Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    1/53

    SISTEM KONTROL PNEUMATIK

    PADA PINTU BUS OTOMATIS

    PROYEK AKHIR

    Diajukan dalam rangka menyeleaikan S!udiSarjana S!ra!a Sa!u di Uni"eri!a Negeri

    Semarang #uruan Pendidikan Teknik Mein

    Ole$ %N a m a % Heri &idian!'n'

    NIM % ()*+++,,*-Pr'gram S!udi % Pend. Teknik Mein S*

    /AKULTAS TEKNIK

    UNI0ERSITAS NE1ERI SEMARAN1),,2

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    2/53

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Di masa sekarang dan masa yang akan datang, kebutuhan akan

    transportasi sangat vital dalam menunjang aktivitas sehari-hari, seperti

    mengantar anak ke sekolah, ke kantor, ke pasar dan lain-lain.

    Dari sekian banyak jenis alat transportasi yang ada, maka jenis

    transportasi daratlah yang paling banyak. Mulai dari sepeda, becak, sepeda

    motor, mobil sampai kereta api.

    Dalam usaha pemenuhan kebutuhan alat transportasi maka bukan suatu

    masalah bagi golongan masyarakat ekonomi menengah ke atas. Mereka dapat

    memilih alat transportasi sesuai dengan kemampuannya. Namun merupakan

    suatu masalah bagi masyarakat ekonomi bawah. Sehingga sebagai

    alternatifnya adalah menggunakan angkutan umum, misalnya bus.

    Seiring dengan tuntutan kebutuhan masyarakat sekarang ini, maka

    penggunaan angkutan umum seperti bus tidak terbatas pada masyarakat

    ekonomi bawah saja tetapi juga masyarakat ekonomi menengah ke atas.

    Dengan beragamnya pengguna angkutan umum tersebut, maka beragam

    pula tuntutan pelayanannya. Bagi golongan menengah ke atas, mereka lebih

    mengutamakan pelayanan dan fasilitas yang baik. Mereka akan merasa puas

    bila dapat melakukan perjalan dengan cepat, selamat, serta aman dan nyaman

    meskipun tarif yang harus dibayar lebih mahal. Tetapi

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    3/53

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    4/53

    Mengingat kekurangan-kekurangan yang ada pada konstruksi pintu

    bus sistem manual, maka perlu dipertimbangkan suatu konstruksi yang

    lebih baik sehingga kekurangan-kekurangan yang ada pada sistem tersebutdapat diatasi.

    Salah satunya adalah dengan merancang konstruksi pintu bus

    otomatis dengan sistem pneumatik, yaitu suatu pintu bus otomatis yang

    dikendalikan oleh sistem kontrol pneumatik.

    B. Permasalahan

    Dalam merencanakan sistem kontrol pneumatik pada pintu bus

    otomatis ini, perlu dipertimbangkan kemungkinan masalah-masalah yang

    dapat terjadi. Hal ini untuk menghindari suatu desain sistem kontrol

    pneumatik yang kurang baik sehingga justru dapat membahayakan

    keselamatan penumpang.

    Untuk itu dalam merancang sistem kontrol pneumatik ini harusmemenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

    1. Konstruksinya sederhana.

    2. Pengoperasiannya mudah

    3. Pemeliharaan dan perawatan mudah

    4. Memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan penumpang.

    Mengingat keterbatasan-keterbatasan yang ada, maka dalam

    pembuatan sistem kontrol pneumatik pada pintu bus otomatis hanya berupa

    desain. Meskipun demikian diharapkan dapat dipergunakan sebagai

    pedoman dalam pembuatan pintu bus otomatis yang sebenarnya.

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    5/53

    C. Tujuan

    Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan sistem kontrol pneumatik 

    pada pintu bus otomatis ini adalah untuk mengatasi permasalahan-

    permasalahan yang ada pada pintu bus sistem manual.

    Sehingga diharapkan akan diperoleh suatu konstruksi pintu bus yangbaik, yang mempunyai persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

    1. Konstruksi yang sederhana.

    2. Mudah dioperasikan.

    3. Mudah dan sederhana dalam pemeliharaan dan perawatannya.

    4. Memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan penumpang.

    D. Manfaat

    Apabila semua tujuan dari pembuatan sistem kontrol pneumatik pada

    pintu bus tersebut dapat dicapai maka akan didapatkan beberapa manfaat,

    antara lain :

    1. Penumpang merasa nyaman karena dapat keluar dan masuk busdengan mudah.

    2. Pintu kendaraan lebih awet.

    3. Biaya pemeliharaan dan perawatan murah

    4. Keamanan dan keselamatan penumpang lebih terjamin.

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    6/53

    E. Sistematika

    Guna memberikan gambaran lengkap tentang sistem kontrol

    pneumatik pada pintu bus otomatis, maka perlu disusun dan dituangkan

    dalam rumusan yang sederhana, jelas dan mudah dipahami maknanya.

    Untuk itu maka penulisan karya ilmiah ini disusun dengan tata urutan

    sebagai berikut :

    1. Bagian Depan

    Bagian ini berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang,

    permasalahan, tujuan dan manfaat dari pembuatan sistem kontrol

    pneumatik pada pintu bus otomatis.

    2. Bagian Isi

    Bagian ini terdiri dari 3 (tiga) bab yaitu Bab II yang berisi

    tentang landasan teori, Bab III yang berisi uraian tentang sistem

    kontrol pneumatik pada pintu bus otomatis dan Bab IV berisi analisa

    sistem kontrol pneumatik.

    3. Bagian Akhir

    Bagian ini merupakan bagian penutup yang berisi kesimpulandan saran.

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    7/53

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    8/53

    Definisi Kontrol menurut Deutche Institut f ür Normung (DIN) 19226 :

    “Kontrol berarti proses dalam suatu sistem yang di dalamnya terdapatbeberapa input   variabel mempengaruhi variabel output   yang lain sebagaiakibat hukum-hukum yang mengenai sistem. Pengontrolan dikarakteristikkandengan sekuensi rangkaian terbuka dari gerakan-gerakan melalui elemenpemindah tunggal atau rangkaian kontrol” (Sugihartono, 1992 : 4).

