15
SISTEM DINAMIK KEBIJAKAN PENYEDIAAN UNTUK INDUSTRI KEDELAI (Glysine max L. Merril) DYNAMICSYSTEMSANALYSISPROVISIONPOLICYFOR SOYBEANINDUSTRY(Glysine maxL.Merrill) Darni Lamusu 1 ,Kaimuddin 2 , Didi Rukmana 2 ¹Jurusan Agroteknologi Universitas Muhammadiyah ²Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi : Darni Lamusu Program Studi Sistem-sistem Pertanian Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar, 90425 HP : 081245140506 E – mail :[email protected]

SISTEM DINAMIK KEBIJAKAN PENYEDIAAN UNTUK …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/00f66a22cdfa8b3b3ce3a80362ac373e.pdf · pemanfaatan luas lahan tersebut masih ... untuk menganalisis

  • Upload
    haduong

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SISTEM DINAMIK KEBIJAKAN PENYEDIAAN UNTUK …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/00f66a22cdfa8b3b3ce3a80362ac373e.pdf · pemanfaatan luas lahan tersebut masih ... untuk menganalisis

SISTEM DINAMIK KEBIJAKAN PENYEDIAAN UNTUK

INDUSTRI KEDELAI (Glysine max L. Merril)

DYNAMICSYSTEMSANALYSISPROVISIONPOLICYFOR SOYBEANINDUSTRY(Glysine maxL.Merrill)

Darni Lamusu1,Kaimuddin2, Didi Rukmana2

¹Jurusan Agroteknologi Universitas Muhammadiyah ²Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

Alamat Korespondensi : Darni Lamusu Program Studi Sistem-sistem Pertanian Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar, 90425 HP : 081245140506 E – mail :[email protected]

Page 2: SISTEM DINAMIK KEBIJAKAN PENYEDIAAN UNTUK …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/00f66a22cdfa8b3b3ce3a80362ac373e.pdf · pemanfaatan luas lahan tersebut masih ... untuk menganalisis

Abstrak

Permasalahan ketersediaan kedelai secara regional merupakan suatu permasalahan sistem yang cukup kompleks dengan melibatkan berbagai komponen dan variabel yang saling berinteraksi, kemudian sistem pengembangan kedelai adalah untuk memenuhi kebutuhan bahan baku untuk industri maupun untuk konsumsi masyarakat. Tujuan Penelitian ini adalah Menganalisis ketersediaan kedelai sebagai bahan baku industri, pasca panen kedelai pada masa mendatang,membuat simulasi terhadap skenario perencanaan penyediaan dan memberikan alternatif kebijakan perencanaan agribisnis dan pengembangan industri kedelai di Kabupaten Banggai. Metode yang digunakan adalah pemodelan pendekatan sistem dinamik dilanjutkan dengan simulasi berdasarkan skenario yang telah ditetapkan dan kemudian menggunakan alat bantu diagram simpal kausal (loops) menghasilkan perilaku sistem dinamis. Di analisis menggunakan Powersim versi 2.5 for windows.Hasil simulasi model yang dikembangkan menunjukkan jika tidak terjadi perubahan kebijakan maka kebutuhan atau persediaan tidak mencukupi, yaitu dari awal simulasi tahun 2013. Skenario untuk mengatasi masalah ketersediaannya antara lain : 1). Kebijakan penambahan luas areal tanam 15%/tahun mampu memenuhi kebutuhan kedelai 14 tahun kemudian, 2). kebijakan peningkatan produktivitas rata-rata kedelai melalui intensifikasi sebesar 1,9 ton/ha tidak memenuhi kebutuhan kedelai, 3). Kebijakan perluasan lahan disertai peningkatan produktivitas rata-rata kedelai masing-masing sebesar 10% dan 1,7 ton/ha mampu memenuhi kebutuhan kedelai dalam waktu ke depan.Pengembangan skenario dilakukan terhadap perubahan tingkat konsumsi kedelai sebesar 0,008 ton/tahun dan kebutuhan kedelai rata-rata industri 1 ton/unit/tahun.solusinya peningkatan luas areal tanam 10 % dan peningkatan produktivitas sebesar 1,9 ton/ha. Solusi ini paling efektif dan juga akan mampu memenuhi kebutuhan kedelai untuk 14 tahun kedepan. Berdasarkan hasil simulasi kehilangan nilai hasil panen kedelai yaitu pada tahun 2026 nilai losses sebesar 52,10 ton dengan harga sebesar Rp. 9.055.246,41, maka nilai kehilangan mencapai RP. 471.776.733,41. Kemudian nilai pasca panen yang menekan laju losses sebesar 57.344.000,36 pada tahun 2026, menjadi Rp. 414.432.733,06. Kata Kunci :Kedelai, Pasca panen, analisis dinamik.

