SISTEM PELAKSANAAN PROGRAM GOOD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26781/1/MOHAMM… · Pelaksanaan Input Program Good Corporate ... melakukan wawancara terstruktur

Embed Size (px)

Citation preview

  • SISTEM PELAKSANAAN PROGRAM GOOD CORPORATE

    GOVERNANCE ( GCG ) DALAM PELAYANAN JASA PADA PT. BNI

    SYARIAH KANTOR CABANG BENDUNGAN HILIR - JAKARTA PUSAT

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Syarat-syarat

    Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

    Oleh:

    MOHAMMAD KHOIRI

    NIM. 1110053000053

    KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

    FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1436 H / 2015 M

  • ABSTRAK

    Mohammad Khoiri, NIM1110053000053, Sistem Pelaksanaan Program Good

    Corporate Governance ( GCG ) Dalam Pelayanan Jasa Pada PT. Bank BNI Syariah Kantor

    Cabang Bendungan Hilir - Jakarta Pusat. Dibawah bimbingan Drs. Study Rizal, LK. MA

    Good Corporate Governance menjadi unsur yang sangat penting dalam setiap lini

    manajemen dalam suatu perusahaan sangat diperlukan. Perusahaan yang besar dan canggih akan

    teknologi tanpa adanya sistem Good Corporate Governance, tidaklah akan membuat perusahaan

    tersebut bertahan lama dalam kejayaan. Dan standar pelayanan yang baik merupakan wujud dari

    keutuhan sebuah perusahaan yang baik. Apabila dikatakan bahwa GCG dan Standar Pelayanan

    merupakan satu unsur terpenting dalam visi dan misi sebuah perusahaan, sebagai salah satu

    implikasinya yaitu dengan merevitalisasi pengembangan program GCG dan Standar Pelayanan

    yang baik.

    Rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana Sistem Pelaksanaan Input Program

    Good Corporate Governance dalam Pelayanan Jasa Pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang

    Benhil ?, Bagaimana Sistem Pelaksanaan Input Program Good Corporate Governance dalam

    Pelayanan Jasa Pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Benhil ?, Bagaimana Sistem

    Pelaksanaan Input Program Good Corporate Governance dalam Pelayanan Jasa Pada PT. Bank

    BNI Syariah Kantor Cabang Benhil ?

    Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara

    memaparkan informasi faktual yang diperoleh dari PT. BNI Syariah Kantor Cabang Benhil.

    Teknik pengumpulan data berupa Observasi yaitu penulis terjun langsung di PT. BNI Syariah

    Kantor Cabang Benhil agar menghasilkan data yang lebih mendalam dan objektif, dengan

    melakukan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Dalam pemilihan informan menggunakan

    kesimpulan akhir melalui pelaksanaan input, pelaksanaan proses, dan pelaksanaan output.

    Kesimpulan dari Sistem Pelaksanaan Program Good Corporate Governance (GCG) dalam

    Pelayanan Jasa Pada PT. BNI Syariah Kantor Cabang Bendungan Hilir. Hasil penelitian dari

    pelaksanaan input dapat dilihat dari program pelaksanaan GCG dan WBS ( Whistle Blowing

    System ) BNI Syariah. Pada hasil penelitian pelaksanaan proses terdapat peran penting Divisi

    Audit Internal dalam menindak lanjuti program WBS, dan terdapatnya Compliance Charter. Pada

    hasil penelitian dari pelaksanaan output dianalisis dari Program Acuan Kerja dan Support System

    BNI Syariah.

    Kata Kunci: Sistem Pelaksanaan Program, Good Corporate Governance (GCG),

    Pelayanan Jasa, BNI Syariah

    i

  • KATA PENGANTAR

    Bismillahirrohmanirrahim

    Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Dengan kasih sayang dan

    hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa shalawat dan salam

    semoga selalu tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah mengajarkan

    risalah kebenaran di muka bumi ini.

    Pada penyusunan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa masih banyak

    kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

    Terselesaikannya skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari

    berbagai pihak, terima kasih kepada kedua orang tuaku tercinta ibunda Suratmi dan

    ayahanda Khamim yang telah melahirkan penulis ke dunia ini yang tiada henti telah

    mencurahkan kasih sayang, nasihat dan doa yang begitu besar, serta perhatian yang tiada

    henti kepada saya sejak kecil dalam menyelesaikan tugas pendidikan hingga di bangku

    kuliah ini, dan pada kesempatan yang baik ini penulis juga mengucapkan terima kasih

    yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

    Bapak Suparto, M.Ed.,Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Bapak Drs.

    Jumroni, M.Si selaku Wakil Dekan II Bidang Administrtasi Umum, Bapak Dr.

    Sunandar, MA. Selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Dakwah

    dan Ilmu Komunikasi.

  • 2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA. dan Bapak Mulkannasir, B.A., S.Pd, M.M

    selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah

    dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Bapak Drs. Study Rizal LK. MA selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

    waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, koreksi serta saran-sarannya kepada

    penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

    4. Bapak Drs. Jumroni, M. Si dan Bapak Drs. Sugiharto. MA selaku Dosen Penguji

    peneliti dalam sidang skripsi.

    5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

    Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Khususnya Jurusan Manajemen Dakwah

    Konsentrasi Manajemen Lembaga Keuangan Syariah (MLKS) serta tanpa

    mengurangi rasa hormat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

    mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis selama dibangku kuliah.

    6. Seluruh Dosen Penguji, Sekretaris, dan Ketua sidang Munaqasah yang telah

    memberikan kesempatan kepada penulis untuk mempersentasikan hasil skripsi ini.

    7. Kepada Pihak Bank BNI Syariah Kantor Cabang Benhil dan seluruh staf nya

    khususnya bapak M. Rizki Sulistio selaku General Affair Head, Divisi Kepatuhan dan

    Hukum. Mba Deviana, Mba Wulan, dan bapak M. Ali Murtado yang tidak saya

    sebutkan satu persatu saya ucapkan terimakasih atas dukungan dan bantuannya dalam

    penelitian yang penulis lakukan di perusahaan tersebut.

    8. Segenap Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi serta Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

  • Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan pinjaman buku kepada penulis,

    sehingga dapat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    9. Kepada Keluarga tercinta di Desa Senggang, Bumijawa - Tegal . Nenek ku tercinta

    Hj. Samurah, Lik Sum, Pade Tarjo, Pade Muhammad, Pade Tauhid, Pade Yunus,

    Bude Sarwi, Kang Gudi, Sulaiman, Nurhikmah, Khossi, Pur, dan Puji Al Khairiyah

    yang selalu mendukung dan mendoakan ananda Khoiri dalam menempuh perjuangan

    kuliah di UIN Jakarta.

    10. Kepada sahabat - sahabat masa kecil ku di desa yang penulis banggakan, Mudin, Sis,

    Amad, Lukman, Atun, Mip, Fitri, Mam, Kherri, Iyus, dan yang lainnya yang saya

    banggakan. Terima kasih atas support nya dalam perjuangan ku di Jakarta.

    11. Kepada orang - orang yang tercinta yang hadir dalam kehidupan seorang penulis, Ust.

    Sholhanuddin, Bpak Ibnu Hasan, Ibu Euis, Pak Ivan, Mumu, Putri, Pak Agus, Mas

    Mamir, Mas Prass, Ust. Fauji al fithra, Ust. Teguh Tegar Hartadi, Mas Fauzi dan yang

    lainnya yang belum saya sebutkan semuanya. Terima kasih atas dukungan dan

    motivasi nya, semoga silaturahmi kita akan terus terjaga.

    12. Seluruh teman- teman MDLKS angkatan 2010, Eko, Ardy, Kariza, Fahri, Rofi, Arfi,

    Syafawi, Hilmi, Dayat, Aziz, Abib, Ipunk, Izy, Maria, Murni, Onya Nining, Iis, Dewi,

    Nurul, Melda, Eliyah, Amel, Milla, Rilla, Mutiara, dan teman-teman yang lainnya,

    yang penulis tidak dapat sebutkan namanya satu persatu. Terima kasih atas

    persahabatan yang terjalin dan dorongan semangat yang diberikan. Semoga

    silaturrahim kita takkan terputus selama-lamanya.

    13. Seluruh kakak senior Jurusan Manajemen Dakwah, Kak Enjel, Bang Hendri, Kak

    Ajeng, Bang Yudho, Bang Omar, Bang Abid, Bang Ari, kak Iung dan yang lainnya.

  • Terimakasih atas bimbingan kalian dalam mengshare ilmu - ilmunya untuk penulis

    dari generesi ke generasi juga untuk kebaikan Jurusan Manajemen Dakwah. Salam

    terindah untuk kakak kakak tercinta ku semoga silaturahmi kita akan terus terjaga

    hingga masa depan nanti.

    14. Seluruh teman - teman KKN SINERGY 2013, Bagus, Fajri, Andi, Ardi, Izzat, Ade,

    Udin, Murni, Nining, Milla, Rilla, Dian, Lulu, Maya, dan Cherrly. Semoga

    persahabatan kita akan selalu di kuatkan dalam setiap ruang dan waktu dalam

    menempuh masa depan yang gemilang dan kesuksessan.

    15. Seluruh pihak yang telah banyak berjasa dalam proses penyelesaian skripsi ini yang

    tidak bisa disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi sedikitpun rasa terima

    kasih dari penulis.

    Akhirnya penulis berharap, semoga karya tulis ini merupakan refleksi studi S1

    dan dapat memberikan sumbangan keilmuan, khususnya bagi penulis dan umumnya

    bagi pembaca yang berminat dengan tulisan ini. Dengan harapan, karya tulis ini dapat

    dijadikan amal bagi penulis, Amin ya robbal alamin.