    Definisi Kontrol Otomatis menurut DIN 19226 :

    “Kontrol otomatis adalah suatu proses dimana satu variabel yang akan dikontrol(variabel yang dikontrol), adalah diukur secara terus-menerus dan dibandingkan denganvariabel yang lain, variabel perintah, proses yang dipengaruhi menurut hasil perbandinganini dengan memodifikasi untuk menyesuaikan variabel perintah. Sekuensi gerakan yangdihasilkan dari ini terjadi dalam suatu rangkaian tertutup, rangkaian kontrol. Tujuankontrol rangkaian untuk menyesuaikan harga variabel yang dikontrol terhadap harga yangditentukan oleh variabel perintah sekalipun ekualisasi tidak dicapai berlaku dalam keadaanini (Sugihartono, 1992 : 4).

    Dasar –Dasar Pneumatik

    1. Pengertian Pneumatik

    Pneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang

    bergerak, keadaan-keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat

    keseimbangan. Pneumatik berasal dari bahasa Yunani “ pneuma” yang

    berarti “nafas” atau “udara”. Jadi pneumatik berarti terisi udara atau

    digerakkan oleh udara mampat.Sistem pneumatik (pneumatic system) adalah semua sistem yang

    menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang

    dimampatkan, serta dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu kerja.

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    9/53

    Udara mampat adalah udara atmosfer yang diisap oleh

    kompresor dan dimampatkan dari tekanan normal (0,98 bar) sampai

    tekanan yang lebih tinggi (antara 4 – 8 bar).

    Pada mulanya pemakaian udara mampat terbatas untuk alat-alat

    kerja dengan peralatan tumbuk atau putar. Namun dengan

    perkembangan teknologi, mekanisasi dan otomatisasi, maka setelah

    Perang Dunia II banyak digunakan pada proses produksi.

    2. Karakteristik Udara Mampat

    Dalam jangka waktu yang relatif singkat, penggunaan sistem

    kontrol pneumatik sudah sedemikian luasnya. Salah satu alasannya

    adalah bahwa udara mudah diperoleh dan murah.

    Karakteristik-karakteristik udara mampat berkaitan denganpenerapan pada sistem kontrol pneumatik :

    Jumlah : udara tersedia di mana saja dan dalam jumlah

    yang tak terhingga.

    Pengangkutan : udara mampat dapat diangkut dengan mudah

    melalui saluran pipa-pipa atau selang. Di sini

    tidak dibutuhkan saluran balik, karena udarabekas dapat langsung dibuang di udara bebas.

    Penyimpanan : kompresor tidak harus selalu beroperasi.

    Udara mampat dapat disimpan di dalam

    tangki.

    Suhu : udara mampat tahan terhadap perubahan suhu.

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    10/53

    Hal ini menjadikan jaminan kerja yang lebih

    besar dari sistem kontrol pneumatik.

    Tahan ledakan : udara mampat tidak menyebabkan bahaya

    ledakan atau kebakaran.

    Kebersihan : udara mampat bersih. Bila terdapat kebocoran

    saluran atau komponen, maka tidak akan

    menyebabkan polusi.

    Konstruksi : konstruksinya sederhana sehingga komponen

    komponennya murah.

    Kecepatan : udara mampat dapat mencapai kecepatan

    aliran yang tinggi (kecepatan operasi silinder

    pneumatik adalah 1 – 2 m/s)

    Pengaturan : kecepatan dan gaya dari udara mampat serta

    peralatan pneumatik dapat diatur secara tak 

    terbatas.

    Tahan beban lebih : peralatan pneumatik dan perlengkapan

    operasinya dapat dibebani lebih hingga

    berhenti. Suatu jaringan pneumatik dapat

    diberi beban lebih tanpa merusak.

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    11/53

    3. Konstruksi Sistem Pneumatik

    Yang dimaksud dengan konstruksi sistem pneumatik di sini

    adalah konstruksi rangkaian komponen-komponen pneumatik yang

    lengkap. Secara umum komponen-komponen pneumatik dapat

    dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu : unit tenaga, unit pengatur dan

    unit penggerak.

    a. Unit Tenaga (power pack)

    Unit ini berfungsi untuk membangkitkan tenaga fluida yaitu

    berupa aliran udara mampat. Unit tenaga ini terdiri atas kompresor

    yang digerakkan oleh motor listrik atau motor bakar, tangki udara

    (receiver) dan kelengkapannya, serta unit pelayanan udara yang

    terdiri atas filter udara, regulator pengatur tekanan dan lubricator.

    1) Kompresor

    Berfungsi untuk membangkitkan udara mampat. Menurutcara kerjanya, kompresor dibagi menjadi :

    a) Kompresor pemindah.

    Kompresor yang bekerja berdasarkan prinsip

    pemindahan. Udara dikempa oleh gerakan torak yaitu udaradimasukkan ke dalam ruangan kemudian dimampatkan.

    b) Kompresor aliran.

    Kompresor yang bekerja berdasar prinsip aliran udara.

    Udara disedot masuk ke dalam kompresor melalui satu sisi

    dan mengempanya dengan percepatan masa.

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    12/53

    Gambar 1 : Kompresor torak langkah tunggal dengan silinder yang

    didinginkan oleh udara (Dr. Ing. Thomas Krist, Alih Bahasa Dines

    Ginting, 1993 : 179)

    Gambar 2 : Kompresor baling-baling luncur (Sisjono, 1999 : 5)

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    13/53

    2) Tangki Udara

    Berfungsi untuk menampung dan menstabilkan pemakaian

    udara mampat serta dapat berfungsi untuk mendinginkanudara mampat yang terdapat di dalam tangki.

    3) Unit Pelayanan Udara (sevice unit)

    Bila udara mampat di dalam tangki udara akan

    didistribusikan ke seluruh sistem pneumatik harus diatur

    sedemikian rupa sehingga udara yang keluar memenuhi

    kriteria sebagai berikut :

    a) Udara yang masuk ke dalam sistem harus bersih. Untuk itu

    udara yang keluar dari tangki harus disaring dengan filter.

