SIFAT FISIK DAN KIMIAWI PROTEIN

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 SIFAT FISIK DAN KIMIAWI PROTEIN

    1/8

    PENGUJIAN SIFAT FISIK KIMIAWI PROTEINHanani Adiwira, 230210130084

    ABSTRAK

    Protein adalah suatu kelompok makronutrisi berupa senyawa asam amino yang

    berfungsi sebagai zat pembangun dan pendorong metabolisme dalam tubuh. Zat ini tidak

    dapat dihasilkan sendiri oleh manusia kecuali lewat makanan seperti halnya makanan yang

    mengandung protein. Protein tersusun atas unsur Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O),

    Nitrogen (N) dan kadang-kadang mengandung zat Belerang (S), dan Fosfor (P). Denaturasi

    protein adalah hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh terganggunya ikatan hidrogen

    dan gaya-gaya sekunder lain yang memutuskan molekul protein. Akibat dari suatu denaturasi

    adalah hilangnya banyak sifat-sifat biologis suatu protein. Salah satu penyebab denaturasiprotein adalah perubahan temperatur juga penambahan asam atau basa. Pada pemanasan

    protein akan mengalami denaturasi irreversible atau tidak dapat kembali, sedangkan pada

    penambahan asam atau basa protein akan mengalami denaturasi reversible atau dapat

    kembali. Penambahan asam kuat membuat sampel mengalami penurunan pH yang lebih besar

    daripada penambahan asam lemah. Dan penambahan basa kuat membuat sampel mengalami

    kenaikan pH lebih besar daripada penambahan basa lemah.

    Kata kunci: protein, denaturasi, asam, basa.

    PENDAHULUAN

    Protein merupakan salah satu daribiomolekul raksasa, selainpolisakarida,lipid,

    danpolinukleotida,yang merupakan penyusun utamamakhluk hidup.Selain itu, protein

    merupakan salah satumolekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan

    olehJns Jakob Berzeliuspada tahun1838.Secara kimia dapat dibedakan antara protein

    sederhana yang terdiri dari polipeptida dan protein kompleks yang mengandung zat-zatmakanan tambahan seperti hern, karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Untuk protein

    kompleks, bagian polipeptida dinamakan aproprotein dan keseluruhannya dinamakan

    haloprotein.

    Secara fungsional protein juga menunjukkan banyak perbedaan. Dalam sel mereka

    berfungsi sebagai enzim, bahan bangunan, pelumas dan molekul pengemban. Tapi

    sebenarnya protein merupakan polimer alam yang tersusun dari berbagai asam amino melalui

    ikatan peptida (Hart, 1987). Sifat-sifat protein beraneka ragam, dituangkan dalam berbagai

    http://id.wikipedia.org/wiki/Biomolekulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Polisakaridahttp://id.wikipedia.org/wiki/Lipidhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polinukleotida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Makhluk_hiduphttp://id.wikipedia.org/wiki/Molekulhttp://id.wikipedia.org/wiki/J%C3%B6ns_Jakob_Berzeliushttp://id.wikipedia.org/wiki/1838http://id.wikipedia.org/wiki/1838http://id.wikipedia.org/wiki/J%C3%B6ns_Jakob_Berzeliushttp://id.wikipedia.org/wiki/Molekulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Makhluk_hiduphttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polinukleotida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Lipidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Polisakaridahttp://id.wikipedia.org/wiki/Biomolekul
  • 8/10/2019 SIFAT FISIK DAN KIMIAWI PROTEIN

    2/8

  • 8/10/2019 SIFAT FISIK DAN KIMIAWI PROTEIN

    3/8

    bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus maupun dengan

    menggunakan sample.

    Alat-alat yang digunakan antara lain: beaker glass sebagai wadah tabung reaksi ketika

    di panaskan, hot plate untuk memanaskan, pHmeter untuk mengidentifikasi pH, mortar untuk

    menghaluskan sample, cawan petri sebagai wadah untuk sample, tabung reaksi sebagai

    wadah dimana reaksi terjadi.

    Bahan-bahan yang digunakan antara lain: NH3 sebagai basa lemah, NaOH sebagai

    basa kuat, H2SO4 sebagai asam kuat, CH3COOH sebagai asam lemah, telur ayam mentah

    sebagai sample yang di uji, ikan (daging, tulang dan kulit) sebagai sample yang di uji, dan

    pereaksi ninhidrin sebagai pendeteksi asam amino pada sample.

    Prosedur kerja dari praktikum ini yaitu :

    Disiapkan 5 ml atau 5 g sampel di dalam wadah cawan petri atau beaker glassatau

    tabung reaksi. pH sampel diukur.

    Ditambahkan 1, 3, 5 ml asam atau basa (sesuai perlakuan) pada sampel.

    Sampel dipanaskan diatas hot plate.

    pH sampel diukur setelah peralakuan.

