Upload
ngodieu
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SISTEM PEMBAYARAN EKSPOR DENGAN TELEGRAPHIC TRANSFER PADA PT. BATIK DANAR
HADI DI SURAKARTA
Tugas Akhir
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna
Mencapai Gelar Ahli Madya pada
Program Studi Diploma III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
ANITA DWI HAPSARI
F.3109009
PROGRAM DIPLOMA III BISNIS INTERNASIONAL
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRAKSI
SISTEM PEMBAYARAN EKSPOR DENGAN TELEGRAPHIC TRANSFER PADA PT. BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA
Anita Dwi Hapsari
F. 3109009
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pembayaran pada PT. Batik Danar Hadi, mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penggunaan sistem pembayaran tersebut dan untuk mengetahui Solusi apa yang digunakan perusahaan dalam mengatasi hambatan tersebut. Penelitian dilakukan di PT. Batik Danar Hadi yang merupakan salah satu perusahaan batik terkenal di Surakarta. Selama puluhan tahun perusahaan telah berkecimpung dalam industri batik, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu mengambil satu objek tertentu untuk dianalisa secara mendalam dengan memfokuskan pada satu masalah. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya yaitu dengan cara praktek kerja langsung melalui kegiatan yang dilakukan di tempat penelitian. Data ini diperoleh dengan cara wawancara langsung pada bagian ekspor dan karyawan PT. Batik Danar Hadi. Data sekunder diperoleh dari sumber lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data ini diperoleh dengan mempelajari buku-buku, literature, karangan ilmiah, dan referensi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perusahaan menggunakan Telegraphic Transfer dan Letter Of Credit sebagai sistem pembayaran ekspor. Telegraphic Transfer lebih sering digunakan karena pengiriman uang melalui media ini akan lebih cepat sampai ke tangan perusahaan. L/C jarang digunakan karena prosedurnya rumit dan dikenakan biaya-biaya yang sangat tinggi. Hambatan-hambatan dalam T.T antara lain sering terlambatnya uang muka dan potongan biaya dari bank yang cukup besar, sedangkan hambatan-hambatan dalam L/C antara lain pengurusan dokumen yang rumit dan pemeriksaan L/C yang kurang teliti menyebabkan biaya tinggi. Saran penelitian ini yaitu dalam penggunaan sistem pembayaran ekspor bagi buyer baru sebaiknya menggunakan Letter Of Credit agar terhindar dari wanprestasi atau terjadi suatu non payment dari suatu transaksi ekspor, sedangkan untuk buyer lama dapat digunakan Telegraphic Transfer karena adanya kepercayaan dari kedua belah pihak.
Kata Kunci : Telegraphic Transfer (TT) dan Letter Of Credit (L/C)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
EXPORT PAYMENT SYSTEM WITH TELEGRAPHIC TRANSFER AT PT. BATIK DANAR HADI IN SURAKARTA
Anita Dwi Hapsari
F.3109009
The purpose of the final project is to know payment system in PT. Batik Danar Hadi, obstacles on this system and the problem solving of the obstacles. Research is done in PT. Batik Danar Hadi that is one of the famous batik’s company in Surakarta. During tens years this company has splashed around in batik, for domestic market although for export market.
The researcher uses case study as a research method. It takes one specific object to be analyzed deeply with focus to one problem. Collecting data from documents and from the parties related to those activities. The data used are primary data and secondary data. Primary data is gotten directly from the source with practice directly in activity which performed in that company. Primary data included direct interviews with relevant stakeholders, secondary data obtained from documents and written sources other, such as learn the books of export, literature, scientific composition, reference which related with the problem.
The conclusion of the result is the company use Telegraphic Transfer and Letter Of Credit as an export payment system. Telegraphic Transfer is often used because transferring money by this media faster arrives to the company. Letter of Credit is rare used because it has complex procedure and subjected to high cost. Obstacles in Telegraphic Transfer are often late on advance money and discount from bank and it is big enough. While obstacles from Letter Of Credit are management handling of document that complex and checkup Letter Of Credit careless because high cost. But for this time, the company use Telegraphic Transfer as an export payment system. From the above results the author suggest that in using export payment system for new buyer to use Letter Of Credit in order to escape from wanprestasi or occurred nonpayment, whereas for old buyer can use Telegraphic Transfer because there is faith from both side.
Keywords : Telegraphic Transfer (TT) and Letter Of Credit (L/C)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Peristiwa Kehidupan tidak memiliki makna tertentu, tetapi kitalah yang merumuskan makna dari peristiwa kehidupan.
(Anthony Robbin, Writer)
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah apa-apa yang ada dalam diri mereka sendiri”
(QS. Ar-Ra’d: 11)
Dare To Dream and Fulfill Your Dream
(Oriflame)
Aku tanpa keluarga takkan menjadi “AKU” sekarang ini. Kepercayaan, pengertian, serta restunya adalah cambuk masa depanku sekaligus cermin dalam
tingkah lakuku.
(Khalil Gibran)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah, kuucapkan terima
kasihku dan kupersembahkan karya ini untuk :
· ALLAH SWT pemilik hidup dan matiku,
mantapkan hatiku untuk menjalani takdir-Mu.
· Bapak, ibu, dan kakaku tercinta
· Suami dan anakku.
· Sahabat-sahabatku.
· For my better future
· Almamaterku dan teman-teman Bisnis
Internasional 2009.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim. Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi rabbil’alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat ALLAH SWT, atas segala anugrah dan karunia-Nya, sehingga tugas
akhir ini dapat selesai dengan baik, meskipun dengan kemampuan dan waktu yang
terbatas, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini dengan
judul “SISTEM PEMBAYARAN EKSPOR DENGAN TELEGRAPHIC
TRANSFER PADA PT. BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA”.
Penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari segala bentuk bantuan,
dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati dan kebanggaan, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak, baik instansi maupun perorangan yang dengan caranya masing-
masing telah membantu hingga tersusunya Tugas Akhir ini. Tidak lupa, penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Sutomo, MS selaku pembimbing yang dengan sabar telah
membimbing, mengarahkan, memotivasi, serta meluangkan waktu dalam
penyusunan Tugas Akhir ini.
3. Drs. H. Hari Murti, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bisnis Internasional
pada Program Diploma III.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
4. Seluruh staff dan karyawan Program DIII Bisnis Internasional Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Direktur Utama PT. Batik Danar Hadi yang telah berkenan memberikan
izin magang kerja dan penelitian untuk penulisan Tugas Akhir ini.
6. Bapak M. Burhani selaku Manager Ekspor pada PT. Batik Danar Hadi dan
pembimbing magang yang dengan baik telah memberikan kemudahan
dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
7. Bapak Sugiarto, Pak Joko, Bu Ummi, Mas Fajar, Bu Nurul, Pak Salim,
dan Mbak Ika, terima kasih telah memberikan bantuan untuk mendapatkan
data yang dibutuhkan serta membimbing dalam pelaksanaan magang
kerja.
8. Seluruh staff dan karyawan PT. Batik Danar Hadi Divisi Ekspor, terima
kasih atas bantuan dan pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis.
9. Keluarga tercinta terimakasih atas doa restu, support, nasehatnya selama
ini, maafkan aku. I can’t give you anything but I’ll give you all the best in
my life. Try to be better than ever. I’m so Sorry. Thank’s for all support.
10. Suamiku “Doni” dan anakku tersayang “Nauradita”, you are my
everything.
11. Untuk anak-anak paling ribet sedunia, Arum (Butek), Dian PS (Lek Jum),
Vivi (mBendong), Nisa (Nossy), Nuritia (Tiyek).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
12. Seluruh teman-teman BI 2009, dan temanku semuanya.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara
langsung maupun tidak atas bantuannya kepada penulis hingga
terselesaikannya Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan dari berbagai pihak
untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini. Akhirnya besar harapan agar Tugas Akhir
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Mei 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .......................................................................... i
ABSTRAKSI .......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Perumusan Masalah ........................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .......................................................... 6
E. Metode Penelitian ........................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Umum Tentang Kegiatan Ekspor ................. 10
B. Para Pelaku Ekspor ......................................................... 12
C. Dokumen-Dokumen Ekspor ........................................... 19
D. Prosedur Ekspor .............................................................. 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
E. Pengertian Sistem Pembayaran Ekspor .......................... 27
F. Jenis-Jenis Pembayaran Ekspor ...................................... 30
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan .................... 44
2. Struktur Organisasi Perusahaan ................................ 47
3. Aspek Personalia ...................................................... 52
4. Aspek Produksi ......................................................... 54
B. Pembahasan Masalah
1. Sistem Pembayaran Ekspor Pada
PT. Batik Danar Hadi ............................................... 66
2. Hambatan-Hambatan dalam Sistem
Pembayaran Ekspor .................................................. 71
3. Solusi untuk Mengatasi Hambatan-hambatan
dalam Sistem Pembayaran Ekspor ........................... 72
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 73
B. Saran ............................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………. 76
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Prosedur Ekspor ..................................................... 25
Gambar 2.2 Letter Of Credit Opening Process ..................................... 35
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Batik Danar Hadi Divisi
Ekspor ............................................................................... 49
Gambar 3.2 Tahap-tahap dalam Telegraphic Transfer ......................... 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Keterangan Magang
2. Surat Pernyataan
3. Laporan Magang Kerja
4. Contoh Inquiry
5. Contoh Email
6. Commercial Invoice
7. Invoice dari kurir
8. Packing List
9. Pemberitahuan Ekspor Barang
10. Surat Keterangan Asal (SKA) FORM B
11. Bill Of Lading
12. Nota Kredit
13. Realisasi Order
14. Pemberitahuan Konsolidasi Barang Ekspor (PKBE)
15. Nota Pelayanan Ekspor (NPE)
16. Shipping Instruction
17. Alur Proses Produksi Batik
18. Volume Data Penjualan Pada PT. Batik Danar Hadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
SISTEM PEMBAYARAN EKSPOR DENGAN TELEGRAPHIC TRANSFER PADA PT. BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA
Anita Dwi Hapsari
F. 3109009
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui sistem pembayaran pada PT. Batik Danar Hadi, mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penggunaan sistem pembayaran tersebut dan untuk mengetahui Solusi apa yang digunakan perusahaan dalam mengatasi hambatan tersebut. Penelitian dilakukan di PT. Batik Danar Hadi yang merupakan salah satu perusahaan batik terkenal di Surakarta. Selama puluhan tahun perusahaan telah berkecimpung dalam industri batik, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu mengambil satu objek tertentu untuk dianalisa secara mendalam dengan memfokuskan pada satu masalah. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya yaitu dengan cara praktek kerja langsung melalui kegiatan yang dilakukan di tempat penelitian. Data ini diperoleh dengan cara wawancara langsung pada bagian ekspor dan karyawan PT. Batik Danar Hadi. Data sekunder diperoleh dari sumber lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data ini diperoleh dengan mempelajari buku-buku, literature, karangan ilmiah, dan referensi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perusahaan menggunakan Telegraphic Transfer dan Letter Of Credit sebagai sistem pembayaran ekspor. Telegraphic Transfer lebih sering digunakan karena pengiriman uang melalui media ini akan lebih cepat sampai ke tangan perusahaan. L/C jarang digunakan karena prosedurnya rumit dan dikenakan biaya-biaya yang sangat tinggi. Hambatan-hambatan dalam T.T antara lain sering terlambatnya uang muka dan potongan biaya dari bank yang cukup besar, sedangkan hambatan-hambatan dalam L/C antara lain pengurusan dokumen yang rumit dan pemeriksaan L/C yang kurang teliti menyebabkan biaya tinggi. Saran penelitian ini yaitu dalam penggunaan sistem pembayaran ekspor bagi buyer baru sebaiknya menggunakan Letter Of Credit agar terhindar dari wanprestasi atau terjadi suatu non payment dari suatu transaksi ekspor, sedangkan untuk buyer lama dapat digunakan Telegraphic Transfer karena adanya kepercayaan dari kedua belah pihak.
Kata Kunci : Telegraphic Transfer (TT) dan Letter Of Credit (L/C)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
EXPORT PAYMENT SYSTEM WITH TELEGRAPHIC TRANSFER AT PT. BATIK DANAR HADI IN SURAKARTA
Anita Dwi Hapsari
F.3109009
The purpose of the final project is to know payment system in PT. Batik Danar Hadi, obstacles on this system and the problem solving of the obstacles. Research is done in PT. Batik Danar Hadi that is one of the famous batik’s company in Surakarta. During tens years this company has splashed around in batik, for domestic market although for export market.
The researcher uses case study as a research method. It takes one specific object to be analyzed deeply with focus to one problem. Collecting data from documents and from the parties related to those activities. The data used are primary data and secondary data. Primary data is gotten directly from the source with practice directly in activity which performed in that company. Primary data included direct interviews with relevant stakeholders, secondary data obtained from documents and written sources other, such as learn the books of export, literature, scientific composition, reference which related with the problem.
The conclusion of the result is the company use Telegraphic Transfer and Letter Of Credit as an export payment system. Telegraphic Transfer is often used because transferring money by this media faster arrives to the company. Letter of Credit is rare used because it has complex procedure and subjected to high cost. Obstacles in Telegraphic Transfer are often late on advance money and discount from bank and it is big enough. While obstacles from Letter Of Credit are management handling of document that complex and checkup Letter Of Credit careless because high cost. But for this time, the company use Telegraphic Transfer as an export payment system. From the above results the author suggest that in using export payment system for new buyer to use Letter Of Credit in order to escape from wanprestasi or occurred nonpayment, whereas for old buyer can use Telegraphic Transfer because there is faith from both side.
