62
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampang adalah sebuah kabupaten di Madura yang ada di sebelah utara bagian timur dari pulau Jawa. Kabupaten Sampang secara administrasi terletak dalam wilayah Propinsi Jawa Timur yang secara geografis terletak di antara 113 o 08’ - 113 o 39’ Bujur Timur dan 6 o 05’ - 7 o 13’ Lintang Selatan. Kabupaten Sampang terletak ± 100 Km dari Surabaya, dapat dengan melalui Jembatan Suramadu kira-kira 1,5 jam atau dengan perjalanan laut kurang lebih 45 menit dilanjutkan dengan perjalanan darat ± 2 jam. Pembangunan di daerah kabupaten Sampang memberikan dampak perubahan yang begitu baik bagi masyarakat Sampang,dengan dibuktikan adanya Bandara Udara berupa SLH Heliport di Shorebase Camplong,Terminal,Rumah Sakit, Tempat Pelelangan Ikan, Pengadilan Negeri, Lembaga Permasyarakatan, Bank,Pasar Kota dan Kecamatan yang

SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Konsep SIG Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang (Citra Nurmalita,S.Pd)

Citation preview

Page 1: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sampang adalah sebuah kabupaten di Madura yang ada di sebelah utara bagian

timur dari pulau Jawa. Kabupaten Sampang secara administrasi terletak dalam

wilayah Propinsi Jawa Timur yang secara geografis terletak di antara 113o 08’ -

113o 39’ Bujur Timur dan 6o 05’ - 7o 13’ Lintang Selatan. Kabupaten Sampang

terletak ± 100 Km dari Surabaya, dapat dengan melalui Jembatan Suramadu kira-

kira 1,5 jam atau dengan perjalanan laut kurang lebih 45 menit dilanjutkan dengan

perjalanan darat ± 2 jam.

Pembangunan di daerah kabupaten Sampang memberikan dampak perubahan

yang begitu baik bagi masyarakat Sampang,dengan dibuktikan adanya Bandara

Udara berupa SLH Heliport di Shorebase Camplong,Terminal,Rumah Sakit,

Tempat Pelelangan Ikan, Pengadilan Negeri, Lembaga Permasyarakatan,

Bank,Pasar Kota dan Kecamatan yang dapat menjadikan daerah ini begitu baik

dibandingkan sejajar dengan kabupaten lainnya di Pulau Madura. Perkembangan

yang pesat tersebut khususnya dibidang kemasyarakatan dan meningkatkan Sumber

Daya Manusia (SDM) yang baik tidak di imbangi dengan banyaknya sekolah yang

berkualitas baik khususnya di bidang pendidikan menengah kejuruan. Begitu

banyaknya perusahaan swasta dan BUMN di kabupaten Sampang harusnya menjadi

kesempatan emas untuk kabupaten Sampang menjadi daerah yang sukses

mengembangkan masyarakatnya menjadi masyarakat yang terampil,kreatif dan

inovatif sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan. Dengan begitu

Page 2: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

2

secara tidak langsung masyarakat Sampang akan dapat mengembangkan daerahnya

sendiri dengan sebaik-baiknya serta mensejajarkan daerahnya sama dengan

kabupaten yang maju di Provinsi Jawa Timur.

Kebutuhan sekolah mengengah kejuruan (SMK) di kabupaten Sampang untuk

kepentingan pendidikan dan peningkatan sumber daya manusia yang baik untuk

daerah Sampang sangat dibutuhkan di daerah ini. Menurut BPS Kabupaten

Sampang tercatat bahwa dari tahun 2008 hingga tahun 2012 jumlah unit usaha yang

ada di daerah kabupaten Sampang dari tahun ke tahun semakin meningkat dari

jumlah unit 539 unit di tahun 2008 hingga data terakhir menunjukkan 629 unit

usaha di tahun 2012 dengan jumlah tenaga kerja 4.834 dengan jumlah nilai

produksi 253.441 juta ditahun 2012. Data ini menunjukkan bahwa keterampilan di

sekolah menengah kejuruan yang tidak hanya memberikan kemampuan nilai

akademik saja namun nilai kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara

yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi

pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia, akan

memberikan banyak kesempatan untuk para lulusan SMK dari Kabupaten Sampang

menjadi tenaga yang ahli untuk daerahnya.

Dari paparan di atas disimpulkan bahwa kebutuhan tenaga kerja yang terampil

dengan kualifikasi memiliki kemampuan nilai akademik saja namun nilai

kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,

kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia sangat dibutuhkan

untuk kemajuan daerah Kabupaten Sampang, oleh karena itu penambahan SMK

yang mempunyai kualitas baik serta letak SMK yang baik akan sangat bermanfaat

Page 3: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

3

untuk meningkatkan minat belajar masyarakat untuk memilih SMK sebagai

pendidikan menengah yang berkualitas di Kabupaten Sampang.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada dari penelitian dengan judul “ Penentuan Lokasi Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) di Kab.Sampang” adalah :

1. Bagaimana letak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang strategis di

Kab.Sampang ?

2. Apakah diperlukan kebutuhan bangunan SMK yang baru atau hanya

penambahan Program Studi di Kab. Sampang ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dengan judul “ Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) di Kab.Sampang” adalah :

1. Mendeskripsikan letak SMK yang strategis di Kab.Sampang.

2. Mendeskripsikan kebutuhan SMK di Kab. Sampang

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dengan judul “ Penentuan Lokasi Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) di Kab.Sampang” adalah :

1. Sebagai referensi untuk menentukan lokasi SMK yang memiliki letak georafis

yang baik di Kab.Sampang.

2. Sebagai tambahan kepustakaan untuk pembaca.

Page 4: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan

Suatu inovasi tentang sekolah sebagai tempat terbaik untuk belajar merujuk

pada penciptaan sekolah hijau yaitu sekolah sebagai tempat yang asri dan

menyenangkan yang berdampak pada peningkatan gairah belajar siswa,

menciptakan iklim akademis yang kondusif dan meningkatkan citra sekolah. Coba

kita rasakan perbedaannya tinggal di kampus yang gersang, kering tanpa

pepohonan, berdebu dan tak sedikitpun asesoris keindahan di dalamnya dengan

berada pada situasi sekolah yang rindang, tumbuh pepohonan yang melindungi dan

tertata estetik ditambah aroma kesegaran dari bunga-bunga alam yang mempesona

serta lingkungan yang tertata apik dan rapih membuat orang segan dan tak rela

membuang sampah permen sekalipun. Tentu situasi yang kedua jauh membuat

orang betah tinggal berlama-lama dan kondisi ini sangat mendukung bagi

berkembangnya situasi belajar mengajar yang diinginkan.

Tampilan fisik sekolah ditata secara ekologis sehingga menjadi wahana

pembelajaran bagi seluruh warga sekolah untuk bersikap arif dan berprilaku ramah

lingkungan. Program pendidikan dikemas secara partisipatif penuh, percaya pada

kekuatan kelompok, mengaktifkan dan menyeimbangkan feeling, acting, dan

thinking, sehingga tiap individu bisa merasakan nilai keagungan inisiasinya. Bahwa

sebenarnya memahami makna green school yang seharusnya adalah “berbuat untuk

menciptakan kualitas lingkungan sekolah yang kondusif, ekologis, lestari secara

Page 5: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

5

nyata dan berkelanjutan, tentunya dengan cara-cara yang simpatik, kreatif, inovatif

dengan menganut nilai-nilai dan kearifan budaya lokal”.(Sugeng Paryadi, 2008).

