14
Sindrom Koroner Akut Annesa Fadella Velsya Sukria Yulanda

Sindrom Koroner Akut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ska

Citation preview

Page 1: Sindrom Koroner Akut

Sindrom Koroner

Akut

Annesa Fadella

Velsya Sukria Yulanda

Page 2: Sindrom Koroner Akut

Sindrom Koroner Akut

Definisi

Terminologi SKA digunakan

untuk menggambarkan

keadaan gangguan aliran darah

koroner parsial hingga total ke

miokard secara akut

Klasifikasi Infark miokard dengan elevasi

segmen ST (STEMI: ST segment elevation myocardial infarction).

Infark miokard dengan non elevasi segmen ST (NSTEMI: non ST segment elevation myocardial infarction).

Angina pectoris tidak stabil (UAP: unstable angina pectoris).

Page 3: Sindrom Koroner Akut

Faktor Resiko

Tidak dapat dimodifikasi

– Umur– Jenis kelamin– Riwayat keluarga– Ras

Dapat Dimodifikasi– Hiperlipidemia– Hiperhomosisteinemia– Hipertensi– Merokok– Diabetes melitus– Kontrasepsi oral– Obesitas– Inaktivitas fisik– Stress dan kecemasan– Risiko multifaktorial

Page 4: Sindrom Koroner Akut

Patofisiologi

ateroma pembuluh darah agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi thrombus

pembuluh darah koroner pelepasan zat vasoaktif iskemik miokardium infark miokard

Page 5: Sindrom Koroner Akut

NO. MANIFESTASI KLINIK SKA PATOGENESIS

1. Angina pektoris tidak stabil Pada angina pektoris tidak stabil terjadi erosi atau fisur pada plak aterosklerosis yang relatif kecil dan menimbulkan oklusi trombus yang transien. Trombus biasanya labil dan menyebabkan oklusi sementara yang berlangsung antara 10-20 menit.

2. NSTEMI (non-ST elevation myocardial Infarction)

Pada NSTEMI kerusakan pada plak lebih berat dan menimbulkan oklusi yang lebih persisten dan berlangsung sampai lebih dari 1 jam. Pada kurang lebih ¼ pasien NSTEMI, terjadi oklusi trombus yang berlangsung lebih dari 1 jam, tetapi distal dari penyumbatan terdapat koleteral. Trombolisis spontan, resolusi vasikonstriksi dan koleteral memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya STEMI

3. STEMI (ST elevation myocardial infarction)

Pada STEMI disrupsi plak terjadi pada daerah yang lebih besar dan menyebabkan terbentuknya thrombus yang fixed dan persisten yang menyebabkan perfusi miokard terhenti secara tiba-tiba yang berlangsung lebih dari 1 (satu) jam dan menyebabkan nekrosis miokard transmural.

Page 6: Sindrom Koroner Akut
Page 7: Sindrom Koroner Akut

DiagnosisRiwayat kesehatan/penyakit– Rasa tidak nyama/nyeri

di dada– Nyeri yang menyebar ke

lengan kiri bagian ulnar, leher, rahang, regio interscapula

– Nyeri epigastrik dengan gangguan gastrointestinal

– Mual, muntah, diaporesis, palpitasi, dyspnea

Page 8: Sindrom Koroner Akut

• Pemeriksaan Fisik– Keadaan Umum: alert,

anxiuos, gelisah, fatigue– Kulit: dingin, pucat,

diaphoresis– Kardiovaskuler: S3 dan S4

ada atau tidak ada, disritmia, murmur, distensi vena jugularis,

– Paru-paru: dispnea, takipnea– GI: Mual, muntah– Sirkulasi: denyut perifer

reguler atau tidak, denyut bergetar

• Pemeriksaan Diagnostik– Perubahan pada EKG– Enzim Jantung

• CK-MB• Lactate

Dehidrogenase• Myoglobin• Troponin T dan

Troponin I– Hemodinamik monitoring– Echocardiografi

Page 9: Sindrom Koroner Akut

Jenis Nyeri Dada EKG Enzim Jantung

APTS Angina pada waktu istirahat/aktivitas ringan (CCS III-IV). Cresendo angina. Hilang dengan nitrat

Depresi segmen T Inversi gelombang T Tidak ada gelombang Q

Tidak meningkat

NSTEMI Lebih berat dan lama (> 30 menit). Tidak hilang dengan nitrat, perlu opium.

Depresi segmen ST Inversi gelombang T

Meningkat minimal 2 kali nilai batas atas normal

STEMI Lebih berat dan lama (> 30 menit) tidak hilang dengan nitrat, perlu opium

Hiperakut T Elevasi segmen T Gelombang Q Inversi gelombang T

Meningkat minimal 2 kali nilai batas atas normal

Elevasi Segmen ST Spektrum Klinis Sindrom Koroner

Page 10: Sindrom Koroner Akut

Diagnosis Banding

–Angina Pektoris Tak Stabil : Infark Miokard Akut– Infark Miokard Akut : diseksi aorta,

pericarditis akut, emboli paru akut, penyakit dinding dada, Sindrom Tietze, gangguan gastrointestinal, seperti: hiatus hernia dan refluks esophagitis, spasme atau rupture esophagus, kolesistitis akut, tukak lambung, dan pankreatitis akut.(

Page 11: Sindrom Koroner Akut

Algoritma Untuk Triase Dan Tata Laksana SKA

Pasien dengan keluhan nyeri

dada, riwayat keluhan yang khas

Sindrom Koroner Akut

Berikan 300 mg ASA dikunyah dan nitrat.

• EKG 12 sadapan

• Petanda biokimia

• EKG non diagnostic

• Petanda biokimia (-)

• Nyeri dada menetap

• Perubahan gel ST/T

• Petanda biokimia (+)

• Nyeri dada mentap

Elevasi segment ST

• Tak ada perubahan

EKG

• Petanda biokimia (-)

• Nyeri dada menetap

Observasi pasien

• Periksa EKG serial.

• Ulangi petanda biokimia 6-12 jam setelah onset nyeri dada.

Pasien dipulangkan, Jika:

Risiko rendah Evaluasi di ruangan.

risiko tinggi evaluasi segera

• Ada perubahan segmen ST

• Petanda biokimia (+)

• Nyeri dada menetap

APTS/NSTEMI

Evaluasi untuk reperfusi

Rawat dan terapi:

• Nitrat

• Asa

• Ciopidogrel

• UFH/LMWH

• ( ± Antagonis reseptor GPII b/ II a)

Page 12: Sindrom Koroner Akut

Tata Laksana• Trombolitik/Fibrinolitik• Primary Stenting• Pemasukan O2 maksimal– Therapi O2– Nitrat– Morphin

• Kontrol nyeri• Pencegahan re-infark: Aspirin. Heparin, Clopidorgel• Memperbaiki fungsi ventrikel kiri: ACE Inhibitor• Mengurangi kebutuhan Miokardium

Page 13: Sindrom Koroner Akut

Komplikasi

–Angina Pektoris Tak Stabil: payah jantung, syok kardiogenik, aritmia, infark miokard akut– Infark miokard akut (dengan atau tanpa ST

elevasi): gagal jantung, gagal jantung, syok kardiogenik, ruptur septum, aritmia gangguan hantaran, aritmia gangguan pembentukan rangsang, pericarditis, sindrom desler, emboli paru.

Page 14: Sindrom Koroner Akut

Prognosis

Prognosis dari Sindroma Koroner akut tergantung pada daerah jantung yang terkena, beratnya gejala, ada tidaknya komplikasi.

Klas Definisi Mortalitas (%)

I Tak ada tanda tanda gagal jantung kongestif

6

II + S3 dan/atau ronki basah

17

III Edema paru 30-40IV Syok

Kardiogenik60-80