31
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK PBL SKENARIO 1 BLOK 1.2.3 ANATOMI FISIOLOGI RONGGA MULUT DAN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI Kelompok 1: Ketua : M.Bayu Indratomo (1250704001110..) Sekertaris : Jauharotul Millah (125070400111038) Anggota : 1. Vialyne Dinata (125070400111001) 2. Mutiara Khasanah (125070400111002) 3. Fania Alfadin Uba (1250704001110 4. Stevanie Pricilla (125070400111037) 5. Badriyah (125070401111027) 6. Salindri Pujiningrat (125070401111027) 7. Herlina Kartikasari (125070407111009) 8. Yusza Wirabhuana (1250704071110) 9. Nur Nagia P (125070407111027)

Sk 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vestibulum oris

Citation preview

Page 1: Sk 1

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK PBL

SKENARIO 1 BLOK 1.2.3

ANATOMI FISIOLOGI RONGGA MULUT DAN MATERIAL KEDOKTERAN

GIGI

Kelompok 1:

Ketua : M.Bayu Indratomo (1250704001110..)

Sekertaris : Jauharotul Millah (125070400111038)

Anggota :

1. Vialyne Dinata (125070400111001)

2. Mutiara Khasanah (125070400111002)

3. Fania Alfadin Uba (1250704001110

4. Stevanie Pricilla (125070400111037)

5. Badriyah (125070401111027)

6. Salindri Pujiningrat (125070401111027)

7. Herlina Kartikasari (125070407111009)

8. Yusza Wirabhuana (1250704071110)

9. Nur Nagia P (125070407111027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2012

Page 2: Sk 1

BAB I PENDAHULUAN

1) Skenario

Seorang wanita, usia 40 tahun datang k dokter gigi dengan keluhan sulit

mengunyah. Hasil pemeriksaan rongga mulutnya menunjukan ada

beberapa gigi wanita tersebut yang hilang. Dokter gigi menyarankan

pembuatan gigi tiruan untuk pasien tersebut. Dokter gigi membutuhkan

bahan-bahan tertentu untukmembuat model study.

2) Identifikasi masalah

1. Mengapa wanita 40 tahun tersebut sulit mengunyah?

2. Mengapa giginya hilang?

3. Apa manfaat membuat gigi tiruan?

4. Apa saja bahan-bahan untuk membuat gigi tiruan?

5. Bagaimana langkah membuat model study?

6. Apa saja komponen-komponen dalam cavum oris?

7. Gigi apa yang rawan hilang?

8. Apa korelasi antara usia dengan rongga mulut?

3) Hipotesis

Akibat poal hidup yang kurang baik (perawatan gigi) menyebabkan

beberapa giginya hilang sehingga sulit mengunyah untuk mengembalikan

Wanita (40thn)

Pola makan.gaya hidup dll

Gigi hilang

Sulit mengunyah

Dokter gigiPembuatan gigi tiruan

Page 3: Sk 1

fungsi gigi yang hilang, dokter gigi menyarankan untuk membuat gigi

tiruan parsial (lepasan).

4) Learning Issue

1. Anatomi dan fisiologi Cavum Oris

a. Definisi

b. Pembagian

c. Batasan

d. Tulang yang membentuk

e. TMJ

f. Lidah:

Fungsi lidah

Otot lidah

Inervasi

Vaskularisasi

2. Material Bahan cetak dan bahan gips

a. Macam

b. Karakteristik

c. Komposisi

d. Proses pembuatan

e. Biokompatibilitas

3. Model studi, Model Kerja, dan Model Diagnosis

a. Pengertian

b. Fungsi

Page 4: Sk 1

BAB II PEMBAHASAN

1) Anatomi dan Fisiologi Cavum Oris

A. Definisi Cavum Oris

Cavum oris adalah rongga mulut, tempat masuk saluran

pencernaan dan pernafasan, terdiri atas tolang maxilla,

zygomaticum, dan mandibula.

Cavum oris (rongga oral) adalah jalan masuk menuju sistem

pencernaan dan berisi organ aksesoris yg berfungsi dalam proses

awal pencernaan.

B. Pembagian Cavum Oris

Cavum oris dibagi menjadi 2 wilayah :

- Vestibulum oris : merupakan wilayah yang terletak di

antaraarcus Dentis,pipi dan bibir

- Cavum oris proper: merupakan bagian yang dibatasi arcus dentis

Page 5: Sk 1

Vestibulum Oris

Disebut juga vestibulum Maxillaris atau vestibulum

Mandibularis, adalah ruangan berbentuk landam kuda diantara

arcus dentalis dan permukaan internal dari pipi dan labium oris.

