Upload
letu
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SISTEM ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
KOTA SURAKARTA
(STUDI TENTANG PROSEDUR ADMINISTRASI
PERPINDAHAN DATANG PENDUDUK)
Tugas Akhir
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan
Vokasi Ahli Madya ( A.Md.) Dalam Bidang
Manajemen Administrasi
Oleh:
MADE WEDASWARI
D1508044
Program Diploma III Manajemen Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
(QS. Ar -
indahnya dan sesukar sukarnya yang
boleh direbut oleh manusia ialah menundukan diri
(Ibu Kartini)
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
segala berkah, rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir dengan judul Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta studi tentang Prosedur
Akhirnya dengan segenap ketulusan, ikhlas dan kerendahan hati, penulis
menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu,
mengarahkan dan memberi dorongan dan spirit hingga tersusunnya tugas akhir
ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang selalu menyertai penulis, memberikan kemudahan
serta rahmat dalam proses penulisan Tugas Akhir sehingga dapat
terselesaikan dengan lancar dan baik.
2. Ibu Asal Wahyuni Erlin Mulyadi, S.Sos, selaku Dosen Pembimbing
yang telah berkenan menyediakan waktu dalam membimbing dan
mengarahkan penulis selama dalam penyusunan Tugas Akhir.
3. Bapak Prof. Pawito Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak H. Drs. Sakur, M.S selaku Ketua Program Diploma III
Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
5. Drs. Promono, S.U., selaku Pembimbing Akademik.
6. Seluruh Dosen pengajar studi Manajemen Administrasi yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis. Satu harapan semoga ilmu-ilmu
yang telah penulis dapatkan menjadi berkah dan bermanfaat untuk
hidup dan masa depan.
7. Seluruh karyawan perpustakaan Fakultas dan Pusat atas bantuan dan
informasinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
8. Bapak Immarwoko Ichwan, SH,MH., selaku Kepala Bagian Umum
dan Kepegawaian yang telah memberikan kesempatan dan
memberikan ijin untuk magang pada Kantor Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Surakarta.
9. Seluruh karyawan di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Surakarta yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
yang telah memberikan bantuan selama kegiatan magang dan dalam
pencarian data-data yang penulis butuhkan.
10. Bapak dan Ibu tercinta, Bapak I Made Patra dan Ibu Titik Setyowati
yang tidak henti-hentinya selalu mendoakan penulis, memberikan
dukungan, kalianlah sumber inspirasi yang tulus, terima kasih atas
segala kesabaran dan doa yang selalu tercurahkan untuk penulis.
11. Mbak Erna, Mbak Nana, Adik Wulan serta seluruh keluarga yang
mendoakan penulis selama ini.
12. Sedulurku, Indah Septiasri Purnama Sari, Ratna Sih Indriani, Ratih
Handayani, Darsono, Gilang Riesdi, Muhamad Ichan, Khairul Insani
Faulin, Cholisoh, Lulu, Vina, Pita, Salindri, Umi, mas Firman, mbak
Ekong, Mbak Nova, Mbak Didi, Mbak Reni, Kiki, Vitong, temen-
temen Kos Sari serta semua teman yang senantiasa memberikan
motivasi kepada penulis selama dalam penulisan tugas akhir ini.
13. Teman-teman seperjuangan Diploma III, khususnya Manajemen
Administrasi 2008 atas kebersamaan selama ini.
14. Semua pihak yang belum penulis sebutkan satu-persatu yang juga ikut
membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
Demikian tugas akhir ini penulis susun. Maka dari itu saran dan kritik yang
bersifat membangun sangan diharapkan demi kesempurnaannya tugas akhir ini.
Harapan penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya serta pada
pihak-pihak yang berkaitan dengan penyususnan tugas akhir ini.
Surakarta, Juni 2011
penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
i
ii
iii
HALAMAN MOTTO....................................................................................... iv
.. v
.. vi
.. ix
DAFTAR TABE i
DAFTAR .. xi i
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xii i
xiv
BAB I 1
A. 1
B. Perumu 6
C. 6
D. 6
7
A. 7
1. Kependudukan ............................................................... 7
2. Mobilitas Penduduk....................................................... 13
3. Administrasi Kependudukan .......................................... 18
B. Metode Pengamatan.................................................................... 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
1. Lokasi Pengamatan......................................................... 24
2. Jenis Pengamatan............................................................ 25
3. Sumber Data ................................................................... 25
4. Metode Pengumpulan Data ............................................ 27
5. Teknik Analisis Data ...................................................... 28
BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI ................................................. 31
A. Lokasi dan Dasar Hukum....................................................................... 31
B. Tugas Pokok, Visi dan Misi .................................................................. 33
C. Susunan Organisasi ............................................................................... 34
D. Kondisi Personalia.................................................................................. 37
E. Jenis Pelayanan ...................................................................................... 38
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 41
A. Administrasi Kependudukan di Dispendukcapil Kota Surakarta .......... 41
B. Prosedur Perpindahan Datang Penduduk pada Dispendukcapil Kota
Surakarta ................................................................................................ 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 54
I. Kesimpulan ............................................................................................ 54
II. Saran ...................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 56
LAMPIRAN....................................................................................................... 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Badan Statistik Nasional Indonesia ............................................... 1
Tabel III.2 Jumlah Karyawan dan Tingkat Pendidikan...................................... 38
Tabel III.3 Data Investaris Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Surakarta....................................................................................... 39
Tabel IV.1 Jumlah Permintaan Dokumen Kependudukan ................................. 42
Tabel IV.2 Data Mobilitas Penduduk Pindah dan Datang Wilayah
Surakarta....................................................................................... 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Analisis Interaktif ......................................................... ....................... 31
Gambar III.1 Struktur Organisasi Dispendukcapil Kota Surakarta . ...................... 36
Gambar IV.3 Alur Prosedur Perpindahan Penduduk Datang................................. 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Pedoman Wawancara
Contoh Kartu Surat Masuk
Lembar Disposis i
Surat Keterangan Pindah
Surat Keterangan Biodata Penduduk
Surat Pengantar RT
Surat Keterangan Pindah dari Dispendukcapil
Surat Keterangan Pindah datang WNI
Kutipan Akta Nikah
Kartu Keluarga
Kutipan Akta Kelahiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
ABSTRAK
Made Wedaswari. D1508044. Sistem Administrasi Kependudukan pada
Dinas dan Pecatatan Sipil Kota Surakarta (Studi Tentang Administrasi
Perpindahan Datang Penduduk). Program Studi Manajemen Administrasi
Program Diploma III. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.Universitas Sebelas
Maret Surakarta. 2011. 57 HALAMAN.
Tertib administrasi kependudukan turut menentukan stabilitas suatu bangsa.
Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui tentang administrasi kependudukan
dan prosedur administrasi perpindahan datang penduduk di Surakarta. Jenis
pengamatan yang digunakan adalah diskriptif kualitatif yaitu mengambarkan
fenomena yang ada dan dituangkan dalam bentuk kalimat-kalimat berdasarkan
fakta-fakta. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi
dan dokumen atau arsip yang terkait analisis data dilakukan dengan metode
analisis interaktif.
Pelayanan administrasi kependudukan pada Dispendukcapil Kota Surakarta
telah mengacu pada UU nomor 23 tahun 2006. Selain mengacu pada UU tersebut,
Disependukcapil Kota Surakarta juga mengacu pada dua kebijakan daerah
mengenai administrasi kependudukan yaitu Peraturan Walikota dan Peraturan
Daerah. Pelayanan administrasi kependudukan meliputi pembuatan Kartu Tanda
Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), Surat Keterangan Kependudukan, dan
Pencatatan Sipil. Kegiatan administrasi kependudukan merupakan tugas dari
bidang pendaftaran penduduk yang bertangungjawab langsung kepada Kepala
Dinas. Mengenai perpindahan datang penduduk di Surakarta, dipengaruhi oleh
mobilitas penduduk yang cukup tinggi, sehingga administrasi perpindahan datang
penduduk penting dilakukan. Yang juga berimplikasi terhadap kestabilan wilayah
Surakarta. Prosedur perpindahan datang penduduk meliputi 4 tahap yaitu :
1) Memperoleh surat pengantar dari RT
2) Memperoleh surat keterangan pindah dari kantor kelurahan
3) Memperoleh pengesahan atas surat pindah dari kecamatan
4) Memperoleh surat keterangan pindah dan biodata penduduk dari
kantor Dispendukcapil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang
besar. Data tentang jumlah penduduk di Indonesia dapat diketahui dari
hasil Sensus Penduduk. Informasi dari hasil sensus penduduk jumlah
penduduk serta komposisi penduduk menurut umur, jenis kelamin,
pendidikan, tempat tinggal, dan pekerjaan, penting diketahui terutama
untuk mengembangkan perencanaan pembangunan manusia, baik itu
pembangunan ekonomi, sosial politik, dan lingkungan.
Semua orang yang mendiami wilayah Indonesia disebut penduduk
Indonesia. Berdasarkan sensus penduduk yang diadakan setiap 10 tahun
sekali, diperoleh data jumlah penduduk Indonesia sebagai berikut :
Table 1.1 Hasil Sensus Penduduk
No Tahun Jumlah Penduduk Presentase Kenaikan
Jumlah penduduk
1 1961 97.1 juta jiwa -
2 1971 119.2 juta jiwa 22%
3 1980 147.5 juta jiwa 23%
4 1990 179.5 juta jiwa 24%
5 2004 238.452 juta jiwa 33%
Sumber data : Badan Stastistik Nasional Indonesia (2010)
Dari tabel diatas dapat diketahui kenaikan jumlah penduduk setiap
tahun nya meningkat, lebih dari 20% dari jumlah penduduk pada tahun
sebelumnya. Bahkan pada tahun 2004 mengalami kenaikan lebih dari
30%. Kondisi ini memerluka penangan yang khusus anatara lain dengan
pengendalian penduduk. Pengendalian penduduk adalah kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
membatasi pertumbuhan penduduk dan pemerataan, umumnya dengan
mengurangi jumlah kelahiran dan mengadakan suatu mobilisasi yang
membantu pemerataan pembangunan yang bekerja dengan cara
memperbaiki ketidakseimbangan ekonomi antar daerah. Dengan demikian
dapat dipahami bahwa mobilitas penduduk merupakan suatu alternatif.
Mobilitas diartikan dengan perpindahan. Mobilitas penduduk di
pandang sebagai mobilitas geografis tenaga kerja, yang merupakan respon
terhadap ketidakseimbangan distribusi keruangan lahan, tenaga kerja,
kapital dan sumberdaya alam. Ketidakseimbangan lokasi geografis faktor
produksi tersebut pada gilirannya mempengaruhi arah dan volume migrasi.
Banyaknya Tenaga kerja akan pindah dari tempat dengan kapital langka
dan tenaga kerja banyak (karenanya upah rendah) ke tempat dengan
kapital banyak dan tenaga kerja langka (karenanya upah tinggi), maka
migrasi dapat dipandang sebagai suatu proses yang membantu pemerataan
pembangunan yang bekerja dengan cara memperbaiki ketidakseimbangan
hasil faktor produksi antar daerah.
Namun demikian, mobilitas penduduk daerah maupun antar
wilayah masing-masing memiliki dampak positif dan negatif terhadap
daerah asal maupun daerah tujuan. Dampak positif mobilisasi penduduk
dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama transmigran, dapat
memenuhi kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan, dapat mengurangi
pengangguran bagi daerah yang padat penduduknya, dapat mempercepat
pemerataan persebaran penduduk, dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja
di kota, mengurangi jumlah pengangguran di desa, meningkatkan taraf
hidup penduduk desa, kesempatan membuka usaha-usaha baru di kota
semakin luas, perekonomian di kota semakin berkembang, dan lain-lain.