  • 8/10/2019 SIFAT FISIK DAN KIMIAWI PROTEIN

    4/8

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    SampelPerlakuan

    Ditambah asam kuat Ditambah basa kuat Dipanaskan

    Kulit

    ikan

    Warna kuning bening Warna kuning pucat tekstur keras

    Tekstur hancur Bau menyengat pH = 7

    pH =1 Tekstur hancurditambah Ninhidrin =

    warna

    ditambah ninhidrin =

    tidakpH =14 berubah menjadi ungu

    ada perubahan warnaditambah ninhidrin =

    tidak(hasil positif)

    (hasil negatif)ada perubahan warna

    (hasil negatif)

    Tabel 1. Data hasil kelompok laboratorium TPHP sample kulit ikan

    Sampel

    Perlakuan

    Ditambah asam

    lemahDitambah basa lemah Dipanaskan

    Kulit

    ikan

    pH= 3 pH= 9 pH= 7

    warna berubah dari warna berubah dariwarna

    berubah

    coklat menjadi

    bening

    abu menjadi keruhmenjadi

    ungudengan sedikit

    keunguan

    Tabel 2. Data hasil kelompok laboratorium Biotek sample kulit ikan

    Pereaksi ditambahkan.

    Perubahan di amati.

  • 8/10/2019 SIFAT FISIK DAN KIMIAWI PROTEIN

    5/8

    Tabel 3. Data hasil olah seluruh kelompok laboratorium TPHP

    Kelompok Sampel

    Perlakuan

    + Asam Kuat(H2SO4) + Basa Kuat (KOH) Pemanasan

    1Daging2 gram

    Tidak ada

    perubahanbentuk

    Warna tetap

    pH = 1

    + Ninhidrin =tidak adaperubahanwarna (hasilnegatif)

    Melebur /

    Homoger /Cair

    Warnaberubahkuning keruh

    pH = 13

    + Ninhidrin =tidak adaperubahan

    warna (hasilnegatif)

    Menggumpal

    Warna tetap

    pH = 7

    + Ninhidrin =warna berubahmenjadi ungu(hasil positif)

    2 Tulang

    Bau amis

    Warna keruh

    pH = 2

    + Ninhidrin =

    tidak adaperubahanwarna (hasilnegatif)

    Bau amis

    Warna coklatkeruh

    pH = 14

    + Ninhidrin =tidak adaperunahanwarna (hasilnegatif)

    Tekstur halus

    Warna hitamputih

    pH = 7

    + Ninhidrin =warna berubahmenjadi ungu(hasil positif)

    3 Kulit

    Warnakuning

    bening

    Teksturhancur

    pH =1

    + Ninhidrin =tidak adaperubahanwarna (hasilnegatif)

    Warnakuning pucat

    Baumenyengat

    Tekstur

    hancur

    pH =14

    + Ninhidrin =

    tidak adaperubahanwarna (hasilnegatif)

    tekstur keras pH = 7

    + Ninhidrin =warna berubahmenjadi ungu

    (hasil positif)

    4Telur2 mL

    Warna putih

    Terdapat

    endapan / 2fase

    Tekstur padat

    pH = 1

    + Ninhidrin =tidak adaperubahanwarna (hasilnegatif)

    Warnakuning

    pH = 13

    + Ninhidrin =warna

    berubahmenjadi ungukekuningan(hasil positif)

    Warna kuning

    Tekstur padat

    pH = 10

    + Ninhidrin

    berubah warnaputih (hasilnegatif)

  • 8/10/2019 SIFAT FISIK DAN KIMIAWI PROTEIN

    6/8

    Sampel yang kami uji adalah kulit ikan. Sumber kolagen pada ikan banyak terdapat

    pada kulit dan sisiknya. Sisik ikan banyak mengandung senyawa organik antara lain protein

    sebesar 41-84% berupa kolagen dan ichtylepidin. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat

    protein cukup banyak pada kulit ikan. Seperti diketahui panas dapat digunakan untuk

    mengacaukan ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik non polar. Hal ini terjadi karena suhu

    tinggi dapat meningkatkan energi kinetik dan menyebabkan molekul penyusun protein

    bergerak atau bergetar sangat cepat sehingga mengacaukan ikatan molekul tersebut. Protein

    mengalami denaturasi dan terkoagulasi selama pemasakan. Pemanasan akan membuat protein

    bahan terdenaturasi sehingga kemampuan mengikat airnya menurun. Hal ini terjadi karena

    energi panas akan mengakibatkan terputusnya interaksi non-kovalen yang ada pada struktur

    alami protein tapi tidak memutuskan ikatan kovalennya yang berupa ikatan peptida. Ada atau

    tidaknya protein di uji dengan uji ninhidrin. Uji Ninhidrin digunakan untuk menunjukkan

    adanya asam amino dalam zat yang di uji. Uji ninhidrin berlaku untuk semua asam amino.

    Ninhidrin (2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione) merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk

    mendeteksi gugus amina dalam molekul asam amino, Hasil positif ditandai dengan

    terbentuknya kompleks berwarna biru/keunguan.

    Pada percobaan pertama kulit ikan di tambahkan asam dalam tabung reaksi lalu di

    panaskan dapat dilihat pada tabel bahwa sample tercampur dengan larutan warna kuning

    dengan ph = 1 ( Asam ) lalu selanjutnya di tambahkan pereaksi ninhidrin dan dipanaskan

    selama 2 menit. Hasil akhirnya adalah tidak terjadi perubahan apapun juga tidak ada

    gumpalan. Hal tersebut menandakan bahwa protein berhasil di denaturasi sehingga warna

    ungu pada larutan tidak muncul.

    Hal serupa juga terjadi pada saat di tambahkan basa, hasil akhir nya pun mirip dengan

    warna larutan ungu dan tekstur kulit yang sudah hancur. Setelah di tambahkan basa, pH naik

    menjadi 14 lalu ditambahkan ninhidrin dan di panaskan namun tidak terjadi apa

    apa. Haltersebut dapat terjadi karena denaturasi akibat asam atau basa mengakibatkan adanya

    penambahan kadar asam atau basa pada garam protein yang dapat memutus kandungan

    struktur dari protein tersebut karena terjadi subtitusi ion negatif dan positif pada garam

    dengan ion positif dan negatif pada asam atau basa. Selain itu pada kelompok kami di

    gunakan asam dan basa kuat yang menunjukan bahwa denaturasi terjadi lebih baik ketika

    menggunakan asam atau basa kuat. Karena seperti yang di tunjukan pada tabel 2, dimana

    perubahan warna tidak mencolok seperti pada penggunaan asam dan basa kuat. Pada

    penggunaan basa lemah juga dapat dilihat bahwa warna hasil akhir setelah uji ninhidrin

  • 8/10/2019 SIFAT FISIK DAN KIMIAWI PROTEIN

    7/8

    terdapat warna keunguan pada larutan, sehingga dapat dikatakan bahwa masih terdeteksi

    asam amino yang berikatan sehingga uji ninhidrin pun menghasilkan hasil positif, tidak

    seperti pada penggunaan basa kuat dimana hasilnya negatif. Jika dilihat dari hasilnya dapat

    dikatakan bahwa denaturasi yang terjadi adalah denatruasi ireversibel dimana tekstur dari

    kulit ikan sendiri sudah hancur dan tidak dapat kembali ke bentuk semula.

    Percobaan selanjutnya adalah melalui proses pemanasan. Pada saat di masukan ke

    dalam tabung reaksi dan di panaskan tidak terjadi apa apa pada kulit ikan, karena tidak di

    masukan zatzat lain seperti pada penambahan asam dan basa. Seperti di sebutkan di atas

    bahwa protein mengalami denaturasi dan terkoagulasi selama pemasakan. Beberapa makanan

    dimasak untuk mendenaturasi protein yang dikandung supaya memudahkan enzim

    pencernaan dalam mencerna protein tersebut. Begitu juga yang terlihat pada hasil pemanasankulit ikan dimana kulit ikan menggumpal di dasar tabung dan sulit untuk di angkat karena

    terjadi koagulasi pada struktur protein. Namun setelah di uji ninhidrin, terlihat adanya warna

    ungu pada tabung reaksi yang berisi kulit ikan tersebut, hal tersebut dapat terjadi karena

    seperti halnya pada saat memasak telur dengan di panaskan. Walau pun wujudnya berubah

    menjadi padat namun protein tetap ada pada telur tersebut begitu pula pada pemanasan kulit

    ikan ini sehingga asam amino masih ada yang berikatan sehingga terjadi perubahan warna

    pada akhir uji ninhidrin.

    KESIMPULAN

    Sampel seperti kulit ikan akan mengalami denaturasi protein yang disebabkan

    oleh pemanasan dan penambahan asam atau basa. Penambahan asam kuat membuat sampel

    mengalami penurunan pH yang lebih besar daripada penambahan asam lemah. Dan

    penambahan basa kuat membuat sampel mengalami kenaikan pH lebih besar dari pada

    penambahan basa lemah.

    DAFTAR PUSTAKA

    Kristianingrum, Susila. 2004.PEMBUATAN KERUPUK RAMBAK DARI

    LIMBAH KULIT IKAN. staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/.../6.pdf. 09/11/2014.

    Wirastuti,dkk. 2006.Laporan Praktikum Pengaruh Pengolahan Terhadap Kecernaan atau

    Digestibilitas Protein. UGM Yogyakarta

    Poedjiadi, Anna. 1994.Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit UI-Press: Jakarta.

  • 8/10/2019 SIFAT FISIK DAN KIMIAWI PROTEIN

    8/8

    LAMPIRAN

    (Hasil uji pH) (hasil kulit yang dipanaskan)

    (hasil penambahan asam) (hasil penambahan basa)

    (Data laboratorium)