sifat kerja obat.docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 sifat kerja obat.docx

    1/18

    ifat kerja obat

    BAB I

    PENDAHULUAN

     

    1.1 LATAR BELAKANG

    Profesi keperawatan adalah rekan dari profesi kedokteran. Hubungan antara

    perawat dan dokter adalah hubungan mitra kerja bukan hubungan antara atasandan bawahan, tapi persepsi yang ada dalam masyarakat menganggap bahwaperawat adalah asisten dari dokter. Padahal keduanya mempunyai kedudukan yang sama dan juga tingkat pendidikan yang sama yakni sama-sama S1. Yangmembedakan keduanya adalah bidang garapannya yang berbeda.

    Perawat dengan tingkat pendidikan S1 harus mempunyai kompetensi yangberbeda dengan perawat D. Perawat S1 harus mengerti tentang ilmu medikasi yakni ilmu yang berkaitan dengan !ndang-undang dan standar "bat, sifat kerja

    obat, hal-hal yang mempengaruhi kerja obat dan rute pemberian obat sertaproses keperawatan dalam memberikan medikasi pada kliennya. Dalam hal rutepemberian obat perawat harus lebih tahu dari pada dokter karena ketika dirumah sakit perawat adalah orang yang bertanggung jawab mengatur pemberianobat serta waktu pemberian obat dan hal ini merupakan garapan bidangkeperawatan. Dan oleh karena itulah dalam makalah ini akan menjelaskanpermasalahan yang terkait dengan hal sifat kerja obat.

     

    1.2 RUMUSAN MASALAH

     

    #agaimana sifat kerja obat$

     

    1.3 TUJUAN

    http://nissanisso-fkp11.web.unair.ac.id/artikel_detail-49831-Umum-sifat%20kerja%20obat.htmlhttp://nissanisso-fkp11.web.unair.ac.id/artikel_detail-49831-Umum-sifat%20kerja%20obat.html

  • 8/17/2019 sifat kerja obat.docx

    2/18

     

    %engetahui sifat kerja obat beserta komponen-komponennya.

     

    BAB II

    PEMBAHASAN

     

    2.1 DESKRIPSI SIFAT KERJA OBAT 

    "bat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Sebuah obat tidak

    men&iptakan suatu fungsi di dalam jaringan tubuh atau organ, tetapi mengubahfungsi fisiologis. "bat dapat melindungi sel dari pengaruh agents kimia lain,meningkatkan fungsi sel, atau memper&epat atau memperlambat proses kerja sel."bat dapat menggantikan 'at tubuh yang hilang (&ontoh, insulin, hormon tiroid,atau estrogen).

     

    2.2MEKANISME KERJA OBAT 

    "bat menghasilkan kerja dengan mengubah &airan tubuh atau membran sel ataudengan beinteraksi dengan tempat reseptor. *el aluminium hidroksida obatmengubah 'at kimia suatu &airan tubuh (khususnya dengan menetralisasi kadarasam lambung). "bat-obatan, misalnya gas anestsi mum, beinteraksi denganmembran sel. Setelah sifat sel berubah, obat mengeluarkan pengaruhnya.%ekanisme kerja obat yang paling umum ialah terikat pada tempat reseptor sel.+eseptor melokalisasi efek obat. empat reseptor berinteraksi dengan obatkarena memiliki bentuk kimia yang sama. "bat dan reseptor saling berikatan

    seperti gembok dan kun&inya. etika obat dan reseptor saling berikatan, efekterapeutik dirasakan. Setiap jaringan atau sel dalam tubuh memiliki kelompok

  • 8/17/2019 sifat kerja obat.docx

    3/18

    reseptor yang unik. %isalnya, reseptor pada sel jantung berespons padapreparat digitalis.

    Suatu obat yang diminum per oral akan melalui tiga fase farmasetik (disolusi),

    farmakokinetik, dan farmakodinamik, agar kerja obat dapat terjadi. Dalam fasefarmasetik, obat berubah menjadi larutan sehingga dapat menembus membranebiologis. *ika obat diberikan melaluirute subkutan, intramus&ular, atau intra/ena,maka tidak terjadi fase farmaseutik. 0ase kedua, yaitu farmakokinetik, terdiridari empat proses (subfase)absorpsi, distribusi, metabolisme (ataubiotransformasi), dan ekskresi. Dalam fase farmakodinamik, atau fase ketiga,terjadi respons biologis atau fisiologis.

