Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
SIFAT MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT BERPENGUAT
PARTIKEL CANGKANG KEPITING DENGAN
MENGGUNAKAN VARIASI FRAKSI VOLUME PARTIKEL
10%, 20% DAN 30%
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin
oleh :
HENDRIKE FERDINAN CHERRY SUMARAUW
NIM: 135214012
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
MECHANICAL PROPERTIES OF COMPOSITE MATERIALS
REINFORCED CRAB SHELLS PARTICLE WITH VOLUME
FRACTION VARIATION 10%, 20% AND 30%
FINAL PROJECT
As partial fulfillment of the requirement
to obtain the Sarjana Teknik degree
in Mechanical Engineering
by :
HENDRIKE FERDINAN CHERRY SUMARAUW
Student Number: 135214012
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STTAT MEKN{IS MATERIAL KOMFOSIT BERPENGTIAT
PARTIKEL CAIYGKANG KEPITING DENGAN
MENGGLNAKAN YARIASI FR.AKSI VOLTIME PARTIKEL
lSa/o720o/s DAN StlYo
Pembimbing Utama
Budi Setyahandana, S.T., MT.
tlr
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
SIFAT FIEKANIS MATERIAL KOMPOSIT BERPENGUAT
PARTIKEL CANGKANG KEPITING I}ENGAN
1IIilNGGUNAKANYARTJTST{R4K.SIYOL{]MEPARTTKEL
lff/o,m"/oDAl{ }Do/o
K€tLla
Sekretaris
Anggota
DiprSiap{can dan ditrilis oleh:
Nama: Ilendrike Feidinan Cheny Sunramrrw
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata nhrma
lv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
M
Dengsn iai saya menyatakan bahwa daltrn slaipsi ioi tidak t€rdapat karya yang
pernah diajrrkan untr* memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Pergtruan Tinggi,
dan s€panjang pmgehhum srya juga tid* teildryt karya atau pmdap* yang
p€rnah dihrlis atau diterbitkan oleh orang laiq kecrdi yang s€oara tertulis diacu
d'lam aarkah ini dan dis€ftlutkan dalam daftar pustaka
Yogyakcta t4 Juti 20f7
H€rdriko Minan Clrcmy $unryauw
IPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
INTISARI
Limbah cangkang kepiting yang sering dihasilkan oleh rumah makan,
biasanya hanya dibuang begitu saja, karena limbah cangkang kepiting dianggap
belum memiliki nilai atau manfaat yang baik. Namun berbeda dengan pemikiran
penulis. Penulis melihat bahwa limbah cangkang kepiting bisa dimanfaatkan. Oleh
karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang penggunaan
cangkang kepiting sebagai bahan penguat pada komposit. Dalam penelitian ini
digunakan variasi fraksi volume partikel sebesar 10% 20% dan 30% dengan ukuran
diameter partikel sebesar 100 mesh.
Manufaktur komposit menggunakan metode hand lay-up, dengan
menggunakan cetakan kaca berukuran 30×20×0.5 cm. jenis matrik yang digunakan
adalah resin polyester. Untuk mengetahui sifat mekanis dilakukan pengujian
kekuatan tarik dengan menggunakan standar ASTM D 638-14 dan untuk pengujian
impak digunakan standar ASTM D 611-02 dengan menggunakan metode Charpy
impact test.
Data-data hasil penelitian kemudian dibandingkan dengan spesimen atau
benda uji tanpa bahan penguat yaitu hanya bahan matrik resin polyester. Hasil dari
pengujian impak, komposit berpenguat partikel cangkang kepiting dengan fraksi
volume 20% merupakan variasi fraksi volume terbaik diantara fraksi volume yang
lain, dengan nilai tenaga patah 688,1 J dan harga keuletan 7,6 J/mm2.
Pada pengujian tarik, komposit berpenguat cangkang kepiting tidak
memiliki pengaruh yang signifikan, dengan nilai kekuatan tarik tertinggi pada
spesimen atau benda uji resin polyester yaitu 22,9 MPa dan kekuatan tarik terendah
pada spesimen atau benda uji dengan fraksi volume 30% yaitu 11,1 MPa. Untuk
nilai regangan tertinggi pada spesimen atau benda uji resin polyester yaitu 5.3%
dan nilai regangan terendah yaitu 0.5% pada spesimen atau benda uji dengan fraksi
volume 30%. Untuk nilai modulus elastisitas terendah pada spesimen atau benda
uji resin polyester yaitu 4.6 MPa dan nilai terbesar pada spesimen atau benda uji
dengan fraksi volume 20% yaitu 21.9 MPa.
Kata kunci: Komposit, cangkang kepiting, polyester, kekuatan tarik, regangan,
modulus elastisitas, tenaga patah, harga keuletan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
Crab shells’ wastes often produced by restaurants are usually thrown away.
The fact is because they are still considered to have no value or beneficial usage.
However, the researcher has the opposite thought which observes crab shell can be
useful. This leads the researcher to conduct research about the use of crab shells as
a reinforcement material for composite particles with polyester matrix. This
research uses variation of particle volume fraction by 10%, 20%, and 30% with the
particle diameter size is 100 mesh.
Manufacturing composite uses hand lay-up method. Using a glass mold
measuring 30 × 20 × 0.5 cm. The type of matrix used is polyester resin. A trial of
tensile strength test uses ASTM D 638-14 standard while a trial of impact test uses
ASTM D 611-02 standard which using Charpy impact test method.
Data of the research results are then compared to specimens or the trial stuffs
without reinforcement material, as matrix polyester resin material. The result of
impact test, the composite used crab shells’ particles with variation fraction volume
20%, with the modulus of rupture 688,1 J and module of elasticity 7,6 J/mm2, is the
best among others.
In tensile strength test, the composites using crab shells do not give
significant effect, which the highest tensile strength in specimens or polyester resin
trial stuffs is 22.9 MPa while the lowest 30% is 11,1 MPa. As in tensile strain
biggest value, specimen or polyester resin trial stuff is 5.3%, while the smallest is
0.5%, which owned by specimens or trial stuffs with volume fraction 30%. In the
biggest modulus of elasticity value, specimen or polyester resin trial stuff has the
smallest value which is 4.6 MPa while the biggest module of elasticity value is
owned by specimen or trial stuff with volume faction 20% is 21.9 MPa.
Keywords: Composite, crab shell’s, polyester, tensile strength, tensile strain,
modulus of elasticity, modulus of rupture.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PER}TYATAATI PERSETUJUAI\I
PTJBLIKASI KARYA ILMIAH T'NTIIK KEPENTINGAI\
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta:
Nama .: Hendrike Ferdinan Cherry Sumarauw
NIM :135214012
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta skripsi saya yang berjudul:
SIFAT MEKAI{IS MATERIAL KOMPOSIT BURPf,NGUAT
PARTIKEL CANGKAI{G KOPTTING DENGAI\
MENGGUNAKAFT VARIASI IMAKST VOLI}ME PARTIKEL
l$o/o,Z$Ya DAI\[ 30o/o
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta hak unttrk menyimpan, mengalihkan dalam benhrk media lain,
mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis taqrtnerlu
meminta rjin dari saya sebagai penulis.
Demikian pernyafaan ini yang saya buat dengan sebenamya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 14 Juli 2017
Yang menyatakan,
(Hendrike Ferdinan Cherr), Sumarauw)
vlrl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat, berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Skripsi merupakan salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Teknik di
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata
Dharma. Skripsi ini membahas tentang sifat mekanis material komposit berpenguat
partikel cangkang kepiting dengan menggunakan variasi fraksi volume 10%, 20%
dan 30%.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini melibatkan banyak
pihak. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math. Sc., Ph. D. Dekan Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., Ketua Program Studi Teknik Mesin
Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Budi Setyahandan, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
4. Raden Benedictus Dwiseno Wihadi, S.T., M.Si., sebagai Dosen Pembimbing
Akademik.
5. Sonny Sumarauw dan Paula Palandi selaku kedua orang tua saya, yang telah
memberikan motivasi, kasih sayang dan dukungan baik berupa materi dan
spiritual.
6. Edwardo Lamalo, Eric Siagian, Emanuel Roberto, Junior Kamagi, dan Heind
Daime, Novera Wisda, selaku teman-teman seperjuangan dalam perkuliahan.
7. Nehemia Saragih, Firman Aritonang, Greg Estu, Simon Adiwijaya, Robertus
Paska, Nelson Tarran, Yoshanta Epifani, Chikana Prahesti, dan Inri Sagala,
selaku teman-teman saya, yang selalu ada disaat suka dan duka.
8. Resctly Manupputy dan Galvin Talahatu, dan Daniel Walangare selaku kakak-
kakak senior, yang selalu memberikan dukungan dan motivasi selama
mengerjakan tugas akhir ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I
9. Para karyawan di restoran Bang Ja'i yang telah memberikan dukungan dan
bantuan.
10. Selunrh staff pengajar dan laboran Program Studi Teknik Mesin Universitas
Sanata Dhanna Yogyakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu
pengetahuan kepada penulis.
11. Semua teman-teman Teknik Mesin angkatan 2013 yang telatr berproses
bersarna dalam perkuliahan.
12. Serta semua pihak yang tidak mrmgkin disebutkan satu persatu yang telah ikut
membantu dalam menyelesaikan slripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang perlu
dipeftaiki dalam slaipsi ini, untuk itu penulis masukan dan kritik,
serta saran dari berbagai pihak untuk menyemptrnakannya. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca. Terirne kasih.
Yogyakart4 14luli20l7
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
TITLE PAGE ......................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ v
INTISARI ............................................................................................................. vi
ABSTRACK ....................................................................................................... vii
HALAMAN TERSETUJUAN PUBLKASI ....................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 3
1.4 Batasan Masalah .................................................................................. 4
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
BAB II DASAR TEORI
2.1 Pengertian Komposit ........................................................................... 6
2.2 Penggolongan Komposit ..................................................................... 8
2.2.1 Bahan Penguat (Reinforcement) Komposit ............................. 9
2.2.2 Material Pengikat (Matrik) ...................................................... 11
2.3 Metoda Pembuatan Komposit ............................................................. 14
2.3.1 Proses Cetakan Terbuka (Open-Mold Process) ...................... 14
2.3.2 Proses Cetakan Tertutup (Closed Mold Process) .................... 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2.4 Bahan Penyusun Komposit ................................................................. 21
2.4.1 Komposit Partikel (Butiran Atau Serbuk) ............................... 22
2.4.2 Matrik ...................................................................................... 23
2.4.3 Cangkang Kepiting .................................................................. 23
2.4.4 Bahan Tambahan ..................................................................... 26
2.5 Fraksi Volume ..................................................................................... 27
2.6 Mekanika Komposit ............................................................................ 27
2.7 Ukuran Partikel ................................................................................... 29
2.8 Uji Tarik (Tensile Test) ....................................................................... 29
2.9 Uji Impak ............................................................................................ 33
2.10 Tinjauan Pustaka ................................................................................. 37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Skema Penelitian ................................................................................. 39
3.2 Persiapan Penelitian ............................................................................ 40
3.2.1 Alat-Alat Yang Digunakan ..................................................... 40
3.2.2 Bahan-Bahan Yang Digunakan ............................................... 45
3.3 Perhitungan Komposisi Partikel .......................................................... 48
3.3.1 Mencari Massa Jenis Partikel .................................................. 48
3.3.2 Mencari Volume Cetakan ....................................................... 49
3.3.3 Mencari Volume Cetakan Pada Setiap .................................... 50
Fraksi Volume Partikel
3.4 Proses Pembuatan Komposit Berpenguat Partikel .............................. 52
Cangkang Kepiting
3.5 Standar Pengujian Dan Dimensi Benda Uji ........................................ 57
3.5.1 Uji Tarik .................................................................................. 57
3.5.2.1 Langkah-Langkah Pengujian Tarik ................................... 57
3.5.2 Uji Impak ................................................................................ 58
3.5.2.1 Langkah-Langkah Pengujian Impak ................................. 58
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengujian ................................................................................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
4.2 Pengujian Tarik ................................................................................... 60
4.2.1 Pembahasan Uji Tarik ............................................................. 71
4.3 Pengujian Impak .................................................................................. 72
4.3.1 Pembahasan Uji Impak ........................................................... 84
4.4 Massa Jenis Spesimen ......................................................................... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 89
5.2 Saran ........................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 91
LAMPIRAN ....................................................................................................... 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Matrik dan reinforcement dalam komposit ..................................... 6
Gambar 2.2 Komposit partikel ............................................................................ 9
Gambar 2.3 Komposit serat ............................................................................... 10
Gambar 2.4 Komposit laminat .......................................................................... 11
Gambar 2.5 Pengelompokan komposit .............................................................. 11
Gambar 2.6 Hand lay-up process ...................................................................... 15
Gambar 2.7 Proses vacuum bag ........................................................................ 16
Gambar 2.8 Pressure bag process ..................................................................... 17
Gambar 2.9 Proses spray-up .............................................................................. 17
Gambar 2.10 Proses filament winding ................................................................. 18
Gambar 2.11 Compression Molding .................................................................... 19
Gambar 2.12 Proses continuous pultrusion ......................................................... 21
Gambar 2.13 Limbah cangkang kepiting bakau (Scylla olivacea) ...................... 24
Gambar 2.14 Bagian-bagian cangkang kepiting ................................................. 25
Gambar 2.15 Diagram tegangan dan regangan ................................................... 29
Gambar 2.16 Alat uji tarik ................................................................................... 30
Gambar 2.17 Sketsa spesimen benda uji tarik menurut ASTM 638-14 .............. 33
Gambar 2.18 Uji impak charpy ........................................................................... 34
Gambar 2.19 Sketsa dan dimensi spesimen benda uji impak ASTM A370 ........ 36
Gambar 3.1 Diagram alir Penelitian .................................................................. 39
Gambar 3.2 Timbangan digital .......................................................................... 40
Gambar 3.3 Cetakan kaca .................................................................................. 41
Gambar 3.4 Gelas ukur ...................................................................................... 41
Gambar 3.5 Suntikan ......................................................................................... 42
Gambar 3.6 Sarung tangan karet ....................................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Gambar 3.7 Spatula atau skrap .......................................................................... 43
Gambar 3.8 Kuas ............................................................................................... 43
Gambar 3.9 Gerinda .......................................................................................... 44
