68
I B L E T I TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN EDISI 3 / NOVEMBER 2013 K O M U N I T A S B U L E T I N MEDIA PUBLIKASI DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA ASEAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI KONFERENSI TINGKAT TINGGI (KTT) KE-23 KERAJAAN KAMBOJA DAN PESONA ANGKOR WAT: KURIKULUM ASEAN AKAN DIAJARKAN DI SEKOLAH Situs Warisan Dunia DAN KTT TERKAIT LAINNYA ASEAN ASEAN TRADE IN GOODS AGREEMENTS (ATIGA)

Situs Warisan Dunia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Situs Warisan Dunia

1

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN Edisi 3 / NOVEMBER 2013

K O M U N I T A SB

UL

ET

IN

MEDIA PUBLIKASI DIREKTORAT JEnDERAL KERJA SAMA ASEAn KEMEnTERIAn LUAR nEGERI RI

kONFERENSI TINGkAT TINGGI (kTT) kE-23

kERAjAAN kAmbOjA dAN PESONA ANGkOR WAT:

kuRIkulum ASEAN AkAN dIAjARkAN dI SEkOlAh

Situs Warisan Dunia

dAN kTT TERkAIT lAINNYAASEAN

ASEAN TRAdE IN GOOdS AGREEmENTS (ATIGA)

Page 2: Situs Warisan Dunia

2

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

Kerajaan Kamboja dan Pesona Angkor Wat: Situs Warisan Dunia

DAfTAR ISI

Pertemuan Gubernur dan Walikota Ibukota negara Anggota ASEAn

KTT ke-16 ASEAn - Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Merespon Perkembangan Ekonomi Global

KTT KE-1 ASEAn - AMERIKA SERIKAT Para Pemimpin ASEAn Sambut Baik Keterlibatan AS di Kawasan Melalui Kebijakan “Rebalancing in Asia”

20

16

18

LAPORAN khusus

LAPORAN uTAMA

LAPORAN khusus

ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA)Meningkatkan Perdagangan dan Menciptakan Kawasan Investasi yang Kompetitif

21

Laporan Khusus

KTT ke-8 East Asia SummitMembahas Isu Strategis

KTT ke-16 ASEAn Plus ThreeMembangun Ketahanan Ekonomi dan Keuangan

KTT ke-16 ASEAn - Republik KoreaMenekankan Pencapaian Target Perdagangan ASEAn-Republik Korea

KTT ke-5 ASEAn - PBBMemperkuat Kemitraan Komprehensif

KTT ke-16 ASEAn - JepangTingkatkan Kerja Sama Ekonomi dan Konektivitas ASEAN

KTT ke-16 ASEAn - India India Memandang ASEAn Sebagai Mitra Strategis dalam Look East Policy

6

9

12

8

11

14

LAPORAN uTAMA

LAPORAN uTAMA

LAPORAN uTAMA

LAPORAN uTAMA

LAPORAN uTAMA

Lomba Karya Tulis “ASEAn dan Kita”

34 OPiNi

Blogger Connectivity(Triwulan 3)

51 RePORTAse REKOR SALAM ASEAN TERBESAR DI DUNIA

Wisata ASEAN65

MENGHADAPI PERSAINGAN KEA 2015

OPTImISmE SEkTOR PARIWISATA NTb

Pojok Sosialisasi

4Laporan Utama

Konferensi TingKaT Tinggi (KTT) Ke-23 asean

45

ASEAn-Jepang Rayakan 40 TahunKerja Sama Kemitraan

67 RAgAM

ASEAn nOTIOnAL CALEnDAR 2013

Kerajaan Kamboja dan Pesona Angkor Wat: Situs Warisan Dunia

63

65

kALeNDeR AseAN

wisATA AseAN

Sosialisasi Kerja Sama Ekonomi ASEAn di Samarinda

61 POJOk sOsiALisAsi

56Serba Serbi

LAPORAN uTAMA

Page 3: Situs Warisan Dunia

3

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

Perhelatan akbar Konfe-rensi Tingkat Tinggi ke-23 ASEAn telah usai dilaksana-kan di Bandar Seri Begawan Brunei Darussalam tang-gal 9 – 10 Oktober 2013. Berbagai capaian penting berhasil diraih ASEAn dian-taranya kesepakatan untuk menyusun visi Komunitas ASEAn pasca 2015. Selain itu, para kepala negara se- pakat untuk lebih memper-erat kerja sama guna me-realisasikan pembentukan Komunitas ASEAn. Selain KTT ASEAn, dilaksanakan KTT terkait lainnya yaitu KTT ke-16 ASEAn Plus Three, KTT ke-16 ASEAn – Republik Rakyat Tiongkok, KTT ke-16 ASEAn – Republik Korea, KTT ke-11 ASEAn – India, KTT ke-8 East Asia Sum-mit, KTT ke-5 ASEAn – PBB dan KTT pertama ASEAn – Amerika Serikat. Buletin Ko-munitas ASEAN Edisi ketiga ini secara khusus memuat laporan KTT ASEAn ke-23 dan KTT Terkait Lainnya.

Selain itu, Buletin ini memuat laporan mengenai perkembangan pemben-tukan Komunitas Ekonomi ASEAn terutama terkait dengan ASEAn Trade in Goods Agreement (ATIGA). Dalam kaitannya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya ke-pada Direktorat Kerja Sama ASEAn Kementerian Perda-gangan Republik Indonesia atas sumbangan artikel yang sangat komprehensif me-ngenai ATIGA. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Pusat Studi ASEAN Universitas Indo-nesia yang telah berkenan berbagi informasi mengenai kegiatan Pusat Studi ASEAn UI.

Peran pemerintah daerah menjelang Komuni-tas ASEAn 2015 dilaporkan secara khusus melalui per-temuan Meeting of the Gov-ernors/Mayors of Capital

of ASEAN di Jakarta 18 – 19 September 2013.

Buletin edisi ketiga ini juga memuat kegiatan da-lam rangka memperingati hari ulang tahun ASEAn yang ke-46 diantaranya ASEAn Holding Hands dan Lomba Karya Tulis ASEAn dengan tema “Mewujudkan Komu-nitas ASEAn 2015 yang Ber-orientasi pada Masyarakat”. 3 Hasil karya terbaik dari lomba tersebut dimuat dalam buletin ini. Dalam Pojok Sosialisasi juga di ulas mengenai kesiapan Provinsi Jawa Barat dalam menyam-but Komunitas ASEAn 2015. Sementara untuk kolom pengenalan negara ASEAn, diulas wisata dari negara Kamboja.

Untuk memperkaya buletin Komunitas ASEAN ini, kami senantiasa meng-harapkan partisipasi pem-baca mengirimkan tulisan, baik berupa artikel, opini, pengalaman perjalanan, maupun sumbang saran. Kami juga mengucapkan te- rima kasih kepada berbagai pemangku kepentingan, baik di pusat maupun di daerah yang telah memban-tu pelaksanaan kegiatan so-sialisasi Komunitas ASEAn.

Apabila para pembaca ingin mendapatkan buletin Komunitas ASEAn untuk dibagikan di lingkungan kerja, kampus, sekolah dan masyarakat silahkan menghubungi redaktur.

Buletin ini juga dapat di-akses dalam Jaringan Online di laman www.kemlu.go.id.

Akhir kata, semoga bu-letin Komunitas ASEAN Edisi ketiga ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Jakarta, November 2013

Sekretaris Ditjen Kerja Sama ASEANKementerian Luar Negeri Rahmat Pramono.

CATATAN REDAKSI

Tim Redaksi

Penanggung Jawab: direktur Jenderal Kerja sama AsEAN: i Gusti Agung Wesaka Puja; Redaktur: sekretaris direktorat Jenderal Kerja sama AsEAN: Rahmat Pramono; Penyunting/Editor: Widya sinedu, Amir Rajab Harahap, Ahmad Firman sejati, Endang Rusmihaty, Avi dewani sari; Desain Grafis/Fotografer: susilo, Tuwuh ismail, Endang susilowati; Penulis Artikel: M. Rizal Noor, Fajar Kurniawan, daniel simanjuntak, Malvino Aprialdy Mazni, Novita supit, dewi Lestari, ibnu swantoro, Ari Hadiman; Moch. Firman N. H; Sekretariat: Kasirun, Umar, Rusmanto, Tb. M. Ramadhan, Kosasih, ika Yuli indarti; Alamat Redaksi: direktorat Jenderal Kerja sama AsEAN Kementerian Luar Negeri, Jl. Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat, Telp. 021-3509050/021-3509059, Fax. 021-3509050

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Bagi Anda yang ingin mengirim tulisan atau menyampaikan tanggapan, informasi, kritik dan saran, silahkan kirim melalui e-mail: [email protected]

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Page 4: Situs Warisan Dunia

4

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-23 AsEAN telah dilaksana-kan di Bandar seri Begawan,

Brunei darussalam, pada tanggal 9-10 Oktober 2013. seperti umumnya KTT AsEAN akhir tahun, KTT ini tidak hanya terdiri dari KTT AsEAN saja, namun juga KTT terkait lainnya seperti East Asia summit (KTT Asia Timur), KTT AsEAN Plus Three (AsEAN – Japan, ROK, China), dan KTT AsEAN + 1 (AsEAN – China; AsEAN – Japan; AsEAN – Republic of Korea; AsEAN – india; AsEAN – Us; dan AsEAN – United Nations).

Berbeda dari rangkaian kegiatan KTT AsEAN sebelumnya, pada KTT AsEAN kali ini tidak terdapat per-temuan antara Menteri Luar Negeri na-mun hanya terdapat Pertemuan tingkat Pejabat Tinggi (Senior Officials) yang membahas persiapan pertemuan ting-

kat kepala negara.secara umum, KTT Ke-23 AsEAN

dan KTT terkait lainnya membahas tiga topik besar, yaitu: Komunitas AsEAN 2015 dan pasca 2015, peran sentral dan hubungan eksternal AsEAN, serta isu-isu regional dan internasional. Rang-kaian KTT ini telah mengesahkan 17 dokumen, antara lain Chairman’s State-ment of the 23rd ASEAN Summit dan Bandar Seri Begawan Declaration on the ASEAN Community’s Post 2015 Vision.

Terkait dengan Bandar Seri Begawan Declaration on the ASEAN Community’s Post 2015 Vision (deklarasi), dokumen ini merupakan awal dari pembentukan visi AsEAN pasca 2015. Visi AsEAN pasca 2015 memang telah menjadi isu hangat yang dibahas selama Keketuaan Brunei darussalam. Pentingnya pem-bahasan mengenai visi ini mengingat bahwa pembentukan Komunitas AsEAN

akan dimulai di akhir tahun 2015 seka-ligus mengakhiri cetak biru Komuni-tas AsEAN pada ketiga pilarnya untuk periode 2009-2015. Untuk itu, perlu dibentuk suatu visi baru dan cetak biru yang baru juga untuk AsEAN kedepan-nya.

di awal pembahasan deklarasi ini, beberapa negara, termasuk indonesia, telah memberikan masukan berupa elemen-elemen terkait visi AsEAN pas-ca 2015. Namun pada akhirnya, Negara Anggota AsEAN sepakat untuk mem-buat deklarasi ini menjadi lebih bersifat umum dan memberikan waktu kepada ASEAN Coordinating Council, sebagai organ AsEAN yang menaungi ketiga pilar AsEAN, untuk membahas secara intensif visi AsEAN tersebut. diharap-kan, pada KTT ke 27 di Malaysia tahun 2015, visi AsEAN pasca 2015 akan da-pat disahkan.

ASEAN

lAPORAN uTAmA

konferensi Tingkat Tinggi (kTT) ke-23 KOMUNiTAs AsEAN 2015 dAN PAsCA 2015, PERAN

sENTRAL dAN HUBUNGAN EKsTERNAL AsEAN, sERTA isU-isU REGiONAL dAN iNTERNAsiONALASEAN

Dok. asean-summit-2013.tumblr.com

Page 5: Situs Warisan Dunia

5

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013lAPORAN uTAmA

keprihatinannya atas konflik yang ter-jadi di suriah dan penggunaan senjata kimia yang telah menimbulkan banyak korban jiwa. AsEAN berharap penye-lesaian damai dapat sesegera mungkin terwujud.

ditandai dengan penyerahan Palu oleh sultan dan Yang di-Pertuan Agung Hassanal Bolkiah, Brunei darussalam, kepada Presiden Myanmar, U Thein sein, maka secara resmi Keketuaan Brunei darussalam berakhir dan digantikan oleh Myanmar. Keketuaan Myanmar ini merupakan yang pertama kali semenjak Myanmar bergabung dengan AsEAN pada tahun 1997.

indonesia karena telah mendukung Myanmar yang saat itu masih mengalami berbagai persoalan internal. Namun de-mikian, indonesia berpandangan bah-wa perubahan yang terjadi di Myanmar harus didukung dengan memberikan tanggung jawab lebih kepada negara tersebut di tingkat regional, sekaligus untuk mengunci proses demokratisasi di Myanmar agar terus melangkah ke depan. diharapkan Keketuaan Myanmar pada tahun 2014 tidak hanya memberi-kan dorongan bagi kemajuan AsEAN tetapi juga bagi Myanmar sendiri.[]

laksananya pembahasan pembentukan Code of Conduct di Laut China selatan sebagai bagian implementasi Declaration of the Conduct of the Parties in South China Sea (dOC) yang telah disepakati oleh AsEAN dan RRT tahun 2002. se-lain itu, AsEAN juga menyampaikan

Keketuaan Myanmar ini didukung sepenuhnya oleh indonesia dan Negara Anggota AsEAN lainnya. Patut dicatat, ketika indonesia mendukung Myanmar di tahun 2011 untuk menjadi Ketua AsEAN pada tahun 2014, terdapat berbagai kritik yang ditujukan kepada

Masukan indonesia sendiri terha-dap deklarasi yang telah disahkan dapat terlihat pada Judul deklarasi. Pemuatan kata “Community” pada judul merupa-kan usulan indonesia mengingat setelah 2015, AsEAN akan menjadi suatu ko-munitas yang lebih terintegrasi. selain itu, indonesia juga menekankan pen-tingnya deklarasi ini mengutip dek-larasi Bali Concord iii tentang ASEAN Community in the Global Community of Nations karena Bali Concord III yang te-lah memberikan landasan dasar menge-nai peran AsEAN di tingkat global.

selain mengenai deklarasi, KTT Ke-23 AsEAN ini juga telah mencatat kemajuan maupun komitmen Kepala Negara/Pemerintahan Negara Anggota AsEAN, antara lain: perkembangan pencapaian komunitas di ketiga pilar AsEAN yang diukur melalui pelaksa-naan langkah-langkah yang terdapat dalam Cetak Biru Komunitas AsEAN, kemajuan dari Konektivitas AsEAN, konsep Indo-Pacific treaty on frienship and cooperation, serta pertukaran pan-dangan mengenai isu-isu global yang mencakup kondisi di Laut China sela-tan, semenanjung Korea, konflik suriah, Palestina, dan G20.

Terkait dengan Konektivitas AsEAN, para pemimpin AsEAN mengangkat pentingnya mobilisasi sumber daya fi-nansial dan teknis dan promosi public private partnership (PPP) melalui kerja sama dengan mitra wicara dan pihak eksternal lainnya untuk membantu per-cepatan pencapaian konektivitas ini.

KTT AsEAN kali ini juga meng-apresiasi ide indonesia untuk mencip-takan suatu “Indo-Pacific treaty” yang mencakup wilayah indo-pasifik. Traktat ini sendiri diharapkan menjadi suatu norma bersama bagi negara-negara di wider indo-pacifik yang bertujuan un-tuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan. Traktat ini nantinya juga akan mengadopsi nilai-nilai yang terda-pat dalam Treaty of Amity and Coopera-tion dan berjalan seiringan dengan 2011 Declaration of East Asia Summit on the Principle for Mutually Beneficial Rela-tions (Bali Principles).

Berkaitan dengan isu-isu global, AsEAN terus mendorong untuk ter-

Dok

. mer

deka

.com

Page 6: Situs Warisan Dunia

6

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013 lAPORAN uTAmA

dalam KTT ini, Brunei darussalam sebagai ketua EAs menyampai-kan agenda pembahasan yaitu

ketahanan pangan, perubahan iklim, serta penanggulangan bencana dan penyakit menular. selain topik pemba-hasan tersebut, para Kepala Negara/Pe-merintahan negara peserta EAs mem-bahas berbagai isu strategis politik dan ekonomi, serta berbagai kemajuan da-lam 6 area prioritas EAs yaitu keuangan, energi dan lingkungan, pendidikan, penanggulangan bencana, kesehatan global dan penyakit menular dan konek-tivitas. KTT hanya terdiri dari satu sesi Pleno yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam 30 menit.

Terkait dengan review dan masa de-pan kerja sama EAs, KTT menekankan kembali sifat dasar EAs sebagai suatu leaders-led forum yang membahas ber-bagai isu strategis, politik, dan ekonomi yang menjadi kepentingan bersama. KTT menggarisbawahi bahwa EAs yang terdiri dari negara-negara kunci di kawasan diharapkan dapat berkon-tribusi dalam memelihara perdamaian dan stabilitas di kawasan. ditambahkan pula bahwa setiap negara peserta EAs memiliki tingkat pembangunan dan tantangan yang berbeda-beda, sehingga setiap negara diharapkan dapat mencip-takan atmosfer yang kondusif bagi se-luruh pihak dalam rangka memperkuat kerja sama EAs.

Pertemuan juga menggarisbawahi pentingnya perdamaian dan stabilitas di kawasan sebagai syarat utama bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan. KTT mendorong kolaborasi dan siner-gi antara EAs dan APEC dalam mem-perkuat ketahanan ekonomi kawasan.

Mengenai area prioritas kerja sama EAs, KTT menyambut baik berbagai inisiatif yang disampaikan oleh negara-negara peserta EAs non-AsEAN, antara lain:

di area prioritas energi dan ling-kungan hidup, KTT mencatat kema-juan yang dicapai dalam inisiatif United States-Asia Pacific Comprehensive En-ergy Partnership yang dilaksanakan oleh Amerika serikat, indonesia, dan Brunei darussalam. Pertemuan juga menyam-but baik hasil-hasil dari Pertemuan 7th

EAS Energy Ministers’ Meeting di Bali, indonesia, tanggal 26 september 2013. Terkait kerja sama lingkungan hidup, KTT mengapresiasi, antara lain, hasil dari Pertemuan 4th High-Level Seminar on Environmentally Sustainable Cities di Ha Noi, Viet Nam, tanggal 21-22 Maret 2013 dan Pertemuan 2nd East Asia Low Carbon Growth Partnership Dialogue di Tokyo, Jepang, tanggal 18 Mei 2013.

di area prioritas penanganan ben-cana alam, KTT menyambut baik kerja sama dan linkages antara ASEAN Committee on Disaster Management (ACdM) dengan berbagai agensi pe-nanganan bencana alam di negara pe-serta EAs non-AsEAN serta menye-lenggarakan sesi terbuka regular ACdM untuk membahas implementasi konkret dari Indonesia-Australia (EAS) Joint Paper on “A Practical Approach to En-

hance Regional Cooperation on Disaster Rapid Response”. KTT juga menyambut baik rencana penyelenggaraan ASEAN Regional Disaster Emergency Response Exercise (ARdEX) di Viet Nam, bulan Oktober 2013, dan the Mentawai Mega-thrust Disaster Relief Exercise di indone-sia pada tahun 2014.

di area prioritas pendidikan, KTT mendorong implementasi dari EAS Education Plan of Action yang disahkan pada Pertemuan 1st EAS Education Mi-nisters’ Meeting di Yogyakarta, tanggal 5 Juli 2012. Pertemuan juga mencatat inisiatif baru Australia yaitu New Co-lombo Plan berupa program belajar dan magang bagi mahasiswa Australia di berbagai negara di kawasan yang bertu-juan untuk meningkatkan mobilitas dan kolaborasi antara berbagai institusi pen-didikan di kawasan. KTT juga mencatat

Membahas Isu StrategisPada tanggal 10 Oktober 2013, telah diselenggarakan the 8th East Asia Summit (KTT ke-8 EAS) di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam. KTT dipimpin oleh Sultan Hassanal Bolkiah dan diikuti oleh seluruh Kepala Negara/Pemerintahan negara peserta EAS atau yang mewakili, yaitu negara anggota ASEAN, Australia, Amerika Serikat (diwakili oleh Menlu AS), India, Jepang, Republik Korea, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Selandia Baru, dan Rusia (diwakili oleh Menlu Rusia). KTT juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal ASEAN.

KTT ke-8 East Asia Summit

Dok. asean-summit-2013.tumblr.com

Page 7: Situs Warisan Dunia

7

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013lAPORAN uTAmA

usulan untuk membentuk suatu EAS University Network untuk membangun jaringan kerja sama berbagai universitas di negara-negara peserta EAs.

di area prioritas kesehatan global dan penyakit pandemik, KTT mene-kankan kembali komitmen dalam im-plementasi Declaration of the 7th EAS on Regional Responses to Malaria Control and Addressing Resistance to Antima-larial Medicines.

di area prioritas keuangan, KTT me-nyambut baik rencana penyelenggaraan Pertemuan 3rd EAS Finance Ministers’ Meeting di sela-sela Pertemuan Tahunan World Bank di Washington dC, Amerika serikat, tanggal 12 Oktober 2013.

di area prioritas konektivitas, KTT menyambut baik rencana pertemuan antara ASEAN Connectivity Coordinating Committee (ACCC) dan negara peserta EAs non-AsEAN dalam membahas berbagai inisiatif sebagai aktivitas kong-krit di bidang konektivitas, terutama upaya pendanaan proyek konektivitas. KTT mencatat usulan Australia untuk membentuk suatu EAS Connectivity Fo-rum dalam rangka meningkatkan keter-libatan pihak swasta dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur.

Mengenai topik khusus, KTT mem-bahas beberapa isu penting, antara lain, ketahanan pangan, kerja sama perda-gangan dan investasi, dukungan terhadap proses negosiasi Regional Comprehen-sive Economic Partnership (RCEP), isu Laut China selatan (LCs), serta isu de-nuklirisasi di semenanjung Korea dan di suriah. Terkait isu ketahanan pangan, KTT memandang pentingnya mening-katkan kerja sama ketahanan pangan melalui Declaration of the 8th EAS on Food Security dan mengkaji berbagai upaya dalam memastikan ketersediaan pangan, terutama pada masa krisis atau bencana. sebagai salah satu implemen-tasi konkret deklarasi tersebut, KTT mencatat rencana penyelenggaraan EAS Track II Study Group on Enhancing Food Security through Sustainable Fisheries Management and Marine Environmen-tal Conservation di Brunei darussalam, bulan Oktober 2013.

Terkait isu LCs, KTT mencatat kemajuan pembahasan code of conduct

in the South China Sea (COC) antara AsEAN dan RRT dalam Pertemuan 6th ASEAN-China Senior Officials’ Meeting on the Implementation of the DOC dan 9th ASEAN-China Joint Working Group on the Implementation of the DOC di suzhou, RRT, tanggal 14-15 september 2013. KTT juga mendorong kerja sama maritim dalam rangka memelihara per-damaian dan stabilitas di laut, menja-min keselamatan kapal dan awak kapal di laut, serta memastikan kebebasan navigasi.

sehubungan dengan isu denukliri-sasi di suriah, KTT mendukung upaya Amerika serikat dan Rusia dalam me-likuidasi penggunaan senjata nuklir di suriah. Terkait dengan isu nuklir di semenanjung Korea, KTT mendorong dimulainya kembali Six-Party Talks se-bagai upaya membangun dialog dan confidence building antara Republik Korea dan Korea Utara dalam rangka menciptakan kawasan yang aman dan stabil. KTT mencatat inisiatif Presiden Republik Korea, Park Geun-hye, yaitu Initiative for Trust Building Process on the Korean Peninsula dan Initiative for Peace and Cooperation in Northeast Asia dalam membangun dialog dengan Ko-rea Utara.

Presiden Ri dalam intervensinya menyampaikan bahwa EAs dengan potensi penduduk sebanyak 3,8 milyar orang dan kombinasi GdP sebesar Usd 38,8 trilyun dapat memberikan kontri-busi pada pertumbuhan dan ketahanan ekonomi di kawasan dan di dunia. di area prioritas penanganan bencana, Presiden Ri mengusulkan mengenai Emergency Response Travel Facilitation yang telah dikembangkan di dalam APEC untuk dapat dipertimbangkan di EAs. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu tindak lanjut konkret dari Indonesia-Australia (EAS) Joint Pa-per on “A Practical Approach to Enhance Regional Cooperation on Disaster Rapid Response”.

Pada kesempatan rangkaian KTT EAs ini, juga telah dilakukan penan-datanganan Memorandum of Under-standing (MOU) on the Establishment of Nalanda University sebagai inisiatif india oleh 7 (tujuh) negara peserta EAs

yaitu Brunei darussalam, singapura, Lao PdR, Myanmar, Kamboja, Australia dan New Zealand. dengan demikian, berdasarkan ketentuan MOU dimaksud maka Nalanda University telah resmi ter-bentuk setelah 4 (empat) negara peserta EAs menandatangani MOU. Terkait hal ini, indonesia pada prinsipnya mendu-kung inisiatif india dimaksud, namun belum dapat menandatangani MOU pada saat ini ataupun pada saat kun-jungan bilateral PM india ke Jakarta tanggal 11 Oktober 2013 karena aspek penyelesaian koordinasi teknis internal. indonesia akan melakukan penanda-tanganan MOU tersebut pada tingkat SOM Leader EAs dengan menyesuaikan waktu dan momentum yang tepat pada kesempatan pertama.

Pembahasan pada KTT EAs kali ini semakin menunjukkan bahwa forum leaders-led ini telah dapat dianggap se-bagai suatu forum yang mampu men-jadikannya sebagai suatu forum dialog pada isu-isu yang bersifat strategis, teru-tama isu politik keamanan yang memi-liki dampak terhadap kawasan Asia Timur. Untuk itu, keberhasilan tersebut perlu kiranya dipertahankan dan di-tingkatkan lagi sebagai bagian dari kon-tribusi nyata EAs terhadap pencapaian common security, common stability, dan common prosperity. dalam kaitan ini, KTT mencatat usulan Republik Korea untuk menyelenggarakan suatu forum track 2 untuk membahas mengenai arah masa depan EAs pada tahun 2014.

KTT telah membahas berbagai isu strategis dan berlangsung dalam kon-disi yang kondusif bagi semua pihak dalam upaya mengatasi tantangan ber-sama antara lain terkait isu LCs dan semenanjung Korea. KTT memandang penting komunikasi dan dialog dalam rangka membangun rasa saling percaya semua pihak yang akan menghasilkan kawasan yang mendukung bagi pertum-buhan ekonomi.

KTT mencatat berbagai inisiatif dari negara mitra wicara yang dapat diman-faatkan bagi kepentingan indonesia, antara lain, di bidang ketahanan pa-ngan, kerja sama maritim, konektivitas, dan pendidikan. []

Page 8: Situs Warisan Dunia

8

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013 lAPORAN uTAmA

KTT Ke-5

menyampaikan apresiasi kepada PBB yang telah mendukung AsEAN dalam berbagai program pembangunan di kawasan. AsEAN menyampaikan du-kungan penuhnya terhadap agenda global, termasuk dalam mengupayakan pencapaian Millenium Development Goals (MdGs) tahun 2015. AsEAN juga menyampaikan komitmennya untuk memperkuat kerja sama dengan PBB dalam berbagai isu termasuk perubahan iklim, disaster management, pendidikan, dan kewirausahaan pemuda.

AsEAN juga menyampaikan apre-siasi kepada sekjen PBB yang telah berperan aktif dalam melakukan pre-ventive diplomacy. Lebih lanjut AsEAN menyampaikan bahwa penyelengga-raan ASEAN-UN Workshop on Lessons Learned and Best Practices in Conflict Prevention and Preventive Diplomacy pada bulan April 2013 di Jakarta mem-beri manfaat yang besar dalam mem-bangun kapasitas. AsEAN berkomitmen untuk mendukung preventive diplomacy melalui ASEAN Regional Forum (ARF).

KTT menyambut baik dukungan PBB terhadap ASEAN Institute for Peace and Reconciliation (AiPR) di Jakarta un-tuk melakukan kajian terhadap perda-maian, conflict management and conflict resolution di kawasan.

KTT menyambut baik laporan High Level Panel of Eminent Persons on the Post-2015 Development Agenda yang diketuai bersama oleh Presiden indonesia, Presiden Liberia, dan Perdana Menteri inggris dengan judul ‘A new Global Partnership: Eradicate Poverty and Transform Economies Through Sustainable Development’.

KTT menekankan pentingnya kerja sama antar sekretariat dan mendorong agar kedua sekretariat dapat menyusun roadmap on the implementation of the

Para Pemimpin menyambut baik pe-nyelenggaraan KTT ke-5 AsEAN-PBB dengan kehadiran sekretaris

Jenderal PBB, sebagai salah satu upaya untuk memperkuat kerja sama kemitra-an menyeluruh AsEAN-PBB.

dalam sambutannya, sekjen PBB menyambut baik komitmen negara anggota AsEAN yang telah mengesah-kan ASEAN Human Rights Declaration (AHRd) pada tahun 2012 yang lalu, mendorong pemajuan dan penghor-matan terhadap HAM, mendukung AsEAN konektivitas melalui bantuan UN-EsCAP, mendorong kerja sama AsEAN-PBB dalam bidang climate change, mendorong kerja sama dalam melawan korupsi, human trafficking, dan terorisme.

sementara itu negara anggota AsEAN

ASEAN-UN Comprehensive Partnership untuk periode tahun 2014-2015. Road-map tersebut akan memuat berbagai pri-oritas kerja sama mencakup empat pilar utama Joint Declaration on Comprehen-sive Partnership between ASEAN and the UN. KTT juga mendorong kedua sekre-tariat untuk meningkatkan dialog dan konsultasi dalam mengeksplorasi ber-bagai cara dan sarana bagi penguatan kemitraan strategis AsEAN-PBB.

Guna memperkuat kerja sama antar sekretariat, PBB telah berkomit-men untuk mendirikan Liaison Office di Jakarta, serta membuat roadmap on the implementation of the ASEAN-UN Comprehensive Partnership 2014-2015. Roadmap tersebut terdiri dari prioritas dalam empat pilar kerja sama: politik-keamanan, ekonomi, sosial-budaya dan kerja sama antar sekretariat.

KTT menyambut baik penyeleng-garaan ASEAN-UN Preparatory Senior Officials’ Meeting di sela-sela sidang Majelis Umum PBB Ke-68 tanggal 23 september 2013 di New York, Amerika serikat sebagai pelengkap mekanisme dialog AsEAN-PBB yang telah ada. KTT sepakat untuk dilaksanakan-nya Pertemuan Menlu AsEAN dengan sekjen PBB dan Presiden sMU PBB setiap tahunnya di sela-sela sMU PBB bulan september di New York, Amerika serikat.

Gagasan untuk mendirikan Liaison Office di Jakarta merupakan komitmen PBB dalam rangka memperkuat kerja sama antar sekretariat di masa mendatang. Mengenai gagasan untuk menyusun roadmap on the implementation of the ASEAN-UN Comprehensive Partnership 2014-2015 diharapkan akan dapat memperkuat dan mengintensifkan kerja sama antara AsEAN dan PBB di masa mendatang.[]

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-5 ASEAN-PBB telah diselenggarakan di

Bandar Seri Begawan pada tanggal 10 Oktober 2013. KTT dipimpin oleh Sultan Brunei Darussalam, Hassanal

Bolkiah, selaku Ketua ASEAN, dan dihadiri oleh Kepala Negara/

Pemerintahan Negara Anggota ASEAN, Sekretaris Jenderal PBB, serta Sekretaris Jenderal ASEAN. Agenda utama KTT ke-5 ASEAN-

PBB membahas Review and Future Direction of the ASEAN-UN Relations dan Exchange of Views on Regional

and International Issues.

ASEAN - Pbb

Memperkuat Kemitraan Komprehensif

Dok. asean-summit-2013.tumblr.com

Page 9: Situs Warisan Dunia

9

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013lAPORAN uTAmA

The 16th ASEAN Plus Three (APT) Summit telah diselenggarakan pada tanggal 10 Oktober 2013

di Bandar seri Begawan, Brunei darussalam. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tersebut dipimpin oleh sultan Brunei darussalam Hassanal Bolkiah, dan dihadiri oleh seluruh kepala nega-ra/Pemerintah negara anggota AsEAN dan Plus Three (RRT, Jepang, dan Korea selatan) serta sekretaris Jenderal AsEAN. Pada KTT APT kali ini dan atas permintaan Korea selatan, sekretaris Jenderal Trilateral Cooperation diundang untuk hadir mengikuti KTT.

KTT membahas topik Review and Future Direction of ASEAN Plus Three Cooperation, Exchange of Views of Re-gional and International Issues, dan Other Matters.

