42
PENDAHULUAN Latar Belakang Pajak merupakan alat bagi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan penerimaan negara guna membiayai pengeluaran rutin serta pembangunan nasional dan ekonomi masyarakat. Untuk memperlancar pembangunan nasional maka dibutuhkan dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk pembiayaan pembangunan nasional salah satunya melalui pemungutan pajak daerah.. Dengan adanya otonomi daerah, pembiayaan daerah tidak hanya berasal dari pemerintah pusat saja tetapi juga dari daerahnya sendiri. Sehingga pemerintah harus berusaha meningkatkan pendapatan asli daerah itu sendiri. Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Pendapatan daerah merupakan semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Salah satu pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) adalah pajak daerah. Menurut Tjip Ismail, Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah. Salatiga adalah salah satu kota di provinsi Jawa Tengah. Guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan daerah maka Pemerintah Kota Salatiga berusaha untuk meningkatkan pendapatan asli daerah salah satunya melalui pajak daerah. Jenis-jenis pajak daerah kota Salatiga adalah Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Sarang Burung Walet. Salah satu sumber pendapatan asli daerah adalah yang diperoleh dari pajak hotel. Pemerintah Kota Salatiga mempunyai peluang untuk mengoptimalkan pendapatan daerah khususnya yang bersumber dari pajak daerahdalam hal ini pajak hotel. Pajak hotel merupakan salah satu bagian dari pajak daerah yang memberikan kontribusi yang 1

Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pajak merupakan alat bagi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan

penerimaan negara guna membiayai pengeluaran rutin serta pembangunan nasional dan

ekonomi masyarakat. Untuk memperlancar pembangunan nasional maka dibutuhkan

dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk pembiayaan pembangunan nasional

salah satunya melalui pemungutan pajak daerah..

Dengan adanya otonomi daerah, pembiayaan daerah tidak hanya berasal dari

pemerintah pusat saja tetapi juga dari daerahnya sendiri. Sehingga pemerintah harus

berusaha meningkatkan pendapatan asli daerah itu sendiri. Pendapatan Asli Daerah

(PAD) menurut Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,

Pendapatan daerah merupakan semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai

kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Salah satu pos

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam anggaran pendapatan belanja daerah (APBD)

adalah pajak daerah. Menurut Tjip Ismail, Pajak daerah adalah iuran wajib yang

dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang

seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah dan

pembangunan daerah.

Salatiga adalah salah satu kota di provinsi Jawa Tengah. Guna meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan daerah maka Pemerintah Kota Salatiga

berusaha untuk meningkatkan pendapatan asli daerah salah satunya melalui pajak

daerah. Jenis-jenis pajak daerah kota Salatiga adalah Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak

Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Sarang Burung

Walet.

Salah satu sumber pendapatan asli daerah adalah yang diperoleh dari pajak hotel.

Pemerintah Kota Salatiga mempunyai peluang untuk mengoptimalkan pendapatan

daerah khususnya yang bersumber dari pajak daerahdalam hal ini pajak hotel. Pajak

hotel merupakan salah satu bagian dari pajak daerah yang memberikan kontribusi yang

1

Page 2: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

cukup besar bagi pendapatan daerah Kota Salatiga. Berdasarkan laporan penelitian

CEMSED Tahun 2013 tentang Pontensi Pajak Hotel, Pajak Hiburan dan Retribusi Izin

Mendirikan Bangunan (IMB) Kota Salatiga disebutkan bahwa hasil perhitungan

realisasi penerimaan pajak hotel pada tahun 2012 adalah Rp. 1.467.828.000, jumlah

tersebut masih jauh dibawah perhitungan potensi pajak hotel yang berkisar Rp.

3.859.383.819 sampai dengan Rp. 4.712.448.399. Pajak hotel adalah pajak atas

pelayanan yang disediakan oleh hotel. Menurut Peraturan Daerah Kota Salatiga No.11

Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah, objek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan

oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel

yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas ruang

pertemuan, olahraga dan hiburan. Dalam melakukan pemungutan pajak hotel, proses

pemungutannya tidak dapat diserahkan kepada pihak ketiga, sehingga sistem

pemungutan yang digunakan adalah self assessment system. Dalam sistem ini wajib

pajak bersifat aktif, sedangkan fiskus (pemerintah) hanya mengawasi. Penagihan Self

assessment system dilaksanakan sedini mungkin sejak timbulnya hutang pajak atau

sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak.

Dalam menyelenggarakan urusan-urusan yang menyangkut bidang pendapatan

daerah sangat diperlukan keberadaan Dinas Pendapatan, Pengeloaan Keuangan dan Aset

Daerah (DPPKAD) Kota Salatiga sebagai instansi pemerintah yang berperan sangat

penting untuk membantu dalam melaksanakan pembangunan daerah. Pemerintah daerah

harus mampu menggali serta mengoptimalkan potensi sumber-sumber pendapatan asli

daerah untuk membiayai sektor pembangunan demi kemandirian daerah, dengan tujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan sarana dan

prasarana daerah.

Dalam beberapa tahun terakhir ini nampak adanya pertambahan jumlah hotel

maupun usaha yang sejenisnya di Kota Salatiga. Dari kenyataan ini maka pendapatan

asli daerah yang bersumber dari hotel harus menunjukkan adanya peningkatan. Oleh

karena itu penagihan atas piutang pajak juga harus dioptimalkan. Salah satu upaya

DPPKAD Kota Salatiga yaitu memaksimalkan penagihan piutang pajak kepada wajib

pajak atau penanggung pajak. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000

2

Page 3: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, penagihan pajak adalah serangkaian

tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak

dengan menegur atau rnemperingatkan melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,

memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan,

melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita. Sistem pengendalian

internal sangat berperan dalam rangka penagihan piutang pajak hotel dimana tujuannya

untuk menjaga aset organisasi, memeriksa ketelitian dan kebenaran akuntansi,

mendorong efisiensi serta mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang pajak hotel yang diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam meningkatkan

pendapatan asli daerah. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis mengambil judul: “

Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel Kota Salatiga ”.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dalam penelitian ini

masalah yang perlu di teliti adalah “Bagaimanakah sistem pengendalian internal

penagihan piutang pajak hotel oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah (DPPKAD) Kota Salatiga.”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pengendalian internal

penagihan piutang pajak hotel oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah (DPPKAD) kota Salatiga, sehingga dapat meningkatkan kontribusi terhadap

Pendapatan Asli Daerah kota Salatiga.

Manfaat dari penelitian ini: 1) Bagi akademisi, diharapkan dapat memberi

informasi mendalam mengenai sistem pengendalian penagihan piutang pajak daerah

Kota Salatiga. 2) Bagi Pemerintah Daerah, diharapkan dapat memberi sumbangan

pemikiran bagi pemerintah daerah tentang bagaimana meningkatkan kinerja yang baik

dalam melaksanakan penagihan piutang pajak. 3) Bagi Masyarakat, diharapkan dapat

digunakan sebagai informasi agar masyarakat mempunyai kesadaran akan pentingnya

membayar pajak dan sebagai motivasi dalam melaksanakan kewajibannya sebagai

masyarakat Indonesia.

3

Page 4: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

LANDASAN TEORI

Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal menurut AICPA ( American Institute of Certified

Public Accountants ) yang dikutip oleh Bambang Hartadi menyebutkan, sistem

pengendalian intern meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-

ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta

kekayaan, memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya

meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang

telah diterapkan. Menurut Commitee Of Sponsoring Organization (COSO) yang dikutip

oleh Haryono Jusup menyebutkan, pengendalian internal adalah suatu proses yang

dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang

dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal

keandalan pelaporan keuangan, kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang

berlaku, serta efektifitas dan efisiensi operasi.

Konsep Dasar Sistem Pengendalian Internal

Konsep-konsep dasar yang terkandung dalam definisi pengendalian internal diatas

adalah sebagai berikut:

- Pengendalian internal adalah suatu proses. Pengendalian internal merupakan cara

untuk mencapai suatu tujuan. Pengendalian intern terdiri dari serangkaian

tindakan yang melekat dan terintergrasi dalam infrastruktur satuan usaha.

- Pengendalian internal dipengaruhi oleh manusia. Pengendalian internal bukan

hanya terdiri dari buku pedoman kebijakan dan formulir-formulir, tetapi juga

orang-orang pada berbagai jenjang dalam suatu organisasi, termasuk dewan

komisaris, manajemen, serta personil lainnya.

- Pengendalian internal diharapkan hanya memberikan keyakinan memadai, bukan

keyakinan penuh, bagi manajemen dan dewan komisaris satuan usaha karena

adanya kelemahan-kelemahan bawaan yang melekat pada seluruh sistem

pengendalian internal dan perlunya mempertimbangkan biaya dan manfaat yang

bersangkutan dengan penetapan pengendalian tersebut.

4

Page 5: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

- Pengendalian internal adalah alat untuk mencapai tujuan-tujuan dalam berbagai

hal yang satu sama lain tumpang-tindih yaitu pelaporan keuangan, kesesuaian dan

operasi.

Komponen Pengendalian Internal

Marshall Romney dan Paul Jhon Steinbart mengemukakan bahwa terdapat lima

komponen pengendalian internal menurut Commitee Of Sponsoring Organization

(COSO) yang saling berhubungan:

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian terdiri dari faktor-faktor berikut ini:

- Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika

Pengendalian ini berhubungan dengan kompetensi setiap pegawai dan

tingkat kesadaran pegawai dalam bekerja yang diekspresikan dalam sikap

maupun tingkah lakunya. Setiap pegawai harus mencerminkan nilai-nilai

etika seperti bertindak jujur dan bertangung jawab serta tegas untuk

memberikan sanksi terhadap pegawai jika terdapat melakukan pelanggaran.

- Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi

Semakin bertanggung jawab filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi

mereka, maka semakin besar kemungkinan pegawai bertanggung jawab

dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi.

- Struktur organisasional

Struktur organisasi perusahaan menetapkan garis otoritas dan tanggung

jawab, serta menyediakan kerangka umum untuk perencanaan, pengarahan,

dan pengendalian operasinya.

- Badan audit dewan komisaris

Komite audit bertanggung jawab untuk mengawasi struktur pengendalian

intern perusahaan, proses pelaporannya, dan kepatuhan terhadap hukum,

peraturan dan standar yang terkait.

- Metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab

5

Page 6: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

Otoritas dan tanggung jawab dapat diberikan melalui deskripsi pekerjaan

secara formal, pelatihan pegawai dan rencana operasioanl, jadwal dan

anggaran. Salah satu alat yang penting untuk memberikan otoritas dan

tanggung jawab adalah buku pedoman kebijakan dan prosedur.

- Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusia

Pengendalian ini behubungan dengan pelatihan, evaluasi, dan promosi

pegawai. Para pegawai harus mendapatkan pelatihan agar lebih memahami

tugas dan tanggung jawab serta prosedur organisasi. Pegawai juga dapat

dipromosikan berdasarkan seberapa baik tingkat kinerja mereka, atau bila

perlu pegawai diberikan penghargaan atas kinerja mereka yang baik

sehingga pegawai semakin termotivasi dan loyal terhadap pekerjaannya.

2. Aktivitas Pengendalian

Kebijakan dan prosedur pengendalian merupakan aktivitas pengendalian yang

harus dibuat dan dilaksanakan untuk membantu memastikan bahwa tindakan yang

diidentifikasi oleh pihak manajemen untuk mengatasi risiko pencapaian tujuan

organisasi, dijalankan secara efektif. Secara umum, prosedur pengendalian adalah

sebagai berikut:

- Otorisasi yang memadai

Tujuan dalam pengotorisasian yang memadai adalah untuk menjamin bahwa

kejadian-kejadian atau transaksi-transaksi telah diotorisasi oleh pihak

manajemen yang berwenang.

- Pemisahan tugas

Tugas-tugas dipandang tidak bisa dirangkap dari sudut pengendalian apabila

terdapat kemungkinan seseorang melakukan kekeliruan. Pemisahan tugas

dapat meningkatkan efisiensi dalam melaksanakan pekerjaan.

- Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai

Dokumen dan catatan merupakan bukti atas kejadian maupun transaksi.

Contoh dokumen maupun catatan adalah formulir, faktur, blangko, cek dan

surat-surat penting lainnya. Dokumen yang bernomor urut juga bermanfaat

6

Page 7: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

dalam pengendalian. Dokumen dan catatan yang memadai dapat

memberikan informasi yang relevan.

- Penjagaan aset dan catatan yang memadai

Pengendalian ini berhubungan dengan alat-alat atau aturan pengamanan atas

aktiva, dokumen-dokumen, catatan-catatan, dan program komputer atau file.

Aktivita ini juga meliputi perhitungan aktiva secara periodik dan

membandingkannya dengan jumlah yang tercantum dalam catatan.

- Pemeriksaan independen atas kinerja

Pemeriksaan atau pengecekan independen berhubungan dengan verifikasi

atas pekerjaan yang dilakukan sebelumnya oleh orang lain atau bagian lain,

atau kebenaran penilaian dari jumlah yang dicatat.

3. Penilaian Risiko

Penilaian terhadap risiko menggunakan langkah-langkah strategi sebagai berikut:

- Perkiraan risiko

Risiko yang besar dapat disebabkan karena probabilitas kemunculan risiko

tersebut lebih besar, sebaliknya risiko yang kecil disebabkan probabilitas

kemunculan risiko tersebut juga rendah.

- Identifikasi pengendalian

Ada tiga fungsi pengendalian internal yaitu pengendalian pencegahan

(preventive control), pengendalian pemeriksaan (detective control) dan

pengendalian korektif (corrective control) yang bertujuaan untuk

melindungi dari risiko. Untuk mengidentifikasi pengendalian pihak

manajemen perlu mempertimbangkan keefektivan dan waktunya. Ketiga

pengendalian ini saling melengkapi dan sistem pengendalian internal yang

baik perlu menggunakan ketiga pengendalian ini.

4. Informasi dan Komunikasi

Komponen ini menjelaskan bahwa informasi dan komunikasi memungkinkan

orang-orang dalam organisasi untuk mendapatkan dan bertukar informasi yang

dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelolah, dan mengendalikan operasinya.

7

Page 8: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

- Informasi yang relevan

Perlunya menggunakan informasi yang relevan selain membantu

meningkatkan pengendalian juga dapat memberikan informasi keuangan yang

andal sehingga laporan keuangan dapat disajikan dengan tepat.

- Komunikasi dengan pihak dalam dan luar organisasi

Komunikasi antar pihak dalam dan luar organisasi berfokus kepada

penyampaian permasalahan atas pengendalian internal. Jika ada masalah atau

keluhan dari dalam maupun dari luar organisasi dapat dikomunikasikan

dengan baik.

5. Pengawasan

Komponen ini menjelaskan bahwa seluruh proses harus diawasi, proses yang

menentukan kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu Proses ini

dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, dan

melakukan evaluasi secara terpisah. Metode yang utama dalam mengawasi kinerja

yaitu supervisi yang efektif, pelaporan yang bertanggung jawab dan audit internal.

- Supervisi yang efektif

Supervisi yang efektif mencakup melatih dan mendampingi pegawai,

mengoreksi kesalahan, dan melindungi aset dengan cara mengawasi

pegawai yang memiliki akses ke hal-hal tersebut.

- Pelaporan yang bertanggung jawab

Laporan kinerja yang membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang

direncanakan.

- Audit internal

Audit internal mencakup peninjauan ulang keandalan dan integritas

informasi keuangan dan operasional serta menyediakan penilaian

keefektifan pengendalian internal.

Pajak Hotel

Pajak hotel merupakan salah satu bagian dari pajak daerah yang merupakan

sumber pendapatan asli daerah. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Salatiga No.11

8

Page 9: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang

disediakan oleh hotel. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan

termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel,

losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, rumah penginapan dan yang sejenisnya,

serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh) kamar. Objek pajak hotel

adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa

penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan

kenyamanan, termasuk fasilitas ruang pertemuan, olahraga, dan hiburan. Wajib pajak

hotel adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel. Tarif pajak hotel

ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen), selain hotel 5% (lima persen). Jangka waktu

untuk menghitung dan melaporkan pajak hotel terutang adalah 1 (satu) bulan kalender.

Penagihan Piutang Pajak Daerah Pemerintah Kota/ Kabupaten

Piutang pajak adalah piutang yang timbul atas pendapatan pajak yang belum

dilunasi oleh wajib pajak sampai dengan akhir periode. Timbulnya nilai piutang pajak

diketahui berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang pada akhir periode

belum dilakukan pembayaran oleh wajib pajak.

