14
SINERGI PROGRAM-PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PUSAT DAN DAERAH Oleh : KETUA ASOSIASI PEMERINTAH PROVINSI SELURUH INDONESIA (APPSI) Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH Disampaikan pada Acara “MUSRENBANGNAS TAHUN 2013” Jakarta, 30 April 2013

SINERGI PROGRAM-PROGRAM … · mengakibatkan kurang sinerginya Perencanaan dan ... Usaha APBN, APBD, CSR, Dana Masyarakat ... Populasi Sapi & Kerbau

Embed Size (px)

Citation preview

SINERGI PROGRAM-PROGRAM

PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PUSAT DAN DAERAH

Oleh :

KETUA ASOSIASI PEMERINTAH PROVINSI SELURUH INDONESIA (APPSI)

Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH

Disampaikan pada Acara “MUSRENBANGNAS TAHUN 2013”

Jakarta, 30 April 2013

11,22% Tersebar

di Sumatera6,38% Tersebar di

Kalimantan

9,6% Tersebar

di Jawa % Bali

12,62% Tersebar

di Sulawesi

19,21% Tersebar di Nusa

Tenggara

21,63% Tersebar di

Maluku & Papua

PENYEBARAN PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA

Sumber : BPS Trw III 2012

Jawa Timur

4.960,5 rb

13,08 %

DKI Jakarta

3.668 rb

3,7 %

Lampung

1.219 rb

15,65 %

Papua Barat

2.232 rb

27,04 %

Jambi

2.701 rb

8,28 %

Nusa Tenggara

Barat

8.283 rb

18,02 %

Kalimantan Selatan

1.892 rb

5,01 %Kalimantan Timur

2.461 rb

6,38 %

Sulawesi Selatan

8.059 rb

9,82 %Papua

9.764 rb

30,66 %

Maluku

3.389 rb

20,76 %

Penduduk Miskin Tersebar Tidak Merata di Indonesia

Sumber : BPS Trw III 2012

17 PROVINSI (51,51 %) YANG ANGKA KEMISKINANNYA

DIBAWAH NASIONAL DAN 16 PROVINSI (48,48 %) YANG

ANGKA KEMISKINANNYA DI ATAS NASIONAL

• Tahun 2006-2012, jumlah maupun persentase penduduk miskin nasional terus menurun.

• Ke Depan Percepatan penanggulangan kemiskinan diperlukan untuk mencapai target 8-10 % (Nasional)

Sumber: BPS – Susenas

PendapatanRendah

Beban HidupTinggi

Kemiskinan

- Terbatasnya Lahan- Produktivitas rendah- Tidak mempunyai

pekerjaan- Kurangnya modal

- Kebutuhan dasar(Sandang, Pangan, Papan)

- Pendidikan- Kesehatan

MENGAPA MISKIN ???

1. Kebijakan kemiskinan masih parsial (klusterisasi bukan solusi)2. Koordinasi tidak efektif antar tingkat Pemerintahan

mengakibatkan kurang sinerginya Perencanaan danPelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan.

3. SDM yang mengelola program dan penyiapan sasaran belumoptimal

4. Program yang tidak tepat sasaran dan tidak sesuaikebutuhan.

5. Anggaran yang besar tidak diikuti dengan penurunankemiskinan yang signifikan.

6. Implementasi PP No. 19/2010 belum efektif, Provinsi sebagaipenyambung dan penghubung kepentingan dan kewenanganyg bersifat Nasional dengan yg bersifat lokal

Permasalahan Dalam Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Nasional

Perlindungan & Bantuan Sosial (Berbasis rumah tangga)

Pemberdayaan Masyarakat (Berbasis POKMAS)

1

2

3

4

Pengembangan UMKM (Berbasis unit usaha))

Program Pendukung (Berbasis Wilayah)

Pemenuhan hak dasar

Pengurangan beban hidup

Peningk. Kualitas hidup

Masyarakat Miskin

Pengembangan potensi

Penguatan kapasitas Pokmas

Penguatan akses modal

Pengembangan industri olahan

Perluasan akses pasar

Peningkatan ekonomi, sosial

dan budaya

Pemaduserasian wilayah

Pemerintah

Masya-rakat

Dunia Usaha

APBN, APBD, CSR, Dana Masyarakat

Peran serta Perbankan

Klaster

Upaya Dalam Menurunkan Angka Kemiskinan Indonesia

Tahun 2013-2018

Data Akurat

Penduduk dan

Rumah Tangga

Miskin

Perencanan

dan

Pelaksanaan

Program

Kemiskinan

Terpadu dan

Terintegrasi

Pembagian Peran

dan Wewenang

Pengawas-

an dan

Evaluasi

Pendanaan Pemerintah

Pusat

Prov.,

Kab/ kota

Dunia Usaha

(CSR)

