Upload
nguyentu
View
248
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
SINONIM KATA JAMAL DALAM KAMUS AL-MUNAWWIR
ARAB-INDONESIA
(Analisis Semantik)
Oleh :
Yusnindar Abd Gani, S.Pd.I
NIM:1520510087
TESIS
Diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Magister of Arts
Program Studi Interdisciplinary Islamic Studies
Konsentrasi Ilmu Bahasa Arab
YOGYAKARTA
2017
ii
SINONIM KATA JAMAL DALAM KAMUS AL-MUNAWWIR
ARAB-INDONESIA
(Analisis Semantik)
Oleh :
Yusnindar Abd Gani, S.Pd.I
NIM:1520510087
TESIS
Diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Magister of Arts
Program Studi Interdisciplinary Islamic Studies
Konsentrasi Ilmu Bahasa Arab
YOGYAKARTA
2017
Yang bertanda tangarl
Nama
NIM
Prograrn Stu<ii
Konsentrasi
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN
di bawah ini:
Yusnindar Abd Gani
I 520s 1 0087
Intercliciplinary Isiarnic Stuciies
Ilmu Bahasa Arab
Menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/
karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbemya.
Yogyakarla, 74 Juni 20ll
GaniNIM:1520510087
iii
Yang befianclaNarnaNIMProgramProgram StucliKonsentrasi.ludul Tesis
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
tangan di bawah ini:Yusnindar Abd Gani1 5205 1 0087MagisterInterdisciplinary Islami c StudiesIlmu Bahasa ArabSINONIM KATA JAMAL DALAM KAMUS AL-MLINIAWWIR
ARAB-INDONESIA (Analisis Semantik)
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini secara keselur'.rhan adalah
murni karya saya sendiri dan bukan plagiasi sebagian atau keseluruhan dad karya
orang lain, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sebagai sumber pustaka
sesuai dengan aturan penulisan yang berlaku.
Apabila di kemudian hari terbukti bahwa makalah saya ini metupakan plagiasi
karya orang lain, saya sanggup menerima sanksi akademik dari dosen yang
bersangkutan.
Demikian atas perhatiannya disampaikan terima kasih.
Yogyakarta15 juni2017Yang menyatakan,
iv
Gani
I(EMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIAUIN STINAN KALIJAGA YOGYAKARTAPASCASARJANA
Tesis Berjudul
Naurir
NIN,I
Jenjang
Program Studi
I(orrsentrtrsi
fanggal U.iian
Telah clapat diterima
(M A)
PEI\GESAHAI{
SINONIM KATA JAMAL DALAM KAMUS AL-
MLINAWWIR ARAB -IND ONE S IA (Analisis S emantik)
Yusnindar Abd Gani. S.Pd.I
1s20s 10087
Magister (S2)
Int er di s c ipl inary Isl cmti c S tu di e s
Ilmu Bahasa Arab
08 Agustus 2017
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Master of Arts
711207 199503 1
Tesis berjudul
Nama
NIM
Prodi
Konsentrasi
Teiah disetr4ui
Ketua Sidang Ujian Penguji
Penguji,{Pembimbing : Prof. Dr. H. Sugeng Sugiyono, M.A.
Penguji . Dr. Ibr:u Rurdah, M.A.
Diqii di Yogvakarta pa<ia tanggal. E Agustus 2017
Waktu : 10 00 WIB
NilailHasil :
Predikat : MemuaskanlSangat Memuaskan/Cumlaude*
PERSETUJUAN TIM PENGUJI
UJIAN TESIS
: SINONIM KATA JAMAL DALAM KAMUS AL-MUNAWWIR
ARAB-INDONESIA
. Yusnindar Abd Gani, S.Pd.I
:1520510087
. Interdisciplinary lslamic Studies
: Iimu Bahasa Arab
tirn penguji ujian munaqasyah:
: Dr. Mohammad Yunus
NOTA DINAS PEMBIMBING
I(epada Yth,Direktur PascasarjanaUIN Sunan I(ahlagaYogyakarla
Assalamu' etluikum Wr. lYb.
Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan tesis yangberjudul: SINONIM KATA JAMAL DALAM KAMUS AL-MUNAWWIRARAB-INDONES IA (Analisis S ernantik).Yang ditulis oleh:
NamaNiMJenjangProdiI(onsentrasi
Yusnindar Abd Gani, S.Pd.I1 5205 1 0087Magister (S2)Interdiciplinary Is1 arnic S tudiesIhnu Bahasa Arab
Saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan kepada Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk disidangkan clalam rangka mempcrolehgelar Magister Studi Islam.Was s al amlt' a laiku m t t r.v'b.
Yogl akarta . ll Jqni 2017Perr-rbirnbirw.. ,/ ,/"/'r//Prol. Dr. H64{r"eSugiyono. M.A,NtP. 1954071"2 tgszo: toto
viii
MOTTO
language is our crown
success comes from strong
desire
you will never know till you
have tried
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN
Almamaterku Tercinta
Kosentrasi Ilmu Bahasa Arab
Program Studi Interdisciplinary
Islamic Studies
Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta
x
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرمحن الرحيمAlhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan khadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga tesis dengan judul ‘SINONIM
KATA JAMAL DALAM KAMUS AL-MUNAWWIR ARAB-INDONESIA
(Analisis Semantik)’ ini dapat diselesaikan oleh penulis meskipun masih terdapat
banyak kekurangan dan keterbatasan yang penulis tidak dapat atasi.
Perjuangan dalam menyusunan tesis ini sungguh merupakan sebuah
pengalaman perjuangan yang tak ternilai harganya bagi penulis. Penulis
menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan pernah terwujud tanpa bantuan
dari berbagai pihak. Arahan, bantuan, bimbingan dan dorongan yang telah
diberikan adalah hadiah yang sangat bermanfaat bagi penulis. Oleh sebab itu,
dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan rasa terimakasih sebanyak-
banyaknya
kepada:
1. Bapak Prof. Drs. KH.Yudian Wahyudin,M.A., Ph.D., selaku Rektor
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
1. Bapak Prof. Noorhaidi Hasan, M.A., M. Phil., Ph.D., selaku Direktur
Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
xi
2. Bapak Prof. Dr. H. Sugeng Sugiyono, M.A., selaku dosen pembimbing
yang telah banyak memberikan arahan dan koreksi terhadap tesis ini
sehingga menjadi karya yang lebih baik.
3. Kepada Segenap Dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta, terkhusus kepada dosen-dosen yang pernah
mengampu matakuliah di kelas Ilmu Bahasa Arab. Terimakasih atas
curahan ilmu pengetahuan, motivasi, inspirasi sehingga penulis memiliki
cara pandang baru yang sebelumnya belum penulis dapatkan.
4. Kepada Segena civitas akademika pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
terutama petugas TU dan Perpustakaan yang telah banyak membantu
memudahkan urusan administratif dan peminjaman buku kepada penulis
sampai penulisan tesis ini selesai.
5. Teristimewa kepada kedua orang tua saya Sumarni S.pd M.pd dan Yusri
nandar S.ip, terkhusus ayah saya La Ode Muhammad Syamsir Siri Ikrami,
ST, Saudara-saudara saya 1) La ode Muhammad syahbil jibran ikrami, 2)
La ode Muhammad syauqan jibran ikrami, 3) Lao ode Muhammad
syiiroozsh jibran ikrami. Seluruh keluarga saya 1)Bibi yang paling saya
cintai (Suhartina) dan MasNanang Indarto 2) Kusramin dan istri
Nurmawati S.pd 3) Kusman dan Istri Inadira 4) Hasmin 5) Kusran S.Pd
M.pd dan istri Sitti daswati S.pd6) Herbiansyah dan istri Jumaidah
danseluruh keluarga saya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, sekali
lagi terima kasih atas do’a dan motivasi yang diberikan kapada penulis
sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.