Gambar 3.10 Penggaris ....................................................................................... 44
Gambar 3.11 Mesin milling ................................................................................. 45
Gambar 3.12 Mesin uji tarik ................................................................................ 45
Gambar 3.13 Limbah cangkang kepiting ............................................................ 46
Gambar 3.14 Resin polyester dan katalis ............................................................ 47
Gambar 3.15 (NaOH) .......................................................................................... 47
Gambar 3.16 Release Agent (Mirror Glaze) ....................................................... 48
Gambar 3.17 Membersihkan cangkang kepiting ................................................. 53
Gambar 3.18 Pelakuan alkalisasi ......................................................................... 53
Gambar 3.19 Penjemuran cangkang kepiting ...................................................... 54
Gambar 3.20 Menumbuk cangkang kepiting ...................................................... 54
Gambar 3.21 Penyaringan partikel ...................................................................... 55
Gambar 3.22 Pencampuran resin dan katalis ...................................................... 55
Gambar 3.23 Penaburan partikel cangkang kepiting ........................................... 56
Gambar 3.24 Komposit cangkang kepiting ......................................................... 57
Gambar 4.1 Grafik nilai kekuatan tarik pada spesimen .................................... 62
tanpa bahan penguat
Gambar 4.2 Grafik nilai regangan pada spesimen tanpa bahan penguat ........... 62
Gambar 4.3 Grafik nilai modulus elastisitas pada spesimen ............................. 62
tanpa bahan penguat
Gambar 4.4 Grafik nilai kekuatan tarik pada fraksi volume ............................. 64
bahan penguat 10%
Gambar 4.5 Grafik nilai regangan pada fraksi volume ..................................... 64
bahan penguat 10%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 4.6 Grafik nilai modulus elastisitas pada fraksi volume ...................... 64
bahan penguat 10%
Gambar 4.7 Grafik nilai kekuatan tarik pada fraksi volume ............................. 66
bahan penguat 20%
Gambar 4.8 Grafik nilai regangan pada fraksi volume ..................................... 66
bahan penguat 20%
Gambar 4.9 Grafik nilai modulus elastisitas pada fraksi volume ...................... 66
bahan penguat 20%
Gambar 4.10 Grafik nilai kekuatan tarik pada fraksi volume ............................. 68
bahan penguat 30%
Gambar 4.11 Grafik nilai regangan pada fraksi volume ..................................... 68
bahan penguat 30%
Gambar 4.12 Grafik nilai modulus elastisitas pada fraksi volume ...................... 68
bahan penguat 30%
Gambar 4.13 Grafik nilai Kekuatan tarik rata-rata pada setiap bahan ................ 70
penguat dan spesimen tanpa bahan penguat
Gambar 4.14 Grafik nilai regangan rata-rata pada setiap bahan ......................... 70
penguat dan spesimen tanpa bahan penguat
Gambar 4.15 Grafik nilai modulus elastisitas rata-rata pada setiap .................... 70
bahan penguat dan spesimen tanpa bahan penguat
Gambar 4.16 Grafik nilai tenaga patah masing-masing spesimen ...................... 74
tanpa bahan penguat
Gambar 4.17 Grafik harga keuletan masing-masing spesimen ........................... 74
tanpa bahan penguat
Gambar 4.18 Grafik nilai tenaga patah masing-masing spesimen ...................... 76
pada fraksi volume bahan penguat 10%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Gambar 4.19 Grafik harga keuletan masing-masing spesimen pada .................. 76
fraksi volume bahan penguat 10%
Gambar 4.20 Grafik nilai tenaga patah masing-masing spesimen ...................... 78
pada fraksi volume bahan penguat 20%
Gambar 4.21 Grafik harga keuletan masing-masing spesimen pada .................. 78
fraksi volume bahan penguat 20%
Gambar 4.22 Grafik nilai tenaga patah masing-masing spesimen pada .............. 80
fraksi volume bahan penguat 30%
Gambar 4.23 Grafik harga keuletan masing-masing spesimen pada .................. 80
fraksi volume bahan penguat 30%
Gambar 4.24 Grafik tenaga patah rata-rata pada setiap bahan ............................ 84
penguat dan spesimen tanpa bahan penguat
Gambar 4.25 Grafik tenaga patah rata-rata pada setiap bahan ............................ 84
penguat dan spesimen tanpa bahan penguat
Gambar 4.26 Grafik rerata massa jenis spesimen ............................................... 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Dimensi spesimen menurut ASTM 638-14 ....................................... 33
Tabel 2.2 Dimensi spesimen menurut ASTM D611-02 ..................................... 35
Tabel 4.1 Dimensi masing-masing spesimen tanpa bahan penguat ................... 61
Tabel 4.2 Kekuatan tarik masing-masing spesimen tanpa bahan penguat ......... 61
Tabel 4.3 Regangan dan modulus elastisitas masing-masing ............................ 61
spesimen tanpa bahan penguat
Tabel 4.4 Dimensi masing-masing spesimen pada fraksi .................................. 63
volume bahan penguat 10%
Tabel 4.5 Kekuatan tarik komposit pada fraksi volume ..................................... 63
bahan penguat 10%
Tabel 4.6 Regangan dan modulus elastisitas komposit pada fraksi ................... 63
volume bahan penguat 10%
Tabel 4.7 Dimensi masing-masing spesimen pada fraksi .................................. 65
volume bahan penguat 20%
Tabel 4.8 Kekuatan tarik komposit pada fraksi volume .................................... 65
bahan penguat 20%
Tabel 4.9 Regangan dan modulus elastisitas komposit pada fraksi ................... 65
volume bahan penguat 20%
Tabel 4.10 Dimensi masing-masing spesimen pada fraksi .................................. 67
volume bahan penguat 30%
Tabel 4.11 Kekuatan tarik komposit pada fraksi volume .................................... 67
bahan penguat 30%
Tabel 4.12 Regangan dan modulus elastisitas komposit pada fraksi ................... 67
volume bahan penguat 30%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Tabel 4.13 Kekuatan tarik rata-rata pada setiap bahan penguat ........................... 69
dan spesimen tanpa bahan penguat
Tabel 4.14 Nilai regangan dan modulus elastisitas rata-rata pada setiap ............. 69
bahan penguat dan spesimen tanpa bahan penguat
Tabel 4.15 Dimensi dan sudut masing-masing spesimen .................................... 73
tanpa bahan penguat
Tabel 4.16 Tenaga patah dan harga keuletan masing-masing .............................. 73
spesimen tanpa bahan penguat
Tabel 4.17 Dimensi dan sudut masing-masing spesimen pada fraksi .................. 75
volume bahan penguat 10%
Tabel 4.18 Tenaga patah dan harga keuletan masing-masing .............................. 75
spesimen pada fraksi volume bahan penguat 10%
Tabel 4.19 Dimensi dan sudut masing-masing spesimen pada fraksi .................. 77
volume bahan penguat 20%
Tabel 4.20 Tenaga patah dan harga keuletan masing-masing .............................. 77
spesimen pada fraksi volume bahan penguat 20%
Tabel 4.21 Dimensi dan sudut masing-masing spesimen pada fraksi .................. 79
volume bahan penguat 30%
Tabel 4.22 Tenaga patah dan harga keuletan masing-masing .............................. 79
spesimen pada fraksi volume bahan penguat 30%
Tabel 4.23 Standar deviasi kekuatan impak pada spesimen ................................ 81
tanpa bahan penguat
Tabel 4.24 Standar deviasi kekuatan impak pada spesimen ................................ 82
Dengan variasi fraksi volume 10%
Tabel 4.25 Standar deviasi kekuatan impak pada spesimen ................................ 82
Dengan variasi fraksi volume 20%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Tabel 4.26 Standar deviasi kekuatan impak pada spesimen ............................... 83
Dengan variasi fraksi volume 30%
Tabel 4.27 Tenaga patah dan harga keuletan rata-rata pada setiap .................... 83
bahan penguat dan spesimen tanpa bahan penguat
Tabel 4.28 Rerata massa jenis spesimen ............................................................. 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang semakin maju saat ini, menuntut kebutuhan
bahan atau material yang mempunyai sifat yang lebih baik dari bahan yang sudah
ada. Bahan atau material seperti besi, baja, keramik, dan bahan polimer yang
umumnya mempunyai sifat yang berat, mudah terkorosi, dan rentan terhadap
kerusakan. Kebutuhan bahan material yang lebih baik sangat dibutuhkan di dunia
industri, seperti industri perkapalan, otomotif, pesawat terbang, perumahan dan
lainnya. Bahan atau material yang lebih baik adalah bahan atau material yang
memiliki sifat ringan, tidak mudah korosi, tidak berbahaya, tahan terhadap benturan
dan terbuat dari bahan yang mudah didapatkan dan lain sebagainya yang tentunya
bersifat lebih baik dari bahan atau material yang sudah ada. Maka dari itu bahan
atau material komposit merupakan jawaban atas bahan apa yang berpengaruh
dalam perkembangan teknologi yang semakin maju.
Komposit adalah suatu bahan atau material baru hasil rekayasa yang berasal
dari penggabungan dua atau lebih bahan material yang berbeda, yaitu fase matrik
dan fase penguat (reinforcement) untuk menghasilkan material yang baru dan
mempunyai sifat yang lebih baik dari material penyusunnya. Komposit merupakan
benda dari hasil penggabungan beberapa bahan, maka sifat komposit akan lebih
unggul setelah dilakukan penggabungan, keunggulan sifat-sifatnya antara lain:
a) Rapat massa benda yang ringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
b) Terhindar dari korosi.
c) Dapat memberikan penampilan dan kehalusan permukaan yang lebih baik.
d) Sifat kelenturan (fatigue) lebih baik dari logam biasa dan ketangguhan
(toughness) yang baik.
Selain matrik, material utama dalam komposit adalah bahan penguat
(reinforcement). Bahan penguat merupakan penanggung beban yang utama, oleh
kerena itu bahan penguat harus memiliki modulus elastisitas yang lebih baik dari
pada bahan matriknya. Selain itu ikatan matrik dan bahan penguat harus sangat
kritis dan peka, karena bila mendapat pembebanan maka matrik akan meneruskan
ke penguat (Van Vlack, 1991: hal 596).
Salah satu jenis penguat yang dipakai adalah katin yang banyak terdapat
pada kulit udang dan cangkang kepiting. Kepiting merupakan jenis hewan amfibi
yakni dapat hidup didarat maupun diperairan, ada begitu banyak jenis kepiting.
Namun yang sering dikonsumsi adalah kepiting bakau. Kepiting terkenal memiliki
daging dengan tekstur yang empuk dan memiliki rasa yang nikmat. Kepiting juga
memiliki cangkang yang cukup keras. Karena biasanya yang dikonsumsi hanya
dagingnya menyebabkan cangkang kepiting sering diabaikan sehingga
menghasilkan limbah yang cukup besar dimana pemanfaatan dari limbah tersebut
belum maksimal.
Penelitian sejauh ini mengenai penggunaan limbah cangkang kepiting
belum menghasilkan suatu bahan material yang baik di dunia industri saat ini.
penelitian sejauh ini kebanyakan mengarah ke dunia medis dan kecantikan yaitu
pembuatan komposit kitosan berbahan penguat cangkang kepiting yang dijadikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
gigi palsu tulang palsu dan produk-produk kecantikan. Oleh karena itu penulis
tertarik untuk meneliti pemanfaatan cangkang kepiting ini sebagai bahan penguat
(reinforcement) komposit, yang mana diharapkan hasil dari penelitian ini dapat
digunakan didunia industri saat ini. Penelitian ini memanfaatkan limbah cangkang
kepiting sebagai bahan penguat (reinforcement) pada komposit dengan matrik resin
poliester. Komposit ini termasuk dalam jenis komposit partikel.
1.2 Rumusan Masalah
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan cangkang
kepiting sebagai bahan penguat (reinforcement) dalam pembuatan komposit adalah
ukuran partikel, ikatan antara partikel dan matrik. Daya ikat antara partikel dengan
matrik merupakan hal yang sangat mempengaruhi sifat mekanik komposit. Untuk
itu dilakukan penelitian untuk menyelidiki bagaimana memvariasikan fraksi
volume partikel cangkang kepiting untuk mendapatkan sifat mekanik material
komposit berpenguat cangkang kepiting yang baik.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui kekuatan tarik komposit berpenguat cangkang kepiting
dengan matrik poliester. Pada berbagai variasi fraksi volume partikel
cangkang kepiting sebesar 10%, 20%, 30%.
2. Mengetahui kekuatan impak komposit berpenguat cangkang kepiting
dengan matrik polyester. Pada berbagai variasi fraksi volume partikel
cangkang kepiting sebesar 10%, 20% dan 30%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
3. Mendapatkan massa jenis tiap spesimen pada komposit berpenguat
cangkang kepiting dengan variasi fraksi volume partikel cangkang kepiting
sebesar 10%, 20% dan 30%.
4. Mendapatkan volume fraksi terbaik komposit partikel berpenguat
cangkang kepiting.
1.4 Batasan Masalah
Pada pembahasan ini penulis membatasi masalah pada:
1. Bahan penguat komposit adalah partikel cangkang kepiting yang
mempunyai ukuran diameter partikel 100 mesh dengan variasi fraksi
volume partikel sebesar 10%, 20% dan 30%.
2. Ukuran partikel diatas 100 mesh yang ikut tercampur saat proses mencetak
diabaikan.
3. Kandungan benda asing yang ikut terbawa pada proses pembuatan
diabaikan.
4. Matrik yang digunakan sebagai bahan campuran dengan bahan pengikat
adalah resin poliester.
5. Pengujian yang dilakukan pada komposit berpenguat cangkang kepiting
adalah uji tarik dan uji impak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengembangan ilmu
komposit, yang dapat ditempatkan di perpustakaan Universitas Sanata
Dharma.
2. Diperoleh suatu material komposit baru yang dapat digunakan sebagai
material yang mengutamakan tingkat kekerasan dan keuletan dalam
aplikasinya pada tingkatan komposit polimer
3. Dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan material komposit
alternatif yang harganya relatif murah, ringan dan berkualitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Komposit
Komposit adalah bahan atau material gabungan antara dua macam material
atau lebih dengan fase berbeda. Penggabungan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan bahan komposit dengan sifat lebih baik dari material penyusunnya.
Pada komposit dikenal istilah matrik (fase pertama) dan penguat atau reinforcement
(fase kedua). Matrik berfungsi sebagai pengikat sedangkan reinforcement berfungsi
sebagai material penguatan pada komposit (lihat Gambar 2.1). Komposit
merupakan suatu jenis bahan baru hasil dari suatu percobaan yang terdiri dari dua
atau lebih bahan yang memiliki sifat bahan yang berbeda satu sama lainnya, baik
sifat kimia maupun fisiknya (Nayoroh, 2013:1).
Gambar 2.1 Matrik dan reinforcement dalam komposit
(http://www.baekil.com/kr/rd/index2.htm)
Bahan penguat atau reinforcement pada komposit terbagi atas dua jenis
yaitu bahan penguat anorganik atau sintetis dan bahan organik atau natural. Bahan
anorganik atau sintetis adalah bahan berupa hasil rekayasa buatan manusia seperti
serat kaca serbuk baja, nylon, keramik dan lain sebagainya. Sedangkan untuk bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
organik atau natural adalah bahan yang ada di alam yang tanpa proses campuran
bahan kimia, seperti serat alam pada tumbuhan, sekam, bambu, pasir kerikil,
cangkang hewan dan lain sebagainya. Bahan penguat merupakan penanggung
beban yang utama, oleh kerena itu bahan penguat harus memiliki modulus
elastisitas yang lebih baik daripada bahan matriknya. Selain itu ikatan matriks
dan bahan penguat harus sangat kritis dan peka, karena bila mendapat
pembebanan maka matrik akan meneruskan ke serat penguat. (Van Vlack, 1991:
hal 596).
Bahan penguat (reinforcement) dapat berbentuk bermacam-macam
jenis, dapat berbentuk partikel, serat halus, serat kontinu, serat diskontinu, dan
lempengan. Jenis penguat yang sering dipakai adalah komposit bentuk serat,
komposit jenis ini dapat dibentuk dengan mudah dibandingkan dengan bentuk
komposit lain. Komposit berpenguat serat juga memiliki kemampuan
meneruskan beban lebih besar dibandingkan komposit berpenguat partikel atau
butiran, jenis serat yang umum dipakai sebagai penguat adalah serat karbon,
aramid dan serat kaca.
Pada komposit, bahan yang dikombinasikan adalah untuk memungkinkan
kita untuk membuat sifat yang lebih baik ketika mengurangi efek luas dari
kekurangan. Dari proses yang optimis ini dapat melepaskan perancang dari
hubungan yang mendesak dengan pemilihan dan pembuatan bahan konvensional.
Dapat membuat bahan yang lebih keras dan ringan mudah dibentuk dengan bentuk
yang sulit, ide yang lengkap dari rancangan yang matang pada komposit biasanya
merujuk kepada solusi yang lebih baik dan murah (Harris, 1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Karena komposit merupakan penggabungan dua bahan atau lebih yang
memiliki fase berbeda, maka komposit mempunyai keunggulan dan kekurangan.
