Upload
elmira-apriliani
View
35
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sjsn bpjs
Citation preview
SJSN (SISTEM JAMINAN SOSIAL
NASIONAL) dan BPJS (BADAN
PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL)
dr. Arlina Dewi,M.Kes, AAK
Bag. IKM-Kedokteran Keluarga FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Prodi Manajemen Rumah Sakit Pascasarjana Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
LEARNING OBJECTIVE
1. Paham tentang perbedaan kondisi di Indonesia sebelum dan sesudah ada UU SJSN
2. Paham tentang peran dan tugas BPJS
3. Mampu beperan dalam mewujudkan universal health coverage yang dimulai pada tahun 2014
4. Mengetahui sistem Pembiayaan Fasilitas dan Pelayanan kesehatan BPJS
ILUSTRASI
Disuatu kota dengan 1 juta penduduk, setiap tahun ada 3000 penduduknya yang sakit (rawat
inap di RS). Jika salah satu yang sakit adalah tukang becak dengan penghasilan 500rb/bulan dan harus
membayar rawat inap sebesar 5 juta, apa yang akan terjadi??
Jika yang sakit seorang direktur bank dengan gaji 25jt/bulan, tentu hal itu tidak masalah, tapi
bagaimana jika direktur tesebut harus menjalani operasi by pass dengan biaya 250 juta ??
5 juta bagi seorang tukang becak dan 250 juta bagi seorang direktur bank di atas disebut
KATASTROFIK. Katastrofik merupakan beban biaya mahal (bencana) bias jatuh ke siapa saja. Disebut
katastrofik jika pengeluaran >25% dari SISA PENDAPATAN.
MANUSIA DAN KEHIDUPANNYA
SIFAT MANUSIA (short sighted)
Tidak menabung jangka panjang
Tidak menyediakan dana untuk berobat yang cukup
Tidak beli asuransi
Tidak sanggup beli asuransi
Tidak diterima beli asuransi, kalau ia berisiko tinggi
KEHIDUPANNYA PENUH RISIKO
Setiap saat dapat terjadi sakit berat
Suatu ketika menjadi tua dan pensiun, tidak ada pendapatan, masa hidup bisa panjang
Dukungan anak/keluarga lain tidak selalu ada dan tidak selalu cukup
CIRI ASURANSI SOSIAL
Nasional
Wajib
Equity : Equity egaliter (keadilan yang merata) : you get what you need (menjamin seseorang
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhannya dan membayar kontribusi
sesuai dengan kemampuannya ekonominya)
Penyelenggara : nirlaba / not for profit
HUKUM & KEBIJAKAN
WHO
Strategi pembiayaan kesehatan:
1. Pencapaian universal health coverage
2. Pengurangan pembayaran secara out-of –pocket
3. Komprehensif
Indonesia
1. Pancasila : sila ke- 2 (Kemanusiaan yang adil dan beradab) dan sila ke- 5 (Keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia)
2. UUD 45 pasal 28H ayat 1 (”....setiap penduduk berhak atas pelayanan kesehatan...”) dan 34 ayat
2 (menugaskan negara untuk mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat)
3. UU 36 / 2009 (UU kesehatan), kesehatan adalah hak fundamental setiap individu
4. UU No. 40 /2004 : SJSN
Al-Qur’an
Surat An-Nisa: 9 “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah
mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
UU SJSN UU no. 40 TAHUN 2004
KONDISI SEBELUM UU SJSN
HANYA SEBAGIAN KECIL MASYARAKAT MEMILIKI JAMINAN KES (25-30%)
PNS, pensiunan, veteran, sebagian kecil pegawai pegawai formal, TNI/polri, sebagian kecil
asuransi swasta dan pembiayaan mikro.
MANFAAT YANG DIBERIKAN ATAS JAMINAN KESEHATAN BERAGAM BENTUKNYA
Belum memiliki kesamaan dan belum berkeadilan karena belum mampu memberikan
perlindungan yang adil dan memadai kepada para peserta sesuai dengan manfaat program yang
menjadi hak peserta.
PERLU SINKRONISAI PENYELENGGARAAN
Berbagai bentuk jaminan sosial yang dilaksanakan oleh beberapa penyelenggara agar dapat
menjangkau kepesertaan yang lebih luas serta memberikan manfaat yang lebih besar bagi
setiap peserta melalui suatu Sistem Jaminan Sosial Nasional.