6. Terima kasih juga khususnya kepada sahabat terdekat saya Dessy Sintari
Daoed S.Pd.I, Fitra Prihantina M.Pd.I, Nurul Fauziah S.Pd, M.Pd., Sarina
S.Pd, M.Pd., Wiwik Widjayati Hasmuroh, Yulinar Angreasti, Aslim
Mukramin, Firma, dan Reva yang telah sabar dan setia menemani saya dan
banyak memberi bantuan, dukungan, serta motivasi kapada saya.
7. Dan tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada seluruh teman-
temanIlmu Bahasa Arab (IBA) 2015 yang telah berjuang bersama hingga
bisa menyelesaikan tesis ini, diantaranya adalah Aulia Nabilla S.Hum,
xiii
ABSTRAK
Sinonim (tarāduf) ini merupakan salah satu dari sekian banyak kajian
linguistik yang juga merupakan salah satu bagian dari relasi makna yang memiliki
kedudukan sentral di dalam semantik. Dalam penggunaan bahasa itu sendiri
terkadang antara satu daerah dengan daerah lainnya ditemui perbedaan-perbedaan
termasuk dalam hal penamaan atau penyebutan sesuatu. Begitu juga dengan
masyarakat Arab, karena kehidupan di Arab mereka membeda-bedakan kata
jamal ‘unta’. Hal ini karena jamal ‘unta’ memiliki peranan penting dalam
kehidupan manusia. Perbedaan jumlah dan makna kata dari satu bahasa ke bahasa
yang lain sangat berkaitan dengan perbedaan cara pandang masyarakat penutur
bahasa. Banyak atau sedikitnya jumlah leksikon yang dimiliki sebuah bahasa telah
mewakili pentinganya sebuah leksikon dalam masyarakat penutur bahasa tertentu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kata-kata yang bersinonim
dengan kata jamal ‘unta’ di dalam kamus Al-Munawwir Arab Indonesia. Selain
itu untuk mengetahui bentuk kategori makna kata-kata yang bersinonim dengan
kata jamal ‘unta’ ditinjau dari segi medan semantik serta komponen maknanya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yang bersifat
deskriptif dan penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan (Library
research), penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan kepada fakta
atau fenomena yang ada, dengan cara mengidentifikasi masalah yang terdapat
dalam data primer yaitu Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, kemudian
mengumpulkan dan memaparkan kata-kata yang berhubungan dengan sinonim
kata jamal ‘unta’ yang terdapat di dalam kamus tersebut dengan memberikan
analisis terhadap data yang ada.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah penulis menemukan sekitar 144
kata yang bersinonim dengan kata jamal ‘unta’ dalam Kamus Al-Munawwir Arab-
Indonesia dan juga menghasilkan sebanyak 23 (dua puluh tiga) komponen makna
yang berbeda. Selain itu penulis mengklasifikasikan sinonim kata jamal ‘unta’
dalam beberapa kategori, diantaranya adalah berdasarkan karakter dan kondisi
fisik jamal ‘unta’, kemudian berdasarkan aktifitas dan peralatan jamal ‘unta’, juga
berdasarkan usia jamal ‘unta’, selanjutnya berdasarkan warna jamal ‘unta’, dan
terakhir berdasarkan jumlah jamal ‘unta’. Penulis menganalisis medan leksikal
dari kata jamal “unta” yang kemudian dihasilkan beberapa kata, yakni al-ibil, an-
nāqah, dan al-baῑru. Dan penulis juga menemukan kata yang berlawanan
(antonim) dengan kata jamal ‘unta’, dari kata-kata yang berantonim ini ditemukan
dua jenis antomin, yang pertama antonimi biner (binary opposition), yang kedua
antonimi bergradasi adalah perlawanan yang berjenjang atau bertingkat (gradable
opposite). Penulis menyimpulkan bahwa tidak ada kata sinonim bersifat
menyeluruh (total) karena sinonim yang menyeluruh tidak pernah dijumpai.
Bahkan jika kata-kata yang bersinonim memiliki persamaan makna. Karena setiap
kata akan berbeda maknanya jika digunakan dalam situasi yang berbeda.
xiv
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam
penelitian ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri
Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor
158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Arab-Indonesia
(Huruf Latin)
Keterangan
Alif Tidak ا
dilambangkan
Tidak
dilambangkan
ba’ b be ب
ta’ t te ت
sa’ s es (dengan ث
titik di atas)
jim j je ج
ha’ h ha (dengan ح
titik di bawah)
kha kh ka dan ha خ
dal d de د
zal z zet (dengan ذ
titik di atas)
ra’ r er ر
xv
zai z zet ز
sin s es س
syin sy es dan ye ش
sad s es (dengan ص
titik di bawah)
dad d de (dengan ض
titik di bawah)
ta t te (dengan ط
titik di bawah)
za z zet (dengan ظ
titik di bawah)
ain ...‘... Koma terbalik‘ ع
di atas
gain g ge غ
fa f ef ف
qaf q qi ق
kaf k ka ك
lam l el ل
mim m em م
nun n en ن
wawu w we و
ha’ h ha ه
xvi
hamzah ...‘... apostrof ء
ya Y ye ي
B. Konsonan Rangkap Karena syaddah ditulis Rangkap
Ditulis muta’addidah متعدده
Ditulis ‘iddah عدة
C. Ta’marbutah di Akhir Kata
1. Bila dimatikan ditulis h:
Ditulis hikmah حكمة
Ditulis ‘illah علة
Ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap
dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan lain sebagainya,
kecuali bila dikehendaki lafal aslinya.
2. Bila diikuti dengan kata sandang ‘al’, maka ditulis dengan h.
’Ditulis Karamah al-auliya كرامة األولياء
Ditulis Zakah al-fitri زكة الفطر
xvii
D. Vokal Pendek dan Penerapannya
Fathah ditulis a
Kasrah ditulis i
Dammah ditulis u
E. Vokal Panjang
1 Fathah + alif ditulis a
2 Kasrah + ya’ mati ditulis i
3 Dammah + wawu mati ditulis u
F. Vokal Rangkap
1 Fathah + ya’ mati ditulis ai
2 Fathah + wawu mati ditulis ou
G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan
Apostrof
Ditulis a’antum أأنتم
Ditulis u’iddat أعدت
Ditulis la’in syakartum لئن شكرتم
xviii
H. Kata Sandang Alif + Lam
Diikuti huruf Qomariyyah maupun Syamsiyyah ditulis dengan
menggunakan huruf “al”.
Ditulis al-Qur’ān القران
Ditulis al-Qiyās القياس
’Ditulis as-Samā السماء
Ditulis as-Syams الشمس
I. Huruf Besar
Huruf besar dalam tulisan latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).
J. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
Ditulis menurut penulisannya.
ditulis zawi al-furud ذوى الفروض
السنةاهل ditulis ahl as-sunnah
xix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .......................................................... iv
PENGESAHAN ............................................................................................ v
DEWAN PENGUJI ..................................................................................... vi
NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................. vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
ABSTRAK ................................................................................................ xiii
PEDOMAN TRANSLITERASI................................................................. xiv
DAFTAR ISI ............................................................................................. xix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xxi
BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 11
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................... 12
D. Kajian Pustaka .......................................................................... 12
E. Kerangka Teoritis ..................................................................... 16
F. Metode penelitian ..................................................................... 19
G. Sistematika Pembahasan ........................................................... 21
BAB II : SEMANTIK ................................................................................. 23
A. Pengertian Semantik ................................................................ 23
B. Jenis-jenis Makna .................................................................... 27
1. Sintagmatik dan Paradigmatik ............................................ 29
2. Makna Leksikal ................................................................. 30
3. Makna Gramatikal ............................................................. 31
C. Relas Makna Sinonimi ............................................................. 34
1. Definisi Sinonim ................................................................ 36
2. Sinonim dan Kamus Sinonim ............................................. 48
xx
3. Penyebab Munculnya Sinonimi .......................................... 50
4. Perbedaan antara Sinonim-sinonim .................................... 62
5. Cara Menentukan Sinonim ................................................. 66
6. Problematika Sinonim dalam Bahasa Arab ......................... 68
BAB III : SINONIM JAMAL DALAM BAHASA ARAB ........................... 75
A. Kamus Al-Munawwir ............................................................. 75
B. Pengertian Dasar Jamal .......................................................... 84
C. Kata-kata yang Bersinonim dengan Kata Jamal ...................... 89
D. Ragam Sinonim Jamal ............................................................ 95
E. Medan Semantik Jamal ........................................................ 102
BAB IV : KOMPONEN MAKNA JAMAL ............................................... 112
A. Komponen Makna ................................................................ 112
B. Analisis Komponen Makna Jamal ........................................ 121
BAB V : PENUTUP ................................................................................. 168
A. Kesimpulan ........................................................................... 167
B. Saran ..................................................................................... 168
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 169
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xxi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Sinonim Jamal
Tabel 4.1 Tabel Keseluruhan Komponen Makna
i
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah realitas yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan
tumbuh kembangnya manusia pengguna bahasa itu. Realitas bahasa dalam
kehidupan ini semakin menambah kuatnya eksistensi manusia sebagai
makhluk berbudaya dan beragama.1 Bahasa merupakan salah satu bagian
dari bentuk kebudayaan karena bahasa itu sendiri bersifat dinamis dan
produktif, yang mana dalam setiap perkambangan manusia bahasa pun ikut
berkembang. Sedangkan asal mula bahasa manusia erat hubungannya
dengan asal mula manusia itu sendiri, dengan perkembangan jasmaniah
serta perkembangan akalnya.2 Bahasa dalam hal ini adalah bahasa Arab,
merupakan salah satu bahasa dunia. Yang telah mengalami perkembangan
sejalan dengan perkembangan sosial masyarakat dan ilmu pengetahuan.3
Bahasa Arab dalam kajian sejarah termasuk rumpun bahasa Semit yaitu
rumpun bahasa yang dipakai bangsa-bangsa yang tinggal di sekitar sungai
Tigris dan Furat, dataran Syria, dan Jazirah Arabia (Timur Tengah) seperti
bahasa Finisia, Assyiria, Ibrani, Arab, Suryania, dan Babilonia. Dari sekian
1 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), 8.
2 Ohatibul Umam, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi
Agama/IAIN (Jakarta: Depag R.I, 1975), 29.
3 Abd Wahab Rosyidi, Mamlu‟atul Ni‟mah. Memahami Konsep Dasar Pembelajaran
Bahasa Arab (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), 1.
2
banyak bahasa tadi semua telah ditelan masa, dan yang masih mampu
bertahan sampai sekarang adalah bahasa Arab. Sebenarnya bahasa Arab
timbul sejak beberapa abad sebelum Islam, karena bukti peninggalan sastra
Arab baru dapat dicatat hanya mulai sejak dua abad sebelum Islam,
sehingga pencatatan bahasa Arab baru bisa dimulai saat ini.4
Sebelum abad VII Masehi, bahasa Arab hanyalah bahasa orang-
orang Badui yang bermukim di bagian utara semenanjung Arab, sebagian
daerah Syam, dan Irak serta bahasa penduduk kota-kota di daerah utara
Semenanjung Arab. Mereka ini semua, baik Badui maupun penduduk kota,
tidak memiliki peradaban yang tinggi dibandingkan dengan masyarakat di
sekitar wilayah tersebut seperti di Syam, Irak, dan Mesir. Karena itu, bahasa
Arab katika itu masih bersahaja dan belum mencapai status sebagai bahasa
kebudayaan. Setelah Islam datang dengan al-Qur‟an sebagai kitab suci,
ternyata Islam tidak hanya memperluas pengaruh bahasa Arab, tetapi juga
mempersatukan bangsa Arab, memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, dan
memperkaya bahasa Arab dengan kosakata-kosakata baru atau makna-
makna baru.5
Dewasa ini bahasa Arab telah menjadi alat komunikasi bagi jutaan
umat manusia. Pada abad pertengahan, selama ratusan tahun bahasa Arab
merupakan bahasa ilmu pengetahuan, budaya, dan pemikiran progresif
4 Ibid, 3.
5 Nazri Syakur, Revolusi Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Yogyakarta: Bintang
Pustaka Abadi, 2010), 11.
3
hampir di seluruh wilayah dunia. Antara abad ke-9 dan ke-12, banyak karya
filsafat, kedokteran, sejarah, agama, astronomi dan geografi ditulis dalam
bahasa Arab dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain. Hingga kini bahasa-
bahasa Eropa Barat masih memperlihatkan adanya pengaruh bahasa Arab
dalam berbagai kata serapannya. Di samping aksara latin, alfabet Arab
banyak digunakan di seluruh dunia. Sistem alfabet ini digunakan dalam
bahasa Persia, Afganistan, sejumlah bahasa Turki Barber dan Melayu.6
Orang-orang Arab sendiri tentunya berkomunikasi menggunakan
bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bahasa Arab mengalami
sebuah perkembangan. Bahasa Arab yang dipakai yaitu, bahasa Arab Fusha
dan bahasa Arab Amiyah. Bahasa Arab Fusha adalah bahasa yang
digunakan dalam al-Qur‟an secara keseluruhan dan dalam pergaulan resmi,
sedangkan bahasa Arab Amiyah adalah bahasa Arab yang dipakai dalam
pergaulan sehari-hari atau bisa dikatakan bahasa informal. Sama halnya
dengan orang Indonesia, kita menggunakan bahasa formal atau disebut
bahasa baku ketika berada di lingkungan formal atau akademik misalnya, di
sekolah, di kampus, di balai pertemuan, di istana negara dan lain
sebagainya. Sedangkan untuk bahasa informal atau tidak baku kita dapat
menggunakannya ketika berada di rumah.
6 Tesis, Idiatussaufiah, S. Hum. 2015 „Sinonim Kata Khamr dalam bahasa Arab pada
Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia (1997) Analisis Semantik Leksikal‟ (UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta: Fakultas Pasca Sarjana), 2.