Harus disadari pula bahwa mobilitas penduduk yang sering
berdampak negatif terhadap daerah tujuan. Hal-hal tersebut antara lain,
adanya kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dengan para
transmigran, berkurangnya tenaga terampil dan terdidik di desa,
meningkatnya tindak kriminalitas di kota, meningkatnya pengangguran di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
kota, timbulnya pemukiman kumuh akibat sulitnya mencari perumahan
Lalu lintas di kota sangat padat, sehingga sering menimbulkan kemacetan
lalu lintas.
Dalam hal ini, pindah dan datang penduduk merupakan salah satu
hak asasi manusia yang terkait dengan tempat tinggal atau domisili. Faktor
yang mempengaruhi perpindahan penduduk adalah pekerjaan. Pekerja di
sektor informal merupakan salah satu sumber daya manusia yang perlu
diberikan tempat dalam proses pembangunan di Indonesia. Namun, di sisi
lain kehadirannya seringkali menimbulkan permasalahan bagi pemerintah
kota. Keluhan yang timbul antara lain mulai dari penyebab kemacetan
lalulintas, mengurangi ketertiban umum, memperburuk keindahan wajah
kota hingga kerawanan sosial.
Salah satu cara untuk mengendalikan dampak yang ditimbulkan
oleh perpindahan penduduk tersebut adalah dengan pendaftaran penduduk.
Pendaftaran penduduk tersebut bertujuan agar tidak terjadi
penyalahgunaan identitas kependudukan serta sebagai alat kestabilan suatu
bangsa. Untuk itu penduduk perlu menyadari pentingnya tertib dokumen
kependudukan atau tertib administrasi.
Tertib Dokumen Kependudukan atau Tertib Administrasi
Kependudukan, tidak sekedar pengawasan terhadap pengadaan blangko-
blangko yang dipersyaratkan dalam penerbitan dokumen, tapi hendaknya
harus tersistem, konkrit dan pragmatis. Arti tertib dokumen juga mudah
difahami oleh penduduk dan diyakini bermakna secara hukum berfungsi
melindungi, mengakui atau mengesahkan status kependudukan atau
peristiwa vital yang dialami penduduk, sehingga dibutuhkan oleh
penduduk karena dapat memudahkan atau melancarkan urusannya dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain dokumen kependudukan memiliki
insentif bagi si pemegang dokumen atau penduduk.
Dengan adanya administrasi perpindahan pendudukan diharapkan
menjadikan data kependudukan Indonesia akan menjadi lebih jelas dan
dapat mencegah tindakan penyalahgunaan identitas diri seseorang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Misalnya untuk menghindari penyelewengan data kependudukan yang
menyebabkan stabilan bangsa menjadi terganggu. Hal inilah yang paling
mendasar pentingnya administrasi perpindahan penduduk. Selain itu,
administrasi perpindahan penduduk mempunyai banyak manfaatnya bagi
masyarakat karena tujuannya adalah untuk memberi pelayanan publik yang
prima bagi masyarakat yang datang melaporkan peristiwa perpindahan
yang dialaminya. Dengan demikian, juga diharapkan dapat mengurangi
potensi pelanggaran dan kriminalitas karena biasanya tindak kejahatan
akan leluasa dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab
untuk memalsukan dokumen jati dirinya.
Dalam pemberian pelayanan administrasi perpindahan penduduk
pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Surakarta terdapat beberapa
prosedur yang harus dilakukan oleh penduduk. Prosedur tersebut sangat
penting guna mempelancar Tertib Dokumen Kependudukan atau Tertib
Administrasi Kependudukan.
Prosedur administrasi perpindahan pendudukan merupakan
pedoman dalam pelaksanaan kertetiban dan keamanan umum yang saling
berkeseinabungan sehingga merupakan bentuk kerjasama antara bagian
yang satu dengan yang lain. Setiap bagian Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Surakarta mempunyai tugas dan tanggungjawab sendiri-
sendiri yang akan terjalin dalam suatu rangkaian kerja. Pelaksanaan
prosedur administrasi bertujuan untuk mempermudah dan memperlancar
setiap pekerjaan yang dilaksanakan.
Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Propinsi Jawa
Tengah. Seperti halnya kota besar lainya, kota Surakarta mengalami
mobilisasi penduduk dan proses pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat,serta mempunyai sifat-sifat kekotaaan yang kuat. Sifat kekotaan
ditunjukkan oleh potensi kependudukan, baik dalam arti kepadatan dan
pertambahan penduduk yang tinggi, maupun ketenagakerjaan dan
pendidikan. Pertumbuhan dan perkembangan kota yang demikian pesat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
akan menutut masyarakatnya untuk melakukan interaksi dengan pihak dan
banyak tempat.
Mengingat pentingnnya administrasi kependudukan serta
fenomena tingginya mobilitas penduduk di wilayah kota Surakarta, maka
banyak hal yang harus diketahui tentang prosedur perpindahan penduduk.
Hal ini diketahui oleh penulis selama mengikuti kegiatan magang di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta khusus nya pada
bidang kependudukan. Sehubungan dengan hal itu penulis menyusus
Tugas Akhir denagn judul Administrasi Kependudukan pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Surakarta (Studi Tentang Prosedur
Perpindahan Datang Penduduk).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan diatas yang
permasalahan dalam pengamatan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem administrasi kependudukan pada Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Surakarta?
2. Bagaimana prosedur administrasi perpindahan penduduk pada
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Surakarta?
C. Tujuan Pengamatan
Secara garis besar tujuan dari pengamatan uang penulis lakukan adalah
1. Tujuan Operasional
Untuk mengetahui petingnya administrasi kependudukan
serta prosedur administrasi perpindahan penduduk datang pada
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Surakarta.
2. Tujuan Fungsional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Sebagai sumbangsih pemikiran terkait tentang hasil
pengamatan prosedur administrasi penduduk pada Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Surakarta.
3. Tujuan Individual
Untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh sebutan
propesional Ahli Madya pada Program Diploma III Manajemen
Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Pengamatan
1. Memberikan gambaran mengenai administrasi kependudukan dan
prosedur administrasi perpindahan penduduk pada Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Surakarta.
2. Melatih kepekaan penulis terhadap berbagai peraturan
kependudukan yang berguna dalam lingkungan sosial.
3. Sebagai bahan informasi bagi pembaca maupun pihak-pihak yang
terkait yang mungkin ingin melakukan pengamatan yang lebih
mendalam dimasa yang akan datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN
A. Tinjauan Pusataka
I. Ilmu Kependudukan
Ilmu kependudukan adalah suatu ilmu yang tidak dapat
dipisahkan dari ilmu tentang kesehatan masyarakat dan yang paling
penting dari ilmu kependudukan adalah mengetahui struktur dari
suatu masyarakat pendekatan jenis apa yang harus dipakai untuk
berinteraksi dalam suatu populasi.(Said Rusli, 1994). Definisi lain
yang dikemukakan oleh ahli lain adalah :
Selain hal tersebut demografi memiliki arti sebagai tulisan atau
karangan mengenai rakyat atau penduduk yang dapat disimpulkan.
Demografi mempelajari struktur serta proses penduduk di suatu
wilayah, yang strukturnya meliputi : Jumlah, Persebaran dan
Komposisi Penduduk. (Said Rusli.1994)
Struktur penduduk dapat selalu berubah-rubah dan perubahan
ini disebabkan karena proses demografi yaitu : kelahiran (having
children), kematian ( dying) dan migrasi penduduk (moving). (Said
Rusli) Beberapa pengertian dari demografi adalah sebagai berikut :
1. Kajian kependudukan secara statistika dan matematika
menyangkut perubahan penduduk, besar atau jumlah,
komposisi dan distribusi penduduk melalui 5 komponen
demografi yakni fertillitas, mortalitas, perkawinan, migrasi
dan mobilitas sosial
2. Barcley (1981) lebih menekankan pada kajian tentang perilaku
penduduk secara keseluruhan buan pada perorangan dengan
fokus kajian pada statistika dan matematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
3. Houser and Duncan, lebih menitikberatkan pada dampak yang
ditimbulkan oleh perubahan-perubahan penduduk (akses dari
persebaran dan komposisi)
Dalam ilmu kependudukan juga dikenal istilah study
kependudukan, merupakan segala perubahan yang berhubungan
dengan aspek kehidupan berupa komponen-komponen (kelahiran,
kematian dan perpindahan) yang berkaitan dengan jumah, komposisi
dan distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.(Said
Rusli,1994). Demografi menekankan pada kajian-kajian tentang besar
atau jumlah, komposisi dan distribusi penduduk dalam suatu wilayah,
perubahan-perubahan dari jumlah penduduk, komposisi dan
distribusinya, komponen-komponen dari perubahan tersebut, faktor-
faktor yang mempengaruhi perubahan komponen-komponen, serta
konsekuensi dari perubahan baik jumlah, komposisi ataupun distribusi
dalam komponen-komponen tersebut. Berikut ini beberapa catatan
tentang kajian kependudukan :
a) Besar atau jumlah penduduk hanya dapat berubah melalui
fertilitas, mortalitas dan migrasi.
b) Bilamana seseorang lahir, mati atau pindah berarti secara terus
menerus penduduk bertamah atau bekurang
c) Penduduk bertambah dengan cara kelahiran , pindah datang
(moving-in) ke suatu wilayah
d) Demikian pula jumlah penduduk akan berkurang dengan adanya
kematian atau perpindahan keluar (moving-out) dari suatu
wilayah
Untuk mengetahui tentang peristiwa kependudukan tersebut
diperlukan sumber data. Sumber data yang biasanya dipakai dalam
ilmu kependudukan merupakan segala terbitan resmi, baik dalam
bentuk angka grafik atau gambar yang merupakan sumber data. Guna
menganalisa demografi suatu masyarakat secara geografis perlu
diketahui berapa jumlah penduduk yang tinggal disana. Bagaimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
penyebarannya, berapa yang lahir dan yang mati dalam tahun berjalan,
berapa yang masuk (moving-in) dan berapa yang keluar (moving-out)
Kependudukan juga dikenal 3 sumber data utama antara lain sensus
penduduk, survai sampel demografi, serta sistem regristrasi. (David
Lucas. 1984)
Sensus penduduk merupakan suatu perhitungan penduduk
secara lengkap dengan menghitung seluruh populasi dalam suatu
negara, biasanya dilakukan karena pemerintah ingin mendapatkan
data setiap penduduk yang meliputi nama, alamat, hubungan dengan
kepala keluarga, jenis kelamin, etnis, agama, umur, tahun kelahiran,
status perkawinan, kewarganegaraan, dan lain-lain. (Said Rusli.1994)
Jadi sensus penduduk merupakan keseluruhan proses pengumpulan
data (collecting), menghimpun dan menyusun (compiling) dan
menerbitkan data-data yang meliputi semua orang pada waktu tertentu
di suatu negara atau wilayah tertentu.
Bila sensus meliputi seluruh penduduk maka survey hanya
mengambil sampel dari seluruh populasi saja atau penduduk yang
dipilih sebagai wakil dari penduduk. Kendala yang dihadapi dalam
pengambilan sempel ini dapat menimbulkan kesalahan sampel
(sampeling error). Namun survey mempunyai kelebihan dari sensus
yaitu pengembalian data terkonsentrasi untuk tujuan tertentu karena
sangat berpotensi untuk dikembangkan baik dalam skala besar
maupun kecil, dilaksanakan oleh orang lain yang berbeda dan
biasanya terdiri dari tenaga profesional sesuai dengan sasaran masing-
masing dan dilaksanakan dengan cara yang berbeda pula, serta biaya
(cost) bisa lebih hemat sesuai dengan cakupannya. (Said Rusli,1994)
Sedangkan regristrasi merupakan suatu pengumpulan data
mengenai peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam masyarakat,
seperti kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, adopsi, migrasi
dan lain sebagainya. Jadi registrasi vital adalah semua sumber sejarah
yang tercatat secara resmi baik oleh pemerintah maupun oleh badan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
swasta lainnya. Oleh karena itu regristrasi vital merupakan sumber
utama untuk mengetahui perubahan penduduk.Kelebihan dari sistem
registrasi adalah data bertahan lama dan gampang diperoleh kapan
saja diperlukan.
