Upload
ambarayudwi
View
256
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Siklus Pengeluaran (Spending cycle atau expenditure cycle) adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa. Siklus pengeluaran melibatkan beberapa aktivitas yang berhubungan dengan pembelian bahan mentah, persediaan barang-barang dan jasa. Kegiatan ini termasuk mengidentifikasikandan mendokumentasikan semua pengeluaran uang, menyipakan order pembelian menerima kiriman barang dan mencatat persediaan. Gambar 1.1 Diagram konteks dari siklus pengeluaran Tujuan utama dari siklus pengeluaran ini adalah untuk mempermudah pertukaran kas dengan para pemasok untuk barang dan jasa yang dibutuhkan dimana tujuan khusus yang terkandung didalamnya meliputi :1. Memastikan bahwa seluruh barang dan jasa dipesan sesuai keperluan2. Menerima seluruh barang yang dipesan dan menverifikasi bahwa barang tersebut adalah valid dan benar3. Menjaga barang tersebut sampai dibutuhkan4. Memastikan bahwa faktur yang berhubungan dengan barang dan jasa adalah valid dan benar5. Mencatat dan mengklasifikasikan pengeluaran secara cepat dan tepat6. Memposkan kewajiban dan pengeluaran kas ke dalam perkiraan pemasok yang tepat di dalam buku besar utang usaha7. Memastikan bahwa seluruh pengeluara kas berhubungan dengan pengealuran yang sudah diotorisasi8. Menyiapkan seluruh dokumen dan laporan manajerial yang diperlukan yang berhubungan dengan barang atau jasa yang diperoleh Fungsi dari Siklus Pengeluaran itu sendiri terdiri dari :1. Mengetahui kebutuhan akan barang tersebut2. Menempatkan Pesanan, Menerima dan menyimpan barang3. Memastikan validitas kewajiban pembayaran4. Menyiapkan pengeluaran kas5. Mengelola utang usaha6. Memposkan transaksi ke dalam buku besar umum7. Menyiapkan laporan keuangan dan laporan manajemen yang diperlukanAktivitas dasar dalam siklus pengeluaran yaitu sebagai berikut :1. Memesan bahan baku, perlengkapan, dan jasa.2. Menerima bahan baku, perlengkapan, dan jasa.3. Penyetujui faktur pemasok.4. Pengeluaran kas.5. Proses Penggajian. Aktivitas-aktivitas dalam siklus pengeluaran adalah cerminan dari aktivitas-aktivitas dasar yang dijalankan dalam siklus pendapatan. Hubungan erat antara siklus pengeluaran pembeli dan siklus pendapatan penjual memiliki implikasi penting untuk mendesain sistem informasi kedua belah pihak.Oleh karena itu, secara spesifik dengan menerapkan perkembangan TI yang baru dalam merekayasa ulang siklus pengeluaran oleh pembeli, maka perusahaan menciptakan peluang bagi pemasok atau penjual untuk memodifikasi sistem nya sendiri, begitu pula sebaliknya. Namun, faktanya perubahan tersebut mungkin mengharuskan perubahan pada perusahaan lain.
Citation preview
PEMBAHASAN
1.1 Pendahuluan
Siklus Pengeluaran (Spending cycle atau expenditure cycle) adalah rangkaian
kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan
dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa.
Siklus pengeluaran melibatkan beberapa aktivitas yang berhubungan dengan
pembelian bahan mentah, persediaan barang-barang dan jasa. Kegiatan ini
termasuk mengidentifikasikandan mendokumentasikan semua pengeluaran uang,
menyipakan order pembelian menerima kiriman barang dan mencatat persediaan.