1. Keunggulannya adalah sebagai berikut :
a) Komposit mempunyai sifat yang lebih baik dari pada material konvensional
yang sering dipakai.
b) Mempunyai kekuatan dan keuletan yang tinggi.
c) Komposit dapat terhindar dari korosi.
d) Dapat memberikan penampilan dan kehalusan permukaan yang lebih baik.
e) Mempunyai daya redam terhadap getaran dan bunyi yang cukup baik.
2. Adapun kekurangan material komposit, diantaranya :
a) Banyak bahan komposit (umumnya bahan komposit polimer) tidak aman
terhadap serangan zat-zat kimia atau larutan tertentu.
b) Bahan baku dan proses pembuatan komposit biasanya biayanya cukup mahal
dari pada bahan konvensional biasa.
c) Proses pembuatannya yang relatif sulit jika dibandingkan dengan material
kovensional biasanya.
d) Proses pembuatan komposit memerlukan waktu yang relatif lebih lama.
2.2 Penggolongan Komposit
Penggolongan komposit pada bahan penguat atau reinforcement dan
penggolongan berdasarkan bahan pengikat atau matrik penyusunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2.2.1 Bahan Penguat (Reinforcement) Komposit
Bahan penguat (reinforcement) yang digunakan pada material komposit
berupa partikel lamina dan serat. Berikut adalah jenis-jenis komposit, yaitu:
1. Komposit partikel (particulate composite)
Komposit jenis ini, menggunakan reinforcement (bahan penguat) yang
berbentuk partikel atau butiran yang berukuran mikroskopis (lihat Gambar 2.2).
Material partikel yang digunakan sebagai bahan penguat dapat berasal dari satu
jenis atau lebih jenis material, bisa dari material logam ataupun material non
logam. Partikel ini disisipkan kedalam bahan penguat atau matrik untuk
mendapatkan sifat mekanik yang baik sesuai kebutuhan. Komposit partikel
memiliki keuntungan seperti meningkatkan kekuatan, menambahkan ketahanan
temperature, tahan terhadap oksidasi, dan lain-lain. Contoh dari komposit ini
termasuk seperti partikel aluminium pada karet; partikel silicon karbida pada
aluminium; kerikil, pasir dan semen untuk membuat beton.
Gambar 2.2 Komposit partikel
(http://teyenx.blogspot.com/2009/10/skripsi-pengaruh-lebar-
spesimen-pada_6240.html)
2. Komposit serat (fibrous composite)
Reinforcement yang digunakan pada komposit ini berupa serat sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
penanggung beban utama. serat yang digunakan memiliki kekuatan dan
keuletan yang lebih baik dibanding dengan matrik bahan pengikatnya. Serat
yang digunakan bisa berupa serat sintetis (fiberglass, nylon, kawat, plywood,
vynil. dll) dan juga serat organik (bahan-bahan yang ada di alam seperti serat
batang dan daun tumbuhan).
Penyusunan serat penguat dalam jenis komposit serat ada beberapa
metode. Perbedaan cara penyusunan serat ini akan mempengaruhi sifat mekanik
komposit yang berbeda beda juga, terutama terhadap kekuatan tarik dan harga
keuletannya (lihat Gambar 2.3). Berdasarkan jenis seratnya dibedakan atas:
a) Serat kontinyu
Dengan orientasi serat yang bermacam-macam antara lain arah serat satu
arah (unidireksional), serat dua arah atau biaksial, serat tiga arah atau triaksial.
b) Serat diskontinyu
Serat yang menyebar dengan acak sehingga sifat mekaniknya tidak
terlalu baik jika dibandingkan serat kontinyu.
Gambar 2.3 Komposit serat
(http://makalah-alharomain.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-
komposit.html)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
3 Komposit laminat (laminated composite)
Komposit laminat (lihat Gambar 2.4) adalah jenis komposit yang terdiri
dari dua material atau lebih yang disusun berlapis lapis. Penyusunan lapisan ini
bisa searah orientasinya ataupun juga bisa melintang dengan lapisan
sebelumnya. Pelapisan ini bertujuan untuk mendapatkan sifat sifat yang baru.
Seperti kekuatan, kekakuan, ketahanan korosi, sifat termal, sifat isolator dan
penampilan yang menarik.
Gambar 2.4 Komposit laminat
2.2.2 Material Pengikat (Matrik)
Sesuai dengan jenis matriknya, maka dikenal Metal Matrix Composites
(MMC), Ceramic Matrix Composites (CMC), dan Polimer Matrix Composites
(PMC). (lihat Gambar 2.5)
Gambar 2.5 Pengelompokan komposit
(https://yudiprasetyo53.files.wordpress.com/2011/12/2.png)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1. Komposit matrik logam (MMC; metal matrix composite)
Komposit berpengikat logam terdiri dari sebuah logam atau campuran
sebagai pengikat yang bersambungan dan penguatnya dapat berupa partikel,
serat pendek atau rambut dan serat panjang (Chawla, 2011). Pada komposit ini,
bahan penguat (reinforcement) biasanya material logam, ataupun serat karbon
dan boron. Proses pembuatan komposit matrik logam biasanya dikerjakan
dalam temperatur yang tinggi, karena untuk melelehkan atau mencairkan bahan
logam sebelum dicetak menjadi komposit.
Logam yang paling banyak digunakan untuk matik komposit antara lain
aluminium, tembaga, kuningan dan timah. Bahan penguat dapat meningkatkan
kekakuan lebih spesifik, kekuatan lebih spesifik, tahan terhadap abrasi, tahan
terhadap laju mulur, konduktivitas termal, dan ukuran yang stabil. Beberapa
keuntungan yang melebihi komposit berpengikat polimer termasuk penggunaan
pada temperature yang tinggi, tak mudah terbakar, dan lebih tahan terhadap
degradasi yang terjadi oleh cairan organik.
Komposit berpengikat logam jauh lebih mahal dari komposit berpengikat
polimer dan dengan alasan tersebut maka penggunaan komposit berpengikat logam
menjadi terbatas (Callister dan Rethwisch, 2014).
2. Komposit matrik keramik (CMC; ceramik matriks composite)
Bahan keramik pada memiliki sifat dengan kekuatan tinggi dan kekakuan
tinggi pada temperature yang sangat tinggi, reaksi kimia yang lambat, densitas yang
rendah dan masih banyak lagi. Bahan ini mudah terjadi kegagalan yang besar
dengan kehadiran kekurangan tersebut (dari permukaan maupun dari dalam).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Bahan ini secara ekstrim dapat dengan mudah terkena kejutan termal dan dengan
mudah rusak saat pembuatannya dan atau pelayanannya. Pembuatan komposit
dengan matriks keramik sangat sulit dan memerlukan biaya yang mahal.
Pembuatan komposit dengan matriks keramik sangat sulit dan
memerlukan biaya yang mahal. Metode yang biasa digunakan adalah metode
metalurgi serbuk. matrik yang digunakan : Alumina(Al2O3), Karbida boron
(B4C), Nitrid boron (BN), Karbida silicon (SiC), Nitrid silicon (Si3N4),
Karbida titanium (TiC). Sebagai fibernya dapat digunakan karbon, SiC dan
Al2O3.
3. Komposit matrik polimer (PMC; polymer matrix composite)
Komposit jenis ini adalah jenis yang paling banyak digunakan karena
mudah dalam proses pembuatannya dan murah. Bahan pengguat dari komposit
ini dapat berupa fiber, partikel dan flake, yang masing- masing dibedakan lagi
menjadi bahan penguat organik dan metal.
Komposit matrik polimer adalah jenis matrik yang berasal dari bahan
polimer sebagai bahan penguatnya. Komposit yang menggunakan matrik jenis
ini paling banyak digunakan, karena mudah dalam proses pembuatannya dan
juga murah biayanya.
Matrik polimer dibedakan menjadi dua jenis, yaitu polimer termoplastik
dan polimer termosetting. Polimer termoplastik adalah material yang mudah
berubah sifat fisis dan mekanisnya bila dalam temperatur tinggi. Tetapi tahan
terhadap lenturan dan bersifat ulet. Beberapa material ini adalah polyethylen,
polypropylene, polyvinyl chloride (PVC), acrylics. Sedangkan Polimer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Termosetting adalah Material yang relatif tahan sifat fisis dan mekanisnya bila
berada pada temperatur tinggi. Tetapi relatif getas dan mudah retak atau pecah.
Bebarapa contoh material ini adalah Phenolic, epoksi, melamine, polyester,
casein.
2.3 Metoda Pembuatan Komposit
Secara Garis besar metoda pembuatan material komposit terdiri dari atas
dua cara, yaitu :
2.3.1 Proses Cetakan Terbuka (Open mold process)
Metode cetakan terbuka berarti teknik tersebut dilakukan dengan
cetakan yang terbuka. Berikut adalah jenis-jenis cetakan terbuka (open-mold
process).
a) Contact molding/ hand lay up
Hand lay-up adalah metoda yang paling sederhana dan merupakan
proses dengan metode terbuka dari proses fabrikasi komposit. Adapun proses
dari pembuatan dengan metoda ini adalah dengan cara menuangkan resin
dengan tangan kedalam serat berbentuk anyaman, rajuan atau kain, kemudian
memberi tekanan sekaligus meratakannya menggunakan rol atau kuas. Proses
tersebut dilakukan berulang-ulang hingga ketebalan yang diinginkan tercapai.
Pada proses ini resin langsung berkontak dengan udara dan biasanya proses
pencetakan dilakukan pada temperatur kamar.
Kelebihan penggunaan metoda ini:
• Mudah dilakukan
• Cocok di gunakan untuk komponen yang besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
• Volumenya rendah
Pada metoda hand lay up ini resin yang paling banyak di gunakan adalah
polyester dan epoxies. Proses ini dapat kita lihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Hand lay-up process
(http://www.carbonfiberglass.com/Composites-Manufacturing/Composites-
Manufacturing-Processes.html)
Aplikasi dari pembuatan produk komposit menggunakan hand lay up ini
biasanya di gunakan pada material atau komponen yang sangat besar, seperti
pembuatan kapal, bodi kendaraan, bilah turbin angin, bak mandi, perahu.
b) Vacuum bag
Proses vacuum bag merupakan penyempurnaan dari hand lay-up,
penggunaan dari proses vakum ini adalah untuk menghilangkan udara
terperangkap dan kelebihan resin. Pada proses ini digunakan pompa vacuum
untuk menghisap udara yang ada dalam wadah tempat diletakkannya komposit
yang akan dilakukan proses pencetakan seperti pada Gambar 2.7. Dengan
divakumkan udara dalam wadah maka udara yang ada diluar penutup plastic
akan menekan kearah dalam. Hal ini akan menyebabkan udara yang
terperangkap dalam specimen komposit akan dapat diminimalkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Dibandingkan dengan hand lay-up, metode vakum memberikan
penguatan konsentrasi yang lebih tinggi, adhesi yang lebih baik antara lapisan,
dan kontrol yang lebih resin / rasio kaca.
Gambar 2.7 Proses vacuum bag
(http://mymachining.blogspot.co.id/2012/01/vacuum-bag-process.html)
Aplikasi dari metoda vacuum bag ini adalah pembuatan kapal pesiar,
komponen mobil balap, perahu dan lain-lain.
c) Pressure bag
Pressure bag memiliki kesamaan dengan metode vacuum bag, namun
cara ini tidak memakai pompa vakum tetapi menggunakan udara atau uap
bertekanan yang dimasukkan melalui suatu wadah elastis Wadah elastis ini
yang akan berkontak pada komposit yang akan dilakukan proses seperti pada
Gambar 2.8. Biasanya tekanan basar tekanan yang di berikan pada proses ini
adalah sebesar 30 sampai 50 psi. Aplikasi dari metoda vacuum bag ini adalah
pembuatan tangki, wadah, turbin angin, vessel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Gambar 2.8 pressure bag process
(http://slideplayer.com/slide/9663336/31/images/46/4.+Pressure-
Bag+Molding.jpg)
d) Spray-up
Spray-up merupakan metode cetakan terbuka yang dapat menghasilkan
bagian-bagian yang lebih kompleks ekonomis dari hand lay-up. Proses spray-
up dilakukan dengan cara penyemprotan serat (fiber) yang telah melewati
tempat pemotongan (chopper) (lihat Gambar 2.9). Sementara resin yang telah
dicampur dengan katalis juga disemprotkan secara bersamaan Wadah tempat
pencetakan spray- up telah disiapkan sebelumnya. Setelah itu proses
selanjutnya adalah dengan membiarkannya mengeras pada kondisi atmosfer
standar.
Gambar 2.9 Proses spray-up
(http://netcomposites.com/guide-tools/guide/manufacturing/spray-lay-up/)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Spray-up telah sangat sedikit aplikasi di ruang angkasa. Teknologi ini
menghasilkan struktur kekuatan yang rendah yang biasanya tidak termasuk
pada produk akhir. Spray-up sedang digunakan untuk bergabung dengan
struktur back-up untuk lembaran wajah komposit pada alat komposit. Spray-up
ini juga digunakan terbatas untuk mendapatkan fiberglass splash dari alat
transfer. Aplikasi penggunaan dari proses ini adalah panel-panel, bodi karavan,
bak mandi, sampan dan lain-lain.
e) Filament winding
Fiber tipe roving atau single strand dilewatkan melalui wadah yang
berisi resin, kemudian fiber tersebut akan diputar sekeliling mandrel yang
sedang bergerak dua arah, arah radial dan arah tangensial. Proses ini dilakukan
berulang, sehingga cara ini didapatkan lapisan serat dan fiber sesuai dengan
yang diinginkan, seperti pada Gambar 2.10. Resin termoseting yang biasa di
gunakan pada proses ini adalah poliester, vinil ester, epoxies, dan fenolat.
Gambar 2.10 Proses filament winding
(http://www.nuplex.com/composites/processes/filament-winding)
Proses ini terutama digunakan untuk komponen belah berlubang,
umumnya bulat atau oval, seperti pipa dan tangki. Serat tow dilewatkan melalui
bak resin sebelum ke mandrel dalam berbagai orientasi, dikendalikan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mekanisme serat, dan tingkat rotasi mandrel tersebut. Adapun aplikasi dari
proses filament winding ini digunakan untuk menghasilkan bejana tekan, motor
roket, tank, tongkat golf dan pipa.
2.3.2 Proses Cetakan Tertutup (Closed mold process)
a) Proses Cetakan Tekan (Compression Molding)
Proses cetakan ini menggunakan hydraulic sebagai penekannya. Fiber
yang telah dicampur dengan resin dimasukkan ke dalam rongga cetakan,
kemudian dilakukan penekanan dan pemanasan (lihat Gambar 2.11). Resin
termoset khas yang digunakan dalam proses cetak tekan ini adalah poliester,
vinil ester, epoxies, dan fenolat.
Gambar 2.11 Compression Molding
(http://kids.britannica.com/students/assembly/view/53835)
Aplikasi dari proses compression molding ini adalah alat rumah,
kontainer besar, alat listrik, untuk panel bodi kendaraan rekreasi seperti ponsel
salju, kerangka sepeda dan jet ski
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b) Injection Molding
Metoda injection molding juga dikenal sebagai reaksi pencetakan cairan
atau pelapisan tekanan tinggi. Fiber dan resin dimasukkan kedalam rongga
cetakan bagian atas, kondisi temperature dijaga supaya tetap dapat mencairkan
resin. Resin cair beserta fiber akan mengalir ke bagian bawah, kemudian injeksi
dilakukan oleh mandrel ke arah nozel menuju cetakan.