Abstract

Problemssoyregionalavailabilityis an issuethat isquitea complexsysteminvolving variouscomponentsandvariables thatinteract with each other, thenthe systemof soybeandevelopmentistomeet the needs ofraw materialsforindustry andforpublic consumption.The purposeof thisstudyisanalyzethe availability ofsoybeansasrawmaterials, post harvestsoybeansin the future, create a simulationof thescenarioplanningand theprovision ofalternativepoliciesprovideagribusinessplanninganddevelopment ofsoybeanindustryinBanggai. The method usedis adynamic systemmodelingapproachfollowed by asimulationbased onpredefinedscenariosandthenusinga causalloopdiagramtools(loops) generatesa dynamicsystembehavior. Powersimanalyzed usingversion 2.5for windows. The simulation resultsshow themodel developedin the absence ofpolicy changes, the need orinsufficientinventory, whichfrom the beginning ofthe simulationin 2013. Scenariosto addressavailabilityissues, among others: 1). Policiesadditionalacreage planted15% /yearto meet the needsof soybean14yearslater,2). policy of increasingthe averagesoybeanproductivitythroughintensificationof 1.9tons/hadoes notmeet the needs ofsoybean,3). Policyexpansionwithan averageincrease inproductivity ofsoybeanrespectively10% haand1.7ton/ha ofsoybeansto meet the needsinthe foreseeable future. Scenario development done to change the level of soy consumption was 0,008 tons / year and the needs of the industry average soybean 1 ton / unit / year. The solution isan increase inacreage planted10%andincrease inproductivityof 1.9ton/ha. Themosteffectivesolutionandalsobeable tomeet the needs ofsoybeansfor14years. Based onthe simulation resultssoya cropslosevalue, namely thevalue oflossesin 2026amounted to52.10tonsat a priceof Rp. 9,055,246.41, then thevalue oflossreachingRP. 471,776,733.41. Thenthe value ofpost-harvestlosseswhichreduce the rateof57,344,000.36in2026,to Rp. 414,432,733.06.

Keywords: Soybean, Post-harvest, Dynamic Analysis

Page 3: SISTEM DINAMIK KEBIJAKAN PENYEDIAAN UNTUK …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/00f66a22cdfa8b3b3ce3a80362ac373e.pdf · pemanfaatan luas lahan tersebut masih ... untuk menganalisis

PENDAHULUAN

Skenario Penyediaan Kedelai di Indonesia : Sebuah Analisis Kebijakan oleh Trina

dkk(2010), dalam penelitiannya bertujuan 1). Memahami ketidakstabilan penyediaan kedelai

berdasarkan struktur dimanis pasar kedelai Indonesia, 2).Mencari solusi terhadap permasalahan

struktural dan ketidakstabilan penyediaan dengan merekomendasikan tindakan kebijakan untuk

menstabilkan penyediaan kedelai dalam jangka panjang, yaitu selama empat puluh tahun (1969-

2008) data yang dikumpulkan. Dari hasil penelitiannya menghasilkan tiga skenario model

kedepan, 1) skenario normal yang ditunjukan oleh pencapaian stabilitas penyediaan melalui

pengelolaan impor dan dalam jangka panjang harga akan turun. 2) Skenario membaik yang

ditunjukkan oleh kestabilan penyediaan yang mungkin dicapai dengan meningkatkan produksi

dan mengurangi impor, sehingga harga akan turun dalam jangka panjang. 3) Skenario terbaik

ditunjukkan oleh kestabilan penyediaan melalui peningkatan produksi dan pengurangan impor

serta pengaturan pasar. Mengacu pada skenario terbaik maka, 1.Bulog (Badan Urusan Logistik)

seharusnya tetap berperan sebagai badan penyeimbangan untuk bisnis swasta untuk menjamin

efisiensi pasar di masa depan, dan 2. Kurangi penggunaan kedelai impor dan sebagai gantinya

tingkatkan produksi kedelai lokal berbasis bioteknologi yang ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan pakan (sebagai contoh : bungkil kedelai untuk industri ternak).

Kabupaten Banggai merupakan salah satu sentra penghasil kedelai, yaitu pada tahun

2012 sebesar 2.961,52 ton, produktivitas rata – rata 16,23, sedangkan produktivitas dapat

mencapai 2,5 ton per ha dan 2,3 ton per ha (Ginting dkk, 2009) dan luas panen 1.824,

pemanfaatan luas lahan tersebut masih sangat rendah.Kurangnya pemanfaatan lahan tanam akan

berdampak pada produksi kedelai di Kabupaten Banggai, yang berimbas pula pada penyediaan

bahan baku industri kedelai.Kegiatan agroindustri yang merupakan bagian integral dari sektor

pertanian mempunyai kontribusi penting dalam proses industrialisasi terutama di wilayah

pedesaan. Efek agroindustri tidak hanya mentransformasikan produk primer ke produk olahan

tetapi juga budaya kerja dari agraris tradisional yang menciptakan nilai tambah rendah menjadi

budaya kerja industrial moderen yang menciptakan nilai tambah tinggi (Suryana, 2005).

Kebijakan pembangunan agroindustri antara lain kebijakan investasi, teknologi dan lokasi

agroindustri harus mendapat pertimbangan utama (Yusdja dkk, 2002).

