54
Theophil Eicher und Hermann J. Roth, Synthese, Gewinnung und Charakterisierung von Arzneistoffen prof. aza

Sintesis Acetanilid,Parasetamol,Asetosal

Embed Size (px)

Citation preview

Theophil Eicher und Hermann J. Roth,

Synthese, Gewinnung und Charakterisierung von Arzneistoffen

prof. aza

3/8. Acetanilid

Alat :

• labu leher satu ukuran 250 ml

• Pendingin tegak prof. aza

• 20,5 g (0,22 mol ~ 20,0 ml) Anilin (catatan 1)

dengan pengadukan ditambahkan dengan

21,0 g (0,35 mol ~ 20,0 ml) asam asetat.

Kemudian dengan pengadukan, ditambahkan

tetes demi tetes 21,5 g (0,21 mol ~ 20,0 ml )

anhidrida asam asetat (catatan 2), dan lebih

kurang 0,3 g serbuk seng.

• Dipasang pendingin tegak, kemudian

dididihkan selama 30 menit.

prof. aza

• Campuran larutan reaksi yang masih panas,

degan hati2, sambil diaduk dituangkan ke

dalam aires (labu dibilas dengan 10 ml asam

asetat, sisa serbuk seng tinggal dalam labu).

• Akan terlihat produk reaksi terpisah dalam

bentuk keping2 kecil tidak bewarna,

kemudian dipisahkan dengan penyaringan

vakum, dicuci dengan 200 ml air es.

• Dikeringkan diudara sampai berat tetap.

prof. aza

• Akan diperoleh 25,5 g (86%) Acetanilid

dengan titik didih 113-114 0C, kristalisasi

dalam etanol/air (1:4) akan meningkatkan

titik didih menjadi 114-1150C, KLT: fasa

diam Silika gel, fasa gerak etil asetat : hRf

~ 65.

prof. aza

Catatan

1) Anilin dan anhidrida asam asetat yang

digunakan yang baru didestilasi. Anilin

titik didih (15) 77-780C, anhidrida asam

asetat: titik didih (760) 139-1400C

2) Hati-hati ! Pada penambahan asam

asetat, apalagi pada penambahan

anhidrida asam asetat, akan

menimbulkan panas yang tinggi.

prof. aza

Data Spektrum IR dan 1H-NMR

• IR (KBr) : 3290 (NH), 1660 cm-1 (C=O)

• 1H-NMR (CDCl3) : δ = 8,45 (s, lebar, 1H,

NH); 7,6 – 7,05 (m, 5H, phenyl-H); 2,10

(s, 3H, CH3)

prof. aza

3/9. 4-Acetylaminophenol (Paracetamol)

Alat: • Labu Erlenmeyer 2 L • Pengaduk magnetik

prof. aza

• 109 g (1,00 mol) p-aminofenol disuspensikan

dalam 300 ml air. Dengan pengadukan yang

intensif ke dalamnya dimasukkan sdikit demi

sedikit 130 g (1,27 mol ~ 120 ml Anhidrida

asam asetat (catatan 1), dengan sendirinya

campuran reaksi akan menjadi panas dan p-

aminofenol akan cepat menjadi larut.

• Kemudian campuran dipanaskan pada

temperatur 80-900C selama 10 menit.

prof. aza

• Campuran reaksi didinginkan dengan panci

es, produk reaksi akan mengkristal dan

terpisah, kemudian disaring vakum, dicuci

dengan 100 ml air es dan dari 750 ml larutan

air di rekristalisasi.

• Akan diperoleh 136 g (90%) parasetamol ,

berupa kristal jarum tidak bewarna, dengan

TL 167-1680C (setelah divakum dalam

eksikator); KLT (SiO2/Etl asetat: hRf ~50

prof. aza

Catatan

• Anhidrida asam asetat yang digunakan

yang baru didestilasi. Anhidrida asam asetat: titik didih (760) 139-1400C

prof. aza

Penjelasan

• Prinsip reaksi : Asetilasi suatu amin aromatis primer dengan anhidrida asam asetat, dengan berbagai variasi, dengan pelarut air, dimungkinkan untuk secara selektif meng asetilasi gugus fungsi-NH2.

prof. aza

Data Spektrum IR dan 1H-NMR

• IR (KBr) : 3320, 3160 (NH, OH), 1660 cm-1 (C=O)

• 1H-NMR (CDCl3) + DMSO-d6: δ = 9,01; 8,68

(S, 1H, OH/NH); 7,33 dan 6,73 (d, 9 HZ; 2H;

H-aromat; 2,09 (s; 3H, COCH3)

prof. aza

Fig.5.10.Infrared spectrum of parasetamol as KBr disc (Watson)

prof. aza

prof. aza

Fig. 8.11. 270 mHz 1H-NMR spectrum of paracetamol (CD3OD)

prof. aza

3/10. Asetilsalisilat

• Labu reaksi leher satu 100 ml

• Pengaduk magnetik dengan pemanas

• Pendingin tegak dengan tabung pengering

prof. aza

• 13,8 g (0,10 mol) asam salisilat dalam labu reaksi ditambahkan dengan 12,3 g (0,12 mmol ) anhidrida asam asetat. Setelah penambahan 1-2 tetes H2SO4 pekat, pendingin tegak dipasang untuk antisipasi reaksi eksoterm yang terjadi.

• Reaksi disempurnakan dengan menaikkan temperatur sampai 95-1000C dan dipanaskan selama 2 jam.

prof. aza

• Setelah didinginkan, campuran reaksi dituang

kedalam 30 ml air es, akan terbentuk

endapan produk reaksi, disaring vakum.

• Dilakukan pemurnian dengan rekristalisasi

dengan campuran air: dioksan (1 : 1), akan

diperoleh asetosal murni berupa jarum halus

tidak bewarna sebanyak 14,0 – 14,9 g (78-

83%), TL 137-1380C; KLT (SiO2/etil asetat:

hRf ~ 60

prof. aza

Data Spektrum IR dan 1H-NMR

• IR (KBr): 3200-2400 (lebar, OH), 1750

(CH3-C=O), 1680 (Ar-C=O), 1605, 1305,

1190, 915, 705 cm-1.

• 1H-NMR (CDCl3): δ = 10,5 (s, lebar); 8,05

– 6,95 (m, 4 H. Aromat-H); H=3 dapat

teridentifikssi pada δ = 7,96 ppm sebagai

dd ( J=8HZ dan J=2HZ); 2,28 ppm (s, 3H,

CH3)

prof. aza

Fig. 5.11. The Infrared spectrumof aspirin as a Kbr disc (Watson)

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

Fig. 8.12. 270 mHz spectrumof aspirin

prof. aza

prof. aza

Note

• Alkyl protons such as those in CH3

and CH, groups not attached to

adjacent Electronega tive groups

resonate between δ 0.2-2 ppm.

• Protons on CH3, CH2 and CH groups

attached to electronegative atoms or

groups such as 0, N, F, Cl, CN, C=C

and C=0 resonate between δ 2-5.

prof. aza

• Protons attached directly to C=C

resonate between δ 4-7.

• Protons attached to aromatic rings

resonate between δ 6-9. Tables 8.1

and 8.2 show a values in ppm for

protons attached to some common

organic groups.

prof. aza

prof. aza

Fig. 8.4. The 270 mHz 1H-NMR spectrum of methyl acetate

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza

prof. aza