Upload
vivi-vionita
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 Sk2 Emergency 22222
http://slidepdf.com/reader/full/sk2-emergency-22222 1/18
1. Memahami dan mempelajari trauma kepala.
1.1. Menjelaskan definisi trauma kepala.
Trauma kepala atau trauma kapitis adalah suatu ruda paksa (trauma) yang
menimpa struktur kepala sehingga dapat menimbulkan kelainan struktural dan atau
gangguan fungsional jaringan otak (Sastrodiningrat, 200). Menurut !rain "njury#sso$iation of #meri$a, $edera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan
bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan atau
benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana
menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik (%anglois, &utland'
!ron, Thomas, 200).
1.2. Menjelaskan etiologi trauma kepala.
• Trauma kepala oleh karena kekerasan tumpul
• Trauma kepala oleh karena kekerasan tajam
• Trauma kepala akibat tembakan
• Trauma kepala oleh karena gerakan mendadak
1.*. Menjelaskan klasifikasi trauma kepala.
!erdasarkan mekanisme terjadinya +
a. edera kepala tumpul
edera kepala tumpul biasanya berkaitan dengan ke$elakaan lalu lintas, jatuh-pukulan benda
tumpul. ada $edera tumpul terjadi akselerasi dan de$elerasi yang menyebabkan otak
bergerak di dalam rongga kranial dan melakukan kontak pada protuberas tulang
tengkorak.
b. edera tembus
edera tembus disebabkan oleh luka tembak atau tusukan.!erdasarkan morfologi $edera kepala+
a. %uka pada kepala+
• %aserasi kulit kepala
/iantara galea aponeurosis dan periosteum terdapat jaringan ikat longgar yang memungkinkan
kulit bergerak terhadap tulang. ada fraktur tulang kepala, sering terjadi robekan pada
lapisan ini. %apisan ini banyak mengandung pembuluh darah dan jaringan ikat longgar,
maka perlukaan yang terjadi dapat mengakibatkan perdarahan yang $ukup banyak.
• %uka memar (kontusio)
%uka memar adalah apabila terjadi kerusakan jaringan subkutan dimanapembuluh darah
(kapiler) pe$ah sehingga darah meresap ke jaringan sekitarnya, kulit tidak rusak,
menjadi bengkak dan berarna merah kebiruan.
• #brasi
%uka yang tidak begitu dalam, hanya superfisial. %uka ini tidak sampai pada jaringan subkutis
tetapi akan terasa sangat nyeri karena banyak ujung'ujung saraf yang rusak.
• #ulsi
#pabila kulit dan jaringan baah kulit terkelupas, tetapi sebagian masih berhubungan dengan
tulang kranial. "ntak kulit pada kranial terlepas setelah ke$ederaan.
b. raktur tulang kepala
• raktur linier
1
7/24/2019 Sk2 Emergency 22222
http://slidepdf.com/reader/full/sk2-emergency-22222 2/18
raktur dengan bentuk garis tunggal. raktur linier dapat terjadi jika gaya langsung yang
bekerja pada tulang kepala $ukup besar tetapi tidak menyebabkan tulang kepala bending
dan tidak terdapat fraktur yang masuk ke dalam rongga intrakranial.
• raktur diastasis
enis fraktur yang terjadi pada sutura tulang tengkorak yang menyebabkan pelebaran sutura'sutura tulang kepala. ada usia deasa sering terjadi pada sutura lambdoid dan dapat
mengakibatkan terjadinya hematum epidural.
• raktur kominutif
enis fraktur tulang kepala yang memiliki lebih dari satu fragmen dalam satu area fraktur.
• raktur impresi
raktur ini terjadi akibat benturan dengan tenaga besar yang langsung mengenai tulang kepala.
/apat menyebabkan penekanan atau laserasi pada durameter dan jaringan otak.
• raktur basis $ranii
!erdasarkan tingkat keparahan +
Glasgow Coma Scale (3S) digunakan se$ara umum dalam deskripsi beratnya penderita$edera otak. Menurut Brain Injury Association of Michigan (2004), klasifikasi
keparahan dari
Traumatic Brain Injury yaitu +
1.5. Menjelaskan patofisiologi trauma kepala.
ada trauma kapitis, dapat timbul suatu lesi yang bisa berupa perdarahan pada
permukaan otak yang berbentuk titik'titik besar dan ke$il, tanpa kerusakan pada
duramater, dan dinamakan lesi kontusio. %esi kontusio di baah area benturan disebut
lesi kontusio 6coup7, di seberang area benturan tidak terdapat gaya kompresi, sehinggatidak terdapat lesi. ika terdapat lesi, maka lesi tersebut dinamakan lesi kontusio
6countercoup”. 8epala tidak selalu mengalami akselerasi linear, bahkan akselerasi yang
sering dialami oleh kepala akibat trauma kapitis adalah akselerasi rotatorik. !agaimana
$aranya terjadi lesi pada akselerasi rotatorik adalah sukar untuk dijelaskan se$ara
terin$i. Tetapi faktanya ialah, baha akibat akselerasi linear dan rotatorik terdapat lesi
kontusio coup, countercoup dan intermediate. 9ang disebut lesi kontusio intermediate
adalah lesi yang berada di antara lesi kontusio coup dan countrecoup (Mardjono dan
Sidharta, 200:). #kselerasi'deselerasi terjadi karena kepala bergerak dan berhenti se$ara
mendadak dan kasar saat terjadi trauma. erbedaan densitas antara tulang tengkorak
(substansi solid) dan otak (substansi semi solid) menyebabkan tengkorak bergerak lebih
$epat dari muatan intra kranialnya. !ergeraknya isi dalam tengkorak memaksa otak
2
7/24/2019 Sk2 Emergency 22222
http://slidepdf.com/reader/full/sk2-emergency-22222 3/18
membentur permukaan dalam tengkorak pada tempat yang berlaanan dari benturan
(countrecoup) (;i$key, 200* dalam "srar dkk,200).
8erusakan sekunder terhadap otak disebabkan oleh siklus pembengkakan dan iskemia
otak yang menyebabkan timbulnya efek kaskade, yang efeknya merusak otak. edera
sekunder terjadi dari beberapa menit hingga beberapa jam setelah $edera aal. Setiapkali jaringan saraf mengalami $edera, jaringan ini berespon dalam pola tertentu yang
dapat diperkirakan, menyebabkan berubahnya kompartemen intrasel dan ekstrasel.
1.4. Menjelaskan manifestasi trauma kepala.
Menurut &eissner (200), gejala klinis trauma kepala adalah seperti berikut+
Tanda'tanda klinis yang dapat membantu mendiagnosa adalah+
!attle sign (arnabiru atau ekhimosis dibelakang telinga di atas os mastoid)
;emotipanum (perdarahan di daerah menbran timpani telinga)
eriorbital e$$hymosis (mata arna hitam tanpa trauma langsung)
&hinorrhoe ($airan serobrospinal keluar dari hidung)
<torrhoe ($airan serobrospinal keluar dari telinga)
Tanda'tanda atau gejala klinis untuk yang trauma kepala ringan+
asientertidurataukesadaran yang menurun selama beberapa saat kemudian
sembuh.
Sakit kepala yang menetap atau berkepanjangan.
Mual atau dan muntah.
3angguan tidur dan nafsu makan yang menurun.
erubahan keperibadian diri.
%etargik.
Tanda'tanda atau gejala klinis untuk yang trauma kepala berat+
Simptom atau tanda'tanda $ardinal yang menunjukkan peningkatan di otak
menurun atau meningkat.
erubahan ukuran pupil (anisokoria).
Triad ushing (denyut jantung menurun, hipertensi, depresi pernafasan).