     

    1. A. Fase Farmaseti !Dis"#$si%

     

    Sekitar 23 obat diberikan melaui mulut4 oleh karena itu, farmasetik(disolusi)adalah fase pertama dari kerja obat. Dalam saluran gastrointestinal, obat-obatperlu dilarutkan agar dapat diabsorsi. "bat dalam bentuk padat (tablet atau pil)harus didisintegrasi menjadi partikel-partikel ke&il supaya dapat larut ke dalam&airan, dan proses ini dikenal sebagai disolusi.

    idak 1223 dari sebuah tablet merupakan obat. 5da bahan pengisi dan pelembam yang di&ampurkan dalam pembuatan obat sehingga obat dapat mempunyai ukurantertentu dan memper&epat disolusi obat tersebut. #eberapa tambahan dalamobat sperti ion kalium ()dan natrium (6a)dalam kalium penisilin dan natriumpenisilin, meningkatkan penyerapan dari obat tersebut. Penisilin sangat burukdiabsorbsi dalam saluran gastrointestinal, karena adanya asam lambung. Denganpenambahan kalium atau natrium ke dalam penisilin, maka obat lebih banyakdiabsorbsi.

    Disintegrasi adalah peme&ahan tablet atau pil menjadi partikel-partikel yanglebih ke&il, dan disolusi adalah melarutnya partikel-partikel yang lebih ke&il itudalam &airan gastrointestinal untuk diabsorbsi. +ate limiting adalah waktu yangdibutuhkan oleh sebuah obat untuk berdisintegrasi dan sampai menjadi siapuntuk diabsorbsi oleh tubuh. "bat-obat dalam bentuk &air lebih &epat siapdiserap oleh saluran gastrointestinal daripada obat dalam bentuk padat. Padaumumnya, obat-obat berdisintegrasi lebih &epat dan diabsorpsi lebih &epat dalam&airan asam yang mempunyai pH 1 atau 7 daripada &airan basa. "rang muda dan

    tua mempunyai keasaman lambung yang lebih rendah sehingga pada umumnya

  • 8/17/2019 sifat kerja obat.docx

    4/18

    absorpsi obat lebih lambat untuk obat-obat yang diabsorpsi terutama melaluilambung.

    "bat-obat dengan enteri&-&oated,89 (selaput enterik) tidak dapat disintegrasi

    oleh asam lambung, sehingga disintegrasinya baru terjadi jika berada dalamsuasana basa di dalam usus halus. ablet anti &oated dapat bertahan di dalamlambung untuk jangka waktu lama4 sehingga, oleh karenanya obat-obat demikiankurang efektif atau efek mulanya menjadi lambat.

    %akanan dalam saluran gastrointestinal dapat menggaggu pengen&eran danabsorpsi obat-obat tertentu. #eberapa obat mengiritasi mukosa lambung,sehingga &airan atau makanan diperluan untuk mengen&erkan konsentrasi obat.

     

    1. B. Fase Farma"i&eti

    0armakokinetik adalah ilmu tentang &ara obat masuk ke dalam tubuh, men&apaitempat kerjanya, dimetabolisme, dan keluar dari tubuh. Dokter dan perawatmenggunakan pengetahuan farmakokinetiknya ketika memberikan obat, memilihrute pemberian obat, menilai resiko perubahan keja obat, dan mengobser/asirespons klien.8mpat proses yang termasuk di dalamnya adalah absorpsi,distribusi, metabolism (biotransformasi), dan ekskresi(eliminasi).

    1. 5bsorpsi

    5bsorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari konsentrasi tinggi darisaluran gastrointestinal ke dalam &airan tubuh melalui absorpsipasif, absorpsiaktif, rinositosis atau pinositosis.

    5bsorpsi aktif umumnya terjadi melalui difusi(pergerakan dari konsentrasi tinggike konsentrasi rendah). 5bsorpsi aktif membutuhkan &arier atau pembawa untuk

    bergerak melawan konsentrasi. Pinositosis berarti membawa obat menembusmembran dengan proses menelan.

    5bsorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah, nyeri, stress, kelaparan, makanandan pH. Sirkulasi yang buruk akibat syok, obat-obat /asokonstriktor, ataupenyakit yang merintangi absorpsi. +asa nyeri, stress, dan makanan yang padat,pedas, dan berlemak dapat memperlambat masa pengosongan lambung, sehinggaobat lebih lama berada di dalam lambung. :atihan dapat mengurangi aliran darahdengan mengalihkan darah lebih banyak mengalir ke otot, sehingga menurunkan

    sirkulasi ke saluran gastrointestinal.

  • 8/17/2019 sifat kerja obat.docx

    5/18

    0aktor-faktor lain yang mempengaruhi absorpsi obat antara lain rute pemberianobat, daya larut obat, dan kondisi di tempat absorpsi.

    Setiap rute pemberian obat memiliki pengaruh yang berbeda pada absorpsi obat,

    bergantung pada struktur fisik jaringan. ulit relatif tidak dapat ditembus 'atkimia, sehingga absorpsi menjadi lambat. %embran mukosa dan saluran nafasmemper&epat absorpsi akibat /askularitas yang tinggi pada mukosa danpermukaan kapiler-al/eolar. arena obat yang diberikan per oral harus melewatisistem pen&ernaan untuk diabsorpsi, ke&epatan absorpsi se&ara keseluruhanmelambat. ;njeksi intra/ena menghasilkan absorpsi yang paling &epat karenadengan rute ini obat dengan &epat masuk ke dalam sirkulasi sistemik.

