14
SISTEM KEAMANAN RUMAH MENGGUNAKAN SENSOR PIR (PASSIVE INFRARED) Agus Nurhadi 1 , M Irfan Ismail 2 , Faisal Ismi F 3 , Indra Ginanjar AT 4 , Sonhaji 5 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa agusnurhadi93 @ gmail.com , [email protected] , [email protected] , [email protected] , [email protected] ABSTRAK Keamanan menjadi faktor utama dalam kehidupan manusia. Ada beberapa alat atau sensor yang dapat dimanfaatkan untuk menjaga keamanan tempat tinggal. Salah satunya adalah sensor gerak yang menggunakan inframerah secara pasif atau yang lebih dikenal dengan PIR (Passive Infrared). Alat ini akan mendeteksi gelombang inframerah yang ditimbulkan oleh makhluk hidup yang berada dalam jangkauannya dan akan mengeluarkan suatu output yang dapat dimanfaatkan. Dalam jurnal ini akan di jelaskan bagaimana cakupan pendeteksian sensor, posisi sensor yang dapat menjangkau cakupan terluas, serta makhluk hidup atau benda apa saja yang bisa dideteksi oleh sensor ini. Perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini membuat orang ingin selalu berkreasi dan memicu untuk membuat sesuatu yang baru dimana dapat di aplikasikan serta dapat digunakan dengan mudah dan praktis dan dapat di kendalikan dari jarak dekat maupun jarak jauh. Sistem keamanan rumah menggunakan sensor PIR (Passive Infrared) berbasis mikrokontroler. Dimana pengaman ini akan bekerja jika sensor PIR (Passive Infrared ) mendeteksi adanya manusia yang tidak di inginkan masuk kedalam rumah, dan selanjutnya mikrokontroler memproses dan memerintahkan ponsel 1 untuk mengirimkan tanda bahaya berupa SMS (Short Message Service). Kata kunci: Sensor PIR (Passive Infrared), Mikrokontroler, Ponsel , sudut kemiringan, suhu ABSTRACT Security has become a major factor in human life. There are several instruments or sensors that can be used to maintain the security of residence. One is a motion sensor that uses passive infrared or better known as PIR (Passive Infrared). This tool will detect infrared waves

Sistem Keamanan Rumah Menggunakan Sensor Pirr

  • Upload
    ajie-el

  • View
    106

  • Download
    9

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas

Citation preview

SISTEM KEAMANAN RUMAH MENGGUNAKAN SENSOR PIR (PASSIVE INFRARED)

Agus Nurhadi1, M Irfan Ismail2, Faisal Ismi F3, Indra Ginanjar AT4, Sonhaji5Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAKKeamanan menjadi faktor utama dalam kehidupan manusia. Ada beberapa alat atau sensor yang dapat dimanfaatkan untuk menjaga keamanan tempat tinggal. Salah satunya adalah sensor gerak yang menggunakan inframerah secara pasif atau yang lebih dikenal dengan PIR (Passive Infrared). Alat ini akan mendeteksi gelombang inframerah yang ditimbulkan oleh makhluk hidup yang berada dalam jangkauannya dan akan mengeluarkan suatu output yang dapat dimanfaatkan. Dalam jurnal ini akan di jelaskan bagaimana cakupan pendeteksian sensor, posisi sensor yang dapat menjangkau cakupan terluas, serta makhluk hidup atau benda apa saja yang bisa dideteksi oleh sensor ini. Perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini membuat orang ingin selalu berkreasi dan memicu untuk membuat sesuatu yang baru dimana dapat di aplikasikan serta dapat digunakan dengan mudah dan praktis dan dapat di kendalikan dari jarak dekat maupun jarak jauh. Sistem keamanan rumah menggunakan sensor PIR (Passive Infrared) berbasis mikrokontroler. Dimana pengaman ini akan bekerja jika sensor PIR (Passive Infrared ) mendeteksi adanya manusia yang tidak di inginkan masuk kedalam rumah, dan selanjutnya mikrokontroler memproses dan memerintahkan ponsel 1 untuk mengirimkan tanda bahaya berupa SMS (Short Message Service).Kata kunci: Sensor PIR (Passive Infrared), Mikrokontroler, Ponsel, sudut kemiringan, suhu