#pabila meningkatnya tekanan intrakranial, terdapat pergerakan atau posisi
abnormal ekstrimitas.
1.. Menjelaskan diagnosis trauma kepala.
a. emeriksaan kesadaran
emeriksaan kesadaran paling baik di$apai dengan menggunakan Glasgow Coma Scale
(3S). Menurut apardi (2005), 3S bisa digunakan untuk mengkategorikan pasienmenjadi +
= 3S 1*'14 + $edera kepala ringan
= 3S '12 + $edera kepala sedang
= 3S *': + pasien koma dan $edera kepala berat.
3
7/24/2019 Sk2 Emergency 22222
http://slidepdf.com/reader/full/sk2-emergency-22222 4/18
a. emeriksaan fisik
emeriksaan fisik yang meliputi kesadaran, tensi, nadi, poladanfrekuensirespirasi, pupil
(besar, bentukdanreaksi $ahaya), defisit fokal serebral dan $edera ekstrakranial . ;asil
pemeriksaan di$atat dan dilakukan pemantauan ketat pada hari'hari pertama. !ila
terdapat perburukan salah satu komponen, penyebabnya di$ari dan segera diatasi.
b. emeriksaan enunjang >'ray tengkorak
eralatan diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi fraktur dari dasar tengkorak atau
rongga tengkorak. CT scan lebih dipilih bila di$urigai terjadi fraktur karena CTscan bisa
mengidentifikasi fraktur dan adanya kontusio atau perdarahan. X!ay tengkorak dapat
digunakan bila CT scan tidak ada ( State of Colorado "epartment of
#a$or and %mployment , 200).
T's$an
emeriksaan CT scan tidak sensitif untuk lesi di batang otak karena ke$ilnya struktur area yang
$edera dan dekatnya struktur tersebut dengan tulang di sekitarnya.
Magnetic !esonance Imaging (M&")
M!I mampu menunjukkan lesi di su$stantia al$a dan batang otak yang sering luput pada
pemeriksaan CT Scan. /itemukan baha penderita dengan lesi yang luas pada hemisfer,
atau terdapat lesi batang otak pada pemeriksaan M!I& mempunyai prognosa yang buruk
untuk pemulihan kesadaran, alaupun hasil pemeriksaan CTScan aal normal dan
tekanan intrakranial terkontrol baik (?ilberger dkk., 1:* dalam Sastrodiningrat, 200@).
emeriksaan 'roton Magnetic !esonance Spectroscopy (M&S)menambah
dimensi baru pada M&"dan telah terbukti merupakan metode yang sensitif untuk
mendeteksi edera #kson /ifus (#/). Mayoritas penderita dengan $edera kepala
ringan sebagaimana halnya dengan penderita $edera kepala yang lebih berat, pada
pemeriksaan M&S ditemukan adanya #/di korpus kalosum dan su$stantia al$a(
8epentingan yang nyata dari M&S di dalam menjajaki prognosa $edera kepala beratmasih harus ditentukan, tetapi hasilnya sampai saat ini dapat menolong menjelaskan
berlangsungnya defisit neurologik dan gangguan kognitif pada penderita $edera kepala
ringan ( e$il dkk, 1: dalam Sastrodiningrat, 200@ ).
1.@. Menjelaskan tatalaksana trauma kepala.
Terapi non'operatif pada pasien $edera kranioserebral ditujukan untuk+
1. Mengontrol fisiologi dan substrat sel otak serta men$egah kemungkinan
terjadinya tekanan tinggi intrakranial
2. Men$egah dan mengobati edema otak ($ara hiperosmolar, diuretik)
*. Minimalisasi kerusakan sekunder
4
7/24/2019 Sk2 Emergency 22222
http://slidepdf.com/reader/full/sk2-emergency-22222 5/18
5. Mengobati simptom akibat trauma otak
4. Men$egah dan mengobati komplikasi trauma otak, misal kejang, infeksi
(antikonulsan dan antibiotik)
Terapi operatif terutama diindikasikan untuk kasus+
1. edera kranioserebral tertutup= raktur impresi (depressed fra$ture)
= erdarahan epidural (hematoma epidural -A/;) dengan olume perdarahanlebih
dari*0m%-55m% dan-ataupergeserangaristengahlebih dari*mm sertaada
perburukankondisipasien
= erdarahan subdural (hematoma subdural-S/;) dengan pendorongan garis tengah
lebih dari * mm atau kompresi-obliterasi sisterna basalis
= erdarahan intraserebral besar yang menyebabkan progresiitas kelainan
neurologik atau herniasi
2. ada $edera kranioserebral terbuka
= erlukaan kranioserebral dengan ditemukannya luka kulit, fraktur multipel,
durameter yang robek disertai laserasi otak = %iBuorrhea yang tidak berhenti lebih dari 15 hari
= neumoen$ephali
= orpus alienum
= %uka tembak
Tatalaksanapasiendalamkeadaan sadar (S83C14)
Simple ;ead "njury (S;")
ada pasien ini, biasanya tidak ada riayat penurunan kesadaran sama sekalidan tidak ada
defisit neurologik, dan tidakada muntah. Tindakan hanya peraatanluka. emeriksaan
radiologik hanya atasindikasi.Dmumnya pasien S;" boleh pulang dengan nasihat dan
keluarga diminta mengobserasi kesadaran. !ila di$urigai kesadaran menurun saat
diobserasi, misalnya terlihat seperti mengantuk dan sulit dibangunkan, pasien harus
segera
dibaa kembali ke rumah sakit.
enderita mengalami penurunan kesadaran sesaat setelah trauma kranioserebral,
dan saat diperiksa sudah sadar kembali. asien ini kemungkinan mengalami $edera
kranioserebral ringan (8&).
Tatalaksanapasiendenganpenurunan kesadaran
edera kepala ringan (S83 C 1*'14)
/ilakukan pemeriksaan fi sik, peraatan luka, foto kepala, istirahat baring dengan mobilisasi bertahap sesuai dengan kondisi pasien disertai terapi simptomatis. <bserasi minimal
25 jam di rumah sakit untuk menilai kemungkinan hematoma intrakranial, misalnya
riayat lu$id interal, nyeri kepala, muntah'muntah, kesadaran menurun, dan gejala'
gejala lateralisasi (pupil anisokor, refleksi patologis positif). ika di$urigai ada
hematoma, dilakukan T s$an.
edera kepala sedang (S83 C '1*)
Drutan tindakan+
a. eriksa dan atasi gangguan jalan napas (#iray), pernapasan (!reathing), dan
sirkulasi(ir$ulation)
5
7/24/2019 Sk2 Emergency 22222
http://slidepdf.com/reader/full/sk2-emergency-22222 6/18
b. emeriksaan singkat kesadaran, pupil, tanda fokal serebral, dan $edera organ lain.
ika di$urigai fraktur tulang serikal dan atau tulang ekstremitas lakukan fiksasi leher
dengan pemasangan kerah leher dan atau fiksasi tulang ekstremitas bersangkutan
$. oto kepala, dan bila perlu foto bagian tubuh lainnya
d. T s$an otak bila di$urigai ada hematoma intrakraniale. <bserasi fungsi ital, kesadaran, pupil, dan defisit fokal serebral lainnya.
ederakepalaberat (S83 *':)
asien dalam kategori ini, biasanya disertai $edera multipel. !ila didapatkan fraktur serikal,
segera pasang kerah fiksasi leher, bila ada luka terbuka dan ada perdarahan, dihentikan
dengan balut tekan untuk pertolongan pertama. Tindakan sama dengan $edera
kranioserebral
sedang dengan pengaasan lebih ketat dan diraat di "D.