1. Manajemen Tata Lingkungan yang Kondusif

Dalam analisis strategi lingkungan sekolah/madrasah yang kondusif, hal-hal

yang perlu dicermati dan ditelaah oleh penyusun rencana kerja sekolah/madrasah

adalah lingkungan strategis sekolah/madrasah, yang meliputi lingkungan sosial

ekonomi baik masyarakat sekitar sekolah/madrasah maupun orangtua siswa di

sekolah/madrasah tersebut, budaya masyarakat, regulasi pemerintah daerah yang

memiliki dampak secara langsung maupun tidak langsung dalam mempengaruhi

perkembangan dan peningkatan mutu sekolah/madrasah. Karena itu, setelah

menelaah analisis kondisi lingkungan pada masing-masing sekolah/madrasah perlu

dijabarkan hal-hal dan implikasinya bagi perkembangan sekolah/madrasah.

a. Manajemen Tata Lingkungan Sekolah

Salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam tata lingkungan disekolah

adalah Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Untuk menciptakan lingkungan

sekolah yang baik maka sekolah harus membuat manajemen lingkungan sekolah

berbasis pendidikan lingkungan hidup. Pendidikan lingkungan hidup (PLH) ini

dapat diterapkan disekolah dalam kurikulum pelajaran. Sehingga lebih terintegrasi

dan bisa dijalankan dan dievaluasi. Sistem/standar pengelolaan PLH pada

pendidikan dasar dan menengah pada hakekatnya belum ada. Hal ini dapat

diketahui berdasarkan hasil observasi langsung pada sekolah, implementasi PLH di

sekolah dapat dibuat untuk membentuk pola pengembangan PLH pada pendidikan

dasar dan menengah dalam mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan. Hal ini

dapat dilakukan melalui upaya-upaya sebagai berikut berikut : Manajemen PLH di

Page 6: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

6

sekolah dapat dilakukan dengan mengacu pada prinsip dan elemen ISO 14.001

yang meliputi Plan, Do, Check, dan Action. Hal ini juga sejalan dengan

peningkatan pengelolaan sekolah (School Based Manajemen) dalam meningkatkan

mutu pengelolaan sekolah secara mandiri. Sedangkan prinsip dan elemen

pelaksanaan pengelolaan PLH di sekolah dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai

berikut:

Kebijakan PLH di sekolah

Menurut SML – ISO 14001, kebijakan lingkungan adalah pernyataan oleh

organisasi tentang keinginan dan prinsip-prinsipnya berkaitan dengan kinerja

lingkungan secara keseluruhan yang memberikan kerangka untuk tindakan dan

untuk penentuan sasaran dan target (objectives and targets). Manjemen puncak,

dalam hal ini kepala sekolah, menetapkan kebijakan pendidikan lingkungan hidup

sekolah, struktur dan tanggung jawab.

Perencanaan (plan)

Dalam melakukan perencanaan pengelolaan lingkungan di sekolah diperlukan

identifikasi aspek lingkungan, identifikasi peraturan perundang-undangan,

penetapan tujuan dan sasaran lingkungan sekolah serta penetapan program

lingkungan untuk pencapaiannya.

Pelaksanaan (do)

Untuk menerapkan (do) PLH pada sistem ini, organisasi mengembangkan

kemampuan dan mekanisme yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan,

dan sasaran PLH di sekolah. Mekanisme prinsip penerapan yang dibangun seperti

disyaratkan, terdiri dari tujuh elemen, yaitu: (1) struktur dan tanggungjawab; (2)

Page 7: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

7

pelatihan, kepedulian dan kompetensi, (3) komunikasi; (4) dokumentasi dan

pengendaliannya; (5) kesiagaan dan tanggap darurat.

Pemeriksaan dan Tindakan Perbaikan

Pemeriksaan dan tindakan koreksi dilaksanakan oleh organisasi untuk

mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja lingkungan sekolah. Kinerja PLH

di sekolah dapat diukur melalui pengintegrasian materi lingkungan hidup dalam

kegiatan:

Kurikulum

Pengintegrasian PLH dalam kegiatan kurikuler mempunyai arti bahwa PLH

tidak merupakan suatu mata pelajaran/bidang keahlian baru tetapi materi

lingkungan hidup terintegrasi ke dalam mata pelajaran atau program yang relevan

atau sesuai. Cara mengintegrasikan PLH dalam kegiatan kurikuler dimulai dari

menganalisis kemampuan/sub kemampuan setiap bidang keahlian/program keahlian

sampai menghasilkan suatu materi kejuruan yang berkaitan dengan materi

lingkungan hidup. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mempunyai kompetensi atau

sikap profesional sesuai bidang keahlian yang dimilikinya dan sejalan dengan

tuntutan pembangunan yang berkelanjutan.

Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler seperti 7 K yang mencakup keamanan, ketertiban,

kebersihan, keindahan, kekeluargaan, kerindangan, dan kesehatan merupakan suatu

wadah yang dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan materi lingkungan kepada

siswa dalam kegiatan konkret. Kegiatan konkret tersebut dapat dilakukan pada

perayaan hari internasional, nasional, dan lokal dengan membahas masalah

lingkungan global, nasional dan lokal yang sedang terjadi, gerakan kebersihan

Page 8: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

8

lingkungan sekolah, pasar, perumahan, gerakan penggunaan sepeda, jalan kaki, bus

umum, lomba karya ilmia, kampanye lingkungan, dan lain sebagainya sesuai

kebutuhan dan kondisi lingkungan sekolah dan masyarakat. Pelaksanaan

pengintegrasian materi lingkungan hidup pada kegiatan ektrakurikuler dapat

memilih metode dan media sesuai dengan kondisi lapangan. Kegiatan ini diarahkan

untuk membentuk sikap dan perilaku siswa dalam mewujudkan pembangunan yang

berkelanjutan.

Penampilan Sekolah

Dalam mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan (sekolah yang

menanamkan nilai-nilai lingkungan hidup kepada seluruh warga dan masyarakat

sekitarnya) dapat dikembangkan untuk mengantisipasi berbagai macam persoalan

lingkungan, khususnya kegiatan yang memiliki dampak atau akibat aktivitas

kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah. Penampilan sekolah berbudaya

lingkungan secara umum dapat dinilai dari adanya : 1) Penerapan hemat energi 2)

Manajemen/ pengelolaan pemisahan sampah 3) Pengelolaan air bersih dan kotor 4)

Pengelolaan emisi/ gas buang 5) Penghijauan 6) dan lain-lain.

Sikap dan perilaku warga sekolah

Sikap dan perilaku warga sekolah terhadap lingkungan hidup merupakan nilai

yang paling penting dalam mewujudkan Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL).

Pelaksanaan PLH di sekolah mempunyai sasaran meningkatkan kepedulian seluruh

warga sekolah (kepala dan wakil sekolah, tenaga administrasi, guru, dan siswa)

terhadap lingkungan. Standar penilaian dapat dibuat sesuai kebutuhan sekolah.

Sebagai contoh untuk menilai sikap dan perilaku siswa dengan kategori baik atau

jelek dapat dilihat dari penampilan kelasnya. Jika kelas siswa kelihatan kotor,

Page 9: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

9

apakah akibat banyak kertas berserakan dan banyak coretan di dinding, kelasnya

dapat dinilai bahwa siswa tersebut belum memiliki kepedulian terhadap lingkungan.

Demikian juga bagi guru, tenaga administrasi, dan kepala sekolah dapat dinilai dari

ruang kerja masing-masing unit. Sedangkan mengukur keberhasilan (sikap dan

perilaku) sekolah dalam mewujudkan SBL dapat dinilai seluruh unsur (warga) yang

ada di sekolah.

Tinjauan Ulang Manajemen

Hasil dari proses pemeriksaan dan tindakan koreksi tersebut dijadikan masukan

bagi manajemen dalam menerapkan prinsip pengkajian dan penyempurnaan, yaitu

berupa kajian ulang manajemen yang dilaksanakan organisasi setiap enam

bulan/satu tahun sekali, atau bila dianggap perlu.

Berikut ini adalah gambaran pengelolaan PLH. Pengolahan lingkungan sekolah

dapat dilakukan melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan siswa dalam

pengelolaan air, sampah, energi dan halaman sekolah dan tata ruang kelas.

b. Pengelolaan Air di Sekolah

Kita dapat membayangkan apabila di sekolah kekurangan air bersih! Tentunya

sekolah menjadi kotor karena jarang atau tidak pernah dibersihkan, kamar mandi

mengeluarkan bau yang tidak sedap, dan merasa tidak nyaman atau kesulitan bila

kita hendak ke WC. Akibatnya lingkungan sekolah menjadi tidak sehat sehingga

dapat mengganggu kenyamanan belajar.

Ketersediaan air bersih disekolah sangat diperlukan dalam jumlah yang relatif

banyak. Hal ini mengingat jumlah warga sekolah yang terdiri dari siswa, guru, dan

karyawan dapat mencapai ratusan orang. Sehinga kebutuhan air bersih akan lebih

Page 10: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

10

banyak lagi. Jenis kebutuhan air di sekolah adalah untuk minum, membersihkan

lantai, membersihkan WC, mencuci peralatan laboratorium dan menyiram tanaman.

