Upload
anisa-fazrin
View
42
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
skenario 1 KV
Citation preview
KARDIOVASKULAR | SKE 1 - HIPERTENSI 1
Nama : Anisa Fazrin
NPM : 1102013031
1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Jantung Normal
1.1. Makroskopis
Letak jantung : dalam rongga dada Tepatnya adalah di atas diafragma.
Berdasarkan letak anatomi, organ jantung terdapat dalam cavum thorax diantara kedua paru dextra
dan sinistra yang disebut dengan ruang mediastinum, tepatnya pada mediastinum media.
Berat : berkisar 250-300 gram dan ukuran jantung adalah sebesar kepalan tangan. Bentuknya
seperti piramid, berkontraksi secara teratur.
Permukaan luar jantung mempunyai 3 facies :
1. Facies Sternocostalis : berhubungan dengan sternum dan costa
2. Facies Diaphragmatica : dengan diaphragma ( inferior )
3. Facies Posterior : dengan basis cordis ( posterior )
Jantung dibungkus oleh jaringan ikat yang disebut pericardium. Pericardium terdiri dari:
1. Pericardium bagian luar disebut lapisan fibrosa, merupakan jaringan ikat kuat dan padat yang
melekat pada diaphragma pada ”Centrum tendineum”.
2. Lapisan bagian dalamnya disebut sebagai lapisan serosa. Pericardium lapisan serosa terbagi
atas dua lapisan:
a. Lamina parietalis, lapisan serosa yang melekat pada bagian dalam lapisan fibrosa yang
menuju basis cordis dan menutupi alat-alat : Aorta ascendens, vena cava superior, trunkus
pulmonalis, dan vena-vena pulmonalis.
b. Lamina visceralis perikardium serosa adalah lapisan yang langsung menutupi otot jantung
disebut juga epikardium.
Diantara lapisan pericardium parietalis dan visceralis terdapat ruangan yang disebut cavum
pericardii.
Jantung dapat dibedakan dua bagian sebagai berikut:
Bagian bawah disebut apex cordis: berbentuk kerucut menunjuk ke arah kiri – depan bawah
Bagian atas disebut basis cordis: menunjuk ke arah kanan belakang atas.
Ruang-Ruang Jantung
Jantung terdiri dari beberapa ruang jantung yaitu atrium dan ventrikel yang masing-masing dari
ruang jantung tersebut dibagi menjadi dua yaitu atrium dextra dan atrium sinistra dan dua buah
ruangan bilik yaitu ventricel dextra dan ventricel sinistra. Antara kedua atrium dibatasi oleh sekat
yang dinamakan septum atriorum, dan di antara kedua ventrikel dinamakan septum
interventrikulorum.
KARDIOVASKULAR | SKE 1 - HIPERTENSI 2
1) Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan (reservoir) darah yang rendah oksigen dari seluruh
tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena kava superior, vena kava inferior, serta sinus
koronarius yang berasal dari jantung sendiri. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan dan
selanjutnya ke paru. Katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan dari ventrikel kanan.
2) Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena pulmonalis.
Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri dan selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta. Atrium
kiri menerima darah beroksigen dari paru-paru melalui vena paru-paru. Sebagai kontraksi dipicu
oleh node sinoatrial kemajuan melalui atrium, darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri
3) Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru-paru melalui arteri
pulmonalis. Ventrikel kanan menerima darah de-oksigen sebagai kontrak atrium kanan. Katup paru
menuju ke arteri paru tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah
ventrikel penuh, mereka kontrak. Sebagai kontrak ventrikel kanan, menutup katup trikuspid dan
katup paru terbuka. Penutupan katup trikuspid mencegah darah dari dukungan ke atrium kanan dan
pembukaan katup paru memungkinkan darah mengalir ke arteri pulmonalis menuju paru-paru.
4) Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta.
Ventrikel kiri menerima darah yang mengandung oksigen dari atrium kiri. Darah melewati katup
mitral ke ventrikel kiri.
Bagian Katup Jantung
Valvula tricuspidalis adalah katup jantung yang terdapat antara atrium dan ventrikel dextra yang
terdiri dari:
1. cuspis anterior
2. cuspis posterior
3. cuspis septal
Valvula bicuspidalis atau katup mitral yang terdapat antara atrium dan ventrikel sinistra yang terdiri
dari:
1. cuspis anterior
2. cuspis posterior
Vaskularisasi Jantung
Aorta Ascendens setelah keluar dari ventrikel kiri pada bagian pangkal, di atas katup semilunaris
aorta mempercabangkan dua buah pembuluh darah untuk mendarahi otot jantung.
