39
SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA YULI INDRAWATI

SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

  • Upload
    hakhanh

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

SIKLUS ANGGARAN

NEGARA DI INDONESIA

YULI INDRAWATI

Page 2: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

SIKLUS ANGGARAN

PENETAPAN

PERTANGGUNGJAWABAN

PENYUSUNAN

PELAKSANAAN

PENGAWASAN

Page 3: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

PERBANDINGAN BUDGET

GOVERNANCE INDONESIA BELANDA AMERIKA

SERIKAT

1. Penyusunan RAPBN

dan Nota Keuangan

2. Penetapan RUU APBN

3. Pelaksanaan UU APBN

4. Penyusunan

Perhitungan Anggaran

Negara (PAN) dan

Pengawasan

Pelaksanaan UU APBN

5. Penetapan UU PAN

1. Administrative beheer

2. Comptabel beherr

3. Controle en

begrootingsboekhouding

4. eindocontrole

1. Preparation &

submission

2. Authorization

3. Execution

4. Audit

Page 4: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

ASPEK YURIDIS

KEWENANGAN

MATERI

HUBUNGAN HUKUM

Page 5: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

Pasal 4 UUD

Pasal 23 UUD ayat (1) – (3) (amandemen)

Pasal 6 UU No 17 Tahun 2003

Page 6: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

LEMBAGA YANG TERLIBAT

DPR PEMERINTAH BPKD

P

D

Page 7: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

KEDUDUKAN RAKYAT DALAM PAHAM

KEDAULATAN RAKYAT

RAKYAT

YANG BERDAULAT

RAKYAT

YANG DIPERINTAH

Page 8: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

WUJUD RAKYAT

YANG BERDAULAT

D P R

Page 9: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

PEMERINTAH

ANGGARANNEGARA

PARLEMEN

HAK BUDGET

Makna Tata Kelola Keuangan Negara

KEDAULATAN

RAKYAT

3

OTORISASI

PERTANGGUNGJAWABANANGGARAN NEGARA

Page 10: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

DPRPresiden

1

mengajukan[Pasal 23 (2)]

RAPBN

4

persetujuan

DPD

4b

Pemerintah menjalankan

Tahun lalu[Pasal 23 (3)]

APBN

4a

Pemerintah menjalankan

APBN

2

memberi

pertimbangan

[Pasal 23 (2)]

HAL KEUANGANPenyusunan APBN

3

membahas bersama

[Pasal 20 (2)]

RAPBN

YA

TIDAK

4

Page 11: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

KARAKTERISTIK HUKUM UU APBN

• BENTUK LUAR:

– UU:

• KEDAULATAN RAKYAT

• OTORISASI

• KEHARUSAN UNTUK DIPERTANGGUNGJAWABKAN

• PERTANGGUNGJAWABAN DALAM BENTUK UU

– JIKA TIDAK DISETUJUI HARUS MENGGUNAKAN UU SEBELUMNYA

– TIDAK MUNGKIN ADA PERPU

– LANDASAN HUKUM: PASAL 23 UUD:

• FUNGSI ANGGARAN

• HAK BUDGET– PENYUSUNAN & PENGAJUAN:

• KEWENANGAN PENYUSUNAN PADA PEMERINTAH

• TIDAK ADA KEWENANGAN UNTUK USUL INISIATIF

• DIAJUKAN LANGSUNG OLEH PRESIDEN

• WAKTU PENGAJUAN TERTENTU

• MATERI MUATAN:

– HANYA MENGIKAT PEMERINTAH:

• TIDAK MENGIKAT MASYARAKAT

• TIDAK DAPAT DIAJUKAN KE MK

• MASA LAKU:

– TERTENTU

– PERUBAHAN DALAM MASA TERTENTU

Page 12: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

PERBANDINGAN KEPENTINGAN

DPR DAN PEMERINTAH

DPR PEMERINTAH

1. Pemegang kedaulatan anggaran

negara, restriktif terhadap

kepentingan masyarakat yang lebih

luas.

2. Konsesi maksimum untuk menjamin

kepentingan publik.

3. Memaksimalkan kewajiban

pemerintah terhadap warga

masyarakat melalui pembiayaan yang

berdampak manfaat kepada publik.

4. Menekankan pembiayaan

pembangunan yang berdampak pada

pemenuhan kebutuhan pokok

masyarakat, khususnya dalam hal

pendidikan, kesehatan, dan pangan.

1. Pemegang kekuasaan penyelenggaraan

pemerintahan, restriktif terhadap

kepentingan pemerintah dalam

menjalankan kekuasaan.

2. Optimalisasi biaya untuk menjamin

tujuan dan kepentingan pemerintahan.

3. Memaksimalkan kewajiban warga

masyarakat terhadap negara melalui

pajak, dan pengurangan insentif yang

berdampak buruk terhadap penerimaan

negara.

4. Menekankan pembiayaan

pembangunan yang berdimensi

kewajiban negara, khususnya dalam

pengembalian pinjaman luar negeri dan

utangnya, dan kegiatan yang

mendorong sektor riil.

Page 13: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

DEFINISI UU APBN:

“suatu daftar atau pernyataan terperinci

mengenai penerimaan dan pengeluaran

negara yang ditetapkan oleh pemerintah

untuk masa jangka waktu tertentu yang

harus mendapatkan persetujuan parlemen

sebagai esensi kedaulatan rakyat di

dalam anggaran.”

Page 14: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

HAKIKAT UU APBN

MERUPAKAN GAGASAN KONSTRUKSI

KEBIJAKAN ANGGARAN NEGARA

SEBAGAI STIMULUS PEREKONOMIAN

NASIONAL YANG BERDAMPAK PADA

KESEJAHTERAAN RAKYAT

Page 15: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

TUJUAN PENYUSUNAN APBN

• menyelaraskan kebijakan ekonomi makro

dan sumber daya yang tersedia,

• mengalokasikan sumber daya secara

tepat sesuai kebijakan pemerintah,

• mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan

pengelolaan anggaran secara baik.

Page 16: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

FUNGSI PENGANGGARAN APBN

• memberikan arah kebijakan perekonomian danmenggambarkan secara tegas penggunaansumber daya yang dimiliki masyarakat

• untuk mencapai keseimbangan ekonomimakro dalam perekonomian

• merupakan sarana sekaligus pengendali untukmengurangi ketimpangan dan kesenjangandalam berbagai hal di suatu negara.

Page 17: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

TUJUAN PENGANGGARAN(Richard Goode)

• Merupakan penjabaran kerangka kerja dari kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

• merupakan alat implementasi dari kebijaksanaan, sebagai alat manajemen dan alat kontrol administrasi.

• merupakan alat kontrol hukum.

• merupakan sumber informasi bagi masyarakat luas mengenai kegiatan yang telah dilakukan, keputusan yang diambil, dan gambaran yang akan datang mengenai kegiatan pembangunan.

Page 18: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

PENYUSUNAN RAPBN

(PEMBICARAAN PENDAHULUAN)

Pertengahan Mei

Pemerintah menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi

makro RAPBN tahun berikutnya, yaitu:

a. Asumsi dasar ekonomi makro, meliputi:

- pertumbuhan ekonomi

- inflasi

- tingkat bunga SBI

- Nilai Tukar

- harga Minyak

- Lifting (produksi) minyak

b. Kebijakan dalam bidang penerimaan Negara

c. Kebijakan dalam bidang Pengeluaran negara

d. Kebijakan Defisit dan Pembiayaannya

Mei - Juni

- Pembahasan bersama antara DPR c.q.Panitia Anggaran DPR-RI dengan pemerintah c.q Menteri

Keuangan, Meneg PPN/Kepala Bappenas dan Gubernur Bank Indonesia

- Hasil pembahasan Pembicaraan pendahuluan Penyusunan RAPBN menjadi dasar penyusunan

RUU APBN beserta Nota Keuangannya

Page 19: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

PEMBAHASAN RUU APBN

16 Agustus

• Presiden menyampaikan pidato pengantar RUU APBN beserta Nota keuangannya dalam Rapat Paripurna DPR

• Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

• jawaban Pemerintah atas PU Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

September-Oktober

• Pembahasan RUU APBN beserta Nota Keuangannya antara Pemerintah dengan Panitia Anggaran DPR-RI

Akhir Oktober

• Pembicaraan Tk.II/pengambilan keputusan atas RUU APBN beserta Nota Keuangannya

• Laporan Panitia Anggaran atas Pembicaraan tingkat 1I/Pembahasan RUU APBN

• Pendapat akhir Fraksi-Fraksi atas RUU APBN

• Pendapat akhir Pemerintah atas RUU APBN

• Pengambilan Keputusan atas RUU APBN

(Berdasarkan UU No.13 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara disebutkan bahwaRUU APBN diambil keputusan oleh DPR dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua)bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan)

Page 20: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

FORMAT APBN

DUAL BUDGETING

UNIFIED BUDGET

(mulai APBN 2005)

Page 21: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

PRINSIP APBN

BERIMBANG DINAMIS

SURPLUS/DEFISIT

(mulai APBN 2001)

Page 22: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

KARAKTERISTIK APBN

1. Peran Dasar Pemerintah

2. Bersentuhan dengan kepentingan Publik

3. Berorientasi kepada pelayanan publik

4. Melalui mekanisme APBN

5. Regulasi Pemerintah

6. Pengumpulan Dana Masyarakat

7. Alokasi dan Redistribusi Pendapatan

Page 23: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

PERENCANAAN NASIONAL

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

(20 tahun)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

(5 tahun)

Rencana Kerja Pemerintah (RKP)(1 tahun)

Page 24: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

DASAR PENYUSUNAN APBN

• Rencana Kerja Pemerintah (RKP)

• Kerangka ekonomi makro

• Pokok-pokok kebijakan fiskal

Page 25: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

CONTOH PRIORITAS PEMBANGUNAN/

RENCANA KERJA PEMERINTAH 2008

• Penanggulangan kemiskinan

• Peningkatan kesempatan kerja

• Revitalisasi pertanian dalam arti luas dan pembangunan perdesaan

• Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan

• Penegakkan hukum dan HAM, pemberantasan korupsi, dan reformasi birokrasi

• Penguatan kemampuan pertahanan, pemantapan keamanan dan ketertiban, serta penyelesaian konflik

• Rehabilitasi dan rekonstruksi NAD, Nias, DIY dan Jawa Tengah, serta mitigasi dan penanggulangan bencana

• Percepatan pembangunan infrastruktur

• Pembangunan daerah perbatasan dan wilayah terisolir

Page 26: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

KERANGKA EKONOMI MAKRO

• Menjaga stabilitas ekonomi makro

• Mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas

KEBIJAKAN FISKAL

• Menurunkan defisit APBN

• Mengurangi tingkat rasio utang terhadap PDB untuk mencapai kesinambungan fiskal

• Mengupayakan stimulus fiskal

STRATEGI KEBIJAKAN FISKAL

• Memadukan antara langkah untuk mewujudkankesinambungan fiskal dengan upaya menstimulasiperekonomian dengan kualitas pertumbuhan ekonomi,penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangankemiskinan

• Pengelolaan utang, penurunan beban utang, pembiayaanyang efisien, dan menjaga kredibilitas pasar modal

Page 27: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

• APBN YANG DISETUJUI DPR TERINCI SAMPAI DENGAN UNIT ORGANISASI, FUNGSI, PROGRAM, KEGIATAN DAN JENIS BELANJA

• APABILA DPR TIDAK MENYETUJUI RUU APBN, PEMERINTAH DAPAT MELAKUKAN PENGELUARAN SETINGGI-TINGGINYA SEBESAR ANGKA APBN TAHUN ANGGARAN SEBELUMNYA

• PELAKSANAAN TAHUN ANGGARAN BARU APBN: 1 Januari – 31 Desember

Page 28: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

ALUR HUKUM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

MENURUT PASAL 6 UU NOMOR 17 TAHUN 2003

PASAL 4 AYAT

(1)

UUD 1945

PRESIDEN

MEMEGANG

KEKUASAAN

PEMERINTAHAN

MENURUT

UUD

PASAL 6 AYAT (1) UU NO. 17

TAHUN 2003

PRESIDEN SELAKU KEPALA

PEMERINTAHAN MEMEGANG

KEKUASAAN PENGELOLAAN

KEUANGAN NEGARA SEBAGAI

BAGIAN DARI KEKUASAAN

PEMERINTAHAN

DIKUASAKAN KEPADA MENTERI

KEUANGAN UNTUK FISKAL DAN

KEKAYAAN NEGARA YANG

DIPISAHKAN

PRESIDEN SEBAGAI PEMEGANG KEKUASAAN PEMERINTAHAN YANG ANTARA LAIN MENGELOLA

KEUANGAN NEGARA MEMILIKI REPRESENTASI SEBAGAI CHIEF FINANCIAL OFFICER YANG

SECARA YURIDIS MENJADI REGULATOR UTAMA DALAM MENENTUKAN STATUS HUKUM PENGELOLAAN

UANG NEGARA

DIKUASAKAN KEPADA

MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA

UNTUK PENGGUNA

ANGGARAN/BARANG

DISERAHKAN KEPADA

GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA

UNTUK KEUANGAN DAERAH

DAN KEKAYAAN DAERAH YANG

DIPISAHKAN

TIDAK TERMASUK

KEWENANGAN MONETER

Page 29: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

KEKUASAAN PENGELOLAAN

KEUANGAN NEGARA

Pengelolaan Pengelolaan

administratif kebendaharaan

(Administratief (Comptable

beheer) beheer)

otorisator ordonator bendahara

Page 30: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

PERUBAHAN/PENYESUAIAN

APBN

1. Perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan asumsi yang digunakan dalam APBN

2. Perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal

3. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi,antarkegiatan,dan antar jenis belanja

4. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih (SAL) tahun sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan anggaran yang berjalan

5. Keadaan darurat yang tidak ada mata anggarannya

PROSES PEMBAHASAN RUU PERUBAHAN APBN SAMA DENGAN

APBN INDUK NAMUN TIDAK MELALUI TAHAP PANDANGAN UMUM

FRAKSI & JAWABAN PEMERINTAH ATAS PANDANGAN UMUM

FRAKSI

Page 31: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

FILOSOFI

PENGAWASAN/PEMERIKSAAN

OBJEKTIF

Lembaga pengawasan/pemeriksaan berada pada

posisi yang sejajar dengan lembaga yang

diperiksa

Page 32: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

KEWENANGAN BPK

• SEBELUM PERUBAHAN UUD

Pasal 23 ayat (5): untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan, yang peraturannya ditetapkan dengan UU. Hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada DPR.

• SETELAH PERUBAHAN UUD

Pasal 23E ayat (1): untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.

Pasal 23E ayat (2): hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya.

Page 33: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

PERBANDINGAN KELEMBAGAAN BPK

DENGAN BADAN PEMERIKSA NEGARA LAIN

ARK merupakan bagian dari eksekutif

(Belanda)

GAO merupakan bagian dari parlemen

(Amerika)

BPK merupakan lembaga negara

Page 34: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

Laporan pelaksanaan APBN (1)

1. Laporan semester I, berisi laporan

realisasi & prognosis untuk 6 bulan berikut

Jika terjadi perubahan keadaan diajukan

prosesnya setelah laporan semester I

diterima. Dan selesai sebelum tahun

anggaran berakhir.

Page 35: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

Laporan pelaksanaan APBN (2)

2. Laporan pertanggungjawaban, berisi:

• laporan realisasi APBN;

• neraca;

• laporan arus kas;

• catatan atas laporan keuangan;

• laporan keuangan perusahaan negara &

badan lainnya;

• prestasi kerja setiap kementrian

negara/lembaga;

Page 36: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

ALUR PERTANGGUNGJAWABAN

APBN (horisontal)

Pemerintah (RUU PAN)

• disampaikan untuk diperiksa & ditanggapi.

• Jika dalam waktu 2 bulan tidak ada tanggapan,

maka dianggap menyetujui

BPK

disampaikan kembali

Pemerintah

disampaikan untuk dimintakan persetujuan

D P R UU PAN

Page 37: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

OPINI BPK

• Wajar tanpa pengecualian (unqualified

opinion)

• Wajar dengan pengecualian (qualified

opinion)

• Tidak wajar (adversed opinion)

• Menolak memberikan opini (disclaimer of

opinion)

Page 38: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

DASAR PEMBERIAN OPINI

• Kesesuaian dengan standar akuntansi

pemerintahan

• Kecukupan pengungkapan (adequate

disclosures)

• Kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan

• Efektivitas sistem pengendalian intern

Page 39: SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI INDONESIA · dalam Rapat Paripurna DPR • Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya

TERIMA KASIH