    Jakarta, 15 Januari 2015

    MOHAMMAD KHOIRI

  • DAFTAR ISI

    ABSTRAK ..................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... v

    DAFTAR TABEL DAN GAMBAR . vi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................... 9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 10 D. Metodologi Penelitian ............................................................. 11 E. Tinjauan Pustaka .................................................................... 14 F. Sistematika Penulisan ............................................................. 15

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Sistem Pelaksanaan Program 1. Pengertian Sistem Pelaksanaan Program .... 18 2. Unsur - unsur Pelaksanaan Program 20 3. Diagram Sistem Pelaksanaan Program . .. 22 4. Indikator Sistem Pelaksanaan Program ... 23 5. Tujuan Sistem Pelaksanaan Program .. 25

    B. Good Corporate Governance

    1. Pengertian Good Corporate Governance .............................. 26 2. Prinsip - Prinsip Good Corporate Governance ...................... 28 3. Tujuan Penerapan Good Corporate Governance ................... 33

    C. Pelayanan Jasa

    1. Pengertian Pelayanan Jasa .................................................. 34

    2. Kualitas Pelayanan Jasa ...................................................... 35

    3. Dimensi Mutu Pelayanan Jasa ............................................ 36

    4. Dasar - Dasar Pelayanan Jasa . 37

    5. Ciri - Ciri Pelayanan Jasa yang baik ................................... 38

    BAB III GAMBARAN UMUM PT. BANK BNI SYARIAH

    KANTOR CABANG BENDUNGAN - HILIR

    A. Sejarah Singkat PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Benhil ....................................................................................... 42

    B. Visi dan Misi, Tata Nilai dan Budaya Kerja BNI Syariah ... 44

  • C. Tata Kelola Perusahan BNI Syariah ........................................ 46 D. Struktur Organisasi BNI Syariah .. 50

    BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN SISTEM PELAKSANAAN

    PROGRAM GOOD CORPORATE GOVERNANCE ( GCG )

    DALAM PELAYANAN JASA PADA PT. BNI SYARIAH

    A. Analisis Evaluasi Input ............................................................ 53 B. Analisis Evaluasi Proses 58 C. Analisis Evaluasi Output .......................................................... 71

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .............................................................................. 77 B. Saran ........................................................................................ 78

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • DAFTAR TABEL & GAMBAR

    1. Tabel 1 Literatur Good Corporate Governance menurut Penelitian Shruti Metha dan Rachana Srivastvaare ... 2

    2. Gambar 1. Skema Prinsip Good Corporate Governance OECD (Organization for Economic Corporation and Development) 4

    3. Gambar 2. Stuktur Organisasi PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Bendungan - Hilir 52

  • DAFTAR PUSTAKA

    Aliminsyah dan Patji, Kamus Istilah Manajemen, Bandung : Yrama Widya, 2004.

    Amirin M, Tatang., Pokok - Pokok Teori Sistem, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001.

    Arif, Muhammad., Pengaruh Good Corporate Governance, Kualitas Audit, Dan Family

    Ownership terhadap Cost of Debt, Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan

    Akuntansi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2013.

    Aviliani dan Wilfridus, Membangun Kepuasan Pelanggan melalui Kualitas Pelayanan.

    Barata, Adya, Atep., Bisnis dan Hukum Perdata Dagang SMK, Bandung: Armico,1999.

    Boediono, Pedoman Umum Good Corporate Governance di Indonesia; Komite Nasional

    Kebijakan Governance (KNKG), Sambutan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

    Republik Indonesia, Jakarta : 2006.

    Dafis B., Gordon, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, Yogyakarta : PPM, 1999.

    Daniri, Achmad., Pedoman Umum Good Corporate Governance di Indonesia; Komite Nasional

    Kebijakan Governance (KNKG), Jakarta : 2006.

    Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

    Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2005.

    Dokumentasi PT. BNI Syariah Kantor Cabang Bendungan - Hilir

    Edi, Suharto., Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, Kajian Strategis

    Pembangunan Kesejahteraan Sosial, Bandung: PT. Refika Aditama.

    Febriyanti, Zahra., Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Efisiensi Bank, Skripsi

    S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah, 2013.

    Ghozali, Rizal., Evaluasi Penerapan Prinsip - Prinsip Good Corporate Governance Terhadap

    Perilaku Fraud pada Lembaga Perbankan Nasional, Skripsi S1 Fakultas Ekonomi,

    Jurusan Akuntansi, Universitas Hasannudin, 2012.

  • Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara artikel diakses pada situs :

    http//www.trainingcenter.co.id/prinsip-prinsip-gcg

    Hinuri, Hindarmojo., The Essence of Good Corporate Governance; Konsep dan Implementasi

    pada Perusahaan Publik dan Korporasi Indonesia, Jakarta: Yayasan Pendidikan Pasar

    Modal Indonesia & Sinergy Communication, 2002.

    Ihsan, Fuad., Dasar - Dasar Kependidikan Komponen MKMD, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1997.

    Ismatika Nurlia, Pengaruh Good Corporate Governance dan Manajemen Laba Terhadap

    Kinerja Keuangan, Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi,

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2012.

    Joyowasito S, Kamus Lengkap, Bandung : Hastu, 1980.

    Kasmir, Etika Customer Service, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005

    Kasmir, Etika Customer Service, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005.

    Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003.

    Khairandy, Ridwan & Malik, Camilia., Good Corporate Governance : Perkembangan

    Pemikiran, dan Implementasinya di Indonesia, Yogyakarta: Kreasi Total. 2007.

    Kumorotomo, Wahyudi dan Agus M, Subando., Sistem Informasi Manajemen , Yogyakarta :

    UGM Press, 2006.

    Mehta, Shruti & Srivastvaare, Rachana., Reason for Corporate Governance failures

    Mintarti, dkk., Zakat & Empowering, Kajian Perumusan

    Moleong J, Lexy., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2004.

    Nasjar, Kahri dan Winardi, Teori Sistem dan Pendekatan Sistem

    Nasuka, Teori Sistem Sebagai Salah Satu Alternatif Pendekatan Ilmu Agama Islam, Jakarta :

    Kencana, 2005.

    Ningsih, Hadian, Erna., Pengaruh Tenure Kantor Akuntan Publik dan Mekanisme Good

    Corporate Governance Terhadap Kualitas Laba, Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis, Jurusan Akuntansi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2013.

  • Prinsip BNI 46 Tuntunan Perilaku Insan BNI

    Rupiyoadi, Rahmat., Manajemen Pemasaran Jasa ; Teori dan Praktik, Jakarta: Salemba Empat,

    2001.

    Raminto & Winarsih, Septi, Atik., Manajemen Pelayanan, Pengembangan Model Konseptual,

    Penerapan Citizenz Charter dan Standar Pelayanan Minimal, Yogyakarta : Pustaka

    Pelaja, 2005.

    Suherman, Toha., Penelitian Masalah Hukum Tentang Penerapan Good Corporate Governance

    Pada Dunia Usaha, Jakarta : Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum

    Dan HAM RI, 2005.

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2006.

    Sutedi, Adrian., Good Corporate Governance, Jakarta: PT. Sinar Grafika ,2012.

    Sutojo, Siswanto & Alridge, John E., Good Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan

    yang Sehat, Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka, 2008.

    Wikipedia, Laporan Pelaksanaan GCG BNI Syariah, 2012. Diakses pada bulan Mei 2013

    pada situs : www.bnisyariah.co.id/files/2013/05/Annual-Report-BNI-Syariah

    Zakarsyi M, Wahyudi., Good Corporate Governance : Pada Badan Usaha Manufaktur,

    Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya, Bandung : Alfabeta, 2008.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Good Corporate Governance (GCG) atau sering dikenal dengan

    istilah tata kelola perusahaan yang baik telah menjadi isu yang

    mengemuka di Indonesia. Akibat buruknya tata kelola pemerintahan dan

    perusahaan di Indonesia pada masa krisis ekonomi sejak tahun 1997. Hal

    ini menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi tempuruk. Semenjak

    itulah, semua pihak sepakat untuk dapat bangkit dari ketempurukan,

    Indonesia harus memulai dengan tata kelola yang baik dari pemerintah,

    perusahaan pemerintah dan swasta. Berbagai upaya memperbaiki tata

    kelola dilakukan dengan menerapkan prinsip GCG di semua lini

    masyarakat.1

    Good Corporate Governance di Indonesia telah dikenalkan oleh

    pemerintah Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) dalam

    rangka economy recorvery pasca krisis.2 Perhatian dunia terhadap Good

    Corporate Governance mulai meningkat tajam di Negara - Negara Asia

    sejak jatuhnya perusahaan - perusahaan raksasa terkemuka di dunia,

    termasuk Enron Corporation dan Worldcom di Amerika Serikat, HIH

    1 M. Wahyudin Zakarsyi, Good Corporate Governance : Pada Badan Usaha Manufaktur,

    Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya, ( Bandung : Alfabeta, 2008), h.1

    2 Ridwan Khairandy & Camilia Malik, Good Corporate Governance : Perkembangan

    Pemikiran, dan Implementasinya di Indonesia, ( Yogyakarta: Kreasi Total. 2007), h.60

  • 2

    Insurance Company Ltd dan One-Tell Pty Ltd di Australia serta Parmalat

    di Italia pada awal dekade 2000-an.3

    Pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau Good

    Corporate Governance (GCG) pada setiap lini manajemen dalam suatu

    perusahaan sangat diperlukan. Dalam beberapa literatur, GCG disebutkan

    sebagai Corporate Governance. Beberapa penyebab kegagalan Corporate

    Governance disampaikan oleh Shruti Mehta dan Rachana Srivastvaare

    (2009) dalam penelitian mereka sebagaimana tercantum pada tabel 1.

    Tabel 1. Resonant cases of Corporative Governance failure 4

    No. Company Name Country Observable Causes of Failure

    1 Enron USA Inflated earnings

    2 WorldCom USA Expenses booked as capital

    expenditure

    3 Tyco USA Looting by CEO, improper share

    deals

    4 Global Crossing USA Inflated corporate profits to

    defraud investors

    5 Royal Ahold Netherlands Earnings overstated

    6 Parmalat Italy False transaction recorded

    7 Wal-Mart USA Weaknesses in internal controls

    have led to government

    investigations and class action

    lawsuits by employees.

    8 Xerox USA Accelerated revenue recognition

    3 Siswanto Sutojo & E. John Alridge, Good Corporate Governance Tata Kelola

    Perusahaan yang Sehat, ( Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka, 2008), h.1

    4 Shruti Mehta & Rachana Srivastvaare, Reason for Corporate Governance failures

  • 3

    Tanri Abeng, pakar ekonomi sekaligus pakar politik,

    menyampaikan bahwa Indonesia mengalami krisis yang disebabkan oleh 6

    (enam) faktor pokok, yaitu:

    1. Pertumbuhan ekonomi yang pesat sebelum krisis lebih didorong oleh

    karena pertumbuhan investasi dan bukan karena efisiensi dan inovasi.

    2. Sebagian nilai pasar Perseroan-Perseroan yang tercatat di pasar modal

    di Indonesia adalah overvalued.

    3. Struktur finansial Perseroan pada dasarnya tidak sehat.

    4. Dalam proses penyaluran kredit terjadi praktek mark-up sehingga pada

    akhirnya hanya menghancurkan struktur kapital itu sendiri.

