Silabus-RPP KK

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    1/55

    KEDOKTERAN KELUARGA FK UWKS

    DAFTAR ISI

    1. Kata Pengantar

    2. Daftar Isi

    3. Silabus Mata Kuliah Kedokteran Keluarga

    4. Kegiatan Setiap Tatap Muka (RPP)

    5. Rencana Evaluasi Proses Belajar Mengajar (PBM)

    6. Kerangka Bahan Ajar Mata Kuliah Kedokteran Keluarga

    7. Analisis SWOT

    8. Contoh Soal Ujian dan Kisi-Kisi Mata Kuliah Kedokteran Keluarga

    9. Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    2/55

    10. Lembar Konsultasi

    SILABUS MATA KULIAH KEDOKTERAN KELUARGA

    Fakultas : Kedokteran UWKS

    Program Studi : Kedokteran Umum (S1)

    Kode Mata Kuliah : KUS-550

    Nama Mata Kuliah : Kedokteran Keluarga

    Nama Dosen : Laksomono Pratignjo, dr., M.Kes

    Jumlah SKS : 3 (tiga)

    Semester : 5 (lima)

    Mata Kuliah Prasyarat : Tidak ada

    Deskripsi Mata Kuliah :

    Profesi dokter sebagai tenaga kesehatan profesional membutuhkan dukungan ilmu-ilmu dasar kedokteran sebagai bekal menjalankan profesinya.

    Salah satu ilmu pendukung ialah Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM). IKM terdiri atas beberapa pokok bahasan yaitu 1) Kedokteran Keluarga,

    2) Ilmu Gizi, 3) Epidemiologi , 4) Statistik, 5) Administrasi Kesehatan Masyarakat, 6) Kesehatan Lingkungan 7) Kesehatan dan Keselamatan

    Kerja. Disini saya hanya mengulas silabus mata kuliah yang saya ajarkan yaitu Kedokteran Keluarga.

    Standar Kompetensi :

    1. Mahasiswa memahami konsep-konsep dasar pelayanan Dokter Keluarga (DK)

    2. Mahasiswa menguasai dan mampu mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dengan pasien

    3. Mahasiswa memahami dengan baik cara menerapkan sistim pendekatan keluarga dan tahu siklus kehidupan keluarga menurut Duvall,

    APGAR dan SCREEM Keluarga

    4. Mahasiswa mampu menerapkan cara sistematik untuk berhubungan dengan masalah kedokteran/penyakit dan bagaimana masalah tersebutbisa diterima oleh pasien dan keluarganya, serta mendorong keluarga untuk mendiskusikan penyakit tersebut secara terbuka dan

    tanggap/respon emosional mereka terhadap isu tersebut

    5. Mahasiswa memahami dengan baik landasan hukum, area, kriteria dan indikator standar pelayanan Dokter keluarga

    6. Mahasiswa memahami cara melaksanakan standar pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan terhadap pasien

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    3/55

    7. Mahasiswa memahami cara melakukanpalliative care terhadap pasien yang sudah dalam stadium terminal

    8. Mahasiswa memahami dan mampu membuat Rekam Medis Dokter Keluarga dengan baik dan benar baik secara manual maupun elektronik

    Kompetensi Dasar Indikator PengalamanPembelajaran

    Materi Ajar Waktu Alat/Bahan

    Penilaian

    Memahami konsep-

    konsep dasar Pelayanan

    Kedokteran Keluarga

    Setelah mengikuti

    perkuliahan mahasiswa

    diharapkan dapat :

    1. Menjelaskan pengertian

    Dokter Keluarga (DK)

    dan Ilmu Kedokteran

    Keluarga

    2. Menjelaskan tentanglandasan pengembangan

    Pelayanan DK

    3. Menjelaskan prinsip2

    pelayanan DK

    4. Menjelaskan manfaat

    pelayanan DK

    1 Mengkaji

    konsep dasar

    pelayanan DK

    2 Mengkaji nilai2

    inti Kedokteran

    Keluarga

    3 Mengkaji

    manfaatpelayanan DK

    4 Mengkaji

    prinsip2

    pelayanan DK

    1. Pengertian DK

    dan Ilmu

    Kedokteran

    Keluarga

    2. Landasan

    pengembangan

    pelayanan DK

    3. Prinsip2 pelayananDK

    4. Manfaat pelayanan

    DK

    2x3x50

    menit

    LCD, Laptop

    Tes essay,

    tes objektif,

    tugas

    makalah

    Memahami dan mampu

    mengembangkan

    ketrampilan komunikasiinterpersonal dengan

    pasien

    Setelah mengikuti

    perkuliahan mahasiswa

    diharapkan dapat :1. Menjelaskan tentang

    dimensi Fasilitatif dalam

    komunikasi dokter-pasien2. Menjelaskan tentang

    dimensi Transitional dalam

    1. Mengkaji

    dimensi

    Fasilitatif dalamkomunikasi

    dokter-pasien

    2. Mengkajidimensi

    Transitional

    1. Dimensi Fasilitatif

    komunikasi dokter-

    pasien2. Dimensi

    Transitional

    komunikasi dokter-pasien

    3. Dimensi Aktif

    2x3x50

    menit

    LCD, Laptop

    Tes essay, tes

    objektif,

    tugasmakalah

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    4/55

    komunikasi dokter-pasien

    3. Menjelaskan tentang

    dimensi Aktif dalamkomunikasi dokter-pasien

    4. Mengisi dan menjelaskan

    tentangInformed Consent

    dalam

    komunikasi

    dokter-pasien3. Mengkaji

    dimensi Aktif

    dalam

    komunikasidokter-pasien

    4. Mendiskusikan

    masalah

    pengisianInformed

    Consent

    komunikasi dokter-

    pasien

    4. Informed Consent

    Memahami cara

    penerapan sistempendekatan keluarga

    dalam praktek DK, dan

    siklus kehidupan

    keluarga menurut

    Duvall, APGAR danSCREEM keluarga

    Setelah mengikuti

    perkuliahan mahasiswadiharapkan dapat :

    1. Menjelaskan tentang

    siklus kehidupan

    keluarga menurut Duvall

    2. Menjelaskan tentangAPGAR keluarga

    3. Menjelaskan tentang

    SCREEM keluarga

    1. Mengkaji

    konsepsiklus

    kehidupan

    keluarga

    menurut

    Duvall2. Mengkaji

    konsep

    APGAR

    keluarga

    3. Mengkaji

    konsepSCREEM

    keluarga

    1. Siklus kehidupan

    keluarga (menurutDuvall)

    2. Pengertian

    APGAR keluarga

    3. Pengertian

    SCREEM keluarga

    2x3x50

    menit

    LCD, Laptop

    Tes essay,

    tes objektif,tugas

    makalah

    Memahami dan mampu Setelah mengikuti 1. Mengkaji 1. Cara 3x3x50 LCD, Laptop Tes essay,

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    5/55

    menerapkan cara

    sistematik untuk

    berhubungan dengan

    masalah

    kedokteran/penyakit

    dan bagaimana masalah

    tersebut bisa diterima

    oleh pasien dan

    keluarganya, sertamendorong keluarga

    untuk mendiskusikan

    penyakit tersebut secara

    terbuka dan

    tanggap/respon

    emosional mereka

    terhadap isu tersebut

    perkuliahan mahasiswa

    diharapkan dapat

    menjelaskan penanganan

    penyakit dengan metode

    CEA :

    1. Temukan masalah klinis

    (Catharsis=C)

    2. Koreksi salah persepsi

    (Educate=E)3. Atasi permasalahan

    pasien (Action=A)

    4. Diskusi problem klinik

    konsep

    Catharsis

    2. Mengkaji

    konsep

    Educate

    3. Mengkaji

    konsep

    Action

    4. Mengkajidiskusi

    problem

    klinis

    menemukan

    masalah klinis

    (C)

    2. Koreksi salah

    persepsi (E)

    3. Cara mengatasi

    permasalahan

    pasien (A)

    4. Konseling

    menit

    tes objektif,

    tugas

    makalah

    Memahami dengan baik

    landasan hukum, area,

    kriteria dan indikator

    Standar Pelayanan DK

    Setelah mengikutiperkuliahan mahasiswa

    diharapkan dapat

    menjelaskan:

    1. Latar belakang

    penyusunan standar

    pelayanan DK

    2. Landasan hukumnya

    3. Standar pemeliharaan

    kesehatan di klinik

    4. Standar perilaku dalampraktek DK

    5. Standar pengelolaanpraktek

    1. MengkajiKonsep

    standar

    pelayanan DK

    2. Mengkaji

    standar

    pengelolaan

    praktek DK

    1. Penyusunanstandar pelayanan

    DK

    2. Landasan hukum

    pelayanan DK

    3. Standar klinik DK

    4. Kode Etik

    Kedokteran

    5. Standar praktek

    DK

    2x3x50menit

    LCD, Laptop

    Tes essay,tes objektif

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    6/55

    Memahami cara

    melaksanakan standar

    pelayanan yang

    komprehensif dan

    berkesinambungan

    terhadap pasien

    Setelah mengikuti

    perkuliahan mahasiswa

    diharapkan dapat

    menjelaskan:

    1. Konsep Personal Care

    2. KonsepPrimary Care

    3. Konsep Continuing

    Care

    4. Konsep Comprehensive

    Care

    1.