ABSTRACT

Security has become a major factor in human life. There are several instruments or sensors that can be used to maintain the security of residence. One is a motion sensor that uses passive infrared or better known as PIR (Passive Infrared). This tool will detect infrared waves generated by the living creatures that are in range and will issue an output that can be utilized. In this paper will explain how the scope of detection sensors, position sensors that can reach the widest coverage, as well as living organisms, or anything that could be detected by this sensor. Rapid technological development which currently makes people want to always be creative and triggers to create something new that can be applied and can be used with simple and practical and can be controlled from a short distance and long distance. Home security systems using PIR sensor (Passive Infrared) based microcontroller. Where is this seat will work if the sensor PIR (Passive Infrared) detect any unwanted man inside the house, and then the microcontroller to process and ordered the phone 1 to transmit an alarm in the form of SMS (Short Message Service).Keywords: Sensor PIR (Passive Infrared), Microcontroller, Mobile, tilt angle, temperature

I. PENDAHULUAN1.1Latar BelakangPerkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini membuat orang ingin selalu berkreasi dan memicu untuk membuat sesuatu yang baru dimana dapat di aplikasikan serta dapat digunakan dengan mudah dan praktis. Dalam ilmu teknologi sudah banyak penemuan yang sangat bermanfaat bagi manusia salah satunya yaitu sensor, dimana sensor adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan sering berfungsi untuk mengukur magnitude. Sensor adalah sejenis transduser yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Kemajuan teknologi tersebut sangat dibutuhkan untuk membuat sebuah sistem keamanan, karena sulitnya perekonomian saat ini membuat orang bertindak kriminal dengan cara melakukan pencurian dimana target pencurianya yaitu rumah-rumah yang ditinggal pergi oleh pemiliknya. Dari situlah yang membuat kekhawatiran jika kita pergi meninggalkan rumah, untuk mengatasi masalah tersebut maka penelitian ini akan membahas tentang sistem keamanan rumah menggunakan sensor PIR (Passive Infrared) berbasis mikrokontroler. dimana sistem ini dirancang dengan perangkat elektronika yang terdiri dari sensor PIR, mikrokontroler ATMega8535 dimana alat ini digunakan sebagai penyimpan dan mengeksekusi data yang telah di program terlebih dahulu dari sini maka akan terbentuk suatu perangkat yang secara umun dapat mengidentifikasi keberadaan manusia dan dapat terhubung dengan pemilik rumah dari jarak jauh.

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1Sensor PIR (Passive Infrared)Sensor adalah komponen yang mengubah besaran fisis menjadi besaran listrik (Franky chandra dan Deni Arifianto, 2010). Sensor yang digunakan pada sistem ini adalah Sensor PIR. PIR merupakan sebuah sensor berbasis infrared. Akan tetapi, tidak seperti sensor infrared kebanyakan yang terdiri dari IR LED dan fototransistor. PIR tidak memancarkan apapun seperti IR LED. Sesuai namanya Passive, sensor ini hanya merespon energi dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi olehnya. Benda yang dapat dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah tubuh manusia.Sensor PIR mempunyai dua elemen sensing yang terhubungkan dengan masukan dengan susunan seperti yang terdapat dalam Gambar berikut:

Gambar 2.1 Diagram internal rangkaian sensor PIR

Jika ada sumber panas yang lewat di depan sensor tersebut, maka sensor akan mengaktifkan sel pertama dan sel kedua sehingga akan menghasilkan bentuk gelombang seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.2 Sinyal yang dihasilkan sensor PIR mempunyai frekuensi yang rendah yaitu 0,2 5 Hz.