    Daya larut obat diberikan per oral setelah diingesti sangat bergantung pada

    bentuk atau preparat obat tersebut. :arutan atau suspensi, yang tersedia dalambentuk &air, lebih mudah diabsorpsi daripada bentuk tablet atau kapsul. #entukdosis padat harus dipe&ah terlebih dahulu untuk memajankan 'at kimia padasekresi lambung dan usus halus. "bat yang asam melewati mukosa lambungdengan &epat. "bat yang bersifat basa tidak terabsorpsi sebelum men&apai usushalus.

    ondisi di tempat absorpsi mempengaruhi kemudahan obat masuk ke dalamsirkulasi sistemik. 5pabila kulit tergoles, obat topikal lebih mudah diabsorpsi.

    "bat topikal yang biasanya diprogamkan untuk memperoleh efek lokal dapatmenimbulkan reaksi yang serius ketika diabsorpsi melalui lapisan kulit. 5danyaedema pada membran mukosa memperlambat absorpsi obat karena obatmembutuhkan waktu yang lama untuk berdifusi ke dalam pembuluh darah.5bsorpsi obat parenteral yang diberikan bergantung pada suplai darah dalam jaringan.Sebelum memberikan sebuah obat melalui injeksi, perawat harusmengkaji adanya faktor lokal, misalnya4 edema, memar, atau jaringan perut bekasluka, yang dapat menurunkan absorpsi obat. arena otot memiliki suplai darah yang lebih banyak daripada jaringan subkutan (S9), obat yang diberikan per

    intramuskular (melalui otot) diabsorpsi lebih &epat daripada obat yang disuntikanper subkutan. Pada beberapa kasus, absorpsi subkutan yang lambat lebih dipilihkarena menghasilkan efek yang dapat bertahan lama. 5pabila perfusi jaringanklien buruk, misalnya pada kasus syok sirkulasi, rute pemberian obat yang terbaikialah melalui intra/ena. Pemberian obat intra/ena menghasilkan absorpsi yangpaling &epat dan dapat diandalkan.

    "bat oral lebih mudah diabsorpsi, jika diberikan diantara waktu makan. Saatlambung terisi makanan, isi lambung se&ara perlahan diangkut ke duodenum,

    sehingga absorpsi melambat. #eberapa makanan dan antasida membuat obatberikatan membentuk kompleks yang tidak dapat melewati lapisan saluran &erna.

  • 8/17/2019 sifat kerja obat.docx

    6/18

    9ontoh, susu menghambat absorpsi 'at besi dan tetrasiklin. #eberapa obathan&ur akibat peningkatan keasaman isi lambung dan pen&ernaan protein selamamakan. Selubung enterik pada tablet tertentu tidak larut dalam getah lambung,sehingga obat tidak dapat di&erna di dalam saluran &erna bagian atas. Selubung

     juga melindungi lapisan lambung dari iritasi obat.

    +ute pemberian obat diprogramkan oleh pemberi perawatan kesehatan. Perawatdapat meminta obat diberikan dalam &ara atau bentuk yang berbeda,berdasarkan pengkajian fisik klien. 9ontoh, bila klien tidak dapat menelan tabletmaka perawat akan meminta obat dalam bentuk eliksir atau sirup. Pengetahuantentang faktor yang dapat mengubah atau menurunkan absorpsi obat membantuperawat melakukan pemberian obat dengan benar. %akanan di dalam saluran&erna dapat mempengaruhi pH, motilitas, dan pengangkuan obat ke dalam saluran

    &erna. e&epatan dan luas absorpsi juga dapat dipengaruhi oleh makanan.Perawat harus mengetahui implikasi keperawatan untuk setiap obat yangdiberikan. 9ontohnya, obat seperti aspirin, 'at besi, dan fenitoin, natrium(Dilantin) mengiritasi saluran &erna dan harus diberikan bersama makanan atausegera setelah makan. #agaimanapun makanan dapat mempengaruhi absorpsiobat, misalnya kloksasilin natrium dan penisilin. "leh karena itu, obat-obatantersebut harus diberikan satu sampai dua jam sebelum makan atau dua sampaitiga jam setelah makan. Sebelum memberikan obat, perawat harus memeriksabuku obat keperawatan, informasi obat, atau berkonsultasi dengan apoteker

    rumah sakit mengenai interaksi obat dan nutrien.