Ruangan ini dilapisi lapisan yang disebut mukosa oris. Pada pipi

bagian dalam dilapisi oleh mukosa buccalis. Dibawah mukosa

buccalis terdapat jaringan lemak yang disebut buccal fat pad, yang

berfungsi sebagai bantalan pelindung pipi saat mengunyah.

Didalam Vestibulum oris terdapat :

Ginggiva adalah mucosa sekitar gigi yag menutupi proc. Alveolaris,

yang mendapat vaskularisasi sebagai berikut :

ginggivabuccal gigi bawahmendapat darah dari cabang

a. alveolaris inferior sedangkan sisi lingual mendapat

darah dari a. lingualis.

ginggivabuccal gigi atas mendapt darah dari a.

alveolaris superior anterior dan posterior.

gingiva palatalmendapat darah dari a. nasopalatinus

dan a. palatina major.

Kelenjar Saliva

Terdapat 3 macam glandula salivatorius yaitu:

Sepasang glandula parotis.

Page 6: Sk 1

Sepasang glandula sublingualis.

Glandula submandibularis.

a. Glandula Parotis

Berada di fossa parotis. Fossa ini dibatasi disebelah

Posterior : m. sternocleidomastodeus.

Anterior : ramus mandibulae.

Superior : meatus acustius externus.

Secresinya disalurkan melalui ductus parototidicus, ductus ini

menyilang m. masseter kemudia bermuara di cavum oris setinggi

molar 2 atas.

Innervasi dilakukan oleh n.glossopharyngeal (IX).

b. Glandula Sublingualis

Berada di fossa sublingualis di sebelah medial permukaan inerna

mandibulae.Kelenjar ini megeluarkan secesinya ke cavum oris

melalui banyak ductus kecil2 yang bermuar ke crista plica

sublingualis.

Innervasi dilakukan oleh n.chorda tympani (VII).

c. Glandula Submandibularis

Terletak di fossa submandibularis pada sisi medial mandibulae

disebelah inferior m. mylohyoid.Salurannya bermuara di dasar

cavum oris disebelah kanan kiri frenlum lingue.

Innervasi dilakukan oleh n.chorda tympani (VII).

C. Batas Cavum Oris

Batas-batas cavum oris

Dinding : mukosa pipi yang diperkuat oleh m.buccinator

Atap : palatum yang terbagi menjadi palatum durum dan

palatum mole

Dasar : m.mylohyoid, m.geniohyoid,

lingua, dan kelenjarsaliva

Depan : labium oris

Belakang : pharynx

Cavum oris berhubungan dengan pharynx melalui isthmus

oropharyngeal (isthmus faucium). Isthmus ini dapat membuka dan

menutup karena diatur pergerakan lidah dan palatum molle.

Page 7: Sk 1

D. Tulang-tulang

Tulang yang Membentuk Cavum Oris

1. Os maxillae dapat dibagi menjadi :

• Corpus mandibula.

• Procecessus zygomaticus.

• Processus frontalis.

• Processus palatina.

• Processus alveolaris

2. Os mandibulae dapat dibagi menjadi:

• Corpus mandibulae :

– Margo superior : arcus alveolaris

– Margo Inferior : basis mandibulae

– Facies externa: protuberance mentalis, foramen

mentalis

– Facies interna: spine mentalis,  fossa digastricus.

• Ramus, terdapat dua processus yang dipisahkan

incisura mandibularis yaitu :

– Processus coronoideus

– Processus Condylaris : Capitulum  mandibulae,

Collummandibulae, Foramen mandibularis,

Lingulamandibularis, Angulusandibulae,

Tuberositasmasseterica

3. Os palatum, terdapatbagian :

• Processus Palatinus Kecil  dan  berbentuk  L,  Membentuk

dasar  orbita,  Kedua processus palatine bersama-sama

membentuk palatum durum.

• ter le tak d i sebe lah in fer io r c ran ium dan t idak

berhubungan dengan tulang yang lain

• merupakan tempat perlekatan otot yang berhubungan

dengan lidah dan pharynx

4. Os hyoid memiliki bagian-bagian :

- Corpus

- Cornu major yang merupakan : Fiksasi larynx dan

Tempat perlekatan otot penggerak lidah.