Gambar 2.2. Arah jangkauan gelombang sensor PIR (Passive Infrared)

Benda yang dapat memancarkan panas berarti memancarkan radiasi infra merah. Benda benda ini termasuk makhluk hidup seperti binatang dan tubuh manusia. Tubuh manusia dan binatang dapat memancarkan radiasi infra merah terkuat yaitu pada panjang gelombang 9,4 m. Radiasi infra merah yang dipancarkan inilah yang menjadi sumber pendeteksian bagi detektor panas yang memanfaatkan radiasi infra merah. Sensor PIR memiliki karakterisasi sebagai berikut : a. Tegangan Catu Daya : 4.7 12 VDC b. Jangkauan Deteksi Sensor : 4-5 meter pada sudut 0 derajat c. Output sensor tegangan High : 5 VDC d. Output lebar pulsa : 0.5 s

Bagian-bagian dari PIR adalahFresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor, amplifier, dan comparator.

Gambar 2.3 Blok diagram sensor PIR

1.Fresnel LensLensa Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an. Digunakan sebagai lensa yang memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan paling luas pada lensa Fresnel adalah pada lampu depan mobil, di mana mereka membiarkan berkas parallel secara kasar dari pemantul parabola dibentuk untuk memenuhi persyaratan pola sorotan utama. Namun kini, lensa Fresnel pada mobil telah ditiadakan diganti dengan lensa plain polikarbonat. Lensa Fresnel juga berguna dalam pembuatan film, tidak hanya karena kemampuannya untuk memfokuskan sinar terang, tetapi juga karena intensitas cahaya yang relative konstan diseluruh lebar berkas cahaya.2. IR FilterIR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar infrared pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja.

3.Pyroelectric sensorSeperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalite menghasilkan arus listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi panas. Material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energy panas yang dibawa oleh infrared pasif tersebut. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari mengenaisolar cell.

4. AmplifierSebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada material pyroelectric.

5. ComparatorSeterlah dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan oleh comparator sehingga mengahasilkan output.

Gambar 2.4 Sensor PIR

2.2Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler adalah sebuah chip yang dapat mengontrol suatu sistem rangkaian dengan menggunakan tegangan DC maksimal 5 Volt, namun dapat mengontrol perangkat-perangkat elektronik yang memiliki tegangan yang lebih tinggi. Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing) 8 bit yang instruksinya dikemas dalam kode 16 bit dan dieksekusi dalam satu siklus clock. Hal ini berbeda dengan seri MCS51 yang berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing) yang membutuhkan 12 siklus clock. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas yaitu, keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega, dan At86RFxx. Yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripherial, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama.

Gambar 2.5 Mikrokontroler ATMega8535

Konfigurasi Pin ATMega8535Secara umum konfigurasi dan fungsi pin ATMega8535 dapat dijelaskan sebagai berikut:1. VCCInput sumber tegangan (+)2. GNDGround (-)3. Port A (PA7 PA0)Berfungsi sebagai input analog dari ADC (Analog to Digital Converter). Port ini juga berfungsi sebagai port I/O dua arah, jika ADC tidak digunakan.4. Port B (PB7 PB0)Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port PB5, PB6 dan PB7 juga berfungsi sebagai MOSI, MISO dan SCK yang dipergunakan pada proses downloading. Fungsi lain port ini selengkapnya bisa dibaca pada buku petunjuk AVR ATMega8535.5. Port C (PC7 PC0)Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Fungsi lain port ini selengk apnya bisa dibaca pada buku petunjuk AVR ATMega8535.6. Port D (PD7 PD0)Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port PD0 dan PD1 juga berfungsi sebagai RXD dan TXD, yang dipergunakan untuk komunikasi serial. Fungsi lain port ini selengkapnya bisa dibaca pad a buku petunjuk AVR ATMega8535.7. RESETInput reset.8. XTAL1Input ke amplifier inverting osilator dan input ke sirkuit clock internal.9. XTAL2Output dari amplifier inverting osilator.10. AVCCInput tegangan untuk Port A dan ADC.11. AREFTegangan referensi untuk ADC.