Mengawali pembahasan, Brunei darussalam sebagai ketua menyam-paikan bahwa APT merupakan bagian dari arsitektur kawasan strategis untuk membangun ketahanan ekonomi dan

keuangan dalam menghadapi krisis di kawasan. selama 16 tahun, kerja sama APT telah berfokus pada bidang pem-bangunan ekonomi berkelanjutan, ke-tahanan pangan dan energi, kesehatan, jaring pengaman keuangan, dan peng-gunaan mata uang lokal dalam perda-gangan regional. selain sebagai forum untuk membentuk dan mempersiapkan komunitas Asia Timur, APT diharap-kan juga dapat lebih fokus pada bidang sosial budaya. Kerja sama sosial budaya kiranya dapat mencakup isu kesehatan, pendidikan, pariwisata dan people to people contact.

Pertemuan KTT ke-16 APT telah mengadopsi APT Revised Work Plan (2013-2017) sebagai master plan kerja sama APT untuk jangka waktu lima (5) tahun. Revised Work Plan berisi ac-tion lines prioritas kerja sama APT yang baru, seperti civil service, traditional medicines, information and media, dan connectivity.

sebagai upaya untuk menangkal

krisis keuangan dan mengembangkan ekonomi di kawasan, Pertemuan me-nyepakati untuk memperkuat komit-men pendanaan dalam Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMiM). Pertemuan juga menyetujui untuk men-jadikan ASEAN Plus Three Macro eco-nomic Research Office (AMRO) sebagai organisasi internasional.

Pertemuan menyambut baik entry into force perjanjian APTERR bulan Juli 2012. dalam rangka upaya penguatan APTERR, RRT berkomitmen untuk memberikan $1 juta pada akhir tahun 2013. Pertemuan juga menyambut baik implementasi ASEAN Food Security In-formation System (AFSIS) Project dalam rangka mendukung upaya mewujudkan ketahanan pangan di kawasan.

Pertemuan mencatat kesepakatan untuk memberikan replenishment atas AsEAN Plus Three Cooperation Fund (APTCF) sesuai dengan Terms of Refe-rence (TOR) APTCF. Pertemuan meng-harapkan agar APTCF dapat digunakan

KTT Ke-16 ASEAN Plus Three

Membangun Ketahanan Ekonomi dan Keuangan

Presiden SBY dan pemimpin ASEAn mengadakan pertemuan ASEAN Plus Three di ICC Bandar Seri Begawan, Brunei, Kamis (10/10 )

Dok

. ase

an-s

umm

it-20

13.tu

mbl

r.com

Page 10: Situs Warisan Dunia

10

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

secara kongkret untuk mengimplemen-tasikan aktivitas di bawah APT Work Plan.

Kerja sama APT dinilai berhasil dalam bidang ekonomi dan keuangan. Hal ini terbukti dari ketahanan negara-negara di kawasan Asia Timur ketika krisis global melanda di tahun 2008. Namun demikian, Pertemuan berpan-dangan agar kiranya arah ke depan kerja sama APT juga dapat lebih ditingkatkan pada bidang politik dan keamanan. Hal ini mengingat di kawasan Asia Timur masih terdapat beberapa isu penting yang menjadi perhatian masyarakat in-ternasional antara lain semenanjung Korea, Laut China selatan, dan Laut China Timur, yang melibatkan secara langsung ketiga negara APT dimaksud.

Trilateral cooperation merupakan pertemuan tahunan tingkat kepala ne-gara antara RRT, Jepang, dan Korea selatan. Pertemuan mencatat proposal kerja sama antara Trilateral Cooperation dengan APT yang diharapkan dapat sa-ling melengkapi. Pertemuan juga men-catat usulan agar sekretariat AsEAN dapat mengembangkan kerja sama de-

ngan sekretariat Trilateral Cooperation yang berlokasi di seoul, Korea selatan.

Pertemuan menyinggung isu denu-klirisasi Korea Utara dan isu penculikan serta meminta kepada negara APT yang memiliki hubungan diplomatik dengan Korea Utara agar dapat mengedepan-kan dialog terkait resumption of the Six-Party Talks kepada Korea Utara. secara khusus, Jepang juga menginformasikan bahwa setelah 2,5 tahun tragedi the Great East Japan Earthquake, produk pangan di Jepang tetap aman. Jepang meminta pembatasan terhadap produk pangan Jepang agar kiranya dapat dicabut.

Pertemuan mencatat perlunya men-sinergikan antara kerja sama APT de-ngan arsitektur keuangan global. APT diharapkan dapat menjadi organisasi yang bersifat terbuka dan inovatif ter-hadap ekonomi global sehingga dapat berjalan paralel dengan EAs, APEC, dan RCEP. Pertemuan juga mengga-risbawahi perlunya menyelesaikan ne-gosiasi RCEP tahun 2015.

APT adalah suatu bentuk kerja sama guna mengantisipasi krisis keuangan dan mengembangkan ekonomi Asia Timur.

APT diharapkan dapat menjadi sebuah mesin untuk menciptakan komunitas Asia Timur. sebagai alternatif untuk menangkal krisis, perlu ada dukungan terhadap penggandaan dan de-linking dana Chiang Mai Initiative Multilate-ralisation (CMiM) terhadap iMF. sejak pertama kali didirikan tahun 1997, APT telah memberikan kontribusi dalam menciptakan kondisi yang kondusif di kawasan. Hal ini terlihat dengan kondisi absence of war dan kerja sama yang ter-fokuskan pada prioritas ekonomi serta pengembangan perdamaian (infrastruc-ture of peace). dengan demikian, kerja sama APT selain perlu dipertahankan sebagai forum yang terfokus pada kerja sama ekonomi dan keuangan juga perlu upaya penguatan kerja sama di bidang politik dan keamanan.

KTT tidak membahas isu Laut China selatan secara khusus, namun sebagian negara APT menekankan penyelesaian Laut China selatan agar kiranya dapat dilakukan dalam semangat dOC dan early conclusion COC serta mengedepankan UNCLOs.[]

lAPORAN uTAmA

Dok. asean-summit-2013.tumblr.com

Page 11: Situs Warisan Dunia

11

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013lAPORAN uTAmA

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-16 AsEAN-Jepang telah di-selenggarakan di Bandar seri

Begawan, pada tanggal 9 Oktober 2013. KTT dipimpin oleh sultan Haji Hassanal Bolkiah, selaku Ketua AsEAN dan dihadi-ri oleh Kepala Negara/Pemerintah negara anggota AsEAN, Perdana Menteri Jepang dan sekretaris Jenderal AsEAN.

Agenda Utama KTT ke-16 AsEAN-Jepang adalah membahas review and future direction of the ASEAN-Japan Re-lations dan Other Matters. sedangkan dokumen yang dihasilkan dalam KTT tersebut adalah Chairman’s Statement of the 16th ASEAN-Japan Summit dan Second Executive Report on the Progress of the Implementation of the ASEAN-Japan Plan of Action 2011-2015 to Implement the Joint Declaration for Enhancing ASEAN-Japan Strategic Relations .

dalam sambutan pembukaannya, Per-dana Menteri Jepang menyampaikan be-berapa hal, antara lain mengenai pening-katan kerja sama konektivitas AsEAN, narrowing development gap serta disaster management. disampaikan pula menge-nai pentingnya peningkatan kerja sama ekonomi dan keuangan, berkoordinasi dengan AsEAN dalam negosiasi RCEP, serta menyelesaikan negosiasi Trade in Services and Investment Agreement dalam kerangka ASEAN Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP).

Perdana Menteri Jepang juga menyam-paikan perlunya mempererat pertukaran budaya serta terus melakukan pertu-karan pemuda melalui program JENEsYs

2.0. Jepang akan bersikap proaktif dan berkontribusi terhadap keamanan global serta mengharapkan agar AsEAN senan-tiasa menjaga persatuan. Jepang juga terus membuka pintu dialog dengan RRT dan mendorong Korea Utara untuk melakukan denuklirisasi serta implementasi Resolusi dewan Keamanan PBB.

Para Pemimpin menggarisbawahi pentingnya meningkatkan kerja sama di bidang counter terrorism dan transna-tional crime, termasuk cyber crime sebagai salah satu tantangan baru ke depan. Untuk itu, perlu dilakukan pembahasan mengenai langkah-langkah konkret dalam penangan-an terorisme dan peningkatan capacity building bagi penanganan cyber crime.

Kerja sama maritim juga menjadi salah satu poin pembahasan pada KTT dalam rangka menjaga keamanan dan perdamai-an di laut, antara lain melalui penyeleng-garaan Expanded ASEAN-Japan Maritime Forum (EAMF) guna mendorong dialog antar kawasan.

dalam bidang ekonomi, KTT mene-kankan pentingnya AJCEP bagi pening-katan integrasi ekonomi AsEAN-Jepang dan berharap agar negosiasi Trade in Services and Investment Agreement dapat diselesaikan sebelum Commemorative Summit.

Para Pemimpin menyambut baik im-plementasi ASEAN–Japan 10-Year Strate-gic Economic Cooperation Roadmap. Hal tersebut diharapkan akan meningkatkan hubungan ekonomi AsEAN-Jepang dan berkontribusi dalam melipatgandakan nilai perdagangan dan investasi AsEAN-Jepang pada tahun 2022.

KTT menyambut baik dukungan Jepang terhadap implementasi Master Plan on ASEAN Connectivity dalam rang-ka meningkatkan konektivitas AsEAN, termasuk konektivitas maritim dan pem-bangunan infrastruktur guna membantu peningkatan integrasi ekonomi AsEAN-Jepang dan hubungan antar masyarakat.

dalam bidang penanggulangan benca-na, para Pemimpin menghargai dukungan Jepang terhadap kerja sama disaster ma-nagement serta kontribusinya bagi ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian As-

sistance on Disaster Management (AHA Centre). dalam kaitan ini, para Pemimpin mengharapkan adanya sharing teknologi satelit untuk sistem peringatan dini ben-cana alam.

Para Pemimpin menyampaikan apre-siasinya terhadap upaya Jepang untuk te-rus meningkatkan people-to-people contact guna memperdalam saling pengertian dan saling percaya antara AsEAN dan Jepang, antara lain melalui program JENEsYs 2.0, Kizuna Project, dan Ship for South East Asia Youth Program (ssEAYP).

KTT juga menyambut baik kegiatan peringatan 40 tahun hubungan AsEAN-Jepang sepanjang tahun 2013 dan meng-harapkan agar ASEAN-Japan Commemo-rative Summit yang akan diselenggarakan tanggal 13-15 desember 2013 di Tokyo dapat menghasilkan visi ke depan menge-nai hubungan AsEAN-Jepang.

dalam kesempatan tersebut Presi-den Ri menyampaikan bahwa kemitraan AsEAN-Jepang perlu ditingkatkan men-jadi second generation partnership yang lebih sejajar dan saling menguntungkan. dalam bidang ekonomi, ditekankan pen-tingnya konektivitas dan pembangunan infrastruktur guna terciptanya ekonomi yang lebih efektif dan efisien. dalam bi-dang politik keamanan, Jepang diharap-kan meningkatkan kontribusi dan pe-rannya dalam menjaga keamanan global, seperti melalui peacekeeping mission dan disaster relief cooperation.

dalam kaitan dengan kerja sama poli-tik keamanan, khususnya kerja sama di-saster relief and response, PM shinzo Abe menyampaikan kesamaan pandangan dan berharap dapat meningkatkan kerja samanya. indonesia kiranya perlu meng-galakkan saling tukar pengalaman dan keahlian serta menjalin kerja sama yang lebih erat antar lembaga penanggulangan bencana.

sesuai dengan topik pembahasan da-lam APEC, Jepang menyampaikan keingi-nannya untuk berkontribusi dalam pe-ningkatan konektivitas.

Terkait ASEAN-Japan Commemora-tive Summit yang akan diselenggarakan di Tokyo, tanggal 13-15 desember 2013, indonesia akan melakukan persiapan untuk merumuskan masukan indonesia terhadap Medium-to-Long term Vision on ASEAN-Japan Friendship yang akan di-hasilkan pada Commemorative Summit.[]

KTT Ke-16 ASEAN - jepangTingkatkan Kerja Sama Ekonomi dan Konektivitas ASEAN

Dok

. tuo

itren

ews.

vn

Page 12: Situs Warisan Dunia

12

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

KTT ke-16 AsEAN-Republik Korea (ROK) diselenggarakan di Bandar seri Begawan, Brunei

darussalam tanggal 9 Oktober 2013. KTT dipimpin oleh sultan Brunei da-russalam, Hassanal Bolkiah, selaku Ketua AsEAN, dan dihadiri oleh para kepala negara/pemerintahan negara anggota AsEAN, Presiden Republik Korea serta sekretaris Jenderal AsEAN.

Penyelenggaraan KTT ke-16 AsEAN-ROK ini merupakan tahun kedua indonesia berperan sebagai country coordinator kemitraan AsEAN-ROK periode 2012-2015. Agenda Pertemuan yang dibahas adalah Review and Future Direction of ASEAN-ROK Relations serta Other Matters.

sementara dokumen yang dihasilkan dalam KTT tersebut adalah: Third Exe-cutive Report on the ASEAN-Republik of Korea Plan of Action to Implement the Joint Declaration on Strategic Partner-ship for Peace and Prosperity; dan Chair-

man’s Statement of the 16th ASEAN-ROK Summit.

Presiden baru ROK, Park Geun-Hye, yang menghadiri KTT ke-16 AsEAN-ROK untuk pertama kalinya, menekan-kan komitmen Republik Korea pada kerja sama AsEAN-ROK. Presiden ROK juga menyampaikan apresiasi dan juga dukungan Republik Korea, terutama di bawah kepemimpinan Presiden Park yang baru, bagi sentralitas dan peran AsEAN di kawasan.

Presiden ROK menekankan pen-tingnya kerja sama politik dan keaman-an AsEAN-ROK di tengah situasi keamanan global dan regional sekarang ini, antara lain melalui inisiatif ASEAN-ROK Security Dialogue. Mendorong peningkatan kerja sama AsEAN-ROK di bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi, serta menekankan pada pen-capaian target perdagangan AsEAN-ROK.

Presiden ROK menegaskan kem-

bali komitmen ROK untuk membantu AsEAN dalam implementasi Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC), baik konektivitas fisik maupun people-to-people connectivity. secara khusus, Presiden Park menyampaikan undangan resmi kepada para Pemimpin AsEAN untuk menghadiri ASEAN-ROK Special Summit pada bulan desember 2014 di Republik Korea.

sementara itu para Pemimpin AsEAN-ROK menyambut baik hasil-hasil kerja sama AsEAN-ROK yang telah terjalin selama hampir 25 tahun. Kerja sama tersebut telah berkontribusi terhadap upaya pencapaian Komunitas AsEAN 2015, serta pemeliharaan sta-bilitas keamanan, perdamaian, dan ke-makmuran di kawasan.

Pertemuan mencatat komitmen AsEAN dan ROK untuk meningkatkan kerja sama politik-keamanan, terutama inisiatif Republik Korea untuk memben-tuk political-security dialogue di antara

lAPORAN uTAmA

KTT ke-16 ASEAN - Republik korea

Menekankan Pencapaian Target Perdagangan ASEAN-Republik Korea

Dok

. ase

an-s

umm

it-20

13.tu

mbl

r.com

Page 13: Situs Warisan Dunia

13

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013lAPORAN uTAmA

AsEAN dan ROK. Presiden Republik Korea menyampaikan bahwa situasi politik dan keamanan di semenan-jung Korea, tidak hanya mengganggu keamanan Asia Timur, melainkan juga kawasan yang lebih luas. Untuk itu, Pre-siden Park meluncurkan inisiatif “Trust Building Process on the Korean Peninsu-la” pada tahun 2012, dan telah berhasil menyelenggarakan dialog Utara-selatan pada berbagai tingkatan. Republik Korea mengharapkan dukungan kuat dari AsEAN dan juga menyampaikan apresiasi atas posisi AsEAN selama ini.

Menanggapi hal tersebut, para pe-mimpin AsEAN menyambut baik usul-an pembentukan political-security dia-logue di antara AsEAN-ROK. selain itu, Para Pemimpin AsEAN juga mengapre-siasi “Trust Building Process in Korean Peninsula” dan menegaskan kembali bahwa AsEAN mendukung penyelesa-ian damai atas situasi di semenanjung Korea, demi menjaga stabilitas dan per-damaian di kawasan.

Para pemimpin AsEAN-ROK juga menyambut baik nilai perdagangan pada tahun 2012 sebesar Us$ 130 milyar dan optimis bahwa perkembangan tersebut akan mengarah pada pencapaian target perdagangan sebesar Us$ 150 milyar pada tahun 2015. Untuk itu, kedua belah pihak sepakat untuk memanfaatkan se-cara maksimal ASEAN-Korea Free Trade Agreement (AKFTA) serta melakukan fasilitasi untuk kepentingan investasi, bisnis dan usaha kecil dan menengah (UKM). Presiden Republik Korea juga menyampaikan inisiatif pembentukan ASEAN-Korea Business Council pada ta-hun 2014 untuk meningkatkan linkages di antara kalangan bisnis.

Pertemuan mencatat peningkatan kerja sama konektivitas AsEAN-ROK, melalui Pertemuan pertama task force ROK dengan ASEAN Connectivity Coordinating Committee (ACCC) di Balikpapan pada bulan Juni 2013. Pada kesempatan tersebut, telah diidentifikasi dukungan ROK pada implementasi MPAC, terutama dalam pembangunan infrastruktur dan information and communication technology (ICT). Pembentukan task force pada tahun 2013 ini merupakan

bukti nyata komitmen AsEAN-ROK atas konektivitas AsEAN.

Para Pemimpin AsEAN dan Re-publik Korea menyambut baik ber-bagai kerja sama kemitraan di bidang people-to-people contacts, antara lain melalui pertukaran media, pendidikan, sosial budaya dan juga pemanfaatan se-cara maksimal ASEAN-Korea Centre di seoul. Kedua belah pihak memandang pentingnya people-to-people contacts sebagai upaya untuk memperdalam kemitraan dan saling memahami. KTT juga mencatat usulan pendirian pusat inovasi AsEAN-ROK untuk menyebar-kan dan berbagi budaya inovasi ROK di berbagai bidang.

dalam sambutannya, Presiden Ri memberikan apresiasi atas per-kembangan kerja sama kemitraan strategis AsEAN-Republik Korea dan implementasi Plan of Action 2011-2015, sekaligus menekankan pentingnya peningkatan kerja sama di beberapa bidang. Pertama, penguatan konektivitas antara AsEAN dan ROK untuk menjamin pertumbuhan dan ketahanan ekonomi. Konektivitas tersebut juga diarahkan untuk meningkatkan people-to-people contacts di antara kedua kawasan. Kedua, mendukung usulan ROK untuk membentuk AsEAN-ROK Security dialogue, sebagai upaya bersama untuk menciptakan keamanan, stabilitas dan pembangunan kawasan. indonesia juga mendukung proses denuklirisasi secara damai di semenanjung Korea serta menyambut baik inisiatif Republik Korea “Trust Building Process on the

Korean Peninsula”. Terakhir, pada pembentukan Komunitas AsEAN tahun 2015, kerja sama kemitraan AsEAN-ROK harus ditingkatkan (upgrade) untuk merefleksikan kemitraan yang sejajar dan saling menguntungkan.

KTT ke-16 AsEAN-ROK merupa-kan KTT pertama yang dihadiri oleh Presiden Park Geun-Hye. dalam masa jabatannya yang baru, Presiden Park te-lah menegaskan komitmen ROK kepa-da AsEAN serta meluncurkan beberapa inisiatif baru dalam kerangka kemitraan AsEAN-ROK. indonesia memiliki pelu-ang dalam menentukan arah kemitraan, terutama terkait dengan rancangan ASEAN-Republic of Korea Plan of Action yang baru pada tahun 2015.

Terkait inisiatif Republik Korea un-tuk meningkatkan kerja sama politik dan keamanan dengan AsEAN melalui pembentukan AsEAN-ROK Security-related dialogue, hal ini merupakan sisi baru dari hubungan kemitraan AsEAN-ROK yang selama ini lebih banyak ber-gerak di bidang ekonomi.

Pada Pertemuan disampaikan un-dangan resmi kepada para Pemimpin AsEAN untuk menghadiri AsEAN-ROK Special Summit dalam rangka memperingati 25 Tahun Kemitraan AsEAN-ROK. Pertemuan juga telah mencatat bahwa Special Summit terse-but akan diselenggarakan pada bulan desember 2014 di Republik Korea, de-ngan berbagai Commemorative Activi-ties sepanjang tahun 2014. []

Dok

. ase

an-s

umm

it-20

13.tu

mbl

r.com

Page 14: Situs Warisan Dunia

14

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

KTT ke-11 AsEAN-india telah diselenggarakan di Bandar seri Begawan pada tanggal 10

Oktober 2013. KTT dipimpin oleh sultan Brunei darussalam, Hassanal Bolkiah, selaku Ketua AsEAN, dan dihadiri oleh Kepala Negara/Pemerintahan Negara Anggota AsEAN, Perdana Menteri india Manmohan singh, serta sekretaris Jenderal AsEAN. Agenda utama KTT ke-11 AsEAN-india membahas review and future direction of the ASEAN-India Relations.

KTT menyambut baik perkembang-an dan kemajuan yang telah dicapai da-lam kerangka kerja sama AsEAN-india, terutama dengan ditingkatkan kerja sama kemitraan AsEAN-india menjadi kemitraan strategis pada tahun 2012. KTT juga menyambut baik disahkannya ASEAN-India Vision Statement pada saat diselenggarakannya ASEAN-India Com-memorative Summit bulan desember 2012 yang lalu dan mendorong imple-mentasi Vision Statement tersebut.

Pada KTT ini, Perdana Menteri india menyampaikan beberapa hal, diantaranya india memandang penting AsEAN sebagai mitra strategisnya dalam menerapkan Look East Policy-nya. india senantiasa mendukung upaya AsEAN dalam membentuk ASEAN Community tahun 2015, meningkatkan konektivitas, dan memperkuat sentralitas AsEAN.

india akan membuka kantor per-wakilan terpisah untuk AsEAN dan menunjuk duta Besar khusus untuk AsEAN yang berkedudukan di Jakarta, sebagai upaya untuk mengintensifkan kemitraan strategis AsEAN-india.

india sangat menghargai dukungan negara anggota AsEAN atas aktifnya kembali Nalanda University melalui Memorandum of Understanding on the Establishment of Nalanda University. india juga memandang bahwa tema

keketuaan AsEAN tahun 2013, ‘Our People, Our Future Together’ sangat tepat, ter-utama dalam mengembangkan people-to-people contacts.

Terdapat perkembangan signifikan dari implementasi Plan of Action (POA) 2010-2015 to implement ASEAN-India Partnership for Peace, Progress, and Shared Prosperity yang dicatat dalam pertemuan tersebut. KTT mendorong agar implementasi POA tersebut dapat lebih memperkuat kerja sama AsEAN-india dan berkontribusi pada upaya pembentukan ASEAN Community ta-hun 2015. KTT juga menyambut baik Mid-Term Review of the ASEAN-India Plan of Action dan dimasukkan bebe-rapa short-term actionable goals dari Vi-sion Statement.

KTT menekankan pentingnya men-jaga perdamaian, keamanan dan stabili-tas di kawasan dan mendorong imple-mentasi ASEAN-India Joint Declaration for Cooperation to Combat International Terrorism yang disahkan pada bulan Oktober 2003 di Bali.

KTT menyambut baik peresmian ASEAN-India Centre dan mengharap-kan dilakukannya finalisasi modalitas untuk operasionalisasi Centre tersebut. KTT juga mencatat rencana pemben-tukan ASEAN-India Trade and Invest-ment Centre untuk memajukan kerja sama perdagangan dan investasi antara AsEAN-india.

Pada tahun 2012 tercatat total nilai perdagangan antara AsEAN-india men-capai Us$ 75,6 milyar. Jumlah tersebut melampaui target yang ditetapkan sebe-sar Us$ 70 milyar. dengan demikian trend peningkatan diharapkan dapat berlanjut dengan target perdagangan tahun 2015 sebesar Us$ 100 milyar. Untuk mencapai target itu, diharapkan agar ASEAN-India Free Trade in Ser-vices and Investment Agreement dapat ditandatangani pada akhir tahun 2013 ini dan dioperasionalkan pada bulan Juli 2014. Perkembangan positif lainnya yang dicatat dari pertemuan tersebut adalah negosiasi Regional Comprehen-sive Economic Partnership (RCEP) yang

KTT Ke-16 ASEAN - India

India Memandang ASEAN Sebagai Mitra Strategis Dalam Look East Policy

lAPORAN uTAmA

Dok. asean-summit-2013.tumblr.com

Page 15: Situs Warisan Dunia

15

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013lAPORAN uTAmA

akan meliputi AsEAN+1 FTA, termasuk AsEAN-india FTA.

india berkomitmen untuk mendu-kung Master Plan on ASEAN Connectivi-ty (MPAC) dan konektivitas di kawasan Asia Timur yang lebih luas, serta konek-tivitas yang kuat antara kawasan AsE-AN dan Asia selatan. KTT menyambut baik penyelenggaraan Inaugural ASEAN Connectivity Coordinating Committee (ACCC) and India Consultation pada bulan Juni 2013 di Balikpapan.

dalam memfasilitasi arus barang dan jasa di seluruh koridor konektivitas india mengusulkan pembentukan Working Group on Maritime Cooperation dan Working Group untuk membahas soft infrastructure requirements, termasuk dimulainya pembahasan ASEAN-India

Transit Transport Agreement (AiTTA) dan diselesaikan pada akhir tahun 2015.

dalam pertemuan tersebut Presiden Ri menyampaikan harapannya agar AsEAN-india dapat lebih mengintensifkan dan mengefektifkan kerja samanya dalam bidang ketahanan pangan dan pemberantasan terorisme. dalam bidang ketahanan pangan, Presiden Ri mendorong kerja sama untuk memastikan cadangan beras, mencegah distorsi pasar, melakukan research and development, dan mendorong WTO untuk memperjuangkan kepentingan negara berpenduduk besar. Terkait isu terorisme, Presiden Ri menyampaikan pengalaman dan keberhasilan indonesia dalam menangani berbagai aksi teror

di indonesia dan mengharapkan agar AsEAN-india dapat melakukan intelligence sharing, pelatihan bersama, dan bekerja sama dalam cyber security.

india telah menunjukkan komitmen kuat terhadap kerja samanya dengan AsEAN melalui Look East Policy-nya. dukungan dan komitmen india terse-but tentu saja menjadi salah satu pen-dorong dan penguat proses pembentu-kan Komunitas AsEAN tahun 2015. Hal utama yang perlu mendapatkan perha-tian khusus adalah memastikan penan-datanganan ASEAN-India Free Trade in Services and Investment Agreement pada akhir tahun 2013 sebagai upaya untuk lebih memperkuat kerja sama AsEAN-india ke depan.[]

Dok

. pib

.nic

.in

Page 16: Situs Warisan Dunia

16

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

KTT Ke-16 ASEAN-RRT telah diselenggarakan di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, 9 Oktober

2013. Pertemuan dipimpin oleh Sultan dan Yang Di-Pertuan Haji Hasanal Bolkiah, dan dihadiri oleh

seluruh Kepala Negara/Pemerintahan negara anggota ASEAN, PM RRT Li Keqiang, dan Sekretaris

Jenderal ASEAN.

ASEAN - Republik Rakyat Tiongkok (RRT) KTT Ke-16

Merespon Perkembangan Ekonomi Global

lAPORAN uTAmA

Penyelenggaraan KTT Ke-16 AsEAN-RRT tahun 2013 berte-patan dengan peringatan Kemitraan strategis AsEAN-RRT yang telah berjalan selama 10 tahun. KTT membahas topik

diskusi yang meliputi Review and Future Direction of the ASEAN-China Relations dan Other Matters. sedangkan dokumen yang di-hasilkan dalam KTT ini adalah Chairman’s Statement of the 16th ASEAN-China Summit, dan Joint Statement of the 16th ASEAN China Summit on Commemoration of the 10th Anniversary of the ASEAN-China Strategic Partnership.

KTT menyambut baik peningkatan kerja sama Kemitraan stra-tegis AsEAN-RRT selama 10 tahun dan diharapkan dapat selalu ditingkatkan pada dekade mendatang. Untuk itu, KTT sepakat memperkuat berbagai bidang kerja sama Kemitraan yang tercan-tum dalam Plan of Action (2011-2015). Bidang-bidang yang men-jadi perhatian para pemimpin, antara lain, kerja sama maritim, free trade area (FTA), konektivitas, ilmu pengetahuan dan teknologi, ke-tahanan pangan dan energi, pendidikan, kesehatan, narrowing deve-lopment gap, pertukaran budaya dan people-to-people contact.

Kerja sama Politik dan KeamananPara pemimpin sepakat untuk semakin memperkuat kerja sama

politik-keamanan di berbagai ASEAN-led mechanisms, yaitu ASEAN Regional Forum (ARF), ASEAN Plus Three (APT), East Asia Summit (EAs) and ASEAN Defense Ministers Meeting Plus (AdMM Plus). Beberapa bidang kerja sama politik-keamanan yang menjadi per-hatian para pemimpin antara lain adalah isu keamanan non-tradisi-onal, kejahatan lintas-batas (terutama trafficking of illegal drugs and narcotics), kerja sama keamanan maritim, dan penegakan hukum.

Pertemuan mendukung usulan agar AsEAN dan RRT dapat menyepakati suatu treaty of good-neighbourly friendship and cooperation. Terkait usulan treaty tersebut, indonesia berpandangan agar cakupanya tidak hanya dibatasi dalam konteks AsEAN-RRT saja, tetapi juga kawasan yang lebih luas (treaty of friendship and cooperation) meliputi kawasan indo-Pasifik. Pemikiran ini selalu disampaikan oleh indonesia di berbagai kesempatan, bahkan jauh sebelum RRT mengajukan usulannya.

Kerja sama Ekonomi Para pemimpin AsEAN dan RRT menyambut baik capaian

yang diraih dalam mengimplementasikan ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA). Para pemimpin sepakat untuk meningkatkan kerja sama AsEAN dan RRT yang pada dasarnya telah dimulai sejak ditandatanganinya the Framework Agreement on Comprehensive Eco-nomic Partnership di tahun 2002 agar dapat lebih merespon perkem-bangan ekonomi global. Untuk itu, para pemimpin menyambut

Dok

. jap

antim

es.c

o.jp

Page 17: Situs Warisan Dunia

17

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013lAPORAN uTAmA

prakarsa upgrading ACFTA yang meru-pakan bagian dari kerangka kerja sama tersebut. Lebih lanjut disepakati agar upaya promosi dan penguatan integrasi ekonomi regional dapat terus dilakukan dalam kerangka Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang saat ini telah menyelesaikan dua kali putaran perundingan dan diharapkan dapat se-lesai pada akhir tahun 2015.

Terkait dengan kerja sama perda-gangan, para Pemimpin AsEAN dan RRT menyampaikan optimismenya bah-wa target sebesar Us$ 500 milyar antara kedua belah pihak akan dapat tercapai pada tahun 2015.

Konektivitas RRT menegaskan komitmen untuk

mendukung implementasi Konektivi-tas AsEAN pada 3 (tiga) aspek yaitu: infrastruktur fisik, institusional, dan people-to-people contact. Menyadari bahwa tantangan terbesar adalah pada aspek pendanaan pembangunan in-frastruktur, KTT menyambut baik usu-lan RRT untuk membentuk mekanisme regional berupa Asian Infrastructure Bank yang bersifat Inter-Governmental Asia-wide guna memobilisasi resources yang ada.

Sosial BudayaPertemuan menyambut baik pra-

karsa RRT untuk menetapkan tahun 2014 sebagai ASEAN-China Cultural Exchange Year, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hubungan people-to-people contact yang diharapkan da-pat mendorong peningkatan kunjungan wisatawan kedua belah pihak.

RRT menyampaikan dukungannya terhadap inisiatif Malaysia untuk me-nyelenggarakan ASEAN-China Global Movement of the Moderate sebagai upa-ya mempromosikan common value ka-langan moderat yang dinilai sejalan dengan semangat untuk menciptakan kawasan yang damai dan stabil. Bah-kan lebih lanjut, RRT menyampaikan bahwa pandangan kalangan moderat ini memiliki value yang serupa dengan pe-mikiran konfusianisme di RRT.

Kerja Sama Maritim

Pertemuan menyambut baik upaya komprehensif RRT untuk segera meng-implementasikan penggunaan dana di dalam skema ASEAN-China Maritime Cooperation Fund. dana dimaksud akan dipergunakan untuk membiayai penguatan kerja sama konektivitas ma-ritim, ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian kelautan, sAR, penanganan bencana alam, dan keamanan navigasi, serta berbagai kegiatan dalam implementasi the Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (dOC).