Page 8: Sk 1

- Cornu minus yang merupakan :Tempat perlekatan

ligament stylohyoid

E. TMJ (Tempuro Mandibular Joint)

Temporomandibular joint ( TMJ ) adalah salah satu dari dua sendi yang

terletak ditiap sisi kepala yang komponen tulang-nya adalah kondilus dari

mandibula dan fosa glenoid atau fosa artikularis dari tulang temporal.

Sendi ini mempunyai dua kavitas yang dibagi oleh diskus fibrokartilago

datar yang terletak ddiantara kedua permukaan tulang. Kapsul fibrosa-

jarang tersusun disekitar sendi, melekat ke tulang temporal di perifer dari

dari fosa dan emenensia artikularis, dan melewati kepala kondilus dengan

bentuk seperti suatu bumbung yang kemudian melekat dileher kondilus.

Di-kuatkan oleh sabuk fibrosa yanglebih kuat ke lateral - ligamentum

lateral. Kapsulnya, bukan cakram (disk) atau permukaan tulangnya,

dibatasi oleh membran sinovial halus dan mengkilat yang mengeluarkan

cairan pelumas sinovial yang mengisi kedua kavitas sendi. Diskus

artikularis bentuknya mengikuti bentuk membulat kepala kondilus pada

permukaan bawahnya dan fosa artikularis dan emensia tulang temporal

diatasya. Otot pengunyah pterigoid lateral berinsersio di diskus artikularis,

kapsul fibrosa dan leher kondilus. Pada waktu kontraksi, kepala kondilus

dan diskus bergerak bersama-sama meluncur ke depan ke emenensia.

Page 9: Sk 1

Dislokasi sendi terjadi jika keduanya bergerak melewati ketinggian

emenensia.

Dalam proses membuka dan menutup mulut, terdapat beberapa

struktur anatomi yang berperan, yaitu otot-otot yang membuka dan

menutup mulut dan persendiannya (TMJ). Otot-otot pada TMJ di inervasi

oleh N. Trigerminus (N. V), cabang ke-3 yaitu n. Mandibularis (N. V3).

Otot untuk membuka mulut adalah :

M. Pterygoideus Lateralis

M. Suprahyoid

Otot untuk menutup mulut adalah :

M. Masseter

M. Temporalis

M. Pterygoideus Medialis

TMJ: persendian diantara squamosa os. Temporalis dan condyle

os.Mandibula.

Komponen TMJ:

1. Squamosa os. Temporalis

Page 10: Sk 1

Memiliki permukaan artikulasi avascular yang tersusun dari jaringan

ikat fibrosa kartilago hyaline

Daerah utama penopang beban adalah di bagian lateral

2. Ligament

Macam – macam ligament pada TMJ:

- Ligamen collateral atau ligament discal. Terdiri dari jaringan ikat

kolagen sehingga tidak dapat meregang. Terdiri dari 2 ligamen yaitu

ligament collateral medial yang menghubungkan medial articular

disc dengan kutub medial condyle dan ligament collateral lateral

yang menghubungkan aspek lateral articular disc dengan kutub

lateral condyle

- Ligament temporomandibular (lateral) yaitu ligament tebal pada

lateral kapsul. Mencegah kesalahan letak pada condyle lateral dan

posterior

- Ligament stylomandibular. Memanjang dari styloid process ke

margin posterior sudut dan ramus mandibula. Membantu membatasi

tonjolan anterior mandibula

- Ligament sphenomandibular merupakan sisa kartilago Meckel.

Memanjang dari os. Sphenoidalis ke lingual os. Mandibula. Berperan

sebagai poros mandibula dengan mempertahankan tekanan yang

sama selama mulut membuka dan menutup.

3. Condyle of mandibular

Berartikulasi dengan mandibular disc

Permukaan artikularnya adalah jaringan ikat fibrosa avascular dari

kartilago hyaline

Daerah utama penopang beban adalah di bagian lateral

4. Artikular disc (lempengan sendi)

Tersusun dari jaringan ikat fibrosa padat

Terletak diantara squamosa os. Temporalis dan condyle os.

Mandibular

Pada pusatnya bersifat avascular dan aneural, pada peripheralnya

bersifat vascular dan terinnervasi

F. Lidah

1. Fungsi

Fungsi Lidah :

Page 11: Sk 1

1. Menggerakkan makanan dalam rongga mulut.

2. Membantu proses menelan makanan.

3. Menghasilkan cairan yg berisi enzyme yg disebut lingual lipase untuk

mempermudah dalam mencerna makanan

4. Berperan dalam proses wicara

2. Otot Lidah

Otot- otot pada lidah dibagi menjadi 2 macam, yaitu Otot extrinsic dan instrinsik.

a. Otot Ekstrinsik

Otot Ekstrinsik adalah otot yang berinsertio ke lidah tapi berorigo diluar lidah.Otot extrinsic ada empat yaitu m.genioglossus, m.hyoglossus, m.styloglosus, dan m.palatoglossus.