Sumber air bersih yang digunakan bagi pemenuhan kebutuhan warga sekolah

dapat berasal dari air PDAM, sumur gali, sumur pompa, atau sumber mata air yang

dialirkan bagi sekolah-sekolah yang terletak di pegunungan. Untuk mengurangi

keterbatasan air bersih disekolah, dapat dilakukan dengan upaya penghematan

melalui penentuan prioritas. Misalnya, air bersih hanya digunakan untuk minum

dan mengisi bak mandi, sedangkan untuk keperluan lainnya seperti membersihkan

WC, membersihkan lantai dan menyiram tanaman gunakanlah air yang berasal dari

bak-bak penampungan air hujan.

Karena itu sekolah perlu menyediakan bak-bak penampungan air hujan, baik

berupa kolam maupun sumur-sumur resapan. Sumber air yang mengisi kolam

maupun sumur resapan sebaiknya berasal dari air hujan yang jatuh dari atap

bangunan sekolah atau dari air bekas wudhu dan cuci tangan. Kemudian dialirkan

melalui saluran pipa-pipa yang menuju kolam maupun sumur resapan, sehingga

airnya masih bersih belum bercampur lumpur.

Sekolah-sekolah yang berada di negara-negara maju umumnya sudah memiliki

teknologi pengelolaan air limbah. Sehingga air bersih yang tersedia untuk

memenuhi kebutuhan sekolah tidak berasal dari sumbernya, akan tetapi

menggunakan kembali air yang sudah dipakai melalui teknologi air limbah.

Teknologi pengolahan air limbah yang digunakan tentu sangat mahal harganya.

Negara kita belum mampu memenuhi hal itu, apalagi diadakan di sekolah-sekolah

yang jumlahnya sangat banyak. Ada caranya sebenarnya lebih murah untuk

mengatasi keterbatasan air bersih di sekolah yang dapat kalian lakukan. Cara

Page 11: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

11

tersebut adalah dengan melakukan penghematan air saat pamakaian dan selalu

menutup kran air apabila terlihat terbuka sehingga air tidak terbuang percuma.

c. Pengelolaan Sampah di Sekolah

Agar pengelolaan sampah berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan yang

diinginkan, maka setiap kegiatan pengelolaan sampah harus mengikuti cara-cara

yang baik dan benar. Apa pentingnya pengelolaan sampah di sekolah? Pada

prinsipnya semakin sedikit dan semakin dekat sampah dikelola dari sumbernya,

maka pengelolaannya akan semakin mudah dan baik, serta lingkungan yang terkena

dampak juga semakin sedikit. Tahapan-tahapan pengelolaan sampah di sekolah

adalah :

Pencegahan dan pengurangan sampah dari sumbernya. Kegiatan ini dimulai

dengan kegiatan pemilahan atau pemisahan organik dan anorganik dengan

menyediakan tempat sampah organik dan anorganik di setiap kawasan sekolah.

Pemanfaatan kembali sampah terdiri atas :

Pemanfaatan sampah organik.

Seperti komposting (pengomposan) sampah yang mudah membusuk dapat

diubah manjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan untuk melestarikan

fungsi kawasan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian bahwa dengan melakukan

kegiatan composting sampah organik yang komposisinya mencapai 70 % dapat

direduksi hingga mencapai 25 %.

Pemanfaatan sampah anorganik.

Pemanfaatan sampah organik baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan yang

berbahan baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang. Sedangakan

Page 12: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

12

pemanfaatan kembali secara tidak langsung, misalnya menjual barang bekas

seperti kertas, plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas dan botol air minum

dalam kemasan.

Tempat pembuangan sampah akhir.

Sisa sampah yang tidak dapat dimanfaatkan secara ekonomis baik dari

kegiatan komposting maupun pemanfaatan sampah anorganik, jumlahnya

mencapai + 10 % harus dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir $28TPA)

di sekolah.

Selain itu untuk menciptakan suatu kondisi sekolah yang sehat, sekolah harus

memenuhi kriteria, antara lain kebersihan dan ventilasi ruangan, kebersihan

kantin, WC, kamar mandi, tempat cuci tangan, melaksanakan pelayanan

kesehatan, pendidikan kesehatan, bimbingan konseling dan manajemen peran

serta masyarakat.

Pengelolaan Energi di Sekolah

Penggunaan energi di sekolah sangat penting agar proses pembelajaran dapat

berjalan dengan baik. Penggunaan energi di sekolah biasanya untuk menerangi

ruangan-ruangan, menyalakan barang-barang eletronik seperti komputer dan

media pembelajaran, mengalirkan pompa air, dll.

Terhadap fasilitas umum seperti sekolah, hendaknya kita bersama-sama

bertanggung jawab untuk memelihara dan menghemat pada saat pemakaiannya.

Banyak cara yang dapat kalian lakukan dalam rangka pengelolaan energi

disekolah, misalnya melalui penggunaan cahaya matahari untuk menerangi

ruangan-ruangan belajar di kelas, perpustakaan, laboratorium, dll. Menghemat

pemakaian air karena dialirkan menggunakan listrik, mematikan lampu-lampu

Page 13: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

13

yang masih menyala saat siang hari. Mematikan alat-alat elektronik seperti

komputer dan televisi saat sedang tidak digunakan.

Pengelolaan Ruang Kelas

Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak

duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak leluasa untuk membantu

siswa dalam belajar. Dalam masalah penataan ruang kelas ini beberapa hal yang

perlu mendapatkan pembahasan adalah masalah pengaturan tempat duduk,

pengaturan alat-alat pengajaran, penataan keindahan dan kebersihan kelas, dan

ventilasi serta cahaya

Pengelolaan Halaman Sekolah

Sekolah sebagai tempat belajar perlu memiliki lingkungan yang bersih dan

sehat agar tercipta suasana belajar yang nyaman. Kita bisa membayangkan

apabila sekolah kita kotor dan tidak sehat, tentu sangat mengganggu kegiatan

belajar mengajar. Pastikan ruangan kelas kalian bersih dari sampah, debu dan

bau yang tidak sedap. Bahkan kalian bisa menambahkannya dengan wangi-

wangian dan tanaman hidup dalam pot.

Lingkungan sekolah yang bersih dan sehat tidak hanya di dalam kelas tetapi

juga diluar kelas, seperti di halaman. Halaman sekolah selain di tata

keindahannya, juga perlu memperhatikan persyaratan kesehatan. Halaman

sekolah yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai macam penyakit sehingga

menimbulkan rasa tidak nyaman bagi semua warga sekolah.

2. Manajemen Keamanan Sekolah

Menciptakan sekolah yang aman, nyaman, dan disiplin sangatlah penting agar

siswa dapat mencapai prestasi yang terbaik dan guru dapat menampilkan kinerja

Page 14: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

14

yang terbaik Untuk mewujudkan sekolah yang aman perlu dilakukan beberapa

langkah. Pertama, sekolah harus membentuk komite yang terdiri dari berbagai

stakeholders, yaitu masyarakat sekitar sekolah, orang tua, guru, kepala sekolah

komite sekolah dan siswa. Dengan melibatkan semua fihak diharapkan komite

dapat memperjatam pemahaman dan kesepakatan tentang apa yang perlu dilakukan.

Melibatkan keahlian yang terdapat di masyarakat, seperti anggota kepolisian atau

ABRI sangatlah penting. Keterlibatan orang tua juga sangat penting agar hal-hal

yang menjadi keprihatinan siswa dapat didengar dan diselesaikan. Selain itu

stakeholders yang lain perlu dilibatkan agar dapat didengar bagaimana pengalaman

mereka sehubungan dengan mewujudkan sekolah yang aman.

Tugas pertama dari komite ini adalah melakukan needs assessment mengenai

keadaan sekolah saat ini ditinjau dari segi keamanan. Berdasarkan penilaian awal

ini, komite dapat memperoleh pengetahuan mengenai kekuatan dan kelemahan

sekolah dalam hal keamanan.

Kedua, untuk meningkatkan keamanan sekolah, upaya harus difokuskan pada

bangunan fisik sekolah, tata letak dan kebijakan dan prosedur yang ada untuk

melaksanakan kegiatan sehari-hari dan menyelesaikan masalah yang mungkin

timbul. Bangunan sekolah, kelas, ruang lab, kantor, perpustakaan, lapangan olah

raga dan halaman sekolah harus direview. Selain itu, berbagai kebijakan dan

prosedur juga akses masuk sekolah harus dinilai kembali. Penggunaan teknologi

untuk mencegah orang masuk penyusup masuk dari luar seperti alarm, pagar, teralis

harus dipertimbangkan. Pencegahan ini harus distandarkan oleh sekolah dan

standar-standar lain untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan harus dibuat

seperti membawa benda-benda tajam atau benda-benda lain yang berbahaya. Jalur

Page 15: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

15

komunikasi dan prosedur yang harus diikuti bila terjadi kejadian pencurian atau

pelanggaran lainnya harus dibuat.