Tindakan di ruang unit gaat darurat +
1. Resusitasi dengan tindakan A = Airway, B = Breathing dan C = Circulation
a. Jalan napas Airway!alan napas dibebaskan dari lidah yang turun ke belakang dengan posisi kepala ekstensi.
ika perlu dipasang pipa orofaring atau pipa endotrakheal. !ersihkan sisa muntahan, darah,
lendir atau gigi palsu. ika muntah, pasien dibaringkan miring. "si lambung dikosongkan
melalui pipa nasogastrik untuk menghindari aspirasi muntahan.
". #ernapasan Breathing!
3angguan pernapasan dapat disebabkan oleh kelainan sentral atau perifer.8elainan sentral
disebabkan oleh depresi pernapasan yang ditandai dengan pola pernapasan heyne
Stokes, hiperentilasi neurogenik sentral, atau ataksik. 8elainan perifer disebabkan oleh
aspirasi, trauma dada, edema paru, emboli paru, atau infeksi.
Tata laksana+
= <ksigen dosis tinggi, 10'14 liter-menit, intermiten
= ari dan atasi faktor penyebab
= 8alau perlu pakai entilator
c. $irkulasi Circulation!
;ipotensi dapat terjadi akibat $edera otak. ;ipotensi dengan tekanan darah sistolik E0 mm ;g
yang terjadi hanya satu kali saja sudah dapat meningkatkan risiko kematian dan
ke$a$atan. ;ipotensi kebanyakan terjadi akibat faktor ekstrakranial, berupa hipoolemia
karena perdarahan luar atau ruptur alat dalam, trauma dada disertai tamponade jantung-
pneumotoraks, atau syok septik. Tata laksananya dengan $ara menghentikan sumber
perdarahan, perbaikan fungsi jantung, mengganti darah yang hilang, atau sementara
dengan $airan isotonik Fal 0,G.1.%. Menjelaskan komplikasi trauma kepala.
a. 8ejang
8ejang yang terjadi dalam minggu pertama setelah trauma disebut early seiHure, dan yang
terjadi setelahnya disebut late seiHure. Aarly seiHure terjadi pada kondisi risiko tinggi,
yaitu ada fraktur impresi, hematoma intrakranial, kontusio di daerah korteksI diberi
profilaksis fenitoin dengan dosis *J100 mg-hari selama @'10 hari.
b. "nfeksi
rofilaksis antibiotik diberikan bila ada risikotinggi infeksi, seperti pada fraktur tulang
terbuka,lukaluar,fraktur basis kranii.emberianprofilaksis antibiotik ini masih
6
7/24/2019 Sk2 Emergency 22222
http://slidepdf.com/reader/full/sk2-emergency-22222 7/18
kontroersial.!ilaada ke$urigaaninfeksimeningeal,diberikanantibiotik dengan dosis
meningitis.
$. 3astrointestinal
ada pasien $edera kranio'serebral terutama yang berat sering ditemukan gastritis erosi dan lesi
gastroduodenal lain, 10'15G di antaranya akan berdarah. 8elainan tukak stres inimerupakan kelainan mukosa akut saluran $erna bagian atas karena berbagai kelainan
patologik atau stresor yang dapat disebabkan oleh $edera kranioserebal. Dmumnya
tukak stres terjadi karena hiperasiditas. 8eadaan ini di$egah dengan pemberian antasida
*J1 tablet peroral atau ;2 re$eptor blo$kers (simetidin, ranitidin, atau famotidin)
dengan dosis *J1 ampul "K selama 4 hari.
&. Memahami dan memepelajari 'raktur "asis cranii
2.1. Menjelaskan definisi fraktur basis $ranii.
raktur basis $ranii-!asilar Skull ra$ture (!S) merupakan fraktur akibat benturan
langsung pada daerah daerah dasar tulang tengkorak (oksiput, mastoid,
supraorbita)./alam beberapa studi telah terbukti fraktur basis $ranii dapat disebabkanoleh berbagai mekanisme termaksud ruda paksa akibat fraktur maksilofa$ial, ruda paksa
dari arah lateral $ranialdan dari arah kubah $ranial, atau karena beban inersia oleh
kepala.
2.2. Menjelaskan klasifikasi fraktur basis $ranii.
raktur Temporal
/ijumpai pada @4G dari semua fraktur basis $ranii. Terdapat * suptipe dari fraktur temporal
berupa longitudinal, transersal dan miJed. raktur longitudinal terjadi pada regio
temporoparietal dan melibatkan bagian sBuamousa pada os temporal, dinding superior
dari $analis a$usti$us eJternus dan tegmen timpani. Tipe fraktur ini dapat berjalan dari
salah satu bagian anterior atau posterior menuju $o$hlea dan labyrinthine $apsule,
berakhir pada fossa $ranii media dekat foramen spinosum atau pada mastoid air $ells.
raktur longitudinal merupakan yang paling umum dari tiga suptipe (@0'0G). raktur
transersal dimulai dari foramen magnum dan memperpanjang melalui $o$hlea dan
labyrinth, berakhir pada fossa $ranial media (4'*0G). raktur miJed memiliki unsur
unsur dari kedua frakturlongitudinal dan transersal.
fraktur $ondylar o$$ipital,
#dalah hasil dari trauma tumpul energi tinggi dengan kompresi aksial, lateral bending, atau
$edera rotational pada pada ligamentum #lar. raktur tipe ini dibagi menjadi * jenis
berdasarkan morfologi dan mekanisme $edera. 8lasifikasi alternatie membagifrakturini menjadi displa$ed dan stable, yaitu, dengan dan tanpa $edera ligamen. Tipe "
fraktursekunderakibatkompresiaksialyang mengakibatkan kombinasi dari kondilus
oksipital. "ni merupakan jenis$edera stabil. Tipe "" fraktur yang dihasilkan dari pukulan
langsung meskipun fraktur basio$$ipitallebih luas, fraktur tipe "" diklasifikasikan
sebagai fraktur yang stabil karena ligament alar danmembrane te$torial tidak mengalami
kerusakan.Tipe """ adalah $edera aulsi sebagai akibat rotasi paksa dan lateral bending.
;al iniberpotensimenjadifrakturtidakstabil.
raktur $lius
/igambarkan sebagai akibat ruda paksa energi tinggi dalam ke$elakaan kendaraann bermotor.
%ongitudinal, transersal, dan tipe obliBue telah dideskripsikan dalam literatur. raktur
longitudinal memiliki prognosis terburuk, terutama bila melibatkan sistem
7
7/24/2019 Sk2 Emergency 22222
http://slidepdf.com/reader/full/sk2-emergency-22222 8/18
ertebrobasilar. /efisit pada nerus $ranial K" dan K"" biasanya dijumpai pada fraktur
tipe ini.
enis L jenis fraktur tulang tengkorak +
raktur tulang tengkorak dapat terjadi pada $alarium (atap tengkorak), disebut raktur alarium dan fraktur pada basis $ranium (dasar tengkorak), disebut raktur !asis
ranium.
a. raktur alarium.