    Pengertian

    personaldan

    primary care

    2.

    Mengkaji

    Pelaksanaan

    Continuing

    Care3.

    Mengkaji

    pelaksanaan

    Comprehensive

    Care

    1. TeoriPersonal

    Care

    2. TeoriPrimary

    Care

    3. Continuing Care

    pada penyakit

    kronis

    4. Penanganan

    penyakit secaraholistik

    2x3x50

    menit

    LCD, Laptop

    Tes essay,

    tes objektif,

    diskusi

    makalah

    Memahami caramelakukanpalliativecare terhadap pasien

    yang sudah dalam

    stadium terminal

    Setelah mengikutiperkuliahan mahasiswadiharapkan dapat

    menjelaskan :

    1. TujuanPalliative care

    2. Pengertian

    Psychological care

    3. Pengertian Social care

    4. Pengertian common

    symptom

    1. Mengkaji

    konseppalliative care,psychological

    care dan social

    care

    2. Mengkaji

    common

    symptom

    penyakit

    1. PengertianPalliative care

    2. Pengertian

    Psychological

    care

    3. Pengertian Social

    care

    4. Common

    symptom penyakit

    2x3x50menit

    LCD, Laptop

    Tes essay,tes objektif

    Memahami dan mampu

    membuat Rekam Medis

    Dokter Keluarga

    dengan baik dan benar,

    Setelah mengikuti

    perkuliahan mahasiswa

    diharapkan dapat :

    1. Menjelaskan tujuan

    Rekam Medis

    Mengkaji konsep

    Rekam Medis

    1. Pengertian Rekam

    Medis

    2. Ciri-ciri Rekam

    Medis

    3. Macam-macam

    3x50

    menit

    LCD, Laptop

    Tes essay,

    tes objektif

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    7/55

    baik secara manual

    maupun elektronik

    2. Mengetahui ciri-ciri

    Rekam Medis yang baik

    3. Menyebutkan macam-

    macam Rekam Medis

    4. Menjelaskan cara

    penyimpanan Rekam

    Medis

    5. Menyusun Rekam

    Medis berdasarkanmasalah

    Rekam Medis

    4. Tata cara

    penyimpanan

    Rekam Medis

    5. Tata cara

    penyusunan

    Rekam Medis

    BUKU ACUAN YANG DIPAKAI/PUSTAKA :

    1.A Primer on Family Medicine Practise (2004), Singapore International

    Foundation

    Pengarang : Goh Lee Gan, Azrul Azwar, dan Sugito Wonodirekso

    2.Textbook of Family Practise (1995), WB. Saunder company, Philadelphia,

    London,Toronto,Montreal,Sydney,Tokyo

    Pengarang : E. Robert Rakel

    3.Active Listening : Skills (2001), Department of Family and Community Medicine

    Pengarang : Allan Dionisio, MD

    4.Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga (1997), Yayasan Penerbit IDI< Jakarta

    Pengarang : Azrul Azwar

    5. Kedokteran Keluarga (2004), UNS Press, Surakarta.

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    8/55

    Pengarang : Balgis

    KETERANGAN :

    1. Satu kali tatap muka adalah 3 jam (tiap 1 jam = 50 menit)

    2. Metode pembelajaran berupa kuliah klasik (hanya sebagai pengantar), diskusi dan pembuatan makalah

    3. Evaluasinya berupa tugas membuat makalah, UTS dan UAS

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    9/55

    KEGIATAN SETIAP TATAP MUKA (RPP)

    1.Kegiatan Pendahuluan :

    a. Mengucapkan salamb. Memperkenalkan diri (pada pertemuan pertama saja)

    c. Membuat kesepakatan, misalnya tentang jumlah absensi minimal yang harus dipenuhi mahasiswa untuk dapat mengikuti ujian (pada

    pertemuan pertama saja)

    d. Memberitahu tentang materi yang harus dipelajari dan bahan/sumber bacaannyae. Pretest

    2.Kegiatan Inti :

    a. Menjelaskan materi kuliah atau diskusi tugas yang dipresentasikan oleh mahasiswa

    b. Menarik kesimpulan dari materi yang dikuliahkan

    c. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memahami dan mengaplikasikan materi yang dipelajari

    d. Mahasiswa yang aktif, dosen hanya sebagai fasilitator

    3.Kegiatan Penutup :

    a. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya

    b. Meringkas materi yang sudah diajarkanc. Merangsang mahasiswa menemukan masalah baru

    d. Memberi tugas

    d. Post test

    e. Salam

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    10/55

    RENCANA EVALUASI PROSES BELAJAR MENGAJAR

    VARIABEL INDIKATOR METODE RESPONDEN WAKTU

    1. Kualitas materi 1.1. Kemutakhiran bahan bacaan Review dokumen Sejawat dosen Awal semester

    1.2 Sistematika dalam urutan materi Review dokumen Sejawat dosen Awal semester

    1.3. Mutu tugas/latihan Review & observasi Sejawat dosen & mhs Tengah & akhir

    dokumen semester

    1.4.Mutu soal ujian Analisis soal & hsl ujian Sejawat dosen & mhs Tengah & akhir

    semester2. Input 2.1.Penguasaan materi mata kuliah Pre & post test Mahasiswa Awal & akhir

    oleh mahasiswa kuliah

    2.2. Penguasaan dosen thd materi Observasi Mahasiswa Awal semester

    3. Proses 3.1. Strategi perkuliahan Observasi Sejawat dosen Awal semester

    3.2. Media instruksional Review dokumen Sejawat dosen Awal semester3.3. Cara mengajar dosen Observasi Mahasiswa Awal semester

    3.4. Cara belajar mahasiswa Analisa hasil ujian Mahasiswa Tengah & akhir

    semester

    4.Output Hasil belajar mahasiswa Analisa hasil ujian Mahasiswa Tengah & akhir

    semester

    5.Sarana & Pra- 5.1. Tersedianya bahan & peralatan Observasi Ruang praktikum Awal semestersarana belajar untuk praktek

    mengajar

    5.2.Luas ruangan kuliah Observasi Ruang kuliah Awal semester

    5.3.Tersedianya OHP/LCD, dll Observasi Ruang kuliah Awal semester

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    11/55

    6. Silabus Mahasiswa paham mata kuliah yang Analisa hasil ujian Mahasiswa Tengah & akhirdiajarkan semester

    7. RPP Mahasiswa paham mata kuliah yang Pre & post test Mahasiswa Awal & akhir

    Diberikan setiap tatap muka kuliah

    KERANGKA BAHAN AJAR MATA KULIAH KEDOKTERAN KELUARGA

    TUJUAN MATA KULIAH :

    Dokter Keluarga adalah dokter yang bertanggung jawab melaksanakan pelayanan kesehatan personal, menyeluruh, terpadu, berkesinambungan dan

    proaktif yang dibutuhkan oleh pasiennya dalam kaitan sebagai anggota dari satu unit keluarga, komunitas serta lingkungan dimana pasien tersebut

    berada, serta apabila kebetulan berhadapan dengan suatu masalah kesehatan khusus yang tidak mampu ditanggulangi, bertindak sebagai koordinatordalam merencanakan konsultasi dan/ atau rujukan yang diperlukan kepada dokter ahli yang sesuai. ( The American Academic of General Practice ,

    1947; TheAmerican Board of Family Practico, 1969; Ikatan Dokter Indonesia, 1982.. Singapore College of General Practice, 1987).

    Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh, terpadu, berkesinambungan dan proaktif serta yang lebih memusatkan

    perhatian dan tanggung jawabnya pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan seluruh anggota keluarga sebagai satu unit, bukan pada golongan

    umur, jenis kelamin, organ tubuh, jenis penyakit dan atau keluhan tertentu saja. (The American Academy of Family Physician, 1969; Coymon,1971;

    Mc.Whinney,1981)

    Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan

    kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh pada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan

    faktor-faktor lingkungan ekonomi dan sosial budaya.