Pada proses ini resin polimer reaktif yang di gunakan seperti poliol,
isosianat, poliuretan, dan poliamida menyediakan siklus pencetakan cepat
cocok untuk aplikasi otomotif dan furnitur. Aplikasi secara umum meliputi
bumper otomotif, alat rumah, dan komponen mebel.
c) Continuous Pultrusion
Fiber jenis roving dilewatkan melalui wadah berisi resin, kemudian
secara kontinu dilewatkan ke cetakan pra cetak dan diawetkan (cure), kemudian
dilakukan pengerolan sesuai dengan dimensi yang diinginkan. Atau juga bisa
di sebut sebagai penarikan serat dari suatu jaring atau creel melalui bak resin,
kemudian dilewatkan pada cetakan yang telah dipanaskan dapat dilihat pada
Gambar 2.12. Fungsi dari cetakan tersebut ialah mengontrol kandungan resin,
melengkapi pengisian serat, dan mengeraskan bahan menjadi bentuk akhir
setelah melewati cetakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Gambar 2.12 Proses continuous pultrusion
(http://www.nuplex.com/composites/processes/pultrusion)
Aplikasi penggunaan proses ini digunakan untuk pembuatan batang
digunakan pada struktur atap, jembatan dan lain-lain.
2.4 Bahan Penyusun Komposit
Komposit adalah bahan atau material gabungan antara dua macam
material atau lebih dengan fase berbeda. Penggabungan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan bahan komposit dengan sifat lebih baik dari material
penyusunnya. Berikut merupakan bahan-bahan penyusun komposit,
diantaranya:
2.4.1 Komposit Partikel (Butiran Atau Serbuk)
Komposit partikel merupakan suatu bahan yang terbentuk dari partikel-
partikel yang tersebar didalam matriks pengikat. Komposit partikel dapat
dibuat dari partikel dan matriks logam maupun non logam atau kombinasi dan
keduanya.
Komposit partikel dapat dirancang untuk mendapatkan sifat mekanik
yang baik dari bahan konvensional biasanya. Partikel yang digunakan sebagai
bahan penguat dan matrik sebagai bahan pengikatnya dapat berupa material
logam dan non logam atau kombinasi keduanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Pada komposit ini, bahan penguat (reinforcement) yang digunakan
mempunyai ukuran yang sangat kecil mulai dari ukuran berskala mikroskopis
sampai ukuran berskala makroskopis Mekanisme penguatan oleh partikel
tergantung dari ukuran partikel itu sendiri.
Dalam skala mikroskopis, partikel yang digunakan adalah serbuk yang
sangat halus yang terdistribusi dalam bahan matrik saat pencetakan.
Keberadaan partikel dalam matrik, akan menjadikan matrik menjadi lebih keras
dan menghambat gerakan dislokasi yang akan timbul. Dalam kejadian ini
sebagian beban luar yang diberikan, akan bekerja pada matrik.
Komposit partikel (particulate composite) dibagi menjadi beberapa
jenis, yatu:
a) Non metallic in non metallic particulate composites, merupakan sistem material
komposit partikel yang dua atau lebih unsur pembentuknya tidak berupa material
logam, misal berupa ceramics matrix-glass particulate.
b) Metallic in metallic particulate composites, merupakan sistem material
komposit partikel yang baik matrik maupun pertikel penguat berupa material
logam, namun tidak sama dengan model paduan logam, sebab penguat partikel
logam tidak melebur di dalam matrik logam.
c) Non metallic in metallic particulate composites, merupakan sistem material
komposit partikel yang matriknya berupa material logam, namun material
penguat tidak berupa material logam melainkan dari jenis nonlogam, misal
ceramics particulate dalam matrik stainless steel.
d) Metallic in nonmetallic particulate composites, merupakan sistem material
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
komposit partikel yang memiliki matrik yang tidak berupa material logam,
misalnya aluminium powder dalam polyurethane atau polysulfide rubber.
2.4.2 Matrik
Matrik merupakan komponen dalam pembuatan komposit yang
berfungsi sebagai pengikat reinforcement matrik juga berfungsi sebagai
penerus daya dari partikel yang satu ke partikel yang lainnya. Pada umumnya
matrik terbuat dari bahan-bahan yang lunak dan liat. Polimer (plastis)
merupakan bahan yang umum digunakan dalam pembuatan komposit. Contoh
bahan polimer yang sejak dulu banyak digunakan sebagai matrik adalah
polyester, vinylester, dan epoksi. Polimer terbagi atas dua jenis, yaitu; polimer
termoseting dan polimer termoplastik. Polimer termoseting adalah bahan
matrik yang dapat menerima suhu tinggi atau tidak berubah karena panas.
Sedangkan polimer termoplastik adalah bahan matrik yang tidak dapat
menerima suhu tinggi atau akan berubah karena panas.
2.4.3 Cangkang Kepiting
Pada penelitian ini penulis menggunakan komposit berbentuk partikel
yaitu partikel limbah cangkang kepiting bakau (Scylla olivacea) seperti pada
Gambar 2.13. Kepiting bakau (Scylla olivacea) merupakan salah satu dari keempat
spesies kepiting bakau di dunia. Kepiting ini memiliki keunggulan dari ketiga
spesies kepiting lainnya, yakni proses reproduksinya lebih singkat dan dapat
bertahan hidup dalam kondisi ekstrim (Farizah, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar 2.13 Limbah cangkang kepiting bakau (Scylla olivacea)
Spesies ini memiliki warna yang relatif sama dengan warna lumpur, yaitu
cokelat kehitam-hitaman pada karapasnya dan putih kekuning-kuningan pada
abdomennya. Pada propodus bagian atas terdapat sepasang duri yang runcing dan
satu buah duri pada propodus bagian bawah.
Scylla olivacea memiliki warna karapas hijau tua kecokelatan. Dengan
panjang maksimum 150 mm, dan sering ditemukan di daerah hutan mangrove
(Rahayu dan Setyadi, 2009). Scylla olivacea memiliki sistematika sebagai berikut:
Filum : Arthropoda
Class : Crustacea
Ordo : Decapoda
Family : Portunidae
Genus : Scylla
Spesies : Scylla olivacea H.
Scylla olivacea, merupakan kepiting yang sangat penting di negara-negara
Asia Tenggara, dapat mencapai lebar karapas 15 cm. Karapas berbentuk oval
sempit, cembung, halus, mengkilap, tidak berbulu atau bergranula; daerah gastric,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
cardiac intestinal dan branchial dibatasi oleh alur yang lebar tetapi dangkal. Bagian
frontal bergigi tumpul 4 buah. Tepi anterolateral mempunyai 9 gigi yang tidak sama
besarnya. Capit kuat, pada capit yang kecil terdapat gigi-gigi yang tajam pada sisi
pemotongnya, sedangkan pada capit yang besar gigi berbentuk seperti geraham
pada sisi pemotongnya; carpus tanpa 2 duri besar pada sisi luarnya. Capit dan kaki
jalan berwarna merah bata tanpa pola polygonal yang berwarna lebih gelap (Rahayu
dkk,2009) (lihat Gambar 2.14).
Gambar 2.14 Bagian-bagian cangkang kepiting
(Rahayu dan Setyadi, 2009)
Kulit kepiting mengandung protein (15,60% - 23,90%), kalsium karbonat
(53,70% - 78,40%) dan katin (18,70% - 32,20%), sedangkan kulit udang
mengandung protein (25% - 40%), kalsium karbonat (45% - 50%) dan kitin (15%
- 20%) (Focher dkk, 1992).
Menurut Anonim (2006), isolasi katin dari kulit udang atau kepiting
biasanya dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah penghilangan mineral
(demineralisasi). Tahap ini dapat dilakukan dengan penambahan larutan asam
klorida. Tujuannya untuk menghilangkan mineral-mineral yang ada dalam kulit
udang atau kepiting, terutama kalsium, karena itu ada beberapa sumber menyebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
tahap ini dengan nama tahap dekalsifikasi. Tahap kedua adalah tahap penghilangan
protein (deproteinasi). Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan protein. Biasanya
dilakukan dengan menambahkan larutan natrium hidroksida (NaOH), sambil
dipanaskan pada suhu yang tidak terlalu tinggi ± 60-70ºC. Tahap ketiga adalah
tahap penghilangan warna. Tahap ini dapat dilakukan atau tidak, tergantung
keperluan. Penghilangan warna dapat menggunakan larutan oksidator, seperti asam
oksalat, kaporit atau Potassium Permanganate (KMnO4). Tahap penghilangan
warna untuk tujuan tertentu cukup dengan menggunakan alkohol atau aseton.
2.4.4 Bahan Tambahan
Bahan tambahan yang biasanya dipakai yakni katalis, yang berfungsi
sebagai pemicu untuk memulai dan mempersingkat reaksi pengeringan pada
temperatur ruang. Kelebihan katalis akan menimbulkan panas saat proses
pengeringan dan hal ini bisa merusak produk yang dibuat jika pencampuran
katalis kedalam resin terlalu banyak atau tidak sesuai takaran.
Katalis yang bereaksi dengan resin akan memberikan reaksi berupa
panas. Pada proses pengeringan perbandingan komposisi yang dipergunakan
sebagai campuran untuk katalis menggunakan perbandingan 0,25% - 0,5 % dari
volume total.
Pigmen atau pasta pewarna hanya dipergunakan pada akhir proses,
apabila pigmen atau pasta pewarna ini harus dipakai pada produksi maka harus
dipergunakan bahan yang sesuai karena bahan ini dapat mempengaruhi proses
pengeringan resin. Dalam pelapisan akhir (gelcoating) perbandingan pigmen
atau pasta pewarna adalah 10 % sampai 15 % dari berat resin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Untuk menghindari lengketnya produk dengan cetakan maka diadakan
proses pelapisan terhadap cetakan dengan release agent sebelum dilakukan
pembuatan. release agent yang bisa digunakan berupa waxes (semir), alcohol,
film forming, oli dan sebagainya. Selain bahan-bahan diatas masih banyak lagi
bahan-bahan tambahan yang dapat diaplikasikan sebagai penambah
kemampuan terhadap suhu tinggi, tahan aus dan sebagainya.
2.5 Fraksi Volume
Fraksi volume (%) adalah aturan perbandingan untuk pencampuran
volume serat atau serbuk dan volume matrik bahan pembentuk komposit
terhadap volume total komposit. Biasanya penggunaan istilah fraksi volume
mengacu pada jumlah prosentase (%) volume bahan penguat atau
reinforcement yang digunakan dalam proses pembuatan komposit.
Perhitungan untuk menentukan fraksi volume campuran komposit:
Vcomposite= Vpartikel +Vmatrik + Vkatalis (2.1)
Keterangan:
Vcomposite = 100% volume total komposit
Vreinforcement = % volume serat/partikel
Vmatrik = % volume matrik/resin
Vkatalis = % volume katalis (hardener)
2.6 Mekanika Komposit
Sifat mekanik bahan komposit berbeda dengan bahan konvensional
lainnya. Tidak seperti bahan teknik lainnya yang pada umumnya bersifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
homogen isotropik. Sifat heterogen bahan komposit terjadi karena bahan
komposit tersusun atas dua atau lebih bahan yang mempunyai sifat-sifat
mekanis yang berbeda sehingga analisis mekanik komposit berbeda dengan
bahan teknik konvensional. Sifat mekanik bahan komposit merupakan fungsi
dari:
a) Sifat mekanis komponen penyusunnya
b) Geometri susunan masing-masing komponen
c) Inter fase antar komponen
Mekanika komposit dapat dianalisis dari dua sudut pandang yaitu
dengan analisa mikro dan analisa makro mekanik, dimana analisa mikro bahan
komposit dengan memperlihatkan sifat-sifat mekanik bahan penyusunnya dan
hubungan antara komponen penyusunnya tersebut dengan sifat-sifat akhir dari
komposit yang dihasilkan. Sedangkan analisis makromekanik memperlihatkan
sifat-sifat bahan komposit secara umum tanpa memperlihatkan sifat maupun
hubungan antar komponen penyusunnya (Jones, R.M, 1975).
Mekanisme penguat tergantung dari ukuran partikel. Dalam skala
mikroskopis digunakan partikel berupa serbuk sangat halus. Serbuk akan
menjadikan matrik mengeras dan menghambat gerakan dislokasi. Dalam hal ini
sebagian besar beban luar yang diberikan bekerja pada matrik. Peningkatan
ukuran partikel sampai ukuran makroskopis dapat mencapai konsentrasi lebih
besar dari 25%. Dalam hal ini beban luar yang diberikan didukung bersama-
sama oleh matrik dan partikelnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2.7 Ukuran Partikel
Variasi yang digunakan pada penelitian ini merupakan variasi ukuran
dari partikel pengisi, yaitu ukuran pengisi pada komposit uang berupa serbuk
cangkang kepiting yang masih pada ukuran makro. Ukuran yang termasuk pada
ukuran partikel adalah ukuran partikel dengan kisaran antara 1×10-7 sampai
1×10-4 m, kisaran antara 0,1 sampai dengan 100 mikron (Tantra, 2015 : 20).
Pada penelitian ini satuan yang digunakan adalah satuan mesh. Nilai ukuran
partikel yang digunakan divariasikan sebesar 100 mesh.
2.8 Uji Tarik (Tensile Test)
Pengujian tarik adalah suatu pengukuran terhadap bahan untuk
mengetahui keuletan dan ketangguhan suatu bahan terhadap tegangan tertentu
serta pertambahan panjang yang dialami oleh bahan tersebut. Pada uji tarik
(Tensile Test) kedua ujung benda uji dijepit, salah satu ujung dihubungkan
dengan perangkat penegang. Diagram tegangan dan regangan (lihat Gambar
2.15).
Gambar 2.15 Diagram tegangan dan rengangan
(https://rudydwi.wordpress.com/2010/03/28/mengetahui-sifat-
mekanik-material-dengan-uji-tarik/)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Pengujian tegangan dapat digunakan untuk mengetahui sifat mekanik
material yang sangat diperlukan dalam dunia teknik. Dalam pengujian tarik,
spesimen uji terdeformasi, biasanya sampai patah dengan peningkatan
bertingkat gaya tarikan yang dibebankan sacara uniaxial pada kedua sumbu
spesimen (Callister, 1997: 111).
Uji tarik merupakan salah satu pengujian untuk mengetahui sifat-sifat
suatu bahan. Dengan menarik suatu bahan kita akan segera mengetahui
bagaimana bahan ini bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh
mana material itu bertambah panjang. Alat eksperimen untuk uji tarik ini harus
memiiliki cengkeraman yang kuat dan kekakuan yang tinggi (highly stiff). Alat
pengujian tarik seperti yang terlihat pada Gambar 2.16.
Gambar 2.16 Alat uji tarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Pengujian dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis suatu
material, khususnya logam diantara sifat-sifat mekanis yang dapat diketahui
dari hasil pengujian tarik adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan tarik.