Penagihan adalah perbuatan yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak, karena

wajib pajak tidak mematuhi Undang-Undang pajak khususnya pembayaran pajak

terutang (Achmad Tjahjono dan Muhammad Husein). Penagihan pajak merupakan

tindakan dalam penegakan hukum agar wajib pajak membayar atau melunasi pajak

terutangnya sampai dengan batas waktu yang ditetapkan. Penagihan piutang pajak

merupakan tindakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah agar wajib pajak

membayar atau melunasi tunggakan piutang pajak sesuai dengan waktu yang

ditentukan.Penagihan piutang pajak bukanlah hal yang mudah, jika terjadi

ketidaksepakatan antara wajib pajak dengan kantor pajak, maka wajib pajak berhak

melakukan banding. Tindakan penagihan adalah bagian dari rangkaian kegiatan

pemungutan pajak yang bertujuan untuk merealisasikan pendapatan daerah. Penagihan

pajak mulai dengan penyerahan Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat Teguran, Surat Sita

9

Page 10: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

dan dilanjutkan dengan tindakan sita. Saat penagihan pajak adalah setelah tanggal jatuh

tempo pembayaran terdapat nilai piutang pajak yang belum dibayar atau dilunasi.

Prosedur Penagihan Pajak Daerah Kota Salatiga

1. Walikota atau Kepala Dinas/ Kepala Bidang Penagihan menerbitkan Surat

Tagihan Pajak Daerah (STPD) sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan

pajak yang dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran.

2. Apabila Wajib Pajak tidak membayar pajak terutang sampai dengan 14 (empat

belas) hari sejak tanggal jatuh tempo, maka akan diterbitkan Surat Teguran

sebanyak 3 (tiga) kali secara berturut-turut dalam waktu masing-masing 7 (tujuh)

hari.

3. Apabila wajib pajak tidak membayar pajak terutang sampai dengan batas waktu

dalam Surat Teguran kali ketiga, maka akan diterbitkan Surat Paksa.

4. Apabila sampai dengan batas waktu dalam Surat Paksa wajib pajak tidak

membayar pajak terutangnya maka akan 2 x 24 jam sesudah batas waktu Surat

Paksa akan diterbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan.

METODE PENELITIAN

Satuan Pengamatan dan Satuan Analisis

Satuan pengamatan adalah sesuatu yang dijadikan sumber untuk memperoleh data

dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang satuan analisis (Ihalauw,2003).

Satuan pengamatan dalam penelitian ini adalah piutang pajak hotel kota Salatiga.

sedangkan satuan analisis merupakan hakekat dari populasi yang tentangnya hasil

penelitian berlaku (Ihalauw, 2003). Satuan analisis dalam penelitian ini adalah kantor

DPPKAD Salatiga.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh dari pihak pertama, yaitu hasil wawancara

dengan bagian penagihan pajak daerah. Sedangkan data sekunder adalah data yang

10

Page 11: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

diperoleh melalui pihak lain maupun dari catatan atau sumber lain yang telah ada

sebelumnya yang tidak langsung diperoleh oleh peneliti.

Sumber data primer diperoleh langsung dari pegawai Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Salatiga dengan melakukan

wawancara terkait prosedur penagihan piutang pajak hotel kota Salatiga. Sedangkan

sumber data sekunder diperoleh dari beberapa dokumen misalnya struktur organisasi

DPPKAD Kota Salatiga, Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat Tagihan dan

Laporan realisasi penerimaan pajak daerah dan target penerimaan pajak daerah Kota

Salatiga.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pelaksanaan metode pengumpulan data yang dimaksudkan

adalah untuk mendapatkan data-data yang relevan yang terkait dengan permasalahan

penelitian ini. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu:

1. Tahap penelitian pendahuluan

Penulis membuat surat ijin penelitian dan melakukan kunjungan ke Kantor Dinas

Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Salatiga

untuk meminta ijin melakukan penelitian.

2. Tahap penelitian pokok

- Datang ke kantor DPPKAD Salatiga untuk mengumpulkan data dengan

melakukan wawancara dengan pegawai DPPKAD terkait dengan topik

penelitian.

- Mengumpulkan dasar-dasar teori dari buku-buku dan literatur

- Menganalisis data

Teknik dan Langkah-langkah Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif

kualitatif. Setelah memperoleh data primer maupun data sekunder langkah selanjutnya

adalah melakukan analisis data. Adapun langkah analisis adalah sebagai berikut:

11

Page 12: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

- Mengidentifikasi dan menganalisis tentang sistem pengendalian internal

penagihan pajak hotel yang dilaksanakan oleh DPPKAD kota Salatiga.

- Mengintepretasikan tentang sistem pengendalian internal penagihan piutang pajak

hotel kota Salatiga dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak DPPKAD

kota Salatiga.

- Membuat kesimpulan menyeluruh mengenai sistem pengendalian internal

penagihan piutang pajak hotel kota Salatiga.

ANALISIS DATA

Gambaran Umum Obyek Penelitian

Kota salatiga adalah salah satu kota kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah.

Kota salatiga merupakan salah satu wilayah yang strategis karena kota Salatiga berjarak

± 47 km dari Ibukota Provinsi Jawa Tengah yakni Semarang, berjarak 53 km dari Solo

dan 100 km dari DI Yogyakarta. Secara morfologi wilayah kota Salatiga berada di

daerah pedalaman kaki gunung Merbabu dan gunung-gunung kecil lainnya sehingga

membuat kota Salatiga cukup sejuk. Dengan demikian Kota Salatiga sangat strategis

untuk pengembangan pariwisata dan berpotensi sebagai tempat persinggahan. Beberapa

tahun terakhir Kota Salatiga mengalami peningkatan dalam pembangunan, ditunjukkan

dengan bertambahnya tempat-tempat persinggahan atau hunian yang disebut Hotel.

Struktur Organisasi DPPKAD Kota Salatiga

Struktur organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kota Salatiga, terdiri atas:

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, terdiri dari:

1. Subbagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan

2. Subbagian Keuangan

3. Subbagian Umun dan Kepegawaian

c. Bidang Pendaftaran dan Pendataan, terdiri dari:

1. Seksi Pendaftaran

12

Page 13: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

2. Seksi Pendataan

3. Seksi Pengelolaan Data dan Dokumentasi

d. Bidang Penetapan, terdiri dari:

1. Seksi Perhitungan dan Penilaian

2. Seksi Penerbitan Surat Ketetapan

3. Seksi Analisa Angsuran

e. Bidang Penagihan dan Penerimaan Lain-lain, terdiri dari:

1. Seksi Penagihan

2. Seksi Keberatan

3. Seksi Penerimaan Lain-lain dan Pelaporan

f. Bidang Anggaran, terdiri dari:

1. Seksi Perencanaan Anggaran

2. Seksi Penyusunan Anggaran

3. Seksi Administrasi Anggaran

g. Bidang Verifikasi dan Bendahara, terdiri dari:

1. Seksi Verifikasi

2. Seksi Perbendaharaan

3. Seksi Administrasi Perbendaharaan

h. Bidang Akuntansi, terdiri dari:

1. Seksi Akuntansi Pendapatan

2. Seksi Akuntansi Belanja

3. Seksi Evaluasi, Pengendalian dan Pelaporan

i. Bidang Aset, terdiri dari:

1. Seksi Perencanaan dan Pengadaan

2. Seksi Pemberdayaan Aset

3. Seksi Pengamanan dan Perubahan Status Aset

Tugas Pokok Pejabat DPPKAD Kota Salatiga

Berdasarkan Peraturan Walikota Salatiga Nomor 8 Tahun 2011 tentang Tugas

Pokok Pejabat Struktural DPPKAD Kota Salatiga adalah sebagai berikut:

13

Page 14: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

a. Kepala Dinas, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan

Daerah bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah berdasarkan asas otonomi

dan tugas pembantuan.

b. Sekretariat, mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan teknis administratif

meliputi pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian, umum, kerumahtanggaan,

perlengkapan, pemeliharaan, kearsipan, ketatalaksanaan, kehumasan,

perpustakaan, penyusunan rencana kegiatan, mengoordinasikan kegiatan dan

evaluasi serta pelaporan pelaksanaan kegiatan dinas.

1. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan, mempunyai tugas pokok

menyiapkan bahan rencana program kegiatan dan anggaran, menyajikan data

sebagai bahan evaluasi serta pelaporan kegiatan dinas.

2. Subbagian Keuangan, mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan rencana

kegiatan, melaksanakan pengendalian pembiayaan, pendapatan dan

pengelolaan administri keuangan serta menyajikan data sebagai bahan

evaluasi.

3. Subbagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas pokok menyiapkan

rencana kegiatan, melaksanakan administrasi umum, tata laksana, kehumasan,

perpustakaan, perlengkapan dan kepegawaian, mengendalikan kegiatan dan

menyajikan data sebagai bahan evaluasi.

c. Bidang Pendaftaran dan Pendataan, mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan

rencana kegiatan pendaftaran dan pendataan, membantu Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) penghasil yang terkait lainnya di dalam melakukan rencana

kegiatan pendataan terhadap subjek dan objek retribusi daerah dan pajak daerah,

pengelolaan dan pendokumentasian data pajak daerah, serta pengkoordinasian

guna menyajikan data sebagai bahan evaluasi dalam rangka optimalisasi

pendapatan daerah.

1. Seksi Pendaftaran, mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan rencana

pendaftaran pajak daerah serta menyajikan data hasil pendaftaran pajak

daerah sebagai bahan evaluasi dalam rangka optimalisasi pendapatan daerah.

2. Seksi Pendataan, mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan rencana

kegiatan pendataan potensi pajak daerah ,menyajikan data pajak daerah serta

14

Page 15: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

pengkoordinasian penyajian hasil pendataan sebagai bahan evaluasi dalam

rangka optimalisasi pendapatan daerah.

3. Seksi Pengelolaan Data dan Dokumentasi, mempunyai tugas pokok

menyiapkan bahan rencana kegiatan pendokumentasian data pajak serta

pengkoordinasian untuk menyajikan data sebagai bahan evaluasi dalam

rangka optimalisasi pendapatan daerah.

d. Bidang Penetapan, mempunyai tugas pokok menyusun rencana kegiatan teknis

bidang perhitungan, penilaian, dan penetapan pajak, penerbitan SKPD atau SPPT

dan pelayanan pembayaran angsuran pajak daerah serta pengkoordinasian untuk

menyajikan data sebagai bahan analisa dan evaluasi dalam rangka optimalisasi

pendapatan daerah.

1. Seksi Perhitungan dan Penilaian, mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan

rencana kegiatan perhitungan dna penilaian pajak daerah serta

pengkoordinasian untuk menyajikan data sebagai bahan evaluasi dalam

rangka optimalisasi pendapatan daerah.

2. Seksi Penerbitan Surat Ketetapan, mempunyai tugas pokok menyiapkan

bahan rencana kegiatan dalam rangka penerbitan surat ketetapan pajak daerah

atau surat pemberitahuan pajak terutang serta pengkoordinasian untuk

menyajikan data sebagai bahan evaluasi dalam rangka optimalisasi

pendapatan daerah.

3. Seksi Analisan Angsuran, mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan

rencana kegiatan dalam rangka analisa pendapatan daerah dan pelayanan

permohonan angsuran pajak daerah bagi wajib pajak serta pengkoordinasian

untuk menyajikan data sebagai bahan evaluasi dalam rangka optimalisasi

pendapatan daerah.

e. Bidang Penagihan dan Penerimaan Lain-lain, mempunyai tugas pokok menyusun

rencana teknis bidang penagihan pajak daerah, pelayanan permohonan keberatan

pajak daerah, mengevaluasi dan menggali potensi sumber penerimaan lain-lain

serta pengkoordinasian untuk meyajikan data sebagai bahan evaluasi dalam

rangka optimalisasi pendapatan daerah.

15

Page 16: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

1. Seksi Penagihan, mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan rencana

kegiatan penagihan pajak daerah serta pengkoordianasian untuk menyajikan

data sebagai bahan evaluasi dalam rangka optimalisasi pendapatan daerah.

2. Seksi Keberatan, mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan

permohonan keberatan dari Wajib Pajak, menyiapkan keputusan menerima

atau menolak keberatan dan meneruskan penyelesaian permohonan banding

ke Majelis Pertimbangan Pajak, serta pengkoordinasian untuk menyajikan

data sebagai bahan evaluasi dalam rangka optimalisasi pendapatan daerah.

3. Seksi Penerimaan Lain-lain dan Pelaporan, mempunyai tugas pokok

menyiapkan bahan rencana kegiatan dalam rangka penerimaan lain-lain serta

pengkoordinasian untuk menyajikan data sebagai bahan evaluasi dalam

rangka optimalisasi pendapatan daerah.

f. Bidang Anggaran, mempunyai tugas pokok menyusun rencana keagiatan teknis di

bidang anggaran dan melaksanaan pembinaan dan pengkoordinasian penyusunan

pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) serta melakukan pengendalian, penilaian dan monitoring serta

evaluasi anggaran.

1. Seksi Perencanaan Anggaran, mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan

rencana kegiatan dan menyusun bahan kebijakan pedoman dan petunjuk

teknis perencanaan anggaran serta menyajikan data sebagai bahan evaluasi.

2. Seksi Penyusunan Anggaran, mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan

rencana kegiatan dan melaksanakan bahan kebijakan pedoman dan petunjuk

teknis penyusunan anggaran serta menyajikan data sebagai evaluasi.

3. Seksi Administrasi Anggaran, mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan

rencana kegiatan dan melaksanakan bahan kebijakan pedoman dan petunjuk

teknis administrasi anggaran serta menyajikan data sebagai bahan evaluasi.

g. Bidang Verifikasi dan Bendahara, mempunyai tugas pokok menyusun rencana

kegiatan teknis dibidang verifikasi dan perbendaharaandan melaksanakan

pengujian atas kebenaran bukti-bukti penerimaan, penagihan, dan menyiapkan

Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), menyusun daftar gaji pegawai dilinkungan

16

Page 17: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

Pemerintah Daerah serta melakukan pengendalian, penilaian dan monitoring dan

evaluasi kegiatan bidang verifikasi dan perbendaharaan.

1. Seksi Verifikasi, mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan rencana

kegiatan dan melaksanakan pemeriksaan dan penelitian atas kebenaran dan

kelengkapan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) perangkat daerah sesuai

dengan ketentuan yang berlaku, membuat bahan pertimbangan pengesahan

SPJ yang telah diperiksa dan diteliti serta menyajikan data sebagai bahan

evaluasi.

2. Seksi Perbendaharaan, mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan rencana

kegiatan dan melaksanakan pengujian kebenaran atas bukti dan persyaratan

lain sebagai dasar penerbitan SP2D serat menyajikan data sebagai bahan

evaluasi.

3. Seksi Administrasi Perbendaharaan, mempunyai tugas pokok menyiapkan

bahan rencana kegiatan dan melaksanakan penyusunan anggaran kas, laporan

harian kas dan arus kas dan memonitor penempatan kas daerah dan cadangan

pada lembaga keuangan guna menjaga ketersediaan dana pelaksanaan APBD

serta menyajikan data sebagai evaluasi.

h. Bidang Akuntansi, mempunyai tugas pokok menyusun rencana kegiatan teknis

bidang akuntansi dan melaksanakan pembinaan akuntansi penerimaan,

pengeluaran dan prognosis realisasi APBD, melakukan pengendalian, penilaian,

monitoring, dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan bidang akuntansi.

1. Seksi Akuntansi Pendapatan, mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan

rencana kegiatan dan melaksanakan akuntansi realisasi pendaptan daerah

sebagai sebagai bahan penyusunan laporan keuangan daerah serta menyajikan

data sebagai bahan evaluasi.

2. Seksi Akuntansi Belanja, mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan

rencana kegiatan dan melaksanakan akuntansi realisasi belanja daerah sebagai

bahan penyusunan laporan keuangan daerah serta menyajikan data sebagai

bahan evaluasi.

3. Seksi Evaluasi, Pengendalian dan Pelaporan, mempunyai tugas pokok

menyiapkan bahan rencana kegiatan dan melaksanakan administrasi, evaluasi

17

Page 18: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

dan pengendalian dan pelaporan keuangan daerah serta menyajikan data

sebagai bahan evaluasi

i. Bidang Aset, mempunyai tugas pokok menyusun rencana kegiatan di bidang asset

dan melaksanakan pengelolaan aset, meliputi perencanaan kebutuhan, pengadan,

pemberdayaan, dan pengamanan aset, baik aset bergerak maupun tidak bergerak.

1. Seksi Perencanaan dan Pengadaan, mempunyai tugas pokok memyiapkan

bahan penyusunan dan pengendalian rencana kegiatan Rencana Kebutuhan

Barang Milik Daerah (RKBMD) dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan

Barang Milik Daerah (RKPBMD), melaksanakan Pengadaan, standarisasi

harga dan standarisasi sarana dan prasarana kerja, menerima, menyimpan dan

menyalurkan barang milik daerah serta evaluasi dan pelaporan kegiatan.

2. Seksi Pemberdayaan Aset, mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan

penyusunan dan pengendalian rencana kegiatan, melaksanakan penetapan

status penggunaan, pemanfaatan, penilaian dan pemindahtanganan serta

evaluasi dan pelaporan kegiatan.

3. Seksi Pengamanan dan Perubahan Status Aset, mempunyai tugas pokok

menyiapkan bahan penyusunan dan pengendalian rencana kegiatan,

melaksanakan pengamanan, penatausahaan, penghapusan, pembinaan dan

pengendalian, informasi barang daerah, tuntutan ganti rugi dan perubahan

status aset, serta evaluasi dan pelaporan kegiatan.

Uraian Tugas Bidang Penagihan DPPKAD Kota Salatiga

Untuk melaksanakan tugas pokok yang sudah disebutkan diatas, Bidang

Penagihan mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

1. Menyusun rencana kegiatan Seksi Penagihan menurut ketentuan yang berlaku

sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

2. Melaksanakan penagihan pajak daerah kepada wajib pajak.

3. Melaksanakan penerbitan Surat Peringatan, Surat Tagihan Pajak (STP), Surat

Paksa, dan Surat Sita Jaminan Paksa.

4. Melaksanakan penyitaan terhadap jaminan pajak.

5. Melaksanakan operasi yustisi Pajak Daerah.

18

Page 19: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

6. Menyusun administrasi Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) dan melaporkan hasil

penagihan dengan tembusan kepada Seksi Penerimaan Lain-lain dan Pelaporan

kepada Bidang Akuntansi.

7. Menyusun bahan laporan pelaksanaan tugas pada atasan sebagai wujud

pertanggungjawaban.

8. Mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan agar kinerja meningkat.

9. Membagi tugas dan memberi petunjuk kepada bawahan agar diperoleh hasil kerja

yang optimal.

10. Membina dan mengawasi pelaksanaan tugas bawahan untuk kelancaran

pelaksanaan tugas.

11. Menilai prestasi kinerja bawahan sebagai cerminan kerja bawahan.

12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Dokumen dalam Penagihan Piutang Pajak Hotel

1. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)

Adalah surat yang diterbitkan oleh Bidang Penetapan yang merupakan hasil

perhitungan yang menentukan besarnya nilai pajak terutang. SKPD berisi tentang

Nama dan Alamat obyek pajak, NPWP, tanggal jatuh tempo pembayaran, dan

rincian tentang obyek pajak serta jumlah pokok pajak yang terutang.

2. Surat Tagihan

Adalah surat yang diterbitkan oleh Bidang Penagihan yang merupakan surat

tentang pelaksanaan penagihan pajak daerah atau sanksi administratif berupa

bunga atau denda yang dilakukan terhadap Wajib Pajak. Surat Tagihan ini berisi

tentang rincian obyek pajak dan total pajak terutang yang harus segera dilunasi.

3. Surat Teguran

Adalah surat yang diterbitkan oleh Bidang Penagihan yang merupakan surat yang

menyatakan teguran terhadap Wajib Pajak agar segera melunasi tunggakan

pajaknya. Surat Teguran terdiri atas Surat Teguran I, Surat Teguran II dan Surat

Teguran III. Surat Teguran berisi tentang rincian obyek pajak dan total pajak

terutang yang harus segera dilunasi sama dengan yang tertera di Surat Tagihan

serta peringatan akan dikenakannya sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

19

Page 20: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

Prosedur Penagihan Piutang Pajak Hotel

20

Page 21: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

Gambar 4.1 Prosedur Pembayaran dan Penagihan Pajak

1. Berdasarkan SKPD, Wajib Pajak melakukan pembayaran atas pajak terutangnya

ke tempat yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Kota Salatiga yaitu ke loket

pembayaran di kantor DPPKAD yang dilaksanakan oleh Bendahara Penerimaan

dengan menggunakan Surat Tanda Setoran (STS). STS dibuat rangkap 4 (empat),

sebagai berikut: lembar 1 untuk Wajib Pajak, lembar 2 untuk Bendahara

Penerimaan, lembar 3 untuk Bidang Penetapan, lembar 4 untuk Bidang

Penagihan.

2. Apabila pada tanggal jatuh tempo berakhir Wajib Pajak yang bersangkutan belum

melunasi pajak terutangnya, dapat dilihat dari Sistem Informasi Pendapatan

Daerah (Simpatda), maka Kepala Bidang Penagihan menerbitkan Surat Tagihan

Pajak Daerah (STPD). STPD terbit setelah jatuh tempo pembayaran berakhir.

STPD dibuat rangkap 2 (dua) masing-masing untuk Wajib Pajak dan untuk

Bidang Penagihan sebagai arsip.

3. Apabila Wajib Pajak belum membayar pajak terutangnya sampai dengan 14

(empat belas) hari sejak tanggal jatuh tempo pembayaran yang tercantum dalam

STPD maka Kepala Bidang Penagihan akan menerbitkan Surat Teguran 1 hingga

Surat Teguran III dan dibuat rangkap 2 (dua) masing-masing untuk Wajib Pajak

dan untuk Bidang Penagihan sebagai arsip.

4. Apabila Wajib Pajak belum juga melunasi pajak terutangnya setelah tanggal jatuh

tempo, maka Wajib Pajak dikenakan sanksi admistrasi sebesar 2%

Analisis Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak di Bidang

Penagihan DPPKAD Kota Salatiga

Lingkungan Pengendalian

- Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika

Pegawai di Bidang Penagihan DPPKAD Kota Salatiga dapat dikatakan cakap,

dengan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan pekerjaannya, dapat

melaksanakan tugas dengan tepat waktu, memiliki pengetahuan dan kemampuan

21

Page 22: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

yang diperlukan untuk menduduki jabatan misalnya mempunyai pengalaman kerja

dibidang tersebut, serta mempunyai akuntabilitas terhadap pekerjaan dan

pencatatannya. Bidang Penagihan mempunyai empat orang pegawai terdiri atas

Kepala Bidang, Kepala Seksi Penagihan dan dua orang staf. Dalam melaksanakan

tugas dan pekerjaan pegawai Bidang Penagihan tidak mengesampingkan tata

tertib dan nilai-nilai dari pegawai negeri sipil. Bidang penagihan mematuhi tata

tertib atau aturan perilaku yang berisi tentang standar perilaku dan praktik yang

etis dari pegawai negeri sipil. Sebagai atasan dalam hal ini Kepala Dinas

DPPKAD dan juga Kepala Bidang Penagihan berusaha untuk menciptakan

budaya yang menekankan pentingnya nilai-nilai etika yang dapat dicapai melalui

komunikasi lisan dalam rapat maupun diskusi serta melalui keteladanan dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaan. Hal ini sudah cukup untuk mendukung

pengendalian ini.

- Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi

Filosofi Bidang Penagihan DPPKAD Kota Salatiga berkaitan dengan Visi dan

Misi organisasi, yaitu terwujudnya pengelolaan pendapatan yang optimal dan

pengelolaan aset daerah yang baik untuk penyelenggaraan pemerintah dan

kesejahteraan rakyat.

Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi juga berhubungan dengan

akuntabilitas. Semakin bertanggung jawab pihak manajemen maka pegawai juga

akan semakin bertanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaannya demi mencapai

tujuan organisasi. Jika terdapat pegawai Bidang Penagihan melakukan

pelanggaran atau tidak bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya, hal yang

pertama dilakukan yaitu Pembinaan Administratif oleh pihak yang berwenang

dalam hal ini Bidang Kepegawaian Daerah yang sanksinya sesuai dengan

peraturan-peraturan yang berlaku. Hal ini sudah cukup mendukung pengendalian

ditunjukkan dengan kesesuaian filosofi Bidang Penagihan dengan Visi dan Misi

organisasi.

- Struktur organisasi

Struktur organisasi Bidang Penagihan DPPKAD Kota Salatiga sudah baik

ditunjukkan dengan garis otoritas yang jelas dari para pegawai dan uraian tugas

22

Page 23: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

serta tanggung jawab yang jelas dari masing-masing bidang dan seksi-seksi. Hal

ini sudah menjadi modal untuk mendukung pengendalian.

- Badan Audit Dewan Komisaris

Badan Audit di DPPKAD Kota Salatiga khususnya yang memeriksa tentang

pencatatan dan pelaporan Bidang Penagihan piutang pajak terdiri atas dua bagian

yaitu Badan Audt internal dan Badan Audit Eksternal. Auditor internal yaitu

Inspektorat Salatiga, sedangkan auditor eksternal adalah Inspektorat Provinsi dan

Badan Pemeriksa Keuangan. Dimana posisi Badan Audit ini berada diluar struktur

organisasi DPPKAD Kota Salatiga. Hal ini sudah cukup untuk mendukung

pengendalian.

- Metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab

Salah satu alat yang dapat menggambarkan otoritas dan tanggung jawab adalah

buku pedoman kebijakan dan prosedur. Dalam menjalankan tugas, Bidang

Penagihan menggunakan Peraturan Walikota Salatiga Nomor 8 Tahun 2011

tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Pejabat Struktural DPPKAD kota

Salatiga, dan Peraturan Walikota Salatiga Nomor 13 Tahun 2012 tentang Sistem

dan Prosedur Pemungutan Pajak Daerah. Didalamnya terdapat uraian tugas pokok

dan fungsi Bidang Penagihan, serta prosedur penagihan pajak daerah. Salah satu

metode dalam memberikan otoritas dan tanggung jawab yaitu dengan

menerbitkan Surat Tugas. Salah satu contoh pemberian otoritas adalah

pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan di bidang penagihan diserahkan

kepada Kepala Bidang Penagihan. Akan tetapi ada batasan dalam pengambilan

keputusan, ada beberapa hal yang langsung diputuskan dan diotorisasi oleh

Walikota maupun Kepala DPPKD kota Salatiga. hal ini sudah cukup untuk

mendukung pengendalian ini.

- Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusia

Pengendalian ini berhubungan dengan pelatihan, evaluasi dan promosi pegawai.

Di Bidang Penagihan piutang pajak daerah tidak ada kegiatan pelatihan maupun

pengembangan (training and development) bagi para pegawai baru maupun lama,

sehingga kecil kemungkinan adanya peningkatan atau pengembangan dalam

pengetahuan, keterampilan serta sikap dalam bekerja yang dapat dipelajari dari

23

Page 24: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

kegiatan pelatihan tersebut. Di Bidang Penagihan ini juga tidak diberlakukan

promosi pegawai maupun pemberian penghargaan terhadap para pegawai yang

kinerjanya dinilai baik. Hal ini belum cukup untuk mendukung pengendalian.

Aktivitas Pengendalian

- Otorisasi yang memadai

Di Bidang Penagihan, kejadian-kejadian dan transaksi-transaksi diotorisasi oleh

pihak yang berwenang ditunjukkan dengan dilakukannya pengesahan atas

dokumen dan transaksi yang memerlukan tanda tangan dari pegawai yang

berwenang. Untuk kejadian-kejadian seperti penerbitan Surat Tagihan Pajak

Daerah dan Surat Teguran telah diotorisasi oleh Kepala Bidang, dan untuk

transaksi-transaksi seperti pembayaran piutang pajak daerah diotorisasi oleh

Bendahara Penerimaan. Hal ini sudah cukup untuk mendukung pengendalian.

- Pemisahan tugas

Di Bidang Penagihan piutang pajak daerah, setiap pegawai mempunyai tugas dan

fungsi masing-masing sehingga tidak ada perangkapan fungsi. Selain itu Bidang

Penagihan dapat mengerjakan tugas dari bidang atau seksi lain selama itu sesuai

dengan Surat Perintah atau Surat Keputusan dari Kepala Dinas untuk kepentingan

organisasi. Hal ini sudah cukup untuk mendukung pengendalian.

- Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai

Di Bidang Penagihan DPPKAD Kota Salatiga dokumen dan catatan telah didesain

sesuai dengan tujuan dan fungsi masing-masing. Dokumen dan catatan yang ada

telah memenuhi informasi yang diperlukan. Misalnya catatan mengenai Target

dan Realisasi Penerimaan Piutang Pajak Daerah, catatan ini bertujuan untuk

melihat pergerakan mengenai piutang pajak daerah yang sudah tertagih. Dokumen

dan catatan di Bidang Penagihan di simpan secara rapi dan terurut sehingga akan

memudahkan pegawai dalam mengerjakan tugasnya dan juga bermanfaat dalam

pengendalian dokumen dan catatan itu sendiri. Hal ini sudah cukup untuk

mendukung pengendalian.

- Penjagaan aset dan catatan yang memadai

24

Page 25: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

Di Bidang Penagihan, penjagaan atas aset dan catatan sudah dilakukan dengan

baik. Untuk file yang ada di dalam program komputer hanya dapat diakses oleh

pihak yang berwenang dalam hal ini Kepala Bidang Penagihan dan Kepala Seksi

Penagihan dan dilengkapi dengan program pengamanan seperti password

sehingga tidak sembarang orang dapat mengakses file dalam komputer.

Sedangkan untuk catatan dan dokumen seperti formulir, cek maupun surat-surat

lainnya dikategorikan sebagai arsip berharga, catatan dan dokumen tersebut

disimpan secara rapi dan aman. Hanya pihak yang berwenang juga yang dapat

mengaksesnya dalam hal ini Kepala Bidang Penagihan dan Kepala Seksi

Penagihan. Pihak lain dapat mengakses catatan dan dokumen tersebut akan tetapi

didasari dengan Surat Perintah atau Surat Keputusan dari atasan yang bertujuan

untuk kepentingan organisasi. Hal ini sudah cukup untuk mendukung

pengendalian.

- Pemeriksaan independen atas kinerja

Pengendalian ini berhubungan dengan verifikasi atas pekerjaan yang telah

dilakukan oleh orang lain atau bagian lain. Di Bidang Penagihan piutang pajak

yang melakukan pengecekan independen terhadap kinerja adalah Bidang

Akuntansi. Bidang Akuntasi melakukan verifikasi terhadap nilai piutang pajak

daerah. Hal ini sudah menjadi modal untuk mendukung pengendalian.

Penilaian Risiko

- Perkiraan risiko

Risiko terhadap gangguan pemrosesan sistem informasi dianggap rendah karena

kemungkinan munculnya hal-hal tersebut sangat rendah. Pegawai Bidang

Penagihan selalu melakukan upgrade dan back-up file terhadap file atau dokumen

yang ada didalam komputer. Risiko seperti akses pegawai yang tidak berwenang

juga dianggap rendah karena untuk arsip berharga seperti catatan dan dokumen

ditata dan disimpan dengan aman dan hanya bisa diakses oleh Kepala Bidang dan

Kepala Seksi Penagihan, sedangkan file yang didalam komputer juga tidak dapat

diakses oleh sembarang pegawai karena sudah dilengkapi dengan password

sebagai pengamanan.

25

Page 26: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

Risiko yang timbul dari tidak terpenuhinya kualifikasi pegawai dan tidak adanya

pelatihan pegawai dianggap sedang. Hal ini dapat disebabkan tidak adanya

training and development kepada pegawai baru maupun lama sehingga pegawai

kurang mengalami perkembangan dan peningkatan dalam hal pengetahuan

maupun keterampilan dalam bekerja.

Risiko tidak tertagihnya piutang pajak dinilai sedang. Karena kurangnya

kepatuhan wajib pajak untuk membayar atau melunasi pajak terutangnya sesuai

dengan waktu yang ditentukan sehingga menimbulkan tunggakan atas piutang

pajak. Pegawai bidang penagihan selalu melakukan estimasi terhadap pendapatan

piutang pajak termasuk pajak hotel. Secara berkala petugas penagihan akan

melakukan penagihan terhadap Wajib Pajak yang masih memiliki tunggakan

pajak daerah.

- Identifikasi pengendalian

Bidang Penagihan telah melakukan ketiga fungsi pengendalian yakni

pengendalian pencegahan seperti menerbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah diawal

sebagai pemberitahuan untuk melakukan penagihan serta mencantumkan tanggal

jatuh tempo agar wajib pajak tidak terlambat membayar pajak terutangnya.

Kemudian Kepala Bidang Penagihan melakukan pengendalian pemeriksaan

seperti selalu mengecek dan memantau sampai sejauh mana pergerakan kegiatan

penagihan piutang pajak daerah melalui review kinerja bawahannya. Selanjutnya

pengendalian korektif dilakukan oleh Bidang Penagihan melalui kegiatan evaluasi

setiap minggu sehingga jika terjadi kesalahan dapat diketahui dan segera

dikoreksi. Hal ini sudah menjadi modal untuk mendukung pengendalian.

Informasi dan Komunikasi

- Informasi yang relevan

Untuk memudahkan pekerjaan, Bidang Penagihan mempunyai suatu sistem

informasi yang dapat memberikan informasi yang relevan. Sistem informasi

manajemen pendapatan daerah (Simpatda) adalah sistem yang dapat menunjang

kinerja yang berhubungan dengan pendapatan daerah dan dapat melihat sampai

sejauh mana pendapatan daerah tercapai. Dari sistem ini Bidang Penagihan dapat

26

Page 27: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

mengetahui informasi wajib pajak yang sudah membayar pajak maupun yang

belum membayar atau melunasi pajak terutangnya. Melalui sistem informasi yang

terintegrasi ini Bidang Penagihan dapat lebih mudah mendapatkan informasi

untuk melakukan rangkaian kegiatan penagihan pajak hotel.

- Komunikasi dengan pihak dalam dan luar organisasi

Komunikasi dengan pihak intern organisasi berfokus terhadap penyampaian

permasalahan pengendalian dalam hal ini otorisasi serta penyampaian mengenai

tugas pegawai. Bidang Penagihan dapat mengkomunikasikan tugas pegawai selain

dengan memberikan Surat Tugas kepada pegawai yang bersangkutan juga dapat

dikomunikasikan secara lisan. Dan jika ada tugas lain diluar bidangnya seperti

pegawai Bidang Penagihan membantu Bidang Penetapan maka akan ada Surat

Perintah atau Surat Keputusan dari atasan dalam hal ini yang bertanggung jawab

adalah Kepala Dinas.

Sedangkan komunikasi dengan pihak ektern dalam hal ini wajib pajak (khusus

hotel) juga punya peran penting. Di DPPKAD Kota Salatiga selain mempunyai

loket pembayaran pajak juga mempunyai loket pelayanan. Loket pelayanan dapat

memperlancar komunikasi dengan wajib pajak. Jika wajib pajak kurang paham

atau mempunyai keluhan akan sistem pemungutan pajak maupun proses

pembayaran pajak hotel dapat berkomunikasi langsung di loket pelayanan pajak.

Pengawasan

- Supervisi yang efektif

Kegiatan ini merupakan bagian dari metode yang digunakan dalam mengawasi

kinerja pegawai. Dalam hal ini supervisi dilakukan oleh Kepala Bidang

Penagihan.

a) Pelatihan dan Pendampingan pegawai

Tidak ada Pelatihan khusus untuk pegawai bidang penagihan walaupun hal

itu sangat penting agar pegawai mengerti apa yang akan dikerjakan dan

dapat meminimalisir kesalahan. Namun di bidang penagihan pegawai dapat

dibimbing langsung oleh Kepala Bidang Penagihan.

b) Koreksi kesalahan

27

Page 28: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

Bidang penagihan melakukan evaluasi kinerja secara berkala. Jika terdapat

kesalahan atau kekeliruan maka dapat dikoreksi pada saat kegiatan evaluasi.

c) Pengawasan pegawai

Salah satu cara mengawasi pegawai yaitu dengan memeriksa Buku Kendali

dan Buku Kunjungan. Buku kendali adalah buku untuk mengetahui sejauh

mana penerimaan terhadap SKPD yang telah terbit. Sedangkan Buku

Kunjungan merupakan buku untuk mengontrol petugas penagihan dalam

melaksanakan proses penagihan. Hal ini sudah cukup untuk mendukung

pengendalian.

- Pelaporan yang bertanggung jawab

Hal yang wajib dilakukan oleh pegawai Bidang Penagihan adalah membuat

laporan kinerja yang berfungsi untuk membandingkan kinerja aktual dan kinerja

yang direncanakan. Di Bidang Penagihan metode yang digunakan untuk melihat

laporan kinerja yaitu dengan memeriksa catatan mengenai Target dan Realisasi

Penerimaan Piutang Pajak Daerah baik secara mingguan maupun bulanan,

sehingga dapat diketahui sejauh mana piutang pajak daerah yang sudah tertagih

dan yang belum tertagih. Kemudian pegawai bidang penagihan dalam hal ini seksi

penagihan juga menyusun laporan penerimaan atas piutang pajak daerah dengan

tembusan ke seksi penerimaan lain-lain untuk dilaporkan ke Bidang Akuntansi.

Hal ini sudah cukup untuk mendukung pengendalian.

- Audit Internal

Audit internal mencakup peninjauan ulang keandalan dan integritas informasi

keuangan dan operasional serta menyediakan penilaian keefektifan pengendalian

internal. Auditor Internal pada DPPKAD Kota Salatiga adalah Inspektorat

Salatiga.

Pembahasan

Sistem pengendalian internal di DPPKAD Kota Salatiga khususnya di Bidang

Penagihan piutang pajak daerah sudah menggambarkan sistem pengendalian internal

yang baik. Hal ini di dukung dengan dilaksanakannya komponen-komponen

pengendalian internal yang sesuai dengan prosedurnya. Pegawai yang bertanggung

28

Page 29: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

jawab, garis otoritas dan uraian tugas yang jelas yang ditunjukan melalui buku pedoman

dan kebijakan prosedur sudah menggambarkan lingkungan pengendalian yang baik.

Sikap dan etika pegawai dalam bekerja sangat diperlukan untuk menyadari pentingnya

pengendalian, hal ini telah dilaksanakan oleh pegawai di bidang penagihan.

Kemudian aktivitas pengendalian atau prosedur pengendalian yang ditetapkan

diantaranya otorisasi yang memadai, pemisahan tugas, penggunaan dokumen serta

penjagaan aset membantu untuk memastikan tercapainya tujuan organisasi. Setiap

kejadian maupun transaksi yang dilakukan oleh bidang penagihan khususnya hal yang

berkaitan dengan penagihan piutang pajak hotel seperti penerbitan surat-surat tagihan

dan pembayaran tunggakan pajak telah diotorisasi oleh pihak yang berwenang dalam

hal ini Kepala Bidang Penagihan dan Bendahara Penerimaan. Setiap pegawai

mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing, tidak ada perangkapan tugas dan

fungsi kecuali ada Surat Keputusan dari Kepala Dinas dan untuk kepentingan

organisasi. Serta penjagaan aset dan catatan maupun dokumen dapat dikendalikan oleh

pegawai bidang penagihan. Hal ini sudah menjelaskan bahwa aktivitas pengendalian di

bidang penagihan telah dilaksanakan dengan baik.

Setiap organisasi pasti memiliki risiko, risiko yang diidentifikasi dapat dievaluasi

sehingga dapat memperkirakan intensitas serta tindakan yang dapat meminimalkannya.

Di bidang penagihan pemahaman tentang pengendalian atas penilaian risiko belum

dipahami sepenuhnya walaupun sebagian besar sudah dilaksanakan sesuai dengan

kriterianya sehingga pengendalian atas penilaian risko masih perlu diperhatikan. Hal

tersebut ditunjukan dengan tidak adanya pelatihan dan pengembangan kepada pegawai

bidang penagihan, sehingga terdapat risiko yang timbul dari tidak terpenuhinya

kualifikasi pegawai dan tidak adanya pelatihan. Hal ini juga berkaitan dengan kebijakan

dan praktik-praktik sumber daya manusia. Walaupun sudah dapat diperkirakan namun

belum ada tindakan yang ditetapkan untuk meminimalkannya. Akan tetapi sebagian

besar kriteria dari pengendalian atas penilaian risiko telah dilaksanakan dengan baik.

Dalam melaksanakan pengendalian, informasi dan komunikasi juga merupakan

komponen yang penting. Komunikasi dan bertukar informasi dibutuhkan untuk

29

Page 30: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

melaksanakan, mengelolah, dan mengendalikan kegiatan operasi. Bidang penagihan

mempunyai sistem yang sudah terintegrasi yang berhubungan dengan informasi

mengenai pendapatan daerah. Sistem ini disebut SIMPATDA atau Sistem Informasi

Pendapatan Daerah, sistem ini membantu kinerja pegawai khususnya memberikan

informasi yang relevan tentang Wajib Pajak maupun yang berhubungan dengan

pendapatan daerah lainnya. Hal ini sudah mendukung terlaksananya pengendalian atas

komunikasi dan informasi di bidang penagihan piutang pajak daerah di DPPKAD Kota

Salatiga.

Selanjutnya pemantauan atau pengawasan yang akan menentukan kualitas kinerja

pengendalian internal. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung

secara terus menerus, dan melakukan evaluasi secara terpisah. Pegawai bidang

penagihan juga tak lepas dari pemantauan atau pengawasan. Kepala Bidang Penagihan

selalu mengawasi juga membimbing pegawai dalam melaksanakan tugas yang

berhubungan dengan rangkaian kegiatan penagihan piutang pajak daerah termasuk

didalamnya pajak hotel, serta Inspektorat Salatiga yang merupakan auditor internal yang

berwenang untuk meninjau kembali keandalan dan integritas informasi keuangan dan

menilai keefektifan pengendalian internal di DPPKAD termasuk didalamnya bidang

penagihan. Hal ini sudah menunjukan bahwa pengendalian atas kegiatan pemantuan di

bidang penagihan telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan prosedur.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pegawai bidang penagihan

mengenai job description, terdapat hambatan untuk melaksanakan tugas yang berkaitan

dengan penerbitan Surat Paksa dan Surat Sita serta pelaksanaan penyitaan terhadap

jaminan pajak. Bidang Penagihan hanya dapat menerbitkan STPD dan Surat Teguran

I,II,III, sedangkan Surat Paksa dan Surat Sita tidak dapat diterbitkan karena belum

adanya pegawai yang bertugas dan berwenang untuk melakasanakan kegiatan penyitaan

terhadap jaminan pajak dalam hal ini Juru Sita. Hal ini masih perlu diperhatikan agar

tugas dan fungsi bidang penagihan dapat terlaksana seluruhnya.

Hambatan-hambatan yang dialami oleh bidang penagihan dalam melaksanakan

kegiatan penagihan piutang pajak hotel diantaranya: 1) Tidak mempunyai petugas

30

Page 31: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

penagihan yang berfungsi sebagai jurusita, sehingga rangkaian kegiatan penagihan tidak

terlaksana seluruhnya sesuai dengan tugas pokok bidang penagihan. 2) Kurangnya

kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak sehingga menimbulkan tunggakan pajak.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Sistem pengendalian internal penagihan piutang pajak hotel di DPPKAD Kota

Salatiga sudah menggambarkan sistem pengendalian yang baik ditunjukan dengan

dilaksanakannya komponen-komponen atas pengendalian internal sesuai dengan

kriterianya.

1. Lingkungan pengendalian ditunjukan dengan komitmen pegawai dalam bekerja

dan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku, struktur organisasi yang jelas,

adanya Badan Audit yang bertugas untuk mengawasi sistem pengendalian dan

laporan keuangan, serta metode yang jelas dalam memberikan otoritas dan

tanggung jawab sudah mewakili lingkungan pengendalian yang baik.

2. Aktivitas pengendalian berupa kegiatan, kebijakan maupun prosedur yang dapat

menjamin tercapainya tujuan dari organisasi. Pengendalian ini telah dilakukan

oleh bidang penagihan melalui kegiatan mulai dari pengesahan atas dokumen dan

catatan, pemisahan tugas dan fungsi, penggunaan form maupun dokumen lainnya

yang memadai, pengamanan atas aset, serta pemeriksaan atas kinerja pegawai.

3. Penilaian risiko merupakan kegiatan pengendalian yang dapat memperkirakan

intensitas risiko serta mengidentifikasi pengendalian atau tindakan yang dapat

meminimalkannya. Penilaian risiko di bidang penagihan dimulai dengan perkiraan

risiko yang dapat muncul dari kegiatan operasi, sistem informasi, dan sumber

daya manusia. Namun perkiraan risiko yang berhubungan sumber daya manusia

dalam hal ini pegawai bidang penagihan masih perlu diperhatikan dikarenakan

tidak adanya kegiatan pelatihan dan pengembangan khusus bagi pegawai.

4. Komunikasi dan informasi merupakan komponen yang mendukung terlaksananya

komponen pengendalian internal lainnya. Sistem informasi di bidang penagihan

sudah baik didukung dengan adanya SIMPATDA yang memudahkan kinerja

31

Page 32: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

pegawai untuk memperoleh dan bertukar informasi serta adanya loket pelayanan

yang dapat membantu komunikasi pegawai dengan wajib pajak.

5. Pengawasan dapat dilakukan melalui supervisi yang efektif dan memiliki audit

internal. Supervisi dilaksanakan oleh Kepala Bidang Penagihan melalui

pengawasan dan pendampingan pegawai, evaluasi kinerja yang dilakukan secara

berkala, laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan, serta auditor

internal dalam hal ini Inspektorat Salatiga yang menilai kegiatan pengendalian.

Job description pegawai bidang penagihan masih memiliki sedikit hambatan

karena belum adanya Juru Sita yang mempunyai wewenang atau tanggung jawab

khusus untuk melaksanakan penyitaan terhadap jaminan pajak. Namun sebagian besar

tugas pegawai bidang penagihan telah dilaksanakan dengan efektif dan sudah sesuai

dengan prosedur. Oleh karena itu dari penjelasan diatas dapat simpulkan bahwa sistem

pengendalian internal penagihan piutang pajak hotel Kota Salatiga sudah memadai,

sehingga dapat meningkatkan penerimaan atas pendapatan daerah khususnya

pendapatan atas pajak hotel yang beberapa tahun terakhir hotel maupun usaha

sejenisnya juga mengalami peningkatan serta dapat mengurangi tunggakan pajak.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran kepada

DPPKAD Kota Salatiga terlebih Bidang Penagihan piutang pajak daerah khususnya

sektor pajak hotel, yaitu sebagai berikut:

- Bidang Penagihan DPPKAD Salatiga dapat mempertahankan sistem pengendalian

intenal yang sudah baik.

- Memberikan pelatihan dan pengembangan bagi pegawai sehingga dari kegiatan

tesebut dapat meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan

sikap dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.

- Mempunyai pegawai yang bertugas sebagai Juru Sita agar rangkaian proses

penagihan piutang pajak daerah terlaksana sepenuhnya sesuai dengan prosedur

yang ada.

32

Page 33: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

DAFTAR PUSTAKA

Hartadi, Bambang, 1986, Sistem Pengendalian Intern, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Ihalauw, John JOI, 2003, Bangunan Teori, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya

Wacana, Salatiga

Ismail, Tjip, 2007, Pengaturan Pajak Daerah Di Indonesia, Yellow Printing, Jakarta

Jusup, Haryono, 2001, Auditing, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

YKPN, Yogyakarta

Kota Salatiga, Sekretaiat DPRD, 2013, Laporan Analisis Potensi Pajak Hotel, Pajak

Hiburan dan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Kota Salatiga,

CEMSED Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Satya Wacana, Salatiga

Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah.

Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah, BAB III

pasal 4 tentang Pajak Hotel.

Peraturan Walikota Salatiga Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan

Uraian Tugas Pejabat Struktural DPPKAD Kota Salatiga.

Peraturan Walikota Salatiga Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Sistem Prosedur

Pemungutan Pajak Daerah

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak

dengan Surat Paksa

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah

Daerah.

Republik indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah.

Romney, Marshall dan Steinbart Paul John, 2006, Accounting Information System,

Salemba Empat, Jakarta

33

Page 34: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

Tjahjono, Achmad dan Husain Muhammad, 2009, Perpajakan, STIM YKPN,

Yogyakarta.

34

Page 35: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

LAMPIRAN-LAMPIRAN

35

Page 36: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

36

Page 37: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

37

Page 38: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

38

Page 39: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

39

Page 40: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

40

Page 41: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

41

Page 42: Sistem Pengendalian Internal Penagihan Piutang Pajak Hotel ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5813/3/T1_232009086_Full... · dana dari penerimaan negara sebagai sumber untuk

42