16
PUTU RUSDI ARIAWAN 1 SISTEM INFORMASI PEMASARAN SISTEM INFORMASI OLEH : PUTU RUSDI ARIAWAN (0804405050) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2010

SISTEM INFORMASI PEMASARAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SISTEM INFORMASI PEMASARAN

Citation preview

Page 1: SISTEM INFORMASI PEMASARAN

PUTU RUSDI ARIAWAN 1

SISTEM INFORMASI PEMASARAN

SISTEM INFORMASI

OLEH :

PUTU RUSDI ARIAWAN (0804405050)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2010

Page 2: SISTEM INFORMASI PEMASARAN

PUTU RUSDI ARIAWAN 2

BAB I

PENDAHULUAN

Sistem informasi pemasaran merupakan hal yang penting bagi pelaku

pasar dalam mengambil keputusan dalam transaksi jual beli. Oleh sebab itu,

penyampaian informasi pasar yang cepat dan tepat akan membantu dalam

memperkirakan peluang usahanya sehingga mereka mampu mengantisipasi setiap

perkembangan dan peluang pasar secara dini.

Peluang-peluang yang muncul akibat globalisasi harus didukung oleh

sistem informasi pasar global yang handal sebagai landasan bagi market intelligence

di masa depan. Usaha yang harus diantisipasi adalah bagaimana memperoleh

berbagai macam informasi pasar yang dipergunakan untuk menyiasati pesaing-

pesaing dan penetrasi pasar (domestik dan internasional). Disamping itu, dengan

informasi yang handal, kita dapat mengatasi berbagai kelemahan di bidang agribisnis

seperti jalur tata niaga (distribusi) yang panjang, struktur pasar bersaing tidak

sempurna dan posisi rebut tawar petani yang lemah.

Untuk memperoleh data/informasi yang dipergunakan sebagai bahan

penyiasatan pasar diperlukan suatu sistem informasi pasar yang dapat mengakses ke

penyedia informasi (information provider) secara global, akurat dan tepat waktu.

Untuk bisa akses ke jaringan informasi pasar global diperlukan sistem informasi yaitu

salah satunya dengan penggunaan jaringan internet.

Dengan membangun sistem informasi pasar, maka kita tidak hanya

mampu menyiasati dan mengikuti perkembangan pasar dunia, melainkan juga untuk

menyebarluaskan potensi pengembangan dan mempromosikan agribisnis di daerah

sekaligus untuk menarik investor asing datang ke Indonesia khususnya dalam

pengembangan agribisnis di daerah. Oleh karena itu, dalam rangka mengantisipasi

permintaan dan perubahan pasar, perlu penguasaan sistem informasi pasar yang

handal oleh seluruh pelaku yang terlibat dalam kegiatan/usaha.

Page 3: SISTEM INFORMASI PEMASARAN

PUTU RUSDI ARIAWAN 3

BAB II

PRMBAHASAN

2.1 SISTEM INFORMASI PEMASARAN

Sistem informasi pemasaran (SIPEM) atau marketing Informasi system

(MKTIS) merupakan sistem informasi yang diterapkan di fungsi pemasaran. SIPEM

mempunyai enam komponen yang sama dengan sistem informasi secara umum yaitu

komponen – komponen input, model, output, basis data, teknologi dan kontrol.

Perbedaan komponen – komponen ini antar sistem – sistem informasi lainnya adalah

konteks letak dari sistem – sistem informasinya. Misalnya untuk SIPEM ini, maka

komponen inputnya adalah input tentang data pemasaran, modelnya berupa model

pemasaran, basis datanya merupakan basis data pemasaran dan outputnya adalah

laporan – laporan berisi informasi pemasaran. Komponen teknologi dan kontrol lebih

bersifat umum.

Fungsi bisnis dalam pemasaran menitikberatkan pada perencanaan, promosi,

penjualan produk, pengembangan pasar, dan pengembangan produk baru guna

meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Dengan demikian pemasaran dianggap

sebagai fungsi penting dalam operasi bisnis suatu perusahaan.

