21
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Ketika masa krisis di dunia Asia berlangsung pada tahun 1997 khususnya di Indonesia, salah satu bahan pangan yang harganya melambung dan sulit untuk ditemui adalah minyak goreng. Pada umumnya minyak yang beredar di pasaran di Indonesia ketika itu adalah berasal dari minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan kelapa atau crude coconut oil (CCO). Minyak kelapa berasal dari produk pertanian yaitu kelapa.Luas perkebunan kelapa di Indonesia ternyata sebagian besar adalah perkebunan rakyat.Pada tahun 2000, areal tanaman kelapa di Indonesia tercatat seluas 3,697 juta ha, didominasi oleh perkebunan rakyat (96,6%) dan oleh perusahaan perkebunan besar (3,4%). Tabel 1. Perkembangan Areal Dan Produksi Kelapa Indonesia Tahun 1968 Dan 1996-2002. Uraian 1968 1996 1997 1998 1999 2000 2001 * 2002* * Luas Areal (Ha) Perk.ra kyat 1590 3604 3548 3580 3586 3602 3607 3607 Pek.bes ar Negara 0 28 28 25 15 14 14 14 Pek.bes ar 5 104 93 101 78 81 81 81 1 | Kelapa Sawit

Web viewWalaupun perkebunan kelapa sawit di Indonesia didominasi oleh rakyat tetapi, Berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli perkebunan, ciri

  • Upload
    hatruc

  • View
    220

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Web viewWalaupun perkebunan kelapa sawit di Indonesia didominasi oleh rakyat tetapi, Berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli perkebunan, ciri

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Ketika masa krisis di dunia Asia berlangsung pada tahun 1997 khususnya di

Indonesia, salah satu bahan pangan yang harganya melambung dan sulit untuk

ditemui adalah minyak goreng. Pada umumnya minyak yang beredar di pasaran di

Indonesia ketika itu adalah berasal dari minyak mentah kelapa sawit atau crude

palm oil (CPO) dan kelapa atau crude coconut oil (CCO). Minyak kelapa berasal

dari produk pertanian yaitu kelapa.Luas perkebunan kelapa di Indonesia ternyata

sebagian besar adalah perkebunan rakyat.Pada tahun 2000, areal tanaman kelapa

di Indonesia tercatat seluas 3,697 juta ha, didominasi oleh perkebunan rakyat

(96,6%) dan oleh perusahaan perkebunan besar (3,4%).

Tabel 1. Perkembangan Areal Dan Produksi Kelapa Indonesia Tahun 1968 Dan 1996-2002.Uraian 1968 1996 1997 1998 1999 2000 2001* 2002**

Luas Areal (Ha)Perk.rakyat 1590 3604 3548 3580 3586 3602 3607 3607Pek.besar Negara

0 28 28 25 15 14 14 14

Pek.besar swasta

5 104 93 101 78 81 81 81

Jumlah 1595 3736 3668 3706 3679 3697 3702 3702Produksi (Ton)

Perk.rakyat 1131 2687 2620 2690 2904 2951 3023 3098Pek.besar Negara

0 19 21 22 12 9 11 11

Perk.besar swasta

2 55 63 66 79 88 88 88

Jumlah 1133 2761 2704 2778 2995 3048 3122 3197Sumber: Ditjen Bina Produksi Perkebunan, * sementara, ** estimasi.

Walaupun perkebunan kelapa sawit di Indonesia didominasi oleh rakyat tetapi,

Berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli perkebunan, ciri-ciri perkebunan

kelapa rakyat dapat dijelaskan berikut ini (Tarigan,2002).

1 | K e l a p a S a w i t

Page 2: Web viewWalaupun perkebunan kelapa sawit di Indonesia didominasi oleh rakyat tetapi, Berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli perkebunan, ciri

1. Luas kepemilikan lahan usaha tani sangat sempit,rata-rata 0.5 hektar per

keluarga petani. Pola kepemilikan yang sempit ini akan menjadi lebih sempit

sebagai akibat fragmentasi lahan yang tidak dapat dibendung sejalan dengan

budaya bangsa Indonesia.