    Gambar 3 : Unit Pelayanan Udara (service unit) (Catalogue, hal. 27)

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    14/53

    b) Tekanan udara mampat yang masuk ke dalam sistem harus

    sesuai dengan tekanan operasi. Untuk itu perlu adanya alat

    pengatur tekanan (pressure regulator).

    c) Udara yang masuk ke dalam sistem harus mampu

    melumasi komponen-komponen yang bergerak. Untuk itu

    udara harus dicampur dengan kabut oli. Hal ini dapat

    dicapai dengan adanya lubricator.

     b. Unit Pengatur (control element)

    Unit pengatur merupakan bagian pokok yang menjadikan

    sistem pneumatik termasuk sistem otomasi. Karena dengan unit

    pengatur ini hasil kerja dari sistem pneumatik dapat diatur secara

    otomatis baik gerakan, kecepatan, urutan gerak, arah gerakan

    maupun kekuatannya. Dengan unit pengatur ini sistem pneumatik 

    dapat didesain untuk berbagai tujuan otomatis dalam suatu mesin

    industri.

    Fungsi dari unit pengatur ini adalah untuk mengatur atau

    mengendalikan jalannya penerusan tenaga fluida hingga

    menghasilkan bentuk kerja (usaha) yang berupa tenaga mekanik.

    Bentuk-bentuk dari unit pengatur ini berupa katup (valve)

    yang bermacam-macam. Katup adalah suatu alat yang menerima

    perintah dari luar untuk melepas, menghentikan atau

    mengarahkan fluida yang melalui katup tersebut.

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    15/53

    Menurut fungsinya katup-katup tersebut dibedakan menjadi 5

    (lima) kelompok yaitu :

    Katup pengarah (Directional control valves)Katup satu arah (Non-return valves)

    Katup pengatur tekanan (Pressure control valves)

    Katup pengatur aliran (Flow control valves)

    Katup kombinasi

    1) Katup Pengarah (directional control valves)

    Katup ini berfungsi untuk mengontrol aliran dalamrangkaian dan melangsungkan fungsi-fungsi logic control.

    Gambar 4 : Katup pengarah (directional control valve) (Catalogue, hal

    15)

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    16/53

    2)  Non-return Valve / Check Valve

    Check valve adalah katup satu arah, artinya katup hanya

    dapat digunakan untuk satu arah aliran saja. Check valve  dapat

    berfungsi sebagai pengarah aliran dan juga sebagai  pressure

    control.

    Gambar 5 : Katup satu arah (check valve) (Catalogue, hal. 65)

    3) Katup Pengatur Tekanan (pressure control valve)

    Gambar 6 : Katup pengatur tekanan (pressure control valve)

    (Catalogue, hal. 20)

    Pengatur tekanan udara dilakukan untuk berbagai tujuan

    antara lain untuk membatasi tekanan operasional dalam sistem

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    17/53

    pneumatik, untuk mengatur tekanan agar penggerak 

    pneumatik dapat bekerja secara berurutan, untuk mengurangi

    tekanan yang mengalir dalam saluran tertentu menjadi kecil.

    Sehingga sesuai dengan tujuan penggunaan tersebut maka

    katup pengatur tekanan dibedakan menjadi beberapa macam

    antara lain : relief valve, sequence valve, dan lain-lain.

    4) Katup Pengatur Aliran (flow control valve)

    Katup ini digunakan untuk mengatur volume aliran yangberarti mengatur kecepatan gerak piston (actuator).

    Gambar 7 : Katup pengatur aliran (flow control valve) (Catalogue, hal. 56)

    Fungsi dari pemasangan flow control valve pada rangkaian

    pneumatik antara lain untuk membatasi kecepatan maksimum

    gerakan piston/motor pneumatik, untuk membatasi daya yang

    bekerja (daya = rata-rata aliran x tekanan), serta untuk 

    menyeimbangkan aliran yang mengalir pada cabang-cabang

    rangkaian pneumatik.

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    18/53

    Gambar 8 : Penampang pengatur aliran (Peter P, dkk. , 1985 : 43)

    Sehingga untuk memenuhi fungsi-fungsi tersebut di atas

    maka flow control valve dibedakan menjadi beberapa jenis, antara

    lain fixed flow control, variable flow control, flow control dengan

    check valve dan flow control dengan relief valve.

    c. Unit Penggerak (actuator)

    Unit ini berfungsi untuk mewujudkan hasil transfer daya dari

    tenaga fluida, berupa gerakan lurus atau gerakan putar. Penggerak 

    yang menghasilkan gerakan lurus adalah silinder penggerak,

    sedangkan yang menghasilkan gerakan putar adalah motor

    pneumatik.

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    19/53

    1) Silinder Pneumatik 

    Dalam sistem pneumatik, silinder penggerak dibedakan

    menjadi :a) Silinder Kerja Tunggal

    Pada silinder ini udara mampat bekerja hanya pada

    satu sisi. Untuk mengembalikan piston ke posisi semula

    digunakan pegas. Cara pemasangan pegas ada 2 (dua)

    macam, yaitu :

    • Pegas dipasang pada sisi batang piston. Dalam hal ini

    pegas hanya berfungsi untuk mengembalikan piston ke

    posisi semula, sedangkan langkah kerja dilakukan oleh

    tekanan udara mampat. Silinder penggerak jenis ini

    biasanya digunakan untuk pencekaman, pengepresan,

    pengungkitan, pengangkatan dan sebagainya.

    • Pegas dipasang pada sisi yang tanpa batang piston.

    Dalam hal ini pegas berfungsi sebagai pelaku langkah

    kerja, sedangkan udara mampat dari sebelah sisinya

    berfungsi untuk mengembalikan ke posisi semula yaitu

    posisi tidak kerja.

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    20/53

    Gambar 9 : Silinder- silinder pneumatik (Catalogue, hal. 43 dan 44)

    b) Silinder Kerja Ganda

    Silinder kerja ganda adalah apabila langkah kerja terjadi

    pada kedua belah sisi piston, jadi udara mampat mendorong

    pada sisi depan maupun sisi belakang secara bergantian.