Permasalahan ketersediaan kedelai secara regional merupakan suatu permasalahan sistem

yang cukup kompleks dengan melibatkan berbagai stakeholder dan berbagai variabel yang saling

Page 4: SISTEM DINAMIK KEBIJAKAN PENYEDIAAN UNTUK …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/00f66a22cdfa8b3b3ce3a80362ac373e.pdf · pemanfaatan luas lahan tersebut masih ... untuk menganalisis

berkaitan dan berinteraksi. Sistem pengembangan kedelai tersebut seharusnya menuju pada

pemenuhan bahan baku bagi industri kedelai, penyediaan kebutuhan pangan, keperluan ekspor

dan lain sebagainya.Oleh karena itu, perlu dibuatkan model sistem penyediaan kebutuhan kedelai

untuk menganalisis ketersediaannya.Erma (2006), menyatakan bahwa model simulasi

merupakan alat yang cukup fleksibel untuk memcahkan masalah yang sulit untuk dipecahkan

dengan model matematis biasa. Model simulasi sangat efektif digunakan untuk sistem yang

relatif kompleks untuk pemecahan analitis dari model tersebut. Penggunaan simulasi akan

memberikan wawasan yang lebih luas pada pihak manajemen dalam menyelesaikan suatu

masalah. Oleh karena itu manfaat yang didapatkan dengan menggunakan metode simulasi

adalah sebagai alat bagi perancang sistem atau pembuat keputusan, dalam hal ini manajer

menciptakan sistem dengan kinerja tertentu baik dalam tahap perancangan sistem maupun tahap

operasional.

Memperhatikan permasalahan tersebut, maka dianggap perlu untuk melakukan

penelitian dalam merancang model pengelolaan kedelai, penanganan pasca panen yang baik,

serta untuk memenuhi ketersediaan bahan baku industri, membuat skenario perencanaan

kebijakan yang dapat diberlakukan dalam jangka panjang, serta memberikan alternatif

perencanaan agrobisnis dan agroindustri kedelai di Kabupaten Banggai.

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Luwuk Timur dan Kecamatan Toili, Kabupaten

Banggai Sulawesi Tengah.Penelitian ini bersifat kualitatif, yaitu mengkaji realitas sosial dan

keadaan penyediaan stok dan penanganan pasca panen kedelai melalui pendekatan analisis

sistem dimanik pada industri kedelai.Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model

dinamika sistemdan membuat skenario kebijakan yang lebih baik.

Populasi dan sampel

Pemilihan responden dilakukan dengan teknik sampling yaitu Judgement Sampling.

Sampel merupakan daerah yang memiliki karakteristik wilayah yang relatif sama atau dapat

mewakili wilayah lain,Memiliki karakteristik usaha pengolahan kedelai yang relatif sama,

Merupakan daerah pusat budidaya tanaman kedelai dan Memiliki jarak yang relatif dekat dengan

industri pengolahan kedelai.Berdasarkan kriteria tersebut, daerah yang terpilih sebagai sampel

Page 5: SISTEM DINAMIK KEBIJAKAN PENYEDIAAN UNTUK …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/00f66a22cdfa8b3b3ce3a80362ac373e.pdf · pemanfaatan luas lahan tersebut masih ... untuk menganalisis

penelitian adalah Kecamatan Luwuk Timur dan Toili.untuk pengambilan data pasca panen di

tentukan mengambil 10 petani kedelai yang dianggap telah dapat mewakili populasi dan

memenuhi syarat untuk dilakukan. Untuk Ukuran sampel pada pelaku industri kedelai diambil

dengan cara survei seluruh industri kedelai di Kabupaten Banggai.

Metode Pengumpulan data

Data yang digunakan adalah data Kualitatif dan kuantitatif, data primer dan data Sekunder.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian adalah : survey dengan

menggunakan Quisioner, wawancara terstruktur, studi Literatur.

Analisis data

Penelitian dilakukandengan fase-fase yaitu, identifikasi dan defenisi masalah, formulasi

model, simulasi model, validasi model dan implementasi kebijakan. Metode yang digunakan

adalah pemodelan pendekatan sistem dinamik dilanjutkan dengan simulasi berdasarkan skenario

yang telah ditetapkan dan kemudian menggunakan alat bantu diagram simpal kausal (loops)

menghasilkan perilaku sistem dinamis (Gambar 1).Kemudian Data hasil penelitian dianalisis

menggunakan Powersim versi 2.5 for windows.

HASIL

Validasi

Tabel 1 perhitungan uji MAPE (Mean Absolute Percentage Error) yang dilakukan

terhadap data jumlah penduduk Kabupaten Banggai tahun 2007-2012 diperoleh nilai sebesar 3

%.Ini berarti bahwa terdapat penyimpangan sebesar 3 % antara hasil simulasi dengan data aktual.

Berdasarkan kriteria ketepatan model nilai MAPE tersebut adalah lebih kecil dari 5%. Sehingga

bisa disimpulkan model sengat tepat dan model dapat diterima.Tabel 2 adalah hasil validasi

model luas panen kedelai dengan uji MAPE adalah sebesar 1,2%. Nilai tersebut lebih kecil dari

5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa model tepat dan dapat diterima.Berdasarkan hasil

simulasi, produktivitas kedelai pada tahun 2012 menunjukkan nilai sebesar 15,7 ku/ha.

Sedangkan data aktual produktivitas kedelai pada tahun 2012 adalah 162 ku/ha.Tabel 3

memperlihatkan perhitungan dengan uji MAPE terhadap data produktivitas kedelai tahun 2007-

2012 diperoleh nilai sebesar 2,27 %. Nilai tersebut lebih kecil dari 5%, sehingga dapat

disimpulkan bahwa model tepat dan dapat diterima.Kemudian pada Tabel 4 Hasil validasi model

Page 6: SISTEM DINAMIK KEBIJAKAN PENYEDIAAN UNTUK …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/00f66a22cdfa8b3b3ce3a80362ac373e.pdf · pemanfaatan luas lahan tersebut masih ... untuk menganalisis

Produksi kedelai dengan uji MAPE adalah sebesar 3,87%. Nilai tersebut lebih kecil dari 5%,

sehingga dapat disimpulkan bahwa model tepat dan dapat diterima.

Skenario Tanpa Perubahan Kebijakan Skenario tanpa perubahan kebijakan, skenario ini rata-rata kebutuhan kedelai dalam bentuk

segar maupun dalam bentuk olahan adalah 0,007 ton/kapita/tahun. Berdasarkan rata-rata

konsumsi kedelai tersebut, yang kemudian diasumsikan tetap selama tahun 2013-

2026.Kebutuhan kedelai industri dianalisis berdasarkan kebutuhan rata-rata industri tempe,

industri tahu dan industri susu/tape yang berada di Kabupaten Banggai. Pada asumsi untuk alih

fungsi lahan kedelai baik untuk kebutuhan tanaman lain maupun keperluan non pertanian secara

tetap sebesar 3 % per tahun.Berdasarkan hasil simulasi tersebut terlihat kecenderungan

menurunnya produksi kedelai.Sementara itu kebutuhan kedelai untuk industri dan kebutuhan

rumah tangga terus mengalami peningkatan. Produksi kedelai tersebut tidak dapat memenuhi

kebutuhan kedelai secara keseluruhan, yaitu dimulai sejak tahun 2013 sampai tahun 2026 terus

mengalami kekurangan yang sangat besar. Ini berarti produksi kedelai di Kabupaten Banggai

akan perlu ditingkatkan secara signifikan dengan memaksimalkan semua input produksi.

Skenario kebijakan dengan Perluasan Areal Tanam

Skenario kedua yaitu kebijakan peningkatan pendayagunaan sumber daya lahan untuk

memperluas areal tanam secara kontinyu sebesar 15 % per tahun.Upaya perluasan areal tanam

tersebut masih dapat mengingat masih terdapat jumlah lahan yang potensi untuk tanaman kedelai

seluas 362.011 ha.Luas lahan tersebut merupakan lahan tegalan dan lahan yang belum dikelolah

secara kontinyu. Pada simulasi ini, Peningkatan luas areal tanam sebesar 15 % per tahun

mengakibatkan penyediaan kedelai meningkat sehingga dapat memenuhi stok kebutuhan industri

dan kebutuhan konsumsi pada tahun 2016 ke depan. Tetapi mengalami keterlambatan surplus

kedelai yaitu pada tahun 2016, yang akan mempengaruhi kebutuhan kedelai pada masa kini.

Skenario upaya peningkatan produktivitas (Intensifikasi)

Peningkatan produktivitas dengan menanam varietas unggul dapat dilakukan dengan

memperhatikan kesesuaian lahan, pola tanam pada suatu daerah dan disesuaikan dengan

kebutuhan permintaan industri.Berdasarkan hasil simulasi perubahan produksi melalui upaya

peningkatan produktivitas rata-rata 1,9 ton/ha kedelai tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan.

Page 7: SISTEM DINAMIK KEBIJAKAN PENYEDIAAN UNTUK …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/00f66a22cdfa8b3b3ce3a80362ac373e.pdf · pemanfaatan luas lahan tersebut masih ... untuk menganalisis

Skenario Kebijakan Pendayagunaan Lahan dan Peningkatan Produktivitas

Skenario kebijakan pendayagunaan lahan (perluasan areal tanam) yang digunakan sebesar

5 % per tahun dan upaya intnesifikasi yang dapat menghasilkan produktivitas rata-rata sebesar

1,7 ton/ha. Dengan adanya perluasan lahan tanam sebesar 5 % dan peningkatan prodkutivitas

rata-rata 1,7 ton/ha ini akan mampu memenuhi kebutuhan kedelai dalam beberapa tahun ke

depan.

Skenario dengan pengaruh kebutuhan konsumsi dan industri

Pada model yang dirancang ini diasumsikan kebutuhan rata-rata kedelai untuk konsumsi

meningkat menjadi 0,008 ton/kapita/tahun dan industri meningkat 1 ton/unit/tahun, maka

kebutuhan kedelai keseluruhan akan meningkat pula. Untuk mengatasi peningkatan tersebut

maka diperlukan skenario kebijakan penambahan luas areal tanam sebesar 10% per tahun dan

peningkatan produktivitas 1,9 ton/ha per tahun.