Gambar 2.6 Konfigurasi pin ATMega8535

2.3Ponsel Ponsel adalah sebuah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed line yang konvensional, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless).2.4Power Supply Power supply berfungsi menyediakan tegangan untuk rangkaian elektronik pada sistem ini. Power supply mendapatkan sumber tegangan dari PLN sebesar 220 VAC yang kemudian diturunkan menjadi 6 VDC menggunakan adaptor sesuai tegangan yang dibutuhkan oleh sistem. Kemudian dibuat juga sumber dari 4 buah battery 1.5 VDC yang disusun secara paralel sehingga menghasilkan tegangan 6 VDC. Dalam sistem keamanan digunakan 2 power supply yang bersumber dari PLN dan battery hal ini untuk mengantisipasi pemadaman listrik dari PLN sehingga sistem tetap dapat bekerja menggunakan battery walaupun sumber dari PLN mati.2.5RelayRelay adalah sebuah alat yang bekerja secara otomatis mengatur atau memasukan suatu rangkaian listrik (rangkaian trip) akibat adanya perubahan rangkaian yang lain. Relay pada awalnya berdasarkan dari teknik telegrafi, dimana sebuah coil di-energize oleh sebuah arus lemah, dan coil ini menarik armature untuk menutup kontak (Maulina Tanjung, 2009). Jadi Relay dapat disebut juga saklar elektromagnetis, karena alat ini bekerja dengan memanfaatkan gaya magnet dari coil yang terdapat dalam relay karena diberikan tegangan listrik.

III. PEMBAHASAN3.1Prinsip Kerja Sensor PIRSensor PIR ini bekerja dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas nol mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik. Hal ini dikarnakan pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi panas. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yangterbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell.Sensor PIR bekerja lebih baik dalam hal mendeteksi makluk hidup. Hal ini disebabkan karena adanya IR Filter yang menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif. IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor.Jadi, ketika seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap pancaran sinar inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang memiliki suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga menyebabkan material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa oleh sinar inframerah pasif tersebut. Kemudian sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus tersebut yang kemudian dibandingkan oleh comparator sehingga menghasilkan output.Ketika manusia berada di depan sensor PIR dengan kondisi diam, maka sensor PIR akan menghitung panjang gelombang yang dihasilkan oleh tubuh manusia tersebut. Panjang gelombang yang konstan ini menyebabkan energi panas yang dihasilkan dapat digambarkan hampir sama pada kondisi lingkungan disekitarnya. Ketika manusia itu melakukan gerakan, maka tubuh manusia itu akan menghasilkam pancaran sinar inframerah pasif dengan panjang gelombang yang bervariasi sehingga menghasilkan panas berbeda yang menyebabkan sensor merespon dengan cara menghasilkan arus pada material Pyroelectricnya dengan besaran yang berbeda beda. Karena besaran yang berbeda inilah comparator menghasilkan output.Jadi sensor PIR tidak akan menghasilkan output apabila sensor ini dihadapkan dengan benda panas yang tidak memiliki panjang gelombang inframerah antar 8 sampai 14 mikrometer dan benda yang diam seperti sinar lampu yang sangat terang yang mampu menghasilkan panas, pantulan objek benda dari cermin dan suhu panas ketika musim panas

Cara kerja pembacaan sensor PIR:Pancaran infra merah masuk melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor pyroelektrik, karena sinar infra merah mengandung energi panas maka sensor pyroelektrik akan menghasilkan arus listrik. Sensor pyroelektrik terbuat dari bahangalium nitrida(GaN),cesium nitrat (CsNo3) dan litium tantalate (LiTaO3). Arus listrik inilah yang akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog oleh sensor. Kemudian sinyal ini akan dikuatkan oleh penguat dan dibandingkan oleh komparator dengan tegangan referensi tertentu (keluaran berupa sinyal 1-bit). Jadi sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1, 0 saat sensor tidak mendeteksi adanya pancaran infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi infra merah.Sensor PIR didesain dan dirancang hanya mendeteksi pancaran infra merah dengan panjang gelombang 8-14 mikrometer. Diluar panjang gelombang tersebut sensor tidak akan mendeteksinya. Untuk manusia sendiri memiliki suhu badan yang dapat menghasilkan pancaran infra merah dengan panjang gelombang antara 9-10 mikrometer (nilai standar 9,4 mikrometer), panjang gelombang tersebut dapat terdeteksi oleh sensor PIR. (Secara umum sensor PIR memang dirancang untuk mendeteksi manusia).