    1. Distribusi

    Distribusi adalah proses di mana obat menjadi berada dalam &airan tubuh dan jaringan tubuh. Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah (dinamika sirkulasi),afinitas (kekuatan penggabungan) terhadap jaringan, berat dan komposisi badan,dan efek pengikatan dengan protein.

    1.

    Dinamika Sirkulasi

    "bat lebih mudah keluar dari ruang interstial ke dalam ruang intra/askulerdaripada di antara kompartemen tubuh. Pembuluh darah dapat ditembus olehkebanyakan 'at yang dapat larut, ke&uali oleh partikel obat yang besar atauberikatan dengan protein serum. onsentrasi sebuah obat pada sebuah tempattertentu bergantung pada jumlah pembuluh darah dalam jaringan, tingkat/asodilasi atau /asokonstriksi lokal, dan ke&epatan aliran darah ke sebuah jaringan. :atihan fisik, udara yang hangat, dan badan yang menggigil mengubah

    sirkulasi lokal. 9ontoh, jika klien melakukan kompres hangat pada tempat

  • 8/17/2019 sifat kerja obat.docx

    7/18

    suntikan intramuskular, akan terjadi /asodilatasi yang meningkatkan distribusiobat.

    %embran biologis berfungsi sebagai barier terhadap perjalanan obat. #arier

    darah-otak hanya dapat ditembus oleh obat larut lemak yang masuk ke dalamotak dan &airan serebrospinal. ;nfeksi sistem saraf pusat perlu ditangani denganantibiotik yang langsung disuntikkan ke ruang subaraknoid di medula spinalis.lien lansia dapat menderita efek samping (misalnya konfusi) akibat perubahanpermeabilitas barier darah-otak karena masuknya obat larut lemak ke dalamotak lebih mudah. %embran plasenta merupakan barier yang tidak selektifterhadap obat. 5gens yang larut dalam lemak dan tidak larut dalam lemak dapatmenembus plasenta dan membuat janin mengalami deformitas (kelainan bentuk),depresi pernafasan, dan pada kasus penyalahgunaan narkotik, gejala putus 'at.

  • 8/17/2019 sifat kerja obat.docx

    8/18

    adar protein yang rendah menurunkan jumlah tempat pengikatan denganprotein, sehingga meningkatkan jumlah obat bebas dalam plasma. Dengandemikian dalam hal ini dapat terjadi kelebihan dosis, karena dosis obat yangdiresepkan dibuat berdasarkan persentase di mana obat itu berikatan dengan

    protein.

    Seorang perawat juga harus memeriksa kadar protein plasma dan albumin plasmaklien karena penurunan protein (albumin) plasma akan menurunkan tempatpengikatan dengan protein sehingga memungkinkan lebih banyak obat bebasdalam sirkulasi. ergantung dari obat yang diberikan akibat hal ini dapatmengan&am nyawa.5bses, aksudat, kelenjar dan tumor juga menggangu distribusiobat, antibiotika tidak dapat didistribusi dengan baik pada tempat abses daneksudat. Selain itu, beberapa obat dapat menumpuk dalam jaringan tertentu,

    seperti lemak, tulang, hati, mata dan otot.

     

    1. %etabolisme 5tau #iotransformasi

    Hati merupakan tempat utama untuk metabolisme. ebanyakan obat diinaktifkanoleh en'im-en'im hati dan kemudian diubah menjadi metabolit inaktif atau 'at yang larut dalam air untuk diekskresikan. etapi, beberapa obatditransformasikan menjadi metabolit aktif, menyebabkan peningkatan responsfarmakologik, penyakit-penyakit hati, seperti sirosis dan hepatitis,mempengaruhi metabolisme obat.

    -jamdianggap singkat, dan 7>jam atau lebih dianggap panjang. *ika obat memilikiwaktu paruh yang panjang (seperti digoksin A jam), maka diperlukan beberapa

    hari agar tubuh dapat mengeliminasi obat tersebut seluruhnya, waktu paruh obat

  • 8/17/2019 sifat kerja obat.docx

    9/18

     juga dibi&arakan dalam bagian berikut mengenai farmakodinamik, karena prosesfarmakodinamik berkaitan dengan kerja obat.

    1. 8kskresi5tau 8liminasi

    +ute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute lain meliputiempedu, feses, paru- paru, sali/a, keringat, dan air susu ibu. "bat bebas yangtidak berkaitan dengan protein tidak dapat difiltrasi oleh ginjal. Sekali obatdilepaskan bebas dan akhirnya akan diekskresikan melalui urin.

    pH urin mempengaruhi ekskresi obat. pH urin ber/ariasi dari >,B sampai . !rin yang asam meningkatkan eliminasi obat-obat yang bersifat basa lemah. 5spirin,suatu asam lemah, diekskresi dengan &epat dalam urin yang basa. *ika seseorang

    meminum aspirin dalam dosis berlebih, natrium bikarbonat dapat diberikan untukmengubah pH urin menjadi basa. *ui&e &ranberry dalam jumlah yang banyakdapat menurunkan pH urin, sehingga terbentuk urin yang asam.