Keywords : Telegraphic Transfer (TT) and Letter Of Credit (L/C)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SISTEM PEMBAYARAN EKSPOR DENGAN TELEGRAPHIC TRANSFER PADA PT. BATIK DANAR
HADI DI SURAKARTA
Tugas Akhir
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna
Mencapai Gelar Ahli Madya pada
Program Studi Diploma III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
ANITA DWI HAPSARI
F.3109009
PROGRAM DIPLOMA III BISNIS INTERNASIONAL
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perdagangan luar negri atau pertukaran barang melewati batas suatu
negara terjadi karena kebutuhan barang dan jasa yang tidak terdapat pada
suatu negara tersebut dapat memperoleh barang atau jasa yang lebih murah
dan lebih baik mutunya dari negara lain. Pelaksanaan perdagangan lintas
negara atau sering disebut ekspor impor berbeda dalam perdagangan dalam
negri. Perbedaan tersebut antara lain dalam hal peraturan kepabean,standar
mutu produk,ukuran takaran,dan timbangan serta peraturan perdagangan
luar negri yang ditetapkan oleh pemerintah setempat.
Produksi dari suatu negara terkadang belum dapat dimaksimalkan
seluruhnya di dalam negeri. Salah satu hal yang menjadi penggerak
pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah perdagangan internasional.
Perdagangan internasional adalah suatu kegiatan menjual atau membeli
barang dan jasa yang dilakukan oleh dua negara atau lebih, atau lebih
dikenal dengan transaksi ekspor impor. Di era globalisasi seperti ini,
perdagangan antar negara mengalami perkembangan yang pesat. Banyak
faktor yang melatarbelakangi suatu negara untuk melakukan kegiatan ekpor
dan impor seperti, terjadinya perbedaan komoditas yang dihasilkan oleh
tiap-tiap negara, adanya kepentingan dari setiap perusahaan di suatu negara
untuk memperluas pasarnya, dan timbulnya keiinginan untuk saling bekerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
sama sehingga terjalin sebuah simbiosis mutualisme antar negara.
Banyak perusahaan di Indonesia yang tidak hanya berorientasi pada
pasar dalam negeri tetapi juga pasar luar negeri. Prospek yang baik
menimbulkan banyaknya perusahaan yang mengekspansi pasarnya ke luar
negeri. Selain itu, kegiatan ekspor juga memiliki nilai ekonomi yang penting
baik bagi perusahaan sendiri maupun bagi pemerintah. Akan tetapi, bukan
berarti kegiatan ekpor berjalan mulus tanpa hambatan. Dalam
pelaksanaannya, berbagai masalah akan dihadapi oleh ekportir baik yang
bersifat ekstern maupun intern seperti regulasi dari pemerintah misalnya
pajak dan kuota, nilai tukar rupiah terhadap dollar, kondisi ekonomi dan
politik negara tujuan, pembiayaan, dan kebijakan dalam pelaksanaan ekspor.
Berhasil tidaknya usaha-usaha untuk meningkatkan transaksi perdagangan
tergantung sejauh mana para eksportir tanggap dan sanggup menanggulangi
masalah-masalah yang dihadapi.
Dalam sistem perdagangan ekspor-impor secara otomatis tidak lepas
dari proses transaksi yang didalamnya terdapat tata cara penyelesaian
pembayaran ekspor-impor, antara lain dengan Letter of Credit
(Documentary Credit) dan Non Letter of Credit yang terdiri secara uang
muka (Advance Payment), secara perhitungan kemudian (Open Account),
secara wesel inkaso (Collection Draft), secara konsinyasi (Consigment), dan
cara pembayaran lainnya ( Barter, Barter konsinyasi, Advance Payment
kurang dari 100%, Pembayaran secara tunai).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan traksaksi pembayaran
ekspor-impor didukung oleh sejauh mana pengetahuan atau pemahaman
eksportir dalam transaksi pembayaran ekspor-impor. Agar kedua belah
pihak terhindar dari resiko kerugian, maka dibuat suatu kebijakan yaitu
melalui perjanjian jual beli (Sale’s Contract). Sale’s Contract atau juga
disebut Export Sale’s adalah kesepakatan antara kedua belah pihak yang
akan melakukan perdagangan sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang
telah disepakati bersama, serta masing-masing pihak harus melakukan
semua kewajiban yang ditimbulkan.
Kedua belah pihak dapat memastikan cara aman pembayaran dan
keamanan dalam traksaksi ekspor-impor dengan adanya Sale’s Contract.
Transaksi ekspor-impor mempunyai resiko sangat besar karena eksportir dan
importir berjauhan, oleh karena itu sistem pembayaran memegang peranan
penting. Selain pembayaran dapat digunakan sebagai jaminan bagi importir
bahwa barang yang dipesan benar-benar akan dikirim dan penjaminan
barang atas kelengkapan dokumen dijamin oleh eksportir, sedangkan bagi
eksportir, sistem pembayaran akan menjamin bahwa eksportir akan benar-
benar menerima pembayaran melalui bank yang telah ditunjuk atas sejumlah
barang yang telah dikirimkan sesuai harapan eksportir untuk mempelancar
usahanya (Roselyne Hutabarat, 1992).
Demikian pula bagi Indonesia, transaksi ekspor sangat penting untuk
menambah cadangan devisa negara dan mengurangi tingkat pengangguran
karena meningkatnya produktivitas dan lapangan kerja. Salah satu barang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
yang di ekspor dari Indonesia adalah kain batik. Banyak perusahaan kain
batik di Indonesia yang mampu mengelola perusahaanya secara provesional
sehingga dapat menjual barangnya ke luar negri. Salah satu perusahaan batik
nasional di Indonesia yang mampu mengekspor komoditi tersebut adalah
PT. Batik Danar Hadi yang berada di Surakarta. Perusahaan tersebut
menjual produknya ke dalam negri maupun ke luar negri. Dan telah
melaksanakan usaha ekspornya selama belasan tahun Negara yang menjadi
tempat tujuan ekspornya adalah Australia, Italia, Jerman, Perancis, Jepang,
USA, Canada, Greece. Sedangkan yang dalam negri antara lain kota-kota
besar yang berada di Indonesia, sehingga untuk mendukung proses ekspor
perusahaan, maka dibutuhkan sistem pembayaran ekspor.
Sistem pembayaran yang ditempuh dalam transaksi perdagangan
ekspor adalah dengan Letter of Credit karena sistem pembayaran ini lebih
mendekati sempurna dan dapat memelihara kepentingan kedua belah pihak.
Namun pada kenyataannya sering terjadi kesalahan dalam pengetikan dan
kesalahan dokumen sehingga bank pembuka dari importir mengulur waktu
pembayaran, selain itu juga memakan waktu dan biaya yang cukup banyak.
Untuk meminimalisasi sistem perdagangan ekspor-impor, eksportir memilih
cara pembayaran tunai atau menggunakan Advance Payment sebagai alat
pembayaran dalam transaksi ekspor-impornya, agar lebih aman dan efesien
salah satunya dengan menggunakan Letter of Credits dan Telegraphic
Transfer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Dalam kegiatan ekspor perusahaan perlu mengevaluasi cara
pembayaran yang merupakan pendukung untuk memperlancar kegiatan
bisnisnya. Apabila cara pembayaran terpenuhi dengan baik maka akan
meningkatkan produktivitas perusahaan ke tingkat yang lebih
menguntungkan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengetahui dan
mempelajari pertimbangan apa saja yang mendasari PT Batik Danar Hadi
menggunakan sistem pembayaran tersebut dalam kegiatan ekspor dengan
mengangkat judul “SISTEM PEMBAYARAN EKSPOR DENGAN
TELEGRAPHIC TRANSFER PADA PT. BATIK DANAR HADI DI
SURAKARTA”.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk dijadikan
pedoman bagi penulis untuk melakukan penelitian secara cermat dan tepat
sesuai dengan prinsip-prinsip suatu penelitian yang ilmiah. Dengan
perumusan masalah, diharapkan dapat mengetahui obyek-obyek yang diteliti
serta bertujuan agar tulisan dan ruang lingkup penelitian terbatas dan terarah
pada hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Untuk memudahkan pembahasan masalah dan pemahamannya maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah sistem pembayaran Ekspor yang dilakukan oleh PT
Batik Danar Hadi?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi PT. Batik Danar Hadi
dalam pembayaran ekspor?
3. Apa saja solusi yang digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan
dalam sistem pembayaran ekspor di PT. Batik Danar Hadi?
C. Tujuan Panelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agara penelitian ini dapat
memberikan manfaat yang sesuai dengan apa yang dikehendaki. Adapun
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sistem pembayaran Ekspor yang dilakukan oleh PT.
Batik Danar Hadi.
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi PT.
Batik Danar Hadi dalam pembayaran ekspor.
3. Untuk mengetahui solusi yang digunakan untuk mengatasi hambatan-
hambatan dalam sistem pembayaran ekspor di PT. Batik Danar Hadi.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Merupakan penerapan ilmu ekonomi yang diperoleh di bangku kuliah
dalam dunia praktek atau dunia usaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. Bagi perusahaan
Memberikan masukan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
aktivitas ekspor yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan
evaluasi dengan perusahaan dalam mengambil kebijaksanaan untuk
meningkatkan aktivitas ekspor dan pengembangan usaha
3. Bagi pemerintah
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan berbagai
kebijaksanaan yang berkaitan dengan kegiatan ekspor dan impor.
4. Bagi dunia usaha
Sebagai salah satu pendorong untuk lebih memajukan dunia usaha
dalam menuju era globalisasi.
5. Bagi mahasiswa dan pembaca lainnya
Merupakan tambahan referensi bacaan dan informasi khususnya bagi
mahasiswa jurusan Bisnis Internasional yang menyusun Tugas Akhir
dengan pokok permasalahan yang ada.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian mengemukakan secara tertulis tata kerja dari suatu
penelitian. Adapun metode penelitian memuat antara lain :
1. Ruang Lingkup Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah studi
mengenai sistem pembayaran ekspor pada PT. Batik Danar Hadi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
berada di Jalan Slamet Riyadi 205, Surakarta. Waktu pelaksanaan
penelitian pada tanggal 20 Februari 2012 – 20 Maret 2012.
2. Jenis dan Alat Pengumpul Data
a. Jenis Data
1) Data Primer
Yaitu data yang dikumpulkan atau dipublikasikan oleh lembaga
yang mempublikasikannya. Data ini diperoleh langsung dari
hasil wawancara dengan bagian ekspor, kepala bagian
pemasaran, staff/karyawan PT. Batik Danar Hadi, meliputi
sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi, jumlah
karyawan, hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan ekspor
perusahaan dan kendala-kendalanya.
2) Data Sekunder
Yaitu data yang dikumpulkan bukan dari lembaga yang
mempublikasikannya atau data-data pendukung yang diperoleh
dari sumber-sumber lain yang berhubungan dengan Tugas
Akhir ini. Misalnya, buku penunjang tentang teori ekpor dan
impor atau sumber bacaan yang diperoleh dari PT. Batik Danar
Hadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b. Metode Pengumpulan Data
1) Observasi
Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengamatan secara
langsung dan ikut terlibat dalam kegiatan yang dilakukan PT.
Batik Danar Hadi.
2) Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab
dengan narasumber di obyek penelitian yaitu PT. Batik Danar
Hadi mengenai kegiatan ekpor yang dilakukan perusahaan.
3. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini
diperoleh dengan cara wawancara langsung dan observasi melalui
magang kerja di PT. Batik Danar Hadi yaitu pada bagian ekspor,
manager ekspor, dan staff/karyawan yang berjumlah 35 orang oleh
PT. Batik Danar Hadi.
b. Sumber Data Sekunder
Merupakan data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang
berkaitan dengan penelitian. Data ini penulis peroleh dari buku-
buku literatur maupun sumber bacaan lain, misalnya perpustakaan,
kumpulan makalah prosedur ekspor dan data-data lainnya yang
mendukung penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Umum Tentang Kegiatan Ekspor
Perdagangan internasional terjadi bila pihak-pihak yang bertempat
tinggal di negara berlainan telah melakukan hubungan perdaganagan,
misalnya jual-beli. Suatu proses “jual” barang ke luar negri disebut ekspor.
Impor kebalikan dari proses ekspor, impor melakukan proses “beli” barang
dari luar negri. Dalam perdagangan internasional pihak penjual disebut
eksportir, sedangkan pihak pembeli disebut importir. Untuk lebih jelasnya,
ekspor dapat diartikan sebagai perdagangan dengan cara mengeluarkan
barang dari dalam ke luar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi
ketentuan yang berlaku (Roselyne hutabarat, 1992)
Perdagangan luar negri atau yang lebih sering disebut ekspor impor
merupakan sektor ekonomi yang sangat berperan dalam menunjang
pembangunan ekonomi Indonesia. Perdagangan antar negara dapat terjadi
karena :
1. Kebutuhan suatu barang tidak dapat terpenuhi di dalam negri yang
mungkin disebabkan karena keterbatasan sumber daya/bahan produksi
di negara tersebut.
2. Total biaya produksi dalam negri di banding harga beli dari negra lain
jauh lebih tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Setiap usaha bisnis bertujuan untuk mencari laba, jadi apabila kegiatan
ekspor dianggap lebih sedikit biaya maka negara tersebut lebih memilih
membeli suatu barang dari luar negri daripada memproduksi sendiri dengan
total biaya lebih besar.
Kegiatan ekspor dapat membantu pemasukan devisa negara yang
merupakan salah satu sumber dana untuk untuk pembangunan, sementara
dari kegiatan impor dapat diperoleh bahan baku dan barang modal yang
diperlukan dalam pembangunan. Perdagangan antar negara bermanfaat
mendorong produksi dalam negri agar dapat bersaing dipasaran
Internasional dan untuk memicu transaksi ekspor keluar negri sehingga
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional negara.
Kegiatan ekspor juga dapat memicu suatu negara untuk lebih cepat tanggap
dalam menanggapi kemajuan perdagangan di pasar Internasional.