2. Keuletan dari material.
3. Modulus elastic dari material.
Perhitungan yang dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan tarik
(tensile strength) yang dialami material dapat dihitung dengan persamaan:
a) Engineering stress (tensile strength)
Engineering stress (tensile strength) adalah gaya per unit luas dari
material yang menerima gaya tersebut. Adapun persamaan yang digunakan
adalah sebagai berikut:
σ =𝐹𝑚𝑎𝑘𝑠
𝐴0 (2.2)
Keterangan:
σ = stress atau tegangan (kg/mm2)
F = pembebanan maksimal (kg)
A = luas penampang awal ÷ lebar x tebal (mm2)
b) Engineering strain (tensile strain)
Engineering strain (tensile strain) merupakan ukuran perubahan panjang
dari suatu material. Berikut persamaan yang digunakan untuk menentukan tensile
strain adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
𝑒 =𝑙𝑖−𝑙𝑜
𝑙𝑜=
∆𝑙
𝑙𝑜 (2.3)
Keterangan:
E = Engineering strain
Lo = Panjang mula-mula spesimen sebelum ditarik
Li = Panjang spesimen setelah ditarik
∆𝑙 = Pertambahan panjang
c) Modulus young atau modulus elastisitas
Modulus young atau modulus elastisitas adalah ukuran kekuatan suatu
bahan akan keelastisitasannya. Makin besar modulus, makin kecil regangan
elastik yang dihasilkan akibat pemberian tegangan.Modulus elastisitas
ditentukan oleh gaya ikat antar atom, karena gaya-gaya ini tidak dapat dirubah
tanpa terjadi perubahan mendasar pada sifat bahannya. Maka modulus
elastisitas salah satu sifat-sifat mekanik yang tidak dapat diubah. Sifat ini hanya
sedikit berubah oleh adanya penambahan paduan, perlakuan panas, atau
pengerjaan dingin. Berikut adalah persamaan yang digunakan untuk
perhitungan modulus young atau modulus elastisitas:
𝐸 =𝜎
𝜀 (2.4)
Keterangan:
E = Modulus elastisitas / modulus young (N/m2)
𝜎 = Engineering strain
𝜀 = Engineering stress (N/m2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Pada pengujian uji tarik bentuk dari komposit disesuaikan dengan
bentuk ASTM (American standard testing and material) D638-14. Bentuk dan
dimensi dari bentuk benda uji dapat dilihat pada Gambar 2.16 dan Tabel 2.17.
Tabel 2.1 Dimensi spesimen menurut ASTM 638-14
Gambar 2.17 Sketsa spesimen benda uji tarik menurut ASTM 638-14
2.9 Uji Impak
Uji impak merupakan pengujian yang dilakukan untuk menentukan nilai
keuletan (toughness) suatu material bila mendapatkan pembebanan kejut atau
pembebanan secara tiba-tiba. Selain itu juga untuk menentukan perpindahan
energi yang terjadi dan juga penyerapan energi oleh material akibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pembebanan kejut. Energi kejut yang dapat diserap material dari pengujian
impact dapat berupa (Horrath,1995: hal 359);
• Deformasi plastis material
• Deformasi elastis material
• Efek histeris material
• Kehancuran material
Pengujian impak yang dilakukan menggunakan alat uji impak charpy
(lihat Gambar 2.18). Prinsip dasar dari pengujian ini adalah dengan
mengayunkan beban (pendulum) yang dikenakan pada benda uji. Energi yang
yang diperlukan untuk mematahkan spesimen dihitung langsung dari
perbedaan energi potensial pendulum pada awal dijatuhkan dan akhir setelah
menabrak spesimen.
Gambar 2.18 Uji impak charpy
Persamaan yang digunakan adalah:
Tenaga patah = 𝐺×𝑅 (𝑐𝑜𝑠𝛽 − 𝑐𝑜𝑠𝛼) joule (2.5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Harga keuletan = 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 joule/mm2 (2.6)
Keterangan:
G = berat pendulum × gravitasi (N)
R = radius pendulum (m)
α = sudut ayunan awal sebelum menabrak benda uji
β = sudut ayunan akhir setelah menabrak benda uji
Sedangkan harga keuletan material yang diuji merupakan perbandingan
dari energi yang diperlukan untuk mematahkan material yang diuji dengan
dimensi luasan patahan akibat pengujian ini. Material yang mempunyai
keuletan atau keliatan yang baik biasanya bentuk patahannya akan menyerong
terhadap arah tumbukan. Selain itu sudut yang akan terbentuk dalam pengujian
impak akan besar.
Pada pengujian uji impak dimensi dan bentuk dari komposit disesuaikan
dengan bentuk ASTM (American standard testing and material) D611-02.
Bentuk dan dimensi dari bentuk benda uji dapat dilihat pada Gambar 2.19 dan
Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Dimensi spesimen menurut ASTM D611-02
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 2.19 Sketsa spesimen benda uji impak menurut
ASTM D611-02
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2.10 Tinjauan Pustaka
sebelumnya yang bersangkutpaut dengan penelitian penulis ialah
penelitian yang dilakukan oleh Billy Tanujaya (2016) yang berjudul “Pengaruh
komposisi bahan pengeras (gypsum) terhadap sifat fisik dan mekanik papan
partikel resin poliester berpengisi serbuk kulit kerang”. Dalam penelitian ini
yang menjadi permasalahan adalah bagaimana pengaruh perbandingan komposisi
bahan pengeras (toughening agent) gypsum yang digunakan yaitu 2,5%, 5%,
7,5%, 10% dan 12,5% terhadap sifat mekanik papan partikel berpengisi serbuk
kulit kerang darah yang meliputi kerapatan, kadar air, pengembangan tebal,
Modulus of Rupture (MOR), Modulus of Elastisity (MOE). Sedangkan ukuran
mesh pada bagian makromolekul dengan hasil terbaik ada pada ukuran partikel
170 mesh. Hasil terbaik untuk sifat fisik dan mekanik papan partikel yaitu nilai
kerapatan 1,580 gr/ml, nilai kadar air 0,2491%, nilai pengembanagan tebal
0,358%, nilai keteguhan patah (MOR) 47,081 MPa, nilai keteguhan lentur (MOE)
249,09 MPa, nilai kuat rekat internal (IB) 15,809 MPa dan nilai kekuatan bentur
10793,99 J/m2.
Penelitian lainnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Addriyanus Tantra
(2015) yang berjudul “Pengaruh komposisi dan ukuran makro serbuk kulit
kerang darah (anadora granosa) terhadap komposit epoksi-ps/serbuk kulit
kerang darah (skkd)”. Pada penelitian ini, komposit dibuat dengan resin epoksi
sebagai matriks dan dicampur dengan serbuk kulit kerang darah sebagai pengisi.
Nomor ayakan yang digunakan terdiri dari 50, 80, 110, 140, 170 mesh. Komposisi
pengisi yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 10%, 20%, 30%, 40%, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
50%. Hasil yang didapat yaitu komposisi kulit kerang optimum terletak pada 30%
serta ukuran partikel optimum terletak pada 170 mesh. Hasil dari karakterisasi FTIR
adalah penambahan serbuk kulit kerang darah hanya menghasilkan gugus SiOH
(gugus silanol) dan hasil karakterisasi SEM menunjukkan morfologi patahan yang
terbagus terdapat pada komposit dengan ukuran pengisi 170 mesh dan komposisi
pengisi 30%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Skema Penelitian
Berikut adalah diagram alir dari penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1
sebagai berikut:
Gambar 3.1 Diagram alir Penelitian
Cetakan kaca Cangkang kepiting
Hasil penelitian
Pembahasan
Kesimpulan
Kajian pustaka
Pembelian dan
pengumpulan bahan
Resin poliester
Pembuatan benda uji:
1. Komposit tanpa partikel
2. Komposit dengan presentase fraksi volume partikel 10%, 20%, 30%.
3. Membuat benda uji dengan standar ASTM D638-14 dan ASTM D611-02
Pengujian:
Uji tarik dan uji impak
NaOH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3.2 Persiapan Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium material teknik mesin jurusan teknik
mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sebelum memulai pengujian, alat
dan bahan terlebih dahulu dipersiapkan untuk membuat benda uji. Persiapan
dimulai dengan membeli alat dan pengumpulan bahan yang diperlukan selama
proses pembuatan hingga penyelesaian akhir pembuatan benda uji, lalu mengukur
seberapa banyak bahan yang akan dipakai untuk pembuatan benda uji dan terakhir
pembuatan benda uji sampai pada proses pengujian.
3.2.1 Alat-alat Yang Digunakan
1) Timbangan digital (timbangan analitik)
Timbangan digital berfungsi untuk menimbang serat, timbangan ini
terdapat di lab farmasi Sanata Dharma Yogyakarta seperti pada Gambar 3.2.
Alasan penulis menggunakan timbangan digital atau timbangan analitik ini di
karenakan keakuratan timbangan dalam membaca massa benda.
Gambar 3.2 Timbangan digital
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2) Cetakan
Berfungsi untuk mempermudah pada saat pembuatan komposit, sehingga
hasil yang diinginkan dapat sesuai keinginan, seperti pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Cetakan kaca
3) Gelas ukur
Gelas ukur berfungsi untuk mengukur seberapa banyak resin yg akan
dibutuhkan saat pembuatan komposit dan juga untuk mempermudah pada saat
penuangan pada cetakan (lihat Gambar 3.4).
Gambar 3.4 Gelas ukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
4) Suntikan
Berfungsi untuk seberapa banyak katalis yang akan digunakan, agar
banyaknya katalis yg diperlukan tepat pada ukuran yang sudah ditentukan seperti
pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 suntikan
5) Sarung tangan
Berfungsi untuk melindungi tangan dari resin dan katalis pada saat
pembuatan komposit (lihat Gambar 3.6).
Gambar 3.6 Sarung tangan karet
6) Spatula atau skrap
Berfungsi untuk meratakan resin saat resin dituang ke dalam cetakan, dan juga
berfungsi untuk mengambil komposit dari dalam cetakan (lihat Gambar 3.7).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 3.7 Spatula atau skrap
7) Kuas
Berfungsi untuk membersihkan cetakan dari kotoran dan juga dapat
meratakan release agent didalam cetakan (lihat Gambar 3.8).
Gambar 3.8 Kuas
8) Gerinda
Berfungsi untuk memotong komposit sesuai dengan ukuran spesimen yang
diinginkan (lihat Gambar 3.9).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 3.9 Gerinda
9) Penggaris
Berfungsi untuk mengukur komposit sesuai pada ukuran yang sudah
ditentukan (lihat Gambar 3.10).
Gambar 3.10 Penggaris
10) Mesin milling
Berfungsi untuk membentuk spesimen sesuai dengan ASTM yang sudah
ditentukan (lihat Gambar 3.11).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Gambar 3.11 Mesin milling
11) Mesin uji tarik
Berfungsi untuk mengetahui sifat mekanis dari komposit yang telah dibuat
(lihat Gambar 3.12).
Gambar 3.12 Mesin uji tarik
3.2.2 Bahan-Bahan Yang Digunakan
Bahan-bahan yang dipakai dalam proses pembuatan benda uji komposit
berpenguat serat adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
1. Limbah cangkang kepiting
Bahan penguat (reinforcement) yang digunakan dalam pembuatan benda
uji komposit adalah limbah cangkang kepiting yang dapat dilihat pada Gambar
3.13.
Gambar 3.13 Limbah cangkang kepiting
2. Resin polyester dan katalis
Resin yang dipakai pada pembuatan komposit ini adalah resin polyester
yukalac dengan massa jenis 1,19 gr/cm3 yang kemudian akan dicampur dengan
katalis yang berfungsi sebagai bahan yang mempercepat proses pengeringan atau
pengerasan dapat dilihat pada Gambar 3.14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar 3.14 Resin polyester dan katalis
3. Alkalisasi menggunakan NaOH
Perlakuan alkalisasi menggunakan NaOH yang berbentuk kristal
kemudian dilarutkan dengan air. NaOH kristal dapat dilihat pada Gambar 3.15.
Gambar 3.15 (NaOH)
4. Release Agent
Release Agent digunakan sebagai pelicin pada cetakan sehingga
mempermudah melepas komposit yang dibuat dengan cetakan yang terbuat dari
kaca. Mirror Glaze adalah jenis bahan release agent yang digunakan dapat dilihat
pada Gambar 3.16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 3.16 Release Agent (Mirror Glaze)
3.3 Perhitungan Komposisi Partikel
Komposisi pada komposit dibuat dengan menggunakan fraksi volume
bahan penguat partikel terhadap volume total cetakan bahan komposit. Variasi
fraksi volume partikel yang digunakan adalah presentasi volume partikel 10%, 20%
dan 30%. Perhitungan komposisi komposit dihitung berdasarkan perhitungan
volume total cetakan. Di bawah ini adalah perhitungan yang dilakukan:
3.3.1 Mencari Massa Jenis Partikel
1. Massa partikel
Massa partikel (cangkang kepiting) yang diperoleh setelah ditimbang
menggunakan timbangan digital adalah 1,2259 gr. Bagian cangkang kepiting yang
ditimbang adalah bagian karapas.
2. Volume partikel
Mencari volume partikel dilakukan dengan dimasukan cangkang kepiting
kedalam gelas ukur yang berisi air kemudian dilihat berapa banyak kenaikan air
dalam gelas ukur. Dari metode yang dilakukan diperoleh volume cangkang kepiting
adalah 1 cm3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3. Massa jenis partikel
Berikut adalah persamaan yang digunakan untuk menghitung massa jenis
partikel:
𝜌 =𝑚
𝑣
=1,2259 𝑔𝑟
1 𝑐𝑚2
1,2259 𝑔𝑟/𝑐𝑚2
Keteragan;
= massa jenis partikel cangkang kepiting
m = massa partikel cangkang kepiting
V = volume partikel cangkang kepiting
Dengan menggunakan perhitungan diatas, dapat diperoleh massa jenis
partikel cangkang kepiting sebagai bahan penguat (reinforcement) adalah 1,2259
gr/cm3.
3.3.2 Mencari Volume Cetakan
Langkah selanjutnya ialah mencari volume cetakan dengan asumsi sebagai
berikut:
Volume cetakan = volume komposit total
Vcetakan = Vkomposit
Maka volume komposit:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Vkomposit = 20 cm × 30 cm × 0.5 cm
= 300 cm3
3.3.3 Mencari Volume Cetakan Pada Setiap Fraksi Volume Partikel
Menghitung komposisi serat tandan kosong kelapa sawit, resin dan katalis
berdasarkan volume cetakan dan prosentase komposisi yang diinginkan. Langkah-
langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:
1) Fraksi volume 10%
Vpartikel = 10% × Vkomposit
=10
100×300cm2
= 30cm2
Mpartikel = ρpartikel × Vpartikel
= 1,2259gr/cm2 ×30cm2
= 36,777gr
Vkatalis = 0,3% × Vresin
=0.3
100×300cm2
= 1,2ml
Vresin = (100-10) = 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
=(90 − 0,3)
100×300cm2
= 269.1ml
2) Fraksi volume 20%
Vpartikel = 20% × Vkomposit
=20
100×300cm2
= 60cm2
Mpartikel = ρpartikel × Vpartikel
= 1,2259gr/cm2 ×60cm2
= 73,554gr
Vkatalis = 0,3% × Vresin
=0,3
100×239,1cm2
= 1,2ml
Vresin = (100-20) = 80
=(80 − 0,3)
100×300cm2
= 239,1ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
3) Fraksi volume 30%
Vpartikel = 30% × Vkomposit
=30
100×300cm2
= 90cm2
Mpartikel = ρpartikel × Vpartikel
= 1,2259gr/cm2 ×90cm2
= 110,331gr
Vkatalis = 0,3% × Vresin
=0,3
100×300cm2
= 1,2ml
Vresin = (100-30) = 70
=(70 − 0,3)
100×300cm2
= 209,1ml
3.4 Proses Pembuatan Komposit Berpenguat Partikel Cangkang Kepiting
Proses yang dilakukan dalam pembuatan benda uji komposit adalah proses
hand lay-up dengan menggunakan standar ASTM D638-14. Berikut adalah
langkah-langkah pembuatan benda uji komposit:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
1. Cangkang kepiting disiapkan, cangkang kepiting dibersihkan dari kotoran
dengan cara direndam selama 6 jam dengan sabun dan disikat setelah itu seperti
pada Gambar 3.17.
Gambar 3.17 Membersihkan cangkang kepiting
2. Cangkang kepiting yang telah bersih, dijemur selama 1 sampai 2 jam seperti
pada Gambar 3.18.