Page 4: SISTEM INFORMASI PEMASARAN

PUTU RUSDI ARIAWAN 4

Gambar 1.1 Sistem Informasi Pemasaran

Sistem

Perencanaan

Strategis

Rencana Pemasaran Jangka Panjang

Rencana Pemasaran Produk/Pasar Baru

Model Strategi Pelayanan Konsumen

Rencana Pemasaran

Rencana Keuangan

Rencana Produk

Penetapan Harga

Peramalan Penjualan

Sistem

Perencanaan

Operasional

Sistem

Laporan

Pengendalian

Sistem

Proses

Ttransaksi

Pengendalian Pemasaran dan Penjualan

Anggaran Pengeluaran

Pangsa Pasar

Pelayanan Pelanggan

Distribusi

Keuntungan

Data

Permintaan

Permintaan

Pelanggan

Operasi

Kantor

Pemasara

n

Faktur/Bukti

Tagihan

Pengembalian

Laporan

Pelayanan

Frekuansi

Pelayanan

Persaingan

Rencana Riset Pasar

Rencana Promosi

Rencana Jalur

Distribusi

Analisa Promosi

Trend dan

Analisa Penjualan

Realisasi Harga

Penelitian dan

Pengembangan

Sistem Informasi Akuntansi

Page 5: SISTEM INFORMASI PEMASARAN

PUTU RUSDI ARIAWAN 5

Dari gambar 1.1 dapat dilihat bagaimana sistem informasi pemasaran

menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan proses transaksi dalam

fungsi pemasaran. Strategi, taktik, dan sistem informasi operasional membantu

manajer pemasaran dalam perencanaan produk, penentuan harga, strategi promosi

penjualan dan pembelian, peramalan permintaan, pasar potensial untuk produk baru

ataupun produk yang sudah ada serta penentuan jalur distribusi. Sistem laporan

pengendalian mendukung usaha dari manajer pemasaran untuk mengendalikan

efisiensi dan efektivitas dalam penjualan serta distribusi produk dan jasa. Analisa

laporan memberikan informasi kepada perusahaan mengenai perbandingan antara

hasil dari pelaksanaan pemasaran dan rencana pemasaran sehingga dapat diketahui

apakah pemasaran tersebut telah berjalan sesuai dengan yang drencanakan.

2.1.1 Manajemen Penjualan

Sistem ini menyediakan informasi untuk membantu manajer pemasaran

dalam merencanakan dan memonitor kegiatan penjualan perusahaan. Sistem ini juga

menghasilkan laporan analisa penjualan yang digunakan untuk menganalisa

penjualan berdasarkan produk, lini produksi, pelanggan, tipe pelanggan, tenaga

pemasaran, dan daerah pemasaran.

2.1.2 Manajemen Produksi

Manajemen produksi membutuhkan informasi untuk merencanakan dan

mengendalikan spesifikasi produk, lini produksi dan merk. Sistem berbasis komputer

digunakan untuk mengevaluasi aliran produksi dan kemungkinan keberhasilan dari

produk yang dihasilkan.

2.1.3 Promosi

Manajer pemasaran membutuhkan informasi untuk membantu pencapaian

penjualan yang obyektif dengan biaya promosi yang serendah mungkin. Komputer

menggunakan informasi riset pasar dan model promosi untuk membantu (1) memilih

Page 6: SISTEM INFORMASI PEMASARAN

PUTU RUSDI ARIAWAN 6

metode dan media promosi, (2) mengalokasikan sumber keuangan, dan (3)

mengendalikan dan mengevaluasi hasil penjualan.

2.1.4 Peramalan Penjualan

Fungsi dasar dari peramalan penjualan dapat dikelompokkan dalam dua

kategori, yaitu peramalan jangka pendek dan peramalan jangka panjang. Peramalan

jangka pendek berhubungan dengan penjualan untuk periode sampai dengan 1 tahun,

sedangkan peramalan jangka panjang menitikberatkan pada peramalan penjualan

untuk periode di atas 1 tahun. Manajer pemasaran menggunakan data riset

pemasaran, data historis penjualan, rencana promosi, dan model statistik peramalan

untuk menghasilkan peramalan jangka pendek dan jangka panjang.

2.1.5 Riset Pasar

Sistem informasi riset pasar memberikan kemampuan dalam bidang

pemasaran untuk membantu manajer dalam membuat keputusan pemasaran yang

lebih efektif. Sistem informasi riset pasar juga memberikan informasi untuk

membantu manajer pemasaran dalam merencanakan dan mengendalikan proyek riset

pasar dari perusahaan. Komputer dan perangkat lunak analisa statistik membantu

kegiatan riset pasar dalam mengumpulkan, menganalisa, dan mengolah informasi dari

variabel-variabel pasar yang meliputi informasi mengenai pelanggan, peluang pasar,

konsumen, dan pesaing.

2.1.6 Manajemen Pemasaran

Manajer pemasaran menggunakan sistem informasi berbasis komputer untuk

mengembangkan rencana jangka pendek dan jangka panjang dari penjualan produk,

keuntungan, dan perkembangannya. Sistem informasi berbasis komputer juga

menyediakan umpan balik dan analisa yang berkenaan dengan perencanaan dan

pelaksanaan pada setiap kegiatan pemasaran. Model pemasaran dalam sistem

Page 7: SISTEM INFORMASI PEMASARAN

PUTU RUSDI ARIAWAN 7

pendukung pengambilan keputusan juga digunakan untuk mengetahui dampak dari

alternatif rencana pemasaran.

2.2 KOMPONEN OUTPUT PEMASARAN

Lima kelompok informasi umumnya dibutuhkan oleh manajemen di

fungsi pemasaran. Kelima kelompok output ini dikenal dengan istilah 4P dan 1

integration Mix. Keempat P adalah product (produk), place (tempat), promotion

(promosi) dan price (harga). Sistem Informasi pemasaran menghasilkan kelima

macam kelompok output ini untuk mendukung semua tngkatan manajemen

pemasaran. Output tentang product (produk) berhubungan dengan informasi tentang

produk yang dijual oleh perusahaan sekaligus produk – produk pesaing dan produk

masa depan. Output tentang tempat (place) berhubungan dengan informasi tentang

jaringan distribusi pemasarannya. Output tentang promosi (promotion) merupakan

kegiatan pengiklanan produk. Output tentang harga (price) merupakan informasi yang

berguna bagi manajer untuk menentukan dan menganalisis harga dari produk. Output

gabungan integrasi (integration mix) berguna bagi manajer untuk membuat strategi

yang menghubungkan keempat aspek pemasaran tersebut (misalnya informasi tentang

peramalan penjualan membutuhkan informasi produk, tempat, promosi dan harga

prakiraannya).

Informasi dari sistem informasi pemasaran digunakan oleh manajer –

manajer semua tingkatan. Manajer atas menggunakan informasi 4P dan 1 Mix untuk

perencanaan, misalnya perrencanaan produk, penentuan harga, perencanaan riset

pemasaran, perencanaan kanal distribusai dan lain sebagainya. Manajer menengah

pemasaran membutuhkan informasi ini untuk pengendalian pemasaran dan penjualan,

misalnya untuk pengendalian, analisis pangsa pasar, analisis distribusi dan

lainsebagainya. Informasi pemasran di level bawah digunakan untuk melakukan

operasi penjualan dan pengendalian operasinya, misalnya untuk pengontrolan back

order, unutk menagih kepada pelanggan, memberitahukan kepada pealnggan tentang

pesanannya, mengontrol penjualan berdasarkan tempat, barang dan salesmanya.

Page 8: SISTEM INFORMASI PEMASARAN

PUTU RUSDI ARIAWAN 8

2.3 KOMPONEN MODEL PEMASARAN

Model digunakan untuk menghasilkan informasi yang relevan yang sesuai

dengan kebutuhan pemakai sistemnya. Model merupakan cetakan yang merubah

bentuk input menjadi output. Model di sistem informasi pemasran banyak digunakan

untuk menghasilkan laporan untuk keprluan anggaran operasi, strategi penentuan

harga produk, evaluasi produk baru, pemilihan operasi fasilitas, evaluasi penghapusan

produk lama, penunjukkan salesman, penentuan rute pengiriman yang paling optimal,

pemilihan media iklan yang paling efektif dan untuk persetujuan kredit. Riset oleh Li

et al. (1993) dengan sampel perusahaan-perusahaan 500 besar versi majalah fortune

di Mcleod Jr. (1995) menunjukkan adanya pergeseran penggunaan model ini di tahun

1980 dan 1990.

2.4 KOMPONEN BASIS DATA PEMASARAN.

Basis data pemasaran digunakan untuk menghasilkan infomrasi yang

dibutuhkan oleh semua manajer pemasaran. Basis data ini dibentuk dari iniput yang

masuk ke sistem informasi. Basis data pemasran terdiri dari data riset pemasaran, data

eksternal pemasran, dan data keuangan peamasaran.

2.5 KOMPONEN INPUT PEMASARAN.

Untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan, basis data harus

dirancang dan diisi dengan data-datanya. Dari data informasi pemasran diperoleh dari

dua sumber yaitu sumber intenal dan sumber eksternal. Sumber eksternal dibutuhkan

unutk manajemen informasi tingkat atas. Sumber data pemasaran eksternal disebut

juga dengan marketing intelligent data. Data pemasaran eksternal berhubungan

dengan data pesaing, industri, aturan-aturan pemerintah. Data eksternal dapat dibeli

dari pihak lain yang menjual basis data baik secara off-line atau on-line atau dapat

dikumpulkan sendiri oleh perusahaan. Sumber data internal dapat terdiri dari dua

bagian yaitu, data keuangan dan data non keuangan. Data keuangan sudah disimpan

di basis data akutansi dalam sistem TPS dan tidak perlu dikumpulkan lagi oleh sistem

Page 9: SISTEM INFORMASI PEMASARAN

PUTU RUSDI ARIAWAN 9

informasi pemasaran. Sistem informasi pemasran selanjutnya hanya cukup

menggabungkan basis data akuntansi ke sistem ini. Dalam prakteknya untuk sistem-

sistem informasi yang terintegrasi, semua basis data disimpan di simpanan yang sama

memudahkan untuk data integarsi. Data pemasaran non keuangan dapat diperoleh

melalui riset pemasaran. Data dari riset pemasaran dapat diperoleh melalui daftar

pertanyaan, observasi maupun wawancara langsung dengan responden yang dipilih.

2.6 PEMAKAIAN INFORMASI SISTEM INFORMASI PEMASRAN.

Pemakaian informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi pemasran

adalah manajer-manajer yang berada di dalam fungsi pemasaran. Riset yang

dilakukan di perusahaan-perusahaan 500 besar versi majalah fortune oleh Li et al.

(1993) di Mcleod Jr. (1995) menunjukkan bahwa informasi 4P dan 1 Mix digunakan

oleh manajer pemasaran, eksekutif lainnya, manajer cabang, manajer riset pemasara

dan manajer lainnya. Manajer penjualan dan manajer iklan hanya menggunakan

informasi produk, tempat, promosi dan harga, sedangkan manajer distribusi hanya

menggunakan informasi tempat. Riset mereka juga menunjukkan bahwa penggunaan

inforamsi 4P dan 1 Mix bergeser dari tahun 1980 dengan 1990. manajer-manajer di

tahun 1990 lebih banyak menggunakan harga dan promosi di bandingkan dengan

manajer di tahun 1980.

2.7 KENDALA, MASALAH, TANTANGAN DAN PELUANG

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembinaan usaha dan

pemasaran adalah tersedianya informasi yang cepat dan akurat serta mudah diakses

oleh pelakunya.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa informasi yang dibutuhkan

petani dan pelaku pasar pada umumnya masih sulit diperoleh, baik harga, volume

(pasokan) teknologi dan mutu hasil. Beberapa hal yang mempengaruhi antara lain

Belum adanya sistem informasi dan pelayanan yang mantap

Page 10: SISTEM INFORMASI PEMASARAN

PUTU RUSDI ARIAWAN 10

Jaringan informasi pasar masih terbatas pada daerah-daerah yang relatif

sudah berkembang, sementara banyak sentra produksi dan pasar yang

potensial belum terjangkau dalam sitem informasi pasar

Jenis data dan informasi yang dikumpulkan dan disebarluaskan belum

mendorong terjadinya transaksi antara pelaku usaha dengan petani

produsen. Hal ini berkaitan dengan aspek kualitas, kontinuitas dan jenis

informasi yang tersedia

SDM pelayanan informasi belum memadai baik dari pengetahuan dan

ketrampilan analisis data/informasi, sehingga kualitas informasi yang

dihasilkan kurang lancar dan memadai.

a. Kendala

Secara umum kendala-kendala dalam meningkatkan pelayanan informasi

pasar antara lain :

Belum berkembangnya lembaga pemasaran

Terjadinya asimetris informasi pasar sebagai akibat belum berfungsinya

lembaga-lembaga pemasaran

Lemahnya manajemen pemasaran terutama di sentra produksi

Tersebarnya hamparan lahan usaha dan sulitnya ditembus jalur transpotasi

dan komunikasi

Pengetahuan SDM dalam menyiasati pasar masih rendah

Identifikasi komoditi untuk pasar ekspor masih kurang disamping

menyangkut hasil dan mutu produk hasil olahan.

b. Masalah

Belum adanya relevansi antara political will, political statement dan

politcal action dalam pengembangan PIP menjadi informasi yang lebih

maju, khususnya dalam mengantisipasi era informasi yang dihadapi.

Upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam pengembangan perluasan

kegiatan pelayanan informasi harga menjadi informasi pasar bahkan

Page 11: SISTEM INFORMASI PEMASARAN

PUTU RUSDI ARIAWAN 11

informasi agribisnis kurang mendapatkan dukungan pendanaan yang

hanya bersumber dari APBN, disamping itu untuk melaksanakan kegiatan

pelayanan informasi harga sesuai dengan pedoman pun belum dapat

dilakukan secara maksimal.

Jaringan informasi yang ada saat ini masih terbatas pada daerah-daerah

yang relatif sudah berkembang, sementara banyak sentra produksi dan

pasar yang potensial belum tercakup dalam sistem informasi pasar.

Jenis data dan informasi yang dikumpulkan untuk disebarluaskan belum

mendorong terjadinya transaksi dan mendorong perubahan dalam

merespon permintaan pasar yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan

kontinuitas, serta pasokan. Masalah ini sangat berkaitan dengan aspek

kualitas, kontinuitas jenis informasi yang tersedia.

Petugas pelayanan informasi pasar belum memadai dari kuantitas dan

kualitas. Luas dan banyaknya daerah produksi dan konsumsi yang ada di

Indonesia belum mampu dicakup oleh petugas yang ada saat ini.

Disamping pengetahuan dan ketrampilan petugas pengumpul data dan

analisa data/informasi relatif masih kurang menyebabkan kualitas

informasi yang dihasilkan juga kurang memadai.

c. Tantangan

Selain kendala dan masalah sebagaimana yang diuraikan di atas,

pengembangan juga menghadapi berbagai tantangan diantaranya adalah:

Tuntutan keberhasilan dalam perdagangan komonitas hasil-hasil pertanian

di masa yang akan datang sangat ditentukan oleh kecepatan dan ketepatan

mengakses berbagai informasi, diantaranya adalah informasi pasar

Belum tersedianya sarana dan prasarana komunikasi dalam mendukung

perkembangan secara optimal

Terbatasnya jumlah anggota

Page 12: SISTEM INFORMASI PEMASARAN

PUTU RUSDI ARIAWAN 12

Masih terdapat daerah-daerah potensial yang belum tertangani oleh

petugas yang ada

Pengembangan karier petugas yang belum jelas

Perlunya penataan ulang pengelola di tingkat pusat

Dukungan pemerintah yang kurang optimal dan masing-masing sub sektor

terkait baik di pusat maupun daerah untuk pengembangan belum optimal.

d. Peluang

Dari kendala dan masalah serta tantangan yang dihadapi sebagaimana

yang diuraikan di atas, terdapat peluang pengembangan sebagai berikut:

