13
1 SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS TINGKAT STRES PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER – SHAFER Rahmawati Suska Wati Umi Anggraini Jurusan Sistem Informasi STMIK PalComTech Palembang Abstrak Sistem pakar adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Tujuan dari sistem pakar sebenarnya bukan untuk menggantikan peran pakar, tetapi untuk mempresentasikan pengetahuan pakar dalam bentuk sistem. Dengan adanya tuntutan untuk menyelesaikan skripsi, mahasiswa tingkat akhir pada dasarnya akan mengalami berbagai kendala yang harus dijalani ketika menyusun skripsi. Kendala yang muncul saat menyusun skripsi sering membuat mahasiswa menjadi putus asa dan tertekan atau yang lebih dikenal dengan “Stres”. Stres adalah reaksi non-spesifik manusia terhadap rangsangan atau tekanan (stimulus stressor). Pada penelitian ini penulis melibatkan psikiater dan psikolog sebagai ahli dalam memberi informasi tentang stres serta solusi masalah yang dihadapi oleh penderita stres. Metode yang digunakan adalah dempster-shafer. Dengan fitur berbasis web, sistem pakar untuk menganalisis tingkat stres ini dapat diakses oleh mahasiswa khususnya di STMIK PalComTech dalam membantu mahasiswa untuk mengetahui tingkatan stres yang sedang dialami. Dalam sistem pakar ini juga terdapat solusi untuk permasalahan tingkatan stres yang dialami mahasiswa. Kata Kunci : Sistem Pakar, Tingkatan Stres, dan Dempster - Shafer PENDAHULUAN Stres merupakan reaksi yang terjadi terhadap fisik, psikis, dan juga perilaku. Dimana stres yang di alami seseorang belum tentu sama dengan stres yang dialami orang lain, dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi yaitu faktor tingkat kematangan seseorang terhadap lingkungannya. Stres bisa di alami oleh siapa saja, tergantung bagaimana seseorang menanggapi stres tersebut. Jika seseorang menanggapi stres ke arah positif, maka stres akan berdampak positif terhadap seseorang tersebut. Sebaliknya, jika seseorang menanggapi stres ke arah negatif, maka akan berdampak buruk bagi orang tersebut. Objek penelitian tingkatan stres dilakukan terhadap mahasiswa tingkat akhir dan studi kasus di STMIK PalComTech. Mahasiswa itu sendiri merupakan seseorang yang sudah lulus Sekolah Mengengah Atas (SMA) dan sedang menempuh pendidikan tinggi disalah satu institusi, akademi, maupun perguruan tinggi. Tercatat sebagai mahasiswa diperguruan tinggi. Di STMIK PalComTech harus menyelesaikan PKL (Praktik Kerja Lapangan) sebagai syarat untuk menyusun skripsi. Dengan adanya tuntutan untuk menyelesaikan skripsi, mahasiswa tingkat akhir pada dasarnya akan mengalami berbagai kendala yang harus dihadapi ketika menyusun skripsi. Walaupun sama-sama menyusun skripsi atau tugas akhir, tetapi ada perbedaan dalam jenis skripsi tersebut antara lain berupa studi: empiris, pustaka, dan laporan. Untuk saat ini kecerdasaan buatan (Artificial Intelligence atau AI) adalah suatu teknologi yang mampu mengadopsi cara berfikir manusia yang ditujukkan oleh suatu entitas buatan yang saat ini banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, agar

SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS TINGKAT …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2015/09/Jurnal_Rahma_Su… · Inggris “ Artifical ... Menurut Saputra dalam jurnal teknologi dan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS TINGKAT …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2015/09/Jurnal_Rahma_Su… · Inggris “ Artifical ... Menurut Saputra dalam jurnal teknologi dan

