Upload
burhanuddin-dc
View
139
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
SILABUS MATA KULIAH
I. IDENTITAS MATA KULIAH :
a. Kelompok Mata Kuliah : Keahlian Berkarya
b. Nama Mata Kuliah : Kritik Prosa Jawa
c. Kode Mata Kuliah : KB 260232
d. Semester : V
e. Bobot : 2 SKS
f. Dosen Pengampu : Drs. Sukadaryanto, M.Hum.
2. TUJUAN PERKULIAHAN
Mahasiswa dapat melakukan/ memahami, menghargai, dan menilai karya sastra prosa Jawa.
3. DESKRIPSI
Melakukan tindakan kritik terhadap karya sastra prosa Jawa untuk mengetahui jenis-jenis karya
sastra sebagai bahan perbandingan dalam khasanah sastra Jawa.
4. PRASYARAT
Mahasiswa sudah mendapat mata kuliah Kajian Teks Prosa Jawa dan Pengkajian Prosa Jawa.
5. SISTEM PENILAIAN : a. Tugas/Kuis/Pekerjaan = 40%
b. Ujian Tengah Semester = 20%
c. Ujian Akhir Semeter = 40%
6. KEGIATAN PERKULIAHAN
NO Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Waktu Sumber
1. Pengantar Kritik Prosa Jawa - Pengertian Istilah
- Pencipta dan penikmat Karya
Sastra Prosa Jawa
1 X 100 menit
1 X 100 menit
1,3,5
2. Ukuran dalam kritik Sastra Jawa - Sasaran kritik
- Pertanyaan dan
Pemahaman
1 X 100 menit 1,2,4
3. Beberapa Pendekatan Kritik
Sastra
- Pendekatan Mimetik
- Pendekatan Pragmatik
(Reseptif)
- Pendekatan Ekspresit
- Pendekatan Objektif
1 X 100 menit 1,2,4
1,2,4
1,2,4
1,2,4
4. Ujian Tengah Semester 1 X 100 menit semua
5. Semiotik dalam rangka kritik
sastra
- Prosa Jawa dan Sistem tanda 1 X 100 menit 2,4
6. Sosiologi sastra dalam
rangka kritik sastra
- Sastra Prosa Jawa Masyarakat
dan Kebudayaan
- Moralitas dalam sastra Prosa
Jawa
- Pengarang dan Karyanya
1 X 100 menit 2,4
2,4,5
2,3,5
7 Kritik Ilmiah sebagai pemaksaan - Kritik ilmiah non ilmiah 1 X 100 menit 1,2,4
8 Ujian Akhir Semester - 1x100
7. Sumber Acuan
1. Hardjana, Andre. 1985. Kritik Sastra : Sebuah Pengantar. Jakarta. Gramedia.
2. Pradopo, Rachmat Djoko. 1994. Prinsip-prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
3. Prawoto, Poer Adhie. 1991. Kritik Esai. Kasusastran Jawa Modern, Bandung : Angkasa.
4. Semi, Atar. 1989. Kritik Sastra. Bandung : Angkasa.
5. Daya Santosa. 1990. Taman Sastrawan. Semarang Aneka Ilmu.
RENCANA PERKULIAHAN
I. MATA KULIAH : Kritik Prosa Jawa
II. TUJUAN KURIKULER : Penguasaan teori Kritik Prosa dan
Penerapannya dalam rangka Pembinaan dan
Pengembangan Apresiasi Sastra
III. POKOK BAHASAN
2. Pengertian, fungsi, dan manfaat dari Kritik prosa
3. Teori sastra
4. Jenis-jenis pendekatan dalam sastra
5. Kritik prosa dengan pendekatan objektif
6. Kritik prosa dengan pendekatan ekspresif
7. Kritik prosa dengan pendekatan pragmatik
8. Kritik prosa dengan pendekatan mimetik
9. Metode kritik sastra (prosa)
10. Nilai-nilai dalam karya sastra (prosa)
IV TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN
1. Memahami pengertian, fungsi, dan manfaat dari kritik prosa.
2. Memahami tentang teori sastra.
3. Memahami tentang jenis-jenis pendekatan dalam karya sastra.
4. Memahami kritik prosa dengan pendekatan objektif.
5. Memahami kritik prosa dengan pendekatan ekspresif.
6. Memahami kritik prosa dengan pendekatan pragmatik.
7. Memahami kritik prosa dengan pendekatan mimetik.
8. Memahami metode kritik sastra (prosa).
9. Memahami nilai-nilai dalam karya sastra (prosa).
Minggu ke-1
Pokok Bahasan I
PENGERTIAN KRITIK PROSA
Tujuan Khusus Pembelajaran
1. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai pengertian dari kritik prosa.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan persamaan dan perbedaan antara kritik prosa,
kritik prosa, dan apresiasi prosa.
