101
1 LAPORAN TUGAS AKHIR SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH (Rigidoporus lignosus) PADA TANAMAN KARET (Hevea brassiliensis) DI DESA NOGO REJO KECAMATAN GALANG KABUPATEN DELI SERDANG Oleh WINDRI SAFITRI 01.4.3.15.0374 PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI JURUSAN PERKEBUNAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2019

SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

1

LAPORAN TUGAS AKHIR

SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR

AKAR PUTIH (Rigidoporus lignosus) PADA TANAMAN

KARET (Hevea brassiliensis) DI DESA NOGO REJO

KECAMATAN GALANG KABUPATEN

DELI SERDANG

Oleh

WINDRI SAFITRI

01.4.3.15.0374

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI

JURUSAN PERKEBUNAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2019

Page 2: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

i

SIKAP PETANI TERHADAP PENGENDALIAN JAMUR AKAR

PUTIH (Rigidoporus lignosus) PADA TANAMAN KARET (Hevea

brassiliensis) DI DESA NOGO REJO KECAMATAN GALANG

KABUPATEN DELI SERDANG

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Pertanian

Oleh

WINDRI SAFITRI

Nirm. 0143150374

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI

JURUSAN PERKEBUNAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2019

Page 3: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

ii

Page 4: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

iii

Page 5: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

iv

Page 6: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

v

Page 7: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

vi

HALAMAN PERUNTUKAN

“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada

TuhanMu lah engkau berharap.” (Q.S. Al -Insyirah : 6-8)

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil‟alamin aku bersyukur pada-Mu ya Rabb atas nikmat dan karunia-Mu yang telah Engkau curahkan tiada henti kepada hambamu ini, Kepada idola dan panutanku Rasulullah Muhammad Shallallahu ‟alaihi wasallam kupersembahkan sholawat dan salam kepadamu ( Allahumma shalli „ala sayyidina Muhammad wa‟ala ali sayyidina Muhammad) Alhamdulillah telah kuselesaikan tugas dan tanggung jawab ini, setahap perjuangan telah

kulalui yang Insya allah merupakan awal dari perjuangan panjang selanjutnya untuk menggapai kesuksesan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Ayahanda dan Ibunda tercinta.....

Kupersembahkan karya ini kepada kalian yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidikku hingga saat ini, Hamba mohon kepada-Mu ya Rabb Sehatkan Panjangkan dan

Ridhai lah umur kedua Orang Tua hamba dalam ketaatan kepada-Mu Aamiin...... Saudariku satu-satunya Mbak Tari Puspita, engkaulah selama ini penyemangatku semoga

kita semua dapat menajdi anak yang shalihah, berbakti kepada orang tua dan agama hamba memohon kepada-Mu ya Rabb jadikan keluarga kecil kami ini keluarga yang Sakinah

Mawaddah dan Warahmah Aamiin..... Terima kasih yang tak terhingga kepada dosen pembimbing Dr. Iman Arman, SP.,MM dan Firman RL. Silalahi, STP, M.Si. Kepada dosen penguji Mawar Indah P., STP, M.Si dan Herawaty, SP, M.Si untuk kesabarannya membimbing saya dalam menyelesaikan Tugas

Akhir ini. Terima kasih juga kepada keluarga besar POLBANGTAN Medan, BPP Jaharun, penyuluhku pak Eko dan para petani di Desa Nogo Rejo

Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

Kepada sahabat-sahabatku ANAK KOREK ( Christna, Endang, Emma, Khoirunnisa, Romaito, dan Tamara ) big thank‟s untuk kalian semua semoga persahabatan kita di ridhai

Allah Subhanahu Wata‟ala dunia akhirat Untuk keluarga besar Masyarakat BUN‟15 dan TAN‟15 temen temen seperjuangan semoga

kitalah penerus orang-orang sukses kedepannya Aamiin..... Terima kasih juga kepada adik asuhku (Indah, Ayu, Annisa, dan Putri), Abangnda

Muhammad Risky Prayogi, teman baikku Intan Kusumawati dan seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu karena telah membantu dalam penyelesaian pengkajian ini .

Jazakumullah Khairan Katsiran

Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Page 8: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

vii

RIWAYAT HIDUP

Windri Safitri lahir di Desa Pasar Miring Kecamatan

Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang. Merupakan

anak kedua dari dua bersaudara, putri dari pasangan

Ayahanda Suladi dan Ibunda Saminah. Bertempat

tinggal di Dusun Gotong Royong Desa Pasar Miring

Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang

Provinsi Sumatera Utara. Pendidikan yang pernah

ditempuh yakni tahun 2003, masuk di SD Negeri

105352 dan lulus pada tahun 2009. Kemudian pada

tahun 2009 melanjutkan studi di SMP Negeri 2 Lubuk

Pakam dan lulus pada tahun 2012. Selanjutnya pada

tahun 2012 melanjutkan studi ke SMK Negeri 1 Galang

Jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan dan lulus pada

tahun 2015. Selama mengenyam pendidikan di SMK N 1 Galang penulis telah

melaksanakan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) dibidang Perkebunan Kearet

dan Kelapa Sawit selama enam bulan di PT. Timbang Deli Indonesia dan PT.

Batu Rata. Pada tahun 2015 berkesempatan melanjutkan studi di Politeknik

Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Medan Program Studi Penyuluhan

Perkebunan Presisi dan lulus pada tanggal 5 Juli 2019 berhasil menyandang gelar

Sarjana Sains Terapan Pertanian (S.Tr.Pt) dengan melakukan pengkajian Tugas

Akhir (TA) yang berjudul “Sikap Petani Dalam Pengendalian Jamur Akar Putih

(Rigidoporus lignosus) Pada Tanaman Karet (Hevea brassiliensis) di Desa Nogo

Rejo Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang” di bawah bimbingan Dr. Iman

Arman, SP.,MM. dan Firman RL. Silalahi, STP, M.Si.

Page 9: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

viii

ABSTRAK

Windri Safitri, NIRM. 01.4.3.15.0374, Sikap petani dalam pengendalian

jamur akar putih (Rigidoporus lignosus) pada tanaman karet (Hevea brassiliensis)

di Desa Nogo Rejo Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang. Pengkajian ini

bertujuan untuk mengetahui tingkat sikap petani, untuk mengetahui tingkat faktor-

faktor pembentuk sikap, dan untuk mengetahui hubungan antara faktor pembentuk

sikap dan tingkat sikap dalam pengendalian jamur akar putih (Rigidoporus

lignosus) pada tanaman karet (Hevea brassiliensis). Pengkajian ini dilaksanakan

pada wilayah Desa Nogo Rejo Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang pada

tanggal 25 Maret-24 Mei 2019. Metode pengumpulan data yaitu metode

observasi, wawancara, dan pencatatan. Metode analisis data yang digunakan yaitu

uji validitas dan reliabilitas pada kuisioner, serta uji hubungan dengan

menggunakan skala likert. Hasil pengkajian menunjukan bahwa tingkat sikap

petani dalam pengendalian jamur akar putih (Rigidoporus lignosus) pada tanaman

karet (Hevea brassiliensis) dalam kategori tinggi yaitu 79,8 persen, hasil tingkat

faktor internal pembentuk sikap petani dalam kategori sedang yaitu 51,2 persen

dan hasil tingkat faktor eksternal pembentuk sikap petani dalam kategori tinggi

yaitu 77,7 persen, sementara ada hubungan yang signifikan antara umur,

pendidikan, pengalaman pribadi, ketersediaan saprodi, dan penyuluhan dalam

tingkat sikap petani Dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet di

Desa Nogo Rejo Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.

Kata Kunci : Sikap, Jamur Akar Putih, Trichoderma Harzianum, dan Nogo Rejo

Page 10: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

ix

ABSTRACT

Windri Safitri, NIRM. 01.4.3.15.0374, The attitude of farmers in controlling

the white root mushroom (Rigidoporus lignosus) in the Rubber Plants (Hevea

brassiliensis) at Nogo Rejo village Galang Subdistrict, Deli Serdang regency. This

assessment aims to determine the level of attitude of farmers, to determine the

level of attitude forming factors, and to know the relationship between the attitude

forming factors and level of attitude in controlling the mushroom white root

(Rigidoporus lignosus) in plants Rubber (Hevea brassiliensis). This assessment

was conducted in Nogo Rejo village Galang Subdistrict, Deli Serdang Regency on

March 25th-May 24th, 2019. Data collection methods include observation,

interviews, and recording methods. The data analysis methods used are validity

and test reliability in questionnaires, as well as testing relationships using the

Likert scale. Results showed that the level of the farmer's attitude in controlling

the mushroom white root (Rigidoporus lignosus) in rubber plants (Hevea

brassiliensis) in the high category of 79,8 percent, the result of the internal factor

rate of the farmer's attitude in the medium The category is 51,2 percent and results

in the level of external factors of the farmer's attitude in the high category of 77,7

percent, while there is a significant relationship between age, education, personal

experience, availability of Production facilities and counseling at the level of

farmer attitudes In controlling the white root mushroom in the rubber plant at

Nogo Rejo village Galang subdistrict Deli Serdang regency.

Keywords: Posture, root white mushroom, Trichoderma harzianum, and Nogo

Rejo

Page 11: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................. i

Lembar Pengesahan Penguji ....................................................................... ii

Lembar Pengesahan Pembimbing .............................................................. iii

Halaman Pernyataan Orisinalitas .............................................................. iv

Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi ............................................ v

Halaman Peruntukan .................................................................................. vi

Riwayat Hidup .............................................................................................. vii

Abstrak .......................................................................................................... viii

Abstract ......................................................................................................... ix

Kata Pengantar ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

I.PENDAHULUAN

Latar Belakang .............................................................................................. 1

Identifikasi Masalah ...................................................................................... 3

Tujuan ........................................................................................................... 3

Manfaat .......................................................................................................... 3

II.TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teoritis .......................................................................................... 5

Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................................ 12

Kerangka Pikir .............................................................................................. 14

Hipotesis ......................................................................................................... 15

III.METODE PELAKSANAAN

Waktu dan Tempat ....................................................................................... 16

Batasan Operasional ...................................................................................... 16

Pelaksanaan Pengkajian ................................................................................. 17

Prosedur Pelaksanaan ..................................................................................... 17

Pengumpulan Data ......................................................................................... 18

Analisis Data .................................................................................................. 22

IV.GAMBARAN UMUM WILAYAH

Deskripsi Wilayah Pengkajian ....................................................................... 28

Letak Geografis .............................................................................................. 28

Keadaan Penduduk ......................................................................................... 29

Keadaan Pertanian .......................................................................................... 30

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat Sikap Petani Dalam Pengendalian Jamur Akar Putih ....................... 32

Faktor-faktor Pembentuk Sikap ..................................................................... 35

Hubungan Antara Faktor-faktor Sikap dengan Tingkat Sikap ....................... 47

Page 12: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

xi

VI.KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan .................................................................................................... 57

Saran ............................................................................................................... 58

Implikasi (Rencana Tindak Lanjut) ............................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 65

LAMPIRAN

Page 13: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

xii

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Pengukuran Variabel Tingkat Sikap Petani Dalam Pengendalian

Jamur Akar Putih Pada Tanaman Karet .................................................. 19

2. Pengukuran Variabel Internal Faktor Sikap Petani Dalam

Pengendalian Jamur Akar Putih Pada Tanaman Karet ......................... 19

3. Pengukuran Variabel Eksternal Faktor Sikap Petani Dalam

Pengendalian Jamur Akar Putih Pada Tanaman Karet .......................... 20

4. Perhitungan Jumlah Sampel Setiap Kelompoktani............................ 22

5. Hasil Uji Validitas Kuisioner.......................................................... 23

6. Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner......................................................... 24

7. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin................................. 29

8. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian............................ 29

9. Keadaan Penduduk Berdasarkan Etnis/Suku..................................... 30

10. Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama.......................................... 30

11. Keadaan luas Tanam Komoditi Tanaman Perkebunan........................ 31

12. Tabulasi Data Tingkat Sikap Petani..................................................... 32

13. Tingkat Sikap Petani.......................................................................... 33

14. Distribusi Responden Berdasarkan Umur......................................... 36

15. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Formal....................... 37

16. Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan.................................. 38

17. Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Pribadi ..................... 39

18. Distribusi Responden Berdasarkan Kosmopolitan............................. 41

19. Tingkat Faktor-faktor Internal Pembentuk Sikap.............................. 42

20. Distribusi Responden Berdasarkan Toko Saprodi.............................. 43

21. Distribusi Responden Berdasarkan Penyuluhan................................. 44

22. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Permodalan...................... 45

23. Tingkat Faktor-faktor Eksternal Pembentuk Sikap............................ 46

24. Analisis hubungan antara faktor-faktor internal dengan tingkat sikap

petani ...................................................................................................... 48

25. Analisis hubungan antara faktor-faktor eksternal dengan tingkat sikap

Petani ...................................................................................................... 53

26. Matriks Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian................................... 64

Page 14: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

xiii

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Kerangka Pikir Sikap Petani Dalam Pengendalian Jamur Akar

Putih Pada Tanaman Karet. ...................................................................... 14

2. Garis Kontinum Tingkat Petani Dalam Pengendalian JAP Pada

Tanaman Karet ......................................................................................... 25

3. Garis Kontinum Faktor-Faktor Pembentuk Sikap Petani Dalam

Pengendalian Jamur Akar Putih Pada Tanaman Karet ........................... 26

4. Garis Kontinum Persentase Tingkat Sikap .............................................. 34

5. Garis Kontinum Persentase Tingkat Umur .............................................. 36

6. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pendidikan...................................... 37

7. Garis Kontinum Persentase Tingkat Luas lahan ...................................... 39

8. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pengalaman Pribadi ....................... 40

9. Garis Kontinum Persentase Tingkat Kosmopolitan ................................. 41

10. Garis Kontinum Persentase Tingkat Faktor-faktor Internal ..................... 42

11. Garis Kontinum Persentase Tingkat Toko saprodi .................................. 43

12. Garis Kontinum Persentase Tingkat Penyuluhan ..................................... 44

13. Garis Kontinum Persentase Tingkat Sumber Permodalan ....................... 45

14. Garis Kontinum Persentase Tingkat Faktor-faktor Eksternal .................. 47

Page 15: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Kuisioner Sikap Petani Dalam Pengendalian Jamur Akar

Putih Pada Tanaman Karet ................................................................... 68

2. Rekapitulasi Kuisioner Uji Validitas ................................................... 72

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................... 73

4. Hasil Rekapitulasi Kuisoner Petani ...................................................... 78

5. Hasil Korelasi Rank Spearman ............................................................ 79

6. Data Responden ................................................................................... 81

7. Contoh Tabel Pengkajian ..................................................................... 82

Page 16: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertanian memegang peran penting dalam ekonomi Indonesia.

Keadaan ini memberikan peluang bagi Indonesia, sebagai negara produsen

yang salah satu sektor unggulan di bidang ekspor adalah sektor pertanian.

Tanaman karet telah menjadi penyokong perekonomian Indonesia yang cukup

signifikan sejak beberapa dekade yang lalu. Sebagai negara agraris, sektor

pertanian memegang peranan yang penting dalam perekonomian negara,

yaitu sebagai sumber devisa negara, penyedia lapangan kerja, penyedia

bahan baku industri, dan penjaga kelestarian lingkungan (Rodiyah, 2017).

Tanaman karet adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai umur

tiga puluh tahun. Tanaman ini merupakan pohon dengan tinggi tanaman dapat

mencapai lima belas sampai dua puluh meter. Modal utama dalam pengusahaan

tanaman ini adalah batang setinggi dua sampai tiga meter dimana terdapat

pembuluh latek. Oleh karena itu fokus pengelolaan tanaman karet ini adalah

bagaimana mengelola batang tanaman ini seefisien mungkin. Tanaman karet juga

memiliki sistem perakaran yang ekstensif/menyebar cukup luas sehingga tanaman

karet dapat tumbuh pada kondisi lahan yang kurang menguntungkan. Akar ini

juga digunakan untuk menyeleksi klon-klon yang dapat digunakan sebagai batang

bawah pada perbanyakan tanaman karet (Puslitbangbun, 2015).

Ketersediaan lahan potensial yang masih cukup luas dan didukung oleh

kebijakan pemerintah daerah dalam pengembangan tanaman karet turut

memberikan peluang yang besar Dalam pengembangan usaha tanaman karet di

Deli Serdang. Luas tanam karet di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2017

tercatat 5.245 ha dengan total produksi 3.797 ton yang tersebar di 22 kecamatan

(BPS Provinsi SUMUT, 2017). Kecamatan Galang merupakan sentra produksi

tanaman karet di Kabupaten Deli Serdang dengan luas areal 265,50 ha dengan

hasil produksi mencapai 206,38 ton/Ha/Tahun. Kecamatan Galang memiliki dua

desa yang merupakan sentra produksi tanaman karet, Desa Nogo Rejo adalah

salah satu desa yang memiliki luas lahan karet 85,7 ha (BPP Jaharun, 2019).

Produk karet sebagian besar dihasilkan oleh perkebunan rakyat, pengembangan

Page 17: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

2

perkebunan karet rakyat masih memiliki peluang dan potensi yang cukup besar,

terutama bila dikaitkan dengan kehidupan masyarakat di Desa Nogo Rejo yang

sebagian besar masih mengandalkan tanaman karet sebagai pilihan untuk

dibudidayakan.

Penyakit jamur akar putih (JAP) di areal pertanaman karet menyebabkan

kerugian yang cukup besar pada daerah-daerah yang beriklim rendah, bercurah

hujan tinggi atau memiliki iklim tipe tropis. Penghasilan petani karet di Desa

Nogo Rejo masih tergolong rendah. Rendahnya produktivitas karet rakyat secara

umum disebabkan oleh pengelolaan perkebunan karet rakyat masih belum

mengikuti petunjuk budidaya yang benar. Kegiatan pemeliharaan tanaman, seperti

pemupukan, pengendalian hama dan penyakit masih sangat minim dilakukan. Hal

ini terindikasi dari tingginya tingkat serangan penyakit terutama penyakit Jamur

Akar Putih (JAP) sekitar 30%. Penyakit JAP menimbulkan kematian pada

tanaman karet, sehingga serangan penyakit ini berpengaruh negatif pada produksi

kebun.

Penggunaan bibit unggul yang sehat serta penjagaan kebersihan kebun dari

sisa-sisa tunggul dan akar tanaman lama, dan menanam tanaman antagonis (laos,

sereh, dan lidah mertua) merupakan cara yang dapat mencegah ternyadinya

serangan JAP. Namun secara umum kebun-kebun petani di lokasi kurang

dilakukan pemeliharaan yang dapat menjadi sumber penyebaran JAP. Lemahnya

tindakan budidaya tanaman karet oleh anggota kelompok tani terutama dalam

pengendalian penyakit JAP diantaranya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan

petani Dalam teknologi yang efektif dan efisien didalam pengendalian penyakit

JAP. Dengan demikian perlu diberikan peningkatan pengetahuan petani Dalam

pengendalian tersebut.

Berdasarkan kondisi identifikasi potensi wilayah didesa, dipandang perlu

untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan faktor-faktor yang

berhubungan dengan sikap petani untuk melakukan pengendalian. Berdasarkan

uraian latar belakang diatas perlu dilakukan penelitian tentang “Sikap Petani

Dalam Pengendalian Jamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus) Pada Tanaman

Karet (Hevea brassiliensis) di Desa Nogo Rejo Kecamatan Galang Kabupaten

Deli Serdang”.

