22
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Kedua Teknik Pemboran Tahun Akademik 2014/2015 di Jurusan S1 Teknik Perminyakan, STT Migas Balikpapan. Dengan tersusunnya Tugas 2 Teknik Pemboran, penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak M. Nur Mukmin, ST selaku Ketua Jurusan S1 Teknik Perminyakan di STT MIGAS 2. Ir. Yudiariano, MT selaku Dosen Teknik Pemboran di STT MIGAS 3. Saudara Rahmat, ST selaku Asisten Dosen Teknik Pemboran 4. Rekan rekan serta semua pihak yang telah membantu sehingga tugas ini dapat terselesaikan Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan ini, sehingga penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi untuk kesempurnaan di dalam berbagai aspek dari laporan ini. Apabila terdapat kesalahan baik dari segi penyusunan maupun tata bahasa dalam laporan ini, penyusun memohon maaf. Akhirnya penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfat bagi kita semua. Amin. Balikpapan, April 2014 Penyusun

Sirkulasi Pemboran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sirkulasi pemboran

Citation preview

Page 1: Sirkulasi Pemboran

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis

dapat menyelesaikan Tugas Kedua Teknik Pemboran Tahun Akademik 2014/2015 di Jurusan S1

Teknik Perminyakan, STT Migas Balikpapan.

Dengan tersusunnya Tugas 2 Teknik Pemboran, penyusun mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak M. Nur Mukmin, ST selaku Ketua Jurusan S1 Teknik Perminyakan di STT MIGAS

2. Ir. Yudiariano, MT selaku Dosen Teknik Pemboran di STT MIGAS

3. Saudara Rahmat, ST selaku Asisten Dosen Teknik Pemboran

4. Rekan – rekan serta semua pihak yang telah membantu sehingga tugas ini dapat terselesaikan

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan ini, sehingga

penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi untuk

kesempurnaan di dalam berbagai aspek dari laporan ini. Apabila terdapat kesalahan baik dari segi

penyusunan maupun tata bahasa dalam laporan ini, penyusun memohon maaf. Akhirnya penyusun

berharap semoga laporan ini dapat bermanfat bagi kita semua. Amin.

Balikpapan, April 2014

Penyusun

Page 2: Sirkulasi Pemboran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam industri perminyakan pada saat pemboran peranan lumpur pemboran sangat

penting karena lumpur pemboran merupakan faktor penting dalam operasi pemboran,

kecepatan pemboran efisiensi keselamatan dan biaya pemboran tergantung dari lumpur.

Maka lumpur perlu disirkulasi. Tujuan utama dari sistem sirkulasi pada suatu operasi

pemboran adalah untuk mensirkulasikan fluida pemboran (lumpur bor) ke seluruh sistem

pemboran, sehingga lumpur bor mampu mengoptimalkan fungsinya.

Peralatan ini mengalirkan lumpur pemboran dari peralatan sirkulasi turun ke

rangkaian pipa bor dan naik ke anulus membawa serbuk bor (cutting) menuju conditioning

area. Sebelum masuk ke mud pit untuk di sirkulasi kembali. Jika lumpur yang digunakan

mengandung material koloid yang cukup. Maka kesulitan yang terjadi disuatu pemboran

relatif kecil tetapi bila sebaliknya lumpur yang mengandung koloid yang rendah dan kadar

padatan yang tinggi akan membentuk mud cake yang tebal pada dinding lubang bor kerak

yang tebal ini akan membatasi gerak peralatan dan menyebabkan gangguan gerakan filtrat

masuk ke formasi dan hal ini menyebabkan terganggunya operasi pemboran.

Rencanakan Fluida Pemboran (Lumpur Pemboran) berdasarkan keperluan. Jika

formasi-formasi di bawah surface casing terlihat cukup terkonsolidasi pertimbangkan

penggunaan air jernih atau air asin jika terlihat zona tidak stabil (dari informasi logging

dan caliperlog) tentukan permeabilitasnya untuk permeabilitas tinggi gunakan low

filtration mud, dan untuk lapisan rekah-rekah gunakan lost circulation agent, lumpur

berviscositas rendah dan yang mudah di pompa dengan baik lumpur berat dan berviscositas

tinggi hanya perlu di pakai untuk formasi-formasi yang benar-benar sulit di kontrol dengan

cara biasa perhitungkan biaya-biaya pertambahan zat kimia (Aditif) dan lain-lain pada

lumpur.