Gambar 3.18 Pelakuan alkalisasi
3. Cangkang kepiting yang sudah kering kemudian direndam dalam NaOH
(alkalisasi) selama 2 jam. Setelah itu cangkang kepiting dibilas dengan air
bersih hingga bersih. (lihat Gambar 3.19).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Gambar 3.19 Penjemuran cangkang kepiting
4. Cangkang kepiting kemudian ditumbuk hingga berukuran partikel. (lihat
Gambar 3.20).
Gambar 3.20 Menumbuk cangkang kepiting
5. Saringan atau ayakan disiapkan, cangkang kepiting yang telah berukuran
partikel kemudian diayak menggunakan ayakan berukuran 100 mesh. (lihat
Gambar 3.21).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar 3.21 Penyaringan partikel
6. Cetakan dipersiapkan, cetakan yang telah dibersihkan kemudian diberikan
Release Agent (Mirror Glaze) agar hasil benda uji tidak merekat pada
cetakan.
7. Resin dan katalis disiapkan, resin dan katalis dicampur kedalam gelas ukur
sesuai pada perhitungan masing-masing fraksi volume, lalu diaduk secara
perlahan-lahan hingga menjadi homogen (lihat Gambar 3.22).
Gambar 3.22 pencampuran resin dan katalis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
8. Penuangan bahan resin (matrik) dan partikel cangkang kepiting
(reinforcement) dilakukan metode disusun (sandwich), resin sebanyak 50%
dari 100% dituangkan terlebih dahulu kemudian didiamkan selama 3 jam
dan dilanjutkan dengan menaburkan partikel ke seluruh permukaan resin
secara merata kemudian resin sisa dituang kembali (lihat Gambar 3.23).
Gambar 3.23 Penaburan partikel cangkang kepiting
9. Tutupan cetakan disiapkan, saat bahan resin (matrik) dan partikel cangkang
kepiting (reinforcement) telah berada didalam cetakan kemudian cetakan
ditutup secara perlahan-lahan, untuk menghindari void atau udara yang
terjebak dalam cetakan.
10. Komposit ditunggu sampai kering. Proses pengeringan maksimal
membutuhkan waktu ± sekitar 48 jam.
11. Setelah komposit kering kemudian komposit diangkat dari cetakan. (lihat
Gambar 3.24)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Gambar 3.24 komposit cangkang kepiting
12. Komposit diukur, dipotong dan dibentuk sesuai dengan standar yang sudah
ditentukan.
13. Setelah melewati pengukuran, pemotongan dan pembentukan sesuai dengan
standar ASTM D638-14.
14. Komposit disiapkan untuk dilakukan pengujian.
3.5 Standar Pengujian Dan Dimensi Benda Uji
3.5.1 Uji Tarik
Dimensi dan bentuk benda uji komposit yang digunakan menurut standar
ASTM (American standard testing and material) D638-14 ditunjukan pada
Gambar 2.4 dan Tabel 2.16.
3.5.1.1 Langkah-Langkah Pengujian Tarik
Komposit yang sudah dibentuk akan diuji menggunakan metode pengujian
tarik. Pengujian tarik bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari komposit.
Langkah-langkah untuk pengujian tarik dari spesimen uji komposit adalah sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
1. Spesimen uji yang sudah dibentuk disiapkan dengan memberi tanda
parameter pada daerah perhitungan.
2. Kertas millimeter blok diletakkan pada printer mesin uji tarik.
3. Mesin kemudian dinyalakan, lalu benda uji dipasang pada grip.
4. Grip dikencangkan dan diatur dengan kekuatan secukupnya agar tidak
merusak benda uji.
5. Pemasangan extensometer pada benda uji dan nilai elongationnya diatur
menjadi nol.
6. Nilai beban di atur juga menjadi nol.
7. Kecepatan uji diatur, area start ditekan sebanyak dua kali kemudian tombol
down ditekan.
8. Setelah data dari pengujian tarik didapatkan, proses pengujian tarik diulang
untuk benda uji komposit selanjutnya sampai selesai.
3.5.2 Uji Impak
Pada pengujian uji impak dimensi dan bentuk dari komposit disesuaikan
dengan bentuk ASTM (American standard testing and material) D611-02.
Seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.2 dan Tabel 2.18.
3.5.2.1 Langkah-Langkah Pengujian Impak
Berikut adalah cara atau langkah-langkah melakukan pengujian komposit
berpenguat cangkang kepiting
1. Sebelum melakukan pengujian benda uji di sket dan diukur.
2. Naikkan pendulum sesuai sudut yang telah disesuaikan, kunci dan perhatikan
titik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3. Jarum penunjuk diposisikan ke sudut dial lengan ayun.
4. Pengunci pendulum dilepas sehingga beban berayun tanpa ditahan benda uji.
5. Sudut bebas benda uji diamati dan dicatat sebagai sudut (a).
6. Benda uji dipasang pada anvil (dudukan) dengan posisi takikan berada di sisi
belakang pendulum dan senter.
7. Pendulum dinaikkan sesuai sudut yang telah ditentukan seperti langkah (b)
8. Pengunci dilepaskan, pendulum berayun dan mematahkan benda uji.
9. Sudut yang dihasilkan pendulum diamati setelah mematahkan pengunci pada
jarum penunjuk sebagai (β).
10. Patahan benda uji dan penampang patahannya di sket, beberapa benda uji
kemudian dibandingkan.
11. Harga keuletan dihitung dan lembar pengamatan diisi dan komposit di sket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengujian
Dalam penelitian ini dilakukan dua pengujian, yaitu pengujian tarik untuk
mengetahui tegangan, regangan dan modulus elastisitas komposit dan pengujian
impak untuk mengetahui keuletan komposit berpenguat cangkang kepiting.
4.2 Pengujian Tarik
Dari hasil pengujian tarik benda uji komposit diperoleh grafik hubungan
antara beban gaya dan pertambahan panjang. Data-data beban gaya dan
pertambahan panjang selanjutnya dapat diolah dan dibuat grafik tegangan,
regangan dan modulus elastisitas.
Pengujian tarik pada benda uji komposit dilakukan pada spesimen atau
tanpa bahan penguat dan spesimen atau spesimen komposit dengan variasi fraksi
volume partikel 10%, 20% dan 30% dengan orientasi partikel disusun dengan
metode sandwich. Dari hasil pengujian, diperoleh print out grafik hubungan antara
beban dengan pertambahan panjang. Dari data tersebut dapat dihitung nilai
tegangan dan regangan dari benda uji komposit dari setiap variasi fraksi volume.
Data hasil pengujian benda uji tarik komposit diurutkan dari spesimen atau
benda tanpa bahan penguat, dilanjutkan dengan spesimen atau benda uji dengan
variasi fraksi volume bahan penguat 10%, penguat 20% dan penguat 30%.
kemudian diambil rata-rata dari setiap fraksi volume yang akan dijadikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
perbandingan dengan rerata spesimen tanpa bahan penguat. Berikut adalah data-
data yang diperoleh dari pengujian yang dilakukan:
1) Data pada spesimen tanpa bahan penguat
Data pengujian pada spesimen tanpa bahan penguat dapat dilihat pada Tabel
4.1 s/d 4.3 dan grafik pada Gambar 4.1 s/d 4.3.
Tabel 4.1 Dimensi masing-masing spesimen tanpa bahan penguat
No Spesimen Lebar (mm) Tebal (mm) A (mm2)
1 RC-1 13.20 4.70 62.04
2 RC-2 13.20 4.70 62.04
3 RC-3 13.20 4.70 62.04
4 RC-4 13.70 4.80 65.76
Rara-rata 13.33 4.73 62.97
Tabel 4.2 Kekuatan tarik masing-masing spesimen tanpa bahan penguat
Spesimen A (mm2) Beban (kg) Kekuatan Tarik
(kg/mm2)
Kekuatan Tarik
(MPa)
RC-1 62.04 145.80 2.35 23.05
RC-2 62.04 160.60 2.59 25.39
RC-3 62.04 127.30 2.05 20.13
RC-4 65.76 154.20 2.34 23.00
Rata-rata 62.97 146.98 2.33 22.90
Tabel 4.3 Regangan dan modulus elastisitas masing-masing spesimen
tanpa bahan penguat
Spesimen Lo (mm) L (mm) ΔL (mm) Regangan
(%)
Modulus
Elastisitas (MPa)
RC-1 50 52.25 2.25 4.50 5.12
RC-2 50 53.80 3.80 7.60 3.34
RC-3 50 51.70 1.70 3.40 5.92
RC-4 50 52.80 2.80 5.60 4.11
Rata-rata 50 52.64 2.64 5.28 4.62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Gambar 4.1 Grafik nilai kekuatan tarik pada spesimen tanpa bahan penguat
Gambar 4.2 Grafik nilai regangan pada spesimen tanpa bahan penguat
Gambar 4.3 Grafik nilai modulus elastisitas pada spesimen tanpa bahan penguat
23.0525.39
20.13
23.00 22.90
0
5
10
15
20
25
30
RC-1 RC-2 RC-3 RC-4 Rata-rata
Kek
ua
tan
Ta
rik
(M
Pa
)
4.50
7.60
3.40
5.605.28
0
1
2
3
4
5
6
7
8
RC-1 RC-2 RC-3 RC-4 Rata-rata
Reg
an
ga
n (
%)
5.12
3.34
5.92
4.114.62
0
1
2
3
4
5
6
7
RC-1 RC-2 RC-3 RC-4 Rata-rata
Mo
du
lus
Ela
stis
ita
s (M
Pa
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
2) Data pada spesimen dengan fraksi volume bahan penguat 10%
Data pengujian pada spesimen dengan fraksi volume bahan penguat 10%
dapat dilihat pada Tabel 4.4 s/d 4.6 dan grafik pada Gambar 4.4 s/d 4.6.
Tabel 4.4 Dimensi masing-masing spesimen pada fraksi volume bahan
penguat 10%
No Spesimen Lebar (mm) Tebal (mm) A (mm2)
1 PC-10-1 13.40 5.60 75.04
2 PC-10-2 13.60 5.30 72.08
3 PC-10-3 13.20 5.30 69.96
4 PC-10-4 13.80 5.50 75.90
Rata-rata 13.50 5.43 73.25
Tabel 4.5 Kekuatan tarik masing-masing spesimen komposit pada fraksi
volume bahan penguat 10%
Spesimen A (mm2) Beban (kg) Kekuatan Tarik
(kg/mm2)
Kekuatan Tarik
(MPa)
PC-10-1 75.04 92.50 1.23 12.09
PC-10-2 72.08 104.60 1.45 14.24
PC-10-3 69.96 86.20 1.23 12.09
PC-10-4 75.90 92.80 1.22 11.99
Rata-rata 73.25 94.03 1.28 12.60
Tabel 4.6 Regangan dan modulus elastisitas komposit pada fraksi volume
bahan penguat 10%
Spesimen Lo (mm) L (mm) ΔL (mm) Regangan
(%)
Modulus
Elastisitas (MPa)
PC-10-1 50 50.40 0.40 0.80 15.12
PC-10-2 50 50.30 0.30 0.60 23.73
PC-10-3 50 50.30 0.30 0.60 20.15
PC-10-4 50 50.30 0.30 0.60 19.99
Rata-rata 50 50.33 0.33 0.65 19.74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Gambar 4.4 Grafik nilai kekuatan tarik pada fraksi volume bahan penguat 10%
Gambar 4.5 Grafik nilai regangan pada fraksi volume bahan penguat 10%
Gambar 4.6 Grafik nilai modulus elastisitas pada fraksi
volume bahan penguat 10%
12.09
14.24
12.09 11.9912.60
0
2
4
6
8
10
12
14
16
PC-10-1 PC-10-2 PC-10-3 PC-10-4 Rata-rata
Kek
ua
tan
Ta
rik
(M
Pa
)
0.80
0.60 0.60 0.600.65
0.0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
PC-10-1 PC-10-2 PC-10-3 PC-10-4 Rata-rata
Reg
an
ga
n (
%)
15.12
23.73
20.15 19.99 19.74
0
5
10
15
20
25
PC-10-1 PC-10-2 PC-10-3 PC-10-4 Rata-rata
Mo
du
lus
Ela
stis
ita
s (M
Pa
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
3) Data pada spesimen dengan fraksi volume bahan penguat 20%
Data pengujian pada spesimen dengan fraksi volume bahan penguat 20%
dapat dilihat pada Tabel 4.7 s/d 4.9 dan grafik pada Gambar 4.7 s/d 4.9.
Tabel 4.7 Dimensi masing-masing spesimen pada fraksi volume bahan
penguat 20%
No Spesimen Lebar (mm) Tebal (mm) A (mm2)
1 PC-20-1 13.30 5.90 78.47
2 PC-20-2 13.10 5.80 75.98
3 PC-20-3 13.00 5.90 76.70
4 PC-20-4 13.30 5.90 78.47
Rata-rata 13.18 5.88 77.41
Tabel 4.8 Kekuatan tarik komposit pada fraksi volume bahan penguat 20%
Spesimen A (mm2) Beban (kg) Kekuatan Tarik
(kg/mm2)
Kekuatan Tarik
(MPa)
PC-20-1 78.47 94.80 1.21 11.85
PC-20-2 75.98 98.30 1.29 12.69
PC-20-3 76.70 96.40 1.26 12.33
PC-20-4 78.47 100.10 1.28 12.51
Rata-rata 77.41 97.40 1.26 12.35
Tabel 4.9 Regangan dan modulus elastisitas komposit pada fraksi volume
bahan penguat 20%
Spesimen Lo (mm) L (mm) ΔL (mm) Regangan
(%)
Modulus
Elastisitas (MPa)
PC-20-1 50 50.30 0.30 0.60 19.75
PC-20-2 50 50.35 0.35 0.70 18.13
PC-20-3 50 50.25 0.25 0.50 24.66
PC-20-4 50 50.25 0.25 0.50 25.03
Rata-rata 50 50.29 0.29 0.58 21.89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Gambar 4.7 Grafik nilai kekuatan tarik pada fraksi volume bahan penguat 20%
Gambar 4.8 Grafik nilai regangan pada fraksi volume bahan penguat 20%
Gambar 4.9 Grafik nilai modulus elastisitas pada fraksi volume
bahan penguat 20%
11.8512.69 12.33 12.51 12.35
0
2
4
6
8
10
12
14
PC-20-1 PC-20-1 PC-20-1 PC-20-1 Rata-rata
Kek
ua
tan
Ta
rik
(M
Pa
)
0.60
0.70
0.50 0.50
0.58
0.0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
PC-20-1 PC-20-1 PC-20-1 PC-20-1 Rata-rata
Reg
an
ga
n (
%)
19.7518.13
24.66 25.03
21.89
0
5
10
15
20
25
30
PC-20-1 PC-20-1 PC-20-1 PC-20-1 Rata-rata
Mo
du
lus
Ela
stis
ita
s (M
Pa
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
4) Data pada spesimen dengan fraksi volume bahan penguat 30%
Data pengujian pada spesimen dengan fraksi volume bahan penguat 30%
dapat dilihat pada Tabel 4.10 s/d 4.12 dan grafik pada Gambar 4.10 s/d 4.12.