!eberapa $ontoh fraktur $alarium
raktur %iniair
!ila fraktur merupakan sebuah garis ($elah) saja. raktur liniair yang berbahaya ialah fraktur
yang melintas os temporalI pada os temporal terdapat alur yang dilalui #rteri Meningia
Media. !ila fraktur memutuskan #rteri Meningia Media maka akan terjadi perdarahan
hebat yang akan terkumpul di ruang diantara dura mater dan tulang tengkorak , disebut
perdarahan epidural.
raktur !erbentuk !intang (Stellate ra$ture)
!ila fraktur berpusat pada satu tempat dan garis L garis frakturnya nya menyebar se$ara radial.
raktur "mpressie
ada fraktur impressie ,fragment'fragment fraktur melekuk kedalam dan menekan jaringan
otak. raktur bentuk ini dapat merobek dura mater dan jaringan otak di baahnya dan
dapat menimbulkan prolapsus $erebri (jaringan otak keluar dari robekan duramater dan
$elah fraktur) dan terjadi perdarahan.
b. raktur basis tengkorak
raktur atap orbita
raktur akan merobek dura mater dan ara$hnoid sehingga %iBuor erebro Spinal (%S) bersama darah keluar melalui $elah fraktur masuk ke rongga orbita I dari luar disekitar
mata tampak kelopak mata berarna kebiru biruan . !ila satu mata disebut Mono$le
;ematoma, bila dua mata disebut !rill ;ematoma - &a$$oons eyes
raktur melintas %amina ribrosa
raktur akan menyebabkan rusaknya serabut serabut saraf pen$iuman ( Ferus <lfa$torius)
sehinggan dapat terjadi gangguan pen$iuman mulai berkurangnya pen$iuman
(hyposmia) sampai hilangnya pen$iuman (anosmia). raktur juga merobek dura mater
dan ara$hnoid sehingga %S ber$ampur darah akan keluar dari rongga hidung
(&hinorrhoea)
raktur ossa Media
= raktur <s etrossumun$ak (#peJ ) os petrosum sangat rapuh sehingga %S dan darah masuk kedalam rongga
telinga tengah dan meme$ahkan Membrana TympaniI dari telinga keluar %S
ber$ampur darah (<torrhoea).
= raktur Sella Tursi$a
/i atas sella tursi$a terdapat kelenjar ;ypophyse yang terdiri dari 2 bagian pars anterior dan
pars posterior (Feuro ;ypophyse). ada fraktur sella tursi$a yg biasa terganggu adalah
pars posterior sehingga terjadi gangguan sekresi #/; (#nti /iureti$ ;ormone) yang
menyebabkan /iabetes "nsipidus.
= Sinus aernosus Syndrome.
Syndrome ini adalah akibat fraktur basis tengkorak di fossa media yang meme$ahkan #rteri
arotis "nterna yang berada di dalam Sinus aernosus sehingga terjadi hubungan
8
7/24/2019 Sk2 Emergency 22222
http://slidepdf.com/reader/full/sk2-emergency-22222 9/18
langsung arteri L ena (disebut #rterio'Kenous Shunt dari #rteri arotis "nterna dan
Sinus aernsus LN arotid L aernous istula).
Mata tampak akan membengkak dan menonjol, terasa sakit , $onjun$tia berarna merah. !ila
membran stetoskop diletakkan diatas kelopak mata atau pelipis akan terdengar suara
seperti air mengalir melalui $elah yang sempit yang disebut !ruit ( di$aca B!)I ).3ejala'gejala klinis sebagai akibat pe$ahnya #.arotis "nterna didalam Sinus aernosus ,
yang terdiri atas + mata yang bengkak menonjol , sakit dan $onjun$tia yang terbendung
(berarna merah) serta terdengar bruit , disebut Sinus aernosus Syndrome,
raktur ossa osterior.
= raktur melintas os petrosum
3aris fraktur biasanya melintas bagian posterior apeJ os petrossum sampai os mastoid,
menyebabkan %S ber$ampur darah keluar melalui $elah fraktur dan berada diatas
mastoid sehingga dari luar tampak arna kebiru biruan dibelakang telinga , disebut
!attles Sign.
= raktur melintas oramen Magnum
di oramen Magnum terdapat Medula <blongata, sehingga getaran fraktur akan merusak Medula <blongata , menyebabkan kematian seketika.
2.*.Menjelaskan manifestasi fraktur basis $ranii.
asien dengan fraktur pertrous os temporal dijumpai dengan otorrhea dan memar pada
mastoids (battle sign). resentasi dengan fraktur basis $ranii fossa anterior adalah
dengan rhinorrhea dan memar di sekitar palpebra (ra$$oon eyes).8ehilangan kesadaran
dan 3lasgo oma S$ale dapat berariasi, tergantung pada kondisi patologis
intrakranial.
raktur longitudinal os temporal berakibat pada terganggunya tulang pendengaran dan
ketulian konduktif yang lebih besar dari *0 d! yang berlangsung lebih dari '@
minggu.tuli sementara yang akan baik kembali dalam aktu kurang dari * minggu
disebabkan karena hemotympanum dan edema mukosa di fossa tympany. a$ial palsy,
nystagmus, dan fa$ial numbness adalah akibat sekunder dari keterlibatan nerus
$ranialis K, K", K"".
raktur tranersal os temporal melibatkan saraf $ranialis K""" dan labirin, sehingga
menyebabkan nystagmus, ataksia, dan kehilangan pendengaran permanen (permanent
neural hearing loss).
raktur $ondylar os oksipital adalah $edera yang sangat langka dan serius.Sebagian
besar pasien dengan fraktur $ondylar os oksipital, terutama dengan tipe """, berada
dalam keadaan koma dan terkait $edera tulang belakang serikalis.asien ini juga
memperlihatkan $edera loer $ranial nere dan hemiplegia atau guadriplegia.Sindrom Kernet atau sindrom foramen jugularis adalah keterlibatan nerus $ranialis ">,
>, dan >" akibat fraktur.asien tampak dengan kesulitan fungsi fonasi dan aspirasi dan
paralysis ipsilateral dari pita suara, palatum mole ($urtain sign), superior pharyngeal
$onstri$tor, sterno$leidomastoid, dan trapeHius.ollet'Si$ard sindrom adalah fraktur
$ondylar os oksipital dengan keterlibatan nerus $ranial ">, >, >", dan >"".
2.5. Menjelaskan diagnosis fraktur basis $ranii.
emeriksaan %anjutan
Studi "maging
9
7/24/2019 Sk2 Emergency 22222
http://slidepdf.com/reader/full/sk2-emergency-22222 10/18
= &adiografi+ adatahun 1:@, foto J'ray tulang tengkorak merujukan pada kriteria
panel memutuskanbaha skull film kurang optimal dalam menisualisasikanfraktur
basis $ranii. oto Jray skull tidak bermanfaat bila tersedianya T s$an.
= T s$an+ T s$an merupakanmodalitas kriteria standar untuk membantu dalam
diagnosis skull fraktur. Sli$e tipis bone indo hingga ukuran 1'1,4 mm, dengan potongan sagital, bermanfaat dalam menilai skull fraktur. T s$an ;eli$alsangat
membantu dalam menisualisasikanfraktur$ondylar o$$ipital, biasanya *'dimensi tidak
diperlukan.
= M&"+ M&" atau magneti$ resonan$e angiography
merupakansuatunilaitambahanuntuk kasusyang di$urigai mengalami $edera pada
ligament danaskular. edera pada tulang jauh lebih baikdiisualisasikan dengan
menggunakan T s$an.
emeriksaanlainnya
erdarahandaritelingaatau hidung pada kasus di$urigaiterjadinyakebo$oran S,
dapatdipastikandengan salah satu pemeriksaan suatu tehnik dengan mengoleskan darah
tersebut pada kertas tisu, maka akan menunjukkan gambaran seperti $in$in yang jelasyang melingkari darah, maka disebut 6halo7 atau 6ring7 sign. 8ebo$orandari S juga
dapat dibuktikan dengan menganalisa kadar glukosa dandenganmengukur transferrin.
2.4. Menjelaskan tatalaksana fraktur basis $ranii.
Terapi medis
asien deasa dengan simple fraktur linear tanpa disertai kelainan struktural neurologis
tidak memerlukan interensi apapun bahkan pasien dapat dipulangkan untuk berobat
jalan dankembali jika mun$ul gejala. Sementara itu, pada bayi dengan simple fraktur
linier harus dilakukanpengamatan se$ara terus menerus tanpa memandang status
neurologis. Status neurologis pasiendengan fraktur basis $ranii tipe linier biasanya
ditatalaksana se$ara $onseratie, tanpa antibiotik.raktur os temporal juga dikelola
se$ara konseratif, jika disertai rupture membran timpani biasanya akan sembuh
sendiri.