Dari paparan diatas dapat dilihat dari ketiga sumber utama
kependudukan satu sama lain mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing- masing. Perbedaan karakteristik antara ketiga sumber
tersebut adalah tingkat kualitas data tersebut berbeda, dilakukan
dalam waktu tertentu, dan dilaksanakan dalam wilayah tertentu.
Menurut Said Rusli studi kependudukan terdiri dari beberapa analisa
demografi yang memiliki tujuan utama. Tujuan utama dari analisa
demogafi tersebut antara lain mengetahui kualitas dan distribusi
penduduk dalam suatu daerah tertentu, menjelaskan pertumbuhan
masa yang lampau, penurunannya dan persebarannya dengan data
yang tersedia, mengembangkan sebab akibat antara perkembangan
laju pertumbuhan penduduk dengan berbagai aspek sosial lainnya,
serta mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang
akan datang dengan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.
Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan diatas, diperlukan
sarana untuk pencapaiannya. Cara yang digunakan adalah
memberikan suatu pandangan yang berhubungan dengan informasi
dasar teori-teori atau pandangan bagaimana berasimilasi secara
demografi. (Said Rusli,1994) Pandangan-pandangan tersebut antara
lain :
a. Doktrin Pro Natalis
Masyarakat zaman dulu hanya menganut 1 paham yang
menginginkan keberadaan penduduk yang banyak sebagai generasi
pengganti akibat tingkat kematian yang telalu tinggi. Plato dalam
kestabilan jumlah
penduduk penting demi untuk menjamin kesempurnaan hidup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
manusia. Zaman emperium Romawi, dibawah Caesar Julius dan
Agustus Caesar ditandai dengan penganut Doktrin Pro-natalis.
Dalam hal ini penduduk yang banyak mutlak harus
dipersiapakan untuk kesiapan angkatan perang yang akan
menjamin keselamatan emperiumnya. Jadi paham ini lebih banyak
dianut oleh raja-raja zaman dahulu atau paling kurang masih
memiliki pemikiran tradisional.
b. Doctrine Anti Natalis
Paham ini didominasi oleh aliran kristenisi yang mulai
berkembang di Eropa Tengah, dan doktrin ini berkembang dengan
sangat pesat. Dewasa ini hampir semua negara berkembanng atau
maju sudah menganut doktrin Anti-Natalis, karena dalam
kenyataannya proses pembangunan ekonomi harus berorientasi
pada keseimbangan antara jumlah penduduk dengan pertumbuhan
ekonomi. Hal ini menimbulkan berbagai teori tentang
kependudukan. Menurut David Lucas, teori kependudukan diawali
negara Cina pada tahun 500 tahun sebelum masehi. Pada saat itu
teori kependudukan menekankan pada pertumbuhan penduduk
yang sangat besar dapat mengurangi standar hidup masyarakat,
baik dari segi sosial dan ekonominya. Berawal dari itulah, banyak
bermunculan tentang teori-teori kependudukan. Teori
kependudukan yang paling terkenal yaitu :
1. Pandangan Maltus
Thomas Robert Maltus (1798) seorang ahli di bidang ekonomi
yang juga seorang pendeta terkenal di Inggris. Maltus saat itu
berpandangan bahwa penduduk memiliki kemampuan luar
biasa untuk berkembang. Jika pertumbuhan penduduk tersebut
tidak dikendalikan maka pertumbuhannya akan mengikut deret
ekonomi dan pangan akan mengikuti deret pola hitung (1, 2, 3,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Maltus ada 2 cara pengendaliannya,
yaitu :
1. Positive Check : yaitu cara pengendalian yang tidak
moralis dan tidak dapat dikontrol seperti perang, wabah,
atau perlakuan manusia lainnya yang tidak
berperikemanusiaan.
2. Preventive Check : yaitu dengan pengekangan moral
dalam membatasi kelahiran (birth control ). dan untuk
ini cara yang dianjurkan adalah dengan menunda atau
pendewasaan perkawinan (PUP)
Maltus sendiri pada waktu itu konsekuen dengan apa
yang diucapkannya yaitu dengan menikah pada usia 35 tahun
dan hanya punya 2 anak. Maltus sangat yakin bahwa secara
alamiah konsekuensi pertumbuhan penduduk yang tidak bisa
dikendalikan adalah kelaparan, alasannya adalah :
a. Manusia memiliki kemampuan berkembang secara
alamiah dan tidak terbatas secara natural
b. Sedangkan penigkatan makanan selalu tidak akan
mengimbangi pertumbuahn penduduk.
c. Pertumbuhan penduduk yang pesat juga akan
menciptakan pengangguran.
Dari pendapat Maltus diatas banyak mendapatkan
sanggahan dari berbagai pihak karena Maltus tidak
mempertimbangkan kemajuan tekhnologi yang dapat
memberikan efek yang cukup berarti bagi peningkatan taraf
hidup masyarakatnya.(Said Rusli,1994)
2. Paham Marvist
Setelah masa Maltus munculah generasi berikutnya. Karl
Marvist dan Friedrich Engels (1834) adalah generasi sesudah
Maltus. Paham Marvist umumnya tidak setuju dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
pandangan Maltus, karena menurutnya paham Maltus
bertentangan dengan nurani manusia. Dasar yang digunakan
sebagai pegangan Marvist yaitu belajar dari berbagai
pengalaman yang sebelumnya bahwa manusia sepanjang
sejarah akan menyusuaikan diri dengan perkembangan
zaman. Berati manusia tidak mampu bertahan dalam keadaan
yang sama untuk jangka waktu tertentu. Oleh karena itu
diperlukan suatu sistem agar dapat mengimbangi kecepatan
laju pertumbuhan penduduk itu sendiri.
II. Mobilitas Penduduk
Semakin hari laju pertumbuhan penduduk begitu cepat
bertambah. Seiring dengan perkembangan zaman, manusia tidak dapat
berdiam dalam suatu wilayah saja. Banyak diantara mereka melakukan
mobilitas. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu
daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat
nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun
internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap).
Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi merupakan
bagian dari mobilitas penduduk. Migrasi adalah perpindahan penduduk
dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau
batas administrasi dengan tujuan untuk menetap. (David Lucas,1984)
Dari paparan diatas migrasi dapat terjadi di dalam satu negara
maupun antar Negara. Migrasi dibagi menjadi dua golongan yaitu
migarsi internasional dan migrasi nasional.
Migrasi internasional merupakan perpindahan penduduk dari
suatu negara ke negara lainnya. Migrasi internasional dapat dibedakan
atas tiga macam yaitu Imigrasi, Emigrasi dan Remigrasi.( David Lucas,
1984) Imigrasi yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara
lain dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut
imigran. Jika Imigrasi bertujuan untuk menetap maka emigrasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
merupakan keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang
yang melakukan emigrasi disebut emigran. Remigrasi atau repatriasi,
yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya. Migrasi Nasional atau
Internal merupakan perpindahan penduduk di dalam satu negara.
Migrasi nasional atau internal terdiri atas beberapa jenis, yaitu sebagai
berikut :
1) Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan
tujuan menetap. Terjadinya urbanisasi disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain Ingin mencari pekerjaan,
karena di kota lebih banyak lapangan kerja dan upahnya
tinggi kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi, kemudian Ingin mencari pengalaman
di kota serta ingin lebih banyak mendapatkan hiburan
dan sebagainya
2) Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau
yang padat penduduk ke pulau yang jarang penduduknya
di dalam wilayah republik Indonesia. Transmigrasi
pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun 1905
oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama
kolonisasi. Berdasarkan pelaksanaannya, transmigrasi di
Indonesia dapat dibedakan atas :
a. Transmigrasi Khusus, yaitu transmigrasi yang
dilaksanakan degan tujuan tertentu, seperti
penduduk yang terkena bencana alam dan daerah
yang terkena pembangunan proyek
b. Transmigrasi Spontan (swakarsa), yaitu
transmigrasi yang dilakukan oleh seseorang atas
kemauan dan biaya sendiri
c. Transmigrasi Lokal, yaitu transmigrasi dari suatu
daerah ke daerah yang lain dalam propinsi atau
pulau yang sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
d. Transmigrasi Umum, yaitu transmigrasi yang
dilaksanakan dan dibiayai oleh pemerintah
3) Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa
dengan tujuan menetap. Ruralisasi merupakan kebalikan
dari urbanisasi. Artinya setiap penduduk yang pindah
bertujuan tidak mencari pekerjaan ataupun hiburan,
melainkan ingin bertempat tinggal di desa. Hal ini terjadi
dikarenakan penduduk di kota merasa jenuh dengan
rutinitas dan kesibukan. Sebagian dari penduduk kota
mehabiskan sisa pensiunnya dengan membagun ruma di
desa.
Selain jenis migrasi yang disebutkan di atas, terdapat jenis migrasi
yang disebut evakuasi. Evakuasi adalah perpindahan penduduk yang
yang terjadi karena adanya ancaman akibat bahaya perang, bencana
alam dan sebagainya. Evakuasi dapat bersifat nasional maupun
internasional.
Seperti di negara-negara di dunia yang penduduknya sangat
dipengaruhi migrasi. Perpindahan ini disebabkan pertumbuhan
penduduk secara alami. Semakin meluap penduduk pada daerah tertentu
maka penduduk akan melakukan migrasi.
Banyak hal yang mempengaruhi seseorang melakukan migrasi.
Faktor-faktor yang menyebabkan migrasi anatara lain dari segi ekonomi
keinginan mencari kehidupan yang lebih baik di tempat yang baru,
keselamatan merupakan keinginan menyelamatkan diri dari bencana
alam seperti tanah longsor, gempa bumi, banjir, gunung meletus dan
bencana alam lainnya, segi keamanan migrasi yang terjadi akibat
adanya gangguan keamanan seperti peperangan, dan konflik antar
kelompok, faktor politik migrasi yang terjadi oleh adanya perbedaan
politik di antara warga masyarakat seperti RRC dan Uni Soviet (Rusia)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
yang berfaham komunis, faktor agama mempengaruhi migrasi yang
terjadi karena perbedaan agama, misalnya terjadi antara Pakistan dan
India setelah memperoleh kemerdekaan dari Inggris, faktor kepentingan
pembangunan menyebabkan migrasi yang terjadi karena daerahnya
terkena proyek pembangunan seperti pembangunan bendungan untuk
irigasi dan PLTA, dan faktor pendidikan adalah migrasi yang terjadi
karena ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
(Sudarto. 2010. Mobilitas Penduduk. Bahan Persentasi Kuliah. Tidak
Diplubikasikan)
Pada dasarnya ada dua pengelompokan faktor-faktor yang
menyebabkan seseorang melakukan migrasi, yaitu faktor pendorong
(push factor) dan faktor penarik (pull factor). (Sudarto. 2010. Mobilitas
Penduduk. Bahan Persentasi Kuliah. Tidak Diplubikasikan). Faktor-
faktor pendorong antara lain makin berkurangnya sumber-sumber
kehidupan seperti menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnya
permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin
susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari pertanian,
Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah
untuk pertanian di wilayah perdesaan yang makin menyempit), adanya
tekanan-tekanan seperti politik, agama, dan suku, sehingga
mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal, alasan pendidikan,
pekerjaan atau perkawinan, bencana alam seperti banjir, kebakaran,
gempa bumi, tsunami, musim kemarau panjang atau adanya wabah
penyakit, tidak cocok dengan adat istiadat. Sedanglan faktor-faktor
penarik seseorang untuk migrasi adalah adanya harapan akan
memperoleh kesempatan untuk memperbaikan taraf hidup, adanya
kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik, keadaan
lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya iklim,
perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas publik lainnya, ajakan orang
yang diharapkan sebagai tempat berlindung, adanya aktivitas-aktivitas
di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
tarik bagi orang-orang daerah lain untuk bermukim di kota besar.