    5. Terjadi konsentrasi ekonomi yang tidak sehat.

    6. Tidak adanya Good Corporate Governance di dalam pengelolaan

    Perseroan.5

    Prinsip GCG yang disusun oleh Organization for Economic

    Cooperation and Development (OECD) menjadi salah satu acuan

    universal yang menjadi pijakan dalam pengembangan di banyak negara. 6

    OECD merupakan organisasi pembangunan ekonomi yang beranggotakan

    negara-negara maju yang terdiri dari Australia, Austria, Belgia, Kanada,

    Denmark, Jepang, Jerman, Finlandia, Prancis, Yunani, Irlandia, Italia,

    5 Toha Suherman , Penelitian Masalah Hukum Tentang Penerapan Good Corporate

    Governance Pada Dunia Usaha (Jakarta : Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen

    Hukum Dan HAM RI, 2005) h. 21

    6Hindarmojo Hinuri, The Essence of Good Corporate Governance; Konsep dan

    Implementasi pada Perusahaan Publik dan Korporasi Indonesia (Jakarta: Yayasan Pendidikan

    Pasar Modal Indonesia & Sinergy Communication, 2002), h. 29

  • 4

    Luxemburg, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Potugal, Spanyol, Swedia,

    Swiss, Turki, Inggris dan Amerika Serikat.

    Jika digambarkan dalam skema, adalah sebagaimana tercantum

    dalam Gambar 1:7

    Gambar 1

    Penerapan GCG mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan

    iklim usaha yang kondusif. Oleh karena itu diterapkannya GCG oleh

    perusahaan - perusahaan di Indonesia sangat penting untuk menunjang

    pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. Penerapan

    GCG juga diharapkan dapat menunjang upaya pemerintah dalam

    menegakkan good governance pada umumnya di Indonesia. 8

    Penerapan GCG dapat didorong dari dua sisi, yaitu etika dan

    peraturan. Dorongan dari etika (ethical driven) datang dari kesadaran

    individu-individu pelaku bisnis untuk menjalankan praktik bisnis yang

    7Sumber:http://www.ote.gr/portal/page/portal/InvestorRelation/CorporateGovernance/

    Our Principles 8 Boediono, Pedoman Umum Good Corporate Governance di Indonesia; (Jakarta:

    Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), 2006), hlm. Sambutan Menteri Koordinator

    Bidang Perekonomian Republik Indonesia.

  • 5

    mengutaman kelangsungan hidup perusahaan, kepentingan stakeholders,

    dan menghindari cara-cara menciptakan keuntungan sesaat. Di sisi lain,

    dorongan dari peraturan (regulatory driven) memaksa perusahaan untuk

    patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kedua

    pendekatan ini memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing dan

    seyogyanya saling melengkapi untuk menciptakan lingkungan bisnis yang

    sehat. 9

    Lima prinsip dasar GCG di Indonesia lebih terkenal dengan istilah

    TARIF, yang terdiri atas: transparansi, akuntabilitas, responsabilitas,

    independensi dan fairness (kewajaran). Peran penting GCG dalam Badan

    Usaha Milik Negara (BUMN) disadari oleh pemerintah dengan

    mengeluarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002

    tanggal 31 Juli 2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate

    Governance pada Badan Usaha Milik Negera (BUMN).10

    Dunia perbankan di Indonesia dalam satu dasawarsa ini memang

    dibilang begitu sangat berkembang dan menjadi tolak ukur keberhasilan

    eksistensi ekonomi syariah. Bank adalah lembaga intermediasi yang dalam

    menjalankan kegiatan usahanya bergantung pada dana masyarakat dan

    kepercayaan baik dari dalam maupun luar negeri.11

    9 Mas Achmad Daniri, Pedoman Umum Good Corporate Governance di Indonesia;

    (Jakarta: Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), 2006), hlm. Sambutan Ketua KNKG. 10

    Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara artikel diakses pada

    situs : http//www.trainingcenter.co.id/prinsip-prinsip-gcg

    11 M. Wahyudin Zakarsyi, Ak, Good Corporate Governance pada Badan Usaha

    Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya, ( Bandung : Alfabeta, 2008), h. 112

  • 6

    BNI Syariah merupakan Bank Umum Syariah yang baru 2 (dua)

    tahun resmi memisahkan diri dari perusahaan induk, BNI Syariah selalu

    berkomitmen untuk terus penyempurnaan penerapan pelaksanaan tata

    kelola perusahaan yang baik /Good Corporate Governance (GCG) dengan

    mengedepankan prinsip moral dan etika serta praktik - praktik bisnis

    perbankan yang syariah dan sehat.

    Pelaksanaan Program Good Corporate Governance pada BNI

    Syariah mengacu pada standar industri perbankan syariah secara umum,

    dengan berpedoman pada berbagai ketentuan dan peraturan perundang -

    undangan serta prinsip syariah dan praktik - praktik perbankan terbaik

    yang berlaku, serta berpedoman pada pada 5 (lima) prinsip dasar yaitu

    Keterbukaan (Transparency), Akuntabilitas (Accountability),

    Pertanggungjawaban (Responsibility), Profesional (Professional), dan

    Kewajaran (Fairness).12

    Hal ini tercermin pada komitmen yang dimiliki BNI Syariah dalam

    mewujudkan pelaksanaan budaya kepatuhan terhadap peraturan yang

    berlaku baik dari regulator, prinsip syariah dan ketentuan internal yang

    berlaku.

    Belakangan ini kita sering mendengar informasi - informasi seputar

    tindakan korupsi melalui media massa, dari berbagai Parlemen Negara,

    Perusahaan - Perusahaan, Lembaga Perbankan, baik Bank BUMN maupun

    12

    Wikipedia, Laporan Pelaksanaan GCG BNI Syariah, 2012. Diakses pada bulan Mei

    2013 pada situs : www.bnisyariah.co.id/files/2013/05/Annual-Report-BNI-Syariah

  • 7

    Bank Swasta. Berbagai peristiwa korupsi tersebut harus menjadi perhatian

    yang serius bagi Stakeholders bank syariah, baik pemilik maupun

    pemegang saham, komisaris, direksi, karyawan, dewan pengawas syariah,

    nasabah dan para akademisi ekonomi syariah lainnya.

    Good Corporate Governance yang pada saat ini lebih terarah pada

    GCG yang diterapkan di luar negeri sehingga nilai - nilai dalam prinsip

    syariat Islam tidak tercantum didalamnya, meskipun prinsip - prinsip GCG

    yang saat ini diterapkan sudah cukup baik dan mengarah pada syariat

    islam. Oleh karena itu perlu adanya pembedaan dalam hal konsep GCG

    ini, sehingga kejadian - kejadian yang tidak diinginkan dan merugikan

    Negara tidak terjadi lagi di dunia perbankan, khususnya perbankan

    syariah. Hal ini bisa kita lihat dalam kasus bank konvensional, seperti

    Bank Century yang telah mencoreng citra baik dunia perbankan, peristiwa

    ini menjadi titik acuan bagi perbankan lainnya untuk hati - hati dalam

    yang kita ketahui pertumbuhan ekonomi syariah pada perbankan syariah

    yang sangat pesat, dan sangat disayangkan jika bank - bank syariah yang

    ada saat ini tidak atau kurang mengetahui nilai - nilai syariat Islam yang

    sesungguhnya.13

    Kemudian dari sinilah ada suatu hal yang lebih penting dalam

    pengelolaan sebuah perusahaan yang baik, yaitu pentingnya akan adanya

    13

    Rizal Ghozal, Evaluasi Penerapan Prinsip - Prinsip Good Corporate Governance

    Terhadap Perilaku Fraud pada Lembaga Perbankan Nasional, ( Skripsi S1 Fakultas Ekonomi,

    Jurusan Akuntansi, Universitas Hasannudin, 2012), h.11

  • 8

    strategi pelayanan yang dapat diartikan sebagai kemudahan yang diberikan

    sehubungan jual - beli barang atau jasa dalam bisnis perbankan.

    Konsep yang sangat penting dalam sebuah pelayanan adalah

    moment of truth (moment kritis pelayanan). Albrecht dan Bradford, dalam

    bukunya Manajemen Pelayanan mendefinisikan momen kritis pelayanan

    sebagai kontak yang terjadi antara customer dalam hal ini adalah nasabah

    dengan setiap aspek organisasi yang akan membentuk opini nasabah

    tentang kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak perbankan tersebut.14

    Dalam hal memberikan layanan yang terbaik kepada nasabah maka sudah

    menjadi bagian dari dakwah dengan tindakan atau teladan yang baik

    bagaimana seharusnya pihak perbankan dalam melayani nasabahnya.

    Sebagaimana tertera dalam surat An - Nahl ayat 160 yang berbunyi :

    Artinya :

    Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran

    yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

    Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

    jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

    petunjuk. (Q.S. An-Nahl [16]:125)

    Dengan demikian segala hal layanan yang dilakukan dengan

    kebajikan, ketulusan, dan service of excellent sudah menjadi bagian unsur

    yang terpenting antara pihak bank dan nasabah.

    14

    Raminto & Atik Septi Winarsih, Manajemen Pelayanan, Pengembangan Model

    Konseptual, Penerapan Citizenz Charter dan Standar Pelayanan Minimal, ( Yogyakarta : Pustaka

    Pelaja, 2005), cet - ke 1, h. 58

  • 9

    Berdasarkan uraian di atas penulis termotivasi untuk melakukan

    penelitian ini. Berangkat dari ide apakah sebenarnya makna dari sistem

    pelaksanaan program itu sendiri ? Apa makna penting di balik penerapan

    program Good Corporate Governance dan Standar Pelayanan Jasa yang

    baik ? Apa konsep dasar dan prinsip - prinsip yang dikandungnya ?,

    Semua itu akan dijelaskan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

    Hal tersebut melatar belakangi penulis melakukan penelitian dengan judul:

    Sistem Pelaksanaan Program Good Corporate Governance (GCG) dalam

    Pelayanan Jasa pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Bendungan

    Hilir.

    B. Pembatasan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dan mengingat luasnya

    jangkauan dalam penelitian skripsi ini, maka penulis melakukan

    pembatasan masalah, pada salah satu program saja yaitu mengenai Sistem

    Pelaksanaan Program Good Corporate Governance (GCG) dan Standar

    Pelayanan Jasa pada PT. BNI Syariah.

    Adapun yang ditinjau dalam penelitian sistem pelaksanaan

    program ini adalah pelaksanaan input, pelaksanaan proses, dan

    pelaksanaan output hasil daripada program Good Corporate Governance

    yang ada di PT. BNI Syariah pada tahun 2014.

    Indikator sistem pelaksanaan program good corporate governance,

    peneliti hanya menggunakan 5 dari 10 indikator, yaitu indikator - indikator

    ketersediaan, relevansi, cakupan, efisiensi, dan dampak.