     

    1. '. Fase Farma"(i&ami

    0armakodinamik mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia selulardan mekanisme kerja obat. +espons obat dapat menyebabkan efek fisiologi

    primer atau sekunder atau kedua-duanya. 8fek primer adalah efek yangdiinginkan, dan efek sekunder bisa diinginkan atau tidak diinginkan. Salah satu&ontoh dari obat dengan efek primer dan sekunder adalah difenhidramin(benadryl) suatu antihistamin. 8fek primer dari difenhidramin adalah untukmengatasi gejala-gejala alergi, dan efek sekundernya adalah penekanan susunansaraf pusat yang menyebabkan rasa kantuk. 8fek sekunder ini tidak diinginkan jika sedang mengendarai mobil, tetapi pada saat tidur, dapat menjadi diinginkankarena menimbulkan sedasi ringan.

     

    2.3MULA) PUN'AK) DAN LAMA KERJA OBAT 

    %ula kerjadimulai pada waktu obat memasuki plasma dan berakhir sampaikonsentrasi efektif minimum ( %89 C minimum effe&ti/e &on&ertration ). Pun&akkerja terjadi pada saat obat men&apai konsentrasi tertinggi dalam darah atauplasma. :ama kerja adalah lamanya obat mempunyai efek farmakologis. #eberapaobat menghasilkan efek dalam beberapa menit, tetapi yang lain dapat memakan

    waktu beberapa hari atau jam. ur/a respons-waktu menilai tiga parameter darikerja obat4 mula kerja obat, pun&ak kerja, dan lama kerja.

  • 8/17/2019 sifat kerja obat.docx

    10/18

    Perlu untuk memahami hubungan antara respons-waktu dengan pemberian obat, jika kadar obat dalam plasma atau serum menurun dibawah ambang atau %89,maka ini berarti dosis obat yang terlalu tinggi dapat menyebabkan toksisitas. 

    2.*TEORI RESEPTOR

    ebanyakan reseptor, berstruktur protein, ditemukan pada membran sel. "bat-obat yang bekerja melalui reseptor, dengan berikatan dengan reseptor makaakan menghasilkan (memulai) respon atau menghambat (men&egah) respon.5kti/itas dari kebanyakan obat ditentukan oleh kemampuan obat untuk berikatan

    dengan reseptor spesifik. Semakin baik suatu obat berikatan dengan tempatreseptor, maka obat tersebut semakin aktif se&ara biologis. ;ni serupa denganmemasukkan kun&i yang tepat ke dalam lubang kun&i. "bat-obat yangmenghasilkan respons disebut agonis,dan obat-obat yang menghambat responsdisebut antagonis. Hampir semua obat, agonis dan antagonis, kurang mempunyaiefek spesifik dan selektif. Sebuah reseptor yang terdapat ditempat-tempatberbeda dalam tubuh menghasilkan berma&am-ma&am respons fisiologis,tergantung dimana reseptor itu berada. +eseptor-reseptor kolinergik terdapatdikandung kemih, jantung, pembuluh darah, paru-paru, dan mata.

    Sebuah obat yang merangsang atau menghambat reseptor-reseptor koligernikakan bekerja pada semua letak anatomis, obat-obat yang bekerja pada berbagaitempat seperti itu dianggap sebagai nonspesifik atau memiliki nonspesifitas.#etanekol dapat diresepkan utuk retensi urin pas&abedah untuk meningkatkankontraksi kandung kemih. arena betanekol mempengaruhi reseptor koligernik,maka tempat koligernik lain ikut terpengaruh denyut jantung menurun, tekanandarah menurun, sekresi asam lambung meingkat, bronkiolus menyempit, dan pupilmata menge&il. 8fek @ efek lain ini mungkin diinginkan mungkin juga tidak, dan

    mungkin berbahaya atau mungkin juga tidak berbahaya bagi pasien. "bat-obat yang menimbulkan berbagai respons di seluruh tubuh ini memiliki respons yangnonspesifik.

    "bat-obat juga dapat bekerja pada reseptor-reseptor yang berbeda. "bat-obat yang mempengaruhi berbagai reseptor yang berbeda. "bat-obat yangmempengaruhi berbagai reseptor disebut nonselektif atau memilikinonselektifitas. "bat-obat yang menghasilkan respons tetapi tidak bekerja padareseptor dapat berfungsi dengan merangsang akti/itas en'im atau produksi

    hormon.

