Sikap Mental Wirausaha

Embed Size (px)

Citation preview

SIKAP MENTAL WIRAUSAHA A. Wirausaha dan Perekonomian Indonesia Dalam tata perekonomian di Indonesia terdapat tiga unsur penting yaitu sektor negara, sektor swasta, dan koperasi. Sektor swasta merupakan unsur penting dalam perekonomian di Indonesia, karena itu kewirausahaan/kewiraswastaan mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasonal di bidang perekonomian. B. Kondisi Wirausaha/Wiraswasta Setelah proklamasi kemerdekaan, kondisi sosial ekonomi di Indonesia sangatlah tidak stabil. DR. Suparman Sumahamidjoyo menyatakan bahwa kelemahan dan keterbatasan yang melekat pada bangsa Indonesia akibat polotik penjajahan menyangkut kelemeahan sikap mental. Kelemahan sikap mental adalah sikap mental negatif yaitu sikap mental dan tingkah laku yang bersumber pada sikap berpikir negatif. Prof. Koentjoroningrat dalam Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan menyatakan kelemahan mental bangsa Indonesia yaitu: Sifat mentalitet yang meremehkan waktu Sifat mentalitet yang suka menerobos Sifat tidak percaya pada diri sendiri Sifat tidak berdisiplin murni Sifat mentalitet yang suka megorbankan tanggung jawab yang kokoh Melihat keterbatasan dan kelemahan yang ada, maka bantuan pemerintah untuk mendorong tumbuh dan kegairahan usaha swasta kecil maupun sedang sangat diperlukan. Namun perlu disadari bahwa kunci keberhasilan terletak pada dirinya sendiri, ialah terletak pada sikap mental dan kepribadiannya.

C. Sikap Mental dan Kepribadian Wiraswasta adalah Modal Dasar Wirausaha Sikap mental dan kepribadian merupakan unsur penting sebagai dasar dan titik tolak mencapai hasil dalam perjuangan hidup. Pembinaan mental dan kepribadian ini dapat dikatakan lebih menitikberatkan membedah pada tenaga dalam, seperti kejujuran, ketekunan, keuletan, kemauan, tangggung jawab, percaya diri, rajin berdaya upaya, tidak lekas putus asa, pemikiran diri sendiri, tidak mengharap belas kasihan, lebih banyak berpikir dan berbuat kreatif, dan sebagainya. Kepribadian adalah keseluruhan dari sifat-sifat jasmani, pikiran, jiwa dan watak seseorang sehinggga membedakan seseorang dari orang lain, baik dalam individualitas maupun budi pekertinya. Suatu kepribadian paling baik adalah milik paling penting, merupakan suatu kekuatan yang dapat menciptakan sesuatu menakjubkan. Kepribadian memiliki nilai paling tinggi dibanding miliknya untuk mencapai suatu keberhasilan. Sebagaimana hasil penelitian Charles Screibe menyatakan bahwa keberhasilan

kegiatan seorang usahawan ditentukan oleh: pendidikan formal (15 %) dan nilai-nilai sikap mental dan kepribadian seseorang (85 %). DR. Suparman Sumahamijayabmenyatakan keberhasilan ditentukan oleh kesediaan berjerih payah(25 %), pendidikan sekolah formil (15 %) serta pengembangan kepribadian (60%). D. Menyikapi Hambatan Mewujudkan suatu usaha berwiraswasta tentu saja akan menghadapi banyak hambatan seperti adanya resiko, keterbatasan modal, hambatan mental kepribadian dan lain sebagainya. Adanya resiko merupakan hambatan Resiko dapat dikatakan layaknya bagai kabut gelap. Resiko perlu didekati, dikenal dan dimengerti agar menjadi terang untuk dapat diperhitungkan dan ditundukkan. Dengan memperkokoh organisasi dan efisiensi, dengan mengerjakan sesuatu memecahkan hambatan itu. Menundukkan resiko perlu kewaspadaan mental. Tanpa keberanian berbuat untuk memecahkannya akan menelorkan keputusan yang menghasilkan kemiskinan, lepasnya tujuan keberhasilan. E. Proses Pembentukan Modal Proses pembentukan modal yang pertama yaitu tekad dan kemauan untuk mengembangkan diri. Kita menyadari pada diri kita mempunyai berbagai bentuk sumber kekuatan sebagai kekuatan pengetahuan, sikap mental, keakhilan, keterampilan, pengalaman, dan kemampuan membuat hubungan perkenalan. Namun itu barulah kekuatan potensial belum kekuatan nyata, tetapi semua itu benar adalah mengandung nilai sebagai modal karena akan membuka dan mengundang datangnya modal uang. Hal ini akan berujud dengan dikombinasikan dengan kekuatan mental kesediaannya berupaya dan mendirikan usaha. Orang-orang demikianlah yang dapat dipercaya dan mebawa keberhasilan dalam mengelola suatu kegiatan usaha. Modal Sebagaimana Dr. Suparman Sumahamijaya mengupasnya, maka yang dimasukkan dalam kategori adalah sebagai berikut: 1. Kemerdekaan Karena kemerdekaan ini menyediakan kesempatan. 2. Kesempatan Sebuah kesempatan jika digarap dengan baik akan menjadi sebuah sumber penghasilan dengan ditopang melalui bentuk modal. 3. Diri sendiri Di dalam diri sendiri itu terdapat instrumen berpikir, dengan sikap mental wirausaha/wiraswasta untuk berwiraswasta. 4. Waktu Waktu adalah modal, gunakan sebaik-baiknya untuk membangun masa depannya dengan bekerja, belajar, menyelidiki sesuatu untuk kemudian