4
Pada abad III H, pengaruh bahasa Arab Amiyah semakin terasa dan
kentara. Tidak hanya di kalangan masyarakat awam tetapi juga di kalangan
terpelajar. Bahkan buku-buku ilmiah yang ditulis dengan bahasa yang
kurang murni sudah ada waktu itu. Menurut al-Jahiz, berbicara yang baik
dan benar tanpa lahn atau kekeliruan tidak mungkin terjadi saat itu kecuali
di kalangan Badui yang masih berbahasa Arab fusha atau di kalangan
intelektual yang balig. Perkembangan itu sekali lagi dibantu oleh sikap
penguasa Abbasiyah yang hanya fanatik pada Islam bukan pada kearaban.7
Dalam penggunaan bahasa Arab itu sendiri terkadang antara satu
daerah dengan daerah lainnya ditemui perbedaan-perbedaan termasuk dalam
hal penamaan atau penyebutan sesuatu. Akan tetapi, permasalahan bahasa
seperti ini tidak hanya terdapat dalam bahasa Arab saja, tetapi juga banyak
terdapat dalam bahasa lain yang ada di seluruh dunia. contohnya dalam
bahasa Indonesia, kata “ketela” mempunyai padanan-padanan kata dalam
bahasa-bahasa di daerah. Orang Jawa Timur bagian Timur menyebutnya
dengan “pohong” sementara agak ke barat sedikit di sebut “telo/tela”, orang
Jawa Tengah bagian barat menyebutnya “budin” dan sebagainya. Ternyata,
dalam bahasa Arab terkadang satu kata saja bisa memiliki kesamaan kata
7 Nazri Syakur, Revolusi Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Yogyakarta: Bintang
Pustaka Abadi, 2010), 19.
5
lebih dari dua atau tiga kata.8 Persamaan-persamaan kata seperti ini disebut
dengan sinonim (tarāduf) oleh pakar linguistik.
Sinonim (tarāduf) ini merupakan salah satu dari sekian banyak
kajian linguistik yang juga merupakan salah satu bagian dari relasi makna
yang memiliki kedudukan sentral di dalam semantik. Yang dimaksud
dengan relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan
bahasa yang satu dengan satuan bahasa lainnya. Satuan bahasa di sini dapat
berupa kata, frase, maupun kalimat; dan relasi semantik itu dapat
menyatakankesamaan makna, pertentangan makna, ketercakupan makna,
kegandaan makna, atau juga kelebihan makna. Dalam pembicaraan relasi
makna ini dibicarkan tentang sinonim.9 Sinonim adalah persamaan makna.
Kata-kata yang bersinonim biasanya dapat saling menggantikan bila
dihubungkan dengan satuan lingual tertentu walaupun belum tentu dapat
menggantikan bila dihubungkan dengan satuan lingual yang lain. Hal ini
sehubungan dengan kesinoniman yang tidak pernah bersifat menyeluruh
(total). Misalnya, melamar dan meminang adalah sinonimi karena keduanya
saling dapat menggantikan bila dihubungkan dengan objek wanita atau
gadis.10
Begitu juga dengan masyarakat Arab, karena kehidupannya, juga
8 Tesis, Idiatussaufiah, S. Hum. 2015 „Sinonim Kata Khamr dalam bahasa Arab pada
Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia (1997) Analisis Semantik Leksikal‟...Hlm 3.
9 Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), 297.
10 Dewa Putu Wijana, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2015), 54.
6
merasa perlu untuk membeda-bedakan kata jamal „unta‟. Hal ini karena unta
mempunyai peranan penting dalam kehidupannya. Perbedaan jumlah dan
makna leksikon dari satu bahasa ke bahasa yang lain berkaitan erat dengan
perbedaan cara pandang masyarakat penutur bahasa yang bersangkutan
dalam ranah yang dimaksud. Banyak atau sedikitnya jumlah leksikon yang
dipunyai sebuah bahasa akan menjelaskan pentinganya sebuah leksikon
dalam masyarakat penutur bahasa.
Ilmu pengetahuan modern menemukan bahwa unta memiliki
kelebihan dibandingkan dengan hewan-hewan lainnnya dalam hal
kemampuan menjaga kestabilan suhu tubuh. Unta termasuk hewan berdarah
hangat, memiliki cara tersendiri untuk menghindari suhu dingin. Ketika
suhu udara dingin, memiliki pembuluh-pembuluh yang terdapat dalam
kulitnya berkontraksi dan menciut sehingga kulitnya menjadi dingin.
Dibandingkan dengan hewan lainnya, unta memiliki tingkat adaptasi yang
cukup tinggi terhadap perubahan tubuh yang sangat ekstrim seperti di lingkungan
padang pasir. Tubuh unta dapat bertahan terhadap perubahan yang bersuhu sekitar
35 hingga 40,5 derajat celcius. (“Mukjizat Ilmiah dalam Al-quran,Muhammad
Kamil Abushshamad).11
11Shabrina & Her kitchen, Fakta Ilmiah tentang Unta, lihat di
https://silvinamar.wordpress.com/2012/01/10/fakta-ilmiah-tentang-unta/ (di Akses 12 agustus
2017)
7
Allah menciptakan setiap makhluknya dengan pertimbangan sangat
sempurna, agar mereka bisa bertahan hidup di tempat mereka seharusnya berada.
Setiap makhluk diciptakan dengan berbagai kelebihannya untuk saling melengkapi
satu sama lain. Salah satu makhluk ciptaan Allah yang luar biasa adalah unta.
Hewan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Arab ini,
diciptakan Allah dengan keistimewaan luar biasa. Kelebihan unta tersebut
diantaranya:
1. Unta memiliki satu atau dua punuk untuk menyimpan lemak. Satu
punuknya mampu menyimpan lemak sampai 36 kg dan ketika
dibutuhkan punuk tersebut akan mengeluarkan lemak energi dan air yang
dibutuhkan, dan karena itulah unta mampu melakukan perjalanan yang
sangat panjang dan berjalan pada jarak 161 km tanpa minum air.
2. Memiliki kulit tebal yang bekerja menolak cahaya panas matahari yang
keluar dari panas gurun pasir sehingga mampu bertahan pada kondisi
gurun yang keras dan berakibat pada terbunuhnya sebagian besar hewan
lainnya.
3. Dapat berjalan di padang gurun dalam kondisi apapun: berdebu, badai
maupun panas menyengat.
4. Mampu beradaptasi pada suhu sangat panas hingga 70 derajat Celcius
pada siang hari dan suhu ekstrim dingin pada malam hari hingga 40
derajat di bawah nol. Karena itu, unta jarang berkeringat.
5. Unta memiliki ginjal dan usus yang berfungsi efisien menampung air
dalam tubuhnya sehingga mampu menahan haus lebih dari satu bulan.
8
6. Jika haus, unta mampu meminum air sebanyak 135 liter dalam waktu 13
menit.
7. Unta dapat minum air segar dan air garam.
8. Menurut para ilmuwan, hidung unta dirancang dengan bentuk khusus
untuk terus bekerja menjaga uap air pada saat bernapas, sehingga sedikit
sekali kehilangan air.
9. Leher dan kaki yang panjang berfungsi menjaga tubuhnya dari pasir dan
panas.
10. Unta memiliki bibir dan mulut besar, bergerigi, padat dan kuat sehingga
ia bisa mengkonsumsi tanaman gurun yang berduri dan kering.
11. Kaki-kaki yang besar dan tebal serta cross-sectional membuatnya tidak
mudah terperosok ke padang pasir meskipun badannya berat dan
membawa beban yang sangat berat.
