104
SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN PADA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN SKRIPSI OLEH NURHAEDAR 105730519815 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

II

SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN

PADA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

SKRIPSI

OLEH

NURHAEDAR

105730519815

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS

EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

i

SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN

PADA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

SKRIPSI

OLEH

NURHAEDAR

105730519815

Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi ( SE) Program Studi Akuntansi pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

Program Studi Akuntansi FAKULTAS

EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2020

Page 3: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

ii

MOTTO

Hidup bukanlah perlombaan melainkan perjalanan yang harus dinikmati

PERSEMBAHAN

Rasa sukurku yang sebesar – besarnya kepada Allah SWT, atas karunia

serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya tugas akhir ini dapat

terselesaikan.

Sebuah karya kecil ini kupersembahkan untuk orang – orang tercinta dan

tersayang atas kasihnya yang berlimpah

1. Semua keluarga yang kumiliki, khusunya ibunda tercinta, terimah kasih

atas doa dan dukungannya

2. Terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing hingga

saat ini dan menerima kekurangan saya.

3. Teman – temanku tersayang, terimah kasih atas dukungannya, motivasi,

saran – sarannya dan kebersamaannya selama ini.

Page 4: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

iii

Page 5: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

iv

Page 6: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

v

Page 7: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

VII

ABSTRAK

NURHAEDAR. 2019. Penerapan Pengendalian Intern Atas Persediaan Perlengkapan Pada Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi – Selatan, Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh H Mahmud Nuhung dan Ismail Badollahi

Penelitian ini dilakukan di Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah

Provinsi Sulawesi – Selatan yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengendalian intern dan mengetahui efektivitas pengendalian intern. Metode analisis yang penulis gunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif dan kumulatif.

Berdasarkan dari hasil penelitian, Pengendalian intern persediaan

menggunakan standar akuntansi pemerintah yang ditetapkan di Peraturan Gubernur nomor 20 tahun 2016 tentang pedoman penatausahaan persediaan lingkup instansi pemerintah dan pengendalian intern persediaan persediaan telah efektif karena pegendalian tersebut dapat diketahui nilai persedian akhir yang dapat digunakan untuk tahun anggaran selanjutnya dan nilai persediaan akhir dimasukan kedalam laporan keuangan yaitu neraca.

Kata Kunci : Pengendalian Intern dan Persediaan

Page 8: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

VIII

ABSTRACT

NURHAEDAR. 2019. The Role of Internal Control System for the Supply of Equipment in Badan Koordinasi Penanaman Modal DaerahbProvinsi Sulawesi Selatan.Thesis, Faculty of Economics and Business, Department of Accounting, Muhammadiyah University of Makassar. Main Supervisior Advisor by H. Mahmud Nuhung and Ismail Badollahi.

The purpose of this study is to Get a Picture of Internal Control and Know the effectiveness of internal control. The method of analysis that writer use is descriptive qualitative approach.

The result of this research shows that internal control of consumable goods inventory is using the accounting standard of goverment set forth in governor regulation no. 20 of 2016 about the guidelines for administering the inventory of government agencies and the internal control of consumable goods inventory is already effective because by the control, it is able to know the value of last inventory that can be used for the next fiscal year and the valueof last inventory is entered to the financial statement, that is the balance sheet.

Keywords : Internal control dan Inventory

Page 9: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

IX

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb.

Puji dan Syukur kepada Allah SWT, atas segala nikmat hidup dan

kesempatan menggenggang ilmu, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Analisis Biaya Usaha Pada Kelompok Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Perikanan Citra Bahari di Kabupaten Majene” sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE) Program Studi Akuntansi Strata Satu

(S1).

Penulis menyadari bahwa suatu karya dibidang apapun tidak terlepas dari

kekurangan disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang

dimiliki penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

diharapkan untuk revisi penelitian selanjutnya.

Akhirnya dengan selesainya skripsi ini tidak lepas dari peran dan bantuan

yang telah diberikan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Pada

kesempatan ini penulis sampaikan ucapan rasa syukur dan terima kasih yang tak

terhingga kepada:

1. Allah SWT yang senantiasa melimpahkan Nikmat dan Hidayah-Nya, serta

untuk segala kekuatan, kemudahan, kelancaran, petunjuk dan untuk

segala anugerah terindah-Nya.

2. Serta untuk segala kekuatan, kelancaran, petunjuk dan untuk segala

anugerah terindah-NYA

3. Untuk Ayahku dan Ibuku (Tanda) tercinta, terima kasih selama ini engkau

telah menjadi suri tauladan untuk anakmu, dan terima kasih telah

memberikan kasih sayang, doa dan semangatnya.

Page 10: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

X

4. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan persetujuan

untuk mengadakan penelitian.

5. Bapak Ismail Badollahi, SE.,M.Si.,Ak.CA.CSP selaku Ketua Program Studi

Akuntansi yang telah memberikan arahan dan masukan bagi peneliti.

6. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA selaku Dosen pembimbing I yang telah

memberikan waktu dan kesempatannya dalam membimbing memberikan

masukan dan saran dalam penelitian ini.

7. Bapak Ismail Badollahi, SE.,M.Si.,Ak.CA.CSP selaku Dosen pembimbing

II yang telah banyak memberikan bantuan baik waktu, masukan dan saran

dalam penyelesaian penelitian penulis.

8. Para Bapak/Ibu dosen yang telah begitu tulus membekali penulis ilmu

pengetahuan yang sangat berharga.

9. Seluruh staff dan karyawan di Universitas Muhammadiyah Makassar.

10. Pimpinan/Direktur dan seluruh karyawan Kelompok Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Perikanan Citra Bahari di Kabupeten Majene yang telah

banyak membantu sehingga penelitian ini dapat terlaksana.

11. Keluarga besar yang telah mendukungku, terima kasih.

12. Teman-teman kelas Resor Ak.9-2015 jurusan akuntansi terima kasih untuk

semuanya.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu

yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

Semoga Allah SWT membalas jasa serta budi baik yang setimpal kepada

semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Harapan penulis, semoga karya sederhana ini dapat memberikan sumbangan dan

Page 11: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

XI

manfaat khususnya bagi Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi

Selatan. Aamiin.

Wassalamu Alaikum Wr.Wb.

Makassar, Januari 2020

Nurhaedar

Page 12: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

XII

DAFTAR ISI

SAMPUL ....................................................................................................... i HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v SURAT PERNYATAAN ................................................................................ vi ABSTRACK .................................................................................................. vii ABSTRACK .................................................................................................. viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 4 C.Tujuan Penelitian....................................................................... 4 D.Manfaat Penelitian ..................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6 A. Sistem Pengendalian Intern ...................................................... 6 B.Sistem Akuntansi Persediaan .................................................... 9 C.Persediaan Perlengkapan Berdasarkan PSAK .......................... 14 D. Komponen Pengendalian Internal ............................................ 16 E.penelitian Terdahulu .................................................................. 24 F.Kerangka Konsep ...................................................................... 26 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 27 A.Jenis Penelitian ......................................................................... 27 B.Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 27 C.Metode Pengumpulan Data ....................................................... 28 D.Jenis dan Sumber Data. ............................................................ 29 E.Metode Analisis ......................................................................... 29

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ................................... 30 A. Gambaran Umum Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Prov Sulawesi selatan .............................................................. 30 B. Visi dan Misi Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Prov

Sulawesi Selatan ...................................................................... 31 C Stuktur Organisasi Badaan Koordinasi Penanaman Modal Daerah

Prov Sulawesi Selatan .............................................................. 31 D Uraian Tugas Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Prov

Sulawesi selatan ....................................................................... 32

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 50

Page 13: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

XIII

A Sistem Pengendalian Intern pada Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Prov Sulawesi Selatan ........................................... 50 B Sistem Akuntansi Persediaan Perlengkapan pada Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Prov Sulawesi Selatan........................ 54 1 Jenis Persediaan Barang Pakai Habis di Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Prov Sulawesi Selatan .................... 55 2 Prosedur Pembelian Barang Pakai Habis di Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Prov Sulawesi Selatan .................... 57 3 Prosedur Pendistribusian Barang Pakai Habis di Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Prov Sulawesi Selatan .. 66 4 Sistem Pencatatan Persediaan Barang Pakai Habis di Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Prov Sulawesi Selatan .. 66 C PEMBAHASAN ............................................................................. 77 1 Pengendalian Intern Persediaan Perlengkapan di Badan

Koordinasi Penanaman Modal Daerah Prov Sulawesi selata...... 77 2 Pengaruh Hasil Pengawasan Intern Persediaan di Badan

Koordinasi Penanaman Modal Daerah Prov Sulawesi selatan .... 80

BAB VI PENUTUP .................................................................................... 82 A Kesimpulan................................................................................ 82 B Saran ......................................................................................... 83 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 84 RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... 85

Page 14: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

XIV

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ringakasan Penelitian Terdahulu..................................................... 23

Tabel 5.1 Flowchart Sistem Pengendalian Intern............................................. 52

Tabel 5.2 Kartu persedian Badan Koordinasi Penanaman modal Daerah Prov

Sulawesi Selatan.............................................................................. 56

Tabel 5.3 Flowchaart Pesedian Barang Pakai Habis di Badan Koordinasi

Penanaman Modal Daerah Prov sulawesi selatan............................ 65

Page 15: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

XV

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Konsep.............................................................. 26

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah

Provinsi sulawesi selatan............................................................. 30

Gambar 5.1 Format Nota Pesanan................................................................... 58

Gambar 5.2 Format Berita Acara Pemeriksaan Barang Pakai Habis............... 60

Gambar 5.3 Format Berita Acara Penerimaan Barang..................................... 62

Gambar 5.4 Format Nota Pengambilan / Pengguna Barang............................. 64

Gambar 5. 5 Buku Barang / Jasa ( Barang Pakai Habis )................................ 68

Gambar 5.6 Buku Penerimaan Barang ( Barang Pakai Habis )..................... 69

Gambar 5.7 Kartu Barang................................................................................. 71

Gambar 5.8 Kartu Persediaan Barang.............................................................. 73

Gamba 5.9 Berita Acara Opname Fisik Persediaan......................................... 75

Page 16: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara beriklim tropis, mempunyai kekayaan

alam yang melimpah. Indonesia juga dikenal sebagai negara kepulauan yang

terbesar didunia dan menjadi salah satu negara yang sedang

berkembang.Perekonomian di Indonesia juga sedang mengalami perkembangan

dimana pergerakan perekonomian ini didukung dengan pertumbuhan perusahaan

yang dapat membantu memajukan perekonomian Indonesia. Dengan terjadinya

perkembangan perekonomian di Indonesia maka dibutuhkan adanya

pengendalian dalam pelaksanaan kegiatan khususnya dibidang pengadaan

barang pakai habis diharapkan mampu bekerja secara efektif dan efisien baik di

perusahaan swasta maupun di instansi pemerintahan.

Menurut Commite of Sponsoring Organization of Treadaway Commission

(COSO) (2013: 15), pengertian Pengendalian Internal adalah proses yang

dipengaruhi oleh dewan direksi,manajemen,dan personil lainnya dalam entitas,

yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan

yang berkaitan dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan.Pengendalian internal

dilakukan untuk memantau apakah kegiatan operasional maupun finansial

perusahaan telah berjalan sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang telah

ditetapkan oleh manajemen ( Hery, 2015: 159). Salah satu faktor yang mendukung

dalam perkembangan perekonomian Indonesia adalah instansi pemerintahan,

pada instansi pemerintahan tersebut dilakukan kegiatan operasional untuk

mencapai sasaran yang telah di rencanakan.Dalam pelaksanaanya di butuhkan

pengendalian baik itu secara internal maupun eksternal.kegiatan operasional yang

Page 17: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

2

2

dilakukan dalam instansi pemerintah akan dilakukan pengendalian.Peran

penting yang ada dalam pengendalian tersebut berasal dari instansi atau

perusahaan itu sendiri.

Perusahaan atau instansi pemerintah saat melakukan kegiatan

operasionalnya harus didukung dengan kelengkapan yang memadai baik dalam

bentuk sarana dan prasarana maupun dari sisi keuangan untuk menunjang

keberhasilan suatu kegiatan perusahaan atau instansi harus menyediakan

persediaan perlengkapan.Warren (2016), persediaan (Inventory) adalah barang

dagang yang dapat disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis

perusahaan dan dapat digunakan dalam proses produksi atau dapat digunakan

untuk tujuan tertentu.Rudianto (2015) persediaan adalah sejumlah barang jadi ,

bahan baku, dan barang dalam proses yang dimiliki perusahaan dengan tujuan

untuk dijual atau diproses lebih lanjut.

Persediaan adalah salah satu aset penting yang dimiliki oleh perusahaan

khusunya persediaan perlengkapan. Perlengkapan merupakan barang yang dibeli

tapi tidak untuk dijual kembali tetapi digunakan untuk kegiatan operasional maka

harus dilakukan pengendalian intern yang baik sesuai dengan tujuan utama yaitu

untuk mencegah dan mengamankan persediaan dari kemungkinan buruk sepeti

pencurian atau penyalahgunaan persediaan serta menjamin keakuratan

penyajiaan persediaan dalam laporan keuangan . Untuk menjamin keakurataan

besarnya persediaan yang akan dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan maka

diperlukan perhitungan fisik dengan data persediaan. Data persediaan merupakan

salah satu cara pengendalian intern terhadap persediaan yang biasa diterapkan

di perusahaan maupun di instansi pemerintahan yang memiliki barang persediaan

yang jumlahnya cukup banyak.

Page 18: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

3

3

Badan koordinasi penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

(BKPMD) adalah salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau instansi

pemerintah yang mengatur mengenai investasi di sulawesi selatan baik itu dari

segi pelayanan perizinan, pengembangan investasi, promosi daerah, serta

pengendalian dan pengawasan terhadap perusahaan yang ada di Sulawesi

Selatan.Badan koordinasi penanaman modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

sama seperti perusahaan atau organisasi lainnya yang memiliki visi dan misi serta

target yang akan dicapai dalam setiap periode ataupun setiap tahunnya, sehinnga

pada setiap kegiatan operasionalnya dibutuhkan alat pendukung seperti barang

pakai habis atau perlengkapan lainnya.Persediaan barang perlengkapan sangat

penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional BKPMD Prov. Sulsel akan tetapi

sering kali terjadi berbagai kasus korupsi, penyelewengan keuangan negara,

pemborosan anggaran, inefisiensi organisasi dan kualitas laporan persediaan

yang akan dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan pemerintah yang buruk

salah satu penyebab utamanya adalah sistem pengendalian internal

(Mahmudi:2014) maka dibutuhkan pengendalian intern agar dapat melindungi

harta perusahaan dan juga agar informasi mengenai persediaan perlengkapan

dapat dipercaya,karena persediaan perlengkapan merupakan harta lancar suatu

perusahaan sehingga sangat rentan terhadap penyalahgunaan maupun

kerusakan,oleh karena itu dibutuhkan pengendalian intern yang baik dan benar.

Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ) Menemukan 5.307 kasus kelemahan

sistem pengendalian internal dan meningkat pada IHPS 1 tahun yang terdiri atas

tiga kelompok temuan yaitu, 1. kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan

pelaporan, 2. Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran

pendapatan dan belanja, 3. Kelemahan struktur pengendalian intern

Page 19: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

4

4

Dengan adanya sistem pengendalian internal terhadap perlengkapan,

diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan. Karena dengan

adanya sistem pengendalian internal atas perlengkapan tersebut akan dapat

menekan terjadinya kesalahan dan penyelewengan-penyelewengan dari para

karyawan perusahaan.Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian untuk melihat pengendalian intern dalam pemerintah

daerah.Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang

berjudul“Sistem Pengendalian Intern Atas Perlengkapan Pada Badan

Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut ,maka masalah pokok dalam

penelitian ini yaitu, Bagaimana peranan sistem pengendalian intern atas

perlengkapan di Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi sulawesi Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah, untuk mengetahui peranan

pengendalian intern atas perlengkapan di Badan Koordinasi Penanaman Modal

Provinsi Sulawesi Selatan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dari penelitian ini diharapkan:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk memperdalam pengetahuan penelitian

tentang peranan sistem pengendalian intern perlengkapan yang ada di instansi

Page 20: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

5

5

pemerintah khusunya di Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi

Sulawesi Selatan.

2. Manfaat praktis

Memberikan masukan dan memperlihatkan hasil penelitian mengenai

pengendalian intern terhadap badan koordinasi Penanaman Modal Daerah

sehingga berguna untuk memperbaiki kebijakan instansi atas pemanfaatan

pengendalian intern persediaan perlengkapan habis.