1.2. Tujuan

Tujuan dari tugas 2 Teknik Pemboran adalah agar mengetahui fluida pemboran,

fungsi lumpur pemboran, tempat persiapan, kondisi area, peralatan dan fungsi peralatan

sirkulasi dan pemboran.

Page 3: Sirkulasi Pemboran

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Fluida Pemboran

Fluida pemboran merupakan suatu campuran (liquid) dari beberapa komponen

yang terdiri dari air (tawar atau asin), minyak, tanah liat (clay), bahan-bahan kimia

(chemical additives), gas, udara, busa maupun detergen. Di lapangan fluida pemboran

dikenal sebagai “lumpur” (mud).

2.1.1. Komposisi Lumpur Pemboran

Komposisi lumpur pemboran ditentukan oleh kondisi lubang bor dan jenis

formasi yang ditembus mata bor. Ada 2 (dua) hal penting dalam penentuan

komposisi lumpur pemboran, yaitu :

1. Semakin ringan dan encer suatu lumpur pemboran, semakin besar laju

perembesan

2. Semakin berat dan kental suatu Lumpur pemboran, semakin mudah

untuk mengontrol kondisi dibawah permukaan, seperti masuknya fluida

formasi bertekanan tinggi (dikenal sebagai “kick”). Bila keadaan ini

tidak dapat diatasi akan menyebabkan terjadinya semburan liar

(blowout).

2.1.2. Water – Based Mud

Lumpur pemboran yang paling banyak digunakan adalah water-base mud

(80%). Komposisi lumpur ini terdiri dari air tawar atau air asin, clay dan

chemical additives. Komposisi ini ditentukan oleh kondisi lubang bor.

Pedoman operasional secara umum :

1. Surface drilling operations : digunakan lumpur biasa dengan sedikit

additive.

2. Hard subsurface drilling operations : bila menembus formasi keras

(porositas tinggi) digunakan lumpur berat.

Page 4: Sirkulasi Pemboran

3. Soft subsurface drilling operations : bila menembus formasi bertekanan

tinggi (porositas tinggi), digunakan lumpur berat.

Water base mud merupakan jenis lumpur yang paling banyak umum

digunakan karena murah, mudah pengunaannya dan membentuk “filter

cake” (kerak lumpur) untuk mencegah runtuhnya dinding lubang bor.

2.1.3. Oil – Based Mud

Digunakan pada pemboran dalam, hotholes, formasi shale dan sebagainya.

Lumpur bor ini lebih mahal, tetapi akan mengurangi terjadinya korosi pada

rangkaian pipa bor.

2.1.4. Air or Gas – Based Mud

Keuntungan dari lumpur jenis ini terutama adalah dapat menghasilkan laju

pemboran yang lebih besar. Karena menggunakan kompresor, maka

kebutuhan peralatan dan ruang lebih sedikit.

2.2. Fungsi Lumpur Pemboran

Pada awal penggunaan pemboran berputar, fungsi utama fluida pemboran hanyalah

mengangkat serpih dari dasar sumur ke permukaan. Tetapi saat ini fungsi utama lumpur

pemboran adalah:

1. Pengangkatan Serpih Bor (Cutting Removal)

Lumpur yang disirkulasi membawa serpih bor menuju permukaan dengan

adanya pengaruh gravitasi serpih cenderung jatuh, tetapi dapat diatasi oleh

daya sirkulasi dan kekentalan lumpur. Dalam melakukan pemboran serbuk

bor (cutting) dihasilkan dari pengikisan formasi oleh pahat, harus

dikeluarkan dari dalam lubang bor. Hal ini berdasarkan atas keberhasilan

atau tidaknya lumpur untuk mengangkat serbuk bor. Apabila serbuk bor

tidak dapat dikeluarkan maka akan terjadi penumpukan serbuk bor didasar

lubang, jika hal ini terjadi maka akan terjadi masalah seperti terjepitnya pipa

oleh serbuk bor.

Serbuk bor dapat diangkat jika lumpur mempunyai kemampuan untuk

mengangkatnya. Kemampuan serbuk bor untuk terangkat hingga

Page 5: Sirkulasi Pemboran

kepermukaan tergantung yield point lumpur itu sendiri. Jika lumpur sudah

memiliki yield point yang memadai maka dengan melakukan sirkulasi

serbuk bor dapat terangkat keluar bersama–sama dengan lumpur untuk

dibuang melalui alat pengontrol solid (Solid Control Equipment) berupa

shale shaker, desander, mud cleaner, dan centrifuge.