Untuk jarak jangkau dari sensor PIR sendiri bisa disetting sesuai kebutuhan, akan tetapi jarak maksimalnya hanya +/- 10 meter dan minimal +/- 30 cm.

Gambar 3.1 Jarak jangkauan sensor PIR yang dipasang dilangit-langit

Gambar 3.2 Jarak jangkauan sensor PIR yang dipasang di dinding3.2Setting Time pada Sensor PIRPada saat sensor mulai diaktifkan diperlukan setting time untuk dapat berfungsi sebagaimana mestinya yaitu mendeteksi pancaran infra merah suatu obyek (steady state). Pengukuran setting time ini diperlukan untuk mendapatkan waktu yang tepat agar tidak terjadi kesalahan jika sensor telah dihubungkan dengan perangkat lain. Keluaran sensor dihubungkan dengan sebuah mikro kontroler ATMega8535 sehingga jika sensor mendeteksi pancaran inframerah maka mikrokontroler tersebut akan mengirim sinyak ke sebuah ponsel yang telah di hubungkan dan membuat ponsel tersebut mengirimkan pesan peringatan bahaya ke ponsel pemilik rumah. Pengukuran setting time menggunakan stopwatch dilakukan dengan mengaktifkan / memberi catu daya pada sensor serta memberi obyek yang dapat dideteksi olehnya. Waktu yang diperlukan pada saat mulai pemberian catu daya ke sensor sampai dengan ponsel mengirimkan sms adalah waktu setting time yang diperlukan sensor untuk mulai aktif.

3.3Cakupan Daya Pancar Sensor PIR

(a) (b)

(d)(e)Gambar 3.3 Coverage/Cangkupan daya pancar sensor PIR dengan ketinggian (a) 50 cm (b) 100 cm (d) 150 cm (e) 200cm

Hasil cakupan daya pancar sensor dengan berbagai variasi ketinggian diperlihatkan pada Gambar 3.3. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa pancaran maksimal berada pada ketinggian sensor 150 cm. Untuk ketinggian 50 cm ada satu gambar bidang lurus memanjang sampai dengan jarak 650 cm yang menunjukkan bahwa sensor masih mendeteksi gerakan manusia tetapi dalam arah horizontal (atas ke bawah). Pada bidang tersebut sensor tidak mendeteksi gerakan manusia arah vertikal (gerakan menyamping). Untuk ketinggian sensor 200 cm mempunyai cakupan daya pancar sensor yang sempit dibandingkan dengan ketinggian yang lain. Hal ini dapat dipahami karena obyek (manusia) mempunyai ketinggian kurang dari jarak tersebut.

3.4Pendeteksian Terhadap Objek yang BerbedaPendeteksian obyek yang dipilih ini dapat dikategorikan dua jenis yaitu obyek yang merupakan makhluk hidup dan obyek yang mati/benda mati yang memancarkan infra merah.Makhluk hidup yang dipilih adalah manusia, kucing, dan tikus. Pemilihan jenis hewan ini dikarenakan hewan-hewan ini dapat masuk dalam lingkungan/ruangan. Dengan jalan masuk yang sangat kecil/sempit makhluk hidup ini tetap bisa melewatinya. Hampir disemua ruangan manapun dapat dimasuki oleh makhluk ini. Didapatkan jarak maksimal 150 cm agar sensor dapat mendeteksi keberadaan tikus. Percobaan untuk tikus diulangi kembali dengan menggunakan tikus putih sebanyak 3 ekor. Dengan penggunaan tikus ini didapatkan hasil yang lebih dapat mewakili keberadaan hewan pengerat ini karena kelincahannya selama penelitian.Dengan kelincahannya di dalam perangkap serta manipulasi gerakan mereka untuk menjauhi dan mendekati sensor didapatkan jarak sejauh 180 cm. Dengan jarak jauh tersebut keberadaan tikus tersebut masih terdeteksi oleh sensor PIR. Pada pendeteksian sensor terhadap seekor kucing hasil yang didapatkan adalah sensor mampu mendeteksi seekor kucing dengan jarak maksimal 230 cm.Benda mati yang dipilih adalah nyala api yang disimulasikan dengan lilin yang dibakar. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan sumber api yang besar berasal dari percikapan api dan menjadi api yang kecil dan kemudian membesar. Api merupakan sumber inframerah juga sehingga salah satu sumber infra merah yang dipilih adalah nyala api lilin. Jarak maksimal yang masih terdeteksi adalah sejauh 210 cm. Berdasarkan hasil percobaan juga didapatkan bahwa ketika nyala api dipadamkan maka beberapa saat ketika sumbu api masih menghasilkan bara sensor PIR tetap mendeteksi keberadaan pancaran gelombang inframerah tersebut. Ini membuktikan bahwa sensor PIR ini bekerja sesuai dengan sifatnya yaitu mendeteksi keberadaan pancaran gelombang inframerah walaupun secara kasat mata manusia tidak kelihatan.

3.5Aplikasi pada Sistem Keamanan Rumah

Gambar 3.4 Denah rumah dengan sensor PIRJika kita lihat pada gambar 3.3, sensor di pasang pada daerah dimana diperkirakan orang yang tidak di inginkan atau pencuri masuk dari sisi depan yang di tandai oleh panah merah atau belakang rumah yang di tandai oleh panah biru dan melewati daerah cakupan sensor yang di tandai dengan garis kuning, sehingga untuk mengamankan kamar 2 yang mana terdapat barang berharga, sensor tersebut dapat dengan mudah menerima pancaran gelombang infrared dan kemudian di proses oleh mikrokontroler untuk memerintahkan ponsel mengirim sms tanda bahaya kepada pemilik rumah.

Gambar 3.5 Diagram blok system keamanan rumah menggunakan sensor PIR

Pertama tama sensor PIR mendeteksi panas yang dipancarkan oleh tubuh di dalam sebuah ruangan di daerah yang telah di tentukan, kemudian sinyal akan diproses dengan mikrokontroler ATMega8535 yang telah terisi program lalu secara otomatis mikrokontroler tersebut akan memberi sinyal ke ponsel 1 untuk mengirim kan sms peringatan melalui jaringan yang telah tersedia pada ponsel. Ponsel 2 yaitu ponsel pemilik rumah akan menerima sms peringatan dari ponsel 1.

Sensor PIR ini diletakkan pada suatu tempat atau titik yang biasa di lewati oleh objek agar mudah mendeteksi objek tersebut. Oleh karena itu pada perancangan sensor ini sensor PIR dipasangkan di dalam ruangan rumah yaitu pada jalur keluar masuknya manusia atau daerah sekitar pintu masuk, hal ini dilakukan karena di prediksikan orang akan melalui jalur tersebut untuk masuk ke dalam rumah. Selain itu untuk memaksimalkan fungsi pengamanan satu area rumah.Karena sensor ini bekerja ketika menerima pancaran sinar infra merah dari tubuh manusia, maka sensor diletakkan pada ketinggian 1,5 meter dari permukaan lantai. Jadi melihat dari tinggi manusia yang rata-rata >1.5 meter maka memungkinkan sensor hanya mendeteksi manusia saja.

perangkat lunak (software) diperlukan agar sistem yang keamanan ini dapat bekerja dengan baik. Software yang digunakan adalah compiler CodeVision AVR V2.03.4. Penggunaan software ini merupakan bentuk optimasi sistem dari seluruh sistem keamanan yang di jalankan. Sistem ini memiliki tujuan utama untuk mengirimkan peringatan tanda bahaya berupa SMS (Short Message Service) kepada pemilik rumah.

3.6Flowchart

TIDAKYA

Penjelasan Flowchart di atas adalah sebagai berikut :

1. Start (mulai) Pengecekan sensor yang ada pada ruangan dilakukan secara realtime.2. Kemudian sensor PIR (Passive Infra Red) mendeteksi apakah ada pergerakan atau objek yang terdeteksi yaitu manusia, 3. Apabila ada pergerakan manusia yang terdeteksi pada sensor PIR maka mikrokontroler ATMega8535 akan mengirimkan perintah ke ponsel 1 untuk mengirimkan tanda bahaya berupa sms ke ponsel 2.