Usaha lain adalah adanya penjaga sekolah (satpam), pembentukan Patroli

Keamanan Sekolah (PKS), Menwa (Resimen Mahasiswa) di tingkat perguruan

tinggi, atau yang sejenisnya.

Hubungan manusiawi yang diwujudkan dalam sikap menghormati, saling

membantu, bekerja sama atau saling bersedia melakukan pendekatan adalah sikap

yang tidak saja diperlukan bagi kegiatan belajar bersama tetapi juga berguna bagi

kehidupan bersama di masyarakat sekarang dan masa yang akan datang.

3. Ciri-ciri Lingkungan Sekolah yang Kondusif

Adapun ciri-ciri untuk menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif yaitu

dengan memperhatikan beberapa aspek berikut :

Tata ruang kelas lebih lapang

Dalam artian jumlah siswa dalam kelas yang tidak melebihi kapasitas standar

kelas kurang lebih 30 siswa.

Kebersihan kelas dan sarana interior kelas yang memadai.

Sarana dalam kegiatan belajar mengajar yang cukup nyaman akan menjadikan

para siswa lebih jonsentrasi untuk menerima pelajaran.

Cara mengajar guru yang lebih mengacu pada kurikulum.

Maksudnya adalah guru lebih memperhatikan kebiasaan para siswa dan dapat

menambah minat belajar siswa. Mungkin dengan siapa memberikan tugas-

tugas yang berbeda-beda pada setiap siswa atau memberikan permainan-

permainan kecil saat proses pelajaran.

Page 16: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

16

Dengan cara pengelolaan sekolah dari kepala sekolah itu sendiri.

Maksudnya apakah kepala sekolah akan mengambil tindakan tegas bagi setiap

tindakan di sekolah atau tidak. Maupun dari cara berpikir seorang pemimpin,

controlling, monitoring, dan leading sekolah itu dengan baik.

(alsymponie.2012:3)

Sesuai dengan paparan kajian di atas maka dapat di simpulkan bahwa

pengembangan sekolah khususnya SMK pada bahasan penelitian ini, sangat

diperlukan suasana atau lingkungan yang kondusif dan memnuhi standar yang telah

ditetapkan oleh sistem pendidikan nasional, dengan menyesuaikan dengan prinsip

tata ruang sekolah yang baik maka sekolah akan menjadi tempat yang dapat

memberikan motivasi dan semangat belajar untuk peserta didik. Pengembangan

sekolah yang memberikan motivasi dan semangat belajar yang baik belum

seluruhnya terpenuhi di Kabupaten Sampang- Madura, banyaknnya sekolah

khususnya SMK di wilayah tersebut masih belum menjadi daya tarik oleh peserta

didik ataupun peserta didik. Berbeda dengan SMA Negeri yang ada di Kab.

Sampang, sudah banyak menjadi sekolah yang mempunyai manajemen sekolah,

lingkungan dan tata ruang yang baik, sehingga menarik minat lulusan siswa SMP.

B. Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

1. Orientasi Program pada Sekolah Menengah Kejuruan

Pada hakekatnya, program dan kegiatan pembangunan pendidikan kejuruan

diorientasikan pada tujuan strategis pembangunan pendidikan menengah kejuruan

yang mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional, yaitu

“ tersedianya dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah kejuruan yang

bermutu, relevan, dan berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten, dan kota”

Page 17: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

17

untuk keperluan pengukuran ketercapaian tujuan strategis pembangunan pendidikan

menengah kejuruan tersebut diperlukan sejumlah sasaran strategis yang

menggambarkan kondisi yang harus dicapai pada tahun 2014. Sasaran strategis dari

tujuan strategis tersebut di atas adalah sebagai berikut:

1. APK SMK nasional melampaui 40%;

2. 70% SMK memiliki sarana prasarana sesuai SNP;

3. 60% Kabupaten/Kota memiliki SMK Unggul/Model/Rujukan/Berprestasi;

4. 90 % SMK menerapkan Pembelajaran Berbasis SMK;

5. 85% SMK menyediakan layanan pembinaan pengembangan kewirausahaan;

6. Seluruh SMK menerapkan pembelajaran yang membangun karakter.

Salah satu implementasi dalam mencapai sasaran APK Sekolah menengah

secara nasional melampaui 40% pada tahun 2014, Direktorat Pembinaan SMK

mengalokasikan anggaran untukBantuan Pembangunan USB-SMK; Bantuan

Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) SM, Bantuan Pembangunan Ruang Kelas

Baru (RKB) SMK; Bantuan Pengembangan SMK di Papua dan Papua

Barat;Beasiswa Siswa Miskin (BSM); Beasiswa SMK Pertanian dan Beasiswa

Program Keahlian Khusus.

Sedangkan upaya untuk mencapai sasaran 70% SMK memiliki sarana

prasarana sesuai SNP diarahkan pada Bantuan Pengembangan SMK Pusat Layanan

TIK; Bantuan Pembelajaran Pengembangan TUK dan Sertifikasi Internasional;

Bantuan Pembelajaran Interaktif Pengadaan Sarana; Bantuan Pembangunan Ruang

Praktek Siswa (RPS) SMK; Bantuan Pembangunan Kolam Praktik Perikanan;

Bantuan Pembangunan Ruang Praktik Perhotelan; Bantuan Pembangunan Ruang

Kesenian dan Kebudayaan SMK; Bantuan Peralatan Praktik SMK; Rintisan BOS

Page 18: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

18

SMK/BOS SM; Beasiswa Prestasi; Bantuan Pemasaran Tamatan (Job Matching)

dan Penggandaan UN.

. Upaya untuk mencapai 60% Kabupaten/Kota memiliki SMK

Unggul/Model/Rujukan/Berprestasi diarahkan pada Bantuan SMK dalam rangka

Pemberdayaan Masyarakat; Bantuan SMK Berprestasi; Bantuan Pengembangan

SMK Berbasis Komunitas/Pesantren; Bantuan Pengembangan SMK Rujukan.

Upaya untuk mencapai sasaran Sekurang -kurangnya 90% SMK melaksanakan

Pembelajaran berbasis TIK diarahkan pada Bantuan Pengembangan SMK Pusat

Layanan TIK. Dalam mencapai sasaran 85% SMK menyediakan Layanan

pembinaan pengembangan kewirausahaan diarahkan pada; Bantuan Pengembangan

Kewirausahaan.Selain berorientasi pada tujuan strategis tersebut, isu-isu strategis

lain perlu mendapat perhatian dalam mendukung strategi pelaksanaan program dan

kegiatan Direktorat Pembinaan SMK. Isu-isu tersebut antara lain kemajuan

pengetahuan dan teknologi, aspek efisiensi dan efektivitas pengelolaan, upaya

mendukung pengentasan kemiskinan, dan pemberian bantuan dana untuk SMK

yang efisien dan efektif.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat adalah

sebuah keniscayaan yang harus pula direspon secara tepat oleh pendidikan

kejuruan, oleh karenanya Teknologi Informasi dan Komunikasi serta berbagai

program inovasi lainnya harus diprogramkan baik dalam bentuk muatan materi

pembelajaran maupun penyiapan infrastrukturnya.

Pada aspek efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan pendidikan,

penyempurnaan mekanisme, tata kerja, prosedur penyaluran bantuan, implementasi

Page 19: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

19

program, monitoring dan evaluasi kegiatan juga menjadi perhatian agar setiap

sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan kualitas yang baik

dan dapat dipertanggungjawabkan.

Kebijakan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan dalam

pengelolaan, upaya pengentasan kemiskinan, dan pemberian bantuan untuk SMK

secara efektif dan efisien diharapkan menjadi langkah strategis untuk mempercepat

tercapainya sasaran strategis secara bertahap dan berkelanjutan.

Mengacu pada sasaran tujuan dari Garis-Garis Besar Program Pembinaan SMK

2013 pada poin ketiga dipaparkan jelas bahwa 60% Kabupaten/Kota memiliki SMK

Unggul/Model/Rujukan/Berprestasi, dengan acuan ini maka di Kab. Sampang perlu

adanya pengembangan SMK yang memiliki tingkat kualitas sekolah yang unggul,

berprestasi, dan dapat menjadi tempat rujukan ataupun model Sekolah Menengah

Kejuruan yang dapat di pandang lebih baik oleh wali murid dan calon peserta didik.

