8
Single Price Monopoly and Competition Compared Bayangkan sebuah industri yang terbentuk dari beberapa perusahaan kecil yang melakukan persaingan perfect competition. Kemudian bayangkan sebuah perusahaan membeli semuanya dari perusahaan perusahaan kecil yang ada dan menciptakan sebuah monopoli. Apa yang akan terjadi dalam industri? Akankah harga naik atau turun? Akankah kuantitas produksi bertambah atau berkurang? Akankah keuntungan ekonomi bertambah atau berkurang? Manakah yang lebih efektif diantara original competitive situation ataupun monopoly situation? Comparing Price and Output Dari tabel disamping, terdapat beberapa kurva yang terdiri dari kurva demand (D), kurva Marginal Cost dan kurva Supply (MC), dan juga kurva Marginal Revenue (MR). Perfect Competition Awalnya, dengan banyaknya perusahaan perusahaan kecil didalam pasar, kurva supply pasar pada gambar tersebut adalah kurva MC. Kurva supply ini didapatkan dari total kurva dari semua perusahaan perusahaan yang ada didalam pasar. Dalam perfect competition, titik equilibrium terjadi dimana kurva supply dan kurva demand berpotongan. Harga ditunjukkan oleh kurva Pc, dan kuantitas produksi oleh industri ditunjukkan dengan kurva Qc. Karena setiap perusahaan perusahan kecil hanya merupakan sebagian kecil dari total industry, tidak ada insentif untuk setiap perusahaan untuk memanipulasi harga dengan memvariasikan outputnya. Monopoly Pm Qc Qm Pc

Single Price Monopoly and Competition Compared.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

economics

Citation preview

Page 1: Single Price Monopoly and Competition Compared.doc

Single Price Monopoly and Competition Compared

Bayangkan sebuah industri yang terbentuk dari beberapa perusahaan kecil yang melakukan persaingan perfect competition. Kemudian bayangkan sebuah perusahaan membeli semuanya dari perusahaan perusahaan kecil yang ada dan menciptakan sebuah monopoli.

Apa yang akan terjadi dalam industri? Akankah harga naik atau turun? Akankah kuantitas produksi bertambah atau berkurang? Akankah keuntungan ekonomi bertambah atau berkurang? Manakah yang lebih efektif diantara original competitive situation ataupun monopoly situation?

Comparing Price and Output

Dari tabel disamping, terdapat beberapa kurva yang terdiri dari kurva demand (D), kurva Marginal Cost dan kurva Supply (MC), dan juga kurva Marginal Revenue (MR).

Perfect Competition

Awalnya, dengan banyaknya perusahaan perusahaan kecil didalam pasar, kurva supply pasar pada gambar tersebut adalah kurva MC. Kurva

supply ini didapatkan dari total kurva dari semua perusahaan perusahaan yang ada didalam pasar.

Dalam perfect competition, titik equilibrium terjadi dimana kurva supply dan kurva demand berpotongan. Harga ditunjukkan oleh kurva Pc, dan kuantitas produksi oleh industri ditunjukkan dengan kurva Qc. Karena setiap perusahaan perusahan kecil hanya merupakan sebagian kecil dari total industry, tidak ada insentif untuk setiap perusahaan untuk memanipulasi harga dengan memvariasikan outputnya.

Monopoly

Bayangkan jika industri yang bekerja diambil alih oleh sebuah perusahaan. Dengan konsumen tetap, sehingga kurva demand tidak berubah. Tetapi pada saat ini monopoli mengenap / menganggap kurva demand sebagai constraint dari harga yang dapat menjual outputnya. Kurva monopoly marginal revenue dilambangkan dengan simbol MR. Monopoli memaksimalkan keuntungan dengan memproduksi kuantitas dimana marginal revenue seimbang dengan marginal cost.

Pm

QcQm

Pc

Page 2: Single Price Monopoly and Competition Compared.doc

Efficiency Comparison

Perfect competition (tanpa external costs dan benefit) sudah effisien. Karena tidak terjadi / tidak adanya deadweight loss yang terbentuk dalam kurva.

Consumer surplus merupakan kurva yang ada dibawah kurva demand dan diatas titik equilibrium price. Sedangkan producer surplus merupakan kurva yang terdapat diatas kurva supply, dan dibawah kurva equilibrium price.

Total dari consumer surplus dan producer surplus dimaksimalkan. Jadi, pada competitive equilibrium, marginal social benefit seimbang dengan marginal social cost, total dari consumer surplus dam producer surplus dimaksimalkan, perusahaan memproduksi dengan biaya jangka panjang rata rata serendah mungin, sehingga penggunaan resources efisien.

Sedangkan pada kurva disamping, menggambarkan situasi dimana kurva tidak efisien (kurva monopoly). Didalam kurva dapat diketahui bahwa output yang terjadi kecil, dan mahalnya harga mengakibatkan kurva marginal social benefit dan marginal social cost membentuk sebuah deadweight loss.