  • 8/17/2019 sifat kerja obat.docx

    11/18

    8mpat kategori dari kerja obat meliputi perangsangan atau penekanan,penggantian, pen&egahan atau membunuh organisme, dan iritasi. erja obat yangmerangsang akan meningkatkan ke&epatan akti/itas sel atau meningkatkansekresi dari kelenjar. "bat-obat yang menekan akan menurunkan akti/itas sel

    dan mengurangi fungsi organ tertentu. "bat-obat pengganti, seperti insulin,menggantikan senyawa-senyawa tubuh yang esensial. "bat-obat yang men&egahatau membunuh organisme menghambat pertumbuhan sel bakteria. Penisilinmengadakan efek bakterisidanya dengan menghambat sintesis dinding selbakteri. "bat-obat juga dapat bekerja melalui mekanisme iritasi laksatif dapatmengiritasi dinding kolon bagian dalam, sehingga meningkatkan peristaltik dandefekasi..

    erja obat dapat berlangsung beberapa jam, hari, minggu, atau bulan. :ama kerja

    tergantung dari waktu paruh obat, jadi waktu paruh merupakan pedoman yangpenting untuk menentukan pedoman yang penting untuk menentukan inter/aldosis obat. "bat-obat dalam waktu paruh pendek, seperti penisilin ( t 1E7 @nya7 jam ), diberikan beberapa kali sehari, obat-obat dengan waktu paruh panjang,seperti digoksin (Ajam), diberikan sekali sehari, jika sebuah obat dengan waktuparuh panjang diberikan dua kali atau lebih dalam sehari, maka terjadipenimbunan obat didalam tubuh dan mungkin dapat menimbulkan toksitas obat, jika terjadi gangguan hati atau ginjal, maka waktu paruh obat akan meningkat.Dalam hal ini, dosis obat yang tinggi atau seringnya pemberian obat dapat

    menimbulkan toksisitas obat.

     

    2.+KADAR PUN'AK DAN KADAR TERENDAH OBAT 

    adar pun&ak obatadalah konsentrasi plasma tertinggi dari sebuah obat padawaktu tertentu. *ika obat diberikan se&ara oral, waktu pun&aknya mungkin 1sampai jam setelah pemberian obat, tetapi jika obat diberikan se&araintra/ena, kadar pun&aknya mungkin di&apai dalam 12 menit. Sampel darah harusdiambil pada waktu pun&ak yang dianjurkan sesuai dengan rute pemberian.

    adar terendah adalah konsentrasi plasma terendah dari sebuah obat danmenunjukan ke&epatan eliminasi obat. adar terendah diambil beberapa menitsebelum obat diberikan, tanpa memandang apakah diberikan se&ara oral atauintra/ena. adar pun&ak menunjukkan ke&epatan absorpsi suatu obat, dan kadarterendah menunjukkan ke&epatan eliminasi suatu obat. adar pun&ak danterendah dibutuhkan obat-obat yang memiliki indeks terapeutik yang sempit dandianggap toksik, seperti amininoglokosida (antibiotika). *ika kadar terendahterlalu tinggi, maka toksisitas akan terjadi.

  • 8/17/2019 sifat kerja obat.docx

    12/18

     

    2.,DOSIS PEMBEBANAN

    *ika ingin didapatkan efek obat segera, maka dosis awal yang besar, dikenalsebagai dosis pembebanan, dari obat tersebut diberikan untuk men&apai %89 yang &epat dalam plasma. Setelah dosis awal yang besar, maka diberikaan dosissesuai dengan resep per hari. Diagksin, suatu preparat digitalis, membutuhkandosis pembebanan pada saat pertama kali diresepkan. Digitalis adalah istilah yang dipakai untuk men&apai kadar %89 untuk digoksin dalam plasma dalamwaktu yang singkat.

    arena struktur kimia dan kerja fisiologisnya, sebuah obat dapat menghasilkan

    lebih dari satu efek.

    1. E-e terae$ti

    %erupakan respon fisiologis obat yang diharapkan atau yang diperkirakan timbul.Setiap obat yang diprogramkan memiliki efek terapeutik yang diinginkan. 9ontoh,perawat memberi kodein fosfat untuk men&iptakan efek analgesik dan memberiteofilin untuk medilatasi bronkiolus pernapasan yang menyempit. Pengobatantunggal dapat menghasilkan banyak efek yang terapeutik. 9ontoh, aspirinberfungsi sebagai analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi, dan menurunkanagregasi (gumpalan) trombosit.

    1. E-e Sami&/

    8fek samping adalah efek fisiologis yang tidak berkaitan dengan efek obat yangdiinginkan. Semua obat mempunyai efek samping,baik yang diinginkan maupuntidak. #ahkan dengan dosis yang tepatpun, efek samping terutama diakibatkanoleh kurangnya spesifitas obat tersebut. Dalam beberapa masalah kesehatan,efek samping dapat diinginkan, seperti dryl diberikan sebelum tidur. 8fek

    sampingnya berupa rasa kantuk menjadi menguntungkan. 8fek toksik atautoksitas suatu obat dapat diidenfikasi melalui pantauan batas terapeutik obattersebut dalam plasma (serum). etapi untuk obat-obat yang mempunyai indeksterapeutik yang lebar, batas terapeutik jarang di berikan. !ntuk obat-obat yangmempunyai batas terapeutik sempit maka batas terapeutik dipantau denganketat.