Laut China Selatan (LCS)Terkait upaya penyelesaian damai

atas LCs, para Pemimpin menyam-but baik kemajuan yang dicapai dalam pertemuan 6th SOM dan 9th JWG on the Implementation of DOC di suzhou, RRT, dengan dimulainya secara resmi pem-bahasan substansi menuju terwujudnya code of conduct (COC) di Laut China selatan. KTT menegaskan komitmen-nya bagi implementasi dOC secara penuh dan efektif, serta untuk mem-pertahankan keamanan maritim mela-lui pengembangan rasa saling percaya serta penyelesaian secara damai. Para Pemimpin juga menggarisbawahi agar Kemitraan strategis AsEAN-RRT tidak didominasi atau dihambat hanya oleh satu isu LCs saja.

sementara itu, Filipina kembali me-nekankan rule-based approach yaitu pe-nyelesaian damai sengketa LCs melalui 2 pendekatan, yaitu: pendekatan untuk menghasilkan COC dan arbitrasi tribu-nal. Pendekatan arbitrasi oleh Filipina ini tidak sejalan dengan kebijakan RRT yang tetap mengedepankan dialog de-ngan tidak melibatkan pihak ketiga lain-nya. RRT menginginkan Filipina untuk kembali melakukan konsultasi bilateral.

Presiden Ri menyampaikan harapan dan dukungan terhadap kepemimpinan baru RRT agar kerja sama AsEAN-RRT dalam kerangka Plus One, ASEAN Plus Three (APT) dan East Asia Sum-mit (EAs) dapat lebih meningkat un-tuk dekade berikutnya. AsEAN dan indonesia pada khususnya, akan selalu menjaga hubungan baik dan saling ber-dampingan dengan RRT sebagai negara besar. Mengingat tantangan global ke

depan yang semakin besar, Presiden Ri mengharapkan agar kerja sama investa-si dapat semakin diperkuat. selain itu, Presiden Ri juga mengharapkan agar kerja sama di bidang ketahanan pangan dan energi dapat lebih ditingkatkan mengingat jumlah penduduk gabungan AsEAN dan RRT yang semakin me-ningkat.

Guna memajukan kerja sama AsEAN-RRT, indonesia akan selalu aktif mendorong arah ke depan Kemitraan strategis AsEAN-RRT terutama dalam mendukung Visi Komunitas AsEAN Pasca-2015, implementasi Bali Concord III, dan mendorong terbentuknya suatu second generation partnership, yaitu dimana AsEAN telah menjadi suatu Komunitas dan menjalin kerja sama kemitraan AsEAN secara sejajar dan lebih saling menguntungkan. dalam kerangka yang lebih luas, indonesia juga akan mendorong pembentukan treaty of friendship and cooperation di wilayah indo-pasifik yang lebih luas.

RRT juga menyampaikan inisiatif pembentukan Asian Infrastructure Bank guna mendukung aspek pendanaan terhadap implementasi konektivitas di bidang infrastruktur. indonesia diharap-kan dapat memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kerja sama investasi dengan RRT sesuai harapan Presiden Ri.

dalam menanggapi inisiatif upgrading ACFTA, indonesia mengusulkan agar hal tersebut tidak dilakukan melalui peningkatan liberalisasi sebagaimana usulan RRT. indonesia juga mengusul-kan peningkatan akses pasar secara luas guna menyeimbangkan neraca perda-gangan yang saat ini cenderung de-fisit bagi AsEAN. selain itu, indonesia juga mengusulkan perluasan cakupan dan lingkup kerja sama the Framework Agreement on Comprehensive Economic Partnership sebagaimana tertuang da-lam Joint Statement of the 16th ASEAN-China Summit on Commemoration of the 10th Anniversary of the ASEAN-China Strategic Partnership.[]

Page 18: Situs Warisan Dunia

18

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

KTT Pertama ASEAN dan Amerika Serikat (1st ASEAN-US Summit) telah diselenggarakan di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam tanggal 9 Oktober 2013. Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah memimpin pertemuan tersebut. Mewakili Presiden Amerika Serikat, Menlu AS (Secretary of State), John F. Kerry, memimpin delegasi Amerika.

KTT ini merupakan yang pertama kali diadakan sebagai langkah konkrit untuk melembagakan

pertemuan para pemimpin AsEAN dan As (ASEAN-US Leaders’ Meeting) menja-di KTT AsEAN-As reguler. ASEAN-US Leaders’ Meeting sendiri telah berlang-sung sebanyak empat kali. Pelembagaan ASEAN-US Summit ini sebagai perwu-judan nyata dalam upaya peningkatan kemitraan AsEAN-As ke arah yang lebih strategis (strategic partnership).

KTT ini membahas Review and Fu-ture Direction of ASEAN-US Relations dan Other Matters. dokumen yang dihasilkan dalam Pertemuan tersebut berupa Chairman’s Statement of the 1st ASEAN-US Summit dan Executive Sum-mary Report on the Implementation of the Plan of Action to Implement the ASEAN-US Enhanced Partnership (2011-2015).

Review and Future Direction of ASEAN-US Relations

Pertemuan menyambut baik penye-lenggaraan KTT ke-1 AsEAN-As dan menegaskan pentingnya mempererat kerja sama guna mendorong pertumbu-han ekonomi dan mewujudkan perda-maian, stabilitas dan kemakmuran ka-wasan. Amerika serikat menyampaikan komitmen penuh untuk berperan dalam

upaya pencapaian Komunitas AsEAN.AsEAN menyambut baik keterliba-

tan As di kawasan melalui kebijakan “re-balancing in Asia”, serta mengharapkan peningkatan peran As, terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan memelihara stabilitas keamanan ka-wasan.

Pertemuan menyambut baik kema-juan Plan of Action to Implement the ASEAN-US Enhanced Partnership for

Enduring Peace and Prosperity (2011-2015) guna memperdalam hubungan AsEAN-As pada pilar politik keaman-an, ekonomi, dan sosial budaya AsEAN bagi perwujudan Komunitas AsEAN 2015.

Pertemuan juga menegaskan pen-tingnya penguatan kerja sama ekonomi antara AsEAN dan As, serta menyambut baik kemajuan inisiatif US-ASEAN Ex-panded Economic Engagement (E3) guna

kTT kE-1 ASEAN - AmERIkA SERIkAT

Para Pemimpin ASEAN Sambut Baik Keterlibatan AS di Kawasan Melalui Kebijakan “Rebalancing in Asia”

lAPORAN uTAmA

Dok. asean-summit-2013.tumblr.com

Page 19: Situs Warisan Dunia

19

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013lAPORAN uTAmA

meningkatkan volume perdagangan dan investasi antara negara anggota AsEAN dan As. Hal ini juga untuk me-lengkapi AsEAN-Us Trade and Invest-ment Framework Arrangement (TiFA) Work Plan 2013. selain itu, dalam rang-ka mendorong hubungan ekonomi yang lebih kuat di kawasan Asia-Pasifik, be-berapa Negara AsEAN menyampaikan kemajuan proses perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) sebagai kerangka kerja sama menuju integrasi ekonomi regional. sementara itu, As terus mendorong ne-gara anggota AsEAN untuk bergabung dalam Trans Pacific Partnership (TPP).

dalam bidang pendidikan, AsEAN menghargai bantuan As melalui kerang-ka the Brunei-US English Language En-richment Project, the ASEAN Education Work Plan, the ASEAN University Net-work (AUN), dan the Fulbright ASEAN programme. Program tersebut diharap-kan dapat terus berlanjut dan berkem-

bang demi meningkatkan kapasitas masyarakat AsEAN.

seiring dengan perkembangan pe-sat teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini, AsEAN menyambut baik inisiatif As terkait kerja sama di bidang cyber security.Kerja sama di bidang ini sangat diperlukan oleh AsEAN, teru-tama bagi peningkatan kapasitas dalam menjamin cyber security. Pertemuan juga memberikan perhatian terhadap pentingnya kerja sama AsEAN-As dalam upaya penanggulangan perda-gangan manusia. Untuk itu, AsEAN menghargai kontribusi As dalam upaya meningkatkan kapasitas AsEAN di bi-dang penegakan hukum serta bantuan untuk para korban perdagangan ma-nusia. Amerika serikat menyambut baik upaya AsEAN untuk menyusun the ASEAN Convention on Trafficking in Persons AsEAN (ACTiP).

Perhatian khusus juga diberikan bagi kerja sama maritim, khususnya

dalam menanggulangi kejahatan bajak laut guna memastikan kebebasan dan keselamatan pelayaran. Untuk itu, per-temuan menyambut baik kontribusi As dalam penyelenggaraan the 1st Expanded ASEAN Seafarer Training – Counter Piracy (EAST – CP) di Manila, 23-25 september 2013.

Peran aktif As dalam implementasi Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC), melalui ASEAN-US Connecti-vity Initiative, khususnya di bidang pe-nanganan bencana, energi, dan pem-bangunan infrastruktur mendapat apre-siasi dari AsEAN.

dalam pertemuan ini, Presiden Ri antara lain menegaskan perlunya meng-kaji kembali bagaimana AsEAN dan As meletakkan hubungan strategis di masa mendatang, mengingat banyaknya ar-sitektur kerja sama di kawasan dalam hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.[]

Dok

. KBR

I Bru

nei

Page 20: Situs Warisan Dunia

20

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

dalam rangka mengoptimalkan peran pemerintah daerah dalam menyambut Komunitas AsEAN

2015 serta membentuk kerja sama antar ibu kota negara anggota AsEAN, Pemerintah propinsi dKi Jakarta meng-inisiasi Meeting of the Governors/Mayors of the Capitals of ASEAN di Jakarta pada tanggal 18-19 september 2013.

Gubernur Jakarta, Joko Widodo memimpin jalannya pertemuan tersebut dengan didampingi oleh direktur Jenderal Kerja sama AsEAN, Kementerian Luar Negeri, i Gusti Agung Wesaka Puja. Pertemuan yang dihadiri oleh seluruh Gubernur/Walikota dari seluruh ibu kota negara anggota AsEAN ini mengetengahkan tema ASEAN Goes Local: Contributing to the ASEAN Community 2015.

Joko Widodo menegaskan bahwa motto AsEAN: satu Visi, satu identitas, satu Komunitas merupakan tujuan am-bisius yang perlu dicapai AsEAN. Lebih jauh Joko Widodo menyatakan pen-tingnya para gubernur negara anggota AsEAN bertukar ide tentang kerja sama yang dapat berkontribusi pada proses pembentukan Komunitas AsEAN, teru-tama pada Komunitas Ekonomi AsEAN (KEA).

Wakil Menteri Luar Negeri, Wardhana

Para Gubernur sepakat untuk me-mainkan peran aktif dalam membangun Komunitas AsEAN yang berorientasi kepada masyarakat. Para gubernur/wali kota ibu kota negara anggota AsEAN menyepakati potensi kerja sama yang dapat dikembangkan yaitu promosi ber-sama pariwisata, peningkatan pelayanan publik, pertukaran pelajar, kerja sama sister city, kepemudaan dan beasiswa.

Pertemuan juga menyepakati pem-bentukan forum kerja sama di AsEAN yang dapat menyalurkan aspirasi Peme-rintah daerah negara anggota AsEAN. disepakati agar pertemuan tersebut dilaksanakan secara rutin setiap tahun. Gubernur Bangkok telah bersedia untuk menjadi tuan rumah pertemuan pada tahun 2014.

Pada akhir pertemuan telah ditan-datangani Jakarta Declaration on Coo-peration among the Governments of the Capital Cities of ASEAN Member States 2013. Pertemuan ini juga tercatat da-lam Chairman’s Statements KTT ke-23 AsEAN.[]

Pertemuan Gubernur dan Walikota Ibukota Negara Anggota ASEAN

lAPORAN uTAmA

IBUKOTA NEgARA ANggOTA ASEAN BERSIAP DIRI SAMBUT KOMUNITAS ASEAN

menegaskan hal serupa. Wardhana juga menyampaikan gagasan Presiden Republik indonesia mengenai usulan kepada AsEAN untuk mengurangi setengah jumlah penduduk miskin dan melipatgandakan total PdB AsEAN pada tahun 2030 yang perlu didukung oleh para gubernur.

Dok

.flic

kr.c

om

Dok

.flic

kr.c

om

Page 21: Situs Warisan Dunia

21

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

deklarasi ASEAN Concord II yang ditandatangani di Bali tahun 2003 membentuk pon-

dasi dasar komunitas AsEAN 2020 berdasarkan tiga pilar, yaitu Komunitas Politik Keamanan AsEAN, Komunitas Ekonomi AsEAN dan Komunitas so-sial-Budaya AsEAN.

Pada perkembangannya, dengan melihat kondisi kemajuan AsEAN secara umum, KTT ke-15 AsEAN di Cebu, filipina, 2007 memutuskan untuk mempercepat pembentukan Komunitas AsEAN dari tahun 2020 menjadi tahun 2015.

fokus: Komunitas Ekonomi ASEAN (KEA)Komunitas Ekonomi AsEAN meru-

pakan sebuah pasar tunggal dan basis produksi kawasan yang ditandai dengan semakin bebasnya aliran barang, jasa, penanaman modal, tenaga kerja terampil dan perpindahan barang modal. dalam KEA, keragaman karakteristik masing-

masing negara anggota sebagai peluang dan pelengkap usaha yang menjadikan AsEAN sebagai kawasan yang lebih di-namis dan lebih kuat didalam memasuki pasar global.

Untuk mewujudkan hal tersebut, pada pelaksanaan KTT AsEAN ke-14 di Cha’am, Thailand, tahun 2009 para Menteri Perdagangan AsEAN telah me-nandatangani persetujuan ASEAN Trade in Goods Agreement (ATiGA).

ATiGA merupakan kodifikasi atas keseluruhan kesepakatan AsEAN dalam perdagangan barang (trade in goods), baik dalam Common Effective Preferential Tariff (CEPT) Agreement maupun keputusan penting lainnya yang sebelumnya tertuang didalam berbagai bentuk dokumen hukum yang terpisah, seperti dalam protokol atau persetujuan lainnya.

ATiGA merupakan penyempurnaan perjanjian AsEAN dalam perdagangan barang dan menjadi pengganti bagi CEPT Agreement karena lebih kom-prehensif dan integratif. ATiGA juga sesuai dengan kesepakatan Cetak Biru Komunitas Ekonomi AsEAN (KEA), khusususnya yang terkait dengan per-gerakan arus barang (free flow of goods) yang menjadi salah satu elemen pem-bentukan pasar tunggal dan basis pro-duksi regional.

selama ini cakupan CEPT Agree-ment dianggap masih terbatas, untuk itu maka diperlukan suatu proses yang lebih cepat dan lebih kompleks untuk meletakkan pondasi yang lebih kuat didalam mengatur perdagangan barang dan kebijakan perdagangan antara ne-gara anggota AsEAN.

ATiGA bertujuan untuk mencapai arus barang yang bebas, yang merupa-kan salah satu prinsip pembentukan

ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA)Meningkatkan Perdagangan dan Menciptakan Kawasan Investasi yang Kompetitif

lAPORAN khuSuSD

ok.in

tern

ation

al k

ompa

s

Page 22: Situs Warisan Dunia

22

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013 lAPORAN khuSuS

pasar tunggal dan basis produksi da-lam KEA 2015. disamping itu, ATiGA juga akan meminimalisir hambatan dan memperkuat kerja sama diantara negara anggota AsEAN, menurunkan biaya usa-ha, meningkatkan perdagangan, investasi dan efisiensi ekonomi, menciptakan pa-sar yang lebih besar dengan kesempatan dan skala ekonomi yang lebih besar un-tuk para pelaku usaha dan menciptakan kawasan investasi yang kompetitif.

dokumen ATiGA terdiri dari sebe-las Bab, 98 Pasal, dan 10 Lampiran yang antara lain mencakup prinsip umum perdagangan internasional (non-dis-crimination, Most Favoured Nations-MFN treatment, national treatment), liberalisasi tarif, pengaturan non-tarif, ketentuan asal barang, fasilitasi per-dagangan, kepabeanan, standardisasi, regulasi teknis, prosedur pemeriksaan penyesuaian, sPs (Sanitary and Phyto-sanitary Measures), dan upaya hukum di bidang perdagangan (safeguards, an-ti-dumping, countervailing measures).

Komitmen penting yang disepakati dalam ATIGA

Penghapusan Tarif dengan diberlakukannya ATiGA,

masing-masing negara anggota AsEAN wajib menurunkan dan/atau menghapuskan bea impor terhadap barang yang berasal dari negara anggota AsEAN lainnya sesuai dengan modalitas yang telah disepakati bersama. Modalitas penghapusan bea tersebut dikenakan terhadap produk dalam Inclusion List (iL) yang sudah harus 0% pada tanggal 1 Januari 2010 bagi AsEAN-6 (Brunei darussalam, indonesia, Malaysia, Filipina, singapura dan Thailand) dan pada tanggal 1 Januari 2015/2018 bagi CLMV (Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam).

Penghapusan hambatan non-tarif Masing-masing negara anggota

AsEAN diwajibkan untuk meninjau kembali kebijakan non-tarif dalam basis data. Hal ini bertujuan untuk mengi-dentifikasi hambatan non-tarif (Non-Tariff Barriers) disamping pembatasan

kuantitatif untuk penghapusan. Negara anggota AsEAN wajib menyampai-kan rekomendasi mengenai hambatan non-tarif yang telah diidentifikasi ke-pada dewan ASEAN Free Trade Area (AFTA) melalui pejabat ekonomi senior (sEOM).

Penghapusan hambatan non-tarif dilakukan secara bertahap, dimulai pada 1 Januari 2008 hingga 1 Januari 2010 bagi AsEAN-5 (Brunei darus-salam, indonesia, Malaysia, singapura dan Thailand), 1 Januari 2012 sampai dengan 1 Januari 2014 bagi Filipina, dan 1 Januari 2015 sampai dengan 1 Januari 2017 bagi Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam (CLMV).

Pengimplementasian “Revised Rules of Origin (ROO)”

dalam hal Ketentuan Asal Barang, suatu barang yang diimpor ke dalam wilayah negara anggota AsEAN dari negara anggota AsEAN lainnya wajib diberlakukan sebagai suatu barang asal apabila barang tersebut memenuhi per-

syaratan: (a) suatu barang yang dipro-duksi atau diperoleh secara keseluruhan di negara anggota AsEAN pengekspor; atau (b) suatu barang yang tidak secara keseluruhan diproduksi atau diperoleh di negara anggota AsEAN pengekspor.

Fasilitasi Perdagangan di sisi fasilitasi perdagangan (trade

facilitation), negara anggota AsEAN di-wajibkan untuk mengembangkan dan melaksanakan suatu Program Kerja un-tuk Fasilitasi Perdagangan AsEAN se-cara menyeluruh, yaitu suatu program kerja yang mengatur semua tindakan dan kebijakan dengan target dan batas waktu pelaksanaan yang jelas. Hal ini diperlukan untuk menciptakan suatu lingkungan yang konsisten, transparan dan dapat diprediksi.

Pengembangan fasilitasi perdagangan bagi transaksi perdagangan internasional ini ditujukan untuk meningkatkan pe-luang perdagangan, membantu usaha termasuk usaha kecil dan menengah (UKM), dan menghemat waktu serta

Dok

.tuto

r2u.

com

Page 23: Situs Warisan Dunia

23

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

mengurangi biaya.

Kepabeanan (customs)dalam menerapkan hukum kepa-

beanan, negara anggota AsEAN hen-daknya memastikan ketepatan waktu, konsistensi dan transparansi serta mengefisienkan administrasi prosedur kepabeanan melalui pemeriksaan ba-rang yang cepat. di samping itu, negara anggota AsEAN hendaknya juga me-nyederhanakan dan menyeleraskan prosedur dan kebiasaan kepabeanan serta meningkatkan kerja sama di antara lembaga kepabeanan yang berwenang.

Implikasi bagi kegiatan perdagangan barang

indonesia sudah meratifikasi ATiGA melalui Perpres No. 2/2010 tanggal 5 Januari 2010. ATiGA sendiri ber-laku efektif pada tanggal 17 Mei 2010 dan dilaksanakan melalui PMK (Pera-turan Menteri Keuangan) No. 208/

PMK.011/2010 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk atas Barang impor dalam Kerangka ATiGA.

Ada beberapa implikasi yang timbul dengan adanya ATiGA, antara lain; (1) kewajiban untuk melakukan pembaha-ruan hukum yang diselaraskan dengan aturan dalam ATiGA sehingga dapat memberikan kepastian hukum serta kepastian berusaha bagi pelaku usaha di negara anggota AsEAN, baik di bi-dang perdagangan maupun investasi, (2) AsEAN dapat menjelma menjadi sebuah pusat mesin pertumbuhan eko-nomi yang baru (New Emerging Engine of Growth) dan terpadu serta mampu bersaing dengan kawasan lainnya un-tuk mengimbangi ekspansi dan serbuan produk dari negara di kawasan lain.

Proses konsolidasi penyusunan dan pembahasan ATiGA sudah tentu mela-lui proses yang kompleks dan memerlu-kan waktu yang tidak sedikit, sehingga merupakan tantangan jangka panjang.

Masalah aspek hukum tentu akan mem-bawa konsekuensi yang akan mem-pengaruhi seluruh instrumen hukum AsEAN sebelumnya. Namun demikian, keuntungan yang diperoleh juga seim-bang, yaitu kejelasan, struktur hukum, predictability, kepastian hukum dan transparansi yang akan mempengaruhi proses konsolidasi ATiGA yang sudah diadopsi sebelumnya.

Bagi indonesia, ATiGA akan dapat mengatasi kesenjangan prinsip utama seperti MFN, Non-Tariff, dan modi-fikasi konsesi yang selama ini tidak tercakup dalam CEPT Agreement. se-lain itu, ATiGA juga dapat digunakan sebagai referensi hukum yang lengkap bagi pemerintah maupun dunia usaha, khususnya dalam perdagangan. ATiGA juga dapat menjamin ketentuan lain di dalam peningkatan arus barang bebas, seperti bea masuk dan standar. dengan demikian akan ada kesempatan untuk mengkaji konsistensi seluruh peraturan

lAPORAN khuSuSD

ok.p

anor

amio

.com

Page 24: Situs Warisan Dunia

24

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013 lAPORAN khuSuS

yang ada di dalam negeri, khususnya tentang perdagangan barang.

selain itu, dalam kerangka ATiGA ada beberapa perkembangan yang cu-kup signifikan di bidang pergerakan ba-rang secara bebas, salah satunya adalah keikutsertaan indonesia sebagai salah satu negara Self Certification Pilot Pro-ject II (sCPP ii). Pada prinsipnya sCPP bertujuan untuk meningkatkan ekspor dan daya saing produk indonesia de-ngan memanfaatkan sistem sertifikasi mandiri.

sistem sertifikasi merupakan sebuah pernyataan asal barang yang dicantum-kan dalam dokumen ekspor disebut (invoice declaration). Kewenangannya diberikan kepada eksportir (certified exporters) yang telah ditunjuk oleh Is-suing Authority masing masing negara anggota ATiGA. Pada prinsipnya sCPP bertujuan untuk mendorong kelancaran arus barang, meningkatkan daya saing produk indonesia, dan menyederhana-kan prosedur penerbitan sKA sehingga dengan demikian dapat mengurangi bi-aya transaksi dan mempercepat prose-dur ekspor dan impor.

Untuk implementasinya, indonesia juga sudah meratifikasi melalui Per-pres No. 29/2013 yang diterbitkan pada tanggal 18 April 2013. Kementerian Per-dagangan juga sudah menerbitkan Per-mendag No. 39/M-dAG/PER/7/2013 tentang Ketentuan sertifikasi Mandiri pada tanggal 13 Agustus 2013, namun sampai saat ini, sCPP ii belum bisa di-implementasikan secara penuh karena masih menunggu diterbitkannya Per-menkeu.

Penurunan tarif di indonesia da-lam kerangka ATiGA sudah menca-pai 98,7% zero tariff. Hanya beberapa produk sensitif yang terus dijaga tarif-nya untuk kepentingan nasional, se-perti beras, gula dan minuman beralko-hol (minol). sampai saat ini indonesia masih terus meminta perpanjangan penghapusan tarif untuk produk beras dan gula, yang seharusnya sudah zero tariff. Hal ini diperbolehkan dalam Pro-tocol to Provide Special Consideration for Rice and Sugar, asalkan indonesia dapat memberikan justifikasi yang kuat untuk

memperpanjang penghapusan tarif se-tiap tahunnya sampai tahun 2015.

Ke depan, indonesia harus memikir-kan kebijakan domestik dan langkah strategis untuk meningkatkan produk-tifitas dan daya saing produk pertanian, khususnya beras dan gula. sedangkan untuk produk minol, indonesia terus memperjuangkan minol agar tetap berada dalam General Exception List (GEL) dengan pertimbangan moral dan kesehatan. saat ini, indonesia dan Ma-laysia mendapatkan tekanan dari negara anggota AsEAN lain untuk mengeluar-kan minol dari GEL.

Mengingat sebagian besar produk sudah bebas tarif, maka liberalisasi per-dagangan barang di AsEAN saat ini le-bih difokuskan pada penghapusan ham-batan Non-Tariff Measures (NTMs)/Non Tarrif Barriers (NTBs).

salah satu hal yang perlu ditindak-lanjuti didalam kerangka ATiGA adalah pembentukan interagency body atau in-ter-ministerial committee di negara ang-gota AsEAN untuk mengkoordinasikan masalah eliminasi NTBs di tingkat na-sional. Hal ini sesuai mandat pertemuan ke-18 AsEAN Economic Ministers (AEM) Retreat (Maret 2013). saat ini, indonesia tidak akan membentuk inter-agency body baru sebagai koordinator penanganan isu NTMs/NTBs, namun

akan membentuk gugus tugas nasional yang terdiri dari berbagai perwakilan dari lintas kementerian di bawah koor-dinasi Kementerian Koordinator Bi-dang Perekonomian. Terkait dengan hal ini, Kementerian Perdagangan selaku focal point National AFTA Unit sudah melakukan beberapa persiapan untuk pembentukan Tim Kebijakan Non-Tarif (TKNT) di tingkat nasional dan di in-ternal Kementerian Perdagangan.

Fokus utama AsEAN saat ini ada-lah melakukan indentifikasi NTMs di tingkat nasional, yaitu pengklasifikasian dan notifikasi NTMs. Pada tanggal 30 september 2013, tim ASEAN Regional Integration Support from the Europe-an Union (ARisE) sudah melakukan pemetaan dalam rangka menelaah kebi-jakan NTMs di masing-masing negara anggota AsEAN, dan hasilnya adalah (i) iNTR harus disempurnakan kembali untuk memenuhi 9 unsur yang terda-pat dalam pasal 13 ATiGA, (ii) masih kurangnya kesadaran di tingkat nasional untuk melakukan notifikasi NTMs, (iii) belum adanya interpretasi yang sama untuk melakukan identifikasi NTMs, dan (iv) indonesia saat ini belum mem-punyai prosedur dan pedoman nasional dalam melakukan pengklasifikasian NTMs.

Terkait hal itu, pemerintah perlu menyusun langkah konkret yang ter-padu untuk mengamankan pergerakan barang secara bebas di tingkat nasional dan AsEAN. Namun dalam pelaksana-annya, perdagangan barang yang ter-integrasi di AsEAN, tidak hanya me-merlukan dukungan dari pemerintah semata melainkan juga seluruh elemen masyarakat, termasuk para pengusaha. Mereka bukan saja harus menyadari manfaatnya tetapi juga harus memiliki keinginan untuk berpartisipasi aktif da-lam meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian nasional melalui perge-rakan barang secara bebas di AsEAN.[]

Dina KurniasariDirektorat Kerja Sama ASEANKementerian Perdagangan

sampai saat ini indonesia masih terus meminta

perpanjangan penghapusan tarif untuk produk beras

dan gula, yang seharusnya sudah zero tariff. Hal ini

diperbolehkan dalam Protocol to Provide Special Consideration for Rice and Sugar, asalkan indonesia

dapat memberikan justifikasi yang kuat

untuk memperpanjang penghapusan tarif setiap

tahunnya sampai tahun 2015.

Page 25: Situs Warisan Dunia

25

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

ASEAN Goes to School (AGtS) Kurikulum ASEAN akan Diajarkan di Sekolah

lAPORAN khuSuS

sebagai upaya pengembangan kerja sama bidang pendidikan AsEAN – Uni Eropa (UE), Kementerian

Luar Negeri bekerja sama dengan Uni-versitas iMC KREMs Austria telah melaksanakan kegiatan bersama di dua kota di indonesia yaitu denpasar dan Jakarta. Rangkaian kegiatan yang ber-langsung dari tanggal 12 -21 september 2013 ini bertujuan untuk mensosiali-sasikan AsEAN kepada masyarakat indonesia, dan masyarakat komunitas internasional.

Rombongan peserta Universitas iMC KREsM Austria yang terdiri dari 25 ma-hasiswa dan 2 dosen pendamping telah berkunjung ke sejumlah institusi peme-rintah dan swasta di indonesia seperti; dinas Pariwisata Bali, Pusat Pendidi-kan dan Pelatihan diplomatik Kemlu, Kamar dagang dan industri indonesia (KAdiN), Small and Medium Enterprises (sMEsCO), dan AsEAN secretariat, untuk melihat sejauh mana pemerin-

tah indone-sia memper-siapkan diri m e ny a m b u t pembentukan K o m u n i t a s AsEAN 2015.

d a l a m hal ini, pe-serta Universitas iMC Krems juga telah melakukan dialog dengan ilham Habibie untuk saling bertukar pikiran dan gagasan mengenai berbagai potensi industri di indonesia. disamping belajar lebih dekat tentang AsEAN, rombongan Universitas iMC Krems juga berkesempatan mengenal indonesia lebih dekat melalui kunjungan ke beberapa tempat antara lain Museum

Fatahilah, Masjid istiqlal dan Taman Mini indonesia indah.

dari hasil dialog in-teraktif antara pemangku kepentingan di indonesia dengan mahasiswa iMC Krems Austria, tercermin sikap dan pandangan positif

mahasiwa terhadap AsEAN sebagai organisasi kawasan yang pertumbuhan ekonominya terbilang baik. Khusus in-donesia, mereka berharap budaya dan lingkungan indonesia dapat terus di-jaga kelestariannya mengingat dua hal tersebut merupakan komoditi andalan sektor pariwisata indonesia yang akan bersaing ketat pada saat terbentuknya Komunitas AsEAN 2015 mendatang.[]

sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, utamanya pelajar sMP dan sMA di indo-

nesia, direktorat Jenderal Kerja sama AsEAN (ditjen KsA) menyelenggarakan kegiatan rutin bertajuk ASEAN Goes to School dimana untuk kali ini dilaksana-kan di Kabupaten Gianyar, Bali pada 11-12 september 2013. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi kepada pelajar sMP dan sMA mengenai berbagai perkembangan kerja sama AsEAN dan pembentukan Komu-nitas AsEAN 2015.

Hal-hal penting yang disampaikan adalah perkembangan kerja sama AsEAN di tiga pilar AsEAN, yaitu Pilar Komunitas Politik Keamanan AsEAN, Pilar Komunitas Ekonomi AsEAN dan Pilar Komunitas sosial Budaya AsEAN.

oleh mahasiswa dengan ASEAN Credit Transfer System di bawah ASEAN University Network, serta penggunaan ASEAN Curriculum Sourcebook sebagai salah satu rujukan untuk mengajarkan mata pelajaran AsEAN di tingkat sd, sMP dan sMA, sehingga pelajar AsEAN dapat mendapatkan wawasan yang sama.

Rangkaian kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 160 pelajar sMP dan sMA tersebut menarik perhatian besar para pelajar. Mereka menanggapi beberapa permasalahan yang terjadi di kawasan AsEAN, diantaranya masalah penyele-saian sengketa di AsEAN, klaim buda-ya, kerja sama narkoba dan cara terbaik bagi para siswa sMP dan sMA untuk dapat berkontribusi mensukseskan Ko-munitas AsEAN 2015.[]

PENGEmbANGAN kERjA SAmA PENdIdIkANASEAN – Uni Eropa

Ulasan mengenai struktur AsEAN juga disampaikan secara singkat beserta isu-isu yang ditangani oleh masing-masing pilar. Hal lain yang tidak kalah penting yang disampaikan oleh wakil ditjen KsA adalah kemudahan yang bisa didapatkan

“Khusus Indonesia, mereka berharap budaya dan lingkungan Indonesia

dapat terus dijaga kelestariannya”

Dok. asean-summit-2013.tumblr.com

Page 26: Situs Warisan Dunia

26

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013 lAPORAN khuSuS

dalam rangka menyongsong pem-bentukan Komunitas AsEAN 2015,

direktorat Jenderal Kerja sama AsEAN bekerja sama dengan Kementerian Pari-wisata dan industri Kreatif dan dinas Pariwisata Provinsi Bali telah menye-lenggarakan sosialisasi dengan tema Kesiapan Pariwisata dan Budaya indonesia Menyongsong Komunitas AsEAN 2015 kepada masyarakat Bali pada tanggal 11 september 2013.

sosialisasi menghadirkan 3 nara-sumber dari latar belakang yang ber-beda, yaitu Kepala dinas Pariwisata

Provinsi Bali, direktur Kerja sama Ekonomi AsEAN, serta Ketua Nasional Lembaga Profesional Turisme. dalam kesempatan ini para narasumber me-ngulas langkah besar yang harus disiap-kan, baik di tingkat lokal, nasional mau-pun regional dalam menyambut pem-bentukan Komunitas AsEAN 2015.

Beberapa hal penting yang me-ngemuka dalam sosialisasi adalah pentingnya merancang upaya nasional di sektor pariwisata budaya untuk mempersiapkan indonesia, harmonisasi regulasi pusat dan daerah, penyusunan

paket wisata yang sesuai dengan karakteristik budaya masing-masing provinsi di indonesia, serta pelestarian lingkungan.

disadari bersama bahwa budaya dan lingkungan indonesia merupakan aset penting yang perlu dijaga dan dipas-tikan kelangsungannya di masa-masa mendatang, terlebih indonesia akan menjadi bagian dari integrasi kawasan Asia Tenggara. Untuk itu, para nara-sumber menghimbau agar sdM sektor pariwisata dan industrinya dapat diper-siapkan dengan baik.[]

PARIWISATA bAlI mENuju kOmuNITAS ASEAN 2015

Dok

.goo

gle

Page 27: Situs Warisan Dunia

27

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

isu kesehatan merupakan salah satu dari sekian isu yang mendapat perha-tian penting masyarakat AsEAN. Hal

ini secara rutin dibahas dalam sejumlah pertemuan AsEAN di sektor kesehatan. Masalah Pencegahan dan Kontrol HiV yang merupakan masalah pelik yang di-hadapi setiap negara anggota telah sepa-kat dibahas pada level kelompok kerja. Beberapa waktu yang lalu AsEAN telah menyelenggarakan the 2nd Senior Labour Officials Meeting’s Working Group on HIV Prevention and Control in the Work place (sLOM WG HiV) di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 11-12 september 2013. Pertemuan tersebut telah membahas ber-bagai rencana tindak lanjut keputusan the 22nd ASEAN Labour Ministers’ Meeting (ALMM) dan the 9th Senior Labour Offi-cials Meeting (sLOM).

salah satu keputusan penting pertemuan tersebut ialah setiap negara anggota AsEAN perlu melakukan suatu kegiatan sebagai wujud nyata AsEAN untuk memberikan perlakuan bagi para pekerja yang mengidap HiV Aids di lingkungan kerjanya. dalam hal ini telah disampaikan sejumlah proposal kegiatan oleh negara anggota AsEAN untuk mencapai target bersama AsEAN dimaksud. sebagai negara yang giat menyuarakan pemberian dukungan bagi para pekerja pengidap HiV Aids di lingkungan kerja, indonesia mengajukan sejumlah proposal kegiatan dan dua diantaranya telah diterima dalam pertemuan yaitu kerja sama pe-nanganan penyebaran dan kontrol HiV Aids di tempat kerja, dan forum diskusi berbagai pemangku kepentingan menge-nai pengembangan koalisi bisnis bagi para pekerja pengidap HiV dan Aids di indonesia.

Kedua proposal indonesia tersebut diminta untuk dimuat dalam pedoman pelaksanaan yang akan menjadi hasil penting (outcome document) untuk per-temuan yang sama pada bulan November 2013.[]

Kesehatan ASEANSEkIlAS kERjA SAmA

lAPORAN khuSuS

Dok

.goo

gle

Page 28: Situs Warisan Dunia

28

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013 lAPORAN uTAmAlAPORAN khuSuS

Ketahanan pangan merupakan isu penting yang menjadi perhatian para pemimpin AsEAN sejak lebih

dari 30 tahun lalu. Untuk menjaga ketahan-an pangan di negara anggota AsEAN, para pemimpin AsEAN menyepakati Agreement on the ASEAN Food Security Reserve yang ditandatangani di New York pada tanggal 4 Oktober 1979. Persetujuan tersebut meng-atur skema kerja sama pangan melalui pem-bentukan ASEAN Food Security Reserve, yaitu penetapan jumlah total bahan pangan dasar, khususnya beras, yang dimiliki masing-ma-sing negara AsEAN sebagai bagian kebi-jakan nasionalnya, termasuk jumlah komit-men beras yang dicadangkan masing-masing negara anggota AsEAN untuk digunakan dalam situasi krisis (ASEAN Emergency Rice Reserve/AERR).

Kerja sama AERR pada prinsipnya ha-nya untuk menghadapi situasi darurat dan tidak disiapkan untuk menghadapi masalah kelangkaan beras. dalam perkembangan-nya, krisis pangan internasional pada tahun 2007-2008 yang ditandai dengan meningkat-nya harga bahan pangan dianggap sebagai ancaman serius bagi kawasan Asia Tenggara.

Berangkat dari pemikiran tersebut, indonesia kemudian mengusulkan konsep Indonesia’s Non Paper on ASEAN Integrated Food Security Policy Framework dan disetujui pada pertemuan ke-30 ASEAN Ministerial Meeting on Agriculture and Forestry (AMAF) yang diselenggarakan di Hanoi, pada tanggal 20-25 Oktober 2008. selanjutnya pada KTT ke-14 AsEAN di Thailand bulan Maret 2009, pemimpin negara AsEAN menyepa-kati ASEAN Integrated Food Security (AIFS) Framework dan Strategic Plan of Action on

Food Security in the ASEAN Region (SPA – FS).

AIFS Framework disepakati untuk me-mastikan ketahanan pangan AsEAN dalam jangka panjang, dan secara khusus dirancang sebagai payung kerja sama dan pendekatan pragmatis di sektor pangan. AIFS Frame-work terdiri dari empat komponen dengan masing-masing strategi utama yang saling terkait untuk menjamin ketahanan pangan di kawasan. Keempat komponen tersebut adalah (1) darurat pangan/tanggap terha-dap kekurangan dengan strategi utama pe-nguatan pengaturan ketahanan pangan, (2) Pertumbuhan perdagangan pangan yang berkelanjutan dengan strategi utama me-ningkatkan perdagangan dan pasar pangan yang kondusif, (3) sistem informasi ke-tahanan pangan yang terintegrasi dengan strategi utama memperkuat sistem informasi yang terintegrasi untuk dapat memprediksi, merencanakan dan memonitor pasokan pe-manfaatan komoditas pangan utama secara efektif, (4) inovasi pertanian dengan strate-gi utama meningkatkan produksi pangan berkelanjutan, mendorong investasi di sek-tor industri berbasis pangan dan pertanian untuk meningkatkan ketahanan pangan, identifikasi dan membahas isu terkait keta-hanan pangan.

Tujuan pembentukan sPA – Fs adalah untuk mengamankan pasokan pangan di ka-wasan melalui upaya peningkatan produksi pangan, mengurangi kegagalan panen, me-ningkatkan perdagangan serta mencipta-kan pasar yang kondusif, untuk menjamin stabilitas pangan di kawasan serta untuk mengoperasionalkan pengaturan mengenai darurat pangan kawasan. Cakupan komoditi pangan dalam sPA – Fs ini adalah beras, jagung, kedelai, gula dan singkong.

ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve (APTERR)

Pada Pertemuan AsEAN Ministers on Agriculture and Forestry bersama negara AsEAN+3 (Jepang, RRT, dan Korea selatan) di Laos bulan Oktober 2002, disepakati sebuah pilot project East Asia Emergency Rice Reserve (EAERR) berjangka waktu tiga ta-hun guna memastikan ketersediaan pangan dalam situasi bencana di kawasan.

indonesia telah menerima manfaat dari proyek ini. Pada tahun 2008 proyek EAERR telah membantu penyaluran beras sebanyak 185 metrik ton (mt) kepada keluarga korban banjir di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Beras yang disalurkan adalah impor dari Jepang (180 mt) dan beras lokal (5 mt), dengan biaya total sekitar Usd 200 ribu. Pelaksana-an program yang sama juga dilakukan pada tahun 2009 untuk membantu korban badai Nargis di Myanmar.

Masa kerja EAERR berakhir pada 28 Februari 2010. Namun demikian, sesuai dengan hasil pertemuan ke-6 AMAF+3 di singapura pada 16 November 2006 per-temuan merekomendasikan transforma-si EAERR menjadi “ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve” (APTERR). Bagi indonesia, APTERR merupakan sarana untuk mengatasi kelebihan pangan, fluktu-asi produksi akibat berbagai hal (iklim dan hama), sumber ketersediaan pangan, dan sumber pemasaran pangan dalam rangka memperkuat ketahanan pangan domestik.

Persetujuan pembentukan APTERR ditandatangani pada Pertemuan ke-11 AMAF+3 pada tanggal 7 Oktober 2011. Terkait hal itu, indonesia telah meratifikasi persetujuan APTERR melalui Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2012 tanggal 13 Juni 2012. APTERR mulai berlaku pada 12 Juli 2012 menyusul diterimanya Piagam Ra-tifikasi dari enam negara AsEAN (Kamboja, Malaysia, Filipina, singapura, Thailand, dan Vietnam) dan Jepang.

KTT ke-18 AsEAN bulan Mei tahun 2011 memberikan amanat kepada sekre-tariat AsEAN untuk mengkaji kemungkinan APTERR untuk mencakup komoditas selain beras disamping mendayagunakan APTERR dalam menghadapi fluktuasi harga. Meng-ingat cadangan beras dalam jumlah besar sangat diperlukan dalam intervensi pasar, AsEAN juga sepakat menjajaki peningkat-an cadangan beras APTERR yang saat ini berjumlah 787 ribu ton, terdiri dari AERR (87 ribu mt), Jepang (250 ribu mt), RRT (300 ribu mt), dan Korea selatan (150 ribu mt). sementara itu, indonesia berkomitmen 12.000 ton dan dapat dinaikkan menjadi 25.000 ton.

Komitmen cadangan beras ini akan di-tinjau secara berkala dengan mempertim-bangkan kondisi pangan di kawasan dan ketersediaan beras setiap negara. setiap perubahan cadangan beras harus menda-pat persetujuan AMAF+3. Komitmen beras ini tidak berupa fisik melainkan virtual, di mana setiap negara diharapkan menghor-mati komitmennya dalam penyediaan beras dalam keadaan darurat.[]

Menjaga kETAhANAN PANGAN dI ASEAN

Page 29: Situs Warisan Dunia

29

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

Pada tahun 2012, tercatat 74,8 juta kunjungan wisatawan inter-nasional ke AsEAN. statistik

ini menunjukkan peningkatan sekitar 10,14% dari tahun sebelumnya. dari total kunjungan internasional tersebut, negara anggota AsEAN yang telah menerima kunjungan terbesar adalah Thailand (22,3 juta), diikuti oleh Malaysia (18,1 juta), indonesia (8,3 juta), singapura (7 juta), Filipina (4,2 juta), Kamboja (3,5 juta), Laos (3,3 juta), Myanmar (1 juta), dan Brunei (269 ribu). Pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan tersebut tentu membawa dampak positif pada perekonomian ne-gara anggota AsEAN.

Bagi indonesia, sektor pariwisata telah menyumbang sekitar 7,43 juta lapang-an pekerjaan pada tahun 2010. Kondisi tersebut disebabkan oleh meningkatnya investasi di sektor pariwisata dan pening-katan jumlah kunjungan wisatawan baik lokal maupun asing. selain itu, sektor pariwisata juga memberikan kontribusi besar bagi devisa negara. dibandingkan dengan sektor lain, pariwisata merupa-kan penyumbang devisa terbesar kelima setelah migas, batu bara, kelapa sawit, dan karet. Nilai devisa dari pariwisata men-capai Us$ 8,5 triliun atau 3% produk do-mestik bruto. (sumber: BPs)

Kerja Sama Sektor Pariwisata di ASEANKerja sama Pariwisata AsEAN dimulai

sejak tahun 2002 dengan ditandatangani-nya ASEAN Tourism Agreement. Perjanji-an tersebut merupakan payung kerja sama pariwisata antar negara AsEAN guna me-ningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke negara anggota AsEAN dan antar sesa-ma negara AsEAN, fasilitas kunjungan ke negara anggota AsEAN, meningkatkan daya saing pariwisata AsEAN, mengurangi kendala sektor pariwisata AsEAN, dan menjadikan AsEAN sebagai tujuan wisata

dunia internasional.Pada tahun 2003, para Menteri Eko-

nomi AsEAN memasukkan pariwisata kedalam sektor prioritas pengembangan komunitas ekonomi AsEAN disamping 11 sektor lainnya. dari seluruh sektor pri-oritas tersebut, AsEAN telah menetapkan 5 (lima) sektor jasa prioritas yang akan diliberalisasi menjelang pembentukan Komunitas Ekonomi AsEAN 2015, yaitu: Jasa Pariwisata, Perhubungan Udara, Ke-sehatan, e-AsEAN dan Logistik.

Untuk mendukung liberalisasi sektor pariwisata, tanggal 8 Januari 2009 telah ditandatangani Persetujuan saling Peng-akuan (Mutual Recognition Arrangement/MRA) di bidang Profesional Pariwisata oleh wakil negara anggota AsEAN.

sebagai tindak lanjut penandatangan-an MRA, AsEAN berencana membuat mekanisme untuk meningkatkan kapasi-tas para profesional di bidang pariwisata tingkat nasional dan regional. Pening-katan kapasitas tersebut akan dilakukan melalui pengembangan materi pembe-lajaran dalam mendukung kompetensi mereka pada dunia kerja maupun lem-baga pendidikan dan upaya untuk saling berbagi mengenai pengembangan sum-ber pengetahuan bagi para profesional maupun pelatih di bidang pariwisata.

selain itu, untuk memfasilitasi te-naga ahli di bidang pariwisata, AsEAN berupaya untuk me-nyempurnakan sistem serti-fikasi bagi tenaga profesional pariwisata agar dapat bekerja di negara anggota AsEAN. Untuk mendukung hal tersebut, akan didirikan ASEAN Regional Secretariat on Tourism Profes-sionals di Jakarta. saat ini kon-sep Agreement dari pendirian Regional Rekretariat tersebut masih dalam pembahasan.

Untuk meningkatkan pariwisata AsEAN serta menuju Komunitas Ekono-mi AsEAN, AsEAN telah menetapkan ASEAN Tourism Strategic Partnership (ATSP) 2012-2015 yang disahkan pada pertemuan ke-14 Menteri Pariwisata AsEAN, Januari 2011 di Kamboja. Mela-lui ATsP 2012-2015 tersebut diharapkan AsEAN dapat menjadi kawasan yang berdaya saing tinggi di sektor pariwisata. dalam ATsP tersebut telah dijabarkan 92 rencana aksi yang perlu dilakukan oleh AsEAN untuk meningkatkan kualitas sektor pariwisatanya guna menjadi tujuan wisata dunia dan menjadikan wisata se-bagai sumber pendorong ekonomi yang berkelanjutan.

Pada tahun 2012 AsEAN telah me-nyelesaikan 24 rencana aksi sebagaimana jadwal yang telah tertuang di dalam ATsP. Hal tersebut menunjukkan bahwa AsEAN telah mencapai kemajuan guna menuju terbentuknya KEA 2015. selain itu, dalam upaya untuk terus meningkatkan kun-jungan wisatawan ke AsEAN pada per-temuan Menteri Pariwisata AsEAN 2011 telah disahkan slogan pariwisata AsEAN yaitu “Southeast ASIA Feel The Warmth”.

sebagai upaya mendorong promosi pariwisata maka pertemuan Menteri Pari-wisata AsEAN tahun 2013 di Laos telah meresmikan laman pariwisata AsEAN (www.aseantourism.travel), pembuatan paket tur wisata AsEAN yang melibatkan minimal 2 negara AsEAN dan mengadop-si berbagai standar pariwisata yang bertu-juan agar sektor pariwisata AsEAN dapat bersaing dengan pariwisata dunia.[]

uPAYA kOlEkTIF ASEAN

Memajukan Sektor PariwisataUpaya untuk terus meningkatkan daya saing pariwisata ASEAn telah menunjukkan perkembangan yang positif dengan terus meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan internasional ke ASEAn dan khususnya intra-ASEAn.

lAPORAN khuSuS

Page 30: Situs Warisan Dunia

30

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013 lAPORAN uTAmAlAPORAN khuSuS

No Member Country Month 2010 2011 growth (%)

1 Brunei Darussalam* Jan-Dec 214,290 242,061 12.96

2 Cambodia Jan-Dec 2,508,289 2,881,862 14.89

3 Indonesia Jan-Dec 7,002,944 7,649,731 9.24

4 Lao PDR Jan -Dec 2,513,028 2,723,564 8.38

5 Malaysia Jan-Dec 24,577,196 24,714,324 0.56

6 Myanmar Jan-Dec 791,505 816,369 3.14

7 Philippines Jan-Dec 3,520,471 3,917,454 11.28

8 Singapore Jan-Dec 11,638,663 13,171,303 13.17

9 Thailand Jan-Dec 15,936,400 19,098,323 19.84

10 Viet nam Jan-Dec 5,049,855 6,014,031 19.09

TOTAL 73,752,641 81,229,022 10.14

*Data of Brunei Darussalam only covers number of arrival by air

TABLE 1- GROWTH OF TOTAL INTERNATIONAL ARRIVAL TO ASEAN 2010-2011

TOURISM PERFORMANcE

Page 31: Situs Warisan Dunia

31

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

TABLE 2 - GROWTH OF TOTAL INTERNATIONAL VISITOR ARRIVAL TO ASEAN 2011-2012 (PRELIMINARY)

No Member Country Month 2011 2012growth

(%)

1 Brunei Darussalam Jan-Dec 242,061 269,898 11.50

2 Cambodia Jan-Dec 2,881,862 3,548,307 23.13

3 Indonesia Jan-Dec 7,649,731 8,000,000 4.58

4 Lao PDR Jan-Dec 2,723,564 3,330,072 22.27

5 Malaysia Jan-Sept 18,030,003 18,153,643 0.69

6 Myanmar Jan-Dec 816,369 1,058,995 29.72

7 Philippines Jan-Dec 3,917,454 4,272,811 9.07

8 Singapore Jan-June 6,355,558 7,079,327 11.39

9 Thailand Jan-Dec 19,098,323 22,300,000 16.76

10 Viet nam Jan-Dec 6,250,906 6,847,678 9.55

TOTAL 67,965,831 74,860,731 10.14

*Data of Brunei Darussalam only covers number of arrival by air

TABLE 3 –GROWTH OF INTERNATIONAL VISITOR ARRIVAL TO ASEAN 2011-2012

No Member Country Month 2011 2012 growth (%)

1 Brunei Darussalam Jan-Nov 225,029 192,755 -14.34

2 Cambodia Jan-Nov 2,583,518 3,201,981 23.94

3 Indonesia Jan-Nov 6,925,192 7,277,496 5.09

4 Lao PDR Jan-Dec 2,723,564 3,330,072 22.27

5 Malaysia Jan-Sept 18,030,003 18,153,643 0.69

6 Myanmar Jan-Dec 816,369 1,058,995 29.72

7 Philippines Jan-Dec 3,917,454 4,272,811 9.07

8 Singapore Jan-June 6,355,558 7,079,327 11.39

9 Thailand Jan-Dec 19,098,323 22,300,000 16.76

10 Viet nam Jan-Dec 6,250,906 6,847,678 9.55

TOTAL 66,925,916 73,714,758 10.14

*Data of Brunei Darussalam only covers number of arrival by air

lAPORAN khuSuS

Page 32: Situs Warisan Dunia

32

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013 lAPORAN uTAmAlAPORAN khuSuS

GRAPH 1 – GROWTH OF INTERNATIONAL ARRIVAL 2000-2012

*Total International Arrival for 2012 are preliminary, based on Table 2

CHART 1 – SHARE OF INTERNATIONAL VISITOR ARRIVAL TO ASEAN 2011 (BY REGION)

Page 33: Situs Warisan Dunia

33

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

GRAPH II – SHARE OF INTRA ASEAN VISITOR ARRIVAL TO TOTAL INTERNATIONAL VISITOR ARRIVALS 2000-2011

TABLE 4 – ASEAN TOURISM RECEIPT (MILLION USD)

No Country 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Brunei Darussalam 134.53 158.00 104.10 131.60 91.90 187.50 141.2

2 Cambodia 832.00 1049.00 1400.00 1595.00 1561.00 1786.00 1912.00

3 Indonesia 4521.00 4447.98 5345.98 7347.60 6400.00 7600.00 8554.39

4 Lao PDR 146.77 173.24 233.00 275.51 267.70 381.60 406.18

5 Malaysia 8437.84 9868.42 10210.73 7193.91 12141.45 17908.50(Jan-June)

8036.00

6 Myanmar 152.80 164.00 182.00 126.00 196.00 254.00

7 Philippines 2224.00 2753.12 2957.09 2428.68 2235.92 2490.23(Jan-Nov)

2680.30

8 Singapore 6432.52 8101.25 9786.21 10735.00 12800.00 14500.00 22300

9 Thailand 9134.26 13761.00 15869.00 17124.44 15358.0012868.23

(Jan-June) 11867.20

10 Viet nam 1880.00 2250.00 3500.00 3580.00 4227.00 4800.00 5620

Total ASEAN (US$Million) 33,895.72 42,726.01 49,588.11 50,537.74 53,717.97 62,776.06

O P I N I

Page 34: Situs Warisan Dunia

34

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013 O P I N I

dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat me-ngenai Komunitas AsEAN

dan perayaan HUT Ke-46 AsEAN, direktorat Jenderal Kerja sama AsEAN Kementerian Luar Negeri Republik indonesia berkerja sama dengan Pusat studi AsEAN (PsA) Universitas indonesia dan International NGO Forum on Indonesian Development (iNFid) telah menyelenggarakan Lom-ba Karya Tulis AsEAN dengan tema “Mewujudkan Komunitas AsEAN 2015

yang Berorientasi pada Masyarakat”Lomba Karya Tulis dimulai sejak

tanggal 15 Juli 2013 dan ditutup pada 30 Agustus 2013. dalam kurun waktu tersebut panitia menerima 387 karya tulis baik dari peserta perorangan mau-pun kelompok yang berasal dari warga negara indonesia dari dalam maupun luar negeri.

seleksi karya tulis dilakukan oleh panitia dari sisi administrasi, ke-terkaitan/relevansi judul karya tulis dan tema. dari hasil seleksi terdapat 50 karya

tulis yang disampaikan kepada dewan juri untuk dievaluasi lebih lanjut.

dewan juri yang terdiri dari duta Besar Bagas Hapsoro (Kementerian Luar Negeri), Zumrotin K. susilo (iNFid), Makmur Keliat (Pusat studi AsEAN – Universitas indonesia), Budiarto sham-bazy (Wartawan Kompas), dan ibnu Wahyudi (dosen Fakultas ilmu Budaya Universitas indonesia) memutuskan pe-menang Lomba Karya Tulis 2013 seba-gai berikut:

Tiga karya tulis terbaik dimuat dalam Buletin Komunitas AsEAN edisi 3, November 2013.

lOmbA kARYA TulIS

“ASEAN & Kita”

PEMENANg UNggULAN:

Unggulan Pertama : Winsherly Tan, Mahasiswa Universitas internasional Batam

Judul Karya Tulis: “Partisipasi Publik di Negara ASEAN dalam Menyelesaikan Masalah TKI:Tantangan Komunitas ASEAN 2015 dalam Penegakan Hak Asasi Manusia”

Unggulan Kedua :Jerry indrawan Gihartono, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Pertahanan indonesia

Judul Karya Tulis: “Komunitas ASEAN dan Kekuatan Masyarakatnya: Menjawab Tantangan Zaman”

Unggulan Ketiga :Mireille Marcia, Mahasiswa Universitas indonesia

Judul Karya Tulis: “Prinsip Outward Looking dan Keterbukaan ASEAN sebagai Penghambat Terciptanya Komunitas Keamanan Ideal”

PEMENANg TERBAIK:

Pemenang Pertama : Arief setiawan, Mahasiswa s2 ilmu Politik RUdN Moscow.

Judul Karya Tulis: “ASEAN Community 2015: Pembangunan Kesadaran Baru dan Keseimbangan Masyarakat”

Pemenang Kedua: Ni Luh Putu Eka Juliari dan Ni Kadek Losiani, Mahasiswa, Bali.

Judul Karya Tulis: “Festival Budaya ASEAN Langkah Nyata Menuju Komunitas ASEAN 2015 yang Membudaya”

Pemenang Ketiga:dimas Muhammad, Mahasiswa, Bandung.

Judul Karya Tulis: “Mendayung Di Antara Dua Karang: Dilema Perlindungan Hak Asasi Manusia dan Penghormatan Asas Non-Intervensi dalam ASEAN”

Page 35: Situs Warisan Dunia

35

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013O P I N I

Kesepakatan Association of South East Asia Nations (ASEAN) Vision 2020 pada desember 1997 di Kuala

Lumpur membuka cakrawala baru hubung-an antarnegara di kawasan Asia Tenggara. sebuah babak baru dimulai dengan rencana strategis untuk melakukan integrasi kawasan. AsEAN juga diarahkan sebagai kawasan kondusif dengan mentransformasikannya sebagai wilayah yang stabil, kompetitif, dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut, pengurangan angka kemiskinan dan pem-bangunan ekonomi yang seimbang menjadi kerangka dasar untuk memulai rencana be-sar kawasan ini.1

Tak perlu menunggu lebih lama lagi, pada KTT ke-12 AsEAN pada Januari 2007 di Cebu, Filipina, pembentukan Komunitas AsEAN dipercepat lima tahun. integrasi AsEAN yang semula direncanakan pada 2020 kemudian dipercepat pada 2015. Per-cepatan ini tentunya membawa konseku-ensi logis terutama dari aspek pembangunan kesadaran masyarakat tentang pentingnya AsEAN. Lebih jauh dari itu, pengenalan AsEAN sebagai organisasi “supranasional”. selain itu, percepatan bukan berarti segala permasalahan yang ada untuk integrasi ka-wasan nihil adanya. Tantangan besar masih harus dihadapi oleh negara-negara anggota AsEAN, terutama dalam membangun ke-sadaran masyarakat dan stabilitas organisasi dalam anarkisme politik internasional.

Generasi muda memunyai potensi sangat besar untuk mendukung suksesnya Komu-nitas AsEAN 2015. Bahkan bisa dikatakan, generasi muda bisa menjadi katalis dalam upaya percepatan pembentukan Komunitas AsEAN dalam skala nasional di tiap-tiap negara anggota. dalam konteks ini, semua negara anggota AsEAN khususnya indone-

1 ASEAN Vision 2020 http://www.asean.org/news/item/asean-vision-2020 diakses pada 25 Agustus 2013 pukul 21.00 CET

sia, perlu memanfaatkan potensi besar ini untuk menggalang dukungan terhadap ke-beradaan Komunitas AsEAN. Hal ini untuk menghindari terjadinya defisit demokrasi yang hanya mengandalkan dukungan elit tanpa perhatikan aspirasi masyarakat.

Tak adil menyamakan AsEAN dengan Uni Eropa dalam proses internalisasi “nilai-nilai kawasan” karena kedua organisasi re-gional ini memiliki latar belakang beragam di antara para anggotanya. Aspek politis dan historis sangat kuat dalam masyarakat, ter-masuk masyarakat indonesia. sejarah pan-jang kolonialisme di negara-negara anggota AsEAN akan sangat sulit “dileburkan” ke da-lam sejarah baru organisasi regional karena nasionalisme merupakan kekuatan paling nyata dibanding unsur identitas lain sosial-politik lainnya.2

“Nilai-Nilai ASEAN”: Imajinasi BaruAspek manusia memunyai peran kunci

dalam menyukseskan proyek besar Komu-nitas AsEAN 2015. sosialisasi dan internal-isasi memegang peran penting dalam proses ini karena merupakan fase awal untuk me-langkah lebih jauh lagi. Juga, sebagai sarana pembentukan identitas baru tanpa mening-galkan identitas lama sebagai bagian dari sebuah negara-bangsa. Proses ini cukup sulit karena melibatkan dua unsur yang seringka-li berbenturan satu sama lain: nasionalisme dan “supranasionalisme”. Tantangan ini nya-ta adanya setelah melihat sejarah panjang berdirinya negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam AsEAN.

In much same way, since the end of the eighteenth century nationalism has under-gone a process of modulation and adaptation, according to different eras, political regimes, economies and social structures. The “imagined community” has, as a result, spread out to very

2 Barber, Benjamin. (2002). Jihad vs Mc World. Qalam: Yogyakarta, hal. 254

conceivable contemporary society. If it is per-missible to use modern Cambodia to illustrate an extreme modular transfer revolution, it is perhaps equitable to use Vietnam to illustrate that of nationalism, by brief excursus on the nation’s name.3

Peliknya masalah politico-historis terkait nasionalisme, maka proses pembentukan identitas baru berupa AsEAN memerlukan perlakuan khusus. Pembangunan kesadaran secara top-down bisa menimbulkan dampak negatif dalam jangka panjang. Oleh karena itu, berbagai upaya harus ditempuh guna melahirkan identitas baru dengan tetap merawat sejarah dan memori sebagai sebuah negara-bangsa. Proses sulit ini sine qua non untuk menuju arah terciptanya identitas baru yang dinamis dan tanpa meninggalkan nilai-nilai lama.

A regional consciousness does not come at the expense of one’s national identity. A German acquaintance of mine likes to say, “I am a Bavarian, a German and a European — all at the same time.” A French scholar asserts that her children consider themselves European as well as French. Southeast Asia has not yet reached the stage at which its people can say and truly feel that they are Southeast Asians or people of ASEAN. This is another way of saying that ASEAN is not yet a community in the sense that Europe is.4

internet merupakan pilihan paling efek-tif dan efisien dijadikan sarana untuk menge-nalkan ide-ide baru tentang AsEAN kepada kaum muda meskipun menurut hasil survey AsEAN Foundation menunjukkan trend positif generasi muda terhadap AsEAN5.

3 Anderson, Bennedict. (1991). Imagined Community: Reflection of the Origins and Spread of Nationalism. new York: Verso, hal. 155

4 Severino, Rodolfo C. (2008). ASEAN. Singa-pore: ISEAS Publications, hal. 103

5 Lihat, Awareness of and Attitudes Toward ASEAN hal. 18 http://www.aseanfoundation.org/docu-ments/FA-New_%20Asean_Convert_lowres.pdf diakses pada 25 Agustus 2013 pukul 20.46 CET

Juara i KARYA TULis AsEANArie setiawan, Mahasiswa s2 ilmu Politik RUdN Moscow.

Komunitas ASEAN 2015: Pembangunan Kesadaran Baru dan Keseimbangan Kawasan

Page 36: Situs Warisan Dunia

36

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

Keberadaan media sosial di internet bisa menjadi katalis untuk mempercepat penge-nalan Komunitas AsEAN kepada khalayak. Melalui internet, wacana-wacana baru bisa disebarluaskan dan bisa dinikmati siapa saja secara borderless. Meski demikian, cara-cara konvensional tetap dibutuhkan untuk men-jangkau siapa saja yang ingin mengenal lebih jauh Komunitas AsEAN tapi masih minim terhadap akses internet.

Hal penting yang patut diingat, yaitu: AsEAN bukanlah Uni Eropa. Proses integra-si negara-negara anggota Uni Eropa relatif lebih mudah karena secara politik dan sosio-kultural hampir sama. integrasi Uni Eropa juga dilakukan melalui tahapan yang cukup panjang melalui Masyarakat Ekonomi Ero-pa pada 1950-an.6 Kontras dengan AsEAN yang rancangan menuju integrasi kawasan dimulai sejak dua dekade lalu. Meski de-mikian, kondisi seperti ini bukanlah peng-halang untuk mewujudkan integrasi seperti halnya Uni Eropa karena, tak bisa dipung-kiri, organisasi kawasan Eropa Barat ini merupakan contoh ideal dari regionalisme. Harus diakui, AsEAN sedikit banyak men-coba mengimitasi model regionalisme yang diterapkan di kawasan Eropa Barat dengan berbagai adaptasi model integrasinya.7

AsEAN bergerak ke depan. Langkah ini perlu diambil sebagai kebijakan baru bagi AsEAN untuk melakukan diseminasi Ko-munitas AsEAN 2013 secara masif. semua media yang ada harus dioptimalkan guna membentuk imajinasi baru yang nantinya diharapkan secara perlahan dan pasti da-pat menciptakan identitas “supranasional”. AsEAN bergerak ke depan ini tak hanya berbicara tentang sosialisasi, lebih jauh lagi, merupakan proyek besar pembangunan imajinasi generasi muda terhadap AsEAN. Perjuangan merebut kemerdekaan pada abad ke-20 di indonesia bisa menjadi analo-gi untuk kasus AsEAN ini. Kemerdekaan indonesia yang menjadi imajinasi saat itu membuat kaum muda bergerak tampil tanpa takut memperjuangkan indonesia merdeka. dalam konteks AsEAN, hal tersebut bisa diwujudkan dengan tujuan untuk mencip-takan kesejahteraan masyarakat di kawasan Asia Tenggara seperti yang termaktub dalam

6 Welfens, Paul J.J. and Borbély, Dora. Structural Change, Growth and Bazaar Effects in the Single EU Market in Knipping, Franz and Cillian, Ryan, et.al. (eds.). EU-ASEAN: Facing Economic Globalization. Heidelberg: Springer, hal. 9

7 ASEAn Capai Kemajuan Menuju Masyarakat Gaya Uni Eropa http://m.voaindonesia.com/a/1648729.html diakses pada 24 Agustus 2013 pukul 22.45 CET

dokumen ASEAN Vision 2020.

Menciptakan Keseimbangan KawasanKekuatan tiap-tiap negara dalam sebuah

organisasi antar-negara tidaklah sama. Na-mun, mereka tetap memunyai kesamaan dalam hal naluri untuk meraih, memper-tahankan, dan mengakumulasikan kekuatan masing-masing. Karena itu, meskipun telah diikat dalam suatu kerja sama, anarkisme sistem internasional tak bisa serta-merta hi-lang begitu saja. Kepentingan nasional tetap jadi acuan utama. Untuk itu, adanya negara yang mampu berperan sebagai “pengatur” dinamika kawasan sangat penting dalam hal ini. Berperan sebagai penyeimbang un-tuk menjaga dan memantapkan stabilitas kawasan guna mencapai tujuan yang telah dicanangkan.

Negara “pengatur” dinamika kawasan ini harus memunyai dominasi dan determinasi tinggi. Memunyai kekuatan paling besar sehingga mampu menghegemoni negara-negara anggota lainnya agar aturan yang telah disepakati bisa dijalankan oleh negara-negara anggota. Keberadaan negara hegemon menjadi penting karena pasar bersama akan dijalankan sebagai bentuk implementasi salah satu pilar Komunitas AsEAN, ASEAN Economic Community. Namun, untuk bisa menjadi negara hegemon, suatu negara harus memunyai kapabilitas dan komitmen terhadap kawasan. Mampu mendistribusikan sumber daya yang ada sehingga tiap-tiap negara merasa diuntungkan.8

disamping itu, kekuatan (power) juga menjadi pertimbangan utama dalam hal ini. suatu negara dapat memunyai kapabili-tas dan komitmen seperti penjelasan di atas harus memenuhi sejumlah persyaratan ter-tentu. Memunyai kapasitas dan kapabilitas di bidang ekonomi, politik, dan militer. Uni Eropa merupakan contoh nyata bagaimana keberadaan negara hegemon di organisasi regional bekerja. Jerman dan Perancis me-rupakan poros dari keberadaan Uni Eropa karena mereka memiliki sejumlah persyara-tan untuk itu. Kedua negara ini memunyai peran untuk menjaga stabilitas kawasan dengan kekuatan pengaruh yang mereka mi-liki. AsEAN dalam hal ini belum memunyai negara yang mampu berperan selayaknya Jerman dan Perancis dalam Uni Eropa. Kekuatan-kekuatan pada negara-negara anggota AsEAN masih berserakan, belum

8 Griffiths dan O’Callaghan. (2002). Interna-tional Relations: The Key Concepts. London: Routledge, 2002, hal. 135-137

ada yang mampu menjadi negara dominan. Negara yang mampu menjadi hegemon un-tuk mengatur “ritme” kawasan.

Kurun waktu kurang dari dua tahun ke depan dapat menjadi momentum bagi negara-negara anggota AsEAN untuk “me-munculkan” negara hegemon. Namun, upa-ya ini tak bisa serta-merta dilakukan. Harus ada “kesepakatan bersama” diantara negara-negara anggota dan proses tersebut berjalan secara alamiah. Liga Bangsa-Bangsa yang dibentuk pasca Perang dunia i dapat jadi pelajaraan berharga. Ketiadaan negara hege-mon dalam organisasi tersebut menyebab-kan keberadaannya tak efektif dan kemudian bubar akibat anarkisme sistem internasional. Meski demikian, AsEAN memunyai keuni-kan tersendiri walau tidak memiliki kekua-tan hegemon sebagai “pengatur” kawasan.

From the outset, ASEAN’s significance extended beyond the management of regional relations. ASEAN’s diplomatic practice lent credence to the internal promotion of nation-building strategies amongst the insecure, imitative states that constituted post-colonial Southeast Asia. ASEAN legitimated the pursuit of state-led economic development and political consolidation. In this respect ASEAN, despite its anti-communist roots and authoritarian characteristics, came to be viewed in the voguish constructivist idiom of post-Cold War international relations as a distinctively ‘Asian way’ to regionalism that emphasized an attractively different approach to regional security blissfully unencumbered by the rule-governed constraints of western rationalism (see Krause and Latham 1998). Ultimately, ASEAN offered ‘an authentic and successful model of multilateralism’ (Acharya 1997a, p. 341).9

Kesimpulan

Komunitas AsEAN yang mencakup ASEAN Economic Community, ASEAN Political-Security Community, dan ASEAN Socio-Cultural Community bukanlah proyek yang langsung selesai begitu masuk ta-hun 2015. Komunitas AsEAN merupakan proyek panjang karena berusaha mencipta-kan kesadaran baru bagi masyarakat di tiap negara-negara anggota AsEAN. internalisa-si “nilai-nilai” AsEAN harus terus dilakukan agar keberadaan Komunitas AsEAN mem-punyai basis kuat dalam masyarakat, bukan

9 Jones, David Martin dan Smith, M.L.R. (2006) ASEAN and East Asia International Relations: Regional Delusion. Glos: Published by Edward Elgar Publishing Limited, hal. 46

O P I N I

Page 37: Situs Warisan Dunia

37

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013O P I N I

elit saja. Hal ini merupakan tantangan nyata yang harus dihadapi dengan beragam latar belakang sejarah-politik di tiap-tiap negara anggota AsEAN. selain itu, tantangan besar pula untuk tidak mencapai keseimbang-an kesejahteraan di antara negara anggota AsEAN mengingat ketimpangan ekonomi di kawasan ini sangat tinggi (bandingkan pendapatan per kapita singapura dan Brunei darussalam dengan negara lainnya).

sebagai organisasi kawasan, AsEAN masih memiliki pekerjaan rumah yang cu-kup besar, yaitu: menciptakan negara hege-mon sebagai penyeimbang kawasan. Jerman dan Perancis bisa jadi rujukan bagaiamana dua negara ini berperan sangat besar dalam Uni Eropa untuk meminimalkan dampak dari anarkisme politik internasional di ka-wasan. Hal ini merupakan proses panjang

pula seperti halnya penciptaan kesadaran baru pada masyarakat. Meski jangka pan-jang, perlahan tapi pasti perlu untuk segera melakukannya untuk mencegah kehancuran seperti halnya Liga Bangsa-Bangsa yang didirikan setelah Perang dunia i.

KepustakaanAnderson, Bennedict. (1991). Imagined

Community: Reflection of the Origins and Spread of Nationalism. New York: Verso

ASEAN Vision 2020 http://www.asean.org/news/item/asean-vision-2020 diakses pada 25 Agustus 2013 pukul 21.00 CET

AsEAN Capai Kemajuan Menuju Masyarakat Gaya Uni Eropa http://m.voaindonesia.com/a/1648729.html diakses pada 24 Agustus 2013 pukul 22.45 CET

Awareness of and Attitudes Toward ASEAN

http://www.aseanfoundation.org/docu-ments/FA-New_%20Asean_Convert_lowres.pdf diakses pada 25 Agustus 2013 pukul 20.46 CET

Barber, Benjamin. (2002). Jihad vs Mc World. Qalam: Yogyakarta

Griffiths dan O’Callaghan. (2002). Interna-tional Relations: The Key Concepts. Lon-don: Routledge, 2002

Jones, david Martin dan smith, M.L.R. (2006) AsEAN and East Asia interna-tional Relations: Regional delusion. Glos: Published by Edward Elgar Pub-lishing Limited

Knipping, Franz and Cillian, Ryan, et.al. (eds.). EU-ASEAN: Facing Economic Globalization. Heidelberg: springer severino, Rodolfo C. (2008). ASEAN. singapore: isEAs Publications

Perkembangan Implementasi cetak Biru Pilar Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Socio-cultural community Blueprint)

Pertemuan the Final Working Group Meeting on Mid-Term Review (MTR) of the Implementation of the

ASEAN Socio-Cultural (ASCC) Blueprint, telah dilaksanakan di Bandar seri Be-gawan, Brunei darussalam, pada 23 sep-tember 2013. Pertemuan singkat tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan terdahulu (working group MTR ASCC ke-2, pada 3 september 2013).

dengan fokus utama adalah review pelaksanaan implementasi Cetak Biru Pilar Komunitas sosial Budaya. review implementasi Cetak Biru sosbud penting

diketahui oleh negara anggota AsEAN un-tuk mengukur sejauh mana kesiapan setiap negara anggota AsEAN menyongsong pem-bentukan Komunitas AsEAN 2015.

dalam hal ini, Pilar sosbud merupa-kan salah satu pilar komunitas AsEAN yang memiliki cakupan isu terluas di antaranya adalah isu pengembangan sdM, Pendidi-kan, Kesehatan, Kebudayaan, Ketenagaker-jaan, dan Penanggulangan Bencana Alam. disamping itu, Pilar sosbud juga membawa-hi delapan belas badan sektoral dengan 339 langkah aksi, yang dalam penanganannya memerlukan kerjasama lintas sektoral.

sebagai hasil akhir, pertemuan telah menyepakati bahwa review Pilar sosbud akan dilaporkan secara berkala dalam pertemuan pejabat senior (Senior Official on Culture /SOCA) dan laporan review (Mid Term Review/MTR) dapat diakses oleh publik.

dengan demikian publik AsEAN diharapkan dapat memperoleh informasi konkrit mengenai langkah-langkah koletif AsEAN dalam mempersiapkan integrasi kawasannya.[]

Page 38: Situs Warisan Dunia

38

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

Masih ingatkah dengan kutipan lagu di atas? Kutipan lagu tersebut merupakan salah satu lagu rakyat

yang secara turun - temurun dinyanyikan sejak dahulu oleh masyarakat Maluku seba-gai ungkapan rasa sayang mereka terhadap lingkungan serta kehidupan sosial antar masyarakat. Lagu rasa sayang-sayange ini-lah yang sempat menuai kontroversi karena telah di klaim oleh negara lain di AsEAN.

Tidak hanya kebudayaan dalam bentuk lagu saja yang pernah di klaim, tetapi masih banyak lagi aset indonesia yang diklaim antara lain; kain batik, tari pendet, tari reog ponorogo, tari piring, naskah kuno sulawesi selatan, Tenggara dan Barat, wayang ku-lit, alat musik gamelan dan angklung turut menambah daftar kontroversi dalam sejarah indonesia. Bahkan negara yang mengklaim kebudayaan indonesia tidak hanya dari satu negara melainkan negara-negara dari luar AsEAN turut serta meramaikan kontroversi yang telah terjadi (Ansori, 2011).

Menanggapi seputar klaim yang dilaku-kan oleh negara lain atas beberapa produk kesenian dan budaya indonesia yang men-jadi isu hangat dan banyak diperbincangkan

belakangan ini, Lola Amaria seorang artis bintang film, sutradara serta produser yang peduli dengan perihal klaim budaya me-nanggapi dengan penuh keprihatinan. Beri-kut adalah tanggapan Lola Amaria seputar klaim yang dilakukan oleh Malaysia, seba-gaimana dikutip dari harian suara Pemba-ruan edisi 26 Agustus 2009.

sebenarnya klaim-klaim negara lain itu terjadi karena kesalahan Pemerintah indonesia sendiri yang kurang preventif didalam menjaga warisan seni dan budaya bangsa. Kesalahan Pemerintah indonesia adalah tidak pernah mematenkan apa pun yang dimiliki oleh bangsa indonesia secara turun-temurun. Padahal di dunia interna-sional, berlaku hukum tersebut. seharusnya dari awal pemerintah sudah memiliki ben-teng untuk melestarikan budaya nasional kita (Amaria, 2009).

Kondisi tersebut diperparah lagi dengan sikap para pemuda khususnya di indonesia yang semakin hari sudah “berjarak” dengan kebudayaan di tanah kelahirannya, justru mereka mulai meniru budaya barat. Budaya barat yang sering dijadikan sebagai trendsetter mayoritas merupakan kebudayaan yang bertentangan dengan budaya indonesia sendiri, seperti; free sex, miras, narkoba, budaya clubbing, dan lain-lain. sehingga budaya indonesia kerap kali hanya menjadi bayang-bayang semu yang tidak tentu siapa yang akan meneruskannya nanti ke anak cucu kita. Banyak yang mengatakan bahwa perlahan-lahan kebudayaan indonesia akan kehilangan peminatnya seiring dengan menghilangnya generasi tua indonesia.

Festival Budaya ASEAN, Solusi Tepat Ber-sama Komunitas ASEAN 2015

Pengertian budaya menurut Moran (2001) adalah cara hidup sekelompok ma-nusia yang terus berubah, terdiri dari se-perangkat praktik yang berkaitan dengan

seperangkat produk, didasarkan pada se-perangkat perspektif, dan terjadi pada kon-teks sosial tertentu. definisi ini melihat bu-daya terbentuk dari lima dimensi yang saling berkaitan yaitu: produk, praktik, perspektif, masyarakat, dan individu.

sungguh ironis, jika kebudayaan indonesia semakin hari semakin surut. salah satu solusi yang dapat ditawarkan adalah promosi budaya melalui Festival Budaya AsEAN. Festival Budaya ini sangat berperan pen-ting demi keutuhan kebudayaan yang ada di negara komunitas AsEAN. selain itu juga sebagai wadah kreativitas pemuda AsEAN untuk meningkatkan pemahaman, kepedulian, dan partisipasi publik dan kaum muda indonesia untuk mewujudkan komunitas AsEAN 2015.

setiap tempat daerah di Asia Tenggara pastilah memiliki tradisi untuk memperi-ngati hari atau peristiwa-peristiwa penting dan bersejarah. diadakannya Festival Bu-daya dengan maksud untuk menarik minat masyarakat agar lebih mengenal dan menge-tahui berbagai tradisi budaya yang ada di seluruh negara serta pengenalan budaya-budaya indonesia kepada negara komunitas AsEAN.

dengan adanya Festival Budaya AsEAN maka dapat bermanfaat untuk meningkatkan daya tarik masyarakat dan wisatawan lokal, memupuk masyarakat dan wisatawan lokal dengan rasa kecintaan terhadap kebudayaan bangsa sendiri, serta untuk wisatawan do-mestik akan lebih mengenal unsur-unsur seni dan budaya yang ada di daerah Asia Tenggara utamanya untuk negara komunitas AsEAN.

1001 Keunggulan Festival Budaya ASEANFestival Budaya AsEAN dapat dilak-

sanakan secara acak bertempat di salah satu negara yang tergabung dalam komunitas AsEAN. Festival ini dapat dilaksanakan se-

Festival Budaya ASEANLangkah Nyata Menuju Komunitas ASEAN 2015 yang Membudaya

“Kalau ada sumur di ladang dapat kita menumpang mandiKalau ada umur panjang bisa kita bertemu lagi

Rasa sayange, rasa sayang sayangeLihat Ambon dari jauh rasa sayang sayangeRasa sayange, rasa sayang sayangeLihat Ambon dari jauh rasa sayang sayange”

Juara ii KARYA TULis AsEANNi Luh Putu Eka Juliari dan Ni Kadek LosianiMahasiswa Bali

O P I N I

Page 39: Situs Warisan Dunia

39

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013O P I N I

banyak satu kali tiap tahunnya. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan dalam Festival Budaya AsEAN adalah selama 7 hari. Hari pertama diawali dengan pembu-kaan yaitu diisi dengan karnaval atau pawai budaya yang diikuti oleh 10 negara yang tergabung dalam komunitas AsEAN. Pawai budaya ini bertujuan untuk memperkenal-kan kebudayaan berupa tari-tarian, lagu, dan pakaian adat dari masing-masing negara.

Adanya pawai budaya ini akan ber-dampak pada devisa negara di tempat tuan rumah pelaksanaan festival ini karena de-ngan adanya pawai budaya maka akan me-narik perhatian turis lokal maupun man-canegara yang ingin menyaksikan secara langsung pawai tersebut. selain pada devisa negara, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk lebih memperkenalkan kebudayaan di tiap negara AsEAN kepada masyarakat internal maupun eksternal dari komunitas AsEAN. sehingga salah satu kegiatan pro-mosi budaya ini akan berdampak pula pada pariwisata AsEAN dan berpotensi besar un-tuk menarik turis lokal maupun mancane-gara untuk lebih mendalami lagi kebudayaan yang ada di tiap negara AsEAN termasuk negara indonesia.

sedangkan untuk hari kedua dan ketiga dilakukan suatu diskusi budaya diantara perwakilan masing-masing negara AsEAN yaitu: indonesia, Malaysia, singapura, Thailand, Brunei darusalam, Filippina, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam. diskusi budaya ini diisi dengan seminar maupun workshop dari para pakar seni di AsEAN dan mancanegara. Bertempat di wilayah tuan rumah penyelenggara Festival Budaya AsEAN dan perwakilan dari masing-masing negara merupakan generasi muda yang masih duduk di bangku sekolah.

dengan maksud generasi muda ini yang akan menjadi perwakilan dari masing-ma-sing negara untuk menyampaikan hasil diskusi mengenai kebudayaan yang ada di AsEAN kepada teman-teman di sekolahnya bahkan bisa dijadikan sebagai duta wisata di negara tersebut untuk lebih memperke-nalkan kebudayaan tanah kelahiran mereka sejak dini. sehingga diharapkan upaya ini akan lebih membuka mata para generasi muda untuk menghargai kebudayaan me-reka sendiri dan menjadi penerus generasi selanjutnya supaya kebudayaan yang ada tidak menjadi punah.

Hari keempat diisi dengan games antar negara. Games yang diselenggarakan adalah khusus untuk memperkenalkan permainan tradisional di tiap negara AsEAN. senada dengan pernyataan Huizinga (1983) yang menyatakan bahwa permainan tradisional merupakan awal pertama dan merupa-kan suatu kondisi yang perlu bagi lahirnya sebuah kebudayaan. salah satu aspek per-mainan yang amat signifikan (manusiawi dan kultural) adalah kesenangan (it is fun).

Permainan adalah fungsi manusiawi paling fundamendal yang melahirkan semua kebudayaan sejak dari awal. sehingga diang-gap perlu untuk mempopulerkan kembali permainan tradisional masing-masing ne-gara komunitas AsEAN. Adapun permain-an tradisional dari negara indonesia yaitu Engklek, Gobak sodor, Ular Naga dan lain-lain. Negara Thailand seperti Ba Kang Wo (Spinning Top), Chan-Angkarn (Monday-Tuesday), Copter Mai Pai (Bamboo Helicop-ter). sedangkan untuk negara Kamboja yaitu Banh Kli (Marble Shooting), Bei daok Mouy (Three Minus One), dan Chak Cheung Muoy (Jumping on One Leg). Negara Malaysia se-perti Bola Beracun (Poison Ball), Cari Cucu (Search for Grandchild or Grandmother), dan iceman (Ice water) (UNEsCO, 2013). Masih banyak lagi permainan tradisional dari ne-gara komunitas AsEAN lainnya.

Khususnya untuk negara indonesia, per-mainan tradisional yang dapat di tonjolkan yaitu suatu permainan yang membudaya dan khas dari indonesia sendiri seperti Gobak sodor. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh iswinarti (2005) tentang efek terapeutik permainan tradisional menunjukkan bahwa permainan tradisional Gobak sodor menga-jarkan anak kebersamaan dan pemecahan masalah. Untuk mengenal permainan tra-disional Gobak sodor secara lebih menda-lam bisa dilihat pada lampiran.

selain itu, pemilihan permainan tra-disional dianggap tepat karena permainan tradisional lebih mengutamakan kebersa-maan daripada saling mengalahkan serta lebih menekankan pada keasyikan dalam memainkannya daripada memenangkan-nya. Keunggulan lain, permainan tradisional tidak membutuhkan peralatan yang rumit dan biaya yang harus dikeluarkan sangat murah (Einon, 2005).

Konsep dari hari keempat yaitu dalam bentuk pameran games. Ada 10 stand meja

yang diisi dengan masing-masing 1 negara komunitas AsEAN. di setiap stand akan dipertunjukkan permainan tradisional dari tiap negara. Permainan tradisional yang dipertontonkan dapat berupa video, gam-bar, maupun percobaan langsung. selain stand juga dipersiapkan suatu lapangan luas yang bisa digunakan untuk mempraktekkan permainan tradisional berkelompok mi-salnya dari indonesia seperti Gobak sodor. Permainan ini dapat dimainkan oleh semua usia, sehingga semua pengunjung pameran games dapat mempraktekkannya secara langsung.

selain melatih keakraban dengan negara komunitas AsEAN lainnya, juga berfungsi sebagai media promosi supaya permainan tradisional tidak punah. Mengingat di era globalisasi seperti sekarang sudah banyak generasi muda yang lebih melirik permain-an modern. Permainan modern itu sendiri antara lain permainan yang terdapat dalam play station seperti Winning Eleven, Gran Turismo, Devil May Cry, Harvest Moon, dan lainnya.

sifat permainan modern adalah per-sonal, yaitu anak bermain sendiri, tidak berinteraksi sosial dan tidak terlibat emo-sional dengan teman-temannya, sehingga menyebabkan perkembangan jiwa si anak tidak bisa mengerti perasaan orang lain dan tidak mampu melakukan musyawarah dengan teman lainnya. sebaliknya, dalam permainan tradisional anak terlibat secara emosional dengan teman lain, merasa saling membutuhkan, sehingga akan berkembang menjadi generasi yang penuh tepo seliro, bisa mengerti dan memahami perasaan orang lain (Wahyuni, 2009).

Hari kelima dan keenam merupakan kunjungan wisata budaya, yaitu mengun-jungi tempat pariwisata di daerah tuan ru-mah penyelenggara Festival Budaya AsEAN. Kegiatan ini dapat diikuti oleh masyarakat lokal maupun turis mancanegara yang ingin mengetahui secara langsung budaya apa saja yang ada di negara penyelenggara pada saat itu. Promosi budaya ini juga akan bermanfaat bagi negara tuan rumah karena selain kebu-dayaannya lebih dikenal oleh masyarakat, juga akan meningkatkan pendapatan pen-duduk yang ingin menjual cenderamata, ma-kanan khas daerah maupun barang-barang hasil kerajinan yang menjadi keunggulan di negara tersebut. sehingga para seniman lokal

Page 40: Situs Warisan Dunia

40

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

juga memiliki kesempatan untuk lebih maju karena telah dikenal oleh seniman lainnya di mancanegara.

Hari terakhir diisi dengan performance bersama. Perwakilan dari tiap negara ko-munitas AsEAN yaitu sebanyak 4 sampai 5 orang. Terdiri dari campuran antara kaum generasi muda maupun seniman di ma-sing-masing negara. Mereka dikumpulkan bersama di satu tempat kemudian diben-tuk kelompok secara acak yang terdiri dari 4 sampai 5 orang dengan negara asal yang berbeda. Misalnya dalam 1 kelompok yang terdiri dari 5 orang berasal dari negara in-donesia, Malaysia, singapura, Filipina, dan Thailand membuat suatu performance.

Performance yang dimaksud adalah suatu budaya baru yang dihasilkan dari kebudayaan yang berbeda di tiap negara. Begitu pula dengan kelompok lainnya juga akan membuat pertunjukan yang dihasil-kan dari pencampuran budaya mereka atau kolaborasi dari masing-masing kebudayaan mereka. Kemudian setiap performance dipertunjukkan di hadapan kelompok lain-nya maupun para juri, karena performance

terbaik akan mendapatkan reward. Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat hubungan persahabatan dan solidaritas antarnegara di komunitas AsEAN.

Rekomendasi Bersama Menuju Komunitas ASEAN 2015 yang Membudaya

dengan diselenggarakannya Festival Bu-daya AsEAN. Tentunya akan memberikan imbas kepada masyarakat, baik masyarakat lokal di AsEAN maupun di mancanegara. Kegiatan ini merupakan kegiatan positif sebagai media penyebarluasan kebudayaan yang ada di masing-masing negara komu-nitas AsEAN termasuk indonesia. sehingga klaim budaya tidak akan mencuat kembali karena kebudayaan yang ada telah diperke-nalkan ke khalayak ramai. Adapun beberapa rekomendasi yang dapat kami tawarkan ada-lah sebagai berikut :

Festival budaya AsEAN ini dilakukan setahun sekali untuk memperkokoh hubung-an antar negara serta mempertahankan jati diri bangsa indonesia dalam hal kebudayaan guna menuju komunitas AsEAN 2015 yang membudaya.

Festival budaya AsEAN diharapkan da-pat ditayangkan di stasiun televisi indonesia agar masyarakat dapat mengetahui dan ikut menikmati kemegahan acaranya meski tidak hadir langsung di festival tersebut.

Generasi muda yang ikut serta dalam diskusi festival budaya AsEAN berpotensi menjadi duta kebudayaan dan dapat menyu-gesti kerabat terdekat bahkan sampai selu-ruh penduduk di negaranya untuk tidak me-lupakan kebudayaan yang diwariskan dari leluhur mereka.

dari pemaparan di atas tersirat jelas bahwa promosi budaya melalui Festival Budaya AsEAN sangat bermanfaat demi kelangsungan generasi penerus selanjutnya supaya tidak melupakan kebudayaan di ta-nah kelahirannya. Melalui Festival Budaya AsEAN kita ciptakan komunitas AsEAN 2015 yang membudaya. seyogyanya tulisan ini dapat dijadikan suatu usulan yang dapat diwujudkan suatu saat nanti khususnya di Asia Tenggara (AsEAN) sehingga kebu-dayaan yang ada akan tetap lestari untuk selamanya.[]

REfERENSI

Amaria, Lola. 2009. Serangan Non Politik-Klaim Warisan Budaya. Tabloid Diplomasi (Media Komunikasi dan Interaksi) no. 24 Tahun II, Tgl. 15 Oktober – 14 nopember 2009.

Ansori, M. 2011. Inilah Daftar 20 Kebudayaan Indonesia yang Diklaim Negara Lain. http://www.jurnaldunia.com/2011/11/inilah-daftar-20-kebudayaan-indo-nesia.html [Diakses tanggal : 27 Juli 2013].

Einon, Dorothy. 2005. Permainan Cerdas Untuk Anak. Jakarta: Erlangga.Huizinga, Johan. 1938. Nature and Significance of Play as a Cultural Phenomenon. Homo Ludens. Beacon Press, Boston.Iswinarti. 2005. Identifikasi Permainan Tradisional Indonesia. Malang: Fakultas Psikologi UMM.Moran, P. R. 2001. Teaching Culture: Perspectives in Practice. Boston, MA: Heinle and Heinle.UnESCO. 2013. Documentation of the Traditional Children’s Games in South-East Asia. www.unescobkk.org/culture/ich/children-games/games/ [Diakses tang-

gal : 6 Agustus 2013].Wahyuni, I.S. 2009. Efektivitas Pemberian Permainan Tradisional Gobag Sodor terhadap Penyesuaian Sosial Anak Sekolah Dasar Negeri Cakraningratan Sura-

karta. Skripsi. Surakarta: PS. Psikologi, Fak. Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

LAMPIRAN

Permainan Tradisional Gobag SodorA. Tujuan :

Mengisi waktu luang, meningkatkan kekompakkan tim.Meningkatkan sosialisasi antar subyek dan kebugaran jasmani.

B. Waktu : ± 45 menitC. Material :

Lapangan berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 15 m, lebar 9m (disesuaikan), dibagi menjadi beberapa kotak (disesuaikan jumlah ang-gota) dengan ukuran masing-masing 4,5 m x 5 m.Papan nilai untuk mencatat nilai.Spidol untuk menulis.

O P I N I

Page 41: Situs Warisan Dunia

41

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013O P I N I

Peluit.Kapur/cat/tali untuk menandai lapangan.

D. Pemain :Kelompok main (mentas) dan kelompok penjaga (dadi).

E. Peraturan :Penjaga ialah yang kalah (dadi), bergeraknya tidak boleh di luar garis harus di garis.Penjaga yang boleh melalui garis sodor/garis tengah hanyalah penjaga garis melintang pertama yang juga menjadi sodor.Pemenang (mentas) berkewajiban melewati garis melintang pertama hingga terakhir dan kembali ke garis pertama.Jika salah satu anggota mentas tersentuh maka bergantilah pemain. Selain itu jika dalam satu kotak terdapat buthuk* maka pemain juga berganti. Beberapa daerah menyebutnya dengan istilah gosong atau buthuk.Berganti petak dengan pemain lain diperkenankan asal memberi tahu terlebih dahulu.Upah yang didapat bagi pemenang didasarkan perjanjian. Biasanya berupa gendhong sejauh yang ditentukan.

F. Jalannya permainan :

Pemain yang sudah ditentukan untuk bermain melakukan sut untuk menentukan siapa yang menjadi kelompok dadi dan kelompok mentas.Penjaga (dadi) bernomor A, B, C, D, E, F, G, sedangkan kelompok mentas adalah H, I, J, K, L, M, n.Kelompok mentas harus melewati garis 1 hingga 7 dan kembali lagi. Jika anggota kelompok mentas tersentuh oleh kelompok dadi ataupun buthuk* maka bergantian pemain.Kelompok penjaga (dadi) A bisa bergerak di garis melintang 1 dan garis horizontal 1. B bergerak di garis 2, C bergerak di garis 3, begitu seterusnya hingga G.Kelompok mentas yang bisa melewati dari awal hingga akhir mendapat nilai 1, kemudian kembali ke awal mendapatkan nilai 1, dan boleh mengulanginya lagi hingga berganti pemain, begitu seterusnya.

*buthuk terjadi jika dalam satu kotak terdapat lebih dari setengah jumlah anggota kelompok main. Misalnya jumlah anggota kelompok main adalah 5 maka dalam satu kotak tidak boleh terdapat > 3 orang.

G. Foto Kegiatan :

Page 42: Situs Warisan Dunia

42

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

Hampir tidak akan ada yang me-nyangsikan bahwa Muhammad Hatta adalah salah seorang putra

terbaik yang pernah dimiliki bangsa ini. sumbangsih pemikirannya menjangkau berbagai sektor, mulai dari politik hingga ekonomi, salah satu kontribusinya yang hinggi kini masih dikenang adalah konsep “Mendayung di antara dua karang” di bi-dang politik luar negeri. saat negara-negara baru merdeka tersandera untuk memilih antara komunisme atau kapitalisme, barat atau timur, Moskow atau Washington. Hatta dengan lantang menggugat tekanan untuk memilih ini. Beliau mengajukan sebuah alternatif yang saat itu terbilang radikal, tidak kedua-duanya. Bapak proklamator itu menekankan bahwa kita tidak harus menjatuhkan pilihan untuk menjadi benar-benar menjadi hitam atau 100% putih, tapi kita bisa berada di antara keduanya. Kita bisa mendayung di antara “karang timur” dan “karang barat”.

Meski perang dingin telah lama ber-akhir, dilema yang tidak jauh berbeda masih menghinggapi organisasi kawasan di Asia Tenggara yakni AsEAN. sudah sejak lama AsEAN berada di medan tarik ulur antara perlindungan HAM dan asas non-inter-vensi, dan dilema itu masih berlangsung hingga kini. di satu sisi, prinsip non-inter-vensi adalah bagian dari identitas AsEAN. Prinsip tersebut telah menjadi lem perekat yang menjaga AsEAN dari perpecahan dan mampu untuk menghindarkan negara-negara anggotanya dari perseteruan antara satu dengan yang lain. salah satu hal yang membuat AsEAN terus bertahan adalah karena kepercayaan para negara anggota-nya bahwa AsEAN tidak berhak mengusik kedaulatan nasional mereka.

Lantas bagaimana dengan penegakan HAM? Apakah prinsip ini sebegitu penting-nya sehingga perlu dipertentangkan dengan asas non intervensi yang telah mendarah

daging di AsEAN? Perlindungan HAM sangatlah penting. Yang ingin kita wujud-kan melalui AsEAN adalah masyarakat yang menghormati kebebasan dan marta-bat setiap individu, masyarakat yang tidak diperbudak oleh kesewenang-wenangan para penguasa, masyarakat yang merang-kul keberagaman dan masyarakat yang se-tiap anggotanya dimanusiakan. Masyarakat tersebut hanya akan tercipta dengan per-lindungan HAM sebagai pondasinya.

Tetapi bukankah permasalahan HAM bukan lagi menjadi permasalahan yang pe-lik bagi AsEAN? Memang dibandingkan 20 tahun yang lalu jelas sudah terdapat berba-gai kemajuan, namun realitanya hingga kini pelanggaran HAM termasuk yang serius masih terjadi. di Myanmar etnis Rohingya dan kelompok minoritas lain masih menjadi target kekerasan yang berujung pada jatuh-nya korban jiwa. dengan 125.000 etnis Ro-hingya yang dipaksa mengungsi dan peno-lakan Myanmar untuk memberikan status warga negara pada etnis tersebut, PBB telah mengklaim bahwa Rohingya sebagai “one of the most persecuted minority in the world”1. di beberapa negara anggota AsEAN ke-bebasan media dan berekspresi serta hak berserikat dikekang. sebagian dari mereka yang berani bersebrangan dengan pemerin-tah akhirnya dijebloskan ke balik jeruji atau menghilang secara misterius. Hak-hak para pekerja migran di kawasan AsEAN secara umum masih memprihatinkan, sebagian masih terus menjadi korban penganiayaan fisik dan hak mereka akan pendapatan yang layak dirampas. Bahkan bagi indonesia yang kerap disanjung sebagai pahlawan HAM dan demokrasi, pelanggaran HAM masih terus mewabah. Menurut setara institute di tahun 2012 terjadi 264 peristiwa dan 371 tindakan yang mengancam kebebasan be-ragama di tanah air2. Jadi jelas pelanggaran HAM masih menjadi salah satu permasalahan terbesar yang dihadapi oleh AsEAN yang

tidak mungkin dibiarkan begitu saja. Alasan lain mengapa isu HAM ini

tidak bisa AsEAN abaikan adalah karena komitmen yang AsEAN sendiri telah buat dan sepakati bersama. Piagam AsEAN yang mulai berlaku sejak 2008 memuat berbagai pasal yang berkenaan dengan HAM. Pasal 1 ayat 7 menjelaskan bahwa tujuan dari AsEAN adalah untuk “memperkuat demokrasi, memajukan dan melindungi HAM serta kebebasan fundamental”3. dengan kata lain perlindungan HAM bukanlah agenda yang dipaksakan oleh Barat atau pihak asing lainnya, namun merupakan tanggung jawab yang merupakan konsekuensi dari komitmen yang AsEAN sendiri buat.

Jadi jelas lah sudah bahwa dalam dile-ma antara HAM dan non-intervensi kita tidak dapat memprioritaskan yang satu dan mengabaikan yang lain. satu-satu nya pili-han yang kita miliki adalah memperjuang-kan Hak Asasi Manusia tanpa menginjak-injak prinsip non-intervensi. Kita perlu memanfaatkan ruang yang tersisa diantara “karang perlindungan HAM” dan “karang non intervensi” dan mengoptimalkannya sekreatif mungkin.

Kini terdapat satu perahu yang beru-saha mengarungi gejolak perairan diantara dua karang tersebut yakni ASEAN Inter-governmental Comission on Human Rights (AiCHR). Kehadiran komisi AsEAN yang khusus membidangi permasalahan HAM ini dipandang sebagai sebuah bukti kema-juan bagi mekanisme perlindungan HAM di dalam AsEAN. Terlebih AiCHR pun telah memfasilitasi lahirnya AsEAN Hu-man Rights declaration. Langkah-langkah ini jelas patut diapresiasi, namun masih ba-nyak yang harus terus dibenahi, terutama karena perahu AiCHR ini jauh lebih me-rapat kepada karang asas non-intervensi. Hal ini mi-salnya kentara dari mandat dan fungsi yang dimiliki oleh AiCHR berdasar-kan Terms and References (TOR) badan

Mendayung Diantara Dua KarangDilema Perlindungan Hak Asasi Manusia dan Penghormatan Asas Non-Intervensi dalam ASEANJuara iii KARYA TULis AsEANdimas Muhamad

O P I N I

Page 43: Situs Warisan Dunia

43

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013O P I N I

tersebut. Kewenangan AiCHR sangat amat terbatas, jika terjadi pelanggaran HAM be-rat hampir tidak ada yang badan itu bisa lakukan untuk menjatuhkan konsekuensi kepada negara anggota yang bertanggung jawab atas terjadinya pelanggaran tersebut. Meskipun begitu seperti yang sebelumnya telah disinggung, alih-alih meratap kita perlu lebih mengoptimalkan mandat yang dimiliki AiCHR agar upaya perlindungan HAM dalam kerangka AsEAN berjalan lebih efektif.

salah satu kewenangan terbesar bagi AiCHR adalah untuk menyusun dekla-rasi HAM AsEAN sebagai pijakan per-tama perlindungan HAM dalam kawasan (pasal 4.2).4 AiCHR pun berwenang untuk mendapatkan informasi dari negara ang-gota AsEAN terkait dengan perlindungan HAM (pasal 4.10).5 dalam lingkup tugas ini AiCHR bisa meminta negara untuk menyu-sun laporan berkala terkait upaya perlindung-an HAM di negaranya, atau saat terjadi situasi darurat dan pelanggaran HAM berat, AiCHR dapat meminta laporan khusus dari negara anggota tersebut.

AiCHR dapat melibatkan aktor-aktor non pemerintah seperti LsM (CsO) yang bergerak di bidang penegakan HAM (pasal 4.8).6 Hal ini penting untuk dilakukan meng-ingat CsO bekerja langsung di lapangan, berinteraksi langsung dengan masyarakat dan oleh karenanya memiliki pemahaman lebih dalam terhadap apa yang terjadi di tengah masyarakat. AiCHR harus mem-buka lebar-lebar pintu partisipasi bagi CsO dalam dialog dan harus menyambut setiap masukan dan umpan balik yang diberikan. Yang tidak kalah pentingnya masyarakat secara umum pun perlu diajak ikut serta. Hal ini misalnya dapat dilaksanakan mela-lui publikasi berbagai laporan dan kegiatan yang AiCHR lakukan (pasal 6.7) . Hal ini sangat penting karena dengan wawasan dan kesadaran yang memadai masyarakat dapat mendesak dan memberi tekanan kepada pemimpin mereka untuk melakukan upaya lebih dalam perlindungan HAM.

Hal yang patut kita camkan adalah meskipun rekomendasi di atas sejatinya be-rada di bawah kewenangan AiCHR, fakta menunjukan bahwa badan tersebut belum memaksimalkan mandat yang mereka sendiri miliki. Memang AiCHR telah ber-hasil merumuskan deklarasi HAM AsEAN

(AHRd). Akan tetapi deklarasi tersebut ditolak oleh berbagai LsM terkemuka dan mendapat kecaman dari dewan HAM PBB AHRd menyebutkan berbagai pembatasan terhadap perlindungan HAM yang mengun-dang kritik terutama dalam bagian General Principles diantaranya pasal 7 yang menya-takan pentingnya “perbedaan latar belakang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, sejarah dan agama” . Pasal 8 pun menempat-kan pembatasan lainnya yakni terkait dengan “keamanan nasional, ketertiban publik........, moralitas publik”. dengan berbagai pem-batasan tersebut, sebagian pihak menilai bahwa AHRd adalah sebuah langkah mun-dur dari perlindungan HAM di AsEAN.

Berbagai kekecewaan terhadap AHRd sendiri sejatinya tidak mengagetkan banyak aktivis yang sudah menyadari bahwa sejak masa perumusan deklarasi ini AiCHR ga-gal memanfaatkan kewenangannya untuk berkonsultasi dengan LsM. Hal ini tidak terlepas dari ToR penyusunan AHRd yang dilengkapi dengan “klausa kerahasian” yang melarang perwakilan negara anggota AsEAN yang terlibat penyusunan untuk membeberkan draft yang disepakati. Jadi tidak mengherankan jika proses perumus-an AHRd terkesan ditutup-tutupi. dalam proses penyusunan AHRd hanya terdapat dua kali kesempatan konsultasi yang diberi-kan kepada LsM. Kegiatan tersebut pun di-adakan menjelang akhir proses perumusan dimana draft yang disiapkan oleh AiCHR sudah hampir difinalisasi sehingga lebih sulit untuk dimodifikasi. Masing-masing konsultasi hanya berlangsung satu hari se-hingga waktu bagi LsM untuk mematang-kan umpan balik mereka pun terbatas. Yang tidak kalah pentingnya, partisipasi LsM pun dikendalikan ketat, hanya 4 LsM dari masing-masing negara yang diperboleh-kan hadir dan hanya LsM “terpilih” yang diperkenankan ikut di dalam kegiatan kon-sultansi. Beberapa LsM terkemuka yang dikenal dengan pandangannya yang kritis dikucilkan dan tidak dapat menghadiri pertemuan konsultasi seperti Asian Forum for Human Rights and Development dan Amnesty International. 7

Mandat AiCHR untuk memberitahu-kan publik mengenai kinerja dan kegiatan yang dilakoni oleh badan tersebut juga masih belum sepenuhnya terlaksana. Ta-hun 2012 menandai berbagai kemajuan

yang dijalankan oleh AiCHR, badan terse-but akhirnya memiliki situs web tersendiri. Akan tetapi informasi yang dibeberkan dalam situs tersebut terkesan ala kadarnya. sebagai contoh dari 18 dokumen resmi yang disepakati oleh AiCHR hingga desember 2012, 15 diantaranya tidak dipublikasikan.

Mungkin dalam situasi darurat AiCHR dapat lebih memaksimalkan mandat yang dimilikinya, tetapi realita yang ada kem-bali mengecewakan banyak pihak. Misal-kan saat terjadi gelombang kekerasan yang menimpa kaum Rohingya di Myanmar AiCHR terjangkit sindrom bisu. AiCHR tidak mengeluarkan sepatah kata pun un-tuk mengecam pelanggaran HAM yang terjadi. AiCHR tidak meminta penjelasan dan informasi dari pemerintah Myanmar terkait masalah ini, AiCHR tidak berupaya memajukan penegakan AHRd yang jelas-jelas dilanggar dalam kasus ini. Padahal itu semua merupakan bagian dari kewenang-an AiCHR yang Myanmar sendiri sebagai salah satu anggota AsEAN sudah sepakati.

dengan demikian sebetulnya ini bukan lagi masalah kewenangan namun masalah kemauan. AiCHR tidak bisa lagi menggu-nakan keterbatasan mandat sebagai dalih dari berdiam dirinya mereka menghadapi pelanggaran HAM yang masih menjamur di AsEAN. dengan tekad dan komitmen, AiCHR dapat lebih berperan untuk mem-ajukan dan melindungi HAM di tengah mandatnya yang terbatas.

Ke depan, mengoptimalkan pelaksana-an dari mandat AiCHR saja tidaklah cukup, kita perlu memperluas lagi kewenangan yang AiCHR miliki. Hal ini dapat terjadi mengingat ToR AiCHR membahas menge-nai amandemen dan review minimal seti-ap lima tahun sekali yang memungkinkan pengubahan mandat komisi. Tentu pe-nambahan kewenangan ini tetap perlu memperhatikan prinsip non-intervensi, karena jika tidak maka usulan amandemen akan ditolak sebagian negara, dan tanpa konsensus tidak ada perubahan yang dapat terjadi. Lalu amandemen seperti apa yang dapat diajukan? Pertama AiCHR perlu memiliki mandat untuk menyusun laporan terhadap situasi HAM di masing-masing negara anggota dan berhak pula mengirim tim pencari fakta serta mengeluarkan laporan khusus bila terjadi pelanggaran HAM berat. Kedua AiCHR memerlukan mandat yang

Page 44: Situs Warisan Dunia

44

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

mengizinkan AiCHR untuk mengajukan rekomendasi terhadap hasil laporan yang telah dibuat termasuk langkah-langkah yang dapat AsEAN tempuh. Terakhir AiCHR perlu mengakomodasi laporan dari masyarakat di AsEAN terkait pelanggaran HAM. AiCHR tidak perlu menindaklanjuti setiap aduan, misalkan hanya petisi dari kelompok masyarakat yang ditandatangani oleh minimal satu juta warga AsEAN yang disertai kartu identitas saja lah yang dapat diproses lebih lanjut. AiCHR pun perlu menyusun konvensi pemajuan dan perlin-dungan HAM disamping deklarasi HAM yang kini telah AsEAN miliki.

Apakah amandemen di atas cukup realistis dan akan diterima oleh semua negara anggota AsEAN? Pertama yang tidak boleh kita lupakan adalah evolusi sikap negara-negara AsEAN terhadap perlindungan HAM. Aung sang suu Kyi kini telah menjadi anggota parlemen di Myanmar, kudeta militer di Thailand sudah berakhir dengan pemilu demokratis, partai oposisi di singa-pura dan Malaysia kini memiliki pengaruh lebih besar setelah pemilu yang terakhir. Walaupun seperti sudah dibahas sebelumnya bahwa pelanggaran HAM masih marak terjadi di AsEAN namun pandangan negara anggotanya terhadap norma perlindungan HAM kian hari kian positif. Kini AsEAN tidak lagi sekaku dan sekolot dahulu terhadap masalah HAM. Kedua sebetulnya amandemen di atas masih sejalan dengan prinsip non-intervensi. Prinsip non-intervensi di AsEAN dimaknai terlalu ekstrem, disamakan dengan prinsip bungkam seribu bahasa. Padahal sebenarnya AsEAN tetap dapat bersuara dan menyampaikan pandangannya selama tidak ada reaksi berupa kebijakan penalti terhadap satu negara anggota secara nyata. di dalam amandemen yang diajukan yang AiCHR dapat lakukan hanyalah menentukan sikap dan mengajukan rekomendasi, tanpa memiliki kekuatan untuk memaksakan, mendikte atau menghukum negara anggota. Jadi amandemen di atas sebetulnya tidak melanggar norma non-intervensi.

Terakhir para pemimpin negara AsEAN yang antipati terhadap HAM sepatutnya menyadari bahwa perlindungan HAM bukan lagi sebuah beban tapi kebutuhan. sebagaimana yang fenomena Arab Spring tunjukan, bahwa tirani tidak akan bertahan

selamanya, rakyat yang muak dengan pe-langgaran hak-hak mereka pada akhirnya akan bangkit dan melawan. Nasib dari pemimpin yang menolak untuk menyadari pentingnya HAM berkisar dari dijeblos-kan ke penjara sampai kehilangan nyawa seperti yang me-nimpa Khaddafi di Libya. demi keselamatan mereka sendiri, selu-ruh pemimpin AsEAN harus paham bah-wa menghormati HAM warganya adalah strategi paling jitu untuk meredam risiko pembangkangan guna menjamin kesela-matan mereka sendiri

di lain pihak memang amandemen di atas jelas tidak akan mampu memuaskan dahaga para aktivis HAM untuk melakukan perombakan total. Tapi yang mereka sering abaikan adalah bahwa AiCHR bukanlah sebuah pengadilan HAM atau komisi su-pranasional yang berdiri independen lepas dari negara. suka atau tidak AiCHR ada-lah sebuah komisi antar pemerintah dalam sebuah organisasi kawasan yang menjun-jung tinggi asas non-intervensi dan kon-sensus. dan dalam konteks tersebut, jika disetujui, amandemen di atas sejatinya su-dah merupakan kemajuan yang tidak bisa dianggap remeh. Amandemen tersebut pun dapat lebih membantu pelindungan HAM dibandingkan status quo. Pertama, laporan AiCHR terhadap kondisi HAM di masing-masing negara dapat menandakan pesan tegas kepada seluruh negara anggota bahwa pelanggaran HAM bukan lagi sesuatu yang akan AsEAN tolerir dan acuhkan. Kedua laporan ini dapat meningkatkan akun-tabilitas negara anggota melalui mekanisme name and shame. Memang tidak ada sanksi yang dapat AiCHR jatuhkan, namun den-gan laporannya AiCHR dapat menjatuhkan nama baik dan citra dari negara yang ber-sangkutan. Laporan ini pun dapat dijadikan acuan dan ditindaklanjuti oleh berbagai ba-dan internasional yang berwenang menan-gani kasus pelanggaran HAM. Mekanisme petisi masyarakat dapat membuka ruang partisipasi seluruh warga AsEAN untuk membantu penegakan HAM, masyarakat pun akhirnya menyadari bahwa AsEAN bukanlah lagi sebuah komunitas bagi pe-jabat dan penguasa, rakyat kecil pun dapat bersuara dan aspirasi me-reka dapat dide-ngar langsung oleh AsEAN. AHRd mung-kin dianggap hanya sebagai basa-basi, na-mun dengan lahirnya konvensi perlindung-

an HAM yang memiliki kekuatan hukum lebih para pemimpin AsEAN akan lebih terdorong untuk menegakan HAM.

Bagi sebagian orang, upaya perlindung-an HAM sembari menghormati prinsip non-intervensi tak ubahnya seperti meme-san minuman es teh manis panas, sebuah kontradiksi absolut yang tidak ada gunanya dipaksakan. Memang tidak jarang terjadi pergesekan dari kedua aspek ini, namun mencoba menjaga keseimbangan di antara kedua hal tersebut bukanlah sebuah ke-mustahilan. Keseimbangan tidak lah sama dengan netralitas mutlak. dari waktu ke waktu perahu yang AsEAN tumpangi per-lahan berlayar lebih dekat kepada “karang” perlindungan HAM, namun “karang” non-intervensi masih berada dalam jarak pandang. seperti yang diakui oleh man-tan sekjen AsEAN surin Pitsuwan, bahwa asas non-intervensi “is losing its grip”, su-premasi asas ini perlahan terus memudar. Hal ini merupakan konsekuensi tak terhin-darkan dari visi AsEAN untuk mencipta-kan sebuah komunitas yang berbasis dan berpusat pada rakyat. Asas non-intervensi tidak bisa disulap untuk hilang seketika, tapi AsEAN harus terus mendukung upaya re-interpretasi dan re-kontekstualisasi dari asas ini. Ketika negara dan rakyatnya ber-hadapan, lalu AsEAN lebih memilih berpi-hak pada rakyat, hanya saat itulah mimpi mendirikan AsEAN yang berbasis dan bersandar pada rakyat akan berhenti men-jadi kisah dari negeri dongeng.[]

Endnotes1 Aljazeera, “Report Documents Rohingya Persecu-

tion”, 23 Apri 2013, Aljazeera Online, http://www.aljazeera.com/news/asia-pacific/2013/04/2013421135240814468.html diakses tanggal 30 Agustus 2013

2 Setara Institute, “report on Freedom of Religion and Belief in 2012”, 17 Desember 2012, Setara Institute Online, http://www.setara-institute.org/en/content/report-freedom-religion-and-belief-2012 diakses tang-gal 30 Agustus 2013

3 http://www.asean.org/archive/publications/ASEAn-Charter.pdf diakses tanggal 30 Agustus 2013

4 http://www1.umn.edu/humanrts/research/Phil-ippines/Terms%20of%20Reference%20for%20the%20ASEAN%20Inter-Governmental%20CHR.pdf diakses tanggal 30 Agustus 2013

5 ibid6 ibid7 http://www.forum-asia.org/?p=16296 diakses 29

Agustus 2013

O P I N I

Page 45: Situs Warisan Dunia

45

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

Minggu, 15 september 2013, pelataran Monas tidak nampak seperti biasanya.

Pojok-pojok Monas dipenuhi umbul-umbul berwarna-warni bertuliskan slogan Komunitaas AsEAN 2015. selain itu, terdapat panggung hiburan dan beberapa booth terkait AsEAN yang turut memeriahkan suasana. sebagai acara utama, sekitar 4000 orang melingkari Monas melakukan salam AsEAN. salam AsEAN adalah kegiatan jabat tangan yang lazim dilakukan para delegasi pada berbagai pertemuan AsEAN.

Acara ini merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati HUT AsEAN yang ke-46 yang di prakasai oleh Kementerian Luar Negeri .

Kementerian Luar Negeri melibat-kan seluruh lapisan masyarakat untuk turut berpatisipasi memecahkan rekor “4000 salam AsEAN” melingkari Mo-nas, sekaligus sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat tentang AsEAN. Acara yang diikuti oleh berbagai kalang-an seperti pelajar/mahasiswa, diplomat, seniman serta berbagai komunitas dan masyarakat umum ini akhirnya dapat memecahkan rekor sebagai aksi salam AsEAN dengan peserta terbanyak, yaitu sekitar 4000 orang. Rekor ini diganjar dengan penghargaan oleh Museum Re-kor dunia indonesia (MURi).

Kegiatan pemecahan rekor ini

diawali dengan senam bersama dilan-jutkan dengan Flashmob dan acara inti yakni “4000 salam AsEAN”. Rangkaian kegiatan ini dibuka oleh Heru Budi Hartono selaku Kepala Biro Kepala daerah dan Kerja sama Luar Negeri Pemprov dKi Jakarta, serta sambutan dari pihak Kementerian Luar Negeri yang diwakili oleh Rahmat Pramono selaku sekretaris direktorat Jenderal Kerja sama AsEAN, dan wakil sekretariat AsEAN, AKP Mochtan, Deputy Secretary General for Community and Corporate Affairs.

dalam acara ASEAN Holding Hands ini terdapat beberapa booth yang me-narik seperti booth photo session, games dan doorprize dan yang paling menarik perhatian adalah booth diplomat, di-

mana didalam booth tersebut ada pen-jelasan mengenai profesi diplomat yang dipaparkan langsung oleh siswa-siswi diklat Kementerian Luar Negeri. Acara juga dimeriahkan oleh penampilan dari sekdilu 37 Band serta penampilan bin-tang tamu Leo Mokodompit atau lebih dikenal dengan Leo AFi yang baru saja menjuarai The European Champion-ship of Folklore “Euro Folk 2013” di Bulgaria.[]

ASEAN hOldING hANdS

REKOR SALAM ASEAN TERBESAR DI DUNIA

SERbA SERbI

Page 46: Situs Warisan Dunia

46

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

APAkATAmEREkA

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

“Perlu upaya yang lebih intensif dari semua kementerian dan lembaga dalam menjalankan peran masing-masing untuk memperkuat Indonesia dalam menyambut Komunitas ASEAn. Untuk itu, perlu disusun strategi nasional untuk mempersiapkan diri memasuki Komunitas ASEAn.”

Rizki Ananda RamadhanPeneliti Pusat Studi ASEAN, Universitas Padjajaran

“Dengan Terbentuknya Komunitas ASEAn 2015, Indonesia harus sudah bersiap diri dalam menyambut itu, karena seluruh lapisan masyarakat di Indonesia tidak hanya sebagai

‘penonton’ tetapi juga menjadi pemeran penting dalam terwujudnya kepentingan nasional dalam terbentuknya Komunitas ASEAn 2015. Bagi saya, generasi muda sebaiknya lebih difokuskan untuk terlibat dalam terbentuknya komunitas ini yang secara nyata akan bersaing dengan seluruh masyarakat dari masing-masing anggota ASEAn lainnya, maka Indonesia sebaiknya memberikan fasilitas serta dukungan lebih bagi kaum pemuda di Indonesia, seperti yang kita tahu generasi muda adalah generasi penerus bangsa”

Moch. Firman N HMahasiswa Ilmu Hubungan InternasionalFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Pasundan Bandung

“Mendukung diskusi antar universitas dan pemangku kepentingan lainnya di Indonesia agar dapat

menghasilkan strategi penyiapan nasional pada jangka pendek, menengah dan panjang. Pemerintah perlu mengesahkan dan meluncurkan strategi untuk memperkuat sektor usaha dan meningkatkan kompetensi. Perlu disusun kurikulum pendidikan baru yang mengintegrasikan persiapan menuju Komunitas ASEAn.”

Ir. Billy Thedorus Wagey, M.Sc, PhdPeneliti Pusat Studi ASEAN, Universitas Sam Ratulangi

46 Edisi 3 / NOVEMBER 2013

Page 47: Situs Warisan Dunia

47

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

“Identifikasi prioritas Indonesia dan kebutuhan di masa yang akan datang dalam menghadapi Komunitas ASEAn. Selain itu, perlu dikaji dampak positif dan negatif serta pererat koordinasi antar kementerian melalui pembentukan national coordination body. Libatkan universitas dan masyarakat dalam memformulasi dan mendiseminasi kebijakan terkait ASEAn. Perlu strategi pembangunan nasional yang komprehensif untuk memasuki Komunitas ASEAn 2015 dan paska Komunitas ASEAn.”

Shofwan Al-Banna Choiruzzad Sekretaris Eksekutif, Pusat Studi ASEAN, Universitas Indonesia

“Perlu diintensifkan upaya peningkatan kesadaran publik mengenai Komunitas ASEAn melalui pendidikan serta memperkuat koordinasi antar kementerian untuk mendukung kesiapan negara menuju pembentukan Komunitas ASEAn 2015.”

D.A. Wiwik Dharmiasih, S.IP. M.APlt. Ketua Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Udayana

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

apakatamereka

47 Edisi 3 / NOVEMBER 2013

“Evaluasi kesiapan Indonesia dengan menggunakan scorecard yang ada serta perkuat koordinasi dan komunikasi antar kementerian dan lembaga.

Evaluasi kesiapan kita di semua tingkatan nasional dan propinsi, perkuat upaya peningkatan kesadaran masyarakat kepada semua pihak baik pemerintah, masyarakat dan swasta dengan menggunakan semua jenis media. Perlu juga upaya untuk meningkatkan daya saing Indonesia serta pengarusutamaan ASEAn di sekolah dan kurikulum semua jenjang pendidikan.”

Yusli Effendi, M.A.Direktur Pusat Studi ASEAN, Universitas Brawijaya

APAkATAmEREkA

APAkATAmEREkA

Page 48: Situs Warisan Dunia

48

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013 P R O F I l

duta Besar i Gusti Agung Wesaka Puja adalah direktur Jenderal Kerja sama AsEAN

Kementerian Luar Negeri Republik indonesia sejak April 2012 yang juga menjabat sebagai Ketua sOM (senior Official Meeting) AsEAN – indonesia dan Koordinator sekretariat Nasional AsEAN – indonesia.

sepanjang karir diplomatiknya, dubes Puja aktif dalam berbagai forum multilateral. sebelum penugasannya di Wina, dubes Puja pernah menjabat sebagai duta Besar/deputi Wakil Tetap Ri untuk PBB, WTO, dan Organisasi internasional lainnya di Jenewa, swiss (2006-2009).

dubes Puja juga menjadi Gubernur indonesia pada International Atomic Energy Agency (iAEA) pada tahun 2011, dan dari tahun 2010 hingga 2011 men-jadi indonesian sherpa untuk Nuclear Security Summit.

selain tugasnya dalam berbagai forum multilateral, dubes Puja juga secara terus menerus terlibat aktif dalam 5 tahun Proses Perdamaian Aceh (2000-2005). dubes Puja merupakan anggota tim perundingan indonesia untuk

penandatanganan Jeda Kemanusiaan/Humanitarian Pause (Jenewa, 2000) dan Perjanjian Penghentian Permusuhan/Cessation of Hostilities Agreement (Jenewa, 2002) yang difasilitasi oleh Center for Humanitarian Dialogue, sampai penandatanganan Helsinki Memorandum of Understanding (2005) difasilitasi oleh Crisis Management Initiative (CMi) yang diketuai mantan Presiden Finlandia, Martti Ahtisaari.

dubes Puja bergabung dengan Kementerian Luar Negeri Ri pada ta-hun 1986. Penugasan pertamanya di Kedutaan Besar/Perutusan Tetap Ri di Wina (1992-1996), kemudian men-jadi Counsellor pada Perutusan Tetap Ri di Jenewa (1998-2002). selanjutnya, dubes Puja diangkat sebagai direktur Hak Asasi Manusia dan Kemanusiaan pada Kementerian Luar Negeri Ri tahun 2002 - 2006.

dubes Puja juga mendapatkan be-berapa penghargaan dari Presiden Ri yaitu satya Lencana dharma Nusa Award (2006) untuk Proses Perdamai-an Aceh, satya Lencana Karya satya 10 Tahun (1997), satya Lencana Karya satya 20 Tahun (2007), dan Bintang

Jasa Utama (2010). dubes Puja juga di-anugerahkan penghargaan Ksatria Bakti Husada Arutala oleh Menteri Kesehatan pada tahun 2011.

dubes Puja lahir di Bali tanggal 11 Januari 1962, menikah dan memiliki 2 anak laki-laki. dubes Puja menyandang gelar s1 dari Fakultas sosial Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1985) dan Master of Arts dari Horace H. Rackham School of Graduate Studies, University of Michigan, Ann Arbor, Amerika serikat (1991).

Hobinya adalah olahraga tenis, bad-minton, renang, tarian Bali tradisional, gamelan Jawa, dan musik klasik.[]

Direktur Jenderal Kerja Sama ASEANduTA bESAR I GuSTI AGuNG WESAkA PujA

Page 49: Situs Warisan Dunia

49

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

sekarang ini sudah ada sembi-lan universitas di indonesia yang memiliki Pusat studi AsEAN,

yaitu Universitas Gadjah Mada (Yogya-karta), Universitas indonesia (depok), Universitas Airlangga (surabaya), Uni-versitas Hasanuddin (Makassar), Uni-versitas Andalas (Padang), Universitas Brawijaya (Malang), Universitas sam Ratulangi (Manado) dan Universitas Padjadjaran (Bandung) dan Universitas Mulawarman (samarinda). Peresmian pendirian Pusat studi AsEAN terse-but dilakukan oleh direktorat Jenderal Kerja sama AsEAN Kementerian Luar Negeri Republik indonesia atas dasar untuk memperluas jangkauan disemi-nasi informasi me-ngenai kerja sama AsEAN dan pembentukan Komunitas AsEAN 2015.

sebagaimana Pusat studi AsEAN di universitas lainnya, Pusat studi Uni-versitas indonesia juga dibentuk mela-lui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) mengenai Pen-didikan, Penelitian/Kajian ilmiah, dan Pengabdian Masyarakat antara direktur Jenderal Kerja sama AsEAN Kemlu, i Gusti Agung Wesaka Puja, dan Eksekutif direktur Pusat studi AsEAN FisiP Uni-versitas indonesia, Edy Prasteyono pada 23 Maret 2013. Pembentukan Pusat studi AsEAN dilatarbelakangi oleh ke-inginan untuk merespon perkembang-an terkini dan tantangan yang akan dihadapi di masa depan setelah bersatu-nya AsEAN dalam Komunitas AsEAN 2015. Pusat studi ini bertujuan untuk memberikan kontribusi positif terhadap usaha memajukan kepentingan nasional indonesia dalam menghadapi Komuni-tas AsEAN 2015, seiring dengan usaha-usaha konstruktif dalam memperkuat regionalisme di Asia Tenggara.

MoU tersebut antara lain mengenai pembentukan Pusat studi AsEAN di Fi-siP Ui sebagai lembaga yang melakukan riset, konsultasi, dan publikasi, untuk mempromosikan kerja sama AsEAN kepada para pemangku kepentingan se-

cara luas. MoU tersebut mencerminkan pelak-

sanaan mandat Piagam AsEAN dalam rangka pengembangan sumber daya

Pusat Studi ASEAN R E P O R T A S E

FISIP uNIvERSITAS INdONESIA

Pusat studi AsEAN

Page 50: Situs Warisan Dunia

50

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013 R E P O R T A S E

manusia AsEAN dan memberikan kes-etaraan akses bagi para akademisi un-tuk berpartisipasi sekaligus mengambil manfaat dari proses integrasi dan pem-bangunan Komunitas AsEAN, sehing-ga dapat menjadikan AsEAN lebih berorientasi dan terpusat pada warga AsEAN.

Untuk menterjemahkan kesepaha-man dalam MoU tersebut, Pusat studi AsEAN FisiP Ui bersama dengan ditjen Kerja sama AsEAN, Kemlu Ri, telah menetapkan tiga fokus program pusat studi, yaitu:

Pertama, penguatan kelembagaan AsEAN dalam rangka memperkuat ASEAN Centrality. Kedua, kerja sama dan koordinasi antar lembaga di indonesia dalam rangka persiapan menuju Komunitas AsEAN 2015. Ketiga, penguatan berbagai elemen identitas AsEAN dalam mewujudkan AsEAN sebagai organisasi yang people-oriented dan people-centered.

sebagai pengejawantahan dari visi, misi, dan fokus yang telah disusun terse-

but, Pusat studi AsEAN FisiP Ui telah melaksanakan sejumlah kegiatan dalam konteks kerja sama dan koordinasi antar lembaga di indonesia, khususnya dalam rangka persiapan menuju Komunitas AsEAN 2015. Kegiatan yang dilakukan oleh Pusat studi AsEAN FisiP Ui dian-taranya adalah berupa seminar.

Beberapa seminar yang telah diselenggarakan oleh Pusat studi AsEAN FisiP Ui, diantaranya adalah seminar bertajuk “Kesiapan indonesia Menuju Komunitas AsEAN 2015” di Auditorium Juwono sudarsono, Kampus FisiP Ui depok pada tanggal 22 Maret 2013. Kemudian seminar dengan tema “ASEAN Regional Forum on Natural Resources Governance” pada tanggal 17 April 2013 di Hotel Borobudur Jakarta, dan seminar dengan tema “Liberalisasi sektor Jasa AsEAN: Ancaman atau Ke-sempatan Bagi Mahasiswa,” pada tanggal 29 April 2013 di Auditorium Juwono sudarsono, Kampus Ui, depok.

sementara itu, dalam konteks penguatan berbagai elemen identitas

AsEAN dalam mewujudkan AsEAN sebagai organisasi yang people-oriented dan people-centered, Pusat studi AsEAN FisiP Ui bekerja sama dengan Kemlu dan iNFid mengadakan lomba esai ilmiah tentang AsEAN. Lomba ini dalam rangka Hari Ulang Tahun AsEAN dan diperuntukan bagi mahasiswa dan dosen.

di samping itu, Pusat studi AsEAN-FisiP Ui bekerja sama dengan Institute for Essential Services Reform juga sedang menjalankan “Call for Papers: Extrac-tive Industries Governance in Southeast Asia”. Kedua kegiatan tersebut bertu-juan untuk mendapatkan karya tulis ilmiah mengenai AsEAN yang kemu-dian dapat dipublikasikan demi me-ningkatkan public awareness menjelang Komunitas AsEAN 2015.

dari segi pelibatan pemangku ke-pentingan, Pusat studi AsEAN FisiP Ui telah beberapa kali berkolaborasi den-gan kementerian dan lembaga-lembaga non-pemerintah, baik dalam riset mau-pun kegiatan stakeholders engagement.

Kolaborasi dengan Mitra Nasional dan Internasional pada 2013

NO NAMA LEMBAgA KEgIATAN KETERANgAN

1 Kementerian Luar negeri RI

(Ditjen Kerja sama ASEAn)

Riset; Konsultasi;

Sosialisasi

Mitra nasional

2 Kementerian Perdagangan RI(Ditjen Perdagangan Internasional; Pusat Humas)

Riset; Sosialisasi; Konsultasi

Mitra nasional

3 Institute of Essential Services Reform Sosialisasi Mitra nasional

4 Friedrich Ebert Stiftung (Jakarta Office) Riset Penyelenggaraan Seminar Mitra nasional

5 East Asia Institute, National University of Singapore

Penyelenggaraan Seminar Internasional Mitra Internasional

selain itu, Pusat studi AsEAN FisiP Ui juga telah bekerja sama dengan mitra internasional dalam penyelenggaraan konferensi internasional. Pusat studi AsEAN FisiP Ui bekerja sama dengan East Asia Institute, National University of Singapore, singapura menyelenggarakan Workshop on Inclusive Growth yang dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap kedua dari workshop ini dilakukan di Kampus FisiP Ui depok pada pertengahan tahun 2013, dan Pusat studi AsEAN bertindak sebagai tuan rumah. Workshop ini diselenggarakan dalam kerangka Network of East Asia Think Tanks, dimana kedua lembaga berada di dalamnya.

sebagai institusi yang relatif baru, Pusat studi AsEAN FisiP Ui terus berusaha untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Menjelang Komunitas AsEAN 2015, Pusat studi AsEAN FisiP Ui tentunya harus berusaha ekstra demi mewujudkan visinya, yaitu “sebagai pusat studi unggulan yang akan menjadi acuan bagi instansi-instansi publik dan swasta, baik di indonesia, maupun negara AsEAN lainnya, serta masyarakat luas untuk memahami AsEAN sebagai institusi kerja sama regional di kawasan Asia Tenggara dan mencari alternatif pengembangan dan penguatan institusi tersebut.”[]

Page 51: Situs Warisan Dunia

51

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

Pada tanggal 24 Agustus 2013, direktorat Jenderal Kerja sama AsEAN-Kementerian Luar Nege-

ri (Kemlu) bersama dengan ASEAN Blogger Community Indonesian Chapter menyelenggarakan kegiatan “ASEAN Connectivity Menuju Komunitas Ekono-mi ASEAN 2015: Peran dan Kontribusi Blogger dan Social Media dalam Meng-hadapi Integrasi Ekonomi ASEAN” di Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kemlu. Walaupun dilangsungkan pada saat hari libur, acara tersebut dipadati oleh lebih dari tiga ratus hadirin yang berasal dari berbagai latar belakang, seperti pejabat pemerintah pusat dan daerah, mahasiswa, pengusaha, dan blogger, serta insan media massa nasio-nal. Acara tersebut dibuka oleh direk-tur Jenderal Kerja sama AsEAN (dirjen KsA), Mewakili Menteri Luar Negeri (Menlu), dan dilanjutkan dengan Key-note Speech oleh Menteri Komunikasi dan informatika (Menkominfo).

Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam tiga sesi utama yang pada sesi i diisi oleh para narasumber dari kalangan pemerintah, yaitu dirjen KsA, duta Besar Amerika serikat (dubes As) untuk AsEAN, deputi Vii-Kemenko Perekonomian dengan staf Ahli Menlu Bidang Manajemen sebagai

moderator. sementara dua sesi lainnya menghadirkan narasumber dari unsur penggiat media sosial, pengusaha, dan masyarakat umum, antara lain Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda indonesia (Ketum HiPMi) dan Wakil Presiden ASEAN Blogger Community.

dirjen KsA dalam pembukaannya menekankan arti penting konektivitas AsEAN bagi pembentukan Komunitas AsEAN. Terkait hal itu, implementasi Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC) menjadi krusial guna memper-lancar proses integrasi AsEAN, baik di negara-negara ”mainland” maupun ”ar-chipelagic” AsEAN, melalui 15 priori-tised projects di tiga bidang konektivitas, yaitu infrastruktur, kelembagaan, dan antarmasyarakat. di era teknologi seka-rang ini, kemajuan dan pengaruh blog dan media sosial sangat signifikan bagi masyarakat indonesia. Oleh karena itu, para blogger dan pengguna media sosial memiliki peran strategis guna mendu-kung upaya pembentukan Komunitas AsEAN 2015.

dalam sambutan utama, Menkom-info menekankan pentingnya segenap masyarakat indonesia mempersiapkan diri menghadapi Komunitas Ekonomi AsEAN (KEA) 2015. Kalangan blogger dan pengguna media sosial diharap-

kan dapat memberikan tulisan-tulisan terkait Komunitas AsEAN 2015 dalam blog dan akun media sosial yang memi-liki pengaruh besar bagi masyarakat. Namun demikian, ditekankan agar ke-bebasan menggunakan media sosial dapat dijalankan secara bertanggung jawab dengan tetap berpegang teguh pada Pancasila, UUd 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRi.

dirjen KsA menekankan urgensi dan signifikansi KEA 2015 bagi indonesia yang menuntut seluruh elemen masyarakat indonesia mempersiapkan diri menghadapi persaingan di AsEAN. ditekankan bahwa selain tantangan, KEA 2015 juga menghadirkan peluang pasar yang besar, yaitu 600 juta jiwa. di-sampaikan pula berbagai prediksi para pengamat ekonomi internasional yang pada intinya menyatakan bahwa indonesia memiliki prospek ekonomi yang positif karena memiliki sdA yang melimpah, jumlah tenaga kerja dan pasar domestik yang besar, dan tren positif peningkatan aliran investasi asing langsung. Namun, dirjen KsA menekankan bahwa indonesia harus dapat mengelola seluruh potensi tersebut secara maksimal agar seluruh tantangan yang ada tidak berubah menjadi ancaman.

Berbicara mengenai strategi meng-hadapi KEA 2015, deputi Bidang Koor-

Blogger connectivity(TRIWulAN 3)

R E P O R T A S E

Page 52: Situs Warisan Dunia

52

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

dinasi Kerja sama Ekonomi interna-sional-Kemenko Perekonomian men-jelaskan langkah-langkah yang telah diambil oleh Pemerintah indonesia. di-sampaikan empat strategi pembangu-nan yaitu pro growth, pro job, pro poor, dan pro green. selain itu, Pemerintah saat ini tengah mempersiapkan instruk-si Presiden guna meningkatkan daya saing nasional yang mencakup seluruh aspek perekonomian. sektor UKM ten-tu saja menjadi prioritas utama peme-rintah untuk ditingkatkan daya saing-nya mengingat UKM merupakan motor penggerak perekonomian nasional.

Mewakili perspektif negara mitra wicara AsEAN, dubes As untuk AsEAN, david Carden menjelaskan dukungan negaranya terhadap pembentukan Ko-munitas AsEAN 2015. dubes As juga menekankan pentingnya konektivitas dalam menunjang integrasi di kawasan Asia Tenggara. sebagai perbandingan, disampaikan sejarah berdirinya negara As, yang berawal dari pembentukan ko-munitas yang terdiri dari beragam etnis, bahasa, dan tingkah laku.

Tiga narasumber lainnya yaitu Ketum HiPMi, shinta W. dhanuwardoyo (Technopreuneur), dan Aidil Akbar (Konsultan Keuangan) mendukung pembentukan KEA 2015 yang dipandang dapat meningkatkan daya saing nasional. Ketum HiPMi menegaskan bahwa pemasyarakatan KEA 2015 sudah menjadi salah satu agenda utama HiPMi sejak 2011 mengingat masih rendahnya pemahaman masyarakat indonesia, khususnya di daerah luar pulau Jawa. sementara itu shinta W. dhanuwardoyo dan Aidil Akbar menekankan perlunya generasi muda mengembangkan potensi diri dan memaksimalkan kreativitas agar dapat bersaing di AsEAN.

Mewakili kalangan penggiat media

sosial, hadir Wakil Presiden ASEAN Blogger Community Indonesian Chap-ter, Administrator ASEAN Community 2015, dan Ketua Fan Page Facebook ASEAN Community. secara umum, ketiga narasumber menyampaikan be-sarnya potensi sarana media sosial da-lam membangun persepsi masyarakat. Berdasarkan data di dunia, indonesia tercatat sebagai pengguna terbesar ke-5 Facebook (lebih dari 47 juta orang) dan ke-4 untuk Twitter (sekitar 20 juta orang). secara khusus, Administrator ASEAN Community 2015 menegaskan perlunya diskusi nasional para adminis-trator/penanggung jawab situs/media sosial serupa sebagai langkah strategis pemasyarakatan mengenai Komunitas AsEAN 2015.

Pertanyaan-pertanyaan yang me-ngemuka dari para peserta utamanya terkait dengan peranan strategis yang dapat dilakukan oleh bloggers dalam membantu kesiapan indonesia meng-hadapi Komunitas AsEAN 2015. Per-tanyaan lain yang mengemuka adalah bagaimana indonesia dapat mening-katkan daya saing UKM nasional untuk dapat bersaing dalam KEA 2015. selain itu, muncul juga pertanyaan terkait ba-gaimana pandangan indonesia terhadap pembangunan berkelanjutan mengingat salah satu fokus Komunitas AsEAN adalah mengedepankan pertumbuhan ekonomi.

Menanggapi pertanyaan terkait pe-ranan strategis bloggers, para narasum-ber menjelaskan bahwa dengan sifat blogger yang sangat aktif, kritis, dan memiliki jaringan yang cukup luas, blog-ger dapat memainkan peran strategis untuk menyebarluaskan ide dan diskusi terkait Komunitas AsEAN 2015 sehing-ga dapat meningkatkan pemahaman dan pengertian masyarakat tidak hanya di indonesia namun juga masyarakat di belahan dunia lain. Terkait dengan daya saing UKM, narasumber menyampai-kan perlunya untuk mendorong kre-atifitas para pelaku UKM guna men-jawab tantangan dan kendala yang ada sekarang. Terkait dengan pembangunan berkelanjutan, narasumber menyam-paikan bahwa indonesia tidak hanya mengejar tingkat pertumbuhan ekono-

mi semata, namun juga pembangunan yang berkesinambungan.

Visi AsEAN untuk menjadi kawasan yang terintegrasi baik secara politik-keamanan, ekonomi, ataupun sosial-budaya memerlukan dukungan konektivitas yang kuat di seluruh negara AsEAN. di bidang ekonomi, konektivitas AsEAN menjadi kunci menuju realisasi pertumbuhan eko-nomi berkelanjutan, menurunkan kesenjangan pembangunan, dan me-ningkatkan konektivitas antarnegara anggota AsEAN dan antara negara anggota AsEAN dengan seluruh dunia melalui peningkatan keterhubungan fisik nasional dan regional, kelembagaan, dan masyarakat.

Konektivitas di AsEAN tak pelak merupakan faktor penting dalam me-mastikan integrasi ekonomi di AsEAN berjalan dengan baik. Terlepas dari vitalnya konektivitas fisik melalui pe-nguatan pembangunan infrastruktur, konektivitas antarmasyarakat, khusus-nya melalui sarana teknologi informasi, tak kalah penting untuk diperkuat. Pada tahun 2013, pengguna internet di indo-nesia diperkirakan berjumlah 82 juta orang, naik sekitar 30% dari tahun 2012 yang berjumlah 63 juta orang (Internet Outlook 2013 Asosiasi Penyelenggara Jasa internet indonesia/APJii). Jumlah tersebut diperkirakan terus meningkat ke depannya hingga pada tahun 2015 mencapai 139 juta orang, atau setara dengan setengah dari total populasi indonesia pada tahun tersebut.

Namun demikian, pemahaman masyarakat indonesia mengenai Komunitas AsEAN 2015 tergolong masih rendah sebagaimana tergambar dari berbagai survei. Hasil survei Guido dan Benny di lima kota besar di indonesia yang diterbitkan dalam Journal of Current South East Asian Affairs 2011 menjelaskan rata-rata tingkat pemaham-an masyarakat mengenai pembentukan Komunitas AsEAN 2015 di angka 39%. dalam kaitan itu, dipandang penting untuk melibatkan sebanyak mungkin elemen masyarakat, termasuk para blogger yang dapat berkontribusi besar melalui tulisan mereka.[]

R E P O R T A S E

Page 53: Situs Warisan Dunia

53

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

sebagai bagian sosialisasi yang di-lakukan oleh direktorat Jenderal Kerja sama AsEAN, telah dilak-

sanakan Kolokium Nasional Komunitas AsEAN 2015: debat Hukum Pemajuan dan Perlindungan HAM di AsEAN, pada tanggal 2-5 september 2013 di Ho-tel Aryaduta, Jakarta. Kegiatan ini dilak-sanakan bekerja sama dengan Indone-sian Society of International Law (isiL) yang telah berpengalaman dalam mem-buat debat atau peradilan semu tingkat mahasiswa. Kegiatan ini diselenggara-kan dalam rangka melakukan disemi-nasi informasi mengenai Komunitas AsEAN 2015, mekanisme penyelesaian sengketa di AsEAN, dan isu pemajuan

dan perlindungan HAM di AsEAN.Rangkaian kolokium ini terdiri dari

seminar Komunitas AsEAN 2015, kun-jungan ke sekretariat AsEAN, dan de-bat Hukum Pemajuan dan Perlindungan HAM di AsEAN. Peserta debat adalah 64 mahasiswa dari 32 universitas di se-luruh indonesia, antara lain Univesitas sam Ratulangi, Pattimura, Andalas, dan Riau. Rangkaian kegiatan ini dibuka oleh Wakil Menteri Luar Negeri, Wardhana, yang menyampaikan pentingnya kegi-atan kolokium ini untuk menyebarlu-askan pemahaman tentang Komunitas AsEAN 2015 pada generasi muda seba-gai penerus kepemimpinan indonesia di AsEAN. secara khusus, Wamenlu juga

menyampaikan acara ini sebagai forum yang sangat baik untuk meningkatkan pemahaman mengenai mekanisme pe-nyelesaian sengketa di AsEAN dan juga implementasi deklarasi HAM melalui sebuah kasus fiktif.Seminar Komunitas ASEAN

dalam seminar, direktur Jende-ral Kerja sama AsEAN, i Gusti Agung Wesaka Puja, memberikan gambaran umum mengenai AsEAN dan peran aktif indonesia dalam membentuk Ko-munitas AsEAN 2015. setelah itu, para direktur di ditjen Kerja sama AsEAN memaparkan perkembangan pilar kerja sama AsEAN (Politik-Keamanan, Eko-nomi, dan sosial Budaya) serta perkem-

DEBAT HUKUM PEMAJUAN DAN PERLINDUNGAN HAM DI ASEAN

kOlOkIum NASIONAl kOmuNITAS ASEAN 2015:

POjOk SOSIAlISASI

Page 54: Situs Warisan Dunia

54

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013 POjOk SOSIAlISASI

bangan kerja sama AsEAN dengan Mi-tra Wicaranya.

Khusus untuk isu hak asasi manu-sia, presentasi dibawakan oleh direktur HAM dan Kemanusiaan, Muhammad Anshor, dan Wakil indonesia untuk ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AiCHR), Rafendi djamin. Keduanya secara bergantian menyampaikan perkembangan hak asa-si manusia baik di tingkat global mau-pun di AsEAN.

dalam kesempatan ini, para peserta seminar berdiskusi mengenai berbagai hal di AsEAN, diantaranya mengenai peran pemuda dalam perwujudan Ko-munitas AsEAN 2015, proses integrasi ekonomi di AsEAN, manajemen po-tensi konflik di AsEAN (laut Cina sela-tan, klaim budaya, perbatasan, dll), dan prinsip non-intervensi AsEAN. Khusus untuk isu pemajuan dan perlindungan HAM, fokus diskusi adalah efektifitas AiCHR, kritik terhadap deklarasi HAM AsEAN yang menurut beberapa kalan-gan tidak sesuai dengan standar HAM internasional, dan tidak adanya meka-nisme perlindungan yang memadai se-perti komplain individual dan pengadil-an HAM regional di AsEAN.

Kunjungan ke Sekretariat ASEANselain seminar, para peserta juga

diberikan kesempatan berkunjung ke sekretariat AsEAN di Jakarta untuk ber-dialog langsung dengan pejabat di sek-retariat AsEAN. Para peserta diterima oleh dr. AKP Mochtan, Deputy Secre-tary-General of ASEAN for Community and Corporate Affairs, yang memberi-

kan gambaran umum mengenai tugas dan fungsi sekretariat AsEAN dalam membantu perkembangan AsEAN. Pada kesempatan ini, para peserta banyak memberikan pertanyaan dan pandang-an mereka mengenai peran sekretariat AsEAN terhadap perwujudan Komuni-tas AsEAN 2015, khususnya peran sek-retariat AsEAN dalam membantu kerja AiCHR.

Debat Hukum Pemajuan dan Perlin-dungan HAM di ASEAN

sebagai acara puncak dari rangka-ian kolokium ini adalah pelaksanaan debat hukum mengenai pemajuan dan perlindungan HAM di AsEAN. Para peserta dibagi ke dalam 16 tim, dimana setiap tim terdiri dari 4 mahasiswa dari 4 universitas yang berbeda. setiap tim harus memberikan argumentasi hukum mereka selaku pemohon atau termo-hon terkait dengan kasus fiktif berjudul “sengketa mengenai Penafsiran dan

Penerapan Kebebasan Fundamental, Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia dan Pemajuan Keadilan sosial sebagaimana terdapat dalam Piagam AsEAN dan instrumen AsEAN lain-nya”. secara simulatif, debat ini mengacu pada mekanisme arbitrase sebagaimana diatur dalam Protocol on Dispute Settle-ment Mechanism (Protokol dsM) yang telah ditandatangani para Menteri Luar Negeri AsEAN pada tahun 2012, de-ngan berpedoman pada Piagam AsEAN dan deklarasi HAM AsEAN sebagai referensi utama dalam menyelesaikan sengketa tersebut.

Acara debat berjalan menarik de-ngan pihak pemohon dan termohon membangun argumentasinya untuk memenangkan hati juri. Pembuatan ar-gumentasi ini memang tidak dilakukan secara sendiri-sendiri, setiap tim diban-tu oleh tim asistensi yang disediakan oleh isiL. Bantuan ini selain ditujukan untuk mematangkan persiapan peserta, juga ditujukan untuk menambah ke-mampuan debat dan ilmu hukum inter-nasional dari para peserta.

debat hukum berlangsung beberapa babak. Babak pertama adalah argumen tertulis yang dibuat sebelum pelaksa-naan Kolokium. Babak kedua adalah debat lisan yang melalui tahapan penyi-sihan, semifinal, dan final. Untuk tahap penyisihan, setiap panelis terdiri dari tiga orang juri yang komposisinya ter- komposisinya ter-komposisinya ter-diri dari wakil Kemlu, praktisi hukum, dan akademisi. Untuk babak Final, juri terdiri dari enam arbiter yaitu, dr. N. Hassan Wirajuda (Anggota dewan Per-timbangan Presiden), Prof. dr. Harkris-

Acara debat berjalan menarik dengan pihak penggugat dan tergugat

membangun argumentasinya untuk mencoba memenangkan hati juri.

Pembuatan argumentasi ini memang tidak dilakukan secara sendiri-

sendiri, setiap tim dibantu oleh tim asistensi yang disediakan oleh isiL. Bantuan ini selain ditujukan untuk mematangkan persiapan peserta, juga ditujukan untuk menambah

kemampuan debat dan ilmu hukum internasional dari para peserta.

Page 55: Situs Warisan Dunia

55

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

tuti Harkrisnowo (dirjen HAM Kementerian Hukum dan HAM), i Gusti Agung Wesaka Puja (dirjen Kerja sama AsEAN), Rafendi djamin (Wakil indonesia untuk AiCHR), Mu-hammad Anshor (direktur HAM dan Kemanusiaan), dan Abdulkadir Jaelani (Plt. direktur Pi Ekososbud).

Ada beberapa kategori penghar-gaan dalam perlombaan debat hukum ini, antara lain Juara i debat yang di-menangkan oleh Arif sharon siman-juntak (Universitas Negeri semarang), Andika Firnanda (Universitas islam indonesia), Muhammad Yani (Uni-versitas Lambung Mangkurat) dan Nicholas Canggih (Universitas dr. so-etomo). Kemudian, Juara ii debat di-menangkan oleh denny Jacob stevan syauta (Universitas Pattimura), Richa septiawan (Universitas sultan Agung Tirtayasa), Nadia Erisanti (Universitas Bengkulu), dan Afrial syarli (Univer- dan Afrial syarli (Univer-dan Afrial syarli (Univer-sitas Riau).

selain itu, pada kategori penghar-gaan pembicara terbaik, juara pertama diraih oleh denny Jacob stevan syauta (Universitas Pattimura) sedangkan pembicara terbaik kedua diraih oleh Richa septiawan (Universitas sultan Agung Tirtayasa). Lalu, penghargaan argumen tertulis terbaik pertama di-menangkan oleh Nafiatul Munawaroh

dan Andika Firnanda (Universitas islam indonesia Yogyakarta), dan ar-gumen tertulis terbaik kedua dime-nangkan oleh Naila Rizqi Zakiah dan Gress Gustia Adrian Pah (Universitas Jember).

Kegiatan kolokium ini juga menda-pat dukungan positif dari individu dan institusi yang memberikan penghar-gaan khusus kepada para pemenang. dalam kesempatan ini dr. N. Hassan Wirajuda mensponsori pemberian hadiah kepada Juara i debat Hukum, sedangkan Rafendi djamin dalam kapasitasnya sebagai Executive Direc-tor of Human Rights Working Group (HRWG) mensponsori pemberian ha-diah kepada Juara ii debat Hukum.

Kolokium ini dirasakan telah memberikan kesempatan yang sa-ngat baik kepada mahasiswa dari seluruh indonesia bukan hanya untuk mendapatkan gambaran ten-tang pembentukan komunitas AsEAN, namun juga ikut terlibat dan memberikan pandangannya secara mendalam yang terkait dengan dokumen-dokumen yang telah dihasilkan oleh AsEAN. diharapkan, model kegiatan kolokium ini dapat dijadikan agenda rutin direktorat Jenderal Kerja sama AsEAN di masa mendatang.[]

POjOk SOSIAlISASI

Page 56: Situs Warisan Dunia

56

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013 POjOk SOSIAlISASI

Pada tanggal 26 september 2013, direktorat Jenderal Kerja sama AsEAN (ditjen KsA) telah me-

nyelenggarakan rangkaian kegiatan sosialisasi bertema ”Menuju Komuni-tas Ekonomi ASEAN 2015 (KEA 2015): Tantangan dan Peluang Bagi Industri Pariwisata Indonesia” di kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

sekretaris daerah (sesda) Provinsi NTB, Muhammad Nur menyampaikan bahwa salah satu cara untuk memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di setiap daerah adalah dengan mening-katkan angka kunjungan di antara satu provinsi dengan yang lainnya. selain itu, beberapa hal yang perlu diperha-tikan dalam mengembangkan indus-

tri pariwisata adalah faktor keamanan, kenyamanan serta ketertiban daerah pariwisata itu sendiri. di samping itu, sesda menekankan bahwa infrastruktur juga harus diperhatikan, karena jika in-frastruktur menuju tempat wisata tidak terjaga, maka destinasi pariwisata terse-but tidak mungkin bisa dijual.

dalam kesempatan yang sama, dirjen Kerja sama AsEAN, i Gusti Agung Wesaka Puja, menyampaikan bahwa di masa akan datang mengingat kompetisi yang semakin meningkat sete-lah terbentuknya Komunitas AsEAN, maka penting bagi indonesia untuk me-manfaatkan setiap peluang kerja sama yang tersedia dalam kerangka AsEAN khususnya di bidang pariwisata. Kunci

utama bagi para pelaku usaha industri pariwisata di NTB dalam memanfaat-kan peluang tersebut adalah dengan memperkuat daya saing di sektor pari-wisata dengan cara meningkatkan in-frastruktur, promosi, fasilitas, dan juga memberikan pemahaman sadar wisata kepada masyarakat.

Lebih lanjut, dirjen KsA menyam-paikan bahwa di tengah menguatnya perekonomian RRT, indonesia belum maksimal menjaring wisatawan dari RRT karena tidak didukung oleh fasili-tas promosi yang memadai. sementara itu, jika berkaca kepada upaya Thailand yang mayoritas beragama Budha da-lam menjaring wisatawan dari negara Arab, maka indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim dapat mengembangkan promosi yang tidak hanya mengedepankan slogan semata tetapi juga diiringi dengan penyediaan fasilitas yang membuat turis merasa nyaman seperti di rumah sendiri.

Kegiatan sosialisasi dihadiri oleh lebih dari 160 peserta dan menghadir-kan tiga orang narasumber, yaitu i Gusti Putu Laksaguna selaku ketua Lembaga Profesional Pariwisata indonesia (LPPi), Muhammad Nasir, Kepala dinas kebu-dayaan dan Pariwisata pemprov NTB, dan Hairullah Gazali dari Jogja Tourism Training Centre (JTTC) Universitas Gadjah Mada. Kegiatan sosialisasi dili-put oleh beberapa media lokal dan na-sional, antara lain Kantor Berita Antara, suara NTB, Lombok Post, Global FM Lombok, dan TVRi Lombok.

Ketua LPPi menyampaikan bahwa jumlah wisatawan mancanegara (Wis-wisatawan mancanegara (Wis-man) indonesia pada periode Januari – Juli 2013 telah meningkat 6,44 persen atau 4,8 juta wisatawan. sepanjang ta-hun 2012, jumlah kunjungan wisatawan ke indonesia mencapai 8.04 juta orang. dari data tersebut, kenaikan tertinggi jumlah wisman berada di pintu masuk Bandara internasional Lombok (BiL) yang mencapai 100 persen lebih dan te-lah menjadi indikator bahwa pariwisata NTB semakin berkembang meski masih harus berhadapan dengan berbagai ken-dala seperti penyediaan fasilitas dan akses transportasi.

sementara itu, Kepala dinas Bud-

MENGHADAPI PERSAINGAN KEA 2015

OPTImISmE SEkTOR PARIWISATA NTb

Page 57: Situs Warisan Dunia

57

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

par NTB menyampaikan bahwa jum-lah wisman maupun wisatawan nusan-tara (wisnu) terus meningkat. Jumlah wisatawan berkunjung ke NTB telah meningkat sebesar 25% pada tahun 2012 bila dibandingkan dengan tahun 2011. Beberapa kendala utama yang dihadapi pemerintah NTB adalah masih sulitnya koordinasi lintas sektor dan pemerin-tah kabupaten/kota, belum tersusunnya masterplan pengembangan obyek wisa-ta NTB, dan sumber daya manusia yang terbatas. Meskipun demikian, Pemprov NTB terus melakukan upaya seperti meningkatkan promosi, penataan ka-wasan wisata, revitalisasi infrastruktur, dan penyuluhan sadar wisata kepada masyarakat.

Berbicara mengenai sumber daya manusia di bidang pariwisata, wakil dari Jogja Tourism Training Centre UGM menyampaikan bahwa pening-katan kapasitas sumber daya manusia merupakan kunci dari pengembangan industri pariwisata. salah satu caranya adalah dengan meningkatkan kemam-puan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi.

Kegiatan Lainditjen KsA juga mengadakan ke-

giatan Kuliah Umum di Universitas Ma-taram (Unram) serta melakukan dialog interaktif di Lombok TV guna mendise-minasikan Komunitas AsEAN khusus-

nya KEA 2015 kepada masyarakat NTB secara lebih luas.

Kegiatan kuliah umum dihadiri oleh lebih dari 150 peserta. dalam sambutannya, Pembantu Rektor iV Universitas Mataram menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap inisiatif Kemlu untuk menyeleng-garakan Kuliah Umum mengenai KEA 2015. ditegaskan pula pentingnya para mahasiswa memacu diri meningkatkan kemampuan intelektualitasnya agar da-pat berkompetisi dengan negara ang-gota AsEAN lainnya. dengan demiki-an, tantangan yang KEA 2015 tawarkan nantinya dapat disambut dengan opti-mis untuk dikonversi menjadi peluang demi kepentingan nasional.

sementara itu, diskusi interaktif khusus ditayangkan secara langsung di Lombok TV pada 26 september 2013 dengan narasum-ber dirjen KsA dan Kepala di-nas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB. dialog diseleng-garakan di tengah arena Parekraf Expo di Mataram Mall dengan di-saksikan oleh pe-ngunjung pamer-

an. Adapun topik yang dibahas dalam dialog tersebut adalah kesiapan peme-rintah provinsi NTB dalam menghada-pi pembentukan KEA 2015, khususnya dalam meningkatkan daya saing pari-wisata NTB.

Rangkaian kegiatan sosialisasi, kuli-ah umum, dan dialog interaktif menda-pat sambutan dan apresiasi tinggi dari para peserta untuk mengetahui lebih jauh mengenai peluang dan tantangan bagi indonesia menghadapi KEA. dari hasil jajak pendapat, 89 persen peserta rangkaian kegiatan menyatakan du-kungannya terhadap pembentukan KEA di tahun 2015. Khusus untuk sektor pa-riwisata, upaya peningkatan daya saing daerah NTB memberikan rasa optimis di tengah situasi perekonomian global yang tidak menentu.[]

POjOk SOSIAlISASI

Page 58: Situs Warisan Dunia

58

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

Acara yang berlangsung selama Februari – Maret 2013 ini, di ikuti oleh 26 Kota dan Kabu-

paten di Provinsi Jawa Barat dengan Jumlah peserta sebanyak 148 sekolah. Pelaksanaan perlombaan di bagi dalam 5 Koordinator Wilayah yakni Korwil I: Kabupaten Purwakarta, Kab. Karawang, Kabupaten subang, Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi, dengan tempat pelak-sanaan di Kabupaten Karawang. Korwil II: Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten in-dramayu, dan Kabupaten Majalengka, dengan tempat pelaksanaan di Kota Cirebon. Korwil III: Kabupaten Ban-dung, Kabupaten Bandung Barat, Ka-bupaten sumedang, dan Kota Cimahi, dengan tempat pelaksanaan di Aula FisiP Universitas Pasundan. Korwil IV: Kabupaten Garut, Kabupaten sume-dang, Kabupaten Tasikmalaya, Kabu-paten Ciamis, Kota Banjar, dan Kota Tasikmalaya, dengan tempat pelaksana-an di Kabupaten Garut. Korwil V: Ka-bupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten sukabumi, Kota sukabumi, Kabupaten Cianjur dan Kota depok, dengan tem-pat pelaksanaan di Kabupaten Bogor.

Pembukaan “sosialisasi Piagam AsEAN dan Lomba simulasi sidang AsEAN (AsE-AN Model)” ini dilaksanakan di Hotel Grand Pasundan Kota Bandung pada 5 Februari 2013 lalu dan di buka oleh i Gusti Agung

kESIAPAN PEmERINTAh PROvINSI

jAWA bARATDALAM MENYAMBUT KOMUNITAS ASEAN 2015

Pemerintah Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan Program Studi Hubungan Internasional FISIP Universitas Pasundan dan berkoordinasi dengan Direktorat Jen-deral Kerja Sama ASEAn Kementerian Luar negeri Republik Indonesia menyelenggara-kan “Sosialisasi Piagam ASEAn dan Lomba Simulasi Sidang ASEAn (ASEAn Model)” antar SMA, SMK dan MA (Madrasah Aliyah) se-Provinsi Jawa Barat. Maksud diseleng-garakannya kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi, dan pemahaman detail kepada masyarakat Provinsi Jawa Barat khususnya pelajar tingkat SMA, SMK, dan MA yang akan mewujudkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ASEAN Char-ter bagi masyarakat ASEAn termasuk siswa SMA, SMK dan MA yang ada di Provinsi Jawa Barat sebagai pemangku kepentingan dalam menyambut Komunitas ASEAn 2015.

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

POjOk SOSIAlISASI58 Edisi 3 / NOVEMBER 2013

Page 59: Situs Warisan Dunia

59

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

DALAM MENYAMBUT KOMUNITAS ASEAN 2015

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

POjOk SOSIAlISASI 59 Edisi 3 / NOVEMBER 2013

Page 60: Situs Warisan Dunia

60

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

Wesaka Puja selaku direktur Jenderal Kerja sama AsEAN, Prof. dr. ir. H. Eddy Yusup, sp., M.si., M.Kom selaku Rektor Universitas Pasundan Bandung dan staf Ahli Gubernur Provinsi Jawa Barat, dengan menyampaikan pemahaman tentang AsEAN Charter dan penjelasan mengenai Komunitas AsEAN pada tahun 2015 serta kesiapan indonesia dalam menyambut Komunitas AsEAN 2015 kemudian dilanjutkan dengan Lomba simu-lasi sidang AsEAN untuk Kota Bandung yang diwakili oleh 10 sekolah terpilih yang mewakili 10 negara anggota AsEAN. setiap sekolah atau delegasi terdiri dari Speaker, Conceptor dan Lobbyer yang telah ditentu-kan tugasnya masing-masing dan dipimpin oleh ketua dan sekretariat AsEAN yang diperankan mahasiswa dari Program studi (Prodi) Hubungan internasional Universitas Pasundan.

Perlombaan dinilai oleh dewan juri dari perwakilan Kementerian Luar Negeri, direktur Lab Bahasa FisiP UNPAs, Ketua Lab Prodi Hubungan internasional FisiP UNPAs, dosen Bahasa inggris FPis Uni-versitas Pendidikan indonesia dan Yayasan Pendidikan dasar dan Menengah (YPdM), yang merujuk kepada sepuluh kriteria pe-nilaian seperti: Content, Relevance, Accuracy, Fluency, Clarity, Pronunciation, Message, Performance Quality, Delegate Quality, and Speaker Quality.

setiap Juara akan mewakili daerahnya masing-masing untuk di perlombakan kem-bali bersama para juara perwakilan daerah lainnya di Jawa Barat pada babak final. Pada Grand Final terdapat 30 sekolah yang me-wakili daerah di Jawa Barat untuk mempere-butkan Juara seperti, Juara Favorit, Best De-legates, Best Speaker, hingga pada akhirnya Juara Utama disandang oleh SMA SMART EKSELENSIA INDONESIA dari Kabupaten Bogor, Juara Terbaik Kedua oleh sMA Ne-geri 1 Lembang dari Kabupaten Bandung dan Juara Terbaik Ketiga diraih oleh sMA Negeri 1 sumedang dari Kabupaten sumedang.

dengan terselenggaranya acara ini di-harapkan masyarakat Jawa Barat khususnya kalangan pelajar tingkat menengah dapat memahami pentingnya indonesia sebagai anggota AsEAN. dalam menuju Komuni-tas AsEAN tahun 2015 mendatang, generasi muda diharapkan dapat memberikan kon-tribusi guna mempersiapkan indonesia un-tuk dapat bersaing di AsEAN.[]

POjOk SOSIAlISASI

Page 61: Situs Warisan Dunia

61

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

dalam rangka mendiseminasikan Komunitas AsEAN 2015 kepada masyarakat luas, direktorat

Jenderal Kerja sama AsEAN (ditjen KsA) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah menyelenggarakan rangkaian kegiatan sosialisasi bertema “Menyongsong Komunitas Ekonomi ASEAN 2015: Tantangan dan Peluang Bagi Kalangan Pengusaha di Kalimantan Timur” di samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) pada tanggal 4 dan 5 september 2013. sosialisasi dibuka secara resmi oleh duta Besar Wahid supriyadi, staf Ahli Menteri Luar Negeri Bidang Ekonomi, sosial dan Budaya (sahli Menlu) dan sambutan dari Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan sekretariat Provinsi Kaltim, mewakili Gubernur Kaltim, dihadiri sekitar 170 orang dari kalangan pengusaha, penggiat UKM, pemerintah daerah, dan akademisi, serta insan media.

sahli Menlu, dalam sambutannya, secara umum menyampaikan penting-nya memanfaatkan peluang kerja sama yang tersedia dalam kerangka AsEAN untuk persiapan indonesia menghadapi Komunitas AsEAN 2015. Optimisme menghadapi KEA 2015 harus terus digalakkan sebab masyarakat dan pe-laku usahalah yang dapat menikmati

kemudahan untuk bekerja, berdagang, berinvestasi, membuka usaha, serta bertukar ilmu dan pengalaman hidup dengan masyarakat di negara AsEAN lainnya. Kunci utama bagi para pelaku usaha di Kaltim dalam menghadapi integrasi ekonomi AsEAN adalah memperkuat daya saing. UKM Kaltim harus memiliki sifat mandiri, tangguh, berdaya saing tinggi, inovatif, kreatif, dan mampu melakukan penetrasi pasar. senada dengan staf Ahli Menlu, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan turut menegaskan pentingnya seluruh pemangku kepentingan di Provinsi Kaltim untuk memacu peningkatan daya saing sdM.

dalam sesi Paparan, sosialisasi menghadirkan tiga orang narasumber, yaitu direktur Kerja sama Ekonomi AsEAN (KsEA) Kemlu, wakil dari direktorat Fasilitasi Ekspor dan impor-Kementerian Perdagangan, dan Wakil Ketua Umum KAdiN Kaltim Bidang Kominfo.

Berbicara dari perspektif polugri indonesia, direktur Kerja sama Eko-nomi AsEAN menyampaikan bahwa kerja sama AsEAN diawali oleh visi indonesia mengenai integrasi kawasan sebagai upaya memenuhi amanat konstitusi sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUd 1945 yaitu memajukan kesejahteraan umum, men-cerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Terkait peluang dan tantangan Kaltim menghadapi KEA, perubahan pola pikir masyarakat yang inward-looking, pembangunan infrastruktur dan peningkatan kapasitas sdM menjadi tantangan utama Kaltim dalam upayanya meningkatkan daya saing.

Berkenaan dengan aspek teknis, wakil dari direktorat Fasilitasi Ekspor dan impor menjelaskan cara meman-faatkan fasilitas Free Trade Agreement (FTA) melalui penggunaan mekanisme

Sosialisasi Kerja Sama Ekonomi ASEAN di Samarinda

POjOk SOSIAlISASI

Page 62: Situs Warisan Dunia

62

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Kesenjangan ekonomi di indonesia masih juga menjadi perhatian utama masyarakat dalam menuju KEA 2015, sehingga UKM diharapkan dapat mem-bantu mengurangi kesenjangan ekono-mi di indonesia. Mengingat bahwa salah satu tujuan dari pembentukan KEA ada-lah untuk menciptakan kesejahteraan di kawasan maka KEA adalah peluang yang harus disikapi positif oleh pelaku usaha indonesia.

Melengkapi sosialisasi tersebut di atas, telah dilakukan pula dialog inter-aktif di RRi Kaltim, Tepian TV Samarin-da, dan TVRi Kaltim, serta kunjungan kerja ke kantor Kaltim Post. Rangkaian kegiatan tersebut ditujukan untuk se-makin menggelorakan gaung KEA 2015 di wilayah Kaltim.

Pada kunjungan ke Kantor Kaltim Post, beberapa pokok pembicaraan yang berkembang, antara lain pentingnya peran media massa dalam mendukung upaya pemerintah meningkatkan ke-sadaran masyarakat menghadapi KEA 2015. Media massa diharapkan dapat memberikan pemberitaan mengenai KEA 2015 secara berimbang antara tantangan dan peluang dalam rangka melakukan edukasi kepada masyarakat, khususnya terkait persiapan menghada-pi KEA 2015.

dalam kesempatan dialog interaktif di RRi samarinda, TVRi Kaltim, dan Tepian TV samarinda, disampaikan kembali urgensi bagi segenap elemen bangsa untuk melakukan persiapan menghadapi KEA 2015.

indonesia harus mempersiapkan diri memasuki KEA 2015 yang meru-pakan keniscayaan. dalam kaitan ini, perhatian perlu ditujukan pada upaya perbaikan infrastruktur di Kaltim dan indonesia secara keseluruhan. Kurang-nya infrastruktur nasional selama ini menjadi penghambat dari produktivi-tas perekonomian indonesia. selain itu, hambatan yang juga dialami adalah rendahnya daya saing produk nasional dibandingkan dengan produk dari ne-gara anggota AsEAN lainnya.

diharapkan melalui sosialisasi me-ngenai pembentukan KEA 2015, pe-merintah daerah, pelaku usaha dan masyarakat Kaltim dapat mempersiap-kan diri sebaik-baiknya.[]

surat Keterangan Asal (sKA). ditegas-kan pentingnya para eksportir meman-faatkan mekanisme sKA saat melaku-kan eksportasi ke negara yang memiliki hubungan FTA dengan AsEAN, yaitu Australia-selandia Baru, india, Jepang, RRT, dan Korea selatan. ditekankan bah-wa tanpa penggunaan mekanisme sKA, maka transaksi ekspor dari indonesia ke negara tersebut tidak akan mendapatkan pengurangan atau bahkan pembebasan tarif. dalam kaitan itu, disampaikan bahwa kini terdapat 86 instansi yang memiliki otorisasi untuk menerbitkan sKA yang tersebar di seluruh indonesia. Namun penggunaan sKA oleh para ek-sportir masih rendah, berada di kisaran angka 30% dari total ekspor ke negara tersebut.

Wakil Ketum KAdiN Kaltim me-maparkan secara umum kondisi dunia usaha di Kaltim yang masih dihadap-kan dengan permasalahan utama, yaitu terkait ketidakpastian hukum, disefi-siensi birokrasi, dan infrastruktur. Na-mun demikian, disampaikan dukungan kalangan pengusaha terhadap pemben-tukan KEA 2015 mengingat integrasi ekonomi AsEAN memberikan peluang bagi pengusaha nasional. Untuk itu, diperlukan penguatan sinergi antara pemerintah dan pengusaha guna me-mantapkan persiapan indonesia meng-hadapi KEA 2015. dengan demikian, potensi sdA yang melimpah di indone-sia, khususnya Kaltim, dapat dikonversi

menjadi manfaat nyata bagi kepenting-an nasional.

Beberapa hal pokok yang menge-muka pada diskusi tersebut yaitu perlu-nya pemanfaatan potensi ekonomi dan peningkatan pemahaman masyarakat indonesia terhadap AsEAN. Potensi sdA Kaltim sangat luar biasa, sehingga Kaltim harus dapat mengoptimalkan potensi tersebut sebagai nilai tambah barang produksi yang akan diekspor. dalam kaitan ini, UKM dan pelaku usaha berharap meningkatnya dukung-an pemerintah khususnya dalam hal penyediaan modal usaha bagi UKM. sehingga, pemerintah pusat dan daerah diharapkan dapat mengeluarkan ke-bijakan yang pro pelaku usaha melalui fasilitas pinjaman bunga lunak serta persyaratan kredit yang lebih berpihak pada penggiat UKM.

Pemahaman masyarakat mengenai pergerakan bebas tenaga kerja di AsEAN masih terfokus pada kemungkinan banyaknya pekerja asing dari AsEAN yang akan bekerja di berbagai sektor di indonesia, termasuk sektor UKM. Namun pada kenyataannya kesepakat-an pergerakan bebas tenaga kerja di AsEAN hanya berlaku bagi tenaga kerja terampil yang ditempatkan bersamaan dengan masuknya investasi asing ke indonesia. Oleh sebab itu, peningkatan kapasitas sdM tetap menjadi salah satu tantangan utama dalam menyongsong perwujudan KEA di tahun 2015.

POjOk SOSIAlISASI

Page 63: Situs Warisan Dunia

63

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

ASEAn nOTIOnAL CALEnDAR 2013OCTOBER

7 – 8 Senior Officials’ Meeting (to prepare for the Summit) Brunei Darussalam

9 – 10

23rd ASEAN Summit and Related Meetings · ASEAn-China Summit · ASEAn-Japan Summit · ASEAn-ROK Summit · ASEAn-India Summit · ASEAN US Leaders’ Meeting / First ASEAN – US Summit; · ASEAn Plus Three Summit; and · 8th East Asia Summit.

Brunei Darussalam

9 - 11 3rd ASEAN Defence Ministers’ Meeting Plus Experts’ Working Group on Military Medicine (ADMM-Plus EWG on MM)

Singapore

11-12 4th AANZFTA Workshop on Statistics of International Trade in Services (SITS) Philippines

24 28th ASEAn-Japan Forum Cambodia

End Oct (tbc) AEM Roadshow to China China

TBC ASEAN- Japan Joint Committee Meetings Jakarta

TBC 13th Meeting of the Working Group on Customs Capacity Building (13th CCBWG Meeting) TBC

TBC

ASEAN Tourism Working Group and Committee Meetings: 1) 6th Meeting of ASEAN Tourism Marketing and Communication Working Group (MCWG) 2) 6th Meeting of ASEAN Tourism Product Development Working Group (PDWG) 3)6th Meeting of ASEAN Quality Tourism Working Group (QTWG) 4) 6th Meeting of ASEAN Tourism Integration and Budget Committee (TIBC) 5) 7th Meeting of ASEAN Tourism Professional Monitoring Committee (ATPMC)

Malaysia

TBC 12th ACW and 5th ACW+3 Kuala Lumpur, Malaysia

TBC Senior Officials Meeting of the 17th ACCSM Yangon, Myanmar

TBC Workshop with ASEAN Senior Officials Meeting on Health Development for Information-Sharing Involving Maternal Health

Manila, Philippines

TBC 13th Meeting of AICHR Brunei Darussalam

TBC 3rd ASEAN – Gulf Cooperation Council (GCC) Meeting on Food Security and Agricultural Investment Kingdom of Bahrain

TBC AAnZFTA ECWP In-Country Training for Trainers on AAnZFTA ROO Viet nam

TBC AAnZFTA ECWP In-Country Training for Trainers on AAnZFTA ROO Cambodia

TBC AAnZFTA ECWP nQF Phase III – Technical Exchange Programme between Interested AMS with Singapore Singapore

TBC AANZFTA ECWP: CLMV Consultation Workshops on Investment Facilitation CLMV Consultation Workshops on Investment Facilitation

Hanoi, Viet nam

TBC AANZFTA ECWP: Education and Health Services Policy Review – Regional Conference. Jakarta, Indonesia

TBC 6th ASEAn Forum on Migrant Labour Brunei Darussalam

TBC Workshop on Physical Activity Singapore

TBC 5th TM Conference in ASEAN Country back-to-back with the 4th ASEAN Task Force on TM Meeting Mandalay, Myanmar

TBC ASEAn Working Group on PPR Philippine

NOVEMBER

6-8 (TBC) Special SOME and ASEAN Centre for Energy (ACE) Governing Council Manado, Indonesia

6-8 AANZFTA ECWP 3rd NQF Workshop and Meeting of TF-AQRF Kuala Lumpur, Malaysia

6-8 9th AEGCD Meeting Singapore

7 3rd ASEAN Senior Official Meeting on Sports (SOMS) Vientiane, Lao PDR

8 2nd ASEAN Ministerial Meeting on Sports (AMMS-2) Vientiane, Lao PDR

11-15 13th TELMIN, 14th TELSOM + Dialogue Partners’ Meetings Singapore

11-15 13th SCAROO/CCA/MLE Yangon, Myanmar

12-13 6th ASEAn SLOM-WG Bandung

18-23 AICHR Training on Human Rights for Government Officials Thailand/TBC

18-23 ICAAP 2013 Meeting Bangkok, Thailand

26-28 4th AMMin, 13th ASOMM, 6th ASOMM+3 Bali, Indonesia

kAlENdER ASEAN

Page 64: Situs Warisan Dunia

64

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

TBC 19th Meeting of the Coordinating Committee on Customs (19th CCC Meeting) TBC

TBC 66th ASEAN Committee on Science and Technology (COST) Meeting TBC

TBC 15th ASEAN Ministerial Meeting on Science and Technology (AMMST-15) TBC

TBC ASEAN Senior Officials Meeting on Education (ASEAN SOM-ED) Thailand

TBC 2nd ASEAN Ministerial Meeting on Sports Lao PDR

TBC 21st ASEAn-India Working Group (AIWG) Jakarta

TBC 17th ASEAN Regional Forum Heads of Defence Universities/Colleges/Institutions Meeting (ARF HDUCIM) Brunei Darussalam

TBC ASEAN Regional Forum Workshop on Concept Development of the ARF Transnational Threat Information-sharing Centre (ATTIC)

TBC

TBC ASEAN Regional Forum Defence Officials’ Dialogue (ARF DOD) / ASEAN Regional Forum Inter-sessional Support Group Meeting on Confidence Building Measures and Preventive Diplomacy (ARF ISG on CBMs and PD)

Myanmar

TBC ASEAN Defence Ministers’ Meeting Plus Experts’ Working Group on Peacekeeping Operations Table-Top Exercise (ADMM-Plus EWG on PKO TTX)

Manila, Philippines

TBC ASEAN Regional Forum Defence Officials’ Dialogue (ARF DOD) / ASEAN Regional Forum Inter-sessional Support Group Meeting on Confidence Building Measures and Preventive Diplomacy (ARF ISG on CBMs and PD)

TBC

TBC AAnZFTA ECWP In-Country Training for Trainers on AAnZFTA ROO Lao PDR

TBC AAnZFTA ECWP In-Country Training for Trainers on AAnZFTA ROO Thailand

TBC AAnZFTA ECWP Series of Post-Accession Seminar on IP Madrid Protocol Manila and Cebu, Philippines

TBC AAnZFTA ECWP In-Country Training for Trainers on AAnZFTA ROO Myanmar

TBC AANZFTA ECWP Sub-Regional Workshop for CLM Countries on Monitoring Utilization of AANZFTA Tariff Preferences Cambodia

TBC Series of Post-Accession Seminar on IP Madrid Protocol Viet nam

TBC Regional Training and the Development of Tool and Modules for the Promotion and Adoption of Gender Responsive Budgeting in ASEAN Member States

Indonesia

TBC 26th ASEAn-Australia Forum Australia

TBC 6th ACCAHZ PrepCom Meeting Vietnam

DECEMBER

3-5 11th ASEAN-Japan High Level Meeting on Caring Societies Tokyo, Japan

3-5 9th ASEAn Expert Group on Food Safety (AEGFS) Brunei Darussalam 14-15 TBC

ASEAN-Japan Commemorative Summit for the 40th anniversary of the establishment of ASEAN-Japan relations Japan

TBC 21st ASEAN-EU Joint Cooperation Committee Meeting (AEU JCC) Jakarta

TBC AANZFTA ECWP: CLMV Consultation Workshops on Investment Facilitation Capacity Building and Technical Assistance on Advance Rulings on Rules of Origin, Tariff Nomenclature and Customs Valuation

TBC

TBC 1st Focal Point of Health Impact Assessment Meeting Thailand

SCHEDULE TO BE CONFIRMED

TBC 17th ASEAN-ROK Dialogue Meeting TBC

TBC 14th ASEAN-OSHNET CBM Meeting Myanmar

TBC 2nd Meeting of the SLOM’s Working Group on HIV Prevention and Control in the Workplace (SLOM-WG-HIV) Malaysia

TBC 4th Regional Zoo noses Meeting TBC

TBC 3rd Conference of ASEAN Social Work Consortium (ASWC) Thailand

TBC First Conference of the ASEAN Women Entrepreneurs’ Network Viet nam

TBC Regional Workshop to Exchange Views and Information on Gender Issues in Climate Change and its Adaptation Viet nam

TBC 3rd ASEAN Labour Inspection Conference Indonesia

TBC AANZFTA ECWP: ASEAN Investment Road-show and Forum Australia

TBC Regional Workshop to Exchange Views and Information on Gender Issues in Climate Change and its Adaptation Viet nam

TBC Work-life Conference to Share best practices from ASEAN Member States and other regions on tripartite alliance of public, private and people sectors to support women’s economic participation and empowerment

Singapore

TBC Regional Workshop and Comparative Study on Social Pensions in the ASEAN Philippines

TBC Forum for Sharing Best Practices on Social Work and Multi-Sectoral Approaches Responding to Child Protection and Promotion Concerns

Philippines

TBC Regional Seminar on ―Development of ASEAN + 3 Network for Empowerment of Persons with Disabilities‖ Thailand

kAlENdER ASEAN

Page 65: Situs Warisan Dunia

65

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

Kerajaan Kamboja adalah Negara terakhir yang bergabung menjadi anggota dari organisasi regional

Association of South East Asia Nation (AsEAN) yakni pada tanggal 16 desem-ber 1998. Kamboja negara berbentuk monarki konstitusional ini, merupakan penerus Kekaisaran Khmer yang pernah menguasai seluruh semenanjung indo-china antara abad ke-11 dan 14. dibawah pemerintahan Khmer Rouge (1975-1979) Kamboja pernah mengalami masa kelam. Tetapi kini Pemerintah Kamboja sedang giat memajukan perekonomiannya salah satunya dalam sektor pariwisata. Negara yang beribu kotakan Phnom Penh ini memiliki area geografis seluas 181.035 km2 yang berbatasan dengan Lao PdR di bagian Utara, Thailand di sebelah barat, dan Vietnam di bagian timur ini, rupa-nya memiliki potensi daya tarik dalam sektor pariwisatanya. Angkor Wat adalah salah satunya, Candi Hindu terbesar di dunia yang tersohor ini merupakan waris-an situs bersejarah dari UNEsCO. serta masih banyak tempat wisata lainnya yang ditawarkan pemerintah Kamboja untuk menarik minat wisatawan datang ke Kam-boja, seperti The Royal Palace, Cardomom Mountain, Silver Pagoda, National Muse-um of Cambodia, Kirikom National Park, Sihanoukville, dan masih banyak lagi. Mari kita ulas secara rinci tempat-tempat wisata yang ada di Negara Kamboja ini.

Museum Nasional KambojaMuseum Kerajaan Kamboja atau Sala

Rachana dalam bahasa Kamboja ini, bera-da di ibu Kota Phnom Penh, merupakan museum sejarah budaya, seni dan arke-ologi terbesar di Negara Kamboja. Muse-um yang sudah didirikan pada tahun 1920 ini mengalami renovasi pada tahun 1968 memiliki sekitar 14.000 koleksi dari za-

man prasejarah Kekaisaran Khmer. Muse-um ini pernah ditutup sekitar tahun 1975 oleh rezim Khmer Merah tetapi dibuka kembali untuk umum pada bulan April 1979 dalam kondisi yang sudah rusak dan banyak koleksi benda yang dicuri. seka-rang Museum ini merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk mengenal sejarah dari Negara Kamboja. Museum ini terletak di Phnom Penh bagian tengah, museum ini beroperasi dari pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore waktu Kamboja.

Royal PalaceMasih di ibu Kota Kamboja, Royal

Palace merupakan salah satu destinasi utama di Phnom Penh bagi wisatawan, Royal Palace merupakan Komplek istana Kerajaan Kamboja yang berdiri sejak ta-hun 1866 yang dibangun oleh Raja Noro-dom dan sekarang menjadi rumah bagi raja Kamboja. didalamnya terdapat ba-ngunan bangunan megah yang mempeso-na juga terdapat ribuan patung sebagai pe-lengkap kemegahan komplek kerajaan ini. di dalam komplek Royal Palace kita dapat mengunjungi beberapa area seperti The Throne Hall, Moonlight Pavilion, khemarin Palace, Hor Samran Phirun dan salah satu yang sering dikunjungi wisatawan ada-

lah Silver Pagoda. Silver Pagoda sendiri merupakan bangunan yang berbeda dari bangunan lainya, bangunan berwarna perak ini berada di sisi selatan kompleks istana, bangunan ini adalah rumah utama yang menyimpan harta nasional seperti emas dan patung Buddha permata abad ke-17 berkarat kristal bertatahkan berlian 9.584 mengenakan regalia kerajaan za-man Raja sisowath. Silver Pagoda dihiasi dengan lebih dari 5.000 ubin perak dan beberapa fasad luarnya direnovasi dengan marmer italia. Royal Palace dibuka setiap hari untuk umum (Kecuali ada kegiatan Kerajaan).

The Independence MonumentMonumen Kemerdekaan (Vimean

Ekareach) ini diresmikan pada ta-hun 1958 untuk merayakan kemerde-kaan Kamboja dari penjajahan asing. Monumen ini dirancang oleh arsitek terkenal Kamboja; Vann Molyvann yang berpola pada teratai kuncup bunga, di-hiasi dengan Naga kepala (kobra banyak kepala) dan jelas merefleksikan desain dari menara Angkor Wat. Monumen Ke-merdekaan sekarang juga berfungsi seba-gai monumen akhir perang Kamboja serta kemerdekaannya. Monumen Kemerdeka-

Kerajaan Kamboja dan Pesona Angkor Wat: Situs Warisan Dunia

WISATA ASEAN

Dok

.goo

gle

Page 66: Situs Warisan Dunia

66

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

an terletak di tengah lingkaran lalu lintas di persimpangan Norodom Boulevard dan sihanouk Boulevard. Monumen ini meru-pakan tempat perayaan festival termasuk memperingati hari kemerdekaan dan hari konstitusi nasional.

Cardamom MountainsCardamom Mountain adalah pegu-

nungan di selatan barat Negara Kamboja dengan ketinggian 1.813 meter (5.948 kaki) menjadikan Pegunungan Carda-mom sebagai puncak tertinggi di Kam-boja. Hutan tropis yang lebat berlaku di lereng barat basah yang setiap tahunnya menerima 150-200 inci (3,800-5,000 mm) dari curah hujan. Pegunungan Cardamom merupakan destinasi wisata yang tepat bagi wisatawan yang senang mendaki. di sana para wisatawan dimanjakan dengan udara pegunungan yang sejuk dan kein-dahan alam yang masih alami yang dapat dinikmatinya dengan bersepeda atau me-naiki dayung sampan untuk melihat po-pulasi gajah. Pegunungan Cardamom ini terletak di provinsi Koh Kong Kamboja.

Pantai SihanoukvilleNegara Kamboja berada di tengah-

tengah daratan yang tidak berbatasan

Tempat Wisata Lainnya di negara Kamboja

nama Tempat Wisata Jenis Wisata Lokasi Wisata

Wat Phnom• Wisata Sejarah Phnom Penh

Central Market• Wisata Belanja Phnom Penh

Phnom Tamao Zoo• Kebun Binatang Takeo Province

Beng Mealea• Wisata Sejarah Siem Reap

Koh Ker• Wisata Sejarah Angkor

dengan laut seperti Negara tetangganya Thailand dan Vietnam, namun Kamboja memiliki pantai. Berada di kota siha-noukville atau dikenal juga sebagai Kam-pong som, adalah sebuah kota pelabuhan di selatan Kamboja. Kota ini adalah satu-satunya pelabuhan laut dalam di Kam-boja. Pantai di pesisir sihanoukville ini memberikan pemandangan yang indah dengan pasir yang putih. Pantai favorit pengunjung adalah Pantai Occheuteal yang memiliki banyak penginapan yang banyak dikunjungi wisatawan mancane-gara. Perjalanan dari ibu Kota Phnom Penh ke Pantai sihanoukville dapat ditem-puh sekitar kurang lebih 6 jam.

Taman Nasional Kirirom Kirirom National Park adalah Taman

Nasional Kamboja yang terletak di provinsi Kampong speu. Taman yang terhampar di atas permukaan laut setinggi 675m (2.215 kaki). Terdapat danau kecil dan air terjun yang dapat dilalui jalan setapak. Juga terdapat binatang-binatang yang terpelihara. Taman nasional ini sa-ngat cocok untuk liburan keluarga banyak

paket wisata yang menawarkan dari kota Phnom Penh.

Angkor WatTujuan Wisata tersohor Kamboja yang

mampu menarik wisatawan mancanegara setiap tahunya adalah Angkor Wat. Tem-pat wisata ini adalah sebuah Candi Budha terbesar di dunia. Candi ini dibangun oleh Khmer Raja suryavarman ii kurang lebih selama 30 tahun pada abad ke-12. Candi ini terletak di kota Angkor berdeka-tan dengan kota siem Reap di provinsi siem Reap Kamboja, yang ditetapkan se-bagai salah satu situs warisan dunia oleh UNEsCO. Kuil-kuil di kompleks candi Angkor Wat telah dipugar dan sebagian besar rancangannya mencontoh arsitektur bangunan Khmer. diperkirakan jumlah pengunjung situs ini mencapai satu juta per tahun. Candi Angkor Wat semakin dikenal setelah tempat ini dijadikan lokasi shooting salah satu film Holywood. situs Angkor Wat di buka bagi wisatawan pada pukul 08.00 - 17.30 dan dapat dijangkau menggunakan jalur darat (8-10 jam) dari ibu Kota Phnom Penh.[]

WISATA ASEAN

Page 67: Situs Warisan Dunia

67

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

sebagai koordinator AsEAN de-ngan mitra wicaranya Jepang, Kamboja telah menjadi tuan rumah

pelaksanaan pertemuan 28th AsEAN Japan Forum pada tanggal 24 Oktober 2013. Forum tersebut membahas be-berapa isu terkait hubungan AsEAN dengan Jepang, antara lain review im-plementasi kerja sama kemitraan antara AsEAN-Jepang, hasil utama KTT ke-16 AsEAN-Jepang, mekanisme pendanaan AsEAN-Jepang melalui Japan-ASEAN Integration Fund (JAiF), berbagai ak-tivitas ASEAN-Japan Centre di Tokyo, dan rencana pelaksanaan ASEAN-Japan Commemorative Summit.

dirjen Kerja sama AsEAN, i Gusti Agung Wesaka Puja, selaku ketua delegasi indonesia menyampaikan agar kerja sama kemitraan AsEAN-Jepang dapat dikembangkan menjadi suatu ‘second generation partnership’ pasca Komunitas AsEAN 2015. Kemitraan yang baru ini diharapkan dapat merefleksikan hubungan yang lebih kuat, setara, dan saling menguntungkan, di mana pada saat itu AsEAN telah menjadi suatu komunitas.

Menjelang terbentuknya Komunitas AsEAN tahun 2015, kerja sama kemitraan AsEAN-Jepang diharapkan

dapat fokus pada beberapa area kerja sama prioritas seperti pengelolaan bencana alam dan kerja sama dalam pengiriman pasukan perdamaian. Kerja sama kemitraan di antara keduanya juga akan semakin penting sejalan dengan penyusunanVisi Komunitas AsEAN Pasca 2015.

delegasi Jepang sendiri menyatakan bahwa pemerintahnya memandang penting hubungan kerja sama dengan AsEAN, terutama dalam turut serta membangun Komunitas AsEAN 2015 dan membangun perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan bersama.

Forum ini juga membahas imple-mentasi kegiatan ASEAN-Japan Centre di tahun 2013. sebanyak 157 kegiatan telah dilaksanakan diantaranya adalah AsEAN Festival 2013 yang mempromo-sikan kebudayaan dan kuliner AsEAN, AsEAN Seminar Series di beberapa kota di Jepang, Career Development Support for ASEAN Students di Jepang, serta ASEAN Sports Caravan yang mempro-mosikan beberapa olahraga tradisional AsEAN di Jepang.

dalam kesempatan tersebut, dele-gasi Jepang juga menyampaikan un-dangan PM Jepang shinzo Abe kepada para pemimpin AsEAN untuk hadir

pada 40th ASEAN-Japan Commemora-tive Summit yang rencananya diadakan di Tokyo, pada tanggal 13-15 desember 2013.

Menjelang perayaan ke-40 tahun kerja sama kemitraan AsEAN-Jepang, beberapa kegiatan telah dan akan di-laksanakan, antara lain acara diploma-tik pada bulan Januari 2013, eksibisi dan turnamen sumo pada bulan Agus-tus 2013, serta Workshop identifikasi Proyek infrastuktur yang Potensial dalam Konektivitas AsEAN yang akan diadakan pada bulan desember 2013 mendatang.

selain pertemuan tingkat kepala negara, direncanakan juga rangkaian kegiatan yang salah satunya berupa in-teraksi kepala negara dengan kalangan bisnis di Jepang sebagai bagian side events ASEAN-Japan Commemorative Summit.

indonesia sendiri menyampaikan agar Commemorative Summit tersebut nantinya dapat menghasilkan suatu kerja sama yang kongkrit dan konstruk-tif yang bermanfaat kepada masyarakat AsEAN dan Jepang.

sejarah hubungan AsEAN-Jepang bisa dibilang sangat istimewa, mengingat Jepang merupakan Mitra Wicara per-tama AsEAN sejak tahun 1973. dalam perkembangannya, bentuk kerja sama antara kedua belah pihak telah berjalan sangat baik, salah satunya adalah ke-tika pada tahun 2006 dibentuk Japan-ASEAN Integration Fund (JAiF) yang saat ini menyedia kan mekanisme pendanaan sebesar Usd 80 juta untuk realisasi kerja sama kemitraan AsEAN-Jepang hingga tahun 2015.

seiring dengan semakin mening-katnya peran AsEAN di tingkat glo-bal, kedepannya hubungan kerja sama AsEAN-Jepang diharapkan dapat terus ditingkatkan dan diperkuat, tidak hanya dalam kerangka AsEAN-Jepang, tetapi juga dalam memainkan peran strategis untuk menjawab berbagai tantangan re-gional dan global.[]

ASEAN-Jepang Rayakan 40 TahunKerja Sama Kemitraan

RAGAm

Page 68: Situs Warisan Dunia

68

K O M U N I T A S

BU

LE

TI

N

Edisi 3 / NOVEMBER 2013

MEDIA PUBLIKASI DIREKTORAT JEnDERAL KERJA SAMA ASEAn KEMEnTERIAn LUAR nEGERI RI

PHILI P PINESSINGAPOR E

MY A NMARC AMBODIA

BRUN E ITHAIL AND

MA L AYSIALA O PDR

V IETNAMINDON E SIA

K O M U N I T A SB

UL

ET

IN