sk 2 ipt 2016.docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 sk 2 ipt 2016.docx

    1/15

    1. Memahami dan menjelaskan tentang paramyxovirus

    1.1 Definisi

    • Paramyxovirus tergolong dalam virus yang mengandung RNA.

    Manusia adalah host normal dari virus rubeola. Pada genus

    Morbilivirus hanya virus !ampak yang menginfeksi manusia

    • Paramyxovirus merupakan pathogen pernapasan utama pada bayi dananak ke!il. Paramyxovirus memulai infeksi melalui saluran

     pernapasan.

    • Paramyxovirus termasuk dalam family paramyxovirus

    • Paramyxovirus atau virus mumps adalah virus penyebab akut parotitis

     jinak "pembekakan yang menyebabkan sakit kelenjer saliva#atau

    disebut penyakit gondongan. Penyakit gondongan merupakan satu

     penyakit menular dimana seseorang terinfeksi oleh virus

    "paramyxovirus#yang menyerang kelenjer ludah diantara telinga dan

    rahang sehingga menyebabkan pembekakan pada leher bagian atas

    atau pipi bagian ba$ah. Pada saluan kelenjer ludah terjadi kelainan berupa pembekakan epitel pelebaran dan penyumbatan saluran.

    Menyerang anak di ba$ah %&1' tahun "sekitar (') kasus#

    "arif %*1%#

    1.% !ara transmisi

    +irus menyerang sel inang dengan !ara menyuntikkan materi

    genetiknya ke dalam sel inang. ,el yang terinfeksi memproduksi protein

    virus dan materi genetiknya lebih banyak dibandingkan protein tubuhnya

    sendiri. Ada beberapa tahap dari siklus hidup virus.

    Tahap I  - AD,RP,/ ditandai dengan melekatnya virus pada

    dinding sel inangnya.Tahap II  - P0N0RA,/ materi genetik virus disuntukkan

    kedalam sel inangnya.

    Tahap III  - ,/N0,/, merupakan tahap menggandakan

    komponen&komponen tubuh virus.

    Tahap IV  - MA2RA,/ AA2 P0RA3/AN berupa penyusunan

    tubuh&virus menjadi satu kesatuan yang utuh.

    Tahap V - 4/,/,. Partikel virus yang baru terbentuk meme!ah

    selinang dan siap menginfeksi sel inang berikutnya.

    mekanisme reproduksi virus seperti di atas disebut daur 

    litik.

  • 8/18/2019 sk 2 ipt 2016.docx

    2/15

    ,iklus hidup paramyxovirus yaitu-

    1. /3AAN 5 P0N0RA,/ 5 P040PA,AN ,04262N7 +/R2,

    Paramyxovirus berikatan dengan sel inang "reseptornya adalah

    molekul 8D9: membran# melalui glikoprotein hemaglutinin "protein

    ;N#. 3emudian amplop virion berfusi dengan membran sel melaluikerja dari produk peme!ahan

    genom berkorelasi dengan efisiensi transkripsi. 3elas trasnkripsi yang

     paling banyak dihasilkan oleh yang terinfeksi adalah dari gen NP

    "nukleoprotein# sementara yang paling sedikit adalah gen 4"polimerase besar# yang berlokasi di dekat ujung '>. 3emudian protein

    virus di sintesis di sitoplasma dan glikoprotein virus juga di sintesis

    dan terglikosilasi dalam jalan ke!il sekretoris. 7enom&genom progen

    dengan panjang dan penuh kemudian digandakan dari templete

    antigenom.

    =. MA2RA,/

    +irus matur melalui pertunasan dari permukaan sel.

     Nukleokapsid progen terbentuk di sitoplasma dan pindah ke

     permukaan sel. Mereka tertarik ke tempat pada membrane plasma yang

    terpaku oleh duri&duri glikoprotein ;N dan

  • 8/18/2019 sk 2 ipt 2016.docx

    3/15

    merangkaikan amplop virus pada nukleokapsid. ,elama pertunasan

    kebanyakan protein inang menjauh dari membran. Aktivasi protein fusi

    kemudian menyebabkan fusi membran berdekatanmenyebabkan

     pembentukan sinsitium besar.

    9. NA,/6 ,04Pembentukan sinsitum merupakan respon yang umum pada

    infeksi paramyxovirus. Partikel virus yang baru terbentuk meme!ah sel

    inang dan siap menginfeksi sel inang berikutnya

    1.= morfologi

    ,truktur

    1. 6entuk - bulat pleomorfik berdiameter 1'* nm dengan

    nu!leo!apsid helix 1=&1( nm#

    %. 3omposis - RNA "1)# protein " ?=)# lipid "%*)#

    karbohidrat ":)#

    =. 7enom - RNA rantai tunggal linear tidak bersegmen9. 0nvelope - mengandung glikoprotein virus " 7;;N# dan

    glikoprotein fusion "

  • 8/18/2019 sk 2 ipt 2016.docx

    4/15

    +irus !ampak mempunyai : protein struktural = di antaranya

    tergabungdengan RNA dan membentuk nukleokapsid yaitu@

    Pospoprotein "P# protein ukuran besar "4# dan nukleoprotein "N#. iga

     protein lainnya tergabungdengan selubung virus yaitu@ protein fusi "

  • 8/18/2019 sk 2 ipt 2016.docx

    5/15

    8ampak adalah penyakit sangat menular dengan gejala prodromal seperti

    demam batuk !oryaBpilek konjungtivitis dan bintik&bintik ke!il dengan

     bagian tengah ber$arna putih atau putih kebiru&biruan dengan dasar 

    kemerahan di daerah mukosa pipi "ber!ak koplik #. anda khas ber!ak 

    kemerahan dikulit timbul pada hari ketiga sampai ketujuh dimulai di

    daerah muka kemudian menyeluruh berlangsung selama 9&? hari dankadang&kadang berakhir dengan pengelupasan kulit ber$arna ke!oklatan.

    8ampak adalah penyakit akut yang sangat menular disebabkan

    oleh infeksi virus morbilli yang umumnya menyerang anak. 8ampak 

    memiliki gejala klinis khas yaitu terdiri dari = stadium yang masing&

    masing mempunya !iri khusus-

    1. ,tadium masa inkubasi berlangsung 1*&1% hari.

    %. ,tadium masa prodromal mun!ulnya gejala demam ringan

    hingga sedang batuk yangmakin berat koria peradangan mata

    dan mun!ulnya enantema atau ber!ak koplik yang khas pada

    !ampak yaitu ber!ak putih pada mukosa pipi.

    =. ,tadium akhir ditandai oleh demam tinggi dan timbul ruam

    kemerahan yang dimulai dari belakang telinga dan kemudian

    menyebar ke leher muka tubuh dan anggota gerak.

    %.% 0pidemiologi

    8ampak merupakan penyakit endemik di banyak negara terutama di

    negara berkembang. Angka kesakitan di seluruh dunia men!apai '&1*

    kasus per 1*.*** dengan jumlah kematian 1&= kasus per 1*** orang.

    8ampak pun masih ditemukan di negara maju

    Di /ndonesia sendiri !ampak masih menempati urutan ke '&1* hari penyakit utama pada bayi dan balita pada umur 1&9 tahun berdasarkan

    laporan ,3R tahun 1C('B1C(:. 346 masih terus dilaporkan diantaranya

    346 di pulau 6angka pada tahun 1C?1 dengan angka kematian sebesar 1%

    ).

    ,ebelum penggunaan vaksin !ampak penyakit ini biasanya menyerag

    anak yang berusia '&1* tahun. ,etelah masa imunisasi !ampak sering

    menyerang anak usia remaja dan orang de$asa muda yang tidak mendapat

    vaksinisasi se$aktu ke!il. Penelitian di rumah sakit dilaporkan bah$a

    !ampak paling banyak terjadi pada usia balita dengan kelompok tertinggi

    usia % tahun "%*.=)# bayi "1?:)# anak usia 1 tahun "1'.%)# usia =

    tahun "1%.=)# dan usia 9 tahun "(.%)#

    %.= 0tiologi

    Penyakit ini disebabkan oleh virus !ampak dari family  paramyxovirus,

    genus Morbillivirus. +irus !ampak adalah virus RNA yang dikenal hanya

    mempunyai satu antigen. ,truktur virus ini mrip dengan virus penyebab

     parotitis epidermis dan parainfluena. ,etelah timbulnya ruam kulit virus

    aktif dapat ditemukan pada se!ret nasofaring darah dan air ken!ing

    dalam $aktu sekitar =9 jam padaa suhu kamar.