Tabel 4.10 Dimensi masing-masing spesimen pada fraksi volume bahan
penguat 30%
No Spesimen Lebar (mm) Tebal (mm) A (mm2)
1 PC-30-1 13.40 5.90 79.06
2 PC-30-2 13.30 5.90 78.47
3 PC-30-3 13.40 5.80 77.72
4 PC-30-4 13.20 5.70 75.24
Rata-rata 13.33 5.83 77.62
Tabel 4.11 Kekuatan tarik komposit pada fraksi volume
bahan penguat 30%
Spesimen A (mm2) Beban (kg) Kekuatan Tarik
(kg/mm2)
Kekuatan Tarik
(MPa)
PC-30-1 79.06 98.20 1.24 12.18
PC-30-2 78.47 91.10 1.16 11.39
PC-30-3 77.72 77.50 1.00 9.78
PC-30-4 75.24 82.50 1.10 10.76
Rata-rata 77.62 87.33 1.12 11.03
Tabel 4.12 Regangan dan modulus elastisitas komposit pada fraksi volume
bahan penguat 30%
Spesimen Lo (mm) L (mm) ΔL (mm) Regangan
(%)
Modulus
Elastisitas (MPa)
PC-30-1 50 50.35 0.35 0.70 17.41
PC-30-2 50 50.20 0.20 0.40 28.47
PC-30-3 50 50.25 0.25 0.50 19.56
PC-30-4 50 50.25 0.25 0.50 21.51
Rata-rata 50 50.26 0.26 0.53 21.74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Gambar 4.10 Grafik nilai kekuatan tarik pada fraksi volume bahan penguat 30%
Gambar 4.11 Grafik nilai regangan pada fraksi volume bahan penguat 30%
Gambar 4.12 Grafik nilai modulus elastisitas pada fraksi volume
bahan penguat 30%
12.1811.39
9.7810.76 11.03
0
2
4
6
8
10
12
14
PC-30-1 PC-30-2 PC-30-3 PC-30-4 Rata-rata
Kek
ua
tan
Ta
rik
(M
Pa
)
0.70
0.40
0.50 0.50 0.53
0.0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
PC-30-1 PC-30-2 PC-30-3 PC-30-4 Rata-rata
Reg
an
ga
n (
%)
17.41
28.47
19.5621.51 21.74
0
5
10
15
20
25
30
PC-30-1 PC-30-2 PC-30-3 PC-30-4 Rata-rata
Mo
du
lus
Ela
stis
ita
s (M
Pa
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
5) Data perbandingan spesimen
Dari data yang telah diperoleh dibuatlah perbandingan antara rata-rata setiap
fraksi volume dengan spesimen tanpa bahan penguat dapat dilihat pada Tabel 4.13
dan 4.14 dan grafik pada Gambar 4.13 s/d 4.15.
Tabel 4.13 Kekuatan tarik rata-rata pada setiap bahan penguat dan
spesimen tanpa bahan penguat
Fraksi Komposit Beban (kg) Kekuatan Tarik
(kg/mm2)
Kekuatan Tarik
(MPa)
Resin 146.98 2.33 22.90
10% 94.03 1.28 12.60
20% 97.40 1.26 12.35
30% 87.33 1.12 11.03
Tabel 4.14 Nilai regangan dan modulus elastisitas rata-rata pada setiap
bahan penguat dan spesimen tanpa bahan penguat
Fraksi Komposit Beban (kg) Regangan (%) Modulus Elastisitas
(MPa)
Resin 146.98 5.28 4.62
10% 94.03 0.70 19.74
20% 97.40 0.58 21.89
30% 87.33 0.53 21.74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Gambar 4.13 Grafik nilai Kekuatan tarik rata-rata pada setiap bahan penguat dan
spesimen tanpa bahan penguat
Gambar 4.14 Grafik nilai regangan rata-rata pada setiap bahan penguat dan
spesimen tanpa bahan penguat
Gambar 4.15 Grafik nilai modulus elastisitas rata-rata pada setiap bahan penguat
dan spesimen tanpa bahan penguat
22.90
1.260 12.3511.03
0
5
10
15
20
25
Resin 10% 20% 30%
Kek
ua
tan
Ta
rik
(M
Pa
)
5.28
0.700.98
0.53
0
1
2
3
4
5
6
Resin 10% 20% 30%
Reg
an
ga
n (
%)
4.62
19.74
21.89 21.74
0
5
10
15
20
25
Resin 10% 20% 30%
Mo
du
lus
Ela
stis
ita
s (M
Pa
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
4.2.1 Pembahasan Uji Tarik
Dari persamaan yang digunakan yaitu pada persamaan 2.2, 2.3 dan 2.4,
diperoleh data-data diatas yakni nilai kekuatan tarik, regangan dan modulus
elastisitas. Hasil penelitian menunjukan pada Tabel 4.13 nilai kekuatan tarik rata-
rata pada bahan resin polyester adalah 22,90 MPa merupakan nilai tertinggi
dibandingkan dengan nilai kekuatan tarik yang dimiliki oleh komposit
menggunakan bahan penguat cangkang kepiting yakni nilai untuk fraksi volume
10% adalah 12,60 MPa, fraksi volume 20% adalah 12,35 MPa dan fraksi volume
30% adalah 11.03 MPa. Pada nilai kekuatan tarik rata-rata ini, menjelaskan bahwa
terjadi penurunan kekuatan dengan bertambahnya fraksi volume serat pada
komposit seperti pada Gambar 4.13.
Pada Tabel 4.14 nilai regangan rata-rata pada bahan resin polyester
merupakan nilai regangan tertinggi dibandingkan dengan komposit berpenguat
cangkang kepiting dimana nilai untuk resin poliester adalah 5,28%. Sedangkan nilai
regangan yang dimiliki komposit berpenguat cangkang kepiting dengan fraksi
volume 10% adalah 0,70%, fraksi volume 20% adalah 0,98 dan fraksi volume 30%
adalah 0,53. Pada nilai regangan terlihat terjadi penurunan dan kenaikan nilai
regangan pada setiap fraksi volume dimana pada Gambar 4.14 komposit dengan
fraksi volume 20% memiliki nilai regangan lebih tinggi dibandingkan dengan fraksi
volume 10% dan 30%.
Pada nilai modulus elastisitas rata-rata diperoleh nilai resin polyester
memiliki nilai lebih rendah dibandingkan dengan komposit berpenguat cangkang
kepiting. Terlihat pada Tabel 4.14 nilai yang dimiliki oleh resin polyester adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
4,620 MPa sedangkan untuk nilai modulus elastisitas tertinggi diperoleh pada
komposit berpenguat cangkang kepiting dengan fraksi volume 20% adalah 21,89
MPa kemudian diikuti oleh fraksi volume 30% adalah 21,74 MPa dan fraksi volume
10% adalah 19,74 MPa. Nilai yang didapatkan oleh komposit berpenguat partikel
cangkang kepiting mengalami meningkat dapat dilihat pada Gambar 4.15. Namun
pada fraksi volume 30% terjadi penurunan, dapat diasumsikan bahwa jika dengan
bertambahnya fraksi volume memungkinkan akan terjadi penurunan nilai modulus
elastisitas.
Dengan hasil pengujian dan pengolahan data yang dilakukan, ditemukan
bahwa variasi fraksi volume partikel cangkang kepiting pada bahan pengikat resin
tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam memperkuat atau meningkatkan
kekuatan tarik maupun regangan dari bahan pengikat resin tersebut. Namun pada
nilai modulus elastisitas, komposit berpenguat partikel cangkang kepiting memiliki
pengaruh cukup signifikan pada besarnya tegangan atau pembebanan untuk dapat
menyebabkan deformasi atau perubahan dimensi dan bentuk dibandingkan dengan
bahan resin tanpa bahan penguat serat.
4.3 Pengujian Impak
Pengujian dilakukan pada spesimen tanpa bahan penguat dan spesimen
dengan bahan penguat cangkang kepiting dengan fraksi volume 10%, 20% dan
30%. Dari pengujian yang dilakukan, diperoleh nilai kekuatan dan harga keuletan
yang dimiliki masing-masing spesimen benda uji, yang kemudian akan
dibandingkan antara spesimen-spesimen tersebut. metode yang digunakan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
pengujian adalah metode Charpy. Berikut adalah data-data yang diperoleh dari
pengujian yang dilakukan:
1) Data pada spesimen tanpa bahan penguat
Data pengujian pada spesimen tanpa bahan penguat dapat dilihat pada Tabel
4.15 dan 4.16 dan grafik pada Gambar 4.16 dan 4.17.
Tabel 4.15 Dimensi dan sudut masing-masing spesimen tanpa bahan
penguat
No Kode Spesimen Sudut α Sudut β Luas Penampang (mm2)
1 RC-1 145 143 86.48
2 RC-2 145 143 86.40
3 RC-3 145 143 94.08
4 RC-4 145 142 93.12
5 RC-5 145 140 88.27
6 RC-6 145 140 88.32
Rata-rata 145 142 89.45
Tabel 4.16 Tenaga patah dan harga keuletan masing-masing spesimen
komposit tanpa bahan penguat
Kode Spesimen Cos α Cos β Tenaga Patah
(Joule)
Harga Keuletan
(J/mm2)
RC-1 -0.819 -0.799 107.8 1.2
RC-2 -0.819 -0.799 107.8 1.2
RC-3 -0.819 -0.799 107.8 1.1
RC-4 -0.819 -0.788 163.7 1.8
RC-5 -0.819 -0.766 279.1 3.2
RC-6 -0.819 -0.766 279.1 3.2
Rata-rata -0.819 -0.786 174.2 2.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Gambar 4.16 Grafik nilai tenaga patah masing-masing spesimen tanpa bahan
penguat
Gambar 4.17 Grafik harga keuletan masing-masing spesimen
tanpa bahan penguat
2) Data pada spesimen dengan fraksi volume bahan penguat 10%
Data pengujian pada spesimen dengan fraksi volume bahan penguat 10%
dapat dilihat pada Tabel 4.17 dan 4.18 dan grafik pada Gambar 4.18 dan 4.19.
107.8 107.8 107.8
163.7
279.1 279.1
174.2
0
50
100
150
200
250
300
RC-1 RC-2 RC-3 RC-4 RC-5 RC-6 Rata-rata
Ten
ag
a p
ata
h (
Jo
ule
)
1.25 1.251.15
1.76
3.16 3.16
1.95
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
RC-1 RC-2 RC-3 RC-4 RC-5 RC-6 Rata-rata
Ha
rga
keu
leta
n (
J/m
m2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 4.17 Dimensi dan sudut masing-masing spesimen pada fraksi
volume bahan penguat 10%
No Kode Spesimen Sudut α Sudut β Luas Penampang (mm2)
1 PC-10-1 145 139 94.08
2 PC-10-2 145 143 88.20
3 PC-10-3 145 142 82.32
4 PC-10-4 145 142 84.28
5 PC-10-5 145 141 93.10
6 PC-10-6 145 140 90.16
Rata-rata 145 141 88.69
Tabel 4.18 Tenaga patah masing-masing spesimen pada fraksi volume
bahan penguat 10%
Kode Spesimen Cos α Cos β Tenaga patah
(Joule)
Harga keuletan
(J/mm2)
PC-10-1 -0.819 -0.755 338.7 3.6
PC-10-2 -0.819 -0.799 107.8 1.2
PC-10-3 -0.819 -0.788 163.7 2.0
PC-10-4 -0.819 -0.788 163.7 1.9
PC-10-5 -0.819 -0.777 220.8 2.4
PC-10-6 -0.819 -0.766 279.1 3.1
Rata-rata -0.819 -0.779 212.3 2.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gambar 4.18 Grafik nilai tenaga patah masing-masing spesimen pada
fraksi volume bahan penguat 10%
Gambar 4.19 Grafik harga keuletan masing-masing spesimen pada fraksi
volume bahan penguat 10%
3) Data pada spesimen dengan fraksi volume bahan penguat 20%
Data pengujian pada spesimen dengan fraksi volume bahan penguat 20%
dapat dilihat pada Tabel 4.19 dan 4.20 dan grafik pada Gambar 4.20 dan 4.21.
338.7
107.8
163.7 163.7
220.8
279.1
212.3
0
50
100
150
200
250
300
350
400
PC-10-1 PC-10-2 PC-10-3 PC-10-4 PC-10-5 PC-10-6 Rata-rata
Ten
ag
a p
ata
h (
Jo
ule
)
3.6
1.2
2.0 1.9
2.4
3.1
2.4
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
PC-10-1 PC-10-2 PC-10-3 PC-10-4 PC-10-5 PC-10-6 Rata-rata
Ha
rga
keu
leta
n (
J/m
m2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 4.19 Dimensi dan sudut masing-masing spesimen pada fraksi
volume bahan penguat 20%
No Kode Spesimen Sudut α Sudut β Luas Penampang (mm2)
1 PC-20-1 145 134 92.70
2 PC-20-2 145 132 87.55
3 PC-20-3 145 131 90.78
4 PC-20-4 145 133 85.85
5 PC-20-5 145 135 96.92
6 PC-20-6 145 136 96.92
7 Rata-rata 145 134 91.79
Tabel 4.20 Tenaga patah masing-masing spesimen pada fraksi volume
bahan penguat 20%
Kode Spesimen Cos α Cos β Tenaga Patah
(Joule)
Harga Keuletan
(J/mm2)
PC-20-1 -0.819 -0.695 654.3 7.06
PC-20-2 -0.819 -0.669 788.5 9.01
PC-20-3 -0.819 -0.656 857.2 9.44
PC-20-4 -0.819 -0.682 720.8 8.40
PC-20-5 -0.819 -0.707 588.9 6.08
PC-20-6 -0.819 -0.719 524.6 5.41
Rata-rata -0.819 -0.688 689.0 7.57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Gambar 4.20 Grafik nilai tenaga patah masing-masing spesimen pada
fraksi volume bahan penguat 20%
Gambar 4.21 Grafik harga keuletan masing-masing spesimen pada fraksi
volume bahan penguat 20%
4) Data pada spesimen dengan fraksi volume bahan penguat 30%
Data pengujian pada spesimen dengan fraksi volume bahan penguat 30%
dapat dilihat pada Tabel 4.21 dan 4.22 dan grafik pada Gambar 4.22 dan 4.23.
654.3
788.5857.2
720.8
588.9524.6
689.0
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
PC-20-1 PC-20-2 PC-20-3 PC-20-4 PC-20-5 PC-20-6 Rata-rata
Ten
ag
a p
ata
h (
Jo
ule
)
7.06
9.019.44
8.40
6.085.41
7.57
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PC-20-1 PC-20-2 PC-20-3 PC-20-4 PC-20-5 PC-20-6 Rata-rata
Ha
rga
keu
leta
n (
J/m
m2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel 4.21 Dimensi dan sudut masing-masing spesimen pada fraksi
volume bahan penguat 30%
No Kode Spesimen Sudut α Sudut β Luas Penampang (mm2)
1 PC-30-1 145 135 84.84
2 PC-30-2 145 134 85.85
3 PC-30-3 145 136 86.70
4 PC-30-4 145 139 85.68
5 PC-30-5 145 140 81.60
6 PC-30-6 145 138 87.72
7 Rata-rata 145 137 85.40
Tabel 4.22 Tenaga patah masing-masing spesimen pada fraksi volume
bahan penguat 30%
Kode Spesimen Cos α Cos β Tenaga Patah
(Joule)
Harga Keuletan
(J/mm2)
PC-30-1 -0.819 -0.707 574.0 6.8
PC-30-2 -0.819 -0.695 637.7 7.4
PC-30-3 -0.819 -0.719 511.3 5.9
PC-30-4 -0.819 -0.755 330.1 3.9
PC-30-5 -0.819 -0.766 272.0 3.3
PC-30-6 -0.819 -0.743 389.3 4.4
Rata-rata -0.819 -0.731 452.4 5.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Gambar 4.22 Grafik nilai tenaga patah masing-masing spesimen pada
fraksi volume bahan penguat 30%
Gambar 4.23 Grafik harga keuletan masing-masing spesimen pada fraksi
volume bahan penguat 30%
5) Standar deviasi
Dari data yang diatas, terdapat beberapa data yang memiliki range atau jarak
yang cukup lebar dari data-data yang lain. Standar deviasi digunakan untuk
memilah data-data yang memiliki range atau jarak yang cukup jauh tersebut.
Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut.