Simulasi Pascapanen

Berdasarkan hasil simulasi, losses kedelai pada tahun pada tahun 2013 sebesar 10,21 ton

dengan harga 7.000.000,00 rupiah dengan total nilai kehilangan yang disebabkan yaitu sebesar

Rp. 71.481.920,79. Kemudian pada tahun selanjutnya tingkat losses dan harga akan naik terus,

sehingga semakin besar kehilangan nilai yaitu pada tahun 2026 nilai losses sebesar 52,10 ton

dengan harga sebesar Rp. 9.055.246,41 maka nilai kehilangan mencapai Rp.

471.776.733,41.Kemudian hasil nilai pascapanen yang menekan laju losses sebesar

57.344.000,36 pada tahun 2026. Dari nilai losses sebesar Rp. 471.776.733,41 menjadi Rp.

414.432.733,06. Dengan demikian maka pengaruh penganan pascapanen sangat rendah yang

tidak dapat menekan laju dari losses.

PEMBAHASAN

Dari penelitisn ini tampak bahwa penggunaan varietas unggul sangat berpontensi untuk

meningkatkan produktivitas dan produksi kedelai. Rendahnya produksi kedelai di Kabupaten

Banggai antara lain disebabkan masih rendahnya produktivitas di tingkat petani rata-rata hanya

mencapai 14,00-15,00 ku/ha. Hal ini karena belum diterapkan teknologi spesifik lokasi, dan

penggunaan varietas unggul yang baik, serta penggunaan bibit yang sudah berulang kali

ditanam.Selain itu petani juga belum mempunyai kemampuan untuk mempertahankan mutu

kedelai dengan keterampilan dalam menangkar benih.Benih kedelai yang digunakan petani

Page 8: SISTEM DINAMIK KEBIJAKAN PENYEDIAAN UNTUK …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/00f66a22cdfa8b3b3ce3a80362ac373e.pdf · pemanfaatan luas lahan tersebut masih ... untuk menganalisis

kalaupun asalnya merupakan benih unggul namun seringkali sudah merupakan hasil pertanaman

berulang-ulang dari hasil panen sebelumnya atau merupakan benih yang diperoleh dari sesama

teman dengan tukar-menukar benih dan terkadang juga hasil pembelian di pasar namun tidak

jelas jenisnya.Sehingga perlu dilakukan upaya untuk perbaikan penggunaan benih unggul kedelai

di tingkat petani.

Varietas unggul sebagai salah satu teknologi yang dihasilkan oleh lembaga penelitian

perlu disebarluaskan karena penciptaan varietas unggul baru yang mempunyai karakter

produktivitas tinggi dan toleran terhadap kondisi lingkungan biotik dan abiotik sangat diperlukan

dalam rangka peningkatan produksi kedelai.Sebelum varietas unggul tersebut sampai di tingkat

petani, maka diperlukan berbagai tahap seperti pengujian di lingkup institusi penelitian dan

pengembangan.Sehingganya jaringan penelitian dan pengkajian perlu diperkuat dan diperluas

(Litbang Pertanian, 2007).Kemudian perbanyakan benih disertai pengawasan dan sertifikasi oleh

institusi berwenang. Setelah itu diperbanyak oleh penangkar sebelum dipasarkan. Dengan

demikian diperlukan adanya umpan balik dari petani dan institusi di daerah ke sumber teknologi

tersebut untuk lebih meningkatkan mutu hasil suatu teknologi.

Petani kedelai di Kabupaten Banggai memiliki pola tanam rotasi tanaman atau sistem

bertanam gilir, yaitu dua atau lebih tanaman ditumbuhkan secara berurutan (bergiliran) pada

lahan yang sama. Rotasi tanaman yang sepadan sangat efektif dalam pengendalian hama,

penyakit, dan gulma, sekaligus memberikan keuntungan dalam pengelolaan struktur, kesuburan

dan erosi tanah. Dengan pola tanam ada beberapa hal yang bisa dimaksimalkan penanamannya

yaitu: Lahan tegalan pada bulan juni sampai September, bisa dimanfaatkan tanam kedelai

kembali karena musim penghujan masih berlangsung sesuai dengan kondisi curah hujan

dikabupaten Banggai. Menjadi pola tanam kedelai-palawija-kedelai. Pada lahan sawah bisa

dimaksimalkan dengan sistem tanam tumpangsari yang dimana dengan cara budidaya demikian

dapat diambil keuntungan berupa penambahan pendapatan dan penghasilan, sekaligus dapat

menkonservasi kesuburan tanah.

Pemupukan yang dilakukan umumnya masih kurang tepat, dimana pupuk belum

digunakan secara rasional sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kemampuan tanah

menyediakan unsur hara. Pemupukan belum didasarkan atas hasil uji tanah, sehingga akan

memberikan dampak yang kurang menguntungkan terhadap sifat tanah dan lingkungan secara

keseluruhan. Uji tanah telah berhasil dengan baik dalam membantu membina status ketersediaan

Page 9: SISTEM DINAMIK KEBIJAKAN PENYEDIAAN UNTUK …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/00f66a22cdfa8b3b3ce3a80362ac373e.pdf · pemanfaatan luas lahan tersebut masih ... untuk menganalisis

hara dalam tanah, interpretasi dan evaluasi hasil analisis, serta penyusunan rekomendasi pupuk,

sedangkan analisis tanaman dapat melengkapi uji tanah (Sirappa, 2002).Penerapan pemupukan

berimbang dapat menggunakan pupuk tunggal ataupun pupuk majemuk, dimana masing-masing

memiliki kekurangan. Agar pupuk yang diberikan ke dalam tanah lebih efektif dan efisien

digunakan tanaman maka cara, waktu dan jumlah pupuk yang diberikan harus sesuai dengan

kebutuhan tanaman.

Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah untuk menyedia unsur hara dalam

keadaan seimbang untuk pertumbuhan tanaman, baik itu unsur makro ataupun unsur mikro.

Untuk pertumbuhan yang baik kedelai membutuhkan unsur hara N, P, K, Ca, Mg, S, B0, El, C0,

Fe, M0, dan Zn ; unsur N, P, K dibutuhkan lebih banyak dibanding unsur lain. Dari ke 3 unsur

tersebut kedelai membutuhkan N jauh lebih banyak dengan perbandingan N;P;K = 10;1;3

(Adisarwanto, 2005 : Alihamsyah dan Arriza, 2004 : Jumberi dan Alihamsyah, 2004) dalam

Mulyatri dkk (2012).

Perluasan areal tanam secara keseluruhan di Kabupaten Banggai dapat dilakukan

dengan perluasan 15 % pertahun dari total luas lahan yang berpotensial. Karena kebutuhan

kedelai Kabupaten Banggai sangat tinggi yaitu hampir 2 kali jumlah produksi kedelai dalam

setiap tahun (berdasarkan hasil simulasi dan survey).Usaha perluasan lahan kedelai dapat

dilakukan dengan memanfaatkan lahan kering atau tegalan yang potensi pengembangan

kedelai.Tanaman kedelai mempunyai daya adaptasi yang luas terhadap berbagai jenis

tanah.Berdasarkan kesesuaian jenis tanah untuk pertanian, maka tanaman kedelai cocok ditanam

pada jenis tanah Aluvial, Regosol, Grumosol, Latosol dan Andosol.Hal yang penting

diperhatikan dalam pemilihan lahan pertanaman kedelai adalah tataair (drainase) dan tataudara

(aerase) tanah yang baik, bebas dari kandungan atau wabah Nematoda, dan keasaman (pH)

tanah.Tanah ini rata-rata mempunyai sifat fisik dan kimia yang sedang.Pertanaman kedelai pada

jenis tanah ini tidak banyak menghadapi kendala. Dengan teknik budidaya yang baik yaitu

menggunakan varietas unggul, pengolahan tanah minimum, pemberian kapur bila pH tanah

dibawah 5,5, berikan pukan 5-10 ton (tergantung jenis tanah), pemupukan 50 kg urea, 50 kg SP-

36, 50 Kg KCl, penyiangan 2 x dan pengendalian dengan PHT, kedelai dapat berproduksi 2-0 –

2,5 ton biji kering/ha (Rukmana dkk, 1996 dalam Mulyatri dkk, 2012 ).

Elizabeth (2007), menyatakan bahwa beberapa kelembagaan pendukung keberhasilan

agribisnis kedelai, seperti: kelompok tani, lembaga tenaga kerja, kelembagaan penyedia input,

Page 10: SISTEM DINAMIK KEBIJAKAN PENYEDIAAN UNTUK …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/00f66a22cdfa8b3b3ce3a80362ac373e.pdf · pemanfaatan luas lahan tersebut masih ... untuk menganalisis

kelembagaan output, dan kelembagaan permodalan. Pengembangan kelembagaan untuk

menghasilkan pencapaian kesinambungan dan keberlanjutan daya dukung SDA (marginal

sustainability yield) dan berbagai usaha untuk menopang dan menunjang aktivitas kehidupan,

merupakan bagian penting pembangunan pertanian dan perdesaan.Masalah kelembagaan usaha

tani kedelai ini dapat dilihat dari saluran pemasaran kedelai yang terlalu panjang, dan kebijakan

harga yang tidak mendukung petani, mengakibatkan keuntungan yang diperoleh petani sangat

sedikit.Tidaklah mengherankan bahwa banyak petani memilih untuk mengalih fungsikan lahan

kedelai mereka ke komoditi tanaman lainnya.Menurut Nasrul (2012) dalam Rante (2013),

lemahnya daya saing petani kedelai lokal disebabkan oleh masih rendahnya nilai tawar petani,

sistem informasi dan kelembagaan kelompok tani. Kemudian Akhmad (2007) dalam Rante

(2013), menjelaskan untuk menaikkan daya tawar petani kedelai adalah dengan; (1) Konsolidasi

petani dalam satu wadah untuk menyatukan gerak ekonomi dalam setiap rantai pertanian, dari

pra produksi sampai pemasaran, (2) Kolektifikasi produksi, yaitu perencanaan produksi secara

kolektif untuk menentukan pola, jenis, kuantitas dan siklus produksi secara kolektif, dan (3)