    +irus !ampak dapat bertahan selama beberapa hari pada temperature *o!

    dan selama 1' minggu pada sediaan beku. Di luar tubuh manusia virus inimudah mati. Pada suhu kamar sekalipun virus ini akan kehilangan

  • 8/18/2019 sk 2 ipt 2016.docx

    6/15

    infektivitasnya sekitar :*) selama =&' hari. +irus !ampak mudah han!ur 

    oleh sinar ultraviolet.

    %.9 patogenesis dan patofisiologi

    Fase inkubasi

    +irus dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran nafastempat virus melakukan multiplikasi lokal kemudian infeksi menyebar ke

     jaringan limfoid regional tempat terjadinya multiplikasi yang lebih lanjut.

    +iremia primer yang menyebarkan virus yang kemudian bereplikasi di

    dalam sistem retikuloendotelial. Akhirnya viremia sekunder berkembang

     biak di permukaan epitel tubuh termasuk kulit saluran napas dan

    konjungtiva tempat terjadinya replikasi lokal. 8ampak dapat bereplikasi ke

    dalam limfosit tertentu yang membantu penyebaran keseluruh tubuh. ,el

    multinukleus raksasa dengan inklusi intraselular terlihat di dalam jaringan

    limfoid di seluruh tubuh "kelenjar getah bening tonsil dan apendiks#. ,el

    mononuklear yang terinfeksi menyebabkan terbentuknya sel raksasa

     berinti banyaksedangkan 4imfosit yang rentan terhadap infeksi turutaktif membelah. 3ejadian yang digambarkan tersebut terjadi pada masa

    inkubasi yang khasnya berlangsung selama ( & 1% hari tetapi dapat

     berlangsung hingga = minggu pada orang de$asa.

    Fase prodromal

    Pada hari ke C&1* fokus infeksi yang berada di saluran nafas dan

    konjungtiva akan menyebabkan timbulnya nekrosis pada satu sampai dua

    lapis sel. ,ehingga virus yang jumlahnya banyak masuk kembali ke

     pembuluh darah yang menimbulkan keluhan batuk pilek disertai selaput

    konjungtiva yang tampak merah. Maka terjadilah respon imun dengan

     proses peradangan epitel pada saluran pernapasan diikuti demam tinggi

    anak tampak sakit berat dan ber!ak kopik>s pada pangkal lidah. 3emudian

    daya tahan tubuh menurunsebagai respon terhadap antigen virus mun!ul

    ruam makulopapular pada hari ke&19 sesudah a$al infeksi dan pada saat

    itu antibodi humoral dapat dideteksi pada kulit.

    fase predromal "% 9 hari# dan % ' hari pertama ruam virus

    terdapat didalam air mata sekret nasal dan tenggorok urine serta darah.

    Ruam makulopapular yang khas mun!ul sekitar 19 hari ketika antibodi

    yang bersikulasi terdeteksi viremia menghilang dan demam mereda.

    Ruam terjadi akibat interaksi sel imun dengan sel yang terinfeksi virus di

    dalam pembuluh darah ke!il dan berlangsung sekitar 1 minggu.Pada pasien dengan gangguan imunitas selular tidak terjadi ruam.

    Fase akhir

    Pada fase akhir suhu biasanya akan menurun dan gejala penyakit

    mereda. Ruam kulit akan mengalami hiperpigmentasi "berubah $arna

    menjadi lebih gelap# dan mungkin mengelupas. Penderita akan tampak 

    sehat apabila tidak disertai oleh komplikasi seperti konjungtivitis

     bronkopneumonia radang telinga tengah dan peradangan otak.Dalam

    $aktu 1% hari setelah infeksi !ampak men!apai pun!ak titer sekitar %1

    hari. /gM akan terbentuk dan !epat menghilang sehingga akhirnya

    digantikan oleh /g7.

  • 8/18/2019 sk 2 ipt 2016.docx

    7/15

    RESPON I!NIT"S

    Pada saat terinfeksi sistem imun tubuh harus mampu menghambat

     parasit menginfeksi sel yang lain menghan!urkan sel yang sudah

    terinfeksi dan men!egah infeksi berulang.

    Respon imunitas yang berperan dalam menghambat masuknya virionke dalam tubuh adalah Respon ;umoral dan Respon /munitas ,eluler.

    Respon humoral ini biasanya dilakukan dengan !ara netralisasi yaitu

    men!egah virus berkembang ke sel lain membatasi penyebaran virus

    menghambat perlekatan virus pada reseptor yang ada di permukaan sel jadi

    virus tidak bisa menembus membrane menghan!urkan virus dengan

    aktivasi komplemen le$at jalur klasik sehingga virus mudah di fagositosis.

    Antibodi dapat gagal menghalangi penyebaran virus jika virusnya telah

    mengubah struktur antigennya dan melepaskan diri dari membrane sel

    sehingga virus dapat menyebar. Eika terjadi infeksi akut akan mun!ul sellimfosit dan sel limfosit 6 yang membantu pengeluaran antibodi.

    Antibodi /gM akan mun!ul naik dan turun lagi. /gM menunjukan adanya

    infeksi !ampak dan akan menghilang selama 9 minggu. /g7 akan mun!ul

    setelah rash mun!ul sebagai respon antibody yang akan naik men!apai

     pun!ak. lalu turun lagi lalu menetap seumur hidup dan akan menjadi

    kekebalan tubuh bagi manusia. Mun!ulnya rash ini lebih kearah respon

    imunitas seluler karena timbulnya ruam sebagai hipersensitivitas host pada

    virus !ampak. ;al ini terbukti ketika pasien defisiensi imun seluler maka

    tidak ada ruam yang mun!ul.

    Penularannya sangat efektif dengan sedikit virus yang infeksius sudah

    dapat menimbulkan infeksi pada seseorang. Penularan !ampak terjadi

    se!ara droplet   melalui udara sejak 1&% hari sebelum timbulnya gejala

    klinis sampai 19 hari setelah timbulnya ruam. Di tempat a$al infeksi

     penggandaan virus sangat minimal dan jarang dapat ditemukan virusnya.

    +irus masuk ke dalam limfatik lokal bebas maupun berhubungan dengan

    sel mononuklear kemudian men!apai kelenjar getah bening regional.Disni virus memperbanyak diri dengan sangat perlahan dan dimulai

     penyebaran ke sel jaringan limforetikular seperti limpa. ,el mononuklear 

    yang terinfeksi menyebabkan terbentuknya sel raksasa berinti banyak ",el

    Farthin# sedangkan limfosit& "termasuk & supressor  dan &helper # yang

    rentan terhadap infeksi turut aktif membelah.

    7ambaran kejadian a$al di jaringan limfoid masih belum diketahui

    se!ara lengkap tetapi '&: hari setelah infeksi a$al terbentuklah fokus

    infeksi yaitu ketika virus masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar 

    ke permukaan epitel saluran nafas dan konjungtiva akan menyebabkan

    timbulnya nekrosis pada satu sampai dua lapis sel. Pada saat itu virus

    klinis dari sistem saluran nafas dia$ali dengan keluhan batuk pilek disertau selaput konjungtiva yang tampak merah. Respon imun yang

  • 8/18/2019 sk 2 ipt 2016.docx

    8/15

    terjadi ialah proses peradangan epitelpada sistem saluran pernafasan

    diikuti dengan manifestasi klinis berupa demam tinggi anak tampak sakit

     berat dan tampak suatu ulsera ke!il pada mukosa pipi yang disebut ber!ak 

    koplik yang dapat tanda pasti untuk menegakkan diagnosis.

    ,elanjutnya daya tahan tubuh menurun. ,ebagai akibat respon delayed

    hypersensitivity terhadap antigen virus mun!ul ruam makulopapular padahari ke&19 sesudah a$al infeksi dan pada saat itu antibodi humoral dapat

    dideteksi pada kulit. 3ejadian ini tidak tampak pada kasus yang

    mengalami defisit sel&.

    s spots. 6er!ak 

    3oplik merupakan bintik putih keabu&abuan biasanya sebesar butir 

     pasir dengan tepi merah mengkilat. 6er!ak 3oplik pertama mun!ul

     pada mukosa pipi yang berhadapan dengan molar ba$ah tetapi dapat

    menyebar se!ara tidak teratur padamukosa bukal yang lain. 6er!ak ini

    mun!ul dan menghilang dengan !epat biasanyadalam 1%&1( jam.3etika menghilang bintik&bintik perubahan $arna merah mukosa

  • 8/18/2019 sk 2 ipt 2016.docx

    9/15

    mungkin tetap.