Semua otot ini di inervasi motoris oleh n. hypoglossus(XII), kecuali m. palatoglossus diinnervasi oleh n.vagus (X). Vascularisasi dilakukan oleh a.lingualis.

b. Otot Instrinsic

Otot Instrinsik adalah otot yang berorigo dan berinsertio di lidah. Otot insrinsic ada empat yaitu m. longitudinalis superior, m. longitudinalis inferior, m transversalis dan m. vertical.

Otot intrinsik berfungsi mengubah bentuk lidah dengan jalan

memendekkan atau menjulurkan lidah, menekuk ujung lidah,

memipihkan dan membulatkan lidah. Semua otot ini diinnervasi secara

motoris oleh n.hypoglossus (XII). Vascularisasi dilakukan oleh a.lingualis

Page 12: Sk 1

3. Inervasi

a. Sensoris

- 2/3 anterior :

o Umum. N.lingualis( V3)

o Pengecapan. N. facialis.

- 1/3 posterior

o Umum dan pengecapan. N.glossopharyngeus.

b. Motoris

Inervasi pada motoris dilakukan oleh n.hypoglossus.

4. Vaskularisasi

Arteri:

o Arteri lingual yang bersumber dari a. carotis externa di dalam

segitiga carotis

o Arteri submental yang bersumber dari cabang arteri fascia yang

berasal dari a. carotis externa

Vena:

o Vena lingual

o Vena submental

Page 13: Sk 1

2) Material Bahan Cetak dan Gips

Kriteria Bahan Cetak :

1. Pertama, bahan cetak tersebut harus cukup air untuk beradaptasi

dengan jaringan mulut serta cukup kental untuk tetap berada

dalam sendok cetak yang menghantar bahan cetak ke mulut.

2. selama di mulut, bahan tersebut harus berubah (mengeras) menjadi

benda padat menyerupai karet dalam waktu tertentu; idealnya

waktu pengerasan total kurang dari tujuh menit. Akhirnya, cetakan

yang mengeras harus tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan

dari mulut, dan dimensi bahan harus tetap stabil sehingga bahan

cor dapat dituang.

Bahan cetak berdasarkan cara bahan tersebut mengeras :

a. Reversible

Bahan ini melunak dengan pemanasan dan memadat dengan

pendinginan, tanpa terjadi perubahan kimia. Hidrokoloid reversibel dan

kompoun cetak( campuran resin dan malam) termasuk dalam katagori

ini.

b. Ireversibel

Terjadi reaksi kimia, sehingga bahan tidak dapat diubah kembali ke

keadaan semula pada klinik dokter gigi.misalnya hidrokoloid alginat,

pasta cetak oksida seng eugenol (OSE) dan plaster of paris mengeras

dengan reaksi kimia, sedang bahan cetak elastomerik mengeras

dengan polimerisasi.

Bahan cetak menurut penggunaanya :

a. Bahan cetak elastik

Dapat secara akurat memproduksi dengan baik strutur keras maupun

lunak dari rongga mulut, termasuk underkut dan celah proksimal.

Meskipun bahan ini dapat dipakainuntuk mencetak pasien tanpa gigi,

kebanyakan digunakan untuk membuat model cor untuk gigi tiruan

sebagian cekat atau lepasan serta untuk unit restorasi tunggal.

Page 14: Sk 1

b. Bahan cetak tidak elastik

Beberapa bahan cetak menjadi keras dan tidak dapat dikeluarkan

melalui underkut tanpa mematahkan atau mengubah bentuk cetakan.

