48
SILABUS MATA KULIAH I. IDENTITAS MATA KULIAH : a. Kelompok Mata Kuliah : Keahlian Berkarya b. Nama Mata Kuliah : Kritik Prosa Jawa c. Kode Mata Kuliah : KB 260232 d. Semester : V e. Bobot : 2 SKS f. Dosen Pengampu : Drs. Sukadaryanto, M.Hum. 2. TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa dapat melakukan/ memahami, menghargai, dan menilai karya sastra prosa Jawa. 3. DESKRIPSI Melakukan tindakan kritik terhadap karya sastra prosa Jawa untuk mengetahui jenis-jenis karya sastra sebagai bahan perbandingan dalam khasanah sastra Jawa. 4. PRASYARAT

Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

SILABUS MATA KULIAH

I. IDENTITAS MATA KULIAH :

a. Kelompok Mata Kuliah : Keahlian Berkarya

b. Nama Mata Kuliah : Kritik Prosa Jawa

c. Kode Mata Kuliah : KB 260232

d. Semester : V

e. Bobot : 2 SKS

f. Dosen Pengampu : Drs. Sukadaryanto, M.Hum.

2. TUJUAN PERKULIAHAN

Mahasiswa dapat melakukan/ memahami, menghargai, dan menilai karya sastra prosa Jawa.

3. DESKRIPSI

Melakukan tindakan kritik terhadap karya sastra prosa Jawa untuk mengetahui jenis-jenis karya

sastra sebagai bahan perbandingan dalam khasanah sastra Jawa.

4. PRASYARAT

Mahasiswa sudah mendapat mata kuliah Kajian Teks Prosa Jawa dan Pengkajian Prosa Jawa.

5. SISTEM PENILAIAN : a. Tugas/Kuis/Pekerjaan = 40%

b. Ujian Tengah Semester = 20%

c. Ujian Akhir Semeter = 40%

Page 2: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

6. KEGIATAN PERKULIAHAN

NO Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Waktu Sumber

1. Pengantar Kritik Prosa Jawa - Pengertian Istilah

- Pencipta dan penikmat Karya

Sastra Prosa Jawa

1 X 100 menit

1 X 100 menit

1,3,5

2. Ukuran dalam kritik Sastra Jawa - Sasaran kritik

- Pertanyaan dan

Pemahaman

1 X 100 menit 1,2,4

3. Beberapa Pendekatan Kritik

Sastra

- Pendekatan Mimetik

- Pendekatan Pragmatik

(Reseptif)