3. Mahasiswa dapat menyebutkan fungsi kritik prosa.
4. Mahasiswa dapat menyebutkan manfaat dari kritik prosa.
Rangkuman
Kritik sastra (prosa) merupakan penganalisisan suatu karya sastra (prosa).
Penganalisisan suatu karya sastra (prosa) merupakan kajian terhadap unsur-unsur
yang ada dalam karya sastra (prosa). Unsur-unsur dalam struktur cerita agar dapat
diuraikan lewat aspek-aspeknya, sehingga makna yang terkandung dalam struktur
cerita dapat dipahami bagi penikmat karya sastra (prosa).
Kritik sastra itu tak beda dengan kritik dalam karya sastra karena dalam
kritik itu mencari dan menentukan nilai yang hakiki dalam karya sastra melalui
penafsiran secara sistematik yang tertuang dalam tulisan atau hasil karya tersebut.
Berbeda dengan apresiasi, yang merupakan usaha untuk merasakan atau
menikmati suatu karya seni/sastra dalam hal ini prosa. Antara Pengkaji dan
apresiasi mempunyai objek yang sama, yaitu karya sastra (prosa), hanya cara
kerjanya yang berbeda.
Kritik prosa berakhir dengan suatu penilaian, sedangkan apresiasi tujuan
akhirnya memberikan penghargaan atau penikmatan dari karya sastra itu sendiri.
Jadi dapat dikatakan bahwa kritik sastra atau kritik sastra (prosa) adalah suatu
penyelidikan yang langsung berurusan dengan suatu karya sastra (prosa). Di
samping menimbang bernilai dan tidaknya suatu karya sastra, penyelidikan ini
menjernihkan pula segala macam persoalan yang meliputi karya sastra itu dengan
memberikan penafsiran, penjelasan, dan uraian (Hardjana, 1985:37).
Adapun fungsi dari kritik sastra (prosa) yaitu memberikan sumbangan
pendapat bagi perkembangan teori sastra dalam bentuk kritik prosa. Sehingga akan
dapat memberikan sumbangan pertimbangan-pertimbangan kepada para
pengarang agar dapat berkarya lebih baik. Sedangkan manfaat dari kritik prosa
yaitu untuk memberikan pandangan kepada para pengarang agar dalam berkarya
lebih peka terhadap perkembangan karya sastra (prosa) sesuai dengan kemajuan
zaman. Sebab karya sastra itu terlahir bukan dari sebuah kekosongan budaya, dan
merupakan proses kreatif, serta dalam rangka membentuk konvensi menuju ke
invensi. Pemahaman ini harus dimiliki oleh pengarang dalam berkarya, sehingga
apa yang diperoleh adalah buah pikiran yang tertuang dalam imajinasinya.
Tanggung jawab pengarang selalu dituntut oleh masyarakat penikmat karya sastra.
Kesadaran ini akan menimbulkan sifat kearifan pengarang dalam berkarya, dan
akan membawa pendewasaan dalam bersikap dan bertindak. Norma- norma/
aturan- aturan bila selalu ditempatkan sebagai filternya maka kearifan/
kebijaksanaan yang akan ditemukan.
Minggu ke-2 dan ke-3
Pokok Bahasan II
TEORI SASTRA
Tujuan Ilmu Pembelajaran
Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang teori sastra, serta dapat
menerapkan dalam karya sastra.
Tujuan Khusus Pembelajaran
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengertian dari penggunaan teori sastra
(Prosa).
2. Mahasiswa dapat menyebutkan jenis- jenis teori sastra (Prosa).
3. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengertian dari beberapa teori sastra
(Prosa) yang ada.
Rangkuman
Teori sastra merupakan alat yang dipergunakan oleh para peneliti, pengkaji/
kritikus dalam membahas karya sastra (Prosa) secara ilmiah. Penggunaan teori
yang tepat akan menemukan hasil yang diharapkan oleh para peneliti, pengkaji/
kritikus dalam membahas karya sastra.