12. Unta memiliki alis berderet dan panjang pada setiap matanya, memiliki
telinga yang panjang, serta hidung yang menutup rapat sehingga tidak
pernah merasakan akibat pasir gurun.12
Dengan beberapa keistimewaan unta di atas, Allah mengarahkan
perhatian kita pada penciptaan unta dalam ayat berikut:
13
12
Syamil, “Keistimewaan Unta”, http://syaamilquran.com/keistimewaan-unta.html (di
akses 12 agustus 2017)
9
Artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia
diciptakan. 14
Jika kita amati bagaimana unta diciptakan, kita akan menyaksikan
bahwa setiap bagian terkecil darinya adalah keajaiban penciptaan. Yang
sangat dibutuhkan pada kondisi panas membakar di gurun adalah minum,
tapi sulit untuk menemukan air di padang pasir. Menemukan sesuatu yang
dapat dimakan di hamparan pasir tak bertepi juga tampak mustahil. Jadi,
hewan yang hidup di padang pasir harus mampu menahan lapar dan haus,
dan unta telah diciptakan dengan kemampuan ini.15
Masalah seputar ini cukup menarik untuk dikaji. Hal ini juga yang
menjadi alasan peneliti memilih tema ini. Dalam penilitian ini peneliti akan
membahas: Sinonim kata Jamal dalam bahasa Arab pada Kamus Al-
Munawwir Arab-Indonesia. Peneliti memilih kata jamal „unta‟ dalam
penelitian ini secara umum didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
berikut: semantik jamal „unta‟ini mengacu pada benda konkret (hewan)
13
Maknanya sama dengan ""ج Sesungguhnya ia merupakan ciptaan yang sangat
menakjubkan dan susunan tubuhnya sangat mengherankan, di mana unta ini mempunyai kekuatan
yang sangat dahsyat. Namun demikian, ia sangat lentur untuk dijadikan sebagai sarana
mengangkut beban yang berat dan mengantarkan kusir yang lemah, dagingnya dapat dimakan, dan
kulitnya dapat dimanfaatkan , serta susunya dapat pula diminum. Mereka diingatkan mengenai hal
tersebut, karena mayoritas binatang ternak yang dimiliki masyarakat Arab adalah unta. (Tafsir ibn
Kastir hlm. 14 )
14 Q.S. Al-Ghaasyiyah { 88} 17.
15Aldebian, “Kebenaran Al Quran: Tentang Unta”,
http://aldebian.blogspot.co.id/2011/02/kebenaran-al-quran-tentang-unta.html (diakses 12 agustus
2017).
10
yang dominan tumbuh dan berkembang di Arab, selain itu setelah
melakukan penelitian awal peneliti menemukan banyak persamaan kata
(sinonim) jamal „unta‟ dalam kamus Al-Munawwir dari segi kemampuan,
gender, ataupun jenis unta tersebut memiliki kata yang berbeda dari kata
jamal „unta‟, akan tetapi dalam hal makna tidak berubah yang dimaksud
masih tetap unta namun dalam bentuk kosakata yang berbeda dari segi kata
maupun frase. Hal ini menarik untuk dikaji karena dalam bahasa Indonesia
kata unta tidak memiliki sinonim, tetapi dalam bahasa Arab kata jamal
„unta‟ memiliki kata lain tergantung pada jenis, gender, kemampuan dan
lain sebagainya.
Adapun beberapa sinonim kata jamal „unta‟ yang ditemukan oleh
peneliti dalam Kamus Al-Munawwir adalah sebagai berikut:
Unta yang lambat jalannya (االشاخ), unta yang cepat jalannya
anak unta ,(االت) unta ,(اج) unta ,(األفد) unta yang cepat larinya ,(األؼض)
.(الح) unta yang kuat ,(اثص)unta yang kuat ,(األشح)
Ketertarikan peneliti untuk mengkaji sinonim kata jamal „unta‟,
tentunya bukan hanya sekedar menemukan beberapa sinonim kata yang
berbeda-beda, akan tetapi jamal dalam bahasa Indonesia kita sebut sebagai
unta mempunyai banyak keistimewaan seperti yang telah disebutkan, unta
juga merupakan hewan yang dijuluki sebagai ؼف١ح اظحطاء dan juga telah
disebutkan dalam al-Qur‟an.
11
Sedangkan pemilihan sumber data pada Kamus Al-Munawwir Arab-
Indonesia di dalam penelitian ini secara umum didasarkan pertimbangan
berikut: pertama, kamus merupakan khazanah yang memuat kosa kata
masyarakat penutur bahasa. Kedua, kamus merupakan sumber informasi
kosa kata yang memadai sehingga dianggap sebagai sumber utama dalam
memberikan kemudahan untuk mengumpulkan pasangan sinonim. Ketiga,
penyusunan kamus memanfaatkan sejumlah teks dalam berbagai bidang
kehidupan yang ditulis oleh penulis dari berbagai latar belakang geografis.16
Keempat, Kamus Al-Munawwir belum pernah digunakan untuk meneliti
sinonim unta “jamal”, selain itu secara khusus pemilihan Kamus Al-
Munawwir ini karena merupakan salah satu kamus yang terlengkap dan
telah banyak digunakan juga dalam sebuah penelitian khususnya semantik
leksikal.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka rumusan dan batasan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja kata-kata yang bersinonim dengan kata jamal „unta‟ dalam
kamus Al-Munawwir Arab Indonesia?
2. bagaimana bentuk makna kata yang bersinonim dengan kata jamal „unta‟
ditinjau dari segi medan semantik dan komponen maknanya?
16
Tesis, Idiatussaufiah, S. Hum. 2015 „Sinonim Kata Khamr dalam bahasa Arab pada
Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia (1997) Analisis Semantik Leksikal‟...Hlm 5.
12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu,
sebagai berikut:
1. Mengetahui kata-kata yang bersinonim dengan kata jamal „unta‟ dalam
kamus Al-Munawwir Arab Indonesia.
2. Mengetahui bentuk makna kata yang bersinonim dengan kata jamal
„unta‟ ditinjau dari segi medan semantik dan komponen maknanya.
Adapun Manfaat penelitian ini adalah:
1. Dengan adanya penelitian ini pembaca dapat mengetahui jumlah sinonim
kata jamal „unta‟ yang terdapat dalam kamus Al-Munawwir.
2. Selain itu pembaca dapat mengetahui bentuk sinonim kata jamal „unta‟
yang digunakan oleh orang-orang Arab yang memiliki berbagai macam
kategori.
3. Selanjutnya dengan adanya penelitian ini dari segi teoritik dapat menjadi
karya ilmiah yang mampu memperkaya wawasan pengetahuan tentang
kajian semantik dan leksikal.
4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi dan rujukan khususnya bagi
para peneliti.
D. Kajian Pustaka
Semantik leksikal adalah merupakan persoalan yang juga sangat
penting dalam kajian ilmu bahasa, namun sejauh pengetahuan peneliti,
belum ada yang membahas secara khusus tentang sinonim kata jamal „unta‟.
13
Kebanyakan dari peneliti membahasnya dari sudut pandang yang berbeda-
beda atau secara terpisah baik itu sinonim secara khusus maupun kata jamal
„unta‟. Berdasarkan hal tersebut, sehingga ruang inilah yang ingin diisi oleh
peneliti; melalui penelitian ini, peneliti berusaha mengaplikasikan teori-teori
semantik leksikal kemudian mencari sinonim-sinonim kata jamal „unta‟
dalam Kamus Al-Munawwir, serta menganalisis sinonim-sinonim kata jamal
„unta‟ satu persatu.
Peneliti menemukan tesis yang membahas tentang sinonim yang
diteliti oleh Idiatussaufiah, S.Hum, Program Studi Agama dan Filsafat
Konsentrasi Ilmu Bahasa Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2015
dengan judul “Sinonim Kata Khamr dalam Bahasa Arab pada kamus Al-
Munawwir Arab-Indonesia (1997)”. Kesimpulan yang didapat dari
penelitian ini adalah bahwa peneliti mengklasifikasikan sinonim kata khamr
yang terdapat kamus Al-Munawwir, dan peneliti menganalisis kata khamr
berdasarkan pertimbangan bahwa semantik khamr mengacu pada benda
konkret sejenis minuman, dapat dikonsumsi, berbentuk cair, macam dan
kandungannya bervariasi dan dalam bahasa Arab khamr mempunyai istilah
masing-masing sesuai dengan kandungan bahan yang ada di dalamnya.