Bahan cetak tidak elastis ini digunakan untuk semua cetakan sebelum

ditemukan agar . Meskipun bahan cetak ersebut sudah tidak digunakan

lagi untuk pasien bergigi, bahan tidak elastik ini memiliki keunggulan

dalam pembuatan cetakan pasien tak bergigi

Macam-macam Bahan Cetak :

1. Bahan Cetak Hidrokoloid

A. AGAR (Hidrokoloid Reversible)

Komposisi

- Complex plysaccharida : rumput laut diekstrak

- Gelling agent

- Borax : untuk memperkuat gel

- 85% air

- Kalium sulfat: mempercepat pengerasan gypsum

Karakteristik

- Memiliki keakuratan dimensional

- Hidrofilik (hindari kelembapan, darah dan cairan)

- Tidak mahal setelah initial equipment

- Tidak memerlukan custom tray

- Pleasant flower

- Tidak memerlukan mixing

- Mudah sobek dan material harus dipersiapkan dengan

baik

- Dimensi tidak stabil (harus segera dilakukan

pengecoran, hanya dapat digunakan untuk single cast)

- Aulit dilakukan desinfeksi

Biokompatibilitas

Bahan Cetak Reversibel adalah bahan cetak paling

akurat. Untuk mencapai keakuratan tersebut perlu

diperhatikan beberapa hal, diantaranya :

- Kekentalan sol

Page 15: Sk 1

Kekentalan merupakan pertimbangan paling penting

dalam keberhasilan memanipulasi bahan. Bahan tidak

boleh terlalu encer sehingga mengalir keluar sendok

cetak, terutama saat mencetak rahang bawah.

Sebaliknya, bahan tidak boleh terlalu kental, sehingga

sulit menembus semua detail gigi-geligi dan jaringan

lunak.

- Sifat Viskoelastik

Hubungan tegangan – regangan dari bahan hidrokoloid

berubah begitu besarnya beban berubah. Sifat ini

menunjukkan perlunya mengeluarkan cetakan dari dalam

mulut dengan cepat. Karena apabila pengeluaran cetakan

dari dalam mulut secra perlahan, diputar atau diungkit

akan menyebabkan terjadi distorsi.

B. ALGINAT (Hidrokoloid Ireversible)

Komposisi

- Sodium alginate: garam dari alginic acid

- Calcium sulfate : sebagai reactor

- Sodium Phosphate

- Filler

- Potassium fluoride : menaikkan kualitas permukaan

gypsum

Karakteristik

- Plastis

- Fleksibel

- Sineresis

- Imbibisi

- Kestabilan pada penyimpanan

Biokompatibilitas

Alginat tidak toksis dan tidak mengiritasi, rasa dan baunya

biasanya dapat ditoleransi

Kelebihan dan Kekurangan

- Tidak mahal tapi mudah sobek

- Mudah digunakan

Page 16: Sk 1

- Menggunakan stock tray

- Hidrofilik

- Tidak stabil dalam dimensi

- Hasil cetakan kurang detail

- Deformasi permanen dan sulit didesinfeksi

- Keakuratannya tidak sebaik bahan cetak elatomerik

- Cetakan tidak boleh lama terekspos pada udara terbuka

- Cetakan harus segera dtuang dengan the stone cast

C. Bahan Cetak Elostomerik Tanpa Air

Secara kimia terdapat 4 jenis : polisulfida, slikon polimerisasi

kondensasi, silikon polimerisasi tambahan, polieter. Merupakan sistem 2

komponen yang dikemas dalam bentuk pasta. Kedua pasta yang berbeda

warna dikeluarkan dalam panjang yang sama pada kertas pengaduk dan

diaduk dengan spatula sampai terbentuk warna homogen.

1. Bahan cetak polisulfid

Komposisi

Pasta basis mengandung polimer polisulfid, bahan pengisinya

yang cocok(seperti lithopone dan titanium dioksida) untuk

memberikan kekuatan yang diperlukan, bahan pembentuk sifat

plastik(seperti dibutil phtlat) untuk menghasilkan kekentalan

yang tepat bagi pasta, sulfur ± 0,5%. Untuk menungkatka reaksi

yang disebut sebagai pasta katalis atau aselator reaksi

mengandung timah dioksid yang menghasilkan sifat warna

cokelat gelap.

Manipulasi

Pasta katalis dan pasta basis dikeluarkan denagn panjang

yang sama pada lembaran kaca pengaduk. Pasta katalis mula-

mula dikumpulkan pada spatula tahan karat dan kemudian

diistribusikan di atas pasta basis, diaduk di lembar pengadukan.

Polisulfid

Yaitu bahan cetak elastomerik yang paling sedikit

kekakuannya. Kelenturan ini denagn tekanan minimal, memiliki

ketahanan tertinggi terhadap robekan.

Biokompatibilitas

Page 17: Sk 1

Polisulfid mempunyai hasil hitung kematian sel yang

terendah (kurang memiliki efek pada kehidupan sel).

Keuntungan

Waktu kerja lama

Tebukti akurat

Ketahanan robek tinggi

Sedikit hidrofibik

Harga tidak mahal

Wakktu penyimpanan lama

Kerugian

Memerlukan sendok cetak perseorangan

Harus diisi dengan stone secepatnya

Berpotensi terhadap distorsi yang nyata

Aroma mengganggu pasien

Kotor dan menimbulakan noda pada pakaian

Hasil pengisian berikutnya kurang akurat

2. Bahan Cetak Silikon Kondensasi

Dikemas sebagai pasta basis dan katalis atau cairan dengan

kekentalan rendah. Karena polimer silikon merupakan suatu

cairan,silikon koloidal / logam oksida ukuran mikro ditambahkan

sebagai pengisi untuk membetuk suatu pasta. Pengaruh pengisi

terhadap kekuatan adalah hal yang lebih penting untuk suatu

elastomer silikon dibanding cetakan yang lainnya. Bhan denagn

kekentalan tinggi(putty, seperti dempulan) dikembangkan untuk

mengatur pengerutan polimerisasai yang besar dari bahan cetak

silikon kondensasi

Manipulasi

Panjang basis yang sesuai dikeluarkan dari dalam tubepada

lembar pengaduk. Lalu satu tetes cairan katalis ditambahkan

untuk tiapa unit panjang basis. Bhan ini agak sulit diaduk karena

perbedaan- perbedaan komponen

Elastisitas

Lebih ideal daripada polisulfid. Menunjukkan deformasi

permanen minimal dan dapat kembali ke bebtuk semula dengan

cepat bila direnggangkan. Bila terlalu kaku.

Page 18: Sk 1

Biokompatibilitas

Silkon dapat diterima secara biologis sehingga tidak

menyebabkan masalah

Keuntungan

Tersedia waktu kerja dan waktu pengerasan yang cukup

Aroma menyenangkan dan tidak menimbulkan bercak

Memiliki ketahan robek yang cukup

Memiliki sifat elastik yang dikeluarkan

Distorsi lebih sedikit ketika dikeluarkan

Kerugian

Cukup akurat jika langsung dituang

Kestabilan dimensi buruk

Berpotensi pada distorsi yag nyata

Metode puttywash merupakan teknik yang sensitif

Sedikit lebih mahal

3. Bahan Cetak Silikon dengan Reaksi Tambahan

Manipulasi

Vinyl polysiloxane encer dan agak kental dikenas dalam dua

pasta, bahan putty dikemas dalam dua toples yang terdiri dari

bahan basis denagn kekentalan tinggi dam bahan katalis. Bahan

havy, body dan putty telah dimodifikasi untuk menggunakan alat

pengaduk otomatis, dengan menggunakan alat mekanis

tersebut, terdapat keseragaman dalam membagi danmengaduk

bahan, semakin kecil kemungkiana masuknya udara ke dalam

adukan, waktu pengadukan menjadi lebih singkat, kontaminasi

bahan lebih sedikit. Bahan cetak yang telah diaduk dimasukkan

langsung ke dalam sendok cetak yang dilapisi adhesi. Waktu

kerja dan pengerasan, dapat diperpanjang 100% dengan

penambahan retarder yang dipasok oleh masing- masing pabrik

dan dengan pendinginan alas pengaduk. Silikan dapat disimpan

di lemari es.

Elastisitas

Merupakan bahan bersifat elastis paling ideal. Distorsi ketiak

mengeluarkan melalui underkut umumnya tidak terjadi.

Page 19: Sk 1

Biokompatibilatas

Bahaya tertinggalnya sebagian bahan sirna mengeluarkan

cetakan dapat dihindari dengan penanganan bahan yang tepat

dan pemeriksaan tepi cetakan secara cermat untuk tidak ada

daerah yang sobek. Benda asing dari bahan cetak dapat

menyebabkan inflamasi gingiva yang parah dan mungkin salah

diagnosis pada kunjungan berikutnya.

Keuntungan

Waktu pengerasan lebih pendek

Mudah diaduk alat otomatis

Kekuatan robek sedang

Kakuratan amat tinggi

Distorsi tidak terdeteksi ketika dibuka

Bila hidrofilik, amat sesuai dengan gypsum

Kerugian

Terbentuknya gas hidrogen pada beberapa bahan

Bahan hidrofilik tetap memerlukan penanganan hati- hati dan

lingkungan amat -kering

Lebih mahal, khususnya alat pengaduk otomatis.

4. Bahan Cetak Polieter

Komposisi

Karet polieter dipasok berupa dua pasta

Basis

Polimer polieter, suatu silika koloidal sebagai pengisi, dan suatu

bahan pembuat plastik seperti glikoeter/ ftalat.

Pasta aselator

Alkil sulfonat aromatik sebagai tambahan terhadap bahan

pengisi, waktu kerja dan pengerasan, kecepatan pengerasan

polieter kurang sensitif terhadap perubahan temperatur.

Elastisitas

Bahan yang paling keras tidak termasuk bahan puty viskositas

tinggi kurang elastik dibanding vinyl polysixane

Biokompatibilitas

Dermatitis kontak akibat polieter. Namun penelitian akhir- akhir

ini menunjukkan tidak ada efek sitoksik yang berhubungan

Page 20: Sk 1

dengan katalis imin yang terjadi berasal dari bagia bahan cetak

yang tertinggal di dalam sulkus.

Keuntungan

Waktu kerja dan pengerasan cepat

Terbukti akurat

Ketahanan sobek cukup

Kurang hidrofibik

Distorsi kurang

Waktu penyimpanan lama

Kerugian

Cukup akurat jika dituangkan langsung

Kestabilan dimensi buruk

Bersih, tetapi rasa tidak enak

Keras, sehingga meliputi permukaan undecut

Sedikit lebih mahal

Dapat diisi ulang.

Bahan Cetak Gips

Gips adalah bentuk hemihidrat dari kalsium sulfat dihidrat, dengan

rumus kimia (CaSO4)2H2O. Di alam, gips merupakan masa yang

padat dan berwarna abu-abu, merah atau coklat. warna tersebut

disebabkan adanya zat lain seperti tanah liat, oksidasi besi, anhidrat,

karbokhidrat, sedikit SiO2 atau oksida logam lain (Anderson 1997)

Menurut Craig dkk (1987), sifat kimia gips adalah:

a. Solubility (daya larut) adalah banyaknya bagian dari suatu zat

yang dilarutkan dengan 100 bagian pelarut pada temperatur dan

tekanan tertentu yang dinyatakan dalam persen berat/volume.

b. Setting time adalah waktu yang diperlukan gips untuk menjadi

keras dan dihitung sejak gips kontak dengan air.

Setting time terdapat dua tahap sebagai berikut :

1. Initial setting time: permulaan setting time dimana pada waktu

itu campuran gips dengan air sudah sudah tidak dapat lagi

mengalir ke dalam cetakan. secara visual ditandai dengan loss

of gloss (hilangnya kemengkilatan/ timbulnya kemuraman).

Keadaan dimana gips tidak dapat hancur tapi masih dapat

dipotong dengan pisau.

Page 21: Sk 1

2. Final setting: waktu yang dibutuhkan oleh gips keras untuk

bereaksi secara lengkap dari kalsium sulfat dihidrat, meskipun

reaksi dehidrasinya belum selesai. Tandanya antara lain

adalah kekerasan belum maksimum, kekuatannya belum

maksimum dan dapat dilepas dari cetakan tanpa distorsi atau

patah.

Menurut Craig dkk (1987) gips keras mempunyai sifat mekanis,

antara lain:

1. Compressive strength (kekuatan tekan hancur)

kekuatan gips berhubungan langsung dengan kepadatan atau

masa gips. Partikel dental stone lenih halus, maka air air yang

diperlukan untuk mencampur lebih sedikit jika dibanding dengan

air yang dibutuhkan untuk pencampuran plaster of paris.

2. Tensile strength (daya rentang)

Daya rentang dari gips sangat penting pada saat gips dikeluarkan

dari bahan cetak. Karena tidak adanya sifat lentur pada gips,

model akan cenderung patah. Daya rentang gips keras dua kali

lebih besar dari pada gips lunak baik dalam keadaan basah

maupun kering.

3. Surface hardness and abrassive ressistance (kekerasan

permukaan dan daya tahan abrasi.

Kekerasan permukaan gips berhubungan dengan kekuatan tekan

hancur. daya tahan abrsai meningkat dan meningkatnya

kekuatan tekan hancur. Daya tahan terhadap abrasi maksimal

didapat ada saat gips mencapai daya strength. Gips keras

merupakan gips yang memiliki daya tahan abrasi tinggi.

Faktor-faktor berikut ini dapat diamati selama berlangsungnya

reaksi setting:

a. Campuran air dan hemyhidrat dapat dituang dengan seketika

(bila digunakan perbandingan yang benar antara air dengan

puder)

b. Bahan menjadi kaku tetapi tidak keras (initial set); pada

tahap ini bahan dapat diukir tetapi sudah tidak dapat

dibentuk/dicetak.