Page 21: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Pengendalian Intern

1. pengertian sistem

Sistem pengendalian intern dapat menjadi strategi yang cocok untuk

mendukung sistem informasi akuntansi.Pengendalian internal merupakan suatu

proses yang di pengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi

informasi yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan

tertentu. Pengendalian internal berfungsi untuk mengarahkan, mengawasi, dan

mengukur sumber daya suatu organisasi (Hamel,2014). Menurut Romney (2015:

2) sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan

berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan

2. Pengendalian Internal

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah mendefinisikan Pengendalian Internal sebagai

suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen yang diciptakan untuk

memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian efektifitas, efisiensi,

ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan keandalan

penyajian laporan keuangan pemerintah. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun

2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menyatakan bahwa, Sistem

Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang

dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk

memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui

kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan

Page 22: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

7

7

aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP, adalah

Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di

lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan

sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi

tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta

menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam

perencanaan. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 menjelaskan bahwa

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sendiri memiliki tujuan untuk mencapai

kegiatan pemerintahan yang efektif dan efisien, perlindungan aset

negara,keandalan laporan keuangan, dan kepatuhan pada perundang-undangan

dan peraturan serta kebijakan yang berlaku.

3 Tujuan Sistem Pengendalian Internal

Thahjono sebagaimana dalam Dera (2016) menyatakan bahwa

pengendalian intern mempunyai tujuan meningkatkan efisiensi operasi dan

meyakinkan bahwa kebijakan manajemen ditaati karyawan. Sedangkan

pengendalian intern akuntansi mempunyai tujuan agar harta milik perusahan bisa

terjaga dari kecurangan dan agar catatan-catatan akuntansi dapat dipercaya.

Biasanya manajemen memiliki tiga tujuan umum dalam merancang sistem

pengendalian intern yang efektif yaitu:

a. Rehabilitas Pelaporan Keuangan

b. Efisiensi dan Efektifitas Operasi

c. Ketaatan pada Hukum Dan Peraturan

Page 23: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

8

8

4 Prinsip Dasar Pengendalian Internal

Menurut Sanyoto sebagaimana ditulis dalam Binanggal (2016) menyatakan

bahwa ada beberapa asumsi dasar yang perlu dipahami mengenai pengendalian

internal bagi suatu entitas oragnisasi atau perusahan;

a. Sistem pengendalian intern merupakan management responsibility

b. Top manajemen bertanggung jawab menyusun sistem pengendalian intern

c. Sistem pengendalian intern seharusnya bersifat generic, mendasar, dan

dapat diterapkan pada semua perusahaan pada umumnya

d. Sifat sistem pengendalian intern adalah reasonable assurance

e. Sistem pengendalian intern mempunyai keterbatasan-keterbatasan atau

constraints

f. Sistem pengendalian intern harus selalu dan terus menerus dievaluasi,

diperbaiki, disesuaikan dengan perkembangan kondisi dan teknologi.

5 Keterbatasan Sistem Pengendalian Internal

Hery (2016:146) Sebuah sistem pengendalian yang baik akan dapat menjadi

tidak efektif oleh karena adanya karyawan yang kelelahan, ceroboh atau bersikap

acuh tak acuh.Demikian juga halnya dengan kolusi, hal ini akan dapat secara

signifikasn mengurangi keefektifan sebuah sistem dan mengeliminasi proteksi

yang ditawarkan dari pemisahan tugas.

6 Fungsi Pengendalian Internal

Pengendalian internal memiliki tiga fungsi penting, yaitu:

Page 24: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

9

9

a. Preventive Control, pengendalian untuk pencegahan, mencegah

timbulnya suatu masalah sebelum masalah muncul.

b. Detective Control, pengendalian untuk pemeriksaan, dibutuhkan untuk

mengungkap masalah begitu masalah tersebut muncul

c. Corrective Control, pengendalian korektif, Memecahkan masalah yang

ditemukan oleh pengendalian untuk pemeriksaan.

B. Sistem Akuntansi Persediaan

Menurut ( standar akuntansi keuangan tahun 1999 ) pengertian persediaan

ialah aktiva :

a. Yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.

b. Dalam proses produksi atau dalam perjalanan atau

c. Dalam bentuk bagan atau perlengkapan ( supplies ) untuk digunakan

dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Sistem akuntansi menurut beberapa ahli diartikan sebagai metode dan

prosedur yang dilakukan dalam mencatat dan melaporkan informasi keuangan

entitas bisnis / perusahaan. Sedangkan menurut Mulyad( 2014: 3) sistem

akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan hasil laporan yang di koordinasi

sedemiikian rupa guna menyediakan informasi keuangan yang memudahkan

manajemen dalam pengelolaan perusahaan.

Menurut Kartikahadi terdapat dua jenis sistem pencatatan akuntansi yaitu

1) Sistem pencatatan perpetual

Dalam sistem pencatatan perpetual catatan persediaan harus selalu di

mutakhirkan setiap kali terjadi transaksi yang melibatkan persediaa, sehingga

perusahan selalu mengetahui kuantitas dan nilai persediaannya setiap saat.

Page 25: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

10

10

2) Sistem Pencatatan Periodik

Dalam sistem pencatatan periodik, jumlah persediaan ditentukan secara

berkala ( periodik ) dengan melakukan perhitungan fisik dan mengalihkan jumlah

unik tersebut dengan harga satuan untuk memperoleh nilai persediaan yang ada

pada saat itu. Dalam metode ini setiap kali ada pembelian persediaan akan di catat

pada akun pembelian sedangkan pada saat penjualan hanya dibukukan

penjualan, sejumlah harga penjualan dan tidak dihitung harga pokok penjualan

untuk setiap transaksi. Pada akhir periode usaha untuk menyusun laporan

keuangan harus dilakukan perhitungan fisik persediaan untuk mengetahui nilai

persediaan akhir dan harga pokok penjualan. Kelebihan penggunaan metode

periodik adalah mudah untuk diterapkan, sedangkan kelemahannya adalah

perusahaan tidak mengetahui dengan pasti kuantitas dan total biaya perolehan

persediaan sampai dilakukan perhitungan fisik

Metode pencatatan persediaan ada dua yaitu metode perpetual dan metode

periodik.Metode perpetual disebut jugan metode buku karena setiap jenis

persediaan mempunyai kartu persediaan, sedangkan metode periodik disebut

juga metode fisik karena pada akhir periode dihitung fisik barang untuk mengetahui

persediaan akhir yang nantinya dibuatkan jurnal penyesuaian

Menurut Stice dan Skousen ( 2014 ) pada beberapa metode penelitian

persediaan yang umum digunakan yaitu identifikasi khusus, biaya rata –rata,

masuk pertama keluar pertama, dan masuk terakhir keluar pertama.

a. Identifikasi khusus pada metode biaya ini dapat dialokasikan ke barang

yang terjual selama periode berjalan dan ke barang yang ada di tangan

pada akhir periode berdasarkan biaya aktual dari unit tersebut.Metode ini

diperlukan untuk mengidentifikasi biaya historis dari inti persedian. Dengan

Page 26: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

11

11

identifikasi khusus arus biaya yang dicatat disesuaikan dengan arus

barang.

b. Metode Biaya Rata –Rata metode ini membedakan biaya rata – rata yang

sama ke setiap unit. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang

yang terjual seharusnya di bebankan dengan biaya rata – rata, yaitu rata –

rata tertimbang dari jumlah unt yang dibeli pada setiap harga, metode rata

–rata mengutamakan yang mudah terjangkau untuk dilayani,tidak peduli

apakah barang tersebut masuk pertama keluar terakhir.

c. Metode Masuk Pertama keluar Pertama ,metode ini didasarkan pada

asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit yang terlebih dahulu

masuk,selain itu didalam metode ini unit yang tersisa pada persedian akhir

adalah unit yang paling akhir dibeli,sehingga biaya dilaporkan akan

mendekati atau sama dengan biaya penggantian diakhir periode.

d. Metode masuk terakhir keluar pertama, metode ini didasarkan pada asumsi

bahwa barang yang paling barulah yang terjual metode ini sering dikritik

secara teoritis tetapi metode ini adalah metode yang paling baik dalam

penggantian biaya persediaan dengan pedapatan.Apabila metode ini

digunakan selama periode inflasi atau harga naik maka akan menghasilkan

harga pokok yang lebih tinggi jumlah laba kotor yang lebih rendah dan nilai

persediaan yang lebih rendah.

1 Pengendalian Internal Persediaan

Menurut Hery (2009) menyatakan bahwa pengendalian internal atas

persediaan seharusnya dimulai pada saat barang diterima (yang dibeli dari

pemasok) untuk memastikan bahwa barang yang diterima sesuai degan apa yang

Page 27: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

12

12

di pesan, maka setiap laporan penerimaan barang harus di cocokkan dengan

formulir pesanan pembelian yang asli. Harga barang yang dipesan seperti yang

tertera dalam formulir pesanan pembelian seharusnya cocok dengan harga yang

tercantum dalam faktur tagihan.Setelah laporan penerimaan barang,formulir

pesanan pembelian dan faktur tagihan dicocokkan perusahaan akan mencatat

persediaan dalam catatan akuntansi.

Mengenai tempat penyimpangan persediaan, persediaan seharusnya

disimpan dalam gudang yang mana aksesnya dibatasi hanya untuk karyawan

tertentu saja. Setiap pengeluaran barang dari gudang seharusnya dilengkapi atau

didukung dengan formulir permintaan barang. Untuk menjamin keakuratan

besarnya persediaan yang dilaporkan dalam laporan keuangan, perusahaan

seharusnya melakukan pemeriksaan fisik terhadap persediannya dalam sistem

pencatatan perpetual hasil dari perhitungan fisik akan dibandingkan dengan data

persediaan yang tercatat dalam buku besar untuk menentukan besarnya

kekurangan yang ada atas saldo fisik persediaan.jadi, dapat dikatan bahwa dalam

sistem pencatatan perpetual pemeriksaan fisik dilakukan bukan untuk menghitung

saldo akhir persediaan melainkan sebagai pengecekan silang mengenai

keabsahan atas saldo persediaan yang dilaporkan dalam buku besar persediaan.

2 Prosedur Sistem Akuntansi Persediaan

Sistem akuntansi persediaan adalah formulir-formulir, catatan-catatan,

prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengola data mengenai

usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik

dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi

usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang

Page 28: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

13

13

saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi

(Azhar Susanto,2012). Sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem

akuntansi persediaan adalah:

a. Prosedur pencatatan barang persediaan yang dibeli.

b. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada

supplier.

c. Prosedur permintaan dan pengeluaran gudang.

d. Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena

pengembalian barang gudang.

e. Sistem perhitungan fisik persediaan.

Dalam sistem akuntansi persediaan secara manual, diselenggarakan dua

catatan akuntansi, difungsi gudang dan difungsi akuntansi. Dibagian gudang

diselenggarakan kartu gudang untuk mencatat kuantitas persediaan dan mutasi

tiap jenis barang yang disimpan di gudang. Biasanya kartu gudang tidak berisi

data harga pokok tiap jenis barang, namun hanya berisi informasi kuantitas tiap

jenis barang yang disimpan di gudang. Kartu gudang ini disimpan dalam arsip di

kantor gudang untuk mencatat mutasi kuantitas fisik barang di gudang. Di samping

kartu gudang, bagian gudang juga menyeleggarakan kartu barang yang

ditempelkan pada tempat penyimpanan barang. Kartu gudang ini berfungi sebagai

identitas barang yang disimpan, untuk memudahkan pencarian barang dan

sekaligus untuk mencatat mutasi kuantitas barang. Dibagian kartu persediaan

(fungsi akuntansi) diselenggarakan kartu persediaan yang digunakan untuk

mencatat kuantitas dan harga pokok barang yang di simpan di gudang. Kartu

persediaan ini berfungsi sebagai alat kontrol catatan kuantitas barang yang

diselenggarakan oleh bagian gudang. Di samping itu, kartu gudang persediaan ini

Page 29: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

14

14

merupakan rincian rekening kontrol persediaan yang bersangkutan dalam buku

besar.

C. Persediaan Perlengkapan Berdasarkan PSAK

Persediaan merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam kegiatan

operasional.Menurut PSAK 14 (2015:14.2) persediaan adalah aset:

1) Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa

2) Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut atau

3) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses

produksi atau pemberian jasa.

Pengertian lain dalam PSAK 14 (2015: 14.2) persediaan meliputi barang yang

dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali.Persediaan juga meliputi barang jadi yang

diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi, oleh entitas

termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses

produksi.Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian

persediaan adalah barang – barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau

digunakan dalam proses produksi atau dipakai untuk keperluan non produksi

dalam siklus kegiatan normal

Ikatan Akuntansi Indonesia (2015:14.2) persediaan meliputi barang yang dibeli

dan dimiliki untuk dijual kembali.Seperti contoh, barang dagang yang dibeli oleh

pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk

dijual kembali.Persediaan juga mencakupi barang yang diproduksi, atau barang

dalam penyelesaian yang sedang diproduksi oleh entitas serta termasuk bahan

serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi

Page 30: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

15

15

1. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.14 (PSAK No.14) tentang

Persediaan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau PSAK adalah standar yang

harus diikuti dalam pencatatan dan pelaporan akuntansi di Indonesia.PSAK ini

merupakan aturan-aturan yang harus ditaati oleh para akuntan agar pelaporan

akuntansi di Indonesia lebih efektif.

Pengukuran persediaan

Di dalam PSAK 14 persediaan di ukur pada mana yang lebih rendah antara

biaya perolehan dan nilai realisasi neto.

a) Biaya persediaan

Biaya persediaan terdiri dari seluruh biaya pembelian, biaya konversi dan

biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi

saat ini

b) Biaya pembelian

Biaya pembeliaan persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya

(selain yang dapat ditagih kembali setelahnya oleh entitas kepada otoritas

pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang

secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan

dan jasa.Diskon dagang,rabat, dan hal serupa lain yang dikurangkan

dalam menentukan biaya pembelian.

D. Komponen Sistem Pengendalian Internal

COSO menyimpulkan bahwa pengendalian intern sebagai proses yang

diimplementasikan oleh dewan komisaris, pihak manajemen, dan mereka yang

ada dibawah arahan keduanya untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa

Page 31: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

16

16

tujuan pengendalian dapat tercapai. Pengendalian intern memberikan jaminan

yang wajar, karena kemungkinan kesalahan manusia, kolusi, dan penolakan

manajemen atas proses pengendalian membuat proses ini menjadi tidak

sempurna.Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) menurut

Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan pengendalian

2. Penilaian risiko

3. Kegiatan pengendalian

4. Informasi dan komunikasi

5. Pemantauan pengendalian intern.

Kelima komponen SPI tersebut, komponen lingkungan pengendalian merupakan

dasar untuk keseluruhan komponen. Sedangkan komponen informasi dan

komunikasi merupakan saluran (channel) terhadap tiga komponen pengendalian

lainnya (Mahmudi 2010: 22). Penerapan unsur-unsur sistem pengendalian intern

pemerintah dilaksanakan menyatu dan menjadi bagian integral dari kegiatan

instansi pemerintah.Penjabaran mengenai komponen SPI adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan pengendalian

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara

lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk

penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya, melalui:

a. Penegakan integritas dan nilai etika

Penegakan integritas dan nilai etika sekurang-kurangnya dilakukan

dengan:

1) Menyusun dan menerapkan aturan perilaku;

Page 32: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

17

17

2) Memberikan keteladanan pelaksanaan aturan perilaku pada setiap

tingkat pimpinan Instansi Pemerintah;

3) Menegakkan tindakan disiplin yang tepat atas penyimpangan terhadap

kebijakan dan prosedur, atau pelanggaran terhadap aturan perilaku;

4) Menjelaskan dan mempertanggungjawabkan adanya intervensi atau

pengabaian pengendalian intern; dan

5) Menghapus kebijakan atau penugasan yang dapat mendorong perilaku

tidak etis.

b. Komitmen terhadap kompetensi

Komitmen terhadap kompetensi sekurang-kurangnya dilakukan dengan:

1) Mengidentifikasi dan menetapkan kegiatan yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan tugas dan fungsi pada masing-masing posisi dalam

Instansi Pemerintah,

2) Menyusun standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi pada

masing-masing posisi dalam Instansi Pemerintah;

3) Menyelenggarakan pelatihan dan pembimbingan untuk membantu

pegawai mempertahankan dan meningkatkan kompetensi

pekerjaannya; dan

4) Memilih pimpinan Instansi Pemerintah yang memiliki kemampuan

manajerial dan pengalaman teknis yang luas dalam pengelolaan

Instansi Pemerintah.

c. Kepemimpinan yang kondusif

Kepemimpinan yang kondusif sekurang-kurangnya ditunjukkan dengan:

1) Mempertimbangkan risiko dalam pengambilan keputusan,

2) Menerapkan manajemen berbasis kinerja,

Page 33: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

18

18

3) Mendukung fungsi tertentu dalam penerapan SPIP,

4) Melindungi atas aset dan informasi dari akses dan penggunaan yang

tidak sah,

5) Melakukan interaksi secara intensif dengan pejabat pada tingkatan

yang lebih rendah, dan

6) Merespon secara positif terhadap pelaporan yang berkaitan dengan

keuangan, penganggaran, program, dan kegiatan.

d. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan

sekurang- kurangnya dilakukan dengan:

1) Menyesuaikan dengan ukuran dan sifat kegiatan Instansi Pemerintah,

2) Memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab dalam Instansi

Pemerintah,

3) Memberikan kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan intern dalam

Instansi Pemerintah,

4) Melaksanakan evaluasi dan penyesuaian periodik terhadap struktur

organisasi sehubungan dengan perubahan lingkungan strategis, dan

5) Menetapkan jumlah pegawai yang sesuai, terutama untuk posisi

pimpinan.

e. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat sekurang-

kurangnya dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan

tingkat tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan Instansi

Pemerintah;

Page 34: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

19

19

2) Pegawai yang diberi wewenang memahami bahwa wewenang dan

tanggung jawab yang diberikan terkait dengan pihak lain dalam

Instansi Pemerintah yang bersangkutan, dan

3) Pegawai yang diberi wewenang memahami bahwa pelaksanaan

wewenang dan tanggung jawab terkait dengan penerapan SPIP.

f. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan

sumber daya manusia dilaksanakan dengan memperhatikan sekurang-

kurangnya hal-hal sebagai berikut:

1) Penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai dengan

pemberhentian pegawai,

2) Penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses rekrutmen,

dan

3) Supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai.

g. Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif

sekurang- kurangnya harus:

1) Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan,

efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas

dan fungsi Instansi Pemerintah,

2) Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen

risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah,

dan

3) Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan

tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.

