Upload
bongibongi
View
73
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pendahuluan
Latar belakang
Untuk mempertahankan homeostasis, molekul molekul nutrient yang sudah habis terpakai
untuk menghasilkan energy harus secara terus menerus diganti oleh nutrient baru yang kaya
energy. Demikian juga, air dan elektrolit yang terus menerus keluar melalui urin dan keringat
serta melalui jalan lain juga harus diganti secara teratur. System pencernaan berperan dalam
homeostatis dengan memindahkan nutrient, air, dan elektrolit dari lingkungan eksternal ke
lingkungan internal. System pencernaan tidak secara langsung mengatur konsentrasi setiap
konstituen tersebut di lingkungan internal. System tersebut tidak mengubah ubah penyerapan
nutrient, air,atau elektrolit berdasarkan kebutuhan tubuh, tetapi lebih berperan
mengoptimalkan keadaan untuk mencerna dan menyerap apa yang dimakan.1
Pernahkah anda memikirkan bagaimana makanan yang kita makan melalui mulut dalam
beberapa jam kemudian keluar melalui anus? Sebenarnya proses ini terjadi oleh karena
susunan organ saluran pencernaan yang terdiri dari otot. Jenis otot yang terdapat dalam
saluran pencernaan sebagian besar adalah otot polos. Kerja otot polos dalam saluran
pencernaan ini tidak tergantung pada kemauan kita melainkan dapat berjalan sendiri sesuai
dengan mekanisme reflek kecuali otot yang digunakan pada proses menelan makanan.
Setelah dihancurkan di dalam mulut makanan kemudian ditelan. 2
Tujuan
Untuk mengetahui dan mempelajari tentang bagaimana organ pencernaan, mekanisme
pencernaan, enzim-enzim apa saja yang berperan dalam proses pencernaan tubuh kita.
1
Pembahasan
I. MAKROSKOPIK SISTEM PENCERNAAN3
Sistem pencernaan dimulai dari bibir sampai anus, mencakup:
1) Cavum Oris
Mulai dari rima oris dan berakhir di isthmus faucium. Rongga mulut dibagi dalam:
a) Vestibulum oris
Yaitu daerah diantara bibir dan pipi di sebelah luar dan gigi geligi dengan
processus alveolarisnya di sebelah dalam. Di sudut mulut kanan-kiri bibir
(labium) saling berhubungan pada angulus oris. Diantara kulit dan mukosa
terletak otot-otot wajah, yaitu m. buccinator dan m. orbicularis oris. Pipi (bucca)
yaitu daerah diantara angulus oris sampai tepi depan m. masseter. Selaput lendir
melapisi vestibulum oris sebelah dalam. Di garis tengah terdapat suatu lipat yang
menghubungkan bibir dengan processus alveolaris dan dinamakan frenulum labii
superioris et inferioris. Terdapat kelenjar-kelenjar kecil yang dinamakan
glandulae buccales et labiales. Setinggi geraham molar ke-2 atas ditemukan suatu
tonjolan, yaitu papilla salivaria buccalis, yang merupakan muara ductus
parotidicus (Stenonianus).
2
b) Cavum oris proprium
Batas-batas :
Depan dan samping : arcus dentalis dengan processus alveolarisnya
- Gigi geligi terletak pada processus alveolaris, yang dilapisi oleh selaput lendir
(=gingiva). Setiap orang memiliki 16 gigi rahang atas maupun rahang bawah,
yang terdiri atas 2 gigi seri (dens incisivus), 1 gigi taring (dens caninus), 2
geraham depan (dens premolaris), dan 3 geraham belakang (dens molaris).
Pada gigi dapat dibedakan corona (tajuk), collum (leher), dan radix (akar).
Atas : palatum durum et molle
- Palatum terdiri atas palatum durum (tulang) dan palatum molle (otot). Palatum
durum adalah suatu sekat yang terbentuk oleh processus palatinus ossis
maxillae dan processus horizontalis ossis palati. Di bagian dorsal palatum ini
memiliki kelenjar-kelenjar, yaitu glandula palatini, yang bermuara di foveolae
palatinae.
- Palatum molle terdiri atas suatu aponeurosis yang merupakan tempat lekat
bagi beberapa otot. Ke arah posterior ia melengkung ke bawah seperti suatu
tirai dan di pertengahan tepi posterior tergantung uvula. Kanan dan kiri
terhadap uvula ini terdapat suatu lengkung, arcus palatoglossus, yang di dekat
lidah melebar menjadi plica triangularis. Sebelah posterior terdapat lengkung
kedua yang lebih condong ke medial sehingga akan tampak pada mulut yang
terbuka, yaitu arcus palatopharyngeus. Daerah diantara kedua lengkung ini
adalah fossa/sinus tonsillaris, dimana terletak tonsilla paltina. Otot-otot
palatum molle, yaitu m. tensor veli palatini, m. levator veli palatini,
mm.uvulae, m. palatoglossus, dan m. palatopharyngeus.
Bawah : diaphragma oris
- Dasar mulut dibentuk oleh 3 otot, yaitu m. digastricus venter anterior, m.
mylohyoideus, dan m. geniohyoideus yang fungsinya membuka mulut.
Belakang : isthmus faucium
- Isthmus faucium adalah hubungan antara rongga mulut dan oropharynx.
Batas-batasnya yaitu tepi bebas palatum molle,arcus palatoglossus, dan
dorsum linguae.
Isi : lidah
3
- Lidah adalah suatu organ yang sangat lentur, terutama berfungsi bila
berbicara. Lidah mengisi cavum oris hampir seluruhnya dan melekat pada
dasar mulut. Lidah dibedakan menjadi bagian oral (apex dan corpus) dan
pharyngeal (radix). Diantara corpus dan radix linguae terdapat alur berbentuk
“V” yang dinamakan sulcus terminalis. Pada ujung alur tersebut di garis
tengah terdapat suatu lekuk kecil yaitu foramen caecum linguae (Morgagnii)
yang merupakan muara ductus thyreoglossus sewaktu embrional. Bagian 2/3
depan (corpus) terdiri dari selaput lendir yang mengandung banyak papilla
linguales, yaitu filiformis, fungiformis, foliatae, dan vallatae. Bagian 1/3
belakang (radix) mengandung banyak kelenjar getah bening (tonsila lingualis)
yang bersama dengan tonsila palatinae dan tonsila pharyngea (adenoid)
membentuk cincin Waldeyer.