(Sudarto. 2010. Mobilitas Penduduk. Bahan Persentasi Kuliah. Tidak
Diplubikasikan)
Dari dorongan tersebut migrasi penduduk akan berdampak pada
daerah tujuan. Migrasi penduduk baik nasional maupun internasional
masing-masing memiliki dampak positif dan negatif terhadap daerah
asal maupun daerah tujuan. Adanya penanaman modal asing yang dapat
mempercepat pembangunan, adanya pengenalan ilmu dan teknologi
dapat mempercepat alih teknologi, dapat menambah rasa solidaritas
antarbangsa, dan membantu memenuhi kekurangan tenaga ahli
merupakan dampak positif jika seseorang melakukan migrasi
internasional.
Namun dampak negatif dari migrasi dalam kependudukanlah
yang sangat perlu diperhatikan karena sangat berpengaruh dalam citra
negara dalam pencatatan kependudukan dan penjelasan status penduduk
itu sendiri sebagai warga negara. Berikut beberapa dampak positif dan
negatif dari Mobilitas penduduk yang lebih terperinci lagi. Dampak
positif dari mobilitas pendududuk dalam pencatatan status
kependudukan sangat jelas dan memudahkan negara dalam
meningkatkan perekonomian negara tersebut. Sebagai contoh
pencatatan dalam mengurangi ketergantungan tenaga ahli dari luar
negeri, terutama orang yang belajar ke luar negeri dan kembali ke
negara asalnya, kemudian dalam pencatatan penduduk dapat
menajemen pemerataan penduduk sehingga dapat meningkatkan
produksi pertanian seperti perluasan perkebunan kelapa sawit, karet,
coklat dan lain-lain sehingga dalam mengkordinir sistem administrasi
penduduk lebih mudah dipahami. Tidak hanya itu saja mobilitas
penduduk juga dapat mengurangi pengangguran bagi daerah yang padat
penduduknya, memenuhi kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan
transmigrasi, dan meningkatkan taraf hidup penduduk desa, serta
perekonomian di kota semakin berkembang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Dampak negatif lainya dari mobilitas kependudukan yang
merupakan sumber masalah pencatatan kependudukan yang secara
tidak langsung berdampak pada sistem administrasi penduduk. Sebagai
contoh adalah imigran yang masuk adakalanya di antara mereka
memiliki tujuan yang kurang baik seperti pengedar narkoba, bertujuan
politik, dan lain-lain, masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa, emigran tidak resmi dapat memperburuk citra
negaranya, kekurangan tenaga terampil dan ahli bagi negara yang
ditinggalkan, terbengkalainya tanah pertanian di daerah trasmigrasi
karena transmigran tidak betah dan kembali ke daerah asalnya. Hal
inilah yang nantinya akan menyebabkan kurang optimalnya
administrasi penduduk karena pencatatan mobilitas penduduk yang
tidak tertata dengan baik. Untuk itu perlu adanya penanggulangan serta
usaha-usaha dalam menghadapi masalah. Penanggulangan masalah
dapat diatasi dengan menberikan pengadministrasi tentang perpindahan
agar mendapatkan data kependudukan yang valid.
III. Administrasi Kependudukan
Untuk menanggulangi dampak dari mobilitas tersebut,
diperluka suatu mekanisme yang mampu mengendalikan seluruh
penduduk yang ada pada suatu negara itu. Sehingga sangat diperlukan
administrasi kependudukan. Administrasi Kependudukan merupakan
rangkaian kegiatan penataan dan pengendalian penerbitan dokumen dan
Data Kependudukan melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan sipil,
Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan serta
pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan
sektor lain. Sesuai dengan penjelasan atas Undang-Undang republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2006, Administrasi Kependudukan
diarahkan untuk Memenuhi hak asasi setiap orang di bidang
Administrasi Kependudukan tanpa diskriminasi dengan pelayanan
publik yang profesional, Mrningkatkan kesadaran Penduduk akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
kewajibannya untuk berperan serta dalam pelaksanaan Administrasi
Kependudukan, Memenuhi data statistik secara nasional mengenai
Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting, Mendukung
perumusan kebijakan dan perencanaan pembangunan secara nasional,
regional, serta lokal dan Mendukung pembangunan sistem Adminstrasi
Kependudukan.
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan bertujuan untuk
memberikan keabsahan identitas dan kepastian hukum atas dokumen
penduduk untuk setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting
yang dialami oleh penduduk, memberikan perlindungan status hak sipil
penduduk, menyediakan data dan informasi kependudukan secara
nasional mengenai Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil pada
berbagai tingkatan secara akurat, lengkap, muktakir, dan mudah diakses
sehingga menjadi acuan bagi perumusan kebijakan dan pembangunan
pada umumnya serta menyediakan data Penduduk yang menjadi
rujukan dasar bagi sektor terkait dalam penyelenggaraan dalam setiap
kegiatan pemerintah, pembangunan dan masyarakat. (Fahtoni,2009 )
Mengingat seluruh kewenangan bidang pemerintahan, kecuali
kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan,
peradilan, moneter dan fiskal,agama, serta kewenangan bidang
lain,telah diserahkan kepada daerah Kabupaten/Kota (diatur dalam
Pasal 7 Ayat (1) dan ayat (2) jo Pasal 11 Undang-undang Nomor 22
tahun 1999), maka pendaftaran pindah dan datang penduduk dalam
wilayah Indonesia, pelaksanaanya dilakukan oleh pemerintah
Kabupaten/ Kota. Pemerintah Kota berkewajiban dan bertanggung
jawab menyelenggarakan urusan Administrasi Kependudukan, yang
dilakukan oleh walikota dengan kewenangan meliputi:
1. Koordinasi penyelenggara Administrasi Kependudukan
2. Pembentukan Instansi Pelaksana yang tugas dan fungsinya di
bidang Administrasi Kependudukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
3. Pengaturan teknis peyelenggara Administrasi Kependudukan
sesuai dengan kententuan perundang-undangan
4. Pembinaan dan sosialisasi peyelenggaraan administrasi
kependudukan
5. Pelaksanaan kegiatan pelayanan masyarakat di bidang
administrasi kependudukan
6. Penugasan kepada desa untuk meyelengarakan sebagian
urusan administrasi kependudukan berdasarkan asas tugas
pembantuan
7. Pengolahan dan penyajian Data Kependudukan berskala Kota
8. Koordinasi pengawasan atas peyelenggaraan administrasi
kependudukan
Berdasarkan hal-hal tersebut diperlukan peraturan berupa
pedoman tentang pendaftaran penduduk, yang mengatur pula tentang
pendaftaran dan datang penduduk dalam wilayah Indonesia, dalam
pedoman tersebut diatur tentang persyaratan keseragaman sebagai
salah satu Sub Sistem dari Pemerintah Penduduk. (Fahtoni,2009 ) Hal
tersebut sangat penting artinya mengingat fungsi pendaftaran
penduduk berimplikasi pada aspek hukum seseorang/keluarga
terhadap pemerintah maupun masyarakat.
Dokumen kependudukan merupakan dokumen yang resmi
dan diterbitakan oleh Instansi Pelaksana yang mempunyai kekuatan
hokum dan data autentik yang dihasilkan oleh Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil. (Fahtoni.2009) Adapun Dokumen-Dokumen
tersebut anatara lain Biodata penduduk, Kartu Keluarga (KK), Kartu
Tanda Penduduk (KTP), Surat Keterangan Kependudukan, dan Akta
Pencatatan Sipil. Sedangkan Surat Keterangan Kependududkan
meliputi , Surat Keterangan pindah, Surat Keterangan pindah dating,
Surat Keterangan pindah ke luar negeri, Surat Keterangan dating ke
luar negeri , Surat Keterangan tempat tinggal, Surat Keterangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
kelahiran, Surat Keterangan lahir mati, Surat Keterangan pembatalan
perkawinan, Surat Keterangan pembatalan perceraian, Surat
Keterangan kematian, Surat Keterangan pengakatan anak, Surat
Keterangan pelepasan kewarganegaraan Indonesia, Surat Keterangan
pengganti tanda identitas, sertan Surat Keterangan pencatatan Sipil
Sesuai dengan peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008, mengenai persyaratan dan tata cara pendaftaran
penduduk dan pencatatan sipil terdapat beberapa istilah penting,
meliputi :
1. Sistem informasi administrasi kependudukan yang selanjutnya
disingkat SIAK adalah sistem informasi nasional yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
memfasilitasi pengelolaan infomarsi administrasi
kependudukan di setiap tingkatan wilayah administrasi
pemerintahan.
2. Pengelolaan administrasi kependudukan adalah pengumpulan,
perekaman, pengelolaan dan pemuktakiran data hasil
pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil untuk penerbitan
dikumen penduduk petukaran data pownduduk dalam rangka
penujang pelayanan publik serta penyajian informasi
kependudukan guna perumusan kebijakan dan pembangunan.
3. Tempat perekaman data kependudukan yang selanjutnya
disingkat TPDK adalag fasilitas yang dibangun kabupaten atau
kota kecamatan atau kelurahan untuk melakukan perekaman
pengelolaan dan pemuiktakiran data hasil pendaftran penduduk
dan penacatatan sipil untuk penerbitan dokumen penduduk
serta penyajian informasi kependudukan.
4. Pendaftaran kependudukan adalah proses regristrasi penduduk
yang meliputi pendaftaran biodata penduduk retan dan
pelaporan atas peristiwa kependudukan serta penerbitna
dokumen penduduka berupa identitas kependudukan kartu atau
keterangan yang dikeluarkan oleh instansi penyelenggara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
5. Prosedur dan data cara penyelenggara pendaftaran penduduk
adalah rangkaian proses yang dilakukan dalam peyelenggaraan
pendaftaran penduudk termasuk persyaratan bentuk masukan
dan keluaran.
6. Peristiwa kependudukan adalah kejadian yang dialami
penduduk yang harus dilaporkan karena membawa implikasi
terhadap penerbitan atau harus dilaporkan kareena membawa
implikasi terhadap penerbitan atau perubahan KK, KTP atau
Surat Keterangan Kependudukan lainya, mengenai Pindah
Datang Penduduk.
7. Penduduk adalah WNI dan orang asing yang bertempat tinggal
di indonesia.
8. Orang asing adalah orang yang bukan WNI.
9. Orang asing tinggal tetap adalah orang asing yang berada
dalam wilayah Negara RI dan telah mendapat izin terbatas dari
instansi yang berwenang.
10. Orang asing tinggal terbatas adalah orang asing yang tinggal
terbatas di wilayah Negara Ri dan telah mendapat ijin tinggal
dari instasi berwenang.
11. Penduduk sementara adalah setiap warga Negara Asing WNA
dan WNI yang tinggal untuk sementara di wilayah kota
Surakarta
12. Surat Keterangan Pendaftaran Pendududk Sementara
selanjutnya disebut SKPPS adalah surat keterangan bagi warga
Negara Asing pemegangan KITTAS yang bertempat tinggal
sementara dalam wilayah Kota Surakarta.
13. Kartu indentitas Tamu selanjutnya disebut KIT adlah kartu
yang memuat data kependudukan setiap ornag tamu yang
wajib dimiliki selama tamu tersebut tinggal diwilayah Kota
Suraakarta dan tidak ingin menjadi penduduk tetap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
14. Kartu identitas anak selanjutnya disebut KIA adalah kartu
bukti diri yang sah yang diberikan kepada setiap penduduk
yang belum genap berusia 17 tahun dan membutuhkannya
untuk berbagai kepentingan dan atau keperluan khusus.nomor
induk kependudukan yang selanjutnya disebut NIK adalah
Nomor Identitas Penduduk yang bersifat unit atau khusus
tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai
penduduk Indonesia.