Secara umum ekspor mempunyai arti suatu kegiatan mengeluarkan
barang dari daerah pabean sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Daerah pabean itu sendiri merupaka wilayah suatu negara yang meliputi
wilayah darat, laut dan udara, serta tempat-tempat tertentu dalam Zona
Ekonomi Exclusive. Dibawah ini merupakan devinisi ekspor :
1. Ekspor adalah mengeluarkan barang-barang dari peredaran dalam
masyarakat dan mengirimkan ke luar negri sesuai ketentuan
pemerintah dan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing. (Amir
M.S,2004:100)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2. Ekspor adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki
kepada bangsa lain atau negara asing, dengan mengharapkan
pembayaran dalam valuta asing, serta melakukan komunikasi dengan
memakai bahasa asing.
Pemerintah mengawasi setiap jual beli antar negara dan memberikan
peraturan serta kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan ekspor tentunya lain dengan jual beli di dalam negri karena
pemerintah mengatur semua kegiatan ekspor impornya yaitu dengan adanya
pajak bea dan cukai yang dikenakan terhadap barang ekspor, standar mutu
produk, peraturan kepabeanan, prosedur ekspor, adanya larangan dan
batasaan-batasan terhadap barang ekspor dan impor.
B. Para Pelaku Ekspor
Amir M.S (2005) mendefinisikan dalam perdagangan internasional
terdapat berbagai pihak yang tentunya saling terkait satu sama lain. Banyak
pihak yang terlibat dalam suatu proses ekspor, para pelaku ekspor tersebut
akan dikelompokkan menjadi lima yaitu :
1. Kelompok indentor
Indentor adalah pihak-pihak yang membutuhkan barang ekspor
yang biasanya menempatkan pesanan (mengindent) dari suatu eksportir.
Para indentor ini terdiri dari :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
a. Pemakai langsung
Merupakan konsumen terakhir yang membutuhkan barang ekspor
yang akan menikmati langsung dari nilai guna barang tersebut.
b. Pedagang
Merupakan suatu kelompok usaha yang menyalurkan suatu produk
ke konsumen.
c. Perusahaan dan Pemerintah
Perusahaan akan memesan bahan baku yang tidak ada di negaranya
dan apabila ada dari salah satu kebutuhan masyarakat yang tidak
terdapat atau tidak terpenuhi kebutuhannya di dalam negri maka
pemerintah harus memesan produk ke luar negri.
2. Kelompok eksportir
Eksportir merupakan pelaku utama dalam perdagangan
internasional. Eksportir pada umumnya terdidri dari :
a. Eksportir-Produsen
Merupakan produsen yang sebagian atau seluruh hasil produksinya
diperuntukkan untuk pasar luar negeri.
b. Confirming House
Merupakan perusahaan asing yang mendirikan kantor cabang atau
bekerja sama dengan warga lokal untuk mendirikan anak
perusahaan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan
induk atau untuk kepentingan konsumen negara asalnya yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
diperoleh dari negara anak perusahaan atau kantor cabang tersebut.
Perusahaan ini bekerja atas perintah perusahaan induknya.
c. Export Merchant
Perseorangan atau badan usaha yang telah diberi ijin pemerintah
untuk mengekspor suatu komoditi tertentu. Export merchant lebih
banyak bekerja untuk dan atas kepentingan dari produsen dalam
negeri yang diwakilinya.
d. Export Agent
Suatu agen yang mengadakan perikatan perjanjian dengan sejumlah
produsen untuk mengekspor produk yang dihasilkan produsen
tersebut.
e. Trading House
Perusahaan yang mengekspor aneka komoditi dan mempunyai
jaringan pemasaran dan kantor perwakilan di pusat-pusat
perdagangan dunia dan memperoleh fasilitas tertentu dari
pemerintah baik dalam bentuk fasilitas perbankan atau pun dalam
bidang perpajakan.
3. Kelompok importir
Importir merupakan lawan main dari eksportir, importir dan
eksportir merupakan pelaku utama dalam perdagangan internasional.
Importir pada umunya terdiri dari :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
a. Pengusaha impor
Badan usaha yang diberi ijin pemerintah untuk mengimpor barang
khusus sesuai yang tercantum dalam ijin tersebut.
b. Approved Importir
Pengusaha impor yang diistimewakan oleh pemerintah untuk
mengimpor komoditi tertentu untuk tujuan tertentu yang dipandang
perlu oleh pemerintah.
c. Importir Terbatas
Suatu perusahaan yang diberi ijin khusus untuk mengimpor bahan
baku atau mesin untuk dipergunakan sendiri dan bukan untuk
diperdagangkan.
d. Importir Umum
Suatu perusahaan yang mengimpor aneka macam barang dan
memperoleh kedudukan sebagai general importir.
e. Sole Agent Import
Suatu agen yang ditunjuk perusahaan asing untuk memasarkan
produknya di negara di tempat agen berada.
4. Kelompok promosi
Suatu kegiatan usaha tanpa adanya kegiatan promosi tentunya tidak
dapat berjalan, karena konsumen tidak akan mengetahui produk-produk
yang ditawarkan. Dalam ekspor tentunya kegiatan promosi ini akan
menjadi komplek karena adanya perbedaan negara. Kelompok promosi
umumnya terdiri dari :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
a. Kantor perwakilan dari produsen atau eksportir asing di negara
konsumen atau importir.
b. Kantor perwakilan Kamar Dagang dan Industri yang ada di luar
negeri atau di dalam negeri.
c. Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) merupakan suatu
instansi yang didirikan dpertemen perdagangan untuk melakukan
kegiatan pengembangan dan promosi komoditi Indonesia ke luar
negeri.
d. Atase perdagangan dan Trade Commissioner, ataupun Bagian
Ekonomi dari tiap kedutaan di luar negeri.
e. Indonesian Trade Promotion Centres
f. Lembaga Penunjang Ekspor
g. Pusat Informasi Bisnis - Deperindag
5. Kelompok pendukung
Pelaku utama dalam ekspor tidak dapat berdiri sendiri tanpa
bantuan dari kelompok pendukung yang mempunyai peranan yang
cukup besar untuk menunjang kegiatan ekspor. Kelompok pendukung
terdiri dari :
a. Bank-Bank Devisa
Bank devisa berperan dalam pemberian kredit baik dalam bentuk
kredit ekspor maupun sebagai uang muka jaminan L/C impor. Bank
devisa juga berfungsi sebagai issuing bank yang melaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
pembukaan L/C impor, penerimaan L/C ekspor, negosiasi,
penyampaian dokumen dan sebagai peneliti keaslian dokumen.
b. Badan Usaha Transportasi
Badan usaha transportasi yang mengurusi ekspor antar lain EMKL,
EMKU, atau EMKA (Ekspedisi Muatan Kapal Laut/Udara/Kereta
Api). Dalam ekspor terkadang memerlukan berbagai macam alat
transportasi, untuk multimoda transport seperti ini akan diurusi
oleh freight fowarder.
Tugas dari freight fowarder lebih luas dibangkan EMKL. Tugas
EMKL adalah bertanggung jawab atas pengurusan dokumen dari
muatan yang berasal dari kapal dan muatan yang akan diangkut
melalui kapal, sedangkan tugas freight fowarder memberikan
pelayanan atau pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan
bagi terlaksananya pengiriman, pengangkutan, dan penerimaan
barang dengan menggunakan multimoda transport, baik melalui
darat, laut, dan udara.
c. Perusahaan Asuransi
Barang yang akan di ekspor pada saat pengiriman tentunya tidak
terhindar dari resiko, baik resiko dari alam ataupun kesalahan
manusia. Resiko tersebut tidak dapat ditanggung sendiri oleh
eksportir atau importir. Untuk meminimalisir resiko-resiko tersebut
dapat digunakan asuransi. Perusahaan asuransi mempunyai peranan
yang penting dalam merumuskan persyaratan kontrak perdagangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
internasional yang dapat menjamin resiko yang terkecil dalam tiap
transaksi tersebut.
d. Maskapai Pelayaran
Angkutan laut masih menjadi pilihan utama dalam pengangkutan
barang ekspor. Perusahaan pelayaran masih mendominasi dalam
pengangkutan internasional meskipun pengangkutan melalui udara
dan darat berkembang pesat.
e. Kantor Perwakilan/kedutaan besar
Kantor kedutaan luar negeri selain sebagai media promosi, juga
mengeluarkan dokumen consular Invoice yang berfungsi mengorek
dan mengesahkan pengapalan suatu barang dari negara tertentu.
f. Surveyor
Surveyor adalah pihak ketiga yang netral dan obyektif yang
memberikan kesaksian atas mutu, jenis, kuantum, keaslian, kondisi,
harga dan tarif bea dari komoditi atau produk yang diperdagangkan
salah satu contoh sorveyor di Indonesia adalah PT. SUCOFINDO
(Super Intending Company Of Indonesia).
g. Pabean
Pabean mengurusi dalam hal lalu lintas barang atau komoditas
barang yang akan diekspor atau diimpor dan mengamankan
pemasukan keuangan negara dan membantu ekportir dan importir
dalam memperlancar arus barang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
C. Dokumen – Dokumen Ekspor
Menurut Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI, 2011)
dokumen-dokumen yang diperlukan dalam melakukan kegiatan ekspor
adalah sebagai berikut :
1. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
Dokumen pabean yang digunakan untuk pemberitahuan pelaksanaan
ekspor barang yang isinya antara lain jenis barang ekspor (umum,
terkena pajak ekspor, mendapatkan fasilitas pembebasan dan
pengambilan beamasuk, dan barang ekspor lainnya), identitas
eksportir, nama importer, NPWP, izin khusus 9SIE, Karantina, SM),
no HS, berat barang, negara tujuan, propinsi asal barang, cara
penyerahan barang (FOB, CIF, dll),merek dan nomor kemasan dan
lain-lain.
2. Commercial Invoice/faktur
Merupakan nota perincian tentang keterangan barang-barang yang
dijual dan harga dari barang-barang tersebut. Commercial Invoice oleh
penjual ditujukan kepada pembeli yang nama dan alamatnya sesuai
dengan yang tercantum dalam L/C dan ditandatangani oleh yang
berhak menandatangani.
3. Bill of Lading (B/L)
B/L merupakan dokumen pengapalan surat yang membuktikan bahwa
barang yang tercantum dalam dokumen sudah di muat dalam kapal.
Bill of Lading diterbitkan oleh maskapai pelayaran yang merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
tanda terima penyerahan barang, tanda bukti kontrak pengangkutan
barang, dan tanda bukti atau hak atas kepemilikan barang (Document
of Title)
4. Airway Bill
Airwaybill adalah dokumen yang diterbitkan maskapai udara yang
merupakan bukti pengankutan barang.
5. Packing list
Packing List adalah suatu daftar barang yang dibuat dan
ditandatangani oleh eksportir dengan menyebut perincian barangnya
(pieces, peti, colli, karung atau ball), juga mencantumkan berat kotor
dan berat bersih tergantung dengan jenis barangnya, tetapi tanpa
mencantumkan harga. Yang berfungsi untuk memudahkan
pemeriksaan oleh Bea dan Cukai.
6. Surat Keterangan Asal (SKA)
Surat keterangan yang menyatakan asal barang yang diekspor atau
surat yang menyatakan bahwa barang yang diekspor tersebut benar-
benar dibuat di Negara Indonesia. Di Indonesia sertifikat ini
diterbitkan oleh kantor Disperindag.
7. Inspection Certificate
Sertifikat ini memuat tentang keadaan barang yang dibuat independent
surveyor, juru pemeriksa barang atau badan resmi yang disahkan oleh
pemerintah dan dikenal oleh dunia perdagangan internasional yang
menjelaskan mengenai hasil pemeriksaan barang pada saat pemuatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Sertifikat ini memberikan jaminan : mutu dan jumlah barang; ukuran
dan berat barang; keadaan barang; pembungkusan dan pengepakan;
banyaknya satua isi masing-masing pengepakan harga barang.
8. Marine and Air Certificate
Asuransi ini merupakan persetujuan dimana pihak penanggung
berjanji akan mengganti kerugian sehubung dengan kerusakan,
kehilangan. Dalam kontrak FOB dan C&F importer bertanggung
jawab atas asuransi barangbarang, sedangkan dalam kontrak CIF
eksportir yang menutup biaya asuransi.
9. Certificate of Quality
Sertifikat ini merupakan surat keterangan yang menyatakan tentang
mutu barang yang diekspor. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Badan
Peneliti yang disahkan oleh pemerintah suatu negara. Setifikat Mutu
wajib dimiliki oleh setiap eksportir untuk keperluan perdagangan.
10. Manufacturer’s Quality Control
Sertifikat mutu ini memberikan penjelasan tentang baru tidaknya
barang dan apakah sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Sertifikat ini dibuat oleh pabrik pembuat atau suatu lembaga resmi
baik swasta maupun pemerintah.
11. Sanitary, Health and Veterinary Certificate
Sertifikat ini menyatakan bahwa bahan baku ekspor, tanaman, atau
bahan hasil tanaman telah diperiksa dan dinyatakan bebas dari hama
penyakit. Dalam sertifikat ini juga dijelaskan tingkat daya tahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
barang, kebersihan serta aspek kesehatan lainnya. Dokumen ini
dikelola oleh jawatan resmi yang ditunjuk oleh pemerintah.
12. Weight Note and Measurement List
Weight Note adalah dokumen yang berisi keterangan tentang berat
barnag yang diekspor, diketahui oleh surveyor atau pelayaran.
Measurement List adalah dokumen yang menerangkan tentang ukuran
panjang, lebar, tebal, tipis, garis tengah dan isi barang yang diekspor,
dokumen ini dibuat oleh eksportir.