Kolektifikasi dalam pemasaran produk kedelai. Hal ini dilakukan untuk mencapai efisiensi biaya

pemasaran dengan skala kuantitas yang besar, dan menaikkan posisi tawar produsen dalam

perdagangan produk kedelai. Dengan kata lain, pengembangan kedelai lokal tidak dapat berjalan

optimal tanpa adanya pemberdayaan komunitas petani kedelai dalam kelembagaan usaha tani

yang ada. Upaya pemerintah memecahkan problem kelembagaan usaha tani kedelai dan

alternatif strategi yang dapat dilakukan.Koperasi yang terbentuk tersebut diharapkan dapat

berperan dalam memfasilitasi kepentingan petani dengan pihak indutri hulu dan hilir,

mewujudkan kemitraan usahanya dalam meningkatkan posisi tawar dengan lembaga bisnis

lainnya, saling berkomunikasi untuk mendapatkan informasi teknologi baru, sarana produksi,

pembiayaan dan pemasaran serta lain-lainnya.Kemudian terciptanya kelompok tani yang kuat

akan berdampak pula pada kemampuan membina kemitraan antara petani/kelompok tani dengan

industri pengolahan kedelai yang saling menguntungkan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil simulasi terhadap model yang dikembangkan menunjukkan bahwa jika tidak terjadi

perubahan kebijakan maka kebutuhan tidak akan pernah mencukupi, yaitu dari awal simulasi

pada tahun 2013 sampai pada waktu seterusnya. Beberapa skenario untuk mengatasi masalah

Page 11: SISTEM DINAMIK KEBIJAKAN PENYEDIAAN UNTUK …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/00f66a22cdfa8b3b3ce3a80362ac373e.pdf · pemanfaatan luas lahan tersebut masih ... untuk menganalisis

ketersediaan kedelai antara lain : 1). Kebijakan penambahan luas areal tanam sebesar 15%

pertahun yang mampu memenuhi kebutuhan kedelai 25 tahun kemudian, 2). kebijakan

peningkatan produktivitas rata-rata kedelai melalui upaya intensifikasi sebesar 1,9 ton/ha yang

tidak mampu memenuhi kebutuhan kedelai pada waktu seterusnya, 3). Kebijakan pendayagunaan

sumber daya lahan disertai dengan peningkatan produktivitas rata-rata kedelai masing-masing

sebesar 10 % dan 1,7 ton/ha ini akan mampu memenuhi kebutuhan kedelai dalam waktu ke

depan.Pengembangan model dapat dilakukan dengan memasukkan aspek-aspek finansial untuk

mengetahui pengaruh harga kedelai dan harga input produksi (sarana produksi) terhadap jumlah

penggunaan kedelai bagi industri dan konsumsi dengan mengidentifikasi variabel-variabel secara

lebih detail dalam model sistem dinamis. Untuk verifikasi dan validasi model diperlukan data

yang lebih lengkap sehingga diperoleh data yang lebih mendekat kondisi nyata.Kemudian dalam

kaitannya dengan penyediaan kedelai perlu memperhitungkan pasokan kedelai dari luar dan

kedelai yang keluar dari kabupaten Banggai.

Page 12: SISTEM DINAMIK KEBIJAKAN PENYEDIAAN UNTUK …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/00f66a22cdfa8b3b3ce3a80362ac373e.pdf · pemanfaatan luas lahan tersebut masih ... untuk menganalisis

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian.(2007). Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kedelai.Jakarta:

Badan Litbang Pertanian. Elizabeth R. (2007). Penguatan dan Pemberdayaan Kelembagaan Petani Mendukung

Pengembangan Agribisnis Kedelai,Bogor.Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Suryani, Erma.( 2006). Pemodelan Dan Simulasi. Yogyakarta :Graha Ilmu. Mulyatri dan Firdaus.(2012). Potensi Dan Kesesuaian Lahan Untuk Kedelai.BPTP Jambi. Ginting Erliana, Antarlina Sri Satya, dan Widowati Sri. (2009). Varietas unggul kedelai Untuk

bahan baku industri pangan. Bogor.Jurnal Litbang Pertanian, 28(3). Rante, Yohanes.(2013). Strategi Pengembangan Tanaman Kedelai untuk Pemberdayaan

Ekonomi Rakyat di Kabupaten Keerom Provinsi Papua Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Papua.vol.15, no. 1, Maret 2011: 75-88.

Sirappa, M. P. (2002). Penentuan Batas Kritis dan Dosis Pemupukan N untuk Tanaman Jagung di Lahan Kering pada Tanah typic usthorthents. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 3 (2): 25-33.

Suryana, A.( 2005). Arah, Strategi dan Program Pembangunan Pertanian 2005-2009.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Yusdja,Y dan M. Iqbal. 2002. Kebijaksanaan Pembangunan Agroindustri. Bogor. Monograph Series No.21. Puslitbang sosial Ekonomi Pertanian.

Trina, Fizzanty dan Erman, Aminullah.(2010). Skenario Penyediaan Kedelai di Indonesia: Sebuah Analisis Kebijakan, Jakarta. PAPPI-PTEK LIPI.