2. Umumnya diusahakan dalam pola mono-kultur.

3. Produktivitas usaha tani kelapa masih rendah rata-rata 1.1 ton equivalen

kopra per hektar per tahun.

4. Pendapatan usaha tani persatuan luas masih rendah dan fluktuaktif

sehingga tidak mampu mendukung kehidupan keluarga petani kelapa secara

layak.

5. Adopsi teknologi anjuran sebagai upaya meningkatkan produktivitas

tanaman dan usaha tani masih rendah,karena kemampuan petani dari segi

pemilikan modal tidak menunjang.

6. Produk usaha tani yang dihasilkan masih bersifat tradisional yaitu

berbentuk kelapa butiran dan kopra yang berkualitas sub standar dan tidak

kompetitif.

Dengan ciri-ciri tersebut, tingkat pendapatan petani kelapa menjadi sangat

rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan petani kelapa adalah

dengan meningkatkan nilai tambah dari produk yang selama ini dijual oleh petani

dalam bentuk kelapa butiran ataupun kopra menjadi produk minyak kelapa yang

dikelola sendiri oleh petani. Tingkat harga minyak kelapa yang lebih tinggi dari

produk kelapa butiran ataupun kopra akan menghasilkan tambahan penghasilan

sehingga akan meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat diambil dari makalah ini adalah :

1. Pengertian kelapa sawit.

2. Pohon industri kelapa.

3. Proses pengolahan kelapa manjadi minyak.

2 | K e l a p a S a w i t

Page 3: Web viewWalaupun perkebunan kelapa sawit di Indonesia didominasi oleh rakyat tetapi, Berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli perkebunan, ciri

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah :

1. Mengetahui turunan produk kelapa.

2. Mengetahui proses pembuatan minyak dari kelapa maupun kelapa sawit.

D. Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah melalui kaji

literature baik dari buku maupun dari internet.

3 | K e l a p a S a w i t

Page 4: Web viewWalaupun perkebunan kelapa sawit di Indonesia didominasi oleh rakyat tetapi, Berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli perkebunan, ciri

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Kelapa Sawit

Pohon kelapa sawit terdiri dari dua spesies yaitu arecaceae dan atau family

farma dan yang digunakan untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak

kelapa sawit Pohon Kelapa Sawit Afrika, Elaeis guineensis, berasal dari Afrika

barat di antara Angola dan Gambia, manakala Pohon Kelapa Sawit Amerika,

Elaeis oleifera, berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kelapa sawit

termasuk tumbuhan pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Bunga dan

buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil dan apabila

masak, berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit

buahnya mengandungi minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak

goreng, sabun, dan lilin. Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak,

khususnya sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya

digunakan sebagai bahan bakar dan arang.

Urutan dari turunan Kelapa Sawit:

Kingdom: Tumbuhan

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Arecales

Famili: Arecaceae

Jenis: Elaeis

Spesies: E. guineensis

B. Ciri‐Ciri Fisiologi Kelapa Sawit

1. Daun

Daunnya merupakan daun majemuk. Daun berwarna hijau tua dan pelapah

berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak,

hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam.

4 | K e l a p a S a w i t

Page 5: Web viewWalaupun perkebunan kelapa sawit di Indonesia didominasi oleh rakyat tetapi, Berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli perkebunan, ciri

2. Batang

Batang tanaman diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah umur

12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan

tanaman kelapa.

3. Akar

Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain

itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas

untuk mendapatkan tambahan aerasi.

4. Bunga

Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda

sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk

lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.

5. Buah

Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah

tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul

dari tiap pelapah.