Perkembangan teori sastra telah mendorong atau membuka cakrawala baru
dalam dunia sastra. Graham Hough memandang teori sastra itu ada dua jenis.
Pertama, yaitu teori moral yang menempatkan sastra sebagai bagian keseluruhan
aktifitas kemanusiaan yang terkait dengan masalah nilai dan kode tertentu. Kedua,
yaitu teori formal yang memandang bahwa sastra itu sebagai suatu kesatuan dunia
secara otonom yang mempunyai aturan atau norma dengan sasaran dalam dunia
sastra itu sendiri.
Perkembangan selanjutnya, dunia sastra maju dengan pesatnya dengan
masuknya beberapa aliran dari barat, seperti aliran dari Praha (Ceko), Perancis,
Rusia, Skandinavia, dan Polandia. Munculnya tokoh- tokoh di bidang
strukturalisme, seperti Levi Strauss, Edward Sapir, Vladimir Propp, Mukarouvski,
T. Todorov, dan sebagainya akan membawa aliran teori baru dalam dunia sastra.
Teori sastra tersebut di antaranya strukturalisme, Resensi, Transformasi, Interteks,
Semiotik, Naratif, Dekontruksi, dan sebagainya. Penggunaan teori-teori tersebut
sebagai alat untuk membongkar atau membedah karya sastra sebagai objeknya
dengan teori tertentu sebagai model alatnya untuk komunikasi. Hal ini memang
tidak dapat dipungkiri bahwa untuk membedah karya sastra secara ilmiah satu-
satunya jalan harus menerapkan penggunaan teori sastra tertentu, sehingga antar
objek (karya sastra) dan alat (teori sastra) dapat menyatu dan akan menghasilkan
sasaran yang diharapkan. Penggunaan teori yang dapat untuk membedah karya
sastra akan menghasilkan kebenaran secara empirik. Teori sastra sangat besar
manfaatnya dalam ilmu-ilmu sastra, suatu kritik tentunya diperlukan teori sebagai
alat untuk menganalisisnya.
Lahirnya teori baru merupakan perkembangan dari teori-teori sebelumnya,
namun, bukan berarti dengan lahirnya teori baru itu, teori lama tidak ada gunanya.
Justru lahirnya teori-teori baru tersebut merupakan buah hasil inovatif teori-teori
sebelumnya. Tanpa adanya teori sebelumnya tidak akan lahir teori baru sebagai
wujud pengembangannya.
Strukturalisme adalah suatu aliran yang berkembang menjadi teori dalam
sastra. Setiap analisis sastra, tugas struktural memang harus diprioritaskan (Teeuw,
1985:120-128), walaupun analisis struktural itu bukan analisis secara ilmiah.
Struktural baru merupakan tonggak awal untuk masuk ke dalam analisis secara
mendalam.
Minggu ke-4, ke-5, dan ke-6
Pokok Bahasan III
JENIS-JENIS PENDEKATAN DALAM SASTRA
Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan yang tepat dalam pendalaman
terhadap pendekatan dalam sastra.
Tujuan Khusus Pembelajaran
1. Mahasiswa dapat menjelaskan arti pendekatan dalam sastra.
2. Mahasiswa dapat menyebutkan jenis-jenis pendekatan dalam sastra.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan arti setiap jenis pendekatan.
4. Mahasiswa dapat membedakan pendekatan antara pendekatan dalam sastra
yang satu dengan pendekatan dalam karya sastra yang lain.
Rangkuman
Ada sementara orang beranggapan bahwa kehadiran teori sastra itu akibat
persepsi orang terhadap karya sastra itu berbeda-beda. Karya sastra sebagai karya
fiksi, tidak lain hanyalah merupakan hasil imajinasi pengarang belaka. Pada
dasarnya pengarang itu menciptakan hasil karyanya bermula dari pengamatan
dalam kehidupan di masyarakat. Karya sastra itu merupakan cermin kehidupan
masyarakat pada zamannya. Pandangan orang terhadap karya sastra itu berbeda-
beda, tergantung dari sisi mana orang tersebut memandang/mengamati karya
sastra tersebut. Pengamatan dari setiap orang terhadap karya sastra itu dapat
dikatakan dalam dunia ilmu sastra. Pendekatan dalam dunia ilmu sastra itu ada
yang melalui pendekatan lewat bantuan ilmu lain di luar dunia ilmu sastra.
