Upload
meyrachan
View
105
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sindrom nefrotik merupakan suatu jenis gangguan pada organ ginjal yang menyebabkan tubuh Anda mengeluarkan terlalu banyak protein ke dalam urine. Sindrom nefrotik bukanlah penyakit. Ini merupakan pertanda bahwa organ ginjal Anda tidak bekerja dengan normal. Gangguan ini terjadi bila pembuluh darah kecil dalam ginjal mengalami kerusakan sehingga mereka tidak dapat melakukan fungsi mereka dengan baik, seperti menyaring limbah dan kelebihan air dari dalam darah. Jika Anda mengalami hal ini, kadar protein dalam urine dan kadar kolestrol menjadi tinggi. Sedangkan, kadar protein dalam darah menjadi rendah. Hal ini akan menyebabkan Anda mengalami pembengkakkan, terutama di sekitar mata, kaki, dan pergelangan kaki. Selain itu, bila tidak segera diobati, hal ini dapat menyebabkan terjadinya komplikasi yang lebih serius dan mempengaruhi kesehatan Anda,
Citation preview
- Sindrom nefrotik (SN) adalah suatu sindrom klinik dengan gejala adanya proteinuria massif (≥ 40 mg/m2 LPB/jam atau rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2 mg/mg atau dipstik ≥ 2+) , hipoalbuminemia ≤ 2,5 g/dL, Edema dan dapat disertai hiperkolesterolemia.
- Insidens SN pada anak dalam kepustakaan di Amerika Serikat dan Inggris adalah 2-4 kasus baru per 100.000 anak per tahun. Di negara berkembang insidensnya lebih tinggi. Di Indonesia dilaporkan 6 per 100.000 per tahun. Perbandingan anak laki-laki dan perempuan 2:1.
- Dalam laporan ISKDC (International Study for Kidney Diseases in Children), pada sindrom nefrotik kelainan minimal (SNKM) ditemukan 22% dengan hematuria mikroskopik, 15-20% disertai hipertensi, dan 32% dengan peningkatan kadar kreatinin dan ureum darah yang bersifat sementara.
PENDAHULUAN
IDENTITAS
- Nama : A
- Tanggal Lahir/Umur : 1 Mei 1998/ 16 tahun
- Alamat : Sabang
- Agama : Islam
- Suku : Aceh
- Nomor CM : 1-02-70-76
- Tanggal Masuk : 11 November 2014
- Tanggal Pemeriksaan : 17 November 2014
ANAMNESIS
- Keluhan Utama : Sesak Nafas
- Keluhan Tambahan : Bengkak pada seluruh badan, BAK berwarna merah, batuk dan demam
- Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke IGD RSUDZA dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan 1 hari yang lalu. Sesak dipengaruhi oleh perubahan posisi pasien dan berkurang jika duduk dan memberat saat tidur. Sesak sudah dirasakan sejak 1 bulan ini dan semakin memberat 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan bengkak yang dirasakan juga sejak sebulan yang lalu dan semakin memberat dalam 5 hari terakhir. Awalnya bengkak muncul di kelopak mata lebih kurang 1 bulan yang lalu, dan membengkak pada seluruh tubuh sekitar 1 minggu terakhir sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan BAK sedikit, dan berwarna kemerahan. Pasien menyangkal adanya nyeri saat berkemih. Selain itu, pasien juga mengalami demam dan batuk sekitar 5 hari sebelum bengkak pada seluruh tubuh muncul.
- Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien merupakan rujukan dari RS Sabang dengan keluhan sesak, bengkak dan urin kemerahan. Pasien menyangkal adanya sakit seperti ini sebelumnya.
RIWAYAT PEMBERIAN MAKANAN DAN TUMBUH KEMBANG
RIWAYAT IMUNISASI
Ibu pasien mengatakan bahwa imunisasi pasien lengkap
UmurRiwayat
Pemberian Makanan
Riwayat Tumbuh Kembang
0-6 bulan ASI + Susu Formula Mengangkat kepala dan tengkurap
6-12 bulan Susu formula + MP ASI
Merangkak dan tersenyum ketika melihat mainan
12 bulan-sekarang Makanan Biasa Sesuai Usia
ANTROPOMETRI
- BB : 81 kg
- Tinggi badan : 171 cm
- Status Gizi : Gizi lebih
- Kebutuhan Cairan : 2720 cc/ hari
- Kebutuhan kalori : 2835-3482 kkal / hari
- Kebutuhan Protein : 56 gram
NormochephaliRambut hitam, sukar dicabut,
distribusi merata
Wajah udem (+),
NormochephaliRambut hitam, sukar dicabut,
distribusi merata
Wajah udem (+),
Bibir lembab (+), sianosis (-),
Bibir lembab (+), sianosis (-),
Normotia, serumen (-),
NCH (-), sekret (-)
Normotia, serumen (-),
NCH (-), sekret (-)
Udem Palpebra (+/+),
Sklera ikterik (-/-)
Udem Palpebra (+/+),
Sklera ikterik (-/-)
BJ I> BJ IIReg
Bising (-)
BJ I> BJ IIReg
Bising (-)
Simetris, retraksi intercostal epigastrial
supraclavicular(-), Rh (-/-)
Simetris, retraksi intercostal epigastrial
supraclavicular(-), Rh (-/-)
Soepel, distensi (-),
peristaltik (+)
Soepel, distensi (-),
peristaltik (+)
Edema (+) pada
ekstremitas inferior
sianosis (-)Pucat (-)
Edema (+) pada
ekstremitas inferior
sianosis (-)Pucat (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan(11/11/2014)
NilaiNilai Normal
Hemoglobin 18,7 13,0-17,0 g/dlHematokrit 54 40-55%
Leukosit 10,84,1-10,5x103/
mm3
Eritrosit 6,84,7-6,1x106/
mm3
Trombosit 415 150-400x103/ulEosinofil 0 0-6 %Basofil 0 0-2 %Netrofil Segmen
7750-70 %
Limfosit 14 20-40 %Monosit 9 2-8 %
Protein total 4,3 6,4-8,3 g.dLAlbumin 1,10 3,5-5,2 g/dLGlobulin 3,20
Natrium 134135-145 mmol/L
Kalium 4,8 3,5-4,5 mmol/LKlorida 111 90-110 mmol/L
Glukosa Darah Sewaktu
112< 200 mg/dL
Ureum 102 13-43 mg/dL
Kreatinin 1,600,67-1,17
mg/dL
Pemeriksaan (12/11/2014)
NilaiNilai Normal
Hemoglobin 18,7 13,0-17,0 g/dlHematokrit 50 40-55%
Leukosit 9,54,1-10,5x103/
mm3
Eritrosit 6,34,7-6,1x106/
mm3
Trombosit 369 150-400x103/ulEosinofil 0 0-6 %Basofil 0 0-2 %
Netrofil Segmen 73 50-70 %Limfosit 17 20-40 %Monosit 10 2-8 %
Protein total 4,7 6,4-8,3 g.dLAlbumin 1,6 3,5-5,2 g/dLGlobulin 3,1 Natrium 134 135-145 mmol/LKalium 7,1 3,5-4,5 mmol/LKlorida 110 90-110 mmol/L
Glukosa Darah Sewaktu
100< 200 mg/dL
Ureum 92 13-43 mg/dL
Kreatinin 1,90,67-1,17
mg/dLKolestrol total 1217 < 200 mg/dLLDL kolestrol 1143 < 150 mg/dLHDL kolestrol 46 < 45 mg/dLTrigliserida 764 30-200 mg/dL
LED 34
LK : 0-25 mm/jamPR : 0-20 mm/jam
Pemeriksaan (13/111/2014
NilaiNilai Normal
Berat Jenis 1,0201,003-1,030
pH 5.05-9
Leukosit Negatif (-)Negatif
Nitrit Positif (+) Negatif
Protein Positif (+)Negatif
Glukosa Negatif (-)Negatif
Keton Negatif (-)Negatif
Urobilinogen Negatif (-)Negatif
Bilirubin Negatif (-)Negatif
Blood Negatif (-)Negatif
Pemeriksaan Sedimen Urin (13/11/2014)
NilaiNilai Normal
Leukosit 4-6 0-5/LPB
Eritrosit 1-2 0-2/LPB
Epitel 3-5 0-2/LPK
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Pemeriksaan (13/11/2014)
Hasil
USG Ginjal Parenchymal Kidney
Diseases
USG Hepar /Gall Bladder Kesan : Asites
Buli dan Prostat tak tampak kelainan
DIAGNOSA BANDING
Krisis Hipertnesi + dd :
1. Sindrom Nefrotik2. Glomerulonefritis
DIAGNOSA KERJA
Krisis Hipertensi + Sindrom Nefrotik
TATA LAKSANA
• O2 nasal kanul 1-2 L/I (K/P)
• Injeksi Ceftriaxone 1 g/12 jam
• Injeksi Furosemid 50 mg / 8 jam + Dex 5% 3 cc
• Injeksi Ranitidin 50 mg/8 jam
• Captopril 3x25 mg
• Sprinolakton 2x25 mg
• Metil prednisolone tab 6-5-5
• Nifedipin sublingual 5,5 mg (K/P)
• Valsartan 1x50 mg
• Diet MB rendah garam
ANALISIS KASUS
Pada kasus ini ada seorang anak berusia 16 tahun datang ke rumah sakit RSUDZA Banda Aceh dengan keluhan sesak dan bengkak pada seluruh badan. Berdasarkan anamnesis pasien mengeluhkan bengkak yang dirasakan awalnya pada kelopak mata yang semakin lama bengkak pada wajah, kedua ekstremitas atas dan bawah.
Sindrom nefrotik (SN) adalah suatu sindrom klinik dengan gejala adanya proteinuria, hipoalbuminemia ≤ 2,5 g/dL, Edema dan dapat disertai hiperkolesterolemia.
Edema pada SN terjadi oleh karena hipoalbuminemia merupakan faktor kunci terjadinya edema pada SN. Hipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan onkotik plasma sehingga cairan bergeser dari intravaskular ke jaringan interstisium dan terjadi edema.
Pasien mengalami edema pada kedua sisi wajah, badan dan tungkai. Awalnya edem terjadi pada bagian kelopak mata dan semakin lama menjalar ke bagian tungkai dan badan. Edem sudah dialami pasien sejak 5 hari sebelum masuk RS.
Continue…
Hipoalbuminemia pada sindrom nefrotik terjadi melalui kehilangan yang banyak melalui urin dan peningkatan katabolisme dari albumin yang difiltrasi, di tubulus proksimal. Hipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan onkotik plasama, yang memungkinkan transudasi cairan dari ruang intravaskuler ke ruang interstitial.
Pemeriksaan laboratorium dan diperoleh hasil :
•Kadar serum albumin 1,10 g/dl (hipoalbuminemia)
•Terdapat protein dalam urine (proteinuria)
Continue…
Continue…
Pemeriksaan laboratorium dan diperoleh hasil :
•Kadar kolesterol darah 1217 mg/dl (hiperkolesterolemia)
Hiperlipidemia terjadi sebagai akibat kelainan pada homeostasis lipoprotein yang terjadi sebagai akibat peningkatan sintesis dan penurunan katabolisme. Akibat hipoalbuminemia, sel-sel hepar terpacu untuk membuat albumin sebanyak-banyaknya.
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanactionam : dubia ad bonam