Gambar 1.1 Diagram konteks dari siklus pengeluaran
Tujuan utama dari siklus pengeluaran ini adalah untuk mempermudah
pertukaran kas dengan para pemasok untuk barang dan jasa yang dibutuhkan
dimana tujuan khusus yang terkandung didalamnya meliputi :
1
1. Memastikan bahwa seluruh barang dan jasa dipesan sesuai keperluan
2. Menerima seluruh barang yang dipesan dan menverifikasi bahwa barang tersebut
adalah valid dan benar
3. Menjaga barang tersebut sampai dibutuhkan
4. Memastikan bahwa faktur yang berhubungan dengan barang dan jasa adalah
valid dan benar
5. Mencatat dan mengklasifikasikan pengeluaran secara cepat dan tepat
6. Memposkan kewajiban dan pengeluaran kas ke dalam perkiraan pemasok yang
tepat di dalam buku besar utang usaha
7. Memastikan bahwa seluruh pengeluara kas berhubungan dengan pengealuran
yang sudah diotorisasi
8. Menyiapkan seluruh dokumen dan laporan manajerial yang diperlukan yang
berhubungan dengan barang atau jasa yang diperoleh
Fungsi dari Siklus Pengeluaran itu sendiri terdiri dari :
1. Mengetahui kebutuhan akan barang tersebut
2. Menempatkan Pesanan, Menerima dan menyimpan barang
3. Memastikan validitas kewajiban pembayaran
4. Menyiapkan pengeluaran kas
5. Mengelola utang usaha
6. Memposkan transaksi ke dalam buku besar umum
7. Menyiapkan laporan keuangan dan laporan manajemen yang diperlukan
Aktivitas dasar dalam siklus pengeluaran yaitu sebagai berikut :
1. Memesan bahan baku, perlengkapan, dan jasa.
2. Menerima bahan baku, perlengkapan, dan jasa.
3. Penyetujui faktur pemasok.
4. Pengeluaran kas.
5. Proses Penggajian.
2
Aktivitas-aktivitas dalam siklus pengeluaran adalah cerminan dari aktivitas-
aktivitas dasar yang dijalankan dalam siklus pendapatan. Hubungan erat antara
siklus pengeluaran pembeli dan siklus pendapatan penjual memiliki implikasi
penting untuk mendesain sistem informasi kedua belah pihak.Oleh karena itu,
secara spesifik dengan menerapkan perkembangan TI yang baru dalam
merekayasa ulang siklus pengeluaran oleh pembeli, maka perusahaan
menciptakan peluang bagi pemasok atau penjual untuk memodifikasi sistem nya
sendiri, begitu pula sebaliknya. Namun, faktanya perubahan tersebut mungkin
mengharuskan perubahan pada perusahaan lain.
Gambar 1.2 Diagram arus data tingkat 0 dari siklus pengeluaran
3
1.2 Ancaman dan Pengendalian dalam Siklus Pengeluaran
Dalam siklus pengeluaran terdapat ancaman-ancaman yang dapat
mengganggu jalannya kegiatan dalam siklus pengeluaran. Ancaman-ancaman
tersebut dapat dicegah dan diatasi dengan menerapkan prosedur pengendalian.
Tabel 2.1 menjelaskan ancaman dan pengendalian yang dapat dilakukan (Romney
dan Steinbart, 2012:396).
Tabel 2.1 Ancaman dan Pengendalian dalam Siklus Pengeluaran
Aktivitas Ancaman Pengendalian
Masalah-
masalah
umum
keseluruhan
siklus
pengeluaran
1. Data induk yang tidak
akurat atau tidak valid
1.1 Pengendalian integritas
pemrosesan data
1.2 Pembatasan akses terhadap
data induk
1.3 Tinjuan atas seluruh
perubahan terhadap data
induk
2. Pengungkapan yang
tidak diotorisasi atas
informasi sensitive
2.1 Enkripsi
2.2 Pengendalian akses
3. Kehilangan atau
penghancuran data
3.1 Backup dan prosedur
pemulihan bencana
4. Kinerja yang buruk4.1 Laporan managerial
Pemesanan
5. Kekurangan dan
kelebihan persedian
5.1 Sistem persediaan perpetual
5.2 Kode bar atau label RFID
5.3 Perhitungan persediaan fisik
secara periodic
6. Membeli barang yang
tidak dibutuhkan
6.1 Sistem persediaan perpetual
6.2 Tinjauan dan persetujuan
4
permintaan
6.3 Fungsi pembelian
tersentralisasi
7. Membeli pada harga
yang melambung
7.1 Data harga
7.2 Penawaran yang kompotitif
7.3 Tinjauan pesanan pembelian
7.4 Anggaran
8. Membeli barang
berkualitas inferior
8.1 Membeli hanya dari pemasok
yang telah disetujui
8.2 Tinjauan dan persetujuan
pembelian dari pemasok baru
8.3 Menahan manager pembelan
yang bertanggungjawab
untuk iaya pengerjaan ulang
dan scrap
8.4 Pelacakan dan pemantauan
kualitas produk dengan
pemasok
9. Pemasok yang tidak
dapat diandalkan
9.1 Meminta pemasok untuk
memiliki sertifikasi
( misalnya , ISO 9000)
9.2 Mengumpulkan dan
mengawasi data kinerja
pengiriman pemasok
10. Membeli dari pemasok
yang tidak di otorisasi
10.1 Mengurus sebuah daftar
pemasok yang disetujui dan
mengonfigurasi system untuk
mengizinkan pesanan
pembelian hanya ke pemasok
5
yang disetujui
10.2 Tinjauan dan persetujuan
atas pembelian dari pemasok
baru
10.3 Pengendailan EDI secara
SPesifik(akses, tinjauan
pesanan, enkripsi, kebijakan)