Misalnya sastra dikaitan dengan psikologi akan menjadi psikologi sastra, sastra
dikaitkan dengan sosiologi akan menjadi sosiologi sastra, sastra dikaitkan dengan
filsafat akan menjadi filsafat sastra (sastra sebagai dunia makro), dan lain
sebagainya yang dapat dikaitkan dengan dunia ilmu sastra. Pendekatan yang
dikaitkan dengan dunia luar semacam itu disebut dengan pendekatan ekstrinsik.
Sedangkan pendekatan di dalam ilmu sastra itu sendiri disebut dengan pendekatan
instrinsik, yaitu pendekatan dalam dunia ilmu sastra dengan memanfaatkan dalam
dunia ilmu sastra itu sendiri. Segala sesuatunya berkaitan dengan unsur-unsur
struktur dalam karya sastra (prosa), di antaranya mengenai tema,
penokohan/perwatakan, latar/setting, alat/alur, sudut pandang (point of vieuw),
gaya (termasuk teknik penceritaan dengan alatnya/bahasa yang dipakai), amanat,
dan sebagainya.
Pendapat Abrams, dalam bukunya The Minror and the lamp: Romantic
Theory and Critical Tradition (1981) juga dikutip oleh Teeuw (1985:50), Fanani
(2000:111) kaitan terhadap karya sastra itu ada empat koordinat. Keempat
pendekatan tersebut, yaitu pendekatan memetik yang memandang karya sastra
sebagai refleksi dari kehidupan dimasyarakat; pendekatan pragmatik memandang
bahwa karya sastra itu mempunyai makna yang ditentukan masyarakat
pembacanya; pendekatan ekspresif yang memandang bahwa karya sastra itu
merupakan ungkapan/luapan dari jiwa pengarang; dan pendekatan objektif yang
memandang bahwa karya sastra itu berdiri sendiri pada struktur ceritanya, tanpa
adanya keterikatan dengan dunia luar, baik itu dari pengarang maupun
pembacanya, sehingga karya sastra itu berdiri sendiri secara otonom. Keempat
pendekatan tersebut (pragmatik, ekspresif, pragmatik dan mimetik) merupakan
cara pandang dalam analisis sastra. Secara totalitas dalam pemanfaatan pendekatan
tersebut akan membuahkan keseluruhan cara pandang dalam dunia sastra.
Pandangan ini akan memberikan gambaran tentang cara mengkaji dengan
pendekatan dalam dunia sastra. Sastra (prosa) memberikan asumsi bahwa apa yang
termuat dalam karya sastra adalah kehidupan. Walaupun kehidupan itu bersifat
imajiner, fiktif. Namun, seakan-akan warna yang ada didalam sastra bisa
memberikan informasi kepada masyarakat pembacanya. Apakah karya sastra
memberikan kontribusi tentang nilai-nilai, norma-norma yang hidup ditengah-
tengah masyarakat pada zaman karya sastra itu dilahirkan? Ataukah hanya sekedar
zaman? Itu semua tergantung masyarakat pembaca sastra dalam menyikapinya.
Perlunya kritik dengan pendekatan-pendekatan dalam dunia sastra akan
memberikan kecerahan. Bobot dan bernilainya sebuah karya sastra itu tergantung
jalinan antar unsur yang membangun karya sastra itu. Hubungan unsur-unsur
pembangun karya sastra secara harmonis akan mudah dipahami. Bila mana tidak
ada hubungan antar unsur pembangun dalam karya sastra, akan sulit dipahami.
Sehingga akan menimbulkan persepsi yang berbeda-beda kepada pembaca
terhadap karya sastra itu.
Minggu ke-7
UJIAN TENGAH SEMESTER
Minggu ke-8 dan ke-9
Pokok bahasan IV
KRITIK PROSA DENGAN PENDEKATAN OBJEKTIF
Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan tentang kritik prosa dengan
pendekatan objektif.
Tujuan Khusus Pembelajaran
1. Mahasiswa dapat menjelaskan/menerangkan tentang kritik prosa dengan
pendekatan objektif.
2. Mahasiswa dapat melaksanakan kritik prosa dengan menggunakan pendekatan
objektif.
3. Mahasiswa mempraktikan/melaksanakan kritik prosa yang dilatarbelakangi
dengan pendekatan objektif.