13. Certificate of analisis
Dokumen yang memuat hasil analisa barang dari laboratorium yang
dilakukan oleh laboratory Acreditation Body yang ditunjuk oleh
pemerintah atau negara pembeli.
14. Consular Invoice
Yakni invoice yang dikeluarkan oleh kedutaan (consult). Yang berhak
menandatangani adalah konsul perdagangan Negara pembeli,
tujuannya untuk melihat dengan pasti harga jual dan tidak terjadi
dumping price.
15. Wesel
Merupakan alat pembayaran, perintah yang tidak bersyarat dalam
bentuk tertulis oleh seseorang kepada orang lain ditandatangani oleh
orang yang menarik (drawer) dan mengharuskan pihak si tertarik
(drawee) untuk membayar pada saat diminta atau pada waktu tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
16. Draft (Bill of Exchange)
Draft (Bill of Exchange) adalah suatu perintah tertulis tanpa syarat
yang ditujukan oleh yang mengeluarkan perintah kepada orang lain
untuk melakukan pembayaran pada waktu surat itu ditujukan
kepadanya atau pada waktu tertentu.
17. Policy Insurance
Policy Insurance adalah dokumen asuransi atas barang yang dikirim
yang diterbitkan oleh perusahaaan asuransi dan menyatakan pihak
mana yang meminta asurannsi serta kepada siapa permintaan ganti
rugi (claim) dibayarkan.
18. Certificate of Fumagation
Certificate of Fumagation adalah suatu sertifikat yang dikeluarkan
oleh badan tertentu atau instansi tertentu yang menjelaskan mengenai
tindakan anti hama atas ruangan kapal atau tumpukan barang tertentu
yang telah dilakukan.
D. Prosedur Ekspor
“Prosedur ekspor adalah tata cara yang harus ditempuh dalam
memenuhi ketentuan peraturan pemerintah serta kelaziman yang berlaku
dalam pelaksanaan suatu transaksi ekspor (Amir. M.S,2000)”.
Proses perdagangan internasional terasa lebih berbelit-belit, hal ini
disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut (Amir. M.S,2000) :
1. Pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas kenegaraan (geo politik).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2. Barang yang dikirim atau di angkut dari suatu Negara ke Negara
lainnya melalui bermacam peraturan seperti peraturan pabean yang
bersumber dari pembatasan yang dikeluarkan oleh masing-masing
pemerintah.
3. Antara satu Negara dengan Negara lainnya beda sehingga terdapat
perbedaan dalam bahasa, mata uang, tarakan dan hubungan, hukum
dan usance dalam perdagangan dan lain-lain.
Oleh karena itu secara sepintas pelaku ekspor sebaiknya mempelajari
terlebih dahulu prosedur ekspor guna meminimaliskan kesalahan prosedur
saat melakukan perdagangan internasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAGAN PROSEDUR EKSPOR
Gambar 2.1 Prosedur Ekspor
Sumber : Amir M.S 2000
Keterangan :
1. Eksportir menerima order (pesanan) dari buyer di luar negeri (B-A)
2. Bank memberitahukan telah dibukanya suatu L/C untuk dan atas nama
eksportir (H-A)
H
B
A
IMPORTIR
BUYER
4
EKSPORTIR
SELLER
4 10
BANK LUAR NEGERI
BANK DALAM NEGERI
PRODUSEN
2
3
I
14
1
12
2
C
PELAYARAN ASURANSI KEDUTAAN ASING
INSTANSI EKSPORTIR
E F G D
5
7
8 6 9
11
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
3. Eksportir menempatkan pesanan kepada leveransir maker pemilik barang atau
produsen (A-C)
4. Eksportir menyelenggarakan pengepakan barang khusus untuk di ekspor (sea-
worthy packing) (A)
5. Eksportir memesan ruang kapal (booking) dan mengeluarkan shipping order
pada maskapai pelayaran (A-D)
6. Eksportir menyelesaikan semua formulir eksportir dengan semua instansi
ekspor yang berwenang (A-E)
7. Eksportir menyelenggarakan pemuatan barang ke atas kapal dengan atau
tanpa menggunakan perusahaan ekspedisi (A-D)
8. Eksportir mengurus bill of lading dengan maskapai pelayaran (A-D)
9. Eksportir menutup asuransi laut dengan maskapai asuransi (A-F)
10. Menyiapkan faktur dan dokumen-dokumen pengapalan lainnya (A)
11. Mengurus consular-invoice dengan trade councelol kedutaan Negara
importer (A-G)
12. Menarik wesel kepada opening bank dan menerima hasilnya dari negosiasi
bank (A-H)
13. Negotiating bank mengirimkan shipping-document kepada principalnya di
Negara importir (H-I)
14. Eksportir mengirimkan shipping-advice dan copy shipping document kepada
importir (A-B)
Skema diatas menggambarkan prosedur yang pada umumnya harus
dilaksanakan oleh eksportir dalam menyelesaikan suatu transaksi ekspor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
E. Pengertian Sistem Pembayaran Ekspor
Sebelum berbicara tentang pengertian sistem pembayaran ekspor ada
baiknya berbicara terlebih dahulu tentang peranan perbankan dalam proses
pembayaran transaksi perdagangan internasional.
Proses pembayaran transaksi perdagangan ekspor tidak lepas dari
peranan pihak perbankan, karena hampir semua proses pembayaran ekspor
dilakukan melalui sistem perbankan. Oleh sebab itu perbankan memiliki
peranan penting dalam membantu kelangsungan proses pembayaran
transaksi perdagangan ekspor (Sarjianto dan Samodro R.B, 2007).
Peranan bank dalam proses transaksi pembayaran ekspor adalah dapat
memperlancar transaksi ekspor impor guna memberikan keuntungan baik
negara pengimpor maupun pengekspor sehingga dalam mekanismenya
mengacu pada peraturan dan ketentuan ketentuan yang berlaku secara intern.
Peraturan dan ketentuan-ketentuan secara internasional tersebut antara lain :
1. Uniform Customs and Practise for Documentary Credits (1993
revision) The International Chamber of Commerce. Publication
Number : 500 (UCDC:500). Yang berlaku mulai 1 Januari 1993.
2. International Chamber of Commerce Uniform Rules for bank to bank
Rembusement Under Decomentary Credit. Publication No. 515 (URR
515). Ketentuan seragam antar bank rembusement yang diterbitkan
ICC (International Chamber of Commerce) berlaku sejak 1 Januari
1996.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
3. International Chamber of Commerce Uniform Rules for collection
(URC : 522) Publication No.522. Ketentuan seragam dalam transaksi
bisnis internasional yang menyangkut documentary collection (inkaso).
Yang berlaku mulai 1 Januari 1996.
4. INCOTERMS : 2000 (International Commercial Term) Publication
No.560. Ketentuan seragam dalam hal penyerahan barang dan
pembayaran serta perpindahan tanggung jawab resiko dalam transaksi
internasional yang berlaku sejak 1 Januari 2000.
5. IKPI (Iktisar Ketentuan Perbankan Indonesia) berisi ketentuan yang di
keluarkan oleh bank Indonesia khususnya jilid III , tentang transaksi
devisa dan perdagangan internasional.
Untuk mengantisipasi berbagai kendala dalam transaksi perdagangan
internasional maka peranan bank sangat diperlukan diseluruh dunia.
Perbankan melakukan hubungan kerjasama (korespondensi) untuk
menjalankan fungsi dasar sebagai mediator lalu lintas pembayaran dan
dokumen dalam transaksi perdagangan internasional. Hubungan antar bank
tersebut dibedakan menjadi dua yaitu (Sarjianto dan Samodro R.B , 2007) :
1. Hubungan antar bank bersifat non depository correspondent
Hubungan antar bank sebagai lembaga mediasi lalu lintas pembayaran
dan dokumen transaksi perdagangan internasional didasarkan pada
agency arrengment. Proses tersebut dapat dilakukan dengan cara yaitu
:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
a. Menetapkan kantor yang sudah memiliki hubungan.
b. Pertukaran dokumen kontrak antar bank, seperti
1. Contoh tanda tangan pejabat bank
2. Teller (tested telex)
3. Specimen form atau surat-surat berharga
4. SWIFT (Society Worlwide Interbank of Financial
Telecomunication)
c. Berdasarkan jenis transaksi yang dilakukan.
d. Berdasarkan jenis mata uang yang digunakan.
e. Berdasarkan penyelesaian bank (settlement bank)
2. Hubungan antar bank bersifat depository correspondent
Hubungan antar bank sebagai lembaga mediasi lalu lintas pembayaran
dan dokumen transaksi perdagangan internasional yang bersifat
korespondensi biasa di tingkatkan menjadi korespodensi dengann
adanya rekening Koran yang dimiliki masing-masing bank antara lain :
a. Nostro Account
Nostro Account adalah rekening Koran bank nasional dalam bentuk
mata uang asing yang di buka di Negara lain.
b. Vasto Account
Vasto Account adalah rekening Koran dalam bentuk mata uang
nasional di bank nasional yang di buka atau dimiliki oleh bank-
bank luar negeri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Setelah mengetahui dan memahami hubungan perbankan sebagai
lembaga mediasi dalam lalu lintas pembayaran transaksi perdagangan
internasional, selanjutnya berbicara tentang sistem pembayaran ekspor.
Sistem pembayaran ekspor adalah metode pembayaran dalam transaksi
perdagangan ekspor. Sistem pembayaran ekspor secara otomatis tidak
terlepas dari proses transaksi yang didalamnya terdapat tata cara
penyelesaian pembayaran ekspor-impor, antara lain (Sarjianto dan Samodro
R.B , 2007).
1. Letter of Credits (L/C)
2. Non L/C
a. Advance Payment (Pembayaran di Muka)
b. Open Account (Perhitungan Kemudian)
c. Collection Draft (Wesel Inkaso)
d. Consignment (Konsinyasi)
e. Cara pembayaran lain-lain
F. Jenis – Jenis Pembayaran Ekspor
Ekspor adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki
kepada Negara lain atau Negara asing, dengan mengharapkan pembagian
dalam valuta asing, serta melakukan komunikasi dengan memakai bahasa
asing (Amir M.S, 2000).
Untuk meminimalisasi resiko yang ditimbulkan dalam transaksi
pembayaran perdagangan ekspor maka diperlukanlah pengatahuan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
pemahaman ekspor dalam transaksi pembayaran ekspor sehingga kedua
belah pihak terhindar dari resiko kerugian dengan melalui suatu kebijakan
yaitu suatu perjanjian jual beli (Sales Contract). Sistem perdagangan ekspor-
impor secara otomatis tidak lepas dari proses transaksi yang di dalamnya
terdapat tata cara penyelesaian pembayaran ekspor-impor, antara lain (Amir
M.S, 2000) :
1. Letter Of Credits (L/C)
L/C adalah institusi berupa jaminan yang diterbitkan oleh bank atas
permintaan nasabahnya (aplicant) untuk membayar sejumlah uang
kepada penerima L/C (beneficiary) atas penyerahan seperangkat
dokumen sesaui dengan syarat dan kondisi yang diminta dalam L/C
(pasal 2 UCPDC, publikasi ICC No.500 revisi tahun 2003). Sistem
pembayaran ini lebih mendekati kesempurnaan dan dapat memilihara
kepentingan kedua belah pihak, dengan maksud :
a. Kepada penjual dipastikan akan adanya pembayaran bilamana
dokumen-dokumen pengapalan lengkap sesuai syarat-syarat L/C.
b. Kepada pembeli dipastikan bahwa pembayaran hanya akan
dilakukan oleh bank bila sesuai dengan syarat-syarat L/C.
Kepastian pembayaran itu tergantung dengan bentuk dan jenis L/C.
karena pihak bank hanya melihat dan berkepentingan dalam dokumen
saja dan tidak terlibat dalam barang-barang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
a. Jenis – Jenis Letter Of Creditc
1) Revocable Letter Of Credits
Revocable Letter Of Credits adalah suatu L/C yang dapat diubah
atau dibatalkan setiap saat secara sepihak tanpa pemberitahuan
atau persetujuan pihak lain yang terkait.
2) Irrevocable Letter Of Credits
Irrevocable Letter Of Credits adalah suatu L/C yang tidak dapat
diubah atau dibatalkan secara sepihak tanpa pemberitahuan atau
persetujuan pihak lain yang terkait.
3) Confirmed Letter Of Credits
Confirmed Letter Of Credits adalah suatu L/C yang merupakan
jaminan pembayaran yang dilakukan lebih dari satu bank.
Beneficiary, sehingga hanya issuing bank yang bertanggung
jawab pembayarannya.
4) Clean Letter Of Credits
Clean Letter Of Credits adalah di dalam L/C tidak dicantumkan
syarat–syarat lain untuk penarikan suatu wesel, dalam arti tidak
diperlukan dokumen–dokumen lainnya, bahkan pengambilan
uang dari credit yang tersedia dapat dilakukan dengan
penyerahan kuitansi biasa.
5) Back to back Letter Of Credits
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Back to back Letter Of Credits adalah suatu L/C yang dibuka
atas dasar L/C lain atau pembukaan suatu L/C dengan jaminan
L/C (Master L/C).
6) Red Clause Letter Of Credits
Red Clause Letter Of Credits suatu L/C yang memuat syarat
bahwa beneficiary (eksportir) di perkenakan untuk menarik
sejumlah uang muka (advance payment).
7) Revolving Letter Of Credits
Revolving Letter Of Credits suatu L/C yang dapat dipergunakan
beberapa kali secara otomatis sesuai dengan jadwal yang
ditentukan dalam jangka waktu tertentu selama berlakunya L/C
dan biasanya bersifat commulative atau non commulative.