Page 18: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka muncul beberapa masalah yang ingin

dipecahkan dalam penelitian ini, masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana tingkat sikap petani dalam melakukan pengendalian JAP pada

tanaman karet di Desa Nogo Rejo, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli

Serdang?

2. Bagaimana tingkat faktor-faktor pembentuk sikap Dalam pengendalian JAP

pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli

Serdang?

3. Adakah hubungan antara faktor pembentuk sikap dan tingkat sikap dalam

pengendalian JAP pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo, Kecamatan

Galang, Kabupaten Deli Serdang.

C. Tujuan

Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui tingkat sikap petani dalam melakukan pengendalian JAP pada

tanaman karet di Desa Nogo Rejo, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli

Serdang,

2. Mengetahui tingkat faktor-faktor pembentuk sikap dalam pengendalian JAP

pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli

Serdang, dan

3. Mengetahui hubungan antara faktor pembentuk sikap dan tingkat sikap

dalam pengendalian JAP pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo,

Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang.

D. Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis, hasil pengkajian ini sangat bermanfaat untuk menambah

wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang perkebunan.

2. Bagi pemerintah dan instansi terkait, diharapkan dapat menjadi informasi

Page 19: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

4

dan suatu bahan landasan untuk menentukan kebijakan terkait dengan

pengendalian JAP pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo, Kecamatan

Galang, Kabupaten Deli Serdang.

3. Bagi petani di Desa Nogo Rejo, Kecamatan Galang, dapat memberikan

solusi agar tingkat produktivitas tidak rendah.

Page 20: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Sikap

Sikap merupakan potensi pendorong yang ada pada individu untuk bereaksi

Dalam lingkungan pendorong yang ada pada individu untuk bereaksi Dalam

lingkungan. Sikap tidak selamanya tetap dalam jangka waktu tertentu tetapi dapat

berubah karena hubungan dengan orang lain melalui interaksi sosial, dalam

interaksi sosial sering terjadi hubungan diantara individu yang satu dengan yang

lain. Individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu berbagai objek psikologis

yang dihadapi. Diantaranya berbagai faktor yang berhubungan dengan

pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang

dianggap penting, media masa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga

agama serta faktor emosi didalam individu (Azwar, 2000 dalam Nashri, 2016).

Sikap dikatakan sebagai suatu proses respons evaluatif. Respons hanya

akan timbul apabila individu diharapkan pada suatu stimulus yang menghendaki

adanya reaksi individual. Respons evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang

dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri

individu yang memberi kesimpulan Dalam stimulus dalam bentuk nilai baik-baik,

positif-negatif, menyenangkan tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal

sebagai potensi reaksi Dalam objek sikap. Menurut Azwar, (2002) dalam Daulay,

(2013) “Sikap (attitude) merupakan salah satu bahasan yang menarik dalam kajian

psikologi, karena sikap sering digunakan untuk meramalkan tingkah laku,

baik tingkah laku perorangan, kelompok, bahkan tingkah laku suatu bangsa”.

Meskipun demikian sikap seseorang Dalam suatu objek tidak selalu memunculkan

tingkah laku yang negatif Dalam objek tersebut.

Menurut Heri Purwanto, (1998) dalam Wawan dan Dewi, (2017), Sikap

adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk

bertindak sesuai sikap objek tadi. Meskipun ada beberapa pendapat, dapat

disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan dalam diri manusia yang menggerakan

untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu

didalam menanggapi objek situasi atau kondisi dilingkungan sekitarnya. Selain itu

Page 21: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

6

sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau

negatif Dalam objek atau situasi.

Sedangkan menurut Wawan dan Dewi, (2017) menyatakan bahwa ada tiga

komponen yang membentuk sikap yaitu :

a. Komponen Kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi Dalam sikap.

b. Komponen Afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang Dalam objek sikap. Rasa

senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan

hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan

negatif.

c. Komponen Konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak Dalam

objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang Dalam objek sikap.

2. Tingkatan Sikap

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni (Soekidjo Notoatmojo,1996

dalam Wawan dan Dewi, 2017) :

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek).

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha

menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas

pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide

tersebut.

Page 22: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

7

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang

lain Dalam suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya

seeorang mengajak ibu yang lain untuk menimbang anaknya ke posyandu

adalah suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif Dalam gizi

anak.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.

3. Faktor-faktor pembentuk sikap

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh

individu. Dalam berinteraksi sosial, individu beraksi membentuk pola sikap

tertentu Dalam berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Pembentukan kesan

atau tanggapan Dalam obyek merupakan proses kompleks dalam diri individu

yang melibatkan individu yang bersangkutan, situasi dimana tanggapan itu

terbentuk, dan akibat atau ciri-ciri obyektif yang dimiliki stimulus

(Widyaningrum, 2011 dalam Songko, 2018). Diantara faktor yang berhubungan

dengan sikap adalah umur, pendidikan, luas lahan, pengalaman pribadi,

kekosmopolitan, ketersediaan saprodi, penyuluhan dan sumber modal.

a. Umur

Menurut Elisabeth BH yang dikutip (Nursalam, 2003 dalam Wawan dan

Dewi, 2017) mengatakan, usia adalah umur individu yang terhitung mulai

saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut (Huclok, 1998

dalam Wawan dan Dewi, 2017) semakin cukup umur, tingkat kematangan

dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari

segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari

orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari

pengalaman dan kematangan jiwa.

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang akan berpengaruh Dalam

kapasitas kemampuan belajar seseorang, karena ada kegiatan belajar yang

memerlukan tingkat pengetahuan tertentu untuk dapat memahaminya

Page 23: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

8

sekaligus merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi proses

mental seseorang Dalam perubahan sikapnya (Mardikanto, 1993 dalam

Giawa, 2014).

c. Luas lahan

Lahan yang sempit produksi perkebunan akan tidak mampu untuk

mencukupi biaya hidup keluaga tani. Tanah yang sempit menyebabkan

biaya produksi terlalu tinggi dibanding dengan persatuan tanah yang luas,

baik ditinjau dari segi tenaga kerja, penggunaan bibit, dan perawatan dengan

daya manfaat rendah (Sukino, 2013 dalam Kuswanto, 2014).

d. Pengalaman pribadi

Manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari

penalaran, dan untuk mengorganisasikan pengalaman. Adanya unsur-unsur

pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh

individu akan disusun, ditata kembali, atau diubah sedemikian rupa

sehingga tercapai sesuatu konsisten (Yasatulo, 2015). Sedangkan menurut

Wawan dan Dewi, (2017) untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,

pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu,

sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut

terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

e. Kekosmopolitan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), kosmopolitan didefinisikan

sebagai seorang yang mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas yang

terjadi dari orang-orang atau unsur-unsur yang berasal dari berbagai bagian

dunia. Kekosmopolitan dapat diartikan sebagai suatu keterbukaan suatu

individu atau kelompok masyarakat tersebut, dimana gaya hidup itu

diadopsi oleh masyarakat tersebut menjadi gaya hidup mereka. Sedangkan

menurut Naisbitt dan Aburdene (1990) dalam Hutabarat (2016), terjadi

kekosmopolitan ini sering sekali ditandai dengan pecahnya kultural yang

dijalani masyarakat selama ini. Kekosmopolitan seorang petani sering

diawali dengan adanya suatu komunikasi. Dalam kajian ilmu komunikasi,

pertemuan antar petani merupakan bentuk komunikasi interpersonal, yang

memungkinkan terjadi komunikasi antar petani, komunikasi petani dengan

Page 24: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

9

penyuluh. Melalui wahana ini petani dapat berbagi pengalaman dan

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi sehari-hari dalam

melaksanakan tugasnya sebagai petani.

f. Ketersediaan Saprodi

Sarana produksi merupakan bahan yang sangat menentukan didalam

budidaya tanaman. Pada suatu wilayah tertentu sarana yang ada

hubungannya langsung dengan pertumbuhan tanaman dilapangan adalah

benih/bibit, pupuk, bahan kimia pengendali musuh tanaman/perangsang

tumbuh tanaman dan alat-alat pertanian.

g. Penyuluhan

Menurut UU No. 16 Tahun 2006, Penyuluhan pertanian, perikanan,

kehutanan yang selanjutnya disebut penyuluhan adalah proses

pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan

mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses

informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai

upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan

kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi

lingkungan hidup.

h. Permodalan

Menurut Listyawan Ardi Nugraha (2011) dalam Latif,dkk (2018) “modal usaha

adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas

uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang

dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah

kekayaan”.

Modal dalam pengertian ini dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang

digunakan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tani. Modal

bukanlah segalanya dalam usaha tani tapi jika terkendala di modal usahatani

yang di usahakan akan terganggu. Namun perlu dipahami bahwa uang

dalam sebuah usaha sangat diperlukan.

4. Penyakit Jamur Akar Putih

Disebut Jamur Akar Putih (JAP) karena pada akar tanaman yang diserang

terlihat miselia jamur berbentuk benang berwarna putih yang menempel kuat dan

Page 25: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

10

sulit dilepaskan. Akar tanaman yang terinfeksi akan menjadi lunak, membusuk,

dan berwarna coklat. Cendawan penyebab penyakit JAP adalah Rigidoporus

lignosus yang membentuk badan buah seperti topi diakar, pangkal batang dan

tunggul tanaman. Badan buah cendawan ini berwarna jingga kekuningan dengan

lubang-lubang kecil dibagian bawah tempat spora. Jika sudah tua, badan buah

tersebut akan mengering dan berwarna coklat.

Patogen menular melalui kontak langsung antara akar atau tunggul yang

sakit dengan akar tanaman sehat. Spora jamur dapat juga disebarkan oleh angin

yang jatuh ditunggul dan sisa kayu akan tumbuh membentuk koloni. Umumnya

penyakit akar terjadi di pertanaman bekas hutan atau bekas kebun karet, karena

banyak tunggul dan sisa-sisa akar sakit yang tertinggal di dalam tanah yang

menjadi sumber inokulum.

a. Gejala pada karet akibat JAP

1) Daun yang terserang JAP terliht kusam, permukaannya daun melungkup,

layu dan gugur.

2) Tanaman karet bertajuk tipis, seringkali terbentuk buah lebih awal dari

tanaman muda yang seharusnya belum cukup waktunya berbuah.

3) Apabila perakaran dibuka maka pada permukaan akar terdapat semacam

benang-benang berwarna putih kekuningan dan pipih menyerupai akar

rambut yang menempel kuat dan sulit dilepas.

4) Gejala lanjut akar membusuk, lunak dan berwarna coklat.

5) Mati mendadak seperti tersiram air panas pada musim hujan.

6) Pada stadium lanjut, jamur akan membentuk badan buah yang berbentuk

setengah lingkaran di pangkal batang. Dengan buah berwarna merah muda

dengan tepi berwarna putih kekuningan.

b. Penyebab terjadinya JAP

1) Lahan yang banyak terdapat sisa-sisa tanaman hutan atau bekas tanaman

karet yang tidak dicabut dan dikomposkan akan menjadi tempat yang cocok

bagi koloni JAP.

2) Tanaman yang telah terinfeksi tidak diisolasi, sehingga akar yang terkena

JAP dapat kontak dengan akar karet lainnya yang sehat.

Page 26: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

11

3) Inokulum JAP di sekitar perkebunan terbawa air hujan, alat pertanian,

sepatu boot, atau hewan yang dapat menularkan ke tanaman karet lain.

4) Klon karet yang rentan Dalam JAP.

c. Pengendalian JAP

Pengendalian penyakit JAP saat ini dititikberatkan pada pengendalian

penyakit terpadu sejalan dengan peraturan pemerintah, yaitu dengan

menggunakan beberapa komponen pengendalian seperti kultur teknis,

biologis, dan kimiawi.

1) Secara Kultur Teknis

a) Pengolahan lahan

Pengolahan lahan secara mekanik bertujuan untuk menhilangkan sumber

infeksi, menyingkirkan tunggul dan sisa-sisa akar tanaman sebelumnya yang

dapat menjadi sumber infeksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa akar

karet berdiameter satu cm dengan panjang 4 cm dapat menjadi cadangan

makanan hingga kurang lebih empat bulan ditanah. Lubang penanaman

diberi belerang 100-200 gr/lubang.

b) Seleksi Bibit

Seleksi bibit sebagai bahan tanam merupakan pekerjaan penting yang harus

dilakukan, yang dikombinasikan dengan pemilihan klon karet unggul dan

tahan Dalam penyakit seperti : PB 260, AVROS 2037, dll.

c) Pemeliharaan Tanaman

Jarak tanam diatur tidak terlalu rapat untuk meningkatkan intensitas

penyinaran matahari, yang dapat mengurangi populasi inokulum JAP.

Cabang/ranting yang telah mati dipotong dan dimusnahkan. Pemupukan

berimbang dapat meningkatkan kesehatan tanaman. Pembuatan saluran

drainase yang menghilangkan genangan dipangkal batang tanaman karet,

dapat mengurangi resiko serangan JAP. Di Tanaman belum menghasilkan

ditanami tanaman antagonis antara lain lidah mertua, kunyit, dan lengkuas.

d) Penanaman Tanaman Kacangan Penutup Tanah

Kacangan penutup tanah dapat mengurangi serangan JAP karena

mempercepat pembusukan sisa-sisa akar, dan dapat meningkatkan aktivitas

Page 27: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

12

mikroorganisme tanah yang bersifat antagonis Dalam jamur. Selain itu

dapat mengurangi dampak negatif akibat erosi air hujan.

2) Secara Biologis

Sebelum penanaman, lubang tanam ditaburi campuran biakan jamur

Trichoderma sp. dengan kompos sebanyak 200 gr/lubang tanam. Jika

terdapat tanaman sakit, maka tanaman tersebut dan empat tanaman

disekitarnya ditaburi 200 gr dengan Trichoderma sp+ kompos. Demikian

pula pada tanaman yang sakit harus dibongkar, maka bekas lubang diberi

perlakuan yang sama dengan menaburkan Trichoderma sp.

3) Secara Kimiawi

Pada tanaman yang bergejala ringan, masih dapat diselamatkan dengan cara

membuka perakaran, permukaan akar yang ditumbuhi jamur dikerok dengan

alat yang tidak melukai akar. Bagian yang busuk dipotong dan dibakar.

Bekas kerokan dan potongan diberi ter, kemudian seluruh permukaan akar

dioles dengan fungisida yang direkomendasikan. Setelah mengering, ditutup

kembali dengan tanah. Periksa kembali enam bulan kemudian, jika masih

terdapat jamur maka dikerok dan dioles dengan fungisida. Tanaman yang

terserang berat atau telah tumbang harus dibongkar, bagian pangkal batang

dan akarnya dikubur diluar areal pertanaman, menggunakan wadah agar

tanah tidak tercecer didalam kebun (Firdaus, 2015).

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Dalam pengkajian ini terdapat beberapa hal yang terkait dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan peneliti lainnya. Hasil penelitian terdahulu tertentu

sangat relevan sebagai referensi ataupun pembanding, karena terdapat kesamaan

prinsip, walaupun dalam beberapa hal terdapat perbedaan. Penggunaan hasil-hasil

penelitian sebelumnya dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas

dalam kerangka dan kajian ini.

Nashri (2016), dengan judul “ Sikap petani dalam pengendalian penyakit

busuk buah (Phytophtora palmivora) pada tanaman kakao di Kecamatan Peudada

Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh”. Penyakit tanaman adalah gangguan pada

tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme. Sejalan dengan latar belakang

Page 28: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

13

penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengkaji : (1) Sikap petani dalam

pengendalian penyakit busuk buah pada tanaman kakao. (2) Hubungan antara

faktor internal dan eksternal Dalam sikap petani dalam pengendalian penyakit

busuk buah pada tanaman kakao. Pengkajian ini dilaksanakan di Kecamatan

Peudada Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh pada tanggal 25 April-03 Juni 2016.

Populasi didalam penelitian ini adalah kelompoktani kakao di Kecamatan

Peudada yang berjumlah 207 orang, sampel sebanyak 37 orang, teknik

pengambilan sempel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Metode

analisis yang digunakan adalah metode pemberian skor dan metode analisis

korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukan bahwa sikap petani dalam

pengendalian penyakit busuk buah pada tanaman kakao berada pada kategori

tinggi yaitu sebesar 72,1%. Tidak ada hubungan yang signifikan anatara

pendidikan, umur petani dengan sikap petani dalam pengendalian penyakit busuk

buah pada tanaman kakao tetapi terdapat hubungan yang signifikan antara

kemampuan kinerja petani dan kemampuan kinerja penyuluh dengan sikap petani

dalam pengendalian penyakit busuk buah pada tanaman kakao.

Songko (2018), dengan judul “Sikap petani Dalam bahan tanam kelapa

sawit (Elaeis guineensis Jacq) unggul di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat.

Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat sikap petani Dalam bahan

tanaman kelapa sawit dan mengetahui hubungan yang signifikan antara faktor-

faktor pembentuk sikap dengan sikap petani Dalam bahan tanam kelapa sawit.

Pengkajian ini dengan jumlah sampel empat puluh orang. Pengumpulan data

menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Analisis data

menggunakan skala likert dan pengolahan data menggunakan analisis korelasi

Rank Spearman. Hasil pengkajian ini adalah tingkat sikap dalam pengkajian sikap

petani Dalam bahan tanam kelapa sawit unggul di Kecamatan Binjai Kabupaten

Langkat dalam kategori tinggi yaitu 72% dan terdapat hubungan yang signifikan

antara faktor-faktor pembentuk sikap berupa pengalaman pribadi, media massa,

dan potensi produksi Dalam sikap petani Dalam bahan tanam kelapa sawit

(Elaeis guineensis Jacq) unggul di Kecamatan Binjai Kabuaten Langkat.

Page 29: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

14

C. Kerangka Pikir

Gambar 1. Kerangka pikir sikap petani Dalam pengendalian jamur akar putih

pada tanaman karet.

D. Hipotesis

Keadaan saat ini

1. Tidak diketahui pengetahuan petani

Dalam pengendalian JAP pada

tanaman karet.

2. Produksi rendah.

Keadaan yang diinginkan:

1. Diketahui pengetahuan petani Dalam

pengendalian JAP pada tanaman karet .

2. Produksi meningkat.

Masalah

1. Bagaimana tingkat sikap petani dalam melakukan pengendalian JAP pada tanaman karet di

Desa Naga rejo, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang?

2. Bagaimana tingkat faktor-faktor pembentuk sikap dalam pengendalian JAP pada tanaman

karet di Desa Nagarejo, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang?

3. Bagaimana hubungan antara faktor sikap dengan tingkat sikap petani dalam melakukan

pengendalian JAP pada tanaman karet di Desa Naga rejo, Kecamatan Galang, Kabupaten

Deli Serdang?

Survey Data

Faktor-faktor Independen (X)

Faktor Internal 1. Umur (X1)

2. Pendidikan (X2)

3. Luas lahan (X3)

4. Pengalaman pribadi (X4)

5. Kosmopolitan (X5)

Faktor eksternal

1. Ketersediaan

Saprodi (X6)

2. Penyuluhan (X7)

3. Sumber permodalan (X8)

4. Permodalam

Faktor Dependen (Y)

Sikap Petani

Rumus Tingkat sikap :

Tingkat sikap =

Mengukur faktor-faktor pembentuk

sikap petani .