Pada permukaan jantung terdapat tiga buah alur ( sulcus ) :
1. Sulcus coronarius : melingkari seluruh permukaan luar jantung, membagi jantung atas dua
bagian atrium dan ventricel. Pada alur tersebut dapat berjalan alat – alat sebagai berikut: A.
Coronaria sinistra dan dextra, sinus coronarius, vena cordis parva.
KARDIOVASKULAR | SKE 1 - HIPERTENSI 3
2. Sulcus interventricularis anterior : pada alur ini berjalan A. Interventricularis anterior dikenal
dengan rami descendens anterior, cabang dari A. Coronaria sinistra dan vena cordis magna.
Sulcus ini memisahkan ventricel dextra dan sinistra.
3. Sulcus interventricular posterior: pada alur ini berjalan A. Interventricularis posterior dikenal
dengan rami descendens posterior cabang dari A. Coronaria dextra dan vena cordis media.
Cabang – cabang arteria coronaria sebagai berikut:
1. Arteria coronaria dextra dengan cabang:
i. Arteri marginalis untuk mendarahi atrium dan ventricel dextra
ii. Arteri interventrikularis posterior untuk mendarahi kedua dinding belakang ventrikel,
epicardium, atrium dextra, dan SA node.
2. Arteria coronaria sinistra mempercabangkan dua buah yaitu :
i. A. Interventrikulris anterior ( rami descendens anterior ) mendarahi bagian anterior ventricel dextra
dan sinistra dan arteria marginalis sinistra untuk samping atas ventrikel sinistra.
ii. A, circumfleksus mendarahi bagian belakang bawah ventrikel sinistra, atrium sinistra.
Sistem vena pada jantung :
Sinus Coronarius : tempat muara dari vena – vena jantung, yaitu:
1. vena cordis magna
2. vena cordis parva
3. vena cordis media
4. vena cordis obliq
Tetapi ada vena jantung yang langsung bermuara ke atrium dextra, yaitu:
1. vena cordis anterior
2. vena cordis minima ( THEBESI )
Sirkulasi sistemik
1. Dimulai dari aliran darah yang telah mengandung oksigen dipompakan dari jantung ( ventrikel
sinistra ) → aorta ascendens → arcus aorta → melalui cabang – cabang arteria sedang → pembuluh
darah kecil sampai ke atriole → untuk di bawa ke seluruh jaringan tubuh melepaskan oksigen.
Selanjutnya darah dikembalikan melalui kapiler vena → sistem vena kecil/sedang → vena besar.
Darah yang mengandung karbondioksida dikumpulkan melalui vena cava superior dan inferior →
masuk ke jantung pada atrium dextra → ventrikel dextra dilanjutkan dengan sirkulasi sisyem
pulmonal.
2. Sirkulasi pulmonal
Darah yang mengandung karbondioksida masuk lagi ke jantung → dimulai dari ventrikel dextra →
truncus pulmonalis → arteria pulmonalis dextra dan sinistra → paru → masuk oksigen. Melalui
vena pulmonalis → dilanjutkan kembali ke jantung (atrium sinistra) → ventrikel sinistra →
dilanjutkan kembali sirkulasi sistemik.
Circulus Artriosus Cerebri ( WILLISI ) :
Anastomosis yang terjadi pada pembuluh darah cabang-cabang A.Carotis Interna ( dextra dan
sinistra ) dengan cabang A. Basillaris ( dari A.Vertebralis cabang A.Subclavia ) membentuk
lingkaran ( Circulus ) pada basis cranii.
Persarafan Jantung :
KARDIOVASKULAR | SKE 1 - HIPERTENSI 4
Jantung dapat dipersarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf simpatis berasal dari ganglion
cervicalis membentuk nervus cardiacus thoracus. Saraf parasimpatis berasal dari nervus vagus
dengan membentuk plexus cardiacus.
Fungsi saraf simpatis adalah untuk memperkuat kontraksi otot jantung dan vasodilatasi arteri
coronaria. Fungsi saraf parasimpatis adalah untuk memperlemah kontraksi otot jantung dan
vasokontriksi pada arteri coronaria.
1.2. Mikroskopis
Endokardium
Terdiri dari lapisan endokardium dan subendokardium. Pada ventrikel di bagian sub endokardium
terdapat serat purkinje yang bergaris tengah lebih besar dibandingkan serat otot jantung biasa dan
relatif mengandung lebih banyak sarkoplasma. Dan di atrium terdapat jaringan elastiko muskulosa.
