Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
SISTEM PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA MEMANFAATKAN
LDR DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ARDUINO PRO-
MINI
PROJEK AKHIR II
RAMA DHANU
162411031
PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
Universitas Sumatera Utara
2
Sistem Pengukuran Intensitas Cahaya Memanfaatkan LDR Dengan
Menggunakan Mikrokontroler Arduino Pro-Mini
PROJEK AKHIR II Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Ahli Madya Diploma
Rama Dhanu
162411031
PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
Universitas Sumatera Utara
3
PENGESAHAN PROJEK AKHIR II
Judul : Sistem Pengukuran Intensitas Cahaya Memanfaatkan
LDR Dengan Menggunakan Mikrontroler Arduino
Pro-Mini
Kategori : Projek Akhir II
Nama : Rama Dhanu
NIM : 162411031
Program Studi : Diploma (D3) Metrologi dan Instrumentasi
Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Disetujui di
Medan, 29 Juli 2019
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing
D3 Metrologi Dan Instrumentasi
Prof. Dr. Marhaposan Situmorang, PhD
NIP. 19551030 198003 1 003
Universitas Sumatera Utara
4
PERNYATAAN
Sistem Pengukuran Intensitas Cahaya Memanfaatkan LDR Menggunakan
Mikrokontroler Arduino Pro-Mini
PROJEK AKHIR II
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan
ringkasan yang masing masing di sebutkan sumbernya.
Medan,24 Juli 2019
Rama Dhanu
162410031
Universitas Sumatera Utara
5
PENGHARGAAN
Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala Nikmat
dan karuniaNya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Projek Akhir
ini dengan baik dalam meperoleh gelar Ahli Madya pada Program D3 Metrologi Dan
Instrumentasi.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang
sebesar- besarnya kepada keluarga tercinta kepada saya untuk menyesaikan segala sesuatunya
dengan baik, terima kasih Ayah dan Ibu atas kasih sayang dan kepercayaan yang telah kalian
berikan kepada anak kalian ini.
Serta Orang-orang yang mendukung sehingga penulis dapat menyelesaikan proyek Tugas
Akhir ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :
1. Yth.Bapak Dekan Dr. Kerista Sebayang,MS. beserta jajarannya di lingkungan FMIPA
USU
2. Ibu Dr. Diana Alemin Barus M,Sc, selaku Ketua Program Studi D3 Metrologi dan
Instrumentasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
3. Bapak Prof.Dr.Marhaposan Situmorang,PhD yang juga selaku dosen pembimbing,penulis
dalam penyelesaian project akhir II ini. Penulis sangat berterima kasih untuk setiap
bimbingan,masukan ,saran bahkan waktu yang senantiasa diberikan kepada penulis
sampai pada akhir penyelesaian tugas akhir ini.
4. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi D-3 Metrologi Dan Instrumentasi
Departemen Fisika FMIPA USU
Kepada Para teman teman seperjuangan dan senior yang sudah membantu memberikan ilmunya
untuk pelajaran program yang meluangkan waktunya untuk membantu mengerjakan projek akhir
ini. Terima kasih atas support, kesabaran, ilmu, motivasi, yang begitu luar biasa kepada teman-
teman sampai pada akhir Tugas akhir ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan tugas akhir ini ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun dalam penyempurnaan tugas akhir ini. Semoga laporan tugas akhir ini menjadi
ibadah yang baik bagi penulis dan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi pembaca.
Universitas Sumatera Utara
6
ABSTRAK
Dilakukan kegiatan rancang bangun alat pengukur kekeruhan air sebagai aplikasi dari
sensor LDR (Light Dependent Resistor) berbasis mikrokontroler AT mega 328. Penelitian ini
dilakukan untuk mengukur tingkat kekeruhan air dengan cara mengkonversi besaran tegangan
listrik menjadi besaran tingkat kekeruhan (turbiditas) air. Rangkaian alat terdiri dari sensor LDR
untuk mendeteksi kekeruhan, minimum sistem dari mikrokontroler AT mega 328 sebagai pusat
kendali pada rangkaian sensor, serta LED putih sebagai sumber cahaya optimum yang akan
dibandingkan dengan tegangan yang dihasilkan pada masing-masing pengukuran di dalam air.
Parameter tingkat kekeruhan maksimal pada air layak konsumsi didasarkan pada Peraturan
Menteri Kesehatan sebesar 5 NTU, yang kemudian dilakukan kegiatan sampling untuk
mengetahui sensitivitas sensor terhadap beberapa tingkat kekeruhan air yang berbeda.
Selanjutnya dilakukan plot grafik logaritmik untuk mengetahui hubungan besaran tegangan yang
terukur terhadap besaran tingkat kekeruhan air pada sampel.
Universitas Sumatera Utara
7
ABSTRACT
The design of water turbidity measuring devices was carried out as an application of
the LDR (Light Dependent Resistor) sensor based on the AT mega 328 microcontroller. This
research was conducted to measure the turbidity level of water by converting the electrical
voltage to turbidity (water). The device circuit consists of an LDR sensor to detect turbidity, the
minimum system from the AT mega 328 microcontroller as the control center in the sensor
circuit, and the white LED as the optimum light source that will be compared with the voltage
generated on each measurement in the water. The parameter of maximum turbidity level in
consumable water is based on the Minister of Health Regulation of 5 NTU, which is then carried
out sampling to determine the sensitivity of the sensor to several different levels of water
turbidity. Next, a logarithmic graph plot is carried out to determine the relationship between the
measured magnitude of the turbidity level of water in the sample
Universitas Sumatera Utara
8
DAFTAR ISI
Halaman
Pengesahan..…………………………………………………...………………………......i
Pernyataan………………………………………………………………………….….…..ii
Penghargaan…...……………………………………………………………………...…..iii
Abstrak…...…........…………………………………………………………………...….iv
Abstract........…...……………………………………………………………………....…v
Daftar Isi……………………………………………………………………………..…....vi
Bab 1. Pendahuluan
1. Latar Belakang..……………………………………………………….….………1
1.1 Identifikasi Masalah………………………………………………….….………2
1.2 Batasan Masalah….………………………………...……….………….……….3
1.3 Tujuan….………………………………………………….…………….…...….3
1.4 Metodologi Penelitian………………………………………….………….…….3
1.5 Tinjauan Pustaka…………………………………..…………………………….4
1.6 Sistematika Penulisan.…………..……………………………………...……….4
Bab 2. Landasan Teori
2.1 Sensor LDR……………………..………………………………….………...….8
2.1.1 Bentuk dan Simbol LDR………....……………….………...……….……..…8
2.1.2 Karakteristik LDR ……...……....…....…………………..………………..….8
2.1.3 Prinsip Kerja LDR........................……....………………………………...10
2.1.4 Cara Mengukur LDR……….……………....…………….….......................11
2.1.5 Aplikasi (kegunaan) LDR…….….………....…………..…………..............13
2.2 Arduino......…………………… .….…………….....…..…………………….17
2.2.1 Open Source Harware…….....................…………........…….………..…..18
2.2.2 Memory…...………….……..………................….....….............….….....19
2.2.3 Input dan Output.......……………………………........................……............19
2.2.4 Pemrograman...................…..…………………………..……........................21
Universitas Sumatera Utara
9
2.2.5 Power Supply.........................…………...………………….......................21
2.2.6 Reset Otomatis...............…………………….……..……..........................22
2.2.7 Komunikasi....................................…………….….…………....................22
2.3 LCD (Liquid Crystal Display)……………………..………..….…...............23
2.3.1 Struktur Dasar LCD (Liquid Crystal Display………………...…................23
2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan LCD (Liquid Crystal Display)…..…................25
2.3.3 Material LCD (Liquid Crystal Display)……..……………….….....…........26
2.3.4 Pengendali / Kontroler LCD (Liquid Crystal Display)………….…...…......26
2.3.5 Konfigurasi LCD (Liquid Crystal Display)......…...…………….…....….....27
2.3.6 Prinsip Kerja LCD (Liquid Crystal Display)…....................….......…..…....28
2.3.7 Cara Kerja LCD (Liquid Crystal Display)…...………...........…..................29
Bab 3. Landasan Teori
3.1 Prinsip Kerja Sistem………………………………….....…………...……….32
3.2 Diagram Blok.......................…………………………………….......……….32
3.3 Rangkaian Keseluruhan Sistem………………………………….….……........33
3.4 Rangkaian Sensor Cahaya LDR…..………………………………..……….....34
3.5 Rangkaian LCD.........................…………………………………..…………34
3.6 Rangkaian Arduino....................………………………………….………….35
Bab 4. Pengujian Alat Ukur
4.1 Pengujian Sensor LDR…………………………………………………..…….38
4.2.1Menghidupkan Lampu dengan Nilai ADC LDR………………..……….................40
4.3 Pengujian Lampu.........…………………………………………..…………..42
Bab 5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan…………..……………………………………………..………...45
5.2 Saran…………………………………………………………….…….……..45
Daftar Pustaka
Lampiran
Universitas Sumatera Utara
10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cahaya dan sinar, kedua kata ini sepintas mempunyai makna yang sama. Namun, bila dikaji
lebih mendalam, cahaya dan sinar sangatlah berlainan. Cahaya adalah suatu bentuk pancaran
energi yang mana mempunyai kapasitas atau kemampuan untuk merangsang sensasi
penglihatan. Cahaya dalam berbagai hal memperlihatkan karakternya sebagai gelombang, tetapi
dalam gerakan cahaya itu merupakan garis lurus dan dalam hal tertentu cahaya disebut pula
sebagai sinar. Namun kata sinar ini biasanya dipakai untuk menunjukkan bentuk energi
gelombang elektromagnetik, misalnya sinal X, sinar gamma dan sinar kosmis.
Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan ruang. Ruang yang telah
dirancang tidak dapat memenuhi fungsinya dengan baik apabila tidak disediakan akses
pencahayaan. Pencahayaan di dalam ruang memungkinkan orang yang menempatinya dapat
melihat benda-benda. Tanpa dapat melihat benda benda dengan jelas maka aktivitas di dalam
ruangan akan terganggu. Sebaliknya cahaya yang terlalu terang juga dapat menggangu
penglihatan.
Kualitas penerangan yang tidak memadai berefek buruk bagi fungsi penglihatan psikologis serta
aktivitas kerja sesuai Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahun 1964 tentang Syarat-Syarat
Kesehatan,Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja, telah menetapkan ketentuan
penting intensitas penerangan menurut sifat
pekerjaan.
Proses pendidikan yang terjadi di ruang kelas harus memperhatikan beberapa
aspek, antara lain intensitas pencahayaan. Ketidak sesuaian salah satu aspek akan
mengakibatkan ketidak nyamanan serta proses pendidikan menjadi terganggu. Sedangkan
efektivitas proses pendidikan didasarkan pada beberapa hal seperti kenyamanan pengajar dan
peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas
cahaya harus diperhatikan.
Pencahayaan terdiri dari pencahayaan matahari dan pencahayaan buatan. Pencahayaan di ruang
kelas harus memperhatikan beberapa aspek, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
11
a. Menciptakan lingkungan visual yang nyaman, sehingga segala
kegiatan di dalam ruang kelas bisa berjalan dengan baik.
b. Penggunaan energi yang sesuai dengan fungsi ruang kelas.
Dalam upaya mendapatkan kenyamanan, ketenangan dan efisiensi energi listrik, ruang
kelas perlu mendapatkan sistem penerangan yang sesuai dengan fungsi ruangan. Berdasarkan
data dari Badan Standarisasi Nasional (BSN), intensitas cahaya diruang kelas minimal 250 lux
dengan nilai toleransi maksimal hingga 20%, dan daya pencerahan maksimum per meter persegi
sebesar 15 watt/m2, sesuai dengan SNI 03 6197-2000.
Pemakaian penerangan yang berlebihan juga berhubungan dengan efisiensi
penggunaan energi listrik sehingga diperlukan peratutan penerangan. Dengan demikian
intensitas cahaya perlu diatur untuk menghasilkan kesesuaian kebutuhan luminasi di dalam
ruang berdasarkan jenis dan fungsi ruangan.
Untuk mengetahui kondisi tersebut, maka diperlukan suatu alat yang bisa mengukur
intensitas cahaya. Pada umumnya alat ukur intensitas cahaya mempunyai harga yang cukup
mahal. Berawal dari kasus tersebut muncul ide merancang dan mengembangkan alat yang
berfungsi untuk mengetahui dan mengukur intensitas cahaya dalam suatu ruangan
1.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat ditemukan permasalahan yang dihadapi dalam
tugas akhir ini adalah:
1. Bagaimana sensor LDR bekerja terhadap instensitas cahaya yang diterima
2. Bagaimana Mikrokontroler Arduino Pro Mini mengolah data dari sensor LDRdan
ditampilkan melalui LCD
3. Bagaimana Buzzer dapat bekerja ketika menerima cahayA.
1.2 Batasan Masalah
Mengingat pembahasan dalam rancangan alat ukur yang dibuat dapat meluas maka tulisan
ini mempunyai batasan masalah sebagai berikut :
1. Sensor yang digunakan sendor LDR
2. Mikrokontroler yang digunakan Arduino Pro Mini
3. Output ditampilkan di LCD
Universitas Sumatera Utara
12
4. Tidak membahas teori rangkaian listrik
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya alat ini adalah :
1. Merancang dan membuat alat ukur intensitas cahaya
2. LDR sebagai sensor kecerahan cahaya
3. Memperoleh suatu alat ukur kontrol cahaya automatis
1.4 Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penulisan Projek Akhir II ini adalah sebagai berikut:
a. Metode Pustaka
Mencari data-data yang berkaitan dengan alat ukur yang akan dibuat, dari literatur
buku-buku, jurnal-jurnal, majalah-majalah elektronika, dan situs-situs internet untuk
mempelajari hal-hal sebagai berikut:
1. Konsep Mikrokontroler Arduino Pro Mini sebagai alat kontrol
2. Konsep penggunaan LDR sebagai sensor cahaya
3. Liquid Crystal Display (LCD) sebagai pendisplay
b. Metode Perancangan dan pembahasan alat
Membahas tentang langkah-langkah membuat alat yang dirancang secara keseluruhan
dimulai dari perancangan hardware, perancangan software pada mikrokontroler sampai
menampilkan layar pada LCD
1.5 Tinjauan Pustaka
Intensitas cahaya dengan satuan lux adalah arus cahaya dalam lumen yang diemisikan dalam
setiap sudut ruang (pada arah tertentu) oleh sebuah sumber cahaya. Kata candela berasal dari
candle (lilin) merupakan suatu tertua pada teknik penerangan dan diukur berdasarkan intesitas
cahaya standar. Cahaya adalah energi yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang panjang
gelombangnya 400-800 nano meter. Cahaya yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, baik
oleh manusia, hewan ataupun tumbuhan. Salah satu sifat cahaya yaitu bergerak kesemua arah.
Universitas Sumatera Utara
13
Dalam kehidupan sehari-hari cahaya dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia, tanpa cahaya
manusia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Apalagi ketika berada dalam ruangan, cahaya sangat
berpengaruh pada penglihatan manusia. Kuat lemahnya intensitas cahaya berpengaruh pada
akomodasi mata yang dikenai cahaya tersebut.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan Tugas Akhir II ini, pembahasan mengenai sistem alat ukur yang dibuat
dibagi menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang latar belakang tugas akhir, identifikasi masalah, tujuan,
metode penelitan, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi penjelasan dasar teori mengenai konsep yang digunakan dalam
pembahasan sistem perancangan alat ukur ini.
BAB III : METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas secara detail tentang perancangan, konstruksi alat, sistem
mikrokontroler, beserta program pengolah data dari masukan sensor cahaya ke
penampil LCD.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi uraian hasilpengujianalatukur rancangan kontrol lampu automatis
menggunakan rangkaian LDR
BAB V : PENUTUP
Sebagai bab terakhir penulisan, penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dari
uraian bab-bab sebelumnya dan penulis akan berusaha memberikan saran yang
mungkin bermanfaat.
Universitas Sumatera Utara
14
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sensor LDR
Light Dependent Resistor atau disingkat dengan LDR adalah jenis Resistor yang nilai
hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas cahaya yang diterimanya. Nilai
Hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang dan nilai hambatannya akan menjadi
tinggi jika dalam kondisi gelap. Dengan kata lain, fungsi LDR (Light Dependent Resistor) adalah
untuk menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya (kondisi terang) dan
menghambat arus listrik dalam kondisi gelap.
Naik turunnya nilai hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya yang diterimanya.
Pada umumnya, nilai hambatan LDR akan mencapai 200 Kilo Ohm (kΩ) pada kondisi gelap dan
menurun menjadi 500 Ohm (Ω) pada Kondisi Cahaya Terang.LDR (Light Dependent Resistor)
yang merupakan komponen elektronika peka cahaya ini sering digunakan atau diaplikasikan
dalam rangkaian elektronika sebagai sensor pada lampu penerang jalan, lampu kamar tidur,
rangkaian anti maling, shutter kamera, alarm dan lain sebagainya.
2.1.1Bentuk dan Simbol LDR
v
Gambar 2.1.1 Bentuk dan Simbol LDR
2.1.2 Karakteristik LDR
Sensor cahaya LDR adalah suatu bentuk komponen yang mempunyai perubahan resistansi yang
besarnya tergantung pada cahaya. Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu Laju Recovery
dan Respon Spektral seperti yang diuraikan sebagai berikut
Universitas Sumatera Utara
15
A. Laju Recovery Sensor Cahaya LDR
Bila sebuah “Sensor Cahaya LDR” dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan
cahaya tertentu ke dalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi
dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun
LDR tersebut hanya akan bisa mencapai harga di kegelapan setelah mengalami selang waktu
tertentu. Laju recovery merupakan suatu ukuran praktis dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam
waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam satuan K/detik, untuk LDR tipe arus harganya lebih besar
dari 200 K/detik (selama 20 menit pertama mulai dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut
akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang
memerlukan waktu kurang dari 10 ms (milidetik) untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan
level cahaya 400 lux.
Gambar 2.1.2.a. Karakteristik LDR
B. Respon Spektral Sensor Cahaya LDR
LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya
yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus
listrik yaitu tembaga, alumunium, baja, emas, dan perak. Dari kelima yang paling banyak
Universitas Sumatera Utara
16
digunakan karena mempunyai daya hantar yang baik. Pada keadaan gelap tanpa cahaya sama
sekali, LDR memiliki nilai resistansi yang besar (sekitar beberapa Mega ohm). Nilai
resistansinya ini akan semakin kecil jika cahaya yang jatuh ke permukaannya semakin terang.
Pada keadaan terang benderang (siang hari) nilai resistansinya dapat mengecil, lebih kecil
dari 1 KΩ. Dengan sifat LDR yang demikian maka LDR biasa digunakan sebagai sensor
cahaya. Contoh penggunaannya adalah pada lampu taman dan lampu di jalan yang bisa
menyala di malam hari dan padam di siang hari secara otomatis.
2.1.3 Prinsip Kerja LDR
Resistansi Sensor cahaya LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya
yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Biasanya LDR terbuat dari cadmium sulfida yaitu
bahan semikonduktor yang resistansinya berupah-ubah menurut banyaknya cahaya (sinar) yang
mengenainya. Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak
muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat, artinya resistansi bahan telah mengalami
penurunan. Resistansi LDR pada tempat gelap biasanya mencapai sekitar 10 MΩ, dan ditempat
terang resistansi LDR turun menjadi hanya sekitar 150 Ω s/d 1 KΩ .
LDR ( Light Dependent Resistor ) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya
berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas cahaya semakin besar maka
resistansi LDR semakin kecil, jika intensitas cahaya semakin kecil maka resistansi LDR
semakin besar. LDR sering juga disebut dengan sensor cahaya.
Cara merangkai LDR ada 2, tergantung dengan respon yang diinginkan. Rangkaian itu antara
lain
Universitas Sumatera Utara
17
Gambar 2.1.3.1 Rangkaian LDR
Cara kerja rangkaian 1 adalah pada saat intensitas cahaya disekitar LDR membesar, maka
hambatan LDR akan mengecil. Hal ini menyebabkan tegangan pada Titik 1 semakin besar. Dan
sebaliknya, jika intensitas cahaya disekitar LDR semakin kecil, maka hambatan LDR semakin
besar. Hal ini menyebabkan tegangan pada Titik 1 semakin kecil.
Cara kerja rangkaian 2 adalah pada saat intensitas cahaya disekitar LDR membesar, maka
hambatan LDR akan membesar. Hal ini menyebabkan tegangan pada Titik 2 semakin mengecil.
Dan sebaliknya, jika intensitas cahaya disekitar LDR semakin kecil , maka hambatan pada
LDR semakin kecil. Hal ini menyebabkan tegangan pada Titik 2 semakin besar.
LDR memanfaatkan bahan semikonduktor yang karakteristik listriknya berubah-ubah
sesuai dengan cahaya yang diterima. Bahan yang digunakan adalah Kadmium Sulfida (CdS) dan
Kadmium Selenida (CdSe)
Gambar 2.1.3.2 Bahan yang digunakan pada LDR
2.1.4Cara Mengukur LDR (Light Dependent Resistor) dengan Multimeter
Alat Ukur yang digunakan untuk mengukur nilai hambatan LDR adalah Multimeter
dengan fungsi pengukuran Ohm (Ω).Agar Pengukuran LDR akurat, kita perlu membuat 2
kondisi pencahayaan yaitu pengukuran pada saat kondisi gelap dan kondisi terang.Dengan
demikian kita dapat mengetahui apakah Komponen LDR tersebut masih dapat berfungsi dengan
baik atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
18
A. Mengukur LDR pada Kondisi Terang
1. Atur posisi skala selektor Multimeter pada posisi Ohm
2. Hubungkan Probe Merah dan Probe Hitam Multimeter pada kedua kaki LDR (tidak ada
polaritas)
3. Berikan cahaya terang pada LDR
4. Baca nilai resistansi pada Display Multimeter. Nilai Resistansi LDR pada kondisi terang
akan berkisar sekitar 500 Ohm.
Gambar 2.1.4.a Cara mengukur LDR saat terang
B. Mengukur LDR pada Kondisi Gelap
1. Atur posisi skala selektor Multimeter pada posisi Ohm
2. Hubungkan Probe Merah dan Probe Hitam Multimeter pada kedua kaki LDR (tidak ada
polaritas)
3. Tutup bagian permukaan LDR atau pastikan LDR tidak mendapatkan cahaya
4. Baca nilai resistansi pada Display Multimeter. Nilai Resistansi LDR di kondisi gelap
akan berkisar sekitar 200 KOhm.
Universitas Sumatera Utara
19
Gambar 2.1.4.b Cara mengukur LDR saat gelap
Catatan :
Hasil Pengukuran akan berubah tergantung pada tingkat intesitas cahaya yang diterima
oleh LDR itu sendiri.
Satuan terang cahaya atau Iluminasi (Illumination) adalah lux
2.1.5 Aplikasi (Penggunaan) LDR
Jenis-jenis sensor cahaya adalah suatu komponen elektronis yang mampu mendeteksi
keberadaan cahaya untuk kemudian dikonversi kedalam isyarat tegangan atau arus listrik.