8) Documentary Letter Of Credits
Documentary Letter Of Credits penarikan wesel harus
dilengkapi dengan dokumen-dokumen lain sebagaimana disebut
dalam syarat-syarat dari L/C itu.
b. Jangka Waktu Pembayaran LC
a. Sight Letter Of Credits
Sight Letter Of Credits adalah suatu L/C yang perbayarannya
didasarkan atas wesel unjuk (sight draft) dan pembayarannya
dapat diterima dalam waktu yang relative singkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
b. Usance L/C
Usance L/C suatu L/C yang pembayarannya didasarkan atas
wesel berjangka (usance draft) dan pembayarannya baru dapat
diterima dalam waktu tertentu. Setelah mengetahui segala jenis
L/C yang telah dijelaskan diatas, seharusnya dapat dipahami
bahwa apapun jenis L/C hanyalah suatu cara/sistem
pembayaran transaksi perdagangan internasional yang dapat
menjembatani secara seimbang bagi eksportir dan importir
yang bertransaksi (Sarjianto dan Samodro R.B, 2007).
c. Proses Pembukaan Letter of Credit ( L/C)
Eksportir dan importir harus dapat memahami proses
aplikasi pembukaan L/C terlebih dahulu , hal ini diperlukan karena
dapat menambah pengetahuan dan pemahaman eksportir dan
importir dalam hal sistem pembayaran transaksi perdagangan
internasional.
Apabila eksportir dan importir kurang pengetahuan dan
pemahaman proses aplikasi pembukaan Letter of Credit, maka
dapat dipastikan bahwa akan terjadi kesalah pahaman yang dapat
menghambat proses perdagangan internasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Aplikasi L/C
L/C Advice
Gambar 2.2
L/C Opening Process Sumber : Amir M.S 2002
Keterangan :
1. Importir (applicant) meminta kepada bank devisinya untuk membuka
sebuah L/C sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi hutangnya
kepada eksportir, sejumlah yang telah disepakati dalam sale’s contract dan
sesuai dengan syarat – syarat pencairan yang disebut dalam sale’s contract
dan merrujuk pada ketentuan UCPDC-500. L/C yang dibuka untuk dan atas
nama eksportir (beneficiary) atau orang atau badan usaha lain yang
ditentukan eksportir, sesuai dalam sale’s contract.
2. Opening bank adalah bank devisa yang diminta importir (applicant)
membuka L/C. Opening bank inilah yang bertanggung jawab melakukan
pembayaran atas L/C itu kepada eksportir (beneficiary). Opening bank
setelah menyelesaikan jaminan dana L/C dengan importir, kemudian
melakukan pmbukaan L/C melalui bank korespondennya di Negara
eksportir. Pembukaan L/C dilakukan dengan surat, kawat, telex, faxsimili,
L/C Opening Proses
Importir (Aplicant)
Opening Bank
Eksportir (Beneficiary)
Advising Bank
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
atau media elektronik lainnya yang sah. Penegasan pembukaan L/C dalam
bentuk tertulis itu disebut L/C Confirmation. Kemudian diteruskan oleh
opening bank kepada bank korespondennya untuk disampaikan kepada
penerima, yaitu eksportir yang disebut dalam surat itu. Bank koresponden
yang diminta opening bank untuk menyampaikan amanat pembukaan L/C
disebut advising bank.
3. Advising bank setelah meneliti keabsahan amanat pembukaan L/C yang
diterimanya dari opening bank meneruskan amanat pembukaan L/C itu
kepada eksportir yang berhak menerima dengan surat mengantar dari
advising bank. Surat pengantar itu disebut L/C Advice, Bila advising bank
diminta dengan tertulis oleh opening bank untuk turut menjamin
pembayaran atas L/C tersebut, maka advising bank juga disebut sebagai
confirming bank
2. Non Letter Of Credit
Pada periode tahun 1983-1997 (www.google.com/artikel.sejarah
bank indonesia: sistem pembayaran, 31/03/2009) Bank Indonesia (BI)
mulai mengembangkan beberapa sistem transaksi giral yang lebih
memudahkan fungsi pembayaran non tunai guna mengatasi
meningkatnya volume transaksi kliring dan akunting. Direksi BI
mengeluarkan keputusan untuk menetapkan otomasi penyelenggaraan
kliring di Jakarta sekaligus menetapkan pengguna warkat baku. Dalam
sistem baru ini teleks juga ditetapkan sebagai warkat pembukuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
(Original Document). Penyelenggara kliring adalah BI atau bank
pemerintah apabila di daerah tersebut tidak terdapat bank pemerintah. Di
kantor pusat BI dilaksanakan oleh bagian lalu lintas pembayaran giral.
Pengembangan otomasi sistem akunting dilanjutkan dengan
melakukan transfer dana antar kantor secara elektronik, selain itu
terdapat juga alat pembayaran non tunai untuk transaksi jasa dalam
valuta asing yang terdiri dari transfer, wesel, cek dan travelers cheque.
a. Advance Payment (Pembayaran di Muka)
“Advance Payment adalah pembeli (importir) membayar dimuka (pay
in advance) kepada penjual (eksportir) sebelum barang-barang dikirim
oleh penjual tersebut melalui bank dimana eksportir berdomisili.
Sehingga dengan adanya pembayaran di muka tersebut maka eksportir
mempunyai barang-barang maupun uang. Itu berarti importir
memberikan kredit kepada eksportir untuk mengirimkan barang
pesanan. Proses selanjutnya eksportir mengirimkan barang kepada
importir pada final destination yang telah dirujuk dan hak milik
barang yang telah dibuat atas nama importir sesuai dengan kontrak
formal maupun informal tergantung pada tingkat kepercayaan importir
terhadap eksportir. Sistem pembayaran ini biasanya dilakukan
importir untuk mempercepat pengiriman barang dan menghindari
pajak bank ( Roselyne Hutabarat,1992)”.
Faktor pendorong penggunaan Advance Payment, antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
1. Kepercayaan importir yang penuh terhadap eksportir bahwa ia akan
menerima barang-barang yang dipesan.
2. Keyakinan importir bahwa Negara eksportir tidak akan melarang
ekspor barang yang bersangkutan setelah adanya pembayaran.
3. Keyakinan importir bahwa Pemerintah di Negara importir
mengizinkan adanya pembayaran di muka, kebayakan Negara tidak
mengizinkan.
4. Bahwa importir mempunyai likuiditas yang cukup atau dapat
memperoleh modal kerja melalui fasilitas ekspor.
Resiko pembayaran dengan Advance Payment, antara lain :
1. Adanya kemungkinan ketidaksesuaian barang yang diproses
dengan barang yang akan dikirim, meliputi spesialisasi produk,
standar, jumlah, mutu, dan jadwal pengiriman barang yang
disepakati.
2. Adanya kemungkinan eksportir sama sekali tidak mengirimkan
barang yang dipesannya.
“Namun importir dapat memperkecil resiko pembayaran dengan
advance payment apabila sebelum melakukan pembayaran,terlebih
dahulu untuk mendapatkan kepastian pembayaran dengan cara
mencari informasi tentang kredibilitas eksportir. Akan lebih aman lagi
jika importir meminta eksportir untuk mendapatkan jaminan bank
yang valid, yang menyatakan ganti rugi kepada importir bilamana
eksportir ingkar janji (Sarjianto dan Samodro R.B, 1997)”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Telegraphic Transfer (www.kompas.com/artikel.konsultasi
perbankan oleh Stephen Liestyo, praktisi perbankan, 15/04/2009,
10.00pm) yaitu kiriman uang anda akan diproses dengan sarana
teletransmisi seperti teleks atau SWIFT. Transfer dapat dilakukan
dengan lebih cepat dan aman. Supaya kiriman uang sampai ke pihak
penerima tanpa hambatan, pastikan anda mencatumkan nama
penerima, nomor rekening penerima, nama bank penerima, jumlah
yang dikirim dengan lengkap dan benar.
Semakin banyak bank yang tergabung dalam SWIFT (Society for
Worldwide Interbank Financial Telecommunication) semakin mudah
kita kirim uang ke berbagai negara. Metode transfer mana yang akan
dipilih, tergantung dari keperluan kecepatan pengiriman uang tersebut
dibutuhkan dan ini akan berpengaruh pada biaya transfer.
b. Open Account (Perhitungan Kemudian)
“Sistem pembayaran ini adalah kebalikan dari sistem Advance
Payment. Dalam hal ini yang menanggung resiko adalah eksportir,
sedangkan yang mendapat fasilitas kredit atau penangguhan
pembayaran adalah importir (Roselyne Hutabarat,1992)”
Dengan kata lain, cara pembayaran ini disebut open account
karena belum dilakukan pembayaran apa-apa oleh importir kepada
eksportir sebelum barang-barang dikapalkan atau tiba dan diterima
importir atau sebelum waktu tertentu yang telah disepakati.
Selanjutnya, dalam invoice tersebut eksportir akan mencantumkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
tanggal atau waktu tertentu importir harus melakukan pembayaran dan
pemberian discount harga bagi pembayaran yang dilakukan sebelum
jatuh tempo.
Dalam transaksi dengan menggunakan open account terdapat
resiko-resiko sebagai berikut:
1. Eksportir tidak mendapat perlindungan atau kepastian apakah
importir akan membayar.
2. Karena tidak ada bukti, maka dalam hal importir tidak membayar,
eksportir sulit membuktikan di pengadilan bahwa ia mempunyai
tagihan kepada importir.
3. Penyelesaian-penyelesaian perselisihan akan menimbulkan ongkos
bagi eksportir terutama bila ia harus datang ke tempat importir.
Berikut ini adalah jaminan yang mungkin dapat diperoleh
eksportir dengan syarat-syarat pembayaran open account, antara lain :
1. Pengetahuan bahwa pembeli mempunyai nama tau reputasi baik.
2. Pengetahuan bahwa keadaan ekonomi dan politik Negara pembeli
stabil.
3. Asuransi kredit yang ada.
c. Collection Draft (Wesel Inkaso)
Sistem pembayaran ini lebih besar kekuatannya dari “open
account” sebab eksportir mempunyai hak dalam pengawasan barang-
barang sampai draft ataau weselnya di aksep atau dibayar. Eksportir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
atau si penarik wesel (drawer) mengapalkan barang-barang ekspornya
yang ditujukan kepada importir dan sementara itu dokumen-dokumen
kepemilikan atau penguasaan atas pengiriman barang-barang tersebut
secara langsung atau melalui banknya di dalam negeri dikirim ke bank
importir di luar negeri yang merupakan pihak tertarik dari wesel yang
bersangkutan (drawee).
Dokumen-dokumen tersebut dapat diserahkan kepada importir
atas dasar :
1. D/P (Document against Payment)
Yaitu penyerahan dokumen kepada importir dilakukan apabila
importir telah membayar.
2. D/A (Document against Acceptance)
Yaitu penyerahan dokumen kepada importir apabila importir telah
mengaksep wesel yang bersangkutan.
Keuntungan importir melakukan pembayaran dengan collection
draft, antara lain :
1. Importir tidak perlu menyetor sejumlah uang untuk menjamin
pembukaan L/C.
2. Importir tidak perlu membayar biaya bank yang besar.
3. Importir tidak perlu membayar sebelum menerima dokumen-
dokumen pemilikan barang.
Kerugian eksportir karena menanggung resiko, antara lain :
1. Resiko ekonomi dan politik Negara importir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2. Importir membatalkan transaksi.
3. Importir mengulur-ulur waktu pembayaran.
4. Tidak tersedianya foreign exchange (devisa) di Negara tersebut.
d. Consignment (Konsinyasi)
Consignment adalah pengiriman barang-barang ekspor pada
importir di luar negeri di mana barang-barang tersebut dikirim oleh
eksportir sebagai titipan untuk dijualkan oleh importir dengan harga
yang ditetapkan oleh eksportir. Barang-barang trersebut dikumpulkan
dan dijual oleh importir yang merupakan agen dari eksportir tersebut
dan segera setelah barang-barang tersebut terjual maka
pembayarannya akan dilakukan kepada eksportir. Bilamana barang-
barang tersebut tidak terjual, maka akan dikembalikan kepada
eksportir.
Dalam sistem konsinyasi ini eksportir tetap memegang hak milik
atas barng, sedang importir hanya merupakan pihak yang dititipi
barang untuk dijual. Dengan demikian maka eksportirlah yang
memegang resiko yang mungkin terjadi, yaitu :
1. Modal terlalu lama tertimbun pada barang yang diperdagangkan.
2. Tidak adanya kepastian eksportir akan menerima pembayaran.
3. Eksportir dapat menjadi korban kenakalan importir yang
melaporkan barng telah terjual pada saat harga belum naik, padahal
pada saat tersebut barang belum dijual, sehingga hasil ekspor yang
diterima eksportir tidak sesuai dengan yang seharusnya diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
4. Bila importir tidak membayar, tidak ada bukti yang diperoleh
eksportir menuntut importir di pengadilan.
e. Cara pembayaran lain-lain :
1. Barter
Barter adalah pembayaran harga barang yang diimpor dengan
harga barang yang diekspor yang nilainya sama.
2. Barter konsinyasi
Barter Konsinyasi adalah pembayaran harga barang yang diimpor
dibayar dengan barang yang diekspor yang nilainya sama kecuali
bahwa selisih harga harus dibayar oleh importir luar negeri.
3. Advance payment kurang dari 100%
Advance payment kurang dari 100% adalah pembayaran dimuka
bukan dari selisih barang yang diekspor tetapi 10%, 25% s/d 95%
dari harga barang ekspor sisanya ditagih dengan “colection”
4. Pembayaran secara tunai
Pembayaran secara tunai adalah pembayaran langsung tunai (cash)
oleh pembeli (importir) kepada penjual (eksportir) dan biasanya
pembeli mempunyai perwakilan (agen) di tempat penjual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
44
BAB III
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Sejarah dan Perkembangan PT. Batik Danar Hadi Surakarta
PT Batik Danar Hadi Surakarta berdiri sejak 1967. Pendirian tersebut
diprakarsai oleh Bapak R.H. Santoso. Nama Danar Hadi diambil dari nama
istri Bapak R.H. Santoso yaitu, Ibu Hj. Danarsih dan nama orang tua Ibu
Danarsih, yaitu Bapak Hadi Priyono.