2) Pharynx
Pharynx adalah suatu pipa musculo-fascial yang contractil, terbentang diantara basis
cranii sebelah kranial dan berakhir pada oesophagus di sebelah kaudalsetinggi
vertebra cervicalis ke-6. Fungsinya sebagai tempat yang dilalui oleh aliran udara
pernapasan dan makanan. Sesuai dengan ruang-ruang yang terletak di depannya,
pharynx dibagi dalam 3 bagian, yaitu:
- Nasopharynx (pars nasalis pharyngis) : dorsal terhadap cavum nasi
Berfungsi untuk pernapasan.
- Oropharynx (pars oralis pharyngis) : dorsal terhadap cavum oris
Berfungsi untuk pencernaan.
- Laryngopharynx (pars laryngis pharyngis) : dorsal terhadap larynx
3) Oesophagus
Oesophagus adalah suatu pipa muscular sepanjang 25 cm, yang merupakan lanjutan
pharynx dan mulai di tepi bawah cartilago cricoidea setinggi vertebra C6,dan berakhir
di cardia ventriculi setinggi vertebra Th X-XI. Pada oesophagus dapat dibedakan
menjadi 3 bagian, yaitu:
- Pars cervicalis (C6-7)
Bagian ini turun lurus di bidang median, kemudian melengkung sedikit ke kiri
di bagian akhir.
4
- Pars thoracalis (Th I-X)
Di sini oesophagus masuk mediastinum superius, kemudian melalui
mediastinum posterius. Perjalanannya dari sisi kiri garis median membelok ke
tengah lagi setinggi vertebra Th V untuk kemudian membelok ke depan dan
kiri sampai hiatus oesophageus diaphragmatis setinggi vertebra Th.X di depan
aorta descendens.
- Pars abdominalis
Setelah melalui hiatus oesophagus diaphragmatis (yang berada di crus dexter)
oesophagus sampai di cavum abdominalsi pada facies posterior lobus sinister
hepatis (di tempat mana akan terbentuk jejasnya, dan disebut impressio
oesophagea) dan diliputi oleh peritoneum dari omentum majus pada sisi depan
dan kiri.
4) Tractus gastro-intestinal, terdiri dari:
a. Gaster/ventriculus/lambung
Bentuk seperti huruf J pada proyeksi supine (telentang) dan lambung setengah
terisi. Struktur anatomis gaster :
- Mempunyai 2 muara :
Cardia : oesophagus gaster
Pylorus : gaster duodenum
- Mempunyai 2 tepi :
Curvatura minor : cekung ke kanan atas
Curvatura major : cembung ke kiri
- Mempunyai 2 permukaan :
Facies anterior
Facies anterior gaster bagian kanan berbatasan dengan lobus sinister
hepatis dan lobus quadratus hepatis.
Facies posterior
Fundus ventriculi berbatasan dengan diaphragma, corpus ventriculi
berbatasan dengan bagian diaphragma yang menurun, bagian kaudal
gaster berbatasan dengan bagian superior pankreas.
- Mempunyai 2 lekukan :
Incisura cardiaca : peralihan oesophagus pada curvatura major
5
Incisura angularis : batas bagian vertikal dan horizontal pada curvatura
minor
- Bagian-bagian gaster :
Cardia
Cardia terletak 3 cm di sebelah kiri bidang tengah, setinggi vertebra
thoracalis X, di belakang rawan iga 7.
Fundus
Fundus mengisi kubah diaphragma sebelah kiri, merupakan bagian
lambung yang berbatasan dengan diaphragma. Puncak fundus terletak
di sela iga 5 di bawah apex cordis.
Corpus
Pylorus (pars pylorica ventriculi) dibedakan menjadi :
a. Anthrum pyloricum
b. Canalis pylorus
Pylorus merupakan muara distal lambung ke dalam duodenum.
Proyeksi pylorus terletak setinggi vertebra L1 kira-kira 2,5 cm sebelah
kanan garis tengah dan terletak dalam bidang transpyloric.
b. Duodenum
Bentuk tapal kuda, berjalan dari pylorus ke arah belakang. Panjang 25-28 cm.
Bagian-bagian duodenum :
- Pars superior duodeni
Dimulai dari pylorus menuju ke belakang dan berakhir pada flexura
duodenalis superior.
- Pars descendens duodeni
Bermula dari flexura duodeni superior beralih ke bawah, kemudian membelok
ke kiri, disebut flexura duodeni inferior. Kemudian bagian tersebut berjalan
mendatar dan disebut pars inferior duodeni. Pars descendens duodeni terletak
setinggi vertebra L2.
- Pars inferior (horizontal) duodeni
Pars inferior duodeni terletak setinggi vertebra L3, berjalan ke kiri menyilang
garis tengah, kemudian berjalan ke arah atas menjadi pars ascendens duodeni.
- Pars ascendens duodeni
6
Terletak setinggi vertebra L2, ± 2,5 cm sebelah kiri bidang tengah. Setelah
sampai di belakang lambung, pars ascendens duodeni membelok ke bawah,
disebut flexura duodenojejunalis (merupakan batas duodenum dan jejunum).
Pada flexura tersebut terdapat jaringan ikat yang menghubungkan lengkung
tersebut dengan oesophagus, yaitu lig.Treitz.
c. Intestinum tenue (usus kecil)
Intestinum tenue memiliki panjang 6-8 meter, terdiri dari: 2/5 bagian jejunum, 3/5
bagian ileum. Intestinum tenue terletak intraperitoneal dan berkelok-kelok.
Jejunum mengisi rongga perut kiri atas sedangkan ileum mengisi rongga perut
kanan bawah. Kelokan ileum mengisi sampai ke pelvis minor untuk kemudian
bermuara pada coecum (kantung buntu). Proyeksi muara ileum pada coecum pada
dinding abdomen disebut titik Mc.Burney yang dapat ditentukan dengan:
- Titik potong tepi lateral m.rectus abdominis kanan dengan garis Monro (garis
yang menghubungkan SIAS kanan dan umbilikus)
- 1/3 lateral -1/3 tengah garis Monro
Besarnya penampang dari jejunum ke arah ileum makin mengecil. Intestinum
tenue berhubungan dengan dinding belakang perut melalui lipatan peritoneum
yang disebut mesostenium, mulaidari flexura duodenojejunalis setinggi vertebra
L2 berjalan ke arah kanan miring ke bawah, menyilang garis tengah setinggi
vertebra L3 di depan pars inferior duodeni dan v.cava inferior,berakhir ke bawah
pada fossa iliaca dextradi depan articulatio sacroiliaca.
d. Intestinum crassum (usus besar)
Berbentuk seperti huruf U terbalik. Terdiri atas:
- Coecum
Terletak pada fossa iliaca dextra dan diproyeksikan pada dinding abdomen
pada pertengahan garis SIAS kanan-symphisis pubis.