15. Keluarga adalah unit kecil dalam masyarakat terdiri dari suami
istri atau suami istri anak, atau ayah dan anaknya, atau ibu
dengan anaknya,dan orang lain yang menjadi tanggung jawab
keluarga.Kepala keluarga adalah orang yang bertempat tinggal
dengan orang lain baik mempunyai hubungan darah maupun
tidak dan akan bertanggung jawab terhadap keluarga, orang
yang bertempat tinggal seorang diri, serta kepala kesatria
asrama rumah yatim piatu dan lain lain dimana beberapa orang
tinggal bersama.
16. Anggota keluarga orang yang menjalin kehidupan bersama
dan bertempat tinggal dalam satu bangunan dengan kepala
keluarga karena adanya hubungan darah perkawinan atau
ikatan lainnya.
17. Kartu keluarga selanjutan disebut KK adalh kartu Indentitas
keluarga memuat data tentang nama, susunan dan hubungan
dalam keluarga , serta karak teristik keluarga.
18. Kartu tanda kependudukan yang selanjutan disebut KTP adalh
bukti diri sebagai legitimasi penduduk yang diterbitkan oleh
Pemerintah kota.
19. Akta pencatatan sipil adalh data otentik yang berisi catatan
lengkap seseorang mengenai kelahiran perkawinan perceraian
kematian pengakuan dan pengesahan anak pengakatan dan
perubahan nama yang diterbitkan dan disimpan oleh Dinas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
20. Kutipan akta nikah adalah catatan pokok yang dikutip dari akta
cataatan sipil dan merupakan alat bukti sah bagi diri yang
bersangkutan maupun pihak ketiga mengenai kelahiran
perkawinan kematian pengakuan dan pengesahan anak,
pengakatan dan perubahan nama.
21. Kutipan akta kedua dan seterusnya adalah kutipan akta catatan
sipil yang kedua dan seterusnya yang dapt diterbitkan oleh
Dinas karena dengan Surat Keterangan dari pihak yang
berwajib
22. Surat keterangan adalah keterangan yang dibuat olehdinas
yang berhungan dengan pelayanan catatan sipil baik yang
sudah diterbitkan maupun yang akan diterbitkan yang
dikeluarkan dari dalam negeri maupun luar negri.
Istilah-istilah diatas sering ditemukan pada Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil. Hal ini perlu diketahui oleh halayak agar
penduduk kita tidak ragu dalam mengadata diri guna tertib dokumen.
B. Metode Pengamatan
1. Lokasi Pengamatan
Pengamatan ini dilakukan di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Surakarta. Jln. Bhayangkara No. 3, Telp.
(0271) 714886 Fax. (0271) 731093 Surakarta 57141.
Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut:
1. Terdapat masalah yang ingin dikaji dan diamati sesuai
dengan judul pengamatan, karena kantor Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta
merupakan instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang
adminstrasi kependuduk,agar terwujudnya masyarakat kota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
yang berbudaya dan beridentitas serta mempunyai alat bukti
yang otentik.
2. Di lokasi, penulis mendapat ijin untuk melaksanakan
pengamatan yang memungkinkan penulis mendapatkan
data-data yang diperlukan sesuai dengan permasalahan yang
diteliti.
3. Lokasi yang mudah dijangkau dan strategis.
2. Jenis Pengamatan
Observasi berperan aktif, sehingga jenis laporan ini adalah
deskriptif kualitatif. Observasi berperan aktif ini merupakan cara
khusus, dan peneliti tidak bersikap pasif sebagai pengamat, tetapi
melainkan berbagai peran dimungkinkan dalam suatu situasi yang
berkaitan dengan penelitiannya, dengan mempertimbangkan akses
yang bisa diperolehnya yang bisa bermanfaat bagi pengumpulan
data. Peneliti bahkan berperan yang tidak hanya dalam bentuk
berdialog atau bercakap yang mengarahkan pada pendalaman dan
kelengkapan datanya, tetapi juga bisa mengarahkan peristiwa-
peristiwa yang sedang dipelajari demi kemantapan datanya.
3. Sumber Data
Sumber Data merupakan hal yang sangat penting bagi
peneliti karena ketetapan memilih dan menentukan jenis sumber
data akan menentukan ketetapan dan kekayaan data atau kedalaman
informasi yang diperoleh (H.B Sutopo, 2002:49).
a. Informan
Jenis sumber data yang berupa manusia yang sering
dikenal sebagai informan dengan pengertian bahwa
pengamat memiliki posisi lebih penting daripada informan
yang sekedar memberi tanggapan pada apa yang diminta
oleh pengamat. Sehubungan dengan permasalahan
administrasi kependudukan yang dapat dijadikan sebagai
informan dalam pengamatan ini adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
1. Bagian Kependudukan pada Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Surakarta.
2. Pengelola data administrasi kependudukan
yang menghimpun dan mengelola data
tersebut
3. Seksi administrasi kependudukan khususnya
dalam bidang perpindahan datang penduduk.
4. Bagian umum yang mengurusi segala
kegiatan kantor.
b. Sumber Tertulis
Sumber tertulis merupakan bahan tertulis yang
bergayutan dengan suatu peristiwa tertentu, namun dapat
diartikan pula sebagai catatan rekaman yang lebih bersifat
formal dan terencana dalam organisasi sebagai bagian dari
mekanisme kegiatannya. Dalam penelitian ini yang dapat
dijadikan sebagai sumber data adalah :
1. Sumber Arsip (dokumen) :
Dengan cara mencari arsip-arsip yang
berkaitan dengan sejarah dari Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta dan informasi
tentang berbagai macam kegiatan yang dilakukan
pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Surakarta tersebut. Dokumen yang diperoleh
meliputi profil Dinas Kependuduksn dan Pencatatan
Sipil Surakarta serta beberapa data pendukung
lainnya.
2. Sumber buku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Dengan cara mencari buku-buku yang berisi
tentang Adminstrasi Kependudukandan Administrasi
Perpindahan datang Penduduk di kantor Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta.
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan cara
metode sebagai berikut:
1. Wawancara
Suatu metode pengumpulan berita, data, atau
fakta dilapangan yang prosesnya dilakukan secara
langsung dengan bertatap muka langsung (face to face)
dengan nara sumber.(HB.Sutopo,2002) Langkah ini
termasuk salah satu teknik untuk memperoleh
informasi dengan cara mewawancarai langsung dengan
pihak-pihak yang bersangkutan di kantor Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta
untuk memperoleh data penunjang yang relevan.
2. Observasi
Metode dengan cara-cara pengumpulan data
dengan mengamati, melihat, mendengarkan dan
menganalisis serta mengadakan pencatatan secara
sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat dan
mengamati individu atau kelompok secara langsung
terhadap kondisi dan kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan gambaran nyata kantor Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta.
3. Metode Kepustakaan
Segala usaha dan cara yang dilakukan oleh
pengamat untuk menghimpun informasi yang relevan
dengan topik atau masalah yang akan atau sedang
diamati dengan membaca, menelusuri serta menelaah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
buku pedoman, buku-buku ilmiah, laporan penelitian,
ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak
maupun elektronik lain serta dengan buku-buku lainnya
sebagai referensi dan menggali teori-teori yang
berkembang yang ada hubungannya denga materi
pengamatan, sehingga dapat dipercaya kebenarannya. (
H.B Sutopo, 2002)
5. Teknik analisis data
Teknik analisa data yang digunakn dalam penelitian ini
adalah analisis kualitatif. Analisis kualitatif ini mengacu pada
proses analisa yang dikembangkan oleh Miles dan Hubernman
(dalam Sutopo,2002),ada tiga komponen yang merupakan model
yang saling terjalin atau model interaktif,yaitu:
a. Reduksi data
Proses seleksi, pemfokusan, penyerderhanaan dan
abtraksi dari semua jenis informasi yang tertulis lenmgkap
dalam catatan lapangan. Proses ini berlangsung terus
menerus sepanjang pelaksananan pengamatan. Bahkan
prosesnya diawali sebelum pelaksanaan pengumpulan data
di lapangan. Artinya reduksi data sudah berlangsung sejak
pengamat mengambil keputusan, melakukan pemilihan
kasus,meyusun pertanyaan pengamtan yang menekankan
pada fokus tertentu,tentang kerangka kerja konseptual dan
bahkan menetukan cara pengumupulan data yang akan
digunakan.
b. Sajian data
Suatu rangkaian organisasi informasi, deskripsi
dalam bentuk narasi lengkap yang untuk selanjutnya
memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian
data ini merupakan rakitan kalimat yang disusun secara
logis dan sistematis, sehingga bila dibaca akan bisa mudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan
pengamat untuk berbuat sesuatu pada analisis ataupun
tindakan lain berdasarkan pemahamannya tersebut. Sajian
data yang baik dan jelas sistematisnya, akan banyak
menolong pengamat sendiri dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
c. Penarikan kesimpulan
Dari awal pengumpulan data, pengamat sudah harus
memahami apa arti dari berbagai hal yang ia temui dengan
melakuakn pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola,
pertanyaan-pertanyaan,konfigurasi yang mungkin, arah
sebab akibat,dan berbagai proposisi.
Pengumpulan
Data
Reduksi Data Sajian Data
Penarikan simpulan/
Verifikasi
Model Analisis Interaktif
Pengumpulan data yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan judul yang
dibuat. Data yang diperoleh berupa dokumen, hasil observasi ,dan hasil
wawancara. Dari sejumlah data tersebut, penulis peroleh pada saat melakukan
kuliah kerja magang pada Dispensukcapil Surakarta. Setelah penulis memperoleh
data sebanyak-banyaknya maka penulis memulai dengan seleksi dan pemilahan
data guna melengkapi data pada tugas akhir yang dibuat. Penulis menyajikan data-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
data tersebut dalam bentuk tugas akhir ini. Sebagai penutup, penulis
menyimpulkan hasil data-data tersebut untuk digunakan sebagai akhir penulisan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI
A. Lokasi dan Dasar Hukum
Kota Surakarta memiliki luas wilayah Kota Surakarta memiliki
luas wilayah 44,04 Km2 terbagi menjadi 5 kecamatan dan 51 Desa di Kota
Surakarta berbatasan langsung dengan Kabupaten Karanganyar dan
Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten sukoharjo di sebelah
selatan, Kabupaten sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar di sebelah
timur dan barat. Banyak tempat menarik yang ada diwilayah ini, seperti
pasar klewer, batik dan keraton. Eksistensi keraton Kasunanan surakarta
Hadiningrat dan Mangkunegaran menjadikan Surakarta sebagai poros
sejarah, seni, budaya, yang memiliki nilai jual. Hal ini merupakan salah
satu alasan menjadikan kota Surakarta memiliki daya magnet tersendiri
untuk menarik para wisatawan baik dari dalam maupun luar wilayah kota
Surakarta bermobilisasi di wilayah Surakarta.
Instansi pemerintahan yang berwenang dalam hal kependudukan di
Kota Surakarta adalah dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta beralamat di Jl.
Bhayangkara no.3 tlp. (0271) 714886, Fax (0271) 731093, email :
dkcsolo@telkom net. Dispendukcapil Kota Surakarta ini membawahi 5
kecamatan, antara lain Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres, dan
Banjarsari. Jumlah keseluruhan dari Rukun Warga (RW) adalah 592
sedangkan Rukun Tetangga (RT) mencapai 2644.
Dasar hukum yang digunakan oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Surakarta adalah sebagai berikut :
a. Staatsblad 1849 Nomor 25 tentang Pencatatan Sipil Golongan Eropa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
b. Staatsblad 1917 Nomor 130 Jo.Staatsblad 1919 No.81 tentang
Pencatatan Sipil Golongan Tionghoa.
c. Staatsblad 1920 Nomor 751 jo.Staatsblad 1927 No. 564 tentang
Pencatatan Sipil bagi orang Indonesia.
d. Staatsblad 1933 No. 75 jo Staatsblad 1936 No. 607 tentang Pencatatan
Sipil bagi golongan Indonesia, Jawa, Madura dan Minahasa.
e. KUH Perdata ( BW )
f. UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
g. UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
h. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU No.
1 Tahun 1974.
i. Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 6 Tahun 2002 tentang
Pendaftaran Penduduk dan Akta Catatan Sipil.
j. Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 8 Tahun 2003 tentang Perubahan
Atas Perda No. 6 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran
Penduduk dan Akta Catatan Sipil.
k. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.88 Tahun 2004 tentang
Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan.
l. Keputusan Walikota Surakarta No. 474/83/1/2004 jo No 470 /
151/1/2005 tentang Pelaksanan Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan.
m. Peraturan Walikota Surakarta No. 8 Tahun 2005 tentang Petunjuk
Pelaksanan Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 6 Tahun2002.
n. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
Di Daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
B. Tugas Pokok, Visi, dan Misi
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta
memiliki tugas pokok, visi, dan misi yang sesuai dengan perda No.6
Tahun 2001, sebagai berikut :
1. Tugas Pokok
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kependudukan dan pencatatan sipil.
2. Visi
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta
adalah professional dalam pelayanan agar terwujud masyarakat kota
yang berbudaya dan beridentitas serta mempunyai alat bukti yang
otentik.
3. Misi
Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kota Surakarta
adalah,
a. mewujudkan pelayanan masyarakat dibidang tertib
administrasi kependudukan yang mudah, tepat, cepat, dan
pasti.
b. Menyimpan dan memelihara dokumen akta secara
professional
c. Melakukan kegiatan penyuluhan yang efisien dan efektif
d. Melaksanakan kegiatan pelayanan ketatausahaan yang prima
e. Memberikn kontribusi kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
C. Susunan Organisasi
Susunan organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Surakarta berdasarkan perda Nomor 6 tahun 2001, tersebut sebagai
berikut:
1. Kepala dinas
2. Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
a. Sub Bagian umum
b. Sub Bagian Kepegawaian
c. Sub Bagian keuangan
3. Sub Dinas program, terdiri dari :
a. Seksi Perencanaan
b. Seksi Pengendalian
4. Sub dinas Kependudukan, terdiri dari :
a. Seksi pendaftaran Penduduk
b. Seksi mutasi Penduduk
5. Sub Dinas Catatan Sipil, terdiri dari:
a. Seksi perkawinan dan perceraian
b. Seksi kelahiran, kematian, pengakuan,dan pengesahan anak
6. Sub Dinas Dokumentasi dan Informasi, terdiri dari :
a. Seksi pengelolaan dokumen
b. Seksi pelayanan dokumen
c. Sekdi penyuluhan
7. Kelompok Jabatan Fungsional,terdiri dari :
a. Pranata komputer
b. Aspirasi
c. Pustakawan
Untuk lebih jelas susunan organisasi Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Surakarta tersebut disingkat dalam bentuk bagan
organisasi sebagaimana pada gambar III.1 berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Untuk penjelsan mengeani jabatan struktural, penulis hanya
menjelaskan tentang sub bagian pendaftaran penduduk. Hal ini disebabkan
penulis hanya membahas pada masalah kependudukan. Jabatan struktural
ini berdasarkan Keputusan Walikota Nomor 26 tahun 2001 tentang
pedoman uraian tugas dinas kependudukan dan pencatatan sipil kota
Surakarta.
Sub Dinas Kependudukan mempunyai tugas menyelenggarakan
pembinaan pendaftaran dan mutasi penduduk sesuai dengan kebijakan
yang ditetapkan oleh Kepala Dinas, antara lain meliputi :
1.Merencanakan dan melaksanakan pembinaan teknis di bidang
pendaftaran dan mutasi penduduk.
2. Mengumpulkan dan mengolah data dan informasi
kependudukan.
3. Menyelenggarakan pelayanan administrasi kependudukan
4. Melaksanakan administrasi kependudukan.
Sub Dinas Kependudukan ini, terdiri dari dua bidang seksi untuk
administrasi kependudukan yaitu
1. Seksi Pendaftaran Penduduk
Seksi Pendaftaran Penduduk mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan pendaftaran penduduk,
antara lain meliputi :
a. Merencanakan dan melaksanakan pembinaan dan pelayanan
pendaftaran penduduk.
b. Memproses Nomor Induk Kependudukan (NIK).
c. Memproses permohonan Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda
Penduduk (KTP), Kartu Identitas Anak (KIA), dan Kartu
Identitas Tamu (KIT).
d. Menyelenggarakan pembinaan teknis dan administrasi dalam
penerbitan Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
(KTP), Kartu Identitas Anak (KIA), dan Kartu Identitas
Tamu (KIT).
2. Seksi Mutasi Penduduk
Seksi Mutasi Penduduk mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan dan palayanan mutasi penduduk, antara lain meliputi :
a. Merencanakan dan melaksanakan pembinaan dan pelayanan
mutasi penduduk.
b. Melaksanakan pelayanan transmigrasi.
c. Melaksanakan pendaftaran transmigran yang kembali ke
daerah asal.
D. Kondisi Personalia
Dispendukcapil Kota Surakarta memiliki staff sebanyak 61 orang.
Hal ini sesuai dengan data pada Tabel III.2 berikut:
Tabel III.2 Jumlah Karyawan dan Tingkat Pendidikan Akhir
No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 S-2 10 11 21
2 S-1 15 9 24
3 D-3 5 10 15
4 SMA 1 - 1
5 Jumlah 31 30 61
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Surakarta 2011
Dari table diatas, staff Dispendukcapil Kota Surakarta didominasi
oleh staff dengan pendidikan terakhir baik S1 maupun S2. Keseluruhan
staff telah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) . Jabatan tertinggi dalam
Dispendukcapil Kota Surakarta adalah Kepala Dinas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
E. Jenis Pelayanan
Jenis pelayanan yang diselenggarakan di Dinas Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil Kota Surakarta adalah pelayanan yang berkaitan dengan
pendaftaran penduduk dan akta catatan sipil. Pelayanan pendaftaran
penduduk yaitu mencakup kegiatan pendaftaran dan pencatatan data
penduduk beserta perubahannya yang meliputi:
1. Kartu Tanda Penduduk
2. Kartu Keluarga
3. Kartu Identitas Anak
4. Kartu Identitas Tamu
5. Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Sementara
Kegiatan pelayanan akta pencatatan sipil yaitu meliputi pelayanan
akta otentik yang berisi catatan lengkap seseorang yaitu:
1. Akta Kelahiran
2. Akta Perkawinan
3. Akta Perceraian
4. Akta Kematian
5. Akta Pengakuan dan Pengesahan Anak
6. Akta Pengangkatan Anak
7. Akta Perubahan Nama
Selain pendafatarn penduduk dan catatan sipil di Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta juga mengadakan
pelayana yaitu Kutipan Akta dan Salinan Akta. Pelayanan kutipan akta
adalah pelayanan catatan pokok yang dikutip dari akta catatan sipil dan
merupakan alat bukti diri yang sah bagi diri yang bersangkutan maupun
pihak ketiga mengenai kelahiran, perkawinan, perceraian, kematian,
pengakuan dan pengesahan anak, pengangkatan anak dan perubahan nama.
Pelayanan salinan akta adalah pelayanan yang berkenaan dengan salinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
lengkap akta catatan sipil yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil.
Untuk mendukung kegiatan pelayanan di Dinas Kependudukan
Dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta memiliki sarana dan prasarana yang
dapat digunakan demi kelancaran kegiatan pelayanan. Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta memiliki 9
(sembilan) ruangan yang digunakan dalam menyelenggarakan
pemerintahan dan pemberian pelayanan di bidang kependudukan dan
catatan sipil. Lebih lanjut pada tabel I akan disajikan data inventaris Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, yaitu sebagai berikut:
Tabel I
Data inventaris Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota
Surakarta Tahun 2011
No Jenis Inventaris Jumlah
1 Ruangan 9
2 Meja 61
3 Kursi 160
4 Almari Besi 15
5 Almari Kayu 5
6 Filling Kabinet 15
7 Mesin Ketik 12
8 Komputer 30
9 Printer 30
10 Mesin Fax 1
11 Pesawat Telepon 3
Sumber: Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta
Kesembilan ruangan yang dimiliki Dinas Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil Kota Surakarta, digunakan sebagai :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
1. Ruang Kepala Dinas
2. Ruang Tata Usaha (Bagian Umum)
3. Ruang Tata Usaha (Bagian Kepegawaian)
4. Ruang Rapat
5. Ruang Bina Program
6. Ruang Perkawinan
7. Ruang Kependudukan
8. Ruang Catatan Sipil
9. Ruang Komputer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Administrasi Kependudukan di Dispendukcapil Kota Surakarta
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta telah
melaksanakan Administrasi Kependudukan sesuai UU nomor 23 tahun
2006 pasal 58. Pasal tersebut mengatur tentang data dan dokumen
kependudukan. Administrasi kependudukan dilaksanakan pada bidang
pendaftaran penduduk yang mempunyai dua sub bagian dan dibawahi
langsung oleh kepala dinas. Kesesuaian pelaksanaan administrasi
kependudukan di Dispendukcapik Kota Surakarta telah sesuai dengan
UU nomor 23 tahun 2006 tersebut sesuai yang diungkapkan Kepala
Seksi Perpindahan dan Pendataan Penduduk Rentan bahwa
sesuai dengan UU nomor 23 tahun 2006 yang didalamnya
(Hasil wawancara tanggal 15 Maret 2011)
Pelayanan administrasi yang dilayani meliputi data dan
dokumen kependudukan. Data dan dokumen kependudukan yaitu
biodata penduduk, Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk
(KTP), Surat Keterangan Kependudukan, dan Akta Pencatatan Sipil.