  • 10

    C. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di

    atas, maka penulis mengemukakan perumusan masalah. Adapun rumusan

    masalah dalam penelitian ini secara umum adalah : Bagaimana sistem

    pelaksanaan program Good Corporate Governance dalam Pelayanan Jasa

    pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Bendungan Hilir ?

    Rumusan masalah tersebut dalam penelitian ini dapat dirinci

    sebagai berikut :

    1. Bagaimana Sistem Pelaksanaan Program Input Good Corporate

    Governance dalam Pelayanan Jasa pada PT. Bank BNI Syariah

    Kantor Cabang Benhil ?

    2. Bagaimana Sistem Pelaksanaan Program Proses Good Corporate

    Governance dalam Pelayanan Jasa Pada PT. Bank BNI Syariah

    Kantor Cabang Benhil ?

    3. Bagaimana Sistem Pelaksanaan program Output Good Corporate

    Governance dalam Pelayanan Jasa pada PT. Bank BNI Syariah

    Kantor Cabang Benhil ?

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan penelitian

    Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mendeskripsikan

    sistem pelaksanaan program Good Corporate Governance dalam

    Pelayanan Jasa pada PT. BNI Syariah. Sedangkan tujuan khususnya adalah

    sebagai berikut :

  • 11

    a. Untuk mendeskripsikan sistem pelaksanaan input program Good

    Corporate Governance dalam Pelayanan Jasa pada PT. BNI Syariah.

    b. Untuk mendeskripsikan sistem pelaksanaan proses program Good

    Corporate Governance dalam Pelayanan Jasa pada PT. BNI Syariah.

    c. Untuk mendeskripsikan sistem pelaksanaan output program Good

    Corporate Governance dalam Pelayanan Jasa pada PT. BNI Syariah.

    2. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian ini terdiri atas 2 hal yaitu manfaat teoritis dan

    manfaat praktis.

    a. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah akademik

    dalam bidang Sistem pelaksanaan program dan perbankan syariah.

    b. Manfaat Praktis

    Penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan dan pedoman bagi para

    praktisi perbankan syariah.

    F. Metodologi Penelitian

    1. Metode dan Pendekatan Penelitian

    Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode kualitatif.

    Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam,

    suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang

    sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang

  • 12

    tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan

    pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna.15

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

    kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data

    deskriptif berupa kata - kata tertulis dari orang atau perilaku yang

    diamati.16

    Pendekatan penelitian bersifat kualitatif adalah sebuah riset yang

    tidak mengutamakan besar atau banyaknya populasi atau sampling. Riset

    ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam - dalamnya melalui

    pengumpulan data dan wawancara.

    2. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah observasi,

    interview dan dokumen

    a. Observasi

    Penulis melakukan pengamatan langsung untuk memperoleh data

    yang diperlukan. Observasi yang peneliti lakukan terhadap catatan

    lapangan dari hasil pengamatan dengan menggunakan instrumen

    penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan rekaman, check list

    laporan dokumen terkait data - data penelitian.

    15

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,

    2006, Cet ke-6, h.9

    16 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja Rosda

    Karya, 2004), Cet ke-18, h. 3.

  • 13

    b. Interview

    Wawancara yaitu pengumpulan data melalui metode Tanya jawab

    berupa pertanyaan - pertanyaan yang diajukan langsung pada pihak

    pihak yang bersangkutan. Dalam hal ini, peneliti mewawancarai

    langsung kepada bapak M. Riski Sulistio selaku General Affair

    Head BNI Syariah Kantor Cabang Benhil pada Divisi Hukum,

    Kepatuhan, & Kesektariatan.

    c. Dokumen

    Dokumen adalah teknik pengumpulan data berdasarkan data - data

    yang tidak langsung dapat berupa laporan yang diperoleh dari Bank

    BNI Syariah, Seperti surat - surat, catatan harian, annual report,

    laporan dan sebagainya.

    3. Teknik Analisis Data

    Berdasarkan data - data yang sudah terkumpul oleh penulis melalui

    observasi, wawancara, dan dokumen, maka penulis kemudian

    mengelompokan, mengolah data - data yang terkumpul dengan

    mendeskripsikan, menggambarkan dan menginterpretasikan semua

    data terlebih dahulu, kemudian setelah semua data terkumpul

    sesuai dengan kebutuhan, maka penulis menganalisa melalui

    analisis input, proses, dan output dengan beberapa indikator

    penelitian serta menarik kesimpulan sesuai dengan tujuan

    penelitian.

  • 14

    4. Teknik Penulisan

    Teknik penulisan dalam skripsi ini berpedoman kepada buku

    Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi ),

    yang diterbitkan oleh CEQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

    2007.

    F. Tinjauan Pustaka

    Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak pendapat yang

    harus diperhatikan dan menjadi perbandingan selanjutnya. Adapun setelah

    penulis melakukan kajian kepustakaan, penulis menemukan beberapa

    skripsi yang membahas tentang Evaluasi Program, Good Corporate

    Governance, dan Pelayanan. Judul - judul skripsi tersebut adalah :

    1. Pelaksanaan Program Keluarga Harapan Suku Dinas dalam

    Meningkatkan Kesejahteraan Sosial di kelurahan Legoa Jakarta Utara,

    Skripsi karya Siti Rohmah, Program Studi PMI, Fakultas Ilmu Dakwah

    dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta, tahun 2010. Dalam penelitiannya untuk mengetahui proses

    pelaksanaan dan tampak kegiatan pendampingan PKH melalui tahapan

    tahapan pengkajian kebutuhan dan pembentukan kelompok terhadap

    peserta binaannya, meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan

    tahap tindak lanjut.

    2. Pengaruh Penerapan Prinsip - Prinsip Good Corporate Governance

    (GCG) dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja SDM di BUMN

    (studi kasus PT. Pegadaian Kramat Raya 162 Jakarta), skripsi karya

  • 15

    Wahyu Ardila, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2013.

    Dalam penelitiannya untuk mengetahui secara empiris prinsip - prinsip

    Good Corporate Governance, signifikansinya terhadap kinerja SDM ,

    dan Budaya Organisasi yang ada pada PT. Pegadaian Kramat Raya

    Jakarta.

    3. Strategi Pelayanan Produk Tabungan Haji Arafah Pada PT. Bank

    Muamalat Indonesia Cabang Bumi Serpong Damai (BSD)

    Tanggerang, Skripsi Karya Fini Fitriani, Jurusan Manajemen Dakwah,

    Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2013. Dalam penelitiannya untuk

    mengetahui secara umum pelayanan yang ada di PT. Bank Muamalat

    Indonesia Kantor Cabang BSD.

    G. Sistematika Penulisan

    Dalam skripsi ini untuk mempermudah, dan sekaligus agar

    pembahasan dapat dilakukan secara terarah dan sistematis, maka penulis

    membagi atas lima bab. Kelima bab tersebut secara rinci sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini mengemukakan tentang Latar

    Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah,

    Tujuan dan Manfaat Penelitian, Objek Penelitian, Metodologi

    Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis mengemukakan

    seputar teori yang telah ada yang di jadikan landasan dalam

  • 16

    penulisan skripsi ini yang meliputi sekilas tentang A. Sistem

    Pelaksanaan Program: 1. Pengertian Sistem Pelaksanaan

    Program, 2. Unsur - Unsur Sistem Pelaksanaan Program, 3.

    Diagram Sistem Pelaksanaan Program. B. Good Corporate

    Governance : 1. Pengertian Good Corporate Governance, 2.

    Prinsip - prinsip Good Corporate Governance, 3. Tujuan dan

    Manfaat Penerapan Good Corporate Governance. D. Pelayanan

    Jasa : 1. Pengertian Pelayanan Jasa, 2. Kualitas Pelayanan Jasa,

    4. Dimensi mutu Pelayanan Jasa, 5. Dasar - dasar Pelayanan

    Jasa, 6. Ciri - ciri Pelayanan Jasa yang baik.

    BAB III GAMBARAN UMUM BANK BNI SYARIAH Pada bab ini,

    penulis akan membahas tentang tinjauan umum BNI Syariah

    meliputi A. Sejarah PT. Bank BNI Syariah, B. Visi dan Misi,

    Tata Nilai dan Budaya Kerja PT. Bank BNI Syariah, C. Tata

    Kelola Perusahaan PT. Bank BNI Syariah, D. Struktur

    Organisasi PT. Bank BNI Syariah.

    BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Pembahasan tentang hasil

    penelitian yaitu dari deskripsi implementasi Sistem pelaksanaan

    Program pada PT. BNI Syariah seberapa besar pengaruhnya

    terhadap sistem Good Corporate Governance dan Pelayanan

    Jasa pada perbankan syariah yang meliputi : A. Analisis Input,

    B. Analisis Proses, C. Analisis Output ( Hasil ).

  • 17

    BAB V PENUTUP Merupakan Bab Akhir, dalam bab ini penulis

    mengemukakan kesimpulan dari seluruh pembahsan

    sebelumnya dan sekaligus menjawab permasalahan pokok yang

    dikemukakan sebelumnya, dan kemudian juga mengemukakan

    saran - saran.