Simple fraktur depress dengan tidak terdapat kerusakan struktural pada neurologis pada
bayi ditatalaksana dengan penuh harapan. Menyembuhkan fraktur depress dengan baik
membutuhkan aktu, tanpa dilakukan eleasi dari fraktur depress. <bat anti
kejangdianjurkan jika kemungkinan terjadinya kejang lebih tinggi dari 20G. <pen
fraktur, jika terkontaminasi, mungkin memerlukan antibiotik disamping tetanus toksoid.
SulfisoJaHole direkomendasikan pada kasus ini.raktur $ondylar tipe " dan "" os
o$$ipital ditatalaksana se$ara konseratif dengan stabilisasi leher dengan menggunakan
$ollar atau traksi halo.Terapi!edah
eran operasi terbatas dalam pengelolaan skull fraktur. !ayi dan anak'anak dengan
open fraktur depress memerlukan interensi bedah. 8ebanyakan ahli bedah lebih suka
untuk mengealuasi fraktur depress jika segmen depress lebih dari 4 mm di baah
inner ta$le dari adjacent $one. "ndikasi untuk eleasi segera adalah fraktur yang
terkontaminasi, dural tear dengan pneumo$ephalus, dan hematom yang mendasarinya.
8adang kadang, $ranie$tomy dekompressi dilakukan jika otak mengalami kerusaksan
dan pembengkakan akibat edema. /alam hal ini, $ranioplasty dilakukan dikemudian
hari. "ndikasi lain untuk interaksi bedah dini adalah fraktur $ondylar os oksipital tipe
unstable (tipe """) yang membutuhkan arthrodesis atlantoaJial. ;al ini dapat di$apai
dengan fiksasi dalam'luar.
10
7/24/2019 Sk2 Emergency 22222
http://slidepdf.com/reader/full/sk2-emergency-22222 11/18
Menunda untuk dilakukan interensi bedah diindikasikan pada keadaan kerusakan
ossi$ular (tulang pendengaran) akibat fraktur basis $ranii jenis longitudinal pada os
temporal.
<ssi$uloplasty mungkin diperlukan jika kehilangan berlangsung selama lebih dari * bulan atau
jikamembrane timpani tidak sembuh sendiri. "ndikasi lain adalah terjadinya kebo$oranS yang persisten setelah fraktur basis $ranii. ;al ini memerlukan se$ara tepat lokasi
kebo$oran sebelum interensi bedah dilakukan.
2.. Menjelaskan komplikasi fraktur basis $ranii.
&isiko infeksi tidak tinggi, bahkan tanpa antibiotik, terutama yang disertai dengan rhinorrhea.
a$ial palsy dan gangguan ossi$ular yang berhubungan dengan fraktur basis
$raniidibahas di bagian klinis. Famun, terutama, fa$ial palsy yang terjadi pada hari ke
2'* pas$a traumaadalah akibat sekunder untuk neurapraJia dari nerus $ranialis K"" dan
responsif terhadap steroid,dengan prognosis yang baik. <nset fa$ila palsy se$ara tibatiba pada saat bersamaan terjadinya frakturbiasanya akibat skunder dari transeksi
nerus, dengan prognosis buruk.
Ferus $ranialis lain mungkin juga terlibat dalam fraktur basis $ranii. raktur pada
ujungpertosus os temporale mungkin melibatkan ganglion gasserian. edera nerus
$ranialis K" yangterisolasi bukanlah akibat langsung dari fraktur, tapi mungkin akibat
skunder karena terjadinyaketegangan pada nerus.
Ferus kranialis (">, >, >",dan >"") dapat terlibat dalam fraktur $ondylaros oksipital,
seperti yang dijelaskan sebelumnya dalam Kernet dan sindrom ollet'Si$ard(*ide
supra). raktur os sphenoidalis dapat mempengaruhi nerus $ranialis """, "K,dan K" dan
juga
dapat mengganggu arteri karotis interna dan berpotensi menghasilkan
pembentukanpseudoaneurysma dan fistula $aroti$o$aernous (jika melibatkan struktur
ena). $edera $arotiddiduga terdapat pada kasus kasus dimana fraktur berjalan melalui
kanal karotid, dalam hal ini, T'angiografidianjurkan.
*. Memahami dan mempelajari trias $ushing.
*.1. Menjelaskan trias $ushing.
Trias $ushing merupakan kumpulan gejala yang diakibatkan oleh meningkatnya tekanan
intrakranial.
• ;ipertensi
•!radikardi
• /epresi pernapasan
Tekananintrakranialpadaumumnya bertambah se$ara berangsur'angsur. Setelah $edera kepala,
timbulnya edema memerlukan aktu * sampai 5: jam untuk men$apai maksimum.
eningkatan tekanan intrakranial sampai ** mm;g mengurangi aliran darah otak se$ara
bermakna."skemia yang timbul merangsang pusat motor, dan tekanan darah sistemik
meningkat, &angsangan pada pusat inhibisi jantung mengakibatkan bradikardia dan
pernapasan menjadi lambat.Mekanisme kompensasi ini, dikenal sebagai refleks
ushing, membantu mempertahankan aliran darah otak.#kan tetapi, menurunnya
pernapasan mengakibatkan retensi o2 dan mengakibatkan asodilatasi otak yang
membantu menaikkan tekananan intrakranial.
5. Memahami dan mempelajari perdarahan intrakranial.
11
7/24/2019 Sk2 Emergency 22222
http://slidepdf.com/reader/full/sk2-emergency-22222 12/18
5.1 Menjelaskan definisi perdarahan intrakranial.
erdarahan intrakranial adalah perdarahan ( patologis) yang terjadi di dalam kranium,
yang mungkin ekstradural, subdural, subaraknoid, atau serebral (parenkimatosa).
erdarahan intrakranial dapat terjadi pada semua umur dan juga akibat trauma kepala
seperti kapitis,tumor otak dan lain'lain.:'1*G "; menjadi penyebab terjadinya stroke dan kelainan dengan spe$trum yang
luas. !ila dibandingkan dengan stroke iskemik atau perdarahan subaraknoid, ";
umumnya lebih banyak mengakibatkan kematian atau $a$at mayor. "; yang disertai
dengan edema akan mengganggu atau mengkompresi jaringan otak sekitarnya,
menyebabkan disfungsi neurologis. erpindahan substansi parenkim otak dapat
menyebabkan peningkatan " dan sindrom herniasi yang berpotensi fatal.
5.2. Menjelaskan etiologi perdarahan intrakranial.
enyebab perdarahan dalam otak yang non hipertensi antara lain+' 8elainan pembuluh darah yang ke$il seperti angioma, biasanya lokasi
perdarahannya lobar. Dmumnya terjadi pada usia muda. %okasi perdarahan biasanya
superfisial.
' <bat'obat symptomatik. erdarahan dalam otak berhubungan dengan penggunaan
amphetamine. enggunaan obat ini kebanyakan se$ara intra ena, juga dilaporkan
dengan intra nasal atau oral. %okasi perdarahan kebanyakan luas. Afeknya karena
tekanan darah meninggi (40G dari kasus) atau perubahan histologis pembuluh darah
seperti arteritis, mirip, periarteritis nodosa. "ni oleh karena efek toksik dari obat
tersebut. ada angiography dijumpai multiple area dari fokal arteri stenosis atau
konstriksi dengan ukuran sedang pada arteri besar intra kranial. "ni bersifat reersible
dan akan hilang dengan berhentinya penyalah gunaan obat ini.