    3onjungtivitis dan fotofobia dapat mengesankan !ampak sebelum

    mun!ul ber!ak koplik. 3adang&kadang fase prodromal dapat berat

    ditunjukkan oleh demam tinggi mendadak kadang&kadang dengan

    kejang&kejang dan bahkan pneumonia. 6iasanya!orya demam dan

     batuk semakin bertambah berat sampai $aktu ruam telah meratadiseluruh tubuh.

    • ,tadium 0rupsi

    7ejala prodromal berakhir pada saat mun!ulnya ruam pada kulit.

    ,tadium ini berlangsung selama 9&? hari. 7ejala yang biasanya terjadi

    adalah koria dan batuk& batuk bertambah. imbul eksantema di

     palatum durum dan palatum mole. ,uhu naik mendadak ketika ruam

    mun!ul dan sering men!apai 9*&9*'o8. Ruam biasanya

    mulaisebagai makula tidak jelas pada bagian atas lateral leher

    dibelakang telinga sepanjang garis pertumbuhan rambut dan pada

     bagian posterior pipi. 4esi sendiri&sendiri menjadi semakin

    makulopapular sebagai ruam yang menyebar dengan !epat pada

    seluruh muka leher lengan atas dan bagian atas dada pada sekitar %9

     jam pertama. ,elama %9 jam berikutnya ruam menyebar keseluruh

     punggung abdomen seluruh lengan dan paha. 3etika ruam akhirnya

    men!apai kaki pada hari ke '&: ruam mulai menghilang sesuai urutan

    terjadinya. Dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening mandibula

    dan pada daerah leher bagian belakang dan splenomegali ringan

    dapatdi!atat. titis media bronkopneumonia dan gejala&gejala

    saluran !erna seperti diaredan muntah lebih sering pada bayi dan

    anak ke!il "terutama anak malnutrisi# dari pada anak yang lebih tua.Pada penyakit yang tanpa komplikasi penyembuhan se!araklinis

    segera mulai setelah mun!ulnya ruam pada kulit.

    • ,tadium 3onvalesens

    0rupsi berkurang dan meninggalkan bekas yang ber$arna

    lebih tua "hiperpigmentasi# yang lama&kelamaan akan hilang dalam 1&

    % minggu. ,elain hiperpigmentasi padaanak /ndonesia sering

    ditemukan kulit yang bersisik. ;iperpigmentasi ini merupakan gejala

     patognomonik untuk !ampak. Pada penyakit&penyakit lain dengan

    eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi.

    Pada stadium ini suhu menurun sampai menjadi normal ke!uali bilaada komplikasi.

    %.: diagnosis dan diagnosis banding

    8ampak yang khas dapat dideteksi berdasarkan latar belakang klinis@

    diagnosis laboratorium mungkin diperlukan pada kasus !ampak atipkikal

    atau termodifikasi.

    a. Deteksi antigen

    Antigen !ampak dapat dideteksi pada sel epitel dalam se!ret

    respirasi dan urine. Antibody nu!leoprotein sangta bermanfaat

    karena merupakan protein virus yang paling banyak ditemukan pada

    sel epitel yang terinfeksi. b. /solasi dan identifikasi virus

  • 8/18/2019 sk 2 ipt 2016.docx

    10/15

    Asupan nasofaringdan dan konjungtiva sampel darahm se!ret

     pernafasan serta urin yang diambi(l dari paisen selama masa

    demam merupakan sumber yang sesuai untuk isolasi virus. +irus

    !ampak tumbuh lambat efek sitopatik yang khas "sel raksasa

    multinukleus yang mnegandung bahan inklusi intranuklear dan

    intrasitoplasmik#. 2ji kultur vial kerang dalam selesai %&= harimenggunakan pe$arnaan antibody flouresens untuk mendeteksi

    antigen !ampak pada kultur yang telah diinokulasi.

    !. ,erologi

    Pemastian infeksi se!ara serologi bergantung pada peningkatan titer 

    antibody empat kali lipat anatara serum fase akut dan fae konvalensi

    atau terlihatnya antibody /gM spesifik !ampak di dalam spe!imen

    serum tunggal yang diambil antara 1 dan % minggu setelah a$itan

    ruam. 04/,A uji ;/ dan tes Nt dapat digunakan untuk mengukur 

    antibody !ampak.

    o Diagnosis 6anding

    Diagnosis banding penyakit !ampak yang perlu dipertimbangkan

    adalah !ampak jerman infeksi enterovirus eksantema subitum

    meningokoksemia demamskarlantina penyakit riketsia dan ruam

    kulit akibat obat dapat dibedakan denganruam kulit pada penyakit

    !ampak.

    8ampak Eerman atau Rubella atau 8ampak iga ;ari7ejala lebih ringandari !ampak terdiri dari gejala infeksi saluran

    napas bagian atas demamringan tanda yang paling khas adalah

    adenopati retroaurikuler servi!al posterior dan di belakang oksipital.

    Ruam lebih halus yang mula&mula pada$ajah lalu menyebar ke batang tubuh dan menghilang dalam $aktu = hari.

     0ksantema ,ubitumPenyakit ini juga disebabkan oleh virus biasanyatimbul pada bayi

     berumur :&=: bulan. Perlangsungan penyakit ini mirip!ampak

     bedanya ruam timbul pada saat panas turun.

    Ruam kulit akibat obat  4ebih bersifat urtikaria sehingga ruam lebih besarluas menonjol dan

    umumnya tidak disertai panas dan batuk. 2mumnyaruam kulit timbul

    setelah ada ri$ayat penyuntikan atau menelan obat.

    Penyakit Ri!ketsia.Disertai batuk tetapi ruam kulit yang timbul biasanyatidak mengenai

    $ajah yang se!ara khas terlihat pada penyakit !ampak.

    /nfeksi enterovirus.Ruam kulit !enderung kurang jelas dibandingkandengan !ampak dan

    tidak adanya adenopati retroaurikuler.

    Demam ,karlet.3elainan kulit biasa timbul dalam 1% jam pertama

    sesudahdemam. Ruam kulit difus dan makulopapuler halus eritema

    yang menyatu dengan susunan seperti Gdaging angsa diatas dasar ‖eritematosa se!ara jelas terdapat didaerah abdomen yang relatif 

    mudah dibedakan dengan !ampak.Penyakit 3a$asaki

  • 8/18/2019 sk 2 ipt 2016.docx

    11/15

    Demam tidak spesifik disertai nyeri tenggorok mendahului penyakit

    ini selama %&' hari. 6iasanya ditemukan adanyaeksantem yang

     bersifat generalisata dan makulopapuler. elapak tangan dankaki

    membengkak merah dan menghilang dalam beberapa hari

    sampai beberapa minggu. 7ejala klinik lain yang dapat ditemukan -

    adanya bibirmulut dan lidah mengering dan merah "stra$berrytounge# serta adanyakonjungtivitis non purulen.

    +eri!ellaRuam yang dihasilkan adalah ruam vesi!ular dan gatal. idak 

    ada ber!ak koplik dan periode ruam adalah selama kurang lebih '

    hari.

     Roseola infantumanda yang paling membedakan kedua penyakit iniadalah masa

    timbul ruam pada roseola infantum ruam timbul setelahdemam

    hilang.

     Meningokoksemia

    . Disertai ruam kulit yang mirip dengan !ampak tetapi biasanya tidak dijumpai batuk dan konjungtivitis

     Demam skarlantina. Ruam kulit difus dan makulopapuler halus eritemayang menyatu

    dengan tekstur seperti kulit angsa se!ara jelas terdapat didaerah

    abdomen yang relatif mudah dibedakan dengan !ampak.

    %.? atalaksana

    Pengobatan !ampak berupa pera$atan umum seperti pemberian !airan

    dan kalori yang !ukup. bat simtomatik yang perlu diberikan antara lain-

    1. Antidemam

    %. Antibatuk 

    =. +itamin A

    9. Antibioti! diberikan bila ada insikasi misalnya jika !ampak disertai

    dengan komplikasi

    Pasien tanpa komplikasi dapat berobat jalan di puskesmas atau unit

     pelayanan kesehatan lain sedangkan pasien !ampak dengan komplikasi

    memerlukan ra$at inap di rumah sakit.

    a# Pengobatan bersifat suportif terdiri dari-• Pemberian !airan yang !ukup

    • 3alori yang sesuai dan jenis makanan yang diseuaikan dengan

    tingkat kesadaran dan adanya komplikasi

     b# 8ampak tanpa komplikasi

    • Antidemam

    A. parasetamol atau asetaminofen

    Farmakodinamik 

    0fek analgesik parasetamol serupa dengan salisilat yaitu

    menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai

    sedang. 0fek anti&inflamasinya lemah oleh karena itu

     para!etamol tidak digunakan sebagai antireumatik.

  • 8/18/2019 sk 2 ipt 2016.docx

    12/15

    Farmakokinetik 

    Para!etamol diabsorpsi se!ara !epat dan sempurna

    melalui saluran !erna. 3onsentrasi tertinggi dalam plasma

    di!apai dalam $aktu setengah jam dan masa paruh plasma

    sekitar 1&= jam. bat ini tersebar ke seluruh jaringan tubuh.

    bat ini diekskresi melalui ginjal sebagian ke!il sebagai para!etamol "=)# dan sebagian besar dalam bentuk 

    terkonjugasi.

    Efek samping

    Reaksi alergi terhadap derivat para&aminofenol jarang

    terjadi. Manifestasinya berupa eritema atau urtikania dan

    gejala yang lebih berat berupa demam atau lesi pada

    mukosa.

  • 8/18/2019 sk 2 ipt 2016.docx

    13/15

    -  ber!ak Beksantem merah kehitaman yang menimbulkan

    deskuamasi dengan skuama yang lebar dan tebal

    - suara parau terutama disertai tandam penyumbatan

    seperti laryngitis dan pneumonia

    - dehidrasi berat

    1. hiperpireksia " I =C#%. asupan oral sulit

    =. kejang dengan kesadaran menurun

    9. M0P ysng berat

    d# 8ampak dengan komplikasi

    1. 0nsefalopatiB ensefalitis

    • Antibiotika bila diperlukan antivirus dan lainnya sesuai

    dengna penderita ensefalitis

    • 3ortikosteroid bila diperlukan sesuai dengan penderita

    ensefalitis• 3ebutuhan jumlah !airan disesuaikan dengan kebutuhan

    serta koreksi terhadap gangguan elektrolit dan gangguan

    gas darah

    %. 6ronkopneumonia

    • Antibioti! sesuai dengan penderita pneumonia antibioti!

    ampisilin 1** mgBkg 66Bhari dalam 9 dosis intravena

    dikombinasikan dengan kloeamfenikol ?' mgBkg66B hari

    intravena dalam 9 dosis sampai gejala sesak berkurang

    dan pasien dapat minum obat peroral

    • ksigen nasal atau dengan masker • 3oreksi gangguan keseimbangan asambasa gas darah dan

    elektrolit

    • Pada kasus !ampak dengan komplikasi

     bron!hopneumonia dan gii kurang perlu dipantau

    terhadap adanya infeksi spesifik. Pantau gejala klinis serta

    lakukan uji tuber!ulin setelah 1&= bulan penyembuhan.

    =. 0nteritis

    • 3oreksi dehidrasi sesuai derajat dehidrasi. Pemberian

    !airan intravena dapat dipertimbangkan apabila terdapatenteritis dengan dehidrasi

    9. titis media

    • Diberikan antibioti! denga vaksin morbili hidup yang

    telah dilemahkan "attenuvax) harus diberikan paa usia 1'

     bulan untuk perlindungan maksimum. /dealnya

    dikombinasikan dengan vaksin untuk parotitis epideika

    dan rubella "M&M&R //#

    %.( Pen!egahan

    imunisasi !ampak yang diberikan pada bayi berusia C bulanmerupakan pen!egahan yang paling efektif. +aksin !ampak berasal

  • 8/18/2019 sk 2 ipt 2016.docx

    14/15

    dari virus hidup yang dilemahkan. +aksin diberikan dengan !ara

    subkutan dalam atau intramus!ular dengan dosis *' !!.

     pemberian imunisasi !ampak satu kali akan memberikan kekebalan

    selama 19 tahun sedangkan untul mengendalikan penyakit

    diperlukan !akupan imunisasi paling sedikit (*)per $ilayah

    se!ara merata selama bertahun&tahun.3eberhasilan program imunisasi dapat diukur dari penurunan

     jumlah kasus !ampak dari $aktu ke $aktu. 3egagalan imunisasi

    dapat disebabkan oleh

    1. terdapatnya kekebalan yanh diba$a sejak lahir yang berasal

    dari antibody ibu. Antibody itu akan menetralisasi vaksin

    yang diberikan.

    %. erjadi kerusakan vaksin akibat penyimpanan

     pengangkutan atau penggunaan di luar pedoman.

    %.C 3omplikasi

    Pada penyakit !ampak terdapat resistensi umum yang menurun sehingga

    dapat terjadi alergi "uji tuberkulin yang semula positif berubah menjadi

    negatif#. 3eadaan ini menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi sekunder 

    seperti- 

    1. 6ronkopnemonia

    6ronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus !ampak atau

    oleh pneumo!o!!us strepto!o!!us staphylo!o!!us. 6ronkopneumonia

    ini dapat menyebabkan kematian bayi yang masih muda anak dengan

    malnutrisi energi protein penderita penyakit menahun seperti

    tuberkulosis leukemia dan lain&lain. leh karena itu pada keadaan

    tertentu perlu dilakukan pen!egahan.

    %. 3omplikasi neurologis

    3ompilkasi neurologis pada morbili seperti hemiplegi

     paraplegi afasia gangguan mental neuritis opti!a dan ensefalitis.

    =. 0n!ephalitis morbili akut

    0n!ephalitis morbili akut ini timbul pada stadium eksantem angka

    kematian rendah. Angka kejadian ensefalitis setelah infeksi morbiliialah 1-1*** kasus sedangkan ensefalitis setelah vaksinasi dengan

    virus morbili hidup adalah 11: tiap 1.***.*** dosis.

    9. ,,P0 ",uba!ute ,!leroting panen!ephalitis#

    ,,P0 yaitu suatu penyakit degenerasi yang jarang dari susunan

    saraf pusat. Ditandai oleh gejala yang terjadi se!ara tiba&tiba seperti

    keka!auan mental disfungsi motorik kejang dan koma. Perjalan klinis

    lambat biasanya meninggal dalam : bulan sampai = tahun setelah

    timbul gejala spontan. Meskipun demikian remisi spontan masih dapat

    terjadi. 6iasanya terjadi pada anak yang menderita morbili sebelum

    usia % tahun. ,,P0 timbul setelah ? tahun terkena morbili sedang,,P0 setelah vaksinasi morbili terjadi = tahun kemudian.

  • 8/18/2019 sk 2 ipt 2016.docx

    15/15

    Penyebab ,,P0 tidak jelas tetapi ada bukti&bukti bah$a virus

    morbilli memegang peranan dalam patogenesisnya. Anak menderita

     penyakit !ampak sebelum umur % tahun sedangkan ,,P0 bisa timbul

    sampai ? tahun kemudian ,,P0 yang terjadi setelah vaksinasi !ampak 

    didapatkan kira&kira = tahun kemudian. 3emungkinan menderita ,,P0

    setelah vaksinasi morbili adalah *'&11 tiap 1*.***.*** sedangkansetelah infeksi !ampak sebesar '%&C? tiap 1*.***.***.

    '. /mmunosuppresive measles en!ephalopathy

    Didapatkan pada anak dengan morbili yang sedang menderita

    defisiensi imunologik karena keganasan atau karena pemakaian obat&

    obatan imunosupresif.

    %.1* Prognosis

    Prognosis baik jika tidak terjadi komplikasi. Prognosis buruk 

     bahkan akan mengakibatkan kematian yang disebabkan oleh

    komplikasi yang terjadi.3omplikasi !ampak jarang terjadi akan tetapi dapat menjadi

    serius apabila bersamaan dengan mun!ulnya diare pneumonia dan

    en!ephalitis. 3omplikasi hebat biasanya terjadi pada orang de$asa

    "$ikipedia diakses =1 maret %*1*#.

    3omplikasi yang ditimbulkan akibat penyakit !ampak 

    diantaranya "Measles