Harapannya adalah jika SMK di Kab. Sampang dapat berkembang dengan baik

maka Kab. Sampang ikut turut mendukung kemajuan pengetahuan dan teknologi,

aspek efisiensi dan efektivitas pengelolaan, dan upaya mendukung pengentasan

kemiskinan, dan pemberian bantuan dana untuk SMK yang efisien dan efektif.

(Direktorat Pembinaan SMK,2013:4-10)

C. Peran Sistem Informasi Geografis (SIG) di Bidang Pendidikan

Lima puluh tahun yang lalu, kebanyakan orang memiliki hubungan atau

interaksi dengan dunia nyata lewat informasi geografis yang divisualisasikan

hampir seluruhnya hanya dengan dengan peta. Penggunaan peta pun relatif terbatas.

sebuah peta biasanya hanya ada pada edisi terbaru majalah Geografi Nasional atau

ditempel pada dinding kelas.

Page 20: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

20

Namun dalam dekade terakhir, penggunaan informasi geografis telah

berkembang secara eksponensial. Saat ini penggunaan SIG telah sangat terintegrasi

ke dalam kehidupan sehari-hari Teknologi geospasial yang bekerja di belakang

layar berbagai program seperti peningkatan energi, produksi pertanian, dan

mengetahui neraca air. Pemetaan adalah fitur yang diharapkan dari aplikasi ponsel

dan situs web. Teknologi SIG memungkinkan kita mencapai tujuan, membantu

kondisi darurat dalam menemukan lokasi penyelamatan , dan semakin memberi kita

pandangan yang lebih luas dari dunia kita

Pengertian Sistem Informasi Geografi (SIG atau GIS) adalah sistem berbasis

komputer bak perangkat keras, lunak dan prosedur) yang dapat digunakan untuk

menyimpan, memanipulasi informasi geografi (Stand Aronof, 1993).

Saat ini penggunaan SIG telah sangat geospasial yangbekerja di belakang

layar, telah membantu berbagai proyek dan program pemerintah. Fitur peta saat ini

tersedia hampir disetiap sistem informasi. Mulai dari pelayanan informasi (service)

hingga kebutuhan pencarian alamat, sesuatu hal yang sulit terjadi pada era tahun

1980-an di Indonesia.

Perkembangan pelayanan online berup telah menggeser kehidupan sosial

masyarakat dari budaya tanya kepada budaya peta. Sistem web berbasis SIG dan

ponsel semakin diiminati menjadi bagian dari pengambilan keputu Hardware dan

software GIS yang makin populer dan tidak terhindarkan menjadikan Software GIS

semakin mudah (user friendly).

1. Bekerja semakin efisien in desktop : menggambar meningkatkan proses

kepemilikan data

2. Mampu mendesain dan skect peta secara interactive

Page 21: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

21

3. Mengelola dan membuat data lebih mudah

4. Menyediakan fitur untuk aplikasi webGIS dan mobile phone

5. Interperobel dengan format lain Geodatabase

Saat ini penggunaan SIG telah sangat terintegrasi menyatu dalam kehidupan

sehari bekerja di belakang layar, telah membantu baik langsung atau tidak langsung

berbagai proyek dan program pemerintah. Fitur peta saat ini tersedia hampir

disetiap sistem informasi. Mulai dari pelayanan informasi (service) hingga

kebutuhan pencarian alamat, sesuatu hal yang sulit terjadi pada era tahun 1980-an

di Indonesia.

Perkembangan pelayanan online berupa google map dan google earth yang

makin populer telah menggeser kehidupan sosial masyarakat dari budaya tanya

kepada budaya peta. Sistem web berbasis SIG dan ponsel semakin diiminati dan

dicari masyarakat, SIG telah menjadi bagian dari pengambilan keputusan di

berbagai lapisan masyarakat. Hardware dan software GIS yang makin populer dan

tidak terhindarkan menjadikan Software GIS semakin mudah (user friendly). Trend

kedepan sistem SIG mencirikan

1. Bekerja semakin efisien in desktop : menggambar lebih cepat dan responsive

meningkatkan proses kepemilikan data

2. Mampu mendesain dan skect peta secara interactive

3. Mengelola dan membuat data lebih mudah Menyediakan fitur untuk aplikasi

webGIS dan mobile phone

4. Interperobel dengan format lain

Tujuan standarisasi peta tematik yaitu mengurangi duplikasi produk antar

lembaga, meingkatkan kualitas dan mengurangi biaya yang berkaitan dengan

Page 22: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

22

penyajian informasi tematik, membuat data lebih mudah diakses oleh publik, untuk

meningkatkan manfaat data yang tersedia dan untuk membangun kemitraan serta

meningkatkan ketersediaan data.

Berdasarkan tujuan dari SIG, SIG sangat diperlukan sebagai media untuk

memudahkan suatu lembaga untuk memperjelas semua data dan fakta yang terkait

dengan lokasi di permukaan bumi. Di bidang pendidikan fungsi dari SIG yang

dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai media untuk membantu menentukan

suatu lokasi Sekolah Menengah Kejuruan di Kab. Sampang. Dengan harapan

pemanfaatan SIG untuk penentuan lokasi sekolah dapat membantu untuk

memenuhi kebutuhan SMK di Kab. Sampang, dan membantu untuk

mendeskripsikan kebutuhan Prodi yang diminati oleh peserta didik di Kab.

Sampang.

Page 23: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

Gambar 1. Tempat Penelitian

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2013. Lokasi Penelitian terletak

pada empat belas kelurahan di Kab. Sampang yang terdiri dari :

No. Kelurahan Jumlah Desa

1 Banyuates 202 Camplong 143 Jrengik 144 Karang Penang 75 Kedundung 186 Ketapang 147 Omben 208 Pangarengan 69 Robatal 910 Sampang 1811 Sokobanah 1212 Sreseh 1213 Tambelangan 1014 Torjun 12

Page 24: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

Tidak

Tidak

24

B. Rancangan Penelitian

Secara garis besar rancangan pelaksanaan penelitian dengan konsep Sistem

Informasi Geografis (SIG) secara manual dengan mengikuti diagram alur seperti

tersaji pada gambar 2.

Basis data

OK

Gambar 2. Diagram Pelaksanaan Penelitian

Basis data

OK

Penyimpanan basis data spasial

Penyimpanan basis data non-spasialJOIN ITEM

Visualisasi Analisis

PENGUMPULAN DATA

Data Spasial :

Peta Administrasi

Peta Wilayah Sekolah SMK

Peta Wilayah SMP

Peta Aksesbilitas

Peta Daerah Rawan Banjir

Data Non-Spasial :

Data Daftar Sekolah

Data Jumlah Desa

Data Jumlah Penduduk

Data Jumlah Lulusan SMP

Data Laju Pertumbuhan

Penduduk

Data Letak Geografis

Data Luas Wilayah

Data Indikator PendidikanPenyusunan basis data spasial

Penyusunan basis data non-spasial

Page 25: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

25

C. Klasifikasi Parameter Lokasi SMK

Penetuan Lokasi SMK dilakukan dengan menngunakan penilaian tingkat

kestrategisan wilayah untuk lokasi SMK, berikut ini adalah parameter dari

penentuan lokasi SMK di wilayah Kab. Sampang :

1. Aksebilitas

Aksesbilitas pada parameter ini diartikan sebagai kemudahan keterjangkauan

lokasi sekolah dengan jalan raya, pertokoan,moda transportasi untuk kenyamanan

siswa dan keamanan siswa. Sekolah yang mempunyai kemudahan aksesbilitas

akan mengundang minat peserta didik dan wali siswa.

Rasionalisasi : Semakin mempunyai kemudahan aksesbilitas maka sekolah akan

berkembang jauh lebih baik dibandingkan dengan sekolah yang memiliki

aksesbilitas yang jauh dari aksesbilitas.

2. Bentuk Lahan

Bentuk lahan merupakan kenampakan medan yang terbentuk oleh proses

alami, tersusun oleh material tertentu, mempunyai sifat fisikal dan fisual dengan

julat tertentu dimanapun kenampakan obyek tersebut berada. Bentuk lahan dapat

dikenali secara langsung pada foto citra satelit.

Pengharkatan bentuk lahan di dasarkan hubungan bentuk lahan dengan banjir

(genangan) ditinjau dari bentuk lahan masing-masing diantaranya: pegunungan,

perbukitan, lereng kaki, dataran tinggi.

Rasionalisasi: Semakin ke arah bentuk pegunungan maka lahan sekolah yang akan

digunakan akan berpotensi lebih baik karena lingkungan yang kondusif dan

tenang, dan semakin ke arah bentuk dataran rendah atau datar maka

Page 26: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

26

kecenderungan banjir akan semakin tinggi dan mengakibatkan sekolah

berkemungkinan untuk banjir potensinya lebih besar.