    Adapun Tujuan Instruksional Umum (TIU) mata kuliah ini adalah :

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    12/55

    1. Mahasiswa dapat memahami dengan baik akan konsep-konsep yang ada dalam Pelayanan Dokter Keluarga

    2. Mahasiswa dapat menguasai dan mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dengan pasien bila kelak menjadi dokter keluarga

    3. Mahasiswa memahami dengan baik cara menerapkan Sistem Pendekatan Keluarga dalam Praktek Sehari-hari.

    4. Mahasiswa mampu menerapkan cara sistematik untuk berhubungan dengan masalah kedokteran/penyakit dan bagaimana masalah tersebut bisa

    diterima oleh pasien dan keluarganya, serta mendorong keluarga untuk mendiskusikan penyakit secara terbuka dan tanggap/respon emosional

    mereka terhadap isu tersebut (konseling keluarga).

    5. Mahasiswa memahami dengan baik landasan hukum, area, kriteria dan indikator Standar Pelayanan Dokter Keluarga.

    6. Mahasiswa memahami dengan baik cara melaksanakan standar pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan terhadap pasien.

    7. Mahasiswa memahami dengan baik cara melakukanpalliative care terhadap pasien yang sudah dalam stadium terminal.

    8. Mahasiswa memahami dan mampu membuat Rekam Medis Dokter Keluarga dengan baik dan benar.

    MATERI KULIAH KEDOKTERAN KELUARGA :

    BAB I & II : KONSEP DASAR PELAYANAN DOKTER KELUARGA

    A. Landasan Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga

    B. Definisi Ilmu Kedokteran Keluarga

    C. Definisi Dokter Keluarga

    D. Prinsip-prinsip Pelayanan Dokter Keluarga

    E. Nilai-nilai Inti Kedokteran Keluarga

    F. Manfaat Pelayanan Dokter Keluarga

    G. Sekilas Tentang PDKI dan Perangkatnya

    -Jumlah tatap muka : 6 x 50 menit

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    13/55

    -Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :

    1. Mahasiswa mengerti mengenai definisi Ilmu Kedokteran Keluarga dan Dokter Keluarga, serta memahami nilai-nilai Inti

    Kedokteran Keluarga dan Landasan Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga.

    2.Mahasiswa memahami dengan baik tentang Prinsip-prinsip dan Manfaat Pelayanan Dokter Keluarga, serta mengenal

    Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) dan perangkatnya.

    BAB III & IV : KETRAMPILAN KOMUNIKASI DOKTER KELUARGA

    A. Dimensi Fasilitatif

    B. Dimensi Transitional

    C. Dimensi Aktif

    D. Informed Consent

    -Jumlah tatap muka : 6 x 50 menit

    -Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :

    1. Mahasiswa mengerti dan bisa mengasah kemampuannya untuk menerima dan memahami tentang apa yang sedang

    pasien yakini melalui pesan verbal atau non verbal.

    2.Mahasiswa mampu merubah perilaku verbal dan non verbalnya bila kelak jadi dokter keluarga dalam rangka

    menciptakan komunikasi yang lebih efektif dengan pasien, serta mampu membuat informed consent dalam setiap

    melakukan tindakan medis.

    BAB V & VI : KONSEP DASAR STRUKTUR DAN FUNGSI DARI KELUARGA

    A. Penerapan Sistem Pendekatan Keluarga Dalam Praktek Sehari-hari

    B. Siklus Kehidupan Keluarga Menurut Duvall

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    14/55

    C. Beberapa Seri Pertanyaan Sirkuler yang Direkomendasikan

    A. APGAR Keluarga

    B. SCREEM

    - Jumlah tatap muka : 6 x 50 menit

    - Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :

    1. Mahasiswa mampu menggunakan APGAR (Adaptation, Partnership, Growth, Affection, Resolve) Keluarga sebagai alat

    untuk screening secara cepat tentang fungsi keluarga dan dapat dikerjakan dalam waktu yang singkat.

    2. Mahasiswa mampu menggunakan SCREEM (Social, Cultural Religious, Economy, Education, Medical) untuk menilai

    kapasitas/kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam pelayanan kesehatan atau mengatasi krisis.

    BAB VII, VIII & IX : PRAKTEK DOKTER KELUARGA DALAM PENANGANAN PENYAKIT KRONIS DENGAN

    METODE CEA

    A. Diskusi Problem Klinis (Konseling)

    B. Temukan Masalah Klinis (Catharsis)

    C. Koreksi Salah Persepsi (Educate)

    D. Atasi Permasalahan Pasien (Action)

    E. Menset Goal

    F. Follow-up

    -Jumlah tatap muka : 9 x 50 menit

    -Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :

    1. Mahasiswa mampu menerapkan diskusi problem klinis, yaitu mengenai alasan konsultasi, riwayat penyakit dan menilai

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    15/55

    kondisi kesehatan dengan melakukan pemeriksaan fisik bila diperlukan.

    2.Mahasiswa memahami dengan baik cara melakukan praktek Dokter Keluarga dalam penanganan penyakit kronis

    dengan metode CEA (Catharsis, Educate, Action).

    BAB X & XI : STANDAR PELAYANAN DOKTER KELUARGA

    A. Latar Belakang Penyusunan Standar

    B. Landasan Hukum

    C. Struktur Standar

    D. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik

    E. Standar Perilaku Dalam Praktek

    F. Standar Pengelolaan Praktek

    -Jumlah tatap muka : 3 x 50 menit

    -Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :

    1. Mahasiswa memahami dengan baik tentang latar belakang, landasan hukum, dan struktur Standar Pelayanan Dokter

    Keluarga.

    2.Mahasiswa memahami dengan baik tentang standar perilaku dalam praktek, standar pengelolaan praktek Dokter Keluarga

    dan standar pemeliharaan kesehatan di klinik.

    BAB XII & XIII : PERSONAL CARE, PRIMARY CARE, CONTINUING CARE, COMPREHENSIVE CARE

    A.Personal Care

    B.Primary Care

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    16/55

    C.Continuing Care

    D.Comprehensive Care

    -Jumlah tatap muka : 6 x 50 menit

    -Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :

    1. Mahasiswa kelak sebagai Dokter Keluarga mampu melakukan perawatan pasien secara komprehensif.

    2. Mahasiswa kelak sebagai Dokter Keluarga mampu melakukan pelayanan yang berkesinambungan terhadap pasien yang

    mengidap penyakit kronis.

    BAB XIIV, XV : PALLIATIVE CARE

    A. Tujuan Palliative Care

    B. Psychological Care

    C. Physical Care

    D. Social Care

    E. Diet

    F. Common Symptom

    -Jumlah tatap muka : 6 x 50 meni

    -Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :

    1. Mahasiswa mampu melakukan pendekatan secara psikis, fisik dan sosial terhadap pasien yang sudah dalam stadium

    terminal.

    2.Mahasiswa mampu mengenali gejala umum dan diet yang diberikan kepada pasien yang sudah dalam stadium terminal.

    BAB XVI : REKAM MEDIS

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    17/55

    A. Tujuan dari Rekam Medis

    B. Ciri-ciri Rekam Medis yang Baik

    C. Macam Rekam Medis

    D. Penyimpanan Rekam Medis

    E. Rekam Medis Berdasarkan Masalah

    -Jumlah tatap muka : 3 x 50 menit

    -Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :

    1. Mahasiswa memahami tentang tujuan, ciri-ciri, dan macam rekam medis Dokter Keluarga yang baik dan benar.

    2. Mahasiswa mampu membuat dan menyimpan rekam medis Dokter Keluarga dengan baik dan benar berdasarkan

    masalah.