Sudah terlaksananya sistem pelayanan informasi pada masing-masing

Esselon I dan daerah dengan pola yang sama sehingga diperlukan adanya

penanganan yang terintegrasi antara agribisnis on-line dan pengembangan

pada satu unit pengelolaan baik di tingkat pusat maupun daerah

Adanya dukungan kebijaksanaan pemerintah dalam upaya mewujudkan

penangan yang lebih baik

Adanya relevansi antara pengembangan yang berorentasi agribisnis

2.8 KEBIJAKAN DAN LANGKAH-LANGKAH YANG DITEMPUH

a. Kebijakan

Mengupayakan penyediaan fasilitas dan sarana informasi yang dapat

dilakukan melalui APBD II, APBD I atau APBN secara bertahap melalui

asosiasi pengusaha

Memperbaharui dan menambah jenis komoditas sesuai dengan

perekonomian daerah

Meningkatkan kemampuan SDM dalam pengembangan informasi pasar

Meningkatkan kelancaran pengiriman informasi pasar

Page 13: SISTEM INFORMASI PEMASARAN

PUTU RUSDI ARIAWAN 13

Mengembangkan sistem penyidikan dari informasi pasar yang kuat baik

pasar domestik maupun pasar internasional (market inteligence dan

market information)

b. Langkah-langkah yang di tempuh antara lain :

1. Pengembangan agribisnis on-line dan website pengolahan dan pemasaran, yang

meliputi:

a. Informasi peluang agribisnis unggulan di suatu wilayah.

b. Informasi statistik pengolahan dan pemasaran.

c. Informasi peta pengolahan dan pemasaran,

d. Info mutu, informasi yang dikelola oleh Pusat Standardisasi dan

Akreditasi

e. Fasilitas formulir elektronik untuk regular update, informasi-informasi

pasar

f. Informasi pendukung lainnya yang berformat hyperlink pada website lain.

Hasil dari pengembangan sistem ini dapat digunakan oleh berbagai

pemakai/pengguna baik pemerintah maupun swasta sesuai kebutuhannya sebagai

sumber informasi resmi dan akurat bagi praktisi agribisnis sebagai acuan dalam

pengambilan keputusan usaha agribisnis. Selain sebagai sarana diseminasi informasi,

juga dapat digunakan sebagai fasilitas entri data langsung dari daerah dengan fasilitas

formulir elektronik.

2. Pengembangan e-marketplace melalui ASEAN e-Farmers kerjasama Departemen

Pertanian dengan Sekretariat ASEAN, untuk meningkatkan akses langsung

kepada end user guna meningkatkan profit margin yang mereka terima.

3. Pengembagan Trading House di negara tujuan ekspor atau di negara-negara yang

menjadi pusat transaksi/ perdagangan Indonesia. Peranan “trading house” pada

perdagangan internasional dapat dikategorikan sebagai penjual (“merchants”)

atau sebagai agen (“agents”)

Page 14: SISTEM INFORMASI PEMASARAN

PUTU RUSDI ARIAWAN 14

4. Pengembangan Terminal/ Sub Terminal Agribisnis sebagai “One Stop

Agribusiness Center” dimana para pelaku agribisnis dapat memperoleh

informasi, pelayanan jasa-jasa, dan dapat melakukan transaksi bisnis.

Page 15: SISTEM INFORMASI PEMASARAN

PUTU RUSDI ARIAWAN 15

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi pemasaran

merupakan sistem informasi yang diterapkan di fungsi pemasaran. sistem informasi

pemasaran mempunyai enam komponen yang sama dengan sistem informasi secara

umum yaitu komponen – komponen input, model, output, basis data, teknologi dan

kontrol. Perbedaan komponen – komponen ini antar sistem – sistem informasi lainnya

adalah konteks letak dari sistem – sistem informasinya.

Fungsi bisnis dalam pemasaran menitikberatkan pada perencanaan, promosi,

penjualan produk, pengembangan pasar, dan pengembangan produk baru guna

meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Dengan demikian pemasaran dianggap

sebagai fungsi penting dalam operasi bisnis suatu perusahaan.

Page 16: SISTEM INFORMASI PEMASARAN

PUTU RUSDI ARIAWAN 16

BIODATA PENULIS

Nama : Putu Rusdi Ariawan

TTL : Denpasar. 19 April 1990

Agama : Hindu

Mahasiswa Teknik Elektro Unv. Udayana

Email : [email protected]

www.facebook.com/turusdi