1

SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS TINGKAT STRES

PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR DENGAN MENGGUNAKAN

METODE DEMPSTER – SHAFER

Rahmawati

Suska Wati

Umi Anggraini

Jurusan Sistem Informasi

STMIK PalComTech Palembang

Abstrak

Sistem pakar adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk menyelesaikan

masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Tujuan dari sistem pakar sebenarnya

bukan untuk menggantikan peran pakar, tetapi untuk mempresentasikan pengetahuan pakar

dalam bentuk sistem. Dengan adanya tuntutan untuk menyelesaikan skripsi, mahasiswa

tingkat akhir pada dasarnya akan mengalami berbagai kendala yang harus dijalani ketika

menyusun skripsi. Kendala yang muncul saat menyusun skripsi sering membuat mahasiswa

menjadi putus asa dan tertekan atau yang lebih dikenal dengan “Stres”. Stres adalah reaksi

non-spesifik manusia terhadap rangsangan atau tekanan (stimulus stressor). Pada penelitian

ini penulis melibatkan psikiater dan psikolog sebagai ahli dalam memberi informasi tentang

stres serta solusi masalah yang dihadapi oleh penderita stres. Metode yang digunakan

adalah dempster-shafer. Dengan fitur berbasis web, sistem pakar untuk menganalisis tingkat

stres ini dapat diakses oleh mahasiswa khususnya di STMIK PalComTech dalam membantu

mahasiswa untuk mengetahui tingkatan stres yang sedang dialami. Dalam sistem pakar ini

juga terdapat solusi untuk permasalahan tingkatan stres yang dialami mahasiswa.

Kata Kunci : Sistem Pakar, Tingkatan Stres, dan Dempster - Shafer

PENDAHULUAN

Stres merupakan reaksi yang terjadi terhadap fisik, psikis, dan juga perilaku. Dimana

stres yang di alami seseorang belum tentu sama dengan stres yang dialami orang lain,

dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi yaitu faktor tingkat kematangan seseorang

terhadap lingkungannya. Stres bisa di alami oleh siapa saja, tergantung bagaimana seseorang

menanggapi stres tersebut. Jika seseorang menanggapi stres ke arah positif, maka stres akan

berdampak positif terhadap seseorang tersebut. Sebaliknya, jika seseorang menanggapi stres

ke arah negatif, maka akan berdampak buruk bagi orang tersebut. Objek penelitian tingkatan stres dilakukan terhadap mahasiswa tingkat akhir dan studi

kasus di STMIK PalComTech. Mahasiswa itu sendiri merupakan seseorang yang sudah lulus

Sekolah Mengengah Atas (SMA) dan sedang menempuh pendidikan tinggi disalah satu

institusi, akademi, maupun perguruan tinggi. Tercatat sebagai mahasiswa diperguruan tinggi.

Di STMIK PalComTech harus menyelesaikan PKL (Praktik Kerja Lapangan) sebagai

syarat untuk menyusun skripsi. Dengan adanya tuntutan untuk menyelesaikan skripsi,

mahasiswa tingkat akhir pada dasarnya akan mengalami berbagai kendala yang harus

dihadapi ketika menyusun skripsi. Walaupun sama-sama menyusun skripsi atau tugas akhir,

tetapi ada perbedaan dalam jenis skripsi tersebut antara lain berupa studi: empiris, pustaka,

dan laporan.

Untuk saat ini kecerdasaan buatan (Artificial Intelligence atau AI) adalah suatu

teknologi yang mampu mengadopsi cara berfikir manusia yang ditujukkan oleh suatu entitas

buatan yang saat ini banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, agar

Page 2: SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS TINGKAT …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2015/09/Jurnal_Rahma_Su… · Inggris “ Artifical ... Menurut Saputra dalam jurnal teknologi dan

2

tidak terjadi kesalahan ketika menganalisis tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir dan

untuk mempermudah mahasiswa mengetahui stres apa yang sedang mereka alami, maka

dibuat suatu sistem yang dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut berupa sistem

pakar. Tujuan dari sistem pakar sebenarnya bukan untuk menggantikan peran manusia, tetapi

untuk mempresentasikan pengetahuan manusia dalam bentuk sistem. Dan Sistem ini dibuat

dengan menggunakan metode Dempster-Shafer.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “Sistem Pakar Untuk Menganalisis Tingkat Stres Pada Mahasiswa Tingkat

Akhir dengan Menggunakan Metode Dempster-Shafer”.

