14
Bab 7 Sistem Digital Hal. 165 SISTEM DIGITAL Abstrak Pada bab ini akan dijelaskan tentang dasar sistem digital dan logika Boolean serta penerapannya dalam penggabungan sensor aktuator. Pemrograman MATLAB digunakan untuk membantu dalam pemecahan masalah. 7.1. Teori Himpunan Pada bab ini akan dijelaskan tentang teori himpunan dan dijelaskan tentang notasi dasar pada teori himpunan. Umumnya himpunan dinotasikan dengan huruf besar, seperti , , sedangkan anggota- anggota dari himpuanan tersebut dinotasikan dengan huruf kecil, seperti , , sehingga dapat dituliskan bahwa dan , yang bermakna bahwa adalah anggota dari himpunan dan adalah anggota dari himpunan , sedangkan memiliki arti bahwa bukan anggota himpunan dari . Lambang "=" merupakan lambang identity logical , sehingga jika dituliskan bahwa = , maka anggota dan adalah suatu objek yang sama. Contoh = 1 2 dan = 2 4 , maka dapat dituliskan bahwa = , jika dan adalah objek yang berbeda, maka dapat dituliskan . Jika adalah sub himpunan dari , maka dapat dituliskan bahwa , sedangkan untuk notasi bermakna bahwa adalah sub himpunan dari V atau sama dengan . Untuk menuliskan bahwa anggota-anggota 1 , 2 , 3 adalah elemen dari himpunan , maka dapat dituliskan = 1 , 2 , 3 , dan jika ternyata anggota adalah anggota-anggota dari himpunan bilangan bulat, maka dapat dituliskan = . .

SISTEM DIGITAL · sensor aktuator. Pemrograman MATLAB digunakan untuk membantu dalam pemecahan masalah. 7.1. Teori Himpunan Pada bab ini akan dijelaskan tentang teori himpunan dan

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • Bab 7 Sistem Digital Hal. 165

    SISTEM DIGITAL

    Abstrak

    Pada bab ini akan dijelaskan tentang dasar sistem digital dan

    logika Boolean serta penerapannya dalam penggabungan

    sensor aktuator. Pemrograman MATLAB digunakan untuk

    membantu dalam pemecahan masalah.

    7.1. Teori Himpunan

    Pada bab ini akan dijelaskan tentang teori himpunan dan dijelaskan

    tentang notasi dasar pada teori himpunan. Umumnya himpunan

    dinotasikan dengan huruf besar, seperti 𝑈, 𝑉, sedangkan anggota-

    anggota dari himpuanan tersebut dinotasikan dengan huruf kecil, seperti

    𝑢, 𝑣, sehingga dapat dituliskan bahwa 𝑢 ∈ 𝑈 dan 𝑣 ∈ 𝑉, yang bermakna

    bahwa 𝑢 adalah anggota dari himpunan 𝑈 dan 𝑣 adalah anggota dari

    himpunan 𝑉 , sedangkan 𝑣 ∉ 𝑈 memiliki arti bahwa 𝑣 bukan anggota

    himpunan dari 𝑈. Lambang " = " merupakan lambang identity logical,

    sehingga jika dituliskan bahwa 𝑢 = 𝑣 , maka anggota 𝑢 dan 𝑣 adalah

    suatu objek yang sama. Contoh 𝑢 =1

    2 dan 𝑣 =

    2

    4, maka dapat dituliskan

    bahwa 𝑢 = 𝑣 , jika 𝑢 dan 𝑣 adalah objek yang berbeda, maka dapat

    dituliskan 𝑢 ≠ 𝑣. Jika 𝑈 adalah sub himpunan dari 𝑉, maka dapat

    dituliskan bahwa 𝑈 ⊂ 𝑉, sedangkan untuk notasi 𝑈 ⊆ 𝑉 bermakna

    bahwa 𝑈 adalah sub himpunan dari V atau 𝑈 sama dengan 𝑉. Untuk

    menuliskan bahwa anggota-anggota 𝑢1,𝑢2,𝑢3 adalah elemen dari

    himpunan 𝑈, maka dapat dituliskan 𝑈 = 𝑢1,𝑢2,𝑢3 , dan jika ternyata

    anggota 𝑢𝑖 adalah anggota-anggota dari himpunan bilangan bulat, maka

    dapat dituliskan 𝑈 = 𝑢𝑖 𝑢𝑖 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑙. 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡 .

    Putra VGVTextboxDr. Valentinus Galih Vidia Putra, M.Sc.

