52
1 KEGIATAN BELAJAR 1 BAGIAN-BAGIAN PESAWAT PENERIMA TELEVISI Lembar Informasi Terdapat dua jenis pesawat penerima televisi yaitu televisi hitam putih dan televisi berwarna yang bersifat kompatibel. Kompatibilitas dapat dicapai karena dalam pesawat penerima televisi berwarna sinyal dibedakan dalam dua macam yaitu sinyal luminansi yang berisi detail gambar identik dengan sinyal videonya pesawat penerima televisi hitam putih. Agar pesawat penerima televisi berwarna ini dapat menempati lebar kanal yang sama dengan yang digunakan pada pesawat penerima televisi hitam putih maka tidak semua warna primer dipancarkan melainkan hanya dua sinyal pembeda warna. Pembangkitan kembali warna-warna primer dilakukan pada pesawat penerima televisi di bagian demodulasi krominansi. 1. Sistem Baku TV Berwarna Di Amerika dan Jepang pemancar televisi berwarna menggunakan sistem baku NTSC. Pada sistem baku NTSC juga memiliki kompatibilitas yang sama seperti pada sistem PAL. Artinya akan didapat gambar yang baik pula bila program pemancar TV berwarna ditangkap oleh penerima televisi hitam putih. Sistem baku TV berwarna NTSC hampir sama dengan sistem PAL perbedaan terletak pada metoda pembuatan sinyal sub pembawa warna, jumlah garis scanning, frekuensi pembelok vertikal. Sistem yang digunakan di Indonesia adalah sistem PAL . Perbedaan system keduanya dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.

Sistem Pesawat Televisi 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sistem Pesawat Televisi

Citation preview

Page 1: Sistem Pesawat Televisi 1

1

KEGIATAN BELAJAR 1

BAGIAN-BAGIAN PESAWAT PENERIMA TELEVISI

Lembar Informasi

Terdapat dua jenis pesawat penerima televisi yaitu televisi hitam

putih dan televisi berwarna yang bersifat kompatibel. Kompatibilitas dapat

dicapai karena dalam pesawat penerima televisi berwarna sinyal

dibedakan dalam dua macam yaitu sinyal luminansi yang berisi detail

gambar identik dengan sinyal videonya pesawat penerima televisi hitam

putih.

Agar pesawat penerima televisi berwarna ini dapat menempati

lebar kanal yang sama dengan yang digunakan pada pesawat penerima

televisi hitam putih maka tidak semua warna primer dipancarkan

melainkan hanya dua sinyal pembeda warna. Pembangkitan kembali

warna-warna primer dilakukan pada pesawat penerima televisi di bagian

demodulasi krominansi.

1. Sistem Baku TV Berwarna Di Amerika dan Jepang pemancar televisi berwarna menggunakan

sistem baku NTSC. Pada sistem baku NTSC juga memiliki kompatibilitas

yang sama seperti pada sistem PAL. Artinya akan didapat gambar yang

baik pula bila program pemancar TV berwarna ditangkap oleh penerima

televisi hitam putih.

Sistem baku TV berwarna NTSC hampir sama dengan sistem PAL

perbedaan terletak pada metoda pembuatan sinyal sub pembawa warna,

jumlah garis scanning, frekuensi pembelok vertikal. Sistem yang

digunakan di Indonesia adalah sistem PAL . Perbedaan system keduanya

dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.

Page 2: Sistem Pesawat Televisi 1

2

Gambar 1. Blok Diagram Sistem Penerima TV Berwarna NTSC

Page 3: Sistem Pesawat Televisi 1

3

Gambar 2. Blok Diagram Sistem Penerima Televise Berwarna PAL

2. Blok Diagram Penerima TV Berwarna

Sinyal-sinyal TV berwarna dapat dibagi dalam tiga grup yaitu sinyal

luminansi (sama dengan sinyal video untuk penerima televisi hitam putih),

Page 4: Sistem Pesawat Televisi 1

4

sinyal sinkronisasi dan sinyal krominansi (sub pembawa warna).

Perbedaan pesawat penerima televisi hitam putih dan berwarna secara

blok diagram dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3. Blok Diagram Penerima TV Hitam Putih

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa beda keduanya adalah

adanya rangkaian reproduksi warna pada penerima TV berwarna.

Penerima TV berwarna gambar 3 mekanisme kerjanya sebagai berikut.

Sinyal gambar datang berasal dari penala melewati penguat IF, detektor

video, penguat video dan rangkaian matrik akhirnmya sampai pada

tabung gambar. Sinyal sinkronisasi dan sinyal krominansi dipisahkan pada

tingkat pertama dari penguat video dan masing-masing sampai pada

rangkaian sinkronisasi dan rangkaian regenerasi warna. Sedangkan sinyal

suara dipisahkan pada penguat IF gambar dan akhirnya mencapai

penguat suara.

Berikut ini contoh blok diagram televisi hitam putih beserta bentuk

gelombangnya.

Page 5: Sistem Pesawat Televisi 1

5

Gambar 4. Blok Diagram Penerima TV Berwarna 4. Fungsi Masing-masing Blok Diagram

a. Penala Agar dapat diperoleh cakupan penerimaaan siaran televisi

digunakan sistem konver yang terdiri dari penguat RF, mixer dan

osilator lokal. Mixer bertugas mencampur sinyal masukan frekuensi

Page 6: Sistem Pesawat Televisi 1

6

tinggi yang berhasil dilewatkan oleh rangkaian tunner dengan sinyal

keluaran osilator local sehingga diperoleh gelombang TV frekuensi

menengah (IF). Jadi dengan menggunakan konverter (pengubah)

sinyal frekuensi tinggi dari penala (tuner) diubah menjadi satu frekuensi

menengah IF.

Gambar 5. Rangkaian Penala

b. Penguat IF Gambar

Sinyal keluaran dari konverter kemudian dipoerkuat sehingga

diperoleh penguatan yang cukup besar untuk penerima TV. Penguat IF

gambar mempunyai penguatan sekitar 100 kali. Bagian penguat IF

gambar dihubungkan dengan rangkaian feedback AGC (Automatic

gain Control / pengatur penguatan otomatis ) sama halnya seperti yang

diberikan pada penguat HF di rangkaian penala tujuanny adalah agar

output tegangan pada penguat IF selalu konstan walaupun tegangan

inputnya berubah-ubah.

c. Detektor Video Sinyal video komposit dari penguat IF video dideteksi dalam

detektor video. Yang dimaksud dengan sinyal video komposit adalah

sinyal video yang masih mengandung sinyal sinkronisasi, blangking.

Detektor video biasanya menggunakan dioda karena mempunyai sifat

linieritas yang baik dan juga distorsinya kecil. Sinyal video diam,bil sisi

Page 7: Sistem Pesawat Televisi 1

7

negatip atau positip tergantung tingkatan rangakain penguat gambar

setelah tingkat detektor yang penting sinyal luminan sampai pada

katoda tabung gambar harus selalu polaritas negatip.

d. Penguat Video Penguat video berfungsi menguatkan sinyal luminan yang berasal

dari detektor video agar mempunyai kekuatan yang cukup untuk

menggerakkan tabung gambar. Dari rangkaian ini sinyal sinkronisasi

dan sinyal krominansi dikeluarkan dan masing-masing diberikan

kepada proses berikutnya.

Agar dapat dihasilkan gambar berwarna yang baik pada tabung

gambar , sinyal luminan dari detektor video diperkuat oleh penguat

video kira-kira seratus kali dan ditunda 1 µs oleh rangkaian tunda.

e. Rangkaian AGC Bila kekuatan gelombang TV berubah-ubah dan agar sinyal yang

dimasukkan ke detektor video itu konstan maka pada penguat HF dan

penguat IF harus dapat diatur secara otomatis dengan rangkaian AGC.

Bila kekuatan gelombang yang diterima lemah maka penguatan

penguat HF dibuat maksimum dan hanyalah penguatan penguat IF

yang diatur oleh rangkaian AGC. Bila kekuatan gelombang TV yang

diterima lebih besar dari pada harga tertentu, penguatan HF juga diatur

oleh rangkaian AGC.

f. Rangkaian Defleksi Sinkronisasi Rangkaian defleksi sinkronisasi dapat dibagi dalam empat bagian

yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian

defleksi horisontal dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi.

g. Rangkaian Sinkronisasi Rangkaian sinyal sinkronisasi dipisahkan dari sinyal video komposit

dan kemudian diperkuat. Sinyal sinkronisasi horisontal dipisahkan dari

sinyal sinkronisasi vertikal dengan menggunakan rangkaian pemisah

frekuensi.

Page 8: Sistem Pesawat Televisi 1

8

h. Rangkaian Defleksi Vertikal Terdiri dari rangkaian pembangkit gelombang gigi gergaji,

rangkaian penguat dan rangkaian output. Rangkaian pembangkit

gelombang gigi gergaji disinkronisasikan dengan sinyal sinkronisasi

vertikal dan membangkitkan gelombang gigi gergaji 50 Hz. Sinyal ini

kemudian diperkuat untuk mendapatkan daya agar kumparan defleksi

vertikal mampu menyimpangkan berkas elektron pada tabung ke arah

vertikal.

i. Rangkaian Defleksi Horisontal Pada bagian ini arus listrik yang berbentuk gigi gergaji frekuensi

15625 Hz dialirkan ke kumparan defleksi horisontal agar dapat

menyimpangkan berkas elektron tabung kearah horisontal.

j. Rangkaian Pembangkit Tegangan Tinggi Pada bagian ini membangkitkan tegangan tinggi untuk mensuplay

tegangan tinggi pada anoda tabung gambar. Pulsa flyback horisontal

dari defleksi horisontal dalam rangkaian ini diperbesar dengan

menggunakan transformator flyback. Pulsa yang diperbesar itu

kemudian disearahkan dengan menggunakan penyearah pendobel

dan dihasilkan output tegangan tinggi searah.

k. Demodulator Sinyal Warna

Dengan menggunakan demodulator warna sinyal-sinyal perbedaan

warna didemodulasikan dari sinyal U dan V. Pada sistem demodulasi

ini ketiga sinyal perbedaan warna didemodulasi langsung dari sinyal-

sinyal sub pembawa warna. Artinya dari dua sinyal; perbedaan warna

(B-Y) dan (R-Y) mula-mula dihasilkan dengan mendemodulasi masing-

masing sinyal dari sinyal sub pembawa warna U dan V, kemudian

sinyal (G-Y) dihasilkan dengan mengkombinasikan kedua sinyal

perbedaan warna (sinyal B-Y dan R-Y). Untuk lebih jelasnya

digambarkan sebagai berikut :

Page 9: Sistem Pesawat Televisi 1

9

Gambar 6. Rangkaian Demodulasi UV dan Matriksnya

l. Rangkaian Output Sinyal Warna

Ketiga sinyal perbedaan warna yang berasal dari demodulasi warna

dan sinyal luminasi yang berasal dari penguat video dicampur

sehingga menghasilkan ketiga warna primer merah, hijau dan biru.

Ketiga warna primer ini diperkuat agar amplitudo tegangannya cukup

untuk menggerakkan tabung gambar berwarna. Sistem penggerak ini

disebut “metoda penggerak warna primer” karena tabung gambar

berwarna digerakkan oleh tiga warna primer. Pada “metoda penggerak

sinyal perbedaan warna” tabung gambar berwarna digerakkan oleh

tiga buah sinyal perbedaan warna dan tiga buah sinyal luminan

dilalukan melalui elektroda-elektroda yang berlainan kemudian

ketiganya dikombinasikan menjadi warna-warna primer R, G dan B

dalam tabung gambar.

m. Perbedaan Frekuensi Kerja Sistem Penerima Televisi NTSC dan PAL Perbedaan sistem PAL dan NTSC secara hardware dapat dilihat

pada gambar 1 dan gambar 2. Selain itu terdapat perbedaan

Page 10: Sistem Pesawat Televisi 1

10

frekuensi kerja, perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel 1 dan

tabel 2 di bawah ini.

Tabel 1. Frekuensi Kanal

No. Kanal NTSC (MHz) PAL (MHZ) Kanal 1 Telekomunikasi Telekomunikasi Kanal 2 54-60 47-54 Kanal 3 60-66 54-61 Kanal 4 66-72 61-68 Kanal 5 76-82 174-181 Kanal 6 82-88 181-188 Kanal 7 174-180 188-195 Kanal 8 180-186 195-202 Kanal 9 186-192 202-209

Kanal 10 192-198 209-216 Kanal 11 198-204 216-223 Kanal 12 204-210 223-230 Kanal 13 210-216

UHF 470-890 590-770

Tabel 2. Perbedaan lain

Uraian NTSC PAL Frek Pembelok V 60 Hz 50 Hz Jml grs H 525 625 Frek Pembelok H 15 750 Hz 15 625 Hz Lebar Kanal 6 MHz 7 MHz VHF 54 – 214 MHz 47-230 MHz UHF 470-890 MHz 590 – 770 MHz Frekuensi warna 3,58 MHz 4,43 MHz

Lembar Kerja Alat dan Bahan

1. Pesawat Penerima Televisi HP................................. 1 buah

2. Pesawat Televisi warna 12” – 20” ............................ 1 buah

3. Tool set ..................................................................... 1 set

4. Skema rangkaian TV HP .......................................... 1 buah

5. Skema kerja rangkaian TV warna ............................ 1 buah

Page 11: Sistem Pesawat Televisi 1

11

Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Gunakanlah pakaian praktik !

2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar

kegiatan belajar !

3. Janganlah memberikan tegangan pada rangkaian melebihi batas

yang ditentukan !

4. Hati-hati dalam melakukan praktik !

Langkah Kerja a. Identifikasi Gambar Rangkaian TV ke Dalam Blok Diagram

1. Siapkan alat dan bahan !

2. Identifikasi gambar rangkaian kerja ke dalam blok-blok diagram

berdasarkan fungsinya !

3. Berdasarkan hasil identifikasi di atas susunlah menjadi gambar

blok diagram penerima televisi !

4. Isikan / tandai dalam blok yang anda buat dengan identitas

komponen untuk memudahkan anda dalam mencocokkan dengan

rangkaian sebenarnya !

b. Identifikasi Rangkaian Kerja ke Dalam Blok Diagram 1. Bukalah pesawat penerima televisi di bawah pengawasan

instruktur !

2. Amatilah bagian mana yang berfungsi sesuai bagian-bagian blok

hasil pengamatan di atas !

3. Gambar bentuk Board PCB berilah tanda kotak pada bagian-

bagian blok sesuai dengan langkah kerja nomor 2 di atas !

4. Pada setiap kotak isikan kode komponen inti di dalamnya !

5. Amati dan bandingkan kumparan pembelok pada penerima

televisi warna dan hitam putih (BW) !

6. Amati dan bandingkan elektroda katoda tabung gambar warna

dan HP !

Page 12: Sistem Pesawat Televisi 1

12

c. Mengenal Fungsi–Fungsi Tombol Pengaturan 1. Tekan tombol power !

2. Pilih salah satu kanal untuk menerima siaran televisi !

3. Putar tombol brightness amati dan catat perubahan gambar

monitor Kembali amati gambar skema rangkaian !

4. Kembalikan tombol brightness pada posisi ditengah. Kemudian

putar tombol Contrast amati dan catat perubahan gambar pada

layar monitor. Kemudian kembali amati gambar skema rangkaian !

5. Putar tombol vertical hold amati perubahan gambar pada layar

monitor !

6. Kembali amati rangkaian kerja pada board pesawat televisi

terdapat banyak trimpot . Catat dibagian mana saja dipasang

trimpot !

Lembar Latihan

1. Apa maksud dari Televisi hitam putih kompatibel dengan televisi

warna ?

2. Apa fungsi dari :

a. Rangkaian penala

b. Antenna

c. Detektor video dalam penerima televisi

3. Sinyal video pada televisi hitam putih sama dengan sinyal apa

dalam penerima televisi berwarna ?

4. Sebutkan bagian televisi yang berfungsi sebagai pengolah sinyal

warna ?

5. Sebutkan bagian televisi yang berfungsi untuk membelokkan

berkas?

Page 13: Sistem Pesawat Televisi 1

13

KEGIATAN BELAJAR 2

PENGUAT IF VIDEO Lembar Informasi

Penguat IF hanya menerima frekuensi menengah dari keluaran

pencampur karena rangkaian ditala untuk sinyal IF. Sehingga tidak ada

penguatan untuk masukan sinyal RF ataupun sinyal penjumlahan

frekuensi. Jadi hanya sinyal IF yang dikuatkan.

Pembawa Gambar

5,5 MHz

4,43 MHz

Mhz

31,9 MHz 33,4 MHz 34,4 MHZ 38,9 MHz 40,4 MHz

Sub pembawa warna Pembawa suara Pemb. suara kanal rendah

Koverter

bias IF AGC

Penjebak 40,4 MHz 31,9 Mhz 33,4 MHz

Gambar 7. Diagram Penguat dan Respon IF

Filter masukan Penguat

IF I Penguat

IF II

Penguat

IF III

Page 14: Sistem Pesawat Televisi 1

14

Fungsi utama bagian penguat IF adalah meningkatkan sinyal

gambar pada tingkatan dimana selubung sinyal gambar AM dapat

dideteksi. Pendeteksian sinyal IF biasanya menggunakan sebuah dioda

semikonduktor sebagai penyearah setengah gelombang. Sinyal yang

berada pada tingkatan kurang dari 0,5 volt memerlukan detektor linier.

Jadi bagian penguat IF terdiri dari penguat dua atau tiga tingkat untuk

memenuhi besarnya penguatan sekitar 10.000 kali.

Misalnya sinyal IF dari mixer 0,2 mV, dikuatkan pada penguat IF

sehingga keluaran ke detektor video sebesar 2V. Blok diagram penguat

IF dan video detektor ditunjukan pada gambar di bawah ini beserta kurva

respon frekuensinya. Dalam sistem PAL bidang frekuensi kanal frekuensi

pembawa gambar dan pembawa suara terpisahkan sejauh 5,5 MHz,

sedangkan sinyal pembawa gambar dan kroma sejauh 4,43 MHz .

1. Lebar Band Penguat IF Penguat IF video merupakan penguat tertala, fungsinya disamping

memperkuat sinyal juga dapat ditala agar mencapai lebar band yang

diperlukan. Bentuk kurva respon frekuensi penguat IF secara keseluruhan

terutama ditentukan oleh kopling keluaran mixer dalam rangkaian tuner.

Dengan cara ini sinya-sinyal yang tidak diinginkan ditekan sebelum sinyal

dikuatkan, hal ini untuk mencegah terjadinya cross modulasi dalam

tingkat berikutnya. Penjebak gelombang (wavetrap) digunakan untuk

menekan interferensi dari perbatasan kanal.

Keluaran rangkaian mixer umumnya menggunakan kopel

transformator penalaan dobel. Penjebak frekuensi disisipkan dalam

rangkaian sekunder, seksi ini merupakan bagian IF yang diindikasi

sebagai filter masukan. Suatu pendekatan pembaharuan menggunakan

komponen khusus yang disebut surface acoustic wave (SAW), yang

mana rangkaian resonator LC tidak lagi diperlukan.

Page 15: Sistem Pesawat Televisi 1

15

2. Penjebak Gelombang IF

Penguat sinyal gambar IF memberikan selektivitas kanal

berbatasan dengan menekan interferensi gelombang penerimaan.

Respon IF pada ujung bandpass ditentukan oleh rangkaian LC penjebak.

Rangkaian ini memotong lintasan kurva respon frekuensi dengan

mengurangi penguatan IF pada frekuensi penjebak.

Sebagaimana ditunjukkan pada filter masukan IF dalam gambar di

atas, penjebak frekuensi terdiri dari : L1 C1 penjebak frekuensi 31,9 MHz

untuk perbatasan kanal pembawa gambar atas, L2 C2 penjebak frekuensi

33,4 MHz berkaitan dengan kanal pembawa suara, L3 C3 penjebak

frekuensi 40,4 MHz untuk perbatasan kanal pembawa suara. Karena RF

tuner tidak cukup selektif untuk menekan kanal yang berbatasan,

pelemahan dilakukan dengan mengatur penguatan penguat IF.

Interferensi kanal berbatasan kanal dikerjakan pada penjebak frekuensi

IF.

3. Penguatan Sinyal Gambar Pada Penguat IF Dari gambar respon penguat vieo IF ditunjukkan bahwa

penguatan pada frekuensi 38, 9 MHz hanya setengah harga penguatan bagian datar dari kurva frekuensi respon penguat IF. Ini nampaknya aneh namun respon ini diperlukan untuk mengkompensasi transmisi vestigial sideband.

Dalam sinyal gambar RF, ditransmisikan dobel sideband untuk memodulasi sinyal video bagian bawah, hingga di atas frekuensi 0,75 MHz. Modulasi frekuensi sinyal video bagian atas di atas 4 MHz ditransmisikan hanya dengan sideband bagian atas. Dengan respon IF pada 50 persen untuk gambar, dipertimbangkan dorongan energi RF dapat diabaikan dengan mengurangi penguatan IF. Dalam keseluruhan sistem untuk pemancar dan penerima semua frekuensi video disamakan dalam keluaran dari detektor video.

Page 16: Sistem Pesawat Televisi 1

16

4. Detektor Video

Rangkaian detektor video harus mempuyai linieritas yang baik,

distorsinya harus kecil. Sinyal dari penguat akhir pengendali IF

diteruskan ke anoda detektor video sinyal video komposit diambil pada

katoda dioda. Dioda yang digunakan dioda frekuensi tinggi dengan

sebuah filter dipasang pada keluaran rangkaian bypass komponen ripel

IF.

Gambar 8. Detektor Video (Reka Rio : 94)

Komponen T1, R1 dan C1 membentuk rangkaian penjebak untuk

menghilangkan gangguan pembawa suara 33,4 MHz. Dan penjebak T2,

R2 dan C3 untuk menghilangkan gangguan pembawa suara 5,5 Mhz.

Sedangkan komponen L dan C3 mebentuk filter pembuang frekuensi

pembawa IF gambar 38,9 MHz.

5. Polaritas Penguat Video

Polaritas detektor mengacu sinyal sinkronisasi positip atau negatip dalam keluaran sinyal video. Terdapat dua kemungkinan tergantung pada polaritas sinyal video yang diinginkan.

a. Masukan melalui anoda keluaran pada kaki katoda jika diinginkan sinyal video polaritas positip.

Page 17: Sistem Pesawat Televisi 1

17

b. Masukan melalui katoda keluaran pada anoda jika diinginkan sinyal video polaritas negatip.

Polaritas detektor dipilih untuk menyesuaikan kebutuhan penguat video untuk mengendalikan tabung gambar dan mengurangi besarnya sinyal noise. 6. Penguat Video

Fungsi utama dari penguat video adalah memberikan ayunan

tegangan yang diperlukan untuk mengendalikan tabung gambar off untuk

blanking, secara praktis memberikan tegangan nol pada grid dan

memberikan puncak putih. Nilai ayunanan tegangan puncak-puncak

sinyal video dapat bervariasi dari 30 V untuk tabung gambar kecil sampai

200 V.

Tegangan supplay dc untuk penguat video harus lebih besar dari

pada ayunan sinyal puncak-puncak. Untuk alasan inilah penguat video

dalam penerima televisi biasanya memiliki power supplay sendiri.

Biasanya penyearah dikendalikan oleh pulsa-pulsa masukan yang

diperoleh dari tingkat keluaran horisontal. Pengontrolan penguatan

biasanya diberikan dalam penguat video agar memungkinkan pengaturan

contrast gambar.

Lembar latihan

Alat dan Bahan

1. Televisi warna 12” – 20” .............................................1 buah 2. CRO double beam .......................................................1 buah 3. Sweep mark generator UHF/VHF ...............................1 buah 4. Multimeter ....................................................................1 buah 5. Skema rangkaian TV warna ......................................1 buah 6. Kabel CRO ..................................................................secukupnya 7. Kabel penghubung .....................................................secukupnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Page 18: Sistem Pesawat Televisi 1

18

1. Gunakan pakaian praktikum !

2. Yakinkan tidak ada beda tegangan antar ground pada CRO dan

televisi, jika ada beda tegangan cobalah tusuk kontak dibalik

posisinya atau gunakan trafo isolasi !

3. Ikuti prosedur percobaan dengan benar, konsultasikan rencana

kerja anda pada instruktur !

4. Tempatkan semua peralatan dalam kondisi yang aman !

Langkah Kerja a. Pengukuran Lebar Band Penguat IF

1. Siapkan peralatan yang diperlukan !

2. Identifikasi kembali bagian penguat video IF, detektor video dan

penguat video !

3. Aktifkan penerima televisi pada kanal nomor 6 (frekuensi 181 -188

MHz) !

4. Set sweep marker generator frekuensi tinggi pada kanal 6

(frekuensi 181-188 MHz), keluarannya dihubungkan pada titik

masukan penguat IF video, keluaran penguat IF video

dihubungkan ke sweep mark pada terminal from TP seperti pada

gambar di bawah ini :

5. Keluaran X dan Y sweep marker dihubungkan ke osiloskop dua

kanal pada masukan X dan Y, operasikan osiloskop pada mode

xy !

Sweep

Marker

Generator IF

Amplifier

CRO

Detektor

Video

Page 19: Sistem Pesawat Televisi 1

19

Atur frekuensi sweep mark pada frekuensi pembawa gambar !

Amati kurva penguat IF, carilah frekuensi beat dan tandai frekuensi

serta besarnya penguatan pada titik beat tersebut.

Beat yang dimaksud adalah jika frekuensi dinaikkan atau

diturunkan diikuti oleh perubahan harga penguatan secara tiba-

tiba.

6. Atur kembali frekuensi mark pada frekuensi pembawa suara,

aturlah untuk memperoleh beat serta catat frekuensi dan

besarnya penguatan !

7. Atur kembali frekuensi mark pada frekuensi pembawa warna serta

catat frekuensi beat dan besar penguatannya !

8. Gambarkan kurva karakteristik penguat IF video, lengkapi dengan

posisi beat untuk pembawa gambar, suara dan warna !

Tabel 3. Hasil Pengukuran Detektor Video

Tegangan (V) No Titik Pengukuran Bentuk Gelombang dc Vp-p

1 Input Detektor

2 Keluaran Detektor

3 Input Video Amp

4 Out Video Amp

Tanpa sinyal

5 Input Detektor

6 Keluaran Detektor

7 Input Video Amp

8 Out Video Amp

b. Pengukuran Detektor dan Penguat Video 1. Hubungkan pattern generator pada antenna penerima TV atau

melalui video sender !

Page 20: Sistem Pesawat Televisi 1

20

2. Nyalakan pattern generator dengan pola gambar colour bar !

3. Nyalakan pesawat penerima televisi, atur kanalnya sampai

ditemukan pola gambar yang sesuai dengan pola pada pattern

generator !

4. Berdasarkan Identifikasi bagian penguat IF Video, Detektor Video

dan penguat video, lakukan pengukuran pada titik-titik pengukuran

seperti pada tabel dibawah ini !

Lembar Latihan

1. Berapakah frekuensi kanal 5 dalam penerima televisi sistem

NTSC dan PAL ?

2. Berapakah lebar frekuensi kanal untuk sistem PAL ?

3. Jika sinyal informasi gambar polaritas positip, keluaran penguat

video IF harus dihubungkan pada kaki apa dari dioda detektor ?

4. Jika sinyal informasi gambar berpolaris negatip, berpolaritas

apakah sinyal sinkronisasinya ?

5. Berapakah besarnya penguatan video amplifier pada umumnya ?

6. Apa pengaruh pada gambar jika penguatan sinyal kroma terlalu

besar ?

7. Apa pengaruh pada gambar jika penguatan sinyal video kurang

besar?

8. Besaran apakah yang divariasi pada prinsip Kontrol contrast

gambar?

Page 21: Sistem Pesawat Televisi 1

21

KEGIATAN BELAJAR 3

PENGOLAHAN SINYAL KROMA

Lembar Informasi Sinyal kroma berada di dalam sinyal video komposit colorplexed,

biasanya diperoleh dari buffer emitter follower yang berada setelah

detektor video. Dalam bandpass amplifier , jalur sisi sinyal kroma ± 0,5

MHz pada salah satu sisi dari frekluensi 3,58 MHz dikuatkan secara

seragam. Band Pass Amplifier mempunyai persentase lebar band yang

relatip lebih besar dari frekuensi resonansi. Band Pass Amplifier seringkali

disebut color amplifier. Penguatan ditentukan saturasi warna. Keluaran

color amplifier berupa sinyal kroma 3,58 MHz untuk demodulator kroma.

Bagian pengolah warna (krominansi) secara keseluruhan terlihat

pada gambar 9 di bawah ini :

Gambar 9. Pemisahan Suara IF Detektor (Bernard Grob :341)

Sedangkan untuk blok diagram bagian kroma ditunjukkan pada gambar 10

di bawah ini :

Page 22: Sistem Pesawat Televisi 1

22

Gambar 10. Blok Diagram Bagian Kroma (Bernad Grob:342)

1. Pengontrol Warna (Colour Control)

Berfungsi mengontrol penguatan band pass amplifier yaitu

mengontrol amplitudo keluaran sinyal kroma ke demodulator.

Pengontrolan khususnya memvariasi kejenuhan, umumnya ditandai colour

atau colour intensity.

2. Pengontrol Warna Otomatis (Automatic Colour Control ) Bagian ini dapat dipandang sebagai control penguatan otomatis

(AGC). ACC diperlukan untuk memperbaiki variasi level sinyal kroma 3,58

MHz yang disebabkan oleh :

(1) Perbedaan respon RF tuner untuk kanal yang berbeda

(2) Perbedaan kuat sinyal pada antenna untuk kanal yang berbeda

3. Demodulator warna Keluaran dari band pass amplifier mengendalikan dua dua buah

demodulator. Masing-masing memerlukan :

(1) Sinyal kroma 3,58 MHz dimana salah satu sisinya berisi

informasi warna

(2) Sinyal 3,58 cw tidak termodulasi dari osilator warna. Sinyal ini

disisipkan untuk menandai sub pembawa warna yang ditekan

dalam proses pengiriman.

Page 23: Sistem Pesawat Televisi 1

23

4. Pembangkitan Sub Pembawa Warna Tujuan dari pembangkit sub pembawa adalah untuk

membangkitkan sinyal 3,58 MHz cw untuk demodulator warna. Osilator

warna menggunakan kristal yang beresonansi pada frekuensi 3,579545

MHz. Selanjutnya system AFPC mengunci frekuensi osilasi pada frekuensi

dan phase yang sesuai dengan colour burst. 5. Kontrol Tint atau Hue

Control ini ditempatkan dibagian panel depan dari pesawat

penerima televisi yang memungkinkan penonton mengatur sudut fasa dari

cw yang diumpankan ke demodulator. Perbedaan sudut fasa berkaitan

dengan perbedaan hue. Hue adalah seberapa banyak warna yang

diinginkan penonton.

6. Color Band Pass Amplifier Penguat dua tingkat ditunjukkan pada gambar 11. Keduanya ditala

pada frekuensi 3,58 MHz. Penguat tingkat pertama meliputi penguat

rangkaian tala tunggal untuk membetulkan slop dari kurva respon penguat

IF.

Karena keluaran sinyal kroma dari penguat pertama amplitude relatip

rendah, AGC untuk control level dapat diaplikasikan disini. Ada beberapa

metode yang yang digunakan untuk ACC berbeda namun pada dasarnya

adalah sebagai berikut :

Gambar 11. Detail Bandpass Warna (Bernard Grob 346)

Page 24: Sistem Pesawat Televisi 1

24

Panel depan control saturasi warna biasanya ditempatkan diantara

dua BPA. Kontrol tingkat warna berfungsi memvariasi sinyal kroma

sebagaimana pengatur volume pada radio. BPA tingkat kedua adalah

penguat daya keluaran untuk mensupplay sinyal kroma 3,58 MHz ke

demodulator warna.

7. Rangkaian Pemati Warna Dalam pesawat penerima televisi rangkaian pemati warna berfungsi

mematikan rangkaian BPA bila sinyal yang diterima monokrom. Metode

yang digunakan adalah kehadiran atau kemangkiran dari sinyal burst

untuk menentukan apakah program dalam warna. Tidak ada sinyal burst

berarti tanpa warna. Mematikan sinyal kroma 3,58 MHz , rangkaian pemati

warna membias penguat BPA kedua. Rangkaian pemati warna

menggunakan dioda detektor untuk meberikan bias dc pada penguat

warna. Secara ringkas prinsip kerjanya adalah sebagai berikut : untuk

sinyal warna ada sinyal burst dioda pada pemati warna memberikan bias

dc pada BPA, sinyal kroma 3,58 MHz diteruskan ke demodulator warna.

Untuk sinyal monokrom tidak terdapat sinyal burst dan bias dioda dari

pemati warna mematikan BPA.

8. Demodulator I dan Q Corak warna (hue) dari pendeteksian sinyal video warna tergantung

pada fasa dari sinyal cw, yang berfungsi sebagai sub pembawa 3,58 Mhz

untuk demodulasi.

Gambar 12. Kebutuhan Dasar Sistem Demodulator I-Q

(Bernard Grob :350)

Page 25: Sistem Pesawat Televisi 1

25

Suatu metoda untuk mewujudkan dua demodulator dalam penerima

yang bekerja dengan sumbu fasa yang sama digunakan untuk sinyal I dan

Q dalam pengkodean kamera. Sistem ini memungkinkan resolusi warna

pada tingkat tertinggi. Alasannya adalah sinyal I orange-cyan mempunyai

bandwidth maksimum 1,3 MHz, dibandingkan dengan 0,5 MHz untuk

semua sinyal video warna lain. Oleh karena itu demodulator I dan Q

jarang digunakan dalam penerima karena ekstra kompleks untuk sinyal I.

Masalah dalam suatu sistem demodulator I-Q adalah lebar band

yang tidak sama. Sinyal Q mempunyai dobel sideband ± 600 KHz dari

3,58 MHz. Sinyal I juga mempunyai dobel sideband dalam range yang

sama namun frekuensi 600 KHz sampai 1,3 MHz hanya untuk jalur sisi

bawah.Oleh karena itu diperlukan dua BPA yang terpisah. Satu untuk

mengunmpankan sinyal ke demodulator Q dan yang lain untuk

mengumpan demodulator I.

Demodulator I dan Q diumpankan ke osilator sinyal cw yang

mempunyai beda fasa 90º. Osilator I mempunyai beda fasa 270 º

terhadap sinyal Q sehingga demodulasi berada pada sumbu + I.

Tapis frekuensi rendah setelah demodulator I membatasi lebar

band video warna dalam kanal sampai 1,3 MHz. Filter lain keluaran

demodulator Q membatasi bandwidth sampai 600 KHz. Jalur tunda

diperlukan untuk sinyal I, karena adanya perbedaan lebar band kanal I

dan Q. Akibatnya pada penerima jenis ini mempunyai dua jalur tunda satu

untuk memperlambat sinyal I agar sesuai dengan sinyal Q dan yang lain

untuk menunda sinyal Y (luminansi) agar sesuai dengan kedua sinyal

warna.

Phase splitter dalam keluaran rangkaian video warna membentuk

polaritas sinyal ± I dan ± Q. Matrik resistip dipilih dengan perbandingan

tertentu diperlukan untuk membangun sinyal pembeda warna . Akhirnya

sinyal video R-Y, G-Y dan B-Y diumpankan ke tabung gambar dengan

sinyal Y mereproduksi gambar luminansi merah, hijau dan biru.

Page 26: Sistem Pesawat Televisi 1

26

Contoh rangkaian regenerasi warna dengan IC pada sistem

pesawat televisi berwarna PAL ditunjukkan gambar 13 di bawah ini :

Gambar 13. Contoh Rangkaian Regenerasi Sinyal Warna Dengan IC

(Reka Rio : 122)

Page 27: Sistem Pesawat Televisi 1

27

Lembar Kerja Alat dan Bahan

8. Pesawat Televisi 12” – 20” ...........................................1 buah

9. CRO double beam ........................................................1 buah

10. Pattern Generator UHF/VHF .........................................1 buah

11. Multimeter ....................................................................1 buah

12. Skema rangkaian Televisi ............................................1 buah

13. Kabel CRO ...................................................................secukupnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

1. Gunakan pakaian praktikum !

2. Yakinkan tidak ada beda tegangan antar ground pada CRO dan

televisi, jika ada beda tegangan cobalah tusuk kontak dibalik

posisinya atau gunakan trafo isolasi !

3. Ikuti prosedur percobaan dengan benar, konsultasikan rencana

kerja anda pada instruktur !

4. Tempatkan semua peralatan dalam kondisi yang aman !

Langkah Kerja a. Penguat Band Pass dan ACC

1. Siapkan alat dan bahan !

2. Hubungkan terminal antenna pesawat penerima televisi dengan

kabel ouput pattern generator !

3. Sesuaikan kanal keduanya , atur agar tegangan sinyal TV

sebesar 1 mVolt dan atur gambar pada layar dengan pengatur

brightness, contrast dan color !

4. Pilihlah gambar pola vertikal bar yang berwarna-warni !

5. Nyalakan osiloskop dan aturlah pada batas ukur 0,1 Volt/cm .

Ukurlah dengan menggunakan probe 1:1 pada kaki IC masukan

Penguat Band Pass. Ukurlah kembali untuk tanpa sinyal pattern

generator !

Page 28: Sistem Pesawat Televisi 1

28

6. Pindahkan pengukuran pada titik kaki IC masukan gerbang Burst,

ukurlah kembali untuk tanpa sinyal pattern generator !

Ingat sinyal burst dengan frekuensi orde MHz

7. Pindahkan pengukuran pada titik kaki IC masukan detektor Burst,

ukurlah kembali untuk tanpa sinyal pattern generator !

Tabel 4. Penguat Band Pass dan ACC

Vop-p (V) No

Titik Pengukuran

Bentuk Gelombang Tanpa sinyal Dengan sinyal

1 Gerbang Burst

2 Detektor Burst

3 BPA

b. Osilator 4,43 MHz dan APC 1. Seperti langkah sebelumnya hubungkan keluaran pattern generator

dengan antenna pesawat penerima televisi !

2. Ukurlah dengan osiloskop dan amati dengan teliti pada keluaran

osilator 4,43 MHz !

3. Masukan detektor fasa, keluaran detektor fasa dengan dan tanpa

sinyal !

Tabel 5. Osilator 4,43 MHz dan APC

Vop-p (V) No

Titik Pengukuran

Bentuk Gelombang Tanpa sinyal Dengan sinyal

1 Osilator 4,43 MHz

2 Input detektor fasa

3 Output detektor

fasa

Page 29: Sistem Pesawat Televisi 1

29

Pada APC sinyal burst diperlukan untuk memicu osilator 4,43 MHz.

Hubungan timbal balik antara osilator dan APC memberikan control

terhadap osilator secara otomatis.

4. Aturlah pengatur warna dan lakukan pengamatan adakah

perubahan pada keluaran APC !

c. Demodulator Krominansi

1. Sebagaimana dengan percobaan sebelumnya, hubungkan

keluaran pattern generator dengan antenna pesawat penerima

televisi dengan pola batang vertikal warna-warni !

2. Lakukan pengukuran dengan osiloskop pada masukan sinyal R-Y,

B-Y dan keluaran R-Y, B-Y dan G-Y !

3. Dalam kompatibilitas sinyal monokrom dan sinyal warna diperoleh

persamaan Y = 0,299 R + 0,586 G + 0,114 B

Sehingga R - Y = 0,701 R – 0,587 G –0,114 B

B - Y = - 0,299 R – 0,587 G + 0,886 B

Pembangkitan kembali sinyal G - Y = -0,51 (R - Y) – 0,19 (B - Y)

Lembar Latihan

9. Berapa frekuensi penalaan untuk band pass berdasarkan PAL ?

10. Apa yang terjadi pada burst amplifier selama waktu flayback

horisontal ?

11. Berapa sinyal masukan yang diperlukan untuk demodulator

sinkron ?

12. Apa fungsi dari rangkaian AFPC ?

13. Sebutkan dua rangkaian yang dapat meyebabkan gangguan

warna !

14. Apa yang akan terjadi jika terdapat kesalahan phasa dalam

osilator warna ?

15. Jika demodulator R-Y gagal, maka warna apakah yang akan salah

pada gambar ?

Page 30: Sistem Pesawat Televisi 1

30

KEGIATAN BELAJAR 4

SISTEM PEMBELOK HORISONTAL DAN VERTIKAL

Lembar Informasi

Bila sebagian dari gambar dibagi menjadi garis-garis yang

bersilangan seperti ayakan halus, maka sebagian kecil dari net yang

terbentuk mempunyai warna dan kuat cahaya yang bermacam-macam

warna dan kuat cahaya untuk mebentuk gambar. Titik kecil itu disebut

elemen gambar. Semakin besar jumlah elemen gambar yang tampak

pada luas elementair, maka semakin baik gambarnya dan semakin jelas

dipandang.

1. Gelombang Gigi Gergaji Untuk Penjejakan Linier Sebagai suatu contoh dari penjejakan linier adalah bentuk

gelombang gigi gergaji dalam gambar di bawah ini sebagai arus penjejak

untuk suatu tabung elektromagnetik. Arus ini dapat digunakan untuk

pembelok vertikal dan horisontal.

Gambar 14. Bentuk Gelombang Gigi Gergaji

Pembelok Horisontal dan Vertikal

Asumsikan jika 100 mA diperlukan menghasilkan defleksi 127 mm

(5 inchi), maka jika arus pembelok sebesar 400 mA maka berkas akan

Page 31: Sistem Pesawat Televisi 1

31

dibelokkan sejauh 4 x 127 mm = 508 mm atau 20 inchi. Lebih jauh lagi

garis linier pada gelombang gigi gergaji memberikan kesamaan dengan

kenaikkan 100 mA untuk setiap empat perioda yang sama. Setiap

penambahan 100 mA membelokkan berkas lain sejauh 5 inchi.

2. Penjejakan Horisontal Garis linier dari arus dalam kumparan pembelok horisontal

melintasi layar secara kontinyu, dalam gerakan yang seragam untuk

penjejakan dari sisi kiri ke kanan. Pada puncak gelombang gigi gergaji

berbalik arah dan berkurang secara cepat kembali ke nol. Pada saat

berbalik arah menghasilkan retrace atau flyback. Penjejakan horisontal

dimulai pada ujung kiri dari raster. Berakhir di ujung kanan dimana flyback

menyebabkan berkas kembali ke sisi kiri.

3. Penjejakan Vertikal Arus gigi gergaji dalam kumparan pembelok vertikal menyebabkan

berkas elektron bergerak dari atas ke bawah . Sementara itu berkas

elektron dibelokkan secara horisontal menyebabkan berkas elektron

bergerak ke bawah dengan kecepatan sama. Sehingga berkas

menghasilkan garis horisontal satu di bawah yang lain.

4. Pola Penjejakan Bersisipan Spesifikasi FCC untuk pemancar televisi di Amerika memberikan

standar pola penjejakan meliputi garis horisontal total 525 garis untuk satu

frame gambar berbentuk segi empat dengan aspek perbandingan 4:3.

Frame diulang dengan kecepatan 30 kali setiap detiknya dengan

menghasilkan dua medan gambar yang saling bersisipan. Frekuensi

pembelok harisontal 15750 Hz. 5. Prosedur Penyisipan

Pembacaan bersisipan dilakukan dengan, pertama kali semua garis

genap dibaca dari atas ke bawah, dan garis ganjil dilewati. Setelah

pembacaan siklus vertikal ini, dengan cepat dilakukan penjejakan ulang

arah vertikal menyebabkan pembacaan berkas elektron kembali ke

Page 32: Sistem Pesawat Televisi 1

32

puncak frame gambar. Kemudian semua garis ganjil yang telah diabaikan

dalam pembacaan terdahulu di baca dari atas ke bawah.

Setiap frame gambar dibagi ke dalam dua medan gambar, pertama

medan genap yang berisi semua garis genap. Kedua medan ganjil yang

berisi pembacaan semua garis ganjil. Setiap frame gambar terdiri dari dua

medan gambar dan setiap detik dibaca secara lengkap 30 frame gambar,

kecepatan pengulangan medan gambar 60/detik dan frekuensi

pembacaan vertikal adalah 60 Hz.

Gambar 15. Detail Penyisipan Garis Genap Ganjil,

Dua Medan Dalam Satu Frame (Bernard : 127).

6. Sampel Pembacaan Bersisipan Dari Frame Gambar

Pola pembacaan secara lengkap ditunjukkan dalam gambar 16.

Bentuk gelombang gigi gergaji horisontal dan vertikal mengilustrasikan

pembacaan bersisipan garis genap. Dalam frame disederhanakan berisi

garis total 21, menggantikan 525 garis. Dua puluh satu garis disisipi

dengan dua medan gambar setiap frame gambar. Masing-masing medan

gambar berisi setengah dari 21 garis total, atau 10,5 garis . Kita dapat

asumsikan bahwa satu garis di baca selama penjejakan ulang arah

vertikal tepat selama pelayangan kembali (flyback) arah vertikal.

Dengan demikian 9,5 garis dibaca selama penjejakan vertikal

dalam setiap medan gambar. Dalam satu frame gambar 2 x 9,5 garis atau

19 garis dibaca selama penjejakan vertikal ditambah dua garis penjejakan

ulang.

Page 33: Sistem Pesawat Televisi 1

33

Gambar 16. Sampel Pola Penjejakan Disederhanakan (Bernard :129)

Penjejakan dimulai dari sudut kiri atas titik A, berkas dibaca

pertama kali garis dari kiri ke kanan dan kembali ke kiri untuk memulai

penjejakan garis ketiga dalam frame gambar. Kemudian dibaca berkas

ketiga dan berturut-turut semua garis-garis ganjil sampai mencapai dasar

dari frame gambar. Setelah pembacaan 9,5 garis, berkas berada pada titik

B pada bagian dasar, pada saat itulah dimulai pelayangan kembali arah

vertikal.

Penjejakan kembali arah vertikal dimulai ditengah garis horisontal.

Kemudian satu garis dibaca selama penjejakan ulang arah vertikal.

Selama penjejakan ulang arah vertikal pembacaan berkas mengarah pada

Page 34: Sistem Pesawat Televisi 1

34

titik C terpisah dari titik A sejauh satu setengah garis , sehingga

pembacaan medan gambar kedua siap dimulai.

Kemudian berkas dibaca 9,5 garis-garis genap dari C ke D dimana

penjejakan ulang arah vertikal dimulai untuk medan genap. Penjejakan

ulang arah vertikal dimulai dari garis horisontal. Waktu penjejakan ulang

arah vertikal sama untuk kedua medan gambar. Sehingga setelah satu

penjejakan ulang garis vertikal medan ke dua, berkas bertolak dari titik D

pada bagian bawah ke titik A pada sudut kiri atas, dimana medan ganjil

berkutnya siap di mulai.

7. Sinkronisasi Horisontal dan Pembelok

Blok diagram sistem pembelok horisontal tipikal ditunjukkan pada

gambar 17. Sistem meliputi osilator pembelok horisontal, driver dan

penguat daya tingkat output untuk pembacaan arah horisontal. Osilator

menggunakan blocking osilator atau rangkaian multivibrator. Rangkaian

osliator membangkitkan sinyal kendali 15750 Hz untuk pembelok yang

menghasilkan pembacaan garis-garis horisontal. Pada dasarnya serupa

dengan pembelok vertikal karena bekerja pada frekuensi lebih tinggi untuk

pembacaan horisontal, terdapat beberapa perbedaan penting :

1. Frekuensi osilator horisontal disinkronkan oleh kontrol frekuensi

otomatis, bukan di trigger pulsa sinkronisasi.

2. Penguat horisontal tingkat keluaran menyerupai power supplay

kelas C yang menghasilkan pulsa-pulsa keluaran. Keluaran

diswitch pada pembacaan horisontal untuk setiap garis.

Page 35: Sistem Pesawat Televisi 1

35

Gambar 17. Diagram Pembelok Horisontal

3. Keluaran horisontal digunakan untuk penyearah tegangan tinggi

yang menghasilkan tegangan anoda tabung gambar. Tanpa

pembacaan horisontal tidak ada kecerahan pada layar tabung

gambar.

4. Keluaran horisontal membutuhkan dioda damper untuk

meminimkan kejutan osilasi dalam arus pembacaan horisontal.

8. HAFC

Frekuensi osilator horisontal dikontrol melalui koreksi tegangan dc

yang dihasilkan oleh sebuah pembanding fasa atau pembanding

pewaktuan sebagimana ditunjukkan pada gambar 17. Umumnya

digunakan dua dioda sebagai rangkaian pembandingnya. Umumnya,

pembanding disuplay pulsa pendorong sinkronisasi horisontal dari

sebuah phasa spliter atau syn-spliter. Input lain diperlukan untuk

pembanding berupa sebuah tegangan berbentuk gigi gergaji berfungsi

sebagai sample dari frekuensi osilator. Umpan balik diambil dari rangkaian

keluaran horisontal sebagai pulsa yang dibentuk menjadi gigi gergaji oleh

jaringan RC rangkaian umpan balik.

Keluaran komparator (pembanding) berupa koreksi tegangan dc

yang menunjukkan apakah osilator bekerja pada frekuensi yang benar.

Bila sinkronisasi mencapai tengah retrace, tidak menghasilkan tegangan

Page 36: Sistem Pesawat Televisi 1

36

koreksi. Oleh karena itu jika frekuensi osilator terlalu tinggi atau terlalu

rendah sebuah koreksi tegangan dc dihasilkan untuk mendorong osilator

ke dalam frekuensi sinkronisasi. Realitasnya kebanyakan menggunakan

sistem PLL (Phase Lock Loop) yang disebut horisontal automatic. HAFC

berfungsi mempertahankan gambar secara horisontal.

9. Horisontal Drive

Keluaran osilator berupa pulsa gelombang kotak yang di bentuk

dalam driver untuk memberikan pulsa masukan pada tingkat keluaran.

Horisontal drive berfungsi sebagai saklar, waktu konduksi ditentukan

seberapa panjang tegangan dc yang dihubungkan ke kumparan pembelok

horisontal untuk mencapai pembacaan horisontal. Lebar pulsa pendorong

horisontal sangat kritis, untuk alasan inilah umumnya tidak disediakan

pengaturan pembacaan horisontal.

10. Trafo Flyback

Trafo flayback T1 pada gambar di atas bagian kanan. Pada bagian

primer diparalel dengan kumparan pembelok untuk mengkonduksikan

arus pembelok horisontal. Bagian sekunder berupa kumparan step-up

untuk menghasilkan tegangan tinggi dari penajaman penurunan arus

selama retrace atau flyback. Tegangan tinggi ini disearahkan untuk

menghasilkan tegangan dc anoda tabung gambar.

Pada tap yang berbeda dari T1 juga dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan power supplay tegangan rendah, pulsa umpan balik

untuk HAFC, pada tap yang lain dapat juga digunakan untuk mensupplay

pulsa-pulsa horisontal untuk rangkaian AGC seperti pada gambar 18.

Page 37: Sistem Pesawat Televisi 1

37

Gambar 18. Power Supplay Tegangan Tinggi dan Rendah

10. Sistem Generator Terkunci Untuk Sinkronisasi dan Defleksi

Metode penguncian generator defleksi horisontal dan vertikal pada

frekuensi yang sebenarnya menggunakan teknik digital. Penggunaan IC

memungkinkan membangun system generator terkunci pada penerima

TV. Sebuah IC tunggal dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan

pencegah noise, sinkronisasi separator, osilator horisontal dan vertikal.

Gambar 19 merupakan contoh sistem generator terkunci yang dapat

digunakan dalam kamera televisi dan peralatan studio lain untuk

memberikan sinyal pendorong horisontal dan vertikal.

Page 38: Sistem Pesawat Televisi 1

38

Gambar 19. Blok Diagram Rangkaian Sistem Generator V dan H Terkunci

Single Master Osilator bekerja pada frekuensi 31,5 KHz . Frekuensi

ini dua kali frekuensi garis horisontal (H). Osilator mengendalikan dua

buah rangkaian cacah turun. Pada diagram bagian bawah dibagi dua

menghasilkan sinyal pendorong horisontal 15.750 Hz. Pulsa ini digunakan

secara langsung untuk rangkaian defleksi horisontal. Pada rangkaian

cacah yang lain dibagi 525 menghasilkan sinyal 60 Hz untuk defleksi

vertikal.

Pulsa vertikal dari keluaran integrator dibandingkan dengan sinyal

vertikal hasil pembagian pencacah dalam coincidence detector. Bila kedua

pulsa waktunya benar pencacah tidak berubah. Oleh karena itu jika kedua

pulsa V secara kebetulan tidak sama waktunya, sebuah pulsa reset

dihasilkan untuk koreksi. Reset artinya penghitungan kembali ke nol.

Dengan cara ini pencacah V mengawali medan gambar setiap saat reset

dilakukan. Jadi perhitungan V dilakukan hanya jika phasa benar.

Sistem Generator Terkunci memberikan penyisipan (interlacing)

yang sempurna. Lebih jauh lagi metode ini memberikan kekebalan noise

yang sangat bagus pada sinyal sinkronisasi vertikal.

Page 39: Sistem Pesawat Televisi 1

39

Lembar Kerja Alat dan Bahan

1. Pesawat Televisi 12” – 20” ...................................... 1 buah

2. CRO double beam ................................................... 1 buah

3. Pattern Generator UHF/VHF .................................... 1 buah

4. Multimeter ............................................................... 1 buah

5. Skema rangkaian Televisi ....................................... 1 buah

6. Kabel CRO .............................................................. secukupnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

1. Gunakan pakaian praktikum !

2. Yakinkan tidak ada beda tegangan antar ground pada CRO dan

televisi, jika ada beda tegangan cobalah tusuk kontak dibalik

posisinya atau gunakan trafo isolasi !

3. Ikuti prosedur percobaan dengan benar, konsultasikan rencana

kerja anda pada instruktur !

4. Tempatkan semua peralatan dalam kondisi yang aman !

Langkah Kerja a. Sinkronisasi Horisontal dan Diskriminator Fasa

1. Persiapkan alat dan bahan !

2. Sebelum melaksanakan percobaan perhatikan gambar kerja

bagian sinkronisasi separator dan deferensiator !

3. Tempatkan kanal pesawat penerima TV dan pattern generator

pada kanal yang sesuai kemudian nyalakan keduanya !

4. Ukurlah tegangan masukan dan keluaran dari rangkaian

sinkronisasi separator dengan dan tanpa sinyal masukan pattern

generator !

5. Ukurlah sinyal sinkronisasi setelah dilewatkan rangkaian

penunda !

Page 40: Sistem Pesawat Televisi 1

40

b. Osilator Horisontal, Output Horisontal dan Defleksi Horisontal 1. Amati gambar skema kerja anda, perhatikan bagian-bagian

horisontal !

2. Tempatkan kanal pesawat penerima TV dan pattern generator

pada kanal yang sesuai kemudian nyalakan keduanya !

3. Dengan osiloskop ukurlah bagian keluaran osilator horisontal,

penguat horisontal dan defleksi horisontal dengan dan tanpa

sinyal !

4. Catat besarnya tegangan dan frekuensinya pada tabel 6 !

Tabel 6. Osilator Horisontal, Output Horisontal dan Defleksi Horisontal

No TP Bentuk

Gelombang Vp-p (Volt)

Frekuensi (Hz)

Dengan sinyal

1. Osilator

Horisontal

2. Penguat

Horisontal

3. Defleksi

Horisontal

Tanpa sinyal

4. Osilator

Horisontal

5. Penguat

Horisontal

6. Defleksi

Horisontal

c. Osilator Vertikal, Penguat Vertikal dan Defleksi Vertikal 1. Amati gambar skema kerja anda, perhatikan bagian-bagian

vertikal !

Page 41: Sistem Pesawat Televisi 1

41

2. Tempatkan kanal pesawat penerima TV dan pattern generator

pada kanal yang sesuai, nyalakan keduanya !

3. Dengan osiloskop ukurlah bagian keluaran osilator vertikal,

penguat vertikal dan defleksi vertikal dengan dan tanpa sinyal !

4. Catat besarnya tegangan dan frekuensi pada tabel 7 !

Tabel 7. Osilator Vertikal, Output Vertikal dan Defleksi Vertikal

No TP Bentuk

Gelombang Vp-p (Volt)

Frekuensi (Hz)

Dengan sinyal

1. Osilator

Vertikal

2. Penguat

Vertikal

3. Defleksi

Vertikal

Tanpa sinyal

4. Osilator

Vertikal

5. Penguat

Vertikal

6. Defleksi

Vertikal

Lembar Latihan

1. Berapakah jumlah garis horisontal untuk :

1. Satu frame gambar pada sistem NTSC dan PAL

2. Satu medan gambar pada sistem NTSC dan PAL

2. Berapakah frekuensi pembelok menurut NTSC dan PAL untuk :

1. Horisontal

2. Vertikal

Page 42: Sistem Pesawat Televisi 1

42

3. Apa penyebab dari flicker (gambar berkedip) ?

4. Apa pengaruhnya pada gambar jika :

1. Amplitudo pembelok vertikal tidak cukup

2. Amplitudo pembelok horisontal tidak cukup

5. Manakah yang lebih cepat trace atau retrace ?

Page 43: Sistem Pesawat Televisi 1

43

KEGIATAN BELAJAR 5

TABUNG GAMBAR Lembar Informasi Pada layar fosfor sebuah tabung gambar berwarna dapat

direproduksi gambar dengan menggunakan sinyal gambar yang dikirimkan

dari pemancar. Didalam tabung gambar berwarna terdapat tiga berkas

elektron yang dibangkitkan oleh tiga buah penembak elektron masing-

masing mengenai titik-titik fosfor merah, hijau dan biru pada layar fosfor

secara efektif, sehingga titik-titik menyala membentuk gambar berwarna

yang baik.

1. Konstruksi Tabung Gambar Tabung gambar berwarna tipe shadow mask telah lazim dipakai.

Pada tabung gambar berwarna seperti ini, diletakkan sebuah mekanisme

diskriminasi warna, yaitu shadow mask dibelakang layar fosfor seperti

terlihat pada gmbar di bawah ini. Ada dua macam tabung gambar

berwarna yaitu tipe shadow mask dan tipe aperture grille. Tipe shadow

mask dibagi menjadi tipe berkas delta dan tipe berkas in line.

Gambar 20. Konstruksi Tabung Gambar (Reka Rio :49)

Page 44: Sistem Pesawat Televisi 1

44

2. Fungsi Tabung Gambar Berwarna Untuk menyalakan layar fosfor pada tabung gambar perlu

dibangkitkan berkas elektron yang dikenakan pada layar fosfor. Berkas

elektron dihasilkan oleh penembak, dalam penembak elektron diemisikan

elektron, dimodulasi dipercepat dan di fokuskan.

Ada dua macam penembak elektron yang digunakan pada tabung

gambar berwarna, pertama dapat membuat tiga berkas elektron dengan

tiga buah penembak elektron dan kedua dapat membuat tiga berkas

elektron oleh sebuah penembak elektron. Beberapa elektroda silinder

logam disusun pada satu sumbu.

Pada tiap elektroda diberi tegangan, jarak antar elektroda, diameter

dan panjang elektroda merupakan faktor yang sangat penting untuk

menentukan bekerjanya tabung gambar berwarna. Elektroda-elektroda

silinder diberi nomor dengan diberi nama kisi nomor 1, kisi nomor 2 dan

seterusnya yang diurut mulai dari yang terdekat dengan katoda.

a. Emisi elektron termo adalah emisi elektron yang disebabkan oleh

adanya energi katoda yang dipanaskan sampai 800º C.

b. Modulasi berkas elektron adalah jumlah elektron yang diemisikan

dari katoda banyak bergantung pada tegangan katoda, kisi nomor

1, kisi nomor 2. Karena elektron membawa muatan listrik negatip,

maka ditolak oleh tegangan negatip kisi nomor 1 sehingga jumlah

elektron yang diemisikan dari katoda menurun. Tegangan antara

katoda dan kisi nomor 1 bila dinaikkan jumlah elektron yang

diemisikan akan menurun.

Gambar 21. Penampang Penembak Elektron (Reka Rio :51)

Page 45: Sistem Pesawat Televisi 1

45

3. Pemfokusan Berkas Elektron Pemfokusan berarti menyatukan elektron satu pada sebuah titik

yang sangat kecil pada layer fosfor . Pada gambar di bawah ini

memperlihatkan jalannya berkas elektron. Elektron-elektron yang

diemisikan katoda memencar menuju katoda, pada saat mencapai

elektroda pemfokus, karena adanya medan listrik elektron memusat

pada satu titik.

Penampang terkecil dekat G1 (juga G2) disebut titik cross over.

Berkas elektron yang memencar lagi dari titik cross over difokuskan pada

layer fosfor dengan lensa listrik pemfokus. Fungsi lensa menyerupai

lensa optic.

Sistem pemfokusan berkas elektron dengan membrikan tegangan

pemfokus pada elektroda penembak elektron dinamakan sistem

pemfokusan elektrostatis. Tedapat dua tipe pemfokus elektrostatis yaitu

tipe uni-potensial dan bipotensial. Perbedaan nyata keduanya adalah

tegangan pemfokus yang diberikan pada G3.

Gambar 22. Konstruksi Rakitan Penembak Elektron

Tipe Fokus Elektrostatis

Page 46: Sistem Pesawat Televisi 1

46

4. Penjelasan Dasar Tabung Gambar a. Tegangan Anoda

Untuk dapat memberikan kuat cahaya dan kecepatan electron

yang mengenai layer fosfor dengan cukup, maka tegangan anoda

harus tinggi. Pada elektroda pemercepat juga membutuhkan

tegangan tinggi. Bila tegangan anoda abnormal sangat tinggi dapat

membangkitkan radiasi sinar x yang abnormal dari tabung gambar

berwarna.

b. Dukungan logam

Lapisan alumunium tipis 0,1 sampai 0,3 µm tebalnya

dihamburkan pada bagian belakang layer fosfor sebagai pendukung.

Ini disebut dukungan logam dan tegangan anoda diberikan melalui

logam tersebut. Dalam dukungan logam, alumunium bertindak

sebagai cermin optik sehingga kuat cahaya fosfor naik. Selain itu

juga melindungi lapisan fosfor dari kerusakan karena ion,

mempermudah alisan arus anoda.

c. Tabung gambar tahan terhadap ledakan

Karena tabung gambar berwarna terbuat dari dinding kaca yang

lebar dan dibuat hampa didalamnya, maka bila pecah akan terjadi

bahaya ledakan ke dalam. Untuk mencegah bahaya ledakan ke

dalam biasanya tabung gambar berwarna diperkuat secara

mekanik, dengan memasang bingkai pelat baja di bagian pinggir

tabung gambar.

5. Mekanisme Penyetel Yang Penting di Luar Tabung Gambar Komponen-komponen pemasang tabung gambar dan garis besar

metoda pemasangannya ditunjukkan pada gambar 23 di bawah ini.

Komponen-kompoenen pemasang dan posisi pemasangannya berbeda-

beda tergantung pada jenis tabung gambar berwarna yang digunakan.

Struktur dan bentuknya berbeda satu sama lain. Agar dapat membuat tiga

berkas elektron tepat mengenai satu titik, maka tiap macam tabung

gambar harus mengikuti tiga fungsi sebagai berikut :

Page 47: Sistem Pesawat Televisi 1

47

a. Penyetelan puritas, ketiga berkas elektron merah, hijau dan biru

harus mengenai fosfor masing-masing dengan cara penyetelan

puritas.

Gambar 23. Contoh Komponen Tiga Macam Tabung Gambar

Tabel 8. Komponen Pemasang Tabung Gambar Berwarna

dan Fungsinya

Page 48: Sistem Pesawat Televisi 1

48

b. Penyetelan konvergensi statis, pada titik tengah layer fosfor ketiga

berkas elektron merah, hijau dan biru harus mengenai satu titik

dengan penyetelan konvergensi statis.

c. Penyetelan konvergensi dinamis, pada bagian tepi layer fosfor

ketiga berkas elektron merah, hijau dan biru harus mengenai satu

titik dengan penyetelan konvergensi dinamis.

6. Metoda Pendorong Tabung Gambar Ketiga buah sinyal perbedaan warna dari demodulator warna dan

sinyal luminansi yang berasal dari penguat video dicampur sehingga

menghasilkan warna primer merah, hijau dan biru. Setelah ketiga warna

primer diperkuat untuk mendapatkan amplitude tegangan yang cukup

untuk menggerakkan tabung gambar berwarna (sekitar 90Vp-p). Sistem

penggerak ini disebut metoda penggerak warna primer karena tabung

gambar berwarna digerakkan oleh tiga warna primer.

Pada metoda penggerak sinyal perbedaan warna tabung gambar

berwarna digerakkan oleh tiga buah sinyal perbedaan warna dan tiga

buah sinyal luminansi melalui elektroda-elektroda yang berlainan dan

mereka dikombinasikan menjadi R, G dan B dalam tabung gambar

berwarna.

Gambar 24. Metoda Pendorong Tabung Gambar (Reka Rio : 71)

Page 49: Sistem Pesawat Televisi 1

49

7. Rangkaian di Sekitar Tabung Gambar Untuk mendapatkan kerja yang benar dari tabung gambar berwarna

harus diberikan tegangan yang cukup pada setiap elektroda. Rangkaian-

rangkaian yang membuat tabung gambar bekerja disebut rangkaian di

sekitar tabung gambar. Rangkaian tersebut antara lain kompensator

distorsi pinkuisen raster, rangkaian pengatur keseimbangan putih,

rangkaian degauss otomatis.

Gambar 25. Rangkaian Pengatur Keseimbangan Putih (Reka Rio : 134)

8. Rangkaian Pengatur Keseimbangan Putih Untuk dapat mengkoreksi gambar hitam-putih, keseimbangan

penyinaran dari merah, hijau dan biru dapat diatur oleh rangkaian

Page 50: Sistem Pesawat Televisi 1

50

keeimbangan putih bila TV menerima gelombang sinyal hitam-putih. Jika

pengaturan ini tidak cukup baik maka pada waktu menerima sinyal TV

berwarna pada penerima tidak dapat dihasilkan gambar berwarna yang

benar. Gambar 25 menunjukan rangkaian pengatur keseimbangan putih

dengan metoda pendorong sinyal warna primer.

Pengatur keseimbangan putih dapat dilakukan dengan memakai

potensiometer kisi penyaring seperti terlihat pada gambar, yaitu untuk

memberikan tegangan bias pemadam pada tabung gambar berwarna atau

untuk mengatur daerah level rendah, dan pengaturan pada daerah

gambar yang sangat terang dilakukan oleh sinyal pendorong yang

mengatur potensiometer kisi penyaring

Lembar Kerja Alat dan Bahan

7. Pesawat Televisi 12” - 20” ....................................... 1 buah

8. CRO double beam ................................................... 1 buah

9. Pattern Generator UHF/VHF .................................... 1 buah

10. Multimeter ................................................................ 1 buah

11. Skema rangkaian Televisi ....................................... 1 buah

12. Kabel CRO ............................................................... secukupnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

5. Gunakan pakaian praktikum !

6. Yakinkan tidak ada beda tegangan antar ground pada CRO dan

televisi, jika ada beda tegangan cobalah tusuk kontak dibalik

posisinya atau gunakan trafo isolasi !

7. Ikuti prosedur percobaan dengan benar, konsultasikan rencana

kerja anda pada instruktur !

8. Tempatkan semua peralatan dalam kondisi yang aman !

Page 51: Sistem Pesawat Televisi 1

51

Langkah Kerja b. Pengamatan Kumparan Konvergensi dan Konvergensi Statik

1. Persiapkan alat dan bahan !

2. Amati kumparan konvergensi dan konvergensi statik !

3. Gambarkan posisi kumparan dan magnet konvergensi dalam

tabung gambar !

Pada pesawat penerima televisi berwarna pada umumnya

mempunyai pengatur konvergensi untuk berkas elektron yang

mendapatkan pengaruh sinyal R, G dan B. Kutub-kutub magnit

listrik dipasang mengelilingi leher CRT dengan sudut antara

sumbu-sumbunya 120°. Kutub-kutub magnit permanen juga

digunakan untuk memperbaiki konvergensi berkas elektron.

c. Mengenal Matrix dan Tabung Sinar Katoda 1. Perhatikan rangkaian CRT !

2. Amati pada rangkaian matrix, bagaimana sinyal R-Y dan B-Y

dapat menghasilkan sinyal G-Y !

3. amati keluaran sinyal R-Y, G-Y dan B-Y sebelum memasuki

tabung gambar dicampur bersama-sama dengan sinyal luminasi

(Y) sehingga berupa sinyal R, G dan B yang masuk pada tabung

gambar!

4. Amati pula pada bagian manakah tabung gambar sinyal warna

primer dihubungkan !

d. Pengaturan Warna-warna Primer 1. Hubungkan pattern generator ke penerima televisi atau melalui

video sender !

2. Atur frekuensi kanal keduanya hingga sama !

3. Pilih pola batang warna !

4. Nyalakan pattern generator dan pesawat penerima Televisi !

5. Amati secara seksama warna-warna yang ditampilkan !

6. Pindahkan pola gambar menjadi pola warna merah !

Page 52: Sistem Pesawat Televisi 1

52

7. Aturlah trimpot bias pada warna merah hingga diperoleh merah

maksimum !

8. Ganti dengan pola warna hijau dan atur trimpot bias warna hijau

hingga diperoleh warna paling hijau !

9. Ganti pola warna biru dan atur trimpot bias warna biru hingga

diperoleh warna paling biru !

10. Ganti pola gambar dengan batang warna !

11. Cermati adakah perbedaan tampilan dengan sebelumnya !

Lembar Latihan 1. Apa fungsi dari tabung gambar ?

2. Pada bagian manakah sinyal video dihubungkan dengan tabung

gambar ?

3. Lapisan apa yang digunakan supaya tabung dapat

memendarkan cahaya ?

4. Jenis emisi apa yang digunakan tabung gambar yang

menggunakan filamen ?

5. Pada bagian apakah dilakukan penyetelan agar berkas elektron

merah, hijau dan biru mengenai fosfor dengan tepat ?

6. Apa maksud dari :

i. Penyetelan konvergensi statik

ii. Penyetelan warna putih

7. Metoda apakah yang digunakan setelah ketiga warna primer

mempunyai amplituda tegangan yang cukup untuk

menggerakkan tabung gambar berwarna ?