Page 35: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

20

20

h. Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait hubungan

kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait diwujudkan dengan

adanya mekanisme saling uji antar Instansi Pemerintah terkait.

2. Penilaian risiko

Pimpinan instansi wajib melakukan penilaian risiko yang terdiri atas

Identifikasi risiko, dan analisis risiko. Dalam rangka penilaian risiko, pimpinan

instansi pemerintah menetapkan:

a. Tujuan instansi pemerintah

Tujuan instansi pemerintah memuat pernyataan dan arahan yang spesifik,

terukur, dapat dicapai, realistis dan terikat waktu dan wajib dikomunikasikan

kepada seluruh pegawai. Untuk mencapai tujuan instansi pemerintah pimpinan

instansi pemerintah menetapkan:

1) Strategi operasional yang konsisten, dan

2) Strategi manajemen terintegrasi dan penilaian risiko

b. Tujuan pada tingkatan kegiatan

Penetapan tujuan pada tingkatan sekurang-kurangnya dilakukan dengan

memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

1) Berdasarkan pada tujuan dan rencana strategis

2) Saling melengkapi, saling menunjang, dan tidak bertentangan satu

dengan yang lainnya,

3) Relevan dengan seluruh kegiatan utama instansi pemerintah,

4) Mendukung unsur kriteria pengukuran,

5) Didukung sumber daya instansi pemerintah yang cukup, dan

6) Melibatkan seluruh tingkat pejabat dalam proses penetapannya.

Page 36: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

21

21

Dalam melaksanakan Identifikasi risiko sekurang-kurangnya dilaksanakan

dengan cara sebagai berikut:

a) Menggunakan metodologi yang sesuai untuk tujuan instansi

pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan secara komprehensif,

b) Menggunakan mekanisme yang memadai untuk mengenali risiko dari

faktor eksternal dan faktor internal, dan

c) Menilai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko.

Analisis risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak dari risiko yang

telah diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan instansi pemerintah. Pimpinan

instansi pemerintah menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menentukan tingkat

risiko yang dapat diterima.

3. Kegiatan pengendalian

Kegiatan pengendalian intern adalah kebijakan dan produser yang dapat

membantu memastikan arahan pimpinan instansi pemerintah untuk mengurangi

risiko yang telah diidentifikasi selama proses penilaian risiko. Pimpinan instansi

pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan

ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi instansi pemerintah yang

bersangkutan. Kegiatan pengendalian dalam instansi sebagaimana telah di

jabarkan sebelumnya terdiri atas:

a. Reviu atas kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan

b. Pembinaan sumber daya manusia

c. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi

d. Pengendalian fisik atas aset

e. Penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja

Page 37: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

22

22

f. Pemisahan fungsi

g. Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting

h. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian yang

penting

i. Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya

j. Dokumentasi yang baik atas sistem pengendalian intern serta transaksi

dan kejadian penting.

4. Informasi dan komunikasi

Komunikasi atas informasi wajib diselenggarakan secara efektif. Untuk

menyelenggarakan komunikasi yang efektif, pimpinan Instansi Pemerintah harus

sekurang-kurangnya:

a. Menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi

b. Mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi secara

terus menerus.

5. Pemantauan

Pemantauan Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan melalui pemantauan

berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan

reviu lainnya.

a. Pemantauan berkelanjutan

Pemantauan berkelanjutan diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan

rutin, supervisi, pembandingan, rekonsiliasi, dan tindakan lain yang terkait

dalam pelaksanaan tugas.

b. Evaluasi tepisah

Page 38: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

23

23

Evaluasi terpisah diselenggarakan melalui penilaian sendiri, reviu, dan

pengujian efektivitas Sistem Pengendalian Intern. Evaluasi terpisah dapat

dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah atau pihak eksternal

pemerintah. Ruang lingkup dan frekuensi pengendalian intern harus

memadai bagi instansi pemerintah.

c. Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya

Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya harus segera

diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian

rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan.

E. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu mengenai sistem pengendalian intern terhadap

persediaan perlengkapan, yang penulis jadikan sebagai bahan rujukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

NO NAMA

PENELITI JUDUL PENELITIAN HASIL PENELITIAN

1 Isdiantika

(2013)

Pengaruh E-procurement

dan Pengendalian Internal

Terhadap Pencegahan

Fraud Pengadaan Barang

dan Jasa

E-procurement dan

Pengendalian Internal

berpengaruh secara parsial

dan simultan terhadap

pencegahan fraud

2

Dimas

Aditya

(2014)

Pengaruh E- Procurement

dan Audit Ketaatan terhadap

kewajaran pelaporan

pengadaan Barang dan jasa

E-Procurement dan audit

ketaatan berpengaruh

Positif signifikan terhadap

Kewajaran Pelaporan

Pengadaan Barang dan

Jasa

Page 39: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

24

24

3 Pusita Dewi

Purnamasari

(2013)

Pengaruh E-Procurement,

Pengendalian Internal dan

Kualitas Sumber Daya

Manusia dalam Mencegah

Fraud Pengadaan Barang

(Studi Pada Perguruan

Tinggi Negeri di Yogyakarta)

Hasil Penelitian

menunjukan bahwa E-

Procurement,

PengendaliannInternal dan

Sikap Positif Sumber Daya

Manusia pada Peraturan

dan Kesadaran akan

kecurangan berpengaruh

positif terhadap

pencegahan fraud

pengadaan barang

4

Hayyuning

Tyas

Rosdiani

(2011)

Pengaruh sistem

pengendalian internal, audit

laporan keuangan,

dan penerapan good

corporate governance ter-

hadap kualitas laporan

keuangan

Pengaruh sistem

pengendalian internal,

audit laporan keuangan,

dan penerapan good

corporate governance

berpengaruh secara signifi-

kan secara parsial maupun

simultan terhadap kualitas

laporan keuangan sebesar

87,3%

5

Yuniar

Eskawati

Yuniar

(2013)

Pengaruh Sistem

Pengendalian Internal dan

Penerapan good corporate

governance terhadap

kualitas laporan keuangan

Hasil penelitian

menunjukan bahwa pe-

ngaruh sistem pengndalian

internal, penerapan good

corp-orate governance

berpengaruh secara

signifikan secara

parsial maupun umum

terhadap kualitas laporan

keuangan

Tabel 2.1 penelitian terdahulu.

Page 40: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

25

25

F. Kerangka Konsep

Sistem pengendalian intern (SPI) di lingkungan instansi pemerintah dikenal

sebagai suatu sistem yang diciptaan untuk mendukung upaya agar

penyelenggaraan kegiatan pada instansi pemerintah dapat mencapai tujuannya

secara efisien dan efektif, dimana pengelola keuangan negara dapat dilaporkan

secara andal, aset negara dapat dikelola dengan aman, dan tentunya mendorong

ketaatan terhadap peraturan perundang – undangan. Sistem Pengendalian

Internal (SPI) dalam penerapannya harus senantiasa memperhatikan norma

keadilan dan kepatutan serta mempertimbangkan ukuran, kompleksitas dan sifat

dari tugas dan fungsi instansi pemerintah ( penjelasan umum pp no 60 tahun 2008)

Untuk memperkuat dan menunjang efektifitas penyelenggaraan SPIP dilakukan

pengawasan intern, pengawasan intern merupakan salah satu bagian dari

kegiatan pengendalian intern yang berfungsi melakukan penilaian independen

atas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

Sistem pengendalian intern juga dibutuhkan pemerintah daerah dalam

mencapai tujuan organisasinya. Pemerintah daerah melakukan pengendalian

untuk dapat memantau pelaksanaan kegiatan sehingga lebih menjamin

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mengurangi tingkat resiko

diperlukan adanya upaya dalam pencegahan kecurangan dan pemberian layanan

publik yang baik dengan prinsip efektif, efisien, dan mencerminkan keterbukaan

dan transparansi dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

(good governance).

Berdasarkan uraian di atas adapun kerangka konsep dalam penelitian

Page 41: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

26

26

Ini Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pengadaan barang / jasa

(persediaan perlengkapan) yang penulis peroleh, maka penulis dapat

menggambarkan hubungan antara variabel penelitian dalam bentuk bagan

sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka konsep

Badan Koordinasi Penanaman

Modal Daerah Prov SUL-SEL

Persediaan perlengkapan

Pengendalian internal

Hasil analisis

Model analisis

Page 42: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas serta untuk tercapainya

tujuan masalah dalam penellitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif

kualitatif yaitu dengan cara menguraikan keadaan sebenarnya yang

menggambarkan data-data, menganalisis mengenai masalah yang ada, yang di

peroleh dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah pada salah satu Instansi Pemerintah

yaitu Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah provinsi Sulawesi Selatan di

jalan Bougenville nomor 5 Makassar. Alasan utama pemelihan lokasi penelitian

ini adalah karena Badan Koordinasi Penanaman Modal daerah provinsi Sulawesi

Selatan merupakan salah satu instansi pemerintah yang memberikan pelayanan

langsung kepada masyarakat berupa pemberian pelayanan perizinan,

pengembangan investasi promosi serta pengendalian dan pengawasan

perusahaan yang ada di Sulawesi Selatan sehingga dalam kegiatan

operasionalnya membutuhkan perlengkapan pendukung seperti barang pakai

habis/ perlengkapan.

Page 43: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

28

28

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan melalui :

1) Observasi, yaitu melakukan pengamatan lansung di objek atau lokasi

penelitian dan merupakan proses pencatatan pola perilaku . Secara

langsung penelitian akan mengamati bagaimana sistem persediaan yang

ada di Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi

selatan dan peneliti akan mengumpulkan dokumen yang terkait seperti

struktur organisasi, dan dokumen yang digunakan dalam persediaan serta

dalam sistem pengendalian persediaan yang digunakan peneliti untuk

mengetahui pemanfaatan pengendalian intern.

2) Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan survei

langsung dengan melakukan tanya jawab kepada subjek penelitian.peneliti

akan melakukan wawancara secara langsung dengan orang – orang yang

berkaitan dengan sistem persediaan dan pemegang kendali pengendalian

intern terhadap perlengkapan yang ada di Badan Koordinasi Penanaman

Modal Daerah Provinsi Sulawesi selatan.

3) Dokumentasi, dalam melakukan pengumpulan data penulis memperoleh

berbagai dokumen mengenai pengelolaan perlengkapan (Alat Tulis

Kantor) yang dapat mendukung penulisan ini dengan jalan membaca dan

mempelajari data – data dari dokumen, arsip, laporan dan literatur lain yaitu

yang berkaitan dengan pengelolaan perlengkapan ( Alat Tulis Kantor )

pada Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan.

Page 44: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

29

29

D. Jenis dan Sumber Data

Data merupakan faktor yang penting untuk menunjang suatu penelitian.

Sumber pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari :

1) Data primer , yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak

melalui media perantara), dapat berupa opini subyek (orang) secara

individual atau kelompok, hasil observasi, dalam hal ini keterangan –

keterangan dari pihak pelaksana kegiatan pembuatan laporan persediaan

perlengkapan dan atasan langsung selaku pelaksana dalam pengendalian

intern di Badan Penanaman Modal daerah provinsi Sulawesi selatan.

2) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber lain selain dari

tempat penelitian. Data sekunder ini diperoleh melalui penelitian

kepustakaan dengan cara mengumpulkan data – data yang bersifat teoritis

dari buku – buku berupa dokumen – dokumen tertulis atau laporan –

laporan tertulis yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

E.Metode Analisi

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

dengan cara melakukan analisis atas persediaan perlengkapan dari menganalisis

sistem pengendalian internal yang diterapkan oleh Badan Koordinasi Penanaman

Modal Provinsi Sulawesi Selatan.

Page 45: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

30

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Prov. Sulawesi

Selatan.

Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Provinsi Sulawesi

Selatan adalah salah satu instansi pemerintah dilingkup Pemerintah Provinsi

Sulawesi Selatan yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun

2001 dan disempurnakan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2009

yang mempunyai tugas utama yaitu membantu gubernur dalam penyelenggaraan

pemerintahan dibidang promosi potensi sumberdaya yang ada guna menarik

investor untuk berinvestasi di Sulawesi Selatan dan memberikan pelayanan

kepada investor / calon investor untuk menanamkan modalya (investasi). Jenis

modal yang di kelola adalah investasi langsung, dalam hal ini pemerintah

memberikan fasilitasi kepada Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman

Modal Dalam Negeri (PMDN) yaitu pembebasan pajak antara lain Pajak

Pertambahan Nilai (PPn), Pajak Impor Barang Modal, Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB), dan Lain – lain. Adapun tugas lain dari Badan Koordinasi Penanaman

Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yaitu menyelenggarakan penyusunan

dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang Penanaman Modal Daerah

berdasarkan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi dan tugas

pembantuan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Badan Koordinasi

Penanaman Modal Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut :

Perumusan kebijakan tekhnis di bidang penanaman modal daerah yang meliputi

pengembangan penanaman modal, Promosi

Page 46: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

35

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

KEPALA BADAN

Sekretaris

Kasubag. Program Kasubag. Keuangan Kasubag. Umum dan Kepegawaian

Kepala Bidang Promosi Penanaman Modal

Kepala Bidang Pelayanan Penanaman

Modal

Kepala Bidang Pengembangan Penanaman

Modal

Kepala Bidang Pengendalian dan Pengawasan

Penanaman Modal

Kasubid. Promosi

Kasubid. Kerjasama

Kasubid. Pelayanan PMDN

Kasubid. Pelayanan PMA

Kasubid. Sistem Informasi Penanaman Modal

Kasubid. Kajian Potensi Penanaman Modal

Kasubid. Pemantauan dan Pembinaan

Kasubid. Realisasi Investasi

Kepala UPT Pelayanan Perizinan Terpadu

Kasi. Pelayanan Perizinan Kasi. Pelayanan Non Perizinan Kasubag. Tata Usaha

Kelompok Jabatan Fungsional

PERDA Nomor 12 Tahun 2009

Page 47: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

36

Adapun uraian tugas atau tugas pokok dari masing-masing unsur adalah

sebagai berikut :

1 Kepala Badan

Kepala Badan mempunyai tugas membantu gubernur dalam menentukan

kebijakan penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang promosi penanaman

modal daerah. Kepala Badan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan promosi potensi dan peluang penanaman modal di daerah.

b. Pengkoordinasian kegiatan badan.

c. Pengkoordinasi pelaksanaan kegiatan promosi hasil pengolahan sumber

daya alam daerah.

d. Pelaksanaan hubungan dan kerjasama dengan Badan Koordiasi Penanaman

Modal (BKPM) Pusat dan Instansi teknis terkait.

e. Pengkoordinasian pemecahan masalah yang di hadapi oleh para investor.