  • Bab 7 Sistem Digital Hal. 166

    Himpunan Union “∪ " diartikan sebagai kata “atau”, sebagai

    contoh 𝐴 ∪ 𝐵, maka dapat diartikan bahwa 𝐴 ∪ 𝐵 = 𝑥 𝑥 ∈ 𝐴 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 ∈

    𝐵, yang dibahasakan yaitu 𝑥, dimana 𝑥 adalah anggota himpunan 𝐴 atau

    𝑥 anggota himpunan 𝐵. Dapat dijelaskan dengan Gambar-1 sebagai

    berikut

    Gambar-1 𝑨 ∪ 𝑩 = 𝒙 𝒙 ∈ 𝑨 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒙 ∈ 𝑩

    Irisan/ intersection dari himpunan dapat diartikan sebagai “dan”

    sebagai contoh 𝐴 ∩ 𝐵, maka dapat diartikan bahwa 𝐴 ∩ 𝐵 = 𝑥 𝑥 ∈ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ∈ 𝐵 , yang dibahasakan yaitu 𝑥, dimana 𝑥 adalah

    anggota himpunan 𝐴 dan 𝑥 anggota himpunan 𝐵. Dapat dijelaskan

    dengan Gambar-2, sedangkan 𝐴 ∩ 𝐴 = ∅ menyatakan bahwa 𝐴 dan 𝐴

    adalah disjoint (tidak selibat). Himpunan kosong ∅ adalahh himpunan

    yang tidak memiliki elemen (Gambar-3).

    Gambar-2 𝑨 ∩ 𝑩 = 𝒙 𝒙 ∈ 𝑨 𝒅𝒂𝒏 𝒙 ∈ 𝑩

    Dapat diperlihatkan pada Gambar-3 suatu himpunan kosong.

    Dinotasikan 𝐴 ∩ ∅ = ∅, sedangkan 𝐴 ∪ ∅ = 𝐴

  • Bab 7 Sistem Digital Hal. 167

    Gambar-3 Himpunan Kosong

    Perbedaan dari dua buah himpunan dapat dinotasikan sebagai 𝐴 − 𝐵

    yang dapat dirumuskan sebagai 𝐴 − 𝐵 = 𝐴⋂𝐵 dan dapat diperlihatkan

    pada Gambar-4 di bawah

    Gambar-4 Perbedaan dari Dua Himpunan

    Munkres, J.R. (1999) dan Hilgert dan Karl, (2010) menyatakan

    bahwa relasi ekivalensi , 𝐸 ⊆ 𝐸 ′ , merupakan bentuk relasi kelas

    ekivalensi, yaitu dijelaskan sebagai berikut: jika diberikan suatu

    subhimpunan dari himpunan 𝐴, yaitu 𝐸 dan 𝐸′, maka jika relas i

    ekivalensi pada 𝐸 ditentukan dengan sebuah elemen titik 𝑥 dan relasi

    ekivalensi pada 𝐸′ ditentukan dengan sebuah elemen titik 𝑥′ dan

    andaikan 𝐸 ∩ 𝐸′ ≠ ∅, dan sebuah titik 𝑦 adalah titik pada irisan 𝐸 ∩ 𝐸′,

    maka 𝐸 ⊆ 𝐸′ ( Gambar-5)

  • Bab 7 Sistem Digital Hal. 168

    Gambar-5 Relasi Ekivalensi

    Dari definisi jika 𝑦 ∼ 𝑥, notasi ∼ menunjukkan kelas ekivalensi,

    dan 𝑦 ∼ 𝑥′ dengan menggunakan sifat simetri, maka dapat dituliskan

    bahwa 𝑥 ∼ 𝑦 dan 𝑥′ ∼ 𝑦, sehingga 𝑥 ∼ 𝑥′ dan jika sebuah titik lain

    𝑤 ∈ 𝐸, maka dapat dituliskan bahwa 𝑤 ∼ 𝑥 dan 𝑤 ∼ 𝑥′, sehingga dapat

    disimpulkan bahwa 𝐸 ⊂ 𝐸′, dari sifat kesimetrian maka dapat

    disimpukan juga bahwa 𝐸′ ⊂ 𝐸, atau dapat dituliskan bahwa 𝐸 = 𝐸′,

    sehingga dapat dituliskan bahwa 𝐸′ ⊆ 𝐸 dan sebaliknya.