3. Peta Banjir

Peta banjir diartikan bahwa sekolah yang akan dikembangkan jauh dari daerah

yang rawan bencana banjir yang nantinya akan menghambat kegiatan belajar

mengajar serta membuat siswa beserta orang tua merasatidak nyaman. Peralatan

dan mesin praktikum dari siswa kejuruan juga harus dilindungi dari bencana

banjir karena jika sekolah di kembangkan di daerah rawan banjir akan

mengancam kerusakan dari peraatan sekolah.

4. Jumlah Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs)

Banyaknya jumlah SMP sangat penting untuk menjadi parameter penentuan

lokasi SMK di Kabupaten Sampang, karena dengan jumlah SMP yang banyak

maka akan mempengaruhi banyaknya kebutuhan sekolah menengah atas untuk

kelanjutan pendidikan siswa SMP/MTs.

5. Jumlah Kelulusan Siswa SMP

Pengaruh jumlah kelulusan siswa SMP di Kabupaten Sampang mempengaruhi

jumlah siswa yang akan mendaftarkan diri ke SMA/SMK/MAK. Sebelum

mengembangkan sebuah sekolah SMA/SMK/MAK terlebih dahulu menganalisis

dari SMP di daerah Kabupaten Sampang untuk tiap tahun berapa siswa yang lulus

atau akan lulus. Dengan menganalisis jumlah kelulusan SMP maka sekolah yang

akan dikembangkan akan dapat memprediksi berapa siswa yang akan mendaftar.

Page 27: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

27

6. Jumlah Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan

(SMK/MAK)

Banyaknya jumlah Sekolah Menengah Kejuruan dan Madrasah Aliyah

Kejuruan (SMK/MAK) di Kabupaten Sampang, Kab. Bangkalan dan Kab.

Pamekasan akan mempengaruhi banyaknya siswa yang akan daftar ke SMK yang

dikembangkan. Karena dengan jumlah SMK,dan MAK yang sudah

melimpah,maka tidak seharusnya mengembangkan sekolah menegah atas di

daerah tersebut, karena jika tetap dikembangkan sekolah menengah atas maka itu

akan percuma karena tidak akan ada siswa yang daftar di sekolah yang

dikembangkan,kecuali sekolah yang akan dikembangkan memang sungguh-

sungguh berkualitas dari SMK/MAK yang lainnyadi daerah lokasi pengembangan

sekolah.

7. Jumlah Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah Negeri (SMA/MAN)

Banyaknya jumlah Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Negeri

(SMA/MAN) di Kabupaten Sampang, Kab. Bangkalan dan Kab. Pamekasan akan

mempengaruhi banyaknya siswa yang akan daftar ke SMK yang dikembangkan.

Karena dengan jumlah SMA, dan MAN yang sudah melimpah,maka tidak

seharusnya mengembangkan sekolah menegah atas di daerah tersebut, karena jika

tetap dikembangkan sekolah menengah atas maka itu akan percuma karena tidak

akan ada siswa yang daftar di sekolah yang dikembangkan,kecuali sekolah yang

akan dikembangkan memang sungguh-sungguh berkualitas dari SMA/MAN yang

lainnyadi daerah lokasi pengembangan sekolah.

Page 28: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

28

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Cara Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian “Konsep Penentuan Lokasi Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Sampang, Madura” ini meliputi :

1. Foto hasil Citra Satelit dari Google Map dengan skla 1 : 100.000 tahun 2014,

untuk mendukung data foto udara, kenampakan pemukiman, dan pemakaian

lahan secara keseluruhan.

2. Peta Administrasi Kab. Sampang tahun 2014, untuk mendukung data

administrasi wilayah Kab. Sampang (Data Kecamatan)

3. Peta Administrasi Kab. Bangkalan tahun 2014, untuk mendukung data

administrasi wilayah Kab. Bangkalan (Data Kecamatan)

4. Peta Administrasi Kab. Pamekasan tahun 2014, untuk mendukung data

administrasi wilayah Kab. Pamekasan (Data Kecamatan)

5. Peta Infrastruktur Kab. Sampang tahun 2012 (data PU), unutk mendukung

data penempatan infrastruktur di Kab. Sampang.

6. Peta Prasarana Kab. Sampang tahun 2014, untuk mendukung data aksesbilitas

dari wilayah Kab. Sampang

7. Peta Banjir Kab. Sampang tahun 2012, untuk mendukung data kelayakan

wilayah Kab. Sampang untuk dipergunakan sebagai lahan sekolah.

8. Data jumlah kelulusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri/Swasta di Kab. Sampang tahun 2013, sebagai data yang utama.

Page 29: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

29

9. Data jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri/Swasta di Kab.

Sampang tahun 2013, sebagai data sekunder.

10. Data jumlah Sekolah, Program Studi (Prodi), dan jumlah siswa pada Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) Negeri/Swasta di Kab. Sampang tahun 2013

sebagai data sekunder..

11. Data jumlah Sekolah, Program Studi (Prodi), dan jumlah siswa pada Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) Negeri/Swasta di Kab. Bangkalan tahun 2013

sebagai data sekunder..

12. Data jumlah Sekolah, Program Studi (Prodi), dan jumlah siswa pada Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) Negeri/Swasta di Kab. Pamekasan tahun 2013

sebagai data sekunder..

13. Data jumlah Sekolah, dan jumlah siswa pada Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri/Swasta di Kab. Sampang tahun 2013 sebagai data sekunder..

14. Data jumlah Sekolah, dan jumlah siswa pada Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri/Swasta di Kab. Bangkalan tahun 2013 sebagai data sekunder..

15. Data jumlah Sekolah, dan jumlah siswa pada Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri/Swasta di Kab. Pamekasan tahun 2013 sebagai data sekunder..

16. Data daftar Akreditasi SMK dan SMA di wilayah Kab. Sampang tahun 2013

sebagai data sekunder..

17. Data daftar Akreditasi SMK dan SMA di wilayah Kab. Bangkalan tahun 2013

sebagai data sekunder..

18. Data daftar Akreditasi SMK dan SMA di wilayah Kab. Pamekasan tahun

2013 sebagai data sekunder.

Page 30: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

30

19. Data Rekapitulasi jumlah siswa SMP Negeri/Swasta wilayah Kab. Sampang

tahun 2013 sebagai data sekunder.

20. Data Rekapitulasi jumlah siswa SMK, dan SMA Negeri/Swasta Kab.

Sampang, Bangkalan dan Pamekasan sebagai data sekunder.

B. Alat Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Notebook HP Atom Mini dengan menggunakan program Microsoft Excel

2007 untuk membantu memproses, dan menganalisis data.

2. Printer berwarna Canon IP 2770, untuk mencetak hasil analisa.

3. Google Searching , untuk mencari data sekunder yang dibutuhkan.

4. Kertas Mika plastik bening, untuk menggambarkan hasil analisis data.

5. Spidol Snowman permanent for O.H.P , untuk menggambar di mika plastik

6. Kertas Milimeter, untuk menggambar overlay 1.

C. Jalan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan interpretasi

peta administasi dan pengolahan data grafis menggunakan sistem informasi

geografis dalam pelaksanaannya dibagi menjadi tiga tahap : (1) Pengumpulan

data, (2) Pemrosesan data, dan (3) Interpretasi Data. Secara keseluruhan langkah

operasi penelitian dan alur diagram penelitian dapat di interpretasikan pada flow

chart di bawah ini dan akan di deskripsikan sesuai dengan alur diagram penelitian

dibawah ini pada gambar 3.1 :

Page 31: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

31

Gambar 3.1

Diagram Flowchart Alur Penelitian Konsep Penentuan Lokasi SMK

1. Pengumpulan Data

Tahap ini merupakan tahapan awal dari penelitian ini, yaitu pengumpulan

data utama ataupun data sekunder. Tahap ini dilakukan studi literatur dan laporan

terdahulu yang terkait dengan topik penelitian yaitu “Konsep Penentuan Lokasi

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang”. Pada tahapan ini akan

dikumpulkan sejumlah data-data utama ataupun data sekunder yang mendukung

hasil rekapitulasi SIG untuk penentuan lokasi SMK di Kab. Sampang.

Pengumpulan data dengan cara observasi dan pencarian data via internet untuk

memudahkan pencarian data sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya.