Buah terdiri dari tiga lapisan:

a) Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.

b) Mesoskarp, serabut buah

c) Endoskarp, cangkang pelindung inti

Inti sawit merupakan endosperm dan embrio dengan kandungan minyak inti

berkualitas tinggi.

C. Perkembangbiakan Kelapa Sawit

Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada

kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan

bakal akar (radikula). Kelapa sawit memiliki banyak jenis, berdasarkan ketebalan

cangkangnya kelapa sawit dibagi menjadi Dura, Pisifera, dan Tenera. Dura

merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap

memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar‐besar dan kandungan minyak pertandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak

memiliki cangkang namun bunga betinanyasteril sehingga sangat jarang

5 | K e l a p a S a w i t

Page 6: Web viewWalaupun perkebunan kelapa sawit di Indonesia didominasi oleh rakyat tetapi, Berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli perkebunan, ciri

menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan Pisifera.

Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing‐masing

induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil.

Beberapa tenera unggul persentase daging perbuahnya dapat mencapai 90% dan

kandungan minyak pertandannya dapat mencapai 28% Kelapa sawit sebagai

tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu primadona

tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi

Indonesia. Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan

minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu

pengembangan areal perkebunan kelapa sawit. Berkembangnya sub‐sektor

perkebunan kelapa sawit di Indonesia tidak lepas dari adanya kebijakan

pemerintah yang memberikan berbagai insentif, terutama kemudahan dalam hal

perijinan dan bantuan subsidi investasi untuk pembangunan perkebunan rakyat

dengan pola PIR‐Bun dan dalam pembukaan wilayah baru untuk areal perkebunan

besar swasta.

Gambar 1. Peta Wilayah Penyebaran Kelapa Sawit

6 | K e l a p a S a w i t

Page 7: Web viewWalaupun perkebunan kelapa sawit di Indonesia didominasi oleh rakyat tetapi, Berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli perkebunan, ciri

Gambar 2. Pohon Industri Kelapa Sawit

D. Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit

Mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, pertama, benar‐benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak kelapa

sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat‐sifat fisiknya, yaitu dengan

mengukur titik lebur angka penyabunan dan bilangan yodium. Kedua, pengertian

mutu sawit berdasarka ukuran. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan

spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran,

logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Kebutuhan mutu

minyak kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non

pangan masing‐masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran,

maupun aspek higienisnya harus lebih Diperhatikan. Rendahnya mutu minyak

kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor‐faktor tersebut dapat

langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen, atau kesalahan

selama pemrosesan dan pengangkutan. Dari beberapa faktor yang berkaitan

dengan standar mutu minyak sawit tersebut, didapat hasil dari pengolahan kelapa

sawit, seperti di bawah ini :

a) Crude Palm Oil

b) Crude Palm Stearin

c) RBD Palm Oil

7 | K e l a p a S a w i t

Page 8: Web viewWalaupun perkebunan kelapa sawit di Indonesia didominasi oleh rakyat tetapi, Berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli perkebunan, ciri

d) RBD Olein

e) RBD Stearin

f) Palm Kernel Oil

g) Palm Kernel Fatty Acid

h) Palm Kernel

i) Palm Kernel Expeller (PKE)

j) Palm Cooking Oil

k) Refined Palm Oil (RPO)

l) Refined Bleached Deodorised Olein (ROL)

m) Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS)

n) Palm Kernel Pellet

o) Palm Kernel Shell Charcoal

Syarat mutu inti kelapa sawit adalah sebagai berikut:

a) Kadar minyak minimum (%): 48; cara pengujian SP‐SMP‐13‐1975

b) Kadar air maksimum (%):8,5 ; cara pengujian SP‐SMP‐7‐1975

c) Kontaminasi maksimum (%):4,0; cara pengujian SP‐SMP‐31‐19975

d) Kadar inti pecah maksimum (%):15; cara pengujian SP‐SMP‐31‐1975

Tabel 2. Standar Mutu Minyak Goreng Berdasarkan Sni - 3741- 1995

8 | K e l a p a S a w i t

No Kriteria Persyaratan 1 Bau dan Rasa Normal 2 Warna Muda Jernih 3 Kadar Air max 0,3% 4 Berat Jenis 0,900 g/liter 5 Asam lemak bebas Max 0,3% 6 Bilangan Peroksida Max 2 Meg/Kg 7 Bilangan Iod 45 - 46 8 Bilangan