    2) Motor Pneumatik 

    Menurut bentuk dan konstruksinya, motor pneumatikdibedakan menjadi :

    • Motor torak 

    • Motor baling-baling luncur

    • Motor roda gigi

    • Motor aliran

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    21/53

    Gambar 10 :  Rotary actuator (Catalogue, hal. 51)

    Karakteristik motor pneumatik :

    • Kecepatan putaran dan tenaga dapat diatur secara tak 

    terbatas.

    • Batas kecepatan cukup lebar.

    • Ukuran kecil sehingga ringan.

    • Ada pengaman beban lebih.

    • Tidak peka terhadap debu, cairan, panas dan dingin.

    • Tahan ledakan.

    • Mudah dalam pemeliharaan.

    • Arah putaran mudah dibolak-balik.

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    22/53

    BAB III

    SISTEM KONTROL PNEUMATIK

    PADA PINTU BUS OTOMATIS

    Definisi Persoalan Dan Kondisi

    Persoalan :

    Guna mengatasi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pintu bus manual, makaakan didesain suatu pintu bus otomatis. Pintu ini akan dikontrol secara otomatis denganmenggunakan sistem kontrol pneumatik. Dengan adanya sistem kontrol ini makadiharapkan dapat mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada pada pintu buskonvensional.

    Kondisi-kondisi Bantu :

    Adapun kondisi-kondisi yang diharapkan dari sistem kontrol pneumatik ini adalahsebagai berikut :

    a. Pada saat bus sedang menunggu penumpang di terminal, halte atau

    pada tempat-tempat pemberhentian bus lainnya, maka pintu bus

    dalam kondisi terbuka.

    b. Bila bus akan berangkat atau melanjutkan perjalanan, maka pintu bussegera ditutup.

    c. Apabila di tengah perjalanan ada penumpang yang akan turun, maka

    penumpang tersebut tinggal menekan tombol di depan pintu bus, dan

    pintu akan segera membuka. Dan bila penumpang telah turun maka

    pintu akan segera menutup kembali secara otomatis.

    d. Saat akan menaikkan penumpang di tengah perjalanan, maka sopir

    atau kondektur cukup menekan katup tombol dan pintu akan segera

    terbuka secara otomatis. Setelah penumpang naik maka pintu bus

    akan menutup kembali secara otomatis.

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    23/53

     Energi Kerja Dan Ukuran Elemen

    1. Energi Kerja

    Operasi yang harus dilakukan oleh silinder dapat dibentuk dengan

    gerakan garis lurus.

    Gaya yang diperlukan : kecil (kurang dari 50.000 N)

    Panjang gerakan : kecil (kurang dari 2000 mm)

    Energi yang dipilih : pneumatik  

    2. Ukuran Elemen Kerja

    Ukuran elemen kerja dipilih sesuai dengan hasil analisis sehinggagaya dan langkah cukup untuk mengoperasikan saklar batas.

    Sket Posisional

    Gambar 11 Sket posisional pintu bus otomatis dengan sistem kontrol pneumatik

    Sekuensi Operasi

    Sekuensi Kronologis

    Silinder A bergerak mundur dan pintu bus membuka.

    Silinder A bergerak maju dan pintu bus menutup.

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    24/53

    Tabel Susunan

    Tabel 1 Tahapan Kerja Sistem Kontrol Pneumatik

    Tahapan Kerja Gerak Silinder

    1 -

    2 mundur

    3 maju

    Notasi Singkatan

    A - (Silinder A mundur, pintu bus membuka)

     A + (Silinder A maju, pintu bus menutup) Jenis Kontrol

    Identifikasi kelompok utama :

    Ini adalah suatu kontrol program (kontrol dengan suatu program kerja yang dilakukan secara otomatissesuai dengan kaidah-kaidah tertentu).

    Jenis kontrol programnya adalah kontrol gerakan yang dikoordinasikan, dengan pertimbangan sebagaiberikut :

    • Kepastian operasi.

    • Penyelesaian paling murah dan sederhana.

    • Tidak memerlukan perubahan program.

     Energi Kontrol

    Berkenaan dengan media kerja dan bidang persoalan, ada 2 (dua)

    kemungkinan yaitu pneumatik dan elektrik. Dalam hal ini penyelesaian

    seluruh pneumatik adalah kemungkinan paling menguntungkan, dengan

    pertimbangan sebagai berikut :

    • Hanya 1 (satu) bentuk energi untuk kerja dan kontrol, sehingga tidak membutuhkan konverter.

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    25/53

    • Tingkat reliabilitas atau keandalan tinggi, karena tidak peka terhadaplingkungan yang mempengaruhi.

    • Umurnya panjang.

    Oleh karena itu, untuk sistem kontrol ini dipilih sistem kontrol pneumatik.

     Diagram Rangkaian Kontrol Pintu Bus Otomatis

    Silinder 1 A 1S11V5 1V6

    4 2 1V4

    1.4 (Y) 1.2 (X)5 3

    1 1V3

    1V2

    1V1

    Pintu bus Sopir Sopir

    1S1 2 1S2 2 1S3 2 1S4 2

    1 3 1 3 1 3 1 3

    0Z1

    Gambar 12 Diagram Rangkaian Kontrol Pintu Bus OtomatisKeterangan :

    = Silinder kerja ganda

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    26/53

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    27/53

    =

    Katup tuas 3/2 dengan penahan

    = Unit pelayanan udara

    = Sumber udara mampat

    = Saluran kontrol

    = Saluran kerja

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    28/53

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    29/53

    Table 2 Tabel Biner Gerakan Pintu Bus

    1S1   1S2   1S3   1S41V4 A KETERANGAN

    1.2 (X) 1.4 (Y)

    0 0 0 0 0 0 tidak tentu

    0 0 0 1 1 0 0 sil. mundur (pintu membuka)

    0 0 1 0 1 0 0 sil. mundur (pintu membuka)