MATERI UNDANG-UNDANG SJSN
1. Azas, tujuan, prinsip SJSN
Azas : kemanusiaan, manfaat, dan keadilan sosial.
Tujuan : memberi jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak.
Prinsip : Gotong-royong, nirlaba, keterbukaan ,kehati-hatian, akuntabilitas, portabilitas,
kepesertaan bersifat wajib, dana amanat, hasil pengelolaan dana jaminan sosial sepenuhnya
untuk pengembangan program.
(Pasal 2 s.d. Pasal 4)
2. BPJS
Pembentukan BPJS dengan Undang-Undang (Pasal 5)
3. DJSN
Pembentukan DJSN;
Fungsi, Tugas, Wewenang DJSN;
Keanggotaan DJSN dan Sekretariat DJSN.
(Pasal 6 s.d. Pasal 12)
4. Kepesertaan dan Iuran
Pemberi kerja mendaftarkan pekerja formal menjadi peserta;
Pembayar iuran adalah pemberi kerja dan pekerja;
Pemerintah mendaftarkan dan membayar iuran bagi fakir miskin.
(Pasal 13 s.d. Pasal 17)
5. Program Jaminan Sosial
Jaminan Kesehatan;
Jaminan Kecelakaan Kerja;
Jaminan Kematian;
Jaminan Pensiun; dan
Jaminan Hari Tua.
(Pasal 18 s.d. Pasal 46)
6. Pengelolaan Dana Jaminan Sosial
Dana Jaminan Sosial dikelola dan dikembangkan oleh BPJS;
Subsidi silang antar dana jaminan tidak diperbolehkan;
Cadangan teknis wajib dibentuk oleh BPJS;
Pengawasan terhadap pengelolaan keuangan BPJS dilakukan oleh instansi berwenang.
(Pasal 47 s.d. Pasal 51)
Pasal 19 :
(1) Jaminan Kesehatan diselenggarakan secara Nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan ekuitas.
Prinsip-prinsip Asuransi Sosial:
kegotong-royongan
kepesertaan yang bersifat wajib
iuran berdasarkan persentase upah/penghasilan
bersifat nirlaba
Prinsip ekuitas yaitu kesamaan dalam memperoleh pelayanan sesuai dengan kebutuhan medisnya
yang tidak terikat dengan besaran iuran yang telah dibayarkannya.
(2) Jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
Semua terapi yang berindikasi medis yang memungkinkan pasien kembali produktif, seoptimal
mungkin, jika terapi secara akademis terbukti cost-effective.
Garis Besar Paket Manfaat JK-Nasional
UU SJSN Pasal 22
1. Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan perseorangan berupa pelayanan kesehatan yang
mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan
medis habis pakai yang diperlukan.
2. Untuk jenis pelayanan yang dapat menimbulkan penyalahgunaan pelayanan, peserta
dikenakan urun biaya.
KONDISI JAMINAN KESEHATAN
DI INDONESIA SAAT INI (laporan 2011)
56% belum memiliki jaminan kesehatan
Jaminan manfaat secara komprehensif hanya Program Jamkesmas (74,6 jt) dan Askes (18,8 jt)
>80% rumah tangga menghabiskan 60% pendapatannya sebulan untuk belanja makanan
9,45% (23 juta) dengan riwayat rawat inap minimal 1x /th & tidak memiliki jaminan asuransi
kesehatan, maka belanja kesehatan pada kategori biaya katastrofik (batasan> 25%)
Proporsi rumah tangga di Indonesia yang menghadapi pembayaran katastrofik (batasan >40%)
sebesar 1,26% dari jumlah penduduk
KONDISI PADA TAHUN 2014
BPJS Kesehatan mulai operasional Januari 2014 dan melakukan pengelolaan:
1. Program jaminan kesehatan PNS, pensiunan, dan veteran.
2. Program JPK Jamsostek.
3. Program jaminan kesehatan bagi TNI POLRI.
4. Program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) cerminan PBI.
5. Jaminan kesehatan yang selama ini diselenggarakan langsung oleh perusahaan-perusahaan
6. Peserta baru.
JAMKESMAS
Jamkesmas merupakan penyelenggaraan jaminan pembiayaan kesehatan dengan manfaat
pelayanan kesehatan yang komprehensif sesuai indikasi medis untuk masyarakat miskin dan tidak
mampu.
Tujuan:
Meningkatnya akses dan mutu yankes seluruh maskin dan tidak mampu
Penyelenggaraan yankes sesuai standar
Miskin sehat dan produktif
MENGAPA PRIORITAS BAGI MASYARAKAT MISKIN ??
Prioritas jamkes bagi masyarakat miskin karena:
1. Masyarakat miskin rentan terhadap resiko terkena penyakit. AKB, AKI, dan UHH lebih tinggi 3x
disbanding masyarakat mampu (SDKI, 2003)
2. Memiliki latar belakang pendidikan dan social yang rendah, perilaku hidup bersih dan sehat
sangat kurang. Keinginannya kalo sakit diobati dan kalau berobat tidak bayar.
3. Daya tahan tubuh yang rendah karena rendahnya tingkat gizi, sehingga mudah sakit.
4. Tidak mampu membiayai pengobatan, sehingga sakitnya makin parah.
5. Ekternalitas negative: kantong-kantong kemiskinan menjadi sumber tumbuhnya berbagai
penyakit dan mudah menular ke lingkungan sekitar.
UU BPJS
UU NO.24 Th 2011
Definisi BPJS
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) adalah badan hukum publik yang dibentuk dengan
UU untuk menyelenggarakan program-program jaminan sosial (jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan
kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, jaminan pensiun).
Materi Pokok UU BPJS
Jumlah dan ruang lingkup
Bentuk dan kedudukan
Fungsi dan tugas
Dewas dan direksi
Transformasi
Jumlah dan Ruang Lingkup
UU BPJS membentuk 2 (dua) BPJS, yaitu:
BPJS Kesehatan; yang menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan
BPJS Ketenagakerjaan; Badan yg menyelenggarakan Jaminan Pensiun, Hari Tua,
Kecelakaan Kerja, dan Kematian
Bentuk dan Kedudukan
BPJS merupakan Badan Hukum Publik
BPJS bertanggungjawab langsung kepada Presiden
Fungsi BPJS
BPJS berfungsi menyelenggarakan program jaminan sosial.
Tugas BPJS
Tugas BPJS adalah:
memungut dan mengumpulkan Iuran dari Peserta dan Pemberi Kerja;
menerima Bantuan Iuran dari Pemerintah;
mengelola Dana Jaminan Sosial yang berasal dari Iuran untuk kepentingan Peserta;
mengumpulkan dan mengelola data Peserta program jaminan sosial;
membayarkan Manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan;
memberikan laporan mengenai penyelenggaraan program Jaminan Sosial kepada Presiden; dan
memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program Jaminan Sosial.
Dewan Pengawas dan Direksi
Dewan Pengawas dan Direksi berasal dari unsur profesional
Dewan Pengawas adalah organ BPJS yang bertugas melakukan pengawasan atas pelaksanaan
pengurusan BPJS oleh Direksi dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial.
Direksi adalah organ BPJS yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan BPJS
untuk kepentingan BPJS, sesuai dengan asas, tujuan, dan prinsip BPJS serta mewakili BPJS, baik
di dalam maupun di luar pengadilan.
TAHAPAN TRANSFORMASI JAMKESMAS
Mendorong proses verifikasi dengan memanfaatkan Verifikator Independen Jamkesmas
Mempersiapkan pemindahan Jamkesda kedalam pengelolaan BPJS Kesehatan
Cara bayar paket ke Fasilitas kesehatan rawat inap
Pembayaran prospektif dengan kapitasi di pelayanan primer
Jaminan kesehatan dengan sistem asuransi sosial
Pelayanan Kesehatan terstruktur dan berjejang dengan sistem rujukan
Pilihan Kebijakan Menuju
Universal Health Coverage (UHC)
Paket Manfaat Jaminan
1. Jenis Yankes dijamin
2. Jenis Yankes Terbatas
3. Jenis Yankes Urun Biaya
4. Jenis Yankes Tidak Dijamin
Pembiayaan: Premi & Cost Sharing
Disesuaikan dengan kemampuan pemerintah sediakan PBI
Cakupan Kepesertaan
Pilihan Prioritas: Perluasan Peserta
• Masyarakat segera mendapat jaminan kes
• Pemerintah memenuhi tuntutan UUD (hak pelayanan kes)
• Dunia sedang menuju UHC
Kemana kita akan melangkah
dari kondisi saat ini?
Kepesertaan JKN
1. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK)
2. Bukan PBI JK
a. Pekerja Penerima Upah (PPU)
PNS (Pusat dan daerah)
Anggota TNI
Anggota POLRI
Pejabat Negara
Pegawai Pemerintah Non PNS
Pegawai swasta
Pekerja yang bukan disebutkan di atas yang memenuhi kriteria pekerja penerima upah
b. Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)
Pekerja mandiri
Sector informal
c. Bukan Pekerja
Investor
Pemberi kerja
Penerima pensiun
Veteran
Perintis kemerdekaan
Bukan pekerja yang tidak disebutkan di atas yang mampu membayar iuran
IURAN BPJS
Iuran diatur dengan Peraturan Pemerintah
Ditinjau paling lama 2 tahun sekali dengan Peraturan Presiden
Tata cara pembayaran iuran diatur dengan Peraturan BPJS Kesehatan berkoordinasi dengan
kementrian/lembaga terkait.
BESARAN IURAN
Iuran Jaminan Kesehatan bagi peserta PPU yang terdiri dari PNS, anggota TNI-Polri, Pejabat
Negara, dan Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri sebesar 5% dari GAJI atau UPAH PER BULAN
dengan ketentuan sebagai berikut:
Gaji atau upah perbulan = Gaji pokok + Tunjangan tetap
3% dibayar oleh Pemberi Kerja/ Pemerintah.
2% dibayar oleh Peserta.
Pekerja Penerima Upah, ada berbagai skema :
PNS (5%)
Jamsostek : Kawin 6% Lajang 3%
Swasta (mis. UMY) : 5% (awal 4,5%) dengan pembagian :
4% pemberi kerja (awal) --- sesudah Juni 4,5%
0,5% pekerja
1. Jumlah peserta dan anggota keluarga yang ditanggung oleh Jaminan Kesehatan paling banyak 5 orang
(keluarga Inti).
2. Peserta yang memiliki jumlah keluarga dari 5 orang termasuk peserta, dapat mengikutsertakan
anggota keluarga lain dengan membayar iuran tambahan.
Siapa saja yang dimaksud anggota keluarga?
Anggota keluarga yang dimaksud meliputi:
1. Satu orang istri atau suami yang sah dari peserta
2. Anak kandung, anak tiridan atau/ anak angkat yangsah dari peserta, dengan criteria:
Tidak atau belumpernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri.
Belum berusia 21 tahun atau belum berusia 25tahun yang masih melanjutkan
pendidikan formal.
Bagaimana bila jumlah peserta dan anggota keluarganya lebih dari 5 orang?
Peserta yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari 5 orang termasuk peserta, dapat
mengikutsertakan anggota keluarga yang lain dengan membayar iuran tambahan.
Apakah boleh penduduk Indonesia tidak menjadi peserta BPJS Kesehatan?
Tidak boleh, karena kepesertaan BPJS Kesehatan bersifat wajib, meskipun yang bersangkutan
sudah memiliki Jaminan Kesehatan lain.
Kapan iuran harus dibayar?
Pemberi kerja wajib membayar lunas iuran jaminan kesehatan seluruh peserta yang menjadi
tanggung jawabnya pada setiap bulan kepada BPJS Kesehatan. Apabila tanggal 10 jatuh pada hari libur,
maka iuran dibayarkan pada hari kerja berikutnya.
TATA CARA PELAYANAN PESERTA
PMK NOMOR 71 TAHUN 2013: PELAYANAN KESEHATAN PADA JKN :
Peserta wajib memiliki identitas sebagai Peserta BPJS Kesehatan.
Peserta wajib terdaftar di 1 (satu) Fasilitas Kesehatan tingkat pertama.
Untuk pertama kali setiap Peserta didaftarkan oleh BPJS Kesehatan pada satu Fasilitas
Kesehatan tingkat pertama yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan setelah mendapat
rekomendasi dinas kesehatan kabupaten/kota setempat. Apabila tidak terdapat
rekomendasi dari dinas kesehatan kabupaten/kota setempat, Fasilitas Kesehatan tingkat
pertama akan ditetapkan oleh Menteri.
Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan tingkat
pertama tempat Peserta terdaftar, kecuali dalam keadaan tertentu yaitu:
• berada di luar wilayah Fasilitas Kesehatan tingkat pertama tempat Peserta
terdaftar; atau
• dalam keadaan kedaruratan medis.