Rangkuman
Semula telah diterangkan bahwa pendekatan objektif dalam dunia sastra,
yaitu pendekatan yang memandang bahwa karya sastra itu berdiri sendiri secara
otonom tanpa dipengaruhi oleh dunia yang ada diluar karya sastra itu sendiri.
Kajian prosa dengan pendekatan objektif tentu saja mengkaji prosa (karya sastra)
lewat struktur ceritanya, yaitu dengan melihat unsur-unsur yang membentuk
struktur cerita.
Cara kerja dengan pendekatan objektif ini melalui metode analisis
struktural, yaitu dengan menganalisis unsur-unsurnya. Hasilnya akan dapat
diketahui masing-masing unsur yang membentuk struktur cerita. Jalinan antar
unsur dalam struktur cerita akan mendukung suatu kesatuan dalam struktur cerita,
sehingga ada suatu kebulatan dalam cerita dan cerita itu dapat dikatakan
bermakna.
Selanjutnya metode analisis struktural ini dapat dilanjutkan/dikembangkan
dengan menggunakan sistem tanda, yaitu yang disebut dengan metode struktural
semiotik. Metode ini dengan jalan menganalisis unsur-unsurnya dengan
memperhatikan saling hubungan unsur-unsurnya, unsur yang satu dengan
keseluruhan unsur dan ditandai dengan suatu sistem tanda. Dengan adanya sistem
tanda, struktur tersebut diberi makna sesuai dengan aturan yang berlaku dalam
dunia sastra (prosa). Makna struktur cerita secara totalitas dikembalikan pada
suatu sistem tanda lewat unsur-unsur yang mendukung cerita. Sehingga untuk
memahaminya diperlukan pembacaan secara semiotik dalam rangka analisis
semiotik.
Analisis semiotik itu sendiri juga masih merupakan bentuk analisis
struktural. Cara pandang secara struktural itu menitik beratkan unsur-unsur
pembangun karya sastra. Pendekatan objektif hanya terbatas pada otonomi
wilayah dalam karya sastra itu sendiri dan tidak memerlukan campur tangan dari
dunia luar sastra (Teeuw, 1995:50-63); lihat pula Fanani (2000:111-128).
Membicarakan pendekatan objektif orang akan membangun pemikiran
dalam pemahaman di dalam karya sastra (prosa). Kritik objektif merupakan wujud
cara pandang yang mengkonsentrasikan ada unsur-unsur pembangun karya sastra
(prosa) itu. Satu persatu unsur Pembangun dikaji lewat bangun struktur karya
sastra (prosa) secara totalitas. Sehingga akan diketemukan nilai-nilai yang
terkandung didalam unsur-unsur pembangun karya sastra tersebut menjadi
bermakna.
Minggu ke -10
Pokok Bahasan V
KRITIK PROSA DENGAN PENDEKATAN EKSPRESIF
Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan tentang kritik prosa dengan
pendekatan ekspresif.
Tujuan Khusus Pembelajaran
1. Mahasiswa dapat menjelaskan /menerangkan tentang kritik prosa dengan
pendekatan ekspresif.
2. Mahasiswa dapat melaksanakan kritik prosa dengan menggunakan pendekatan
ekspresif.
3. Mahasiswa daat mempraktikkan/melaksanakan kritik prosa yang
dilatarbelakangi dengan pendekatan ekspresif.
Rangkuman
Pengakajian prosa dengan pendekatan ekspresif, yaitu suatu kajian prosa
yang berangkat dari suatu anggapan bahwa karya sastra (prosa) itu merupakan
ungkapan/luapan jiwa dari pengarang. Ungkapan/luapan jiwa pengarang ini bisa
berupa idiologi, gagasan, ajakan, kritik sosial yang berlaku di masyarakat atau
bisa berupa apa saja yang diamati pengarang/pengalaman batin pengarang yang
dapat dituangkan dalam bentuk karyanya (karya sastra prosa). Kedudukan karya
sastra sudah tidak lagi otonom. Di sini karya sastra dikaitkan dengan dunia luar,
dan karya sastra bagaikan sarana untuk komunikasi antara pengarang dengan
masyarakat pembacanya. Banyak kontribusi pengarang yang dituangkan lewat
karyanya. Karya sastra seakan-akan membawa informasi pengarang yang
ditujukan kepada masyarakat luas. Peran diluar ilmu sastra sangat besar
pengaruhnya sebab jiwa (psiko) dari pengarang turut bicara, sehingga dengan
pendekatan ekspresif ini analisisnya dapat dilakukan dengan metode analisis
psikologi sastra, yaitu dengan melihatkan latar belakang kehidupan pengarang
Minggu ke-11
Pokok Bahasan VI
KRITIK PROSA DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK
Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan tentang kritik prosa dengan
pendekatan pragmatik.