Dalam kurva tersebut dapat dilihat bahwa consumer surplus mengecil jika dibandingkan dengan kurva pada competitive market. Hal ini dikarenakan oleh 2 hal, diantaranya adalah :

Yang pertama, dikarenakan konsumer merugi karena harus membayar lebih untuk sebuah barang atau jasa. Yang kedua, konsumer merugi karena mendapatkan barang atau jasa lebih sedikit / kurang, dan kerugian ini merupakan sebagian efek dari deadweight loss.

Meskipun monopoli mendapatkan hasil dari tingginya harga barang, adanya kehilangan producer surplus karena output yang dihasilkan sedikit. Kehilangan tersebutlah yang mengakibatkan deadweight loss.

Monopoli memproduksi output yang lebih sedikit dibandingkan perfect competition dan juga tidak dihadapi dengan kompetisi, sehingga itu tidak memproduksi pada minimum possible long run average cost. Akibatnya adalah monopoli menganggu keinginan konsumer dalam 3 hal, yaitu produksi merendah, naiknya biaya produksi, dan naiknya harga barang lebih besar dari naiknya biaya produksi.

Page 3: Single Price Monopoly and Competition Compared.doc

Redistribution of Surpluses

Sudah diketahui bahwa monopoli tidak efisien karena marginal social benefit melampaui marginal social cost dan terdapat deadweight loss. Meskipun begitu, monopoly juga memberikan redistribution dari surplus.

Page 4: Single Price Monopoly and Competition Compared.doc

Monopolistic Competition, Price and output

Output jangka pendek

Kualitas dari sebuah produk dan cara memasarkannya membentuk profit maximizing quantity dimana marginal cost = marginal revenue (MC = MR)

Harga suatu barang ditentukan oleh kurva demand dari produk perusahaan dan juga merupakan harga tertinggi yang dapat dicharge oleh perusahaan untuk mendapatkan profit maxmizing quantity.

Perusahaan yang bekerja dengan sistem monopolistik competition beroperasi seperti yang terdapat pada sistem single price monopoli.

Jumlah produksi tergantung pada titik dimana kurva marginal cost dan marginal revenue bertemu. Sedangkan penetapan harga dipasang pada harga tertinggi yang memungkinkan yang dapat terjadi dalam kurva.

Economic profit dapat terjadi ketika harga produk berada diatas kurva ATC.

Meskipun begitu, sebuah perusahaan tetap dapat mengalami economic loss. Dalam profit maximizing quantity, harga barang lebih kecil dibandingkan dengan ATC. Akibatnya, perusahaan mengalami economic loss.

Output jangka panjang

Sejalan dengan bertambahnya perusahaan dalam perindustrian, demand pada setiap industri mengalami penurunan / kehilangan pasar karena adanya kompetisi. Akibatnya adalah kurva demand mengalami pergeseran terhadap produknya kesebelah

kiri. Penurunan permintaan ini juga berimbas pada penurunan

Page 5: Single Price Monopoly and Competition Compared.doc

kuantitas saat titik MR = MC dan juga menurunkan harga maksimum yang dapat dijual pada kuantitas tersebut. Harga dan kuantitas akan berkurang hingga titik harga bertemu dengan titik ATC, dan perusahaan mengalami zero economic profit.

Perfect Competition

Perusahaan yang menggunakan metode perfect competition memilih output yang memaksimalkan economic profit. Profit maximizing output dapat dilihat atau diketahui dengan cara melihat total revenue pada perusahaan dan kurva total cost.

Untuk menentukan profit maximizing output, sebuah perusahaan dapat menggunakan marginal analysis. Karena marginal revenue bergerak konstan, dan marginal cost nantinya akan berubah seiring pertambahan output, profit dapat dimaksimalkan dengan memproduksi output dimana marginal revenue (MR) setara dengan marginal cost.

Ketika titik MR lebih besar dibandingkan dengan titik MC, economic profit bertambah apabila jumlah output bertambah. Jika MR lebih kecil dibandingkan dengan MC, economic profit berkurang apabila jumlah output bertambah. Dan ketika kondisi MR setara dengan kondisi MC, economic profit berkurang jika output berubah kearah lain, jadi economic profit dalam keadaan ini adalah maksimal.

Temporary shutdown decision

Apabila sebuah perusahaan membuat sebuah economic loss, perusahaan tersebut harus memutuskan untuk keluar dari pasar atau bertahan didalam pasar. Apabila perusahaan tersbut memutuskan untuk bertahan didalam pasar, perusahaan tersebut harus memutuskan untuk memproduksi sebuah produk atau “shut down” atau menghentikan

Page 6: Single Price Monopoly and Competition Compared.doc

produksi sementara waktu. Pilihan yang diambil oleh perusahaan tersebut akan meminimalkan kerugian dari perusahaan.