    BUKU ACUAN YANG DIPAKAI/PUSTAKA :

    1.A Primer on Family Medicine Practise (2004), Singapore International

    Foundation

    Pengarang : Goh Lee Gan, Azrul Azwar, dan Sugito Wonodirekso

    2.Textbook of Family Practise (1995), WB. Saunder company, Philadelphia,

    London,Toronto,Montreal,Sydney,Tokyo

    Pengarang : E. Robert Rakel

    3.Active Listening : Skills (2001), Department of Family and Community Medicine

    Pengarang : Allan Dionisio, MD

    4.Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga (1997), Yayasan Penerbit IDI< Jakarta

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    18/55

    Pengarang : Azrul Azwar

    5. Kedokteran Keluarga (2004), UNS Press, Surakarta.

    Pengarang : Balgis

    KETERANGAN :

    4. Satu kali tatap muka adalah 3 jam (tiap 1 jam = 50 menit)

    5. Metode pembelajaran berupa kuliah klasik (hanya sebagai pengantar), diskusi dan pembuatan makalah

    6. Evaluasinya berupa tugas membuat makalah, UTS dan UAS

    Surabaya, 29 Januari 2012

    Koordinator Kedokteran Keluarga,

    Laksomono Pratignjo, dr., M.Kes

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    19/55

    ANALISIS SWOT :

    PEMBELAJARAN MATA KULIAH ILMU KEDOKTERAN KELUARGA DENGAN METODE ANALISIS SWOT

    DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

    Oleh : Laksomono Pratignjo, dr, M.Kes

    PEMBAHASAN

    1. Analisis Swot dalam Pendidikan

    Analisis SWOT adalah indentifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini

    didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan ( Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan

    dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitandengan pengembangan misi, tujuan, strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan dalam kondisi

    yang ada pada saat ini. Hal ini disebut Analisis Situasi. Model yang paling popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT.

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    20/55

    SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal; Strenghts dan Weaknesses serta lingkungan eksternal; Opportunities dan Threats.

    Berikut ini adalah diagram analisis SWOT :

    BERBAGAI

    PELUANG

    3. Mendukung

    strategi turn

    around

    1. Mendukung

    strategi agresif

    KELEMAHANINTERNAL

    KEKUATANINTERNAL

    4. Mendukung

    strategi defensif

    2. Mendukung

    strategi

    diversifikasi

    BERBAGAI

    ANCAMAN

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    21/55

    SWOT selain dapat digunakan pada perusahaan bisnis, dapat juga digunakan pada manajemen sekolah/perguruan tinggi

    dalam menghadapi tantangan maupun peluang yang ada di era globalisasi ini.. Penerapan SWOT pada instansi pendidikan tersebut

    dapat mendorong kemajuan manajemen sekolah/perguruan tinggi.

    2. Peran Analisis Swot dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

    Analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi,

    serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternalnya. SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai

    langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan

    (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/05/)

    awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam

    berbaga(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/05/)

    Jika analisis swot digunakan, maka dimungkinkan bagi sebuah sekolah/perguruan tinggi untuk mendapatkan sebuah

    gambaran menyeluruh mengenai situasi sekolah/perguruan tinggi itu dalam hubungannya dengan masyarakat, lembaga-lembaga

    pendidikan yang lain, dan lapangan industri yang akan dimasuki oleh mahasiswa. Sedangkan pemahaman mengenai faktor-faktor

    eksternal, (terdiri atas ancaman dan kesempatan), yang digabungkan dengan suatu pengujian mengenai kekuatan dan kelemahan

    akan membantu dalam mengembangkan sebuah visi tentang masa depan. Prakiraan seperti ini diterapkan dengan mulai membuat

    program yang kompeten atau mengganti program-program yang tidak relevan serta berlebihan dengan program yang lebih inovatif

    dan relevan.

    Beberapa contoh lingkungan internal lembaga pendidikan :1. tenaga kependidikan dan staf adminstrasi

    2. ruang kelas, laboratorium, dan fasilitas sarana prasarana

    (lingkungan belajar).

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    22/55

    3. mahasiswa yang ada

    4. anggaran operasional

    5. program riset dan pengembangan iptek

    6. organisasi orang tua mahasiswa atau IKOMA

    Beberapa contoh lingkungan eksternal lembaga pendidikan :

    1. tempat kerja yang prospektif bagi lulusan

    2. orang tua dan keluarga mahasiswa

    3. lembaga pendidikan pesaing lainnya

    4. lembaga tinggi sebagai persiapan lanjutan

    5.

    ANALISIS SWOT DI BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (MATA KULIAH KEDOKTERAN KELUARGA) DI FK UWKS :

    1.STRENGHTS( KEKUATAN ) :

    Dosen :

    a. Jumlah dosen 3 orang dengan kualifikasi S2 (2 orang) dan S3 (1 orang)

    b. Pengalaman kerja di atas 5 tahun

    c. Sudah sertifikasi dosen

    d. Mempunyai jabatan akademik

    e. Sudah pernah mengikuti pelatihan PEKERTI dan AA

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    23/55

    f. Aktif mengikuti seminar, pelatihan, penelitian dan forum ilmiah lainnya

    Mahasiswa :

    a. Disiplin dalam berpakaian, mengikuti kuliah dan mengerjakan tugas kuliah

    b. Menguasai IPTEK dengan baik

    c. Penguasaan bahasa Inggris

    d. Aktif dalam diskusi setiap presentasi tugas pembuatan makalah

    e. Motivasi yang kuat untuk lulus mata kuliah Kedokteran Keluarga dengan nilai A

    f. Mampu membeli computer/laptop dan buku sumber bacaan

    g. Mempunyai kelompok belajar

    h. Rata-rata golongan ekonomi menengah ke atas

    i. Jumlah mahasiswa 175 orang per kelas.

    Kurikulum :

    a. Menggunakan KBK dengan metodefull block

    b. Ada teori dan praktikumnya yang saling terkait

    c. Sesuai dengan Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia (KIPDI)

    d. Selalu up to date (revisi 5 tahun sekali)

    e. Masuk dalam 7 area kompetensi (area ke 3)

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    24/55

    Sarana dan Prasarana :

    a. Ruang kuliah yang nyaman ( ber AC) dan bersih

    b. Dilengkapi dengan laboratorium computer dan perpustakaan

    c. Ada Hot spot

    d. Ada LCD, OHP, sound system dan papan tulis/whiteboard

    e. Ada ruang dosen yang dilengkapi dengan mini perpustakaan khusus bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)

    f. Gedung baru berlantai 9

    2. WEAKNESSES(KELEMAHAN) :

    Dosen :

    a. Masih teaching centereddalam proses belajar mengajar

    b. Rasio dosen pengajar MK Kedokteran Keluarga dengan mahasiswa masih kurang ideal (3 dosen : 175 mahasiswa)

    c. Kurang komunikatif dalam mengajar (monoton)

    d. Belum menerapkan KBK

    e. Kurang mengenal mahasiswa

    f. Bahan ajar kurang up to date

    g. Lebih banyak mengajarkan teoritis daripada pengalaman atau prakteknya

    Mahasiswa :

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    25/55

    a. Kurang terbiasanya belajar mandiri

    b. Malas ke perpustakaan

    c. Malas cari materi kuliah di sumber lainnya, misalnya di internet

    d. Kurangnya motivasi mengikuti kuliah Kedokteran Keluarga

    e. Kurangnya peran aktif mahasiswa dalam proses belajar mengajar

    f. IQ yang kurang

    g. Hanya mengandalkan diktat sebagai sumber bacaan

    h. Hanya mengejar nilai baik

    i. Lulus ujian dengan nilai minimal dan tidak mengerti akan materi yang diterima

    j. Jumlah mahasiswa yang berlebihan (175 mahasiswa dalam satu kelas)

    Kurikulum :

    a. Kurang up to date

    b. Evaluasinya tidak rutin

    c. Lebih banyak teoritis daripada prakteknya

    Sarana dan Prasarana :

    a. Kurang perawatannya sehingga sering rusak

    c. Tidak ada kalibrasi untuk alat-alat tertentu

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    26/55

    d. Alat peraga yang kurang jumlahnya

    3. OPPORTUNITIES(PELUANG) :

    Dosen :

    a. Memperoleh beasiswa untuk kuliah lagi ke jenjang lebih lanjut

    b. Mengikuti workshop, seminar, lokakarya, dan pelatihan

    c. Mengadakan pelatihan Dokter Keluarga untuk dokter muda, dokter umum dari kalangan FK UWKS maupun dari luar FK UWKS

    d. Melakukan penelitian ilmiah di bidang Kesehatan Masyarakat

    e. Kuliah ke luar negeri dengan beasiswa

    f. Kenaikan jabatan akademik

    g. Peningkatan kesejahteraan

    Mahasiswa :

    a. Mendapatkan beasiswa dari Yayasan, EGC, dan lain-lainnya

    b. Menyelesaikan studi tepat waktu

    c. Menguasai ilmu kedokteran keluarga yang nantinya bermanfaat pada saat jadi dokter keluarga (sebagai dokter ASKES, ASTEK, dll)