START

INPUT

END

INPUT

PROSES

Pengumpulan Data

Pemrosesan Data

Interpretasi Data

Page 32: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

32

2. Pemrosesan Data

Tahapan ini adalah tahapan pengolahan untuk menganalisis seluruh data dari

hasil pengumpulan data yang telah di analisis. Data tersebut akan di breakdown

kemudian akan menghasilkan data rekapitulasi dan di analisa agar menjadi data

yang siap untuk di interpretasikan menjadi data yang bisa dibaca dalam bentuk

gambar.

3. Interpretasi Data

Tahapan interpretasi data adalah tahapan yang dilakukan dengan cara

mendeskripsikan data yang telah di olah dan yang telah di rekapitulasi, kemudian

akan di gambarkan dengan menggambarkan peta Kab. Sampang, Kab. Bangkalan,

dan Kab. Pamekasan. Penggambaran dari data hasil observasi akan di overlay dari

tahap per-tahap untuk memperoleh sebuah gambaran nyata.

D. Pengharkatan

Dari paremeter yang telah dijelaskan dalan klasifikasi parameter penelitian ini dapat

dibaca dalam tabel klasifikasi parameter pada Tabel 4.1 dibawah ini :

No Parameter yang di HarkatSkor

Minimum Maksimum

1 Aksesbilitas 10 100

2 Bentuk Lahan 10 60

3 Peta Banjir 10 60

4 Jumlah SMP 10 100

5 Jumlah Kelulusan SMP 20 100

6 Jumlah SMA/MAN 10 100

7 Jumlah SMK/MAK 10 100

Page 33: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

33

E. Hasil Penelitian

Sesuai dengan analisis data dari beberapa data, dihasilkan data rekapitulasi yang

telah di dapatkan dari kombinasi dari beberapa data hasil observasi dan pencarian di

internet. Rekapitulasi data dapat di lihat pada Tabel 4.2 beikut ini :

REKAPITULASI JUMLAH SEKOLAH SMP,SMK,SMA /SEDERAJAT DI KAB. SAMPANG TAHUN 2013

No. KecamatanJml

Desa

JumlahKET

SMPSMA/MA SMK/MAK

Negeri Swasta Negeri Swasta1 Banyuates 20 23 0 4 0 3  2 Camplong 14 24 1 3 0 4  3 Jrengik 14 10 0 6 0 1  4 Karang Penang 7 14 0 3 0 2  5 Kedundung 18 25 1 2 0 2  6 Ketapang 14 30 1 4 0 1  7 Omben 20 25 0 3 0 2  8 Pangarengan 6 13 0 6 0 1  9 Robatal 9 17 0 4 1 0  

10 Sampang 18 30 10 12 4 3  11 Sokobanah 12 19 0 3 0 0  12 Sreseh 12 13 1 2 0 1  13 Tambelangan 10 10 0 6 1 1  14 Torjun 12 6 1 4 0 1  

Jumlah 186 259 15 62 6 22  

Tabel 4.2

Rekapitulasi Jumlah Sekolah SMP, SMK,SMA sederajat di Kab. Sampang

Berdasarkan tabel 4.2 dijelaskan bahwa jumlah SMP di Kab. Sampang

sebanyak 259 bangunan sekolah SMP, 15 SMA Negeri dan 62 Swasta, dan 6

SMK Negeri dan 22 swasta, maka dengan jumlah SMK yang cenderung lebih

sedkit di bandingkan SMA, perlu adanya penambahan SMK di Kab. Sampang

yang tentunya harus memenuhi standarisasi yang telah ditentukan oleh program

pembinaan SMK tahun 2013 yaitu SMK yang memiliki sarana prasarana sesuai

Page 34: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

34

Sistem Nasional Pendidikan (SNP), SMK yang memiliki karakteristik di

Kabupaten/Kota memiliki SMK Unggul/Model/Rujukan/Berprestasi, SMK yang

dapat menerapkan Pembelajaran Berbasis SMK, SMK yang menyediakan layanan

pembinaan pengembangan kewirausahaan, dan SMK yang dapat menerapkan

pembelajaran yang membangun karakter.

Sekolah yang memenuhi standarisasi dari pembinaan direktorat SMK lebih

cenderung ada di luar Kab. Sampang, seperti di Kab. Pamekasan yang memiliki

akreditasi yang memuaskan dibandingkan dengan sekolah lain di Bangkalan dan

Sampang.

Berdasarkan banyaknya SMP di Kab. Sampang juga mempengaruhi latar

belakang dari inisiatif untuk mendirikan atau mengembangkan SMK yang unggul

di Kab. Sampang. Berdasarkan analisis data, SMP di di Kab. Sampang memiliki

jumlah siswa terbanyak dibandingkan dengan Bangkalan dan Pamekasan. Daya

Tampung siswa untuk pendidikan yang lebih tinggi tidak memenuhi untuk

sekolah yang berkualitas, maka sisa dari siswa yang tidak diterima di sekolah

lanjut atau SMK akhirnya memiliki SMK Swasta yang kualitasnya dibawah

Standar dari Sistem Pendidikan Nasional.

Tingkat kelulusan di Kab.Sampang pada tahun 2013 masuk pada tingkata

kedua setelah Kab. Pamekasan. Berdasarkan www.madura

terkini.com/Bangkalan/Hanya 19 Siswa tidak lulus/ dijelaskan bahwa urutan

tingkat kelulusan di Pulau Madura Pertama Kab.Sumenep dari 6.435 Siswa

peserta UNAS 2 orang tidak lulus, Pamekasan dari 6.639 yang tidak lulus 9 orang,

Sampang dari 15.573 siswa yang tidak lulus 8 orang siswa, dan Bangkalan dari

6.850 yang mengikuti UNAS hampir keseluruhan lulus 100 %.

Page 35: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

35

Dibawah ini merupaka tabel 4.3, tabel yang menjelaskan detail dari peserta

UNAS 2013 di setiap kecamatan di Kab. Sampang dan jumlah kelulusan.

Parameter (SMP) Jumlah TotalSiswa Peserta UNAS Lulus Tdk Lulus

Jumlah Siswa   15573Jumlah Peserta UNAS   15573Jumlah Siswa Lulus   15565

Jumlah Siswa Tidak Lulus

Break Down :        

8

Banyuates 1128 1128 1126 2Camplong 1398 1398 1398 0Jrengik 526 526 525 1Karang Penang 674 674 674 0Kedundung 684 684 684 0Ketapang 1306 1306 1306 0Omben 673 673 670 3Pengarengan 575 575 574 1Robatal 608 608 608 0Sampang 3158 3158 3157 1Sokobanah 812 812 812 0Sreseh 942 942 942 0Tambelangan 791 791 791 0Torjun 1041 1041 1041 0Lain-Lain 1257 1257 1257 0

Jumlah 15573 15573 15565 8  

Tabel 4.3

Rekapitulasi Jumlah Peserta dan Jumlah Kelulusan SMP di Kab. Sampang

KETSMP Siswa SMA/MAN Siswa SMA/MA Siswa

1 Banyuates 20 23 1128 4 521 3 1832 Camplong 14 24 1398 5 588 3 2733 Jrengik 14 10 526 3 432 1 1154 Karang Penang 7 14 674 6 632 2 955 Kedundung 18 25 684 6 441 2 2186 Ketapang 14 30 1306 5 439 1 937 Omben 20 25 673 7 478 2 1958 Pangarengan 6 13 575 6 575 1 1009 Robatal 9 17 608 7 521 1 201

10 Sampang 18 30 3158 10 904 6 178211 Sokobanah 12 19 812 2 250 0 012 Sreseh 12 13 942 8 433 1 2413 Tambelangan 10 10 791 3 259 2 18114 Torjun 12 6 1041 5 374 1 10015 Lain-Lain 0 0 1257 0 0 1 145 P. Mandangin

Jumlah 186 259 15573 77 6847 27 3705

JumlahNo. Kecamatan Jml Desa

REKAPITULASI JUMLAH PESERTA DIDIK DI KAB. SAMPANG TAHUN 2013

Tabel 4.4

Rekapitulasi Jumlah Peserta Didik SMP, SMK, dan SMA di Kab. Sampang

Page 36: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

36

Berdasarkan tabel 4.4 dan tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa kebutuhan SMK

di Kab. Sampang yang unggul menjadi harapan bagi para peserta didik yang ingin

melanjutkan ke pendidikan wajib 12 tahun, dengan bekal keahlian yang di

sesuaikan dengan keinginan dan potensi peserta didik. Jika, SMK di Kab.