  • 18

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Sistem Pelaksanaan Program

    1. Pegertian Sistem Pelaksanaan Program

    Pengertian sistem secara etimologi berasal dari istilah Yunani,

    sistem yang mengandung arti keseluruhan (whole) yang tersusun dari

    sekian banyak bagian, berarti pula hubungan yang berlangsungdiantara

    satuan - satuan atau komponen - komponen secara atau komponen secara

    teratur. Jadi sistem adalah suatu elemen - elemen atau komponen yang

    saling berhubungan secara tertur dan merupakan suatu keseluruhan.17

    Sedangkan secara terminologi sistem menurut Gordon B. Dafis

    dalam bukunya Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen

    mendefinisikan system adalah bagiab - bagian yang saling berkaitan yang

    saling beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran dan

    maksud.18

    Lebih lanjut dikatakan Zahra Idris yang dikutip oleh Faud Ihsan

    mendefinisikan bahwa system adalah suatu kesatuan yang terdiri atas

    komponen - komponen, atau elemen - elemen, atau unsur - unsur yang

    17

    Tatang M. Amirin, Pokok - Pokok Teori Sistem, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

    2001), Cet ke-7, h. 15

    18 Gordon B. Dafis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, (Yogyakarta : PPM,

    1999), Cet ke-1, h. 108

  • 19

    mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar acak, yang

    saling membantu untuk mencapai suatu hasil (product).19

    Sementara Pelaksanaan dalam bahasa Indonesia berarti proses,

    cara perbuatan, melaksanakan ( rancangan, keputusan dan sebagainya ).20

    Istilah pelaksanaan dalam ilmu manajemen adalah actuating yang

    berarti sebagai usaha menggerakan anggota - anggota kelompok

    sedemikian rupa hingga mereka ingin mencapai sesuatu dan berusaha

    untuk mencapai sasaran yang di inginkan oleh pihak manajer oleh karena

    mereka ingin mencapainya. Actuating merupakan bagian vital daripada

    proses manajemen, actuating khusus berhubungan orang - orang. Jadi

    pelaksanaan adalah suatu proses atau tindakan yang dilakukan organisasi

    atau lembaga untuk mencapai suatu tujuan yang di inginkan, dan

    merupakan suatu rencana dengan memanfaatkan persiapan yang

    dilakukan lembaga dan organisasi.21

    Menurut John L. Herman program adalah segala sesuatu yang

    dilakukan dengan harapan mendatangkan hasil atau manfaat . dari

    pengertian ini dapat ditarik benang merah bahwa semua perbuatan

    19

    Fuad Ihsan, Dasar - Dasar Kependidikan Komponen MKMD, (Jakarta : PT. Rineka

    Cipta, 1997), Cet ke-1, h.108

    20 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), Cet ke-5,

    h. 627

    21 Aliminsyah dan Patji, Kamus Istilah Manajemen (Bandung : Yrama Widya, 2004)

  • 20

    manusia yang darinya diharapkan akan memperpoleh hasil dan manfaat

    dapat disebut program.22

    Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Mintarti, dkk,

    program dapat dipahami dalam dua makna yaitu secara umum dan

    khusus.23

    Secara umum, program dapat diartikan dengan rencana atau

    rancangan kegiatan yang akan dilakukan oleh seseorang dikemudian hari.

    Sedangkan pengertian secara khusus dari program biasanya dikaitkan

    dengan evaluasi yaitu suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan

    realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam

    proses berkesinambungan dan terjadi dalam satu organisasi yang

    melibatkan sekelompok orang.

    Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem

    pelaksanaan program adalah suatu kesatuan kegiatan yang dilakukan

    secara keseluruhan melalui suatu cara dalam pelaksanaannya, yang

    dimana satu unsur dengan unsur yang lainnya saling berkaitan untuk

    mencapai suatu tujuan tertentu.

    2. Unsur - Unsur Sistem Pelaksanaan Program

    Unsur unsur yang mendukung sebuah sistem secara umum adalah

    masukan (input), pengelolaan (proses), dan keluaran (output). Disamping

    itu suatu sistem tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya. Maka umpan

    22

    http : evaluasi pendidikan. Blogspot.com, Rabu, 06 April 2011, pukul 12.12

    23 Mintarti, dkk., Zakat & Empowering, Kajian Perumusan, h. 23.

  • 21

    balik (feedback) dapat berasal dari output tetapi dapat juga berasal

    lingkungan sekitarnya.

    a. Input ( masukan )

    Input adalah proses dimana segala macam data atau bahan yang

    dibutuhkan dikemukakan, kemudian data - data yang terkumpul

    mengalami sebab proses untuk dapat menghasilkan output ( keluaran )

    sistem yang dimaksud.

    b. Proces ( proses )

    Proses adalah dimana segala macam kegiatan dikelola atau

    dijalankan sesuai dengan tujuan tertentu. Salah satu contohnya adalah

    proses oelatihan , agar suatu proses dapat berjalan dengan baik maka

    perlu adanya suatu sistem media baik tulisan maupun lisan. Ataupun

    metode yang digunakan dalam sebuah proses pelatihan dan materi

    pelatihan yang digunakan untuk diproses agar sesuai dengan tujuan.

    c. Output ( hasil )

    Output adalah hasil dari input dan proses yang telah dilakukan

    apakah sesuai dengan tujuan atau tujuan dari terbentuknya sistem. Dari

    keluaran tersebut mengalami proses timbal balik (feedback ) dan dapat

    dijadikan sebagai evaluasi mendatang yang merupakan dari input

    selanjutnya. Organisasi dipandang sebagai suatu sistem yang memiliki

    unsur - unsur ini didalamnya.24

    24

    Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus M, Sistem Informasi Manajemen ,

    (Yogyakarta : UGM Press, 2006), Cet ke-4, h. 9

  • 22

    Suatu sistem dalam sebuah organisasi dapat dilihat dari unsur -

    unsur organisasi yang berkaitan dan saling mempengaruhi atau saling

    berkaitan antara unsur satu dengan yang lainnya. Hall ini dapat di lihat

    dari spesifikasi sitem social yang ada yaitu :

    a) Adanya orang - orang yang hidup dalam suatu kelompok

    b) Orang - orang tersebut melakukan kegiatan

    c) Orang - orang yang bekerjasama berorientasi pada kepada

    tujuan yang sama.25

    Berdasarkan unsur - unsur sistem pelaksanaan program di atas

    peneliti akan menganalisis melalui unsur input, proses, dan output

    dari sistem pelaksanaan program good corporate governance dalam

    pelayanan jasa PT. BNI Syariah, hal ini dilakukan untuk

    mempermudah hasil analisis temuan penelitian.

    3. Diagram Sistem Pelaksanaan Program

    Istilah diagram dalam kamus bahasa inggris berarti rencana atau

    gambar.26

    yang menunjukkan komponen - komponen yang bersatu dan

    saling berhubungan anatara satu sama lain. Oleh karenanya diagram

    sistem adalah rencana atau gambar, dimulai dari masukan yang kemudian

    mengalami suatu proses dan menghsilkan suatu keluaran berupa informasi,

    dari sebuah proses akhirnya memperoleh masukan timbal - balik bagi

    evalusi untuk masukan berikutnya.

    25

    Kahri Nasjar dan Winardi, Teori Sistem dan Pendekatan Sistem, h. 70

    26 S. Joyowasito, Kamus Lengkap, (Bandung : Hastu, 1980), h. 42

  • 23

    Diagram Sistem.27

    4. Indikator Sistem Pelaksanaan Program

    Secara umum, indikator dapat didefinisikan sebagai suatu alat

    ukur untuk menunjukkan atau menggambarkan suatu keadaan dari suatu

    hal yang menjadi pokok perhatian. Indikator dapat menyangkut suatu

    fenomena sosial, ekonomi, penelitian, proses suatu usaha peningkatan

    kualitas. Indikator dapat berbentuk ukuran, angka, atribut atau pendapat

    yang dapat menunjukkan suatu keadaan.28

    Adapun indikator - indikator yang perlu dipertimbangkan, terkait

    dengan penelitian sistem pelaksanaan program terdapat 9 indikator yang

    digunakan untuk pelaksanaan suatu program, yaitu : (a). Indikator

    27

    Nasuka, Teori Sistem Sebagai Salah Satu Alternatif Pendekatan Ilmu Agama Islam,

    (Jakarta : Kencana, 2005), Cet ke-1, h.50

    28 Suharto Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, Kajian Strategis

    Pembangunan Kesejahteraan Sosial, (Bandung: PT. Refika Aditama), Cet-1, 2005, h. 126

    Lingkungan

    Input ( masukan ) Proces ( proses )

    Timbal balik

    (feedback)

    Output ( keluaran )

  • 24

    ketersediaan, (b). Indikator relevensi, (c). Indikator keterjangkauan, (d).

    Indikator pemanfaatan, (e). Indikator cakupan, (f). Indikator kualitas, (g).

    Indikator upaya, (h). Indikator efisiensi, (i). Indikator dampak.29

    1) Indikator ketersediaan (indicators of availability). indikator ini

    melihat apakah unsur yang seharusnya ada dalam suatu proses itu

    benar - benar ada.

    2) Indikator Relevansi (indicators of relevance). indikator ini

    menunjukkan seberapa relevan ataupun tepatnya sesuatu yang

    teknologi atau layanan yang ditawarkan,

    3) Indikator keterjangkauan (indicators of accassbility). indikator

    ini melihat apakah layanan yang ditawarkan masih berada dalam

    jangkauan pihak pihak yang membutuhkan.

    4) Indikator Pemanfaatan (indicator of utilization). Indikator ini

    melihat seberapa banyak suatu layanan yang sudah diselesaikan

    oleh pihak pemberi layanan dipergunakan (dimanfaatkan) oleh

    kelompok sasaran.

    5) Indikator Cakupan (indicators of coferange). Indikator ini

    menunjukkan proporsi orang - orang yang membutuhkan

    6) Indikator Kualitas (indicators of quality). Indikator ini

    menunjukan standar kualitas dari layanan yang disampaikan ke

    kelompok sasaran.

    29

    Hendera, Evaluasi Program, h. 73

  • 25

    7) Indikator Upaya (indicators of effors). Indikator ini

    menggambarkan berapa banyak upaya yang sudah ditamankan

    dalam rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

    8) Indikator Efisiensi (indicator of efficiency). Indikator ini

    menunjukkan apakah sumber daya dan aktivitas yang

    dilaksanakan guna mencapai tujuan dimanfaatkan secara tepat

    guna (effisien) atau tidak memboroskan sumber daya yang ada

    dalam mencapai tujuan.

    9) Indikator Dampak (indicators of impac). Indikator ini melihat

    apakah sesuatu yang dilakukan benar-benar memberikan suatu

    perubahan di masyarakat.

    Dari beberapa Indikator di atas, Peneliti hanya akan

    mengambil 5 Indikator, Hal ini digunakan untuk memudahkan

    peneliti dalam menelaah Hasil penelitian. 3 Indikator tersebut

    adalah 1. Indikator Ketersediaan, 2. Indikator Relevansi, dan 3.

    Indikator Cakupan, dan 4. Indikator Efisiensi, 5. Indikator

    Dampak.

    5. Tujuan Sistem Pelaksanaan Program

    Menurut Isbandi Rukminto, dengan mengutip pendapat

    Feurstein, sekalipun tidak secara langsung menyebut sebagai tujuan

    dari pelaksanaan program, namun dia menyatakan ada 10 (sepuluh)

    alasan, mengapa suatu pelaksanaan program perlu dilakukan, yaitu :

    1. Untuk melihat apa yang sudah dicapai

  • 26

    2. Melihat kemajuan, dikaitkan dengan objek (tujuan) program

    3. Agar tercapai manajemen yang lebih baik

    4. Mengidentifikasikan kekurangan dan kelebihan, untuk

    memperkuat program

    5. Melihat perbedaan yang sudah terjadi setelah diterpkan suatu

    program

    6. Melihat apakah biaya yang telah dikeluarkan cukup rasionalible

    7. Untuk merencanakan dan mengelola kegiatan program secara

    lebih baik

    8. Melindungi pihak lain agar tidak terjebak dalam kesalahan yang

    sama atau mengajak pihak lain untuk melaksanakan metode yang

    serupa bila metode tersebut telah terbukti berhasil dengan baik.

    9. Agar dapat memberikan dampak yang lebih luas

    10. Dan memberikan kesempatan untuk mendapat masukan dari

    masyarakat.30

    B. Good Corporate Governance (GCG)

    1. Definisi Good Corporate Governance (GCG)

    OECD (The Organization for Economic Coorperation and

    Development) mendefinisikan Corporate Governance sebagai berikut :

    Corporate Governance is the system which business corporation

    are directed and controlled. The corporate governance structure

    specifies the distribution of rights and responsibilities among different

    participants in the corporation, such as the board, the manager,

    shareholders and other stakeholders, and spells out the rules and

    30

    Hendera, Evaluasi Program, h.18

  • 27

    procedure for making decisions on corporate affairs objectives are set,

    and the means of attaining those objectives and monitoring

    performance.

    Corporate Governance adalah sistem yang dipergunakan untuk

    mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan. Good

    Corporate Governance merupakan struktur yang oleh stekholders,

    pemegang saham, komisaris dan manajer menyusun tujuan perusahaan

    dan sarana untuk mencapai tujuan tersebut dan mengawasi kinerja.31

    Kemudian Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan Good

    Corporate Governance adalah :

    Kumpulan hukum, peraturan dan kaidah - kaidah yang wajib dipenuhi

    yang dapat mendorong kinerja sumber - sumber perusahaan bekerja

    secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang

    berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat

    sekitar secara keseluruhan.32

    Menurut Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG),

    mendefinisikan :

    Corporate Governance sebagai proses dan struktur yang diterapkan

    oleh organ perusahaan ( Pemegang Saham/Pemilik Modal,

    Komisaris/Dewan Pengawas dan Direksi ) untuk meningkatkan

    keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan

    nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap

    memperhatikan kepentingan stakeholders yang lainnya, berlandaskan

    peraturan perundang - undangan dan nilai - nilai etika.33

    31

    Muhammad Arif, Pengaruh Good Corporate Governance, Kualitas Audit, Dan

    Family Ownership terhadap Cost of Debt, (skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan

    Akuntansi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2013),h. 20

    32 Muhammad Arif, Pengaruh Good Corporate Governance, Kualitas Audit, Dan

    Family Ownership terhadap Cost of Debt, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan

    Akuntansi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2013),h. 21

    33 Zahra Febriyanti, Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Efisiensi Bank,

    (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah, 2013),h. 15

  • 28

    Cadbury, yang dikutip oleh Andrian Sutedi mendefinisikan bahwa

    Good Corporate Governance adalah mengarahkan dan mengendalikan

    perusahaan agar tercapai keseimbangan antara kekuatan dan

    kewenangan perusahaan. Adapun Center for European Policy Study

    (CEPS), memformulasikan GCG adalah seluruh sistem yang dibentuk

    mulai dari hak (right), proses dan pengendalian baik yang ada didalam

    maupun maupun diluar manajemen perusahaan. 34

    Dari beberapa definisi di atas, maka dapat ditarik

    kesimpulan mengenai definisi Good Corporate Governance. Good

    Corporate Governance adalah sistem yang mengatur dan

    mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value

    added) untuk semua stekholders.

    2. Prinsip - prinsip Good Corporate Governance (GCG)

    Organisation for Economic Co-Operation and Development

    (OECD) menyatakan bahwa prinsip - prinsip corporate governance

    meliputi akuntabilitas, responsibilitas, transparansi, independensi,

    kesetaraan dan kewajaran.35

    a. Transparansi (transparency)

    34 Adrian Sutedi, Good Corporate Governance (Jakarta: PT. Sinar Grafika ), Cet-2, 2012,

    h. 1

    35 Erna Hadian Ningsih, Pengaruh Tenure Kantor Akuntan Publik dan Mekanisme

    Good Corporate Governance Terhadap Kualitas Laba, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

    Jurusan Akuntansi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2013).

  • 29

    Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan prinsip

    perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan

    relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh

    pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif

    untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang diisyaratkan oleh

    peraturan perundang - undagan, tetapi juga hal yang penting untuk

    pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan

    pemangku kepentingan lainya.

    Bank harus mengungkapkan informasi secara tepat waktu,

    memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah

    diakses oleh stekholders sesuai dengan haknya. Informasi yang

    harus diungkapkan meliputi namun tidak terbatas pada hal - hal

    yang bertalian dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi

    perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus,

    pemegang saham pengendali, cross shareholding, pejabat

    eksekutif, pemgelolaan risiko (risk management), sistem

    pengawasan dan pengendalian intern, status kepatuhan, sistem

    pelaksanaan GCG serta kejadian penting yang dapat

    mempengaruhi kondisi bank.36

    Dan hal ini tidak mengurangi

    kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai dengan

    36

    M. Wahyudin Zakarsyi, Good Corporate Governance : Pada Badan Usaha

    Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya, ( Bandung : Alfabeta, 2008), h.113

  • 30

    peraturan perundang - undangan yang berlaku, rahasia jabatan, dan

    hak - hak pribadi.

    b. Akuntabilitas (accountability)

    Prinsip ini memuat kewenangan - kewenangan yang harus

    dimiliki oleh dewan komisaris dan direksi beserta kewajiban -

    kewajiban nya kepada pemegang saham dan stekholders lainnya.

    Dewam direksi bertanggung jawab atas keberhasilan pengelolaan

    perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan

    oleh pemegang saham . Komisaris bertanggung jawab atas

    keberhasilan pengawasan dan wajib memberikan nasehat kepada

    direksi atas pengelolaan perusahaan dapat tercapai. Pemegang

    saham bertanggung jawab atas keberhasilan pembinaan dalam

    rangka pengelolaan perusahaan.

    Dalam hal ini Bank harus menetapkan tanggung jawab

    yang jelas dari masing - masing organisasi yang selaras dengan

    visi, misi , sasaran usaha dan strategi perusahaan. Bank harus

    memastikan terdapatnya check and balance system dalam

    pengelolaan bank. Bank harus memiliki ukuran kinerja dari semua

    jajaran bank berdasarkan ukuran ukuran yang disepakati dan

    konsisten dengan nilai perusahaan ( corporate value ), sasaran

  • 31

    usaha san strategi bank serta memiliki reward and punishment

    system.37

    c. Responsibilitas (responsibility)

    Prinsip ini menekankan pada adanya sistem yang jelas

    untuk mengatur mekanisme pertanggungjawaban perusahaan

    kepada pemegang saham dan pihak - pihak lain yang

    berkepentingan. Hal tersebut untuk merealisasikan tujuan yang

    hendak dicapai dalam Good Corporate Governance yaitu

    mengakomodasikan kepentingan pihak - pihak yang berkaitan

    dengan perusahaan seperti masyarakat, pemerintah, asosiasi bisnis

    dan sebagainya.

    Prinsip ini menuntut perusahaan maupun pimpinan dan

    manajer perusahaan melakukan kegiatannya secara bertanggung

    jawab. Untuk menjaga kelangsungan usahanya, pertama bank

    harus bank berpegang pada prinsip kehati - hatian (prudential

    banking practices) dan menjamin dilaksanakannya ketentuan yang

    berlaku. kedua Bank harus bertindak sebagai good corporate

    citizen (perusahaan yang baik) termasuk peduli terhadap

    lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial.38

    d. Independensi (indenpendency)

    37

    M. Wahyudin Zakarsyi, Good Corporate Governance : Pada Badan Usaha

    Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya, ( Bandung : Alfabeta, 2008), h.114

    38 M. Wahyudin Zakarsyi, Good Corporate Governance : Pada Badan Usaha

    Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya, ( Bandung : Alfabeta, 2008), h.114

  • 32

    Suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara

    professional tanpa benturan kepentingan maupun yang tidak sesuai

    dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku dan prinsip -

    prinsip korporasi yang sehat.

    Bank harus menghindari terjadinya dominasi yang tidak

    wajar oleh stekholder manapun dan tidak terpengaruh oleh

    kepentingan sepihak serta bebas dari benturan kepentingan

    (conflict of interest). Bank dalam mengambil keputusan harus

    obyektif dan bebas dari segala tekanan dari pihak manapun.39

    e. Kewajaran ( fairness)

    Prinsip ini menekankan pada jaminan perlindungan hak - hak

    para pemegang saham. Seluruh pemangku kepentingan harus

    memiliki kesempatan untuk mendapatkan perlakuan yang adil dari

    perusahaan. Pemberlakuan prinsip ini di perusahaan akan melarang

    praktek - praktek tercela yang dilakukan oleh orang dalam yang

    merugikan pihak lain. Setiap anggota direksi harus melakukan

    keterbukaan jika menemukan transaksi - transaksi yang

    mengandung benturan kepentingan.

    Bank harus senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh

    stekholders berdasarkan asaz kesetaraan dan kewajaran (equal

    treatment). Bank harus memberikan kesempatan kepada seluruh

    39

    M. Wahyudin Zakarsyi, Good Corporate Governance : Pada Badan Usaha

    Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya, ( Bandung : Alfabeta, 2008), h.114

  • 33

    stekholders untuk memberikan masukan dan menyampaikan

    pendapat bagi kepentingan bank serta mempunyai akses terhadap

    informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.40

    3. Tujuan dan Manfaat Penerapan Good Corporate Governance

    Berdasarkan berbagai definisi Good Corporate Governance

    yang disampaikan diatas dapat diketahui ada beberapa macam

    tujuan utama dan manfaat GCG yaitu :41

    a. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham.

    b. Melindungi hak dan kepentingan para anggota stekholders dan

    non pemegang saham.

    c. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham.

    d. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja Dewan Pengurus

    atau Board of Directors dan manajemen perusahaan.

    e. Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan

    manajemen senior perusahaan.

    Adapun manfaat dari penerapan GCG itu sendiri adalah :

    a. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses

    pengambilan keputusan yang baik.

    b. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih

    murah yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value.

    40

    M. Wahyudin Zakarsyi, Good Corporate Governance : Pada Badan Usaha

    Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya, ( Bandung : Alfabeta, 2008), h.114

    41 Nurlia Ismatika, Pengaruh Good Corporate Governance dan Manajemen Laba

    Terhadap Kinerja Keuangan, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi,

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2012),h. 20

  • 34

    c. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan

    modalnya di Indonesia

    d. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan

    karena sekaligus akan meningkatkan shareholders.

    Seberapa jauh perusahaan memperhatikan prinsip prinsip

    dasar GCG telah semakin menjadi faktor penting dalam

    pengambilan keputusan investasi. Suatu perusahaan ingin

    menuai manfaat dari pasar modal global dan ingin menarik

    modal jangka panjang, maka penerapan GCG secara konsisten

    dan efektif akan mendukung kearah kemajuan.

    C. Pelayanan Jasa

    1. Pengertian Pelayanan Jasa

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh

    Departemen Pendidikan Nasional, Pelayanan diartikan sebagai

    kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau

    jasa.42

    Pelayanan juga diartikan sebagai tindakan atau perbuatan

    seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada

    pelanggan atau nasabah.43

    Pelayanan menurut Atep Adya Barata adalah segala usaha

    penyediaan fasilitas dalam rangka mewujudkan kepuasan para calon

    42

    Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai

    Pustaka, 2002), Edisi ke-3, cet. Ke-2, h. 646

    43 Kasmir, Etika Customer Service (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005), h.15

  • 35

    pembeli atau pelanggan sebelum dan sesudah terjadinya transaksi.44

    Jadi Pelayanan jasa adalah sesuatu yang diberikan oleh perusahaan

    kepada konsumen untuk menciptakan loyalitas para pembeli dan

    pelanggan terhadap perusahaan.

    2. Kualitas Pelayanan Jasa

    Kualitas pelayanan jasa (service quality) merupakan salah satu

    faktor penting dalan usaha mencapai keunggulan bersaing (competitive

    advantage), untuk mencapai pelayanan atau jasa yang diinginkan,

    pengelola jasa memerlukan upaya pemenuhan keinginan customer

    serta penyampaian yang tepat memenuhi kebutuhan nasabah.

    Pengertian kualitas pelayanan menurut Rahmat Rupiyoadi adalah

    seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas

    layanan yang mereka terima.45

    Pemberian pelayanan atau jasa yang

    baik pada nasabah akan memberikan kepuasan kepada para nasabah

    yang pada akhirnya akan menciptakan loyalitas nasabah kepada pihak

    Bank. Bila pelayanan atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan apa

    yang diharapkan maka kualitas pelayanan atau jasa akan dipersepsikan

    baik dan memuaskan, sebaliknya bila pelayanan atau jasa yang

    diterima lebih rendah dari yang diharapkan, maka kualitas jasa

    dipersepsikan buruk. Kualitas pada dasarnya terkait dengan pelayanan

    44

    Atep Adya Barata, Bisnis dan Hukum Perdata Dagang SMK, (Bandung: Armico,1999),

    h. 93

    45 Rahmat Rupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa ; Teori dan Praktik, (Jakarta:

    Salemba Empat, 2001), Edisi Pertama, h. 148

  • 36

    yang terbaik, yaitu suatu sikap atau cara karyawan dalam melayani

    nasabah secara memuaskan. Salah satu cara yang dapat digunakan

    untuk mengetahui kualitas pelayanan adalah dengan mengukur tingkat

    kepuasan nasabah terhadap kualitas layanan pengelolanya.

    Jadi dapat dikatakan bahwa kualitas pelayanan adalah upaya dalam

    pemberian pelayanan yang sangat utama dan selalu mengedepankan

    kepentingan nasabah agar dapat dipercaya oleh mereka dengan mutu

    pelayanan yang baik.

    3. Dimensi mutu Pelayanan Jasa

    Menurut Zeitham dan Philip Kottler, yang dikutip oleh Aviliani

    dan Wafridus, terdapat lima kriteria penentu mutu pelayanan, yaitu :

    a. Reliability (keandalan)

    Kemampuan untuk memberikan pelayanan secara akurat sesuai

    yang dijanjika.

    b. Responsieveness (ketanggapan)

    Kemampuan karyawan untuk membantu nasabah menyediakan

    pelayanan yang cepat

    c. Assurance (keyakinan/jaminan)

    Pengetahuan dan kemampuan karyawan untuk melayani dengan

    rasa percaya diri

    d. Emphaty (perhatian)

    Karyawan harus memberikan perhatian secara individual kepada

    nasabah dan mengerti akan kebutuhan nasabahnya.

  • 37

    e. Tangibles (keberwujudan)

    Penampilan fasilitas fisik, peralatan, personal, dan alat

    komunikasi.46

    4. Dasar - dasar Pelayanan Jasa

    Dasar - dasar pelayanan yang perlu dikuasai dan harus dipahami oleh

    seseorang petugas bank sebelum melakukan tugasnya. Menurut

    Kasmir dasar - dasar pelayanan yaitu :

    a. Berpakaian dan berpenampilan yang rapih dan bersih

    b. Percaya diri, bersikap akrab dan penuh dengan senyum

    c. Menyapa dengan hormat dan berusaha menyebutkan nama jika

    dikenal

    d. Tenang, sopan, hormat, dan tekun mendengarkan setiap

    pembicaraan

    e. Berbicara dengan Bahasa yang baik dan benar

    f. Bergairah dalam melayani nasabah dan menunjukkan

    kemampuannya

    g. Jangan menyela atau memotong pembicaraan

    h. Mampu meyakini nasabah serta memberikan kepuasan

    i. Jika tidak sanggup menangani permasalahan yang ada, maka

    mintalah bantuan kepada petugas lain yang mampu

    j. Bila belum dapat melayani, beritahukan kapan harus melayani.47

    46

    Aviliani dan Wilfridus, Membangun Kepuasan Pelanggan melalui Kualitas Pelayanan,

    h. 10-11

    47 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003), Edisi 1, cet. Ke-4,

  • 38

    5. Ciri - ciri Pelayanan Jasa yang baik

    Pengertian pelayanan yang baik adalah perusahaan dalam

    memberikan kepuasan kepada nasabah dengan standar pelayanan yang

    sudah ditetapkan. Menurut Kasmir, terdapat beberapa faktor

    pendukung yang berpengaruh langsung terhadap mutu pelayanan yang

    diberikan, di antaranya :

    a. Faktor manusia yang memberikan pelayanan.

    Petugas yang melayani nasabah harus berkemampuan melayani

    nasabahnya secara cepat dan tepat. Disamping itu, juga harus

    berkemampuan dalam berkomunikasi, sopan santun, ramah dan

    bertanggung jawab penuh terhadap nasabahnya.

    b. Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung kecepatan,

    ketepatan, dan keakuratan pekerjaan. Prasarana dan sarana yang

    dimiliki harus dilengkapi oleh kemajuan teknologi terkini dan juga

    harus dioperasikan oleh manusia yang berkualitas.48

    Menurut Kasmir, memiliki beberapa ciri pelayanan yang baik

    bagi perusahaan yang harus melayani nasabahnya, yaitu: tersedianya

    karyawan yang baik, bertanggung jawab kepada setiap nasabah sejak

    awal hingga selesai, mampu melayani secara cepat dan tepat, mampu

    h. 219-210

    48 Kasmir, Etika Customer Service, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 32

  • 39

    berkomunikasi, memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik dan

    berusaha memahami kebutuhan nasabah.49

    Hal yang demikian dapat dijelaskan sebagai berikut :

    a. Tersedianya Karyawan yang baik

    Kenyamanan nasabah sangat tergantung dari karyawan

    yang melayaninya. Karyawan harus ramah, sopan dan menarik.

    Disamping itu, karyawan harus tetap tanggap, pandai berbicara,

    menyenangkan, serta pintar. Karyawan harus mampu memikat

    dan mengambil hati nasabah sehingga nasabah semakin tertarik.

    b. Tersedianya sarana prasarana yang baik

    Pada dasarnya nasabah ingin dilayani secara prima. Untuk

    melayani nasabah, salah satu yang penting yang perlu

    diperhatikan disamping kualitas dan kuantitas sumber daya

    manusia adalah sarana dan prasarana yang dimiliki perusahaan.

    Peralatan dan fasilitas yang dimiliki seperti ruang tunggu dan

    ruang untuk menerima tamu harus dilengkapi berbagai fasilitas

    sehingga membuat nasabah nyaman atau betah dalam ruangan

    tersebut.

    c. Bertanggung jawab kepada setiap nasabah sejak awal hingga

    selesai

    Artinya dalam menjalankan kegiatan pelayanan karyawan

    harus bias melayani dari awal sampai selesai nasabah akan merasa

    49

    Kasmir, Etika Customer Service, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h.33

  • 40

    puas jika karyawan bertanggung jawab terhadap pelayanan yang

    diinginkan.

    d. Mampu melayani secara cepat dan tepat

    Artinya dalam melayani nasabah diharapkan karyawan

    harus melakukan sesuai prosedur. Layanan yang diberikan sesuai

    dengan jadwal untuk pekerjaan tertentu dan tidak membuat

    kesalahan dalam arti pelayanan yang diberikan tidak sesuai

    dengan standar pelayanan perusahaan dan keinginan nasabah.

    e. Mampu berkomunikasi

    Artinya karyawan harus mampu berbicara kepada nasabah.

    Karyawan juga harus dengan cepat memahami keinginan nasabah.

    selain itu, karyawan harus mampu berkomunikasi dengan bahasa

    yang jelas dan mudah dimengerti. Tidak menggunakan istilah

    yang sulit untuk dipahami.

    f. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik

    Artinya tugas karyawan selalu berhubungan dengan

    manusia, karyawan perlu terdidik khususnya mengenai

    kemampuan dan pengetahuannya untuk menghadapi masalah

    nasabah atau kemampuan dalam bekerja. Kemampuan dalam

    bekerja akan mampu mempercepat proses pekerjaan sesuai

    dengan waktu yang ditentukan.

    g. Berusaha memahami kebutuhan nasabah

  • 41

    Artinya karyawan harus cepat tanggap terhadap apa yang

    diinginkan oleh nasabah. karyawan yang lamban akan membuat

    nasabah lari. Usahakan mengerti dan memahami keinginan dan

    kebutuhan nasabah secara tepat.

    Dengan adanya faktor pertimbangan dalam meningkatkan mutu

    pelayanan diharapkan nasabah dapat merasakan seperti yang mereka

    inginkan. Sehingga dapat mewujudkan pelayanan yang terbaik untuk

    nasabah.