' erebral amyloid angiopathy atau $ongophili$ angiopathy merupakan bentuk
yang unik dan pada angiography khas adanya penumpukan-deposit amyloid pada bagian
media dan adentitia dengan ukuran sedang dan ke$il dari arteri $orti$al dan
leptomeningeal. /eposit pada dinding arteri $enderung menyebabkan penyumbatan
pada lumen arteri karena penebalan dasar membran, fragmentasi dari lamina interna
elastik dan hilangnya sel'sel endothel. uga terjadi nekrosis fibrinoid pada pembuluh
darah. 8eadaan ini tidak berhubungan dengan amyloidosis as$ular sistemik. erebral
amyloid angiopathy berhubungan dengan dementia senilis yang progressie. !iasanya
terjadi pada usia yang lebih lanjut dan jarang berhubungan dengan hipertensi.
12
7/24/2019 Sk2 Emergency 22222
http://slidepdf.com/reader/full/sk2-emergency-22222 13/18
' Tumor intrakranial (jarang terjadi perdarahan pada tumor otakI dijumpai sekitar '
10G). 9ang paling sering menimbulkan perdarahan yaitu tumor ganas, baik primer
ataupun metastaseI jarang pada meningioma atau oligodendroma. Tumor ganas primer
pada otak yang paling sering menimbulkan perdarahan yaitu glioblastoma multiform,
lokasi perdarahan umumnya deep $orti$al seperti basal ganglia, $orpus $allosum. Tumor metastase yang paling sering menimbulkan perdarahan yaitu tumor sel germinal, sekitar
0G dan lokasi perdarahan umumnya su$orti$al.
' #nti koagulan. emakaian obat oral antikoagulan yang lama dengan arfarin
sering menyebabkan perdarahan otakI dijumpai sekitar G dari kasus. &esiko terjadinya
perdarahan dengan pemakaian antikoagulan oral dalam jangka panjang, :'11 kali
dibandingkan dengan yang tidak menggunakan obat tersebut pada usia yang sama.
%okasi perdarahan paling sering pada serebellum. Mekanisme terjadinya perdarahan ini
masih belum diketahui.
' #gen fibrinolitik. "ni termasuk Streptokinase, Drokinase dan tissue type
plasminogen aktiator (t#) yang digunakan dalam pengobatan $oronary, arteri dan
enous trombosis. 8emampuan obat'obat ini yaitu menghan$urkan klot dan relatif menurunkan tingkatan sistemik hipofibrinogenemia, sehingga sangat ideal dalam
pengobatan trombosis akut. 8omplikasi utama, alaupun jarang, adalah perdarahan
intraserebral. /ijumpai 0,5G'1,*G penderita dengan miokard infark yang diobati
dengan t#. erdarahan yang $enderung terjadi setelah pemberian t# 50G seaktu
dalam pemberian infus, 24G terjadai dalam 25 jam setelah pemberian. @0'0G lokasi
perdarahan lobar, *0G perdarahannya multiple dan mortality 50'4G. Mekanisme
terjadinya perdarahan ini masih belum diketahui.
' Kaskulitis. Kaskulitis serebri dapat menyebabkan penyumbatan arteri dan infark
serebri, serta jarang menimbulkan perdarahan intraserebral. roses radang umumnya
terjadi dalam lapisan media dan adentitia, serta pada pembuluh darah arteri dan ena
dengan ukuran ke$il dan sedang. !iasanya berhubungan dengan pembentukan
mikroaneurysma. 3ejalanya sakit kepala kronis, penurunan kesadaran atau kognitif
yang progresif, kejang'kejang, infark serebri yang re$urrent. /iagnosanya berupa
limpositik S pleo$ytosis dengan protein yang tinggi. %okasi perdarahan umumnya
lobar.
5.*. Menjelaskan klasifikasi perdarahan intrakranial.
!erdasarkan $edera kepala di area intrakranial.
Menurut (Tobing, 2011) yang diklasifikasikan menjadi $edera otak fokal dan $edera otak difus.
• edera otak fokal yang meliputi +
erdarahan epidural atau epidural hematoma (A/;)Apidural hematom (A/;) adalah adanya darah di ruang epidural yitu ruang potensial antara
tabula interna tulang tengkorak dan durameter. Apidural hematom dapat menimbulkan
penurunan kesadaran adanya interal lusid selama beberapa jam dan kemudian terjadi
defisit neorologis berupa hemiparesis kontralateral dan gelatasi pupil itsilateral. 3ejala
lain yang ditimbulkan antara lain sakit kepala, muntah, kejang dan hemiparesis.
erdarahan subdural akut atau subdural hematom (S/;) akut.
erdarahan subdural akut adalah terkumpulnya darah di ruang subdural yang terjadi akut ('*
hari).erdarahan ini terjadi akibat robeknya ena'ena ke$il dipermukaan korteks
$erebri.erdarahan subdural biasanya menutupi seluruh hemisfir otak.!iasanya
kerusakan otak dibaahnya lebih berat dan prognosisnya jauh lebih buruk dibanding
pada perdarahan epidural.
13
7/24/2019 Sk2 Emergency 22222
http://slidepdf.com/reader/full/sk2-emergency-22222 14/18
erdarahan subdural kronik atau S/; kronik
Subdural hematom kronik adalah terkumpulnya darah diruang subdural lebih dari * minggu
setelah trauma.Subdural hematom kronik diaali dari S/; akut dengan jumlah darah
yang sedikit. /arah di ruang subdural akan memi$u terjadinya inflamasi sehingga akan
terbentuk bekuan darah atau $lot yang bersifat tamponade. /alam beberapa hari akanterjadi infasi fibroblast ke dalam $lot dan membentuk noumembran pada lapisan dalam
(korteks) dan lapisan luar (durameter). embentukan neomembran tersebut akan di ikuti
dengan pembentukan kapiler baru dan terjadi fibrinolitik sehingga terjadi proses
degradasi atau likoefaksi bekuan darah sehingga terakumulasinya $airan hipertonis yang
dilapisi membran semi permeabel. ika keadaan ini terjadi maka akan menarik likuor
diluar membran masuk kedalam membran sehingga $airan subdural bertambah banyak.
3ejala klinis yang dapat ditimbulkan oleh S/; kronis antara lain sakit kepala, bingung,
kesulitan berbahasa dan gejala yang menyerupai T"# (transient is$hemi$
atta$k).disamping itu dapat terjadi defisit neorologi yang berfariasi seperti kelemahan
otorik dan kejang
erdarahan intra $erebral atau intra$erebral hematom (";)
"ntra $erebral hematom adalah area perdarahan yang homogen dan konfluen yang terdapat
didalam parenkim otak. "ntra $erebral hematom bukan disebabkan oleh benturan antara
parenkim otak dengan tulang tengkorak, tetapi disebabkan oleh gaya akselerasi dan
deselerasi akibat trauma yang menyebabkan pe$ahnya pembuluh darah yang terletak
lebih dalam, yaitu di parenkim otak atau pembuluh darah kortikal dan subkortikal.
3ejala klinis yang ditimbulkan oleh "; antara lain adanya penurunan kesadaran.
/erajat penurunan kesadarannya dipengaruhi oleh mekanisme dan energi dari trauma
yang dialami.
erdarahan subarahnoit traumatika (S#;)
erdarahan subarahnoit diakibatkan oleh pe$ahnya pembuluh darah kortikal baik arteri maupunena dalam jumlah tertentu akibat trauma dapat memasuki ruang subarahnoit dan
disebut sebagai perdarahan subarahnoit (S#).%uasnya S# menggambarkan luasnya
kerusakan pembuluh darah, juga menggambarkan burukna prognosa. S# yang luas
akan memi$u terjadinya asospasme pembuluh darah dan menyebabkan iskemia akut
luas dengan manifestasi edema $erebri.