    0 0 1 1 1 0 0 sil. mundur (pintu membuka)

    0 1 0 0 1 0 0 sil. mundur (pintu membuka)

    0 1 0 1 1 0 0 sil. mundur (pintu membuka)

    0 1 1 0 1 0 0 sil. mundur (pintu membuka)

    0 1 1 1 1 0 0 sil. mundur (pintu membuka)

    1 0 0 0 0 1 1 sil. maju (pintu menutup)

    1 0 0 1 1 1 * tidak tentu

    1 0 1 0 1 1 * tidak tentu1 0 1 1 1 1 * tidak tentu

    1 1 0 0 1 1 * tidak tentu

    1 1 0 1 1 1 * tidak tentu

    1 1 1 0 1 1 * tidak tentu

    1 1 1 1 1 1 * tidak tentu

    Keterangan := tidak ada tekanan udara pada saluran 1.2 (X) dan saluran 1.4 (Y)

    * = ada tekanan udara pada kedua saluran 1.2 (X) dan 1.4 (Y)

    Untuk Saluran 1.2 (X)

    Persamaan matematisnya :

    X = (S 1 ∨ S 2  ∨ S 3 ∨ S 4 ) ∨ (S 1 ∨ S  2  ∨ S 3 ∨ S 4 )

    X = (S 1 ∨ S 2 ∨ S 3 ∨ S  4 ) ∨ (S 1 ∨ S  2 ∨ S 3 ∨ S 4 ) ∨ (S 1 ∨ S  2 ∨ S 3 ∨ S  4 ) ∨ (S 1 ∨ S  2 ∨ S 3 ∨ S  4 ) ∨ (S 1 ∨ S  2 ∨ S 3 ∨ S 4 ) ∨ (S 1 ∨ S 2 ∨ S 3 ∨ S  4 ) ∨ (S 1∨ S  2 ∨ S 3 ∨ S  4 ) ∨ (S 1 ∨ S  2 ∨ S 3 ∨ S 4 ) ∨ (S 1 ∨ S 2 ∨ S 3 ∨ S  4 ) ∨ (S 1 ∨ S  2 ∨ S 3 ∨ S  4 ) ∨ (S 1 ∨ S  2 ∨ S 3 ∨ S 4 ) ∨ (S 1 ∨ S 2 ∨ S 3 ∨ S  4 ) ∨ (S 1 ∨ S  2∨ S 3 ∨ S  4 ) ∨ (S 1 ∨ S  2 ∨ S 3 ∨ S 4 )

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    30/53

    Diagram Karnought :

    S2

    0S1

    0

    S3

    S4

     X   = S 2  ∨  S 3  ∨  S 4

    Gambar 15 Diagram Karnought untuk saluran 1.2 (X)

    Untuk saluran 1.4 (Y)

    Persamaan matematisnya :

    Y = (S 1 ∨ S  2 ∨ S 3 ∨ S  4 ) ∨ (S 1 ∨ S  2 ∨ S 3 ∨ S  4 ) ∨ (S 1 ∨ S  2 ∨ S 3 ∨ S  4 ) ∨ (S 1 ∨ S  2 ∨ S 3 ∨ S  4 ) ∨ (S 1 ∨ S  2 ∨ S 3 ∨ S  4 ) ∨ (S 1 ∨ S  2 ∨ S 3 ∨ S  4 ) ∨ (S 1 ∨ S  2 ∨ S 3 ∨ S  4 ) ∨ (S 1 ∨ S  2 ∨ S 3 ∨ S  4 )

    Y = (S 1 ∨ S 2 ∨ S 3 ∨ S 4 ) ∨ (S 1 ∨ S  2 ∨ S 3 ∨ S  4 ) ∨ (S 1 ∨ S 2 ∨ S 3 ∨ S 4 ) ∨ (S 1∨ S 2 ∨ S 3 ∨ S 4 ) ∨ (S 1 ∨ S 2 ∨ S 3 ∨ S 4 ) ∨ (S 1 ∨ S 2 ∨ S 3 ∨ S 4 ) ∨ (S 1 ∨ S 2 ∨ S 3 ∨ S 4 ) ∨ (S 1 ∨ S 2 ∨ S 3 ∨ S 4 )

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    31/53

    Diagram Karnought

    S2

    1 1 1 1

    S1

    1 1 1 1

    S4

    Y = S 1

    S3

    Gambar 16 Diagram Karnought untuk saluran 1.4 (Y)

    Cara Kerja Rangkaian

    Pada saat bus sedang menunggu penumpang di terminal, halte ataupun tempat-

    tempat pemberhentian bus lainnya, maka pintu dikondisikan terbuka terus.

    Hal ini dimungkinkan dengan mengoperasikan katup 1S4.

    Ketika katup 1S4 dioperasikan, saluran 1 terbuka, saluran 3 tertutup, aliran udara dari

    saluran 1 ke saluran 2 menuju saluran 1.2 (X) pada katup 1V4 melalui katup 1V3.

    Aliran udara pada katup 1V4 adalah udara masuk saluran 1 keluar saluran 2menuju saluran silinder bagian depan melalui katup 1V6. Udara mendorongsilinder ke belakang (A-). Udara dalam silinder bagian belakang didorong keluarmenuju saluran 4 dan keluar saluran 5 pada katup 1V4 melalui katup 1V5. Dengangerakan A- (silinder mundur) maka pintu bus akan terbuka.

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    32/53

    Pada saat kondisi pintu bus terbuka maksimal, akan mengaktifkan katup 1S1. Sehinggaaliran udara pada katup 1S1 adalah saluran 1 terbuka, saluran 3 tertutup, udara mengalirdari saluran 1 ke saluran 2 dan selanjutnya diteruskan ke katup 1V1. Aliran udara ini akanmengaktifkan katup 1V1 sehingga udara dari kompresor akan mengalir ke katup 1V4 

    melalui saluran 1.4 (Y).

