19
2 1. Pendahuluan Pembangunan pertanian mempunyai peranan penting, terutama dalam penyediaan pangan. Tingkat produktivitas pertanian semakin menurun di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur disebabkan oleh kemarau panjang(el-nino) yang berdampak pada gagal tanam dan gagal panen. Gagal panen yang sering terjadi karena iklim dan cuaca berdampak pada ketersediaan pangan di pasar dan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan tanaman pangan. Faktor lainnya yang mempegaruhi tingkat produktivitas pertanian yaitu semakin sedikitnya lahan pertanian yang diakibatkan oleh alih fungsi lahan untuk kepentingan komersil dan kebutuhan pasar yang semakin meningkat. Salah satu penyebab yang menjadi kendala utama dalam bercocok tanam di Kota Kupang yaitu persediaan air tanah, dimana petani Kota Kupang sangat bergantung pada curah hujan setiap tahun. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dibutuhkan sebuah sistem yang dapat menganalisis serta dapat berfungsi sebagai pengambil keputusan pemakaian lahan pertanian yang efektif. Analytical Hierarchy Process merupakan metode yang dipakai pada penelitian ini dimana parameter yang digunakan yaitu umur tanaman, kebutuhan air tanaman, harga pasar per tanaman dan kebutuhan tanaman di pasar. Hasil analisis dari Analytical Hierarchy Process berfungsi sebagai data pendukung keputusan untuk menentukan tanaman yang efektif pada musim- musim tertentu sehingga dapat memaksimalkan pendapatan petani dan meningkatkan produksi tanaman-pangan. 2. Tinjauan Pustaka Pola Bercocok Tanam Terhadap Perubahan Iklim dengan Metode Data Mining dilakukan pada 16 Kabupaten di NTT. Penelitian dilakukan dengan tujuan mengatasi masalah gagal tanam dan gagal panen dengan cara melakukan mining data pertanian untuk mendapatkan pola yang terbentuk untuk menentukan jenis tamanan yang cocok berdasarkan cuaca dan iklim pada daerah tersebut [1]. An analytical review of parameters and indices affecting decision making in agricultural mechanization. Penelitian tentang pemaksimalan lahan pertanian dalam mengoptimalkan produktivitas pertanian untuk memenuhi permintaan pangan dan pakan yang semakin meningkat. Menggunakan metode Fuzzy logic dengan faktor ekonomi, argonomis, budaya, dan aspek lingkungan pertanian sebagai kriteria pendukung [2]. Farming Differentiation in the Rural-urban Interface of the Middle Mountains, Nepal: Application of Analytic Hierarchy Process (AHP) Modeling . Penelitian dilakukan di Kathmandu Valley, Nepal dimana pertanian pada tempat tersebut dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan zona yang berbeda. Menggunakan metode AHP dengan faktor aksesibilitas, penggunaan sumber daya lokal dan kualitas tanaman kriteria pendukung [3]. Berdasarkan penelitian sebelumnya, Wairata menggunakan teori neraca air dalam tanah untuk menentukan potensi tanaman, namun pada penelitian ini faktor ketersedian air dapat dipenuhi dengan irigasi tambahan. Penelitian ini juga akan menggunakan pemanfaatan AHP dalam mengoptimalkan produktivitas pertanian. Metode AHP berfungsi sebagai data pendukung keputusan, dengan menganalisis beberapa faktor terkait dalam memaksimalkan lahan pertanian, faktor tersebut

Sistem Penentuan Prioritas Tanaman di Kota Kupang Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2513/2/T2_972009023_Full... · umur . tanaman, kebutuhan air . tanaman, harga

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sistem Penentuan Prioritas Tanaman di Kota Kupang Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2513/2/T2_972009023_Full... · umur . tanaman, kebutuhan air . tanaman, harga

2

1. Pendahuluan

Pembangunan pertanian mempunyai peranan penting, terutama dalam

penyediaan pangan. Tingkat produktivitas pertanian semakin menurun di Kota

Kupang, Nusa Tenggara Timur disebabkan oleh kemarau panjang(el-nino) yang

berdampak pada gagal tanam dan gagal panen. Gagal panen yang sering terjadi

karena iklim dan cuaca berdampak pada ketersediaan pangan di pasar dan

meningkatnya kebutuhan masyarakat akan tanaman pangan. Faktor lainnya yang

mempegaruhi tingkat produktivitas pertanian yaitu semakin sedikitnya lahan

pertanian yang diakibatkan oleh alih fungsi lahan untuk kepentingan komersil dan

kebutuhan pasar yang semakin meningkat. Salah satu penyebab yang menjadi

kendala utama dalam bercocok tanam di Kota Kupang yaitu persediaan air tanah,

dimana petani Kota Kupang sangat bergantung pada curah hujan setiap tahun.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dibutuhkan sebuah sistem yang

dapat menganalisis serta dapat berfungsi sebagai pengambil keputusan pemakaian

lahan pertanian yang efektif. Analytical Hierarchy Process merupakan metode

yang dipakai pada penelitian ini dimana parameter yang digunakan yaitu umur

tanaman, kebutuhan air tanaman, harga pasar per tanaman dan kebutuhan tanaman

di pasar. Hasil analisis dari Analytical Hierarchy Process berfungsi sebagai data

pendukung keputusan untuk menentukan tanaman yang efektif pada musim-

musim tertentu sehingga dapat memaksimalkan pendapatan petani dan

meningkatkan produksi tanaman-pangan.

2. Tinjauan Pustaka

Pola Bercocok Tanam Terhadap Perubahan Iklim dengan Metode Data

Mining dilakukan pada 16 Kabupaten di NTT. Penelitian dilakukan dengan tujuan

mengatasi masalah gagal tanam dan gagal panen dengan cara melakukan mining

data pertanian untuk mendapatkan pola yang terbentuk untuk menentukan jenis

tamanan yang cocok berdasarkan cuaca dan iklim pada daerah tersebut [1].

An analytical review of parameters and indices affecting decision making in

agricultural mechanization. Penelitian tentang pemaksimalan lahan pertanian

dalam mengoptimalkan produktivitas pertanian untuk memenuhi permintaan

pangan dan pakan yang semakin meningkat. Menggunakan metode Fuzzy logic

dengan faktor ekonomi, argonomis, budaya, dan aspek lingkungan pertanian

sebagai kriteria pendukung [2].

Farming Differentiation in the Rural-urban Interface of the Middle

Mountains, Nepal: Application of Analytic Hierarchy Process (AHP) Modeling .

Penelitian dilakukan di Kathmandu Valley, Nepal dimana pertanian pada tempat

tersebut dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan zona yang berbeda.

Menggunakan metode AHP dengan faktor aksesibilitas, penggunaan sumber daya

lokal dan kualitas tanaman kriteria pendukung [3].

Berdasarkan penelitian sebelumnya, Wairata menggunakan teori neraca air

dalam tanah untuk menentukan potensi tanaman, namun pada penelitian ini faktor

ketersedian air dapat dipenuhi dengan irigasi tambahan. Penelitian ini juga akan

menggunakan pemanfaatan AHP dalam mengoptimalkan produktivitas pertanian.

Metode AHP berfungsi sebagai data pendukung keputusan, dengan menganalisis

beberapa faktor terkait dalam memaksimalkan lahan pertanian, faktor tersebut

Page 2: Sistem Penentuan Prioritas Tanaman di Kota Kupang Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2513/2/T2_972009023_Full... · umur . tanaman, kebutuhan air . tanaman, harga

3

adalah umur tanaman ketersedian air tanah, kebutuhan pasar dan harga tanaman.

Orisinalitas dari penelitian ini yaitu dilakukan pada bidang pertanian Kota Kupang

dengan menggunakan 20 alternatif tanaman yang bertujuan untuk memetakan

varietas 20 tanaman tersebut pada lahan pertanian berdasarkan bobot prioritas

tertinggi yang didapat dari hasil AHP.

Analytical Hierarchy Process

Metode AHP dikembangkan oleh Saaty (1993), seorang ahli matematika.

Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif

atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses

pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut ke dalam bagian-

bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi

nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan

mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel mana yang

memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada

situasi tersebut [4].

Adapun kelebihan AHP dibandingakan dengan metode SPK lainnya yaitu [5]:

(1) Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih sampai

pada subsubkriteria yang paling dalam; (2) Memperhitungkan validitas sampai

dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih

oleh para pengambil keputusan; dan (3) Memperhitungkan daya tahan atau

ketahanan output analisis sensitivitas pengambil keputusan.

Menurut Saaty (1981), ada tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan

AHP, yaitu prinsip menyusun hirarki (Decomposition), prinsip menentukan

prioritas (Comparative Judgement), dan prinsip konsistensi logis (Logical

Consistency).

Adapun langkah-langkah dalam menyelesaikan metode AHP adalah sebagai

berikut [6] : (1) Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan;

(2) Menyusun struktur hirarki secara menyeluruh, diawali dengan tujuan, kriteria

dan alternatif yang disusun berdasarkan sudut pandang manajerial; (3) Membuat

matriks berpasangan pada semua elemen kriteria, dimana setiap elemen

dibandingkan dengan elemen lainnya. Hasil perbandingan berupa angka 1-9

dimana angka tersebut merupakan skala yang sudah ditetapkan oleh Saaty sebagai

skala perbandingan dasar(saaty 1993); (4) Perbandingan antara dua elemen A dan

B memiliki nilai berbanding terbalik, misalkan A memeiliki nilai 9 kali lebih

penting dari B, maka B memiliki nilai 1/9 kali lebeih penting dari A. Jika elemen

A dibandingkan dengan dirinya sendiri maka akan menghasilkan nilai 1 sehingga

pada matriks perbandingan akan membentuk bilangan 1 pada sepanjang diagonal

utama; (5) Menghitung nilai prioritas untuk mencari nilai eigen (lamda), lamda

Max dan menguji konsistensinya dengan menghitung CI dan CR.

(6) Lakukan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dalam hirarki; (7) Jumlahkan

semua bobot prioritas yang sudah didapatkan pada langkah ke 5 sehingga akan

menghasilkan bobot prioritas global; dan (8) Evaluasi konsistensi dari bobot

Page 3: Sistem Penentuan Prioritas Tanaman di Kota Kupang Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2513/2/T2_972009023_Full... · umur . tanaman, kebutuhan air . tanaman, harga

4

prioritas global. Rasio konsistensi harus 10 persen atau kurang, apabila lebih mutu

informasi harus diperbaiki, dengan cara merancang ulang matriks berpasangan.

3. Metode Penelitian

Pada metode penelitian ini akan dibahas tentang tahapan-tahapan AHP dalam

menentukan Sistem penentuan prioritas tanam berdasarkan literatur dan teori

pendukung pada bagian sebelumnya.

Gambar 1 Tahapan AHP

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan

informasi tentang konsep tanaman pangan. Data yang digunakan dalam penelitian

ini terdiri dari tiga yaitu data primer, dan hasil wawancara. Data primer yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data produksi tanaman pangan dan sayur-

sayuran yang bersumber dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Kupang, data

iklim curah hujan yang bersumber dari BMKG, dan data harga jual tanaman

pangan dan sayur-sayuran yang bersumber Perusahaan Daerah Pasar. Ketiga data

primer ini dikumpulkan dalam kurun waktu tiga tahun yaitu 2009-2011 dan

berfokus pada Kecamatan Maulafa yang digunakan sebagai objek penelitian. Jenis

tanaman pangan dan sayur-sayuran yang digunakan sebagai objek data penelitian

terdiri dari 20 yaitu padi, jagung, kacang tanah, kacang hijau, kacang panjang, ubi

kayu, ubi jalar, talas, kubis, sawi, cabe besar, cabe rawit, tomat, terung, buncis,

ketimun, kangkung, bayam, wortel dan bawang merah. Dari ke-20 jenis tanaman

pangan dan sayur-sayuran yang dipakai sebagai sampel penelitian merupakan

tanaman yang sering dikelola oleh pertanian di Kota Kupang. Untuk mengetahui

kebutuhan pasar perbulan akan dilakukan wawancara dengan pengawai PD Pasar

dan 12 pedangang di pasar kasih yang menjadi pusat pasar di Kota Kupang.

Langkah selanjutnya yaitu melakukan survei lapangan untuk mengetahui pola

tanam yang sudah dilakukan petani pada lahan pertanian masing-masing. Dari

data primer yang didapatkan dari beberapa instasi, ditentukan beberapa kriteria

dan alternatif untuk dianalisis dalam proses AHP, kriteria-kriteria tersebut disusun

dalam bentuk hirarki (Decomposition). Tujuan sistem penentuan prioritas tanam

ditentukan berdasarkan tiga periode tanam di Kota Kupang. Untuk kriteria dibagi

AHP

Sistem Penentuan Prioritas

Tanaman

Decomposition

Comparative Judgments

Logical Consistency

Page 4: Sistem Penentuan Prioritas Tanaman di Kota Kupang Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2513/2/T2_972009023_Full... · umur . tanaman, kebutuhan air . tanaman, harga

5

menjadi dua faktor pemodelan yaitu faktor potensi hidup tanaman dan faktor yang

mempengaruhi produktivitas tanaman. Faktor potensi tanam terdiri dari dua yaitu

umur tanaman, dan kebutuhan air hujan. Faktor kedua produktivitas tanam yang

terdiri dari kebutuhan pasar dan harga jual tanaman akan menjadi faktor

pendukung yang apabila dikombinasikan dengan faktor potensi tanam akan

menghasilkan pola tanam yang baru dan lebih efektif. Faktor lain yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu produksi tanaman per hektar yang merupakan faktor

internal yang sudah dilakukan per tiga periode tanam. Pada level alternatif

terdapat 20 jenis tanaman pangan dan sayur-sayuran yang tentukan berdasarkan

data dari Dinas Pertanian dan Kehutanan, dimana 20 jenis tanaman pangan dan

sayur-sayuran tersebut merupakan tanaman yang sering dikelola petani Kota

Kupang.

Sistem penentuan prioritas tanam dibagi menjadi 3 periode dimana periode 1

adalah periode tanam dari bulan november sampai dengan bulan februari, periode

2 adalah periode tanam dari bulan maret sampai dengan bulan juni dan periode 3

adalah periode tanam dari bulan juli sampai dengan bulan oktober. Perbedaan

ketiga periode tanam tersebut yaitu pada faktor anomali iklim khususnya curah

hujan per tahun. Pada periode 1 merupakan musim hujan dan memiliki kandungan

air dalam tanah yang banyak, periode 2 merupakan peralihan musim hujan ke

musim kemarau dimana kandungan air dalam tanah mencukupi untuk beberapa

jenis tumbuhan. Sedangkan periode 3 adalah musim kemarau dan memiliki

kandungan air tanah yang sedikit.

Gambar 2 Hirarki Sistem Penentuan Prioritas Tanam Periode 1, 2 dan 3

Setelah ditentukan hirarki AHP, langkah selanjutnya yaitu menetukan skala

matriks perbandingan berpasangan dengan skala yang sudah ditentukan Saaty

(1993). Menentukan skala untuk matriks perbandingan berpasangan per kategori

yaitu dengan cara wawancara para ahli dibidang Pertanian dan berpatokan pada

data primer yang ada (Comparative Judgments). Setelah menentukan skala

matriks perbandingan berpasangan langkah selanjutnya yaitu menjumlah matriks

kolom dari matriks berpasangan yang sudah ditentukan (Tabel 1).

Cabe besar Cabe Rawit Tomat Terung Buncis Ketimun

Kangkung

Bayam

Wortel

Bawang Merah

Padi Jagung Kacang Tanah Kacang Hijau

Ubi Kayu Ubi Jalar Talas Kubis Sawi

Kacang Panjang

Harga Jual Umur Tanaman Kebutuhan Pasar Kebutuhan Air Hujan

Sistem Penentuan Prioritas Tanam Periode 1, 2 dan 3

Produktivitas Tanam Potensi Tanam

Page 5: Sistem Penentuan Prioritas Tanaman di Kota Kupang Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2513/2/T2_972009023_Full... · umur . tanaman, kebutuhan air . tanaman, harga

6

Tabel 1 Matriks Pairwise Comparison Kriteria Periode 1

Kebutuhan Air Umur Tanaman Kebutuhan Pasar Harga Jual

Kebutuhan Air 1 1 1/3 1/3

Umur Tanaman 1 1 1/3 1/3

Kebutuhan Pasar 3 3 1 3

Harga Jual 3 3 1/3 1

Jumlah 8,000 8,000 2,000 4,667

Tahapan selanjutnya dari Comparative Judgments yaitu menghitung nilai

elemen kolom kriteria dengan rumus masing-masing elemen kolom dibagi dengan

jumlah matriks kolom (Normalized Relative Weight). Setelah dibuat bobot relatif

yang dinormalkan langkah selanjutnya menghitung nilai prioritas kriteria dengan

rumus menjumlah matriks baris NRW dibagi dengan jumlah kriteria

(Comparative Judgments). Tabel 2 Normalized Relative Weight

Kebutuhan

Air

Umur

Tanaman

Kebutuhan

Pasar

Harga

Jual Jumlah Prioritas

Kebutuhan

Air 0.1250 0.1250 0.1667 0.0714 0.4881 0.1220 Umur

Tanaman 0.1250 0.1250 0.1667 0.0714 0.4881 0.1220 Kebutuhan

Pasar 0.3750 0.3750 0.5000 0.6429 1.8929 0.4732 Harga

Jual 0.3750 0.3750 0.1667 0.2143 1.1310 0.2827

Berdasarkan prioritas yang sudah dihasilkan perlu diukur nilai konsistensinya

dengan menghitung nilai lamda, lamda Max, CI dan CR (Logical Consistency).

Nilai lamda didapatkan dengan cara mengalikan masing-masing elemen matriks

berpasangan dengan prioritas alternatif dan hasilnya masing-masing baris

dijumlah (Weighted Sum Vector). Tabel 3 Weighted Sum Vector

Kebutuhan

Air

Umur

Tanaman

Kebutuhan

Pasar

Harga

Jual Jumlah Eigen

Kebutuhan

Air 0,12202381 0,12202381 0,157738095 0,094246 0,496032 4,065041

Umur

Tanaman 0,12202381 0,12202381 0,157738095 0,094246 0,496032 4,065041

Kebutuhan

Pasar 0,366071429 0,366071429 0,473214286 0,848214 2,053571 4,339623

Harga Jual 0,366071429 0,366071429 0,157738095 0,282738 1,172619 4,147368

∑λ 16,61707

0,0571360,9

0,051423

RC

CI CR

0,0514231-4

4-4,154268

1-n

n -λmax CI

4,1542684

16,61707

n

λλmax

Page 6: Sistem Penentuan Prioritas Tanaman di Kota Kupang Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2513/2/T2_972009023_Full... · umur . tanaman, kebutuhan air . tanaman, harga

7

Apabila nilai konsistensinya tidak melebihi 10% langkah selanjutnya yaitu

mencari prioritas dari masing-masing alternatif dan prioritas global dari kriteria

dan altenatif yang digunakan. Ketiga proses AHP : Decomposition, Comparative

Judgments dan Logical Consistency dilakukan pada setiap kategori per periode

dan dimplementasi kedalam aplikasi yang dibangun dengan menggunakan C#.net.

Hasil dari analisis AHP digunakan sebagai sistem pengambil keputusan untuk

menentukan sistem penentuan prioritas tanam.

Rekayasa Sistem

Perancangan aplikasi digambarkan dengan menggunakan Unified Modeling

Language (UML) atau juga disebut sebagai blue print sebuah sistem software.

UML merupakan sebuah bahasa yang memvisualisasi, menspesifikasikan,

membangun, dan mendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan software

berbasis OO (Object-Oriented).

Gambar 3 Use Case Diagram

Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari

sebuah sistem dimana terjadi interaksi antara sistem, sistem eksternal dan

pengguna. User akan melakukan manajemen database Pertanian dengan cara

menambahkan data, mengubah data, menghapus data dan melihat data. User juga

mempunyai hak untuk melakukan perhitungan AHP, melihat dan mengubah data

AHP.

Perhitungan AHP merupakan sebuah sistem yang terdapat dalam database

pertanian atau sistem manjemen data pertanian. Perhitungan AHP biasanya

dilakukan oleh expertise yang merupakan ahli dalam suatu bidang tertentu,

contohnya pada pembobotan matriks pairwise comparison. Hasil dari analisis

AHP dipakai sebagai sistem pendukung keputusan oleh manajer yang juga

merupakan salah satu user yang berperan sebagai pengambil keputusan terakhir.

Page 7: Sistem Penentuan Prioritas Tanaman di Kota Kupang Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2513/2/T2_972009023_Full... · umur . tanaman, kebutuhan air . tanaman, harga

8

4. Hasil Impementasi dan Analisis

Implementasi AHP dibagi menjadi dua bagian yaitu AHP pola tanam

berdasarkan data produksi per periode tanam dan data AHP Penentuan Prioritas

Tanam per periode dengan empat kategori pembanding yaitu kebutuhan air, umur

tanaman, kebutuhan pasar, dan harga pasar.

Langkah pertama untuk melakukan proses AHP yaitu dengan memasukkan

matriks perbandingan berpasangan pada Form matriks perbandingan berpasangan

(Gambar 4). AHP pola tanam berdasarkan data produksi memiliki matriks

perbandingan dimensi 20x20 sesuai dengan alternatif tanaman yang dipakai.

Nilai pada form matriks perbandingan berpasangan AHP Data Produksi dapat

diubah sesuai dengan kondisi apabila terjadi perubahan pada data primer dan nilai

CR lebih dari 10%. User yang dapat mengubah matriks perbandingan yaitu staff

manager atau orang yang ahli pada bidang pertanian. Setelah mengubah matriks

perbandingan pilih tombol simpan berkas. Tombol hitung berfungsi untuk

menghitung nilai prioritas beserta nilai eigen, CI dan CR dari kriteria yang dipilih.

Gambar 4 Form Matriks Perbandingan Berpasangan berdasarkan Data Produksi Periode 1

Pada Form matriks perbandingan berpasangan berdasarkan data produksi

per hektar, User juga dapat melihat matriks perbandingan berpasangan data

produksi periode lainnya dengan memilih periode yang akan diubah pada Combo

Box periode dan pilih tombol buka berkas. Langkah selanjutnya yaitu sistem akan

melakukan pehitungan AHP untuk mendapatkan bobot prioritas dari pola tanam

berdasarkan data produksi per 3 periode seperti pada Tabel 4. Tabel 4 Bobot Prioritas Data Produksi per Periode

Bobot Prioritas Periode 1 Periode 2 Periode 3

Padi 0,035129701 0,022857679 0,024728176

Jagung 0,151333002 0,022857679 0,024728176

Kacang Tanah 0,07586833 0,022857679 0,024728176

Kacang Hijau 0,044993031 0,022857679 0,024728176

Kacang Panjang 0,025311203 0,047433047 0,071555788

Ubi Kayu 0,152848153 0,16080496 0,024728176

Page 8: Sistem Penentuan Prioritas Tanaman di Kota Kupang Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2513/2/T2_972009023_Full... · umur . tanaman, kebutuhan air . tanaman, harga

9

Ubi Jalar 0,048023334 0,022857679 0,024728176

Talas 0,044993031 0,022857679 0,024728176

Kubis 0,024553627 0,04036234 0,044921125

Sawi 0,07586833 0,098611148 0,152664148

Cabe Besar 0,024553627 0,039298511 0,024728176

Cabe Rawit 0,024553627 0,039298511 0,024728176

Tomat 0,024553627 0,04036234 0,044921125

Terung 0,024553627 0,039298511 0,024728176

Buncis 0,025311203 0,066240541 0,071555788

Ketimun 0,025311203 0,04036234 0,044921125

Kangkung 0,046508183 0,0683682 0,071555788

Bayam 0,07586833 0,098611148 0,152664148

Wortel 0,024553627 0,04036234 0,026358611

Bawang Merah 0,025311203 0,043439992 0,071600591

Form Input matriks perbandingan berpasangan Sistem penentuan prioritas

tanam per periode memiliki dua form input, pertama ber-ordo 4x4 untuk matriks

perbandingan empat kategori dari masing-masing periode (Gambar 5), form input

yang kedua ber-ordo 20x20 untuk matriks alternatif tanaman berdasarkan empat

kategori dari masing-masing periode. Form input yang kedua sama seperti form

input matriks berpasangan pola tanam berdasarkan data produksi (Gambar 4).

Gambar 5 Form Matriks Perbandingan Berpasangan Sistem Penentuan Prioritas Tanam

Periode 1

Pada Gambar 5 terdapat combo box periode yang berfungsi untuk

mengubah matriks perbandingan kategori berdasarkan periode yang terpilih.

Tombol Hitung merupakan proses perthitungan bobot prioritas seperti tahapan-

tahapan yang sudah dijelaskan pada metode penelitian. Untuk melihat dan

mengubah nilai skala perbandingan dari matriks alternatif tanaman berdasarkan

empat kategori Sistem penentuan prioritas tanam yaitu dengan cara pilih kategori

pada combo box kategori (gambar 5) dan pilih buka berkas.

Berdasarkan sistem penentuan prioritas tanam periode 1 (Gambar 5)

kategori kebutuhan pasar dan harga jual memiliki skala tertinggi dibandingkan

dengan kategori kebutuhan air tanah dan umur tanaman. Kebutuhan pasar dan

harga jual memiliki prioritas tertinggi pada periode ini, karena berdasarkan hasil

Page 9: Sistem Penentuan Prioritas Tanaman di Kota Kupang Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2513/2/T2_972009023_Full... · umur . tanaman, kebutuhan air . tanaman, harga

10

survei di pasar KASIH Kota Kupang kebutuhan pada periode 1 untuk semua jenis

tanaman sangat tinggi (November – Februari) dan harga tanaman akan melonjak

tinggi sesuai dengan tingkat kebutuhan tanaman. Sedangkan kategori kebutuhan

air tanah dan umur tanaman dapat terpenuhi karena pada periode ini merupakan

musim hujan di Kota Kupang dan memiliki rata-rata curah hujan sebesar 916-

2844 mm.

Gambar 6 Form Matriks Perbandingan Berpasangan Sistem Penentuan Prioritas Tanam

Periode 2

Matriks perbandingan Sistem penentuan prioritas tanam periode 2

(Gambar 6) kategori kebutuhan pasar dan harga jual memiliki skala tertinggi dan

memiliki kepentingan yang hampir sama dengan kebutuhan air hujan sedangkan

umur tanaman memiliki skala terendah. Kebutuhan pasar dan harga jual memiliki

prioritas tertinggi, karena kebutuhan untuk beberapa jenis tanaman di pasar pada

periode 2 cukup tinggi dan harga tanaman tersebut naik drastis. Kategori

kebutuhan air tanah dan umur tanaman cukup terpenuhi karena pada periode ini

merupakan peraliahan dari musim hujan ke musim kemarau.

Gambar 7 Form Matriks Perbandingan Berpasangan Sistem Penentuan Prioritas Tanam

Periode 3

Berbeda dengan Sistem penentuan prioritas tanam periode 3 kategori

kebutuhan air dan umur tanaman memiliki skala tertinggi dibandingkan dengan

kebutuhan pasar dan harga jual memiliki skala terendah pada Sistem penentuan

prioritas tanam periode 3. Kebutuhan air dan umur tanaman memiliki prioritas

tertinggi, karena kebutuhan air tanah pada periode ini tidak terpenuhi disebabkan

periode ini merupakan musim kemarau di Kota Kupang. Sedangkan kebutuhan

untuk beberapa jenis tanaman di pasar pada periode 3 sangat terpenuhi dan harga

tanaman tergolong standar.

Page 10: Sistem Penentuan Prioritas Tanaman di Kota Kupang Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2513/2/T2_972009023_Full... · umur . tanaman, kebutuhan air . tanaman, harga

11

Tahapan selanjutnya yaitu mencari bobot prioritas alternatif per kategori

untuk mencari bobot prioritas global. Langkah pertama untuk mencari prioritas

global yaitu dengan cara menentukan matriks perbandingan berpasangan alternatif

dari masing-masing kategori berdasarkan data primer dan hasil wawancara.

Berdasarkan keempat kategori yang dipakai, kebutuhan air merupakan sebuah

konstanta sehingga skala perbandingan matrik berpasangan kebutuhan air untuk

periode 1, periode 2 dan periode 3 adalah sama.

Gambar 8 Form Matriks Perbandingan Berpasangan berdasarkan Kebutuhan Air

periode 1, periode 2 dan Periode 3

Berdasarkan skala perbandingan matriks berpasangan berdasarkan

kebutuhan air periode 1, periode 2 dan periode 3 (Gambar 8) terlihat bahwa

kebutuhan air tanah untuk varietas padi jagung dan ubi kayu sangat banyak yaitu

sebesar 0,8-1 mm/hari, kebutuhan air untuk varietas kacang, kacang panjang,

cabe, ubi jalar, talas, kubis dan bawang merah sebesar 0,4 mm/hari, sedangkan

kebutuhan air varietas sawi, ketimun, kangkung, bayam dan wortel sangat rendah

yaitu sebesar 0,3 mm/hari.

Gambar 9 Form Matriks Perbandingan Berpasangan berdasarkan

Umur Tanaman periode 1, dan Periode 2

Kategori umur tanaman juga merupakan sebuah konstanta, penentuan

skala matriks perbandingan untuk kategori umur tanaman disesuaikan dengan

kebutuhan air per periode. Apabila kebutuhan air mencukupi maka tanaman

dengan umur panjang menjadi prioritas utama (periode 1 dan periode 2), dan jika

kebutuhan air tanah tidak mencukupi maka umur tanaman pendek akan menjadi

prioritas utama (periode 3).

Page 11: Sistem Penentuan Prioritas Tanaman di Kota Kupang Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2513/2/T2_972009023_Full... · umur . tanaman, kebutuhan air . tanaman, harga

12

Berdasarkan skala perbandingan matriks berpasangan berdasarkan umur

tanaman periode 1 dan periode 2 (Gambar 10) terlihat bahwa umur tanaman untuk

varietas ubi kayu dan talas tergolong lama yaitu 120-240 hari, umur tanaman

untuk varietas padi, jagung, kacang tanah, wortel, tomat dan kubis yaitu 90-120

hari, umur tanaman untuk varietas terung, cabe, bawang merah, buncis dan

kacang panjang yaitu 30-60 hari, sedangkan umur tanaman untuk varietas sawi,

ketimun, kangkung, kacang panjang dan bayam yaitu 15-45 hari.

Gambar 10 Form Matriks Perbandingan Berpasangan berdasarkan

Umur Tanaman Periode 3

Varietas sawi, ketimun, kangkung, kacang panjang dan bayam memliki

nilai skala matriks perbandingan tertinggi, diikuti dengan varietas terung, cabe,

bawang merah, buncis dan kacang panjang sedangkan ubi kayu dan talas memiliki

skala matriks perbandingan terendah berdasarkan umur tanaman pada periode 3.

Gambar 11 Form Matriks Perbandingan Berpasangan berdasarkan

Kebutuhan Pasar Periode 1

Penentuan skala matriks perbandingan berpasangan untuk kebutuhan pasar

ditentukan berdasarkan data kebutuhan pasar hasil dari wawancara dengan

beberapa pedagang di pasar Kasih Kota Kupang. Berdasarkan data kebutuhan

pasar periode 1 (Gambar 11) varietas ubi kayu, ubi jalar dan talas selalu tersedia

di pasar sedangkan 17 varietas lainnya pada periode 1 kebutuhan tanaman tersebut

sangat tinggi hampir setiap bulan diperiode 1 (November-Februari) selalu dicari

konsumen.

Page 12: Sistem Penentuan Prioritas Tanaman di Kota Kupang Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2513/2/T2_972009023_Full... · umur . tanaman, kebutuhan air . tanaman, harga

13

Gambar 12 Form Matriks Perbandingan Berpasangan berdasarkan

Kebutuhan Pasar Periode 2

Berdasarkan data kebutuhan pasar periode 2 (Gambar 12) varietas ubi

kayu, ubi jalar dan talas kebutuhannya sangat tinggi (Agustus-Oktober) sedangkan

cabe, tomat, wortel dan bawang merah selalu tersedia dipasar dan tanaman

lainnya sangat dibutuhkan pada bulan-bulan tertentu pada periode 2 (Juli/

Agustus/ September/ Oktober).

Gambar 13 Form Matriks Perbandingan Berpasangan berdasarkan Kebutuhan Pasar

Periode 3

Kebutuhan pasar periode 3 (Gambar 13) untuk varietas jagung dan wortel

sangat tinggi (September-Oktober) sedangkan kebutuhan 18 tanaman lainnya

selalu tersedia di pasar. Penentuan skala matriks perbandingan berpasangan untuk

harga jual ditentukan berdasarkan data harga komoditi tanaman pangan

hortikultura Kota Kupang.

Page 13: Sistem Penentuan Prioritas Tanaman di Kota Kupang Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2513/2/T2_972009023_Full... · umur . tanaman, kebutuhan air . tanaman, harga

14

Gambar 14 Form Matriks Perbandingan Berpasangan berdasarkan Harga Jual Periode 1

Berdasarkan data harga jual tanaman periode 1 (Gambar 14) varietas cabe

dan tomat memiliki harga jual paling mahal yaitu Rp 30000 – Rp 35000/Kg,

varietas kacang dan bawang merah Rp 18000 – Rp21000/Kg, varietas ubi dan

buncis Rp 10000 – Rp 12000/Kg, varietas kangkung dan sawi yang merupakan

nilai skala terendah memiliki harga jual Rp 2500 – Rp 3500/ikat, sedangkan harga

jual untuk tanaman tersisa lainnya yaitu berkisar antara Rp 5000 – Rp 7500.

Gambar 15 Form Matriks Perbandingan Berpasangan berdasarkan Harga Jual Periode 2

Sedangkan data harga jual tanaman periode 2 (Gambar 15) untuk varietas

cabe naik drastis menjadi yaitu Rp 60000 – Rp 65000/Kg, varietas bawang merah,

kacang, dan ubi jalar seharga Rp 18000 – Rp30000/Kg, varietas buncis, ketimun

dan ubi kayu Rp 10000 – Rp 12000/Kg, sedangkan 10 varietas tersisa lainnya

yang merupakan skala terendah memiliki harga jual berkisar antara Rp 5000 – Rp

7500.

Berbeda juga dengan data harga jual tanaman periode 3 (Gambar 16),

harga jual varietas cabe rawit yaitu Rp 30000/Kg, varietas bawang merah, kacang,

wortel, dan ubi jalar seharga Rp 18000 – Rp21000/Kg, varietas buncis, cabe besar

dan ubi kayu Rp 10000 – Rp 15000/Kg, sedangkan 11 varietas tersisa lainnya

yang merupakan skala terendah memiliki harga jual berkisar antara Rp 5000 – Rp

6750.

Page 14: Sistem Penentuan Prioritas Tanaman di Kota Kupang Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2513/2/T2_972009023_Full... · umur . tanaman, kebutuhan air . tanaman, harga

15

Gambar 16 Form Matriks Perbandingan Berpasangan berdasarkan Harga Jual Periode 3

Setelah memasukkan nilai matriks perbandingan alternatif, tahap

selanjutnya yaitu sistem akan menghitung nilai prioritas dari masing-masing

alternatif. Nilai prioritas tersebut akan dipakai untuk mencari bobot prioritas

global dengan cara menjumlahkan bobot prioritas alternatif per 4 (Tabel 5).

Prioritas global AHP Sistem penentuan prioritas tanam dari masing-masing

periode diubah dalam bentuk persen(%) dengan cara kolom prioritas global

dibagi 4 dan dikalikan 100. Tujuan prioritas global AHP Sistem penentuan

prioritas tanam diubah yaitu untuk melihat perbedan dengan prioritas global AHP

menurut data produksi. Oleh karena itu prioritas global AHP data produksi (Tabel

4) juga diubah dalam bentuk persen(%) caranya nilai prioritas dikalikan 100. Tabel 5 Perbandingan Prioritas berdasarkan 2 Pola Tanam per 3 Periode

Kriteria

Prioritas

AHP

Data

Produksi

Periode

1(%)

Prioritas

AHP

Sistem

Penentuan

Prioritas

Tanam

Periode

1(%)

Prioritas

AHP

Data

Produksi

Periode

2(%)

Prioritas

AHP

Sistem

Penentuan

Prioritas

Tanam

Periode

2(%)

Prioritas

AHP

Data

Produksi

Periode

3(%)

Prioritas

AHP

Sistem

Penentuan

Prioritas

Tanam

Periode

3(%)

Padi 3,513 6,818 2,286 6,709 2,473 6,570

Jagung 15,133 6,226 2,286 6,709 2,473 8,654

Kacang

Tanah 7,587 6,876 2,286 5,664 2,473 5,682

Kacang

Hijau 4,499 6,180 2,286 4,967 2,473 4,985

Kacang

Panjang 2,531 3,208 4,743 3,099 7,156 2,960

Ubi Kayu 15,285 7,573 16,080 9,371 2,473 8,230

Ubi Jalar 4,802 4,183 2,286 6,736 2,473 5,682

Talas 4,499 4,761 2,286 6,572 2,473 5,361

Kubis 2,455 4,519 4,036 4,410 4,492 4,271

Sawi 7,587 2,583 9,861 2,742 15,266 2,604

Cabe Besar 2,455 6,064 3,930 5,463 2,473 4,143

Cabe Rawit 2,455 6,064 3,930 5,463 2,473 6,141

Page 15: Sistem Penentuan Prioritas Tanaman di Kota Kupang Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2513/2/T2_972009023_Full... · umur . tanaman, kebutuhan air . tanaman, harga

16

Tomat 2,455 7,348 4,036 4,408 4,492 4,858

Terung 2,455 5,134 3,930 5,024 2,473 4,886

Buncis 2,531 5,264 6,624 5,142 7,156 5,072

Ketimun 2,531 2,852 4,036 3,242 4,492 2,604

Kangkung 4,651 2,583 6,837 2,742 7,156 2,604

Bayam 7,587 2,852 9,861 2,742 15,266 2,604

Wortel 2,455 4,163 4,036 4,719 2,636 7,409

Bawang

Merah 2,531 4,750 4,344 4,073 7,160 4,679

Berdasarkan tabel perbandingan dua pola tanam (Tabel 5) perubahan pola

tanam sangat berpengaruh pada prioritas tertinggi. Pola tanam periode 1

kebutuhan pasar dan harga jual merupakan prioritas utama sehingga penanaman

cabe besar dan cabe rawit yang merupakan komoditi dengan harga tertinggi dan

kebutuhan pasar tertinggi perlu ditingkatkan penanaman bibit tersebut sebaliknya

penanaman jagung dan ubi kayu perlu dikurangi. Pola tanam periode 2 tanman

padi merupan tanaman denga prioritas tertinggi dan perlu ditingkatkan penanaman

bibit tersebut. Hal ini disebabkan kebutuhan padi pada periode 2 tinggi dan

kebutuhan air tanah untuk tanaman padi dapat mencukupi. Pada pola tanam

periode 3 komoditi sayur-sayuran menjadi prioritas tertinggi dikarenakan

kebutuhan air tanah yang sedikit. Dengan kebutuhan air tanah yang sedikit maka

tanaman umur pendek adalah solusi yang tepat untuk ditanam pada periode ini.

Selain dapat dilihat perbandingan prioritas dari dua pola tanam, dengan

prioritas yang sudah dihasilkan juga dapat dilihat selisih dari dua pola tanam

tersebut sehingga dapat dilihat kebutuhan bibit yang harus ditanam berdasarkan

20 alternatif tanaman yang dipilih dengan cara, prioritas berdasarkan luas lahan

dibagi prioritas global hasil pembagian dikali dengan 100 (Gambar 17).

Gambar 17 Prioritas Global Periode 1

Berdasarkan Gambar 17 dapat dilihat persentase perbandingan Sistem

penentuan prioritas tanam terhadap pola tanam berdasarkan data produksi periode

1, ada beberapa varietas yang perlu dikurangi tingkat produksinya seperti varietas

kangkung, sawi, bayam, ubi kayu, dan jagung. Ada beberapa varietas juga yang

Page 16: Sistem Penentuan Prioritas Tanaman di Kota Kupang Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2513/2/T2_972009023_Full... · umur . tanaman, kebutuhan air . tanaman, harga

17

perlu ditingkatkan produksinya seperti yang terlihat pada persentase perbandingan

dimana terdapat data perbandingan >100% dan bahkan ada yang mencapai

>200% seperti varietas cabe, tomat terung dan buncis.

Gambar 18 Prioritas Global Periode 2

Berdasarkan Gambar 18 dapat dilihat persentase perbandingan Sistem

penentuan prioritas tanam terhadap pola tanam berdasarkan data produksi periode

2, ada beberapa varietas yang perlu dikurangi tingkat produksinya seperti varietas

kacang panjang, ubi kayu, sawi, kangkung, bayam, ketimun dan buncis. Ada

beberapa varietas juga yang perlu ditingkatkan produksinya seperti yang terlihat

pada persentase perbandingan dimana terdapat data perbandingan >100% dan

bahkan ada yang mencapai >200% seperti varietas padi, jagung, kacang tanah,

kacang hijau, ubi jalar dan talas.

Gambar 19 Prioritas Global Periode 3

Dari gambar 19 dapat dilihat persentase perbandingan Sistem penentuan

prioritas tanam terhadap pola tanam berdasarkan data produksi periode 3, ada

beberapa varietas yang perlu dikurangi tingkat produksinya seperti varietas

kacang panjang, sawi, kangkung, bayam, dan tomat. Ada beberapa varietas juga

yang perlu ditingkatkan produksinya seperti yang terlihat pada persentase

Page 17: Sistem Penentuan Prioritas Tanaman di Kota Kupang Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2513/2/T2_972009023_Full... · umur . tanaman, kebutuhan air . tanaman, harga

18

perbandingan dimana terdapat data perbandingan >100% dan bahkan ada yang

mencapai >200% seperti varietas padi, jagung, ubi kayu, cabe dan wortel.

Prioritas global satu, prioritas global dua dan prioritas global tiga dapat

dibuat dalam bentuk rangking untuk mempermudah user dalam membuat

keputusan penentuan tanaman yang akan ditanam. Tabel 6 merupakan Rangking

dari 3 Prioritas Global dari Sistem Penentuan Prioritas Tanaman. Tabel 6 Rangking dari 3 Prioritas Global dari

Sistem Penentuan Prioritas Tanaman

No

Varietas

Tanaman Periode 1

Varietas

Tanaman Periode 2

Varietas

Tanaman Periode 3

1 Ubi Kayu 0.302924975 ubi kayu 0.374848985 jagung 0.30137

2 Tomat 0.293931078 ubi jalar 0.26945273 wortel 0.251586

3

Kacang

Tanah 0.275059605 padi 0.268360654 cabe rawit 0.245596

4 Padi 0.272729921 jagung 0.268360654 buncis 0.242839

5 Jagung 0.249031175 talas 0.262874125 ubi kayu 0.231956

6

Kacang

Hijau 0.247180835

kacang

tanah 0.22657424

bawang

merah 0.227121

7

Cabe

Besar 0.242567022 cabe besar 0.218531428 padi 0.218037

8

Cabe

Rawit 0.242567022 cabe rawit 0.218531428

kacang

panjang 0.204057

9 Buncis 0.210545692 buncis 0.205670909

kacang

hijau 0.199345

10 Terung 0.20534849 terung 0.200979222 terung 0.195375

11 Talas 0.1904446

kacang

hijau 0.198695469 sawi 0.189805

12 Bawang Merah 0.189996968 wortel 0.188765509 ketimun 0.189805

13 Kubis 0.180754289 kubis 0.176385021 kangkung 0.189805

14 Ubi Jalar 0.167338729 tomat 0.176313463 bayam 0.189805

15 Wortel 0.166502402

bawang

merah 0.162908008

kacang

tanah 0.182505

16

Kacang

Panjang 0.128320563 ketimun 0.129698636 ubi jalar 0.182505

17 Ketimun 0.114068676

kacang

panjang 0.123951295 cabe besar 0.165667

18 Bayam 0.114068676 sawi 0.109699408 tomat 0.149546

19 Sawi 0.103309641 kangkung 0.109699408 kubis 0.126061

20 Kangkung 0.103309641 bayam 0.109699408 talas 0.117215

Dari hasil analisis AHP Sistem penentuan prioritas tanam, Dinas Pertanian

dan Kehutanan Kota Kupang dapat menggunakan analisa tersebut sebagai

pendukung keputusan dalam mengambil kebijakan untuk menentukan jenis

tanaman yang cocok ditanam pada periode tanam 1 sampai periode tanam ke 3.

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Kupang juga dapat mensosialisasikan

kepada kelompok tani pada setiap Kelurahan di Kecamatan Maulafa jenis

tanaman yang cocok dan efektif ditanam pada periode tertentu.

Page 18: Sistem Penentuan Prioritas Tanaman di Kota Kupang Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2513/2/T2_972009023_Full... · umur . tanaman, kebutuhan air . tanaman, harga

19

5. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat dimpulkan bahwa

Periode 1 sangat berpengaruh pada prioritas tertinggi yaitu kebutuhan pasar,

karena kebutuhan pasar yang sangat meningkat (November - Februari) maka

dibutuhkan persediaan stok tanaman yang memenuhi kebutuhan pasar. Selain itu

meningkatnya kebutuhan pasar pada periode 1 berdampak pada kenaikan harga

tanaman. Pada periode 1 kebutuhan air tanah sangat melimpah, sehingga tanaman

dapat tumbuh sesuai dengan umur tanaman.

Periode 2 perubahan pola tanam sangat berpengaruh pada prioritas tertinggi

yaitu harga pasar. Pada periode 2 (Maret-Juni) harga beberapa tanaman meningkat

drastis, harga tanaman yang tinggi memiliki potensi tanam yang besar dan

memiliki keuntungan yang lebih dibandingkan tanaman lain. Kebutuhan pasar

pada periode 2 dapat terpenuhi karena pada periode 2 banyak varietas tanaman

yang siap untuk dipanen (musim panen). Pada periode 2 kebutuhan air tanah

terpenuhi, sehingga tanaman dapat tumbuh sesuai dengan umur tanaman.

Periode 3 perubahan pola tanam sangat berpengaruh pada prioritas tertinggi

yaitu kebutuhan air dan umur tanaman. Hal ini disebabkan pada periode ini suplai

air tanah sangat kurang dan bila bercocok tanam diperlukan pemilihan jenis

tanaman umur pendek dan irigasi tambahan. Pada periode 3 (Juli-Oktober)

kebutuhan pasar dan harga beberapa tanaman meningkat.

Hasil analisis AHP menunjukkan perbedaan antara dua pola tanam yaitu pola

tanam berdasarkan data produksi tanam dan Sistem penentuan prioritas tanam

berdasarkan empat kriteria pembanding. Persentase perbandingan Sistem

penentuan prioritas tanam terhadap pola tanam berdasarkan data produksi periode

1, ada beberapa varietas yang perlu dikurangi tingkat produksinya seperti varietas

kangkung, sawi, bayam, ubi kayu, dan jagung. Ada beberapa varietas juga yang

perlu ditingkatkan produksinya seperti yang terlihat pada persentase perbandingan

dimana terdapat data perbandingan >100% dan bahkan ada yang mencapai

>200% seperti varietas cabe, tomat terung dan buncis

Persentase perbandingan Sistem penentuan prioritas tanam terhadap pola

tanam berdasarkan data produksi periode 2, ada beberapa varietas yang perlu

dikurangi tingkat produksinya seperti varietas kacang panjang, ubi kayu, sawi,

kangkung, bayam, ketimun dan buncis. Ada beberapa varietas juga yang perlu

ditingkatkan produksinya seperti yang terlihat pada persentase perbandingan

dimana terdapat data perbandingan >100% dan bahkan ada yang mencapai

>200% seperti varietas padi, jagung, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar dan

talas.

Persentase perbandingan Sistem penentuan prioritas tanam terhadap pola

tanam berdasarkan data produksi periode 3, ada beberapa varietas yang perlu

dikurangi tingkat produksinya seperti varietas kacang panjang, sawi, kangkung,

bayam, dan tomat. Ada beberapa varietas juga yang perlu ditingkatkan

produksinya seperti yang terlihat pada persentase perbandingan dimana terdapat

data perbandingan >100% dan bahkan ada yang mencapai >200% seperti varietas

padi, jagung, ubi kayu, cabe dan wortel.

Page 19: Sistem Penentuan Prioritas Tanaman di Kota Kupang Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2513/2/T2_972009023_Full... · umur . tanaman, kebutuhan air . tanaman, harga

20

Saran pengembangan penelitian ke depan adalah dalam sistem penentuan

prioritas tanam perlu dilakukan penambahan dan pengurangan bibit yang akan

ditanam. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Kupang dapat menggunakan

analisis AHP sebagai pendukung keputusan dalam mengambil kebijakan untuk

menentukan jenis tanaman yang cocok ditanam pada periode tanam 1 sampai

periode tanam ke 3. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Kupang juga dapat

mensosialisasikan kepada kelompok tani pada setiap Kelurahan di Kecamatan

Maulafa jenis tanaman yang cocok dan efektif ditanam pada periode tertentu.

6. Daftar Pustaka

[1] Wairata, J.E. 2010. Pola Bercocok Tanam Terhadap Perubahan Iklim

dengan Metode Data Mining (Studi Kasus 16 Kabupaten di NTT). Skripsi

Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

[2] Lak, M.B. and Almassi, M. 2011. An analytical review of parameters and

indices affecting decision making in agricultural mechanization. Australian

Journal of Agricultural Engineering.

[3] Bhatta, G.D. 2010. Farming Differentiation in the Rural-urban Interface of

the Middle Mountains, Nepal: Application of Analytic Hierarchy Process

(AHP) Modeling. Journal of Agricultural Science.

[4] Saaty, T.L 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin; Proses

Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang

Kompleks. Gramedia, Jakarta.

[5] Suryadi, K dan Ramdhani, M.A. 2002. Sistem Pendukung Keputusan; Suatu

Wacana Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambil

Keputusan. Rosda, Bandung.

[6] Supriyono, Wardhana, dan Sudaryo. 2007. Sistem Pemilihan Pejabat

Struktural dengan Metode AHP. Seminar Nasional III SDM Teknologi

Nuklir, Yogyakarta.