Tujuan Khusus Pembelajaran
1. Mahasiswa dapat menjelaskan/menerangkan tentang kritik prosa dengan
pendekatan pragmatik.
2. Mahasiswa dapat melaksanakan kritik prosa dengan menggunakan pendekatan
pragmatik.
3. Mahasiswa dapat mempraktikan/melaksanakan kritik prosa yang dilatar
belakangi dengan pendekatan pragmatik.
Rangkuman
Kritik prosa dengan pendekatan pragmatik yaitu suatu kritik prosa yang
berangkat dari suatu anggapan bahwa karya sastra (prosa) itu dilihat dari
tanggapan para pembacanya. Tanggapan pembaca terhadap karya sastra (prosa)
bermacam-macam. Lahirnya karya sastra ditengah-tengah masyarakat akan
menimbulkan tanggapan dari para pembaca dari berbagai sudut pandang. Pembaca
dalam menanggapinya memerlukan kepekaan terhadap kondisi situasi zamannya.
Adakalanya kadar kepekaan pembaca ada yang tajam dan ada pula yang kurang,
bahwa sama sekali tidak peka. Tingkat kemampuan pemahaman pembaca terhadap
karya sastra (prosa) ditentukan oleh pengalaman-pengalaman pembaca itu sendiri.
Seorang pembaca dalam menanggapi karya sastra (prosa) dapat menggugah para
pengarang untuk lebih bisa membenahi diri dan memberikan masukkan-masukkan
berupa kritik sosial kepada pengarang lewat karyanya, maka pembaca itu sekaligus
bisa menjadi kritikus sastra. Kedudukan pembaca yang telah meresepsi karya
sastra, lama kelamaan akan menjadi seorang kritikus, sebab dalam dunia sastra
diperlukan adanya seorang kritikus sastra. Tugas kritikus sastra dapat memotivasi
pengarang dalam berkarya agar lebih berkualitas. Jarang sekali seorang kritikus
sastra, khususnya sastra jawa yang dapat menggugah para pengarang ada masanya.
Sebab kritikus jawa itu kebanyakan berperan pula sebagai penulis/pengarang
sastra. Bukanlah sesuatu yang tidak relevan seorang pengarang mengkritik
karyanya sendiri tentang baik buruknya. Seharusnya mesti terpisah kedudukan
antara pengarang dan kritikus sastra.
Minggu ke-12 dan ke-13
Pokok Bahasan VII
KRITIK PROSA DENGAN PENDEKATAN MIMETIK
Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan tentang kritik prosa dengan
pendekatan mimetik.
Tujuan Khusus Pembelajaran
1. Mahasiswa dapat menjelaskan/menerangkan tentang kritik prosa dengan
pendekatan mimetik.
2. Mahasiswa dapat melaksanakan kritik prosa dengan menggunakan pendekatan
mimetik.
3. Mahasiswa dapat mempraktikan/melaksanakan kritik prosa yang
dilatarbelakangi dengan pendekatan mimetik.
Rangkuman
Kajian prosa dengan pendekatan mimetik, yaitu suatu kritik prosa yang
berangkat dari suatu anggapan bahwa karya sastra (prosa) itu cermin kehidupan
nyata dari masyarakat. Riwayat hidup pengarang pun kadangkala tertuang dalam
karyanya sebab pengarang itu sendiri adalah anggota masyarakat maka tidak
mustahil riwayat hidup pengarang masuk ke dalam karyanya. Keberadaan karya
sastra (prosa) kadang kala juga hadir ada keterkaitannya dengan lingkup sosial
budaya di mana karya sastra itu tercipta. Misalnya karya sastra Jawa (Prosa) itu
hadir di tengah-tengah masyarakat sosial budayanya adalah masyarakat Jawa.