2. Mendinginkan dan Melumasi Pahat

Panas yang cukup besar terjadi karena gesekan pahat dengan formasi maka

panas itu harus dikurangi dengan mengalirkan lumpur sebagai pengantar

panas kepermukaan. Semakin besar ukuran pahat, semakin besar juga aliran

yang dibutuhkan. Kemampuan melumasi dan mendinginkan pahat dapat

ditingkatkan dengan menambahkan zat–zat lubrikasi (pelincir) misalnya :

minyak, detergent, grapite, asphalt dan zat surfaktan khusus, serbuk batok

kelapa bahkan bentonite juga berfungsi sebagai pelincir karena dapat

mengurangi gesekan antara dinding dan rangkaian bor.

3. Membersihkan Dasar Lubang (Bottom Hole Cleaning)

Ini adalah fungsi yang sangat penting dari lumpur bor, lumpur mengalir

melalui corot pahat (bit nozzles) menimbulkan daya sembur yang kuat

sehingga dasar lubang dan ujung–ujung pahat menjadi bersih dari serpih

atau serbuk bor. Ini akan memperpanjang umur pahat dan akan

mempercepat laju pengeboran.

Laju sembur (jet velocity) minimum 250 fps untuk tetap menjaga daya

sembur yang kuat kedasar lubang. Laju sembur yang optimal sebaiknya

harus memperhitungkan kekuatan formasi atau daya kemudahan formasi

untuk dibor (formation drillability). Kalau laju sembur terlalu besar pada

formasi yang lunak, dan akan mengakibatkan pembesaran lubang (hole

enlargement) karena kikisan semburan. Sedangkan pada formasi keras akan

terjadi pengikisan pahat dan menyia–nyiakan horse power

4. Melindungi Dinding Lubang Supaya Stabil

Lumpur bor harus membentuk deposit dari ampas tapisan (filter cake) pada

dinding lubang sehingga formasi menjadi kokoh dan menghalang-halangi

masuknya fluida (filtrat) kedalam formasi. Kemampuan ini akan meningkat

Page 6: Sirkulasi Pemboran

jika fraksi koloid dari lumpur bertambah, misalnya dengan menambahkan

attapulgite atau zat kimia yang dapat meningkatkan pendispersian padatan.

Dapat pula dengan menambahkan zat–zat poliner sehingga viskositas dari

filtrat (air tapisan) meningkat, dengan demikian mobilitas filtrat didalam

filter cake dan formasi akan berkurang.

5. Menjaga atau Mengimbangi Tekanan Formasi

Pada kondisi normal gradien tekanan normal : 0.465/ft, 0.107-ksc/ft. Berat

dari kolom lumpur yang terdiri dari fase air, partikel–partikel padat lainnya

cukup memadai untuk mengimbangi tekanan formasi. Tetapi jika

menjumpai daerah yang bertekanan abnormal dibutuhkan materi pemberat

khusus (misal : XCD-polimer) yang mempunyai berat jenis tinggi untuk

menaikkan tekanan hidrostatis dari kolom lumpur agar dapat mengimbangi

dan menjaga tekanan formasi. Besarnya tekanan hidrostatik tergantung dari

berat jenis fluida yang digunakan dan tinggi kolom yang dapat dihitung

dengan persamaan :

Hp = 0.052 x Mw (ppg) x D = Psi

= 0,00695 x Mw (pcf) x D = Psi

Dimana :

Hp : Tekanan hidrostatic lumpur, psi

Mw : Densitas lumpur, ppg/pcf

D : Kedalaman, ft.

6. Menahan Serpih / Serbuk Bor dan Padatan Lainnya Jika Sirkulasi

Dihentikan. Kemampuan lumpur bor untuk menahan atau mengapungkan

serpih bor pada saat tidak ada sirkulasi tergantung sekali pada daya agarnya

(gel strengt). Daya agar adalah suatu sifat fluida thixotropis yang

mempunyai kemampuan mengental dan mengagar jika didiamkan (static

condition) dan kembali lagi mencair jika diaduk atau digerak–gerakkan.

Sifat pengapungan atau penahan serpih didalam lumpur sangat diinginkan

untuk mencegah turunnya serpih kedasar lubang atau menumpuk di anulus

yang akan memungkinkan terjadinya rangkaian bor terjepit. Tetapi daya

Page 7: Sirkulasi Pemboran

agar ini tidak boleh terlalu tinggi supaya mengalirnya kembali lumpur tidak

membutuhkan tekanan awal yang terlalu besar.