Rumus :

Mengukur Hubungan antara faktor-faktor sikap

petani dengan tingkat sikap petani,

Rumus Koefisien Korelasi Rank Spearman:

HASIL PENGKAJIAN

Page 30: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

15

1. Diduga tingkat sikap petani dalam pengendalian JAP pada tanaman karet

masih rendah,

2. Diduga ada faktor-faktor pembentuk sikap dalam pengendalian JAP pada

tanaman karet di Desa Nogo Rejo Kecamatan Galang Kabupaten Deli

serdang.

3. Diduga ada hubungan antara faktor pembentuk sikap terhadap tingkat sikap

petani dalam pengendalian JAP pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo

Kecamatan Galang Kabupaten Deli serdang.

Page 31: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

16

III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat

Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan pada tanggal 25 Maret-24 Mei 2019 di

Desa Nogo Rejo Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang. Pemilihan lokasi

pengkajian dilakukan secara purposive yaitu dengan cara sengaja dengan

pertimbangan tertentu. Desa Nogo Rejo merupakan desa yang memiliki potensi

perkebunan karet. Desa Nogo Rejo memiliki empat kelompoktani yang berpotensi

Dalam perkebunan karet yakni kelompoktani Harapan Jaya, Terubus, Srimaju,

dan Maju Bersama.

B. Batasan Operasional

1. Pembatasan masalah

a. Faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap petani Dalam pengendalian

jamur akar putih pada tanaman karet adalah faktor internal dan eksternal.

Faktor internal meliputi: umur, pendidikan, pengalaman usahatani,

kekosmopolitan, dan luas lahan. Faktor eksternal meliputi : Ketersediaan

Saprodi, penyuluhan dan sumber permodalan.

b. Sikap adalah perasaan, pikiran dan kecenderungan seseorang yang kurang

lebih bersifat pemanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam

lingkungannya. Dalam pengkajian ini sikap diukur dari kebiasaan sehari-

hari petani dalam melakukan pengendalian jamur akar putih pada tanaman

karet.

2. Definisi Operasional

Faktor yang diteliti pada pengkajian ini meliputi faktor internal dan

eksternal petani. Faktor internal meliputi : umur, pendidikan, pengalaman

usahatani, luas lahan, dan kosmopolitan.

a. Faktor internal petani adalah faktor-faktor yang berasal dari diri petani yang

mempengaruhi petani Dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman

karet:

Page 32: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

17

1) Umur merupakan usia petani pada saat dilakukan pengkajian.

2) Pendidikan merupakan tingkat pendidikan terakhir yang dicapai petani

dibangku sekolah atau lembaga pendidikan formal.

3) Pengalaman usahatani merupakan lamanya petani melakukan usahatani

budidaya karet.

4) Luas lahan merupakan luas lahan petani yang di usahakan untuk

budidaya karet.

5) Kekosmopolitan merupakan seseorang yang mempunyai wawasan dan

pengetahuan yang luas yang terjadi dari orang-orang atau unsur-unsur

yang berasal dari berbagai bagian dunia dalam membantu petani

melakukan pengendalian.

b. Faktor eksternal petani adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri petani

yang mempengaruhi petani Dalam pengendalian jamur akar putih pada

tanaman karet meliputi : Ketersediaan Saprodi, penyuluhan, dan sumber

permodalan.

1) Ketersediaan Saprodi merupakan kedai yang menjual sarana produksi

pertanian seperti pestisida dan pupuk.

2) Penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta

pelaku usaha dalam mengendalikan penyakit jamur akar putih.

3) Sumber permodalan biaya produksi yang dikeluarkan dalam melakukan

budidaya tanaman karet.

C. Pelaksanaan Pengkajian

1. Prosedur Pelaksanaan

Adapun prosedur pelaksanaan pengkajian ini adalah sebagai berikut :

a. Melakukan identifikasi potensi wilayah untuk memcari permasalahan

yang akan dikaji.

b. Menetapkan judul pengkajian sesuai dengan permasalahan yang ada.

c. Melakukan penyusunan propasal pengkajian dan seminar proposal.

d. Melaksanakan pengkajian dengan kuisioner Dalam sampel yang ditarik

secara acak.

Page 33: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

18

e. Melakukan analisis data hasil pengkajian dengan menggunakan metode

koefisien korelasi Rank Spearman dengan bantuan SPSS.

f. Penyusunan laporan hasil pengkajian yang disertai dengan seminar hasil

pengkajian tersebut.

2. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam pelaksanaan pengkajian ini

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Data yang diperoleh harus

mencapai derajat akurasi yang signifikan, maka validitas dan reliabilitas perlu

diuji terlebih dahulu sebelum disebarkan kepada petani. Pengujian ini hanya

dilakukan kepada responden yang dianggap mewakili seluruh responden yang ada

dengan ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya.

Jenis pengkajian ini adalah deskriptif kuantitatif, dimana deskriptif adalah

menjelaskan secara rinci kejadian yang dilapangan bedasarkan hasil yang

diperoleh dan kuantitatif adalah berupa data yang di peroleh dari haasil

pengkajian.

Data yang diperlukan dalam pengkajian ini dikumpulkan dengan

menggunakan :

a. Observasi, yaitu cara pengumpulan data dengan pengamatan yang sistematis

Dalam hal-hal yang akan diteliti di lapangan, yang meliputi daerah

pengkajian dan pencatatan informasi yang diperoleh dari petugas instansi

yang terkait dan petani responden di daerah pengkajian.

b. Wawancara, yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab

langsung antara peneliti dan petani responden yang disertai dengan pemberian

kuesioner sebagai panduan yang telah disiapkan sebagai alat ukur.

c. Pencatatan, yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan pencatatan

tentang identitas responden, faktor yang mempengaruhi, dan data pendukung

dengan mengutip dan mencatat sumber-sumber informasi baik itu dari petani

responden, pustaka, maupun dari instansi-instansi yang terkait yang ada

hubungannya dengan penelitian.

Page 34: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

19

Sumber Data

Data pendukung yang digunakan dalam kegiatan pengkajian ini antara lain

terdiri dari :

a. Data primer, data yang diperoleh dari responden melalui kuisioner atau juga

data hasil wawancara.

b. Data sekunder, data tertulis yang didapat dari catatan, buku, laporan

pemerintah, dan data-data lain yang dapat mendukung kajian.

Tabel 1. Pengukuran Variabel Tingkat Sikap Petani Dalam Pengendalian Jamur

Akar Putih Pada Tanaman Karet

Variabel Indikator

Kognitif Ungkapan keyakinan atau kepercayaan tentang manfaat

pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet.

Afektif Rasa senang atau tidak senang dengan adanya penyakit

jamur akar putih yang menyerang tanaman karet.

Konatif Kecenderungan bertindak atau kemauan, komitmen dari

responden untuk melakukan pengendalian jamur akar

putih pada tanaman karet.

Tabel 2. Pengukuran Variabel Internal Faktor Pembentuk Sikap Petani Dalam

Pengendalian Jamur Akar Putih Pada Tanaman Karet

No Variabel Indikator Kriteria Skor

1. Umur Usia yang dimiliki oleh

petani responden pada saat

pelaksanaan pengkajian

a. < 30 tahun

b. 31-40 tahun

c. 41-50 tahun

d. 51-60 tahun

e. > 60 tahun

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

5

4

3

2

1

2. Pendidikan Pendidikan tertinggi yang

dicapai petani responden di

bangku sekolah

a. SI

b. Diploma

c. SMA/SMK

d. SMP

e. SD

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

5

4

3

2

1

Page 35: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

20

3. Luas lahan Luas lahan yang dimiliki

petani karet

a. >2,5ha

b. 2 s/d 2,5 ha

c. 1,6 s/d 1,9 ha

d. 1 s/d 1,5 ha

e. < 1 ha

Sangat Luas

Luas

Cukup Luas

Tidak Luas

Sangat Tidak Luas

5

4

3

2

1

Lanjutan tabel 2. Pengukuran Variabel Internal Faktor Pembentuk Sikap Petani

Dalam Pengendalian Jamur Akar Putih Pada Tanaman Karet

No Variabel Indikator Kriteria Skor

4.

Pengalaman Pengalaman dalam

berbudidaya tanaman karet

a. > 20 tahun

b. 16 s/d 20 tahun

c. 11 s/d 15 tahun

d. 6 s/d 10 tahun

e. < 5 tahun

Sangat berpengalaman

Berpengalaman

Cukup berpengalaman

Tidak berpengalaman

Sangat tidak

berpengalaman

5

4

3

2

1

.5. Kekosmopo-

litan

Berapa kali bapak/ibu

mencari informasi diluar

desa dalam 1 bulan

a. 8 kali

b. 6 kali

c. 4 kali

d. 2 kali

e. Tidak pernah

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

5

4

3

2

1

Page 36: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

21

Tabel 3. Pengukuran Variabel Eksternal Faktor Sikap Petani Dalam Pengendalian

Jamur Akar Putih Pada Tanaman Karet Variabel Indikator Kriteria Skor

6.

7.

8.

Ketersediaan

Saprodi

Penyuluhan

Sumber

Permodalan

Seberapa banyak ketersediaan

sarana produksi pertanian

a. 4 unit

b. 3 unit

c. 2 unit

d. 1 unit

e. tidak ada

Frekuensi mengikuti kegiatan

penyuluhan tentang

pengendalian JAP pada

tanaman karet setahun

terakhir.

a. > 4 kali

b. 3 kali

c. 2 kali

d. 1 kali

e. Tidak pernah mengikuti

Seberapa banyak tersedianya

Bank, KUD, dan kredit

usahatani

a. 8 unit

b. 6 unit

c. 4 unit

d. 2 unit

e. 1 unit

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan

diduga Singarimbun dan Effendi (1989) dalam Songko (2018). Petani yang

menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani karet yang ada di

Desa Nogo Rejo Kecamatan Galang Kabupataen Deli Serdang, yang tergabung

dalam empat kelompoktani tanaman perkebunan dengan jumlah 314 orang.

Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan sebagai objek

penelitian, dengan kata lain sampel sebagai wakil dari populasi. Dalam

pengambilan sampel yang perlu diperhatikan adalah bahwa karakteristik yang ada

dalam populasi harus terwakili oleh sampel.

Page 37: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

22

Penarikan sampel dengan menggunakan rumus Taro Yamane dimana jika

populasi melebihi 100 maka presisi yang digunakan adalah sebesar 15%-20%.

Adapun rumus Yamane adalah sebagai berikut :

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi (314 orang)

d = Presisi (15%)

Dengan jumlah petani karet di Desa Nogo Rejo Kecamatan Galang

Kabupaten Deli Serdang sebanyak 314 orang yang menjadi populasi dalam

pengkajian ini, berikut adalah acara perhitungan menentukan sempel bersdasarkan

rumus Yamane dengan tingkat presisi 15 %.

n = 314

314 (0,15)2+1

= 314

314 × 0,0225 +1

= 314

8,065

= 38,9 dibulatkan menjadi 39 orang

Teknik pengambilan sempel dalam pengkajian ini menggunakan teknik

Propotional Random Sampling dengan cara undian pada masing-masing

kelompoktani, dengan rumus sebagai berikut dan perhitungan dilakukan pada

Tabel 4 di bawah ini:

nN

Nn i

i

Dimana :

ni = Jumlah sampel menurut stratum

n = Jumlah sampel seluruhnya

Ni = Jumlah populasi menurut stratum

N = Jumlah populasi seluruhnya

Page 38: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

23

Tabel 4. Perhitungan Jumlah Sampel Setiap Kelompoktani

No Nama

Kelompoktani

Jumlah

Petani

(orang

)

Menghitung Sampel Jumlah Sampel

(orang)

1. Harapan Jaya 72 72/314 × 39 = 8,9 9

2. Terubus 82 82/314 × 39 = 10,1 10

3. Srimaju 68 68/314 × 39 = 8,4 9

4. Maju bersama 92 92/314 × 39 = 11,4 11

Jumlah 314 39 Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2019

3. Analisis Data

a. Instrumen

Arikunto dalam Aditya (2017), instrumen adalah alat penelitian yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah

dan hasilnya lebih baik. Penyusunan instrumen ini berguna untuk menguji teori

dan hipotesis sehingga dapat diuji dengan sebaik-baiknya. Instrumen ini sangat

menentukan hasil penelitian, karena itu peneliti harus mencurahkan cukup banyak

pikiran dan tenaga dalam proses penyusunannya. Instrumen yang digunakan oleh

peneliti sebagai alat pengumpulan data adalah lembaran kuesioner/angket.

Secara umum, kita dapat menguji instrumen yang telah disusun, yaitu

menguji keandalan dan validitas pengukuran. Tentunya dalam penyusunan sebuah

kuesioner harus benar-benar dapat menggambarkan tujuan dari penelitian tersebut.

1) Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur

apa yang ingin diukur. Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala

tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Rumengan,

2015). Salah satu cara untuk mengukurnya dengan menggunakan rumus korelasi

Pearson, yaitu dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total item,

kemudian pengujian signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Menurut Noor, (2011) uji

validitas sebenarnya untuk melihat kelayakan butir-butir pertanyaan dalam

kuesioner tersebut dapat mendefinisikan suatu variabel, jika rtabel < rhitung, maka

butir soal tersebut valid. Alat untuk melakukan uji validitas dilakukan dengan

menggunakan program SPSS 18

Page 39: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

24

Berikut hasil uji validitas kuesioner sikap petani dalam pengendalian

jamur akar putih pada tanaman karet dapat disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Kuisioner

No Pernyataan/

Pertanyaan

Nilai rhitung rtabel

N=20

Sig. Kriteria

1 Umur 0,741** 0,444 0,000 Valid

2 Pendidikan 0,647** 0,444 0,002 Valid

3 Luas lahan 0,801** 0,444 0,000 Valid 4 Pengalaman 0,650** 0,444 0,002 Valid

5 Kosmopolitan 0,734** 0,444 0,000 Valid 6 Ketersediaan

Saprodi 0,688**

0,444 0,001 Valid

7 Penyuluhan 0,878** 0,444 0,000 Valid 8 Sumber

permodalan 0,898**

0,444 0,000 Valid

9 Kognitif 0,898** 0,444 0,000 Valid

10 Afektif 0,688** 0,444 0,001 Valid 11 Konatif 0,878** 0,444 0,000 Valid

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Analisis Data Primer (2019)

Berdasarkan Tabel 5 tersebut di atas dapat dilihat bahwa dari 11

pernyataan/pertanyaan yang telah di uji, semua item pernyataan/pertanyaan

dinyatakan valid, hal ini dapat dilihat dari nilai rhitung > rtabel.

2) Uji Reliabilitas

Apabila nilai rhiting > rtabel maka nilai pengukuran valid apabila nilai hitung >

0,5 cukup valid, sedangkan uji reliabilitas untuk mengukur sejauhmana hasil

pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan Dalam

kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, salama aspek yang

diukur dalam diri memang belum berubah.

Jika nilai Cronbach’s Alpha > rtabel disebut reliabel. Sebaliknya jika nilai Cronbach’s

Alpha < rtabel disebut tidak reliabel (Sugiyono, 2016). Alat untuk melakukan uji

reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 18.

Berikut hasil uji reliabilitas kuesioner sikap petani dalam pengendalian jamur akar

putih pada tanaman karet dapat disajikan pada Tabel 6.

Page 40: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

25

Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner

No Soal Nilai Cronbach’s

Alpha

Nilai rtabel

N=20

Keterangan

1 Umur 0,667 0,444 Reliabel

2 Pendidikan 0,765 0,444 Reliabel

3 Luas lahan 0,642 0,444 Reliabel

4 Pengalaman 0,706 0,444 Reliabel

5 Kosmopolitan 0,690 0,444 Reliabel

6 Ketersediaan Saprodi 0,896 0,444 Reliabel

7 Penyuluhan 0,552 0,444 Reliabel

8 Sumber permodalan 0,510 0,444 Reliabel

9 Kognitif 0,510 0,444 Reliabel

10 Afektif 0,896 0,444 Reliabel

11 Konatif 0,552 0,444 Reliabel

Sumber : Analisis Data Primer (2019)

Berdasarkan data nilai uji reliabilitas kuisioner pada Tabel 6, dapat dilihat

bahwa hasil yang didapatkan mengatakan bahwa semua variabel tersebut dapat

dikatakan reliabel dan dapat teruji kekonsistenannya. Hal ini karena nilai

Cronbach’s Alpha dari keseluruhan item > rtabel.

b. Pengujian Hipotesis I Tingkat Sikap

Untuk mengetahui tingkat sikap petani dalam pengendalian jamur akar

putih di Desa Naga Rejo Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang dikaji

dengan mentabulasikan data yang diperoleh pengumpulan data menggunakan

kuisioner kemudian data digambarkan ke dalam tabel frekuensi untuk

memudahkan pembacaan.

Selanjutnya tingkat pengambilan keputusan dikaji menggunakan skala

likert, yakni sangat tidak setuju, tidak setuju, ragu-ragu, setuju, dan sangat setuju

berdasarkan dari nilai skor pengambilan keputusan dengan rumus sebagai berikut:

Tingkat sikap =

Total nilai yang diperoleh = total nilai hasil dari tabulasi data

Nilai maksimum = skor tertinggi × jumlah responden

Page 41: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

26

Keterangan : Kriteria Interpretasi Skor (Riduwan, 2015)

0 % - 20 % = Sangat Rendah

21 % - 40 % = Rendah

41 % - 60 % = Cukup

61 % - 80 % = Tinggi

81 % - 100 % = Sangat Tinggi

Hasil nilai yang di peroleh jika diplot melalui garis kontinum dapat dilihat

pada gambar dibawah ini

Sangat

Rendah Rendah Cukup Tinggi

Sangat

Tinggi

0 20 40 60 80 100

Gambar 2. Garis kontinum tingkat sikap petani Dalam pengendalian JAP pada

tanaman karet.

c. Pengujian Hipotesis II Tingkat Faktor-faktor dalam Pembentuk Sikap

Analisis data yang digunakan pada kajian tingkat faktor-faktor dalam

pembentuk sikap petani Dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet

adalah analisis proporsi yang dilakukan dengan melakukan observasi dan

wawancara Dalam responden atau petani yang menjadi sampel pada pengkajian

ini melalui metode survei langsung ke lapangan. Selanjutnya hasil data yang

terkumpul dilapangan tersebut di analisis dengan mentabulasikan data yang telah

dikumpulkan, kemudian digambarkan dengan menggunakan tabel frekuensi untuk

memudahkan dalam pembacaan dan telaah data.