Penyabunan 196 - 206

9 Index Bias 1,448 - 1,450 10 Cemaran Logam Max 0,1 mg/kg kecuali seng

Page 9: Web viewWalaupun perkebunan kelapa sawit di Indonesia didominasi oleh rakyat tetapi, Berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli perkebunan, ciri

Selain SNI ada juga penggolongan kelas mutu minyak kelapa berdasarkan

rekomendasi APCC (2006) adalah sebagai berikut:

1. Grade I = Refined and deodorized oil (minyak yang sudah dimurnikan dan

dihilangkan bau)

2. Grade II = Refined oil (minyak yang sudah dimurnikan)

3. Grade III = White oil obtained by wet processing (minyak tak bewarna

(bening) yang diperoleh dari pegolahan cara basah)

4. Grade IV = Industrial oil No 1-obtained by the process of extraction

(minyak Industri No 1- diperoleh dengan cara ekstraksi)

5. Grade V = minyak Industri No 1- diperoleh dengan cara ekstraksi

menggunakan pelarut.

Tabel 3. Syarat Mutu Minyak Goreng Kelapa Untuk Setiap Kelas Mutu (Grade), APCC 2006

No Karakteristik Syarat Mutu

Grade I

Grade II

Grade III

Grade IV

Grade V

1 Asam lemak bebas (sebagai lauric, % max)

0,10 0,10 1 6 10

2 Kadar air dan kotoran tak larut (%,max)

0,10 0,10 0,25 0,5 0,5

3 Bahan yang tidak tersabukan (%, max)

0,5 0,5 0,5 0,8 1,0

4 Warna pada 1 inchi sell, pada skala Y+5R, (tidak lebih

2 2 4 11 30

9 | K e l a p a S a w i t

Page 10: Web viewWalaupun perkebunan kelapa sawit di Indonesia didominasi oleh rakyat tetapi, Berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli perkebunan, ciri

dari) 5 Nilai penyabunan,

minimum 255 255 255 248 248

6 Bilangan iod (wijs) 7,5-9,5 7,5-9,5 7,5-9,5 7,0-11,0

7,0-11,0

7 Specific gravity

pada 30oC

0,915 s/d

0,920

0,915 s/d

0,920

0,915 s/d

0,920

0,915 s/d

0,920

0,915 s/d

0,910 8 Indek refractive

pada 40oC

1,4480 s/d

1,4490

1,4480 s/d

1,4490

1,4480 s/d

1,4490

1,4480 s/d

1,4490

1,4480 s/d

1,4490 9 Kandungan mineral

asam nihil nihil nihil nihil nihil

Sumber: APCC, 2006

E. Pengolahan Kelapa SawitProses penyulingan dikerjakan untuk penjernihan dan penghilangan bau

(Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil). kemudian diuraikan lagi menjadiminyak sawit padat (RBD Stearin) dan untuk produksi minyak sawit cair (RBD Olein).Secara keseluruhan proses penyulingan minyak kelapa sawit tersebut dapat menghasilkan 73% olein, 21% stearin, 5% PFAD ( Palm Fatty Acid Distillate) dan 0.5% buangan.