Jenis pelayanan yang diberikan ini sesuai dengan pengamatan penulis
selama magang pada instansi ini, khususnya dalam hal pelayanan data
dan dokumen kependudukan. Jam pelayanan dilakukan sesuai dengan
ketentuan yaitu mulai pukul 08.00 Wib hingga pukul 16.00 WIB, hal ini
sesuai pula dengan pengamatn penulis selama magang pada instansi ini
Selain mengacu pada ketentuan UU no. 23 tahun 2006,
pelayanan administrasi kependudukan pada Dispendukcapil Kota
Surakarta dalam pelaksanaannya mengacu pada perda (Peraturan
Daerah) serta perwali (Peraturan Walikota). Perda dan perwali yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
digunakan sebagai rujukan dalam hal pelayanan administrasi
kependudukan di Kota Surakarta adalah Perda tahun 2010 serta Perwali
tahun 2011. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala
Seksi Perpindahan dan Pendataan Penduduk Rentan bahwa ka
didalam UU itu tidak bisa diterapkan langsung, kami mengacu ke perda
dan perwali Hasil wawancara tanggal 15 maret 2010)
Pelayanan yang terkait dengan administrasi kependudukan yang
dilakukan oleh Dispendukcapil Kota Surakarta memperoleh animo
masyarakat yang cukup bagus. Terdapat peningkatan terhadap
pelayanan antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 yang
ditunjukkan dengan peningkatan jumlah permintaan dokumen
kependudukan. Secara umum dapat diketahui bahwa jumlah permintaan
dokumen kependudukan mengalami peningkatan walaupun terdapat
penurunan dalam pelayanan akta kematian. Hal ini dapat dilihat secara
lebih detail pada tabel IV.1 berikut ini
Tabel IV.1 Jumlah Permintaan Dokumen Kependudukan
Dokumen
kependudukan
Tahun
2009 2010
Kartu Keluarga
(KK)
144.688 146.614
Kartu Tanda
Penduduk (KTP)
421.748 427.361
Akta Pencatatn
Sipil :
1. Lahir 14.461 21.023
2. Kawin 1.129 1.194
3. Cerai 80 124
4. Mati 441 431
Perpindahan
Datang
11.939 1.538
Biodata Penduduk 525.505 532.498
Jumlah 1.119.991 1.130.783 Sumber : Dispendukcapil Kota Surakarta tahun 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Meningkatnya jumlah penduduk di wilayah Surakarta berakibat
pada semakin bertambahnya jumlah penduduk yang memerlukan KK
dan KTP. Jumlah permintaan KK dan KTP hampir seimbang karena
keduanya sangat berkaitan. Sesuai dengan yang diungkapkan Kepala
Seksi Perpindahan dan Pendataan Penduduk Rentan bahwa
kaitan dengan pembuatan KK juga merubah indentitas di
(Hasil wawancara tanggal 15 maret 2011)
Dalam pencatatan sipil mempunyai 3 sub bagian, yaitu tentang
lahir, kawin, cerai dan mati. Dari ketiga sub bagian tersebut
mempunyai arti besar dalam pendataan penduduk. Pada tabel IV.1
Angka yang tertera pada akta lahir 14.461 jiwa mengalami kenaikan di
tahun 2010 menjadi 21.023 jiwa. Untuk akta lahir itu, belum tentu
semua permintaan berasal dari penduduk daerah Surakarta. Di daerah
luar Surakarta dapat memperoleh akta kelahiran apabila mereka terlahir
di Kota Surakarta dan ingin mencatatkan dirinya di Dispendukcapil
Surakarta. Untuk Akta Nikah mengalami kenaikan mencapai 5.4%. akta
nikah dapat diperoleh jika salah satu mereka yang menikah mempunyai
KTP wilayah Surakarta. Peristiwa nikah maupun cerai Dispendukcapil
dibantu oleh KUA kecamatan khususnya dalam pencatatan, nikah,
talak, cerai dan rujuk bagi penduduk yang beragama islam. Namun
permintaan akta cerai juga meningkat dari tahun 2009, dari 80 jiwa
menjadi 124. Dalam akta kematian mengalami penurun hingga 35.4%.
Hal ini disebabkan, masyarakat enggan melaporkan bahwa salah satu
anggota keluarga telah berkurang. Peryataan tersebut sesuai dengan
hasil wawancara dengan Kepala Seksi Perpindahan dan Pendataan
Penduduk Rentan bahwa
tian itu minim karena masyarakat jarang ada yang
melaporkan tentang berkurangnya anggota keluarganya . (Hasil
wawancara tanggal 15 maret 2011)
Pada tahun 2009 jumlah perpindahan penduduk mencapai 11.939
jiwa. Angka ini merupakan akumulasi dari pendataan tahun-tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
sebelumnya diikut seratakan dalam tahun yang sama. Tidak diketahui
secara pasti jumlah perpindahan datang khususnya pada tahun 2009.
Hal ini ini sesuai dengan yang diungkapkan Kepala Seksi Perpindahan
dan Pendataan Penduduk Rentan bahwa
am pencocokan data dan pemuktakiran baru dimulai tahun
2007 hingga saat ini, jadi tahun 2009 itu tidak hanya data pindah
Hasil wawancara tanggal 15 maret 2011)
Berdasarkan table IV.1 diatas juga, dapat diketahui bahwa
pendataan penduduk yang memerlukan dokumen kependuduk pada
tahun 2010 tercatat sebanyak 1.130.783 jiwa. Angka ini menunjukan
bahwa rata-rata jumlah permintaan dokumen kependudukan di wilayah
Surakarta berkisar 9.500 jiwa dalam satu bulan. Dengan kata lain
dokumen yang layani oleh Dispendukcapil Kota surakarta mencapai
475 per hari. Selama ini Dispendukcapil Kota Surakarta tidak mendata
secara detail tentang jumlah biodata penduduk tersebut. Dispendukcapil
Kota Surakarta hanya melayani seseorang yang memerlukan biodata.
Hal ini sesuai yang diungkapkan Kepala Seksi Perpindahan dan
Pendataan Penduduk Rentan dalam wawancara
biodata.Dispendukcapil hanya melayani sesuai permintaan. Jika
ada yang memerlukan Hasil wawancara tanggal
15 maret 2011)
Untuk mendapatkan validasi data Dispendukcapil Kota Surakarta
mempunyai kewenangan melakukan verifikasi kebenaran data,
melakukan pembuktian pencatatan atas nama jabatannya, mencatat data
dalam regristasi akta pencatatan sipil, menerbitkan kutipan, serta
membuat catatan pinggir pada akta-akta pencatatan sipil. Untuk
malaksanakan validasi dan verifikasi data tersebut Dispendukcapil Kota
Surakarta mempunyai program yang telah berlangsung sejak tahun
2007.
Pada tahun 2007 Dispendukcapil Kota Surakarta mencanangkan
program pendataan, kemudian setelah tahun tersebut Dispendukcapil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
kota Surakarta melakukan penelitian data. Penelitian data dimasudkan
untuk mencari data kependudukan yang sebenar-benarnya. Pada tahun
2010 Dispendukcapil Kota Surakarta melakukan program
pemuktakiran. Program ini data yang didapat melalui survai penduduk
lalu dicocokan dengan jumlah penduduk wilayah Surakarta. Sesuai
yang dijelaskan oleh Kepala Seksi Perpindahan dan Pendataan
Penduduk Retan dalam wawancara diatas.
Tidak diketahuinya secara pasti jumlah penduduk yang pindah
maupun datang mengingat bahwa pendataan kependudukan pada
Dispendukcapil Kota Surakarta belum valid. Hal ini sesuai yang
diungkapkan Kepala Seksi Perpindahan dan Pendataan Penduduk
Rentan dalam wawancara
belum valid, masih banyak yang melakukan pengandaan
maret 2011)
Ada beberapa permasalah yang dapat menimbulkan
ketidakabsahan atas jumlah penduduk Surakarta itu sendiri antara lain
terdapat pegandaan KK, data yang salah tidak dilaporkan tetapi lebih
memilih membuat yang baru, serta tidak melapor jika terjadi perubahan
anggota keluarga. Dari beberapa masalah tersebut menyebabkan
pembekakan jumlah penduduk, sehingga jika mendapatan bantuan dari
pemerintah pusat, jumlah penduduk tidak sesuai.
Untuk mengatasi permasalah kependudukan tersebut,
Dispendukcapil Kota Surakarta melakukan berbagai usaha. Upaya
yang dilakukan antara lain sosialisasi mengenai tertib dokumen
kependudukan. Sesuai yang diungkapkan Kepala Seksi Perpindahan
dan Pendataan Penduduk Rentan dalam wawancara
Namun penduduk kurang
merespon. Pendekatan yang dilakukan adalah sosialisasi dari
kelurahan hingga kecamatan. Itupun kadang tidak dihadiri
(Hasil wawancara tanggal 15 Maret
2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Dari keterangan tersebut dapat diketahui Dispendukcapil Kota
Surakarta telah mengadakan sosialisasi kepada masyarakat melalui
kelurahan maupun kecamatan mengenai arti penting tertib dokumen.
selain itu, pihak Dispendukcapil Kota Surakarta juga mengalakan Tertib
Dokumen dan Tertib Administrasi. Namun demikian, dalam
pelaksanaannya, usaha tersebut masih menemui berbagai kendala..
Terkadang penduduk tidak mau mengikuti penyuluhan yang diadakan
oleh kelurahan maupun kecamatan. Banyak hal yang menyebabkan
penduduk enggan menghadiri penyuluhan tersebut. Alasan utama
adalah kesibukan pekerjaan, sehingga penduduk tidak mengikuti
penyuluhan .
Kesadaran akan tertib dokumen tersebut sangat diperlukan.
Mengingat setiap tahunnya mobilitas penduduk Surakarta cukup
tinggi. Berkembangnya jumlah penduduk yang terjadi melalui kejadian
perpindahan keluar maupun perpindahan datang, kematian, dan
kelahiran. Apabila tidak dilakukan pendataan penduduk dengan baik,
maka akan berdampak pada kestabilan penduduk kota itu sendiri.
B. Prosedur Perpindahan Datang Penduduk pada Dispendukcapil Kota
Surakarta
Dispendukcapil Kota Surakarta menyediakan pelayanan tentang
mutasi penduduk. Mutasi penduduk yang dimasud adalah kegiatan
penduduk untuk pindah ke luar maupun datang di wilayah Surakarta.
Mutasi penduduk ini pada umumnya adalah mutasi penduduk yang
bersifat permanen. Artinya, penduduk pindah dari dan datang ke wilayah
Surakarta untuk tidak tinggal atau tinggal menetap di wilayah kota
Surakarta.
Kegiatan mutasi penduduk dilakukan pada sub bagian Seksi Mutasi
Penduduk yang diketuai oleh Kepala Seksi Perpindahan dan Penduduk
Rentan. Sub bagian ini memiliki staff pelayanan sebanyak tiga orang. Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
ini sesuai pengamatan penulis saat melakukan magang pada
Dispendukcapil Kota Surakarta
Sebagaimana dipaparkan sebelumnya, mobilitas masyarakat di
wilayah kota Surakarta cukup tinggi. Artinya perpindahan penduduk
baik perindahan keluar maupun perpindahan datang dari dan ke wilayah
Surakarta cukup tinggi. Pada pengamatan yang dilakukan penulis untuk
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini difokuskan pada pengamatan
terhadap Perpindahan datang penduduk. Hal ini dilatarbelakangi antara
lain keterbatasan waktu, biaya, dan kemampuan serta bahwa pada saat
mengikuti kegiatan magang kegiaytan utama yang diikuti adalah kegiatan
administrasi kependudukan dalam hal perpindahan datang penduduk.
Kegiatan pelayanan administrasi kependudukan dalam hal pelayanan
perpindahan datang dilakukan oleh Dispendukcapil Kota Surakarta
sebagaimana yang dijelaskan pada UU tentang administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil nomor 23 tahun 2006 pasal 15. Pasal
ini mengatur tentang pindah datang penduduk dalam wilayah Indonesia.
Selain itu, seprti juga telah dikemukakan sebelumnya, dalam pelayanan
perpindahan datang penduduk Dispendukcapil Kota Surakarta juga
mengacu pada dua kebijakan daerah. Kebijakan tersebut adalah peraturan
daerah tahun 2010 dan peraturan walikota tahun 2011.
Pelayananan administrasi kependudukan, termasuk pelayanan
perpindahan datang penduduk di Dispendukcapil Kota Surakarta
dilakukan setiap hari kerja yaitu senin hingga jumat. Jam pelayanan
dilakukan pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB. Namum pada hari jumat,
Dispendukcapil Kota Surakarta hanya membuka pelayanan hingga jam
11.00 WIB. Mengenai jasa pelayanan ini, pengguna jasa dapat
mengetahui pengumuman yang terpajang di depan kantor pelayanan.
Pelayanan perpindahan datang penduduk di Surakarta cukup banyak
dilakukan Dispendukcapil Kota Surakarta. Berdasarkan tabel IV.2 diatas
dapat diketahui bahwa permohonan tentang perpindahan datang
penduduk pada tahun 2010 adalah 1.538 jiwa. Hal ini berarti perpindahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
penduduk perbulannya mencapai 130 jiwa. Dengan kata lain pelayanan
perpindahan penduduk adalah 6 orang setiap harinya. Adapun minat
perpindahan datang masyarakat di luar daerah Surakarta ke wilayah
Surakarta cukup tinggi. Hal ini dapat diketahui pada tabel IV.2 berikut ini
Tabel IV.2 Data Mobilitas Penduduk Pindah dan Datang Wilayah
Surakarta
Mobilitas
Penduduk
Tahun Jumlah
2009 2010
Pindah 8.925 5.220 14145
Datang 11.939 1.538 13477
Jumlah 20864 6758
Sumber Data : Dispendukcapil Surakarta (2011)
Dapat diketahui, bahwa jumlah mobilitas penduduk pindah datang
dari dan ke wilayah Surakarta mencapai lebih dari 20 ribu orang. Jumlah
penduduk pindah datang di wilayah Surakarta per tahunnya berkisar
enam ribuan (sebagaimana terjadi pada tahun 2010 yang ditunjukkan
table IV.2 diatas). Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa penduduk
yang pindah terbesar adalah pada tahun 2009. Rata-rata alasan
kepindahan tersebut adalah pekerjaan, pendidikan serta fasilitas kota
yang memadahi. Hal ini sesuai yang ditemukan penulis pada lampiran
formulir perpindahan datang yang diagenda oleh penulis.