Sampang yang unggul dapat dikembangkan dengan baik dengan memiliki

program studi yang berpotensi untuk mengembangkan daerah lokal maka sangat

diharapkan untuk segera dikembangkan SMK. Tujuannya yaitu agar putra daerah

tidak memilih sekolah SMK yang jauh dari tempat tinggalnya untuk mengejar

bersekolah di SMK yang unggul di Kabupaten tetangga, yaitu Kab. Bangkalan

dan Kab. Pamekasan yang memiliki jarak tempuh 30 menit sampai 1 jam untuk

menuju sekolah favorit di daerah lain.

Dibawah ini adalah tabel 4.5 yaitu tabel analisis jumlah peserta didik yang

berdomisili Kab. Sampang yang bersekolah di beberapa SMK di Kab. Bangkalan

dan Kab. Pamekasan.

No Kabupaten L P Jml Siswa1 Bangkalan 38 77 70332 Pamekasan 58 95 7369

         JUMLAH 96 172  

Tabel 4.5

Rekapitulasi Jumlah Peserta didik di wilayah Kab. Bangkalan dan Kab.

Pamekasan yang berdomisili Kab. Sampang

Dari Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa masih ada peserta didik yang

bersekolah di luar Kabupaten Sampang untuk mengejar sekolah dan jurusan yang

mereka inginkan (Lihat lampiran Rekapitulasi Daftar Peserta Didik Di Kab.

Pamekasan Dengan Domisili Kab.Sampang).

Page 37: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

37

Sebagai bahan pendukung tabel 4.6 berikut ini akan memaparkan beberapa

sekolah yang menjadi sekolah favorit untuk didatangi oleh peserta didik dari Kab.

Sampang.

No Kabupaten Nama Sekolah Prodi L P Jml SiswaTek. Sepeda Motor 13 0 13Tek. Komputer Jaringan 9 25 34Akuntansi 0 17 17

SMKN 1 Kamal Kecantikan Kulit 0 4 4Akomodasi Perhotelan 14 3 17Administrasi Perkantoran 2 6 8Kecantikan Kulit 0 2 2

SMKN 1 Tanjung Bumi Busana Butik 0 14 14SMKN 3 Bangkalan Tek. Komputer Jaringan 6 12 18SMK Farmasi Yannas Husada Farmasi 6 3 9

Tek. Elektronika 143 11 154Pemasaran 100 96 186Tek. Gambar Bangunan 145 41 186Tek. Komputer Jaringan 100 90 190

SMKN 3 Sampang Akuntansi 119 26 145SMK Al- Asy'Ari Tek. Komputer Jaringan 45 75 120SMKN 2 Sampang Pemesinan 121 0 121SMK Darul Ikhtijad Tek. Sepeda Motor 109 0 109SMK Darus Salam Tek. Sepeda Motor 100 0 100

Akuntansi 0 1 1Manajemen Bisnis 2 4 6Sekretaris 0 3 3Multimedia 3 0 3Akomodasi Perhotelan 1 4 5Jasa Boga 0 6 6 Busana Butik 0 24 24Tek. Gambar Bangunan 9 2 11Tek. Sepeda Motor 6 0 6Konstruksi Beton 2 0 2Tek. Komputer Jaringan 5 2 7

SMK Miftahul Ulum Lesong Busana Butik 0 12 12SMK As-Salafiyah Busana Butik 0 12 12

Busana Butik 2 1 3Jasa Boga 0 5 5Tek. Kendaraan Ringan 1 0 1Farmasi 1 1 2Analisis Kesehatan 1 1 2

REKAPITULASI JUMLAH PRODI YANG DIMINATI PESERTA DIDIK

Sampang3

Bangkalan1

SMKN 1 Blega

SMKN 1 Bangkalan

SMKN 1 Sampang

SMKN 1 Pamekasan

2 Pamekasan

SMKN 3 Pamekasan

SMKN 2 Pamekasan

SMK Mambaul Ulum Bata-Bata

SMK Kesehatan Nusantara

Tabel 4.6

Rekapitulasi Sekolah dan Prodi yang di inginkan siswa ada di Kab.Sampang

Page 38: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

38

Berdasarkan data hasil analisa di atas dapat di simpulkan bahwa Kab.

Sampang membutuhkan SMK yang unggul dan berpotensi sebagai orientasi awal

dari terciptanya Sumber Daya Manusia yang terampil, kreatif dan inovatif dengan

harapan nantinya Kab. Sampang dapat menjadi Kabupaten yang unggul karena

memiliki putra daerah yang memiliki keahlian yang dapat di andalkan untuk

menciptakan dan membentuk kehidupan yang lebih baik.

F. Lokasi Sekolah

Berdasarkan data hasil analisa dan observasi di Kab. Sampang, maka dapat

di lihat pada lampiran tabel, diketahui bahwa wilayah Kec. Torjun merupakan

tempat yang baik untuk di jadikan lokasi pengembangan SMK, dikarenakan di

wilayah tersebut masih memiliki lingkungan yang kondusif serta nyaman untuk

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Kec. Torjun merupakan lokasi yang strategis untuk dikembangkan SMK

dikarenakan wilayah tersebut dekat dengan wilayah pendidikan SMK dan

Perguruan Tinggi STKIP Sampang, dan memiliki bentuk lahan yang baik dan

memiliki aksesbilitas yang cukup mudah. Wilayah Kec. Torjun jauh dari

keramaian namun hanya memerlukan waktu 5 menit untuk ke Kota Sampang.

G. Program Studi

Berdasarkan hasil analisa data, dapat di deskripsikan bahwa Prodi yang

harus dikembangkan sesuai dengan minat peserta didik dan juga keahlian yang

akan dikembangkan dapat memenuhi kebutuhan dunia usaha dan dunia industri

adalah jurusan Teknik Gambar Bangunan, Teknik Furniture, Teknik Surveyor dan

Pemetaan, Teknik Sepeda Motor, Teknik Pemesianan, Teknik Komputer Jaringan,

Page 39: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

39

Teknik Elektronika, Akomodasi Pehotelan, Busan Butik, Tata Boga, dan Tata

Busana. Jurusan-jurusan yang telah disebutkan adalah jurusan yang di favoritkan

oleh lulusan SMP dan jurusan-jurusan tersebut merupakan jurusan yang saat ini

dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri tanpa meninggalkan dunia usaha

lokal di Kab. Sampang.

Page 40: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

40

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perlu adanya penambahan SMK di Kabupaten Sampang dengan lokasi di

Kec. Torjun. Karena Kec. Torjun memiliki Aksesibilitas yang baik,mudah

dan lancar, memiliki struktur bentuk lahan yang tidak berpotensi untuk banjir,

memiliki tata lingkungan yang kondusif dan di Kec. Torjun masih minim

SMK, dan sebaliknya untuk jumlah sekolah tingkat SMP di Kec. Torjun

cukup banyak sehingga dapat berpotensi untuk mengembangkan SMK di

daerah tersbut.

2. Dibutuhkan SMK yang unggul, berprestasi dan dapat menjadi sekolah yang

memiliki Standar Sistem Nasional Pendidikan yang baik.

B. Saran

1. Penelitian ini masih dibutuhkan penelitian yang lebih lanjut untuk meng-

update setiap informasi yang baru agar tetap menjadi informasi yang dapat di

manfaatkan sebaik-baiknya. Seperti contoh untuk data kelulusan dan jumlah

sekolah yang ada di Kab. Sampang perlu selalu diperbaharui.

Page 41: SIG Konsep Penentuan Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kab. Sampang

41

DAFTAR PUSTAKA

Marno, dkk. 2008. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung :

PT Refika Aditama.

Nawawi, Hadari. 1989. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas. Jakarta : CV

Haji Masagung.

Muhaimin, dkk. 2010. “Manajemen Pendidikan” Aplikasinya dalam Penyusunan

Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta : Kencana.

Effendi, Moehtar. 1996. Manajemen Suatu pendekatan Berdasarkan Ajaran

Islam. Jakarta : Bhatara.

Direktorat Pembinaan SMK. 2013. http://www.ditpsmk.net/juknis/00_Garis-

Garis_Besar_Program_Pembinaan_SMK_2013.pdf . diakses tanggal 18

Januari 2014

alsymphonie. 2012. http://alsymphonie.blogspot.com/2012/01/manajemen-tata-

lingkungan-sekolah-yang.html. diakses tanggal 18 Januari 2014

Bakosurtal. 2013. http://www.bakosurtanal.go.id/artikel/show/sistem-informasi-

geografi-sig-dan-standarisasi-pemetaan-tematik. diakses tanggal 18 Januari

2014