11. Penyuapan (kickbacks)
11.1 Melarang penerimaan
hadiah dari pemasok
11.2 Rotasi pekerjaan dan
liburan wajib
11.3 Mesyaratkan embelian
untuk mengungkap
kepentingan keuangan dan
pribadi dalam pemasok
11.4 Audit pemasok
Penerimaan
12. Menerima barang yang
tidak dipesan
12.1 Mensyaratkan keberadaan
pesanan pembelian yang
disetujui sebelum menerima
setiap pengiriman
13. Kesalahan dalam
perhitungan
13.1 Tidak menginformasikan
pegawai penerimaan
mengenai kuantitas yang
dipesan
13.2 Mensyaratkan pegawai
penerimaan untuk
menandatangi laporan
penerimaan
6
13.3 Insentif
13.4 Penggunaan kode batang
dan label RFID
13.5 Konfigurasisistem ERP
untuk menandai diskrepansi
antara kuantitas dipesan dan
diterima yang melebhi
toleransi ambang batas untuk
penyelidikan
14. Memverifikasi
penerimaan jasa
14.1 Pengendalian anggaran
14.2 Audit
15. Pencurian persediaan
15.1 Pembatasan akses fisik
atas ke persediaan
15.2 Dokumentasi atas seluruh
transfer persediaan antara
para pegawai penerimaan dan
persediaan
15.3 Perhitungan persediaan
fisik secara periodic dan
rekonsiliasi untuk mencatat
kuantitas
15.4 Pemisahan tugas
penympanan persediaan
versus penerimaan
Menyetujui
faktur
pemasok
16. Kesalahan dalam faktur
pemasok
16.1 Verifikasi atas kakuratan
faktur
16.2 Mensyaratkan tanda
terima mendetail untuk
pembelian kartu pengadaan
7
16.3 ERS
16.4 Pembatasan akses ke data
induk pemasok
16.5 Verifikasi tagihan biaya
pengiriman dan penggunaan
saluran pengiriman yang
disetujui
17. Kesalahan dalam mem-
posting ke utanga
17.1 Pengendalian edit entri
data
17.2 Rekonsiliasi catatan utang
yang mendetail dengan akun
control buku besar umum
Pengeluaran
Kas
18. Kegagalan untuk
memanfaatkan diskon
bagi pembayaran tepat
waktu
18.1 Pengisian faktur
berdasarkan tanggal jatuh
tempo untuk diskon
18.2 Anggaran arus kas
19. Membayar untuk barang
yang tidak diterima
19.1 Mensyaratkan bahwa
seluruh faktur pemasok
dicocokkan dengan dokumen
pendukung yang diakui
penerimaan dan
pengendalian persediaan
19.2 Anggaran ( bagi jasa)
19.3 Mensyaratkan tanda
terima bagi biaya perjalanan
19.4 Penggunaan kartu kredit
perusahaan untuk biaya
perjalanan
20. Pembayaran duplikat 20.1 Mensyaratkan sebuah
8
paket voucher yang lengkap
untuk semua pembayaran
20.2 Kebijakan untuk
membayar hanya dari salinan
asli atas faktur pemasok
20.3 Membatalkan seluruh
dokumen pendukung ketika
pembayaran dibuat
21. Pencurian kas 21.1 Keamanan fisik atas cek
kosong dang mesin
enandatangan cek
21.2 Akuntansi periodik atas
seluruh cek yang dinomori
secara urut oleh kasir
21.3 Pengendalian akses
terhadap terminal EFT
21.4 Penggunaan computer dan
browser yang didedikasikan
bagi perbankan secara online
21.5 Block ACH pada rekening
yang tidak digunakan untuk
pembayaran
21.6 Pemisahan fungsi
penulisan cek dari utang
21.7 Mensyaratkan tanda
tangan rangkap pada cek
yang lebih besar dari jumlah
tertentu
21.8 Rekonsiliasi rutin pada
rekening bank dengan jumlah
9
yang dicatat oleh seseorang
yang independen atas
prosedur pengeluaran kas
21.9 Pembatasan akses
terhadap file induk pemasok
21.10 Membatasi jumlah
pegawai dengan kemampuan
untuk membuat pemasok satu
kali dan memproses faktur
dari pemasok satu kali
21.11 Menjalankan kas kecil
sebagai dana imprest
21.12 Audit kejutan atas dana kas
kecil
22. Mengecek perubahan
22.1 Mesin perlindungan cek
22.2 Penggunaan tinta dan
kertas khusus
22.3 Pengaturan “pembayaran
Positif” dengan bank
23. Masalah arus kas 23.1 Anggaran arus kas