Hasil pengumpulan data yang akan di analisis akan menjelaskan bagaimana

tingkat faktor-faktor pembentuk sikap Dalam pengendalian jamur akar putih

dengan kriteria interpretasi skor dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

N=

Keterangan : Kriteria Interpretasi Skor (Riduwan, 2015)

0 % - 20 % = Sangat Rendah

21 % - 40 % = Rendah

41 % - 60 % = Cukup

61 % - 80 % = Tinggi

Page 42: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

27

81 % - 100 % = Sangat Tinggi

Hasil nilai yang di peroleh jika diplot melalui garis kontinum dapat dilihat

pada gambar dibawah ini:

Sangat

Rendah Rendah Cukup Tinggi

Sangat

Tinggi

0 20 40 60 80 100

Gambar 3. Garis kontinum faktor-faktor pembentuk sikap petani Dalam

pengendalian JAP pada tanaman karet.

d. Pengujian Hipotesis III

Untuk mengkaji hubungan antara faktor-faktor pembentuk sikap Dalam

tingkat sikap, menurut Siegel (2011) dapat menggunakan rumus koefisien korelasi

Rank Spearman (rs), yaitu:

Dimana:

= Koefisien korelasi

di = Selisih ranking antar variabel

N = Jumlah Sampel

Untuk menguji tingkat signifikan hubungan digunakan uji t dengan tingkat

kepercayaan 95% dengan rumus (Siegel, 2011).

Kriteria pengujian:

1. Jika t hitung ≥ t tabel (α = 0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara

faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

dengan tingkat sikap petani.

2. Jika t hitung ≤ t tabel (α = 0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan

antara faktor-faktor yang mempengaruhi

sikap dengan tingkat sikap petani.

Page 43: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

28

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

A. Deskripsi Wilayah Pengkajian

1. Letak Geografis

Desa Nogo Rejo adalah salah satu dari 28 desa yang ada di Kecamatan

Galang Kabupaten Deli Serdang diantaranya adalah Bandar Kwala, Baru Titi

Besi, Batu Lokong, Desa Paku, Galang Barat, Jaharun B, Kampung Johor Baru,

Kampung Paku, Kotasan, Kramat Gajah, Nogo Rejo, Paya Itik, Paya Kuda, Paya

Sampir, Petangguhan, Pulau Gambar, Pulau Tagor Batu, Sungai Putih, Tanah

Abang, Tanah Merah, Tanjung Siporkis, Galang Kota, Jaharun A, Kampung

Galang Suka, Kampung Kelapa Satu, Kotangan, Petumbukan, Pisang Pala, Sungai

Karang, Tanjung Gusti, dan Timbang Deli.

Desa Nogo Rejo berada dalam wilayah Kecamatan Galang Kabupaten Deli

Serdang Provinsi Sumatera Utara dengan batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa Tanjung Siporkis

Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Naga Timbul

Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Bandar Dolok

Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Kotasan

Desa Nogo Rejo terdiri dari 7 dusun dengan luas 400 ha. Secara

karakteristik, lahan dan iklim Desa Nogo Rejo ummnya adalah wilayah dengan

keadaan topografi yang merupakan lahan dengan relief datar dan bergelombang

dengan presentase 70% dan 30%, yaitu berada pada ketinggian ± 12 meter diatas

permukaan laut. Kondisi geografis tersebut merupakan faktor pendukung

berkembangnya usaha masyarakat di bidang pertanian, peternakan, perikanan dan

perkebunan rakyat.

Page 44: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

29

2. Keadaan Penduduk

Secara umum keadaan penduduk di Desa Nogo Rejo Kecamatan Galang, sesuai

dengan Data Statistik Kecamatan Galang tahun 2019 dapat disajikan pada Tabel

7.

Tabel.7 Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No

Dusun

Jeni Kelamin

Jumlah Penduduk

Jumlah Rumah

Tangga Laki-laki Perempuan

1 I 406 363 769 185

2 II 307 258 565 154

3 III 465 517 982 245

4 IV 290 246 536 151

5 V 431 352 783 196

6 VI 511 485 996 257

7 VII 582 508 1090 300

Jumlah 2992 2729 5721 1488

Sumber: Kantor Kepala Desa Nogo Rejo

Dari Tabel 7 diatas dapat dijelaskan bahwa keadaan penduduk menurut

jenis kelamin di Desa Nogo Rejo Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

memiliki 1.488 kepala rumah tangga, 2.992 jumlah laki-laki, dan 2.729 jumlah

perempuan dengan total jumlah penduduknya 5.721 jiwa.

Tabel. 8 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No. Dusun Petani Wiraswasta PNS/TNI/

POLRI Buruh Karyawan Jasa

1 I 98 43 3 56 52 4

2 II 64 42 5 39 25 5

3 III 109 63 3 54 45 7

4 IV 57 38 2 35 22 4

5 V 98 72 5 65 30 9

6 VI 97 82 11 67 47 12

7 VII 120 89 8 72 56 15

Jumlah 643 429 37 388 277 56

Sumber: Kantor Kepala Desa Nogo Rejo

Dari Tabel 8 dapat diketahui jumlah kepala keluarga berdasarkan pekerjaan

di Desa Nogo Rejo, Sebanyak 643 orang bekerja sebagai petani, selanjutnya

disusul sebanyak 429 orang bekerja sebagai wiraswasta, sebanyak 388 orang

bekerja sebagai buruh, 277 orang bekerja sebagai karyawan, 56 orang bekerja

sebagai jasa dan 37 orang bekerja sebagai PNS/TNI/POLRI. Data diatas

menunjukan bahwa mayoritas penduduk Desa Nogo Rejo bermata pencarian

sebagai petani. Besarnya jumlah penduduk yang bekerja sebagai petani ini

mengindikasikan bahwa Desa Nogo Rejo ini adalah daerah potensi pertanian dan

perkebunan. Dimana luas areal didesa ini sebagian besar diusahakan untuk

Page 45: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

30

kegiatan-kegiatan pertanian, baik itu perkebunan, pertanian tanaman pangan dan

hortikultura.

Tabel. 9 Keadaan Penduduk Berdasarkan Etnis/Suku

No Dusun Etnis/suku

Melayu Batak Karo Mandailing Simalungun Jawa Jumlah

1 I - 12 8 6 - 743 769

2 II - 2 4 - - 559 565

3 III 4 5 5 6 - 962 982

4 IV - - - 8 - 528 536

5 V 10 56 67 23 21 606 783

6 VI - 78 88 56 46 728 996

7 VII - 53 49 34 22 932 1090

Jumlah 14 206 221 133 89 5058 5721

Sumber: Kantor Kepala Desa Nogo Rejo

Dari Tabel 9 dapat dijelaskan bahwa di Desa Nogo Rejo terdapat beberapa

ragam etnis/suku yang dimiliki penduduk. Macam-macam etnis/sukunya yaitu

melayu, batak, karo, maindailing, simalungun, dan jawa. Suku di Desa Nogo Rejo

berdominan suku jawa dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu 5.058 orang

dengan jumlah seluruh penduduk 5.721 orang.

Tabel. 10 Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama

No Dusun Agama Jumlah

Islam Protestan Katolik Hindu Budha

1 I 759 10 - - - 769

2 II 565 - - - - 565

3 III 982 - - - - 982

4 IV 536 - - - - 536

5 V 629 154 - - - 783

6 VI 860 136 - - - 996

7 VII 1066 24 - - - 1090

Jumlah 5397 324 - - - 5721

Sumber: Kantor Kepala Desa Nogo Rejo

Bedasarkan Tabel 10 diatas dapat dijelaskan bahwa, di Desa Nogo Rejo

penduduknya beragama islam dan kristen protestan. Yang beragama islam

sebanyak 5.397 orang dan yang beragama protestan sebanyak 324 orang dengan

jumlah seluruh penduduk 5.721 orang.

3. Keadaan Pertanian

Sektor pertanian mempunyai peranan pentig dalam perekonomian di Desa

Nogo Rejo Kecamatan Galang. Peran pentig tersebut dalam hal pemenuhan

kebutuhan pangan masyarakat. Berikut adalah luas areal produksi tanaman

perkebuanan yang menjadi mata pencaharian penduduk disajikan pada Tabel 11.

Page 46: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

31

Tabel. 11 Keadaan luas Tanam Komoditi Tanaman Perkebunan (Inventarisasi

Kelompok Tani) Desa Nogo Rejo Kecamatan Galang.

No Komoditas Perkebun Luas (Ha)

1. Kelapa Sawit 176,3

2. Karet 85,7

3. Kakao 7,7

4. Kelapa -

5. Pinang -

Total 269,7 Sumber : Programa Penyuluhan Desa

Berdasarkan Tabel 11 penggunaan lahan untuk kegiatan budidaya tanaman

perkebunan, Luas lahan yang dijadikan untuk budidaya tanaman perkebunan oleh

rakyat mencapai 269,7 Ha dari total lahan yang dimanfaatkan. Untuk luas areal

perkebunan kelapa sawit dengan jumlah 176,3 Ha, perkebunan karet dengan luas

85.7 Ha, dan perkebunan kakao dengan luas 7,70 Ha. Luasnya lahan yang

dipergunakan untuk budidaya tanaman perkebunan tersebut menandakan bahwa

penduduk Desa Nogo Rejo lebih memilih untuk membudidayakan tanaman

perkebunan sebagai mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Page 47: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

32

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan hasil pengkajian adalah cara yang digunakan untuk

menganalisis dan menginterpretasikan data hasil pengkajian kedalam penyajian

yang lebih sederhana sehingga memudahkan orang lain untuk membaca dan

memahaminya. Analisis hasil pengkajian ini juga merupakan penyelesaian dari

hipotesis dalam pengkajian sikap petani Dalam pengendalian jamur akar putih

pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo Kecamatan Galang Kabupaten Deli

Serdang. Analisis hasil pengkajian dapat di jelaskan sebagai berikut :

A. Tingkat Sikap Petani Dalam Pengendalian Jamur Akar Putih

Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk

bertindak sesuai objek. Untuk mengetahui tingkat sikap petani Dalam

pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet diukur dengan skala likert

dengan perhitungan Riduwan (2015). Analisis tingkat sikap petani Dalam

pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Tabulasi Data Tingkat Sikap Petani Dalam Pengendalian Jamur Akar

Putih Pada Tanaman Karet.

No

Nama

Responden

Tingkat Sikap

Total

Presentase

(%)

Kriteria

Kognitif afektif Konatif

1 Ngadi 5 5 5 15 100 ST

2 Tulus 4 5 4 13 86 ST

3 Teguh 5 5 4 14 93 ST

4 Jono 4 5 4 13 86 ST

5 Jaiman 5 5 5 15 100 ST

6 Suwardi 4 4 4 12 80 T

7 Bambang 5 4 5 14 93 ST

8 Sugianto 5 5 5 15 100 ST

9 Poniman 4 5 4 13 86 ST

10 Lukito 5 5 4 14 93 ST

11 Mingun 3 3 3 9 60 S

12 Siman 4 4 4 12 80 T

13 Jio 5 3 5 13 86 ST

14 Jingan 4 3 4 11 73 T

15 Asnan 3 3 3 9 60 S

16 Kardi 3 4 3 10 66 T

17 Sasno 2 4 2 8 53 S

Page 48: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

33

Lanjutan tabel 12. Tabulasi Data Tingkat Sikap Petani Dalam Pengendalian

Jamur Akar Putih Pada Tanaman Karet.

No Nama

Responden

Tingkat Sikap

Total

Presentase

(%)

Kriteria

Kognitif Afektif Konatif

18 Supri 4 5 4 13 86 ST

19 Tumidi 4 5 4 13 86 ST

20 Sarbini 5 4 3 12 80 T

21 Toni 3 5 3 11 73 T

22 Misdi 4 3 5 12 80 T

23 Sangkep 3 4 4 11 73 T

24 Manik 4 3 3 10 66 T

25 Musirah 5 4 4 13 86 ST

26 Subur 5 5 5 15 100 ST

27 Suriadi 5 5 5 15 100 ST

28 Tukino 4 5 2 11 73 T

29 Wagiran 4 2 3 9 60 S

30 Ponirin 4 4 4 12 80 T

31 Saimin

Purba 4 3 4 11 73 T

32 Suyono 3 3 3 9 60 S

33 Lukito 3 4 3 10 66 T

34 Sarnoto 2 4 2 8 53 S

35 Legiman 4 5 4 13 86 ST

36 Sukandi 4 5 4 13 86 ST

37 Boimin 5 4 3 12 80 T

38 Irwanto 3 5 3 11 73 T

39 Suheri 4 5 4 13 86 ST

Total 156 164 147 467 79,5 T Sumber : Analisis Data Primer(2019)

Tabel 13.Tingkat Sikap Petani Dalam Pengendalian Jamur Akar Putih Pada Tanaman

Karet Di Desa Nogo Rejo. No

Sikap

Petani

Kriteria Nilai

Jumlah

(orang) Total skor Persentase (%)

1. Kognitif

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak

setuju

5

4

3

2

1

12

17

8

2

0

60

68

24

4

0

31

43,5

20,5

5

0

2. Afektif

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak

setuju

5

4

3

2

1

18

12

8

1

0

90

48

24

2

0

46

31

20,5

2,5

0

3. Konatif

Sangat setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak

setuju

5

4

3

2

1

8

17

11

3

0

40

68

33

6

0

20,5

43,5

28

8

0

Total 15 39 467 300

Skor Perolehan

Skor Maksimum

467

585

Persentase Tingkat Sikap 79,8%

Sumber : Analisis Data Primer(2019)

Page 49: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

34

Jumlah skor yang diperoleh sebesar 467 dan skor maksimum sebesar 585.

Berdasarkan data yang diperoleh dari 39 responden maka tingkat sikap petani

Dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo

tinggi. Dari jawaban responden dan setelah dilakukan perhitungan persentase

tingkat sikap petani Dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet

sebagai berikut :

Tingkat Sikap = 467 x 100% = 79,82%

585

Dapat diartikan sikap petani Dalam pengendalian jamur akar putih pada

tanaman karet dalam kategori tinggi dan hal ini menunjukan bahwa hipotesis

bahwa sikap petani rendah ditolak. Secara garis kontinum dapat dilihat pada

Gambar 4.

0 20 40 60 79,8 80 100

Sangat

Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat

Tinggi

Gambar 4. Garis Kontinum Persentase Tingkat Sikap

Menurut Wawan dan Dewi (2017), sikap petani terbagi menjadi tiga bagian

yaitu kognitif berupa keyakinan dan kepercayaan, afektif berupa perasaan rasa

senang atau tidak senang, dan konatif berupa komitmen atau kecenderungan

bertindak. Berdasarkan hasil pengkajian dilapangan, sikap petani Dalam

pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo Kecamatan

Galang Kabupaten Deli Serdang dalam kategori tinggi. Maksudnya petani yakin

bahwa dengan mengendalikan penyakit jamur akar putih akan memiliki produksi

yang tinggi dibandingkan dengan pada saat tanaman karet terserang penyakit

jamur akar putih, dan petani mau ketika diajak mengendalikannya. Namun pada

saat ini tidak banyak tanaman karet petani yang terserang untuk setiap satu orang

pemilik lahan, penyakit jamur akar putih akan banyak menyerang tanaman pada

saat musim hujan dan keadaannya menyakatan bahwa hujan jarang terjadi

sehingga tidak terdapat banyak penyakit yang menyerang tanaman petani. Petani

mau melakukan pengendalian apabila sudah banyak terdapat tanaman yang

Page 50: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

35

terserang, jika hanya satu pohon petani hanya menebang dan membakarnya saja.

Untuk itu meskipun sikapnya tinggi tidak serta merta mereka pada saat ini benar-

benar mengendalikan jamur akar putih. Pada pengkajian ini, sikap petani yang

dimaksudkan lebih kepada suatu kecenderungan petani dalam suatu obyek

tertentu. Berdasarkan hasil kuisioner yang telah dilakukan kepada responden

dengan wawancara menunjukkan juga bahwa tidak banyak petani yang memiliki

sikap ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Kondisi ini merupakan suatu

kecenderungan yang baik untuk semakin didorong agar dapat terimplementasikan

di lapangan yaitu melakukan pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet

yang semakin intensif. Keadaan ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Azwar

(2013), bahwa seseorang berperilaku dalam kondisi tertentu dan Dalam stimulus

tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaanya

Dalam stimulus tersebut. Kecenderungan bertindak secara konsisten, selaras

dengan kepercayaan dan perasaan dalam membentuk sikap individu.

B. Faktor-faktor Pembentuk Sikap Petani Karet di Desa Nogo Rejo

Petani bukan saja menunjukkan perbedaan-perbedaan dalam kemampuan

mereka untuk melakukan sesuatu, tetapi keinginan mereka untuk melakukan

seuatu atau sikap. Sikap adalah keadaan dalam diri manusia yang menggerakan

untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu

didalam menanggapi objek situasi atau kondisi dilingkungan sekitarnya.

Indikator yang digunakan dalam mengukur faktor-faktor yang berhubungan

dengan tingkat sikap terdiri dari umur, pendidikan, pengalaman, luas lahan,

kosmopolitan, ketersediaan saprodi, penyuluhan dan sumber permodalan. Masing-

masing indikator diwakili oleh satu pertanyaan, sehingga dari delapan indikator

diperoleh delapan pertanyaan.

Page 51: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

36

1. Faktor Internal

a. Umur

Karakteristik berdasarkan tingkat umur petani yang ada di Desa Nogo Rejo

Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang dapat disajikan pada Tabel 14.

Tabel . 14 Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Umur Kategori

Jawaban

Nila

i

Jumlah

Responden

Total

skor Persentase

< 30 Tahun Sangat Tinggi 5 - - - 31 Tahun-40 Tahun Tinggi 4 2 8 5 41 Tahun-50Tahun Sedang 3 17 51 44 51 Tahun-60 Tahun Rendah 2 14 28 36 >60 Tahun Sangat Rendah 1 6 6 15

Jumlah 39 93 100

Skor yang diperoleh 93

Skor Ideal 195

%Tingkat Umur 47,6%

Sumber : Analisis Data Primer(2019)

Berdasarkan Tabel 14 diatas, tingkat umur responden berkisar <30 tahun

sampai >60 tahun memperoleh persentase tingkat umur sebesar 47,6% dan dapat

diartikan umur responden Dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman

karet dalam kategori sedang didominasi oleh petani yang berumur produktif. Jika

digambarkan kedalam garis kontinum adalah sebagai berikut

0 20 40 47,6 60 80 100

Sangat

Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat

Tinggi

Gambar 5. Garis Kontinum Persentase Tingkat Umur

Berdasarkan Tabel 14 diatas menunjukan bahwa responden didominasi usia

pada kritera 41-50 tahun sebanyak 17 orang. Maka dapat diartikan bahwa pada

umumnya petani yang menjadi responden adalah petani dengan kelompok usia

produktif yang berarti sangat berpeluang dalam upaya peningkatan produktivitas

usaha pertanian karena umur produktif sangat berpengaruh dengan kemampuan

fisik petani untuk bekerja secara optimal. Dengan keadaan responden dalam

pengkajian ini berada pada usia produktif, banyak keuntungan yang akan dicapai

dengan kondisi ini, sebab menurut Mardikanto (2009) petani yang berada pada

Page 52: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

37

kisaran umur 20-50 tahun termasuk kedalam umur yang masih produktif untuk

mengelola usahatani dan dianggap mampu untuk mengadopsi inovasi teknologi

yang terus berkembang dengan pesat.

b. Pendidikan

Karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan formal petani di Desa Nogo

Rejo Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal

Pendidikan Kategori

Jawaban Nilai

Jumlah

Responden

Total

skor Persentase

SI Sangat Tinggi 5 - - -

Diploma Tinggi 4 - - -

SMA/Sederajat Sedang 3 13 39 33,3

SMP/Sederajat Rendah 2 14 28 36

SD/Sederajat Sangat Rendah 1 12 12 30,7 Jumlah 39 79 100

Skor yang diperoleh 79

Skor Ideal 195

%Tingkat pendidikan 40,5%

Sumber : Analisis Data Primer (2019)

Berdasarkan Tabel 15 diatas, tingkat pendidikan responden diperoleh

persentase tingkat pendidikan sebesar 40,5% dan dapat diartikan pendidikan

petani Dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet dalam kategori

sedang didominasi oleh petani yang berpendidikan SMP/Sederajat. Jika

digambarkan kedalam garis kontinum adalah sebagai berikut:

0 20 40 40,5 60 80 100

Sangat

Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat

Tinggi

Gambar 6. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pendidikan

Berdasarkan Tabel 15 diatas menunjukan bahwa sebaran tingkat pendidikan

responden yang berpendidikan terendah yaitu Sekolah Dasar mencapai 12 orang.

