secara tradisional dalam penyusunan teori akuntasi merupakan sebuah upaya untuk menilai apa yang terjadi melalui penyusunan prakti praktik akuntansi. Sejumlak teori dengan pendekatan ini yang dinamakan akuntansi deskriptif atau teori akuntansi deskriptif.Pendekatan akuntasi deskriptif telah dikritik oleh para pendukung metodologi normatif. Teoi akuntassi normatif berupaya untuk menyajikan lebih pada apa yang seharusnya (ought to be), daripada apa yang terjadi (what is). Teori dengan pendekatan ini dinamakan akuntansi normatif atau teori akuntansi normatif.E. PENDEKATAN PENDEKATAN DALAM PENYUSUNAN TEORI AKUNTANSI Pendekatan pendekatan tradisional meliputi : 1. Non-teoritis, praktis, atau pragmatis (informal)Pendeketan- pendekatan non teoritis biasanya meruapakn pendektan pragmatis (praktis) dan otoriter (otoriterian). Pendekatan pragmatis dari peyusunan teori yang ditandai dengan penyesuaian terhadap praktik sesungguhnya, yang bermanfaat untuk memeberi saran solusi praktis. Pendekatan otoriterian dalam penyusunan teori akuntansi, yang umumnya digunakan oleh organisasi profesi, tediri dari penyajian sejumlah peraturan praktik praktik akuntasi. 2. Teoretis; a. Deduktif Pendekatan deduktif dalam penyusunan seuatu teori akan dimulai dengan adanya asumsi-asumsi dasar dan hasil penarikan konklusi yang bersifat logis tentang suatu subject dengan sejumlah pertimbangan.b. Induktif Pendekatan induktif dalam penyusunan teori dimulai dengan serangkaian pengamatan, kemudian pengukuran serta selanjutnya aktifitas untuk memperoleh suatu konklusi.c. Etis Bagian utama pendekatan etis terdiri dari konsep kewajaran, keadilan, keseimbangan, dan kebenaran. Konsep-konsep tersebut merupakan kriteria utama dari konsep D.R. Scott dalam menuyusun teori akuntansi.d. Sosiologis Pendekatan sosiologis dalam penyususan teori menekankan pada akibat-akibat social yang ditimbulkan teknik-teknik akuntansi. Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan etis yang dasarnya merupakan suatu perluasan konsep kewajaran yang dinamakan kesejahteraan ekonomi.e. EkonomisPendekatan ekonomi dalam peyusunan teori akuntansi menekankan pengendalian perilaku indikator- indikator ekonomi makro, yang diakibatkan oleh berbagai praktik akuntansi.

f. EklektikPendekatan eklektik merupakan suatu hasil utama berbagi upaya individu dan profesi maupun organisasi pemerintahan dalam partisipasinya untuk menetapkan konsep konsep dan prinsip prinsip dalam akuntansi.