LANDASAN TEORI

Kecerdasan Buatan

Menurut Kusrini (2006:3), kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang mempelajari

cara membuat komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia (Minsky,

1989).

Menurut Sutojo, Mulyanto dan Suhartono (2011:1), Kecerdasaan buatan berasal dari

Inggris “Artifical Intelligence” atau disingkat AI yaitu intelligence adalah kata sifat yang

yang bearti cerdas, sedangkan artifical artinya buatan.

Pakar

Menurut Kusrini (2008:3), Pakar adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang

dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh orang awam.

Sistem Pakar

Menurut Kusrini (2008:1), Sistem pakar adalah program komputer yang menirukan

penalaran seorang pakar dengan keahlian pada suatu wilayah pengetahuan tertentu.

Permasalahan yang ditangani oleh seorang pakar bukan hanya permasalahan yang

mengandalkan algoritma, namun terkadang juga permasalahan yang sulit dipahami.

Mahasiswa

Menurut Daldiyono (2009:139), mahasiswa adalah seorang yang sudah lulus dari

Sekolah Menengah Pertama (SMA) dan sedang menempuh pendidikan tinggi di salah satu

institute, akademi, maupun perguruan tinggi. Untuk disebut sebagai mahasiswa, seseorang

harus terdaftar sebagai murid di penguruan tinggi.

Basis Pengetahuan

Menurut Saputra dalam jurnal teknologi dan informatika (2011), basis pengetahuan

(knowladge base) sebagian sistem pakar yang berisikan fakta-fakta yang menggambarkan

wilayah masalah dan teknik-teknik refresentasi pengetahuan yang menggambarkan

bagaimana fakta-fakta saling bersesuaian secara logis.

Mesin Inferensi

Menurut Kusrini (2006:35), inferensi merupakan proses untuk menghasilkan

informasi dari fakta yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis (logical

conclusion) atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia.

Stres

Dalam Buku Keperawatan Jiwa karya Iyus dan Titin (2014:49) terdapat kutipan dari

Taylor (1997:755), Stres merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin “stringere” yang

Page 3: SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS TINGKAT …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2015/09/Jurnal_Rahma_Su… · Inggris “ Artifical ... Menurut Saputra dalam jurnal teknologi dan

3

berarti “keras” (stricus). Mc Nemey dalam Grenberg (1984), menyebutkan tres ebagai reaksi

fisik, mental, dan kimiawi dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan

membingungkan, membahayakan, dan merisaukan seseorang.

Menurut Hartono (2007:9), stres adalah reaksi non-spesifik manusia terhadap

rangsangan atau tekanan (stimulus stressor). Stres merupakan suatu reaksi adaptif, bersifat

sangat individual, sehingga suatu stres bagi seseorang belum tentu sama tanggapannya bagi

orang lain. Hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kematangan adaptasi seseorang terhadap

lingkungannya.

Menurut Pangkalan Ide (2008:10), stres juga merupakan sistem alarm dalam tubuh

manusia yang menandakan suatu kondisi yang harus dijawab atau direspon dan stres juga

adalah suatu kondisi psikofisik yang dialami seseorang saat menghadapi suatu tantangan.

Jenis-Jenis Stres

Menurut Molloy (2010 : 116), para ahli kesehatan setuju bahwa ada tiga jenis stres.

Pertama, stres antisipasi, yaitu saat anda cemas akan sesuatu yang belum terjadi. Misalnya,

kinerja anda akan dinilai bulan depan dan anda sudah cemas dengan hasilnya. Kedua, stres

situasi saat terdapat ancaman. Misalnya, mobil anda tergelincir di jalan yang basah. Biasanya

ini adalah tekanan luar seperti kecelakaan atau kesedihan. Ketiga, ada stres kronik yaitu yang

biasa dialami selama jangka waktu lama dan bisa termasuk stres dari lingkungan kerja yang

sulit atau hubungan yang tidak sehat.