  • 42

    BAB III

    GAMBARAN UMUM PT. BANK BNI SYARIAH

    KANTOR CABANG BENHIL

    A. Sejarah Berdirinya PT. BNI Syariah Kantor Cabang Benhil

    PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk merupakan bank umum

    pemerintah yang berdiri sejak tanggal 5 juli 1946. Namun seiring dengan

    perkembangan zaman dan untuk mewujudkan visinya menjadi Universal

    Banking, BNI menjadi salah satu pelopor dalam pengembangan bank

    syariah di Indonesia. Lahirnya UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

    atas Undang - undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan

    November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya

    bank - bank syariah di Indonesia. Undang - undang tersebut

    memungkinkan Bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan

    membuka cabang khusus syariah.50

    Diawali dengan pembentukan Tim Bank Syariah di Tahun 1999,

    Bank Indonesia kemudian mengeluarkan izin prinsip dan usaha untuk

    beroperasinya unit usaha BNI Syariah. setelah itu BNI Syariah

    menerapkan strategi pengembangan jaringan cabang, syariah sebagai

    berikut :

    50

    www.bnisyariah.co.id

    http://www.bni/

  • 43

    1. Tepatnya pada tanggal 29 April 2000 BNI Syariah membuka 5 kantor

    cabang syariah sekaligus di kota - kota potensial, yakni Yogyakarta,

    Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin.

    2. Tahun 2001 BNI Syariah kembali membuka 5 kantor cabang syariah,

    yang difokuskan di kota - kota besar di Indonesia, yakni Jakarta,

    Bandung, Makasar, dan Padang.

    3. Seiring dengan perkembangan bisnis dan banyaknya permintaan

    masyarakat untuk layanan perbankan syariah, Tahun 2002 lalu BNI

    Syariah membuka dua kantor cabang syariah baru di Medan dan

    Palembang.

    4. Di awal tahun 2003, dengan pertimbangan load bisnis yang semakin

    meningkat sehingga untuk meningkatkan pelayanan kepada

    masyarakat, BNI Syariah melakukan relokalisasi kantor cabang syariah

    di Jepara ke Semarang. Sedangkan untuk melayani masyarakat kota

    Jepara, BNI Syariah membuka Kantor Cabang Pembantu Syariah

    Jepara.

    5. Pada bulan Agustus dan September 2004, BNI Syariah membuka

    layanan BNI Syariah Prima di Jakarta dan Surabaya. Layanan ini

    diperuntukan untuk individu yang membutuhkan layanan perbankan

    yang lebih personal dalam suasana yang nyaman.51

    51

    www.bnisyariah.co.id

    http://www.bni/

  • 44

    PT. BNI Syariah Kantor Cabang Benhil pertama dibuka sebagai

    cabang Reguler pada bulan Juli 2011, PT. BNI Syariah Benhil

    sebelumnya bernama BNI Syariah Prima Jakarta yang hanya melayani

    nasabah prioritas dan institusi. BNI Syariah Prima Jakarta pertama

    dibuka pada tahun 2004 dan berkantor di Wisma Kyoei Prince Jl. Jend.

    Sudirman Kav.3 Jakarta Pusat. Dan saat ini BNI Syariah Kantor

    Cabang Benhil memiliki 7 Kantor Cabang Pembantu, yaitu :

    1. KCP Kementerian Agama

    2. KCP Mahkamah Agung

    3. KCP Tempo Pavilion I

    4. KCP Sekretariat Mahkamah Agung

    5. KCP Kramat

    6. KCP Roxy

    7. KCP Jakarta Pusat.52

    B. Visi dan Misi Bank BNI Syariah

    1. Visi PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Benhil

    Menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam

    layanan dan kinerja.

    2. Misi PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Benhil

    1) Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada

    kelestarian lingkungan.

    52

    M. Rizki Sulistio, General Affair Head, Wawancara Pribadi, (Jakarta:19 September

    2014)

  • 45

    2) Memberikan solusi kepada masyarakat untuk kebutuhan jasa

    perbankan syariah.

    3) Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.

    4) Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk

    berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.

    5) Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.53

    3. Tata Nilai dan Budaya Kerja PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang

    Benhil

    Dalam menjalankan kewajibannya yang berpedoman pada

    dasar hokum Syariah yaitu Al- Quran dan Hadits, seluruh insan PT.

    Bank BNI Syariah Kantor Cabang Benhil juga memiliki tata nilai yang

    menjadi panduan dalam setiap perilakunya. Tata nilai ini dirumuskan

    dalam budaya kerja PT. BNI Syariah Kantor Cabang Benhil yaitu

    Amanah dan Jamaah.

    a. Amanah adalah salah satu sifat wajib Rasulullah SAW yang secara

    harfiah berarti dapat dipercaya. Dalam budaya kerja PT. Bank BNI

    Syariah Kantor Cabang Benhil, amanah didefinisikan sebagai

    menjalankan tugas dan tanggung jawab untuk memperoleh hasil

    yang optimal. Nilai amanah ini tercermin dalam perilaku utama

    insan PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Benhil :

    a) Profesional dalam menjalankan tugas

    b) Memegang teguh komitmen dan bertanggung jawab

    53

    Prinsip BNI 46 Tuntunan Perilaku Insan BNI, h. 12

  • 46

    c) Jujur, adil dan dapat dipercaya

    d) Menjadi teladan baik bagi lingkungan

    b. Jamaah adalah perilaku kebersamaan umat Islam dalam

    menjalankan segala sesuatu yang sifatnya ibadah dengan

    mengutamakan kebersamaan dalam satu naungan kepemimpinan.

    Dalam budaya kerja PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Benhil,

    Jamaah didefinisikan sebagai bersinergi dalam menjalankan tugas

    dan kewajiban. Budaya ini dijabarkan dalam budaya utama :

    a) Bekerja sama secara rasional dan sistematis

    b) Saling mengingatkan dengan santun

    c) Bekerja sama dalam kepemimpinan yang efektif.54

    C. Tata Kelola Perusahaan PT. BANK BNI Syariah Kantor Cabang

    Benhil

    Bank adalah lembaga intermediasi yang dalam menjalankan

    kegiatan usahanya menghadapi berbagai risiko (pembiayaan, pasar,

    likuiditas, operasional, legal, dan reputasi). Banyaknya ketentuan yang

    mengatur sektor perbankan khususnya bank syariah adalah sebagai bentuk

    perlindungan kepentingan masyarakat dan Negara, sehingga menjadikan

    sector perbankan sebagai sektor yang highly regulated industry dengan

    penegakan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate

    governance (GCG).

    54

    Prinsip BNI 46 Tuntunan Perilaku Insan BNI

  • 47

    Pengaturan dan implementasi GCG memerlukan komitmen dari

    manajemen dan seluruh jejaring organisasi. Pelaksanaanya dimulai dari

    penetapan kebijakan dasar bank kode etik yang harus dipatuhi oleh semua

    personal perusahaan.

    Berdasarkan penjelasan umum Peraturan Bank Indonesia

    Nomor11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance

    bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah diatur bahwa

    pelaksanaan GCG harus didasarkan pada 5 (lima) prinsip yaitu.55

    1. Transparansi ( Transprarency)

    Transparansi adalah prinsip keterbukaan dalam mengemukakan

    informasi transaksi material dan relevan serta keterbukaan dalam

    proses pengambilan keputusan. Prinsip keterbukaan menekankan

    bahwa keterbukaan harus diterapkan dalam setiap aspek di perusahaan

    yang berkaitan dengan kepentingan publik atau pemegang saham.

    Keterbukaan dalam GCG adalah wujud pengelolaan perusahaan secara

    terbuka dan pengungkapan fakta yang akurat.

    Prinsip keterbukaan mengakui bahwa investor dan pemegang

    saham membutuhkan informasi mengenai kinerja suatu perusahaan,

    hasil keungan dan operasionalnya. Keterbukaan bertujuan

    mengungkapkan keadaan perusahaan baik secara internal maupun

    eksternal. PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Benhil telah

    menerapkan prinsip keterbukaan dalam pelaksanaan GCG yang antara

    55

    Dokumentasi PT. BNI Syariah Kantor Cabang Bendungan - Hilir

  • 48

    lain dilakukan dengan pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan

    penghimpunan dana serta pelayanan nasabah, dan transparansi kondisi

    keuangan dan non keuangan. Penerapan prinsip keterbukaan dalam

    pelaksanaan GCG di PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Benhil

    tetap memperhatikan ketentuan mengenai rahasia bank, rahasia

    perusahaan dan rahasia jabatan yang harus dipedomani oleh setiap

    pegawai BNI Syariah.

    2. Akuntabilitas (Accountability)

    Akuntabilitas adalah tanggung jawab manajemen melalui

    pengawasan yang efektif pada organ Bank berdasarkan balance of

    power manager, pemegang saham, dewan komisaris, dan Auditor.

    Akuntabilitas merupakan suatu bentuk pertanggung jawaban atas

    pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan

    kebijakan, termasuk keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan

    misi untuk mencapi visi Bank BNI Syariah.

    PT. BNI Syariah Kantor Cabang Benhil senantiasa menerapkan

    prinsip akuntabilitas dalam pelaksanaan GCG, yang salah satunya

    diwujudkan dengan penyajian dan pelaporan aktivitas bank kepada

    Bank Indonesia sebagai bank sentral.

    3. Pertanggung jawaban (Responsibility)

    Responsibilitas adalah kesesuaian pengelolaan Bank dengan

    peraturan perundang - undangan yang berlaku dan prinsip - prinsip

    pengelolaan bank yang sehat. Prinsip - prinsip ini diwujudkan dengan

  • 49

    kesadaran bahwa tanggung jawab merupakan konsekuensi logis dari

    adanya wewenang menyadari akan adanya tanggung jawab sosial,

    menghindari penyalahgunaan kekuasaan, menjadi profesional,

    menjunjung tinggi etika, dan memelihara lingkungan Bisnis yang

    sehat.

    4. Profesional (Professional)

    Profesional adalah memiliki kompetensi, mampu bertindak objektif

    dan bebas dari pengaruh atau tekanan dari pihak manapun

    (independen) serta memiliki komitmen yang tinggi untuk

    mengembangkan BNI Syariah. PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang

    Benhil senantiasa mengedepankan pengelolaan perusahaan yang

    dilakukan secara professional, hal ini antara lain dapat dilihat pada

    sistem perekrutan pegawai PT. Bank BNI Syariah dan juga adanya

    Dewan Komisaris dan Pengawas Syariah yang senantiasa melakukan

    pengawasan pengelolaan perusahaan, baik dari sisi syariah maupun

    kesesuaiannya dengan peraturan perundang - undangan.

    Disamping itu PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Benhil telah

    memiliki Kode Etik Insan BNI Syariah yang harus ditaati dan

    dilaksanakan oleh segenap pegawai PT. BNI Syariah Kantor Cabang

    Benhil yang antara lain mengatur mengenai meningkatkan dan

    mengembangkan kompetensi serta menghindari benturan kepentingan.

    BNI Syarian Kantor