Adapun untuk penelitian yang membahas sinonim kata khamr di atas,
peneliti sama-sama membahas sinonim dan melakukan penelitian dalam
kamus Al-Munawwir, namun peneliti menggunakan objek kata yang
berbeda yaitu mengenai jamal „unta‟. Sehubungan dengan ini, peneliti
14
sangat tertarik untuk mengungkapkan lebih jauh tentang sinonim kata jamal
„unta‟ yang digunakan oleh orang-orang Arab.
Selain itu peneliti menemukan sebuah skripsi yang membahas
tentang “Sinonim kata berpikir dalam kajian al-Qur‟an”. Penelitian ini
dilakukan oleh Yudiansyah, S.S, Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan
Tarjamah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.
Penelitian ini membahas tentang sinonim kata berpikir, yang mana kata
tersebut banyak ditemukan dalam al-Qur‟an. Namun cara menganalisisnya
berbeda yaitu menerjemahkan bahasa terkait dengan makna yang sama
(sinonim) yang terdapat dalam al-Qur‟an. Untuk menerjemahkan sinonim
berpikir dalam kajian al-Qur‟an, peneliti melihat konteks ayat sebelumnya,
dari ayat sebelum atau kata yang mengiringinya maka dapat disimpulkan
makna dari kata tersebut bersinonim. Perbedaan dari penelitian yang
dilakukan oleh peneliti jelas sangat berbeda, persamaannya yaitu, sama-
sama membahas sinonim.
Peneliti juga menemukan karya yang terkait dengan persoalan jamal
„unta‟, penelitian tentang jamal „unta‟ dilakukan oleh Fahmi Gunawan
dalam jurnal ADABIYYAT, Jurnal Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2007. Penelitian ini membahas
tentang “Analisis Komponen Makna Kata Unta Berdasarkan Penyakit
dalam Bahasa Arab”. Peneliti dalam jurnalnya secara khusus membahas
tentang stilistika dan beberapa ranahnya, peneliti menganalisis kata unta
tersebut berdasarkan ranah-ranah stilistika baik itu ranah fonologi, semantik
15
leksikal, sintaksis, maupun dari segi aspek gaya bahasanya. Dilihat dari
pembahasan dalam jurnal di atas dapat disimpulkan bahwa peneliti
membahas objek kata yang sama, akan tetapi hasil dari analisisnya akan
sedikit berbeda, meskipun dilihat dalam jurnal tersebut juga ada ranah
semantik leksikalnya, namun antara ilmu semantik leksikal dan stilistika
memiliki pembahasan yang berbeda dan memiliki batasan-batasan tertentu.
Terlebih lagi peneliti membahas sinonin secara khusus dan menggunakan
sumber data yang jauh berbeda yaitu, Kamus Al-Munawwir.
Persoalan sinonimi juga dibahas dalam jurnal yang ditulis oleh Rofiq
Nurhadi Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Purworejo yang berjudul PRO KONTRA SINONIMI
DALAM AL-QUR‟AN. Dalam hasil penelitiannya disebutkan tentang
eksistensi sinonimi (al-tarāduf) dalam al-Qur‟an diperdebatkan oleh para
pakar. Di kalangan pakar tafsir terdapat perbedaan pendapat mengenai
penerimaan atau penolakan terhadap sinonimi. Mainstreamnya ada dua
macam yaitu pro sinonimi dan kontra sinonimi dalam al-Qur‟an.
Argumentasinya selain argumentasi linguistik, para pakar tafsir ini juga
mengangkat argumentasi ilmu tafsir dan bahkan argumentasi teologis. Dari
sudut pandang linguistik para pakar ini berbeda dalam memaknai bahasa
secara filosofis atau praktis, dari sudut pandang tafsir diantaranya mereka
berbeda dalam memaknai cakupun definisi sinonimi sedang dari sisi
teologis terdapat perbedaan sudut pandang dalam memaknai ekspresi
ketuhanan. Dari pro dan kontra sinonimi ini, maka konsep sinonimi parsial
16
dapat menjadi sintesa dalam merumuskan metode penafsiran al-Qur‟an.
Dari hasil penelitian jurnal ini dapat di lihat adanya perbedaan, peneliti
menganalisis sinonimi dalam al-Qur‟an.
E. Kerangka Teoritis
1. Definisi Semantik
Semantik adalah cabang linguistik yang meneliti arti atau makna.
Semantik sebagai cabang ilmu bahasa mempunyai kedudukan yang sama
dengan cabang-cabang ilmu bahasa lainnya. Semantik berkedudukan sama
dengan fonologi, morfologi, dan sintaksis. Di sini, yang membedakan
adalah cabang-cabang ilmu bahasa ini terbagi menjadi dua bagian besar
yaitu morfologi dan sintaksis termasuk pada tataran gramatika, sedangkan
fonologi dan semantik termasuk pada tataran di luar gramatika.17
Sejak Chomsky menyatakan betapa pentingnya semantik dalam studi
linguistik, maka studi semantik sebagai bagian dari studi linguistik menjadi
semakin diperhatikan. Semantik tidak lagi menjadi objek periferal,
melainkan menjadi objek studi yang setaraf dengan bidang-bidang studi
linguistik lainnya, baik fonologi, morfologi, maupun sintaksis.18
Berbagai
teori tentang makna mulai bermunculan, Ferdinand de Saussure, dengan
17
Nuurbastra, “Makalah Semantik” http://nuurbastra.blogspot.co.id/2013/10/bab-i-
pendahuluan-1.html (diakses 12 agustus 2017)
18 Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), 285.
17
teorinya bahwa tanda linguistic (signe linguistique) terdiri atas komponen
signifian dan signifie.
Selanjutnya, Hockett (1954) dalam Chaer (1994), menyatakan
bahwa bahasa adalah suatu sistem yang kompleks dari kebiasaan-kebiasaan.
Sistem bahasa ini terdiri atas lima subsistem, yaitu subsistem gramatika,
subsistem fonologi, subsistem morfofonemik, subsistem semantik, dan
subsistem fonetik. Chomsky sendiri, dalam bukunya yang pertama tidak
menyinggung-nyinggung masalah makna, baru pada buku yang kedua,
(1965), menyatakan bahwa semantik merupakan salah satu komponen dari
tata bahasa, di samping dua komponen lain yaitu sintaksis dan fonologi,
serta makna kalimat sangat ditentukan oleh komponen semantik.19
2. Relasi Makna
Di dalam linguistik umum, relasi makna merupakan hubungan
semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa
lainnya. Satuan bahasa tersebut berupa (Frase, kata, maupun Kalimat).
Relasi makna merupakan hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara
sebuah kata atau satuan bahasa yang lainnya lagi.
Menurut KBBI relasi adalah hubungan, perhubungan, pertalian.
Sintagmatis linguistik adalah hubungan kata atau frase dengan dasarnya dari
sudut urutan gramatikal. Dan makna adalah arti. Jenis-jenis relasi makna
19
Mansoer Pateda, Semantik Leksikal (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 3.