7. Sebagai Media Logging

Data-data dari sumur yang diselesaikan sangat penting untuk dasar evaluasi

sumur yang bersangkutan, juga penting untuk dasar pembuatan program

dan evaluasi sumur-sumur yang akan di bor selanjutnya. Data-data tersebut

diatas didapat dari analisa cutting dan pengukuran langsung dengan wire

logging. Untuk itu lubang bor harus bersih dari cutting.

8. Menunjang (Support) Berat Dari Rangkaian Bor dan Selubung

Makin dalam pengeboran, maka berarti makin panjang pula rangkain pipa

atau casing, sehingga beban yang harus ditahan menara rig akan bertambah

besar, dengan adanya bouyancy effect dari lumpur akan menyebabkan

beban efektif menjadi lebih kecil sehingga dengan kemampuan yang ada

mampu melakukan pengeboran yang lebih dalam. Faktor yang

mempengaruhi dalam hal ini adalah berat jenis dari lumpur.

9. Menghantarkan Daya Hidrolika Kepahat

Lumpur pemboran adalah media untuk menghantarkan daya hidrolika dari

permukaan kedasar lubang. Daya hidrolika lumpur harus ditentukan

didalam membuat program pengeboran sehingga laju sirkulasi lumpur dan

tekanan permukaan dihitung sedemikian agar pendayagunaan tenaga

(power) menjadi optimal untuk membersihkan lubang dan mengangkat

serpih bor. Kemampuan untuk membersihkan serbuk bor dari bit itu didapat

karena adanya tenaga hidrolik yang harus disalurkan dari permukaan

menuju bit melalui media lumpur yang disebut sebagai Bit Hydraulic

Horsepower

10. Mencegah dan Menghambat Laju Korosi

Korosi dapat terjadi karena adanya gas-gas yang terlarut seperti oksigen

CO2, dan H2S. Juga karena pH lumpur yang terlalu rendah atau adanya

garam-garam di dalam. Untuk menghindari hal - hal tersebut diatas, ke

Page 8: Sirkulasi Pemboran

dalam lumpur dapat ditambahkan bahan – bahan pencegah korosi atau

diusahakan untuk mencegah pencemaran yang terjadi.

2.3. Tempat Persiapan

Ditempatkan pada tempat dimulainya sistem sirkulasi. Tempat persiapan lumpur

pemboran terdiri dari peralatan-peralatan yang diatur untuk memberikan fasilitas persiapan

atau “treatment” lumpur bor.

Preparation area ini meliputi :

- Mud house, merupakan gudang untuk menyimpan additives.

- Steel mud pits/tank, merupakan bak penampung lumpur di permukaan yang

terbuat dari baja.

- Mixing hopper, merupakan peralatan yang digunakan untuk menambah

additives ke dalam lumpur.

- Chemical mixing barrel, merupakan peralatan untuk menambahkan bahan-

bahan kimia (Chemicals) ke dalam lumpur.

- Bulk storage bin, merupakan bin yang berukuran besar digunakan untuk

menambah additives dalam jumlah banyak.

- Water tank, merupakan tangki penyimpan air yang digunakan pada tempat

persiapan lumpur.

- Reserve pit, merupakan kolam yang besar digunakan untuk menyimpan

kelebihan lumpur.

2.4. Conditioning Area

Ditempatkan di dekat rig.Area ini terdiri dari peralatan-peralatan khusus yang

digunakan untuk “Clean up” (pembersihan) lumpur bor setelah keluar dari lubang bor.

Fungsi utama peralatan-peralatan ini adalah untuk membersihkan lumpur bor dari serbuk

bor (cutting) dan gas-gas yang terikut.

Dua metode pokok untuk memisahkan cutting dan gas dari dalam lumpur bor, yaitu:

Page 9: Sirkulasi Pemboran

1. Menggunakan prinsip gravitasi, dimana lumpur dialirkan melalui shale shaker

dan settling tanks

2. Secara mekanik, dimana peralatan-peralatan khusus yang dipasang pada mud

pits dapat memisahkan lumpur dan gas.

Peralatan Conditioning area terdiri dari :

- Settling tanks, merupakan bak terbuat dari baja digunakan untuk menampung

lumpur bor selama conditioning.

- Reserve pits, merupakan kolom besar yang digunakan untuk menampung

cutting dari dalam lubang bor dan kadang-kadang untuk menampung

kelebihan lumpur bor.