    7.2. Himpunan Terbuka

    Jika terdapat suatu ruang Euclidean dimensi-n, sebagai berikut

    𝐸𝑛 = 𝑦1, 𝑦2 , …𝑦𝑛 𝑦𝑖 ∈ ℝ

    Dengan 𝐸1 adalah garis nyata ( real line) dan 𝐸2 adalah ruang Euclidean

    (ruang koordinat nyata yang terdefinisi pada himpunan nyata ℝ)

    dimensi-2 dan 𝐸3 adalah ruang Euclidean dimensi-3. Suatu norm atau

    besar dari 𝑦 = 𝑦1, 𝑦2 , … 𝑦𝑛 𝑦𝑖 ∈ ℝ di 𝐸𝑛 adalah

    𝑦 = 𝑦12 + 𝑦2

    2 + ⋯ + 𝑦𝑛2

    Jarak antara dua buah titik 𝑦 = 𝑦1, 𝑦2 , … 𝑦𝑛 𝑦𝑖 ∈ ℝ dan 𝑧 = 𝑧1,𝑧2, … 𝑧𝑛 𝑧𝑖 ∈ ℝ di 𝐸𝑛 adalah

    𝑟 = 𝑦 − 𝑧 = 𝑦1 − 𝑧1 2 + ⋯ + 𝑦𝑛 − 𝑧𝑛

    2

    Dengan sifat 𝑛𝑜𝑟𝑚 adalah 𝑟 ≥ 0

    𝑦 + 𝑧 ≤ 𝑦 + 𝑧 dengan 𝑦,𝑧 ∈ 𝐸𝑛

  • Bab 7 Sistem Digital Hal. 169

    𝑦 − 𝑧 ≤ 𝑦 − 𝑤 + 𝑧 − 𝑤 dengan 𝑦,𝑧, 𝑤 ∈ 𝐸𝑛

    Himpunan terbuka / open set didefinisikan sebagai kumpulan

    anggota tanpa daerah batasnya, sebagai contoh adalah suatu daerah

    padat tanpa daerah batasnya, dan jika daerah batasnya dimasukkan,

    maka akan didapatkan himpunan tertutup (closed set). Contoh jika

    𝑥 ∈ 𝐸𝑛 (𝐸𝑛 terbuka dan terdapat ∅ terbuka), bola terbuka dengan pusat

    𝑎 dan jejari 𝑟, adalah sub himpunan dari bola terbuka 𝐵 𝑎,𝑟 =

    𝑥 ∈ 𝐸𝑛 𝑥 − 𝑎 < 𝑟 memenuhi syarat sebagai suatu himpunan

    terbuka jika 𝑥 ∈ 𝐵 𝑎, 𝑟 dan juga 𝑠 = 𝑟 − 𝑥 − 𝑎 dengan 𝐵 𝑎, 𝑠 ⊂

    𝐵 𝑎, 𝑟 .

    7.3. Operasi Himpunan

    Jika terdapat tiga buah himpunan, yaitu 𝐴, 𝐵,𝐶 dan terdapat suatu

    operasi himpunan sebagai berikut 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶) serta (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ 𝐶, maka

    dapat diperlihatkan pada Gambar-6 hasil operasi himpunan tersebut

    Gambar-6 Operasi Himpunan

    Jika sebuah objek 𝑎 adalah sebuah anggota/ elemen dari himpunan

    𝐴 = 𝑎 , 𝑏, 𝑐 dan 𝑅 = 𝑎 , 𝑆 = 𝑏 , 𝑇 = 𝑐 adalah sub himpunan dari

    himpunan 𝐴, jika 𝐴 adalah himpunan dari semua sub himpunan

    ℘ 𝐴 = 𝑎, 𝑏, 𝑐 , maka pernyataan di atas dapat dituliskan.

    𝑎 ∈ 𝐴, {𝑎} ⊂ 𝐴 atau 𝑅 ⊂ 𝐴, 𝑎 ∈ ℘(𝐴)

  • Bab 7 Sistem Digital Hal. 170

    7.4. Aljabar Boolean

    Matematikawan yang menghubungan antara matematika dengan suatu

    bilangan biner adalah George Boole. Perkembangan dari logika aljabar

    disebut sebagai aljabar boolean. Pada aljabar boolean terdapat suatu

    variabel yang bernilai 1 atau 0 dapat pula disebut benar atau

    salah.terdapat beberapa gerbang logika yaitu seperti AND, OR, NOT

    dsb, dengan simbol input dan output seperti pada Gambar-7 di bawah.