- Colon ascendens
Dimulai pada junctura ileocoecalis sampai flexura coli dextra.
- Appendix vermiformis
Appendix vermiformis mempunyai lipatan peritoneum yang disebut
mesenteriolum.
- Flexura coli dextra/hepatica
Batas sebelah depan : lobus dexter hepatis, belakang : ren dexter (1/3 caudal)
7
- Colon transversum
Terletak intraperitoneal, menyilang pars descendens duodeni, melengkung
diantara flexura coli dextra dan flexura coli sinistra.
- Flexura coli sinistra/lienalis
Letaknya lebih cranial dari padaflexura coli dextra yaitu sesuai iga 11.
- Colon descendens
Mendapat pendarahan dari a.coli sinistra yang merupakan cabang
a.mesenterica inferior.
- Colon sigmoideum
Berbentuk menyerupai hurus S dan memanjang dari crista iliaca sampai
vertebra S2-3.
e. Rectum dan anus
Rectum panjang 12-15 cm, merupakan lanjutan colon sigmoideum yang
memanjang dari vertebra S3 sampai anus. Setinggi vertebra S3 taenia colon
sigmoideum berubah menjadi lapisan otot polos longitudinal dan appendices
epiploicae menghilang. Bagian-bagian rectum berdasarkan bentuknya, yaitu pars
ampularis recti (bagian yang melebar), dan pars analis recti (bagian yang
menyempit/pendek). 1/3 proximal rectum tertutup peritoneum (bagian anterior
dan lateral), 1/3 tengah sebagian tengah tertutup peritoneum, dan 1/3 distal tidak
tertutup peritoneum. Berbeda dengan colon, rectum tidak mempunyai haustra,
taenia, appendices epiploicae, mesocolon.
Dalam sistem pencernaan ini termasuk juga kelenjar-kelenjar dan organ tambahan
(vesica fellea dan lien), yaitu:
1) Kelenjar ludah:
apa
8
a. Glandula parotis
Glandula parotis berbentuk piramida dan terletak di fossa retromandibulare antara
os mandibula dan m.sternocleidomastoideus. Di dalam kelnjar ini terletak (dari
lateral ke medial) N.facialis, v.facialis posterior, dana.carotis eksterna. Dari
pertengahan tepi depannya keluar saluran keluarnya, yaitu ductus parotideus
(Stenoni), yang menuju ke arah depan sejajar dengan arcus zygomaticus, 1 cm di
bawahnya.
b. Glandula submandibularis
Pada glandula submandibularis dapat dibedakan 2 bagian, yaitu yang dangkal dan
yang dalam. Bagian yang dangkal terletak di bawah m.mylohyoideus, antara
m.stylohyoideus, m.digastricus dan mandibula. Pada permukaannya terdapat
beberapa nodi lymphatici submandibulares. Saluran keluarnya adalah ductus
submandibularis Whartoni, yang menuju ke depan melalui sisi medialglandula
sublingualis dan bermuara bersama saluran keluar kelenjar sisi yang lain di
caruncula sublingualis papilla salivalis inferior,yang terletak di belakang gigi seri
rahang bawah.
c. Glandula sublingualis
Glandula sublingualis berbentuk memanjang dan terletak di dasar rongga mulut
dekat frenulum linguae, diantara m.geniohyoideus dan m.genioglossus sebelah
medial dan m.hyoglossus sebelah lateral. Glandula sublingualis menimbulakn
suatu lipat pada selaput lendir di atasnya, disebut plica sublingualis. Bagian
belakang memiliki beberapa saluran keluar (ductulu sublinguales minores dari
Rivini) yang bermuara ke dalam rongga mulut pada plica sublingualis.
2) Hepar
Hepar menempati sebagian besar rongga abdomen kanan atas. Konsistensi hati
kanyal seperti jeli, beratnya bervariasi, rata-rata 1,5 kg. Hepar dilapisi peritoneum
kecuali bagian belakang yang langsung melekat pada diaphragma dan disebut Bare
Area (=AREA NUDA). Pada penampang sagital hepar, tampak bagian depan lebih
rendah dari pada bagian belakang. Hepar dibedakan menjadi 2lobus, yaitu lobus
kanan dan kiri. Batas lobus kanan dan kiri adalah sebuah alur berbentuk huruf H yang
ditempati oleh lig.teres hepatis dan lig.venosum Arantii di sebelah caudal, dan
lig.falciforme hepatis di sebelah cranial. Secara anatomis dan fungsional batas lobus
kanan dan kiri sesuai bidang yang melalui alur yang dibentuk oleh kantung mepedu
9
dan v.cava inferior (tidak terlihat dari luar). Lobus kanan terbagi menjadi lobus
caudatus dan quadratus oleh porta hepatis dan fossa sagitalis dextra.
Dari luar hepar terlihat sebagai berikut, yaitu bagian yang berhubungan
dengan diafrgama = facies diafragmatica, dan bagian yang menghadap cavum
abdomen = facies visceralis= facies inferior. Peralihan dari facies superior ke
inferiordi sebelah belakang tidak jelas, sedangkan peralihan di sebelah depan jelas
sekali, yaitu pada tepi yang tajam atau margo anterior/margo inferior. Pada facies
inferior hepatis, lobus sinister hepatis berbatasan dengan oesophagus, menimbulkan
jejas = impressio oesophagea, dan gaster, menimbulkan jejas = impressio gastrica,
terdapat tonjolan sesuai lengkung curcatura minor yang masuk ke dalam bursa
omentale = tuber omentale. Sedangkan lobus dexterhepatis berbatasan dengan
duodenum dan pylorus, menimbulkan jejas = impressio duodenalis, colon
menimbulkan jejas = impressio colica, dan kanan belakang berbatasan dengan ginjal,
menimbulkan jejas = impressio renalis, berbatasan dengan anak ginjal , menimbulkan
jejas yang disebut impressio supra renalis.
Facies diafragmatica hepatis berbatasan dengan permukaan bawah paru dan
jantung, tempat berbatasan dengan jantung sedikit tertekan dan menimbulkan lekukan
yang disebut impressio cardiaca.
3) Pancreas
Pancreas adalah kelenjar panjang yang agak menyempit. Letaknya di belakang usus
duabelas jari dan mengandung sekumpulan sel yang disebut kepulauan Langerhans.
4) Vesica fellea
Letak sesuai perpotongan batas lateral m.rectus abdominis dan arcus costae dextra.