    1. Reasi Mer$/ia&

    Pada saat-saat tertentu, reaksi merugikandanefek samping kadang-kadangdipakai bergantian. +eaksi yang merugikan adalah batas efek yang tidak

  • 8/17/2019 sifat kerja obat.docx

    13/18

    diinginkan dari obat-obat yang mengakibatkan efek samping ringan sampai berat,termasuk anafifaksis (kolaps radio/askuler). +eaksi yang merugikan selalu tidakdiinginkan.

     

    1. E-e T"si

    8fek toksik atau toksitas suatu obat dapat diidenfikasi melalui pantauan batasterapeutik obat tersebut dalam plasma (serum). etapi untuk obat-obat yangmempunyai indeks terapeutik yang lebar, batas terapeutik jarang di berikan.!ntuk obat-obat yang mempunyai batas terapeutik sempit maka batas terapeutikdipantau dengan ketat.

    1. Reasi I(i"si&rati

    "bat yang menyebabkan timbulnya efek yang tidak diperkirakan, misalnya reaksiidiosinkratik yang meliputi klien bereaksi berlebihan, tidak beraksi, ataubereaksi tidak normal terhadap obat. 9ontoh, seorang anak yang menerimaantihistamin (&ontohnya #enadryl) menjadi sangat gelisah atau sangat gembira,bukan mengantuk. 5dalah tidak mungkin memperkirakan klien mana yang akanmengalami respon idiosinkratik.

    1. Reasi A#er/i

    %erupakan respon lain yang tidak dapat diperkirakan terhadap obat. Dariseluruh reaksi obat, B3 sampai 123 merupakan reaksi alergi. ekebalan tubuhseseorang dapat tersensitisasi terhadap dosis awal obat. 5pabila obat diberikanse&ara berulang kepada klien, ia akan mengalami respon alergi terhadap obat, 'atpengawet obat, atau metabolitnya. Dalam hal ini, obat atau 'at kimia bekerjasebagai antigen, memi&u pelepasan antibodi.

    5lergi obat dapat bersifat ringan atau berat. ejala alergi ber/ariasi,bergantung pada indi/idu dan obat. 9ontoh, antibiotik dapat menimbulkan banyakreaksi alergi. ejala alergi yang umum timbul dirangkum pada abel B->. +eaksi yang berat atau reaksi anafilaksis ditandai oleh konstriksi (penge&ilan) ototbronkiolus, edema faring dan laring, mengi berat, dan sesak napas.

     

    abel B-> +eaksi 5lergi +ingan

  • 8/17/2019 sifat kerja obat.docx

    14/18

    Ge0a#a

     

    Desrisi

    !rtikaria 8rupsi kulit yang bentuknya tidakberaturan, meninggi, ukuran dan bentukber/ariasi4 erupsi memilki batas berwarnamerah dan bagian tengahnya berwarnapu&at

    +uam Fesikel ke&il dan meninggi yang biasanya

    berwarna merah4 seringkali tersebar diseluruh tubuh

    Pruritus atal-gatal pada kulit, kebanyakan timbulbersama ruam

    +hinitis ;nflamasi lapisan memberan mukosa

    hidung4 menimbulkan bengkak danpenegeluaran rabas en&er dan berair

     

    lien juga dapat mengalami hipotensi berat, sehingga membutuhkan resusitasidarurat. lien yang memilki riwayat alergi terhadap tertentu harus menghindaripenggunaan berulang obat tersebut, dan setelah sadar klien harus mengenakangelang atau kalung identifikasi, sehingga perawat dan dokter dapat mengetahui

    klien tersebut alergi terhadap obat tertentu.

    1. T"#era&si Tera(a Oat

    #eberapa klien yang menerima obat dalam jangka waktu lama memerlukan dosis yang lebih tinggi untuk memperolah efek yang sama. Seringkali dosis obat yangdiberikan kepada klien harus ditingkatkan untuk memperoleh efek yang sama.

    1. I&terasi Oat

  • 8/17/2019 sifat kerja obat.docx

    15/18

    ;nteraksi obat terjadi apabila suatu obat memodifikasi obat yang lain. !mumnyaterjadi pada indi/idu yang menggunakan beberapa obat. Sebuah obat dapatmenguatkan atau menghilangkan kerja obat lain dan dapat mengubah absorpsi,metabolism atau pembuangan obat tersebut dari tubuh.