- Mud-Gas separator, merupakan suatu peralatan yang memisahkan gas yang

terlarut dalam lumpur bor dalam jumlah yang besar.

- Shale shaker, merupakan peralatan yang memisahkan cutting yang besar-besar

dari lumpur bor.

- Desander, merupakan peralatan yang memisahkan butir-butir pasir dari lumpur

bor.

- Desilter, merupakan peralatan yang memisahkan partikel-partikel cutting yang

berukuran paling halus dari lumpur bor.

- Degasser, merupakan peralatan yang secara kontinue memisahkan gas terlarut

dari lumpur bor.

2.5. Peralatan Sirkulasi

Peralatan sirkulasi merupakan komponen utama dalam sistem sirkulasi. Peralatan

ini mengalirkan lumpur pemboran dari peralatan sirkulasi, turun ke rangkaian pipa bor dan

naik ke annulus mengangkat serbuk bor ke permukaan menuju conditioning area sebelum

kembali ke mud pits untuk sirkulasi kembali.

Peralatan sirkulasi terdiri dari beberapa komponen khusus, yaitu :

1. Mud Pit berupa tanki terbuat dari baja yang di gunakan sebagai tempat lumpur

bor yang akan di pompakan atau yang akan di sirkulasikan kembali

Page 10: Sirkulasi Pemboran

2. Mud Pump merupakan jantung dari sistem sirkulasi, fungsi utamanya

menggerakan lumpur bor dalam jumlah besar dengan tekanan yang tinggi

3. Pump Discharge and return line merupakan pipa pengaliran lumpur bor dari

mud pump atau sebaliknya

4. Stand Pipe merupakan pipa baja yang posisinya vertikal, letaknya disamping

derrick atau mast

5. Rotary Hose pipa terbuat dari karet yang menghubungkan swivel dengan stand

pipe

2.6. Deskripsi Peralatan

2.6.1. Mud Pit

- Fungsi

Tempat memnyimapan lumpur berbentuk corong yang terletak

disamping settling tank.

- Mekanisme Kerja

Mud Pit bekerja berdasarkan prinsip gravitasi yang menyebabkan dapat

meminimalkan jumlah pekerja dan meningkatkan efisiensi dan

keamanan.

2.6.2. Mud Pump

- Fungsi

Menyalurkan atau memompakan fluida pemboran (lumpur) dalam

jumlah besar dan bertekanan tinggi.

- Mekanisme Kerja

Pompa memompakan zat cair pengeboran dengan bertekanan tinggi ke

pipa penyalur lumpur sampai ke sistem sirkulasi.

Page 11: Sirkulasi Pemboran

- Spesifikasi

Tabel 2.6.1. Spesifikasi Mud Pump

Features B550F B1000F

Max liner size & stroke 7 x 14 7 x 18

Input Horsepower Rating 550@ 70 RPM 1000@ 60

Max Recommended Speed 70 RPM 60 RPM

Fluid and Test Pressure Forgled 7000 Psi 9000 Psi

Suction manifold Test Pressure 3500 Psi 3500 Psi

Diameter of Piston Rod 21/4” 3”

Piston Taper API # 5 API # 6

Piston Rod Tapered Thread API # 10 API # 13

Stub Rod Tapered Thread API # 15 API # 17

Valve Size API # 8 API # 8

Gear Ratio 5;18 : 1 5;14 : 1

Suction Connection 8 in 10” or 12”

Discharge Connection 4 in 4 in

Overal Length 14’ – 51/2” 18’ – 6”

Weigth at Power end 4’ - 83/8” 4’ - 9”

Height at Fluid End Loss Manifold 4’ - 6” 5’ - 31/2”

Overal Width 5’ - 91/2” 7’ - 71/2”

Weigth 25500 lbs 48000 lbs

Page 12: Sirkulasi Pemboran

2.6.3. Stand Pipe

- Fungsi

Menghubungkan pipa-pipa sirkulasi dengan selang pemutar (kellyhose).

- Mekanisme KerjaStand pipe adalah suatu pipa baja yang dijepit secara vertikal padasamping derrick, dan memghubungkan pipa-pipa sirkulasi denganselang pemutar (kelly hose). Selang pemutar ini disambung padagooseneck penyambung pada stand pipe. Selang pemutar inimemindahkan lumpur pemboran keswivel dean kemudian disalurkankebawah kedalam drill string. Stand pipe ini memungkinkan swivel danselang pemutar untuk bergerak vertikal keatas atau kebawah.