• ederaotakdifusmenurut (Sadea, 2011)
Terjadinya $edera kepala difus disebabkan karena gaya akselerasi dan deselarasi gaya rotasi
dan translasi yang menyebabkan bergesernya parenkim otak dari permukaan terhadap
parenkim yang sebelah dalam. Maka $edera kepala difus dikelompokkan menjadi +
edera akson difus (difuse aksonal injury) /#"
/ifus aJonal injury adalah keadaan dimana serabut subkortikal yang menghubungkan inti permukaan otak dengan inti profunda otak (serabut proyeksi), maupun serabut yang
menghubungkan inti'inti dalam satu hemisfer (asosiasi) dan serabut yang
menghbungkan inti'inti permukaan kedua hemisfer (komisura) mengalami kerusakan.
8erusakan sejenis ini lebih disebabkan karena gaya rotasi antara initi profunda dengan
inti permukaan .
8ontsuio $erebri
8ontusio $erebri adalah kerusakan parenkimal otak yang disebabkan karena efek gaya
akselerasi dan deselerasi. Mekanisme lain yang menjadi penyebab kontosio $erebri
adalah adanya gaya $oup dan $ounter$oup, dimana hal tersebut menunjukkan besarnya
gaya yang sanggup merusak struktur parenkim otak yang terlindung begitu kuat oleh
tulang dan $airan otak yang begitu kompak. %okasi kontusio yang begitu khas adalah
14
7/24/2019 Sk2 Emergency 22222
http://slidepdf.com/reader/full/sk2-emergency-22222 15/18
kerusakan jaringan parenkim otak yang berlaanan dengan arah datangnya gaya yang
mengenai kepala.
Adema $erebri
Adema $erebri terjadi karena gangguan askuler akibat trauma kepala.ada edema $erebri tidak
tampak adanya kerusakan parenkim otak namun terlihat pendorongan hebat pada daerahyang mengalami edema.Adema otak bilateral lebih disebabkan karena episode hipoksia
yang umumnya dikarenakan adanya renjatan hipoolemik.
"skemia $erebri
"skemia $erebri terjadi karena suplai aliran darah ke bagian otak berkurang atau
terhenti.8ejadian iskemia $erebri berlangsung lama (kronik progresif) dan disebabkan
karena penyakit degeneratif pembuluh darah otak.
5.5. Menjelaskan patofisiologi perdarahan intrakranial.
#erdarahan epidural (
;ematom epidural terjadi karena $edera kepala benda tumpul dan dalam aktu yang lambat,
seperti jatuh atau tertimpa sesuatu, dan ini hampir selalu berhubungan dengan fraktur
$ranial linier.ada kebanyakan pasien, perdarahan terjadi pada arteri meningeal tengah,
ena atau keduanya.embuluh darah meningeal tengah $edera ketikaterjadi garis fraktur
meleati lekukan minengeal pada sBuama temporal.
#erdarahansu"dural (
Kena $orti$al menuju dura atau sinus dural pe$ahdan mengalami memar atau laserasi, adalah
lokasi umum terjadinya perdarahan.;al ini sangat berhubungan dengan $omtusio
serebral dan oedem otak. T S$an menunjukkan effe$t massa dan pergeseran garis
tengah dalam eJsess dari ketebalan hematom yamg berhubungan dengan trauma otak.
5.4. Menjelaskan manifestasi klinis perdarahan intrakranial.#erdarahan epidural (
- "nteral lusid (interal bebas)
Setelah periode pendek ketidaksadaran, ada interal lu$id yang diikuti dengan perkembangan
yang merugikan pada kesadaran dan hemisphere $ontralateral.%ebih dari 40G pasien
tidak ditemukan adanya interal lu$id, dan ketidaksadaran yang terjadi dari saat
terjadinya $edera.Sakit kepala yang sangat sakit biasa terjadi, karena terbukanya jalan
dura dari bagian dalam $ranium, dan biasanya progresif bila terdapat interal
lu$id."nteral lu$id dapat terjadi pada kerusakan parenkimal yang minimal."nteral ini
menggambarkan aktu yang lalu antara ketidak sadaran yang pertama diderita karena
trauma dan dimulainya keka$auan pada dien$ephali$ karena herniasi
transtentorial.anjang dari interal lu$id yang pendek memungkinkan adanya perdarahan yang dimungkinkan berasal dari arteri.
- ;emiparesis
3angguan neurologis biasanya $ollateral hemipareis, tergantung dari efek pembesaran massa
pada daerah $orti$ispinal. "psilateral hemiparesis sampai penjendalan dapat juga
menyebabkan tekanan pada $erebral kontralateral pedun$le pada permukaan tentorial.
- #nisokor pupil
9aitu pupil ipsilateral melebar. ada perjalananya, pelebaran pupil akan men$apai maksimal
dan reaksi $ahaya yang pada permulaan masih positif akan menjadi negatif. Terjadi pula
kenaikan tekanan darah dan bradikardi.pada tahap ahir, kesadaran menurun sampai
koma yang dalam, pupil kontralateral juga mengalami pelebaran sampai akhirnya kedua
pupil tidak menunjukkan reaksi $ahaya lagi yang merupakan tanda kematian.
15
7/24/2019 Sk2 Emergency 22222
http://slidepdf.com/reader/full/sk2-emergency-22222 16/18
#erdarahansu"dural (
3ejala klinisnya sangat berariasi dari tingkat yang ringan (sakit kepala) sampai
penutunan kesadaran. 8ebanyakan kesadaran hematom subdural tidak begitu hebat
deperti kasus $edera neuronal primer, ke$uali bila ada effek massa atau lesi
lainnya.3ejala yang timbul tidak khas dan meruoakan manisfestasi dari peninggiantekanan intrakranial seperti + sakit kepala, mual, muntah, ertigo, papil edema, diplopia
akibat kelumpuhan n. """, epilepsi, anisokor pupil, dan defisit neurologis lainnya.kadang
kala yang riayat traumanya tidak jelas, sering diduga tumor otak.
5.. Menjelaskan diagnosis perdarahan intrakranial.
emeriksaan penunjang
%eel hematokrit, kimia, dan profil koagulasi (termasuk hitung trombosit) penting dalam
penilaian pasien dengan perdarahan epidural, baik spontan maupun trauma.
edera kepala berat dapat menyebabkan pelepasan tromboplastin jaringan, yang
mengakibatkan /". engetahuan utama akan koagulopati dibutuhkan jika pembedahan
akan dilakukan. ika dibutuhkan, faktor'faktor yang tepat diberikan pre'operatif dan
intra'operatif. ada orang deasa, perdarahan epidural jarang menyebabkan penurunan yang signifikan
pada leel hematokrit dalam rongga kranium kaku. ada bayi, yang olume darahnya
terbatas, perdarahan epidural dalam kranium meluas dengan sutura terbuka yang
menyebabkan kehilangan darah yang berarti.erdarahan yang demikian mengakibatkan
ketidakstabilan hemodinamikI karenanya dibutuhkan pengaasan berhati'hati dan
sering terhadap leel hematokrit.
en$itraan
• &adiografi
o &adiografi kranium selalu mengungkap fraktur menyilang
bayangan askular $abang arteri meningea media. raktur oksipital, frontal atau erteJ juga mungkin diamati.
o 8emun$ulan sebuah fraktur tidak selalu menjamin adanya
perdarahan epidural. Famun, N 0G kasus perdarahan epidural berhubungan dengan
fraktur kranium. ada anak'anak, jumlah ini berkurang karena ke$a$atan kranium yang
lebih besar.