- Pendekatan Ekspresit

- Pendekatan Objektif

1 X 100 menit 1,2,4

1,2,4

1,2,4

1,2,4

4. Ujian Tengah Semester 1 X 100 menit semua

5. Semiotik dalam rangka kritik

sastra

- Prosa Jawa dan Sistem tanda 1 X 100 menit 2,4

6. Sosiologi sastra dalam

rangka kritik sastra

- Sastra Prosa Jawa Masyarakat

dan Kebudayaan

- Moralitas dalam sastra Prosa

Jawa

- Pengarang dan Karyanya

1 X 100 menit 2,4

2,4,5

2,3,5

7 Kritik Ilmiah sebagai pemaksaan - Kritik ilmiah non ilmiah 1 X 100 menit 1,2,4

8 Ujian Akhir Semester - 1x100

Page 3: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

7. Sumber Acuan

1. Hardjana, Andre. 1985. Kritik Sastra : Sebuah Pengantar. Jakarta. Gramedia.

2. Pradopo, Rachmat Djoko. 1994. Prinsip-prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

3. Prawoto, Poer Adhie. 1991. Kritik Esai. Kasusastran Jawa Modern, Bandung : Angkasa.

4. Semi, Atar. 1989. Kritik Sastra. Bandung : Angkasa.

5. Daya Santosa. 1990. Taman Sastrawan. Semarang Aneka Ilmu.

Page 4: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

RENCANA PERKULIAHAN

I. MATA KULIAH : Kritik Prosa Jawa

II. TUJUAN KURIKULER : Penguasaan teori Kritik Prosa dan

Penerapannya dalam rangka Pembinaan dan

Pengembangan Apresiasi Sastra

III. POKOK BAHASAN

2. Pengertian, fungsi, dan manfaat dari Kritik prosa

3. Teori sastra

4. Jenis-jenis pendekatan dalam sastra

5. Kritik prosa dengan pendekatan objektif

6. Kritik prosa dengan pendekatan ekspresif

7. Kritik prosa dengan pendekatan pragmatik

8. Kritik prosa dengan pendekatan mimetik

9. Metode kritik sastra (prosa)

10. Nilai-nilai dalam karya sastra (prosa)

IV TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN

1. Memahami pengertian, fungsi, dan manfaat dari kritik prosa.

Page 5: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

2. Memahami tentang teori sastra.

3. Memahami tentang jenis-jenis pendekatan dalam karya sastra.

4. Memahami kritik prosa dengan pendekatan objektif.

5. Memahami kritik prosa dengan pendekatan ekspresif.

6. Memahami kritik prosa dengan pendekatan pragmatik.

7. Memahami kritik prosa dengan pendekatan mimetik.

8. Memahami metode kritik sastra (prosa).

9. Memahami nilai-nilai dalam karya sastra (prosa).

Page 6: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

Minggu ke-1

Pokok Bahasan I

PENGERTIAN KRITIK PROSA

Tujuan Khusus Pembelajaran

1. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai pengertian dari kritik prosa.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan persamaan dan perbedaan antara kritik prosa,

kritik prosa, dan apresiasi prosa.

3. Mahasiswa dapat menyebutkan fungsi kritik prosa.

4. Mahasiswa dapat menyebutkan manfaat dari kritik prosa.

Rangkuman

Kritik sastra (prosa) merupakan penganalisisan suatu karya sastra (prosa).

Penganalisisan suatu karya sastra (prosa) merupakan kajian terhadap unsur-unsur

yang ada dalam karya sastra (prosa). Unsur-unsur dalam struktur cerita agar dapat

diuraikan lewat aspek-aspeknya, sehingga makna yang terkandung dalam struktur

cerita dapat dipahami bagi penikmat karya sastra (prosa).

Kritik sastra itu tak beda dengan kritik dalam karya sastra karena dalam

kritik itu mencari dan menentukan nilai yang hakiki dalam karya sastra melalui

penafsiran secara sistematik yang tertuang dalam tulisan atau hasil karya tersebut.

Berbeda dengan apresiasi, yang merupakan usaha untuk merasakan atau

Page 7: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

menikmati suatu karya seni/sastra dalam hal ini prosa. Antara Pengkaji dan

apresiasi mempunyai objek yang sama, yaitu karya sastra (prosa), hanya cara

kerjanya yang berbeda.

Kritik prosa berakhir dengan suatu penilaian, sedangkan apresiasi tujuan

akhirnya memberikan penghargaan atau penikmatan dari karya sastra itu sendiri.

Jadi dapat dikatakan bahwa kritik sastra atau kritik sastra (prosa) adalah suatu

penyelidikan yang langsung berurusan dengan suatu karya sastra (prosa). Di

samping menimbang bernilai dan tidaknya suatu karya sastra, penyelidikan ini

menjernihkan pula segala macam persoalan yang meliputi karya sastra itu dengan

memberikan penafsiran, penjelasan, dan uraian (Hardjana, 1985:37).

Adapun fungsi dari kritik sastra (prosa) yaitu memberikan sumbangan

pendapat bagi perkembangan teori sastra dalam bentuk kritik prosa. Sehingga akan

dapat memberikan sumbangan pertimbangan-pertimbangan kepada para

pengarang agar dapat berkarya lebih baik. Sedangkan manfaat dari kritik prosa

yaitu untuk memberikan pandangan kepada para pengarang agar dalam berkarya

lebih peka terhadap perkembangan karya sastra (prosa) sesuai dengan kemajuan

zaman. Sebab karya sastra itu terlahir bukan dari sebuah kekosongan budaya, dan

merupakan proses kreatif, serta dalam rangka membentuk konvensi menuju ke

invensi. Pemahaman ini harus dimiliki oleh pengarang dalam berkarya, sehingga

apa yang diperoleh adalah buah pikiran yang tertuang dalam imajinasinya.

Tanggung jawab pengarang selalu dituntut oleh masyarakat penikmat karya sastra.

Page 8: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

Kesadaran ini akan menimbulkan sifat kearifan pengarang dalam berkarya, dan

akan membawa pendewasaan dalam bersikap dan bertindak. Norma- norma/

aturan- aturan bila selalu ditempatkan sebagai filternya maka kearifan/

kebijaksanaan yang akan ditemukan.

Page 9: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

Minggu ke-2 dan ke-3

Pokok Bahasan II

TEORI SASTRA

Tujuan Ilmu Pembelajaran

Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang teori sastra, serta dapat

menerapkan dalam karya sastra.

Tujuan Khusus Pembelajaran

1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengertian dari penggunaan teori sastra

(Prosa).

