Upload
anggia-prameswari-wardhana
View
232
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tes
Citation preview
HIGH RISK PREGNANCY
Sindrom HELLP dipertimbangkan sebagai komplikasi dari preeklamsi berat dan
eklamsi. Sindrom ini pertama kali dikemukakan oleh Weinstein dan dikatakan bahwa
sindrom ini harus dipertimbangkan sebagai kriteria tambahan independen untuk preeklamsi
berat. Insidensi dari sindrom HELLP adalah 9,7% dari 1153 kehamilan yang mengalami
komplikasi preeklamsi atau eklamsi. Pada penelitian yang lain, sindrom HELLP terjadi pada
sekitar 20% dari wanita dengan preeklamsi berat. Sindrom HELLP terjadi sebelum persalinan
pada sekitar 70% pasien dan sisanya setelah persalinan. Seperti halnya preeklamsi berat,
sindrom HELLP berkaitan dengan peningkatan risiko dari berbagai keluaran yang buruk,
seperti solusio plasenta, gagal ginjal, persalinan prematur, dan kematian ibu atau janin.
Diagnosis sindrom HELLP berdasarkan pada hasil laboratoris sebagai berikut:
Hemolisis; anemia hemolitik mikroangiopatik ditandai dengan sel Burr, skistosit dan
polikromasi pada apus darah tepi. Peningkatan kadar bilirubin, sebagian besar berupa
bilirubin indirek (> 1,2 mg/dL) dan peningkatan kadar LDH (> 600 IU/L)
mengkonfirmasi diagnosis tersebut.
Peningkatan enzim hati; kadar SGOT, SGPT dan LDH meningkat. Nyeri pada
kuadran kanan atas dapat berkaitan dengan kerusakan sel hati, yang menyebabkan
pula peningkatan pada enzim hati. Lesi pada hati dapat berwujud nekrosis parenkim,
yang mana penumpukan material yang menyerupai fibrin tampak pada sinusoid. Pada
nekrosis parenkim yang berat, perdarahan dapat meluas pada regio subkapsuler,
mengakibatkan hematom yang meregangkan kapsula Glisson dan pada akhirnya
dapat mengakibatkan ruptur.
Penurunan hitung trombosit; jumlah trombosit kurang dari 100.000 /mm3
Menurut Weinstein serta Sibai dkk, tanda dan gejala dari sindrom HELLP adalah sebagai
berikut:
Nyeri pada kuadran kanan atas atau epigastrium (86% - 90%)
Mual atau muntah (45% - 84%)
Sakit kepala (50%)
Nyeri tekan pada palpasi kuadran kanan atas (86%)
Tekanan darah diastolik lebih dari 110 mmHg (67%)
Proteinuria lebih dari 2+ pada pemeriksaan dipstick (85% - 96%)
Edema (55% - 67%)
Manajemen pasien dengan sindrom HELLP mempunyai prinsip yang sama dengan
preeklamsi berat atau eklamsi.
FETAL MATERNAL MEDICINE
Perubahan patofisiologi pada preeklamsi dapat muncul tanpa disertai dengan
hipertensi dan proteinuria meskipun hipertensi dan proteinuria merupakan tanda awal yang
diperlukan untuk meramalkan preeklamsi. Satu contoh yang jelas adalah pada kasus sindrom
HELLP, akronim ini merupakan singkatan dari hemolysis, elevated liver enzymes dan low
platelets. Meskipun untuk tujuan penatalaksanaan HELLP dipertimbangkan sebagai varian
dari preeklamsi, terdapat beberapa perbedaan pada tampilan preeklamsi dan HELLP yang
menunjukkan bahwa mereka berasal dari sesuatu yang berbeda. Wanita dengan HELLP
cenderung lebih tua dan lebih sering berasal dari ras Kaukasia serta multipara, pada beberapa
kasus, tidak terdapat hipertensi. Dari sudut pandang patofisiologi, karakteristik pada
preeklamsi yaitu perubahan pada system renin – angiotensin mungkin tidak terjadi pada
HELLP. Meskipun demikian, progresifitas penyakit dan terminasi kehamilannya
memperdebatkan observasi dan manajemen penatalaksanaan yang serupa dengan preeklamsi.
Observasi bahwa perempuan yang mendapatkan steroid antepartum tampak menunjukkan
perbaikan pada sindrom HELLP menstimulasi beberapa penelitian retrospektif dan
observasional. Penelitian – penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perkembangan pada
hasil laboratoris dan pemanjangan usia kehamilan. Penentuan dosis yang tepat dan apakah
manfaat terapi melebihi risiko membutuhkan penelitian acak yang lebih besar lagi.