    Pada analisa gerbang logika umum digunakan software MATLAb untuk

    menganalisa suatu gerbang logika pada rangkaian listrik seperti pada

    Gambar-7 di bawah

    Gambar-7 Gerbang Logika

    Dapat diperlihatkan hubungan rumusan matematik pada Gambar-8 di

    bawah untuk logika OR dan AND

    Gambar-8 Logika OR dan logika AND

    Dapat diperlihatkan aturan aljabar Boolean pada Tabel-1 di bawah

  • Bab 7 Sistem Digital Hal. 171

    Tabel-1 Aljabar Boolean

    Terdapat sebuah aturan lain selain yang diperlihatkan pada Tabel-1 di

    atas, yaitu sebagai berikut

    𝑋 + 𝑋 . 𝑌 = 𝑋 + 𝑌 . 𝑋 + 𝑋 = 𝑋 + 𝑌

    Pada Gambar-9 dapat diperlihatkan symbol beberapa gerbang logika

    selain AND, OR dan NOT

  • Bab 7 Sistem Digital Hal. 172

    Gambar-9 Gerbang Logika pada Rangkaian IC

    Dapat diperlihatkan suatu gerbang logika menggunakan MATLAB

    menggunakan menu seperti pada Gambar-10 di bawah

    Gambar-10 Menu Gerbang Logika

    Contoh penggunaan simulink dengan menggunakan MATLAB pada

    gerbang logika dapat diperlihatkan pada Gambar-11 di bawah

  • Bab 7 Sistem Digital Hal. 173

    Gambar-11 Gerbang Logika pada Rangkaian IC dengan MATLAB

    Dapat diperlihatkan gabungan untuk gerbang logika seperti pada

    Gambar-12 di bawah

    Gambar-12 Gabungan Gerbang Logika

  • Bab 7 Sistem Digital Hal. 174

    pada gerbang logika XOR atau disebut sebagai exclusive OR yang

    memiliki simbol dan tabel kebenaran (truth table) seperti pada

    Gambar-13 di bawah

    Gambar-13 Gerbang XOR

    Dapat diperlihatkan rangkaian elektronik AND, OR, NOT, NAND dan

    NOR

    Gambar-14 Rangkaian Elektronika IC

    7.5. Latihan Soal-Jawab

  • Bab 7 Sistem Digital Hal. 175

    1. Buktikan bahwa 𝐴. 𝐵 + 𝐴∗. 𝐵 + 𝐴. 𝐵∗ + 𝐴∗. 𝐵∗ =

    𝐴. 𝐵 .0

    Jawab

    𝐴. 𝐵 + 𝐴∗. 𝐵 + 𝐴. 𝐵∗ + 𝐴∗.𝐵∗ = 𝐴. (𝐵 + 𝐵∗ + 𝐴∗. (𝐵 + 𝐵∗

    = 𝐴 + 𝐴∗ . 𝐵 + 𝐵∗ = 1.1 = 𝐴 + 1 . 𝐵 + 1

    = 𝐴. 𝐵 + 1 = 𝐴. 𝐵 .1 = 𝐴. 𝐵 .0

    2. Buktikan bahwa 𝐴. 𝐵 + 𝐶 . 𝐴. 𝐵 + 𝐷 = 𝐴. 𝐵 . 𝐶. 𝐷

    Jawab

    𝐴.𝐵 + 𝐶 . 𝐴.𝐵 + 𝐷 = 𝐴.𝐵 + 𝐶 + 𝐴.𝐵 + 𝐷

    = 𝐴. 𝐵 . 𝐶. 𝐷

    3. Buatlah lebih sederhana suatu fungsi 𝑓(𝐴, 𝐵, 𝐶, 𝐷) yang

    diberikan oleh rumusan berikut di bawah!