diketahui, diterjuni dan diolah. 5. Belajar Belajar adalah modal, belajarpun banyak caranya. Dapat dinyatakan dengan belajar sendiri, merantau, mencari pengalaman, dan sekolah. Modal bukanlah uang Sikap berpikir itulah modal, modal yang dapat menggali uang. Uang adalah alat pembantu perluasan kesempatan usaha, jadi bukan modal mendirikan usaha. F. Kewaspadaan Mental Wiraswasta/Wirausaha Untuk mengkap peluang dan kesempatan baik diperlukan kewaspadaan mental. Agar kewaspadaan mental menjadi tajam dan tinggi perlu dilatih dan dikembangkan kemampuan-kemampuan mental itu. Kemampuan mental ialah kemampuan memakai pikiran dan perasaan ujudnya adalah: Penyerapan: Kemampuan berpikir dan merasakan sesuatu secara mendalam, melihat pikiran secara batin dengna penuh perhatian. Penyimpanan: Kemampuan menyimpan dan menanam pikiran dan perasaan di dalam ingatan. Ini sewaktu-waktu dapat dikeluarkan kembali. Pemakaian pikiran: Kemampuan mengupas, membahas, dan menilai suatu persoalan. Daya cipta: Kemampuan melihat di dalam pikiran, supaya bisa tahu sebelum dan selanjutnya kemampuan melahirkan atau mewujudkan ide baru atau gagasan-gagasan kreativitas. G. Bekerjasama dengan Orang lain Diri sendiri, tenaga, kekuatan, dan waktu adalah modal pokok untuk melakukan pekerjaan dan ini adalah terbatas; kenyataan menunjukkan banyak jenis pekerjaan dan bagian pekerjaan yang harus dikerjakan orang lain. Agar bekerjasama menjadi kokoh kuat, memerlukan beberapa hal anatara lain: Toleransi Disiplin Solidaritas Kerukunan Tekad bersama untuk membangun dan mengembangkan usaha Dan lain sebagainya http://ika-rahayu.blogspot.com/2010/09/sikap-mental-wirausaha.html

KEWIRAUSAHAANwirausaha

ompetensi: Mengaktualisasikan sikap dan perilakuTujuan Pembelajaran

si Dasar: Mengidentifikasi sikap dan perilaku wirausahaMengidentifikasi sikap dan perilaku wirausahawan Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1. Memahami pengertian kewirausahaan 2. Memahami karakteristik wirausahawan 3. Mengidentifikasi kegagalan dan keberhasilan seorang wirausahawan 4. Mengidentifikasi perilaku wirausahawan A. Pengertian Kewirausahaan Telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sampai saat ini masih sangat terbatas dalam penyediaan lapangan kerja baru. Potensi penunjang pembangunan bangsa masih terbuka lebar asalkan para wirausahawan mampu menciptakan dan membuka lapangan kerja baru menjadi pelopor pembangunan. Mengingat perannya sangat penting, pemerintah telah mengeluarkan itruksi presiden No. 4 tahun 1995 untuk menumbuhkan semangat kepeloporan dikalangan generasi muda agar mampu menjadi wirausahawan. Dalam lampirannya tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan (GNMMK) kewirausahaan adalah :semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang : Setelah mempelajari Modul ini diharapkan siswa mampu :

mengarah pada upaya cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar. Berikut ini diuraikan pengertian Kewirausahaan dan Wirausaha : Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (ZIMMERER, 1996) Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha meningkatkan hasil karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang-peluang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumberdaya yang mereka kendalikan (ROBEN, 1996) Kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain Sedangkan Wirausaha adalah : Seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan, mengelola, mengendalikan semua usahanya. 1. Tujuan Kewirausahaan Kewirausahaan memiliki tujuan sebagai berukut : a. Menumbuh kembangkan jumlah wirausahawan yang berkualitas b. Meningkatkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap masyarakat c. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat d. Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan dikalangan masyarakat 2. Sasaran Kewirausahaan

a.