    Kurikulum :

    a. Masuk dalam materi PBL

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    27/55

    b. Masuk dalam Kepaniteraan Klinik IKM di Puskesmas

    c. Dijadikan sebagai ciri khas FK UWKS, yaitu lulusan dokter dengan kompetensi Dokter Keluarga

    d. Masuk KIPDI

    Sarana dan Prasarana :

    a. Praktek kerja lapangan di Puskesmas, poliklinik, instansi kesehatan lainnya

    b. Menggunakan computer untuk praktek EBM dan Rekam

    4. THREATS(ANCAMAN) :

    Dosen :

    a. Dosen merasa lebih pintar daripada mahasiswanya

    b. Tidak mau dikritik oleh mahasiswanya

    c. Tidak mau meng-upgrade dirinya sendiri

    d. Apa yang diajarkan tidak sama dengan apa yang diujikan

    e. Malas melakukan penelitian

    f. Malas mencari literatur terbaru

    g. Malas ke perpustakaan

    h. Malas membuat bahan ajar yang up to date

    i. Tidak pernah memotivasi mahasiswanya

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    28/55

    j. Mengganggap mahasiswanya bodoh bila nilai ujiannya jelek

    Mahasiswa :

    a. Tidak memliki kelompok belajar

    b. Malas belajar

    c. Suka nyontek saat ujian

    d. Tidak memperhatikan saat kuliah

    e. Malas ke perpustakaan

    f. Tidak lulus ujian

    g. Kena DO

    Kurikulum :

    a. Tidak pernah direvisi

    b. Out to date

    c. Tidak mengacu pada KIPDI

    d. Tidak berdasarkan KBK

    Sarana dan Prasarana :

    a. Alat-alat pembelajaran (misalnya LCD, Laptop, dll) sering rusak

    b. AC sering rusak

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    29/55

    c. Buku-buku di perpustakaan jumlahnya tidak memadai

    d. Kursi dan alat-alat komunikasi yang rusak

    KESIMPULAN DAN SARAN

    1. Kesimpulan

    Analisis Swot adalah sebuah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis ini

    menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing.

    Analisis Swot sangat penting perannya dalam meningkatkan mutu pendidikan karena analisis dan gambaran yang diberikan

    merupakan tolok ukur dalam mengembangkan lembaga/satuan pendidikan lebih lanjut .Setelah analisis, perlu dirumuskan visi,misi,

    tujuan, dan program kerja yang lebih konkrit.

    Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistis dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu . Misi

    adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai oleh organisasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan di masa yang akan

    datang.

    Tujuan merupakan bagian integral dalam sistem strategi managemen yang didalamnya mengandung usaha untuk

    melaksanakan suatu tindakan. Untuk itu tujuan harus menegaskan tentang apa ( what) yang secara khusus harus dicapai dan kapan

    (when). Pencapain tujuan dapat menjadi tolak ukur untuk menilai kinerja organisasi.

    2. Saran

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    30/55

    Analisis Swot adalah semata-mata sebuah alat analisis yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi

    atau yang mungkin akan dihadapi oleh lembaga/satuan pendidikan, dan bukan sebuah alat yang serta merta mampu memberikan

    jalan keluar bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh sekolah/satuan pendidikan tanpa oleh karena itu perlu pemikiran, komitmen,

    dan tindak lanjut yang jelas sebagai implikasinya.

    CONTOH SOAL UJIAN DAN KISI-KISI KEDOKTERAN KELUARGA

    1. Salah satu unsur utama dalam sistem pelayanan kesehatan yang prima adalah tersedianya pelayanan medis oleh dokter dengan kualitasnya

    yang terpelihara sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Sebagai salah satu fungsi

    pengaturan dalam Undang-Undang Praktik Kedokteran yang dimaksud adalah pengaturan tentang Rekam Medis, yaitu pada pasal 46 dan

    pasal 47. Yang bukan merupakan isi Rekam Medis adalah :

    A. Pemeriksaan pasien

    B. Identitas pasien

    C. Biaya pengobatan pasien

    D. Diagnosis pasien

    E. Hasil laboratorium pasien

    JAWAB : C

    Pembahasan/Kisi-kisi :

    Isi Rekam Medis :

    a. Sebagai Catatan

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    31/55

    Merupakan uraian tentang identitas pasien, pemeriksaan pasien, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain baik dilakukan olehdokter dan dokter gigi maupun tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensinya.

    b. Sebagai Dokumen

    Merupakan kelengkapan dari catatan tersebut di atas, antara lain foto rontgen, hasil laboratorium dan keterangan lainnya sesuai dengan

    keilmuannya.

    Sumber bacaan : Manual Rekam Medis, Konsil Kedokteran Indonesia, Hal. 3, Tahun 2006

    2. Semua dokter wajib membuat Rekam Medis pasiennya masing-masing, baik di tempat praktik pribadi maupun di instansi kesehatan

    ( misalnya Puskesmas, Rumah Sakit, Poliklinik dan lain-lainnya) tempat dokter bekerja, karena Rekam Medis sangat besar manfaatnya bagi

    dokter maupun pasiennya. Yang bukan merupakan manfaat dari Rekam Medis adalah :

    A. Rekam Medis bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran.

    B. Rekam Medis adalah satu-satunya alat bukti tertulis dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik kedokteran.

    C. Berkas Rekam Medis dapat dijadikan sebagai petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan pelayanan kesehatan pada sarana

    kesehatan.D. Rekam Medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan.

    E. Rekam Medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan,

    perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien.

    JAWAB : B

    Pembahasan/Kisi-kisi :

    Manfaat Rekam Medis adalah :

    a. Pengobatan Pasien

    Rekam Medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan,

    perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada penderita.b. Peningkatan Kualitas Pelayanan

    Membuat Rekam Medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayananuntuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.

    c. Pendidikan dan Penelitian

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    32/55

    Rekam Medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medisbermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.

    d. Pembiayaan

    Berkas Rekam Medis dapat dijadikan sebagai petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada

    sarana kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien.

    e. Statistik Kesehatan

    Rekam Medis dapat digunakan sebagai bahan statistic kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat

    dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu.

    f. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik

    Rekam Medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah hokum, disiplin dan etik.

    Sumber bacaan : Manual Rekam Medis, Konsil Kedokteran Indonesia, Hal. 6, Tahun 2006.

    3. Komunikasi efektif dokter-pasien adalah komunikasi yang dilakukan secara verbal dan non-

    verbal yang menghasilkan pemahaman pasien terhadap keadaan kesehatannya,

    peluang dan kendalanya, sehingga dapat bersama-sama dokter mencari alternatif untukmengatasi permasalahannya. Berikut ini adalah contoh hasil komunikasi dokter-pasien yang

    tidak efektif :

    A. Pasien mematuhi anjuran dokter

    B. Pasien memahami dampak yang menjadi konsekuensi dari penyakit yang dideritanya (misalnya membatasi diri, biaya pengobatannya,

    dan lain-lainnya) sesuai penjelasan dokter.

    C. Pasien merasa dipahami dan diperlakukan sebagai subyek yang memiliki tubuh yang sedang sakit.

    D. Pasien memutuskan untuk pergi ke pengobatan alternatif atau komplementer atau menyembuhkan sendiri (self therapy).

    E. Pasien mau bekerja sama dengan dokter dalam menjalankan semua upaya pengobatan/perawatan kesehatannya.

    JAWAB : D

    Pembahasan/Kisi-kisi :

    Contoh hasil komunikasi dokter-pasien yang efektif :

    a. Pasien merasa dokter menjelaskan keadaannya sesuai dengan tujuannya berobat. Berdasarkan pengetahuannya tentang penyakit kondisi

    kesehatannnya, pasienpun mengerti anjuran dokter, misalnya perlu mengatur diet, minum obat secara teratur, melakukan pemeriksaan

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    33/55

    (laboratorium, foto rontgen, scan, dll) dan memeriksakan diri sesuai jadwal, memperhatikan kegiatan (menghindari kerja berat, istirahat

    cukup, dan sebagainya).

    b. Pasien memehami dampak yang menjadi konsekuensi dari penyakit yang dideritanya (membatasi diri, biaya pengobatan) sesuai

    penjelasan dokter.

    c. Pasien merasa dokter mendengarkan keluhannya dan mau memahami keterbatasan kemampuannya lalu bersama mencari alternativesesuai kondisi dan situasinya, dengan segala konsekuensinya.

    d. Pasien mau bekerja sama dengan dokter dalam menjalankan semua upaya pengobatan/perawatan kesehatannya.