18
terdiri dari berbagai macam diantaranya: Sinonimi, antonimi, oposisi,
homonimi, homofon, homograf, hiponimi, hipernimi, ambiguitas, dan
redundansi. Akan tetapi yang dibahas dalam hal ini adalah sinonim.
a. Makna Sinonimi
Sinonim adalah hubungan atau relasi persamaan makna. Jadi, bentuk
kebahasaan yang satu memiliki kesamaan makna dengan bentuk
kebahasaan yang lain. Bentuk-bentuk kebahasaan yang memiliki
kesamaan makna disebut bersinonim.20
Istilah sinonimi (Inggris:
synonymy berasal dari bahasa Yunani Kuno; onoma= nama dansyn=
dengan). Makna harfiahnya adalah nama lain untuk benda yang sama.
Untuk mendefinisikan sinonimi, ada tiga batasan yang dapat
dikemukakan. Batasan atau definisi itu, ialah:
1) Kata-kata dengan acuan ekstra linguistik yang sama, misalnya kata mati
dan mampus;
2) Kata-kata yang mengandung makna yang sama, misalnya kata
memberitahukan dan kata menyampaikan; dan
3) Kata-kata yang dapat disubstitusi dalam konteks yang sama, misalnya
“kami berusaha agar pembangunan berjalan terus.” “kami berupaya agar
pembangunan berjalan terus.” Kata berusaha bersinonim dengan kata
berupaya.21
20
I Dewa Putu Wijana, Muhammad Rohmadi, Semantik Teori dan Analisis (Surakarta:
Yuma Pustaka, 2011), 20.
21 Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, 223.
19
F. Metode Penelitian
Metode penelitian dimaksudkan sebagai cara kerja, jalan, atau
langkah-langkah yang disusun secara sistematis agar dapat memahami objek
yang menjadi sasaran penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam
penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan
(Library research), yakni penelitian yang dilakukan dengan
mengumpulkan data dari buku, karya tulis, serta bahan kepustakaan
lainnya yang sesuai dengan topik bahasan.22
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang
dilakukan semata-mata hanya berdasarkan kepada fakta atau
fenomena yang ada,23
dengan cara mengidentifikasi masalah yang
terdapat dalam data primer yaitu Kamus Al-Munawwir Arab-
Indonesia, kemudian mengumpulkan dan memaparkan kata-kata yang
berhubungan dengansinonim kata jamal „unta‟ yang terdapat di dalam
kamus tersebut dengan memberikan analisis terhadap data yang ada.
22
Dudung Abdurahman, Pengantar Metode Penelitian (Yogyakarta: Kurnia Alam
Semesta, 2003), 7. 23
Sudaryanto, Metode Linguistik, Ke Arah Memahami Metode Linguistik (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1986), 62.
20
3. Sumber Data
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan maka sumber
datanya adalah sebagai berikut:
1) Kamus Al-Muawwir Arab Indonesia
2) Kamus Munjid
3) Kamus Lisanul Arab
4) Kamus Hans Wehr
5) Kamus Bahasa Indonesia
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, diperlukan teknik-teknik
pengumpulan data yang relevan agar didapatkan data yang akurat.
Penggunaan teknik serta alat pengumpul data yang tepat dimungkinkan
memperoleh data yang objektif dan sesuai dengan yang diperlukan.
Adapun data penelitian ini diperoleh dari literatur-literatur yang terkait
dengan objek penelitian melalui teknik dasar sadap dan teknik lanjutan
catat. Teknik dasar dimaksudkan untuk memperoleh data dari literatur-
literatur tersebut, sementara teknik lanjutan dimaksudkan untuk
mencatat data yang relevan dengan objek penelitian.24
5. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk
mengklasifikasi dan mengelompokkan data. Pengklasifikasian dan
24
Mahsun, Metode Penelitian Bahasa (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 92.
21
pengelompokan data ini tentu harus didasarkan pada apa yang menjadi
tujuan penelitian. Setelah data diklasifikasikan, peneliti mencari
sinonim kata tersebut dengan menggunakan analisis semantik.
6. Penyajian Analisis Data
Dalam penyajian analisis data peneliti menggunakan metode
formal, yaitu ditampilkan dalam bentuk tabel sedangkan metode
informal mendeskripsikan dalam dalam bentuk kata-kata.25
G. Sistematika Pembahasan
Agar penelitian ini mudah dipahami, maka sistematika pembahasan
yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
Bab pertama adalah pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika
pembahasan.
Bab kedua adalah mengenai semantik, yang meliputi : pengertian
semantik, jenis-jenis makna yang meliputi, sintagmatik dan paradigmatik,
makna leksikal dan makna gramatikal, dan relasi makna sinonimi yang
meliputi definisi sinonim, sinonim dan kamus sinonim, perbedaan antara
25
Sudaryanto, Metode Dan Teknik Analisis Bahasa, (Yogyakarta: Duta Wacana
University Press, 1993), 145.
22
sinonim-sinonim, penyebab munculnya sinonim, cara menentukan sinonim
dan problematika sinonim dalam bahasa Arab.
Bab ketiga adalah mengenai sinonim jamal „unta‟ dalam bahasa
Arab, yang meliputi: penjelasan Kamus Al-Munawwir, pengertian dasar
jamal „unta‟ kata-kata yang bersinonim dengan kata jamal„unta‟, ragam
sinonim jamal „unta‟,danmedan semantik jamal „unta‟.
Bab keempat mengenai komponen makna jamal „unta‟yang
meliputi: komponen makna dan analisis komponen maknajamal „unta‟.
Bab kelima adalah penutup yang berisi kesimpulan serta saran-saran,
yang diharapkan dapat ditarik kesimpulan dari hasil analisis sehingga
menjadi suatu rumusan yang bermakna.
167
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh penulis, maka dapat
dihasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari pengamatan penulis telah ditemukan sekitar 144 (seratus empat
puluh empat) kata yang bersinonim dengan kata jamal „unta‟ dalam
Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, akan tetapi penulis hanya
menganalisis sebanyak 104 (seratus empat) sinonim jamal „unta‟ yang
berbentuk kata dan juga menghasilkan sebanyak 23 (dua puluh tiga)
komponen makna yang berbeda. Selain itu penulis mengklasifikasikan
sinonim kata jamal „unta‟ dalam beberapa kategori, diantaranya adalah
berdasarkan karakter dan kondisi fisik jamal „unta‟, kemudian
berdasarkan aktifitas dan peralatan jamal „unta‟, juga berdasarkan usia
jamal „unta‟, selanjutnya berdasarkan warna jamal „unta‟, dan terakhir
berdasarkan jumlah jamal „unta‟.
2. Penulis menganalisis medan leksikal dari kata jamal “unta” yang
kemudian dihasilkan beberapa kata, yakni al-ibil, an-nāqah, dan al-
baῑru yang memiliki kesamaan makna.
3. Penulis menyimpulkan, bahwa tidak ada kata bersifat menyeluruh
(total) karena sinonim yang menyeluruh tidak pernah dijumpai.
Bahkan jika kata-kata yang bersinonim memiliki persamaan makna.
168
Karena setiap kata akan berbeda maknanya jika digunakan dalam
situasi yang berbeda.
4. Kemudian penulis juga menemukan kata yang berlawanan (antonim)
dengan kata jamal „unta‟, dari kata-kata yang berantonim ini
ditemukan dua jenis antomin, yang pertama antonimi biner (binary
opposition), yang kedua antonimi bergradasi adalah perlawanan yang
berjenjang atau bertingkat (gradable opposite).