Gambar 3. Alur Proses Penyulingan Minyak Kelapa Sawit

10 | K e l a p a S a w i t

Page 11: Web viewWalaupun perkebunan kelapa sawit di Indonesia didominasi oleh rakyat tetapi, Berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli perkebunan, ciri

TBS Setelah Ditimbang

Loading Ramp

Sterilizer

Thresher Empty Bunch Press

TBS Dalam Lori

Gambar 4. Diagram Alir Pengolahan Kelapa Sawit

11 | K e l a p a S a w i t

Page 12: Web viewWalaupun perkebunan kelapa sawit di Indonesia didominasi oleh rakyat tetapi, Berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli perkebunan, ciri

A

Clarification Tank

Sand Cyclone Oil Purifier

Sludge

Sand Trap

Sludge Tank Oil Tank

MinyakAir Cucian Berminyak

Pasir Berminyak

Vibrating Screen

Crude Oil Tank

12 | K e l a p a S a w i t

Page 13: Web viewWalaupun perkebunan kelapa sawit di Indonesia didominasi oleh rakyat tetapi, Berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli perkebunan, ciri

F. Manfaat Lain Minyak Kelapa Sawit

Manfaat lain dari proses industri minyak kelapa sawit antara lain:

a. Sebagai bahan bakar alternatif Biodisel

b. Sebagai nutrisi pakanan ternak (cangkang hasil pengolahan)

c. Sebagai bahan pupuk kompos (cangkang hasil pengolahan)

d. Sebagai bahan dasar industri lainnya (industri sabun, industri kosmetik,

industri makanan)

e. Sebagai obat karena kandungan minyak nabati berprospek tinggi

f. Sebagai bahan pembuat particle board (batang dan pelepah).

13 | K e l a p a S a w i t

Page 14: Web viewWalaupun perkebunan kelapa sawit di Indonesia didominasi oleh rakyat tetapi, Berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli perkebunan, ciri

Penutup

Kesimpulan

Industri pengolahan minyak kelapa sawit merupakan salah satu industri yang

cukup atau bahkan sangat strategis, karena berhubungan dengan sektor pertanian

yang banyak berkembang di negara‐negara tropis seperti Malaysia, Thailand dan

khususnya di Indonesia. Hasil industri minyak kelapa sawit bukan hanya minyak

goreng saja, tetapi juga bisa digunakan sebagai bahan dasar industri lainnya

seperti industri makanan, kosmetika dan industri sabun. Selain itu prospek

perkembangan industri minyak kelapa sawit saat ini sangat pesat, dimana terjadi

peningkatan jumlah produksi kelapa sawit seiring meningkatnya kebutuhan

masyarakat akan minyak goreng. Dengan besarnya produksi yang mampu

14 | K e l a p a S a w i t

Page 15: Web viewWalaupun perkebunan kelapa sawit di Indonesia didominasi oleh rakyat tetapi, Berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli perkebunan, ciri

dihasilkan, tentunya hal ini berdampak positif bagi perekenomian Indonesia, baik

dari segi kontribusinya terhadap pendapatan negara, maupun besarnya tenaga

kerja yang terserap di sektor pengolahan ini. Sektor ini juga mampu meningkatkan

taraf hidup masyarakat di sekitar perkebunan sawit, di mana presentase penduduk

miskin di areal ini jauh lebih rendah dari angka penduduk miskin nasional

sebesar. Bisa dibilang, industri minyak kelapa sawit ini dapat diharapkan menjadi

motor penggerak bagi pertumbuhan eknomi bangsa.

Saran

1. Para petani kelapa diharapkan lebih memahami bahwa nilai tambah

produk kelapa sawit yang diolah menjadi minyak mempunyai nilai tambah yang

jauh lebih baik.

2. Perbankan diharapkan tidak lagi khawatir dalam menyalurkan kredit pada

industri kecil pengolahan minyak kelapa ini.

Daftar PustakaKetaren, 1986. Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan, UI Press, Jakarta.

Susanto, 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, Bina Ilmu, Surabaya.

Sumber: Pusat Data dan Informasi Departemen Perindustrian; diolah

http://sisni.bsn.go.id/

15 | K e l a p a S a w i t