      "bat dapat memilki efej sinergis atau adiktif apabila dua obat diberikanse&ara bersamaan. 8fek sinergis membuat kerja fisiologis kombinasi kedua obattersebut lebih besar daripada efek obat bila diberikan se&ara terpisah. 5l&oholadalah depresan susunan saraf pusat yang memilki efek sinergis padaantihistamin, antidepresan, barbiturate, dan analgesi& narkotik.

      ;nteraksi obat selalu diharapkan. Seringkali seorang doktermemprogamkan terapi obat untuk men&iptakan interaksi obat guna mendapatkan

    keuntungan terapeutik. 9ontoh, klien yang menderita hipertensi berat dapatmenerima kombinasi terapi obat, misalnya diureti& dan /asodilator, yang bekerjabersama menjaga tekanan darah pada kadar yang diinginkan.

    1. Res"& D"sis Oat

    Setelah perawat memberi obat, kemudian obat diabsorpsi, didistribusi,dimetabolisasi, dan dieksresi. Semua obat memerlukan waktu yang lama untukmasuk ke dalam aliran darah, ke&uali obat yang diberikan se&ara intra/ena.

    *umlah dan distribusi obat pada kompartemen tubuh yang berbeda berubahse&ara konstan.

      ujuan suatu obat diprogram ialah untuk men&apai kadar darah yangkonstan dalam rentang terapeutik yang aman. Dosis berulang diperlukan utnukmen&apai konsentrasi terapeutik konstan suatu obat karena sebagian obat selaludibuang (dieksresi). etika absorpsi berhenti, hanya metabolism, ekskresi, dandistribusi yang berlanjut. onsentrasi serum tertinggi obat (konsentrasi pun&ak)biasanya di&apai sesaat sebelum obat terakhir diabsorpsi. Setelah men&apai

    pun&ak, konsentrasi serum turun bertahap. Pada penginfusan obat intra/ena,konsentrasi pun&ak di&apai dengan &epat tetapi kadar serum juga mulai turundengan &epat.

    Semua obat memilki waktu paruh serum, yakni waktu yang diperlukan prosesekskresi untuk menurunkan konsentrasi serum sampai setengahnya. !ntukmempertahankan Plateau yang terapeutik, klien harus mendapatkan dosis yangtepat dan teratur. Setelah dosis awal diberikan, klien menerima dosis setiapobat berikutnya ketika dosis sebelumnya mne&apai waktu paruhnya. Dengan &araini, konsentrasi terapeutik obat yang hamper stabil dapat dipertahankan.

  • 8/17/2019 sifat kerja obat.docx

    16/18

    lien dan perawat harus mengikuti penjadwalan dosis yang teratur danmematuhinya untuk menentukan dosis dan inter/al waktu pemberian dosis.Dengan mengetahui inter/al waktu kerja obat, perawat dapat mengantisipasiefek suatu obat

    1. 5witan kerja obat.

  • 8/17/2019 sifat kerja obat.docx

    17/18

     

    3.1 Kesim$#a&

    Dalam men&apai kerja maksimal, obat memerlukan beberapa tahap. Yakni tahapfarmasetik, farmakokinetik, dan farmakodinamik. Sebelum obat benar-benardiserap oleh tubuh, obat perlu diubah menjadi partikel-partikel yang lebih ke&il.%asing-masing obat tidak akan mempunyai waktu perubahan yang berbeda-beda.ergantung kandungan obat itu sendiri. arena beberapa obat tidak 1223 obat. .eadaan asam-basa urin juga berpengaruh di dalam perubahan partikel obattersebut.

    Setelah obat men&apai kerja obatnya, obat akan dimetabolasi menjadi bentuk

     yang tidak aktif, sehingga lebih mudah untuk diekskresi. Setelah dimetabolisasi,obat akan keluar dari tubuh melalui ginjal, hati, usus, paru-paru, dan kelenjareksokrin. Struktur kimia sebuah obat akan menentukan organ yang akanmengekskresinya.

     

    3.2 Sara&

    #erdasarkan materi yang telah dijelaskan dalam makalah ini, maka perawat

    seyogyanya mengerti dan memahami akan medikasi khususnya dalam hal ini adalahtentang sifat kerja obat. Sehingga perawat dapat mengimplementasikannyadalam proses penanganan terhadap pasien. %aka asuhan keperawatan yangdiberikan pada pasien akan berjalan dengan baik dan maksimal. arena jikaperawat tidak paham mengenai medikasi akan menghambat penanganan terhadappasien dan penanganan menjadi kurang maksimal bahkan dapat merugikan pihakpasien.

     

  • 8/17/2019 sifat kerja obat.docx

    18/18

     

    D505+ P!S55

     

    Potter dan Perry. 722B. #uku 5jar 0undamental -eperawatan -onsep, Proses,dan Praktik . *akarta 89

    ee *oy&e :. Dan Hayes 8/elyne +.1==A. 0armakologi. *akarta 89