Kadang kala pula pendekatan dengan mimetik ini dikaitkan dengan kondisi situasi
sejarah yang pernah terjadi. Jadi ada semacam kasus intertekstualitas, yaitu
perbandingan unsur-unsur struktur cerita dengan cerita yang pernah ada atau
terjadi pada karya sastra yang lain/pendahulu, atau bahkan sebaiknya, yaitu
dibandingkan dengan cerita atau karya sastra yang ada sesudahnya.
Minggu ke-14
Pokok Bahasa VIII
METODE KRITIK SASTRA (PROSA)
Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan tentang metode-metode dalam
mengkaji sastra (prosa).
Tujuan Khusus Pembelajaran
1. Mahasiswa dapat menjelaskan/menerapkan tentang pengertian metode kritik
sastra (prosa).
2. Mahasiswa dapat menjelaskan/menerangkan beberapa metode kritik sastra
(prosa).
3. Mahasiswa dapat menjelaskan/menerangkan beberapa pengertian tentang kritik
sastra (prosa).
Rangkuman
Metode kritik sastra (prosa) adalah suatu cara kerja yang berhubungan
dengan penerapan teori sastra (prosa) dalam mengkaji karya sastra (prosa) sebagai
objek kajian. Analisis dalam karya sastra dengan penerapan teori dan
menggunakan metode tertentu yang sesuai dengan objek kajiannya akan
membuahkan hasil yang baik, walaupun belum sampai pada tingkat yang optimal.
Untuk menganalisis suatu masalah tidak harus pada tingkat yang purna sebab
dalam menganalisis suatu masalah kadang kala di tengah jalan akan menemukan
masalah baru yang perlu dikaji lebih lanjut. Untuk itu tidaklah mustahil bila
masalah-masalah dalam karya sastra itu selalu muncul dan diperlukan kajian lebih
lanjut bisa dengan metode dan penerapan teori yang berbeda. Metode kritik sastra
(prosa) harus sejalan dengan latar belakang teori sastra yang akan dipakai sehingga
analisis kritik sastra dapat dilaksanakan.
Metode kritik sastra (prosa) itu tidak terbatas pada objek sasarannya. Ada
bermacam-macam metode dalam mengkaji sastra (prosa), di antaranya : metode
struktural, metode struktural-semiotik, metode intertekstual, metode dekonstruksi,
metode literer, dan sebagainya. Semua metode itu bisa dipakai tergantung pada
objek sasaran yang dituju dan segala dengan penerapan teori.
Minggu ke-15 dan ke-16
Pokok Bahasan IX
NILAI-NILAI DALAM KARYA SASTRA (PROSA)
Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan tentang arti nilai karya sastra
(prosa).
Tujuan Khusus Pembelajaran
1. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai nilai dari suatu karya sastra.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai kriteria dari karya sastra yang
bernilai.
Rangkuman
Untuk memahami sebuah karya sastra itu tidaklah mudah, apalagi karya
sastra itu mempunyai bobot dan bernilai. Letak dari nilai karya sastra itu
hendaklah jangan dipandang dari segi luarnya, tetapi hendaklah di pandang dari
segi fungsinya. Jadi karya sastra (prosa) itu bernilai apa bila ada pemenuhan fungsi
pada karya sastra (prosa) tersebut. Karya sastra (prosa) sebagai hasil imajinasi
pengarang tentu saja sebagai karya seni. Selain sebagai karya seni, karya sastra
(prosa) juga harus memenuhi kriteria intesrity atau keutuhan struktur karya sastra
apabila akan dikatakan bernilai. Di tambah lagi karya sastra (prosa) itu harus ada
persesuaian, kecocokan, hubungan antara unsurnya. Hal ini sejalan dengan teori
formal yang dikemukakan oleh Graham Hougt. Tetapi berdasarkan teori moral
sangat sulit untuk didefinisikan sebab kriteria nilai yang berkaitan dengan moral
menyangkut konsep atau pandangan hidup dari seseorang atau masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Abrams. M.H. 1981. The Mirror and the Lamp. Romantic Theory and Critical Traditian. London : oxford University Press.
Austin Warren, Rene Wallek. 1980. Theory of Literature. Diterjemahkan oleh KMSI-UGM. Yogyakarta : KMSU-UGM. Cetakan Ketiga.
Baribin, Raminah. 1985. Teori dan Apresiasi Prosa Fiksi Semarang : IKIP Semarang Press.