2.6.4. Centrifuge Pump

- FungsiMemompa lumpur pemboran yang berada disekeliling rig.

- Mekanisme KerjaUntuk memompakan lumpur alat ini mengeluarkan gas secara vakumpada bagian pipa penyalurnya.

- SpesifikasiTabel 2.6.2. Spesifikasi Centrifuge Pump

NominalHorse

Power

Rating

SizeMax.

LinerBy

Sroke

HerringboneGear

Ratio

SuctionManifold

Fem.Thrd.

Discharge

Outlet

PinioanShaft

Dia.

Pinion Ext.Length

mekanis 2,200 hp

@100spm

8"x15"

4,27 : 1 12" 7"Flange

5,000API

10" 14"

electric 1628 hp

@100spm

203mm

X 381mm

4,27 : 1 305 mm 177mmFlange

254mm

356 mm

Page 13: Sirkulasi Pemboran

2.6.5. Desander

- Fungsi

Memisahkan butir-butir pasir dari lumpur bor

- Mekanisme Kerja

Desander mengeluarkan bagian-bagian yang kecil yang dilewatkanoleh saringan-saringan shale shaker yaitu dengan memaksa masukfluida pemboran dengan tekanan tinggi melalui silinder, denganbagian-bagian yang berat dikeluarkan oleh tenaga sentrifugal dandikeluarkan melalui dasar silinder.

- Spesifikasi

Tabel 2.6.3. Spesifikasi Desender

Model

Number

Min.Feedrate at 75ft of head

Gpmlpm

Length

In mm

OveralDimension(Width)

In mm

Height

In mm

Approximate

Weight

Lbs kg

On ofheaders

Inmm

SR-15001893

30762

24600

60,71542

500228

6,6169

SRC-210003785

63,31608

33838

72,91851

100045,8

8,62,9

SRC-315005678

89,752800

35,2894

72,61845

1650750

10,75273

SRC-210003785

73,91877

571448

36,5927

964438

8,6219

SRC-315005678

73,91877

7601930

37,8959

1656750

10,75273

SE-4240908

60,51537

18457

531346

330149,7

4,5114

SE-63601363

701778

32813

58,251480

615279

6,6168

SE-84801817

701778

32813

58,251480

645292,6

6,6168

Page 14: Sirkulasi Pemboran

SE-106002271

74,51592

32813

61,381559

740335,7

6,6168

2.6.6. Degasser

- Fungsi

Mengeluarkan gas-gas dari dalam lumpur secara terus-menerus(continue).

- Mekanisme Kerja

Lumpur dari formasi masuk ke degasser, dan di dalam digesser gas yangterikut dengan lumpur dipisahkan.

- Spesifikasi

Tabel 2.6.4. Spesifikasi Degasser

ModelFlow Rate Leaf Area

OverallDimensionLength

HeightApprimiteWeight Width

Ppm Cm In3 Cm3 In Mm In Mm Lbs kg

DG-5 500 1893 2489 16058 84 2134 62 1575 2390 1048 54 1372

DG-10

1000 3785 4580 29548 96 2438 17 1905 3000 1769 60 1254

2.6.7. Mud Gas Separator

- Fungsi

Fungsi mud gas separator adalah :

a. Mengeluarkan gas dalam jumlah besarb. Menyelamatkan lumpur yang masih bisa digunakanc. Menyalurkan gas-gas yang mudah terbakar dan/beracun melalui

pipa yang jaraknya cukup aman dari Rig

- Mekanisme Kerja

Prinsip kerja mud gas separator hampir sama dengan degasser, yaitu gasyang terikut dalam lumpur dipisahkan dalasm mud gas separator.

Page 15: Sirkulasi Pemboran

- Spesifikasi

Tabel 2.6.5. Spesifikasi Mud Gas Separator

Type Tri – Flo Mud Gas Separator

Skid……………………………14’ Long x 8’ x 8’

Vessel………………………… 4’ dia. x 12’

Weight…………………………6000 lbs.

The Tri – Flo Mud Gas Separator can efficiently handle 1000 GPM of mud

with up to 1400 Cu. Ft / Min of gas. ( from Tri – Flo International, Inc )

2.6.8. Shale Shaker

- Fungsi

Untuk mengeluarkan potongan-potongan besar dan bagian dari lapisantanah yang patah dari dalam lumpur.