B. Saran
Penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapat memudahkan
bagi para peneliti dalam mencari rujukan atau referensi, selain itu dapat
menambah ide dan wawasan para pembaca. penulis juga berharap dengan
adanya karya tulis ini akan menginspirasi para peneliti dalam melakukan
penelitian yang berkaitan dengan ilmu semantik khususnya penelitian yang
menyangkut permasalahan sinonimi (tarāduf) ataupun yang berkaitan
dengan jamal „unta‟, karena permasalahan tersebut sangat menarik untuk
dikaji dan diteliti.
169
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟ānul Karῑm
Abdurahman, Dudung . Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: Kurnia Alam
Semesta, 2003.
Al-Munajjad, Muhammad Nuruddin. Al-Tarāduf fi al-Qur‟ān al-Karῑm,
Damaskus: Dar al-Fikr al-Mu‟asir, 1997.
Bawani, Imam. Tata Bahasa Arab 1 Tingkat Permulaan, Surabaya: Al-Ikhlas,
1987.
Chaer, Abdul. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta,
1995.
Chaer, Abdul. Leksikologi dan Leksikografi Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta,
2007.
Chaer, Abdul. Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Chaer, Abdul. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta,
2013.
Cowan, J Miilton. Hans Wehr, A Dictionary of Modern Writen Arabic, New
York: Spoken Language Service, 1976.
Djaka. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surakarta: Pustaka Mandiri.
Hermawan, Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011.
170
Jazeri, Mohamad. SEMANTIK, Teori Memahami Makna Bahasa, Tulungagung:
STAIN Tulungagung Press, 2013.
Ma‟luf, A. Luwis, Al-Munjid Fi al-Lughah wal A‟lām, Beirut: Maktabah as-
Syarqiyyah, 1986.
Mahsun. Metode Penelitian Bahasa, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
Mamlu‟atul Ni‟mah, Abd Wahab Rosyidi. Memahami Konsep Dasar
Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: UIN-Maliki Press, 2012.
Manzūr, Ibn . Lisᾱn al Arᾱb , Beirut: Darus Sadir, 2003.
Muhammad Rohmadi, I Dewa Putu Wijana. Semantik Teori dan Analisis,
Surakarta: Yuma Pustaka, 2011.
Munawwir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, Surabaya:
PUSTAKA PROGRESSIF, 1997.
Parera, J. D. Teori Semantik, Jakarta: Erlangga, 2004.
Pateda, Mansoer. Semantik Leksikal, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Rahyono. Studi Makna, Jakarta: Penaku, 2011.
Rosyidi, Abd Wahab. Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab,
Malang: UIN MALIKI PRESS, 2011.
Syakur, Nazri. Revolusi Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta:
Bintang Pustaka Abadi, 2010.
Sudaryanto, Metode Linguistik, Ke Arah Memahami Metode Linguistik,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1986.
171
Sudaryanto. Metode Dan Teknik Analisis Bahasa, Yogyakarta: Duta Wacana
University Press, 1993.
Suwandi, Sarwiji Suwandi, Semantik Pengantar Kajian Makna, Yogyakarta:
Media Perkasa Perum Gunung Sempu, 2008.
Syihabuddin. Teori dan Praktek Penerjemahan Arab-Indonesia, Jakarta: Dirjen
Depdiknas, 2002.
Tarigan, Henry Guntur. PENGAJARAN SEMANTIK, Bandung: ANGKASA,
2009.
Taufiqurrahman. Leksikologi Bahasa Arab, Malang: UIN MALANG PRESS,
2008.
Tesis, Idiatussaufiah. „Sinonim Kata Khamr dalam bahasa Arab pada Kamus al-
Munawwir Arab-Indonesia (1997), Analisis Semantik Leksikal‟ (UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta: Fakultas Pasca Sarjana), 2015.
Tim Prima Pena. KAMUS ILMIAH POPULER, Surabaya: GITAMEDIA PRESS,
2006.
Ullman, Stephen. Pengantar Semantik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Umam, Ohatibul. Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi
Agama/IAIN, Jakarta: Depag R.I, 1975.
Wijana, I Dewa Putu. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2015.
172
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Daftar Riwayat Hidup
Nama Lengkap : Yusnindar Abd Gani
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Tempat/Tanggal Lahir : Kendari, 23 September 1992
Alamat Asal : Btn Mutiara Permai Blok J No. 9
Rahandouna Kendari Sulawesi Tenggara
Alamat Domisili : Jl. Ori 1 No. 17 A Papringan Yogyakarta
Kota /Provinsi : Kabupaten Kendari/ Sulawesi Tenggara
Handphone : 082193997222
Email [email protected]
Nama Orang Tua
Ayah : Yusrin, S.Ip
Ibu : Sumarni, S.Pd, M.Pd
Alamat : Btn Mutiara Permai Blok J No. 9
Rahandouna Kendari Sulawesi Tenggara
B. Riwayat Pendidikan:
1. SDN 2 Moramo Sulawesi Tenggara. Tahun 1998-2004
2. SMPN 1 Moramo Sulawesi Tenggara. Tahun 2004-2007
3. SMA 1 Moramo Sulawesi Tenggara. Tahun 2007-2010
4. S1 Pendidikan Bahasa Arab, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Kendari, Sulawesi Tenggara. 2010-2014
5. S2 Konsentrasi Ilmu Bahasa Arab, Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta. 2015-2017
C. Pengalaman Organisasi
No Organisasi Tahun Kedudukan / Aktifitas
1 Lembaga Kaligrafi Kampus 2010-2012 Anggota
2 Kesatuan Aksi Mahasiswa
Muslim Indonesia
2011-2014 Anggota
3 Klub bahasa Inggris dan Arab 2010-2012 Anggota
D. Prestasi Lain Yang Diunggulkan:
Tahun Prestasi
Tingkat
(Sekolah/PT/Nasional,
internasional)
2008 Miss Kanada (Miss
kampung nan damai)
Sekolah
2003 Lomba Baca Proklamasi Kecamatan
2004 Lomba Memasak Sekolah
E. Kegiatan Yang Pernah Diikuti
Jenis Pelatihan/Kursus/
Workshop Institusi Penyelenggara Jabatan Tahun
Kursus Kerajinan Tangan
(menjahit)
Gontor Peserta 2007
Workshop Penerjemah STAIN Kendari Peserta 2012
Seminar dan Bedah Buku
Pranikah
UGM Panitia 2015
Seminar Nasional Pendidikan
‘KURIKULUM 2013’
Stain Sultan Qaimuddin
Kendari
Peserta 2013
Orientasi Pengenalan
Akademik Stain Kendari
Stain Sultan Qaimuddin
Kendari
Peserta 2010
International Seminar Law Stain Sultan Qaimuddin Peserta 2011
Education and Shariah
Banking ‘Integrity and law
Enforcement’
Kendari
Scout Movement Modern
Islamic Boarding School
Darussalam Gontor For Girls 4
Modern Islamic
Boarding School
Darussalam Gontor For
Girls 4 Lamomea
Konda South Konawe
South East Celebes
Peserta 2008
F. Pengalaman Penelitian/ Karya Ilmiah
Bentuk Karya Judul Penelitian Tahun
Skripsi Strategi Guru Dalam Meningkatkan
Pembelajaran Bahasa Arab Siswa Kelas 1 di
Pondok Moderen Gontor Putri 4 Konawe
Selatan
2014
Tesis Sinonim Kata Jamal ‘unta’ Dalam Kamus Al-
Munawwir Arab-Indonesia
2017
Artikel jurnal Penggunaan Metode Ganjaran dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Arab
Siswa di Mas Bahrul Hikmah Konawe Utara
Sultra.
2017