9
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi Di dalam larutan koloid secara umum, ada 2 zat sebagai berikut : - Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid - Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid “Nasi sebagai contoh dari koloid” 1. Mengapa bahan tersebut termasuk koloid ? Komponen nasi adalah beras dan air. Sebelum dicampur, beras merupakan fase padat dan air fase cair. Setelah dicampur melalui proses memasak, diperoleh nasi yang merupakan koloid dan fasenya padat. Dari pengertian fasek continue dan discontinue tersebut, maka fase padat merupakan fase continue dan fase cair merupakan fase discontinue. 2. Koloid jenis apa ? Koloid jenis emulsi padat. Karena zat terdispersinya adalah cair (air) dan medium pendispersinya yaitu padat (beras). Sehingga wujud koloid nya emulsi padat. 3. Bagaimana cara pembuatannya? Pembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi yang terlalu besar menjadi partikel koloid, pemecahan partikel-partikel kasar menjadi koloid. 1. Cara Mekanik Ukuran partikel suspensi diperkecil dengan cara penggilingan zat padat, dengan menghaluskan butiran besar atau dengan cara diaduk dalam medium pendispersi. Contoh: beras yang merupakan padatan dicampurkan dengan air. Kemudian diaduk dan dipanaskan (memasak nasi). Dan kemudian jadilah koloid.

Sistem Koloid Adalah Suatu Bentuk Campuran Yang Keadaannya Terletak Antara Larutan Dan Suspensi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

koloid

Citation preview

Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensiDi dalam larutan koloid secara umum, ada 2 zat sebagai berikut :- Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid- Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid

Nasi sebagai contoh dari koloid1.Mengapa bahan tersebut termasuk koloid ?Komponen nasi adalah beras dan air. Sebelum dicampur, beras merupakan fase padat dan air fase cair. Setelah dicampur melalui proses memasak, diperoleh nasi yang merupakan koloid dan fasenya padat. Dari pengertian fasek continue dan discontinue tersebut, maka fase padat merupakan fase continue dan fase cair merupakan fase discontinue.2.Koloid jenis apa ?Koloid jenis emulsi padat. Karena zat terdispersinya adalah cair (air) dan medium pendispersinya yaitu padat (beras). Sehingga wujud koloid nya emulsi padat.3.Bagaimana cara pembuatannya?Pembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi yang terlalu besar menjadi partikel koloid, pemecahan partikel-partikel kasar menjadi koloid.1. Cara MekanikUkuran partikel suspensi diperkecil dengan cara penggilingan zat padat, dengan menghaluskan butiran besar atau dengan cara diaduk dalam medium pendispersi.Contoh:beras yang merupakan padatan dicampurkan dengan air.Kemudian diaduk dan dipanaskan (memasak nasi). Dan kemudian jadilah koloid.Apabila kita campurkan gula dengan air, ternyata gula larut dan diperolehlarutangula. Di dalam larutan, zat terlarut tersebar dalam bentuk partikel yang sangat kecil, sehingga tidak dapat dibedakan lagi dari mediumnya walaupun menggunakan mikroskop ultra. Larutan bersifat kontinu dan merupakan sistem sistem satu fase (homogen). Di lain pihak, jika kita mencampurkan tepung terigu dengan air, ternyata tepung terigu tidak larut. Walaupun campuran ini diaduk, lambat laun tepung terigu akan memisah (mengalami sedimentasi). Campuran seperti ini kita sebutsuspensi. Selanjutnya, jika kita campurkan susu instan dengan air, ternyata susu "larut" tetapi "larutan" itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan tetap keruh). Secara makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel lemak susu yang tersebar di dalam air. Campuran ini disebutKoloid.Perbandingan sifat antara antara larutan, koloid, dan suspensi disimpulkan dalam tabel berikut ini.

3. Jenis-Jenis Koloid Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai berikut:

a. Aerosol Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat, jika zat yang terdispesi berupa zat cair, disebut aerosol cair, disebut aerosol cair.Contoh aerosol padat : asap dan debuContoh aerosol cair : kabut dan awan

Dewasa ini, banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, sehingga lebih praktis digunakan. contohnya, hair spray, parfum, cat semprot, obat nyamuk semprot, dan lain-lain. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan adalah senyawaklorofluorokarbon(CFC) dan karbon dioksida.

b. Sol Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.Contoh sol : air sungai (sol dari lempung dalam air), sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis, dan cat.

cat dan tinta cair

c. Emulsi Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah bahwa kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) atau emulsi air dalam minyak (A/M). Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air.Contoh emulsi M/A : santan, susu, dan lateks.Contoh emulsi A/M : mayonaise, minyak bumi, dan minyak ikan.

Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran minyak dengan air dikocok, maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh campuran yang stabil yang kita sebut emulsi.

mayonaise

d. Buih Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalkan sabun, detergen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung pembuih. Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya, pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lain-lain. Adakalanya buih tidak dikehendaki. Zat-zat yang dapat memecahkan/mencegah buih antara lain eter dan isoamil alkohol. Zat pemecah buih disebut agen antibuih (de-foaming agent).

e. Gel Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat.Contoh gel : agar-agar, lem, kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika.

agar-agar