PRE-ECLAMPSIA: ETIOLOGY AND CLINICAL PRACTICE
Sindrom HELLP, komplikasi dari preeklamsi, disebabkan oleh iskemia hepar yang
menyebabkan perdarahan periportal serta nekrosis bersamaan dengan anemia hemolitik
mikroangiopatik dan trombositopenia. Pasien dengan HELLP biasanya dating dengan
keluhan nyeri epigastrium dan pada kasus yang berat biasanya terdapat komplikasi –
komplikasi termasuk diantaranya gagal ginjal (dicirikan dengan peningkatan ureum, kreatinin
dan ekskresi sejumlah kecil darah pada urine sehingga urine berwarna kecoklatan) dan
eklamsi. Namun banyak pula wanita dengan sindrom HELLP tidak menunjukkan gejala
klinis yang nyata.
Gangguan hepar dapat timbul pada kondisi yang menyerupai preeklamsi seperti
thrombotic thrombocytopenic purpura dan acute fatty liver of pregnancy. Kolestasis dan
hepatitis virus dapat juga dimasukkan dalam diagnosis diferensial pada kasus sindrom
HELLP yang ringan. Membedakan antara kondisi – kondisi ini dapat menjadi sulit tetapi
yang menjadi penanda penyakit preeklamsi adalah bahwa penyakit ini akan membaik setelah
persalinan.
Hematom subkapsuler hepar adalah komplikasi yang jarang pada sindrom HELLP.
Permukaan dari hepar ditutupi oleh perdarahan dan petekie yang bersatu membentuk satu
hematom besar. Ruptur dari hematom tersebut merupakan komplikasi yang mengancam
nyawa yang muncul dengan nyeri kuadran kanan atas dan hipovolemia yang mendadak.
Penatalaksanaan biasanya secara pembedahan dan melibatkan packing abdomen untuk
menimbulkan tekanan pada permukaan perdarahan, drainase pada ruang subdiafragma,
transfusi darah yang agresif untuk mengganti darah yang hilang serta perhatian yang seksama
pada suhu tubuh. Kauterisasi, reseksi dan penjahitan pada hepar tidak direkomendasikan
sebagai metode untuk mengontrol perdarahan. Embolisasi arteri telah digunakan dan
merupakan salah satu pilihan pada kasus tersebut. Saat ini penggunaan factor VII pada
perdarahan obstetrik masif juga merupakan salah satu pilihan yang dianjurkan.
Koagulopati adalah keadaan yang jarang terjadi pada sindrom HELLP namun
trombositopenia dan gangguan fungsi trombosit dapat menimbulkan gangguan koagulasi.
Pemanjangan APTT dan INR lebih sering terjadi terkait dengan acute fatty liver daripada
sindrom HELLP. Hipoglikemia dapat terjadi pada beberapa kasus namun lebih merupakan
karakteristik dari acute fatty liver of pregnancy.
Penatalaksanaan dari sindrom HELLP adalah terminasi kehamilan sementara
komplikasi yang terkait (gagal ginjal, eklamsi dan distres pernafasan) mungkin memerlukan
perawatan intensif secara tersendiri. Trombositopenia seharusnya mencapai titik terendah
dalam 72 jam pasca persalinan dan apabila keadaan ini menetap setelah batas waktu tersebut,
kemungkinan kearah diagnosis lain harus mulai dicari (misal: sepsis, defisiensi folat,
thrombotic thrombocytopenic purpura, lupus eritematosus sistemik). Meskipun steroid telah
dianjurkan sebagai sarana untuk mempercepat penyembuhan pada eklamsi pasca persalinan,
penelitian yang dilakukan masih berskala kecil dan tidak menunjukkan reduksi pada
mortalitas.
HELLP Syndrome: The State Of The Art
Preeklamsi dikenal sebagai “the disease of theories” dan varian yang berat dari
penyakit ini, yaitu sindrom HELLP, mempunyai etiologi yang masih sukar untuk dipahami.
Preeklamsi merupakan penyakit yang gejala klinisnya biasa muncul setelah usia pertengahan
kehamilan dan berkaitan dengan invasi trofoblas yang tidak sempurna pada pembuluh darah
maternal saat awal kehamilan. Preeklamsi dan sindrom HELLP terkait dengan jejas endotel
dan deposit fibrin pada lumen pembuluh darah, serta peningkatan aktivasi dan penggunaan
trombosit. Aktivasi trombosit berakibat pelepasan tromboksan A2 dan serotonin, keduanya
merupakan vasokonstriktor. Agregasi trombosit menyebabkan kerusakan endotel dan
mengurangi produksi prostasiklin, zat vasodilator yang poten. Perubahan pada rasio
prostasiklin / tromboksan A2 muncul pada preeklamsi dan mengalami perbaikan setelah
persalinan.
Terdapat dua klasifikasi yang biasa digunakan untuk sindrom HELLP, yaitu
klasifikasi Tennessee dan Mississippi. Klasifikasi sistem Tennessee berdasarkan pada
parameter-parameter sebagai berikut: AST > 70 UI/L, LDH > 600 UI/L dan kadar trombosit
< 100.000 / mm3, sesuai dengan klasifikasi ini terdapat 2 bentuk sindrom HELLP yaitu
komplit (ketiga elemen muncul) dan parsial (hanya satu atau dua elemen yang muncul).
Klasifikasi Mississippi mengacu pada hitung jumlah trombosit: kelas I (kadar trombosit <
50.000 / mm3), kelas II (kadar trombosit 50.000 – 100.000 / mm3), dan kelas III (kadar
trombosit 100.000 - 150.000 / mm3). Prognosis dan luaran dari sindrom HELLP parsial lebih
baik daripada sindrom HELLP komplit. Sindrom HELLP muncul mengikuti preeklamsi, yang
mana progresivitas penyakit ini menjadi lebih buruk. Meskipun manajemen konservatif pada
preeklamsi mungkin merupakan hal yang tepat, namun preeklamsi berat yang disertai dengan
sindrom HELLP membutuhkan usaha yang tepat untuk melakukan persalinan secepatnya.
PEDOMAN PENGELOLAAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Preeklamsi ringan adalah sindrom spesifik kehamilan dengan penurunan perfusi pada
organ – organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel.
Kriteria diagnostic preeklamsi ringan adalah sebagai berikut:
Tekanan darah > 140/90 mmHg tetapi < 160/110 mmHg, kenaikan tekanan sistolik >
30 mmHg dan kenaikan tekanan diastolik > 15 mmHg tidak dimasukkan dalam
kriteria diagnostik preeklamsi, tetapi memerlukan observasi yang cermat
Proteinuria > 300 mg/24 jam jumlah urine atau dipstick 1+
Edema lokal pada tungkai tidak dimasukkan dalam kriteria diagnostik kecuali
anasarka
Preeklamsi berat ialah preeklamsi dengan salah satu atau lebih gejala dan tanda dibawah ini:
Pasien dalam keadaan istirahat tekanan sistolik > 160 mmHg atau tekanan diastolik >
90 mmHg
Proteinuria > 2 gram/24 jam jumlah urine atau dipstick > 2+
Oligouria dengan produksi urine < 400 cc/24 jam
Kenaikan kreatinin serum > 1,2 mg%
Edema paru dan sianosis
Pertumbuhan janin terhambat
Nyeri epigastrium dan nyeri kuadran kanan atas abdomen, disebabkan karena
teregangnya kapsula Glison, nyeri dapat sebagai gejala awal ruptur hepar
Gangguan otak dan visus, berupa penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma dan
pandangan kabur
Gangguan fungsi hepar, berupa peningkatan alanin atau aspartat amino transferase
Hemolisis mikroangiopatik (peningkatan kadar LDH)
Trombositopenia < 100.000 sel/mm3
Sindrom HELLP
Sindrom HELLP ialah preeklamsi atau eklamsi dengan adanya hemolisis, peningkatan
enzim hepar, disfungsi hepar dan trombositopenia.
Klasifikasi sindrom HELLP:
1. Klasifikasi Mississippi
a. Kelas I: Trombosit < 50.000/mm3
Serum LDH > 600.000 IU/L
AST dan/atau ALT > 40 IU/L
b. Kelas II: Trombosit > 50.000/mm3 sampai < 100.000/mm3
Serum LDH > 600.000 IU/L
AST dan/atau ALT > 40 IU/L
c. Kelas III: Trombosit > 100.000/mm3 sampai < 150.000/mm3
Serum LDH > 600.000 IU/L
AST dan/atau ALT > 40 IU/L
2. Klasifikasi Tennessee
a. Kelas Lengkap (Komplit): Trombosit < 100.000/mm3
LDH > 600.000 IU/L
AST > 70 IU/L
b. Kelas Tidak Lengkap (Parsial): Bila ditemukan hanya satu atau dua dari tanda
– tanda diatas