    Pada saat yang bersamaan, pada saluran 1.2 (X) masih terdapat udara mampat sehingga

    kondisi ini tidak akan mempengaruhi posisi katup 1V4. Posisi silinder masih dalam kondisi

    awal dan posisi pintu bus masih dalam keadaan terbuka terus. (lihat gambar 17)

    Silinder 1 A   1S1

    1V5 1V6

    1V4 4 2

    1.4 (Y) 1.2 (Y)5 3

    1V31

    1V1

    1S4   Sopir1S1 2 2

    1 3 1 3

    Gambar 17 Membuka pintu bus dengan menggunakan katup 1S4

    Pada saat bus akan berangkat, sopir/kondektur bus harus menutup pintu bus

    terlebih dahulu. Untuk itu maka katup 1S4  harus dikembalikan ke posisi

    semula. Saluran 1 tertutup dan saluran 3 terbuka. Udara mampat pada

    saluran 1.2 (X) akan mengalir ke katup 1V3  menuju saluran 2 dan dibuang

    melalui saluran 3 pada katup 1S4. Akibatnya udara pada saluran 1.4 (Y)

    akan mendorong katup 1V4  sehingga aliran udara pada katup 1V4  adalah

    udara dari kompresor masuk saluran 1 diteruskan ke saluran 4 menuju

    katup 1V5 dan kemudian masuk ke saluran silinder bagian belakang. Udara

    pada bagian depan akan didorong ke luar melewati katup 1V6  menuju

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    33/53

    saluran 2 dan dibuang melalui saluran 3 pada katup 1V4. Dengan gerakan

    maju ini (A+), pintu bus akan segera tertutup (lihat gambar 18 )

    Silinder 1 A   1S1

    1V5   1V6

    4 21V4

    1.4 (Y) 1.2 (X)

    5 3

    1V3

    1

    1V1

    1S1 2 1S4 2 Sopir

    1 3 1 3

    Gambar 18 Menutup pintu bus dengan menggunakan katup 1S4

    Apabila di tengah perjalanan ada penumpang yang akan turun, maka untuk 

    membuka pintu, penumpang tinggal menekan katup 1S2. Pada waktu katup

    1S2  ditekan maka saluran 1 terbuka dan saluran 3 tertutup. Aliran udara

    dari saluran 1 menuju saluran 2 untuk selanjutnya diteruskan ke 1V2  dan

    1V3, kemudian menuju ke katup 1V4 melalui saluran 1.2 (X). Aliran udara

    pada katup 1V4 udara masuk saluran 1 menuju saluran 2 kemudianditeruskan ke katup 1V6. Selanjutnya diteruskan ke silinder melalui

    saluran bagian depan. Udara mendorong silinder ke belakang. Udara pada

    bagian belakang silinder akan didorong ke luar melalui katup 1V5  menuju

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    34/53

    saluran 4 dan dibuang melalui saluran 5. Silinder bergerak mundur (A-)

    dan pintu bus terbuka (lihat gambar 19).

    Silinder 1 A 1S1

    1V5 1V6

    1V4

    4 2

    1.4 (Y) 1.2 (X)

    5 3

    1V3

    1

    1V2

    1V1

    Pintu bus

    1S1 2 2 1S2

    1 3 1 3

    Gambar 19 Membuka pintu bus dengan menggunakan katup 1S2

    Pada waktu pintu terbuka maksimal maka akan mengaktifkan katup 1S1.

    Dengan terbukanya katup 1S1, maka katup 1V1  akan mengalirkan udara

    dari kompresor menuju katup 1V4 melalui saluran 1.4 (Y).

    Pada saat udara masuk ke saluran 1.4 (Y), pada saluran 1.2 (X) tidak adaudara mampat karena pada saat katup 1S2 dilepas maka posisi akan kembali keposisi awal. Sehingga udara pada saluran 1.2 (X) akan segera dibuang ke udarabebas melalui saluran 3 pada katup 1S2. Akibatnya silinder akan bergerak maju(A+) dan pintu bus akan segera menutup kembali (lihat gambar 20).

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    35/53

    Silinder 1 A   1S1

    1V5 1V61V4

    4 21.4 (Y) 1.2 (X)

    5 3

    1 1V3

    1V2

    1V1

    Pintu bus

    2 1S1 2 1S2

    1 3 1 3

    Gambar 20 Menutup pintu bus dengan menggunakan katup 1S2

    Apabila akan menaikkan penumpang di tengah perjalanan, maka untukmembuka pintu bus, dilakukan oleh sopir atau kondektur bus tersebut

    yaitu dengan cara menekan katup 1S3. Ketika katup ditekan, maka saluran

    1 terbuka, saluran 3 tertutup, udara mengalir dari saluran 1 ke saluran 2

    untuk selanjutnya diteruskan ke saluran 1.2 (X) pada katup 1V4  melalui

    katup 1V2 dan katup 1V3. Aliran udara ini akan mengubah arah aliran pada

    katup 1V4  yaitu udara masuk dari saluran 1 ke saluran 2 menuju katup

    1V6. Selanjutnya masuk ke silinder melalui saluran bagian depan. Silinder

    bergerak mundur (A-) dan pintu bus akan terbuka (lihat gambar 21)

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    36/53

    Silinder 1 A 1S1

    1V1

    1S1 2

    1 3

    1V5 1V61V4

    4 21.4 (Y) 1.2 (X)

    5 3

    1 1V3

    1V2

    1S3 2 Sopir

    1 3

    Gambar 21 Membuka pintu bus dengan menggunakan katup 1S3

    Pada saat pintu terbuka maksimal maka akan mengaktifkan katup 1S1sehingga udara dari kompresor akan mengalir dari saluran 1 ke saluran 2

    menuju katup 1V1. Dengan terbukanya katup 1V1, maka udara dari

    kompresor akan masuk ke katup 1V4  melalui saluran 1.4 (Y). Akibatnya

    udara dari kompresor akan mengalir dari saluran 1 ke saluran 4 menuju

    katup 1V5  menuju silinder bagian belakang. Maka silinder akan bergerak 

    maju (A+) dan pintu akan tertutup kembali (lihat gambar 22).