Permukaannya diliputi endotel yang bersinambung dengan endotel buluh darah yang masuk dan
keluar jantung. Lebih ke dalam terdapat lapisan yang lebih kuat mengandung banyak serat elastin
dan serat polos. Pada atrium lapisan endokardiumnya lebih tebal dari pada ventrikel.
Miokardium
Terdiri atas otot jantung yang ketebalannya beragam pada tempat yang berbeda, yang paling tipis
terdapat pada kedua atrium dan yang paling tebal terdapat pada ventrikel sinistra. Di dalam atrium
serat otot cenderung bersusun dalam berkas yang membentuk jala – jala. Di permukaan dalam,
berkas – berkas otot menonjol membentuk banyak rabung tak beraturan disebut muskulus
pektinatus di dalam bagian aurikula atrium. Di dalam ventrikel, lembaran otot tersusun dua lapis,
permukaan dan dalam. Lapis permukaan berjalan spiral dari dasar ventrikel ke apeks, tempat
mereka masuk ke dalam untuk berakhir di dalam muskulus papillaris.
Epikardium
Selubung luarnya (disebut juga perikardium viseral) berupa suatu membran serosa. Permukaan
luarnya diliputi selapis sel mesotel. Di bawah mesotel terdapat lapisan tipis jaringan ikat yang
mengandung banyak serat elastin. Suatu lapisan subperikardial terdiri atas jaringan ikat longgar
mengandung buluh darah, banyak elemen saraf, dan lemak, menyatukan epikardium dengan
miokardium.
Atrium Jantung
KARDIOVASKULAR | SKE 1 - HIPERTENSI 5
Endokardium atrium lebih tebal dari endokardium ventrikel. Endokardium atrium terdiri atas tiga
lapisan, yaitu:
1. Selapis sel endotel yang merupakan epitel selapis gepeng yang terletak paling dalam
2. Lapisan subendotel yang mengandung serat kolagen halus
3. Lapisan elastikmuskulosa yang mengandung banyak serat elastin dan serat otot polos
Ventrikel jantung
Dinding ventrikel lebih tebal dari dinding atrium, tetapi lapisan endokardium ventrikel lebih tipis
dari endokardium atrium. Endokardiumnya terdiri atas dua lapis, yaitu:
1. Selapis sel endotel yang merupakan epitel selapis gepeng
2. Lapisan subendotel yang mengandung serat kolagen halus
Valvula Atrioventrikulare ( Katup Jantung )
Semua katup dihubungkan dengan muskulus papilaris ventrikel oleh benang fibrosa, disebut korda
tendinea, yang mengendalikan katup saat ventrikel berkontraksi. Pada pangkal katup terdapat
jaringan penyambung padat fibrosa yang disebut annulus fibrosus yang meneruskan diri atau
bersatu dengan rangka katup.
2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Tekanan Darah
2.1. Pengaruh Pusat Kardiovaskuler Center Terhadap Tekanan Darah
Reflex Kardiovaskular
Reflex Baroreseptor
Merupakan suatu reflex yang mengontrol tekanan darah dan regulasi pada denyut jantung.
Baroreseptor atau mekanoreseptor ini sangan sensitive terhadap perubahan tekanan arteri dan
regangan arteri. Baroreseptor ini terletak di arcus aorta dan sinus carotis.
Ketika tekanan darah arteri meningkat dan meregang, reseptor ini akan dengan cepat mengirim
impulsnya ke pusat vasomotor untuk menghambat pusat vasomotor menyebabkan vasdilatasi pada
arteri dan vena dan menurunkan tekanan darah. Dilatasi pada arteri menyebabkan tahanan perifer
menurun, sedangkan dilatasi pada vena menyebabkan darah menumpuk pada vena sehingga
menghambat aliran darah balik ke jantung dan mengurangi curah jantung. Impuls baroreseptor
yang sampai ke jantung akan merangsang sistem saraf simpatis dan parasimpatis tergantung dari
perubahan tekanan yang terjadi. Jika tekanan darah arteri menurun, akan menyebabkan
vasokontriksi dan meningkatkan curah jantung sehingga tekanan darah pun meningkat.
Reflex Kemoreseptor
Reflex kemoreseptor ini dipengaruhi oleh perubahan tekanan parsial oksigen dalam arteri,
perubahan tekanan parsial karbondioksida dalam arteri , dan dipengaruhi oleh perubahan ion
hydrogen (pH). Apabila dalam suatu kondisi tekanan pksigen atau PH darah turun kadarnya dalam
arteri, atau kadar karbondioksida meningkat, maka reseptor kemoreseptor yang ada di aorta dan
pembuluh-pembuluh darah besar yang ada di leher akan mengirimkan impuls nya ke pusat
vasomotor dan menyebabkan vasokonstriksi. Respon jantung terhadap stimulasi kemoreseptor ada
dua :
1.Mekanisme Reflex Primer
Bradikardi merupakan reflex primer. Bradikardi ini terjadi untuk merespon penurunan tekanan
oksigen, penurunan PH dan peningkatan tekanan karbondioksida di dalam arteri.