- Mekanisme Kerja

Fluida pemboran disalurkan melalui saringan-saringan yang bergetaryang memisahkan potongan-potongan (cutting) yang berukuran besaryang tidak diperlukan.

- Spesifikasi

Tabel 6.6. Spesifikasi Shale Shaker

Model A3R Single Shale Shaker 3 ft x 4 ft size

Length overall 8 ft 0 in

High overall (less power) 3 ft 4 in

Width overall 5 ft 1 in

Width of skids 3 ft 10 in

Mud Tank outlet above base 2 ft 2 in

Flow line connection above base 2 ft 4 in

Size of flow line connection 8 5/8” D pipe

Size Screen 3 ft x 4 ft

HP required 2 HP

Weight approx. 2000 rpm

Capacity 1800 rpm

Page 16: Sirkulasi Pemboran

2.6.9. Desilter

- Fungsi

Fungsi desilter adalah memisahkan partikel-partikel cutting yangberukuran paling halus dari lumpur bor.

- Mekanisme Kerja

Desilter terdiri dari beberapa buah silinder berbentuk kerucut yangmengeluarkan bagian-bagian endapan cutting yang kecil yangdilewatkan oleh shale shaker dan desander yaitu dengan memasukkanfluida pemboran dengan tekanan tinggi melalui silinder dengan bagian-bagian yang berat dikeluarkan oleh tenaga sentrifugal dan dikeluarkanmelalui silinder.

- Spesifikasi

Tabel 2.6.7. Spesifikasi Desilter

ModelNumber

Min.Feedrate 75 ft.hd

Length Width Height Weight HeadersoutsidediameterGPM LPM in mm In mm in mm in mm

SE-4 200 757 67.5 171.5 18 45.7 53.0 134.6 330 149.7 4 1/2

SE-6 300 1135 67.5 171.5 32 81.3 54.0 137.2 615 279.0 6 5/8

SE-8 400 1514 67.5 171.5 32 81.3 54.0 137.2 645 292.6 6 5/8

SE-10 500 1893 69.5 176.5 32 81.3 57.0 144.8 740 335.7 6 5/8

SE-12 600 2271 69.5 176.5 32 81.3 57.0 144.8 770 349.3 6 5/8

SE-14 700 2650 78.3 198.7 32 81.3 58.5 148.6 850 385.6 6 5/8

SE-16 800 3028 87.0 221.0 32 81.3 61.5 156.2 1065 483.1 8 5/8

SE-20 1000 3785 104.5 265.4 32 81.3 65.5 166.4 1245 564.7 8 5/8

SE-24 1200 4542 122.0 309.9 32 81.3 69.5 176.5 1435 651.0 8 5/8

Page 17: Sirkulasi Pemboran

2.6.10. Mixing Hopper

- Fungsi :

Mixing Hopper merupakan peralatan yang berfungsi sebagai tempatuntuk menambah additives ke dalam lumpur.

- Mekanisme Kerja :

Mixing Hopper adalah peralatan yang bentuknya menyerupai corong.Melalui corong ini, additives padat ke dalam zat cair pengeboran padawaktu perawatan di dalam kolam Lumpur. Hopper Jet bekerjaberdasarkan prinsip pakum atau ruang hampa. Hopper-hopperpencampuran ini dapat mengerjakan 5 sampai 10 karung (sampai 400Kg) bahan-bahan dalam semenit.

- Spesifikasi

Tabel 2.6.8. Spesifikasi Mixxing Hopper

Length Overal 8 ft 0 in

High Overal 3 ft 4 in

Width Overal 5 ft 1 in

2.6.11. Mud Gun

- Fungsi

Mengaduk lumpur pemboran agar tidak terjadi pengendapan bahan-bahan berat didalam lumpur pemboran.

- Mekanisme Kerja

Alat ini berupa pipa bertekanan tinggi yang dipasang pada kolam-kolamlumpur. Dan digunakan mengaduk lumpur pemboran agar tidakmengendap.

2.6.12. Swivel- Fungsi :

a. Memberikan kebebasan pada rangkaian pipa bor untuk berputardimana swivel tidak swivelnya tidak ikut berputar

b. Memberikan perpaduan gerak vertikal dengan gerak berputar agardapat bekerja bersama-sama

Page 18: Sirkulasi Pemboran

c. sebagai penghubung antara rotary (pipa karet) dengan kellysehingga memungkinkan lumpur bor untuk sirkulasi tanpamengalami kebocoran.