Vesica fellea diliputi peritoneum, kecuali bagian yang melekat pada hepar. Saluran
empedu disebut ductus cysticus. Ductus cysticus bersama-sama saluran empedu
intrahepatal membentuk ductus choledochus, berjalan dalam lig.hepatoduodenale
bersama-sama v.porta dan a.hepatica propria.
5) Lien/spleen/limpa
Konsistensi kenyal, lebih lembek dari hepar, dan dapat berkontraksi. Letak
intraperitoneal, pada regio hypochondrica sinistra, setinggi iga 9, 10, 11.
10
II. MIKROSKOPIK SISTEM PENCERNAAN4
1. Labium Oris
Bagian luar Bibir diliputi kulit biasa, terdiri atas epidermis dan dermis, jadi
disini terdapat epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk dengan lapisan dermis di
bawahnya yang merupakan jaringan ikat agak padat. Di bawah dermis terdapat
jaringan subkutan, berupa jaringan ikat longgar dengan semua unsurnya. Pada
permukaan luar ini antara lain juga terdapat rambut beserta folikel rambut, kelenjar
sebasea dan kelenjar keringat.
Bagian merah bibir dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Sel-
sel yang dekat permukaan bentuknya agak khas, yaitu gepeng, terlihat besar, jernih
dan intinya relatif kecil. Jaringan di bawahnya yaitu lamina propria, membentuk
papil-papil yang menunjol ke dalam epitel di atasnya. Di dalam papil ini terdapat
banyak kapiler darah. Karena kapiler darah yang banyak dekat permukaan dan
epitelnya jernih maka bagian ini tampak merah.
Bagian dalam bibir merupakan epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.
Jaringan ikat longgar di bawahnya disebut lamina propria, juga membentuk papil
menonjol ke dalam epitel, tetapi tidak sedalam pada merah bibir. Di daerah pangkal
bibir, dalam lamina propria terdapat kelenjar labialis yang merupakan kelenjar
mukosserosa.
Pada bagian tengah labium oris terdapat muskulus orbicularis oris, berupa
jaringan otot skelet, dan cabang-cabang A.Labialis.
2. Lingua (Lidah)
Papila sirkumvalata, ukuran papil besar dan hanya terdapat pada pangkal
lidah berderet sepanjang linea terminalis. Bangunan papil ini terbenam dan dikelilingi
parit sehingga puncaknya sama tinggi dengan permukaan lidah, jenis papil ini tidak
menonjol ke permukaan lidah . Dasar parit merupakan tempat muara Kelenjar
Ebner, suatu kelnjar serosa. Permukaan papilla ini dilapisi epitel berlapis gepeng
tanpa lapisan tanduk . Pada permukaan lateral papil, yang terbenam dalam parit,
terdapat banyak taste buds (kuncup kecap), yang merupakan badan akhir saraf
sensoris, sebagai indera pengecap.
Papila filiformis, bentuknya mirip lembaran benang dengan ujung runcing.
Hampir seluruh permukaan atas lidah dipenuhi papilla jenis ini. Epitel yang
11
melapisinya yaitu epitel berlapis gepeng yang ujungnya membentuk lapisan tanduk.
Papila ini terletak di atas garis permukaan lidah. Taste buds tidak tampak disini.
Papila fungisormis, bentuknya mirip jamur, terdapat di antara papilla
filiformis. Papil ini juga menonjol di atas permukaan lidah. Epitel permukaannya
yaitu epitel berlapis gepeng dan sering mempunyai lapisan tanduk. Pada papil ini
kadang ditemukan adanya taste buds. Baik papilla filiformis maupun papilla
fungiformis emmpunya papil sekunder.
Papila foliata, bentuknya khas seperti daun, seragam berjajar menonjol di atas
garis permukaan lidah. Permukaannya diliputi epitel berlapis gepeng dan biasanya
mempunyai lapisan tanduk. Taste buds banyak terdapat pada sisi-sisinya. Juga
terdapat papil sekunder yang dalam.
3. Pembentukan Gigi
Setiap gigi mempunyai komponen yang berasal dari mesoderm dan ektoderm,
yang ektoderm membentuk email. Pada sajian pembentukan gigi dipelajari organ
email dalam bentuk menyerupai genta (bell stage), yang kadang-kadang masih terlihat
hubungannya dengan lamina dentis. Pada beberapa sajian terlihat lamina dentis
mempunyai tonjolan bakal gigi permanen.
Permukaan luar organ email diliputi epitel email luar yang selnya kuboid. Di
bawahnya terdapat sel-sel berbentuk bintang membentuk lapisan reticulum stellata
(stratum stellatum / pulpa email). Di bawah lapisan ini terdapat stratum
intermedium yang sel-selnya berbentuk gepeng dan kalau diikuti lapisan ini akan
menyatu dengan epitel email luar di tepi, ujung bawah organ email. Di bawah lapisan
ini terdapat epitel email yang terdiri dari atas ameloblas dengan sel berbentuk
silindris. Pada beberapa sajian sudah terlihat lapisan email yang merupakan lapisan
homogeny gelap di bawah deretan ameloblas. Lebih ke bawah lagi terdapat lapisan
homogen berwarna merah yaitu dentin dan di bawahnya berwarna lebih pucat yaitu
predentin. Di bawah lapisan ini terdapat deretan odontoblas yang juga merupakan
sel berbentuk silindris. Deretan odontoblas melapisi cekungan di bawah organ email.
Cekungan ini berisi jaringan mesenkim yang membentuk papilla dentis yng nantinya
akan menjadi pulpa dentis.
Pada tempat pertemuan antara epitel email luar dan stratum intermedium pada
ujung bawah organ email serta epitel email luar, sel-sel di sini membentuk sarung ke
bawah yang disebut sarung Hertwig. Jaringan ikat di sekitar organ email, yang
12
membungkus organ ini disebut sakus dentis. Jaringan tulang di kanan-kirinya
merupakan bagian dari prosesus tempat terpancangnya gigi (alveolus gigi).
4. Gigi
Dalam sajian gosok dipelajari akar gigi potongan melintang, bila terlihat
sebagai lumen atau sebagai bagian atau permukaan yang cekung adalah rongga pulpa
(berisi pulpa dentis)
Dentin merupakan bagian terbesar dari sajian ini. Kanalikuli dentis terlihat
berupa garis-garis hitam mirip jari-jari terlihat melintasi seluruh ketebalan dentin.
Pada bagian cembung terdapat noktah-noktah hitam yaitu lapisan granular tomes.
Noktah dan garis-garis hitam ini pada keadaan hidup sebenarnya berongga yang pada
sajian ini terisi abu sisa gosokan.
5. Esofagus
Dalam mempelajari saluran cerna mulai dari esophagus sampai anus,
sebaiknya sajian selalu dipasang sedemikian rupa sehingga tunika mukosa selalu
terlihat di atas, kemudian pelajari lapis demi lapis berturut-turut mulai dari arah
lumen:
1. Tunika mukosa : epitel, lamina propria, t. muskularis mukosa
2. Tunika submukosa
3. Tunika muskularis: sirkularis, longitudinalis
4. Tunika adventisia/ serosa
6. Gaster
Seluruh permukaan mukosa gaster terdapat gastric pits atau foveola gastric.
Epitel mukosa selapis torak tanpa sel goblet. Terdapat tiga daerah, yaitu cardia,
fundus dan pylorus. Lapisan otot tebal untuk menggiling/ mencampur makanan.
Mensekresikan enzim-enzim dan asam untuk memulai pencernaan. Dindingnya yang
sangat berlipat disebut juga rugae. Sitoplasma pada permukaan apikalnya
mengandung musigen. Intinya oval, dan pada lamina proprianya terdapat kelenjar di
cardia, fundus maupun pylorus.
7. Usus Halus
Dibagi dalam tiga bagian yaitu duodenum, jejunum dan ileum. Epitel terdiri
dari selapis torak dan sel goblet. Sel torak pada bagian apikalnya terdapat brush
border/ mikrovili yang memperluas permukaan absorptif. Pada usus halus terdapat
vili intestinal. Vili di duodenum bentuknya lebar, di jejunum bundar seperti lidah dan
13
pada ileum berbentuk jari. Juga terdapat plika sirkularis kerkringi yang merupakan
lipatan mukosa dan submukosa. Sepanjang membrane mukosa terdapat glandula
Intestinalis (cryptus Lieberkuhn), tubulosa simpleks, yang bermuara diantara vili
intestinalis. Pada dasar cryptus terdapat sel paneth, di bagian apikalnya mengandung
granula eosinofilia. Sel-sel cryptus menggantikan sel-sel epitel permukaan yang
rusak.
Duodenum memiliki ci ri khas terdapat kelenjar Brunner, kompleks tubulosa
bercabang dan memiliki mucus. Pada jejunum tidak terdapat kelenjar Brunner
ataupun agmina peyeri, dan plika sirkularis kerkringinya tinggi-tinggi Sedangkan
pada ileum terdapat agregat limfonodus atau agmina peyeri/ plaque Peyeri di lamina
propria meluas ke T. submukosa
8. Colon
Colon atau usus besar pada Tunika mukosanya tidak mengandung plica
sirkularis dan vili intestinal. Sel gobletnya banyak diantara sel epitel. Pada colon
terdapat Cryptus Lieberkuhn dan limfonodus solitaries. Sel paneth dan sel argentafin
sedikit sekali. Dan pada Tunika submukosa membentuk tiga pita longitudinal ang
disebut taenia coli.
9. Rektum
Pada rectum mukosanya mempunyai lipatan longitudinal Rectal column (Anal
column, Collumn of Morgagni) yang berakhir kira-kira setengah inchi dari orrificium
anal. Epitelnya merupakan epitel selapis torak. Pada rectum terdapat cryptus.
Pertemuan rectum dengan anus disebut Linea Pectinea.
10. Anus
Pada anus dibagi dalam tiga segmen, yaitu pertama zona collumnaris yang
merupakan epitel berlapis kubus dan terdapat kelenjar circumanalis, yang kedua yaitu
zona intermedia yang merupakan epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, dan
yang ketiga yaitu zona cutanea yang berupa kulit biasa.
Tunika submukosa mengandung banyak pembuluh darah, saraf dan badan
Vater Pacini. Pembuluh-pembuluh vena membentuk plexus hemmoroid. Tunika
muskularis mukosanya membentuk m.dilatator ani internus. Tunika muskularis
sirkular menebal pada ujungnya membentuk m. sphincter ani internus.
14
III. MEKANISME PENCERNAAN
Sistem pencernaan1
Fungsi Sistem Pencernaan (Sistem Alimenter)
Memindahkan zat gizi/nutrient,air,dan elektrolit dari makanan ke lingkungan internal tubuh
Makanan :
Sumber energi yang digunakan sel dalam menghasilkan ATP untuk beraktivitas : Transport aktif Kontraksi Sintesis Sekresi
Sumber bahan untuk perbaikan,pembaruan,dan penambahan jaringan tubuh
Makanan harus dicerna/diuraikan menjadi molekul-molekul kecil untuk dapat diserap dari saluran pencernaan ke dalam sistem sirkulasi untuk didistribusikan ke sel-sel
Normal : 95% dari makanan yang masuk digunakan oleh tubuh
Proses dasar pencernaan
Motilitas Sekresi Pencernaan /digesti Penyerapan /Absorsi
Motilitas
Kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernan Otot polos dinding saluran pencernaan terus menerus berkontraksi dengan kekuatan
rendah : disebut TONUS
Tonus
Mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap Mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami
distensi /peregangan
Dua jenis motilitas pencernaan :
1. Gerakan proplusif (mendorong) :gerakan memajukan makanan dengan kecepatan berbeda-beda sesuai fungsi regio pencernaan
2. Gerakan mencampur fungsinya :
15
Mencampur makanan dengan getah pencernaan sehingga membantu pencernaan makanan
Mempermudah penyerapan sehingga membawa semua isi usus ke permukaan penyerapan saluran pencernaan
Sekresi
Sejumlah getah pencernaan diekskresikan kedalam lumen saluran pencernaan oleh kelenjar-kelenjar eksokrin
Sekresi pencernaan berupa air,elektrolit,enzim,garam empedu,dan mukus Sekresi semua getah pencernaan perlu energi untuk :
1. Transport aktif bahan mentah ke sel2. Sintesis produk sekretorik oleh retikulum endoplasma
→→KH→polisakrida /disakarida→di ubah menjadi →monosakrida
Polisakrida (kanji & glikogen )→glukosa+glukosa
Disakarida :
Sukrosa →glukosa+fruktosa
laktosa→glukosa+galaktosa
selulosa →tidak dapat di cerna (membentuk serat)
Protein→asam amino
Lemak (triglisrida)→monogslirida + asam lemak
Pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis enzimatik,dengan menambah H2O ditempat ikatan enzim memutuskan ikatan-ikatan subunit molekul nutrient
Pencernaan
Proses penguraian makanan dari sturktur komplek diubah menjadi satuan yang lebih kecil dalam sistem pencernaan
Manusia mengalami 3 katagori makanan seperti :
Karbohidrat Protein Lemak
KH protein & lemak tidak mampu menembus membran plasma utuh untuk untuk diserap dari lumen saluran pencernaan
Penyerapan
16
Memindahkan hasil pencernaan+air, vit,elektrolit dari lumen saluran pencernaan ke daerah limfa
PENGATURAN FUNGSI PENCERNAAN
Faktor – faktor yang berperan dalam pengaturan fungsi pencernaan :
Fungsi otonom otot polos Pleksus saraf intrinsik Saraf ekstrinsik Hormon saluran pencernaan
MEKANISME PENCERNAAN DAN FUNGSI
Pencernaan Protein5
Kata protein berasal dari bahasa Yunani, proteios, yang artinya pertama. Protein
merupakan senyawaan yang penting dalam kehidupan, terdiri dari berbagai kombinasi asam
amino. Fungsi utama protein adalah membentuk jaringan baru dan mengganti jaringan yang
rusak. Pada hewan dan manusia, protein merupakan komponen pembentuk urat, otot, kulit,
kuku, rambut, bulu, tanduk dan jaringan penunjang seperti tulang rawan. Di samping itu,
protein dapat berfungsi sebagai alat pengangkut oksigen, pembentuk antibody, katalisator
biokimia dan pengatur metabolisme.
Penyerapan protein
Yang dicerna dan diserap tidak saja protein dari makanan, tetapi protein endogen yang
masuk ke dalam lumen saluran pencernaan. Semua protein endogen harus dicerna dan diserap
bersama protein makanan untuk mencegah pengurangan simpanan protein tubuh. Asam
amino yang diserap dari makanan dan protein endogen digunakan untuk mensintesis protein
baru di tubuh. Protein yang disajikan ke usus halus untuk diserap terutama dalam bentuk
asam amino dan beberapa peptide kecil. Selama proses pencernaan, protein akan diubah
menjadi pepton dengan bantuan enzim pepsin di dalam lambung. Kemudian pepton akan
diubah menjadi asam amino dengan bantuan enzim tripsin di dalam usus halus. Asam amino
inilah yang akan diserap oleh tubuh. Sama seperti karbohidrat, setiap 1 gram protein dapat
17
menghasilkan energi sebesar 17 kilojoule. Kekurangan protein dapat menyebabkan busung
lapar.
Hasil metabolisme zat makanan, Protein untuk pengganti dan pertumbuhan sel
Berdasarkan asalnya, protein dibedakan menjadi protein hewani dan protein nabati.
Protein hewani adalah protein yang diperoleh dari hewan. Protein nabati adalah protein yang
berasal dari tumbuhan. Protein hewani mengandung asam amino lebih lengkap daripada
protein nabati . Asam amino adalah senyawa penyusun protein .
Protein yang kita makan dicerna menjadi asam amino . Di dalam tubuh, asam amino
tersebut diubah kembali menjadi protein sesuai dengan kebutuhan tubuh. Protein berfungsi
untuk pertumbuhan, mengganti sel yang rusak atau mati, dan mengatur proses di dalam
tubuh. Kekurangan protein menyebabkan pertumbuhan terhambat dan mudah terkena infeksi.
Di dalam sel tubuh, protein juga dapat diubah menjadi energi. Setiap satu gram protein
menghasilkan 4 kilokalori.
Pencernaan Karbohidrat1
Bentuk karbohidrat paling sederhana adalah gula sederhana atau monosakarida
(molekul “satu gula”) misalnya glukosa, fruktosa dan galaktosa, yang dalam keadaan
normal jumlahnya sangat sedikit dalam makanan. Sebagian besar karbohidrat yang dimakan
adalah dalam bentuk polisakarida (molekul “banyak gula”), yang terdiri dari rantai-rantai
molekul glukosa yang saling berhubungan. Polisakarida yang paling banyak dikonsumsi
adalah tepung kanji (starch) yang berasal dari makanan nabati. Selain itu, daging
mengandung glikogen, bentuk simpanan glukosa di dalam otot. Selulosa, polisakarida
makanan lain yang ditemukan pada dinding tumbuhan, tidak dapat dicerna menjadi
konstituen-konstituen monosakaridanya oleh getah pencernaan yang disekresi oleh manusia;
dengan demikian, bahan ini membentuk serat yang tidak tercerna atau “bulk” dalam makanan
kita. Selain polisakarida, sumber karbohidrat makanan lainnya dalam jumlah yang lebih
sedikit adalah karbohidrat dalam bentuk disakarida ( molekul “dua gula”), termasuk sukrosa
(gula pasir, yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa) dan laktosa
(gula susu yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul galaktosa).
18
Kanji, glikogen dan disakarida diubah melalui proses pencernaan menjadi konstituen-
konstituen monosakarida mereka, terutama glukosa dengan sedikit fruktosa dan galaktosa.
Berbagai monosakarida ini merupakan satuan (unit) karbohidrat yang dapat diserap.
Pencernaan karbohidrat sudah mulai dilakukan di mulut oleh Saliva. Saliva (air liur),
sekresi yang berkaitan dengan mulut, diproduksi oleh tiga pasang kelenjar saliva utama-
kelenjar sublingual, submandibula dan parotis yang terletak di luar rongga mulut dan
menyalurkan air liur melalui duktus-duktus pendek ke dalam mulut. Selain itu, terdapat
kelenjar liur minor, yakni kelenjar bukal, di lapisan mukosa pipi.
Saliva terdiri dari 99.5% H2O serta 0,5% protein dan elektrolit. Protein air liur
terpenting amilase,mukus dan lisozim menentukan fungsi saliva sebagai berikut:
1. Air liur memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur , suatu
enzim yang memecah polisakarida menjadi disakarida.
2. Air liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel makanan,
sehingga mereka saling menyatu, serta dengan menghasilkan pelumasan karena
adanya mukus, yang kental dan licin.
3. Air liur memiliki efek antibakteri melalui efek ganda-pertama oleh lisozim, suatu
enzim yang melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu, dan kedua dengan
membilas bahan tang mungkin digunakan bakteri sebagai sumber makanan.
4. Air liur berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang papil
pengecap. Hanya molekul dalam larutan yang dapat bereaksi dengan reseptor papil
pengecap.
5. Air liur membantu kita berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah. Kita
sulit berbicara apabila mulut kering.
6. Air liur berperan penting dalam higiene mulut dengan membentu menjaga kebersihan
mulut dan gigi. Aliran air liur yang terus menerus membantu membilas residu
makanan, melepaskan sel epitel dan benda asing. Kontribusi air liur dalam hal ini
dirasakan oleh setiap orang yang pernah mengalami bau mulut saat sekresi air liur
tertekan untuk sementara misalnya saat demam atau keadaan cemas berkepanjangan.
7. Penyangga bikarbonat di air liur menetralkan asam di makanan serta asam yang
dihasilkan oleh bakteri di mulut,sehingga membantu mencegah karies (lubang) gigi.
19
Pencernaan karbohidrat berlanjut di korpus lambung. Di dalam lambung berlangsung dua
proses pencernaan yang terpisah. Makanan di korpus lambung berada dalam bentuk
semipadat, karena kontraksi peristaltik di daerah tersebut terlalu lemah untuk mencampur
makanan. Karena makanan tidak bercampur dengan sekresi lambung di korpus lambung, di
sini pencernaan protein minimal. Asam dan pepsin hanya mampu menyerang permukaan
massa makanan. Namun, pencernaan karbohidrat berlanjut di bagian interior massa makanan
di bawah pengaruh amilase liur. Walaupun asam menginaktifkan amilase liur, bagian interior
massa makanan yang belum tercampur sekresi lambung bebas dari asam. Pencernaan oleh
getah lambung itu sendiri dilaksanakan di antrum lambung, tempat makanan dicampur secara
merata dengan HCL dan pepsin.
Pencernaan Lemak1
Lemak tidak larut dalam air. oleh karena itu, lemak harus menjalani serangkaian transformsi
agar dapat dicerna dan diserap.
Sewaktu isi lambung mengalir ke duodenum, lemak yang ada menggumpal membentuk butir-
butir trigliserida berukuran besar yang mengambang dalam kimus. Melalui efek deterjen dari
garam-garam empedu , butir-butir besar ini terdispersi menjadi emulsifikasi butir-butir kecil
lemak, sehingga luas permukaan lemak yang terpajan ke lipase pancreas meningkat. Lipase
menghidrolisis trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak bebas yang tidak terlalu
larut dalam air, sehingga hanya sedikit dari produk-produk akhir pencernaan lemak ini
mencapai permukaan absorptif. Namun, produk-produk yang tidak larut air ini diangkut
dalam misel yang larut air yang dibentuk oleh garam empedu dan konstituen-konstituen
empedu lainnya, ke permukaan luminal sel epitel usus halus. Setelah meninggalkan misel dan
berdifusi secara pasif menembus membrane luminal, monogliserida dan asam lemak bebas
disintesis ulang menjadi trigliserida di sel epitel. Trigliserida-trigliserida ini menyatu dan
dibungkus oleh satu lapisan lipoprotein untuk membentuk kilomikron yan g larut air.
Kilomikron kemudian dikeluarkan melalui membran basal sel secara eksositosis. Kilomikron
tidak mampu menembus membran basal kapiler, sehingga mereka masuk ke dalam permukan
pembuluh limfe, yaitu lacteal pusat
Garam-garam empedu secara terus menerus mengulangi fungsi mereka melarutkan lemak di
sepanjang usus halus sampai semua lemak diserap. Kemudian garam-garam empedu itu
sendiri diserap ulang di ileum terminal oleh mekanisme transport aktif yang khusus.
20
Mekanisme tersebut merupakan proses yang efisien, karena garam empudu dalam jumlah
terbatas dapat mempermudah pencernaan dan penyerapan sejumlah besar lemak, dengan
setiap garam empedu berulang-ulang melakuakan fungsi sebagai pengangkut sebelum
direabsorpsi.
IV. Enzim-enzim dan hormone pencernaan1
Hormon SumberStimulus utama untuk sekresi
Fungsi
Gastrin Sel-sel G didaerah kel.pilorus
Protein dilambung - Merangsang sekresi sel parietal & sel utama
- Meningkatkan motilitas lambung
- Merangsang motilitas ileum- Melemaskan sfingter
ileoseikum- Menginduksi gerakan masssa
di kolon- Bersifat trofik bagi mukosa
lambung dan usus halusSekretin Sel-sel endokrin di
mukosa duodenumAsam di lumen duodenum
- Menghambat pengosongan lambung
- Menghambat sekresi lambung
- Merangsang sekresi NaHCO3 encer oleh sel sel duktus pancreas
- Merangsang sekresi empedu kayaNaHCO3
- Bersifat trofik bagi pancreas eksokrin
Kolesistokinin Selsel endokrin di mukosa duodenum
Nutrient dilumen duodenum, terutama produk lemak dan protein (dgn tingkat lebih rendah)
- Menghambat pengosongan lambung
- Menghambat sekresi lambung
- Merangsang sekresi enzim-enzim penc. Oleh sel-sel asinus pancreas
- Menyebabkan kontraksi kandung empedu
- Menyebabkan relaksasi sfingter oddi
- Bersifat trofik bagi pancreas
21
eksokrin- Dpt menimbulkan perubahan
adaptif jangka panjang proporsi enzim-enzim pancreas
- Berperan dalam rasa kenyangGastric inhibitory peptide
Sel-sel endokrin di mukosa duodenum
Lemak, asam, hipertonisitas, glukosa&peregangan di duodenum
- Menghambat pengosongan lambung
- Menghambat sekresi lambung
- Merangsang sekresi insulin oleh pankreas
Enzim-enzim pencernaan :
1. Mulut
Sekresi saliva
Saliva memulai pencernaan karbohidrat,tetapi lebih berperan penting dalam hygiene
mulut dan mempermudah bicara.
Saliva diproduksi oleh 3 pasang kelenjar saliva utama yaitu kelenjar submandibula,
kelenjar sublingual, kelenjar parotis.
Saliva terdiri dari 99,5% air dan 0,5% elektrolit. Protein air liur terpenting yaitu :
Saliva memulai pencernaan karbohidrat dimulut melalui kerja amylase liur,
enzim yang memecah pilosakarida menjadi disakarida.
Air liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan,
sehingga mereka saling menyatu, serta dengan menghasilkan pelumasan karena
adanya mucus , yang kental & licin.
Air liur punyaefek antibakteri melalui efek ganda pertama oleh lisozim, suatu
enzim yang melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu, dan kedua membilas
bahan yang mungkin digunakan bakteri sebagai sumber makanan.
2. Faring dan esophagus
Sekresi mucus-pada kenyataannya, mucus disekresikan disepanjang saluran pencernaan.
Dengan menghasilkan lubrikasi untuk lewatnya makanan, mucus esophagus memperkecil
kemungkinan rusaknya esophagus oleh bagian tajam makanan yang masuk. Selain itu
juga melindungi dinding esophagus dari asam dan enzim getah lambung apabila terjadi
refluks lambung.
3. Lambung
22
Setiap hari lambung mengeluarkan sekitar 2 liter getah lambung.
Pintu masuk atau leher kantung lambung dilapisi oleh :
o Sel leher mukosa 23mucus
o Sel chief pepsinogen
o Sel parietal HCl dan faktor intrinsic
Getah lambung :
Asam hidroklorida
Walaupun sebenarnya HCl tidak mencerna apapun dan tidak mutlak diperlukan bagi fungsi
saluran pencernaan, zat ini melakukan beberapa fungsi yang membantu pencernaan, yaitu :
o Mengaktifkan prekusor enzim pepsinogen menjadi enzim aktif pepsin
o Membantu penguraian serat otot dan jaringan ikat, sehingga partikel makanan ukuran
besar dipecah-pecah menjadi partikel kecil.
o Bersama lisozim air liur, mematikan sebagian besar mikroorganisme yang masuk
bersama makanan.
Sekresi pepsinogen
Konstituen pencernaan utama pada getah lambung adalah pepsinogen, suatu molekul enzim
inaktif yang disintesis dan dikemas oleh kompleks golgi dan reticulum endoplasma. Pada saat
disekresikan ke dalam lumen lambung, molekul pepsinogen mengalami penguraian oleh HCl
menjadi enzim bentuk aktif, pepsin. Pepsin memulai pencernaan dengan memecah ikatan
asam amino tertentu diprotein untuk menghasilkan fragmen-fragmen peptide (rantai pendek
asam amino), enzim ini bekerja paling efektif pada lingkungan asam.
Sekresi mucus
Berfungsi untuk sawar protektif mengatasi beberapa bentuk cedera terhadap mukosa
lambung.
Sekresi faktor intrinsic
23
Suatu produk sekretorik sel parietal selain HCl, penting dalam penyerapan vitamin B12, yang
hanya dapat diserap jika berikatan dengan faktor intrinsic.
4. Pancreas
Enzim pencernaan pancreas :
o Enzim proteolitik pancreas
Tripsinogen
Tripsinogen tripsin oleh enterokinase
Tripsinogen harus tetap inaktif didalam pancreas untuk mencegah enzim
proteolitik ini mencerna sel-sel tempat ia terbentuk. Dengan demikian
tripsinogen tetap inaktif sampai enzim tersebut mencapai lumen duodenum,
tempat enterokinase memicu proses pengaktifan.
Kimotripsinogen dan prokarboksipeptidase merupakan 2 enzim proteolitik
pancreas lainnya, diubah oleh tripsin masing-masing menjadi bentuk aktif
mereka yaitu kimotripsin dan karboksipeptidase, didalam lumen duodenum.
Tiap tipa enzim proteolitik tersebut menyerang ikatan peptide yang berbeda.
Produk akhir yang dihasilkan dari tindakan tersebut adalah campuran asam amino
dan rantai peptide pendek.
o Amylase pancreas
Berperan penting dalam pencernaan karbohidrat dengan mengubah polosakarida
menjadi disakarida. Amylase disekresikan melalui getah pancreas dalam bentuk aktif
karena tidak membahayakan sel-sel sekretorik.
o Lipase pancreas
Lipase pancreas sangat penting karena merupakan satu-satunya enzim yang
disekresikan diseluruh system pencernaan yang dapat menuntaskan pencernaan
lemak. Lipase pancreas menghidrolisis trigliserida makanan menjadi monogliserida
dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diserap. Seperti amylase, lipase
disekresikan dalam bentuk aktif.
Apabila terjadi defisiensi enzim-enzim pancreas, pencernaan makaan menjadi tidak
sempurna. Karena penkreas merupakan satu-satunya sumber lipase yang bermakna,
defisiensi enzimpankreas menyebabkan maldigesti lemak yang serius.
o Sekresi alkali encer pancreas
24
Enzim-enzim pancreas berfungsi optimal dalam lingkungan netral atau sedikit basa.
Kimus yang berasal dari lambung bersifat sangat asam sehingga harus dinetralkan
terlebih dahulu. Oleh karena itu cairan alkalis yang kaya NaHCO3 yang disekresikan
oleh pancreas kedalam lumen duodenum melakukan fungsi penting yaitu menetralkan
kimus asam yang akan dikosongkan ke duodenum dari lambung.
5. Hati
Sekresi empedu
Garam empedu
Merupakan turunan kolesterol. Secara aktif disekresikan kedalam empedu dan
akhirnya masuk ke duodenum bersama dengan konstituen empedu lainnya.
Garam empedu membantu pencernaan dan penyerapan lemak elalui efek deterjen.
Efek deterjen mengacu pada kemampuan garam empedu mengubah globules-
globulus lemak berukuran besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak
butir lemak kecil yang terbenam didalam cairan kimus. Dengan demikian luas
permukaan yang tersedia untuk aktivitas lipase pancreas meningkat. Gerakan
mencampur usus akan memecah-mecah butiran yang lemak menjadi butiran yang
lebih kecil. Butir-butir kecil ini akan kembali menyatu apabila tidak ada garam
empedu.
Bilirubin
Merupakan konstituen utama empedu, sama sekali tidak berperan dalam
pencernaan, tetapi merupakan salah satu dari beberapa produk sisa empedu.
6. Usus halus
Usus halus merupakan tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan
penyerapan.
Sekresi usus halus tidak mengandung satu pun enzim pencernaan. Pencernaan di lumen
usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pancreas, sedangkan enzim enzim usus halus
bekerja intrasel.
Dari permukaan luminal sel epitel usus halus terbentuk tonjolan seperti rambut yang
disebut brush border. Brush border ini mengandung 3 kategori enzim, yaitu :
Enterokinase
Mengaktifkan enzim pancreas tripsinogen.
Disakaridase (sukrase, maltase, dan laktase)
25
Yang menyelesaikan pencernaan karbohidrat dengan menghidrolisis disakarida
yang tersisa(masing-masing untuk sukrosa, maltose, dan laktosa) menjadi
monosakarida penyusunnya.
Aminopeptidase
Menghidrolisis fragmen peptide kecil menjadi komponen komponen asam amino
sehingga perncernaan protein selesai.
Dengan demikian pencernaan protein selesai di brush border.
7. Usus besar
Usus besar tidak mensekresikan enzim pencernaaan apapun. Fungsi utama usus besar
adalah sebagai organ penyimpan dan pengering.
Kesimpulan 26
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ dalam hewan multisel
yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa
proses tersebut. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga
lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam
usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.
27
28