Page 13: SISTEM DINAMIK KEBIJAKAN PENYEDIAAN UNTUK …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/00f66a22cdfa8b3b3ce3a80362ac373e.pdf · pemanfaatan luas lahan tersebut masih ... untuk menganalisis

Tabel 1. Validasi model Jumlah Penduduk dengan Uji MAPE

Tahun Data Hasil Simulasi (Xm)

Data Aktual (Xd) (Xm-Xd) (Xm-Xd)Xd

2007 270340 270340 0 0 2008 285965 273644 12321 0,045 2009 302494 281300 21194 0,075 2010 319978 305897 14081 0,046 2011 338473 327609 8871 0,026 2012 358037 362474 -4437 -0,012

Total 0,18 Mape 3 %

Tabel 2. Validasi model Luas Panen Kedelai dengan Uji MAPE

Tahun Data Hasil Simulasi (Xm)

Data Aktual (Xd) (Xm-Xd) (Xm-Xd)Xd

2007 813 813 0 0 2008 1030 969 61 0,062 2009 1233 1319 -86 -0,062 2010 1436 1274 162 0,127 2011 1638 1744 -106 -0,061 2012 1839 1827 12 0,006

Total 0,072 Mape 1,2%

Tabel 3. Validasi Model Produktivitas Kedelai dengan Uji MAPE

Tahun Data Hasil Simulasi (Xm)

Data Aktual (Xd) (Xm-Xd) (Xm-Xd)Xd

2007 150 150 0 0 2008 151 133 18 0,135 2009 153 144 9 0,062 2010 154 154 0 0 2011 156 161 -5 -0,031 2012 157 162 -5 -0,030

Total 0,136 Mape 2,27 %

Page 14: SISTEM DINAMIK KEBIJAKAN PENYEDIAAN UNTUK …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/00f66a22cdfa8b3b3ce3a80362ac373e.pdf · pemanfaatan luas lahan tersebut masih ... untuk menganalisis

Tabel 4. Validasi model Produksi Kedelai dengan Uji MAPE

Tahun Data Hasil Simulasi (Xm)

Data Aktual (Xd) (Xm-Xd) (Xm-Xd)Xd

2007 1148 1174 -26 -0,022 2008 1578 1298 280 0,215 2009 1906 1901 5 0,002 2010 2240 1974 266 0,134 2011 2579 2819 -240 -0,085 2012 2924 2962 -38 -0,012

Total 0,232 Mape 3,87%

Page 15: SISTEM DINAMIK KEBIJAKAN PENYEDIAAN UNTUK …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/00f66a22cdfa8b3b3ce3a80362ac373e.pdf · pemanfaatan luas lahan tersebut masih ... untuk menganalisis

Lj_pertbhan_ind_TahuLj_tutup_ind_Tahu

Kbthn_Kedelai_Tahu

Lj_tutup_ind_TempeLj_pertbhan_ind_Tempe

Lj_Kbthn_Tempe

Penduduk_Kab_Banggai

Lj_kbthn_Tahu

Lj_Konvers

Ind_Tahu

Ind_Tempe

Ind_Susu_TpeLj_pertbhan_ind_Susu_Tpe

Kbthn_Kedelai_Susu_Tpe

L_Tanam

Lj_Pertumbuhan

Lj_ekstensifikasi

Frks_tutup_ind_Tahu

Frks_pertbhan_ind_Tempe Kbthn_Kedelai_Tempe

Nilai_Pascapanen

L_Panen

Potensi_LahanGapFkrt_ekstensifikasi

Persamaan_eksten

Fkr_konversi

Frks_tutup_ind_Tempe

Rate_Pertumbuhan

Rata2_Kbthn_Kedelai_Tempe

Biji_Kedelai

F_Pngngktn_Brngksn

F_Penentuan_Wkt_Panen

F_Penentuan_Panen

Prsn_konversi

Wkt_delay

Pengngkutan

Nilai_Mutu_kedelai

Peng_Nilai_Biji

Loses_Kedelai

Nilai_kedelai_Hilang

Pengeringan

Har_Kedelai

F_Teknik_PanenPengemasan_Biji

Pembersihan

Nilai_kedelai

Sisa_Nilai_losses

Harga_Pasca_Panen Produksi_Kedelai

Pemanenan_Kedelai

Penga_Teknik_Panen

Perontokan

F_Pengemasan_Biji

Produktivitas_kedelai

Lj_Produktivitas

Fkr_ProduktivitasL_Panen

Penyediaan_KedelaiKebthn_Kedelai_Konsu

Tingkat_Konsumsi

Produktivitas_1

L_Tanam

Produksi_Kedelai_1

F_Pemanenan

Penyimpanan

Kbthn_Kedelai_IndstrRata2_kbthn_Kedelai_Tahu

Frks_pertbhan_ind_Tahu

Rata2_kbthn_Kedelai_Susu_Tpe

Lj_tutup_ind_Susu_Tpe

Frks_tutup_ind_Susu_TpeFrsk_pertbhan_ind_Susu_Tpe

Pengnkutn_BrnksnPengnktn_Kedelai

F_Pengnktn_KedelaiF_Perontokan

F_PengeriganF_Pembersihan_Biji

F_Kedelai

Produksi_Kedelai_2

F_Penyimpanan

Kenaikan_H_kedelai

Lj_kbthn_Susu_Tpe

Gambar 1. Diagram Alir Model Simulasi Penyediaan Kedelai Kabupaten Banggai