Masyarakat

Gerakan Terpadu Pemb. Desa (GETARBANGDES) di SulSel

Angka

Kemiskinan

Sulsel

Tahun 2008,

1,03 Juta

(13,34%)

Tahun 2012,

805 Ribu

(9,82%)

3,72%

Tahun 2018,

(±3 – 4%)

50%

Angka

Kemiskinan

Indonesia

Tahun 2008,

34 Juta

(15,42%)

Tahun 2012,

28 Juta

(11,66%)

3,76%

Tahun 2018,

(±5 – 6%)

50%

Program

Pusat

Strategi

Penanggulangan

Kemiskinan

Mengurangibeban

masyarakat

Pemberdayaanmasyarakat

Penguatan/ PeningkatanPendapatankelompok

Masyarakat

RaskinJamkesmas

PKH GerbangKampung

• Pendidikan• Kesehatan• Bibit/Benur• Bedah Rumah

PNPM

- Getarbangdes- Gerbangmas- Baruga Sayang- Gerakan Peningkatan

Populasi Sapi & Kerbau- Suprlus Beras & Jagung- Penyuluh- Mobil Murah/Motor

Usaha

KUR

- Koperasi/UMKM- Industri RT- Komoditas Unggulan- Kewirausahaan

Program

Daerah

SINERGITAS PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PUSAT DAN DAERAH

1. Kebijakan penanggulangan kemiskinan sebaiknya melalui pendekatankewilayahan yang dilakukan secara terpadu (contoh : Getar Bangdes diSulsel) Gubernur diberi kewenangan dan tangggungjawab yang besaruntuk mengkoordinasikan program.

2. Koordinasi dapat lebih efektif apabila dititik beratkan pada tingkat Provinsi Kementerian khusus yang menangani kemiskinan (Kementerian Negara)

3. SDM yang mengelola program dan penyiapan sasaran perlu dipersiapkanlebih awal agar sesuai karakteristik sasaran yang akan dientaskan;

4. Program agar dirumuskan sesuai kebutuhan dan karakteristik wilayah.

5. Anggaran dari Pemerintah (Pusat) hendaknya tidak disalurkan secaraparsial (melalui Kementerian) melainkan dalam bentuk Block Grand kePemerintah Daerah Anggaran pusat (APBN) agar melalui Gubernur danmendapat persetujuan Gubernur .

6. Mempertegas implementasi kewenangan Gubernur di daerah agarpengawasan di daerah menjadi efektif (PP No. 19 Tahun 2010).

1. Untuk memastikan tingkat kemiskinan dan pengangguranberkurang, peran Gubernur harus diperkuat

Peran

Pusat

Daerah

Menteri / Menko Lembaga

Non Kementerian

- Kebijakan UmumProgram

- Menetapkan Target Nas.- Anggaran

Gubernur

Walikota/

Bupati

Camat

Lurah/Desa

- Mengkoordinir Perenc. & Pelaks.- Mendistribusikan Target Kab/Kota- Merumuskan --->Kegiatan- Mengalokasikan Anggaran

Mengkoordinir danMemfasilitasi Pelaksanaan

Kegiatan

Pengawasan Kegiatan

Penanggung JawabKegiatan

2. Rakyat tidak layak untuk miskin, negara memiliki sumberdayaalam yang melimpah. Tata kelola, pemerintah yang mengkoordinasikan

3. Tiga Agenda Tata Kelola Pemerintahan yaitu :1) Agenda Akademik intelektual solusi tepat masalah

kemiskinan.2) Agenda manajerial :

a. Regulasi terarah yang berpihak pada orang miskin.b. Perlu pengkoordinasian yang tepat di Provinsi/ Kab/Kota.c. Local problem must be respons by local government, tidak

bisa secara Nasionald. Agenda aksi bertahap, terukur dan berkesinambungan.e. Budget anggaran secara jelas mulai dari perencanaan,

implementasi sampai pada pengawasanf. Pelibatan langsung masyarakat baik individu maupun

kelompok.3) Agenda Perilaku Leadership dan pemerintahan yang berpihak

pada orang miskin bukan orang kaya.