2. Mahasiswa dapat menyebutkan jenis- jenis teori sastra (Prosa).

3. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengertian dari beberapa teori sastra

(Prosa) yang ada.

Rangkuman

Teori sastra merupakan alat yang dipergunakan oleh para peneliti, pengkaji/

kritikus dalam membahas karya sastra (Prosa) secara ilmiah. Penggunaan teori

yang tepat akan menemukan hasil yang diharapkan oleh para peneliti, pengkaji/

kritikus dalam membahas karya sastra.

Page 10: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

Perkembangan teori sastra telah mendorong atau membuka cakrawala baru

dalam dunia sastra. Graham Hough memandang teori sastra itu ada dua jenis.

Pertama, yaitu teori moral yang menempatkan sastra sebagai bagian keseluruhan

aktifitas kemanusiaan yang terkait dengan masalah nilai dan kode tertentu. Kedua,

yaitu teori formal yang memandang bahwa sastra itu sebagai suatu kesatuan dunia

secara otonom yang mempunyai aturan atau norma dengan sasaran dalam dunia

sastra itu sendiri.

Perkembangan selanjutnya, dunia sastra maju dengan pesatnya dengan

masuknya beberapa aliran dari barat, seperti aliran dari Praha (Ceko), Perancis,

Rusia, Skandinavia, dan Polandia. Munculnya tokoh- tokoh di bidang

strukturalisme, seperti Levi Strauss, Edward Sapir, Vladimir Propp, Mukarouvski,

T. Todorov, dan sebagainya akan membawa aliran teori baru dalam dunia sastra.

Teori sastra tersebut di antaranya strukturalisme, Resensi, Transformasi, Interteks,

Semiotik, Naratif, Dekontruksi, dan sebagainya. Penggunaan teori-teori tersebut

sebagai alat untuk membongkar atau membedah karya sastra sebagai objeknya

dengan teori tertentu sebagai model alatnya untuk komunikasi. Hal ini memang

tidak dapat dipungkiri bahwa untuk membedah karya sastra secara ilmiah satu-

satunya jalan harus menerapkan penggunaan teori sastra tertentu, sehingga antar

objek (karya sastra) dan alat (teori sastra) dapat menyatu dan akan menghasilkan

sasaran yang diharapkan. Penggunaan teori yang dapat untuk membedah karya

sastra akan menghasilkan kebenaran secara empirik. Teori sastra sangat besar

Page 11: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

manfaatnya dalam ilmu-ilmu sastra, suatu kritik tentunya diperlukan teori sebagai

alat untuk menganalisisnya.

Lahirnya teori baru merupakan perkembangan dari teori-teori sebelumnya,

namun, bukan berarti dengan lahirnya teori baru itu, teori lama tidak ada gunanya.

Justru lahirnya teori-teori baru tersebut merupakan buah hasil inovatif teori-teori

sebelumnya. Tanpa adanya teori sebelumnya tidak akan lahir teori baru sebagai

wujud pengembangannya.

Strukturalisme adalah suatu aliran yang berkembang menjadi teori dalam

sastra. Setiap analisis sastra, tugas struktural memang harus diprioritaskan (Teeuw,

1985:120-128), walaupun analisis struktural itu bukan analisis secara ilmiah.

Struktural baru merupakan tonggak awal untuk masuk ke dalam analisis secara

mendalam.

Page 12: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

Minggu ke-4, ke-5, dan ke-6

Pokok Bahasan III

JENIS-JENIS PENDEKATAN DALAM SASTRA

Tujuan Umum Pembelajaran

Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan yang tepat dalam pendalaman

terhadap pendekatan dalam sastra.

Tujuan Khusus Pembelajaran

1. Mahasiswa dapat menjelaskan arti pendekatan dalam sastra.

2. Mahasiswa dapat menyebutkan jenis-jenis pendekatan dalam sastra.

3. Mahasiswa dapat menjelaskan arti setiap jenis pendekatan.

4. Mahasiswa dapat membedakan pendekatan antara pendekatan dalam sastra

yang satu dengan pendekatan dalam karya sastra yang lain.

Rangkuman

Ada sementara orang beranggapan bahwa kehadiran teori sastra itu akibat

persepsi orang terhadap karya sastra itu berbeda-beda. Karya sastra sebagai karya

fiksi, tidak lain hanyalah merupakan hasil imajinasi pengarang belaka. Pada

dasarnya pengarang itu menciptakan hasil karyanya bermula dari pengamatan

dalam kehidupan di masyarakat. Karya sastra itu merupakan cermin kehidupan

Page 13: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

masyarakat pada zamannya. Pandangan orang terhadap karya sastra itu berbeda-

beda, tergantung dari sisi mana orang tersebut memandang/mengamati karya

sastra tersebut. Pengamatan dari setiap orang terhadap karya sastra itu dapat

dikatakan dalam dunia ilmu sastra. Pendekatan dalam dunia ilmu sastra itu ada

yang melalui pendekatan lewat bantuan ilmu lain di luar dunia ilmu sastra.