VI.KESIMPULAN DAN SARAN4.1KesimpulanBerdasarkan dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem keamanan rumah menggunakan sensor PIR berbasis mikrokontroler ini di rancang melalui proses awal yaitu ketika sensor mengenai objek berupa manusia, maka secara otomatis sensor mengolah radiasi yang di pancarkan manusia tersebut ke mikrokontroler sebagai tanda bahaya dan selanjutnya mikrokontroler tersebut memproses tanda bahaya tersebut untuk memerintahkan ponsel 1 mengirim tanda bahaya berupa sms kepada ponsel 2.2. Dengan sistem pengaman ini pemilik rumah bisa mendapatkan informasi yang jauh lebih baik karena dengan jaringan komunikasi yang semakin maju, pemilik rumah langsung dapat mengetahui jika kondisi rumah tidak aman dan langsung dapat melaporkan secepatnya kepada petugas keamanan setempat.3. Kondisi jaringan seluler sangatlah berpengaruh pada kerja sistem ini, karena sistem ini menggunakan jaringan komunikasi yang dalam hal ini adalah jaringan GSM (Global System for Mobile).

4.2Saran1. Sistem keamanan rumah ini masih terdapat keterbatasan untuk mengamankan ruangan yang ada, karena sistem ini hanya memiliki satu alat peendeteksi yaitu sensor PIR. Sehingga disarankan untuk menambah alat pendeteksi baik sensor PIR, dan sensor lainnya sesuai kebutuhan.2. Kemudian pengamankan rumah dengan cara memberi peringatan kepada pemilik rumah dari jarak jauh saja, dan untuk menciptakan sistem keamanan yang lebih canggih lagi maka sistem ini dapat di tambahkan fitur lain seperti pengontrol pintu jarak jauh, sehingga ketika pencuri berhasil masuk kedalam rumah maka secara otomatis dari jauh pemilik rumah dapat menutup pintu sehingga pencuri terjebak di dalam rumah.

DAFTAR PUSTAKA[1]Arivin, Bustanul. Aplikasi Sensor Passive Infrared (Pir) Untuk Pendeteksian Makhluk Hidup Dalam Ruang.[2]Marnis, Yeni. Implementasi Sensor Pir (Passive Infrared) Kc7783r Pada Sistem Pengaman Ruangan Berbasis Mikrokontroler Dengan Keluaran Suara.[3]Wibowo, Tri. Sensor Kehadiran Orang Sebagai Saklar Otomatis Suatu Ruangan.[4]Andriyanto, Jeffri. Sistem Keamanan Rumah Menggunakan Sensor Gerak Pasif Infra Merah.[5]Triwahida, Ayudilah. Sistem Pengaman Rumah Dengan Sensor Pir (Passive Infrared) Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535.[6]Wahyu Atuti, Nita. Sistem Keamanan Ruangan Menggunakan Sensor Passive Infra Red (PIR) Kc7783r Dengan Mikrokontroler At89s51.[7]http://sejuhandiri.blogspot.com/2014/03/sensor-pir.html (URL diakses pada: 6/12/2014 16:09 )[8]http://sainsdanteknologiku.blogspot.com/2011/07/sensor-pir-passive-infra-red.html (URL diakses pada: 6/12/2014 16:12)[9]http://irmatrianjaswati-fst11.web.unair.ac.id/artikel_detail-84997-Sensor-Sensor%20PIR.html (URL diakses pada: 13/12/2014 17:03)

BIODATA PENULIS1. Nama: Agus NurhadiNPM: 3332112066Email: [email protected]

2. Nama: M Irfan IsmailNPM: 3332110957Email: [email protected]

3. Nama: Faisal Ismi FNPM: 3332111275Email: [email protected]

4. Nama: Indra Ginanjar ATNPM: 3332110726Email: [email protected]

5. Nama: SonhajiNPM: 3332111804Email: [email protected]