    Jawab

    𝐴∗. 𝐵∗. 𝐷 + 𝐴∗. 𝐵. 𝐷 + 𝐵. 𝐶. 𝐷 + 𝐴. 𝐶. 𝐷

    = 𝐴∗ .𝐷 𝐵∗ + 𝐵 + 𝐵. 𝐶 .𝐷 + 𝐴. 𝐶 . 𝐷

    = 𝐴∗ .𝐷 + 𝐵. 𝐶. 𝐷 + 𝐴. 𝐶. 𝐷 = 𝐴∗ + 𝐴. 𝐶 .𝐷 + 𝐵. 𝐶. 𝐷

    = 𝐴∗ + 𝐶 .𝐷 + 𝐵. 𝐶. 𝐷 = 𝐴∗ .𝐷 + 𝐶. 𝐷 + 𝐵.𝐶 . 𝐷

    = 𝐴∗ .𝐷 + 1 + 𝐵 .𝐶. 𝐷 = 𝐴∗. 𝐷 + 𝐶 . 𝐷 = 𝐴∗ + 𝐶 .𝐷

    4. Jabarkanlah bentuk lain dari suatu fungsi berikut !

    𝑓 𝑋, 𝑌, 𝑍 = 𝑋. 𝑌 + 𝑋. 𝑍 + 𝑌. 𝑍

    Jawab

  • Bab 7 Sistem Digital Hal. 176

    𝑓 𝑋,𝑌, 𝑍 = 𝑋. 𝑌 + 𝑋. 𝑍 + 𝑌. 𝑍 = 𝐴 + 𝐵 + 𝐶 = 𝐴 + 𝐷 = 𝐴 . 𝐷

    = 𝐴 . 𝐵 + 𝐶 = 𝐴 . 𝐵 . 𝐶 = 𝑋. 𝑌 . 𝑋. 𝑍 . (𝑌.𝑍 )

    = 𝑋 + 𝑌 . ( 𝑋 + 𝑍 . 𝑌 + 𝑍

    5. Tunjukkan dengan menggunakan teori himpunan tentang aturan

    De Morgan serta hukum distributif !

    Jawab

    Aturan De Morgan dapat dibuktikan sebagai berikut

    𝐵 + 𝐶 = 𝐵 . 𝐶

    Maka dengan menggunakan teori himpunan didapatkan bahwa 𝐵 + 𝐶 =

    𝐵 . 𝐶 , yaitu

    𝐴 − 𝐵⋃𝐶 = (𝐴 − 𝐵)⋂(𝐴 − 𝐶)

    Hukum distributif dapat dibuktikan sebagai berikut

    𝐴. 𝐵 + 𝐶 = 𝐴. 𝐵 + 𝐴. 𝐶

    Dapat diperlihatkan pada gambar di bawah

    𝐴⋂ 𝐵⋃𝐶 = 𝐴⋂𝐵 ⋃ 𝐴⋂𝐶

    Hasil yang sama didapatkan untuk

    𝐴⋃ 𝐵⋂𝐶 = 𝐴⋃𝐵 ⋂ 𝐴⋃𝐶

    6. Tunjukkan dengan tabel kebenaran bahwa bentuk rangkaian

    seperti pada gambar di bawah adalah gerbang logika XOR dan

    tunjukkan rumus rangkaian tersebut !

  • Bab 7 Sistem Digital Hal. 177

    Dapat dituliskan dengan tabel kebenaran sebagai berikut

    X Y Z

    0 0 0

    0 1 1

    1 0 1

    1 1 0

    Hasil dari tabel kebenaran menunjukkan bahwa rangkaian adalah XOR

    dengan rumusan 𝑍 = 𝑋⨁𝑌 = 𝑋 + 𝑌 . 𝑋. 𝑌 = 𝑋. 𝑌 + 𝑌. 𝑋

    Dapat dijabarkan sebagai berikut rumus logika X-OR

    𝑍 = 𝑋⨁𝑌 = 𝑋. 𝑌 + 𝑌.𝑋 = 𝑋. 𝑌 + 𝑌. 𝑋 + 𝑋. 𝑋 + 𝑌. 𝑌

    = 𝑋 𝑌 + 𝑋 + 𝑌 𝑌 + 𝑋 = 𝑋 + 𝑌 . 𝑌 + 𝑋

    = 𝑋 + 𝑌 . 𝑋. 𝑌

    Referensi

    [1] Halliday, D., Resnick, R., Walker, Fundamenthal of Physics-

    Extended, 5th, John Wiley & Sons, New York 1997.

    [2] Mary L. Boas, Mathematical Methods in The Physical Sciences,

    John Wiley and Sons Inc, Canada, 1983.

    [3] Putra, V.G.V,, Endah dan Ngadiono, Pengantar Listrik Magnet dan

    Terapannya, Penerbit CV. Mulia Jaya, Yogyakarta, 2016.

  • Bab 7 Sistem Digital Hal. 178

    [4] Putra, V.G.V, Pengantar Eksperimen Fisika, Penerbit CV Mulia

    Jaya, Yogyakarta, 2015.

    [5] Suarga, Fisika Komputasi Solusi Problema Fisika dengan Matlab,

    Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005.