Namun demikian, responden dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi pada

Sekolah Menengah Pertama mencapai 14 orang maka secara umum tingkat

pendidikan responden di Desa Nogo Rejo sudah baik. Berdasarkan pendidikan

Page 53: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

38

responden yang rata-ratanya lulusan SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA

(Sekolah Menengah Atas) hal inilah yang membuat tingkat pendidikan formal di

Desa Nogo Rejo berada dalam kategori sedang jika dilihat dari garis kontinum.

Hasbullah (2005) dalam Bahri (2015) mengatakan bahwa, tingkat

pendidikan formal petani sangat berpengaruh Dalam kemampuan dalam merespon

suatu inovasi. Makin tinggi tingkat pendidikan formal pertani, diharapkan

semakin rasional pola fikir dan nalarnya. Tingkat pendidikan, baik formal dan non

formal besar sekali pengaruhnya Dalam penyerapan ide-ide baru, sebab pengaruh

pendidikan Dalam seseorang akan memberikan suatu wawasan yang luas,

sehingga petani tidak mempunyai sifat yang tidak terlalu tradisional. Jadi tingkat

pendidikan masyarakat merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi pola

pikir seseorang dalam menentukan keputusan menerima inovasi baru.

c. Luas lahan

Luas lahan yang dimiliki responden dapat diukur berdasarkan luas lahan

yang dimiliki responden pada usaha taninya,dan diukur dalam luasan hektar.

Distribusi untuk luas lahan responden terdapat pada Tabel 16 sebagai berikut:

Tabel 16. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Luas lahan

Luas Lahan Kategori

Jawaban Nilai

Jumlah

Responden

Total

skor Persentase

>2,5ha Sangat Tinggi 5 - - -

2 s/d 2,5 ha Tinggi 4 - - -

1,6 s/d 1,9 ha Sedang 3 7 21 18

1 s/d 1,5 ha Rendah 2 10 20 25,6

< 1 ha Sangat Rendah 1 22 22 56,4

Jumlah 39 63 100

Skor yang diperoleh 63

Skor Ideal 195

%Tingkat luas lahan 32,3%

Sumber : Analisis Data Primer (2019)

Berdasarkan Tabel 16 diatas, tingkat luas lahan responden diperoleh

persentase tingkat pendidikan sebesar 32,3% dan dapat diartikan luas lahan petani

Dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet dalam kategori rendah

didominasi oleh petani yang memiliki luas <1 ha. Jika digambarkan kedalam garis

kontinum adalah sebagai berikut:

Page 54: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

39

0 20 32,3 40 60 80 100

Sangat

Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat

Tinggi

Gambar 7. Garis Kontinum Persentase Tingkat Luas lahan

Berdasarkan Tabel 16 diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah petani yang

memiliki luas lahan 1,6-1,9 ha sebanyak 7 orang (18%), dan untuk luas lahan 1-

1,5 ha sebanyak 10 orang (25,6%), dan petani yang memiliki luas lahan <1 ha

sebanyak 22 orang atau (56,4%). Maka dapat disimpulkan petani di Desa Nogo

Rejo banyak yang memiliki luas lahan karet antara <1 ha dengan persentase

56,4%. Dengan banyak nya petani yang memiliki luas lahan dibawah 1 ha dapat

membuat petani semakin yakin dalam melakukan pegendalian penyakit jamur

akar putih yang akan menyerang tanaman karetnya, semakin sedikit luas lahan

petani dapat membuat petani lebih intensif dalam melakukan perawatannya dan

memiliki rasa sayang yang tinggi Dalam tanaman yang ditanam. Hal ini dilakukan

agar petani tetap memiliki penghasilan yang besar meskipun luas lahan mereka

tidak luas.

d. Pengalaman Pribadi

Karakteristik petani berdasarkan pengalaman pribadi dalam melakukan

kegiatan usahatani dibidang perkebunan karet di Desa Nogo Rejo Kecamatan

Galang Kabupaten Deli Serdang disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengalaman Pribadi

Pengalaman

pribadi

Kategori

Jawaban Nilai

Jumlah

Responden

Total

skor Persentase

> 20 tahun Sangat Tinggi 5 11 55 28,2

16 s/d 20 tahun Tinggi 4 19 76 48,7

11 s/d 15 tahun Sedang 3 9 27 23

6 s/d 10 tahun Rendah 2 - - -

< 5 tahun Sangat Rendah 1 - - -

Jumlah 39 158 100

Skor yang diperoleh 158

Skor Ideal 195

%Tingkat pengalaman pribadi 81%

Sumber : Analisis Data Primer (2019)

Page 55: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

40

Berdasarkan Tabel 17 diatas, tingkat pengalaman pribadi responden

diperoleh persentase sebesar 81% dan dapat diartikan pengalaman pribadi petani

Dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet dalam kategori sangat

tinggi didominasi oleh petani yang memiliki lama berusahatani 16-20 tahun. Jika

digambarkan kedalam garis kontinum adalah sebagai berikut:

0 20 40 60 80 81 100

Sangat

Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat

Tinggi

Gambar 8. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pengalaman Pribadi

Berdasarkan Tabel 17 diatas dapat disimpulkan bahwa petani yang memiliki

pengalaman paling lama yaitu >20 tahun sebanyak 11 orang (38,2%), pada 15-20

tahun sebanyak 19 orang (48,7%), 11-14 tahun sebanyak 9 orang (23%). Maka

dapat diketahui bahwa petani yang ada di Desa Nogo Rejo banyak petani yang

sudah lama berusahatani karet. Berdasarkan hasil dilapangan sebahagian petani

memiliki pengalaman cukup lama berkisar 16-20 tahun. Menurut Songko (2018),

Pengalaman bertani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi petani

dalam menerima suatu inovasi. Pengalaman berusahatani terjadi karena pengaruh

waktu yang telah dialami oleh para petani, petani yang berpengalaman dalam

menghadapi hambatan-hambatan usahataninya akan tahu cara mengatasinya.

Semakin banyak pengalaman yang diperoleh petani, diharapkan produktivitas

petani akan semakin tinggi, sehingga dalam mengusahakan usahataninya akan

semakin baik. Berdasarkan pengkajian dilapangan petani rata-rata memiliki

pengalaman yang lama berkisar 16-20 tahun dan banyak juga petani yang sudah

lama bekerja sejak kecil ikut bersama kedua orang tua nya yang memiliki lahan

karet sendiri, hal inilah yang membuat tingkat pengalaman pribadi bila dilihat

berdasarkan garis kontinum memiliki nilai yang tinggi.

e. Kosmopolitan

Tingkat kosmopolitan merupakan besar kecilnya intensitas responden dalam

melakukan kontak dengan lingkungan dalam masyarakat sehingga berdampak pada

Page 56: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

41

keterbukaan diri responden dalam menerima sesuatu yang baru dari luar

lingkungannya tersebut. Semakin luas wawasan dan pengalamannya maka

responden akan semakin mudah dalam menentukan sikapnya. Hasil pengumpulan

data, di peroleh tingkat kosmopolitan responden sebagaimana yang ditulis pada

Tabel 18.

Tabel . 18 Distribusi Responden Berdasarkan Kosmopolitan

Kosmopolitan Kategori

Jawaban Nilai

Jumlah

Responden

Total

skor Persentase

8 kali Sangat Tinggi 5 2 10 5

6 kali Tinggi 4 11 44 28

4 kali Sedang 3 7 21 18

2 kali Rendah 2 13 26 34

Tidak pernah Sangat Rendah 1 6 6 15

Jumlah 39 107 100

Skor yang diperoleh 107

Skor Ideal 195

%Tingkat kosmopolitan 54,8%

Sumber : Analisis Data Primer (2019)

Berdasarkan Tabel 18 diatas, tingkat kosmopolitan responden diperoleh

persentase sebesar 54,8% dan dapat diartikan kosmopolitan petani Dalam

pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet dalam kategori sedang

didominasi oleh petani yang banyak melakukan kunjungan sebanyak 2 kali

dengan jumlah responden sebanyak 13 orang. Jika digambarkan kedalam garis

kontinum adalah sebagai berikut:

0 20 40 54,8 60 80 100

Sangat

Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat

Tinggi

Gambar 9. Garis Kontinum Persentase Tingkat Kosmopolitan

. Berdasarkan fakta dilapangan masih rendahnya kesadaran petani dalam

mencari informasi diluar daerah seperti mengikuti pelatihan-pelatihan pertanian

dan mengakses internet, hal inilah yang membuat tingkat kosmopolitan berada

pada kategori sedang jika dilihat berdasarkan garis kontinum. Kosmopolitan

merupakan keterbukaan suatu individu atau kelompok masyarakat yang terjadi

karena adanya pengaruh-pengaruh dari luar kelompok masyarakat tersebut.

Page 57: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

42

Tingkat faktor-faktor internal sikap petani secara keseluruhan disajikan

pada Tabel 19 di bawah ini:

Tabel 19. Tingkat Faktor-Faktor Internal Pembentuk Sikap Petani

No Faktor Internal Skor Diperoleh Skor Maksimum

1. Umur 93 195

2. Pendidikan 79 195 3. Luas Lahan 63 195 4. Pengalaman Pribadi 158 195 5. Kosmopolitan 107 195 Skor tertinggi 975

Skor diperoleh 500

Persentase kategori 51,2%

Sumber : Analisis Data

Berdasarkan Tabel 19 diatas diketahui bahwa tingkat faktor-faktor internal

sikap petani di Desa Nogo Rejo Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

sebesar 51,2%. Hasil tersebut diperoleh dengan mengamulasikan seluruh skor

yang diperoleh dari setiap variabel sehingga diperoleh skor sebesar 500 dan skor

maksimumnya sebesar 975. Dilihat dari tabel diatas bahwa variabel faktor sikap

yang menyumbangkan skor terendah adalah tingkat luas lahan yang hanya

memperoleh sebesar 63.

Untuk secara keseluruhan persentase tingkat faktor-faktor sikap petani

dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo

Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang dapat dikategorikan sedang karena

hanya mencapai persentase sebesar 51,2%. Apabila dimasukkan kedalam garis

kontinum, maka dapat dilihat sebagai berikut :

0 20 40 51,2 60 80 100

Sangat

Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat

Tinggi

Gambar 10. Garis Kontinum Tingkat Faktor Internal

Page 58: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

43

2. Faktor Eksternal

a. Ketersediaan Saprodi

Ketersediaan sarana produksi yang membantu kegiatan usahatani petani di

Desa Nogo Rejo Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang dapat disajikan pada

Tabel 20.

Tabel . 20 Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Saprodi

Ketersediaan

Saprodi

Kategori

Jawaban Nilai

Jumlah

Responden

Total

skor Persentase

4 unit Sangat Tinggi 5 8 40 20

3 unit Tinggi 4 21 84 54

2 unit Sedang 3 5 15 13

1 unit Rendah 2 5 10 13

tidak ada Sangat Rendah 1 - - -

Jumlah 39 149 100

Skor yang diperoleh 149

Skor Ideal 195

%Tingkat Ketersediaan Saprodi 76,4%

Sumber : Analisis Data Primer (2019)

Berdasarkan Tabel 20 diatas, tingkat ketersediaan saprodi responden

diperoleh persentase sebesar 76,4% dan dapat diartikan ketersediaan saprodi

Dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet dalam kategori tinggi.

Jika digambarkan kedalam garis kontinum adalah sebagai berikut:

0 20 40 60 76,4 80 100

Sangat

Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat

Tinggi

Gambar 11. Garis Kontinum Persentase Tingkat Ketersediaan Saprodi

Berdasarkan Tabel 20 diatas, penulis melakukan observasi lapangan untuk

mengetahui jumlah Ketersediaan Saprodi, hasilnya yang didapat yaitu sebanyak 3

unit toko. 2 ketersediaan saprodi bersubsidi dan 1 ketersediaan saprodi non-

subsidi. Dengan adanya beberapa toko saprodi di Desa Nogo Rejo dapat sangat

membantu petani dalam mencari sarana peroduksinya seperti pembelian pupuk,

pestisida dan kebutuhan lainnya. Berdasarkan hasil inilah tingkat ketersediaan

Page 59: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

44

saprodi di Desa Nogo Rejo berada dalam kategori tinggi jika dilihat dari garis

kontinum.

b. Penyuluhan

Tabel . 21 Distribusi Responden Berdasarkan Penyuluhan

Penyuluhan Kategori

Jawaban Nilai

Jumlah

Responden

Total

skor Persentase

> 4 kali Sangat Tinggi 5 8 40 21

3 kali Tinggi 4 11 44 28

2 kali Sedang 3 9 27 23

1 kali Rendah 2 11 22 28

Tidak pernah

mengikuti

Sangat Rendah 1 - - -

Jumlah 39 133 100

Skor yang diperoleh 133

Skor Ideal 195

%Tingkat penyuluhan 68,2%

Sumber : Analisis Data Primer (2019)

Berdasarkan Tabel 21 diatas, tingkat penyuluhan responden diperoleh

persentase sebesar 68,2% dan dapat diartikan penyuluhan Dalam pengendalian

jamur akar putih pada tanaman karet dalam kategori tinggi didominasi oleh petani

yang banyak melakukan kunjungan sebanyak 1 kali. Jika digambarkan kedalam

garis kontinum adalah sebagai berikut:

0 20 40 60 68,2 80 100

Sangat

Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat

Tinggi

Gambar 12. Garis Kontinum Persentase Tingkat Penyuluhan

Berdasarkan Tabel 21, bahwa persentase tingkat penyuluhan Dalam

responden sebanyak 28% dengan jumlah 11 orang yang mengikuti 1 dan 3 kali

penyuluhan dalam setahun. Sebaiknya responden lebih aktif lagi dalam mengikuti

penyuluhan, guna dapat membantu petani dalam menyelesaikan masalah yang

dihadapi dalam melakukan usahataninya. Berdasarkan fakta dilapangan penyuluh

di Desa Nogo Rejo merupakan salah satu penyuluh yang aktif untuk terjun

langsung kelapangan, namun berdasarkan pernyatan beberapa petani yang

menjadi responden pengkaji meskipun penyuluhnya aktif namun tidak pernah

dilakukan penyuluhan khusus untuk pengendalian jamur akar putih ini. Jika ada

Page 60: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

45

pun hanya memberikan materi saja tidak pernah membuat demontrasi cara secara

langsung. Sehingga sampai saat ini petani kurang paham dalam melakukan

pengendalian secara langsung.

Menurut UU No. 16 Tahun 2006, Penyuluhan pertanian, perikanan,

kehutanan yang selanjutnya disebut penyuluhan adalah proses pembelajaran

bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan

mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan

produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta

meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

c. Sumber Permodalan

Tabel . 22 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Permodalan

Sumber

Permodalan

Kategori

Jawaban Nilai

Jumlah

Responden

Total

skor Persentase

8 unit Sangat Tinggi 5 17 85 44

6 unit Tinggi 4 22 88 56

4 unit Sedang 3 - - -

2 unit Rendah 2 - - -

1 unit Sangat Rendah 1 - - -

Jumlah 39 173 100

Skor yang diperoleh 173

Skor Ideal 195

%Tingkat sumber permodalan 88,7%

Sumber : Analisis Data Primer (2019)

Berdasarkan Tabel 22 diatas, tingkat sumber permodalan responden

diperoleh persentase sebesar 88,7% dan dapat diartikan sumber permodalan

Dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet dalam kategori sangat

tinggi. Jika digambarkan kedalam garis kontinum adalah sebagai berikut:

0 20 40 60 80 88,7 100

Sangat

Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat

Tinggi

Gambar 13. Garis Kontinum Persentase Tingkat Sumber Permodalan

Berdasarkan Tabel 22 berikut, masih banyak terdapat sumber permodalan

yang tersedia di kecamatan tersebut, dengan adanya sumber permodalan ini dapat

Page 61: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

46

sangat membantu petani dalam mencari pinjaman modal usahanya. Berdasarkan

observasi langsung dilapangan diketahui sumber permodalan yang ada yaitu

seperti Bank BRI, Bank SUMUT, Bank BNI, Bank Swasta, dan Koperasi.

Dengan banyaknya sumber permodalan yang terdapat di Kecamatan Galang

membuat tingkat sumber permodalan dalam kategori sangat tinggi. Namun

banyak pernyataan petani yang mengatakan bahwa mereka tidak suka meminjam

modal di Bank contohnya, mereka menganggap bunganya besar dan sulit saat

meminjam karena banyak yang harus diurus surat-suratnya.

Dengan demikian untuk tingkat faktor-faktor eksternal pembentuk sikap

petani secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 23 yang telah disajikan sebagai

berikut :

Tabel 23. Tingkat Faktor-Faktor Eksternal Pembentuk Sikap Petani

No Faktor Eksternal Skor Diperoleh Skor Maksimum

1. Ketersediaan Saprodi 149 195

2. Penyuluhan 133 195

3. Sumber Permodalan 173 195

Skor tertinggi 585

Skor diperoleh 455

Persentase kategori 77,7%

Sumber : Analisis Data

Berdasarkan Tabel 23 diatas diketahui bahwa tingkat faktor-faktor eksternal

sikap petani di Desa Nogo Rejo Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

sebesar 77,7%. Hasil tersebut diperoleh dengan mengamulasikan seluruh skor

yang diperoleh dari setiap variabel sehingga diperoleh skor sebesar 455 dan skor

maksimumnya sebesar 585. Dilihat dari tabel diatas bahwa variabel faktor sikap

yang menyumbangkan skor terendah adalah tingkat luas lahan yang hanya

memperoleh sebesar 133.

Untuk secara keseluruhan persentase tingkat faktor-faktor sikap petani

dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo

Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang dapat dikategorikan sedang karena

hanya mencapai persentase sebesar 77,7%. Apabila dimasukkan kedalam garis

kontinum, maka dapat dilihat sebagai berikut :

Page 62: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

47

0 20 40 60 77,7 80 100

Sangat

Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat

Tinggi

Gambar 14. Garis Kontinum Tingkat Faktor Eksternal

C. Hubungan Antara Faktor-Faktor Sikap dengan Tingkat Sikap Petani

Dalam Pengendalian Jamur Akar Putih Pada Tanaman Karet di Desa

Nogo Rejo.

Hubungan antara faktor-faktor sikap dengan tingkat sikap petani Dalam

pengendalian jamur akar putih adalah variabel yang dikaji dalam pengkajian ini

menggunakan uji korelasi Rank Spearman (rs), sedangkan untuk menguji tingkat

signifikansi Dalam nilai yang diperoleh dengan menggunakan besarnya nilai thitung

dan ttabel dengan tingkat kepercayaan 95% (0,05).