Instansi pemerintah dengan kegiatan usaha (BUMN) organisasi profesi dan kelompok masyarakat

b. Pelaku ekonomi yang terdiri dari pengusaha kecil dan koperasi c. Generasi muda, anak-anak putus sekolah dan calon wirausahawan 3. Asas Kewirausahaan a. Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sistematis, termasuk keberanian mengambil resiko b. Kemampuan bekerja secara tekun, teliti dan produktif c. Kemampuan berkarya dengan semangat kemandirian d. Kemampuan berkarya dalam kebersamaan dengan etika bisnis yang sehat Kesempatan merupakan sesuatu yang ideal bagi para wirausaha. Jika kesempatan untuk menjadi wirausaha itu datang maka ada beberapa keuntungan yang dapat diraih antara lain : 1) Menjadi Bos didalam perusahaan 2) Mencapai tujuan yang dikehendaki 3) Memperoleh manfaat dan keuntungan 4) Membantu masyarakat dengan usaha konkrit 5) Mendemonstrasikan potensi secara penuh Agar bisa mengelola aktivitas usahanya dengan baik maka para wirausahawan harus membuat perencanaan yang tepat dan matang. Mereka juga harus mampu mengelola waktu dengan efektif dan efisien. Efektif berarti suatu pekerjaan yang dapat diselesaikan tepat waktu, sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Sedangkan efisien adalah perbandinagn yang terbaik antara input dan output, antara daya usaha dengan hasil usaha, atau antara pengeluaran dan pendapatan. Dengan kata lain efisien adalah segala sesuatu yang dikerjakan dengan berdaya guna atau segala sesuatunya dapat diselesaikan dengan tepat, cepat, hemat dan selamat.

4. Manfaat Kewirausahaan Berikut adalah manfaat kewirausahaan ; a. b. c. d. e. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran. Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan lingkungan dan kesejahtraan. Memberi contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun dan memiliki pribadi unggul yang patut diteladani. Berusaha mendidik para karyawannya menjadi orang yang mandiri, disiplin, tekun dan jujur dalam menghadapi pekerjaan. Berusaha mendidik masyarakat agar hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros. 5. Sikap dan perilaku wirausahawan a. Sikap wirausahawan 1). Mampu berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif 2). Mampu bekerja tekun, teliti dan produktif 3). Mampu berkarya berlandaskan etika bisnis yang sehat 4). Mampu berkarya dengan semangat kemandirian 5). Mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sisitematis dan berani mengambil resiko b. Perilaku wirausahawan

1) Memiliki rasa percaya diri a) Teguh pendiriannya b) Tidak tergantung pada orang lain c) Berkepribadian yang baik d) Optimis terhadap pekerjaannya 2) Berorientasi pada tugas dan hasil a) Haus akan prestasi b) Berorientasi pada laba / hasil

c) Ketekunan dan ketabahan d) Mempunyai dorongan kuat, motivasi tinggi dan kerja keras 3) Pengambil resiko a) Enerjik dan berinisiatif b) Kemampuan mengambil resiko c) Suka pada tantangan 4) Kepemimpinan a) Bertingkah laku sebagai pemimpin b) Dapat menanggapi saran-saran dan kritik c) Dapat bergaul dengan orang lain 5) Keorisinilan a) Inovatif, kreatif dan fleksibel b) Serba bisa dan mengetahui berbagai hal c) Mempunyai banyak sumber kemampuan 6) Berorientasi ke masa depan a) Memiliki pandangan ke masa depan b) Optimis memandang masa depan Disamping harus memiliki sikap dan perilaku tersebut diatas, seorang wirausahawan juga dituntut memiliki ketrampilan-ketrampilan yang dapat menunjang keberhasilan. Adapun ketrampilan tersebut adalah sebagai berikut : 1. a. b. c. d. Ketrampilan dasar Memiliki sikap mental dan spiritual yang tinggi Memiliki kepribadian yang unggul Pandai berinisiatif Dapat mengkoordinasikan kegiatan usaha

2.

Ketrampilan khusus

a. Ketrampilan konsep (conceptual skill) : ketrampilan melakukan kegiatan usaha secara menyeluruh berdasarkan konsep yang dibuatnya b. c. Ketrampilan teknis ( technical skill) : ketrampilan melakukan teknik tertentu dalam mengelola usaha Human skill : ketrampilan bekerja sama dengan orang lain, bawahannya, dan sesame wirausahawan 6. Ruang lingkup kewirausahaan a. Lapangan agraris 1) Pertanian a) Tanaman berumur pendek b) Tanaman berumur panjang 2) Perkebunan dan kehutanan b. Lapangan perikanan 1) Pemeliharaan ikan 2) Penetasan ikan 3) Makanan ikan 4) Pengangkutan ikan c.Lapangan peternakan 1) Bangsa burung atau unggas 2) Bangsa binatang menyusui d. Lapangan perindustrian dan kerajinan 1) Industri besar 2) Industri menengah 3) Industri kecil 4) Pengrajin a) Pengelolaan hasil pertanian b) Pengelolaan hasil perkebunan c) Pengelolaan hsil perikanan d) Pengelolaan hasil peternakan e) Pengelolaan hasil kehutanan

e.

Lapangan pertambangan dan energi

f. Lapangan perdagangan 1) Sebagai pedagang besar 2) Sebagai pedagang menengah 3) Sebagai pedagang kecil g. Lapangan pemberi jasa 1) Sebagai pedagang perantara 2) Sebagai pemberi kredit / perbankan 3) Sebagai pengusaha angkutan 4) Sebagai pengusaha hotel dan restaurant 5) Sebagai pengusaha biro jasa travel pariwisata 6) Sebagai pengusaha asuransi, pergudangan, perbengkelan, koperasi, tata busana dan sebagainya Dari keterangan diatas kita ketahui bahwa lapangan kerja wirausahawan itu begitu luas ruang lingkupnya dan perlu mendapat perhatian kita bersama untuk diisi. Karena dengan terisinya lapangan kerja tersebut maka tingkat sosial ekonomi masyarakat, bangsa dan negara akan meningkat. 7. Falsafah dan kebiasaan wirausaha Dalam rangka memasyarakatkan kewirausahaan, penting sekali kita belajar dari falsafah dan kebiasaan wirausaha untuk mendapat gambaran bahwa menciptakan lapangan kerja bukan hal yang mustahil untuk dilaksanakan. Sehingga dapat memotivasi masyarakat untuk menekuni lapangan kerja baru dalam ruang lingkup kewirausahaan. Adapun hal-hal penting yang merupakan falsafah wirausaha adalah sebagai berikut : a. Keberhasilan seorang wirausaha tergantung pada kesediaannya untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri. Untuk itu harus belajar tentang diri sendiri baik menyangkut keunggulan maupun kelemahan yang dimiliki. Kekuatan dan kelemahan itu dapat digunakan sebagai modal dasar untuk mencapai tujuan hidup.

b. Kekuatan mengambil resiko sebagai tanggung jawab atas tindakan sendiri. c.Kegagalan diterima sebagai pengalaman belajar dan keberhasilan sebagai buah dari usaha-usaha yang tidak kenal lelah. d. Kejarlah tujuan-tujuan yang relevan dengan kemampuan dan ketrampilan e. Terimalah diri sendiri seperti adanya, berusahalah menekankan kekuatan diri sendiri dan kurangi kelemahan yang ada dan lakukanlah hal-hal yang penting dan terbaik. f. Hasil yang diterima lebih penting daripada hasil-hasil yang sempurna karena dorongan gagal ). Sedangkan kebiasaan wirausaha adalah sebagai berikut ; a. Bangun lebih awal (menggunakan waktu lebih dini ) sebagai cara menjadi produktif b. Buat rencana kegiatan untuk hari esok c.Evaluasi kebiasaan, hubungan dengan tujuan-tujuan masa depan B. Karakteristik Wirausahawan Karakteristik adalah cirri-ciri khusus yang dimiliki seseorang. Jadi karaketristik wirausahawan adalah cirri-ciri khusus yang dimiliki seorang wirausahawan yang membedakannya dengan orang lain. Agar lebih jelas di bawah ini dikemukakan beberapa karakteristik wirausahawan menurut pendapat beberapa ahli. 1. By Grave Karakteristik wirausahawan menurut BY Grave dikenal dengan istilah 10D, sebagai berikut: a. Dream Seorang wirausahawan mempunyai visi keinginan terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya b. Decisiveness untuk mengejar kesempurnaan justru dapat menghambat perkembangan dan pertumbuhan pribadi ( akan menimbulkan perasaan selalu

Seorang wirausahawan adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepatan mengambil keputusan adalah factor kunci dalam kesuksesan bisnisnya c. Doers Seorang wirausahawan dalam membuat keputusan akan langsung menindaklanjutinya. Mereka melaksanakan kegiatannya secepat mungkin. Seorang wirausahawan tidak mau menunda-nunda kesempatan yang baik dalam bisnisnya d. Determination Seorang wirausahawan melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian. Rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dihadapkan pada halangan dan rintangan yang tidak mungkin dapat diatasi e. Dedication Dedikasi seeorang wirausaha terhadap bisnisnya sangat tinggi, kadang-kadang mengorbankan kepentingan kerluarga f. Devotion Wirausahawan di dalam melaksanakan pekerjaannya tidak mengenal lelah. Semua perhatian dan kegiatannya dipusatkan semata-mata untuk kegiatan bisnisnya g. Details Seorang wirausaha sangat memperhatikan factor-faktor kritis secara rinci. Dia tidak mau mengabaikan factor-faktor kecil yang dapat menghambat kegiatan usahanya h. Destiny Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau tergantung kepada orang lain i. Dollars Seorang wirausaha tidak mengutamakan mencapai kekayaan. Motivasinya bukan karena uang. Uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya. Ia

berasumsi jika berhasil dalam bisnis maka ia pantas mendapat laba, bonus atau hadiah j. Distribute Seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang-orang kepercayaannya, yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak mencapai sukses dalam bidang bisnis 2. Fadel Muhammad Menurut fadel Muhammad, ada tujuh ciri yang merupakan identitas seorang wirausahawan, yaitu : a. kepemimpinan b. Inovasi c. Cara pengambilan keputusan d. Sikap tanggung jawab terhadap perubahan e. Bekerja ekonomis dan efisien f. Visi masa depan 3. Drs. Wasty Soemanto, M.Pd Menurut Drs. Wasty Soemanto, M.Pd tanda manusia wiraswasta adalah kepribadian kuat dengan ciri-ciri sebagai berikut : a. memiliki moral yang tinggi b. Sikap mental wiraswasta c. Kepekaan terhadap arti lingkungan d. Ketrampilan wirausaha 4. Mc. Celland Menurut Mc. Celland, wirausahawan memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Keinginan untuk berprestasi b. Keinginan untuk bertanggung jawab c. Preferensi kepada resiko-resiko menengah d. Persepsi kepada kemungkinan hasil e. Rangsangan oleh umpan balik f. Aktivitas energik g. Sikap terhadap risiko

g. Orientasi ke masa depan h. Ketrampilan dalam pengorganisasian i. Sikap tentang uang Dari penjelasan diatas, karakteristik wirausahawan yang perlu dimiliki dan dikembangkan adalah : 1. Disiplin Menurut S. Nasution, disiplin adalah usaha untuk mengatur atau mengontrol kelakuan seseorang untuk mencapai tujuan, dengan adanya bentuk kelakuan yang harus dicapai, dilarang, atau diharuskan. Disiplin merupakan modal dasar keberhasilan seseorang. Disiplin yang baik harus tumbuh sendiri dalam diri seseorang dan bukan merupakan paksaan untuk melakukan berbagai macam peraturan dan tindakan. 2. Mandiri Sikap untuk tidak menggantungkan keputusan akan apa yang harus dilakukan kepada orang lain dan mengerjakan sesuatu dengan kemampuan sendiri-sendiri sekaligus berani mengambil risiko dalam bisnis merupakan bentuk kemandirian dari seorang wirausahawan. Pembentukan sikap mandiri memiliki 6 kekuatan mental yang dapat membangun kepribadian yang kuat, antara lain : a. Berkemauan keras b. Berkeyakinan kuat atas kekuatan pribadi, untuk itu diperlukan : d e f d e d e Kemauan keras Kepercayaan pada diri sendiri Pemahaman tujuan dan kebutuhan Moral yang tinggi Disiplin diri Kesehatan jasmani dan rohani Kesabaran

c. Kejujuran dan tanggung jawab untuk itu diperlukan :

d. Ketahanan fisik dan mental yang berupa :

f f.

Ketabahan

e. Ketekunan dan keuletan untuk bekerja keras Pemikiran yang konstruktif 3. Ralistis Realistis berarti kenyataan. Berpikir secara realistis merupakan cara berpikir yang sesuai dengan akal sehat. Dengan melihat kenyataan yang ada, seseorang akan berpikir lebih maju, baik untuk memecahkan seuatu masalah, berusaha untuk lebih baik, introspeksi diri untuk menutupi kekurangan sehingga menimbulkan sikap optimis dan kemandirian. Dengan pola pikir realistis seseorang dapat menerima kekurangan, kelemahan dan kekalahan sehingga dapat menyelaraskan dengan kelebihankelebihan yang dimiliki. Seorang yang realistis dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kebutuhan sehingga menimbulkan inisiatif dan kreativitas. 4. Komitmen tinggi Komitmen tinggi berarti fokus pikiran diarahkan kepada tugas dan usahanya dengan selalu berupaya untuk memperoleh hasil yang maksimal. Seorang wirausahawan yang mempunyai komitmen tinggi adalah orang yang entaati atau memenuhi janjinya untuk memajukan usaha bisnisnya, sampai berhasil sekaligus mempertahankan dan menciptakan kepercayaan dari orang lain baik itu konsumen maupun mitra bisnisnya. Faktor-faktor yang terkait dengan komitmen tinggi adalah : a. Konsisten, tegas dan adil b. Suri tauladan c. Konsentrasi pada manusia Komitmen tinggi yang diharapkan seorang wirausahawan harus dipercaya dan didukung oleh seluruh pihak terkait. Komitmen tinggi dibarengi perilaku tepat waktu, tepat janji, peduli terhadap kualitas, memiliki motivasi, disiplin, tabah, sabar, tekun dan ulet serta selalu berjuang untuk berprestasi akan cenderung mempengaruhi produktivitas dan kinerja seorang wirausaha.

5. Jujur Jujur dalam berwirausaha artinya mau dan mampu mengatakan sesuatu sebagaimana adanya. Kejujuran dapat disamakan dengan amanah. Amanah adalah bila diberi kepercayaan tidak khianat, kalau berkata selalu benar dan bila berjanji selalu ditepati Kita harus yakin bahwa kebenaran dan kejujuran adalah suatu jaminan yang paling tepat untuk mencapai kemajuan di dalam berwirausaha. Dengan kata lain berbisnis harus dilandasi oleh kejujuran karena sifat ini dapat mendatangkan kepercayaan dari masyarakat konsumen. Apabila seorang wirausaha jujur maka ia akan mendapat keuntungan dari segala penjuru yang tidak ia duga dari mana datangnya. 6. Kreatif dan inovatif Secara umum kreativitas dapat diartikan untuk membuat kombinasi baru atau produk baru. Dapat juga diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Berdasarkan penelitian kreativitas dapat diidentifikasikan menjadi tiga tipe-tipe kreativitas yang berbeda yaitu menciptakan, memodifikasi sesuatu dan mengkombinasikan. Inovatif dalam berwirausaha berarti suatu proses untuk mengubah peluang usaha menjadi gagasan baru yang dapat menghasilkan uang. Inovatif merupakan suatu terobosan baru. Inovasi tercipta karena adanya kreativitas yang tinggi. Kreatif dari merupakan proses pemikiran yang membantu bahan dalam bakunya mencetuskan gagasan-gagasan, sedangkan inovasi adalah penerapan praktis gagasan-gagasan tersebut. Kreativitas merupakan sedangkan gagasan-gagasan merupakan hasil yang komersial. Sesuatu yang baru belum tentu inovatif apabila yang dihasilkan tidak merupakan sesuatu yang lebih baik. Sementara itu By Grave menggambarkan proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan sebagai berikut :

a. Innovation (inovasi) b. Triggering Event (pemicu) c. mplementation (pelaksanaan) d. Growth (pertumbuhan) Keterangan : a. Proses inovasi (innovation) Faktor-faktor personal yang mendorong adanya inovasi adalah : 1) Adanya keinginan untuk berprestasi 2) Adanya factor pengalaman dalam berwirausaha 3) Adanya keinginan dalam menanggung resiko 4) Adanya sifat penasaran pribadi 5) Adanya factor pendidikan b. Proses pemicu (triggering event) Faktor-faktor personal yang mendorong adanya triggering event (pemicu) untuk terjun ke dunia wirausaha adalah : 1) Adanya komitmen atau minat yang tinggi di dalam berwirausaha 2) Adanya keberanian menanggung resiko 3) Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan sekarang 4) Adanya pemutusan hubungan kerja dan tidak ada pekerjaan lain] 5) Adanya dorongan berwirausaha karena faktor usia c. Proses pelaksanaan (implementation) Faktor-faktor personal yang mendorong adanya pelaksanaan berwirausaha adalah: 1) Adanya komitmen yang tinggi di dalam berwirausaha 2) Adanya visi dan misi, yang pandangannya jauh kedepan guna mencapai keberhasilan di dalam berwirausaha 3) Adanya seorang wirausahawan yang berpengalaman dan siap mental secara total

4)

Adanya manajer pelaksana sebagai tangan kanan dan pembantu utama di dalam berwirausaha

d. Proses pertumbuhan (growth) Proses pertumbuhan di dalam kewirausahaan didorong oleh faktor adanya organisasi diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Adanya tim yang kompak di dalam menjalankan usaha, sehingga semua perencanaan dan pelaksanaan operasionalnya berjalan produktif. 2) Adanya struktur organisasi dan berbudaya yang mantap di dalam berwirausaha 3) Adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak di dalam berwirausaha. 4) Adanya produk yang dibanggakan, seperti kualitas produk, model produk, manfaat produk, lokasi usaha, manajemen usaha dan sebagainya. C. Kegagalan dan keberhasilan seorang wirausahawan Seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki kepribadian yang produktif. Produktif dalam hal ini adalah kegiatan yang menimbulkan atau meningkatkan kegunaan (utility) di dalam usaha. Gilmore menyatakan bahwa seorang wirausaha yang produktif adalah wirausaha yang menghasilkan kontribusi bermanfaat bagi lingkungan, antara lain menampung tenaga kerja, memberi sumbangan social, dan bergaul dengan sesamanya. Seorang wirausahawan akan selalu meningkatkan produktivitas dengan berbagai cara, tidak mudah putus asa dalam mengahdapi hambatan meski terkadang mengalami kegagalan. Ada beberapa hal yang menyebabkan seorang wirausahawan berhasil maupun gagal. Keberhasilan seorang wirausahawan erat kaitannya dengan hal-hal sebagai berikut: 1. Jujur a. Jujur terhadap diri sendiri b. Jujur terhadap orang lain c. Jujur terhadap tujuan yang akan dicapai 2. Disiplin dan berani

a. berani dan disiplin berbuat karena bakat, pengalaman dan pengetahuannya b. Berani dan disiplin berbuat karena adanya keyakinan dan fasilitas 3. Dapat melaksanakan prinsip manajemen dengan baik Disamping keberhasilan dalam wirausaha, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan, diantaranya : 1. Tidak adanya perencanaan yang matang 2. Bakat yang tidak cocok 3. Kurang pengalaman 4. Tidak mempunyai semangat berwirausaha 5. Kurangnya modal 6. Lemahnya pemasaran 7. Tidak mempunyai etos kerja yang tinggi Keberhasilan dan kegagalan dalam usaha atau menjalankan

pekerjaannya tidak hanya dialami oleh para wirausahawan, tetapi juga oleh profesi lainnya seperti atlit, artis, petani, pejabat, guru, dan lain-lain. Kegagalan akan terjadi kalau mereka tidak sungguh-sungguh dalam menjalankan pekerjaannya. D. Perilaku Wirausahawaan Dari berbagai sumber yang membicarakan tentang perilaku wirausaha yang berhasil. Imam Santoso Sukardi (1991) secara umum menetapkan sembilan perilaku wirausaha sebagaimana tertera di bawah ini. 1. Perilaku Instrumental Wirausaha selalu memanfaatkan segala sesuatu yang ada dilingkungannya untuk membantu dirinya mencapai tujuannya dalam berusaha. Dia selalu mencari segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kerjanya. Dengan kata lain segala sesuatu yang ada dilingkungannya dipandang sebagai instrument (alat) pencapaian tujuan pribadi. 2. Perilaku Prestatif

Perilaku prestatif menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih baik, lebih efektif dibandingkan dengan hasil yang dicapai sebelumnya. Tidak puas dengan hasil yang dicapai sekarang dan selalu membuat sasaran yang lebih baik dan lebih tinggi dari sebelumnya. Bagian yang penting adalah tahapan dan proses pencapaian prestasi itu sendiri, sedangkan keberhasilan atau kegagalan pencapaian prestasi dianggap sebagai balikan (feedback). 3. Perilaku keluwesan bergaul Wirausaha akan selalu berusaha untuk cepat menyesuaikan diri dalam berbagai situasi hubungan antar manusia. Dia selalu aktif bergaul, selain menampilkan wajah ramah, akomodatif terhadap berbagai ajakan untuk berdialog. Pengendalian emosinya baik terutama bila situasi pergaulan tidak mengena dengan situasi hatinya. 4. Perilaku kerja keras Wirausaha selalu terlibat dalam situasi kerja, tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai. Dia mengutamakan kerja dan mengisi waktu yang ada dengan perbuatan nyata untuk mencapai tujuan. 5. Perilaku keyakinan diri Wirausaha selalu percaya pada kemampuan diri, tidak ragu-ragu dalam bertindak bahkan kecenderungannya dia akan melibatkan diri secara langsung dalam berbagai situasi dan ada semacam optimisme dalam kegiatannya. Optimisme berarti ada keyakinan bahwa tindakannya akan membawa keberhasilan. 6. Perilaku pengambilan resiko Dengan keberanian mengambil risiko yang diperhitungkan wairausaha tidak takut menghadapi situasi yang tidak menentu dimana tidak ada jaminan untuk keberhasilan. Segala tindakannya diperhitungkan dengan cermat, selalu mencoba membuat antisipasi adanya hambatan-hambatan yang dapat menggagalkan usahanya. 7. Perilaku swa kendali (personal control)