KARDIOVASKULAR | SKE 1 - HIPERTENSI 6
2.Mekanisme Reflex Sekunder
Reflex sekunder ini selanjut nya akan menyampaikan impulsnya ke pusat vasomotor,
sehinggameningkatkan kerja pernapasan, yang secara bersamaan denyut jantung pun juga ikut
meningkat.
2.2. Pengaruh Sistem Saraf Otonom Pada Tekanan Darah
Sistem saraf pusat mempengaruhi kerja jantung melalui saraf simpatis dan parasimpatis.
Sistem saraf simpatis yang bersifat “fight or flight ” akan meningkatkan tekanan darah. Sistem saraf
simpatis akan merangsang medulla adrenal untuk mengeluarkan norepineprin dan epineprin.
Norepineprin dan epineprin yang keluar dari ujung saraf simpatis akan berikatan dengan reseptor α
untuk menimbulkan vasokontriksi dan berikatan dengan β2 untuk menimbulkan vasodilatasi pada
pembuluh darah yang memperdarahi otot rangka. Norepinefrin dan epinefrin juga berikatan dengan
β1 untuk meningkatkan kecepatan denyut jantung
Sistem saraf parasimpatis menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah.saraf ini mengeluarkan asetylcolin
yang memperlambat kecepatan depolarisasi nodus SA sehingga menimbulkan penurunan frekuensi
denyut jantung. Contohnya adalah nervus vagus (saraf cranial yang ke -10) memperlambat frekuensi
jantung dan menurunkan kekuatan kontraksi melalui hantaran impuls ke nodus sino atrial. Saraf
simpatis dan parasimpatis pada jantung mempengaruhi 3 hal yaitu :
Kronotopik : mempengaruhi frekuensi denyut jantung
Inotropik : mempengaruhi kekuatan dari kontraktilitas otot jantung
Dromotopik : mempengaruhi kecepatan hantaran impuls pada jantung
Secara umum jantung dapat persarafan dari saraf otonom sbb
1. Saraf otonom parasimphatik yang berasal dari nervus vagus dengan membentuk plexus
cardiacus
2. Saraf otonom symphatik yang berasal dari ganglion cervicalis (superior, media, inferior)
membentuk nervus cardiacus thoracis selanjutnya memberi cabang-cabang untuk jantung
sebagai nervus cardiacus superior, nervus cardiacus media dan nervus cardiacus inferior
Fungsi saraf parasimphatic : untuk memperlemah kontraksi otot jantung dan vasokonstriksi pada
arteria coronaria
Fungsi saraf symphatik : untuk memperkuat kontraksi otot jantung dan vasodilatasi arteria
coronaria
DAERAH YANG EFEK STIMULASI EFEK STIMULAI SIMPATIS
KARDIOVASKULAR | SKE 1 - HIPERTENSI 7
TERKENA PARASIMPATIS
Nodus SA Mengurangi kecepatan depolarisasi
ke ambang; mengurangi kecepatan
denyut jantung
Meningkatkan kecepatan depolarisasi
ke ambang; meningkatkan kecepatan
denyut jantung
Nodus AV Mengurangi eksitabilitas;
meningkatkan penundaan nodus AV
Meningkatkan eksitabilitas;
menurunkan penundaan nodus AV
Jalur Hantaran
Ventrikel
Tidak ada efek Meningkatkan eksitabilitas;
mempercepat hantaran melalui berkas
His dan serat Purkinje
Otot Atrium Mengurangi kontraktilitas,
memperlemah kontraksi
Meningkatkan eksitabilitas;
memperkuat kontraksi
Otot Ventrikel Tidak ada efek Meningkatkan eksitabilitas;
memperkuat kontraksi
Medula Adrenal Tidak ada efek Mendorong sekresi epinefrin medula
adrenal, suatu hormon yang
memperkuat efek sistem saraf simpatis
pada jantung
Vena Tidak ada efek Meningkatkan aliran balik vena, yang
meningkatkan kekuatan kontraksi
jantung melalui mekanisme Frank-
Starling
Efek stimulasi parasimpatis pada jantung
Sistem parasimpatis tidak banyak berefek pada kontraksi ventrikel, karena jarangnya persarafan
parasimpatis di ventrikel jantung
Karena itu, jantung bekerja lebih “santai” dibawah pengaruh parasimpatis – organ ini berdenyut
lebih lambat, waktu antara kontraksi atrium dan ventrikel memanjang, dan kontraksi atrium lebih
lemah. Efek-efek ini sesuai karena sistem parasimpatis mengontrol kerja jantung pada situasi
tenang ketika tubuh tidak membutuhkan peningkatan curah jantung.