Gejala Stres

Menurut Dr. Urfa Fajarwati, S.Psi., M.Psi, Psikolog seseorang yang tengah

mengalami gangguan stres memiliki gejala seperti :

a. Gejala fisik meliputi : kelelahan, merasakan detak jantung berdetak lebih keras, bibir

sering kering, kesulitan bernafas, tidak bernafsu makan, berkeringkat berlebihan ketik

temperatur tidak panas dan tidak setelah beraktifitas, tremor pada tangan.

b. Gejala psikis meliputi : takut tanpa alasan yang jelas, mudah marah, sulit untuk

beristirahat, mudah tersinggung, gelisah, tidak dapat memaklumi hal apapun yang

menghalangi ketika sedang mengerjakan sesuatu hal, merasa tidak dapat merasakan

perasaan positif, sedih dan tertekan, putus asa, berpikir hidup tidak bermanfaat.

c. Gejala Perilaku meliputi : beraksi berlebihan terhadap suatu situasi, merasa tidak

bersemangat untuk melakukan suatu kegiatan, berubah selera makan, kehilangan minat

akan segala hal, tidak memiliki motivasi untuk hidup dan cenderung pasrah.

Tingakatan Stres

Dari hasil wawancara penulis dengan dokter psikiater Dr.A.Sahab, Sp.Kj dan Dr. Urfa

Fajarwati, S.Psi., M.Psi, Psikolog memaparkan bahwa tingkatan stres terbagi tiga,

yaitu : stres ringan, stres sedang dan stres berat.

Dempster-Shafer Menurut Dahria, Silalahi, Ramadhan dalam jurnal sistem pakar metode Damster

Shafer untuk menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak (2013), dempster-shafer

adalah suatu teori matematika untuk pembuktian berdasarkan belief functions and plausible

reasoning (fungsi kepercayaan dan pemikiran yang masuk akal), yang digunakan untuk

mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi

kemungkinan dari suatu peristiwa. Teori ini dikembangkan oleh Arthur P. Dempster dan

Glenn Shafer.

Page 4: SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS TINGKAT …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2015/09/Jurnal_Rahma_Su… · Inggris “ Artifical ... Menurut Saputra dalam jurnal teknologi dan

4

1. Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu himpunan

proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan jika

bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian. Dimana nilai bel yaitu (0 – 0.9).

2. Plausibility (P1) dinotasikan sebagai:

P1(s) = 1 – Bel(-s)

Plausibility juga bernilai 0 sampai 1. Jika kita yakin akan –s, maka dapat dikatakan

bahwa Bel(-s)=1, dan P1(-s)=0. Pada teori Dempster-Shafer dikenal adanya frame

ofdiscerenment yang bernotasikan dengan θ. Frame ini merupakan semesta pembicaraan dari

sekumpulan hipotesis.

Tujuannya adalah mengaitkan ukuran kepercayaan elemen-elemen θ. Tidak semua

evidence secara langsung mendukung tiap-tiap elemen. Untuk itu perlu adanya probabilitas

fungsi densitas (m). Nilai m tidak hanya mendefinisikan elemen-elemen θ saja, namun juga

semua subsetnya. Sehingga jika θ berisi n elemen, maka subset θ adalah 2n. Jumlah semua m

dalam subset θ sama dengan 1.

Apabila tidak ada informasi apapun untuk memilih hipotesis, maka nilai: m{θ} = 1,0.

Apabila diketahui X adalah subset dari θ, dengan m1 sebagai fungsi densitasnya, dan

Y juga merupakan subset dari θ dengan m2 sebagai fungsi densitasnya, maka dapat dibentuk

fungsi kombinasi m1 dan m2 sebagai m3, yaitu :

m3(Z) =

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Masalah

Sistem pakar yang penulis buat mengindentifikasi tingkatan stres pada mahasiswa

tingkat akhir berdasarkan gejala-gejala yang didapat dari seorang pakar. Agar sistem pakar

dapat melakukan penalaran sebagaimana seorang pakar, maka digunakan metode dempster-

shafer. Dempster-shafer suatu teori matematika untuk pembuktian berdasarkan belief

functions and plausible reasoning (fungsi kepercayaan dan pemikiran yang masuk akal),

yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk

mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa.