    Contoh hasil komunikasi dokter-pasien yang tidak efektif :

    a. Pasien tetap tidak mengerti keadaannya karena dokter tidak menjelaskan, hanya mengambil anamnesis atau sesekali bertanya, singkat

    dan mencatat seperlunya, melakukan pemeriksaan, menulis resep, memesankan untuk kembali atau memeriksakan ke laboratorium atau

    foto rontgen, dan sebagainya.

    b. Pasien merasa dokter tidak memberinya kesempatan untuk bicara, padahal ia yang merasakan adanya perubahan di dalam tubuhnya

    yang tidak ia mengerti dan karenanya ia pergi ke dokter. Ia merasa usahanya sia-sia karena sepulang dari dokter ia tetap tidak tahu apa-

    apa, hanya mendapat resep saja.

    c. Pasien merasa tidak dipahami dan diperlakukan semata sebagai obyek, bukan sebagai subyek yang memiliki tubuh yang sedang sakit.

    d. Pasien ragu, apakah ia harus mematuhi anjuran dokter atau tidak

    e. Pasien memutuskan untuk pergi ke dokter lain.

    f. Pasien memutuskan untuk pergi ke pengobatan alternatif atau komplementer atau menyembuhkan sendiri (self therapy)

    Sumber bacaan : Komunikasi Efektif Dokter-Pasien, Konsil Kedokteran Indonesia, Hal. 2, Tahun 2006.

    4.Carma L. Bylund & Gregory Makoul (2002) dalam tulisannya tentangEmphatic Communication

    in Physician-Patient Encounter, menyatakan betapa pentingnya empati di komunikasi dalam

    hubungan dokter-pasien. Bylund & Makoul mengembangkan 6 tingkat/level empati. Dokter

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    34/55

    berbagi perasaan dan pengalaman (Sharing feeling and experience) dengan pasien merupakanempati level ke berapa ?

    A. Level 1

    B. Level 2

    C. Level 3

    D. Level 4

    E. Level 5

    JAWAB : E

    Pembahasan/Kisi-kisi :

    Carma L. Bylund & Gregory Makoul dalam tulisannya tentangEmphatic Communication in Physician-Patient Encounter(2002),

    menyatakan betapa pentingnya empati ini di komunikasikan. Bylund & Makoul mengembangkan 6 tingkat/level empati yang dikodekandalam suatu system (The Empathy Communication Coding System (ECCS) Levels) :

    Level 0 : Dokter menolak sudut pandang pasien

    Level 1 : Dokter mengenali sudut pandang pasien secara sambil lalu

    Level 2 : Dokter mengenali sudut pandang pasien secara implicit

    Level 3 : Dokter menghargai pendapat pasienLevel 4 : Dokter mengkonfirmasi kepada pasien

    Level 5 : Dokter berbagi perasaan dan pengalaman (sharing feeling and experience) dengan pasien.

    Sumber bacaan : Komunikasi Efektif Dokter-Pasien, Konsil Kedokteran Indonesia, Hal. 9, Tahun 2006.

    5. Di dalam proses komunikasi dokter-pasien, sikap profesional dokter penting untuk membangun

    rasa nyaman, aman dan percaya pasien kepada dokter, yang merupakan landasan bagiberlangsungnya komunikasi secara efektif (Silverman, 1998). Contoh sikap profesional dokter

    ketika menerima pasien adalah :

    A. Dokter harus bisa memutuskan sendiri rencana tindakan medis selanjutnya atau pengambilankeputusan

    B. Menatap mata pasien secara terus-menerus saat anamnesa.

    C. Menilai suasana hati lawan bicara

    D. Apabila pasien marah, menangis, takut dan sebagainya, maka dokter harus dengan tegas

    menegurnya agar mau diperiksa

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    35/55

    E. Tidak terpengaruh oleh sikap non-verbal (raut wajah/mimik, gerak/bahasa tubuh) pasien JAWAB : C

    Pembahasan/Kisi-kisi :

    Contoh sikap dokter yang professional ketika menerima pasien :

    a. Menyilakan masuk dan mengucapkan salam

    b. Memanggil/menyapa pasien dengan namanya

    c. Menciptakan suasana yang nyaman (isyarat bahwa punya cukup waktu, menganggap penting informasi yang akan diberikan,

    menghindari tampak lelah).

    d. Memperkenalkan diri, menjelaskan tugas/perannya (apakah dokter umum, spesialis, dokter keluarga, dokter paliatif, konsultan gizi,

    konsultan tumbuh kembang, dll).

    e. Menilai suasana hati lawan bicara

    f. Memperhatikan sikap non-verbal (raut wajah/mimik, gerak/bahasa tubuh) pasien.

    g. Menatap mata pasien secara professional yang lebih terkait dengan makna menunjukkan perhatian dan kesungguhan mendengarkan.

    h. Memperhatikan keluhan yang disampaikan tanpa melakukan interupsi yang tidak perlu.

    i. Apabila pasien marah, menangis, takut, dan sebagainya maka dokter tetap menunjukkan raut wajah dan sikap yang tenang.

    j. Melibatkan pasien dalam rencana tindakan medis selanjutnya atau pengambilan keputusan.

    k. Memeriksa ulang segala sesuatu yang belum jelas bagi kedua belah pihak.

    l. Melakukan negosiasi atas segala sesuatu berdasarkan kepentingan kedua belah pihak.

    m. Membukakan pintu, atau berdiri ketika pasien hendak pulang

    Sumber bacaan : Komunikasi Efektif Dokter-Pasien, Konsil Kedokteran Indonesia, Hal. 11, Tahun 2006.

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    36/55

    Oleh : Laksomono Pratignjo, dr., M.Kes

    Dosen IKM (Kedokteran Keluarga) Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    37/55

    PROPOSALPENELITIAN TINDAKAN KELAS

    ( PTK )

    MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IKM DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY

    PADA MAHASISWA SEMESTER V FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

    TAHUN AJARAN 2011/2012

    OLEH :

    LAKSOMONO PRATIGNJO, dr, M.Kes

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    38/55

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

    JANUARI 2012

    PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS( PTK )

    Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Kedokteran Keluarga dengan Metode PembelajaranDiscoveryPada Mahasiswa Semester V Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kususuma Surabaya

    Tahun Pelajaran 2011-2012

    Peneliti : Laksomono Pratignjo, dr., M.Kes

    A. Latar Belakang Masalah

    Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi

    karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin

    mengalami kemajuan.

    Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di perguruan tinggi telah menunjukkan

    perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan tersebut,

    sehingga di dalam pengajaranpun dosen selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru yang dapat

    memberikan semangat belajar bagi semua mahasiswa. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa

    pembaharuan dalam sistem pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada. Pembangunan di bidang

    pendidikan barulah ada artinya apabila dalam pendidikan dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat

    dan bangsa Indonesia yang sedang membangun.

    Pada hakekatnya kegiatan beiajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara dosen

    dan mahasiswa dalam satuan pembelajaran. Dosen sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar

    merupakan pemegang peran yang sangat penting. Dosen bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih

    dari itu dosen dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    39/55

    Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, dosenlahlah yang mengarahkan bagaimana

    proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu dosen harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih

    efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat mahasiswa merasa senang dan

    merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

    Dosen mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional, yaitu meningkatkan kualitasmanusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti

    luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta

    sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air,

    mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan

    mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas

    pembangunan bangsa. Depdikbud (1999).

    Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah faktor dosen dalam

    melaksanakan proses belajar mengajar, karena dosen secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan

    meningkatkan kecerdasan serta keterampilan mahasiswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna

    mencapai tujuan pendidikan secara maksirnal, peran dosen sangat penting dan diharapkan dosen memiliki

    cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-

    konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.

    Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya

    adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan

    prestasi belajar mahasiswa khususnya mata kuliah Kedokteran Keluarga, misalnya dengan membimbing mahasiswa

    untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu mahasiswa berkembang

    sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep-konsep yang

    diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya minat menandakan bahwa mahasiswa

    tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk itu, dosen harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    40/55

    sehingga dengan bantuan itu mahasiswa dapat keluar dari kesulitan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran

    Kedokteran Keluarga yang diharapkan oleh dosen adalah A atau B.

    Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah mahasiswa

    yang tidak memiliki dorongan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran Kedokteran Keluarga sangat rendah

    yaitu mencapai C dan D. Hal ini disebabkan karena dosen dalam proses belajar mengajar hanya menggunakanmetode ceramah, tanpa menggunakan alat peraga, dan materi pelajaran tidak disampaikan secara kronologis.

    Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh dosen dengan upaya membangkitkan motivasi belajar

    mahasiswa, misalnya dengan membimbing mahasiswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan

    mahasiswa serta dosen yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep Kedokteran Keluarga.