574.0
637.7
511.3
330.1
272.0
389.3
452.4
0
100
200
300
400
500
600
700
PC-30-1 PC-30-2 PC-30-3 PC-30-4 PC-30-5 PC-30-6 Rata-rata
Ten
ag
a p
ata
h (
Jo
ule
)
6.8
7.4
5.9
3.93.3
4.4
5.3
0
1
2
3
4
5
6
7
8
PC-30-1 PC-30-2 PC-30-3 PC-30-4 PC-30-5 PC-30-6 Rata-rata
Ha
rga
keu
leta
n (
J/m
m2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
𝑠 = √∑ (𝑥𝑖−�̅�)
2𝑁1=1
𝑛−1 (4.1)
Keterangan:
S = Standar deviasi
𝑥𝑖 = data dari sampel
�̅� = data-data dari sampel
N = banyaknya sampel
Berikut merupakan data Tabel yang diperoleh setelah menggunakan
persamaan standar deviasi. Nilai yang diwarnai merupakan data dengan range yang
cukup jauh, yang mana data ini adalah data yang dieliminasi. Dapat dilihat pada
Tabel 4.23 s/d 4.26.
Tabel 4.23 Standar deviasi kekuatan impak pada spesimen
tanpa bahan penguat
No Kode Spesimen Tenaga Patah (Joule) Harga Keuletan (J/mm2)
1 RC-1 107.8 1.25
2 RC-2 107.8 1.25
3 RC-3 107.8 1.15
4 RC-4 163.7 1.76
5 RC-5 279.1 3.16
6 RC-6 279.1 3.16
Rata-Rata 174.2 1.95
Standar Deviasi 84.1 0.9
Data Nilai Terbesar 258.3 2.8
Data Nilai Terkecil 90.6 1.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel 4.24 Standar deviasi kekuatan impak pada spesimen dengan variasi
fraksi volume 10%
No Kode Spesimen Tenaga Patah (Joule) Harga keuletan (J/mm2)
1 PC-10-1 338.7 3.6
2 PC-10-2 107.8 1.2
3 PC-10-3 163.7 2.0
4 PC-10-4 163.7 1.9
5 PC-10-5 220.8 2.4
6 PC-10-6 279.1 3.1
Rata-Rata 212.3 2.4
Standar Deviasi TP 77.6 0.9
Data Nilai Terbesar 289.9 3.2
Data Nilai Terkecil 134.7 1.5
Tabel 4.25 Standar deviasi kekuatan impak pada spesimen dengan variasi fraksi
volume 20%
No Kode Spesimen Tenaga Patah (Joule) Harga Keuletan (J/mm2)
1 PC-20-1 654.3 7.06
2 PC-20-2 788.5 9.01
3 PC-20-3 857.2 9.44
4 PC-20-4 720.8 8.40
5 PC-20-5 588.9 6.08
6 PC-20-6 524.6 5.41
Rata-Rata 689.0 7.57
Standar Deviasi TP 113.6 1.5
Data Nilai Terbesar 802.6 9.1
Data Nilai Terkecil 575.4 6.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tabel 4.26 Standar deviasi kekuatan impak pada spesimen dengan variasi
fraksi volume 30%
No Kode Spesimen Tenaga Patah (Joule) Harga Keuletan (J/mm2)
1 PC-30-1 574.0 6.8
2 PC-30-2 637.7 7.4
3 PC-30-3 511.3 5.9
4 PC-30-4 330.1 3.9
5 PC-30-5 272.0 3.3
6 PC-30-6 389.3 4.4
Rata-Rata 452.4 5.3
Standar Deviasi TP 144.3 1.7
Data Nilai Terbesar 596.7 6.9
Data Nilai Terkecil 308.2 3.6
6) Data perbandingan spesimen
Dari data yang telah diperoleh, kemudian dibuat perbandingan antara data
rata-rata spesimen setiap fraksi volume dengan spesimen tanpa bahan penguat, yang
telah melalui standar deviasi dengan spesimen tanpa bahan penguat dapat dilihat
pada Tabel 4.27 dan grafik pada Gambar 4.24 dan 4.25.
Tabel 4.27 Tenaga patah dan harga keuletan rata-rata pada setiap bahan
penguat dan spesimen tanpa bahan penguat
NO Fraksi Komposit Tenaga Patah (Joule) Harga Keuletan (J/mm2)
1 RC 121.8 1.3
2 PC-10 206.8 2.3
3 PC-20 688.1 7.6
4 PC-30 451.2 5.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Gambar 4.24 Grafik tenaga patah rata-rata pada setiap bahan penguat dan
spesimen tanpa bahan penguat
Gambar 4.25 Grafik harga keuletan rata-rata pada setiap bahan penguat dan
spesimen tanpa bahan penguat
4.3.1 Pembahasan Uji Impak
Dari persamaan yang digunakan yaitu pada persamaan 2.5 dan 2.6,
diperoleh data-data diatas yakni tenaga patah dan harga keuletan. Nilai tenaga patah
rata-rata pada benda uji komposit berpenguat partikel cangkang kepiting dan benda
121.8
206.8
688.1
451.2
0
100
200
300
400
500
600
700
800
RC PC-10 PC-20 PC-30
Ten
ag
a P
ata
h (
Jo
ule
)
1.3
2.3
7.6
5.2
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
RC PC-10 PC-20 PC-30
Rer
ata
Ha
rga
keu
leta
n (
J/m
m2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
uji resin polyester dapat dilihat pada Tabel 4.27 dan Gambar 4.24. Dari Tabel dan
grafik tersebut menunjukan pada spesimen atau benda uji komposit berpenguat
cangkang kepiting memiliki nilai rata-rata tegangan patah yang lebih besar
dibandingkan dengan spesimen atau benda uji resin polyester, dimana nilai rata-
rata yang dimiliki spesimen atau benda uji resin polyester adalah 121.8 J, jauh lebih
kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata yang dimiliki spesimen atau benda uji
dengan fraksi volume 20% yaitu 688,1 J. kemudian nilai rata-rata tegangan patah
yang dimiliki oleh spesimen atau benda uji dengan fraksi volume 10% adalah 206,8
J. Namun pada spesimen atau benda uji komposit dengan fraksi volume 30% terjadi
penurunan nilai tegangan patah yakni nilai reta-rata yang dimiliki adalah 451,2 J,
penurunan nilai tegangan patah cukup jauh dengan nilai rata-rata yang dimiliki
spesimen atau benda uji dengan fraksi volume 20%.
Pada Gambar 4.25 dapat dilihat terjadi kenaikan harga keuletan ketika
variasi fraksi volume ditambahkan. Namun terjadi penurunan ketika mencapai
variasi fraksi volume 30%. Harga keuletan pada spesimen atau benda uji dengan
variasi fraksi volume 10% adalah 2.3 J/mm2, 20% adalah 7,6 J/mm2, dan 30%
adalah 5,2 J/mm2. Dengan demikian pada harga keuletan spesimen atau benda uji
dengan variasi fraksi volume 20% merupakan spesiman atau benda uji yang
memiliki harga keuletan yang baik diantara spesimen atau benda uji lainnya.
Dengan hasil pengujian impak dan pengolahan data yang dilakukan,
ditemukan bahwa variasi fraksi volume partikel cangkang kepiting pada bahan
pengikat resin polyester memiliki pengaruh yang signifikan dalam memperkuat
atau meningkatkan bahan komposit. Dari data yang diperoleh tentang tenaga patah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
dan harga keuletan menunjukan komposit berpenguat cangkang kepiting dengan
variasi fraksi volume 20% merupakan variasi fraksi volume terbaik diantara variasi
fraksi volume yang lain. Dari data mengenai uji impak diatas juga dapat
diasumsikan bahwa dengan bertambahnya variasi fraksi volume pada komposit
dapat menyebabkan penurunan nilai tenaga patah dan harga keuletan seperti pada
Gambar 4.24 dan 4.25 terlihat ada penurunan yang terjadi.
4.4 Massa Jenis Spesimen
Dari pengujian yang telah dilakukan selanjutnya dilakukan perhitungan
untuk mencari massa jenis rata-rata setiap spesimen atau benda uji. Berikut pada
table 4.28 dan Gambar 4.26 adalah rata-rata massa jenis setiap spesimen atau benda
uji.
Tabel 4.28 Rerata massa jenis spesimen
Kode Spesimen Massa (g) Volume (cm3) Massa Jenis (g/cm3)
RC-01 2.27 2.07 1.10
RC-02 2.20 1.97 1.11
RC-03 2.35 1.97 1.19
RC-04 2.13 2.02 1.06
Rata-rata 2.24 2.01 1.11
PC-10-01 2.74 2.13 1.29
PC-10-02 2.74 2.01 1.36
PC-10-03 2.88 2.01 1.43
PC-10-04 2.59 2.09 1.24
Rata-rata 2.74 2.06 1.33
PC-20-01 3.05 2.24 1.36
PC-20-02 3.05 2.20 1.38
PC-20-03 3.01 2.24 1.34
PC-20-04 3.02 2.24 1.35
Rata-rata 3.03 2.23 1.36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PC-30-01 3.14 2.36 1.33
PC-30-02 3.06 2.24 1.36
PC-30-03 3.06 2.20 1.39
PC-30-04 3.10 2.08 1.49
Rata-rata 3.09 2.22 1.39
Gambar 4.26 Grafik rerata massa jenis spesimen
Pada Tabel 4.28 dapat dijelaskan bahwa massa jenis pada spesimen resin
polyester memiliki nilai yang rendah, dengan nilai 1.11 g/cm3 yang merupakan nilai
terendah dari spesimen dengan berpenguat cangkang kepiting, dengan nilai yang
dimiliki variasi fraksi volume 10% yaitu 1.33 g/cm3, 20% yaitu 1.36 g/cm3 dan
30% yaitu 1.39 g/cm3. Dari grafik pada Gambar 4.26 dapat dilihat kenaikan massa
benda dan massa jenis terjadi secara konsisten yang mana kenaikan yang terjadi
tidak pada range atau jarak yang jauh pada setiap variasi fraksi volume, dapat
diasumsikan juga bahwa, dengan bertambahnya variasi fraksi volume akan
membuat massa benda dan massa jenis spesimen semakin meningkat.
1.11
1.33 1.36 1.39
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
1.2
1.4
1.6
RC PC-10 PC-20 PC-30
Ma
ssa
Jen
is (
g/c
m3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pengujian yang telah dilakukan dan data-data yang diperoleh dapat
dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dapat diasumsikan dengan bertambahnya variasi fraksi volume akan
menyebabkan penurunan nilai kekuatan tarik komposit berpenguat
cangkang kepiting, diperoleh nilai untuk kekuatan tarik fraksi volume 10%
adalah 12,6 MPa, fraksi volume 20% adalah 12,4 MPa dan fraksi volume
30% adalah 11,1 MPa.
2. Terjadi peningkatan kekuatan atau nilai tenaga patah seiring dengan
bertambahnya variasi fraksi volume fraksi volume 10% adalah 206,8 J,
fraksi volume 20% adalah 688,1 J. Namun, pada fraksi volume 30% terjadi
penurunan tenaga patah yakni mencapai 451,2 J.
3. Dapat diasumsikan dengan bertambahnya variasi fraksi volume akan
menyebabkan terjadinya peningkatan massa jenis, diperoleh massa jenis
yang dimiliki fraksi volume 10% adalah 1,33 g/cm3, fraksi volume 20%
adalah 1,36 g/cm3 dan fraksi volume 30% adalah 1,39 g/cm3.
4. Diperoleh variasi fraksi volume 20% merupakan variasi fraksi volume
terbaik pada pengujian impak dengan nilai tegangan patah 688,1 J dan harga
keuletan 7,6 J/mm2. Namun pada pengujian tarik, komposit berpenguat
partikel cangkang kepiting tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam
memperkuat atau meningkatkan kekuatan tarik maupun regangan. Karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
nilai kekuatan tarik yang dimiliki oleh spesimen atau benda uji tanpa bahan
penguat lebih besar yaitu 22,90 MPa. Sedangkan pada variasi fraksi volume
10% adalah 12,6 MPa, fraksi volume 20% adalah 12,4 MPa dan fraksi
volume 30% adalah 11,1 MPa.
5.2 Saran
Untuk proses penelitian lebih lanjut dalam pembuatan komposit
berpenguat partikel cangkang kepiting, disarankan:
1. Untuk penelitian lebih lanjut tentang komposit berpenguat partikel
cangkang kepiting, diharapkan dilakukan pengujian yang lain seperti uji
kekerasan, uji rockwell atau pengujian lain sebagainya, agar data yang
diperoleh lebih banyak.
2. Untuk proses yang lebih baik gunakan kuas pada saat menggunakan
Release Agent dan jangan gunakan dengan komposisi berlebihan.
3. Pada saat pengujian tarik, pasang extensometer pada posisi yang
ditentukan dengan benar, sehingga tidak terjadi kesalahan saat
pengambilan data.
4. Pada saat pengujian, foto spesimen atau benda uji sebelum dan sesudah
melakukan pengujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
DAFTAR PUSTAKA
Addriyanus, T. 2015. “Pengaruh Komposisi dan Ukuran Makro Serbuk Kulit
Kerang Darah (Anadora Granosa) Terhadap Komposit Epoksi-PS/Serbuk
Kulit Kerang Darah (SKKD)”. Skripsi S-1 Fakultas Teknik. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Chang, S.H. 2014, “An Overview of Empty Fruit Bunch from Oil Palm as
Feedstock for Biooil Production, Biomass & Bioenergy, 1-8”.
Gibson, Ronald F. 1994. “Principles of Composite Material Mechanics”. New
York. Mc Graw Hill, Inc.
Groover, Mikell P. 1996. “Fundamentals of Modern Manufacturing”. Leghigh
University. New Jersey.
Harris, B. 1999. “Engineering Composite Materials”. London, The Institute of
Materials.
Jones, R.M. 1975. “Mechanics of Composite Materials”, McGraw-Hill
Kogakusha, LTD, Wasingthon D.C.
Mawarani, L. dan Clayrena, D. 2013. “Pembuatan Dan Karakteristik Koposit
Polimer Berpenguat Bagasse”. Institut Teknologi Sepuluh November
Putranto, Beny, Sri. 2011. “Perancangan Alat Uji Impak Charpy Untuk
Material Komposit Berpenguat Serat Alam (Natural Fiber)”. Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Nayiroh, N. 2013. “Teknologi Material Komposit”. Lecture Material. Malang.
Universitas Islam Negeri. Malang.
Tanujawa, B. 2016. “Pengaruh Komposisi Bahan Pengeras (Gypsum) Terhadap
Sifat Fisik Dan Mekanik Papan Partikel Resin Poliester Berpengisi Serbuk
Kulit Kerang”. Skripsi Teknik Mesin, Universitas Sumatra Utara, Medan.
Van Vlack, L. H. 1985. “Ilmu Teknologi Bahan”. Edisi Kelima, Erlangga Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
LAMPIRAN
Pengujian Tarik
Variasi frasksi volume 10%
Spesimen 1 Spesimen 2
Spesimen 3
Spesimen 4
Spesimen 4
Spesimen 3
Spesimen 2 Spesimen 1
Resin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Variasi frasksi volume 20%
Spesimen 1 Spesimen 2 Spesimen 3 Spesimen 4
Variasi frasksi volume 30%
Spesimen 1 Spesimen 2 Spesimen 3 Spesimen 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Foto-foto sebelum dan sesudah diuji tarik
Variasi frasksi volume 10%
Sebelum
Sesudah
Resin
Sebelum
Sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Variasi frasksi volume 20%
Sebelum Sesudah
Variasi frasksi volume 30%
Sebelum Sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Pengujian impak
Foto-foto sebelum dan sesudah diuji impak
Resin
Sebelum Sesudah
Variasi frasksi volume 10%
Sebelum Sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Variasi frasksi volume 20%
Sebelum Sesudah
Variasi frasksi volume 30%
Sebelum Sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI