Upload
hakhanh
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SIKLUS ANGGARAN
NEGARA DI INDONESIA
YULI INDRAWATI
SIKLUS ANGGARAN
PENETAPAN
PERTANGGUNGJAWABAN
PENYUSUNAN
PELAKSANAAN
PENGAWASAN
PERBANDINGAN BUDGET
GOVERNANCE INDONESIA BELANDA AMERIKA
SERIKAT
1. Penyusunan RAPBN
dan Nota Keuangan
2. Penetapan RUU APBN
3. Pelaksanaan UU APBN
4. Penyusunan
Perhitungan Anggaran
Negara (PAN) dan
Pengawasan
Pelaksanaan UU APBN
5. Penetapan UU PAN
1. Administrative beheer
2. Comptabel beherr
3. Controle en
begrootingsboekhouding
4. eindocontrole
1. Preparation &
submission
2. Authorization
3. Execution
4. Audit
ASPEK YURIDIS
KEWENANGAN
MATERI
HUBUNGAN HUKUM
Pasal 4 UUD
Pasal 23 UUD ayat (1) – (3) (amandemen)
Pasal 6 UU No 17 Tahun 2003
LEMBAGA YANG TERLIBAT
DPR PEMERINTAH BPKD
P
D
KEDUDUKAN RAKYAT DALAM PAHAM
KEDAULATAN RAKYAT
RAKYAT
YANG BERDAULAT
RAKYAT
YANG DIPERINTAH
WUJUD RAKYAT
YANG BERDAULAT
D P R
PEMERINTAH
ANGGARANNEGARA
PARLEMEN
HAK BUDGET
Makna Tata Kelola Keuangan Negara
KEDAULATAN
RAKYAT
3
OTORISASI
PERTANGGUNGJAWABANANGGARAN NEGARA
DPRPresiden
1
mengajukan[Pasal 23 (2)]
RAPBN
4
persetujuan
DPD
4b
Pemerintah menjalankan
Tahun lalu[Pasal 23 (3)]
APBN
4a
Pemerintah menjalankan
APBN
2
memberi
pertimbangan
[Pasal 23 (2)]
HAL KEUANGANPenyusunan APBN
3
membahas bersama
[Pasal 20 (2)]
RAPBN
YA
TIDAK
4
KARAKTERISTIK HUKUM UU APBN
• BENTUK LUAR:
– UU:
• KEDAULATAN RAKYAT
• OTORISASI
• KEHARUSAN UNTUK DIPERTANGGUNGJAWABKAN
• PERTANGGUNGJAWABAN DALAM BENTUK UU
– JIKA TIDAK DISETUJUI HARUS MENGGUNAKAN UU SEBELUMNYA
– TIDAK MUNGKIN ADA PERPU
– LANDASAN HUKUM: PASAL 23 UUD:
• FUNGSI ANGGARAN
• HAK BUDGET– PENYUSUNAN & PENGAJUAN:
• KEWENANGAN PENYUSUNAN PADA PEMERINTAH
• TIDAK ADA KEWENANGAN UNTUK USUL INISIATIF
• DIAJUKAN LANGSUNG OLEH PRESIDEN
• WAKTU PENGAJUAN TERTENTU
• MATERI MUATAN:
– HANYA MENGIKAT PEMERINTAH:
• TIDAK MENGIKAT MASYARAKAT
• TIDAK DAPAT DIAJUKAN KE MK
• MASA LAKU:
– TERTENTU
– PERUBAHAN DALAM MASA TERTENTU
PERBANDINGAN KEPENTINGAN
DPR DAN PEMERINTAH
DPR PEMERINTAH
1. Pemegang kedaulatan anggaran
negara, restriktif terhadap
kepentingan masyarakat yang lebih
luas.
2. Konsesi maksimum untuk menjamin
kepentingan publik.
3. Memaksimalkan kewajiban
pemerintah terhadap warga
masyarakat melalui pembiayaan yang
berdampak manfaat kepada publik.
4. Menekankan pembiayaan
pembangunan yang berdampak pada
pemenuhan kebutuhan pokok
masyarakat, khususnya dalam hal
pendidikan, kesehatan, dan pangan.
1. Pemegang kekuasaan penyelenggaraan
pemerintahan, restriktif terhadap
kepentingan pemerintah dalam
menjalankan kekuasaan.
2. Optimalisasi biaya untuk menjamin
tujuan dan kepentingan pemerintahan.
3. Memaksimalkan kewajiban warga
masyarakat terhadap negara melalui
pajak, dan pengurangan insentif yang
berdampak buruk terhadap penerimaan
negara.
4. Menekankan pembiayaan
pembangunan yang berdimensi
kewajiban negara, khususnya dalam
pengembalian pinjaman luar negeri dan
utangnya, dan kegiatan yang
mendorong sektor riil.
DEFINISI UU APBN:
“suatu daftar atau pernyataan terperinci
mengenai penerimaan dan pengeluaran
negara yang ditetapkan oleh pemerintah
untuk masa jangka waktu tertentu yang
harus mendapatkan persetujuan parlemen
sebagai esensi kedaulatan rakyat di
dalam anggaran.”
HAKIKAT UU APBN
MERUPAKAN GAGASAN KONSTRUKSI
KEBIJAKAN ANGGARAN NEGARA
SEBAGAI STIMULUS PEREKONOMIAN
NASIONAL YANG BERDAMPAK PADA
KESEJAHTERAAN RAKYAT
TUJUAN PENYUSUNAN APBN
• menyelaraskan kebijakan ekonomi makro
dan sumber daya yang tersedia,
• mengalokasikan sumber daya secara
tepat sesuai kebijakan pemerintah,
• mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan
pengelolaan anggaran secara baik.
FUNGSI PENGANGGARAN APBN
• memberikan arah kebijakan perekonomian danmenggambarkan secara tegas penggunaansumber daya yang dimiliki masyarakat
• untuk mencapai keseimbangan ekonomimakro dalam perekonomian
• merupakan sarana sekaligus pengendali untukmengurangi ketimpangan dan kesenjangandalam berbagai hal di suatu negara.
TUJUAN PENGANGGARAN(Richard Goode)
• Merupakan penjabaran kerangka kerja dari kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
• merupakan alat implementasi dari kebijaksanaan, sebagai alat manajemen dan alat kontrol administrasi.
• merupakan alat kontrol hukum.
• merupakan sumber informasi bagi masyarakat luas mengenai kegiatan yang telah dilakukan, keputusan yang diambil, dan gambaran yang akan datang mengenai kegiatan pembangunan.
PENYUSUNAN RAPBN
(PEMBICARAAN PENDAHULUAN)
Pertengahan Mei
Pemerintah menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi
makro RAPBN tahun berikutnya, yaitu:
a. Asumsi dasar ekonomi makro, meliputi:
- pertumbuhan ekonomi
- inflasi
- tingkat bunga SBI
- Nilai Tukar
- harga Minyak
- Lifting (produksi) minyak
b. Kebijakan dalam bidang penerimaan Negara
c. Kebijakan dalam bidang Pengeluaran negara
d. Kebijakan Defisit dan Pembiayaannya
Mei - Juni
- Pembahasan bersama antara DPR c.q.Panitia Anggaran DPR-RI dengan pemerintah c.q Menteri
Keuangan, Meneg PPN/Kepala Bappenas dan Gubernur Bank Indonesia
- Hasil pembahasan Pembicaraan pendahuluan Penyusunan RAPBN menjadi dasar penyusunan
RUU APBN beserta Nota Keuangannya
PEMBAHASAN RUU APBN
16 Agustus
• Presiden menyampaikan pidato pengantar RUU APBN beserta Nota keuangannya dalam Rapat Paripurna DPR
• Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya
• jawaban Pemerintah atas PU Fraksi-Fraksi atas RUU APBN 2007 beserta Nota Keuangannya
September-Oktober
• Pembahasan RUU APBN beserta Nota Keuangannya antara Pemerintah dengan Panitia Anggaran DPR-RI
Akhir Oktober
• Pembicaraan Tk.II/pengambilan keputusan atas RUU APBN beserta Nota Keuangannya
• Laporan Panitia Anggaran atas Pembicaraan tingkat 1I/Pembahasan RUU APBN
• Pendapat akhir Fraksi-Fraksi atas RUU APBN
• Pendapat akhir Pemerintah atas RUU APBN
• Pengambilan Keputusan atas RUU APBN
(Berdasarkan UU No.13 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara disebutkan bahwaRUU APBN diambil keputusan oleh DPR dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua)bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan)
FORMAT APBN
DUAL BUDGETING
UNIFIED BUDGET
(mulai APBN 2005)
PRINSIP APBN
BERIMBANG DINAMIS
SURPLUS/DEFISIT
(mulai APBN 2001)
KARAKTERISTIK APBN
1. Peran Dasar Pemerintah
2. Bersentuhan dengan kepentingan Publik
3. Berorientasi kepada pelayanan publik
4. Melalui mekanisme APBN
5. Regulasi Pemerintah
6. Pengumpulan Dana Masyarakat
7. Alokasi dan Redistribusi Pendapatan
PERENCANAAN NASIONAL
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
(20 tahun)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
(5 tahun)
Rencana Kerja Pemerintah (RKP)(1 tahun)
DASAR PENYUSUNAN APBN
• Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
• Kerangka ekonomi makro
• Pokok-pokok kebijakan fiskal
CONTOH PRIORITAS PEMBANGUNAN/
RENCANA KERJA PEMERINTAH 2008
• Penanggulangan kemiskinan
• Peningkatan kesempatan kerja
• Revitalisasi pertanian dalam arti luas dan pembangunan perdesaan
• Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan
• Penegakkan hukum dan HAM, pemberantasan korupsi, dan reformasi birokrasi
• Penguatan kemampuan pertahanan, pemantapan keamanan dan ketertiban, serta penyelesaian konflik
• Rehabilitasi dan rekonstruksi NAD, Nias, DIY dan Jawa Tengah, serta mitigasi dan penanggulangan bencana
• Percepatan pembangunan infrastruktur
• Pembangunan daerah perbatasan dan wilayah terisolir
KERANGKA EKONOMI MAKRO
• Menjaga stabilitas ekonomi makro
• Mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas
KEBIJAKAN FISKAL
• Menurunkan defisit APBN
• Mengurangi tingkat rasio utang terhadap PDB untuk mencapai kesinambungan fiskal
• Mengupayakan stimulus fiskal
STRATEGI KEBIJAKAN FISKAL
• Memadukan antara langkah untuk mewujudkankesinambungan fiskal dengan upaya menstimulasiperekonomian dengan kualitas pertumbuhan ekonomi,penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangankemiskinan
• Pengelolaan utang, penurunan beban utang, pembiayaanyang efisien, dan menjaga kredibilitas pasar modal
• APBN YANG DISETUJUI DPR TERINCI SAMPAI DENGAN UNIT ORGANISASI, FUNGSI, PROGRAM, KEGIATAN DAN JENIS BELANJA
• APABILA DPR TIDAK MENYETUJUI RUU APBN, PEMERINTAH DAPAT MELAKUKAN PENGELUARAN SETINGGI-TINGGINYA SEBESAR ANGKA APBN TAHUN ANGGARAN SEBELUMNYA
• PELAKSANAAN TAHUN ANGGARAN BARU APBN: 1 Januari – 31 Desember
ALUR HUKUM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
MENURUT PASAL 6 UU NOMOR 17 TAHUN 2003
PASAL 4 AYAT
(1)
UUD 1945
PRESIDEN
MEMEGANG
KEKUASAAN
PEMERINTAHAN
MENURUT
UUD
PASAL 6 AYAT (1) UU NO. 17
TAHUN 2003
PRESIDEN SELAKU KEPALA
PEMERINTAHAN MEMEGANG
KEKUASAAN PENGELOLAAN
KEUANGAN NEGARA SEBAGAI
BAGIAN DARI KEKUASAAN
PEMERINTAHAN
DIKUASAKAN KEPADA MENTERI
KEUANGAN UNTUK FISKAL DAN
KEKAYAAN NEGARA YANG
DIPISAHKAN
PRESIDEN SEBAGAI PEMEGANG KEKUASAAN PEMERINTAHAN YANG ANTARA LAIN MENGELOLA
KEUANGAN NEGARA MEMILIKI REPRESENTASI SEBAGAI CHIEF FINANCIAL OFFICER YANG
SECARA YURIDIS MENJADI REGULATOR UTAMA DALAM MENENTUKAN STATUS HUKUM PENGELOLAAN
UANG NEGARA
DIKUASAKAN KEPADA
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA
UNTUK PENGGUNA
ANGGARAN/BARANG
DISERAHKAN KEPADA
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA
UNTUK KEUANGAN DAERAH
DAN KEKAYAAN DAERAH YANG
DIPISAHKAN
TIDAK TERMASUK
KEWENANGAN MONETER
KEKUASAAN PENGELOLAAN
KEUANGAN NEGARA
Pengelolaan Pengelolaan
administratif kebendaharaan
(Administratief (Comptable
beheer) beheer)
otorisator ordonator bendahara
PERUBAHAN/PENYESUAIAN
APBN
1. Perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan asumsi yang digunakan dalam APBN
2. Perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal
3. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi,antarkegiatan,dan antar jenis belanja
4. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih (SAL) tahun sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan anggaran yang berjalan
5. Keadaan darurat yang tidak ada mata anggarannya
PROSES PEMBAHASAN RUU PERUBAHAN APBN SAMA DENGAN
APBN INDUK NAMUN TIDAK MELALUI TAHAP PANDANGAN UMUM
FRAKSI & JAWABAN PEMERINTAH ATAS PANDANGAN UMUM
FRAKSI
FILOSOFI
PENGAWASAN/PEMERIKSAAN
OBJEKTIF
Lembaga pengawasan/pemeriksaan berada pada
posisi yang sejajar dengan lembaga yang
diperiksa
KEWENANGAN BPK
• SEBELUM PERUBAHAN UUD
Pasal 23 ayat (5): untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan, yang peraturannya ditetapkan dengan UU. Hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada DPR.
• SETELAH PERUBAHAN UUD
Pasal 23E ayat (1): untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.
Pasal 23E ayat (2): hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya.
PERBANDINGAN KELEMBAGAAN BPK
DENGAN BADAN PEMERIKSA NEGARA LAIN
ARK merupakan bagian dari eksekutif
(Belanda)
GAO merupakan bagian dari parlemen
(Amerika)
BPK merupakan lembaga negara
Laporan pelaksanaan APBN (1)
1. Laporan semester I, berisi laporan
realisasi & prognosis untuk 6 bulan berikut
Jika terjadi perubahan keadaan diajukan
prosesnya setelah laporan semester I
diterima. Dan selesai sebelum tahun
anggaran berakhir.
Laporan pelaksanaan APBN (2)
2. Laporan pertanggungjawaban, berisi:
• laporan realisasi APBN;
• neraca;
• laporan arus kas;
• catatan atas laporan keuangan;
• laporan keuangan perusahaan negara &
badan lainnya;
• prestasi kerja setiap kementrian
negara/lembaga;
ALUR PERTANGGUNGJAWABAN
APBN (horisontal)
Pemerintah (RUU PAN)
• disampaikan untuk diperiksa & ditanggapi.
• Jika dalam waktu 2 bulan tidak ada tanggapan,
maka dianggap menyetujui
BPK
disampaikan kembali
Pemerintah
disampaikan untuk dimintakan persetujuan
D P R UU PAN
OPINI BPK
• Wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion)
• Wajar dengan pengecualian (qualified
opinion)
• Tidak wajar (adversed opinion)
• Menolak memberikan opini (disclaimer of
opinion)
DASAR PEMBERIAN OPINI
• Kesesuaian dengan standar akuntansi
pemerintahan
• Kecukupan pengungkapan (adequate
disclosures)
• Kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan
• Efektivitas sistem pengendalian intern
TERIMA KASIH