Menurut Sarwono (2006), Korelasi Rank Spearman digunakan untuk

mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas

dan variabel tergantung yang berskala ordinal. Korelasi dapat menghasilkan angka

positif dan angka negatif. Jika korelasi menghasilkan angka positif maka kedua

variabel tersebut bersifat searah. Searah mempunyai makna jika variabel bebas

besar maka variabel tergantungnya juga besar. Jika korelasi menghasilkan angka

negatif maka hubungan kedua variabel bersifat tidak searah. Tidak searah

mempunyai makna jika variabel bebas besar maka variabel tergantungnya menjadi

kecil. Angka korelasi berkisar antara 0 s/d 1, dengan ketentuan jika angka

mendekati satu maka hubungan kedua variabel semakin kuat dan jika korelasi

mendekati nol maka hubungan kedua variabel semakin lemah.

Korelasi Rank Spearman menggunakan aplikasi SPSS 18 dengan ketentuan

sebagai berikut :

- Angka korelasi berkisar 0 s/d 1.

- Besar kecilnya angka korelasi menentukan kuat atau lemahnya hubungan

kedua variabel. Patokan angkanya adalah sebagai berikut :

1) 0-0.25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)

2) > 0.25-0.5 : Korelasi cukup

Page 63: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

48

3) > 0.5-0.75 : Korelasi kuat

4) > 0.75-1 : Korelasi sangat kuat

- Korelasi dapat positif dan negatif, Korelasi positif menunjukan arah yang

sama hubungan antar variabel. Artinya, jika variabel 1 besar maka variabel

2 semakin besar pula. Sebaliknya, korelasi negatif menujukan arah

berlawanan. Artinya, jika variabel 1 besar maka variabel 2 menjadi kecil.

- Signifikansi hubungan dua variabel dapat dianalisis dengan ketentuan

sebagai berikut :

1) Jika probabilitas < 0.05, hubungan kedua variabel signifikan

2) Jika probabilitas > 0.05, hubungan kedua variabel tidak signifikan

1. Hubungan Faktor Internal dengan Tingkat Sikap

Hubungan tingkat sikap dengan faktor internal petani Dalam pengendalian

jamur akar putih pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo Kecamatan Galang

Kabupaten Deli Serdang dapat disajikan pada Tabel 24.

Tabel 24. Analisis Hubungan Antara Faktor-Faktor Internal Dengan

Tingkat Sikap Petani Dalam Pengendalian Jamur Akar Putih

Pada Tanaman Karet.

No Variabel

Internal

Tingkat Sikap

Rs (Rank

Spearmen) Sig.(2-tailed) thitung

ttabel

(n-2)

1 Umur -0,348* 0,030 -2,255 2,026

2 Pendidikan 0,384* 0,016 2,526 2,026 3 Luas lahan 0,008 0,963 0,048 2,026 4 Pengalaman

pribadi

0,452** 0,004 3,078 2,715

5 Kosmopolitan -0,260 0,110 -1,635 2,026

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Keterangan :

ttabel (*) = 2,026

ttabel (**) = 2,715

Rs = Rank Spearman

** = Signifikansi pada α = 0,01 (1%)

* = Signifikansi pada α = 0,05 (5%)

Page 64: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

49

a. Hubungan Umur Dengan Tingkat Sikap

Berdasarkan Tabel 24, dapat dilihat bahwa nilai sig 2-tailed atau

probabilitasnya 0,030 artinya kedua variabel terdapat hubungan yang signifikan

antara umur dan tingkat sikap petani Dalam pengendalian jamur akar putih pada

tanaman karet di Desa Nogo Rejo. Nilai correlation coefficient -0,348* yang

artinya hubungan cukup kuat dengan ketentuan >0.25-0.5 : korelasi cukup kuat

dan berhubungan tidak searah jika umur kecil maka sikap petani Dalam

pengendalian jamur akar putih besar atau berbanding terbalik dan nilai thitung

(-2,255) > ttabel (2,026) pada taraf kepercayaan 95% untuk menguji signifikansi

hubungan antara umur dengan tingkat sikap. Hubungan yang signifikan ini terjadi

karena tingkat sikap petani yang ada di Desa Nogo Rejo dalam pengendalian

jamur akar putih pada tanaman karet berhubungan dengan semakin muda atau

rendah umur petani maka tingkat sikap petani dalam mengambil suatu tindakan

berdasarkan yang dilihat juga semakin tinggi. Petani karet berusia 35-50 tahun

atau kategori umur produktif tenaga kerja. Keadaan ini menunjukkan bahwa

sebagian petani karet masih dalam kondisi fisik yang mendukung kegiatan usaha

tani sehingga berpotensi untuk mengelola usahataninya dengan baik karena umur

yang produktif biasanya masih mempunyai semangat yang besar dalam

melakukan kegiatan bidang pertanian dibandingkan dengan usia yang non

produktif. Menurut Yatno dalam Dewandini (2010), ketika seseorang bertambah

dewasa maka tanggung jawab pun bertambah besar. Apalagi ketika seseorang

individu sudah berkeluarga yang mewajibkannya bertanggung jawab penuh atas

semua kebutuhan hidupnya.

b. Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat Sikap

Berdasarkan Tabel 24, dapat dilihat bahwa nilai sig 2-tailed atau

probabilitasnya 0,016 artinya kedua variabel terdapat hubungan yang signifikan

antara pendidikan dan tingkat sikap petani Dalam pengendalian jamur akar putih

pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo. Nilai correlation coefficient 0.384* yang

artinya hubungan cukup kuat dengan ketentuan >0.25-0.5 : korelasi cukup kuat

dan berhubungan searah jika pendidikan besar maka sikap petani Dalam

pengendalian jamur akar putih besar dan nilai thitung (2,526) > ttabel (2,026) pada

Page 65: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

50

taraf kepercayaan 95% untuk menguji signifikansi hubungan antara pendidikan

dengan tingkat sikap.

Adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan tingkat sikap

petani Dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet, karena semakin

tinggi jenjang pendidikan seseorang maka akan mempengaruhi sikapnya dalam

melakukan suatu tindakan yang diinginkannya. Berdasarkan kenyataan dilapangan

petani tanaman karet lulus dalam bangku SMP dan SMA, sehingga pola pikir

petani sudah lebih maju dari pada petani yang lulus dalam jenjang SD dan tidak

sekolah. Tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang akan berpengaruh Dalam

kapasitas kemampuan belajar seseorang, karena ada kegiatan belajar yang

memerlukan tingkat pengetahuan tertentu untuk dapat memahaminya sekaligus

merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi proses mental seseorang

Dalam perubahan sikapnya Mardikanto, 1993 dalam Giawa, (2014).

c. Hubungan Luas Lahan Dengan Tingkat Sikap

Berdasarkan Tabel 24, dapat dilihat bahwa nilai sig 2-tailed atau

probabilitasnya 0,963 artinya kedua variabel tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara luas lahan dan tingkat sikap petani Dalam pengendalian jamur

akar putih pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo. Nilai correlation coefficient

0.008 yang artinya hubungan tidak ada, tetapi berhubungan searah jika luas lahan

besar maka sikap petani Dalam pengendalian jamur akar putih besar dan nilai

thitung (0,048) < ttabel (2,026) pada taraf kepercayaan 95% untuk menguji

signifikansi hubungan antara luas lahan dengan tingkat sikap.

Tidak adanya hubungan yang signifikan antara luas lahan dengan tingkat

sikap petani Dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet.

Berdasarkan fakta dilapangan meskipun luas lahan sedikit atau banyak tidak ada

hubungan nya dengan tingkat sikap yang tinggi, petani akan tetap mau melakukan

pengendalian jamur akar putih yang membuat usaha taninya meningkat. Mubyarto

dalam Arimbawa (2017), menyatakan bahwa lahan adalah salah satu faktor

produksi, tempat dihasilkannya produk pertanian yang memiliki sumbangan yang

cukup besar Dalam usahatani, karena banyak sedikitnya hasil produksi dari

usahatani sangat dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan yang digunakan.

Page 66: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

51

Bedasarkan hasil kuisioner sebagian besar petani memiliki luas lahan 0,5-

0,8 atau < 1 ha, hal ini disebabkan karena harga jual karet yang rendah dan sudah

lama diderita oleh petani. Bahkan beberapa tahun terakhir ini petani karet beralih

komoditas menjadi kelapa sawit sehingga menyebabkan luas lahan karet petani

semakin berkurang. Dengan harga jual yang murah juga tidak membuat petani

untuk menghilangkan rasa ingin taunya dalam melakukan pengendalian jamur

akar putih, berdasarkan pernyataan petani responden sangat setuju dengan

dilakukannya pengendalian jamur akar putih untuk meningkatkan produksinya,

dan petani juga sangat setuju apabila sudah mengetahui bagaimana cara

mengendalikannya ia akan tetap berkomitmen atau cenderung untuk melakukan

pengendalian jamur akar putih yang menyerang pada tanaman karet.

d. Hubungan Pengalaman Pribadi Dengan Tingkat Sikap

Berdasarkan Tabel 24, dapat dilihat bahwa nilai sig 2-tailed atau

probabilitasnya 0,004 artinya kedua variabel terdapat hubungan yang signifikan

antara pengalaman pribadi dan tingkat sikap petani Dalam pengendalian jamur

akar putih pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo. Nilai correlation coefficient

0.452** yang artinya hubungan cukup dengan ketentuan > 0.25 - 0.5 : korelasi

cukup dan berhubungan searah jika pengalaman pribadi besar maka sikap petani

Dalam pengendalian jamur akar putih besar dan nilai thitung (3,078) > ttabel (2,715)

pada taraf kepercayaan 99% untuk menguji signifikansi hubungan antara

pengalaman pribadi dengan tingkat sikap.

Adanya hubungan antara pengalaman pribadi dalam berusaha tani dengan

sikap petani Dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet

dikarenakan dengan memiliki pengalaman dalam budidaya tanaman karet maka

petani akan memiliki keyakinan dan kepercayaan Dalam manfaat dan potensi

produksi dari tanaman karet yang di budidayakan. Berdasarkan pengalaman dalam

berusaha tani petani juga merasa bahwa dengan mengendalikan penyakit jamur

akar putih akan meningkatkan produktifitas dibandingkan dengan tidak

melakukan pengendalian jamur akar putih. Hal ini sejalan dengan Azwar (2013)

mengemukakan bahwa untuk dapat mempunyai tanggapan atau penghayatan,

seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek. Apakah

penghayatan itu akan membentuk sikap positif atau sikap negatif, akan tergantung

Page 67: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

52

pada berbagai faktor lain. Middlebrook dalam Azwar (2013) mengatakan bahwa

tidak adanya pengalaman sama sekali dengan suatu objek, cenderung akan

membentuk sikap negatif Dalam objek tersebut. Selain itu Wawan (2017) juga

mengungkapkan bahwa untuk menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman

pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap lebih mudah

terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam melibatkan faktor

emosional.

e. Hubungan Kosmopolitan Dengan Tingkat Sikap

Berdasarkan Tabel 24, dapat dilihat bahwa nilai sig 2-tailed atau

probabilitasnya 0,110 artinya kedua variabel tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara kosmopolitan dan tingkat sikap petani Dalam pengendalian

jamur akar putih pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo. Nilai correlation

coefficient -0,260 yang artinya hubungan tidak ada dan memiliki berhubungan

tidak searah dimana, jika kosmopolitan besar maka sikap petani Dalam

pengendalian jamur akar putih kecil atau sebaliknya dan nilai thitung (-1,635) < ttabel

(2,026) pada taraf kepercayaan 95% untuk menguji signifikansi hubungan antara

kosmopolitan dengan tingkat sikap.

Wiraatmadja (2013) mengemukakan, melalui sifat kosmopolitan

dimungkinkan terjadinya peningkatan wawasan dan belajar di kalangan petani

atas keberhasilan orang yang berada di luar daerahnya sehingga petani tersebut

dapat terpacu dan tanggap Dalam peluang pasar yang berpotensi dapat

meningkatkan pendapatan dengan cara melihat banyaknya faktor output yang

dihasilkan. Seseorang yang memiliki tingkat kosmopolitan yang tinggi akan

cenderung memiliki pandangan yang luas tentang dunia luar, tentang kelompok

sosial lain, dan mobilitas sosialnya lebih tinggi. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa orang yang memiliki tingkat kosmopolitan tinggi akan lebih

mudah dalam mengadopsi inovasi baru dalam bidang pertanian. Selain itu

merekaakan lebih mudah bergaul dan bertukar pengalaman dengan orang lain dan

mencari informasi tentang usahataninya, sehingga mampu meningkatkan

produktivitas hasil usahataninya.

Dari hasil analisa di lapangan, petani memiliki tingkat kosmopolitan yang

rendah tetapi petani tetap memiliki sikap yang tinggi Dalam pengendalian jamur

Page 68: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

53

akar putih pada tanaman karet. Rata-rata dalam setahun petani hanya melakukan

kekosmopolitannya berupa keluar desa dan mengakses internet hanya sebanyak 1-

6 kali. Petani jarang mengakses internet untuk mengetahui informasi mengenai

pengendalian jamur akar putih. Namun, dengan tingkat kosmopolitan yang tinggi

atau rendah tidak membuat petani untuk tidak ingin melakukan pengendalian

jamur akar putih yang menyerang tanamannya.

2. Hubungan Faktor Eksternal dengan Tingkat Sikap

Hubungan tingkat sikap dengan faktor eksternal petani Dalam pengendalian

jamur akar putih pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo Kecamatan Galang

Kabupaten Deli Serdang dapat disajikan pada Tabel 25.

Tabel 25. Analisis Hubungan Antara Faktor-Faktor Eksternal Dengan

Tingkat Sikap Petani Dalam Pengendalian Jamur Akar Putih

Pada Tanaman Karet.

No Variabel

Eksternal

Tingkat Sikap

Rs (Rank

Spearmen) Sig.(2-tailed) thitung

ttabel

(n-2)

1 Ketersediaan

Saprodi

0,393* 0,013 2,597 2,026

2 Penyuluhan 0,360* 0,025 2,343 2,026 3 Sumber

Permodalan

0,165 0,314 1,016 2,026

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Keterangan :

t tabel (*) = 2,026

Rs = Rank Spearman

** = Signifikansi pada α = 0,01 (1%)

* = Signifikansi pada α = 0,05 (5%)

a. Hubungan Ketersediaan Saprodi Dengan Tingkat Sikap

Berdasarkan Tabel 25, dapat dilihat bahwa nilai sig 2-tailed atau

probabilitasnya 0,013 artinya kedua variabel terdapat hubungan yang signifikan

antara Ketersediaan Saprodi dan tingkat sikap petani Dalam pengendalian jamur

akar putih pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo. Nilai correlation coefficient

0.393* yang artinya hubungan cukup dengan ketentuan > 0.25 - 0.5 : korelasi

cukup dan berhubungan searah jika ketersediaan saprodi besar maka sikap petani

Dalam pengendalian jamur akar putih besar dan nilai thitung (2,597) > ttabel (2,026)

Page 69: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

54

pada taraf kepercayaan 95% untuk menguji signifikansi hubungan antara

ketersediaan saprodi dengan tingkat sikap.

Adanya hubungan yang signifikan antara ketersediaan saprodi dengan sikap

petani Dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet, karena dengan

adanya ketersediaan saprodi di desa dapat membantu petani dalam mencari

pestisida atau keperluan budidaya lainnya. Berdasarkan hasil observasi dilapangan

terdapat 3 unit toko saprodi yang ada di Desa Nogo Rejo yang dapat membantu

petani. Apabila ketersediaan saprodi tidak ada di desa tersebut maka petani akan

sangat kesulitan dalam merawat tanamannya. Petani akan mengambil suatu

tindakan yang berupa sikapnya apabila tanamannya terserang penyakit atau yang

lain yang dapat merugikan produksinya, maka seorang petani akan langsung

mencari ketersediaan saprodi untuk membeli bahan yang dibutuhkan dalam

membasmi atau hanya mencegah. Menurut Kartasapoetra dalam Arwansyah

(2017), sarana produksi yang cukup tersedia dan mudah diperoleh dari tempat

terdekat mendukung kemauan dan kemampuan menggunakan teknologi yang

menguntungkan. Maka, ketersediaan saprodi dengan sikap petani sangatlah

berhubungan dalam pengendalian jamur akar putih.

b. Hubungan Penyuluhan Dengan Tingkat Sikap

Berdasarkan Tabel 25, dapat dilihat bahwa nilai sig 2-tailed atau

probabilitasnya 0,025 artinya kedua variabel terdapat hubungan yang signifikan

antara penyuluhan dan tingkat sikap petani Dalam pengendalian jamur akar putih

pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo. Nilai correlation coefficient 0.360* yang

artinya hubungan cukup dengan ketentuan > 0.25 - 0.5 : korelasi cukup dan

berhubungan searah jika penyuluhan besar maka sikap petani Dalam pengendalian

jamur akar putih besar dan nilai thitung (2,343) > ttabel (2,026) pada taraf

kepercayaan 95% untuk menguji signifikansi hubungan antara penyuluhan dengan

tingkat sikap.

Siregar dan Tri (2010) mengatakan, Kegiatan pertanian saat ini mengarah

kepada pengembangan agribisnis untuk menjalankan agribisnis diperlukan

pembinaan bagi petani yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhannya agar

mereka mampu mengelola usahataninya. Lembaga yang berkompeten

melaksanakan pembinaan adalah lembaga penyuluhan pertanian. Kualitas petani

Page 70: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

55

dalam menjalankan agribisnis sangat tergantung kepada kinerja penyuluh yang

langsung melakukan pembinaan kepada petani di lahan usahataninya.

Maka, adanya hubungan antara faktor penyuluhan dalam berusahatani

dengan tingkat sikap petani dalam melakukan pengendalian jamur akar putih pada

tanaman karet dapat dilihat dari sering dilakukannya penyuluhan oleh penyuluh

yang bertugas maka akan sangat membantu petani dalam memecahkan masalah

yang dihadapinya dalam usahataninya. Penyuluhan dilakukan bertujuan untuk

memberikan informasi sekaligus saran atau pemecahan masalah yang tengah

dihadapi petani.

Berdasarkan analisa dilapangan, petani responden tidak sering bahkan tidak

pernah mengikuti penyuluhan. Sebanyak 22 orang petani mengikuti penyuluhan

sebanyak 1-3 kali dalam setahun. Namun, berdasarkan hasil wawancara dengan

petani, mengapa bapak tidak pernah mngikuti penyuluhan? Petani menjawab

“sebenarnya bukan saya yang tidak mau mengikuti penyuluhan ini, tapi memang

di sini tidak begitu seing dilakukan penyuluhan mengenai ini”. Apabila petani

tidak pernah mengikuti penyuluhan maka petani tidak akan mendapatkan

informasi-informasi terbaru tentang usahatani perkebunannya, dan apabila petani

mendapatkan masalah pasti tidak pernah diselesaikan/dipecahkan. Kebanyakan

petani seperti ini hanya membiarkan tanamannya begitu saja dan menyebabkan

tanaman lain ikut terserang, sehingga produksi petani akan terus turun. Oleh

karena itu, faktor penyuluhan dengan sikap petani sangat berhubungan penting

dalam menjalankan usahataninya.

c. Hubungan Sumber Permodalan Dengan Tingkat Sikap

Berdasarkan Tabel 25, dapat dilihat bahwa nilai sig 2-tailed atau

probabilitasnya 0,314 artinya kedua variabel tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara sumber permodalan dan tingkat sikap petani Dalam

pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo. Nilai

correlation coefficient 0.165 yang artinya hubungan tidak ada, tetapi berhubungan

searah jika sumber permodalan besar maka sikap petani Dalam pengendalian

jamur akar putih besar dan nilai thitung (1,016) < ttabel (2,026) pada taraf

kepercayaan 95% untuk menguji signifikansi hubungan antara sumber

permodalan dengan tingkat sikap.

Page 71: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

56

Adanya hubungan yang tidak signifikansi antara faktor sumber permodalan

dengan tingkat sikap petani Dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman

karet karena, sumber permodalan tidak terlalu mendukung dalam usaha taninya

karena menurut petani apabila ingin meminjam ke suatu BANK sulit harus

mengurus surat-surat. Petani lebih suka meminjam uang kepada saudara ataupun

teman dekatnya. Mulyaqin, dkk (2016) menyatakan Sumber keuangan informal

ini merupakan orang-orang yang memiliki hubungan sebagai saudara, teman,

atau tetangga yang memberikan bantuan modal kepada petani dengan atau tanpa

balas jasa di kemudian hari. Petani banyak mengakses lembaga ini dikarenakan

kedekatan dan tanpa prosedur yang rumit hanya sebatas perjanjian dan

kesepakatan pengembaliaanya. Sehingga adanya sumber permodalan tidak terlalu

berhubungan penting dengan petani.

Page 72: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

57

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang mengkaji tentang sikap petani

dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo

Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tingkat sikap dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet di

Desa Nogo Rejo Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang dalam

kategori tinggi yaitu 79,8%, hal ini menyatakan bahwa hipotesis ditolak.

2. Adapun tingkat faktor internal pembentuk sikap petani dalam pengendalian

jamur akar putih pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo Kecamatan Galang

Kabupaten Deli Serdang termasuk kedalam kategori sedang dengan

presentase sebesar 51,2% dan tingkat faktor eksternal pembentuk sikap

petani dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet di Desa

Nogo Rejo Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang termasuk kedalam

kategori tinggi dengan presentase sebesar 77,7%.

3. Hubungan antara faktor-faktor sikap pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo

Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang :

a. Ada hubungan yang signifikan antara umur, pendidikan, pengalaman

pribadi, ketersediaan saprodi, dan penyuluhan dalam tingkat sikap petani

dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet di Desa Nogo

Rejo Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.

b. Tidak ada hubungan yang signifikan antara luas lahan, kosmopolitan, dan

sumber permodalan dalam tingkat sikap petani dalam pengendalian

jamur akar putih pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo Kecamatan

Galang Kabupaten Deli Serdang.

Page 73: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

58

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat penulis berikan

yaitu :

1. Pengetahuan sikap dan keterampilan petani perlu ditingkatkan melalui

kegiatan penyuluhan/pelatihan mengenai cara pengendalian penyakit jamur

akar putih sehingga bisa meningkatkan produksi lateks yang tinggi ditingkat

petani karet kecil.

2. Instansi terkait turut membantu menyelesaikan masalah penyakit jamur akar

putih pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo melalui kerjasama dengan

instansi terkait lainnya untuk melakukan demontrasi cara kepada

kelompoktani karet, sehingga dapat meningkatkan produksi lateks (lump)

ditingkat petani kecil.

C. Implikasi (Rencana Tindak Lanjut)

Sebagai bentuk rencana tindak lanjut dari hasil pengkajian sikap petani

Dalam pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet di Desa Nogo Rejo

Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang maka disusunlah rencana kegiatan

penyuluhan pertanian sesuai dengan Permentan Nomor 47 Tahun 2016 tentang

Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian.

3. Sasaran

Sasaran kegiatan penyuluhan adalah petani yang ada di Desa Nogo Rejo

ditentukan berdasarkan :

a. Sasaran ditentukan berdasarkan profesi sebagai petani yang memiliki lahan

karet.

b. Sasaran ditentukan berdasarkan tingkat umur produktif yaitu umur 20 - 50

tahun .

c. Sasaran ditentukan berdasarkan tingkat pendidikan SD, SMP dan SMA agar

dapat memahami materi yang disampaikan, keterampilan berkomunikasi

dengan penyuluh.

Page 74: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

59

4. Materi

Materi yang akan disuluhkan kepada petani di Desa Nogo Rejo sesuai

dengan permasalahan yang ada yaitu belum adanya pengendalian jamur akar putih

pada tanaman karet. Dalam menyampaikan penyuluhan agar tidak menyimpang

dari topik yang akan disampaikan maka perlu dibuat lembaran persiapan

menyuluh (LPM). Seiring dengan itu untuk menghindari agar materi yang akan

disampaikan tidak lupa maka perlu juga dibuat sinopsis dari materi yang akan

disampaikan tersebut.

5. Metode

Metode merupakan salah satu cara pendekatan partisipatif yang dilakukan

melalui mekanisme kerja dan disesuaikan dengan kebutuhan serta keadaan

sasaran. Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah ceramah dan diskusi.

6. Media

Media penyuluhan pertanian merupakan sarana alat bantu yang digunakan

untuk menyampaikan materi penyuluhan kepada sasaran. Penggunaan media yang

tepat dalam melakukan penyuluhan akan berpengaruh positif Dalam penerimaan

petani atas materi yang disuluhkan. Adapun media yang dapat digunakan dalam

pelaksanaan penyuluhan ini yaitu media power point.

Page 75: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

60

7. Lembar Persiapan Menyuluh (LPM)

LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM)

Judul Penyuluhan : Pengendalian Penyakit Jamur Akar Putih Pada Tanaman

Karet

Tujuan

Penyuluhan

: Petani dapat mengendalikan penyakit jamur akar putih

pada tanaman karet dari 30% menjadi 60%

Sasaran

Penyuluhan

: Petani Karet di Desa Nogo Rejo Kecamatan Galang

Kabupaten Deli Serdang

Metode : Ceramah, Diskusi dan Demonstrasi Cara

Media : Power point dan folder

Alat dan Bahan : Laptop, infokus, spidol, cangkul, tir, dan pestisida

Waktu : 120 Menit

No Kegiatan Uraian Waktu Ket

1. Pendahuluan - Salam Pembuka/perkenalan

- Penjelasan Tujuan 10 Menit -

2. Isi - - Morfologi Jamur Akar Putih

- - Gejala Penyakit

- - Cara Pengendalian

90 Menit -

3. Pengakhiran - Diskusi

- Penarikan Kesimpulan

- Penutup

20 Menit -

Page 76: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

61

8. Sinopsis

SINOPSIS

Tanaman karet sangat renatan dengan yang namanya serangan penyakit

jamur akar putih atau dalam bahasa latin adalah Rigidoporus lignosus. Penyakit

ini akibat serangan patogen dan di Sumatera Utara dan Aceh tingkat serangannya

Dalam tanaman karet adalah 4-7%. Penyakit JAP menimbulkan kerugian terbesar

dalam budidaya tanaman karet (Hevea brassiliensis) karena kematian tanaman

dan biaya yang cukup tinggi untuk pengendalian penyakit. Kerugian finansial

akibat kematian tanaman adalah sekitar Rp.1,8 triliun (sekitar US$ 200 juta) per

tahun, Situmorang et al., (2007) dalam Fairuzah (2014). Menurut Neliyati,dkk

(2015), Penggunaan bibit unggul yang sehat serta penjagaan kebersihan kebun

dari sisa-sisa tunggul dan akar tanaman lama, pemeliharaan tanaman yang intensif

merupakan cara yang dapat mencegah/preventif ternyadinya serangan JAP.

Namun secara umum kebun-kebun petani di lokasi kurang dilakukan

pemeliharaan seperti tidak atau kurang melakukan pemupukan, tidak

menggunakan tanaman penutup tanah dan masih banyaknya ditemukan sisa-sisa

tunggul dan akar tanaman lama yang dapat menjadi sumber penyebaran JAP.

Morfologi Jamur Rigidoporus lignosus

Jamur Rigidoporus lignosus membentuk tubuh buah berbentuk kipas tebal,

agak berkayu, mempunyai zona-zona pertumbuhan, sering mempunyai struktur

serat yang lendir, mempunyai tepi yang tipis. Warna permukaan tubuh buah dapat

berubah tergantung dari umur dan kandungan airnya. Pada permukaan tubuh buah

benang-benang jamur berwarna kuning jingga, tebalnya 2,8-4,5 mm, mempunyai

banyak sekat (septum) yang tebal. Pada waktu masih muda berwarna jingga jernih

sampai merah kecokelatan dengan zona gelap yang agak menonjol. Permukaan

bawah berwarna jingga, tepihnya berwarna kuning jernih atau putih kekuningan.

Jika menjadi tua, tubuh buah menjadi kering.

Fase pertumbuhan jamur akar putih adalah :

Berdasarkan pada tingkat perkembangannya, serangan JAP di kebun dapat

dikelompokkan ke dalam empat fase:

Rizomorf atau miselium melekat pada permukaan leher akar,

Page 77: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

62

Infeksi JAP telah menimbulkan kerusakan pada jaringan kulit,

Infeksi JAP telah menimbulkan kerusakan pada jaringan kayu,

Infeksi JAP telah mematikan tanaman.

Gejala Serangan

1. Serangan jamur menyebabkan akar menjadi busuk dan apabila perakaran

dibuka maka pada permukaan akar terdapat semacam benang-benang

berwarna putih kekuningan dan pipih menyerupai akar rambut yang

menempel kuat dan sulit dilepas.

2. Gejala serangan yang tampak adalah daun-daun yang semula tampak hijau

segar berubah menjadi berwarna hijau gelap kusam, layu akhirnya kering

dan gugur kemudian diikuti kematian tanaman.

3. Gejala lanjut akar membusuk, lunak dan berwarna coklat.

Pengendalian jamur akar putih

Cara pencegahan JAP :

1. Menanam tanaman penutup tanah jenis kacang-kancangan, minimal satu

tahun lebih awal dari penanaman karet.

2. Sebelum penanaman, lubang tanam ditaburi biakan jamur Trichoderma

harzianum yang dicampur dengan kompos sebanyak 200 gr/lubang tanam

(1kg) Trichoderma Harzianum dicampur dengan 50 kg kompos/pupuk

kandang).

3. Lubang penanaman diberi belerang100-200 gram per lobang.

4. Disekitar tanaman muda yang berumur kurang dari 2 tahun ditanami

tanaman antagonis antara lain Lidah mertua, Kunyit dan Lengkuas.

Pengendalian pada areal yang sudah terserang JAP:

1. Pada serangan ringan masih dapat diselamatkan dengan cara membuka

perakaran, dengan membuat lubang tanam 30 cm disekitar leher akar

dengan kedalaman sesuai serangan jamur.

2. Permukaan akar yang ditumbuhi jamur dikerok dengan alat yang tidak

melukai akar. Bagian akar yang busuk dipotong dan dibakar. Bekas kerokan

Page 78: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

63

dan potongan diberi ter dan Izal kemudian seluruh permukaan akar dioles

dengan fungisida yang direkomendasikan.

3. Setelah luka mengering, seluruh perakaran ditutup kembali dengan tanah.

4. Empat tanaman di sekitar tanaman yang sakit ditaburi dengan Trichoderma

Harzianum dan pupuk.

5. Tanaman yang telah diobati diperiksa kembali 6 bulan setelah pengolesan

dengan membuka perakaran, apabila masih terdapat benang jamur maka

dikerok dan dioles dengan fungisida kembali.

6. Pengolesan dan penyiraman akar dengan fungsida dilakukan setiap 6 bulan

sampai tanaman sehat.

7. Tanaman yang terserang berat atau telah mati/tumbang harus segera

dibongkar, bagian pangkal batang dan akarnya dikubur diluar areal

pertanaman, menggunakan wadah agar tanah yang terikut tidak tercecer di

dalam kebun.

8. Bekas lubang dan 4 tanaman di sekitarnya ditaburi 200 gram campuran

Trichoderma sp. dengan pupuk kandang 200 gr per lubang atau tanaman.

Dengan cara ini petani karet akan mendapatkan hasil yang di inginkan, yaitu

petani memiliki kebun karet yang bebas dari penyakit jamur akar putih . Beberapa

cara pengendalian telah dilakukan, salah satu cara pengendalian yang relatif

murah dan mudah serta aman Dalam lingkungan adalah tanaman antagonis seperti

lidah mertua, lengkuas dan kunyit.

Demikian hasil materi yang saya buat, semoga dapat dilaksanakan pada

Bapak/Ibu sekalian.

Nogo Rejo, Juli 2019

Disusun Oleh

Windri Safitri

Nirm. 01.4.3.15.0374

Page 79: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

64

9. Tabel 26. Matriks Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian

MATRIKS RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN

DESA NOGO REJO KECAMATAN GALANG KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2019

No Keadaan Tujuan Masalah

Sasaran Kegiatan Penyuluhan

Pelaku Utama Pelaku

Usaha Petugas

Materi Metode Vol Lokasi Waktu Sumber

Biaya

Penanggung

Jawab Pelaksana

Ket. W.t T.t P.d L P L P

1 Petani yang

telah mengendalikan

penyakit jamur

akar putih pada tanaman karet

sesuai anjuran

sebesar 30%

Petani dapat

mengendalikan penyakit jamur

akar putih pada

tanaman karet sesuai anjuran

dari 30%

menjadi 60%

Petani belum

mengendalikan penyakit jamur

akar putih pada

tanaman karet sesuai dengan

anjuran sebesar

70%

- - √ - - - -

Pengendalian

Penyakit Jamur Akar

Putih Pada

Tanaman Karet

Ceramah, Diskusi

dan

Demcar

1

Desa

Nogo Rejo

Agustus

2019 Swadaya

Kepala

BPP

PPL -

Page 80: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

65

DAFTAR PUSTAKA

Aditya. D, 2017. Respon Petani Dalam Budidaya Bawang Merah di Kabupaten

Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. Karya Tulis Ilmiah Penugasan Akhir.

STPP Medan.

Arimbawa, P.T. dan Widanta, A.A Bagus Putu. 2017. Pengaruh Luas Lahan,

Teknologi dan Pelatihan Dalam Pendapatan Petani dengan Produktivitas

sebagai Variabel Intervening di Kecamatan Mengwi. E-Jurnal Fakualtas

Ekonomi dan Bisis Universitas Udayana.

Arwansyah. 2017. Motivasi Petani dalam Penerapan Pemupukan Tanaman Kopi

(coffea Sp) di Kecamatan Blankejeren Kabupaten Gayo Lues. Karya Ilmiah

Penugasan Akhir (KIPA). Medan.

Azwar, 2013. Defenisi Sikap Sebagai Pola Perilaku. Pustaka Pelajar: Jakarta.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, 2017. Luas Tanam Karet. Akses 21

Februari 2019: Medan

Bahri, S. 2015. Karya Ilmiah Penugasan Akhir: Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Tingkat Adopsi Pengendalian Hama Ulat Api Pada

Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guinnensis Jacq) Di Kecamatan Tanjung

Tiram. STPP Medan. Medan.

Balai Punyuluhan Pertanian, 2019. Data kelompoktani. Akses 21 Februari 2019:

Jaharun

Daulay. P. M, 2013. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Edisi II. Pustaka

Pelajar: Yogyakarta.

Dewandini. S, K, R. 2010. Motivasi Petani Dalam Budidayatanaman Mendong Di

Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. UNS-F Pertanian Jur. Penyuluhan

dan Komunikasi Pertanian: Surakarta.

Fairuzah. Z, Cici Indriani Dalimunthe, Karyudi, Soleh Suryaman Dan Wiwik E.

Widhayati. 2014. Keefektifan Beberapa Fungi Antagonis (Trichoderma sp.)

Dalam Biofungisida Endohevea Dalam Penyakit Jamur Akar Putih

(Rigidoporus microporus) di lapangan. Jurnal Penelitian Karet, 32 (2) : 122

– 128. Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet Sungei Putih,

Galang, Sumatera Utara.

Giawa.S, 2014. Kemampuan Petani Dalam Menyusun Rencana Defenitif

Kelompok (RDK) Dan Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Di

Kecamatan Hilimegai Kabupaten Nias Selatan. Karya Tulis Ilmiah

Penugasan Akhir. STPP Medan.

Page 81: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

66

Firdaus, 2015. Jamur Akar Putih Dan Pengendaliannya Pada Tanaman Karet.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan: Jambi.

Hutabarat.L.G, 2016. Pengaruh Karakteristik Penyuluh Dalam Kinerja Penyuluh

Pertanian Di Kabupaten Labuhan Batu Utara Provinsi Sumatera Utara.

Karya Tulis Ilmiah Penugasan Akhir. STPP Medan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008. Defenisi Kosmopolitan. Akses 21 Februari

2019. Dari https://kbbi.web.id/kosmopolitan: Medan

Kuswanto. R, 2014. Sikap Petani Dalam Penggunaan Bibit Unggul Kelapa Sawit

di Kecamatan Stabat. Karya Tulis Ilmiah Penugasan Akhir. STPP Medan.

Latif. M.R, Daisy S.M Engka, dan Jacline I. Sumual, 2018. Pengaruh Persepsi

Tentang Modal Usaha, Lokasi, Dan Jenis Dagangan Dalam Kesejahteraan

Pedagang Di Jalan Roda (Jarod) Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi.

Universitas Samratulangi, Manado 95115, Indonesia. Volume 18 No. 05.

Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Universitas Sebelas Maret

Press. Surakarta.

Nashri. M, 2016. Sikap Petani dalam Pengendalian Penyakit Busuk Buah

(Phytophthora palmivora). Karya Tulis Ilmiah Penugasan Akhir. STPP

Medan.

Neliyati, Gusniwati, Lizawati dan Elis Kartika, 2015. IbM KELOMPOK TANI

KARET Penerapan Teknologi Pengendalian Terpadu Penyakit Jamur Akar

Putih Pada Tanaman Karet Di Desa Giriwinangun Kecamatan Rimbo Ilir,

Kabupaten Tebo. Jurnal Pengabdian pada Mayarakat. Staf Pengajar Fakultas

Pertanian Universitas Jambi. Vol 30.

Mulyaqin. T, Yati Astuti, dan Dewi Haryani. 2016. Faktor Yang Mempengaruhi

Petani Padi Dalam Pemanfaatan Sumber Permodalan: Studi Kasus Di

Kabupaten Serang Provinsi Banten. Peneliti, Balai Pengkajian Tekonologi

Pertanian: Banten

Noor. J, 2011. Metodologi Penelitian. Kencana Prenada Media Group: Jakarta.

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor:

47/Permentan/Sm.010/9/2016. Pedoman Penyusunan Programa

Penyuluhan Pertania:. Jakarta

Programa Desa, 2019. Data Kependudukan dan Keadaan Wilayah: Galang, Deli

Serdang, Indonesia.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2015. Budidaya Karet: Bogor,

Jawa Barat, Indonesia 16111.

Page 82: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

67

Riduwan, 2015. Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial,

Ekonomi Komunikasi, dan Bisnis. Alfabeta. Bandung.