    Motivasi tidak hanya menjadikan mahasiswa terlibat dalam kegiatan akademik, motivasi juga penting dalam

    menentukan seberapa jauh mahasiswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap

    informasi yang disajikan kepada mereka. Mahasiswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan

    proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga mahasiswa itu akan meyerap dan

    mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting dosen adalah merencanakan bagaimana mendukung

    motivasi mahasiswa (Nur, 2001 : 3). Untuk itu sebagai seorang dosen disamping menguasai materi, juga diharapkan

    dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan mahasiswa, sehingga

    menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi mahasiswa.

    Berdasarkan uraian tersebut di atas peneliti mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu metode

    pembelajaran penemuan (discovery) untuk mengungkapkan apakah dengan model penemuan (discovery) dapat

    meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar mahasiswa. Penulis memilih metode pembelajaran ini

    mengkondisikan mahasiswa untuk terbiasa menemukan, mencari, mendiskusikan sesuatu yang berkaitan dengan

    pengajaran. (Siadari, 2001: 4). Dalam metode pembelajaran penemuan (discovery) mahasiswa lebih aktif dalam

    memecahkan untuk menemukan sedang dosen berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara

    memecahkan masalah itu.

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    41/55

    Dari latar belakang tersebut di atas maka peneliti dalam penelitian ini mengambil judul " Meningkatkan Motivasi Dan

    Prestasi Belajar Kedokteran Keluarga dengan Metode Pembelajaran DiscoveryPada Mahasiswa Semester V FK UWKS

    Tahun Pelajaran 2011/2012 ".

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:

    1. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran discovery terhadap motivasi belajar mahasiswa mata kuliah

    Kedokteran Keluarga pada mahasiswa semester V FK UWKS tahun pelajaran 2011/2012?

    2. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar mahasiswa dengan diterapkannya pembelajaran discoverymata

    kuliah Kedokteran Keluarga pada mahasiswa semester V FK UWKS tahun pelajaran 2011/2012?

    C. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

    1. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar mahasiswa setelah diterapkan pembelajaran discovery mata

    kuliah Kedokteran Keluarga pada mahasiswa semester V FK UWKS tahun pelajaran 2011/2012.

    2. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar mahasiswa setelah diterapkannya pembelajaran discovery

    mata kuliah Kedokteran Keluarga pada mahasiswa semester V FK UWKS tahun pelajaran 2011/2012.

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    42/55

    D. Manfaat Penelitian :

    Peneliti mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :

    1. Dosen : untuk memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi Kedokteran

    Keluarga.

    2. Mahasiswa : untuk meningkatkan motivasi dan prestasi pada mata kuliah Kedokteran Keluarga.3. Kampus : untuk memberikan masukan bagi kampus sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan di kampus

    tersebut.

    E. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kampus ini adalah sebagai berikut:

    1. Penerapan pembelajaran disvovery dapat meningkatkan motivasi belajar mata kuliah Kedokteran Keluarga

    pada mahasiswa semester V FK UWKS tahun pelajaran 2011/2012.

    2. Penerapan pembelajaran discovery dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa mata kuliah KedokteranKeluarga pada mahasiswa semester V FK UWKS tahun pelajaran 2011/2012.,

    F. Ruang Lingkup Penelitian

    Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

    1. Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah masalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar

    mahasiswa.

    2. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada mahasiswa semester V yang sedang menempuh mata kuliah

    Kedokteran Keluarga.

    3. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di FK UWKS.

    4. Dalam penelitian ini dilaksanakan pada semester V tahun pelajaran 2011/2012.

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    43/55

    5. Penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada kompetensi dasar menyimpulkan hasil penyelidikan tentang

    perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.

    G. Definisi Operasional

    Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

    1. Metode pembelajaran penemuan (discovery) adalah suatu cara mengajar yang melibatkan mahasiswa dalam

    proses kegiatan mental melalui

    tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri agar mahasiswa dapat belajar

    sendiri

    2. Motivasi belajar adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk

    memenuhi kebutuhan dan

    mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untukberbuat sesuatu dalam mencapai

    tujuan tertentu.

    3. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor setelah

    mahasiswa mengikuti pelajaran.

    H. Kajian Pustaka

    a. Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery)

    Teknik penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund discovery adalah proses mental dimana siswamampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara

    lain mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur membuat

    kesimpulan dan sebagainya. Suatu konsep misalnya segitiga, pans, demokrasi dan sebagainya, sedang yang

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    44/55

    dimaksud dengan prinsip antara lain ialah logam apabila dipanaskan akan mengembang. Dalam teknik ini mahasiswa

    dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, dosen hanya membimbing dan

    memberikan instruksi.

    Dr. J. Richard dan asistennya mencoba self-learning mahasiswa (belajar sendiri) itu, sehingga situasi belajar mengajar

    berpindah dari situasi teacher learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan menggunakan discoverylearning, ialah suatu cara mengajar yang melibatkan mahasiswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar

    pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri agar mahasiswa dapat belajar sendiri.

    Penggunaan teknik discovery ini dosen berusaha meningkatkan aktivitas mahasiswa dalam proses belajar mengajar.

    Maka teknik ini memiliki keuntungan sebagai berikut:

    Teknik ini mampu membantu mahasiswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan

    keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan mahasiswa.

    Mahasiswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual sehingga dapat kokoh/mendalam

    tertinggal dalam jiwa mahasiswa tersebut. Dapat membangkitkan kegairahan belajar mengajar para

    mahasiswa.

    Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan

    kemampuannya masing-masing.

    Mampu mengarahkan cara mahasiswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih

    giat.

    Membantu mahasiswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses

    penemuan sendiri.

    Strategi itu berpusat pada mahasiswa tidak pada dosen. Dosen hanya sebagai teman belajar saja, membantu bila

    diperlukan.

    Walalupun demikian baiknya teknik ini namun masih ada pula kelemahan yang perlu diperhatikan ialah:

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    45/55

    Pada mahasiswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Mahasiswa harus berani

    dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

    Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.

    Bagi dosen dan mahasiswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional mungkin akan

    sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan. Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini ada yang berpendapat bahwa proses mental

    ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap

    dan keterampilan bagi mahasiswa.

    Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.

    b Motivasi Belajar

    Pengertian motivasi adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan

    seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atauperbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah

    laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang

    mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu (Usman, 2000: 28).

    Sedangkan menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri

    seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat

    diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas

    belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa mahasiswa yang termotivasi dalam

    belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga

    mahasiswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik.

    Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan

    tertentu.

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    46/55

    Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:

    1. Motivasi Intrinsik

    Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan

    dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar (Usman,

    2000: 29). Sedangkan menurut Djamarah (2002: 115), motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atauberfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk

    melakukan sesuatu.

    Menurut Winata (dalam Erriniati, 1994: ]05) ada beberapa strategi dalam mengaiar untuk membangun motivasi

    intrinsik. Strategi tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan mahasiswa.

    2. Memberikan kebebasan dalam memperluas materi pelajaran sebatas yang pokok.

    3. Memberikan banyak waktu ekstra bagi mahasiswa untuk mengerjakan tugas dan memanfaatkan sumber

    belajar di kampus.

    4. Sesekali memberikan penghargaan pada mahasiswa atas pekerjaannya.

    5. Meminta mahasiswa untuk menjelaskan hasil pekerjaannya.

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam individu yang

    berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik dalam darinya maka secara

    sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.

    2. Motivasi Ekstrinsik

    Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau

    paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar.

    Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama di kelasnya

    (Usman, 2000: 29).

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    47/55

    Sedangkan menurut Djamarah (2002: 117), motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi

    ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.

    Beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi instrinsik antara lain:

    1. Kompetisi (persaingan): dosen berusaha menciptakan persaingan di antara mahasiswanya untuk meningkatkan

    prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasiprestasi orang lain.

    2. Pace Making (membuat tujuan sementara atau dekat). Pada awal kegiatan belajar mengajar dosen hendaknya

    terlebih dahulu menyampaikan kepada mahasiswa TPK yang akan dicapai sehingga dengan demikian

    mahasiswa berusaha untuk mencapai TPK tersebut.

    3. Tujuan yang jelas. Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar ni]ai

    tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakukan sesuatu perbuatan.

    4. Kesempurnaan untuk sukses. Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan

    terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya. Dengan demikian, dosen

    hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk meraih sukses dengan usaha mandiri,

    tentu saja dengan bimbingan dosen.