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    37/53

    Silinder 1 A 1S1

    1V5

    4 2 1V4

    1.4 (Y)5 3

    1V6

    1.2 (X)

    1V3

    1

    1V2

    1V1

    2 1S1 1S3 2Sopir

    1 3 1 3

    Gambar 122 Menutup pintu bus dengan menggunakan katup 1S3

    Fungsi-fungsi katup 1V5  dan 1V6  adalah untuk mengatur kecepatan gerak 

    pintu bus pada saat membuka dan menutup.

    Katup 1V1 merupakan katup tunda waktu. Katup ini berfungsi untuk 

    memberikan selang waktu pintu bus menutup kembali setelah pintu busterbuka.

    Sedangkan katup 1V2  dan 1V3  merupakan katup balik fungsi “ATAU” yang

    memungkinkan pintu bus dapat dioperasikan dengan menggunakan beberapa

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    38/53

     jenis katup pneumatik menurut situasi dan kondisi pada saat pintu bus tersebut

    dioperasikan.

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    39/53

    BAB IV

    ANALISA SISTEM KONTROL PNEUMATIK

    PADA PINTU BUS OTOMATIS

    Kompresor 

    Kompresor yang dipilih adalah kompresor jenis torak dengan pertimbangan sebagaiberikut :

    1. Kompresor torak hampir tidak memerlukan perbaikan dibandingkandengan kompresor berputar.

    2. Untuk instalasi mobil maka untuk untuk jenis torak dengan kapasitas

    yang kecil masih menguntungkan (kurang dari 200 kg per m

    3

      udaramampat efektif).

    3. Sampai ukuran besar tertentu (kurang dari 10 m3 /menit) merupakan

    mesin langkah ganda yang terbaik.

    Tangki udara mampat

    Ke sistem kontrol

    Kompresor pneumatik Gambar 23 Penggerak InstalasiKompresor

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    40/53

    Ukuran Tangki Udara

    Diket : Kapasitas kompresor = 145 l /min

    = 145.10-3  m3 /min.Banyaknya kontak/h= 20

    Kerugian tekanan = 0,1 bar (10 kPa)

    Tabung yang digunakan mempunyai volume 0,12 m3  dengan tekanan 10

    bar. Maka kapasitas tabung tersebut adalah :

    volume tabung x tekanan absolut = 0,12 x ((10+1)/1)

    = 1,32 m3

    Besarnya tangki penyimpanan (berdasarkan diagram):

    VB = 1,2 m3

    (lihat lampiran 5, Diagram Volum Simpan Tangki Udara)

    Perhitungan Silinder 

    Data :

    Diameter dalam piston : d1 = 50 mm

    Diameter batang piston : d2 = 25 mm

    Panjang langkah piston : s = 300 mm

    Tekanan pengukuran : pe = 8 bar

    Efisiensi :   η = 0,8 (asumsi)

    Apabila suhu udara setelah pemampatan adalah 40°  C (asumsi), makakandungan uap air jenuhnya = 51 g/m

    3 (lihat lampiran 3, Dew Point Curve)

    s

            1

            2

            d   d

    1. Gaya gerak piston (F)

    F = p . A.η .... ………….(Volker von der Heide/Franz Josef e Gambar 24 Penampang silinder kerja ga nda

    Hölken, 2000 : 44)

    Dimana :F =gaya gerak piston (N)pe = tekanan pengukuran (N/cm2)A =luas penampang piston (cm

    2)

    η = efisiensia. Langkah Maju

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    41/53

    F 1 = pe . A1.η Dimana :

    A1=   π  .d 1

    2

    4

    = 0,785 . 52

    = 19,625 cm2

    pe = 8 bar

    = 8 .10 N/cm2

    F1  = (8.10) . 19,625 . 0,8

    = 1256 N

    b. Langkah Mundur

    F 2  =  pe . A2 .η Dimana :

    A2

    =   π 

    (d 1

    2  − d 22 

    )4= 0,785 . (52 – 2,52)

    = 14,719 cm2

    F2  = (8.10) . 14,719 . 0,8= 942 N

    2. Kebutuhan Udara Mampat (qv)

    Kebutuhan udara mampat untuk silinder kerja ganda digunakan persamaan sebagai berikut

    qv  = A.s.n.  p

    e +

      p

    amb .2 ……………(Volker von der Heide/Franz Josef 

     pamb

    Hölken, 2000 : 46)

    Dimana :

    qv = kebutuhan udara mapat (l/min)

    s = panjang langkah piston (dm)n = jumlah langkah tiap menit

    pamb  = tekanan udara luar (bar)

    = 1 bar

    qv = 0,19625.3.1. (8

     +

     1)

     .2 1

    q v  =  10 ,598 l/min

    3. Kecepatan Gerak Piston

    (v)

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    42/53

    qv = v. A ……(Volker von der Heide/Franz JosefHölken, 2000 : 40) Dimana :

    v = kecepatan gerak piston (m/min)a. Langkah maju

    v1 = q

    v= 10,598.100

      A1 19,625

    v1 = 54,003 dm/min = 5,4 m/min b.Langkah mundur

    v2 = q

    v= 10,598.100

      A2 14,719

    v 2  = 72,002 dm/min = 7,2 m/min4. Waktu yang dibutuhkan (t)

    s

    = t  ……..…(Volker von der Heide/Franz JosefHölken, 2000 : 228) Dimana :

    t = waktu yang dibutuhkan

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    43/53

    a. Langkah maju

    t 1 = s = 

    0,3 v1 5,4

    t 1  = 0,056 menit = 3,36 detik

    b. Langkah mundur

    t2 = s = 

    0,3 v2 7,2

    t 2  = 0,042 menit = 2,52 detik

    Kebutuhan Komponen-Komponen Pneumatik 

    Dalam pembuatan sistem kontrol pneumatik pada pintu bus otomatis dibutuhkan komponen-komponenpneumatik sebagai berikut :

    Tabel 3 Daftar kebutuhan komponen-komponen pneumatik

    NO NAMA KOMPONEN JUMLAH KET.

    1 Silinder kerja ganda 1 buah

    2 Katup kontrol aliran satu arah 2 buah

    3 Katup 5/2 untuk kontrol silinder, katup

    kontrol ganda 1 buah

    4 Katup balik fungsi "ATAU" 2 buah

    5 Katup tunda waktu 1 buah

    6 Katup batas 3/2 dengan pegas pembalik 1 buah

    7 Katup tombol 3/2 dengan pegas pembalik 2 buah

    8 Katup tuas 3/2 dengan penahan 1 buah

    9 Unit pelayanan udara 1 unit10 Kompresor dan perlengkapannya 1 unit

    11 Sambungan Tee 5 buah

    12 Nipel/adaptor 37 buah

    13 Peredam/silencer 7 buah

    14 Selang pneumatik secukupnya

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    44/53

    B A B V

    P E N U T U P

    A. Kesimpulan

    Sistem kontrol pneumatik pada pintu bus otomatis adalah suatu jenis

    sistem kontrol yang digunakan untuk mengendalikan gerak pintu bus

    secara otomatis dengan menggunakan jenis fluida udara mampat. Sistem

    kontrol ini merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah untuk

    mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada pada pintu bus sistem manual

    yang ada saat sekarang.

    Dengan dibuatnya sistem kontrol pneumatik ini maka akandiperoleh beberapa keuntungan antara lain :

    1. Pintu bus otomatis dengan konstruksi yang sederhana karenakomponen-komponen yang dibutuhkan sedikit dan murah.

    2. Pintu bus yang mudah dioperasikan karena untuk membuka dan

    menutup pintu tersebut selain dapat dilakukan oleh sopir bus tersebut

    dengan cara menekan tombol katup, dapat dikontrol secara otomatis

    pada saat penumpang akan turun dan menginjak lantai di depan pintu

    bus, sehingga tidak merepotkan penumpang yang akan naik maupun

    turun bus tersebut karena tidak perlu membuka dan menutup pintu

    bus secara manual.

    3. Mudah dalam hal perawatan dan pemeliharaan sistem kontrol pintubus tersebut karena konstruksi pneumatik sederhana.

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    45/53

    4. Memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan penumpangnya

    karena pintu bus tertutup dengan baik sehingga kecelakaan seperti

    terjatuh atau terlempar dari kendaraan dapat dihindari.

    B. Saran

    1. Bagi dunia pendidikan :

    Pembuatan sistem kontrol pneumatik pada pintu bus

    otomatis merupakan salah satu contoh penggunaan udara mampat.

    Dengan adanya contoh ini diharapkan bagi dunia pendidikan lebih

    giat lagi dalam penelitian tentang kemungkinan-kemungkinan

    penggunaan udara mampat.

    2. Bagi dunia usaha/industri :

    Agar dapat memanfaatkan sebaik mungkin teknologi-

    teknologi yang ada khususnya tentang penggunaan udara mampat.

    Selain itu juga bagi dunia usaha/industri diharapkan partisipasinya

    dalam hal penelitian dan pengembangan teknologi yang

    dilaksanakan oleh dunia pendidikan mengingat keterbatasan-

    keterbatasan yang ada pada dunia pendidikan.

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    46/53

    DAFTAR PUSTAKA

    H. Meixner, E. Saver, 1989, Introduction to Electro-Pneumatic, Esslingen : Festo DidacticKG.

    Joseph J Sullivan, Hadi Podo, 1996, Kamus Ungkapan Inggris-Indonesia  Dictionary of

     Idioms and Idiomatic Expressions, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

    Peter Patient, Roy Pickup, Norman Powell, 1985, Pengantar Ilmu Teknik  Pneumatika, Alih BahasaAlex Tri Kantjono Widodo, Jakarta : Gramedia.

    Sisjono, 1997, Sistem Kontrol Nyumatik, Bandung : Departemen Pendidikan dan KebudayaanDirektorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan PenataranGuru Teknologi Bandung.

    ______, 1999, Pneumatik dan Hidrolik Lanjut, Bandung : Departemen PendidikanNasional Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat PengembanganPenataran Guru Teknologi Bandung.

    ______, Petrus Uty, 2001, Dasar-dasar Teknik Otomasi, Bandung : Departemen PendidikanNasional Direktorat Pendidikan Dasar dan Menegah Pusat Pengembangan PenataranGuru Teknologi Bandung.

    Sugihartono, 1992, Dasar-dasar Teknik Kontrol Pneumatik, Bandung : Divisi PengembanganBahan Belajar PPPG Teknologi Bandung.

    __________, 1995, Diagram Rangkaian Pneumatik, Bandung : Media Cetak PPPG TeknologiBandung.

    S. Wojowasito, Tito Wasito W, 1980, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia  Indonesia- Inggris, Bandung : Penerbit Hasta.

    Suyanto, 2002, Kumpulan Modul Latihan Lewat Simulator Pneumatik Tingkat Dasar, Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta.

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    47/53

    Thomas Krist, 1993, Dasar - dasar Pneumatik, Alih Bahasa Dines Ginting, Jakarta :Erlangga.

    Tim Penulis, Pneumatik, Jakarta : Festo Didactic

    Volker von der Heide, Franz-Josef Hölken, Arbeitsbuch Steuerungstechnik  Metall Lehrerhandbuch,Köln : D mler

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    48/53

    Lampiran 1

     MECHANICAL VALVE 1

    (Catalogue, hal. 16)

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    49/53

    Lampiran 2

     MECHANICAL VALVE 2

    (Catalogue, hal. 17)

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    50/53

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    51/53

     Lampiran 4

    BATAS-BATAS EKONOMIS PNEUMATIK DAN HIDROLIK

    (Dasar-dasar Pneumatik, hal. 13)

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    52/53

    Lampiran 5

     DIAGRAM VOLUM SIMPAN TANGKI UDARA

    (Pneumatik, hal. 122)

  • 8/20/2019 Sistem Kontrol Pneumatik Pada Pintu Bus

    53/53

     Lampiran

    BATAS-BATAS EKONOMIS PNEUMATIK DAN HIDROLIK

    (Dasar-dasar Pneumatik, hal. 13)