1.3 Pemesanan Bahan Baku, Perlengkapan, dan Jasa.
Pendekatan tradisional untuk mengelola persediaan adalah menjaga stok yang
cukup sehingga produksi dapat berlangsung tanpa gangguan bahkan jika
persediaan yang digunakan lebih besar dari yang diharapkan atau jika pemasok
terlambat dalam pengiriman. Pendekatan ini disebut sebagai pendekatan
economic order quantity (kuantitas pesanan ekonomis—EOQ) karena pendekatan
ini didasarkan pada perhitungan ukuran pesanan optimal untuk meminimalkan
jumlah biaya pemesanan, penyimpanan, dan kehabisan stock. Biaya pemesanan
10
termasuk seluruh biaya terkait dengan pemrosesan transaksi pembelian. Biaya
penyimpanan adalah biaya yang dikaitkan dengan penahanan persediaan. Biaya
kehabisan stock adalah biaya yang dihasilkan dari kekurangan persediaan, seperti
penjualan yang hilang atau penundaan produksi.
Aplikasi yang sebenarnya dari pendekatan EOQ berbeda-beda berdasarkan
jenis barang. Formula EOQ digunakan untuk menghitung berapa banyak untuk
memesan.
a. Reorder Point (titik pemesanan ulang) menentukan kaan untuk memesan.
Perusahaan biasanya menetapkan reorder point berdasarkan waktu pengiriman
dan tingkat yang diinginkan dari stok pengaman (safety stock) untuk
menangani fluktuasi yang tidak diharapkan dalam permintaan.
b. Perencanaan kebutuhan material (materials requirements planning-MRP)
yaitu sebuah pendekatan untuk manajemen persediaan yang berupaya untuk
mengurangi tingkat persediaan yang dibutuhkan dengan meningkatkan akurasi
teknik perkiraan untuk menjadwalkan pembelian dengan lebih baik guna
memenuhi kebutuhan produksi. Sebagai contoh, departemen perencanaan
produksi dari sebuah perusahaan menggunakan MRP akan menggunakan
perkiraan penjualan untuk menyiapkan jadwal terperinci yang menentukan
jumlah masing-masing produk jadi untuk memproduksi dalam periode waktu
tertentu, seperti tiga bulan berikutnya. Jadwal dan spesifikasi teknik ini untuk
setiap produk mengidentifikasi kuantitas dari bahan baku, suku cadang, dan
perlengkapan yang diperlukan dalam produksi dan titik waktu ketika mereka
akan diperlukan. Jadi, system MRP mengurangi ketidakpastian mengenai
kapan bahan baku dibutuhkan dan dengan demikian memungkinkan
perusahaan untuk menyimpan persediaan lebih sedikit.
c. System persediaan just-in-time (JIT inventory system) yaitu sebuah system
yang meminimalkan atau mengeliminasi persediaan secara virtual dengan
membeli dan memproduksi barang hanya sebagai respons terhadap penjualan
actual, bukannya yang diperkirakan. Akibatnya, system JIT ditandai dengan
pengiriman yang sering atas sejumlah kecil bahan baku, suku cadang, dan
11
perlengkapan secara langsung ke lokasi tertentu yang memrlukannya saat
mereka diperlukan, bukannya pengiriman dalam jumlah besar yang jarang ke
fasilitas pusat penerimaan dan penyimpanan. Oleh karena itu, pabrik yang
menggunakan system JIT akan memiliki beberapa dok penerimaan, masing-
masing ditugaskan untuk menerima pengiriman barang yang diperlukan di
pusat kerja terdekat.
Terlepas dari sumbernya, kebutuhan untuk membeli barang atau perlengkapan
sering menghasilkan penciptaan sebuah permintaan pembelian (purchase
requisition) yang mengidentifikasi requisitioner (orang yang mengeluarkan
pesanan pembelian); menentukan lokasi pengiriman dan tanggal yang diperlukan;
mengidentifikasi nomor barang, deskripsi, kuantitas, dan harga dari setiap barang
yang diminta; dan mungkin akan menyarankan seorang pemasok.
1.4 Penerimaan Bahan Baku, Perlengkapan, dan Jasa.
Ketika pengiriman tiba, seorang petugas penerimaan membandingkan nomor
pesanan pembelian yang direferensikan pada slip pengepakan pemasok dengan
pesanan pembelian terbuka untuk memverifikasi bahwa barang dipesan. Petugas
penerimaan kemudian menghitung kuantitas atas barang yang dikirimkan.
Sebelum melakukan rute persediaan ke gudang atau pabrik, petugas penerimaan
juga harus memeriksa setiap pengiriman sebagai tanda-tanda atas kerusakan yang
jelas.
Laporan Penerimaan (receiving report) adalah sebuah dokumen yang
mencatat detail setiap pengiriman, termasuk tanggal diterima, pengirim, pemasok,
kualitas diterima. Tiga pengecualian terhadap proses ini adalah:
1. Menerima kuantitas barang yang berbeda dari jumlah yang dipesan.
2. Menerima barang rusak, atau
3. Menerima barang berkualitas inferior yang gagal inspeksi.
Dalam kasus barang rusak atau berkualitas buruk, sebuah dokumen yang
disebut memo debit disiapkan setelah pemasok setuju mengambil kembali barang
12
atau memberikan pengurangan harga. Memo debit (debit memo) adalah sebuah
dokumen yang digunakan untuk mencatat pengurangan terhadap saldo yang harus
dibayarkan ke pemasok.
Tujuan diselenggarakan prosedur ini adalah :
a. Untuk menjamin bahwa semua penerimaan bahan baku,perlengkapan,dan
aktiva lain yang dibeli telah diotorisasi.
b. Untuk mencatat transaksi penerimaan dalam catatan akuntansi.
1.5 Menyetujui Faktur Pemasok
Ketika faktur pemasok diterima, departemen bagian utang bertanggung jawab
untuk mencocokkannya dengan pesanan pembelian dan laporan penerimaan yang
berkaitan. Kombinasi faktur pemasok dan dokumen pendukung yang terkait ini
menciptakan apa yang disebut sebagai paket voucher (voucher package). Setelah
pemberi persetujuan (approver) memverifikasi bahwa perusahaan telah menerima
apa yang telah ia pesan, faktur tersebut disetujui untuk pembayaran.
Ada dua cara untuk memproses faktur pemasok, disebut sebagai system
nonvoucher dan voucher.
1. System nonvoucher adalah sebuah metode untuk memproses utang yang tiap-
tiap fakturnya disetujui untuk diposting ke catatan pemasok individual dalam
file utang dan klemudian disimpan dalam file faktur terbuka. Berkebalikan
dengan system voucher.
2. System voucher adalah metode untuk memproses utang yang mana voucher
pencairan disiapkan, bukannya memposting faktur secara langsung ke catatan
pemasok dalam buku besar pembantu utang. Voucher pencairan
mengidentifikasi pemasok, mencantumkan faktur yang beredar, dan
mengindikasikan jumlah bersih yang dibayarkan setelah dikurangi diskon dan
potongan yang berlaku. Berkebalikan dengan system nonvoucher.
13
Gambar 1.3 Pendekatan Evaluated receipt Settlement (Pendekatan Dua
Cara)
1.6 Pengeluaran Kas
Aktivitas terakhir pada siklus pengeluaran adalah pembayaran faktur yang
telah disetujui. Aktivitas ini, disebut dengan aktivitas pengeluaran kas,
dilaksanakan oleh kasir, yang bertanggung jawab kepada manajer keuangan.
Tujuan diselenggarakannya aplikasi ini adalah untuk menjamin bahwa
pembayaran kepada pemasok dilakukan tepat waktu dan dalam jumlah yang
benar. Input bagi aplikasi ini adalah catatan dari file voucher.
Keputusan kunci dalam prosedur pengeluaran kas adalah menentukan apakah
perusahaan akan memanfaatkan fasilitas potongan yang tersedia atau tidak. Untuk
membuat keputusan ini,dibutuhkan informasi anggaran kas jangka pendek. Dalam
14
anggaran kas tersebut tergambar taksiran arus kas masuk dan arus kas keluar
untuk satu periode tertentu di masa mendatang (biasanya satu tahun). Informasi
yang tercantum dalam anggaran tersebut berasal dari berbagai sumber. Bagian
piutang dagang memberikan proyeksi penerimaan kas. File utang dagang dan file
order pembelian menunjukan potensi pembayaran kepada para pemasok, yang
bermakna taksiran arus kas keluar di masa mendatang. Fungsi sumber daya
manusia memberikan informasi tentang kebutuhan kas untuk pembayaran gaji
karyawan.jika cukup anggaran kas menunjukan bahwa perusahaan membutuhkan
kas dalam jumlah yang untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran kas,maka
fasilitas potongan yang tersedia harus dimanfaatkan agar dapat diperoleh
penghematan pengeluaran kas.
1.7 Proses Penggajian
Bagian yang terkait dalam system pengeluaran adalah :
a. Bagian kepegawaian, bertanggung jawab : mencari karyawan baru,
menyeleksi calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru,
membuat surat keputusan tarif gaji dan upah karyawan, kenaikan pangkat dan
golongan gaji, mutasi karyawan dan pemberhentian karyawan.
b. Bagian pencatat waktu, bertanggung jawab :menyelenggarakan catatan waktu
hadir bagi semua karyawan
c. Bagian pembuat daftar gaji & upah, bertanggung jawab :membuat daftar gaji
dan upah.
d. Bagian akuntansi, bertanggung jawab :mencatat kewajiban yang timbul dalam
hubungannya dengan pembayaran gaji dan upa karyawan
e. Bagian keuangan, bertanggung jawab :mengisi cek guna pembayaran gaji dan
upah dan menguangkan cek tersebut ke bank, memasukkan uang tersebut ke
amplop gaji dan upah karyawan dan selanjutnya untuk dibagikan
Dokumen yang digunakan dalam sistem penggajian dan pengupahan adalah :
a. Dokumen pendukungan perubahan gaji dan upah
15
b. Kartu jam hadir
c. Kartu jam kerja
d. Daftar gaji dan daftar upah
e. Rekap gaji dan rekap upah
f. Surat pernyataan gaji dan upah
g. Amplop gaji dan upah
h. Bukti kas keluar
Prosedur dari sistem penggajian dan pengupahan (flowchart terlampir) :
a. Pencatatan waktu hadir
Prosedur ini bertujuan untuk mecatat waktu hadir karyawan, dapat
menggunakan daftar hadir biasa atau menggunakan kartu hadir (clock card).
Pencatatan waktu ini diselenggarakan untuk menentukan gaji dan upah
karyawan. Bagi karyawan yang digaji bulanan, daftar hadir digunakan untuk
menentukan apakah karyawan memperoleh gaji penuh atau tidak, menentukan
apakah karyawan bekerja diperusahaan dalam jam biasa atau jam lembur
sehingga dapat digunakan untuk menentukan apakah karyawan akan
meneriman gaji saja atau meneriman tunjangan lembur.
b. Pencatatan waktu kerja
Prosedur ini biasanya digunakan oleh perusahaan manufaktur yang
produksinya berdasarkan pada pesanan. Pencatatan waktu kerja diperlukan
bagi karyawan yang bekerja di bagian produksi untuk keperluan distribusi
biaya, upah karyawan kepada produk atau pesanan yang menikmati jasa
karyawan tersebut. Dengan demikian waktu kerja ini akan dipakai sebagai
dasar pembebanan biaya tenaga kerja langusng kepada produk yang
diproduksi.
c. Pembuatan daftar gaji dan upah
Dalam prosedur ini, fungsi pembuat daftar gaji dan upah membuat
daftar gai dan upah karyawan. Data yang dipakai sebagai dasar pembuatan
daftar gaji adalah surat keputusan mengenai pengangkatan karyawan baru.
16
Kenaikan pangkat, pemberhentian karyawan, penurunan pangkat, daftar gaji
bulan sebelumnya, dan daftar hadir.
d. Distribusi biaya gaji dan upah
Dalam prosedur ini distribusi biaya gaji dan upah, biaya tenaga kerja
didistribusikan kepada departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja.
Distribusi biaya tenaga kerja ini dimaksudkan untuk pengendalian biaya dan
penghitungan harga pokok produk.
e. Pembayaran gaji dan upah
Prosedur pembayaran gaji dan upah melibatkan bagian akuntansi dan
bagian keuangan. Bagian akuntansi membuat perintah pengeluran kas kepada
bagian keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji dan upah. Bagian
keuangan kemudian menuangkan cek tersebut ke bank dan memasukkan uang
ke dalam amplop gaji dan upah. Pembayaran gaji dan upah dapat dilakukan
dengan membagikan cek dan upah.
17