Adapun yang menjadi tugas pokok dari Kepala Badan, sebagai berikut :

1) Menyusun dan menetapkan kebijakan pengembangan penanaman modal

daerah Provinsi Sulawesi Selatan dalam bentuk rencana umum penanaman

modal daerah dan rencana strategis daerah sesuai dengan program

pembangunan daerah provinsi, berkoordinasi dengan pemerintah.

2) Merumuskan dan menetapkan pedoman, pembinaan dan pengawasan dalam

skala provinsi terhadap penyelenggaraan kebijakan dan perencanaan

pengembangan penanaman modal.

3) Mengkoordinasikan, merumuskan, menetapkan dan melaksanakan kebijakan

dearah provinsi dibidang penanaman modal yang meliputi penyusunan peta

investasi dan potensi sumberdaya daerah dan penyiapan usulan bidang –

Page 48: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

37

bidang usaha yang perlu dipetimbangkan mendapatkan prioritas tinggi dalam

skala provinsi, bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan.

4) Merumuskan peraturan daerah provinsi tentang penanaman modal.

2 Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang mempunyai tugas

memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh satuan organisasi

dalam lingkup badan, yang dalam pelaksanaanya berada dan bertanggungjawab

kepada kepala badan.

Dalam penyelenggaraannya tersebut, sekretaris mempunyai tugas :

1) Pengkoordinasian, sinkronisasi dan integrasi dilingkungan badan

2) Pengkoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis badan

3) Pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan

umum, ketatausahaan organisasi dan tatalaksana, kepegawaian,

pendidikan dan pelatihan, keuangan, hukum, kehumasan, kearsipan,

perlengkapan dan rumah tangga badan

4) Pengkoordinasian dalam penyusunan laporan badan

5) Pelaksanaan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh

kepala badan.

Adapun sekretariat terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub bagian umum dan kepegawian dipimpin oleh seorang kepala sub

bagian yang mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana kegiatan Sub

bagian umum dan kepegawaian sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas

seperti urusan ketatausahaan badan meliputi surat menyurat, kearsipan,

Page 49: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

38

penggandaan, ekspedisi, administrasi, perlengkapan, pemeliharaan dan urusan

rumah tangga dan mengelola administrasi kepegawaian yang meliputi rencana

formasi, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, cuti, pensiun, pengembangan

karir, kesejahteraan pegawai dan melakukan tugas kedinasan lain yang

diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran

pelaksanaan tugas.

b. Sub Bagian Keuangan

Sub bagian keuangan dipimpin oleh seorang kepala sub bagian yang

mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan Sub bagian keuangan sebagai

pedoman dalam melaksanakan tugas dan mengelola administrasi keuangan

meliputi penyusunan anggaran, pembukuan, pertanggungjawaban, laporan

keuangan dan melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan

sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugasnya.

C. Sub Bagian Program

Sub bagian program dipimpin oleh seorang kepala sub bagian yang

mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan Sub bagian program sebagai

pedoman dalam melaksanakan tugas dan melakukan analisis dan menyusun

laporan hasil kegiatan badan, penyiapan bahan perumusan, bahan rencana dan

program, penyiapan bahan laporan badan dan melakukan tugas kedinasan lain

yang di perintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung

kelancaran pelaksanaan tugas.

3. Bidang Pengembangan Penanaman Modal

Bidang pengembangan penanaman modal dipimpin oleh seorang kepala

bidang yang mempunyai tugas melakukan pengembangan penanaman modal

untuk mengoptimalkan pengolahan potensi penanaman modal daerah.

Page 50: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

39

Dalam penyelenggarakan tugas tersebut, kepala bidang pengembangan

penanaman modal mempunyai tugas, sebagai berikut :

1) Koordinasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan

penanaman modal

2) Penetapan standar dan prosedur pelaksanaan kegiatan dibidang

pengembangan penanaman modal

3) Koordinasi perencanaan dan pelaksanaan pengembangan penanaman

modal

4) Pengembangan potensi dan peluang penanaman modal di daerah dengan

memberdayakan badan usaha melalui pembinaan penanaman modal, antara

lain meningkatkan kemitraan, meningkatkan daya saing, menciptakan

persaingan usaha yang sehat serta menyebarkan informasi yang seluas

luasnya dalam lingkup penyelenggaraan penanaman modal

5) Pembangunan, pengembangan serta pengelolaan perangkat lunak

infrastruktur jaringan dan perangkat keras informasi penanaman modal

6) Menyusun rencana umum penanaman modal, profit penanaman modal, peta

penanaman modal, rencana kajian potensi penanaman modal dan

inventarisasi kebijakan penanaman modal

7) Menginvestarisasi potensi dan peluang investasi untuk pengembangan

penanaman modal

8) Pelaksanaan sosialisasi kebijakan penanaman modal.

Adapun bidang pengembangan penanaman modal terdiri dari :

a. Sub Bidang Kajian Potensi Penanaman Modal

Sub bidang kajian potensi penanaman modal dipimpin oleh seorang kepala

sub bidang yang mempunyai tugas pokok menyusun rencana kegiatan Sub bidang

Page 51: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

40

kajian potensi penanaman modal sebagai pedoman dalam melaksanakan

tugasnya dan melakukan pengkajian potensi dan peluang penanaman modal

dalam rangka menciptakan iklim investasi yang kondusif di Sulawesi Selatan,

menyusun pengembangan komoditi unggulan daerah, profil, peta investasi

penanaman modal dan melakukan tugas kedinasan yang diperintahkan oleh

atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan

tugasnya.

b. Sub Bidang Sistem Informasi Penanaman Modal

Sub bidang sistem informasi penanaman modal dipimpi oleh seorang

kepala sub bidang yang mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan sub bidang

sistem informasi penanaman modal sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas

dan melakukan penyusunan dan pengembangan sistem informasi penanaman

modal dalam rangka mengoptimalkan pengolahan potensi dan peluang investasi

daerah, mengelola website investasi, melakukan inventarisasi kebijakan

penanaman modal, melakukan sosialisasi dan penyuluhan serta bimbingan teknis

kepada para pengusaha, aparat penanaman modal yang berkaitan dengan

penanaman modal dan melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh

atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

4 Bidang Promosi Penanaman Modal

Bidang promosi penanaman modal dipimpin oleh seorang kepala bidang

yang mempunyai tugas mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan promosi

potensi dan peluang investasi secara terpadu yaitu antar lembaga, sektor dan

wilayah serta mengkoordinir kegiatan kerjasama bidang investasi antar lembaga

dan pemerintah dari dalam dan luar negeri.

Page 52: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

41

Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, kepala bidang promosi

penanaman modal mempunyai tugas, sebagai berikut :

1) Pemberian pelayanan informasi tentang potensi dan peluang investasi di

Sulawesi Selatan

2) Pengkoordinasian dan melakukan kegiatan promosi investasi terpadu

3) Pemberian fasilitas melaksanakan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan kerjasama bidang investasi

4) Memfasilitasi kunjungan pengusahayang akan melakukan investasi

5) Mengadakan sarana dan prasarana promosi yang efektif menunjang

pelaksanaan kegiatan promosi

6) Mengkoordinir keikutsertaan Sulawesi Selatan pada kegiatan promosi

investasi yang dilaksanakan dalam dan luar negeri

Adapun bidang promosi penanaman modal terdiri dari :

a. Sub Bidang Promosi

Sub bidang promosi dipimpin oleh seorang kepala sub bidang yang

mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan sub bidang promosi sebagai

pedoman dalam melaksanakan tugas dan menyusun jadwal kegiatan promosi dan

kebutuhannya, mengumpulkan informasi khususnya yang terkait dengan potensi

dan peluang investasi dan melakukan proses tindak lanjut terhadap hasil kegiatan

promosi untuk meningkatkan minat pengusaha dan calon investor serta

melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh ataan sesuai bidang

tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugasnya.

b. Sub Bidang Kerjasama

Page 53: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

42

Sub bidang kerjasama dipimpin oleh seorang kepala sub bidang yang

mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan sub bidang kerjasama sebagai

pedoman dalam melaksanakan tugas dan mempersiapkan dan memfasilitasi

pelaksanaan kerjasama bidang investasi dengan pemerintah, lembaga

pemerintah dan swasta dalam dan luar negeri serta memfasilitasi kerjasama

antara pengusaha besar dan pengusaha mikro, kecil dan menengah serta

melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang

tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

5 Bidang Pelayanan Penanaman Modal

Bidang pelayanan penanaman modal dipimpin oleh seorang kepala bidang

yang mempunyai tugas melakukan penelitian terhadap aplikasi penanaman modal

dalam rangka penyelesaian surat persetujuan penanaman modal dalam dan luar

negeri, melakukan koordinasi penilaian permohonan fasilitas penanaman modal,

memberikan pelayanan kepada dunia usaha mengenai fasilitas yang diperlukan

bagi kelancaran kegiatan penanaman modal dan melakukan penelitian/penilaian

terhadap permohonan izin tenaga kerja asing.

Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, kepala bidang pelayanan

penanaman modal mempunyai tugas, sebagai berikut :

1) Memperceoat penerbitan surat persetujuan penanaman modal PMDN/PMA

2) Menerbitkan rekomendasi/surat persetujuan penanaman modal baru,

perluasan dan perubahan bagi PMDN/PMA

3) Menerbitkan rekomendasi/surat persetujuan izin usaha tetap (IUT)

4) Menerbitkan rekomendasi/surat persetujuan perpanjangan waktu

penyelesaian proyek PMDN/PMA

Page 54: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

43

5) Persetujuan penanaman modal baru, perluasa dan perubahan bagi

PMDN/PMA

6) Menerbitkan rekomendasi/surat angka pengenal importir terbatas (APIT)

7) Menerbitkan rekomendasi/surat keputusan rencana penggunaan tenaga kerja

asing (RPTKA)

8) Memberikan rekomendasi untuk visa tinggal bagi tenaga kerja asing dan izin

mempekerjakan tenaga kerja asing (IMTA) Adapun bidang pelayanan

penanaman modal terdiri dari :

a. Sub Bidang Pelayanan PMDN

Sub bidang pelayanan PMDN dipimpin oleh seorang kepala sub bidang yang

mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan sub bidang pelayanan penanaman

modal dalam negeri sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas serta

menyiapkan dan memproses aplikasi permohonan penanaman modal baru,

perubahan, perluasan dan membantu dunia usaha dalam penyelesaian Izin Usaha

Tetap (IUT), perpajakan, kepabeanan, APIT dalam rangka penanaman modal

dalam negeri dan melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan

sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

b. Sub Bidang Pelayanan PMA

Sub bidang pelayanan PMA dipimpin oleh seorang kepala sub bidang yang

mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan Sub bidang pelayanan penanaman

modal asing sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas dan menyiapkan dan

memproses aplikasi permohonan penanaman modal baru, perubahan, perluasan

dan membantu dunia usaha dalam penyelesaian Izin Usaha Tetap (IUT),

Page 55: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

44

perpajakan, kepabeanan, APIT dalam rangka penanaman modal asing dan

melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang

tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

6 Bidang Pengendalian dan Pengawasan Penanaman Modal

Bidang pengendalian dan pengawasan penanaman modal dipimpin oleh

seorang kepala bidang yang mempunyai tugas melakukan pemantauan,

pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penanaman modal serta

penggunaan fasilitas dan penilaian leporan kegiatan penanaman modal. Selain hal

tersebut diatas, kepala bidang pengendalian dan pengawasan penanaman modal

mempunyai fungsi koordinasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

pengendalian dan pengawasan, pengkajian dan pengusulan kebijakan di bidang

pengendalian dan pengawasan serta pembinaan pelaksanaan penanaman modal,

pemberian bantuan penyelesaian berbagai hambatan dan konsultasi

permasalahan yang dihadapi penanaman modal dalam menjalankan kegiatan

penanaman modal.

Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, kepala bidang promosi penanaman

modal mempunyai tugas sebagai berikut :

1) Melakukan identifikasi dan pendataan perusahaan PMDN/PMA

2) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan PMDN/PMA sesuai

ketentuan penanaman modal

3) Melakukan pengendalian/pengawasan terhadap pelaksanaan usaha

patungan/kemitraan dan perubahan – perubahan status PMDN/PMA

4) Mengadakan pengendalian terhadap realisasi investasi atas surat

persetujuan PMDN/PMA yang diterbitkan

Page 56: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

45

5) Melakukan pembinaan dan memfasilitasi penyelesaian permasalahan dan

hambatan yang dihadapi perusahaan PMDN/PMA dalam melaksanakan

kegiatan penanaman modal.

Adapun bidang pengendalian dan pengawasan penanaman modal terdiri dari

a. Sub Bidang Pemantauan dan Pembinaan

Sub bidang pemantauan dan pembinaan dipimpin oleh seorang kepala sub

bidang yang mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan sub bidang

pemantauan dan pembinaan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas dan

melakukan pemantauan, pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan

kegiatan perusahaan PMDN/PMA penggunaan fasilitas (mesin dan peralatan),

tenaga kerja, pengelolaan lingkungan, hambatan serta permasalahan yang

dihadapi perusahaan PMDN/PMA dan melakukan tugas kedinasan lain yang

diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran

pelaksanaan tugas.

b. Sub Bidang Realisasi Investasi

Sub bidang realisasi investasi dipimpin oleh seorang kepala sub bidang yang

mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan sub bidang realisasi investasi

sebagai pedoman melaksanakan tugas dan melaksanakan penilaian yang

disampaikan oleh penanaman modal melalui LKPM dan melakukan evaluasi atas

laporan tersebut, melakukan sosialisasi petunjuk tata cara pengisian LKPM,

melakukan pendataan, menyusun laporan perkembangan realisasi investasi,

menyusun laporan evaluasi pelaksanaan penanaman modal PMDN/PMA serta

melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang

tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

Page 57: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

46

7 Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Perizinan Terpadu

Unit pelaksana teknis pelayanan perizinan terpadu dipimpin oleh seorang

kepala UPT mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi dan

menyelenggarakan pelayanan administrasi dibidang perizinan dan non perizinan

secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi,

keamanan dan kepastian berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan

tugas pembantuan.

Selain hal tersebut diatas, kepala UPT mempunyai fungsi koordinasi

menyusun program kegiatan, standar pelayanan publik dan standar operasional

prosedur perizinan dn perizinan :

1) Penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan secara terpadu

2) Pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perizinan dan non perizinan

3) Pengelolaan sistem informasi pelayanan perizinan dan non perizinan secara

elektronik

4) Pengelolaan pelayanan pengaduan masyarakat

5) Pelaksanaan administrasi pelayanan perizinan dan non perizinan

6) Pemantauan dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan proses pemberian

pelayanan perizinan dan non perizinan

Adapun bagian dari unit pelaksana teknis pelayanan perizinan terpadu yaitu :

a. Sub Bagian Tata Usaha

Sub bagian tata usaha dipimpin oleh seorang kepala sub bagian yang

mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan sub bagian tata usaha sebagai

pedoman dalam melaksanaan tugas dan melakukan pengelolaan urusan rumah

tangga, perlengkapan, tata laksana kepegawaian, perencanaan dan keuangan

serta melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai

Page 58: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

47

bidang tugas untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas. Adapun sub

bagian tata usaha mempunyai fungsi :

1) Menyusun rencana kegiatan sub bagian tata usaha sebagai pedoma

dalam pelaksanaan tugas

2) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada

bawahan sehingga tugas berjalan lancar

3) Memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan

kegiatan bawahan untuk mengetahui tuga – tugas yang telah dan belum

dilaksanakan

4) Melakukan pengelolaan administrasi tata persuratan dan

kearsipan

5) Melakukan pengelolaan perlengkapan dan urusan rumah tangga

6) Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan secara periodik

7) Melakukan kebijakan program, keuangan, umum, perlengkapan dan

kepegawaian dalam lingkungan sekretariat UPT Pelayanan Perizinan

Terpadu.

b. Seksi Pelayanan Perizinan

Seksi pelayanan perizinan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang

mempunyai tugas pokok melakukan kegiatan perizinan yang meliputi pengelolaan

pelayanan, meneliti kelengkapan administrasi serta pengawasan prosedur dan

mekanisme pelayanan perizinan. Adapun seksi pelayanan perizinan mempunyai

fungsi :

1) Menyusun rencana kegiatan seksi pelayanan perizinan sebagai pedoman

dalam pelaksanaan tugas

Page 59: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

48

2) Mendistribusikan dan memberi petunjuk tugas kepada bawahan

sehingga tugas berjalan lancar

3) Memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan

kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum

dilaksanakan

4) Membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan menandatangani naskah

dinas

5) Melakukan penyusunan prosedur, mekanisme dan sistem informasi serta

pelayanan informasi perizinan

6) Melakukan pemrosesan perizinan dan mengoordinasikan dengan tim

teknis

7) Melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis pelayanan perizinan

8) Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan perizinan

dan rekomendasi

c. Seksi Pelayanan Non Perizinan

Seksi pelayanan non perizinan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang

mempunyai tugas pokok melakukan kegiatan pelayanan non perizinan yang

meliputi pengelolaan pelayanan, meneliti kelengkapan administrasi serta

pengawasan prosedur dan mekanisme pelayanan non perizinan. Adapun seksi

pelayanan non perizinan mempunyai fungsi :

1) Menyusun rencana kegiatan seksi pelayanan non perizinan sebagai

pedoman dalam pelaksanaan tugas

2) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada

bawahan sehingga tugas berjalan lancar

Page 60: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

49

3) Memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan

kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum

dilaksanakan

4) Membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan atau menandatangani

naskah dinas

5) Melakukan penyusunan prosedur, mekanisme dan sistem informasi serta

pelayanan informasi non perizinan

6) Melakukan koordinasi dan administrasi pelayanan non perizinan

7) Melakukan fasilitasi dan kerja sama pelayanan administrasi pelayanan

non perizinan

8) Melakukan pemprosesan non perizinan dan mengoordinasikan dengan

tim teknis melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis pelayanan non

perizinan

9) Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan non perizinan dan

rekomendasi.

Page 61: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

50

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Sistem Pengendalian Intern pada Badan Koordinasi Penanaman Modal

Daerah Povinsi Sulawesi Selatan

Sistem Pengendalian Intern Pemeritah yang selanjutnya disingkat SPIP, adalah

Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di

lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.untuk memahami definisi di

atas sebaiknya dipahami beberapa variabel definisi sebagaimana diuraikan

dibawah ini, yaitu:

1. Kriteria penyelenggara SPIP yaitu proses yang integral pada tindakan dan

kegiatan pimpinan dan seluruh pegawai.

2. kriteria tujuan penyelenggaraan penerapan SPIP yaitu untuk memberikan

keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi.Dalam

definisi pada PP Nomor 60 Tahun 2008, keyakinan memadai tersebut

ditunjukkan dengan / melalui ;

a. Kegiatan yang efektif dan efisien,

b. Keandalan pelaporan keuangan,

c. Pengamanan aset negara, dan

d. Ketaatan terhadap peraturan perundang – undangan.

Keyakinan memadai menurut sudut pandang akuntansi ditunjukkan

dengan SPIP yang menghasilkan keempat hal tersebut diatas.

3. Kriteria aktor penerapan yaitu dilaksanakan oleh pimpinan dan seluruh

pegawai dan diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan

pemerintah pusat dan pemerintah daerah.Dengan demikian, mandat

pelaksanaan SPIP ini lebih dibebankkan pada orang dan/atau jabatan.

Page 62: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

51

50

Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Selatan merupakan

organisasi publik yang secara umum memiliki tugas sebagai pelayanan fasilitas

perizinan, penggalian potensi sumberdaya, pelayanan promosi investasi dan

pelayanan pengawasan dan pengendalian investasi.Badan koordinasi

Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Selatan memiliki peran yang strategis yaitu:

” promosi investasi ‘’. Untuk tujuan tersebut perlu melalui beberapa tahapan yaitu:

1) Fokus dalam jangka pendek adalah menngkatkan efisiensi investasi di

Indonesia hal ini mencakup optimalisasi sumber daya alam sebagai

katalisator yang dapat menciptakan momentum yang diperlukan untuk

melaksanakan program – program menuju pembangunan ekonomi yang

lebih besar.

2) Penyaluran investasi ke arah kebutuhan infrastruktur kers maupun lunak.

Yang dimaksud dengan infrastruktur keras meliputi jalan raya, bandara,

pelabuhan dan kapasitas pembangkit listrik, sedangkan infrastruktur lunak

mencakup antara lain pelayanan kesehatan, dan pendidikan.

3) Membangun landasan untuk industriliasasi. Hal ini menuntut adanya

investasi di bidang pendidikan secara terus menerus untuk menciptakan

angkatan kerja yang berpendidikan dan berkemampuan tinggi . Tuntutan

selanjutnya adalah penghapusan ketidakpastian dalam kebijakan

termasuk pelaksanaan prakarsa PTSP ( Pelayanan Terpadu Satu Pintu )

dan SPIPISE atau NSWI (National Singel Window for Investmen ) secara

maksimum yang dirancang untuk menanggulangi masalah ini.Ketentuan

hukum tentang insentif fiskal dan non fiskal juga perlu diperhatikan untuk

menunjang upaya industriliasasiskala besar ini

Page 63: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

52

50

4) Mendukung pembentukan ekonomi berbasis pengetahuan dengan

mengembangkan lebih lanjut angkatan kerja berpendidikan yang dapat

bersaing secara global. Pada tahap ini BKPMD akan berupaya untuk terus

menguatkan perannya sebagai advokat kebijakan investasi dan

penghubung antara investor dengan pemerintah, baik untuk modal asing

maupun domestik.

Dengan peran strategis ini, Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi

Sulawesi – Selatan mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi kebijakan

dan ketentuan peraturan perundang – undangan.

Flowchart SPIP( Sistem pengendalian intern pemerintah )di lingkup BKPMD

AUDITOR PIMPINAN

Tabel 5. 1

BKPMD

Mulai SPI

PEMERIKSAAN L APANGAN

PKP, Daftar temuan rekomendasi

LHP Tindak lanjut

Pemutakhiran data hasil

pemeriksaan

Teguran

Selesai

Page 64: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

53

50

Dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat

aerah (SKPD) yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (

APBD) provinsi BKPMD mendapat pengawasan terhadap seluruh kegiatannya

yang diawasi oleh aparat pengawasan intern pemerintah dengan melakukan

pengawasan intern melalui audit, dimana auditor melakukan pemeriksaan

lapangan.Output dari hasil pemeriksaan lapangan berupa daftar temuan

rekomendasi yang dituangkan kedalam Laporan Hasil Pemeriksaan ( LHP ) yang

mana apabila ditemukan kejanggalan – kejanggalan akan diberikan surat teguran,

setelah proses surat teguran diterima akan diadakan tindak lanjut sesuai dengan

output temuan rekomendasi dan kemudian akan ditindak lanjuti.

Data informasi diatas diperkuat oleh hasil wawancara peneliti dengan

Bapak Muhammad selaku kasubag umum Badan Koordinasi Penanaman modal

daerah provinsi Sulawesi – Selatan.Beliau mengatakan bahwa:

’‘pengendalian intern mencakup struktur oganisasi, semua metoda - metoda dan cara yang terkoordinir serta ukuran – ukuran yang di tetapkan didalam suatu organisasi tujuannya untuk menjaga keamanan harta kekayaan milik perusahaan.Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa proses pemeriksaan dilakukan selama satu tahun yang mana dilakukan oleh APIP ( Aparat Pengawas Internal pemerintah ) setelah proses pemeriksaan bilamana ditemukan kejanggalan - kejanggalan akan diproses lebih lanjut dengan pemberian surat teguran beupa berita acara yang akan di tindak lanjuti lebih lanjut oleh bapak Gubernur Sul – Sel sebagai laporan’’

Wawancara berikutnya yang peneliti lakukan dengan salah satu pegawai

Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Prov Sul-Sel (BKPMD) beliau

mengatakan bahwa:

“ Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ( SPIP ) bukan hanya upaya membentuk mekanisme administratif saja tetapi juga melakukan perubahan sikap dan perilaku ( soft factor ). Peraturan yang ada bukan merupakan akhir namun merupakan awal dari langkah perbaikan oleh karena itu, implementasi SPIP sangat bergantung kepada komitmen, teladan pimpinan, dan niat baik dari seluruh elemen dan pejabat dan pegawai yang ada di BKPMD.”

Sumber lain juga mengatakan bahwa:

Page 65: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

54

50

“Tingkat keimanan tidak dapat diukur dan dilihat dengan indera sehingga tingkat kepercayaan orang lain rendah, maka dari itu dibutuhkan sistem pengendalian intern ( SPI), pengawasan dan audit untuk mencegah korupsi.”

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

pengenalian intern merupakan suatu cara yang berisi seperangkat kebijakan dan

peraturan untuk mengarahkan, mengawasi, melindungi sumber daya perusahaan

agar terhindar dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan dan penyelewengan,

dengan kata lain pengendalian internal dilakukan untuk memantau apakah

kegiatan operasionalnya telah berjalan sesuai dengan kebijakan dan peraturan

yang telah ditetapkan.

Dengan adanya SPIP ( Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ) tersebut

diharapkan dapat menciptakan kondisi dimana terdapat budaya pengawasan

terhadap seluruh organisasi dan kegiatan sehingga dapat mendeteksi terjadinya

sejak dini kemungkinan penyimpangan serta meminimalisir terjadinya tindakan

yang dapat merugikan negara.

1. Standar Operatinal Prosedur (SOP ) Badan Koordinasi Penanaman

Modal Daerah Provinsi Sulawesi - Selatan

Pengembangan Sistem Pengendalian Intern pemerintah (SPIP) pada

setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD ) memerlukan adanya standard

operating procedure (SOP). Standar operating procedure yang diterapkan di

BKPMD yaitu :

Standar Operasional prosedur (SOP) disusun berdasarkan pada

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 35 Tahun 2012, atas dukungan dan kerjasama dengan:

1. Lembaga Pemerintah Canada melalui program SIPS;

2. Pemerintah Amerika Serikat melalui program USAID kinerja; dan

3. Mentoring dari Komisi Pemberantasan Korupsi RI

Page 66: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

55

50

a. Keputusan kepala BKPMD Provinsi Sulawesi Selatan

Nomor 188.4/209/9/I/BKPMD/2013 tanggal 6 September

2013

b. Revisi SOP dalam bentuk keputusan kepala BKPMD

Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 188.4/317/12/I/BKPMD

tanggal 1 Desember 2015.

Lama waktu yang dibutuhkan dalam penerbitan izin dan non izizn

sesuai SOP adalah paling cepat 1 ( satu ) hari kerja dan paling lama 7 (tujuh )

hari kerja sejak berkas diterima dengan lengkap dan benar.

B. Sistem Akuntansi Perlengkapan pada Badan Koordinasi Penanaman

Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

Sistem akuntansi perlengkapan yang ada di badan koordinasi penanaman

modall provinsi sulawesi selatan merupakan bagian dari akuntansi pemerintahan

dimana akuntansi pemerintah di pedomani dengan adanya Peraturan Menteri

Dalam Negeri (Permendagri) nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, dan untuk memperkecil ruang lingkup peraturan

maka dibuatlah atau ditetapkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 69

Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Peraturan gubernur provinsi Sulawesi – Selatan telah menentukan beberapa

ketentuan umum yaitu ;

1) Daerah adalah provinsi Sulawesi Selatan

Page 67: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

56

50

2) Pemerintah daerah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara

pemerintah daerah yang memimpin pelaksanaan unsur pemerintahan

yang menjadi kewenangan daerah otonom

merupakan panduan dalam pengelolaan keuangan di Badan Koordinasi

Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, adapun tujuan dari

disusunnya pedoman pelaksanaan APBD Provinsi Sulawesi Selatan ini adalah

bentu untuk membangun kesamaan pemahaman dalam pelaksanaan APBD agar

pengelolaan keuangan daerah terselenggara secara efektif, efisien, transparan,

akuntabel, terarah dan tepat sasaran. Adapun beberapa tujuan pedoman

pelaksanaan pengelolaan keuangan yaitu :

a. Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah

b. Pelaksanaan pengelolaan barang daerah

c. Pelaksanaan fungsi – fungsi pengurusan keuangan daerah

1. Jenis Perlengkapan Barang Pakai Habis di Badan Koordinasi Penanaman

Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

Jenis perlengkapan barang pakai habis yang ada di Badan Koordinasi

Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan adalah barang yang

digunakan dalam kegiatan sehari- hari dalam menjalankan kegiatan

operasionalnya berupa Alat Tulis Kantor yang di beli secara tunai dan di

distribusikan di setiap bidang atau bagian yang ada di Badan Koordinasi

Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang telah membuat

administrasi yang telah ditetapkan, dimana Alat Tulis Kantor tersebut berupa :

Page 68: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

56

50

PERLENGKAPAN BARANG HABIS PAKAI

PERIODE : 2018 – 01-02 S/D 2018 – 12 – 29

Provinsi : SULAWESI SELATAN

Satuan Kerja :BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAERAH

No.

Jenis Persediaan

Barang Pakai Habis

satuan Uraian Barang - Barang Harga

Satuan

Jumlah Harga Barang yang Diterima/yang Dikeluarkan/ Sisa ket

Masuk Keluar Sisa Bertambah Berkurang sisa

1 Kertas Rim Staf:Rudi 50 20 30 45.000 2.250.000 900.000 1.350.000 2 Pulpen Lusin Staf: Sulfa 10 6 4 37.700 377.000 226.200 150.800 3 Pensil Lusin Staf: Rifat 8 2 6 30.000 240.000 60.000 180.000 4 Buku catatan Lusin Staf:Sule 30 10 20 26.650 799.500 266.500 533.000 5 Tip Ex pack Staf:Kasma 20 10 10 7.000 140.000 70.000 70.000 6 Penggaris Buah Staf:Ilham 15 5 10 3.500 52.500 17.500 35.000 7 tinta printer Buah Staf:Arif 30 20 10 108.000 53.240.000 2.160.000 1.080.000

8 Stapler/ heacter Dos Staf:Rizki

amaliya 15 11 4 21.450 321.750 235.950 85.800

9 Map pack Staf:Dedet 25 15 10 34.000 850.000 510.000 340.000 10 Binder Clip dos Staf:Amel 15 5 10 5.000 75.000 25.000 50.000

Sumber :Badan Koordonasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

Tabel: 5.2

57

Page 69: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

58

50

2. Prosedur Pembelian Barang Pakai Habis di Badan Koordinasi

Penanaman Modal Daerah provinsi Sulawesi Selatan

Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan saat

ini dikenal masyarakat sebagai salah satu instansi pemerintah yang memberikan

pelayanan langsung kepada masyarakat seperti pemberian izin usaha maupun

pemberian pelayanan investasi khususnya di daerah sulawesi selatan, dalam

melaksanakan kegiatannya dibutuhkan perlengkapan dalam mendukung

kegiatannya seperti barang pakai habis atau alat tulis kantor yang telah di di

rencanakan dan dianggarkan pada setiap awal periode atau pada saat

penyusunan Rencana Kebutuhan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) .

Dalam memperoleh persediaan barang pakai habis maka dilakukan pembelian

dimana pembelian tersebut dilakukan secara langsung dan transaksi secara tunai,

pembelian barang dagang melibatkan beberapa bagian yang ada di lingkup badan

koordinasi penanaman modal daerah provinsi sulawesi selatan, pembelian barang

pakai habis memiliki alur sebagai berikut :

a. Administrasi Pengadaan

“Menurut Abdul Rasyid R.S.ip., MM penggunaan nota pesanan saat stok persediaan barang pakai habis telah sedikit atau habis maka bidang yang membutuhkan barang pakai habis akan melakukan pemesanan dengan menggunakan nota pesanan sebagai dasar pembelian kemudian membuat administrasi pendukung lainnya untuk bisa mencairkan dana di bendahara pengeluaran untuk melakukan pembelian barang pakai habis tersebut.”

Page 70: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

59

50

Gambar 5.1 Format

Nota Pesanan

Keterangan :

Nota Pesanan adalah bukti pemesanan barang pakai habis, dimana formatnya

terdiri dari

1) Kop Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan

2) Nomor Nota Pesanan adalah nomor yang bertujuan untuk mengetahui

jumlah nota pesanan yang dibuat serta mengetahui nota pesanan dibuat di

bidang atau bagian apa yang ada di BKPMD Prov. Sulsel

3) Nota Pesanan juga di tujukan ke pihak penjual barang pakai habis atau

perusahaan yang menyediakan barang.

4) Kolom nota pesanan terdiri dari enam (6) kolom dimana kolom pertama

diisi nomor urut, kolom kedua diisi uraian barang atau jasa yang akan di

beli, kolom ketiga diisi jumlah unit atau satuan barang yang akan dibeli,

kolom keempat diisi harga barang yang akan dibeli, kolom kelima diisi

jumlah harga dari barang tersebut, kolom keterangan diisi keterangan –

Page 71: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

60

50

keterangan yang bersangkutan dengan dasar pembelian atau ketentuan

dari spesifikasi barang tersebut

5) Nota Pesanan juga di ketahui oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

(PPTK) untuk sebagai bukti bahwa pejabat pelaksana kegiatan telah

mengetahui bahwa terjadi pemesanan barang pakai habis dan sebagai

dasar pengendalian barang yang dipesan.

b. Bendahara Pengeluaran

Bendahara pengeluaran adalah salah satu bagian dari BKPMD Prov.

Sulsel yang melakukan pembayaran atas semua pengeluaran yang dilakukan di

BKPMD Prov. Sulsel untuk melakukan kegiatan operasionalnya dalam mencapai

target kinerjanya. Salah satu transaksi yang dilakukan oleh bendahara

pengeluaran adalah membayar nota pembelian barang pakai habis atau nota

pesanan barang yang diberikan oleh bidang atau bagian yang akan membeli

barang pakai habis. Pembayaran yang dilakukan harus sesuai dengan nota

pesanan dan berkas administrasi yang dilampirkan serta mengacu pada anggaran

yang di rencanakan dan telah di alirkan sesuai laporan aliran kas.

c. Toko Pembelian

Toko bukanlah bagian dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah

Provinsi Sulawesi Selatan tetapi sebagai pihak luar yang memiliki bagian penting

dalam alur pembelian barang pakai habis, toko yang ditunjuk untuk menyediakan

barang pakai habis akan menyerahkan barang ke bagian pemeriksa barang Badan

Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Dimana barang

tersebut adalah barang yang telah di pesan oleh bidang atau sub bagian dan

sesuai dengan nota pesanan setelah transaksi pembayaran dilakukan maka

barang tersebut di kirim ke BKPMD Prov. Sulsel dan diserahkan ke bagian

Page 72: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

61

50

Pemeriksa barang dan dibuatkan berita acara penyerahan barang yang di sebut

Berita Acara Pemeriksaan Barang Pakai Habis menurut Abdul Rasyid. S.Ip., MM.

berita acara tersebut sebagai bukti bahwa pihak penjual telah menyerahkan

barang ke BKPMD Prov. Sulsel dan sesuai dengan spesifikasi , unit dan jumlah

barang.

Gambar 5.2

Format Berita Acara Pemeriksaan Barang Pakai Habis

Keterangan :

Berita Acara Pemeriksaan Barang adalah dokumen yang dihasilkan setelah

penjual / toko yang menyediakan barang telah menyediakan barang yang dipesan

oleh BKPMD Prov. Sulsel dan telah di periksa oleh tim pemeriksa barang , adapun

format pemeriksa barang pakai habis yaitu sebagai berikut :

1) Menggunakan Kop Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi

Sulawesi Selatan

2) Berita Acara Pemeriksa Barang jasa di nomor untuk mengetahui dan

mengkontrol berita acara yang dibuat dan di sesuaikan dengan nota

pesanan yang terealisasi

Page 73: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

62

50

3) Nama dari tim pemeriksa dan juga tim teknis pemakai atau bidang/bagian

yang memberli barang pakai habis juga tertera dalam format berita acara

pemeriksaan

4) Nama perusahaan beserta alamat dari perusahaan yang menyediakan

barang juga tertera di berita acara pemeriksaan barang

5) Terdapat tujuh (7) kolom yang ada diberita acara pemeriksaan barang yaitu

kolom pertama diisi dengan nomor urut , kolom kedua diisi dengan uraian

atau jenis barang yang di beli, kolom ketiga diisi dengan nomor nota

pesanan untuk dapat mengetahui bahwa berita acara pemeriksaan barang

berkaitan dengan nota pesanan tersebut, kolom keempat diisi dengan

jumlah unit atau banyaknya barang yang dibeli, kolom kelima diisi dengan

harga barang perunit atau perbuah yang dibeli, kolom keenam diisi dengan

jumlah harga barang yang dibeli dan kolom ketujuh diisi dengan

keterangan barang atau ketentuan barang yang dibeli

6) Berita Acara Pemeriksaan Barang bertujuan untuk menilai barang apakah

sesuai dengan spesifikasi dan jumlah barangnya atau tidak sehingga

diberikan keterangan pada berita acara pemeriksaan bahwa barang

tersebut dalam kondisi baik atau tidak dengan jumlah harga barang yang

dimaksud

7) Pada berita acara pemeriksaan barang di tanda tangani oleh penyedia

barang atau toko yang menyediakan barang sebagai bukti bahwa mereka

telah membawa barang sesuai dengan penilaian yang dibuat oleh panitia

pemeriksa

8) Tim pemeriksa barang dan jasa di tanda tangani oleh tim pemeriksa barang

dan unsur teknis atau pemakai barang sebagai tanda bahwa barang

Page 74: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

63

50

tersebut telah diberikan oleh penyedia barang dan telah diperiksa oleh tim

pemeriksa barang dan jasa.

d. Bagian Pemeriksa Barang

“Menurut Muhammad S.Paelongan, SE. Pemeriksa Barang adalah salah satu bagian dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang telah di tunjuk dan disahkan oleh Surat Keputusan (SK), dimana pemeriksa barang melakukan kegiatan pemeriksaan barang yang telah di beli dan disesuaikan dengan nota pesanan dan barang yang telah di bawah oleh penjual (toko tempat membeli) setelah pemeriksaan selesai maka dibuatlah berita acara pemeriksaan barang, setelah pemeriksaan dilakukan maka pemeriksa barang menyerahkan barang ke bagian gudang. Kemudian dibuatkan Berita Acara Penyerahan Barang dan Jasa.”

Gambar 5.3

Format Berita Acara Penerimaan Barang

Keterangan :

Berita Acara Penerimaan Barang adalah dokumen bukti bahwa telah

diserahkan barang pakai habis yang telah dibeli dan diperiksa untuk disimpan

digudang sebelum disistribusikan kebidang atau bagian yang ada di Badan

Page 75: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

64

50

Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang telah

melakukan pembelian, adapun format Berita Acara Penerimaan Barang yaitu :

1) Memakai Kop Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi

Sulawesi Selatan

2) Berita Acara Penerimaan Barang di nomor dan diberi tanggal sesuai

tanggal penerimaan barang, nomor tersebut berfungsi agar dapat

mengkontrol atau mengetahui barang – barang apa saja yang tekah

diserahkan kegudang untuk disimpan sebelum didistribusikan.

3) Surat Keputusan Gubernur di masukkan kedalam format digunakan

sebagai dasar pembuatan berita acara penerimaan

4) Pada format berita acara penerimaan memiliki lima kolom yang memiliki

fungsi masing – masing seperti, kolom pertama diisi nomor urut dari barang

atau jasa yang dibeli, kolom kedua diisi nama barang atau jenis barang

yang dibeli, kolom ketiga diisi jumlah satuan dari barang atau jasa yang

dibeli, kolom keempat diisi harga satuan atau harga perunit barang yang

dibeli dan kolom kelima diisi jumlah harga dari barang tersebut.

5) Pada format penerimaan barang di tanda tangani oleh penyedia barang

atau di sebut toko atau perusahaan yang telah menyediakan barang atau

jasa dan di tanda tangani oleh penyimpan barang bahwa penyimpan

barang telah menerima barang untuk di simpan digunakan karena telah

dilakukan pemeriksaan dan telah sesuai dengan spesifikasi dan jumlah unit

barang.

e. Gudang

“Menurut Muhammad S.Paelongan, SE. Setalah dilakukan pemeriksaan oleh bagian pemeriksa dan diserahkan kebagian gudang maka barang tersebut di bawah kegudang untuk disimpan dan di catat sebagai barang persediaan sebelum barang tersebut didistribusikan ke bidang atau bagian yang ada di badan

Page 76: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

65

50

koordinasi penanaman modal daerah provinsi sulawesi selatan, pada saat disitribusikan atau di bagikan ke bidang atau bagian yang membutuhkan maka bidang atau bagian yang akan mengambil barang digudang membuat bukti berupa Nota Pengambilan atau Penggunaan Barang”

Gambar 5.4

Format Nota Pengambilan / Pengguna Barang

Keterangan :

1) Menggunakan Kop Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provins

Sulawesi Selatan

2) Nota Pengambilan atau penggunaan barang dinomor untuk mempermudah

mengetahui dan mengendalikan nota yang dikeluarkan

3) Nota Pengambilan atau Penggunaan Barang memiliki lima (5) kolom yang

memiliki fungsi masing – masing yaitu kolom pertama diisi nomor urut, kolom

kedua diisi dengan nomor nota pesanan agar lebih mengetahui bahwa nota

pengambilan berkaitan dengan nota pesanan sebelumnya, kolom ketiga diisi

dengan jenis barang yang di ambil dari gudang, kolom keempat disi dengan

harga perunit barang atau satuan barang, kolom kelima diisi dengan

keterangan dimana kolom keterangan diisi nama kegiatan yang berkaitan

dengan pengambilan barang tersebut

Page 77: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

66

50

4) Pada nota pengambilan atau penggunaan barang ada tiga (3) pihak yang

menandatangani yaitu penerima barang sebagai bukti bahwa dia telah

mengambil barang dan ditandatangani oleh Pejabat Pelaksa Teknis

Kegiatan (PPTK) sebagai pejabat yang mengetahui bahwa terjadi

pengambilan barang untuk di gunakan dan ditandatangani oleh penyimpan

barang sebagai bukti bahwa telah diserahkan barang dan jasa ke bidang

atau bagian yang membutuhkan.

Flowchart persediaan barang pakai habis badan koordinasi penanaman modal

Bagian pemeriksaan barang Gudang

Tabel 5.3

Mulai

Melakukan proses peyiapan oleh administrasi

pengadaan

Nota pesanan

Transaksi

pembayaran

Supplier

Pemeriksaan

barang

Berita acara pemeriksaan

barang

Berita acara penerimaan

barang

1

2

Nota pengambilan barang

Selesai

Page 78: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

67

50

3 Prosedur Pendistribusian Barang Pakai Habis di Badan Koordinasi

Penanaman Modal Daerah Prov. Sulsel.

Pendistribusian barang atau penyerahan barang adalah kegiatan yang

dilakukan di badan koordinasi penananaman modal daerah provinsi sulawesi

selatan yang dimana pada saat penyerahan barang memiliki alur yang menjadi

standar operasional dimana penyerahan barang di lakukan dengan alur :

a. Bidang yang membeli barang

Bidang atau bagian yang telah membeli barang wajib membawa nota

pembelian atau nota pesanan yang telah dibuat untuk membeli barang agar

barang yang telah dibeli dapat di ambil dibagian gudang , karena bagian gudang

telah membuatkan kartu gudang untuk barang yang telah di beli dan di periksa

kemudian dimasukkan kedalam gudang.

b. Bagian Gudang

Bagian Gudang akan menerima berkas administrasi berupa Nota Pesanan,

Berita Acara Serah Terima Barang, Berita Acara Pemeriksaan untuk dapat

mendistribusikan barang tersebut kemudian bagian gudang akan membuat berita

acara pengambilan barang sebagai bukti bahwa telah terjadi pengambilan barang

pakai habis dan di serahkan kebagian atau bidang yang membeli atau

membutuhkan barang pakai habis tersebut.

4. Sistem Pencatatan Perlengkapan Barang Pakai Habis di Badan Koordinasi

Penanaman Modal Daerah Prov. Sulsel.

Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

adalah salah satu instansi pemerintah yang menggunakan perlengkapan barang

yaitu perlengkapan barang pakai habis dimana barang tersebut dibeli untuk

Page 79: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

68

50

digunakan sebagai pendukung dalam menjalankan aktivitasnya dan untuk

mencapai target kinerja. Dalam penggunaan persediaan maka diwajibkan untuk

menyediakan laporan dimana laporan tersebut digunakan untuk mengetahui

pemanfaatan barang sesuai dengan manfaatnya dan laporan tersebut sebagai

bukti dan alat pengendalian dari persediaan barang tersebut.

Dalam penyusunan laporan persediaan barang pakai habis mengacu pada

Permendagri 17 tahun 2007 tentang Pedoman Penatausahaan Persediaan

Dilingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Peraturan dibuat karena

dalam rangka keseragaman penatausahaan persediaan dilingkungan Pemerintah

Provinsi Sulawesi Selatan di pandang perlu mengatur pedoman penatausahaan.

Dengan adanya pedoman penatausahaan persediaan yang diatur dalam

peraturan gubernur maka badan koordinasi penanaman modal daerah telah

membuat sistem pencatatan atau penyediaan laporan persediaan yaitu sistem

pencatatan menggunakan sistem periodik dan menggunakan metode Masuk

Pertama Keluar Pertama (MPKP) dalam bahasa akuntansi yaitu First In Firts Out

(FIFO) dan penyediaan laporan persediaan yaitu setiap pertriwulan atau setiap

tiga bulan. Adapun alur pencatatan persediaan barang pakai habis yang di simpan

dalam gudang Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan yaitu :

a. Buku Barang Pakai habis

“Menurut Muhammad S.Paelongan, SE. Buku barang Pakai habis adalah salah satu laporan yang dibuat pada saat penyimpanan barang sebagai persediaan barang pakai habis digudang dan saat penyimpanan persediaan barang maka persediaan tersebut di catat di buku barang pakai habis dimana buku tersebut adalah buku kontrol yang dibuat dan ditulis secara langsung pada saat penyimpanan barang dan menjadi alat kontrol bagi penyimpan barang atas adanya barang yang telah dimasukan kegudang dan di keluarkan dari gudang.”

Page 80: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

69

50

Gambar 5.5

Buku Barang / Jasa ( Barang Pakai Habis )

Keterangan :

Buku Barang Pakai habis adalah laporan persediaan yang dibuat secara

manual dimana buku tersebut mencatat pemasukan dan pengeluaran barang yang

ditulis langsung di buku tersebut, adapun format dari buku barang pakai habis

yaitu;

1) Buku Barang Pakai Habis memiliki empat belas ( 14 ) kolom dimana

kolom pertama diisi nomor urut dari setiap pemasukan atau pengeluaran

barang, kolom kedua diisi tanggal penerimaan barang atau tanggal

barang disimpan digudang, kolom ketiga diisi nama atau jenis barang

yang disimpan digudang, kolom keempat diisi dengan merek atau ukuran

dari barang yang disimpan, kolom kelima diisi tahun dimasukannya

barang tersebut, kolom keenam diisi dengan jumlah satuan barang yang

disimpan dalam gudang, kolom ketujuh diisi dengan nomor nota pesanan

sehingga dapat mengetahu bahwa barang tersebut telah dipesan dengan

nomor nota pesanan tersebut, kolom kedelapan dan kesembilan diisi

dengan tanggal dan nomor Berita Acara Pemeriksaan Barang yang

berfungsi untuk mengetahui dan sebagai bukti bahwa barang tersebut

telah diperiksa oleh tim pemeriksa dan telah sesuai dengan

Page 81: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

70

50

spesifikasinya, kolom kesepuluh diisi dengan tanggal dikeluarkannya

barang tersebut yang sesuai dengan nota pesanan yang dibuat oleh

pemakai barang pakai habis tersebut, kolom kesebelas diisi dengan nama

unit pemakai barang atau didistribusikan kemana, kolom kedua belas diisi

dengan jumlah barang yang didistribusikan, kolom ketiga belas diisi

dengan tanggal penyerahan barang pakai habis dan kolom keempat

belas diisi dengan keterangan yang menyangkut dengan barang pakai

habis tersebut.

2) Buku barang pakai habis juga ditanda tangani oleh atasan langsung

pembuat laporan buku barang pakai habis dan di tanda tangani pula oleh

penyimpan barang atau yang membuat laporan buku barang persediaan

pakai habis tersebut.

b. Buku Penerimaan Barang Pakai Habis

“Menurut Muhammad S.Paelongan, SE. Buku penerimaan barang pakai habis adalah salah satu laporan yang dibuat untuk melakukan pencatatan dalam kegiatan penyimpanan barang di gudang dimana laporan ini hampir sama dengan buku barang pakai habis tetapi yang membedakan adalah buku barang pakai habis di tulis secara manual di buku sedangkan buku penerimaan barang diinput dalam komputer dan tidak tergabung dengan pengeluaran barang tetapi penerimaan barang tersebut memiliki format tersendiri, sama seperti buku barang pakai habis apapun dicatat di dalam buku penerimaan barang atau semua barang pakai habis yang disimpan dalam gudang dicatat dalam buku barang pakai habis” adapun format dari buku barang pakai habis yaitu :

Gambar 5.6

Buku Penerimaan Barang ( Barang Pakai Habis )

Page 82: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

71

50

Keterangan :

1) Buku Penerimaan Barang Pakai Habis memiliki 12 kolom dimana kolom –

kolom tersebut memiliki fungsi dan diisi untuk mempermudah dalam

memahami laporan penerimaan barang yaitu kolom pertama diisi dengan

nomor urut perkegiatan menyimpan barang kegudang, kolom kedua diisi

dengan tanggal penerimaan barang atau tanggal memasukkan barang

kegudang, kolom ketiga diisi dengan nama penyedia barang atau

perusahaan yang menyediakan barang tersebut, kolom ke empat dan

kelima diisi dengan nomor dan tanggal faktur pembelian dari penyedia

barang atau perusahaan yang menyediakan barang, kolom ke enam diisi

dengan nama barang yang dimasukkan kedalam gudang dan disesuaikan

dengan nama barang serta spesifikasinya, kolom ketujuh diisi dengan

jumlah barang yang dimasukkan kedalam gudang, kolom kedelapan diisi

dengan harga satuan dari barang tersebut, kolom kesembilan diisi dengan

jumlah harga dari setiap keseluruhan setiap unit barang dan disesuaikan

dengan nama barang beserta unit barangnya, kolom kesepuluh dan

kesebelah diisi dengan nomor dan tanggal dari berita acara penerimaan

barang dimana nomor dan tanggal tersebut sebagai bukti bahwa barang

tersebut telah diperiksa dan diterima oleh tim penerima barang dan

disimpan di dalam gudang badan koordinasi penanaman modal daerah

provinsi sulawesi selatan dan kolom kedua belas diisi dengan keterangan

mengenai barang pakai habis tersebut

2) Buku Penrimaan Barang Pakai Habis di tanda tangani oleh Sekretaris

sebagai pengendalian dan diketahui oleh sekretaris atau pejabat yang

berwenang, buku penerimaan barang pakai habis juga ditanda tangani oleh

Page 83: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

72

50

penyimpan barang selaku penyimpan barang dan pembuat laporan

penerimaan barang pakai habis tersebut.

c. Kartu Barang

Setiap barang yang di simpan atau dimasukkan kedalam gudang makan

bagian gudang atau penyimpan barang membuat kartu barang.

“Menurut Muhammad S.Paelongan, SE. dimana kartu barang tersebut menjadi alat kontrol setiap barang atau setiap nama barang yang dimasukkan kedalam dan kartu barang tersebut disimpan didalam gudang untuk dilakukan pencatatan barang yang masuk dan keluar setiap unit barangnya sehingga mempermudah bagian gudang untuk mengkontrol barang yang ada di dalam gudang, dengan adanya kartu gudang maka penyimpan barang akan lebih mudah melakukan perhitungan pada barang yang disimpan didalam gudang badan koordinasi penanaman modal daerah provinsi sulawesi selatan karena dengan metode periodik yang terapkan maka setiap waktu yang ditentukan dilakukan perhitungan secara langsung atau perhitungan barang.

adapun format dari kartu barang yaitu :

Gambar 5.7

Kartu Barang

Keterangan :

1) Kartu Barang memiliki sepuluh kolom dimana sepuluh kolom tersebut

untuk memperlihatkan jumlah barang yang ada di gudang atau yang

di keluarkan dari gudang, kolom – kolom tersebut yang ada di kartu

barang diisi sesuai dengan fungsinya, kolom pertama diisi dengan

Page 84: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

73

50

nomor urut setiap memasukkan barang dan mengeluarkan barang

atau setiap kegiatan yang menyangkut barang tersebut, kolom kedua

diisi tanggal kegiatan , kolom ketiga diisi dengan nomor berita acara

serah terima barang sehingga diketahui bahwa barang tersebut

berkaitan dengan kegiatan barang tersebut, kolom keempat diisi

dengan harga satuan barang tersebut, kolom kelima diisi dengan

jumlah barang yang disesuaikan dengan jumlah unit barang yang

dimasukan kedalam gudang, kolom keenam diisi dengan nomor

penyerahan barang dimana barang tersebut di didistribusikan, kolom

ketujuh diisi dengan harga satuan dari barang tersebut, kolom

kedelapan diisi dengan jumlah harga barang yang dikeluarkan dan

disesuaikan dengan harga barang serta unit barang yang

dikeluarkan, kolom kesembilan diisi dengan jumlah sisa dari barang

tersebut dimana sisa ada karena jumlah pemasukan lebih tingga dari

barang yang dikeluarkan, kolom kesepuluh diisi dengan keterangan

mengenai barang tersebut.

2) Kartu Barang di tanda tangani oleh atasan langsung dari pembuat

laporan atau penyimpan barang yang berarti bahwa laporan kartu

barang tersebut telah di ketahui oleh pejabat langsung pembuat kartu

barang dan kartu barang juga di tanda tangani oleh penyimpan

barang sebagai pembuat kartu dan penyimpan barang yang ada

digudang badan koordinasi penanaman modal daerah provinsi

sulawesi selatan.

d. Kartu Persediaan

“Menurut Muhammad S.Paelongan, SE. Kartu Persediaan adalah laporan atau rekapan mengenai pemasukan dan pengeluaran barang yang dilakukan

Page 85: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

74

50

badan koordinasi penanaman modal daerah provinsi sulawesi selatan dimana setiap barang dibuatkan kartu persediaan karena setiap barang diadakan menggunakan Anggaran Belanja Daerah sehingga perlu dipertanggungjawabkan dan dapat diketahui penggunaan barang tersebut, dengan adanya kartu persediaan maka penyimpan barang atau bagian keuangan serta pejabat pelaksana kegiatan dapat mengetahui persediaan yang ada digudang setiap akhir tahun karena pembuatan kartu persediaan dilaporkan setiap akhir tahun atau setiap akhir periode sehingga dengan adanya kartu persediaan dapat membantu untuk bagian keuangan dalam memasukan laporan keuangan jumlah persediaan barang pakai habis pada periode tersebut,”

adapun format dari kartu persediaan yaitu :

Gambar 5.8

Kartu Persediaan Barang

Keterangan :

1) Kartu Persediaan Barang memiliki Kop dimana kop tersebut berupa

nama Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) nama daerah dan

nama barang serta dibuatkan nomor kartu persediaan agar lebih

memudahkan mencari kartu tersbut dan dapat diketahui jumlah

macam barang pakai habis yang digunakan di Badan Koordinasi

Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dalam

melaksanakan kegiatan operasionalnya

2) Kartu persediaan memiliki sebelas (11) kolom yang dibuat agar

mempermudah memahami isi dari kartu persediaan tersebut, kolom

pertama diisi dengan tanggal kegiatan yang di lakukan baik tanggal

Page 86: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

75

50

pemasukan barang dan pengeluaran barang, kolom kedua diisi

dengan nomor dan tanggal penerimaan barang sehingga dapat

diketahui bukti transaksi atau bukti kegiatan yang dilakukan dengan

unit barang tersebut, kolom ketiga diisi dengan uraian atau diisi

dengan nama bidang atau bagian di badan koordinasi penanaman

modal daerah provinsi sulawesi selatan yang mengambil atau

menyimpan barang digudang, kolom ke keempat diisi dengan jumlah

unit barang yang dimasukkan kedalam gudang, kolom kelima diisi

dengan jumlah unit barang yang digunakan atau yang diambil, kolom

keenam diisi dengan jumlah sisa barang yang tersedia digudang,

kolom tujuh diisi dengan harga satuan dari barang tersebut, kolom

kedelapan diisi dengan jumlah harga dari barang yang di masukkan

atau disimpan digudang, kolom kesembilan diisi dengan jumlah harga

barang yang dikeluarkan atau digunakan, kolom kesepuluh diisi

dengan jumlah harga dari sisa barang atau persediaan yang

tersimpan didalam gudang, kolom keterangan diisi dengan

keterangan yang berkaitan dengan transaksi penggunaan barang

atau keterangan mengenai barang tersebut.

3) Kartu persediaan barang di tandatangani oleh pejabat dan dari

pembuat laporan dan juga ditanda tangani oleh pembuat laporan

yaitu penyimpan barang.

e. Buku Pengeluaran Barang

Buku Pengeluaran Barang sama dengan buku penerimaan barang yaitu

buku yang digunakan untuk menulis kegiatan dari barang tersbut yang diambil atau

disimpan digudang, dimana buku pengeluaran barang adalah buku yang

Page 87: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

76

50

digunakan untuk ditulis kegiatan pengeluaran barang yang dilakukan oleh

penyimpan barang dengan pengguna barang dimana dimaksud pengguna barang

yaitu bidang atau bagian yang ada di badan koordinasi penanaman modal daerah.

“Menurut Muhammad S.Paelongan, SE buku pengeluaran barang dibuat agar dapat mengetahui barang yang telah diambil oleh pengguna barang untuk dimanfaatkan dalam kegiatan operasionalnya.”

adapun format dari buku pengeluaran barang yaitu :

Gambar 5.9

Buku Pengeluaran Barang Pakai Habis

Keterangan :

1) Buku Pengeluaran Barang Pakai Habis memiliki sembilan (9) kolom

yang dimana kolom tersebut diisi untuk mengetahui dan

mempermudah memahami isi dari buku pengeluaran barang pakai

habis tersebut, kolom pertama diisi dengan nomor urut dari setiap

kegiatan pengeluaran barang yang dilakukan, kolom kedua diisi

dengan tanggal kegiatan pengeluaran barang, kolom ketiga diisi

dengan nama barang dimana kolom tersbut diisi dan diuraika nama

barang yang akan diambil atau dikeluarkan dari gudang, kolom

keempat diisi dengan banyaknya atau jumlah unit barang yang akan

diambil sesuai dengan barang tersebut, kolom kelima diisi dengan

harga satuan dari tiap barang, kolom keenam diisi dengan jumlah

harga barang dari setiap unit barang yang akan dikeluarkan atau

Page 88: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

77

50

digunakan, kolom ketujuh diisi dengan nama bidang atau bagian yang

akan menggunakan barang atau tujuan distribusi barang tersebut,

kolom ketujuh diisi dengan tanggal pengeluaran barang atau tanggal

didistribusikannya barang ke pengguna barang, kolom kedelapan

keterangan diisi dengan keterangan mengenai kegiatan pengeluaran

barang atau mengenai barang yang dikeluarkan.

2) Buku Pengeluaran Barang Pakai Habis di tanda tangani oleh pejabat

pelaksana teknis atau dalam hal ini sekretaris agar dapat

mengendalikan atau mengetahui penggunaan barang dari badan

koordinasi penanaman modal daerah provinsi sulawesi selatan dan

ditandatangani pula oleh pembuat buku atau penyimpan barang.

f. Berita Acara Fisik Stock Opname Barang

“Menurut Muhammad S.Paelongan, SE. Berita Acara Stock opname Barang adalah laporan akhir dari persediaan yang dimana stock opname barang memberikan informasi rekapan mengenai persediaan yang ada di gudang setiap akhir periode atau setiap akhir tahun dan Berita Acara Opname Barang di ketahui oleh kepala Badan atau kuasa pengguna anggaran dan pengguna barang” Keterangan :

1) Berita Acara Stock Opname barang menggunakan Kop Badan dan dan

terdapat enam (6) kolom dalam melaporkan persediaan barang pakai habis

pada akhir periode atau satu tahun penggunaan anggaran daerah, yaitu

kolom pertama diisi dengan nomor urut barang yang tersedia, kolom kedua

nama atau jenis barang yang menjadi persediaan barang pakai habis,

kolom ketiga diisi dengan jumlah barang yang tersisa atau tersedia

digudang sebagai persediaan akhir tahun, kolom keempat diisi dengan

harga satuan barang perunit atau perbuah, kolom kelima diisi dengan total

harga barang atau perjenis barang, kolom keenam diisi dengan keterangan

mengenai barang yang tersedia

Page 89: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

78

50

2) Berita Acara Stock Opname ditanda tangani oleh pejabat langsung

pembuat laporan dan ditandatangani oleh pembuat laporan itu dalam artian

penyimpan barang, dalam laporan atau berita acara ini di tandatangani

oleh Kepala SKPD selaku pengguna anggaran dan pemakai barang

dengan tujuan agar kepala SKPD mengetahui persediaan barang yang ada

di gudang pada periode akhir tahun di Badan Koordinasi Penanaman

Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Pencatatan persediaan terdapat 5 (lima) laporan baik berupa buku maupun

berupa laporan atau berita acara mulai dari penyimpanan barang sampai dengan

penentuan persediaan akhir tahun sehingga nila persediaan dapat di masukkan

kedalam laporan keuangan pada periode tersebut.

Selain pencatatan yang dilakukan telah di kumpulkan pula berkas yang

menunjang pencatatatnnya seperti berkas pendukung pemesanan dan

pengadaan barang pakai habis di badan koordinasi penanaman modal daerah

provinsi sulawesi selatan.

C. PEMBAHASAN

1 Pegendalian Intern Perlengkapan di Badan Koordinasi Penanaman

Modal Daerah Prov. Sulsel

Pengendalian intern perlengkapan barang pakai habis di badan koordinasi

penanaman modal daerah provinsi sulawesi selatan telah dimasukan dalam

peraturan gubernur sulawesi selatan nomor 20 tahun 2016 tentang pedoman

penatausahaan persediaan di lingkungan pemerintah provinsi sulawesi selatan, di

dalam peraturan gubernur provinsi sulawesi selatan telah di jelaskan mengenai

Page 90: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

79

50

pengendalian intern perlengkapan barang pakai habis, adapun pembahasan

mengenai pengendalian intern barang pakai habis yaitu :

1) Pemeriksaan dan Penerimaan Barang, setiap barang hasil pengadaan yang

akan di serahkan kepada penyimpan barang wajib dilakukan pemeriksaan oleh

tim pemeriksa hasil pekerjaan (panitia pemeriksa barang) dari segi jumlah,

mutu, spesifikasi dan kondisi barang. Tim pemeriksa barang merupakan

pegawai yang berada dilingkungan unit Satuan Kinerja Pemerintah Daerah

(SKPD). Pemeriksaan barang didasarkan atas persyaratan yang tercantum

dalam nota pesanan, surat perintah kerja dan kontrak tetapi jika pada saat

pemeriksaan barang terjadi ketidaksesuaian dengan yang tercantum dalam

nota pesanan, surat perintah kerja dan kontrak maka penyimpan barang harus

menolak barang yang bersangkutan.

2) Pengamanan dan Pemeliharaan, Pengamanan persediaan dimaksudkan

untuk menghindari adanya kehilangan, kerusakan, dan bahaya kebakaran

atas persediaan di gudang/tempat penyimpanan sedangkan pemeliharaan

persediaan dimaksudkan agar persediaan tetap dapat memberikan daya guna

yang optimal dengan menjaga kebersihan, keteraturan dan kerapian digudang/

tempat penyimpanan. Pengamanan dan pemeliharaan persediaan

sebagaimana dimaksud dilakukan oleh penyimpan barang secara rutin.

Pemeriksaan fisik persediaan / stock opname, pemeriksaan fisik persediaan

bertujuan untuk menguji kesesuaian antara kartu persediaan / kartu barang

dengan jumlah dan kondisi fisik yang dilaksanakan dalam rangka akuntabilitas

penatausahaan persediaan, pemeriksaan fisik persediaan dilakukan oleh

pengguna barang/ kuasa pengguna barang bersama penyimpan barang atau

bertugas yang ditunjuk dan dilaksanakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam

Page 91: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

80

50

setahun, atau pada saat pengecekan kembali pada serah terima tanggung

jawab petugas penyimpan barang, atau sewaktu – waktu apabila diperlukan

yang hasilnya dituangkan dalam berita acara pemeriksaan hasil pemeriksaan

fisik persediaan adapun permeriksaan fisik persediaan memuat tentang waktu

pelaksanaan pemeriksaan fisik, lokasi, pejabat yang melakukan stock

opname, jenis barang, jumlah barang berdasarkan laporan pencatatan pada

kartu barang/kartu persediaan, jumlah barang persediaan didalam gudang,

kondisi persediaan dan keterangan lainnya. Pentingnya internal control atas

fisik pesediaan karena persediaan mudah dipindah tempatkan dari kerawanan

lainnya.

3) Pembinaan,Pengawasan dan pengendalian, pengawasan dan pengendalian

terhadap penatausahaan persediaan dilakukan oleh pengguna barang serta

pengawasan fungsional terhadap penatausahaan persediaan dilakukan oleh

aparat pengawas fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –

undangan. tengah ketatnya persaingan pada industri ritel, harga menjadi

perhatian utama dalam memenangi persaingan pasar. Oleh karena itu, harga

pun bisa cepat berubah di industri ini. Dari kebiasaan para konsumen, dapat

disimpulkan bahwa strategi penetapan harga sangat berpengaruh terhadap

pemasaran produk yang ditawarkan. Agar dapat sukses memasarkan suatu

barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harga secara tepat.

Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan

pendapatan bagi perusahaan. Di samping itu, harga merupakan unsur bauran

yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Pengendalian

timbul karena adaanya jumlah persediaan dalam kartu persediaan yang di

ambil dan laporan barang sebagai penambahan dan bukti serta pemakaian

Page 92: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

81

50

sebagai pengurangan persediaan barang yang sementara masih ada dalam

gudang.Pengendalian terhadap persediaan dalam suatu instansi atau

perusahaan sangat penting karena persediaan dalam perusahaan merupakan

aktiva yang paling penting sehingga sistem internal control terhadap

persediaan sangat diperlukan karena pada prinsipnya pengendalian

persediaan didalam suatu instansi atau perusahaan dapat mempermudah atau

memperlanar jalannya suatu kegiatan yang harus dilakukan secara berturut –

turut untuk pelayanana publik.

2 Pengaruh Hasil Pengawasan Internal Perlengkapan di Badan Koordinasi

Penanaman Modal Daerah Prov. Sulsel

Berdasarkan pp No. 60 Tahun 2008, aparat pengawasan intern pemerintah di

daerah – daerah adalah Inspektorat Propinsi / Kabupaten / kota yang bertanggung

jawab langsung kepada Gubernur / Bupati / Walikota. Peran inspektorat di daerah

sangat penting dalam hal mengawasi kinerja keuangan pemerintah daerah yang

terbagi pada masing – masing Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) agar tidak

terjadi penyimpangan, pemborosan, penyelewengan, hambatan, kesalahan, dan

kegagalan dalam mencapai tujuan serta pelaksanaan tugas - tugas SKPD. Dalam

rangka sistem pengendalian intern pemerintah, tindak lanjut rekomendasi hasil

audit dan reviuw lainnya merupakan bagian dari pemantauan pengendalian intern.

Hasil pengawasan internal berupa temuan merupakan output dari

pengawasan internal yang dilakukan oleh auditor, hasil pemeriksaan tersebut yang

dituangkan dalam laporan hasil pemeriksaan ( LHP ) mencakup temuan keuangan

dan temuan teknis / administratif.selanjutnya hasil pengawasan intern tersebut

wajib ditindak lanjuti oleh objek pemeriksaan ( auditee ) sesuai dengan

Page 93: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

82

50

rekomendasi dalam jangka waktu yang telah ditentukan.Pada penyediaan laporan

perlengkapan barang pakai habis dan keakuratan serta kefektivitas penyediaan

laporan keuangan berpengaruh dengan efisiensi anggaran dikarenakan

penyusunan anggaran awal pada setiap tahunnya telah di manfaatkan secara

maksimal. sehingga dapat dimanfaatkan kembali di tahun anggaran selanjutnya

atau dapat dikatakan sebagai penggunaan persediaan di tahun selanjutnya untuk

melaksanakan kegiatan operasionalnya. Selain itu ketepatan penyediaan laporan

persediaan berpengaruh dengan laporan keuangan karena nilai persediaan akhir

di masukan kedalam neraca tahun tersebut.”

Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widiatmoko ( 2012 )

menyatakan bahwa hasil pengawasan intern berupa auditor yang ditujukan

kepada orang / lembaga / badan yang berwenang tujuannya adalah untuk

melakukan tindakan atau perbaikan . Rekomendasi atas temuan tersebut, dapat

meminimalisasi akibat yang ditimbulkan dari penyimpangan dalam pengelolaan

dan tanggung jawab keuangan.

Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

melakukan penyediaan laporan persediaan setiap semester atau dua (2) kali

penyediaan laporan persediaan barang pakai habis, pada badan koordinasi

penanaman modal daerah provinsi sulawesi selatan membuat tim pemeriksa

barang pakai habis saat melakukan pengadaan barang pakai habis dan dibuatkan

berupa Surat Keputusan yang di tanda tangani oleh Kepala Badan Koordinasi

Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, untuk penyimpan barang

telah di buatkan Surat Keputusan yang di tanda tangani oleh Kepala Badan

Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan sehingga status

pemeriksa dan penyimpan barang diakui dan dapat dipertanggung jawabkan.

Page 94: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

83

50

3. Peran Sistem Pengendalian Intern Dalam Mendorong Tata Kelola yang

Baik di Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Prov. SUL – SEL.

Fungsi sistem pengendalian intern harus dapat berfungsi sebagai pedoman

penyelenggara dan tolok ukur pengujian efektifitas penyelenggaraan sistem

pengendalian intern.Pengendalian intern melaksanakan tiga fungsi penting secara

garis besar dapat dijelaskan bahwa ke –3 fugngsi tersebut saling mendukung agar

sistem yang ada memperoleh hasil yang maksimal.

James A Hall dalam bukunya yang berjudul accounting information system

menyebutkan bahwa sistem pengendalian intern memiliki keterbatasan

diantaranya adanya kemungkinan eror karena tidak ada sistem yang sempurna,

adanya pelanggaran yang dilakukan oleh orang dalam organisasi bersangkutan

seperti KKN, pihak manajemen yang mengesampingkan SPI, dan kondisi yang

berubah sehingga pengendalian yang telah ada menjadi tidak efektif.Beliau

mengilustrasikan SPI seperti lapisan yang melindungi aset dari serangan bom

yang dijatuhkan oleh pesawat,kejadian yang tidak diharapkan seperti adanya

akses orang lain yang ilegal terhadap entitas tersebut, adanya kesalahan yang

diakibatkan ketidakmampuan karyawan, rusaknya program komputer, adanya

tindakan kejahatan seperti ancaman hacker dan database.Kejadian yang tidak

diharapkan tersebut diibaratkan dengan serangan bom.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa SPI tidak ada yang

sempurna.Kelemahan atau kekurangan dari SPI akan menyebabkan celah

(exposure). Kejadian yang tidak diharapkan dapat masuk melalui celah tersebut.

Untuk mengatasi hal tersebut SPI terdiri dari 3 level yaitu preventive control,

detective control, dan corrective control. Preventive control merupakan

pengendalian yang dilakukan dengan cara melakukan pencegahan agar kejadian

Page 95: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

84

50

yang tidak diinginkan tidak terjadi. Detective control dilakukan apabila kejadian

yang tidak diinginkan tersebut tidak dapat dicegah sehingga dilakukan aktivitas

pencarian untuk menemukan kejadian yang tidak diinginkan tersebut. Corrective

control merupakan pengendalian yang dilakukan dengan cara memperbaiki

kejadian yang tidak diinginkan yang ditemukan melalui detective control.

Korupsi merupakan salah satu kejadian yang tidak diharapkan terjadi di

lingkungan pemerintah, maka sistem pengendalian internal yang dibangun yaitu;

a. Preventive control yang dillakukan yaitu dengan adanya pemisahan

fungsi antara fungsi otorisasi, fungsi eksekusi,fungsi akuntansi, dan

fungsi aset pemerintah.misalnya adanya bendahara penerimaan

dan bendahara pengeluaran, bendahara penerimaan bertugas

untuk melakukan penerimaan yang berasal dari pendapatan asli

daerah sedangkan bendahara pengeluaran bertugas untuk

melakukan belanja yang mana uangnya diperoleh dari bendahara

umum daerah.

b. Detective control dilakukan oleh KPK, kepolisian dan kejaksaan

sebagai aparat penegak hukum.

c. Corective control dilakukan oleh instansi pemerintah yang

bersangkutan dengan cara memperbaiki celah – celah untuk

melakukan korupsi, misalnya pengadaan barang saat ini dilakukan

secara elektronik melalui LPSE.

Page 96: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

85

BAB VI

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini, maka kesimpulan yang dikemukakan yaitu :

Sistem Penerapan pengendalian intern telah sesuai dengan standar akuntansi

pemerintah yang ditetapkan, hal ini didasari dengan ditetapkannya peraturan

mengenai pencatatan akuntansi persediaan barang pakai habis pada pemerintah

provinsi sulawesi selatan yang menetapkan standar pencatatan laporan akuntansi

serta peran dari pengendalian intern dan pengendalian intern yang di lakukan

dalam pencatatan dan penggunaan barang pakai habis dimana barang pakai habis

diadakan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang

digunakan dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya untuk mencapai target

kinerja dalam satu periode atau dalam satu tahun dalam Peraturan Gubernur

Nomor 20 Tahun 2016 tentang Pedoman Penatausahaan Persediaan Dilingkup

Instansi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dimana peraturan tersebut

menetapkan standar akuntansi serta pengendalian intern pada persediaan barang

pakai habis seperti :

a) Sistem yang digunakan di Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah

Provinsi Sulawesi Selatan dalam pencatatan persediaan barang pakai

habis yaitu sistem periodik dan metode yang digunakan adalah First In

First out (FIFO) sesuai dengan sistem dan metode yang ada di Peraturan

Gubernur Nomor 20 Tahun 2016.

b) Pelaporan yang di buat oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah

Provinsi Sulawesi Selatan yaitu berupa, Buku Barang Pakai Habis, Buku

Penerimaan Barang Pakai Habis, Buku Pengeluaran Barang Pakai Habis,

Page 97: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

86

86

a) Kartu Barang, Kartu Persediaan, dan Berita Acara Opname Fisik telah di

buat dan sesuai dengan peraturan Gubernur Nomor 20 Tahun 2016.

Laporan tersebut dibuat sebagai bahan untuk pengendalian intern barang

pakai habis dan sebagai bukti bahwa dilakukan pengendalian barang

pakai habis mulai dari penerimaan barang sampai perhitungan persediaan

disetiap akhir periode.

C) Pengendalian intern barang pakai habis di Badan Koordinasi Penanaman

Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan telah efektif dimana efektifitas

dapat terlihat dari penyediaan laporan persediaan barang pakai habis yang

berpengaruh dengan adanya persediaan yang dapat digunakan untuk

periode selanjutnya dan juga penyediaan laporan persediaan yang

berpengaruh dengan laporan keuangan karena dimana nilai persediaan

dicatat dalam laporan keuangan berupa neraca.

A. Saran-saran

Saran-saran yang ingin penulis kemukakan dalam tulisan ini buat pihak Badan

Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, antara lain

sebagai berikut :

1. Pencatatan Persediaan dibuat dengan menggunakan aplikasi sehingga

memudahkan dalam pembuatan laporan persediaan.

2. Penambahan pegawai yang menangani persediaan barang pakai habis.

3. Dalam upaya mempermudah pemahaman mengenai standar akuntansi

diharapkan pegawai mengikuti diklat mengenai persediaan khususnya

mengenai pelaporan persediaan sehingga lebih tersedianya sumber daya

manusia yang daya saing

Page 98: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

84

87

DAFTAR PUSTAKA

Arthur j. Kweon. 2011. Manajemen Keuangan. Jakarta Salemba Empat, Jakarta Anwar, NurulF. 2014. Analisis Penerapan Metode Pencatatan dan Penilaian

Terhadap Persediaan Barang Menurut PSAK No. 14 pada PT. Tirta Investama Manado. (http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/4715/4238. diakses 23 april 2019)

Abdullah, Syukriy. 2008. Sistem Pengendalian internal pemerintah ( online ),

(https://syukriy.wordpress.com/, diakses 24 april 2019) Belkoul, ahmed,Riahi. 2006. Teori Akuntansi. Edisi kelima, Terjemahan Ali Akbar

yulianto, Risnawati Dermauli, Salemba Empat, Jakarta. Diana, Anastsia, dan Setiawati,Lilis 2011. Sistem Informasi Akuntansi.Andi, Jakarta. Engkoswara. 2010. Paradigma Manajemen Pendidikan. Yayasan Amal

keluarga, Bandung. Hery.2009 . Akuntansi Keuangan Menegah. Bumi Aksara,Jakarta. Kartika, Hadi; dan Hans. 2012.Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK

Berbasis IIFRS.Salemba Empat, jakarta Kasmir. 2010.Analisis Laporan Keuangan. Rajawali,Jakarta Krismiaji.2010.Sistem nformasi Akuntansi. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Lili, M. Sadeli. 2006. Dasar – Dasar Akuntansi .PT Bumi Aksara,Jakarta. Mulyadi, 2008, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat,Salemba

Empat, jakarta. Mahmuzar, M.Hum, 2010. Sistem Pemerintahan Indonesia, Nusa

Media,Bandung. Nusa Media Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2008

tentang“Sistem Pengendalian Intern Pemerintah “ Nasution, Achmad. 2016. Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah(SPIP). e-Journal UNISRI. ISSN 2355-4223. Vol 3. No 1, april 2019. Hal 76,78-79. Universitas Slamet Riyadi

Page 99: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

88

Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 69 Tahun 2015 tentang “Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Selatan”.

Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 20 Tahun 2016 tentang “Pedoman

Penatausahaan Persediaan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan”.

Pura,Rahman.2012.Pengantar Akuntansi 1.Erlangga, Jakarta. Romney, M.B; dan Steinbart, P.J.2006.Sistem Informasi Akuntansi.Salemba Empat, Jakarta. Sofyan, Syafri, Harahap.2007. Teori Akuntansi. Pt Raja Persada,Jakarta. Stice , E.K. James, D.S; dan Skouosen,Fred.2009 Akuntansi

intermedite.Salemba Empat, Jakarta. Walter. T .Harison, Charles.T.H, C.Willian; dan Themin. Suwardy. 2012

Akuntansi Keuangan.Erlangga,Jakarta. Krismiaji. 2010. Sistem Informasi Akuntansi. Edisis ketiga, upp STIM YKPN, Marten Yogaswara. Modul Sistem Informasi Akuntansi. Http://www.jtanzilco.com/blog/detail/80/slug/pentingnya-pengendalian-yang-

sesuai-pada-persediaan.

Page 100: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

LAMPIRAN

Page 101: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

40

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Nomor : 674/C.4-II/VI/40/2019

Lamp : -

Hal : Permohonan Izin Penelitian

Kepada Yth.

Ketua LP3M Unismuh Makassar

di-

Tempat

Dengan Hormat,

Dalam rangka proses penelitian dan penulisan skripsi mahasiswa

dibawah ini :

Nama : Nurhaedar

Stambuk : 105730519815

Jurusan : Akuntansi

Judul Penelitian :Pemanfaatan Pengendalian Intern Atas Persediaan PerlengkapanPada Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

Dimohon kiranya mahasiswa tersebut dapat diberikan izin untuk melakukan

penelitian sesuai tempat mahasiswa tersebut melakukan penelitian.

Demikian permohonan kami, atas perhatian dan bantuannya diucapkan

terima kasih

D e k a n,

Ismail rasulong, SE., MM. NBM. 903 078.-

Tembusan : 1. Rektor Unismuh Makassar 2. Ketua Jurusan 3. Mahasiswa ybs 4. Arsip

Jl. Sultan Alauddin No. 259 Telp. 0411-866972 Fax. 0411-865588 Telp 085230309264 Makassar 90221 Gedung Menara Iqra Lantai 7 Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar – Sulawesi Selatan.

Makassar, 25 Syawal 1440 H 29 Juni 2019 M

Page 102: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …
Page 103: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …
Page 104: SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERLENGKAPAN …

Nurhaedar lahir di Pangkep, Desa Bonto Kecamatan Tondong

Tallasa Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 11 November 1995

dari pasangan Ayahanda Marhaba dan ibunda Sanabia.Penulis

merupakan anak ke 5 dari 5 bersaudara. Pendidikan Formal Penulis

dimulai pada jenjang Sekolah Dasar di SD Inpres Bertingkat

Mamajang III Makassar dan lulus pada tahun 2008, kemudian melanjutkan pendidikan di

SMP YP PGRI Disamakan Makassar dan lulus pada tahun 2011, kemudian pendidikan

dilanjutkan kembali ketingkat sekolah menengah atas di SMA YP PGRI 3 Makassar dan

lulus pada tahun 2014, setelah lulus dari SMA YP PGRI 3 Makassar, penulis melanjutkan

studi S1 pada tahun 2015 di Perguruan Tinggi Swasta ternama di Sulawesi Selatan yaitu

Universitas Muhammadiyah Makassar ( UNISMUH ) dan mengambil konsentrasi Program

Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis.