48
DKK PADANG TAHUN 2013

Situasi Hiv Aids Kota Padang 2013

Embed Size (px)

DESCRIPTION

heguhif

Citation preview

DKK PADANG TAHUN 2013

NASIONAL1. Peraturan Presiden RI No. 75 Tahun 2006

Tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional 2. Permenkokesra

No.3/PER/MENKO/KESRA/III/Tahun 2007 Tentang Susunan, Tugas dan Fungsi KPA Nasional

3. Permendagri No. 20 Tahun 2007 Tentang Pedoman Umum Pembentukan Komisi

Penanggulangan AIDS dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Penanggulangan HIV

dan AIDS di Daerah4. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor :

444.24./2259/SJ, tentang Penguatan Kelembagaan dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDS di Daerah

2

PEMPROV SUMBAR

1. Peraturan Daerah Pemprov Sumbar No. 5 Tahun 2012 Tentang Penanggulangan HIV dan AIDS

2. KPA, SK GUBERNUR Sumbar No. 15 th 1994 direvisi No. 21/2004 direvisi SK Gubernur Sumatera Barat Nomor 440-108-2008)

3

PRIORITAS1. Pencegahan Penularan HIV-AIDS

2. Perawatan, Pengobatan dan Dukungan Kepada Odha

3. Surveilans 4. Penelitian

5. Penciptaan Lingkungan Kondusif6. Koordinasi Multi Pihak

7. Kesinambungan Penanggulangan

4

8

PKM Seberang Padang PKM Pauh PKM Lubuk Buaya PKM Air Tawar PKM Bungus

Klinik IMS Klinik KTS Mobile IMS Mobile KTS

PENYULUHAN KE SEKOLAH-SEKOLAH DAN PT (Lintas program dan sektor)

PERTEMUAN SOSIALISASI DENGAN KELOMPOK RESIKO (Kerja sama dengan KPA dan LSM)

SOSIALISASI DENGAN INSTANSI TERKAIT MOBILE VCT (dilaksanakan oleh M

Djamil) Pelatihan konselor untuk masing-masing

PKM

MOBILE IMS PELAYANAN DI KLINIK IMS DAN RSUP PEMETAAN POPULASI KUNCI DAN HOTSPOT

KERJASAMA DENGAN KPA KOTA PADANG HARM REDUCTION / LJSS

No PKM IMS yang di obati

Konseling dan Test Sukarela

Ket

1 Seberang Padang

45 kasus 0

2 Pauh 4 kasus 0

3 Lubuk Buaya 28 kasus 0

4 Air Tawar 0 0 Belum melaporkan

5 Bungus 0 0 Belum melaporkan

No PKM Kunj IMS IMS yg diobati

Kunj VCT/Tes HIV/ HIV +

1 Seberang Padang

367 kasus 367 ks 19/19/1

2 Pauh 26 kasus 26 ks 9/9/2

3 Lubuk Buaya 160 kasus 160 ks 86/10/1

4 Air Tawar 66 kasus 16 ks 2/2/1

5 Bungus 181 ks 53 ks 54/30/2

NO KEGIATAN JUMLAH

1. ORG YANG PERNAH MASUK PERAWATAN HIV

810

2. ORG YANG MEMENUHI SYARAT PERAWATAN ARV

385

3. IBU HAMIL DENGAN ARV 11

4. YANG MENINGGAL 112

5. ORG DENGAN KOEFISIEN TB-HIV 243

6. BUMIL YG MENDAPAT KOTRI 5

1. BELUM SAMA PERSEPSI ANTARA DINAS TERKAIT 2. KULTUR BUDAYA DAERAH 3. BELUM TERLOKALISASINYA KELOMPOK BERESIKO 4. KENDALA WAKTU UNTUK SOSIALISASI KE KELOMPOK RESIKO 5. STIGMA MASYARAKAT TERHADAP ODHA 6. KURANGNYA KELENGKAPAN PERALATAN DI

MASING-MASING PKM (ALAT LABOR) 7. PENDANAAN

DUKUNGAN DANA DARI GF UNTUK PENYEDIAAN PERALATAN DAN BAHAN LABOR

MENGANGGARKAN DI APBD PERUBAHAN MENINGKATKAN KERJA SAMA LINTAS

PROGRAM DAN SEKTOR MENINGKATKAN KERJA SAMA DENGAN

KPA DAN LSM YANG TERKAIT

Pasal 2

Meliputi penanggulangan HIV dan AIDS secara komprehensif dan

berkesinambungan yang terdiri atas promosi kesehatan, pencegahan, diagnosis,

pengobatan dan rehabilitasi terhadap individu, keluarga, dan masyarakat

Pasal 3

Menurunkan hingga meniadakan infeksi HIV baru

Menurunkan hingga meniadakan kematian yang disebabkan oleh keadaan yang berkaitan dengan AIDS

Meniadakan diskriminasi terhadap ODHA

Meningkatkan kualitas hidup ODHA

Mengurangi dampak sosial ekonomi dari penyakit HIV dan AIDS pada individu, keluarga, dan masyarakat

Pasal 9 Ayat 1

a. Promosi Kesehatan

b. Pencegahan Penularan HIV

c. Pemeriksaan Diagnosis HIV

d. Pengobatan, perawatan, dan dukungan; dan

e. rehabilitasi

Pasal 21

Pemeriksaan diagnosis HIV dilakukan berdasarkan prinsip konfidensialitas, persetujuan,

konseling, pencatatan, pelaporan, dan rujukan

(ayat 2)

Prinsip konfidensial berarti hasil pemeriksaan harus dirahasiakan dan hanya dapat dibuka kepada : yang bersangkutan; tenaga kesehatan yang menangani; keluarga terdekat dalam hal yang

bersangkutan tidak cakap; pasangan seksual; dan pihak lain sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 22Pemeriksaan diagnosis HIV dilakukan melalui

KTS atau TIPK Pemeriksaan diagnosis HIV harus dilakukan

dengan persetujuan pasien Pengecualian dalam hal: Penugasan tertentu dalam kedinasan tentara/polisi Keadaan gawat darurat medis untuk tujuan

pengobatan pasien yang secara klinis telah

menunjukkan gejala yang mengarah kepada AIDS Permintaan pihak yang berwenang sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan

TIPK harus dianjurkan sebagai bagian dari standar pelayanan bagi:

Setiap orang dewasa, remaja, dan anak- anak yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan dengan tanda, gejala, atau kondisi medis yang mengindikasikan atau patut diduga telah terjadi infeksi HIV

terutama pasien dengan riwayat penyakit tuberculosis dan IMS

(pasal 24, ayat 3, poin a)

Pada wilayah epidemi meluas, TIPK harus dianjurkan pada semua orang yang

berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan sebagai bagian dari standar pelayanan.

(pasal 24, ayat 4)

Pada wilayah epidemi terkonsentrasi dan meluas, TIPK dilakukan pada semua orang

dewasa, remaja dan anak yang memperlihatkan tanda dan gejala yang mengindikasikan infeksi HIV, termasuk tuberkulosis, serta anak dengan riwayat terpapar HIV pada masa perinatal, pada

pemerkosaan dan kekerasan seksual lain.

(pasal 24, ayat 7)

TIPK sebagaimana dimaksud pada ayat (7) terutama diselenggarakan pada:

a. pelayanan IMS;

b.pelayanan kesehatan bagi populasi kunci/orang yang berperilaku risiko tinggi;

c.fasilitas pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan pemeriksaan ibu

hamil, persalinan dan nifas; dan

d.pelayanan tuberkulosis.

(Pasal 24, ayat 8)

Pengobatan ARV harus diindikasikan bagi:

a.penderita HIV yang telah menunjukkan stadium klinis 3 atau 4 atau jumlah sel Limfosit T CD4 kurang dari atau sama dengan 350 sel/mm3;

b.ibu hamil dengan HIV; dan

c.penderita HIV dengan tuberkulosis

• Optimalisasi paduan obat ARV

• Mendorong peggunaan diagnostik dan pemantauan laboratorium di tempat dan sederhana

• Mengurangi biaya • Adaptasi sistem layanan • Mobilisasi masyarakat

Treatment

2.0

Optimalisasi paduan

obat ARV Diagnostik

dan pemantaun

ditempat dan sederhana

Mobilisasi

masyarakat

Adaptasi

sistem layanan

Mengurangi

biaya

Diterjemahkan dari: The treatment 2.0 framework for action: catalysing the next phase of treatment, care and support, 2011”.

LAYANAN JUMLAH

Konseling dan Tes HIV Klinik VCT RSUP M.Jamil, RSAM Bukittinggi, PKM Payolansek, PKM Biaro, RSU Solok, RSU Pdg Pariaman.

Perawatan, Dukungan dan Pengobatan

RS. M.Jamil, RSAM Bukittinggi, RS Solok, RS Pariaman, RS Yos Sudarso

Program Terapi Rumatan Metadon Klinik PTRM RSUP M.Jamil

Layanan Jarum dan Alat Suntik Steril

PKM Seberang Padang & Guguk Panjang

IMS PKM Seberang Padang & Guguk Panjang

PPIA RSUP M.Jamil, RSAM Bukittinggi,

No. Pilar Utama Maksud dan TujuanPilar 1: Koordinasi dan kemitraan dengan

semua pemangku kepentingan di setiap lini

Mendapatkan dukungan dan keterlibatan aktif semua pemangku kepentingan

Pilar 2: Layanan terintegrasi dan terdesentralisasi sesuai kondisi setempat

Tersedianya layanan terintegrasi sesuai dengan kondisi setempat.

Pilar 3: Sistem rujukan dan jejaring kerja Adanya jaminan kesinambungan dan linkage antara komunitas dan layanan kesehatan.

Pilar 4: Paket layanan HIV komprehensif yang berkesinambungan

Tersedianya layanan berkualitas sesuai kebutuhan individu

Pilar 5: Akses Layanan Terjamin Terjangkaunya layanan baik dari sisi geografis, finansial dan sosial, termasuk bagi kebutuhan populasi kunci

Pilar 6: Keterlibatan ODHA dan Keluarga Meningkatnya kemitraan, dan akseptabilitas layanan, meningkatkan cakupan, dan retensi pada perawatan dan pengobatan, serta mengurangi stigma dan diskriminasi.

NO KAB/KOTA LAYANAN TERLATIH LKB STATUS FOLLOW UP

1 Kota Padang PKM SEBERANG PADANG Aktif

PKM PAUH Aktif

PKM BUNGUS Aktif

PKM AIR TAWAR Aktif

PKM LUBUK BUAYA Aktif

RSUP M. DJAMIL Aktif

2 Kota Bukittinggi PKM GUGUK PANJANG Aktif

PKM TIGO BALEH Aktif

PKM MANDIANGIN Aktif

PKM GULAI BANCAH Aktif

RSU ACHMAD MUCHTAR Aktif