Beberapa aplikasi dari sensor cahaya diantaranya robot line follower, sensor denyut jantung,
sensor kehadiran, lampu tidur otomatis dan lain sebagainya.
Ketika anda menggunakan sensor cahaya tentunya satu yang tidak boleh terlupa yaitu
sumber cahaya. Misalkan saja untuk aplikasi sensor cahaya pada line follower, sumber cahaya
biasanya berasal dari lampu LED. Berbeda jika sensor cahaya ini digunakan untuk lampu jalan
otomatis, dimana lampu akan otomatis menyala ketika kondisi lingkungan redup, maka sumber
cahaya berupa cahaya alami dari sinar matahari.
Light Dependent Resistor (LDR) adalah resistor yang nilai hambatanya dapat berubah
sesuai dengan intensitas cahaya yan mengenainya. Semakin besar intensitas cahaya yang
Universitas Sumatera Utara
20
mengenai permukaan LDR, semakin kecil nilai hambatanya. Sebaliknya, semakin sedikit cahaya
yang mengenai LDR, semakin besar nilai resistansi LDR.
Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) dapat digunakan sebagai :
Sensor pada rangkaian saklar cahaya
Sensor pada lampu otomatis
Sensor pada alarm brankas
Sensor pada tracker cahaya matahari
Sensor pada kontrol arah solar cell
Sensor pada robot line follower
Dan masih banyak lagi aplikasi rangkaian elektronika yang menggunakan LDR sebagai sensor
cahaya.
Gambar 2.1.5.1. Rangkaian pendeteksi intensitas cahaya
Universitas Sumatera Utara
21
Gambar 2.1.5.2. Rngkaian sensor intensitas cahaya sebagai input PLC
Universitas Sumatera Utara
22
Gambar 2.1.5.3. Rangkaian saklar cahaya
Gambar 2.1.5.4. Rangkaian saklar lampu penerangan otomatis
Gambar 2.1.5.5. Rangkaian saklar lampu tidur otomatis
Universitas Sumatera Utara
23
Gambar 2.1.5.6. Rangkaian robot line follower analog
Universitas Sumatera Utara
24
Gambar 2.1.5.7. Rangkaian lilin elektronik dengan arduino
2.2 Arduino Pro Mini
Arduino Pro Mini adalah board mikrokontroler dengan ATmega328. Memiliki 14 digital
pin input / output (dimana 6 dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, resonator
on-board, tombol reset, dan lubang untuk pemasangan pin header. Header enam pin dapat
dihubungkan ke kabel FTDI atau Sparkfun board breakout untuk memberikan daya USB dan
komunikasi untuk board.
Universitas Sumatera Utara
25
Arduino Pro Mini dimaksudkan untuk instalasi semi permanen di suatu objek. Dengan
Pro Mini memungkinkan penggunaan berbagai jenis konektor atau solder langsung kabel. Pin
tata letak kompatibel dengan Arduino Mini.Ada dua versi Pro Mini. Satu berjalan pada 3.3V dan
8 MHz, yang lainnya di 5V dan 16 MHz.
Gambar 2.2 Arduino Pro Mini 3.3V dan 5V
Arduino Pro Mini dapat didukung dengan kabel FTDI atau board breakout terhubung ke
nya enam pin header, atau dengan tegangan 3.3V atau 5V (tergantung pada model) pada pin
Vcc. Ada tegangan regulator di papan sehingga dapat menerima tegangan sampai 12VDC. Jika
Anda memasok listrik diatur ke board, pastikan untuk terhubung ke “RAW” pin pada tidak
VCC.Pinnya adalah sebagai berikut:RAW. Untuk memasok tegangan baku untuk papan. VCC.
Tegangan 3,3 atau 5 volt. GND. Ground.
2.2.1 Open Source Hardware
Arduino Pro Mini adalah hardware open source (OSH - Open Source Hardware), pertama
kali di desain oleh Sparkfun Electronics. Karena OSH, dengan demikian anda dan siapapun
diberi kebebasan untuk dapat membuat sendiri Arduino Pro Mini. Skema Pro Mini dapat dilihat
dilampiran.
Universitas Sumatera Utara
26
Gambar 2.2.2.1 Skema Arduino Pro Mini
Gambar 2.2.2.2 Desain Arduino Pro Mini
2.2.2Memory
ATmega328 memiliki 32 kB flash memori untuk menyimpan kode (yang 0.5kB digunakan untuk
bootloader). Memiliki 2 kB SRAM dan 1kBs EEPROM (yang dapat dibaca dan ditulis dengan
library EEPROM).
Universitas Sumatera Utara
27
2.2.3Input dan Output
Arduino Pro Mini memiliki 14 buah digital pin yang dapat digunakan sebagai input atau output,
sengan menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digital(Read). Pin-pin tersebut ekerja
pada tegangan 5V, dan setiap pin dapat menyediakan atau menerima arus 20mA, dan memiliki
tahanan pull-up sekitar 20-50k ohm (secara default dalam posisi discconnect). Nilai maximum
adalah 40mA, yang sebisa mungkin dihindari untuk menghindari kerusakan chip mikrokontroller
Beberapa pin memiliki fungsi khusus :
Serial, terdiri dari 2 pin : pin 0 (RX) dan pin 1 (TX) yang digunakan untuk menerima
(RX) dan mengirim (TX) data serial.
External Interrups, yaitu pin 2 dan pin 3. Kedua pin tersebut dapat digunakan untuk
mengaktifkan interrups. Gunakan fungsi attachInterrupt()
PWM: Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11 menyediakan output PWM 8-bit dengan menggunakan
fungsi analogWrite()
SPI : Pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), dan 13 (SCK) mendukung komunikasi SPI
dengan menggunakan SPI Library
LED : Pin 13. Pada pin 13 terhubung built-in led yang dikendalikan oleh digital pin no
13.
Arduino Pro Mini memiliki 8 buah input analog, yang diberi tanda dengan A0 hingga A7.
Masing-masing pin analog tersebut memiliki resolusi 10 bits (jadi bisa memiliki 1024 nilai).
Secara default, pin-pin tersebut diukur dari ground ke 5V, namun bisa juga menggunakan pin
REF dengan menggunakan fungsi analogReference().
Pin Analog A6 dan A7 tidak bisa dijadikan sebagai pin digital, hanya sebagai analog. Beberapa
pin lainnya pada board ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
28
I2C : Pin A4 (SDA) dan A5 (SCL). Pin ini mendukung komunikasi I2C (TWI) dengan
menggunakan Wire Library.
Reset. Hubungkan ke LOW untuk melakukan reset terhadap mikrokontroller. Biasanya
digunakan untuk dihubungkan dengan switch yang dijadikan tombol reset.
Gambar 2.2.3 Input dan Output Arduino
2.2.4Pemrograman
Pemrograman board Arduino Pro Mini dilakukan dengan menggunakan Arduino
Software (IDE) yang bisa anda download gratis disini. Chip ATmega328 yang terdapat pada
Arduino Nano telah diisi program awal yang sering disebut bootloader. Bootloader tersebut yang
bertugas untuk memudahkan anda melakukan pemrograman lebih sederhana menggunakan
Arduino Software, tanpa harus menggunakan tambahan hardware lain. Yang dibutuhkan
hanyalah board FTDI atau USB to Serial seperti yang ini, lalu hibungkan ke PC, Mac, atau Linux
anda, jalankan software Arduino Software (IDE), dan anda sudah bisa mulai memrogram chip
ATmega328. Lebih mudah lagi, di dalam Arduino Software sudah diberikan banyak contoh
program yang memanjakan anda dalam belajar mikrokontroller.
Universitas Sumatera Utara
29
Gambar 2.2.4 Pemrograman Arduino
Untuk pengguna mikrokontroller yang sudah lebih mahir, anda dapat tidak menggunakan
bootloader dan melakukan pemrograman langsung via header ICSP (In Circuit Serial
Programming) dengan menggunakan Arduino ISP.
2.2.5 Power Supply
Pengembangan Board Arduino Pro Mini dapat diberi tenaga dengan power yang
diperoleh dari board FTDI atau USB to Serial, atau via board power supply breadboard pada
papan breadboard anda.
Beberapa pin power pada Arduino Pro Mini :
GND. Ini adalah ground atau negatif.
VCC. Power supply ter regulasi 3.3V atau 5V (tergantung model)
RAW. Ini adalah pin untuk memberikan raw voltage
3V3. Ini adalah pin output dimana pada pin tersebut disediakan tegangan 3.3V yang telah
melalui regulator
Universitas Sumatera Utara
30
Gambar 2.2.6 Board Arduino Pro Mini
2.2.6Reset Otomatis (softwere)
Ketimbang membutuhkan pers fisik tombol reset sebelum upload, Arduino Pro Mini
dirancang dengan cara yang memungkinkan untuk reset oleh perangkat lunak yang berjalan pada
komputer yang terhubung. Salah satu pin pada header enam pin terhubung ke garis reset dari
ATmega328 melalui 100 nF kapasitor. Pin ini terhubung ke salah satu jalur kontrol hard
wire dari USB-to-serial konverter yang terhubung ke header. Software Arduino menggunakan
kemampuan ini untuk memungkinkan Anda untuk meng-upload kode dengan hanya menekan
tombol upload di software Arduino. Ini berarti dapat mempersingkat waktu.
2.2.7 Komunikasi
Arduino Nano 3.0 memiliki beberapa fasilitas untuk berkomunikasi dengan komputer,
berkomunikasi dengan Arduino lainnya, atau dengan mikrokontroller lain nya. Chip Atmega328
menyediakan komunikasi serial UART TTL (5V) yang tersedia di pin 0 (RX) dan pin 1 (TX).
Sebuah chip FTDI yang terdapat pada board berfungsi menterjemahkan bentuk komunikasi ini
melalui USB dan akan tampil sebagai Virtual Port di komputer.
Pada Arduino Software (IDE) terdapat monitor serial yang memudahkan data textual untuk
dikirim menuju Arduino atau keluar dari Arduino. Lampu led TX dan RX akan menyala
berkedip-kedip ketika ada data yang ditransmisikan melalui chip FTDI USB to Serial via kabel
USB ke komputer. Untuk menggunakan komunikasi serial dari digital pin,
gunakan SoftwareSerial library
Universitas Sumatera Utara
31
2.3 LCD (Liquid Crystal Display)
LCD atau Liquid Crystal Display adalah suatu jenis media display (tampilan) yang
menggunakan kristal cair (liquid crystal) untuk menghasilkan gambar yang terlihat. Teknologi
Liquid Crystal Display (LCD) atau Penampil Kristal Cair sudah banyak digunakan pada produk-
produk seperti layar Laptop, layar Ponsel, layar Kalkulator, layar Jam Digital, layar Multimeter,
Monitor Komputer, Televisi, layar Game portabel, layar Thermometer DIgital dan produk-
produk elektronik lainnya.
Teknologi Display LCD ini memungkinkan produk-produk elektronik dibuat menjadi
jauh lebih tipis jika dibanding dengan teknologi Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube atau
CRT). Jika dibandingkan dengan teknologi CRT, LCD juga jauh lebih hemat dalam
mengkonsumsi daya karena LCD bekerja berdasarkan prinsip pemblokiran cahaya sedangkan
CRT berdasarkan prinsip pemancaran cahaya. Namun LCD membutuhkan lampu backlight
(cahaya latar belakang) sebagai cahaya pendukung karena LCD sendiri tidak memancarkan
cahaya. Beberapa jenis backlight yang umum digunakan untuk LCD diantaranya adalah
backlight CCFL (Cold cathode fluorescent lamps) dan backlight LED (Light-emitting diodes).
Gambar 2.3 LCD
2.3.1 Struktur Dasar LCD
LCD atau Liquid Crystal Display pada dasarnya terdiri dari dua bagian utama yaitu
bagian Backlight (Lampu Latar Belakang) dan bagian Liquid Crystal (Kristal Cair). Seperti yang
disebutkan sebelumnya, LCD tidak memancarkan pencahayaan apapun, LCD hanya
merefleksikan dan mentransmisikan cahaya yang melewatinya. Oleh karena itu, LCD
memerlukan Backlight atau Cahaya latar belakang untuk sumber cahayanya. Cahaya Backlight
Universitas Sumatera Utara
32
tersebut pada umumnya adalah berwarna putih. Sedangkan Kristal Cair (Liquid Crystal) sendiri
adalah cairan organik yang berada diantara dua lembar kaca yang memiliki permukaan
transparan yang konduktif.
Bagian-bagian LCD atau Liquid Crystal Display diantaranya adalah :
Lapisan Terpolarisasi 1 (Polarizing Film 1)
Elektroda Positif (Positive Electrode)
Lapisan Kristal Cair (Liquid Cristal Layer)
Elektroda Negatif (Negative Electrode)
Lapisan Terpolarisasi 2 (Polarizing film 2)
Backlight atau Cermin (Backlight or Mirror)
Dibawah ini adalah gambar struktur dasar sebuah LCD:
Gambar 2.3.1 Struktur LCD
Catatan :
LCD yang digunakan pada Kalkulator dan Jam Tangan digital pada umumnya menggunakan
Cermin untuk memantulkan cahaya alami agar dapat menghasilkan digit yang terlihat di layar.
Sedangkan LCD yang lebih modern dan berkekuatan tinggi seperti TV, Laptop dan Ponsel Pintar
menggunakan lampu Backlight (Lampu Latar Belakang) untuk menerangi piksel kristal cair.
Lampu Backlight tersebut pada umumnya berbentuk persegi panjang atau strip lampu
Flourescent atau Light Emitting Diode (LED).
Universitas Sumatera Utara
33
2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan LCD
Berikut ini uraian singkat mengenai Kelebihan dan Kekurangan Monitor LCD :
a. Kelebihan Monitor LCD
1. Ukuran Dimensi Monitor Ramping. Bentuk serta ukuran monitor yang ramping dan
tidak terlalu besar membuat tempat yang akan diletakkan monitor akan hemat,
sehingga monitor ini cukup cocok jika diletakkan tempat yang tidak luas.
2. Berat Monitor Ringan. Ukuran monitor yang ramping berdampak pula terhadap
beratnya. Berat LCD yang ringan sehingga pengguna tidak merasa ribet jika
memindahkannya, pengguna lebih mudah untuk memindahkan atau membawa
monitor tersebut.
3. Kualitas Gambar Baik. Kualitas yang dihasilkan oleh monitor lcd ini cukup baik,
gambar yang dihasilkan pun lebih tajam dan lebih jernih. Sehingga cocok untuk anda
yang senang multimedia maupun desain.
4. Baik Untuk Mata. Radiasi yang ditimbulkan oleh monitor LCD lebih kecil sehingga
baik bagi mata para pengguna moniotr LCD. Monitor ini juga lebih nyaman untuk
dilihat dari jarak pandang yang dekat.
5. Hemat Daya Listrik. Penggunaan monitor LCD lebih diuntungkan karena konsumsi
listrik lebih hemat dari monitor lain. Konsumsi daya listrik monitor LCD setengah
dari jenis monitor CTR.
6. Tidak Memantulkan Cahaya. Pada monitor LCD cahaya tidak dipantulkan lagi,
sehingga jika ada cahaya di arah depan monitor tidak dipantulkan kembali. Hal
tersebut membuat nyaman penggunaan dari monitor karena tidak silau dari cahaya.
b. Kekurangan Monitor LCD
1. Sudut Pandang Terbatas. Sudut pandang yang terbatas membuat gambar yang
dihasilkan berbeda-beda, penglihatan harus sejajar didepan monitor.
2. Masalah Dead Pixel. Dead Pixel merupakan titik hitam yang diakibatkan adanya
pixel yang mati. Dead Pixel bisa ditimbulkan dari gagalnya produksi atau dari
aktivitas kita yang menimbulkan Dead Pixel. Jika layar LCD timbul Dead Pixel kita
Universitas Sumatera Utara
34
sebagai pengguna monitor akan cukup terganggu. Tidak ingin terdapat dead pixel ?
berikut ini Cara Menghindari Dead Pixel Pada LCD.
3. Layar LCD Sensitif. Komponen layar LCD sensitif, membuat rentan terhadap
benturan dalam membawa monitor anda harus lebih hati-hati.
2.3.3 Material LCD
LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan elektroda
transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca
belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul organik yang
panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Lapisan sandwich
memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya horisontal belakang yang diikuti
dengan lapisan reflektor. Cahaya yang dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang
telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi gelap dan membentuk
karakter data yang ingin ditampilkan.
2.3.4 Pengendali / Kontroler LCD
Dalam modul LCD (Liquid Cristal Display) terdapat microcontroller yang berfungsi
sebagai pengendali tampilan karakter LCD (Liquid Cristal Display). Microntroller pada suatu
LCD (Liquid Cristal Display) dilengkapi dengan memori dan register. Memori yang digunakan
microcontroler internal LCD adalah :
DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori tempat karakter
yang akan ditampilkan berada.
CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan memori untuk
menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari karakter dapat diubah-ubah
sesuai dengan keinginan.
CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori untuk
menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut merupakan karakter dasar yang
sudah tidak dapat merubah karakter dasar yang ada dalam CGROM.
Register control yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya adalah.
Universitas Sumatera Utara
35
Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari mikrokontroler ke panel
LCD (Liquid Cristal Display) pada saat proses penulisan data atau tempat status dari panel
LCD (Liquid Cristal Display) dapat dibaca pada saat pembacaan data.
Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari atau keDDRAM.
Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut keDDRAM sesuai dengan
alamat yang telah diatur sebelumnya.
Pin, kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu LCD diantaranya adalah :
Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin ditampilkan
menggunakan LCDdapat dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti
mikrokontroler dengan ditentukan secara permanen oleh pabrikan pembuat LCD tersebut
sehingga pengguna tinggal mangambilnya sesuai alamat memorinya dan lebar data 8 bit.
Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan jenis data yang
masuk, apakah data atau perintah. Logika low menunjukan yang masuk adalah perintah,
sedangkan logika high menunjukan data.
Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis data, sedangkan
high baca data.
Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.
Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin ini dihubungkan
dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan dihubungkan ke ground, sedangkan tegangan
catu daya ke LCD sebesar 5 Volt.
2.3.5 Konfigurasi LCD
Ada 2 cara untuk berkomunikasi dengan LCD, yaitu 8 bit dan 4 bit jalur data, selain bit
data tersebut juga dibutuhkan 3 jalur lagi untuk kontrol, yaitu : RS, RW dan E Untuk
memperjelas konfigurasi pin LCD dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
36
Tabel 2.3.5 Konfigurasi Pin LCD
Gambar 2.3.5 Skema LCD
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa LCD 16×2 mempunya 16 pin. sedangkan
pengkabelanya adalah sebagai berikut :
1. Kaki 1 dan 16 terhubung dengan Ground (GND)
2. Kaki 2 dan 15 terhubung dengan VCC (+5V)
3. Kaki 3 dari LCD 16×2 adalah pin yang digunakan untuk mengatur kontras kecerahan
LCD. Jadi kita bisa memasangkan sebuah trimpot 103 untuk mengatur kecerahanya.
Pemasanganya seperti terlihat pada rangkaian tersebut. Karena LCD akan berubah
kecerahanya jika tegangan pada pin 3 ini di turunkan atau dinaikan.
4. Pin 4 (RS) dihubungkan dengan pin mikrokontroler
5. Pin 5 (RW) dihubungkan dengan GND
6. Pin 6 (E) dihubungkan dengan pin mikrokontroler
7. Sedangkan pin 11 hingga 14 dihubungkan dengan pin mikrokontroler sebagai jalur
datanya
Universitas Sumatera Utara
37
2.3.6 Prinsip Kerja LCD
Sekedar mengingatkan pelajaran fisika kita mengenai cahaya putih, cahaya putih adalah
cahaya terdiri dari ratusan cahaya warna yang berbeda. Ratusan warna cahaya tersebut
akan terlihat apabila cahaya putih mengalami refleksi atau perubahan arah sinar. Artinya, jika
beda sudut refleksi maka berbeda pula warna cahaya yang dihasilkan.
Backlight LCD yang berwarna putih akan memberikan pencahayaan pada Kristal Cair
atau Liquid Crystal. Kristal cair tersebut akan menyaring backlight yang diterimanya dan
merefleksikannya sesuai dengan sudut yang diinginkan sehingga menghasilkan warna yang
dibutuhkan. Sudut Kristal Cair akan berubah apabila diberikan tegangan dengan nilai tertentu.
Karena dengan perubahan sudut dan penyaringan cahaya backlight pada kristal cair tersebut,
cahaya backlight yang sebelumnya adalah berwarna putih dapat berubah menjadi berbagai
warna.
Jika ingin menghasilkan warna putih, maka kristal cair akan dibuka selebar-lebarnya
sehingga cahaya backlight yang berwarna putih dapat ditampilkan sepenuhnya. Sebaliknya,
apabila ingin menampilkan warna hitam, maka kristal cair harus ditutup serapat-rapatnya
sehingga tidak adalah cahaya backlight yang dapat menembus. Dan apabila menginginkan warna
lainnya, maka diperlukan pengaturan sudut refleksi kristal cair yang bersangkutan.
2.3.7 Cara Kerja LCD
LCD mempunyai 2 bagian karakter utama yaitu :
1. Panel atau display yang berfungsi sebagai media penampil informasi huruf atau angka
sebanyak 4 baris dan masing-masing baris bisa menampung 20 karakter huruf atau angka
2. sistem kontroller yang ditempelkan dibalik panel LCD, yang berfungsi mengatur
tampilan informasi serta mengatur komunikasi LCD dengan mikrokontroller.
Contoh sistem kendali LCD sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
38
Gambar 2.3.7 Sistem Kendali LCD
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa input pada LCD yang berupa 8 bit data (D0 - D7)
diterima terlebih dahulu oleh rangkaian kontroller LCD yang bertugas untuk mengatur data
inputan sebelum tampil di LCD, selain itu juga dilengkapi dengan input (RS, R/W dan E) yang
digunakan sebagai kendali kontroller LCD, pada proses pengiriman data (R/W = 1) dan proses
pengambilan data (R/W = 0). Pin RS dipakai untuk membedakan jenis data yang dikirim, jika
(RS = 0) data yang dikirim adalah perintah untuk mengatur kerja modul LCD, sedangkan jika
(RS = 1) data yang dikirim adalah kode ASCII yang akan ditampilkan. Demikian pula saat
pengambilan data jika (RS = 0) data yang diambil dari modul merupakan data status yang
mewakili aktifitas
Universitas Sumatera Utara
39
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
3.1 Prinsip Kerja Sistem
Prinsip kerja sistem keseluruhan adalah dimulai dari menangkap intensitas cahaya oleh
rangkaian sensor cahaya (LDR). Intensitas cahaya tersebut kemudian diubah oleh rangkaian
LDR menjadi tegangan. Tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian sensor LDR masih bersifat
analog. Oleh karena itu agar tegangan tersebut dapat diproses secara digital dengan
mikrokontroler, maka tegangan tersebut harus diubah terlebih dahulu ke digital. Perangkat
converter analog ke digital (Analog toDigital Converter) ADC, berfungsi untuk mengubah
tegangan analog keluaran rangkaian sensor LDR menjadi data digital. Data digital keluaran dari
perangkat ADC kemudian diproses di dalam mikrokontroler dan dikalibrasi untuk kemudian
ditampilkan pada layar tampilan LCD
3.2 Diagram Blok
Gambar 3.2 Diagram Blok Alat Ukur
POWER
SUPPLY LCD MIKROKONTROLLER
LDR
CAHAYA
LAMPU
Universitas Sumatera Utara
40
Secara keseluruhan sistem terdiri dari enam bagian yaitu Power Supply, sensor cahaya
LDR, Mikrontroler, Display LCD, Fungsi tiap blok adalah sebagai berikut:
1. Rangkaian sensor cahaya LDR
Rangkaian sensor ini digunakan untuk menangkap perubahan intensitas
cahaya menjadi tegangan.
2. Mikrokontroller
Mikrokontroler yang digunakan adalah mikrokontroler arduino pro mini yang akan
melakukan proses pengolahan data,perhitungan data, kalibrasi dan mengubah tegangan
analog keluaran dari rangkaian sensor menjadi digital 8 bit melalui ADC yang akan di
kirim pada layar LCD.
3. Display LCD
Dispay LCD berfungsi untuk menampilkan informasi pengukuran kepada pengguna.
LDC yang digunakan adalah LCD tipe M1632, terdiri dari dua baris dan masing-
masing berdiri terdiri dari 16 karakter ( biasanya dikenal dengan LCD 16x2). Tiap
karakter berukuran 5 x 7 dot matrix. .
4. Power Supply
Sebagai penyedia tegangan ke system dan sensor
3.3 Rangkaian Keseluruhan Sistem
Rangkaian keseluruhan sistrm kendali cahaya pada ruang baca terbagi atas bagian yaitu :
bagian input dan bagian output . Bagian input terdiri dari 2 buah input yaitu sensor, arduino pro
mini dan buzzer. Bagian output terdiri dari LCD
Gambar 3.3.
Rangkaian Keseluruhan Sistem
3.4 Rangkaian sensor cahaya LDR
Universitas Sumatera Utara
41
Komponen LDR yang digunakan adalag LDR yang banyak terdapat dipasaran
umumnya berbahan dasar Kadmium Sulfide (Cds) karena bahan ini peka terhadapperubahan
intensitas cahaya, dengan bahan ini energi cahaya yang jatuh pada LDR menyebabkan lebih
banyak muatan yang dilepas sehingga resistansi bahanmengalami penurunan. Nilai resistansi
LDR yang digunakan berada pada antara 150 A (bila mendapatkan cahaya maksimum) samapai
20mA (bila tidak mendapat cahaya), sehingga besarnya nilai resistansi R3 yang digunakan
sebagai konfigurasi rangkaian pembagi tegangan harus memiliki nilai lebih besar dari pada
resistansi LDR pada waktu mendapat cahaya maksimum dan memiliki resistansi lebih kecil saat
LDR tidak mendapatkan cahaya. Oleh karena itu, resistansi R3 sebesar 10 K dapat digunakan
sebagai konfigurasi rangkaian sensor cahaya.
Gambar 3.4 Koneksi Arduino dengan LDR
3.5 Rangkaian LCD
Modul LCD terdiri dari sejumlah memory yang digunakan untuk display. Semua teks
yang kita tuliskan ke modul LCD akan disimpan didalam memory ini, dan modul LCD secara
berturutan membaca memory ini untuk menampilkan teks ke modul LCD itu sendiri.
Gambar 3.5 Peta Memory LCD character 16x2
Universitas Sumatera Utara
42
Pada peta memori diatas, daerah yang berwarna biru (00 s/d 0F dan 40 s/d 4F) adalah
display yang tampak. Jumlahnya sebanyak 16 karakter per baris dengan dua baris.Angka pada
setiap kotak adalah alamat memori yang bersesuaian dengan posisi dari layar.Dengan demikian
dapat dilihat karakter pertama yang berada pada posisi baris pertama menempati alamat 00h dan
karakter kedua yang berada pada posisi baris kedua menempati alamat 40h.
Agar dapat menampilkan karakter pada display maka posisi kursor harus terlebih dahulu
diset. Instruksi Set Posisi Kursor adalah 80h dengan demikian untuk menampilkan karakter, nilai
yang terdapat pada memory harus ditambahkan dengan 80h. Sebagai contoh, jika kita ingin
menampilkan huruf “A” pada baris kedua pada posisi kolom ke sepuluh, maka sesuai dengan
peta memory, posisi karakter pada kolom 10 dari baris kedua mempunyai alamat 4Ah, sehingga
sebelum kita menampilkan huruf “A” pada LCD, kita harus mengirim instruksi set posisi kursor,
dan perintah untuk instruksi ini adalah 80h ditambah dengan alamat 80h + 4Ah = 0Cah.
Sehingga dengan mengirim perintah 0Cah ke LCD, akan menempatkan kursor pada baris kedua
dan kolom ke 10.Dalampengujiannya, pin-pin LCD disambungkandenganarduino.
Gambar 3.5.1 Koneksi pengujian LCD
3.6 Rangkaian Arduino Pro Mini
Arduino Mini adalah board mikrokontroler Atmega328 yang memiliki 14 digital
input/output dimana 6 dapat digunakan sebagai output PWM. Untuk meMemprogram arduino
menggunakan USBSambungkan Arduino Pro Mini dengan USB PL2303. Tx dan Rx Sebagai
Universitas Sumatera Utara
43
komunikasi Arduino dengan PL2303, VCC dan GND digunakan sebagai supplay Arduino Pro
Mini. Setelah disambungkan Arduino dengan Usb PL2303 buka software Arduino untuk Upload
programnya.
1. Pilih Board Arduino Pro Mini
2. Pilih COM yang digunakan
3. Pilih Downloader yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
44
4. Pilih Contoh Program Blink untuk menyalahkan Led
5. Compile Program dengan mengklik (V) Centang di kanan atas. Bebas bisa di edit
programnya.
Universitas Sumatera Utara
45
6. Setelah Di Compile Upload Program ke Arduino dengan Klick Simbol Arah Kanan.
Setelah selesai di upload lihat hasilnya pada Arduino Pro Mini. Led pada pin 13 nyala kedip
kedip.
Universitas Sumatera Utara
46
BAB IV
PENGUJIAN ALAT UKUR
Dalam bab ini akan dibahas pengujian alat ukur rancangan lampu automatis menggunakan
rangkaian LDR. Pengujian alat ukur ini dilakukan untuk jawab identifikasi masalah terhadap alat
ukur yang dibuat apakah sudah sesuai dengan perancangan alat ukur atau belum.
4.1 Pengujian Sensor LDR
Pada pengujian LDR ini dilakukan dengan menggunakan Luxmeter. Rangkaian diberi
tegangan sebesar 5V
Percobaan Nilai pada Lux Meter Tampilan LCD
1 850 lux 879
2 350 lux 399
3 285 lux 310
4 130 lux 147
5 107 lux 122
6 60 lux 89
7 50 lux 56
8 45 lux 49
Tabel 4.1 Pengujian Sensor LDR
Universitas Sumatera Utara
47
Berikut data pada tabel apabila dibuat pada grafik:
Gambar 4.1 Grafik Pengujian LDR
Analisa:
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jika LDR diberikan cahaya yang lebih terang, maka
hambatannya semakin kecil. Dan sebaliknya, jika LDR diberikan cahaya yang lebih sedikit
(kecil), hambatannya semakin besar
I < (besar) = R > (kecil)
I > (kecil) = R < (besar)
4.2 Pengujian Arduino
Sensor LDR Arduino adalah resistor yang nilai nya berubah-ubah sesuai dengan
intensitas cahaya yang mengenai nya. Jika cahaya makin terang maka nilai tahanan nya akan
semakin rendah, namun sebaliknya jika cahaya makin redup maka nilai tahanan nya akan
menjadi lebih besar.
Karena karateristik LDR seperti di atas maka LDR bisa kita gunakan sebagai sensor cahaya.
Namun bagaimanan kah membuat rangkaian nya agar perubahan nilai tahanan terhadap cahaya
ini bisa merubah tegangan output yang akan kita input kan ke ADC nya Arduino?
Universitas Sumatera Utara
48
Pembagi Tegangan, pembagi tegangan menggunakan resistor adalah cara yang tepat. Karena jika
ada perubahan nilai resistor pada salah satu resistor, maka tegangan output nya akan
berubah.Setelah terhubung antara sensor LDR dengan Arduino coba masukkan program di
bawah ini
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
// the setup routine runs once when you press reset:
void setup()
// initialize serial communication at 9600 bits per second:
Serial.begin(9600);
// the loop routine runs over and over again forever:
void loop()
// read the input on analog pin 0:
int sensorLDR = analogRead(A0);
// print out the value you read:
Serial.println(sensorLDR);
delay(250); // delay in between reads for stability
Coba upload program nya ke Arduino Uno nya kemudian buka serial m onitor dari Arduino.
Maka muncul nilai-nilai ADC nya. Tutup LDR dan Buka LDR maka akan Nampak perubahan
data pada ADC di serial monitor.
4.2.1Menghidupkan Lampu dengan Nilai ADC LDR
Bagaimana kah cara memprogram untuk mengaktifkan Relay dengan kondisi intensitas
cahaya tertentu? Atau sebagai contoh, jika hari sudah malam, maka lampu akan menyala, jika
hari mulai terang maka Lampu padam. Bagaimana kah program nya?
Untuk simulasi nya kita coba dengan menghidupkan LED pada LED internal Arduino, yuk kita
coba program sederhanya.
Universitas Sumatera Utara
49
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
#define LIMIT_LDR 350 // LIMIT ADC LDR YANG DI RUBAH
// the setup routine runs once when you press reset:
void setup()
// initialize serial communication at 9600 bits per second:
Serial.begin(9600);
pinMode(LIGHT_BUILTIN, OUTPUT);
// the loop routine runs over and over again forever:
void loop()
// read the input on analog pin 0:
int sensorLDR = analogRead(A0);
// print out the value you read:
Serial.println(sensorLDR);
if ( sensorLDR >= LIMIT_LDR )
digitalWrite(LIGHT_BUILTIN, HIGH); // Lampu Menyala
else
digitalWrite(LIGHT_BUILTIN, LOW); // Lampu Menyala
delay(250); // delay in between reads for stability
Coba upload program nya ke Arduino, Perhatikan perubahan nilai ADC ketika LDR ditutup
dengan tangan atau di lepas, perhatikan LED internal Arduino, kapan dia nyala kapan dia padam.
Universitas Sumatera Utara
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan perancangan dan pengujian terhadap alat ukur, maka didapat
kesimpulan beberapa hal, antara lain:
1. Perangkat sudah dapat mengukur suatu intensitas dengan baik terlihat dari proses
pengukuran yang berjalan sesuai dengan perbandingan yang dilakukan saat mengukur
suatu intensitas
2. Alat bekerja pada rancangan program yang berjalan kurang lebih 95% dan tingkat
kesalahan yang relatif kecil dan akan diusahakan untuk meminimalisir setiap
kesalahan dengan pengkalibrasian.
3. Perangkat dapat menangkap intensitas cahaya secara otomatis dan memantau keadaan
dapat ditampilkan ke LCD. Terlihat dari hasil pengujian yang dilakukan untuk
mengukur intensitas cahaya menggunakan sensor LDR bahwa semakin besar intensitas
cahaya ditangkap oleh alat tersebut maka semakin tinggi juga indeks yang ditampilkan
di LCD.
4. Prinsip kerjanya adalah nilai hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang
dan nilai hambatan akan menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap. Dengan kata
lain,fungsi LDR(light dependent resistor)adalah untuk menghambat arus listrik dalam
kondisi gelap.
5.2 Saran
Untuk pengembangan aplikasi ini, maka terdapat beberapa saran yang
dapat diberikan, antara lain:
1. Sebaiknya alat dapat dikembangkan dan diperbaiki melalui aplikasi-aplikasi yang
membutuhkan Mikrokontroler yang sama serta program yang benar sesuai dengan
tingkat akurasi pengukuran yang baik.
2. Sebaiknya dilakukan pengujian yang lebih banyak agar dapat menghasilkan data yang
lebih akurat
Universitas Sumatera Utara
51
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Ali,Muhammad MT,Ariadie Chandra N MT, dan Andika Asmara SPd.2013.Modul Proteus
Profesional Untuk Simulasi Rangkaian Digital dan Mikrokontroler.Pendidikan Teknik
Elektro FT UNY.6 [15 Juli 2014].
[2]. Andrianto,Heri.2013.Pemograman Mikrokontroler AVR ATMega 16 Menggunakan
Bahasa C (CodeVisionAVR) .Informatika Bandung.Bandung.
[3]. Bioshop,Owen.2002.Elektronika Dasar.Erlangga.Jakarta
[4]. Budioko,Totok.2005.Belajar Dengan Mudah dan Cepat Pemrograman Bahasa C dengan
SDCC ( Small Device C Compiler ) Pada Mikrokontroler AT 89X051/AT 89C51/52
Teori,Simulasi dan Aplikasi.Gava Media.Yogyakarta.
[5]. Chandra N,Ariodie MT,Muhammad Ali MT,dkk.2012. Modul Proteus Profesional 7.5 Isis
Digital Generator. Pendidikan Elektro FT UNY.1;9-10[16 Juli 2014].
[6]. Datasheet ATMega 8
[7]. Gabriel,JF.2008.Fisika Lingkungan.Hipokrata.Jakarta.
[8]. Hartono,Jugiyanto.1993.Konsep Dasar Pemrograman Bahasa.Andi Yogyakarta.
[9]. Saputra,Virgi dan Hartanto,Huriawati.2002.Intisari Fisika.Hipokrates.Jakarta.
[10]. Setiawan,Sulhan.2006.Mudah dan Menyenangkan Belajar Mikrokontroler.Andi
Yogyakarta.Yogyakarta.
[11]. Susilo,Deddy.2010.48 Jam Tuntas Mikrokontroler MCS51 & AVR.Andi
Yokyakarta.Yogyak
Universitas Sumatera Utara
52
LAMPIRAN
1. Program Setelah terhubung antara sensor LDR dengan Arduino
// the setup routine runs once when you press reset:
void setup()
// initialize serial communication at 9600 bits per second:
Serial.begin(9600);
// the loop routine runs over and over again forever:
void loop()
// read the input on analog pin 0:
int sensorLDR = analogRead(A0);
// print out the value you read:
Serial.println(sensorLDR);
delay(250); // delay in between reads for stability
Universitas Sumatera Utara
53
2. Menghidupkan Lampu dengan Nilai ADC LDR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
#define LIMIT_LDR 350 // LIMIT ADC LDR YANG DI RUBAH
// the setup routine runs once when you press reset:
void setup()
// initialize serial communication at 9600 bits per second:
Serial.begin(9600);
pinMode(LIGHT_BUILTIN, OUTPUT);
// the loop routine runs over and over again forever:
void loop()
// read the input on analog pin 0:
int sensorLDR = analogRead(A0);
// print out the value you read:
Serial.println(sensorLDR);
if ( sensorLDR >= LIMIT_LDR )
digitalWrite(LIGHT_BUILTIN, HIGH); // Lampu Menyala
else
digitalWrite(LIGHT_BUILTIN, LOW); // Lampu Menyala
delay(250); // delay in between reads for stability
Universitas Sumatera Utara