Analisis Sistem

Sebagai contoh proses konsultasi, penentuan tingkatan stres yang dilakukan oleh

admin menggunakan pemilihan gejala oleh user/mahasiswa yang ditampilkan sebagai input

yaitu :

a. Gejala yang terpilih adalah sakit kepala dan tidur tidak teratur

b. Langkah penentuan tingkatan stres:

a) Mencari tingkatan stres yang memiliki kriteria sesuai gejala yang telah dipilih oleh

user berdasarkan basis pengetahuan.

b) Mencari gejala yang terpenuhi oleh tingkatan stres terpilih yang terdapat pada basis

pengetahuan.

c) Melakukan perhitungan forward chaining dari pemilihan gejala stres dan ditentukan

oleh metode dempster-shafer.

c. Penyelesaian

a) Mencari tingkatan stres yang sesuai dengan gejala-gejala yang telah dipilih oleh

mahasiswa dan sesuai dengan basis pengetahuan.

b) Berdasarkan gejala yang dipilih oleh user/mahasiswa maka diperoleh tingkatan stres

yang mempunyai nilai forward chaining dan dempster-shafer.

Page 5: SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS TINGKAT …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2015/09/Jurnal_Rahma_Su… · Inggris “ Artifical ... Menurut Saputra dalam jurnal teknologi dan

5

Tabel 1. Gejala

Kode Gejala Nama Gejala

G01 Kelelahan

G02 Merasakan detak jantung berdetak lebih keras

G03 Bibir sering kering

G04 Kesulitan bernapas

G05 Kesulitan menelan

G06 Berkeringat berlebihan ketika temperature tidak panas dan

tidak setelah beraktifitas

G07 Takut tanpa alasan yang jelas

G08 Tremor pada tangan

G09 Mudah marah

G10 Sulit untuk beristirahat

G11 Beraksi berlebihan terhadap suatu situasi

G12 Mudah tersinggung

G13 Gelisah

G14 Tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi

ketika sedang mengerjakan suatu hal

G15 Merasa tidak dapat merasakan perasaan positif

G16 Merasa tidak bersemangat untuk melakukan suatu kegiatan

G17 Tidak berselera untuk makan

G18 Sedih dan tertekan

G19 Putus asa

G20 Kehilangan minat akan segala hal

G21 Tidak berguna bagi orang lain

G22 Tidak memiliki motivasi untuk hidup dan cenderung pasrah

G23 Sering merasa kesulitan untuk tidur

G24 Merasa hidup tidak bermanfaat bagi orang

Tabel 2. Tingkatan Stres

Kode Tingkatan Stres Tingkatan Stres

T01 Stres Ringan

T02 Stres Sedang

T03 Stres Berat

Berdasarkan hasil gejala-gejala dan tingkatan stres yang didapat dari pakar, maka

diperoleh bobot nilai dari setiap gejala. Dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 3. Rentang Nilai

No Kode

Gejala Nama Gejala Bobot Nilai

1 G01 Kelelahan 0.8

2 G02 Merasakan detak jantung berdetak lebih keras 0.89

3 G03 Bibir sering kering 0.56

4 G04 Kesulitan bernapas 0.45

5 G05 Kesulitan menelan 0.84

6 G06 Berkeringet berlebihan ketika temperature tidak

panas dan sedang tidak beraktifitas 0.29

7 G07 Takut tanpa alasan yang jelas 0.76

8 G08 Tremor pada tangan 0.40

Page 6: SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS TINGKAT …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2015/09/Jurnal_Rahma_Su… · Inggris “ Artifical ... Menurut Saputra dalam jurnal teknologi dan