Pada awal pendirian, PT Batik Danar Hadi merupakan perusahaan
perseorangan dan kemudian dikelola secara turun temurun. PT Batik
Danar Hadi pada mulanya merupakan home industry dimana perusahaan
menyediakan bahan baku serta pcngolahannya, sedangkan para buruh
mengerjakannya di rumah masing-masing. Para buruh pabrik, sebagian
besar berasal alau bertempat tinggal di sekitar perusahaan. Adapun
produksi utama perusahaan ini adalah batik tulis.
Berkat keuletan, pengalaman, keahlian dan jiwa wiraswasta yang
dimiliki oleh Bapak R.H. Santoso selama dua dasawarsa perusahaan ini
mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini ditandai dengan adanya
peningkatan jumlah permintaan dari tahun ke tahun. Perkembangan
tersebut didukung oleh adanya kemudahan perusahaan dalam
mendapatkan bahan baku. PT Batik Danar Hadi terkenal dengan motif dan
warna yang relatif masih tradisional. Tetapi setelah dua dasawarsa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
perusahaan mengalami kemerosotan, yang disebabkan oleh semakin
berkembangnya industri tekstil dan konveksi yang sejak semula
merupakan saingan bagi perusahaan batik. Sehingga perusahaan kesulitan
untuk mendapatkan kain sebagai bahan baku industri batik. Dengan alasan
inilah perusahaan berupaya meningkatkan kualitas produk dengan
menciptakan motif dan warna yang menyimpang dari motif dan warna
tradisional.
Adanya keuletan, keahlian, pengalaman dan jiwa wiraswasta
pimpinan perusahaan, baik dalam mendesain. produk maupun dalam
mengelola perusahaan sangat menunjang perkembangan perusahaan.
Dengan adanya corak dan motif batik yang mengikuti selera konsumen
dan mode yang sedang digemari, akhirnya perusahaan dapat meningkatkan
omset penjualan sedikit demi sedikit.
Dengan semakin berkembangnya perusahaan maka pada tahun 1984,
PT Batik Danar Hadi beralih dari perusahaan perseorangan menjadi
perusahaan yang berbadan hukum dan memperoleh ijin resmi dari
pemerintah (HO, SIUP, Ijin Industri), yang kemudian bernama PT Batik
Danar Hadi dengan akte notaris sebagai berikut:
Nomor : 17
Tanggal : 11 Desember 1984
Nama Notaris : Maria Theresia Budi Santoso, SH
Nomor Akte : Akte Menteri kehakimanNo. 02-5355NT01
1TH85, tanggal 24 Agustus 1986
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Adapun lokasi PT. Batik Danar Hadi adalah di Jl. Dr. Rajiman No
164 Surakarta sebagai kantor pusat dan mendirikan cabang-cabang di
Jakarta, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Denpasar, Kuta-Bali, Ujung
Pandang dan Batam.
Berdasarkan akte pendiriannya PT. Batik Danar Hadi bergerak dalam
bidang :
a. Batik atau tenun
b. Tekstil atau printing
c. Konveksi
d. Perdagangan ekspor impor dan interinsulir yang berhubungan engan
ketiga bidang di atas.
e. Usaha-usaha lainnya yang tidak bertentangan dan tidak melanggar
ndang-undang yang berlaku.
Bidang usaha yang telah dijalankan selama ini adalah industri dan
perdagangan batik melalui kantor pusatnya di Surakarta dan cabang-
cabangnya yang ada. Ijin-ijin yang telah diperoleh antara lain Surat Ijin
Usaha Perdagangan (SIUP) No. 69 / PBI /11.21 / 85, tanggal 24 Juli 1985.
Direktur perusahaan batik ini yang pertama kali saat berdirinya
sampai sekarang belum berubah yaitu tetap Bapak R.H. Santoso. Adapun
jenis perusahaan batik ini berbentuk PT tertutup. Persero-persero yang ada
didalamnya yaitu Bapak R.H. Santoso, Nyonya Danarsih Santoso, Diah
Kusuma Sari, Diana Kusuma Dewati, Dian Kusuma Hadi, Dewanta
kusuma Wibowo, Ibu Dra. Mariam Sampoerna dan Bapak Suhendro, B.Sc.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Saham-saham yang dimiliki perusahaan ini tidak diperjual belikan kepada
pihak luar. Tanggung jawab atas perusahaan ini dipegang oleh redaksi,
demikian juga susunan pimpinan pada waktu berdiri sampai sekarang tidak
mengalami perubahan.
2. Struktur Organisasi PT Batik Danar Hadi Surakarta
Organisasi adalah suatu sistem usaha kerjasama sekelompok orang
untuk mencapai tujuan bersama. Jadi Organisasi itu sendiri terdiri dari
beberapa unsur saling berhubungan. Dalam melaksanakan suatu pekerjaan
yang relatif besar membutuhkan kerjasama antara dua orang atau lebih.
Untuk mencapai hasil yang lebih efektif dan efisien dalam menyelesaikan
pekerjaan, maka setiap orang yang terlibat dalam sistem pekerjaan tersebut
harus mengetahui dengan jelas tugas dan tanggung jawab masing-masing
dalam menyelesaikan pekerjaan.
Struktur Organisasi merupakan suatu kerangka hubungan antara
pejabat maupun bidang kerja yang satu dengan yang lainnya sehingga
akan tampak mengenai kepegawaiannya. Suatu Organisasi dalam upaya
mencapai tujuan, mutlak memerlukan adanya struktur organisasi yang
sesuai dengan aktivitas yang dijalankannya. Terlebih lagi suatu organisasi
yang telah maju dan besar, struktur organisasi dapat berfungsi untuk
memudahkan pimpinan dalam mengawasi aktivitas organisasi yang
dipimpinnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Struktur organisasi yang baik dan teratur dapat membawa
keuntungan dalam pelaksanaan pekerjaan dan dari struktur organisasi
inilah dapat diketahui tentang kedudukan, tanggung jawab, wewenang,
tugas dan kewajiban dari masing-masing personel. Dengan struktur
organisasi yang baik akan diperoleh keterangan mengenai:
a. Besar kecilnya organisasi yang bersangkutan.
b. Saluran perintah dan tanggung jawab masing-masing personel.
c. Jabatan yang terdapat dalam organisasi beserta jabatannya.
d. Perincian dan tugas-tugas dari masing-masing unit organisasi
Bagi perusahaan maupun instansi. baik dalam skala besar maupun
kecil, struktur organisasi merupakan seperangkat yang sangat penting
untuk mengadakan pembagian tugas atau pekerjaan. Struktur organisasi
divisi ekspor pada PT Batik Danar Hadi adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
49
Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT. Batik Danar Hadi Surakarta Divisi Ekspor Sumber : PT. Batik Danar Hadi Surakarta
Cross Utilization : Pelaksana
Manager Export
M. Burhani
Spv Pemasaran : TBA
Spv. Produksi : Nurul B
Spv. Pengemb. Product : Umi
Isthiharoh
Spv Gudang : Siswadi
Spv Persiapan Dok Eksport : Pak. Gi’
Kont. Trans & Inc :Hery Sulistyo
Production : Senior Staff
Purchasing : Senior Staff
Merchandiser QC Bahan-Bahan
Bahan-bahan & sample
Penerimaan Luar
Pengepakan & Pengiriman
Doc & Leason : Senior Staff
Keu & Umum : Joko P
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing fungsi PT Batik Danar
Hadi Surakarta adalah sebagai berikut:
a. Manajer, Bertugas mengelola fungsi manajemen agar berlangsung
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
b. Spv. Pemasaran, bertugas dan bertanggung jawab terhadap
pemesanan produk/penjualan, bekerja sama dengan Merchandiser
untuk mempromosikan produk.
c. Spv. Produksi, , bertugas dan bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan proses produksi, menjaga kualitas dan kuantitas hasil
produksi.
d. Spv. Gudang, bertugas dan bertanggung jawab dalam pengawasan
barang yang masuk dari suplier, serta pengawasan terhadap kualitas
produk.
e. Spv. Persiapan Doc. Export, bertugas dan bertanggung jawab untuk
membuat dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk barang yang
akan diekspor.
f. Spv. Pengembangan Produk, bertugas dan bertanggung jawab
untuk mengembangkan produk, melekukan koordinasi antar
manager/spv tentang pengembangan produk.
g. Kont. Trans & Inc, bertanggung jawab terhadap penganalisaan
keuangan perusahaan, pelaporan data keuangan dan pembukuan
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
h. Keu & Umum, bertugas dan bertanggung jawab terhadap
pengelolaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan perusahaan.
i. Production, bertanggung jawab kepada supervisor produksi,
membantu tugas-tugas supervisor produksi, dan melakukan
koordinasi dengan Spv Produksi & Purchasing.
j. Purschasing, bertanggung jawab kepada supervisor produksi,
membantu tugas-tugas supervisor produksi tentang penerimaan dari
luar dan pemesanan produk, dan melakukan koordinasi dengan Spv
Produksi & asisten produksi.
k. Doc & Leason, membantu tugas-tugas supervisor Dokumen Ekspor,
melakukan koordinasi dan bertanggung jawab terhadap data-data
yang akan diarsip ataupun yang diperlukan dalam ekspor.
l. Merchandiser, bertugas dan bertanggung jawab dalam penjualan,
sehingga berhubungan dengan buyer di luar negeri.
m. Bahan-bahan & Sample, melakukan koordinasi dan membantu
tugas-tugas Spv Gudang dalam persiapan produksi dan sample yang
akan dikirimkan kepda buyer.
n. Quality Control Bahan-bahan, melakukan koordinasi dan
membantu tugas-tugas Spv Gudang dalam mengontrol kualitas
bahan-bahan yang akan menjadi komponen produk serta membuat
program untuk mengendalikan kualitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
o. Penerimaan Luar, bertugas dan bertanggung jawab dalam
penerimaan setoran dari supplier kemudian setoran tersebut dicek
agar didapat kesesuaian setoran yang dibutuhkan.
p. Pengepakan & Pengiriman, bertugas untuk membungkus produk
yang sudah jadi.
3. Aspek Personalia
a. Pengelompokan Karyawan
Pengelompokan karyawan pada PT. Batik Danar Hadi adalah sebagai
berikut :
1) Staff adalah karyawan yang bertugas sebagai konseptor, status
berpendidikan yang ditetapkam minimal SMA/memiliki keahlian
dan ketrampilan khusus yang dimiliki melalui suatu pendidikan.
2) Karyawan harian adalah karyawan yang bekerja dibawah tanggung
jawab staff dan menerima upah setiap minggu dengan perhitungan
berdasarkan jumlah hari kerja.
3) Karyawan borongan adalah karyawan yang menerima upah
berdasarkan nilai barang yang mereka buat.
b. Sistem Penerimaan Karyawan
PT Batik Danar Hadi dalam merekrut tenaga kerja dilakukan dengan
cara :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
1) Internal
Dengan mencari tenaga kerja yang berkualitas dan mampu
melaksanakan tugas yang diambil dari tenaga kerja yang sudah ada
di dalam perusahaan dengan asumsi pengembangan karyawan.
2) Eksternal
Pada saat ada formasi kosong akan diisi oleh seseorang yang
berkualitas dan brkompeten dibidangnya, sistem yang digunakan
dengan mengadakan tes bagi calon karyawan dari luar perusahaan.
c. Jam Kerja dan Cuti
PT. Batik Danar Hadi menetapkan sebanyak lima hari kerja dalam
satu minggu, kecuali hari libur nasional. Jam kerja karyawan mulai
pukul 08.00 sampai pukul 17.00 dengan waktu istirahat pukul 11.30
sampai 12.30.
Cuti yang diberikan oleh PT. Batik Danar Hadi antara lain :
1) Cuti tahunan, dengan ketentuan 12 bulan kerja mendapatkan cuti
12 hari yang dapat diambil sebanyak empat kali.
2) Cuti sakit, dengan ketentuan 3 bulan pertama mendapat gaji 100%,
tiga bulan kedua mendapat gaji 75%, tiga bulan ketiga mendapat
gaji 50%, tiga bulan keempat mendapat gaji 25% ( jika belum
sembuh terpaksa dilakukan pemutusan hubungan kerja)
3) Cuti melahirkan, dengan ketentuan sampai kelahiran kedua selama
3 bulan dan mendapatkan gaji 100%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
4. Aspek Produksi
a. Pengenalan Batik
Kata batik menurut bahasa jawa diambil dari kata ‘ambatik’,
yaitu kata ‘amba’ yang berarti menulis dan akhiran ‘tik’ yang berarti
titik kecil, tetesan, atau membuat titik. Jadi batik mempunyai arti
menulis atau melukis titik, tetapi secara esensial batik diartikan sebagai
sebuah proses atau tehnik menahan warna dengan menggunakan lilin
malam. Untuk itu batik dapat diatikan sebagai sebuah proses menahan
warna memakai lilin malam secara berulang-ulang diatas kain. Lilin
malam yang digunakan sebagai penahan dan mencegah agar warna
tidak menyerap diatas kain didaerah yang ditutup lilin malam tersebut.
Lilin tersebut juga dapat berfungsi sebagai pembentuk motif dan corak
pada batik tersebut.