Personal control merujuk pada pribadi wirausaha yang memutuskan kapan dia harus bekerja lebih keras, kapan dia harus meminta bantuan pada orang lain, dan kapan dia harus merubah strategi dalam bekerja, dalam menghadapi hambatan. Personal control mencakup pengertian swa-daya dan swa-kendali. 8. Perilaku Inovatif Seorang wirausaha selalu berpandangan ke depan untuk mencari cara-cara baru untuk memperbaiki cara-cara yang biasa dilakukan orang lain untuk peningkatan kerja. Cenderung untuk melakukan sesuatu dengan cara yang khas, unik dari hasil pemikirannya. Termasuk dalam perilaku inovatif ini adalah kecenderungan untuk selalu meniru tetapi melalui penyempurnaanpenyempurnaan tertentu (imitative innovative) 9. Perilaku Kemandirian Perilaku kemandirian menunjukkan bahwa wirauasaha selalu mengembalikan perbuatannya sebagai tanggung jawab pribadi. Dia mementingkan otonomi dalam bertindak, pengambilan keputusan dan pemilihan berbagai kegiatan dalam mencapai tujuan. Ketergantungan pada orang lain merupakan sesuatu yang bertentangan dengan kata hatinya. Dia lebih senang bekerja sendiri, menentukan dan memilih cara kerja yang sesuai dengan dirinya. Dia dapat saja bekerja dalam kelompok selama mendapat kebebasan bertindak pengambilan keputusan, ini berarti dia lebih senang memegang kendali kelompok kerja, menentukan tujuan kelompok serta memilih alternative perilaku. Apabila masyarakat dengan sikap mental kewirausahaan telah terbentuk, maka setiap orang minimal akan dapat menghidupi dirinya dan keluarganya, kemudian msayarakat sekitarnya dan pada akhirnya menolong bangsa dan umat manusia. Untuk itulah sikap mental wirausaha diperlukan untuk dapat menghadapi tantangan dunia yang semakin penuh persaingan. Agar menjadi wirausahawan yang berhasil diperlukan suatu tekad yang kuat dan mampu membaca peluang pasar. Kita bisa belajar dari tokoh wirausahawan yang sukses dibidangnya seperti Bill Gates, Henry Ford, Ducan Symne, Sosro, Tirto Utomo dan lain-lain. Pada awalnya mereka adalah wirausahawan kecil yang kemudian berhasil dalam usahanya berkat kemampuannya memilih dan

mengelola bidang usaha yang digelutinya. Keberhasilan itu dapat diraih karena karakteristik wirausaha yang melekat pada dirinya. Untuk lebih jelasnya di bawah ini diberikan contoh orang-orang yang sukses dalam berwirausaha. 1. Thomas A. Edison Thomas A. Edison adalah orang yang memiliki mental dan ketekunan tinggi yang berhasil dalam ilmu fisika, kimia, matematika, elektro, bola lampu dan sebagainya. Ia merupalkan wirausahawan yang berhasil pada zamannya. 2. Bill Gates Bill Gates, pendiri dan bos Microsoft Corporation yang melahirkan system operasi computer terbesar, Microsoft Windows dan MS Office. Gates adalah seorang wirausahawan yang mengawali usaha dari kecil dengan tekad mantap serta mampu membaca peluang. 3. Charles E. Wilson Charles E. Wilson adalah seorang pekerja rendah pada suatu perusahaan. Karena tekun dan percaya kepada dirinya serta kemampuan dalam menentukan tujuan maka ia diangkat menjadi presiden perusahaan General Motor Corporation (GMC). 4. Andrew Carnegie Meskipun Andrew Carnegie tidak banyak mendapat atau memperoleh pendidikan di sekolah, tapi berkat kemudahan, ketekunan, keuletan yang tinggi ia dapat mengantarkan bangsa dan Negara Amerika menjadi negara industri baja yang terkenal diseluruh dunia. 5. Stave Jobs Stave Jobs adalah wirausahawan Amerika kecil-kecilan yang ulet dan nekad dari awal mulanya. Ia bukan seorang insinyur atau ahli teknik computer tetapi ia adalah orang yang menghargai kreditivitas, ia penemu Apple Computer. Stave Jobs bukan orang kaya pada awalnya, tetapi dengan keberanian dan perhitungan dagangnya berhasil meyakinkan pemilik modal. Ia adalah seorang

ahli strategis bisnis yang tidak tanggung-tanggung. Ia memandang produk kreativitas itu sebagai komoditi yang dapat dijual. Dari penjelasan diatas kita bisa menarik kesimpulan. Ada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan wirausahawan tersebut, diantaranya : 1. Tipe orang-orang yang ulet dan pekerja keras, serta mempunyai tujuan dan dedikasi yang tinggi. 2. Tipe orang-orang yang mempunyai komitmen tinggi untuk mencapai tujuan dan berprestasi bagi perkembangan usahanya. 3. Adanya dukungan faktor eksternal berupa permintaan akan barang dan jasa. Bercermin dari pengalaman tokoh-tokoh wirausahawan di atas kita bisa memetik pengetahuan yang sangat berharga guna memotivasi diri dan meningkatkan kesuksesan di dalam berwirausaha.

http://macam-macamaskep-wahyu.blogspot.com/2011/03/kewirausahaan.html