Page 22: Sk 1

c. Terjadi apa yang disebut ‘final set’ dimana bahan menjadi

keras dan kuat. Walaupun demikian pada tahap ini reaksi

hydrasi tidak berarti sudah sempurna, juga tidak berarti

bahwa kekuatan dan kekerasan optimum sudah tercapai.

d. Dihasilkan panas selama setting karena hydrasi hemyhidrat bersifat

eksotermis

(Combe, 1992 : 319).

Gips adalah kalsium sulfat dihidrat,CaSO4.2H2O. Saat mengeras,

dimana suhunya cukup tinggi untuk menghilangkan kadar airnya, gips

berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat, (CaSO4)2.H2O,dan pada

temperatur lebih tinggi, anhidrat dibentuk sebagaimana bertikut;

Gips sampai 130o CaSO4.2H2O

Hemihidrat sampai 200o (CaSO4)2.H2O

Anhidrat CaSo4

(Richard dkk, 2002)

Klasifikasi gips (ADA) spesifikasi nomor 25

1. Impression plaster (tipe I)

Impression plaster sekarang jarang digunakan dalam bidang

kedokteran gigi dan bahan ini digantikan dengan bahan yang tidak

terlalu kaku dan material elastik impression

2. Model plaster (tipe II)

Model plaster biasanya digunakan untuk diagnostik cast dan artikulasi

dari stone cast. Produk ini secara tardisional diproduksi dalam warna

putih untuk membedakannya dengan dental stone.

3. Dental stone (tipe III)

Dental stone ideal untuk pembuatan model dari full atau partial

denture, model ortodonsi dan lain lain.Dental stone secara tradisional

berwarana kuning atau putih

4. Dental stone, high strength (tipe IV)

Material tipe IV ini sering digunakan sebagai die stones karena cocok

untuk pembuatan pola dari malam dalam cast restoration

5. High strength, high expansion dental stone (tipe V)

Tambahan dalam klasifikasi ADA untuk material ini berkembang atas

Page 23: Sk 1

respon untuk memenuhi kebutuhan akan kekuatan dan ekspansi gips

yang lebih tinggi dibanding dental stone. Material ini berwarna biru atau

hijau dan paling banyak membutuhkan biaya dibandingkan semua

produk gips.

(Hatrick dkk, 2003)

Sifat-Sifat

a. Ketepatan

- Plaster sangat baik dalam mencatat detil detil halus

- Perubahan dimensi sewaktu setting sangat kecil

- Bila terdapat undercut,cetakan gips akan pecah sewaktu dikeluarkan

dari mulut

- Perubahan dimensi selama penyimpanan cetakan gips adalah kecil

meskipun ada sedikit kontraksi karena pengeringan

- Sebelum diisi dengan model gips cetakan harus diberi bahan separasi

b. Sifat sifat lainnya

- Bahan cetak gips bersifat nontoksis

- Waktu setting bisa dikontrol dengan menggunakan bahan tambahan

yang tepat

(Combe, 1992)

3) Study Model, Work Model, dan Diagnostic Model1. Model studi, adalah model yang dihasilkan dari cetakan awal

(preliminary impression). Kegunaannya:

a. Komponen penting dalam ortodonti.

b. Titik awal dimulainya perawatan.

c. Untuk kepentingan presentasi.

d. Data tambahan untuk mendukung hasil pemeriksaan klinis.

e. Dapat mengetahui bentuk dan ukuran rahang, ukuran

mesiodistal gigi, bentuk dan ukuran lengkung gigi, penentuan

malposisi gigi, dan adanya kelainan bentuk gigi (malformasi).

2.   Model diagnostic, adalah model yang dihasilkan dari cetakan

kedua dengan tujuan untuk mendapatkan hasil cetakan yang

lebih detail.

Page 24: Sk 1

3.   Model kerja, adalah cetakan awal yang dihasilkan sebelum

model studi, model ini biasanya untuk dikirim ke laboratorium

gigi.

Page 25: Sk 1

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, J Kenneth.2003. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.

Jakarta : EGC.

Ash, Major M. and Stanley J. Nelson. Wheeler’s Dental Anatomy, Physiology

and Occlusion.

Drake, Richard L, et al. Gray’s Anatomy for Student.

Harshanur, Itjingningsih W. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta : EGC.