Batik di Indonesia memiliki perkembangan dan mencapai suatu
nilai seni yang sangat tinggi dan juga sangat populer khususnya di
pulau Jawa. Batik menjadi sebuah tradisi yang melekat dan menjadi
sebuah kultur seni di masyarakat yaitu sebagai pakaian tradisional
masyarakat Jawa saat itu. Kebudayaan ini berkembang dan meluas ke
seluruh kepulauan di Indonesia. Batik menjadi sangat populer dan
disukai masyarakat Indonesia, selain itu batik juga menjadi pakaian
resmi nasional Indonesia. Batik saat ini menjadi suatu pusat industri
yang sangat penting yang ikut meramaikan industri pakaian di
Indonesia dan juga di dunia. Batik sangat digemari oleh orang-orang di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
berbagai dunia terbukti PT. Batik Danar Hadi dapat mengekspor batik
ke berbagai negara, antara lain : Amerika Serikat, Kanada, Hongkong,
Jepang, Inggris, Yunani.
b. Persiapan Produksi
Dalam proses produksi tentunya diperlukan persiapan-persiapan
agar proses tersebut dapat berjalan lancar. Persiapan awal yang
dilakukan sebelum proses produksi adalah :
1. Planning
a) Menerima order pembuatan dari bagian design sesuai dengan
jumlah, kualitas, motif, ukuran dan macanya.
b) Merencanakan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses
produksi, memperkirakan waktu penyelesaian pekerjaan dan
memperkirakan alat-alat yang diperlukan dalam proses
produksi.
2. Mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses
produksi
a) Persiapan bahan-bahan produksi
Bahan-bahan yang dipergunakan dalam proses produksi terdiri
dari dua jenis yaitu :
1) Bahan baku
Bahan baku untuk membuat batik adalah kain mori. Kain
mori ada beberapa jenis yaitu mori prima, mori primissima
dan mori biru. Dalam pembuatan batik juga dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
menggunakan kain voillissima, kain voil, kain sutra alam,
kain sutra tiruan (santung), kain georgette. Kain yang
digunakan untuk ekspor terkadang di impor dari suatu
negara (pakistan) sesuai dengan permintaan buyer.
2) Bahan pembantu
Bahan pembantu yang digunakan terdiri dari :
a. Malam dan lilin
b. Paraffin
c. Gondorukem
d. Lemana
e. Bahan pewarna
f. Prada (masih diimpor dari India dan Pakistan)
b) Persiapan alat-alat produksi
(1) Alat untuk membatik tradisional
a) Gawangan, merupakan alat dari kayu atau bambu utuh
dan berkaki empat untuk sandaran kain batik.
b) Bandul, merupakan alat yang terbuat dari besi atau
benda berat lainnya yang diletakkan diatas kain yang
terbentang di gawangan agar kain tidak tertiup angin
atau bergeser.
c) Canting, merupakan alat yang berbentuk mirip
mangkuk untuk tempat cairan malam yang mempunyai
carat/ moncong untuk keluaran malam. Canting
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
berdasarkan caratnya dibagi menjadi lima, antara lain :
Canting cecek adalah canting yang caratnya berlubang
kecil dan digunakan untuk membuat titik, Canting Isen
adalah canting yang caratnya berlubang besar dan
dignakan untuk membuat coretan-coretan dalam suatu
bagian motif, Canting carat adalah canting untuk
membuat garis-garis malam pada bagian motif dipinggir
kain, Canting Tembokan adalah canting yang caratnya
berlubang besar dan digunakan untuk mengisi atau
menutup bagian motif yang besar, dan Canting
Klowongan adalah canting yang digunakan untuk
menutup garis-garis tepian pola.
d) Wajan, adalah alat untuk memasak lilin dan malam.
e) Kompor, dalah alat untuk memasak bahan-bahan.
f) Jegul, adalah kuas bambu untuk memblok/ menutup
bagian tertentu.
g) Kawat jos, adalah alat untuk menghapus/menghilankan
malam bila terjadi kesalahan.
h) Cawuk, adalah alat dari seng atau besi plat untuk
mengeruk malam.
(2) Alat untuk membatik printing
a. Meja kasur, adalah alat untuk alas kain yang akan dicap
b. Slebrak, alat untuk alas diatas meja kasur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
c. Angsang, alat yang terbuat dari tembaga yang
diletakkan datas malam mendidih.
d. Kompor dan wajan
e. Pengecap, alat yang terbuat dari besi untuk mengecap
kain.
f. Strip, alat yang terbuat dari kertas untuk menghalangi
agar kelebihan cap tidak mengecap bagian lain.
(3) alat untuk pewarnaan
a. Tlawan atau bak adalah alat untuk meredam kain yang
akan diberi warna.
b. Baskom atau ember adalah alat un tuk meredam kain
batik yang telah diberi warna.
3. Pendistribusian tugas yaitu menyerahkan tugas atau oerder
pembuatan pada bagian pembuatan batik. Untuk kebutuhan ekspor,
perusahaan memberikan order pembuatan kepada para pembatik
kecil yangbekerja sama dengan PT. Batik Danar Hadi, pembatik ini
biasa disebut penyangga.
c. Produk yang dihasilkan dan proses produksi
Jenis batik yang dihasilkan PT. Batik Danar Hadi antara lain
batik tulis, batik printing, batik spray, dan batik cap. Batik-batik
tersebut memiliki proses produksi yang berbeda-beda. Proses produksi
untuk tiap-tiap jenis batik dapat dijelaskan sebagai berikut :
1). Proses produksi untuk batik tulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Batik tulis merupakan batik yang spesial dan mahal dibanding
dengan batik yang lain, karena didalam pembuatan batik ini sangat
diperlukan keahlian serta pengalaman, ketelitian, kesabaran dan
juga waktu yang lama untuk menyelesaikan sebuah batik tulis.
Untuk sebuah batik tulis paling cepat dapat diselesaikan selama
dua minggu oleh seorang pembatik, itupun dikarenakan cuaca yang
cerah dan desain motif yang biasa dan tidak terlalu rumit.
Tahap-tahap dalam proses produksi batik tulis adalah sebagai
berikut :
a) Proses persiapan pada batik tulis
1. Meloyor, proses merebus kain yang akan dibatik untuk
menghilangkan kanji yang berasal dari pabrik yang
bertujuan agar zat pewarna dapat mudah meresap/merata
pada kain
2. Nganji, adalah proses memasukkan kain pada larutan kanji
khusus batik agar malam yang digunakan dalam penutupan
bagian tertentu mudah dilorot/dihilangkan/dilepas
3. Ngemplong, adalah proses memukul-mukul kain dengan
palu kayu agar kain batik manjadi rata atau halus sehingga
mudah dibatik.
b) Proses batik tulis Multi colour
1. Corekan, adalah membuat motif/gambar pada kain yang
akan di batik dengan menggunakan pensil. Pola/pakem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
motif diarahkan oleh Departemen Produksi dan Desain
Motif, tetapi para pembatik ahli dapat berkreasi sendiri
untuk pola-pola tertentu.
2. Ngengrengan, adalah menutup coretan/corekan tersebut
dengan menggunakan peralatan (berbagai jenis canting).
3. Coletan, adalah pemberian warna pada bagian tertentu yang
diinginkan dengan menggunakan kuas bambu, pewarnaan
menggunakan obat indigasol dan rapidol.
4. Tutupan adalah menutup bagian yang telah dicolek tersebut
dengan malam agar pada saat pencelupan warna-warna
yang diinginkan tidak berubah atau terkena warna baru.
5. Wedel, adalah pemberian warna latar dengan proses celup
warna. Wedel sering disebut dengan ndasari (memberi
dasar dengan menggunakan obat indibasol, naptol, dan
garam)
6. Kelengan (nglorot), adalah menghilangkan malam yang
masih ada pada proses wedel, pada proses ini telah tampak
warna-warna pada motif yang diinginkan.
7. Kesik biron, adalah proses menutup warna-warna putih
dengan malam menggunkan canting tembokan.
8. Biron, adalah menutup motif cecek-cecek atau titik-titik,
baik kesik biron atau biron dilakukan guna proses
pewarnaan selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
9. Nyoga, adalah pemberian warna soga atau coklat dengan
zat pewarna soga. Bahan warna soga terdiri dari :
a. Bahan soga obat disebut naptol (coklat) dan garam.
b. Bahan soga jawa disebut tinggi dan tiger, bahan-bahan
tersebut dari pepohonan.
10. Nglorot, adalah menghilangkan malam yang masih
menempel pada proses akhir
Pada proses pembuatan batik tradisional pada dasarnya
sama dengan pembuatan batik multi colour. Pada proses batik
tradisional tidak terdapat proses coletan/nyolet karena pada batik
tradisional sebagian besar bewarna soga/coklat sehingga tidak
diperlukan proses pewarnaan yang beraneka ragam, maka juga
tidak terdapat proses tutupan.
2). Proses produksi untuk batik printing.
Batik printing juga disebut batik sablon, karena proses pembatikan
ini menyerupai dengan proses penyablonan. Motif batik telah
dibuat dan desain diprint diatas alat offset/sablon (plangkan),
sehingga dapat memudahkan pengerjaan batik ini, khususnya
pewarnaan dapat langsung dilakukan dengan alat tersebut.
Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan batik printing ini adalah
sebagai berikut :
1. Tahap pertama atau disebut juga proses pembatikan dan
pewarnaan pertama, yaitu pembuatan pola dan motif yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
dikehendaki diatas kain putih dengan disablon atau diprint
menggunakan alat cetak sablon (plangkan).
2. Tahap selanjutnya dapat dilakukan seperti proses pertama
untuk pewarnaan kedua dan juga sebagai kombinasi motif
batik, proses ini dapat dilakukan berulang kali sesuai batik
yang diinginkan.
3. Proses selanjutnya dilakukan dengan menjemur atau
mengeringkan kain tersebut dibawah terik matahari jika ada,
atau dapat juga diletakkan diatas tungku atau oven khusus.
4. Setelah kering, kain tersebut dicuci untuk melekatkan dan
menguatkan warna pada kain, kemudian dijemur kembali.
Proses pembatikan dapat selesai sampai disini, tetapi untuk
batik yang lebih rumit dan kompleks dapat melakukan tahap
selanjutnya.
5. Dilakukan kembali proses pembatikan, yaitu melukis dengan
lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang
akan tetap dipertahankan pada proses pencelupan warna.
6. Proses dilanjutkan dengan proses pencelupan warna.
7. Proses selanjutnya, menghilangkan lilin malam dari kain
tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas
diatas tungku.
8. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan
kemudian mengkeringkannya dengan menjemurnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
3). Proses produksi untuk batik spray atau batik tanpa cap
Batik ini tergolong baru, batik spray adalah batik tanpa cap yang
mempunyai motif abstrak/marble, perpaduan banyak warna
membuat batik ini banyak digemari terutama untuk konsumen luar
negri.
Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan batik spray adalah
sebagai berikut :
a. Kain cotton putih dipotong kurang lebih 22 yard (1 pis),
kemudian dibasahi (dicelup) dengan air. Kain yang sudah
dibasahi dengan air sepanjang 22 yard tersebut diletakkan
diatas karpet plastik untuk di kerut-kerut hingga panjangnya
tinggal 6 yard. Teknik ini untuk menghasilkan efek
abstrak/marble pada pewarnaan.
b. Kain yang sudah basah dan dikerut tersebut diberi warna (min
3 warna). Cara pemberian warna tersebut dengan tehnik
“kenyuk” yaitu memberi warna dengan spon yang dibasahi
dengan zat warna kemudian dikuaskan pada kain putih. Ketiga
warna tersebut dikuaskan bersama-sama tapi ditempat berbeda
dan berdekatan satu dengan yang lain sesuai porsi yang
diinginkan. Setelah semua kain tertutup dengan warna,
kemudian dipanaskan di terik matahari untuk mendapatkan
efek abstrak/marble. Setelah efek tersebut muncul dan kain
kering, lalu dimasukkan ke cairan water glass.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
c. Water glass adalah cairan kimia yang fungsinya untuk
mematikan warna yang sudah melekat pada kain agar tidak
luntur. Kain warna yang sudah dimatikan tersebut dikeringkan
dengan penjemuran. Setelah kering dilakukan pencucian.
d. Pencucian dilakukan dengan air biasa yang fungsinya untuk
menghilangkan water glass dan zat kimia serta kotoran lainnya.
Sisa warna yang tidak terfiksasi akan hilang setelah dilakukan
pencucian. Biasanya dalam pencucian diberi campuran
pewangi/pelembut pakaian sehingga hasil pencucian akan
menjadi lembut.
e. Kain batik yang sudah dicuci, kemudian dijemur hingga kering
dan jadilah kain batik tanpa proses cap dengan malam atau
dinamakan Spray batik atau Batik tanpa cap.
4). Proses produksi pada Stamped batik/batik dengan cap
Batik cetak atau yang disebut juga dengan batik cap, merupakan
proses pembatikan yang menggunakan cap atau alat cetak atau
stempel yang terbuat dari tembaga dan pada cap tersebut telah
terpola batik. Sehingga proses pembatikan cetak (cap) ini dapat
jauh lebih cepat dan mudah. Untuk pengerjaan batik ini dapat
diproduksi secara banyak dan juga hanya diperlukan waktu singkat
untuk menyelesaikannya.
Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan batik cetak ini adalah
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
1. Proses sama dengan batik spray (1-5) sampai jadi kain batik
tanpa cap.
2. Kain batik tanpa cap tersebut kemudian dicap dengan alat
tembaga yang sudah berbentuk motif dengan proses
wax/malam.
3. Setelah kain dicap dengan wax/malam, kemudian dimasukkan
ke dalam larutan kaporit yang fungsinya untuk
membuang/menghilangkan warna yang tidak dibutuhkan yaitu
warna yang tidak tertutupi wax/malam, sehingga bagian kain
warna yang tidak tertutupi wax/malam akan menjadi putih lagi.
Hal ini berfungsi untuk proses pewarnaan pada warna
background. Setelah proses ini selesai lalu dijemur hingga
kering.