6

9 G09 Mudah marah 0.55

10 G10 Sulit untuk beristirahat 0.79

11 G11 Beraksi berlebihan terhadap suatu situasi 0.62

12 G12 Mudah tersinggung 0.90

13 G13 Gelisah 0.81

14 G14 Tidak dapat memaklumi hal apapun yang

menghalangi ketika sedang mengerjakan suatu hal 0.73

15 G15 Merasa tidak dapat merasakan perasaan positif 0.50

16 G16 Merasa tidak bersemangat untuk melakukan suatu

kegiatan 0.76

17 G17 Tidak berselera untuk makan 0.83

18 G18 Sedih dan tertekan 0.77

19 G19 Putus asa 0.60

20 G20 Kehilangan minat akan segala hal 0.76

21 G21 Berpikir hidup tidak bermanfaat 0.87

22 G22 Tidak memiliki motivasi untuk hidup dan

cenderung pasrah 0.85

23 G23 Sering merasa kesulitan untuk tidur 0.72

24 G24 Merasa hidup tidak bermanfaat bagi orang 0.51

Selanjutnya nilai dempster-shafer digunakan untuk memberikan nilai kepastian pada

setiap tingkatan stres oleh mahasiswa tingkat akhir pada saat konsultasi selesai dilakukan.

Pada saat gejala dipilih, maka sistem akan menghitung nilai bobot setiap bobot dengan

menggunakan Dempster-Shafer. User harus memilih gejala lebih dari satu agar mendapatkan

hasil tingkatan stres menggunakan perhitungan Dempster-Shafer untuk setiap tingkatan stres.

Ketentuan untuk gejala pada tingkatan stres tersebut adalah sebagai berikut:

a. Aturan 1 untuk Tingkat Stres Ringan

IF G01 AND G02 AND G04 AND G05 AND G09 AND G11 AND G13 AND G15

AND G18 AND G23 THEN T01

b. Aturan 2 untuk Tingkat Stres Sedang

IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 AND G06 AND G07 AND G08 AND G09

AND G10 AND G11 AND G12 AND G13 AND G14 AND G15 AND G16 AND G17

AND G18 AND G19 AND G22 AND G23 AND G24 THEN T02

c. Aturan 3 untuk Tingkat Stres Berat

IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 AND G07 AND G08

AND G09 AND G10 AND G11 AND G12 AND G13 AND G14 AND G15 AND G16

AND G17 AND G18 AND G19 AND G20 AND G21 AND G22 AND G23 AND G24

THEN T03

Diagram Konteks Sistem

Menurut De Marco dan Jourdan, diagram konteks adalah diagram yang

menggambarkan Sistem bagian besar dari aliran arus data Sistem Pakar Untuk Menganalisis

Tingkat Stres Pada Mahasiswa Tingkat Akhir.

Gambar 1. Diagram Konteks Sistem

Page 7: SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS TINGKAT …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2015/09/Jurnal_Rahma_Su… · Inggris “ Artifical ... Menurut Saputra dalam jurnal teknologi dan

7

Berdasarkan Diagram Konteks diatas dapat dijelaskan, Sistem Pakar Untuk

Menganalisis Tingkat Stres Pada Mahasiwa Tingkat Akhir mempunyai 2 kesatuan luar, yaitu:

Admin dan Mahasiswa. Data bersembur dari Admin yang akan di input. Data yang di input

adalah data admin, data tingkatan stres, data gejala, dan data solusi. Kemudian admin juga

mendapatkan informasi mahasiswa dan informasi riwayat konsultasi. Setelah itu, mahasiswa

menginput data diri dan data konsultasi, yang didapat mahasiswa yaitu, informasi tingkatan

stres, informasi gejala, dan informasi solusi.

Data Flow Diagram (DFD)

Desain Data Flow Diagram (DFD) dibuat untuk mendapatkan gambaran secara umum

sistem yang dibuat, desain DFD Sistem Pakar Untuk Menganalisis Tingkat Stres Pada

Mahasiswa Tingkat Akhir adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Diagram Level 0

Adapun penjelasan dari diagram level 0 di atas sebagai berikut:

1. Proses 1.0 P adalah input data admin dimana sumber entitas admin berupa data

admin, hasil dari proses berupa data admin disimpan didalam tabel tb_admin,

setelah menjadi admin dapat disimpan juga sebagai tabel tb_pengguna

2. Proses 2.0 P adalah input data tingkat stres dimana sumber entitas admin berupa

data tingkat stres, hasil dari proses berupa data tingkat stres disimpan didalam tabel

tb_tingkat_stres

3. Proses 3.0 P adalah input data gejala dari entitas admin berupa data gejala, hasil

dari proses berupa data gejala yang disimpan didalam tabel tb_gejala

Page 8: SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS TINGKAT …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2015/09/Jurnal_Rahma_Su… · Inggris “ Artifical ... Menurut Saputra dalam jurnal teknologi dan

8

4. Proses 4.0 P adalah input data solusi dari entitas admin berupa data solusi, hasil

dari proses berupa data solusi yang disimpan didalam tabel tb_solusi

5. Proses 5.0 P adalah input data registrasi dari entitas mahasiswa berupa data

mahasiswa yang disimpan didalam tabel tb_mahasiswa

6. Prose 6.0 P adalah input data konsultasi dari entitas mahasiswa berupa data

konsultasi yang disimpan didalam tabel tb_konsultasi.

Entity Relationship Diagram (ERD)

Gambar 3. Entity Relationship Diagram (ERD)

Berdasarkan Entity Relationship Diagram (ERD) pada gambar di atas dapat

dijelaskan, sistem pakar untuk menganalisis tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir

mempunyai 6 entitas, yaitu entitas tingkat stres, entitas solusi, entitas gejala, entitas

konsultasi, entitas mahasiswa, dan entitas pengguna.

Page 9: SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS TINGKAT …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2015/09/Jurnal_Rahma_Su… · Inggris “ Artifical ... Menurut Saputra dalam jurnal teknologi dan

9

Desain Alur Yang Diusulkan

Gambar 4. Desain Alur Yang Diusulkan

Berdasarkan gambar 4 Flowchart yang usulkan pada sistem pakar untuk menganalisis

tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir dengan menggunakan metode Dempster-Shafer

sebagai beikut:

1. Admin melakukan login dengan menggunakan username dan password, jika berhasil akan

masuk ke menu utama dan jika gagal maka akan melalukan login ulang.

2. Admin melakukan proses penginputan data ke dalam sistem yang berupa data admin, data

mahasiswa, data gejala, data tingkatan stres, dan data solusi. Jika selesai penginputan akan

tersimpan ke dalam database admin, pengguna, mahasiswa, gejala, tingkat stres dan solusi.

3. Mahasiswa juga melakukan Login dengan memasukkan username dan password, jika

berhasil akan masuk ke menu utama, jika gagal maka akan melalukan Login ulang.

Setelah login selesai, mahasiwa melakukan proses registrasi dan input data konsultasi.

Page 10: SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS TINGKAT …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2015/09/Jurnal_Rahma_Su… · Inggris “ Artifical ... Menurut Saputra dalam jurnal teknologi dan

10

HASIL RANCANGAN

1. Halaman Beranda

Halaman beranda digunakan sebagai media untuk menampilkan beranda.

Gambar 5. Tampilan Beranda

2. Form Input Login Form input login digunakan sebagai media untuk menampilkan form input login.

Gambar 6. Form Input Login

3. Halaman Admin

Halaman admin digunakan sebagai media untuk menampilkan halaman admin.

Gambar 7. Halaman Admin

Page 11: SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS TINGKAT …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2015/09/Jurnal_Rahma_Su… · Inggris “ Artifical ... Menurut Saputra dalam jurnal teknologi dan

11

4. Form Registrasi Mahasiswa

Form registrasi mahasiswa digunakan sebagai media untuk form registrasi mahasiswa.

Gambar 8. Form Registrasi Mahasiswa

5. Form Konsultasi

Form konsultasi digunakan sebagai media menampilkan form konsultasi.

Gambar 9. Form Konsultasi

6. Form Riwayat Konsultasi Mahasiswa

Form riwayat konsultasi mahasiswa digunakan sebagai media untuk menampilkan form

riwayat konsultasi mahasiswa.

Gambar 10. Form Riwayat Konsultasi Mahasiswa

Page 12: SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS TINGKAT …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2015/09/Jurnal_Rahma_Su… · Inggris “ Artifical ... Menurut Saputra dalam jurnal teknologi dan

12

7. Form Tampil Tingkatan Stres dan Simulasi Perhitungan

Form tampil tingkatan stres dan simulasi perhitungan digunakan sebagai media untuk

menampilkan Form Tampil Tingkatan Stres dan Simulasi Perhitungan.

Gambar 11. Form Tampil Tingkatan Stres dan Simulasi Perhitungan

PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan pada sistem pakar untuk menganalisis

tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir dengan menggunakan metode dempster-shafer

penulis simpulkan bahwa Aplikasi Sistem Pakar Untuk Menganalisis Tingkat Stres pada

Mahasiswa Tingkat Akhir dirancang dengan menggunakan metode Dempster-Shafer dan

Forward Chaining. Pengujian Aplikasi Sistem Pakar Untuk Menganalisis Tingkat Stres pada

Mahasiswa Tingkat Akhir menggunakan pengujian Black-Box.

Stres terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu: tingkat stres rendah, tingkat stres sedang,

dan tingkat stres berat. Terdapat pilihan 24 gejala yang mungkin dialami oleh mahasiswa

tingkat akhir untuk diklasifikasikan sesuai tingkatan stres. Dengan adanya program sistem

pakar yang telah dibuat ini, dapat menjadi referensi dan dapat membantu dalam melakukan

analisis terhadap tingkat stres yang dirasakan oleh mahasiswa tingkat akhir. Dapat membantu

mahasiswa untuk mendapatkan informasi tentang tingkatan stres yang dialami lebih cepat,

mudah dan berperan layaknya seorang pakar.

DAFTAR PUSTAKA

Dahria, Muhammad, R. Silalahi, dan M. Ramadhan. 2013. Sistem Pakar Metode Dampster

Shafer Untuk Menentukan Jenis Gangguan Perkembangan Pada Anak. Jurnal

SAINTIKOM. Vol. 12. No. 1. Hal: 1-10.

Daldiyono. 2009. Buku Panduan Untuk Menjadi Sarjana yang Sadar dan Berpikir.

Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.

Hartono, LA. 2007. Stres & Stroke. Yogyakarta:Kanisius.

Ide, Pangkalan.2008. Yoga Stres. Jakarta:Elex Media Komputindo.

Kusrini. 2006. Sistem Pakar, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:Andi.

Page 13: SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS TINGKAT …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2015/09/Jurnal_Rahma_Su… · Inggris “ Artifical ... Menurut Saputra dalam jurnal teknologi dan

13

Kusrini. 2008. Aplikasi Sistem Pakar Menentukan Faktor Kepastian engguna dengan

Metode Kuantitatif Pertanyaan. Yogyakarta:Andi.

Molloy, Andrea. 2010. Get A Life Sukses Di Tempat Kerja Bahagia Di Rumah.

Jakarta:Raih Asa Sukses.

Saputra, Andri. 2011. Sistem Pakar Identifikasi Penyakit Paru-Paru Pada Manusia

Menggunakan Pemrograman Visual Basic 6.0. Jurnal Teknologi dan Informatika.

Vol. 1. No. 3. Hal 202-222.

Sutojo, E. Mulyanto dan Vincent Suhartono. 2011. Kecerdasan Buatan. Yogyakarta:Andi.

Yosep, Iyus dan Titin Sutini.2014. Buku Ajar keperawatan Jiwa dan Advance Mental

Health Nursing. Bandung: Refika Aditama.