Rodiyah. DNS, 2017 Strategi kelompok petani karet dalam menghadapi

fluktuasi harga karet. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta

Rumengan, J. 2015. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Perdana Publishing.

Medan

Sarwono. J. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Menggunakan SPSS. Andi:

Jakarta.

Siegel, S. 2011. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. PT Gramedia .

Jakarta.

Siregar A.M, dan Tri Ratna Saridewi, 2010. Hubungan Antara Motivasi Dan

Budaya Kerja Dengan Kinerja Penyuluh Pertanian Di Kabupaten Subang,

Provinsi Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 5 No. 1. Dosen

Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor.

Songko. N, 2018. Sikap Petani Dalam Bahan Tanam Kelapa Sawit (Elaeis

guinensis jacq) Unggul Bersertifikat di Kecamatan Binjai Kabupaten

Langkat. Karya Tulis Ilmiah Penugasan Akhir. STPP Medan.

Sugiyono, 2016. Metodologi Penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D.CV

Alfabeta: Bandung.

Undang-undang Dasar Republik Indonesia No.16 Tahun 2006. Sistem Penyuluhan

Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan: Jakarta.

Wawan. A dan Dewi M, 2017. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan

Perilaku Manusia. Nuha Medika: Yogyakarta.

Yasatulo. D, 2015. Sikap Petani Dalam Pengendalian Hama Penggerek Buah

Kakao di Kecamatan Lahusa Kabupaten Nias Selatan. Karya Tulis Ilmiah

Penugasan Akhir. STPP Medan.

Page 83: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

68

Lampiran 1. Kuesioner Pengkajian

Kepada :

Yth.Bapak/Ibu/Sdr/i.….…………………….

Di -

Tempat

Dengan hormat,

Dalam rangka kegiatan penulisan Tugas Akhir di Politeknik Pembangunan

Pertanian (POLBANGTAN) Medan, sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Serjana Terapan Pertanian (S.Tr.Pt) di POLBANGTAN Medan,

bapak/Ibu/Sdr/i diharapkan untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan.

Angket ini bukan merupakan tes psikologi, maka dari itu bapak/Ibu/Sdr/i jangan

takut atau ragu dalam memberikan jawaban yang sesuia dengan kondisi yang

bapak/Ibu/Sdr/i rasakan saat ini.

Setiap jawaban yang bapak/Ibu/Sdr/i berikan merupakan bantuan yang

tiada ternilai harganya bagi penulis, atas kesediaan nya saya ucapakan terima

kasih.

Nogo Rejo, Juli 2019

Hormat saya

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN

Jl. Binjai KM. 10 TP. 18 Medan 20002

Page 84: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

69

Lanjutan Lampiran1. Kuesioner Pengkajian

KUESIONER PENELITIAN TUGAS AKHIR

Desa : Nogo Rejo

Kecamatan : Galang

Kabupaten : Deli Serdang

Tahun : 2019

A. Petunjuk Pengisian Kuesioner Penelitian Tugas Akhir

1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk

menjawab seluruh pertanyaan/pernyataan yang ada.

2. Berilah tanda (x) pada jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr/i anggap sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya.

B. Karakteristik Responden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

3. Umur :

4. Pendidikan :

5. Luas lahan :

6. Lama berusahatani :

7. Alamat :

8. Kelompoktani :

9. Nama Gapoktan :

Page 85: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

70

Lanjutan Lampiran1. Kuesioner Petani

A. Pertanyaan mengukur faktor-faktor sikap

1. Seberapa sering bapak/ibu dalam mencari informasi mengenai pengendalian

jamur akar putih diluar desa (dalam setahun)...........................................?

a. 8 kali

b. 6 kali

c. 4 kali

d. 2 kali

e. Tidak pernah

2. Berapa banyak toko saprodi yang ada di desa................................................?

a. 4 unit

b. 3 unit

c. 2 unit

d. 1 unit

e. tidak ada

3. Seberapa sering bapak/ibu mengikuti kegiatan penyuluhan tentang

pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet dalam setahun

terakhir............................................................................................................?

a. > 4 kali

b. 3 kali

c. 2 kali

d. 1 kali

e. Tidak pernah mengikuti

4. Berapa banyak sumber permodalan ( Bank, KUD, Kredit usahatani, dan

Tengkulak) di Kecamatan Galang..................................................................?

a. 8 unit

b. 6 unit

c. 4 unit

d. 2 unit

e. tidak ada

Page 86: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

71

B. Pernyataan untuk mengukur tingkat sikap

1. Dengan mengendalikan jamur akar putih saya yakin akan memiliki produksi

yang tinggi.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

2. Saya tidak senang bila ada tanaman karet saya terserang jamur akar putih.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

3. Saya berkomitmen untuk tetap mengendalikan jamur akar putih yang

menyerang pada tanaman karet.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

Page 87: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

72

Lampiran 2. Rekapitulasi Kuisioner Untuk Uji Validitas

No Umur Pendidikan Luas

lahan Pengalaman

Kosmopolitan Katersediaan

Saprodi Penyuluhan

Sumber

permodalan

Sikap

Kognitif Afektif Konatif

1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 7 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 8 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 9 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4

10 4 3 5 5 5 5 4 5 5 5 4 11 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 12 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 13 5 5 5 5 5 3 5 5 5 3 5 14 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 15 5 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 16 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 17 5 5 5 4 2 4 2 2 2 4 2 18 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 19 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 20 3 5 5 4 5 4 3 5 5 4 3

Page 88: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

73

Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

R tabel N (20) = 0,444

Faktor Internal

Correlations

x1 x2 x3 x4 x5 total

x1 Pearson Correlation 1 ,386 ,699** ,391 ,273 ,741

**

Sig. (2-tailed) ,093 ,001 ,088 ,244 ,000

N 20 20 20 20 20 20

x2 Pearson Correlation ,386 1 ,476* ,067 ,215 ,647

**

Sig. (2-tailed) ,093 ,034 ,778 ,363 ,002

N 20 20 20 20 20 20

x3 Pearson Correlation ,699** ,476

* 1 ,305 ,462

* ,801

**

Sig. (2-tailed) ,001 ,034 ,192 ,040 ,000

N 20 20 20 20 20 20

x4 Pearson Correlation ,391 ,067 ,305 1 ,650** ,650

**

Sig. (2-tailed) ,088 ,778 ,192 ,002 ,002

N 20 20 20 20 20 20

x5 Pearson Correlation ,273 ,215 ,462* ,650

** 1 ,734

**

Sig. (2-tailed) ,244 ,363 ,040 ,002 ,000

N 20 20 20 20 20 20

Total Pearson Correlation ,741** ,647

** ,801

** ,650

** ,734

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,000 ,002 ,000

N 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 20 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Page 89: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

74

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,739 5

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

x1 17,10 4,937 ,579 ,667

x2 17,15 4,871 ,361 ,765

x3 16,90 5,042 ,694 ,642

x4 17,05 5,418 ,472 ,706

x5 17,20 4,589 ,517 ,690

Faktor Eksternal

Correlations

x6 x7 x8 total

x6 Pearson Correlation 1 ,342 ,383 ,688**

Sig. (2-tailed) ,140 ,096 ,001

N 20 20 20 20

x7 Pearson Correlation ,342 1 ,812** ,878

**

Sig. (2-tailed) ,140 ,000 ,000

N 20 20 20 20

x8 Pearson Correlation ,383 ,812** 1 ,898

**

Sig. (2-tailed) ,096 ,000 ,000

N 20 20 20 20

total Pearson Correlation ,688** ,878

** ,898

** 1

Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000

N 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 90: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

75

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 20 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,763 3

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

x6 8,1000 2,621 ,381 ,896

x7 8,4500 1,945 ,706 ,552

x8 8,2500 1,776 ,733 ,510

Correlations

y1 y2 y3 total

y1 Pearson Correlation 1 ,383 ,812** ,898

**

Sig. (2-tailed) ,096 ,000 ,000

N 20 20 20 20

y2 Pearson Correlation ,383 1 ,342 ,688**

Sig. (2-tailed) ,096 ,140 ,001

N 20 20 20 20

y3 Pearson Correlation ,812** ,342 1 ,878

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,140 ,000

N 20 20 20 20

total Pearson Correlation ,898** ,688

** ,878

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000

N 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 91: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

76

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 20 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,763 3

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

y1 8,2500 1,776 ,733 ,510

y2 8,1000 2,621 ,381 ,896

y3 8,4500 1,945 ,706 ,552

Page 92: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

77

Lampiran 4. Hasil Rekapitulasi Kuisioner Petani

No

Nama

Responden

Faktor internal

Faktor eksternal

Tingkat Sikap

Umur Pendidikan Luas

lahan Pengalaman Kosmopolitan

Toko

Saprodi Penyuluhan

Sumber

permodalan kognitif afektif konatif Total

1 Ngadi 2 3 1 5 2 4 3 5 5 5 5 15

2 Tulus 2 3 3 4 2 4 3 5 4 5 4 13

3 Teguh 1 3 2 5 1 4 3 5 5 5 4 14

4 Jono 1 2 2 4 3 5 5 5 4 5 4 13

5 Jaiman 2 3 1 5 2 4 4 4 5 5 5 15

6 Suwardi 2 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 12

7 Bambang 3 2 1 4 1 4 4 4 5 4 5 14

8 Sugianto 3 3 1 4 1 4 4 4 5 5 5 15

9 Poniman 2 2 1 5 1 3 3 5 4 5 4 13

10 Lukito 2 3 3 4 2 4 2 4 5 5 4 14

11 Mingun 3 2 1 3 1 3 3 5 3 3 3 9

12 Siman 3 2 1 3 3 4 4 4 4 4 4 12

13 Jio 2 2 3 4 4 4 4 4 5 3 5 13

14 Jingan 2 2 2 5 4 4 4 4 4 3 4 11

15 Asnan 3 1 2 4 2 2 2 4 3 3 3 9

16 Kardi 3 2 1 4 2 4 2 4 3 4 3 10

17 Sasno 3 1 1 5 3 3 3 5 2 4 2 8

18 Supri 3 1 1 4 1 4 2 4 4 5 4 13

19 Tumidi 2 3 2 5 2 2 2 4 4 5 4 13

Page 93: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

78

20 Sarbini 2 1 3 3 4 5 5 5 5 4 3 12

21 Toni 4 2 3 3 4 5 5 5 3 5 3 11

22 Misdi 4 2 1 3 4 3 3 5 4 3 5 12

Page 94: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

79

Lanjutan Lampiran 4. Hasil Rekapitulasi Kuisioner Petani

Lampiran 5. Hasil Korelasi Rank Spearman

No

Nama

Responden

Faktor internal

Faktor eksternal

Tingkat Sikap

Umur Pendidikan Luas

lahan Pengalaman Kosmopolitan

Toko

Saprodi Penyuluhan

Sumber

permodalan kognitif afektif konatif Total

23 Sangkep 3 2 1 4 5 4 4 4 3 4 4 11

24 Manik 3 1 1 3 3 2 2 4 4 3 3 10

25 Musirah 1 3 1 5 2 5 5 5 5 4 4 13

26 Subur 1 2 1 4 2 5 5 5 5 5 5 15

27 Suriadi 2 2 2 5 4 5 5 5 5 5 5 15

28 Tukino 2 1 2 4 3 2 2 4 4 5 2 11

29 Wagiran 3 1 1 3 4 4 4 4 4 2 3 9

30 Ponirin 3 1 1 5 3 5 5 5 4 4 4 12

31 Saimin

Purba 3

2 3 4 4 2 3 5 4 3 4 11

32 Suyono 1 1 1 3 4 4 2 4 3 3 3 9

33 Asiyar 1 3 1 4 2 4 2 4 3 4 3 10

34 Sarnoto 3 3 2 4 2 4 2 4 2 4 2 8

35 Legiman 3 3 2 4 4 4 2 4 4 5 4 13

36 Sukandi 3 1 1 5 3 5 5 5 4 5 4 13

37 Boimin 3 1 1 4 4 4 4 4 5 4 3 12

38 Irwanto 2 3 3 3 2 3 3 5 3 5 3 11

39 Suheri 2 1 1 4 5 4 4 4 4 5 4 13

Total 93 79 63 158 107 149 133 173 156 164 147 467

Page 95: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

80

Lampiran 5. Hasil Korelasi Rank Spearman

Correlations

Umur Pendidikan Luaslahan Pengalaman Kosmopolitan T.Saprodi Penyuluhan S.Permodalan TingkatSikap

Spearman's rho Umur Correlation Coefficient 1,000 -,320* -,180 -,303 ,167 -,223 -,069 -,113 -,348

*

Sig. (2-tailed) . ,047 ,274 ,061 ,311 ,173 ,676 ,492 ,030

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39

Pendidikan Correlation Coefficient -,320* 1,000 ,282 ,221 -,441

** ,024 -,130 ,034 ,384

*

Sig. (2-tailed) ,047 . ,082 ,177 ,005 ,884 ,430 ,837 ,016

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39

Luaslahan Correlation Coefficient -,180 ,282 1,000 -,098 ,146 -,029 -,053 ,134 ,008

Sig. (2-tailed) ,274 ,082 . ,551 ,376 ,860 ,748 ,417 ,963

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39

Pengalaman Correlation Coefficient -,303 ,221 -,098 1,000 -,231 ,154 ,140 ,164 ,452**

Sig. (2-tailed) ,061 ,177 ,551 . ,157 ,348 ,394 ,317 ,004

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39

Kosmopolitan Correlation Coefficient ,167 -,441** ,146 -,231 1,000 ,162 ,282 -,060 -,260

Sig. (2-tailed) ,311 ,005 ,376 ,157 . ,326 ,082 ,719 ,110

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39

T.Saprodi Correlation Coefficient -,223 ,024 -,029 ,154 ,162 1,000 ,720** ,252 ,393

*

Sig. (2-tailed) ,173 ,884 ,860 ,348 ,326 . ,000 ,122 ,013

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39

Penyuluhan Correlation Coefficient -,069 -,130 -,053 ,140 ,282 ,720** 1,000 ,418

** ,360

*

Sig. (2-tailed) ,676 ,430 ,748 ,394 ,082 ,000 . ,008 ,025

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39

Page 96: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

81

S.Permodalan Correlation Coefficient -,113 ,034 ,134 ,164 -,060 ,252 ,418** 1,000 ,165

Sig. (2-tailed) ,492 ,837 ,417 ,317 ,719 ,122 ,008 . ,314

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39

TingkatSikap Correlation Coefficient -,348* ,384

* ,008 ,452

** -,260 ,393

* ,360

* ,165 1,000

Sig. (2-tailed) ,030 ,016 ,963 ,004 ,110 ,013 ,025 ,314 .

N 39 39 39 39 39 39 39 39 39

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 97: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

82

Lampiran 6. Data Responden

No Nama

Responden

Umur

(Tahun) Pendidikan

Luas

lahan

(Ha)

Kelompoktani Alamat

1 Ngadi 50 SMA 1 Terubus Dusun IV

2 Tulus 48 SD 0,64 Maju Bersama Dusun VI

3 Teguh 42 SMA 1 Terubus Dusun V

4 Jono 48 SMA 0,6 Harapan Jaya Dusun II

5 Jaiman 41 SMP 0,4 Sri Maju Dusun VI

6 Suwardi 55 SMA 0,24 Harapan Jaya Dusun II

7 Bambang 48 SMP 0,8 Sri Maju Dusun V

8 Sugianto 41 SMA 0,3 Harapan Jaya Dusun III

9 Poniman 54 SD 1 Maju Bersama Dusun IV

10 Lukito 60 SMP 0,24 Maju Bersama Dusun VI

11 Mingun 46 SMP 0,72 Harapan Jaya Dusun III

12 Siman 49 SMP 0,4 Sri Maju Dusun V

13 Jio 50 SMA 1,8 Harapan Jaya Dusun II

14 Jingan 60 SD 0,72 Maju Bersama Dusun VI

15 Asnan 50 SMP 0,64 Harapan Jaya Dusun II

16 Kardi 47 SMA 0,48 Sri Maju Dusun V

17 Sasno 50 SMA 1,7 Harapan Jaya Dusun II

18 Supri 53 SMP 0,36 Maju Bersama Dusun VI

19 Tumidi 55 SD 0,8 Sri Maju Dusun V

20 Sarbini 45 SMA 1 Harapan Jaya Dusun II

21 Toni 49 SMP 0,6 Terubus Dusun V

22 Misdi 46 SMP 0,72 Terubus Dusun II

23 Sangkep 54 SMP 1 Maju Bersama Dusun IV

24 Manik 54 SMA 1 Harapan Jaya Dusun II

25 Musirah 56 SMA 1,6 Terubus Dusun V

26 Subur 49 SD 1,8 Terubus Dusun V

27 Suriadi 60 SD 1,5 Sri Maju Dusun VI

28 Tukino 55 DMP 1,2 Sri Maju Dusun VI

29 Wagiran 52 SD 1,3 Sri Maju Dusun VI

30 Ponirin 51 SD 1 Terubus Dusun V

31 Saimin Purba 61 SD 1,7 Terubus Dusun V

32 Suyono 61 DMP 0,72 Maju Bersama Dusun I

33 Asiyar 55 SMA 0,48 Maju Bersama Dusun VI

34 Muliono 36 SMP 0,72 Terubus Dusun II

35 Rudi 32 SMA 1,6 Terubus Dusun II

36 Sukandi 62 SMP 0,8 Maju Bersama Dusun I

37 Boimin 63 SD 0,8 Maju Bersama Dusun I

38 Irwanto 62 SD 0,6 Maju Bersama Dusun I

39 Suheri 62 SD 1,6 Sri Maju Dusun I

Page 98: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

83

Lampiran 7. Contoh Tabel Pengkajian

Rekapitulasi Kuesioner Reponden Untuk Tingkat Sikap Petani

No Responden

Tahap Sikap Petani

Jumlah Persentase (%)

Kognitif Afektif Konatif

1 A (nilai) - - -

2 B -

3 C -

4 D -

5 E -

Total

Tabel Frekuensi Tingkat Sikap Petani

No Sikap

Petani

Kriteria Nilai

Jumlah

(orang) Total skor

Persentase

(%)

1. Kognitif

Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak

setuju

5

4

3

2

1

2. Afektif

Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak

setuju

5

4

3

2

1

3. Konatif

Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak

setuju

5

4

3

2

1

Total

Skor Perolehan

Skor Ideal

Persentase Tingkat Sikap

Contoh Tabel Rekapitulasi Kuesioner Responden Untuk Faktor-Faktor Dalam

Pembentuk Sikap Petani No Responden X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8

1. A

2. B

3. C

Contoh Tabel Frekuensi Untuk Tingkat Faktor-Faktor Dalam Pembentuk Sikap

Petani No Pendidikan Kriteria Jumlah (orang) Total Skor Persentase (%)

1. SI Sangat tinggi -

2. Diploma Tinggi

3. SMA/SMK Sedang

4. SMP Rendah

5. SD Sangat rendah

Jumlah -

Page 99: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

87

DOKUMENTASI

Page 100: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

88

Page 101: SIKAP PETANI DALAM PENGENDALIAN JAMUR AKAR PUTIH ... · deli serdang oleh windri safitri 01.4.3.15.0374 program studi penyuluhan perkebunan presisi jurusan perkebunan politeknik pembangunan

89