4. Proses pewarnaan pada background pada prinsipnya sama
dengan pewarnaan pada motif (proses no.2 sampai dengan 5
pada tahap proses produksi batik spray). Kain yang sudah
diwarnai motif maupun background dan masih tertutup
wax/malam pada warna motif tersebut, dimasukkan kedalam air
mendidih yang fungsinya untuk menghilangkan wax/malam
yang menempel pada kain. Setelah semua bersih dari
wax/malam, kemudian dimasukkan air lagi untuk proses
pencucian. Setelah selesai dicuci dan diberi pelembut pakaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
lalu dilakukan pengeringan dengan cara dijemur. Setelah kering
jadilah kain batik dengan cap/stamped Batik.
B. Pembahasan Masalah
1. Sistem Pembayaran Ekspor pada PT. Batik Danar Hadi
Suatu kegiatan usaha atau bisnis tentunya terjadi proses pembayaran
atas barang/jasa yang telah dikeluarkan ataupun atas barang/jasa yang
diterima. Dalam kegiatan ekspor tentunya lebih rumit karena perdagangan
lintas negara menyebabkan klaim-klaim terhadap suatu pembayaran
tentunya sangat sulit dilakukan karena adanya perbedaan negara tersebut.
Untuk itu dilakukan suatu sistem pembayaran yang tentunya sesuai dengan
suatu kasus ekspor didalam suatu perusahaan. PT Batik Danar Hadi
tentunya sangat berhati-hati dalam menentukan sistem pembayaran yang
akan digunakan dalam ekspor. Buyer dengan perusahaan akan selalu
berunding atau bernegosiasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
ekspor tersebut seperti harga, kualitas barang, cara pengiriman, waktu
pengiriman, dan termasuk didalamnya adalah penentuan sistem
pembayaran. Sistem pembayaran yang digunakan oleh perusahaan adalah
Telegraphic Transfer. Perusahaan juga pernah menggunakan Letter Of
Credit, namun untuk kurun waktu terakhir ini PT. Batik Danar Hadi lebih
memilih menggunakan Telegraphic Transfer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Telegraphic Transfer
PT Batik Danar Hadi menggunakan metode pembayaran advance
payment dengan alat pembayarannya adalah Telegraphic Transfer.
Mekanisme pembayaran advance payment yaitu importir akan
membayarkan sebagian dari nilai transaksi ekspor, baru eksportir akan
mempersiapkan barang sampai barang ready to export, sebelum barang
dikirim importir harus mengirimkan pelunasan baru eksportir akan
menyerahkan dokumen-dokumen ekspor kepada importir. Dalam
kaitannya dengan alat pembayaran (pengiriman uang) PT Batik Danar
Hadi menggunakan Telegraphic Transfer (TT). Telegraphic Transfer
dipilih karena pengiriman uang melalui media ini akan lebih cepat
sampai ke tangan eksportir. Untuk itu Telegraphic Transfer lebih
sering digunakan sebagai sistem pembayaran ekspor oleh PT Batik
Danar Hadi Surakarta
Penggunaan Telegraphic Transfer sebagai sistem pembayaran
dapat dilihat pada transaksi berikut ini, importir yang berasal dari
Inggris yaitu perusahaan “IN” mengadakan kontrak perdagangan
ekspor dengan PT Batik Danar Hadi Surakarta yang terlebih dahulu
dilakukan proses negosiasi. Barang yang akan di ekspor adalah batik
yang masih berbentuk lembaran kain. Panjang keseluruhan kain yang
akan di ekspor sepanjang 1,488 yard dan senilai USD 4,687.20 (harga
Cost and Freight (CNF) Southhamtom). Kain batik yang sudah jadi
akan dirol, setelah itu rol dibungkus dengan plastik kemudian di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
packing dalam kardus. Perusahaan sangat memperhatikan kualitas
barang, sehingga sebelum kain dirol harus dilakukan pemeriksaan atau
seleksi berulang-ulang dari kain tersebut untuk memastikan warna kain
dan motif kain sesuai dengan sample, selain itu juga untuk menhindari
adanya cacat (bolong, sobek, atau kotor) dan untuk kebersihan kain
batik sebelum dipacking kain akan di laundry terlebih dahulu. Kain
batik yang sudah dipacking kemudian dikirim melalui jalur laut.
Barang dikirim dari pelabuhan Tanjung Mas Semarang ke pelabuhan
Southhamtom Inggris. Sistem pembayaran yang digunakan adalah
Telegraphic Transfer sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
Tahap-tahap pembayaran menggunakan Telegraphic Transfer akan
dijelaskan dengan bagan berikut ini :
3. (Barang)
1. (SC)
2. (DP)
5. (DOC)
4. (Sisa Pembayaran)
Gambar 3.2 Tahap-tahap dalam Telegraphic Transfer
Sumber : PT Batik Danar Hadi
Eksportir
PT Batik Danar Hadi
Importir
Persh. “IN”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Keterangan bagan :
1) Importir yang berasal dari Inggris yaitu perusahaan “IN” dan PT. Batik Danar
Hadi Surakarta melakukan negosiasi kemudian berakhir pada pembuatan
Sale’s Contract (kontrak dagang)
2) Perusahaan “IN” mengirimkan uang muka 20% dari total transaksi ke
rekening PT. Batik Danar Hadi yang ada pada Bank BNI yaitu sebesar USD
937.44 sebagai tanda telah disepakai kontrak dagang tersebut.
3) PT. Batik Danar Hadi menyiapkan barang sesuai pesanan dari importir,
setelah siap dilakukan packing kemudian barang dikirim ke pelabuhan atas
pihak pelayaran. Saat barang dikirimkan, PT. Batik Danar Hadi
memberitahukan kepada perusahaan “IN” bahwa barang telah dikirim disertai
invoice, packing list, dan jadwal kapal. Perusahaan juga meminta pelunasan
dari sisa pembayaran sebesar 80% dari nilai transaksi yaitu sebesar USD
3,749.76
4) Setelah menerima pemberitahuan dari PT. Batik Danar Hadi Surakarta,
perusahaan “IN” segera melunasi sisa pembayaran sebesar 80% dari nilai
transaksi yaitu sebesar USD 3,749.76 ke rekening PT. Batik Danar Hadi yang
ada di bank BNI.
5) Setelah menerima transfer dari perusahaan “IN”, akan mengirimkan dokumen-
dokumen seperti Bill of Lading, Surat Keterangan Asal Form A, dan
Pemberitahuan Ekspor Barang melalui jasa pengiriman atau kurir seperti
DHL.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Keuntungan dalam sistem pembayaran dengan TT :
1) Adanya Down Payment (DP) atau uang muka dapat digunakan untuk biaya
produksi terlebih dahulu.
2) Kemudahan dalam bertransaksi karena dalam sistem ini pihak yang terlibat
hanya eksportir dan importir, sehingga apabila terjadi wanprestasi maka lebih
mudah pengurusannya, yaitu hanya intern antara importir dan eksportir karena
bank dalam sistem ini Cuma sebagai pihak yang mentransfer uang dari
importir ke eksportir.
3) Biaya bank sedikit karena bank hanya memungut biaya transfer saja.
4) Pencairan pembayaran dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
Kerugian dalam sistem pembayaran dengan TT :
1) Keamanan tidak terjamin karena bank hanya sebagai pihak yang mentransfer
uang dari importir kepada eksportir. Ketika terjadi non payment atau
penundaan pembayaran bank tidak ikut bertanggung jawab.
2) Tidak ada penjamin kebenaran dokumen-dokumen yang dikirim PT Batik
Danar Hadi kepada importir, apabila terjadi penyimpangan yang dilakukan
oleh buyer tersebut sedangkan dokumen sudah terlanjur dikirim maka tidak
ada pihak yang bertanggung jawab
Oleh sebab itu penggunaan sistem pembayaran menggunakan advance
payment dengan Telegraphic Transfer ini biasanya untuk importir/buyer yang
sudah nerupakan langganan di PT. Batik Danar Hadi, yang sudah memiliki
kepercayaan antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lain. Syarat utama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
dalam sistem pembayaran ini adalah adanya kepercayaan antara pihak eksportir
dan importir, karena tidak adanya jaminan apapun supaya barang sampai ke
tangan importir maupun pelunasan pembayaran dari importir. Sedangkan faktor
yang mendukung terjalinnya kepercayaan dan hubungan baik antara eksportir
dengan importir adalah ketika awal importir membali barang. Eksportir yakni PT
Batik Danar Hadi menjual dan mampu mengirimkan barang tepat waktu,
sedangkan importir juga mampu melakukan pembayaran dengan baik dan lancar.
Selain itu, akan lebih baik lagi PT. Batik Danar Hadi, melihat keuangan importir
dalam kondisi baik maupun tidak untuk dilakukan pembayaran dengan
menggunakan Advance Payment dengan Telegraphic Transfer .
2. Hambatan-Hambatan dalam Sistem Pembayaran Ekspor
Telegraphic Transfer
1. Sering terlambatnya uang muka yang menghambat proses produksi
Uang muka digunakan untuk membiayai proses produksi,
meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak tapi dapat menyebabkan
kepincangan dalam pembiayaan produksi. Selain itu uang muka juga
sebagai tanda keseriusan dalam pemesanan barang.
2. Potongan biaya dari bank yang cukup besar
Dalam setiap transaksi pengiriman uang atau transfer pastinya akan
mendapat potongan dari pihak bank demikian juga dengan Telegraphic
Transfer. Terkadang potongan yang dikenakan terlalu besar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
menyebabkan jumlah yang diterima dari nilai transaksi tersebut
berkurang.
3. Solusi Untuk Mengatasi Hambatan-Hambatan Dalam Sistem
Pembayaran Ekspor di PT. Batik Danar Hadi.
a. Sering terlambatnya uang muka yang menghambat proses produksi.
Solusi yang digunakan adalah selalu menghubungi importir agar
setelah adanya kesepakatan (Purchase Order) dapat segera
mengirimkan Uang muka, apabila sudah terjadi keterlambatan maka
eksportir harus memastikan kepada importir, kapan uang tersebut akan
dikirim. Proses produksi yang lancar membuat barang selesai tepat
waktu dan barang cepat dikirim, tentunya importir juga dapat
memproses lebih lanjut barang tersebut.
b. Potongan biaya dari bank yang cukup besar.
Solusi yang dilakukan oleh perusahaan adalah menggunakan bank
milik pemerintah yang memberikan potongan lebih rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
73
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan mengenai Sistem Pembayaran ekspor pada PT.
Batik Danar Hadi, maka dapat disimpulkan seperti berikut :
1. Sistem pembayaran ekspor yang digunakan oleh PT. Batik Danar Hadi
yaitu Telegraphic Transfer (T.T)
PT. Batik Danar Hadi menggunakan metode pembayaran advance
payment dengan alat pembayarannya adalah Telegraphic Transfer.
Importir akan membayarkan sebagian dari nilai transaksi ekspor, baru
eksportir akan menyiapkan barang. Sebelum barang dikirim, importir
harus mengirimkan pelunasan pembayaran baru eksportir akan
menyerahkan dokumen-dokumen ekspor kepada importir. Sedangkan alat
pembayaran (pengiriman uang) yang digunakan adalah Telegraphic
Transfer (TT). Telegraphic Transfer lebih sering digunakan karena
pengiriman uang melalui media ini akan lebih cepat sampai ke tangan
eksportir. Dan prosedur-prosedur yang diperlukan tidak serumit
menggunakan L/C, serta tidak dikenakan biaya-biaya yang sangat tinggi.
2. Hambatan-hambatan dalam sistem pembayaran ekspor di PT. Batik Danar
Hadi, yaitu :
a. Sering terlambatnya uang muka yang menghambat proses produksi.
b. Potongan biaya bank yang cukup besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
3. Solusi Untuk Mengatasi Hambatan-Hambatan Dalam Sistem Pembayaran
Ekspor di PT. Batik Danar Hadi.
a. Solusi yang dilakukan yaitu selalu menghubungi importir agar setelah
adanya ksesepakatan dapat segera mengirimkan uang muka, apabila
sudah terjadi keterlambatan maka harus memastikan kepda importir
kapan uang tersbut akan dikirim.
b. menggunakan bank milik pemerintah yang memberikan potongan
lebih rendah.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang sudah diuraikan diatas maka dapat
dikemukakan beberapa saran untuk kemajuan PT. Batik Danar Hadi
Surakarta, adapun saran-saran tersebut antara lain :
1. PT. Batik Danar Hadi dalam penggunaan sistem pembayaran bagi buyer
baru sebaiknya menggunakan Letter Of Credit agar terhindar dari
wanprestasi atau terjadi non peyment dari suatu transaksi ekspor.
Perusahaan dapat menggunakan Letter Of Credit dengan jenis Red Cluase
yaitu L/C yang memiliki klausul tertentu (red clause) yang memberi
wewenang kepada bank untuk memberikan uang muka kepada beneficiary
sebelum dokumen yang dipersyaratkan diserahkan, selain mendapat
jaminan pembayaran juga mendapat uang muka yang dapat digunakan
terlebih dahulu untuk biaya produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
2. PT. Batik Danar Hadi sebaiknya menggunakan Telegraphic Transfer
hanya pada buyer lama, karena telah mengerti seluk-beluk dari buyer
tersebut dan telah tumbuh rasa kepercayaan dari kedua belah pihak
sehingga tidak terjadi wanprestasi. Jadi dalam penggunaanya lebih baik
apabila perusahaaan mempertimbangkan dalam berbagai hal seperti
misalnya tipe buyer, kesehatan perusahaan milik importir, resiko yang
mungkin akan terjadi, dan lain-lain. Sehingga dengan mempertimbangkan
hal-hal tersebut dapat mengurangi resiko yang sering timbul dalam sistem
pembayaran seperti non payment. Ataupun dengan menggunakan jasa
asuransi pada perusahaan atau pada barang yang diproduksi dalam setiap
pengiriman.