• T's$an
o T's$an merupakan metode yang paling akurat dan sensitif dalam
mendiagnosa perdarahan epidural akut. Temuan ini khas. &uang yang ditempati
perdarahan epidural dibatasi oleh perlekatan dura ke skema bagian dalam kranium,
khususnya pada garis sutura, memberi tampilan lentikular atau bikoneks. ;idrosefalus
mungkin mun$ul pada pasien dengan perdarahan epidural fossa posterior yang besar mendesak efek massa dan menghambat entrikel keempat.
o S tidak biasanya menyatu dengan perdarahan epiduralI karena
itu hematom kurang densitasnya dan homogen. 8uantitas hemoglobin dalam hematom
menentukan jumlah radiasi yang diserap.
o Tanda densitas hematom dibandingkan dengan perubahan
parenkim otak dari aktu ke aktu setelah $edera. ase akut memperlihatkan
hiperdensitas (yaitu tanda terang pada T's$an). ;ematom kemudian menjadi
isodensitas dalam 2'5 minggu, lalu menjadi hipodensitas (yaitu tanda gelap) setelahnya.
/arah hiperakut mungkin diamati sebagai isodensitas atau area densitas'rendah, yang
mungkin mengindikasikan perdarahan yang sedang berlangsung atau leel hemoglobin
serum yang rendah.
16
7/24/2019 Sk2 Emergency 22222
http://slidepdf.com/reader/full/sk2-emergency-22222 17/18
o #rea lain yang kurang sering terlibat adalah erteJ, sebuah area
dimana konfirmasi diagnosis T's$an mungkin sulit. erdarahan epidural erteJ dapat
disalahtafsirkan sebagai artefak dalam potongan T's$an aksial tradisional. !ahkan
ketika terdeteksi dengan benar, olume dan efek massa dapat dengan mudah
disalahartikan. ada beberapa kasus, rekonstruksi $oronal dan sagital dapat digunakanuntuk mengealuasi hematom pada lempengan $oronal.
o 8ira'kira 10'14G kasus perdarahan epidural berhubungan dengan
lesi intrakranial lainnya. %esi'lesi ini termasuk perdarahan subdural, kontusio serebral,
dan hematom intraserebral.
3ambar 1. erdarahan epidural 3ambar 2. erdarahan subdural
M&" + perdarahan akut pada M&" terlihat isointense, menjadikan $ara ini kurang tepat untuk
mendeteksi perdarahan pada trauma akut. Afek massa, bagaimanapun, dapat diamati
ketika meluas.
5.@. Menjelaskan tatalaksana perdarahan intrakranial.
Terapi <bat'obatan
engobatan perdarahan epidural bergantung pada berbagai faktor. Afek yang kurang baik
pada jaringan otak terutama dari efek massa yang menyebabkan distorsi struktural,
herniasi otak yang mengan$am'jia, dan peningkatan tekanan intrakranial.
/ua pilihan pengobatan pada pasien ini adalah (1) interensi bedah segera dan (2)
pengamatan klinis ketat, di aal dan se$ara konseratif dengan eakuasi tertunda yang
memungkinkan.atatan baha perdarahan epidural $enderung meluas dalam hal
olume lebih $epat dibandingkan dengan perdarahan subdural, dan pasien
membutuhkan pengamatan yang sangat ketat jika diambil rute konseratif.
Tidak semua kasus perdarahan epidural akut membutuhkan eakuasi bedah segera.ika
lesinya ke$il dan pasien berada pada kondisi neurologis yang baik, mengamati pasien
dengan pemeriksaan neurologis berkala $ukup masuk akal.
Meskipun manajemen konseratif sering ditinggalkan dibandingkan dengan penilaian
klinis, publikasi terbaru 63uidelines for the Surgical Management of Traumatic Brain
Injury7 merekomendasikan baha pasien yang memperlihatkan perdarahan epidural E
*0 ml, E 14 mm tebalnya, dan E 4 mm midline shift , tanpa defisit neurologis fokal dan
3S N : dapat ditangani se$ara non'operatif. Scanning follo'up dini harus digunakan
untukmenilai meningkatnya ukuran hematom nantinya sebelum terjadi
perburukan.Terbentuknya perdarahan epidural terhambat telah dilaporkan.ika
17
7/24/2019 Sk2 Emergency 22222
http://slidepdf.com/reader/full/sk2-emergency-22222 18/18
meningkatnya ukuran dengan $epat ter$atat dan-atau pasien memperlihatkan anisokoria
atau defisit neurologis, maka pembedahan harus diindikasikan.Ambolisasi arteri
meningea media telah diuraikan pada stadium aal perdarahan epidural, khususnya
ketika pearnaan ekstraasasi angiografis telah diamati.
8etika mengobati pasien dengan perdarahan epidural spontan, proses penyakit primer yang mendasarinya harus dialamatkan sebagai tambahan prinsip fundamental yang telah
didiskusikan diatas.
)erapi Bedah
!erdasarkan pada 6Guidelines for the Management of Traumatic Brain Injury6,
perdarahan epidural dengan olume N *0 ml, harus dilakukan interensi bedah, tanpa
mempertimbangkan 3S. 8riteria ini menjadi sangat penting ketika perdarahan
epidural memperlihatkan ketebalan 14 mm atau lebih, dan pergeseran dari garis tengah
diatas 4 mm. 8ebanyakan pasien dengan perdarahan epidural seperti itu mengalami
perburukan status kesadaran dan-atau memperlihatkan tanda'tanda lateralisasi.
%okasi juga merupakan faktor penting dalam menentukan pembedahan.;ematom
temporal, jika $ukup besar atau meluas, dapat mengarah pada herniasi uncal dan perburukan lebih $epat.erdarahan epidural pada fossa posterior yang sering
berhubungan dengan gangguan sinus enosus lateralis, sering membutuhkan eakuasi
yang tepat karena ruang yang tersedia terbatas dibandingkan dengan ruang
supratentorial.
Sebelum adanya T's$an, pengeboran eksplorasi $urholes merupakan hal yang biasa,
khususnya ketika pasien memperlihatkan tanda'tanda lateralisasi atau perburukan yang
$epat.Saat ini, dengan teknik s$an'$epat, eksplorasi jenis ini jarang dibutuhkan.
Saat ini, pengeboran eksplorasi $urholes disediakan bagi pasien berikut ini +
• asien dengan tanda'tanda lokalisasi menetap dan bukti klinis hipertensi
intrakranial yang tidak mampu mentolerir T's$an karena instabilitas hemodinamik
yang berat.
• asien yang menuntut interensi bedah segera untuk $edera sistemiknya.
5.:. Menjelaskan komplikasi perdarahan intrakranial.
8ebanyakan dari komplikasi perdarahan epidural mun$ul ketika tekanan yang mereka
kerahkan mengakibatkan pergeseran otak yang berarti.8etika otak menjadi subyek
herniasi su$falcine, arteri serebral anterior dan posterior mungkin tersumbat,
menyebabkan infark serebral.;erniasi kebaah batang otak menyebabkan perdarahan
/uret dalam batang otak, paling sering di pons.;erniasi transtentorial menyebabkan
palsy nerus """ kranialis ipsilateral, yang seringnya membutuhkan berbulan'bulan
untuk beresolusi sekali tekanan dilepaskan. alsy nerus """ kranialis bermanifestasisebagai ptosis, dilatasi pupil, dan ketidakmampuan menggerakkan mata ke arah medial,
atas, dan baah.ada anak'anak E * tahun, fraktur kranium dapat menyebabkan kista
leptomeningeal atau fraktur bertumbuh.8ista ini diyakini mun$ul ketika pulsasi dan
pertumbuhan otak tidak mengijinkan fraktur untuk sembuh, lalu menambah robek dura
dan batas fraktur membesar. asien dengan kista leptomeningeal
biasanyamemperlihatkanmassa scalp pulsatil.
18