Dayasantosa. 1981. “Kritik Sastra ing Kesusastraan Jawa Jaman Kamardhikan (2)” dalam, Pustaka Candra. Semarang : Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Daerah Jawa Tengah.
Fananie, Zainyddin. 2000. Telaah Sastra. Surakarta: Universitas Muhammadiyah.
Hardjana, Andre. 1981. Kritik Sastra: Sebuah Pengantar Jakarta: Gramedia.
Jassin, H.B. 1959. Tifa Penjair dan Daerahnja. Djakarta : Gunung Agung.
Nurigiyantoro, Burhan. 1995. Teori Kritik Fiksi Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pradopo, Rachmat Djoko, et al. 1976. Laporan Penelitian Prosa Kesusastraan Indonesia Modern sebelum Pengarang Dunia II. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Scholes, Robert. 1977. Structuralism in Literature. New Haven and London: Yale University Press.
Stanton, Robert. 1965. An Introduction to Fiction. New York : Holt, Renehart and Winston, Inc.
Teeuw, A. 1980. “Estetik, Semiotik, dan Sejarah Sastra” dalam majalah Basis, Tahun XXX, No. 1, Oktober.
__________. 1983. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta ; Gramedia.
__________. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra : Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta : Pustaka Jaya-Giri Mukti Pusaka.
SILABUS MATA KULIAH
I. IDENTITAS MATA KULIAH :
a. Kelompok Mata Kuliah : Kesusastraan
b. Nama Mata Kuliah : Kritik Prosa Jawa
c. Kode Mata Kuliah : KB 214202
d. Semester : IV
e. Bobot : 2 SKS
f. Dosen Pengampu : Drs. Sukadaryanto, M.Hum.
2. TUJUAN PERKULIAHAN
Mahasiswa dapat mengkaji beberapa persoalan struktur dalam prosa Jawa lewat
pendekatan beberapa teori sastra.
3. DESKRIPSI
Mengkaji beberapa persoalan dalam struktur prosa Jawa dengan beberapa pendekatan
dalam dunia sastra lewat beberapa teori dalam dunia sastra.
4. PRASYARAT
Mahasiswa sudah mendapat mata kuliah Teori Sastra I dan II.
5. SISTEM PENILAIAN : a. Tugas/Kuis/Pekerjaan = 40%
b. Ujian Tengaj Semester = 20%
c. Ujian Akhir Semeter = 40%
6. KEGIATAN PERKULIAHAN
NO Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Waktu Sumber
1. Pengantar Kajian Prosa - Struktur Prosa Jawa 1 X 100 menit 1,2
2. Jenis-jenis Prosa Jawa Roman, Novel, Cerpen, Cerbung
dsb
1 X 100 menit 2
3. Pendekatan dalam Karya Sastra Pendekatan menurut Abrams dan
Wellek dan Werren
- Pendekatan Objektif
- Pendekatan Ekspresif
- Pendekatan Pragmatik
- Pendekatan Mimetik
1 X 100 menit 3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
4. Ujian Tengah Semester 1 X 100 menit semua
5. Novel Jawa Modern - Kajian instrinsik
- Model Pensekuenan
- Alur, tokoh/penokohan, latar
(fakta cerita) dan tema
- Kajian ekstrinsik
- Pengarang dan Masyarakat Jawa
1 X 100 menit 1,3
3
1,2,3
1,2,3
1,2,3
6. Ujian Akhir Semester 1 X 100 menit
7. Sumber Acuan
1. Aminuddin. 1995. Pengantar Apresiasi Karya Sastra Bandung : Sinar Baru Algensindo
2. Hutomo, Suripan Sadi. 1975. Telaah Kesusastraan Jawa Modern. Jakarta : Dep. Pend. & Kebudayaan.
3. Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori Kritik Fiksi Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
4. Rahmanto, B. 1989. Metode Pengajaran Sastra Yogyakarta: Kanisius 5. Teeuw. A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra : Pengantar Teori Sastra. Jakarta : Pustaka
Jaya – Girimukti Pasaka.
HAND OUT
Oleh : Drs. Sukadaryanto, M.Hum
MATA KULIAH : KRITIK SASTRA JAWA
JURUSAN/PRODI : PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA
FAKULTAS : BAHASA DAN SENI
PERGURUAN TINGGI : UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PENGAMPU : Drs. SUKADARYANTO, M.Hum.
SEMESTER : IV
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2008