- Mekanisme Kerja

Swivel menjadi saluran aliran lumpur yang memgalir melalui stand pipemenuju gooseneck dan masuk ke swivel dan seterusnya masuk ke drillstring.

- SpesifikasiTabel 2.6.9. Spesifikasi Swivel

PC-650

PC-425

PC-300

PC-225

PC-150

Max.recommended r.p.m 400 400 400 400 400

Dead load capacity (APIstrength rating)

Tons 590 386 272 204 136

API bearing rating at 100rpm

Mm 426 259 192 133 91

Dimention - length, overal l Mm 2934 2756 2686 2518 2042

- width, overall Mm 1219 1029 914 752 610

- width insidelink risk

Braket

Mm 876 876 876 686 521

- clearancebetween

bail andgooseneck

Mm 605 605 513 508 381

- body-fluidpassage

Bore

Mm 89 89 89 76 64

- API 1 Htooljoint

pin size

Mm 194 168 168 168 168

Page 19: Sirkulasi Pemboran

GOOSNECK

- I.D. at swivelend

Mm 76 76 76 76 56

- I.D. at nozzleend

Mm 76 76 76 76 56

- API line femalepipe,

thead size

Mm 102 102 102 102 176

- Oil capacity Ltr 109 74 59 44 21

Shipping weight complete(less hose connection andclaamp) : domestic

Kg 2968 2192 1610 1153 644

EXPORT Kg 3334 2495 1884 1355 726

Page 20: Sirkulasi Pemboran

BAB III

PEMBAHASAN

Fungsi utama dari sistem sirkulasi adalah mengangkat serpihan cutting dari dasar sumur

ke permukaan. Fluida pemboran umumnya berupa suspensi dari clay dan material lainnya dalam

air yang disebut dengan fluida pemboran.

Fluida pemboran adalah suatu campuran cairan khusus yang diedarkan kebawah,

kedalam sumur bor untuk membantu mata bor dalam mengebor lubang dan ikut membantu

menjaga keadaan di dalam sumur bor. Fluida pemboran ini secara umum disebut sebagai

“lumpur atau mud”.

Agar laju penembusan tinggi, driller juga harus mempertimbangkan komposisi lumpur

pemboran, jika salah satu sifat fisik dari lumpur tidak sesuai maka biasanya laju penembusan

menurun.

Prinsip Kerja dari sistem sirkulasi adalah dari mud pit tanks mengalir lumpur dan

kemudian masuk kedalam mud discharge lines karena tekanan pompa lumpur masuk ke dalam

stand pipe, diteruskan ke kelly kemudian masuk kerangkaian pipa bor. Setelah itu melalui

annulus dan keluar melalui mud return lines menuju mud gas separator diteruskan ke resevoar

pits kemudian masuk ke settling tanks dan kemudian kembali lagi ke mud pits tank, demikian

berlangsung seterusnya.

Page 21: Sirkulasi Pemboran

BAB IV

KESIMPULAN

1. Sistem sirkulasi terdiri dari empat sub-komponen utama, yaitu :

a. Fluida pemboran (drilling fluid)

b. Tempat persiapan (preparation area)

c. Peralatan sirkulasi (circulation equipment)

d. Conditioning area

2. Ada tiga jenis fluida pemboran, yaitu :

a. Water-based mud

b. Oil-based mud

c. Air or gas-based mud

3. Fluida pemboran yang dipakai dalam opersi pemboran tergantung dari jenis formasi yang

akan ditembus dan juga kondisi lubang bor, maka dari itu dari sini kita dapat menentukan

komposisi lumpur yang akan digunakan.

4. Fluida pemboran merupakan tempat yang terletak pada permulaan dari sistem sirkulasi

(dekat mud pumps) dimana fluida pemboran pertama-tama dipersiapkan, dirawat dan

diganti tergantung dari keadaan lubang.

5. Conditioning area merupakan tempat dimana fluida pemboran dibersihkan setelah

disirkulasikan.

Page 22: Sirkulasi Pemboran

DAFTAR PUSTAKA

Riandika, Evan. 2013. “BAB V SISTEM SIRKULASI”. From :

http://www.scribd.com/doc/154097726/Bab-v-Sistem-Sirkulasi (18 April 2014)

Cristian, Stefanus. 2012. “Lumpur Pemboran”. From :

http://stefanuschristian121190.blogspot.com/2012/11/lumpur-pemboran_1805.html (18

April 2014)