Pada tahun yang sama penduduk datang meningkat pesat yaitu
hampir 12.000 jiwa. Pendataan yang terjadi pada tahun 2009 tersebut
tidak hanya pengadministrasian perpindahan panduduk pada tahun
tersebut. Tahun-tahun sebelumnya dihitung sumua pada tahun 2009. Hal
ini dikarenakan pada tahun 2008 Dispendukcapil kota surakarta baru
melaksanakan program pencocokan data. Setelah tahun tersebut,
Dispendukcapil kota melaksanakan program pemuktakiran data dan
mendata perpindahan penduduk yang terjadi pada tahun 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Perpindahan penduduk datang ke wilayah Surakarta tahun 2010
mencapai 1538 jiwa. Jumlah penduduk yang dinamis menyebabkan
perubahan pada jumlah penduduk, setiap minggu bahkan setiap hari
jumlah penduduk berubah-ubah sesuai data perpindahan penduduk keluar
maupun datang. Sesuai yang diungkapkan Kepala Seksi Perpindahan dan
Pendataan Penduduk Rentan bahwa
setelah itu baru mengadakan pencocokan data dan baru kemarin
Hasil wawancara tanggal maret 15
2011)
Pelayanan perpindahan penduduk pada Dispendukcapil Kota
Surakarta dilakukan oleh prosedur yang dilakukan sesuai yang
dikemukakan oleh Kepala Seksi Perpindahan dan Pendataan Penduduk
Retan bahwa
Prosedur perpindahan penduduk dari RT minta surat pindah,
kelurahan Surat keterangan, lalu ke kecamtan disahkan baru dibawa
(Hasil wawancara tanggal 15 maret 2011)
Persyaratan yang ada dalam Dispendukcapil Kota Surakarta adalah
surat pengantar RT dari daerah asal, surat keterangan pindah F108 dari
kelurahan dan data pendukung. Prosedur perpindahan penduduk ini
melalui 4 tahap yaitu
1. Mendapatkan Surat pengantar dari Ketua RT
2. Mendapatkan Surat Keterangan Pindah dari Kepala Kelurahan
3. Mendapatkan Pengesahan dari Pihak Kecamatan
4. Mendapatkan Biodata dan Surat Keterangan Pindah dari kantor
Dispendukcapil
Prosedur dapat digambarkan melalui alur perpindahan penduduk
datang sebagai berikut :
Tabel IV.3 Alur Prosedur Perpindahan Penduduk Datang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Sumber: Dispendukcapil Kota Surakarta
Dapat dijabarkan bahwa penduduk yang ingin melakukan
perpindahan harus meminta surat pengantar pada RT kemudian
digunakan untuk pembuatan surat keterangan pindah kepada Kelurahan.
Dari Kelurahan tersebut memberikan surat keterangan blangko F108 dan
kemudian akan dikirim ke Kecamatan untuk dikuatan. Masud dari
dikuatkan adalah dalam surat keterangan tersebut dibubuhi oleh tanda
tangan Camat setempat. Setelah itu dikirim ke Dispendukcapil dan
kemudian diberi surat keterangan pindah dan biodata penduduk.
Dalam hal ini Dispendukcapil Kota Surakarta hanya melayani
perpindahan antar kota serta antar provinsi. Penduduk yang melakukan
perpindahan penduduk dalam Kota tidak mengurangi jumlah penduduk
dan tidak mengubah jumlah data kependudukanya. Oleh karena itu, surat
keterangan perpindahan datang penduduk tidak dibuatkan dari
Dispendukcapil Kota Surakarta. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan
oleh Kepala Seksi Perpindahan dan Pendataan Penduduk Rentan bahwa.
provinsi saja. Karena selaitu, tidak berpengaruh oleh jumlah
ncara tanggal 15 maret 2011)
Penduduk
RT
Kelurahan
Kecamatan
Dispendukcapil
Surat
Pengantar
Pengesahan
Surat
Keterangan
Pindah
Surat
Keterangan
pindah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Dalam pendataan perpindahan datang penduduk pada wilayah
Surakarta, Dispendukcapil mengalami banyak kendala. Kendala yang
sering ditemukan dilapangan yaitu diatara masyarakat yang melakukan
perpindahan tidak mengetahui syarat-syarat yang diperlukan, setiap
urusan kependudukan penduduk memilih mewakilkan kepada orang lain
untuk mengurusi perpindahan tersebut dan seringkali menjadi masalah
tersendiri, kendala lain adalah kurang lengkapnya data pendukung
administrasi perpindahan penduduk.
Ketidaktahuan masyarakat terhadap administrasi kependudukan
karena masyarakat minim akan informasi tentang hal tersebut. Seringkali
penyuluhan yang dilakukan namun tidak dihadiri oleh penduduk,
sehingga pada saat dibutuhkan penduduk tidak mengetahui apa yang
harus dilakukan. Data pendukung adminstrasi meliputi surat keterangan
nikah atau cerai bagi yang memiliki dan akta kelahiran.
Ketidaklengkapan data penduduk dikarenakan kesadaran masyarakat
untuk melaporkan peristiwa penting tidak dilakukan, sehingga pada saat
dibutuhkan mereka mau tidak mau harus melengkapi syarat tersebut.
Sesuai yang diungkapkan Kepala Seksi Perpindahan dan Pendataan
Penduduk Rentan
perpindahan, karena tidak tahu apa yang harus dibawa. Padahal
infomarsi dan sosialisasi dilakukan, terkadang masyarakat
menitipkan urusannya kepada orang lain sehingga terjadi salah
Hasil wawancara tanggal 15 Maret 2011)
Kendala-kendala tersebut mengakibatkan proses pendataan menjadi
terhambat. Dispendukcapil selalu berusaha memberikan pelayanan yang
prima. Proses pelayanan perpindahan penduduk datang jika memenuhi
seluruh syarat mampu dilayani selama 15 menit saja, tetapi banyak
diantaranya tidak memenuhi syarat yang berlaku sehingga waktu
pelayanan tertunda hingga syarat tersebut lengkap.
Saat ini pemerintah Kota Surakarta sedang menjalankan program
Jamkesmas dan Bantuan pendidikan. Dengan adanya fasilitas yang
lengkap tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi penduduk sekitar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Surakarta untuk menetap di wilayah ini. Penduduk yang melakukan
perpindahan tersebut bertujuan untuk mendapatkan fasilitas sesuai yang
diinginkan. Dari banyaknya jumlah penduduk pemerintahan telah
mempunyai anggaran yang sesuai dengan jumlah penduduk wilayah
Surakarta.
Dalam kenyataannya anggaran yang diadakan untuk program
tersebut kurang. Hal ini disebabkan oleh membengkaknya jumlah
penduduk di wilayah Surakarta. Dari pembengkakan tersebut berdampak
pada peserbaran bantuan yang tidak merata, sehingga banyak penduduk
yang asli Surakarta tidak mendapatkan bantuan sedangkan penduduk
datang memperoleh bantuan sesuai keinginan. Selain itu, alasan
masyarakat memilih kota Surakarta karena perkerjaan, pendidikan,
kesehatan dan mengikuti anggota keluarga yang pindah. Sesuai yang
diungkapkan Kepala Seksi Perpindahan dan Pendataan Penduduk Rentan
bahwa
fasilitas. Dalam artian, program pemkot Surakarta misal, jamkesmas
dan bantuan pendidikan juga menjadi daya tarik tersendiri, selain itu
Hasil
wawancara tanggal 15 Maret 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pelaksanaan administrasi kependudukan di Dispendukcapil Kota
Surakarta telah mengacu pada UU no 23 tahun 2006 yang mengatur
tentang Adminstrasi Kependudukan dan Pecatatan Sipil. Selain itu,
pelaksanaan administrasi kependudukan di Kota Surakarta juga mengacu
pada perda (Peraturan Daerah) dan perwali (Peraturan Wali Kota).
Pelayanan administrasi yang dilayani meliputi data dan dokumen
kependudukan. Data dan dokumen kependudukan yaitu biodata penduduk,
Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Keterangan
Kependudukan, dan Akta Pencatatan Sipil. Jenis pelayanan yang diberikan
ini sesuai dengan pengamatan penulis selama magang pada instansi ini,
khususnya dalam hal pelayanan data dan dokumen kependudukan.
Kota Surakarta mempunyai daya tarik sendiri bagi masyarakat di
luar wilayah kota. Hal ini dibuktikan bahwa pelayanan yang terjadi dari
tahun 2009 hingga 2010 mengalami kenaikan. Kenaikan pelayanan yang
terjadi adalah akibat dari mobilisasi penduduk yang tinggi. Oleh karena
mobilisasi penduduk tinggi, Tertib Dokumen merupakan hal yang penting
dilakukan. Jika masyarakat telah melaksanakan tertib dokumen, maka
mereka telah ikut serta dalam menjaga kestabilan kota.
Administrasi perpindahan penduduk datang pada Dispendukcapil
telah dilaksanakan sesuai dengan UU tentang administrasi kependudukan
dan pencatatan sipil nomor 23 tahun 2006 pasal 15. Pasal ini mengatur
tentang pindah datang penduduk dalam wilayah Indonesia. Selain itu,
dalam pelayanan perpindahan datang penduduk Dispendukcapil Kota
Surakarta juga mengacu pada dua kebijakan daerah. Kebijakan tersebut
adalah Peraturan Daerah tahun 2010 dan Peraturan Walikota tahun 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
tentang peyelenggaraan administrasi kependudukan dan petugas
pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surakarta mengenai penyelenggara
administrasi kependuduk.
Untuk melaksanakan administrasi perpindahan penduduk datang, harus
melalui pesyaratan yang telah berlaku. Persyaratan administrasi perpindahan
penduduk datang yang ada dalam Dispendukcapil Kota Surakarta adalah surat
pengantar dari RT daerah asal, surat keterangan pindah ( F108 ) dari kelurahan
dan data pendukung sertq pengesahan dari kecamatan. Hal tersebut sesuai dengan
UU nomor 23 tahun 2006. Prosedur perpindahan datang penduduk meliputi 4
tahap yaitu :
1) Memperoleh surat pengantar dari RT
2) Memperoleh surat keterangan pindah dari kantor kelurahan
3) Memperoleh pengesahan atas surat pindah dari kecamatan
4) Memperoleh surat keterangan pindah dan biodata penduduk dari
kantor Dispendukcapil.
B. SARAN
Dari hasil pengamatan yang telah dilaksanakan oleh penulis, penulis
memberikan saran sebagai berikut :
1. Untuk meminimalisir kesalahan dalam pedataan administrasi
kependudukan, disarankan pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Surakarta mendata secara komputerisasi
yang dapat mempermudahan pendataan.
2. Dalam hal kurangnya kesadaran masyarakat dalam tertib
administrasi dan dokumen kependudukan disarankan untuk
melakukan sosialisasi tentang arti penting dokumen kependudukan.
Bentuk sosialisasi tersebut perlu dikembangkan antara lain melalui
suatu program kegiatan maupun lomba tidak hanya berupa
penyuluhan.
3. Diperlukan sumberdaya manusia yang ahli dan trampil dalam
bidang komputer sehingga pendataan administrasi kependudukan
dapat lebih update.