Misalnya sastra dikaitan dengan psikologi akan menjadi psikologi sastra, sastra

dikaitkan dengan sosiologi akan menjadi sosiologi sastra, sastra dikaitkan dengan

filsafat akan menjadi filsafat sastra (sastra sebagai dunia makro), dan lain

sebagainya yang dapat dikaitkan dengan dunia ilmu sastra. Pendekatan yang

dikaitkan dengan dunia luar semacam itu disebut dengan pendekatan ekstrinsik.

Sedangkan pendekatan di dalam ilmu sastra itu sendiri disebut dengan pendekatan

instrinsik, yaitu pendekatan dalam dunia ilmu sastra dengan memanfaatkan dalam

dunia ilmu sastra itu sendiri. Segala sesuatunya berkaitan dengan unsur-unsur

struktur dalam karya sastra (prosa), di antaranya mengenai tema,

penokohan/perwatakan, latar/setting, alat/alur, sudut pandang (point of vieuw),

gaya (termasuk teknik penceritaan dengan alatnya/bahasa yang dipakai), amanat,

dan sebagainya.

Pendapat Abrams, dalam bukunya The Minror and the lamp: Romantic

Theory and Critical Tradition (1981) juga dikutip oleh Teeuw (1985:50), Fanani

(2000:111) kaitan terhadap karya sastra itu ada empat koordinat. Keempat

pendekatan tersebut, yaitu pendekatan memetik yang memandang karya sastra

Page 14: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

sebagai refleksi dari kehidupan dimasyarakat; pendekatan pragmatik memandang

bahwa karya sastra itu mempunyai makna yang ditentukan masyarakat

pembacanya; pendekatan ekspresif yang memandang bahwa karya sastra itu

merupakan ungkapan/luapan dari jiwa pengarang; dan pendekatan objektif yang

memandang bahwa karya sastra itu berdiri sendiri pada struktur ceritanya, tanpa

adanya keterikatan dengan dunia luar, baik itu dari pengarang maupun

pembacanya, sehingga karya sastra itu berdiri sendiri secara otonom. Keempat

pendekatan tersebut (pragmatik, ekspresif, pragmatik dan mimetik) merupakan

cara pandang dalam analisis sastra. Secara totalitas dalam pemanfaatan pendekatan

tersebut akan membuahkan keseluruhan cara pandang dalam dunia sastra.

Pandangan ini akan memberikan gambaran tentang cara mengkaji dengan

pendekatan dalam dunia sastra. Sastra (prosa) memberikan asumsi bahwa apa yang

termuat dalam karya sastra adalah kehidupan. Walaupun kehidupan itu bersifat

imajiner, fiktif. Namun, seakan-akan warna yang ada didalam sastra bisa

memberikan informasi kepada masyarakat pembacanya. Apakah karya sastra

memberikan kontribusi tentang nilai-nilai, norma-norma yang hidup ditengah-

tengah masyarakat pada zaman karya sastra itu dilahirkan? Ataukah hanya sekedar

zaman? Itu semua tergantung masyarakat pembaca sastra dalam menyikapinya.

Perlunya kritik dengan pendekatan-pendekatan dalam dunia sastra akan

memberikan kecerahan. Bobot dan bernilainya sebuah karya sastra itu tergantung

jalinan antar unsur yang membangun karya sastra itu. Hubungan unsur-unsur

Page 15: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

pembangun karya sastra secara harmonis akan mudah dipahami. Bila mana tidak

ada hubungan antar unsur pembangun dalam karya sastra, akan sulit dipahami.

Sehingga akan menimbulkan persepsi yang berbeda-beda kepada pembaca

terhadap karya sastra itu.

Page 16: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

Minggu ke-7

UJIAN TENGAH SEMESTER

Minggu ke-8 dan ke-9

Pokok bahasan IV

KRITIK PROSA DENGAN PENDEKATAN OBJEKTIF

Tujuan Umum Pembelajaran

Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan tentang kritik prosa dengan

pendekatan objektif.

Tujuan Khusus Pembelajaran

1. Mahasiswa dapat menjelaskan/menerangkan tentang kritik prosa dengan

pendekatan objektif.

2. Mahasiswa dapat melaksanakan kritik prosa dengan menggunakan pendekatan

objektif.

3. Mahasiswa mempraktikan/melaksanakan kritik prosa yang dilatarbelakangi

dengan pendekatan objektif.

Rangkuman

Semula telah diterangkan bahwa pendekatan objektif dalam dunia sastra,

yaitu pendekatan yang memandang bahwa karya sastra itu berdiri sendiri secara

Page 17: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

otonom tanpa dipengaruhi oleh dunia yang ada diluar karya sastra itu sendiri.

Kajian prosa dengan pendekatan objektif tentu saja mengkaji prosa (karya sastra)

lewat struktur ceritanya, yaitu dengan melihat unsur-unsur yang membentuk

struktur cerita.

Cara kerja dengan pendekatan objektif ini melalui metode analisis

struktural, yaitu dengan menganalisis unsur-unsurnya. Hasilnya akan dapat

diketahui masing-masing unsur yang membentuk struktur cerita. Jalinan antar

unsur dalam struktur cerita akan mendukung suatu kesatuan dalam struktur cerita,

sehingga ada suatu kebulatan dalam cerita dan cerita itu dapat dikatakan

bermakna.

Selanjutnya metode analisis struktural ini dapat dilanjutkan/dikembangkan

dengan menggunakan sistem tanda, yaitu yang disebut dengan metode struktural

semiotik. Metode ini dengan jalan menganalisis unsur-unsurnya dengan

memperhatikan saling hubungan unsur-unsurnya, unsur yang satu dengan

keseluruhan unsur dan ditandai dengan suatu sistem tanda. Dengan adanya sistem

tanda, struktur tersebut diberi makna sesuai dengan aturan yang berlaku dalam

dunia sastra (prosa). Makna struktur cerita secara totalitas dikembalikan pada

suatu sistem tanda lewat unsur-unsur yang mendukung cerita. Sehingga untuk

memahaminya diperlukan pembacaan secara semiotik dalam rangka analisis

semiotik.

Page 18: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

Analisis semiotik itu sendiri juga masih merupakan bentuk analisis

struktural. Cara pandang secara struktural itu menitik beratkan unsur-unsur

pembangun karya sastra. Pendekatan objektif hanya terbatas pada otonomi

wilayah dalam karya sastra itu sendiri dan tidak memerlukan campur tangan dari

dunia luar sastra (Teeuw, 1995:50-63); lihat pula Fanani (2000:111-128).

Membicarakan pendekatan objektif orang akan membangun pemikiran

dalam pemahaman di dalam karya sastra (prosa). Kritik objektif merupakan wujud

cara pandang yang mengkonsentrasikan ada unsur-unsur pembangun karya sastra

(prosa) itu. Satu persatu unsur Pembangun dikaji lewat bangun struktur karya

sastra (prosa) secara totalitas. Sehingga akan diketemukan nilai-nilai yang

terkandung didalam unsur-unsur pembangun karya sastra tersebut menjadi

bermakna.

Page 19: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

Minggu ke -10

Pokok Bahasan V

KRITIK PROSA DENGAN PENDEKATAN EKSPRESIF

Tujuan Umum Pembelajaran

Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan tentang kritik prosa dengan

pendekatan ekspresif.

Tujuan Khusus Pembelajaran

1. Mahasiswa dapat menjelaskan /menerangkan tentang kritik prosa dengan

pendekatan ekspresif.

2. Mahasiswa dapat melaksanakan kritik prosa dengan menggunakan pendekatan

ekspresif.

3. Mahasiswa daat mempraktikkan/melaksanakan kritik prosa yang

dilatarbelakangi dengan pendekatan ekspresif.

Rangkuman

Pengakajian prosa dengan pendekatan ekspresif, yaitu suatu kajian prosa

yang berangkat dari suatu anggapan bahwa karya sastra (prosa) itu merupakan

ungkapan/luapan jiwa dari pengarang. Ungkapan/luapan jiwa pengarang ini bisa

berupa idiologi, gagasan, ajakan, kritik sosial yang berlaku di masyarakat atau

Page 20: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

bisa berupa apa saja yang diamati pengarang/pengalaman batin pengarang yang

dapat dituangkan dalam bentuk karyanya (karya sastra prosa). Kedudukan karya

sastra sudah tidak lagi otonom. Di sini karya sastra dikaitkan dengan dunia luar,

dan karya sastra bagaikan sarana untuk komunikasi antara pengarang dengan

masyarakat pembacanya. Banyak kontribusi pengarang yang dituangkan lewat

karyanya. Karya sastra seakan-akan membawa informasi pengarang yang

ditujukan kepada masyarakat luas. Peran diluar ilmu sastra sangat besar

pengaruhnya sebab jiwa (psiko) dari pengarang turut bicara, sehingga dengan

pendekatan ekspresif ini analisisnya dapat dilakukan dengan metode analisis

psikologi sastra, yaitu dengan melihatkan latar belakang kehidupan pengarang

Page 21: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

Minggu ke-11

Pokok Bahasan VI

KRITIK PROSA DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK

Tujuan Umum Pembelajaran

Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan tentang kritik prosa dengan

pendekatan pragmatik.

Tujuan Khusus Pembelajaran

1. Mahasiswa dapat menjelaskan/menerangkan tentang kritik prosa dengan

pendekatan pragmatik.

2. Mahasiswa dapat melaksanakan kritik prosa dengan menggunakan pendekatan

pragmatik.

3. Mahasiswa dapat mempraktikan/melaksanakan kritik prosa yang dilatar

belakangi dengan pendekatan pragmatik.

Rangkuman

Kritik prosa dengan pendekatan pragmatik yaitu suatu kritik prosa yang

berangkat dari suatu anggapan bahwa karya sastra (prosa) itu dilihat dari

tanggapan para pembacanya. Tanggapan pembaca terhadap karya sastra (prosa)

bermacam-macam. Lahirnya karya sastra ditengah-tengah masyarakat akan

Page 22: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

menimbulkan tanggapan dari para pembaca dari berbagai sudut pandang. Pembaca

dalam menanggapinya memerlukan kepekaan terhadap kondisi situasi zamannya.

Adakalanya kadar kepekaan pembaca ada yang tajam dan ada pula yang kurang,

bahwa sama sekali tidak peka. Tingkat kemampuan pemahaman pembaca terhadap

karya sastra (prosa) ditentukan oleh pengalaman-pengalaman pembaca itu sendiri.

Seorang pembaca dalam menanggapi karya sastra (prosa) dapat menggugah para

pengarang untuk lebih bisa membenahi diri dan memberikan masukkan-masukkan

berupa kritik sosial kepada pengarang lewat karyanya, maka pembaca itu sekaligus

bisa menjadi kritikus sastra. Kedudukan pembaca yang telah meresepsi karya

sastra, lama kelamaan akan menjadi seorang kritikus, sebab dalam dunia sastra

diperlukan adanya seorang kritikus sastra. Tugas kritikus sastra dapat memotivasi

pengarang dalam berkarya agar lebih berkualitas. Jarang sekali seorang kritikus

sastra, khususnya sastra jawa yang dapat menggugah para pengarang ada masanya.

Sebab kritikus jawa itu kebanyakan berperan pula sebagai penulis/pengarang

sastra. Bukanlah sesuatu yang tidak relevan seorang pengarang mengkritik

karyanya sendiri tentang baik buruknya. Seharusnya mesti terpisah kedudukan

antara pengarang dan kritikus sastra.

Page 23: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

Minggu ke-12 dan ke-13

Pokok Bahasan VII

KRITIK PROSA DENGAN PENDEKATAN MIMETIK

Tujuan Umum Pembelajaran

Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan tentang kritik prosa dengan

pendekatan mimetik.

Tujuan Khusus Pembelajaran

1. Mahasiswa dapat menjelaskan/menerangkan tentang kritik prosa dengan

pendekatan mimetik.

2. Mahasiswa dapat melaksanakan kritik prosa dengan menggunakan pendekatan

mimetik.

3. Mahasiswa dapat mempraktikan/melaksanakan kritik prosa yang

dilatarbelakangi dengan pendekatan mimetik.

Rangkuman

Kajian prosa dengan pendekatan mimetik, yaitu suatu kritik prosa yang

berangkat dari suatu anggapan bahwa karya sastra (prosa) itu cermin kehidupan

nyata dari masyarakat. Riwayat hidup pengarang pun kadangkala tertuang dalam

karyanya sebab pengarang itu sendiri adalah anggota masyarakat maka tidak

Page 24: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

mustahil riwayat hidup pengarang masuk ke dalam karyanya. Keberadaan karya

sastra (prosa) kadang kala juga hadir ada keterkaitannya dengan lingkup sosial

budaya di mana karya sastra itu tercipta. Misalnya karya sastra Jawa (Prosa) itu

hadir di tengah-tengah masyarakat sosial budayanya adalah masyarakat Jawa.

Kadang kala pula pendekatan dengan mimetik ini dikaitkan dengan kondisi situasi

sejarah yang pernah terjadi. Jadi ada semacam kasus intertekstualitas, yaitu

perbandingan unsur-unsur struktur cerita dengan cerita yang pernah ada atau

terjadi pada karya sastra yang lain/pendahulu, atau bahkan sebaiknya, yaitu

dibandingkan dengan cerita atau karya sastra yang ada sesudahnya.

Page 25: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

Minggu ke-14

Pokok Bahasa VIII

METODE KRITIK SASTRA (PROSA)

Tujuan Umum Pembelajaran

Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan tentang metode-metode dalam

mengkaji sastra (prosa).

Tujuan Khusus Pembelajaran

1. Mahasiswa dapat menjelaskan/menerapkan tentang pengertian metode kritik

sastra (prosa).

2. Mahasiswa dapat menjelaskan/menerangkan beberapa metode kritik sastra

(prosa).

3. Mahasiswa dapat menjelaskan/menerangkan beberapa pengertian tentang kritik

sastra (prosa).

Rangkuman

Metode kritik sastra (prosa) adalah suatu cara kerja yang berhubungan

dengan penerapan teori sastra (prosa) dalam mengkaji karya sastra (prosa) sebagai

objek kajian. Analisis dalam karya sastra dengan penerapan teori dan

menggunakan metode tertentu yang sesuai dengan objek kajiannya akan

Page 26: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

membuahkan hasil yang baik, walaupun belum sampai pada tingkat yang optimal.

Untuk menganalisis suatu masalah tidak harus pada tingkat yang purna sebab

dalam menganalisis suatu masalah kadang kala di tengah jalan akan menemukan

masalah baru yang perlu dikaji lebih lanjut. Untuk itu tidaklah mustahil bila

masalah-masalah dalam karya sastra itu selalu muncul dan diperlukan kajian lebih

lanjut bisa dengan metode dan penerapan teori yang berbeda. Metode kritik sastra

(prosa) harus sejalan dengan latar belakang teori sastra yang akan dipakai sehingga

analisis kritik sastra dapat dilaksanakan.

Metode kritik sastra (prosa) itu tidak terbatas pada objek sasarannya. Ada

bermacam-macam metode dalam mengkaji sastra (prosa), di antaranya : metode

struktural, metode struktural-semiotik, metode intertekstual, metode dekonstruksi,

metode literer, dan sebagainya. Semua metode itu bisa dipakai tergantung pada

objek sasaran yang dituju dan segala dengan penerapan teori.

Page 27: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

Minggu ke-15 dan ke-16

Pokok Bahasan IX

NILAI-NILAI DALAM KARYA SASTRA (PROSA)

Tujuan Umum Pembelajaran

Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan tentang arti nilai karya sastra

(prosa).

Tujuan Khusus Pembelajaran

1. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai nilai dari suatu karya sastra.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai kriteria dari karya sastra yang

bernilai.

Rangkuman

Untuk memahami sebuah karya sastra itu tidaklah mudah, apalagi karya

sastra itu mempunyai bobot dan bernilai. Letak dari nilai karya sastra itu

hendaklah jangan dipandang dari segi luarnya, tetapi hendaklah di pandang dari

segi fungsinya. Jadi karya sastra (prosa) itu bernilai apa bila ada pemenuhan fungsi

pada karya sastra (prosa) tersebut. Karya sastra (prosa) sebagai hasil imajinasi

pengarang tentu saja sebagai karya seni. Selain sebagai karya seni, karya sastra

(prosa) juga harus memenuhi kriteria intesrity atau keutuhan struktur karya sastra

Page 28: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

apabila akan dikatakan bernilai. Di tambah lagi karya sastra (prosa) itu harus ada

persesuaian, kecocokan, hubungan antara unsurnya. Hal ini sejalan dengan teori

formal yang dikemukakan oleh Graham Hougt. Tetapi berdasarkan teori moral

sangat sulit untuk didefinisikan sebab kriteria nilai yang berkaitan dengan moral

menyangkut konsep atau pandangan hidup dari seseorang atau masyarakat luas.

Page 29: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

DAFTAR PUSTAKA

Abrams. M.H. 1981. The Mirror and the Lamp. Romantic Theory and Critical Traditian. London : oxford University Press.

Austin Warren, Rene Wallek. 1980. Theory of Literature. Diterjemahkan oleh KMSI-UGM. Yogyakarta : KMSU-UGM. Cetakan Ketiga.

Baribin, Raminah. 1985. Teori dan Apresiasi Prosa Fiksi Semarang : IKIP Semarang Press.

Dayasantosa. 1981. “Kritik Sastra ing Kesusastraan Jawa Jaman Kamardhikan (2)” dalam, Pustaka Candra. Semarang : Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Daerah Jawa Tengah.

Fananie, Zainyddin. 2000. Telaah Sastra. Surakarta: Universitas Muhammadiyah.

Hardjana, Andre. 1981. Kritik Sastra: Sebuah Pengantar Jakarta: Gramedia.

Jassin, H.B. 1959. Tifa Penjair dan Daerahnja. Djakarta : Gunung Agung.

Nurigiyantoro, Burhan. 1995. Teori Kritik Fiksi Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pradopo, Rachmat Djoko, et al. 1976. Laporan Penelitian Prosa Kesusastraan Indonesia Modern sebelum Pengarang Dunia II. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Scholes, Robert. 1977. Structuralism in Literature. New Haven and London: Yale University Press.

Stanton, Robert. 1965. An Introduction to Fiction. New York : Holt, Renehart and Winston, Inc.

Teeuw, A. 1980. “Estetik, Semiotik, dan Sejarah Sastra” dalam majalah Basis, Tahun XXX, No. 1, Oktober.

__________. 1983. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta ; Gramedia.

Page 30: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

__________. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra : Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta : Pustaka Jaya-Giri Mukti Pusaka.

Page 31: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

SILABUS MATA KULIAH

I. IDENTITAS MATA KULIAH :

a. Kelompok Mata Kuliah : Kesusastraan

b. Nama Mata Kuliah : Kritik Prosa Jawa

c. Kode Mata Kuliah : KB 214202

d. Semester : IV

e. Bobot : 2 SKS

f. Dosen Pengampu : Drs. Sukadaryanto, M.Hum.

2. TUJUAN PERKULIAHAN

Mahasiswa dapat mengkaji beberapa persoalan struktur dalam prosa Jawa lewat

pendekatan beberapa teori sastra.

3. DESKRIPSI

Mengkaji beberapa persoalan dalam struktur prosa Jawa dengan beberapa pendekatan

dalam dunia sastra lewat beberapa teori dalam dunia sastra.

4. PRASYARAT

Mahasiswa sudah mendapat mata kuliah Teori Sastra I dan II.

Page 32: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

5. SISTEM PENILAIAN : a. Tugas/Kuis/Pekerjaan = 40%

b. Ujian Tengaj Semester = 20%

c. Ujian Akhir Semeter = 40%

6. KEGIATAN PERKULIAHAN

NO Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Waktu Sumber

1. Pengantar Kajian Prosa - Struktur Prosa Jawa 1 X 100 menit 1,2

2. Jenis-jenis Prosa Jawa Roman, Novel, Cerpen, Cerbung

dsb

1 X 100 menit 2

3. Pendekatan dalam Karya Sastra Pendekatan menurut Abrams dan

Wellek dan Werren

- Pendekatan Objektif

- Pendekatan Ekspresif

- Pendekatan Pragmatik

- Pendekatan Mimetik

1 X 100 menit 3,5

3,5

3,5

3,5

3,5

4. Ujian Tengah Semester 1 X 100 menit semua

5. Novel Jawa Modern - Kajian instrinsik

- Model Pensekuenan

- Alur, tokoh/penokohan, latar

(fakta cerita) dan tema

- Kajian ekstrinsik

- Pengarang dan Masyarakat Jawa

1 X 100 menit 1,3

3

1,2,3

1,2,3

1,2,3

6. Ujian Akhir Semester 1 X 100 menit

Page 33: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

7. Sumber Acuan

1. Aminuddin. 1995. Pengantar Apresiasi Karya Sastra Bandung : Sinar Baru Algensindo

2. Hutomo, Suripan Sadi. 1975. Telaah Kesusastraan Jawa Modern. Jakarta : Dep. Pend. & Kebudayaan.

3. Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori Kritik Fiksi Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

4. Rahmanto, B. 1989. Metode Pengajaran Sastra Yogyakarta: Kanisius 5. Teeuw. A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra : Pengantar Teori Sastra. Jakarta : Pustaka

Jaya – Girimukti Pasaka.

Page 34: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

HAND OUT

Oleh : Drs. Sukadaryanto, M.Hum

MATA KULIAH : KRITIK SASTRA JAWA

JURUSAN/PRODI : PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA

FAKULTAS : BAHASA DAN SENI

PERGURUAN TINGGI : UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PENGAMPU : Drs. SUKADARYANTO, M.Hum.

SEMESTER : IV

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Page 35: Silabus Mata Kuliah Kritik Prosa Jawa

2008