    5. Minat yang besar. Motivasi akan timbul jika individu memiliki minat yang besar.

    6. Mengadakan penilaian atau tes. Pada umumnya semua mahasiswa mau belajar dengan tujuan memperoleh

    nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bawa banyak mahasiswa yang tidak belajar bila tidak ada

    ulangan. Akan tetapi, bila dosen mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah mahasiswa giat

    belajar dengan menghafal agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang

    kuat bagi mahasiswa.

    Dari uraian di atas diketahui bahwa motivsi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar individu yang

    berfungsinya karena adanya perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi,

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    48/55

    dan lain sebagainya.

    c. Prestasi Belajar Kedokteran keluarga

    Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan ini merupakan pengalaman tingkahlaku dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada

    hasil yang akan dicapai mahasiswa dalam proses belajar di kampus. Menurut Poerwodarminto (1991: 768), prestasi

    belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan,

    hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran.

    Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa dengan melibatkan

    seluruh potensi yang dimilikinya setelah mahasiswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar

    tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk rnengetahui

    sejauh mana mahasiswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh dosen. Di samping itu dosen dapat

    mengetahui sejauh mana keberhasilannya dalam proses belajar mengajar di kampus.

    Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar Kedokteran Keluarga adalah nilai yang

    dipreoleh mahasiswa setelah melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif

    (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar Kedokteran Keluarga.

    d. Hubungan Motivasi dan Prestasi Belajar Terhadap Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery)

    Motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

    Mahasiswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam

    mempelajari materi itu, sehingga mahasiswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    49/55

    (Nur, 2001: 3). Sedangkan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh mahasiswa dengan melibatkan seluruh

    pctensi yang dimilikinya setelah mahasiswa itu melakukan kegiatan belajar.

    Sedangkan metode pembelajaran penemuan (discovery) adalah suatu metode pembelajaran yarg memberikan

    kesempatan dan menuntut mahasiswa terlibat secara aktif di dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan

    menberikan informasi singkat (Siadari, 2001: 7). Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan (discovery)akan bertahan lama, mempunyai efek transfer yang lebih baik dan meningkatkan mahasiswa dan kemampuan

    berfikir secara bebas. Secara umum belajar penemuan (discovery) ini melatih keterampilan kognitif untuk

    menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain. Selain itu, belajar penemuan membangkitkan

    keingintahuan mahasiswa, memberi motivasi untuk bekerja sampai menemukan jawaban (Syafi'udin, 2002: 19).

    Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya motivasi dalam pembelajaran model

    penemuan (discovery) tersebut maka hasil-hasil belajar akan menjadi optimal. Makin tepat motivasi yang diberikan,

    akan makin berhasil pula pelajaran itu. Dengan motivasi yang tinggi maka intensitas usaha belajar mahasiswa akan

    tinggi pula. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intesitas usaha belajar mahasiswa. Hasil ini akan dapat

    meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

    I. Metode Penelitian

    a. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral,

    bertujuan untuk melakukan perbaikanperbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi

    pembelajaran. PTK yaitu suatu kegaitan menguji cobakan suatu ide ke dalam praktik atau situasi nyata dalam

    harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar ( Riyanto, 2001)

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    50/55

    b. Kehadiran Peneliti

    Pada penelitian ini, peneliti sebagai dosen dan merencanakan kegiatan berikut :

    1. Menyusun angket untuk pembelajaran dan menyusun rencana program pembelajaran2. Mengumpulkan data dengan cara mengamati kegiatan pembelajaran dan wawancara untuk mengetahui proses

    pembelajaran yang dilakukan oleh dosen

    3. Melaksanakan rencana program pembelajaran yang telah dibuat

    4. Melaporkan hasil penelitian

    c. Lokasi Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

    d. Data dan sumber

    1. Data dalam penelitian ini adalah kemampuan berfikir mahasiswa yang diperoleh dengan mengamati

    munculnya pertanyaan dan jawaban yang muncul selama diskusi berlangsung dan diklasifikasikan menjadi C1

    C 6. Data untuk hasil penelian diperoleh berdasarkan nilai ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir

    semester (UAS).

    2. Sumber data penelitian adalah mahasiswa semester V FK UWKS yang sedang menempuh mata kuliah

    Kedokteran Keluarga, sebagai obyek penelitian

    e. Prosedur pengumpulan data

    Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut :

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    51/55

    1. Wawancara

    Wawancara awal dilakukan pada mahasiswa untuk menentukan tindakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui

    kondisi awal mahasiswa

    2. Angket

    Angket merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan respon atautanggapan mahasiswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif

    3. Observasi

    Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir mahasiswa yang terdiri dari beberapa

    deskriptor yang ada selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar

    observasi yang telah disusun. Obsevasi dilakukan oleh 3 orang observer.

    4. Test

    Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh mahasiswa setelah

    pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk multiple choise agar banyak materi tercakup.

    5. Catatan lapangan

    Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan semua data yang tidak

    termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini

    f. Analisis data

    1. Kemampuan Berfikir

    Kualitas pertanyaan dan jawaban mahasiswa dianalisis dengan rubrik. Kemudian untuk mengetahui peningkatan skor

    kemampuan berfikir, pertanyaan dan janwaban yang telah dinilai dengan rubrik pada siklus I dibandingkan dengan

    pertanyaan dan jawaban yang telah dinilai dengan rubrik pada siklus II.

    Rumus untuk mencari skor klasikal kemampuan bertanya mahasiswa :

    Skor riil X 4

    Skor maks

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    52/55

    Keterangan:

    Skor riil : Skor total yang diperoleh mahasiswa

    Skor maksimal : Skor total yang seharusnya diperoleh mahasiswa

    4 : Skor maksimal dari tiap jawaban

    2. Hasil Belajar

    Hasil belajar pada aspek kognitif dari hasil test dianalisis dengan teknik analisis evaluasi untuk mengetahui

    ketuntasan belajar mahasiswa.

    Caranya adalah dengan menganalisis hasil test formatif dengan menggunakan kriteria ketuntasan belajar. Secara

    individu, siswa dianggap telah belajar tuntas apabila daya serapnya mencapai 65 %, dan secara kelompok dainggap

    tuntas jika telah belajar apabila mencapai 85 % dari jumlah mahasiswa yang mencapai daya serap minimal 65 %

    (Dedikbud 2000 dalam Aswirda 2007)

    g. Tahap-tahap penelitian

    Berdasarkan observasi awal yang dilakukan proses pembelajaran yang dilakukan adalah model pembelajaran satu

    arah. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus tediri dari perencanaan, tindakan, penerapan

    tindakan, observasi, refleksi.

    Siklus I :

    1. Perencanaan

    Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Kegiatan pada tahap ini adalah :

    Penyusunan RPP dengan model pembelajaran yang direncanakan dalam PTK.

    Penyusunan lembar masalah/lembar kerja mahasiswa sesuai dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai

    Membuat soal test yang akan diadakan untuk mengetahui hasil pemebelajaran mahasiswa.

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    53/55

    Membentuk kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan akademis, jenis kelamin, maupun

    etnis.

    Memberikan penjelasan pada mahasiswa mengenai teknik pelaksanaan model pembelajaran yang akan

    dilaksanakan

    2. Pelaksanaan Tindakan

    Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian

    dosen menjadi fasilitator selama pembelajaran, mahsiswa dibimbing untuk belajar Kedokteran Keluarga secara

    kooperatif learning Adapun langkah langkah yang dilakukan adalah disesuaikan dengan skenario

    pembelajaran.

    Kegiatan penutup

    Di akhir pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus, dosen memberikan test secara tertulis untuk mengevalausi hasil

    belajar mahasiswa selama proses pembelajaran berlangsung.

    3. Observasi

    Pengamatan dilakukan selama proses proses pembelajaran berlangsung dan hendaknya pengamat melakukan

    kolaborasi dalam pelaksanaannya.

    4. Refleksi

    Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil analisis data yang telah ada dipergunakan untuk

    melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai.

    Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah atau belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa

    hal itu terjadi dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah

    selanjutnya dalam upaya unttuk menghasilkan perbaikan pada siklus II.

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    54/55

    Silus II :

    Kegiatan pada siklus dua pada dasarnya sama dengan pada siklus I hanya saja perencanaan kegiatan mendasarkan

    pada hasil refleksi pada siklus I sehingga lebih mengarah pada perbaikan pada pelaksanaan siklus I.

  • 7/22/2019 Silabus-RPP KK

    55/55