Sympathetic – speeds heart rate by Ca++ & I-f channel flow
Parasympathetic – slows rate by K+ efflux & Ca++ influx
Frekuensi denyut jantung
Ditentukan o/ kecepatan pelepasan impuls spontan dari simpul SA, 70 x/mnt
Pe rangsang parasimpatis mekan frekuensi jantung
Pe rangsang simpatis mekan frekuensi denyut jantung
Isi sekuncup
Besar isi sekuncup ditentukan oleh :
a. preload
b. kontraktilitas
c. afterload
2.3. Pengaruh Sirkulasi Perifer Terhadap Tekanan Darah dan Fase Siklus Jantung
Fase – fase jantung
1. Middiastol ventrikel
Selama diastol ventrikel dini, atrium juga masih berada dalam keadaan diastol, karena aliran
masuk darah yang kontinu dari sistem vena ke dalam atrium, tekanan atrium sedikit melebihi
tekanan ventrikel walaupun kedua bilik tersebut melemah, karena perbedaan tekanan ini katup
AV terbuka dan darah mengalir langsung dari atrium ke dalam ventrikel akibatnya volume
KARDIOVASKULAR | SKE 1 - HIPERTENSI 8
ventrikel meningkat bahkan sebelum atrium berkontraksi. Pada akhir diastol SA Node mencapai
ambang dan membentuk potensial aksi.
2. Depolarisasi atrium
Menimbulkan kontraksi atrium dan memeras lebih banyak darah ke ventrikel. Sehingga terjadi
peningkatan kurva tekanan atrium selama kontraksi atrium, tekanan atrium tetap sedikit lebih
tinggi dari pada tekanan ventrikel sehingga katup AV terbuka.
3. Akhir diastol ventrikel
Diastol ventrikel berakhir pada awal kontraksi. Ventrikel pada saat ini kontraksi atrium dan
pengisian ventrikel telah selesai. Volume darah di ventrikel pada akhir diastol dikenal sebagai
EDV = 135 ml.
4. Eksitasi Ventrikel
Keadaan ketika tekanan ventrikel menurun dari tekanan atrium sehingga katup AV tertutup.
5. Kontraksi ventrikel isovolumetrik
Ketika kontraksi ventrikel dimulai tekanan ventrikel segera melebihi tekanan atrium. Perbedaan
tekanannya terbalik mendorong katup AV tertutup. Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan
atrium dan katup AV telah tertutup, tekanan tersebut belum melebihi tekanan aorta untuk
membuka katup aorta dengan demikian terdapat periode waktu singkat antara penutupan katup
AV dan penutupan katup aorta sehingga ventrikel menjadi suatu bilik tertutup, karena semua
katup tertutup, tidak ada darah yang masuk ataupun keluar ventrikel.
6. Ejeksi ventrikel
Pada saat tekanan ventrikel melebihi tekanan aorta katup aorta dipaksa membuka dan darah
mulai menyemprot kurva tekanan aorta meningkat ketika darah dipaksa berpindah dari ventrikel
ke dalam aorta lebih cepat dari pada darah mengalir ke pembuluh – pembuluh yang lebih kecil di
ujung yang lain. Volume ventrikel berkurang secara drastis sewaktu darah dengan cepat
dipompa keluar.
7. Akhir sistole ventrikel
Ventrikel tidak mengosongkan diri secara sempurna dalam penyemprotan saat ejeksi ventrikel.
Jumlah darah yang tersisa di ventrikel disebut sebagai volume sistolik akhir = 65 ml. Dan
volume darah yang keluar ke aorta disebut isi sekuncup.
8. Relaksasi volume isovolumetrik
Ketika ventrikel mulai berelaksasi karena repolarisasi tekanan ventrikel di bawah tekanan aorta
dan katup aorta menutup. Penutupan katup aorta menimbulkan gangguan pada kurva tekanan
aorta. Yang dikenal sebagai takik dikrotik. Tidak ada lagi darah yang keluar dari ventrikel
selama siklus ini karena katup aorta telah tertutup. Namun katup AV belum terbuka karena
tekanan ventrikel masih lebih tinggi dari atrium dengan demikian semua katup sekali lagi
tertutup dalam waktu singkat yang disebut sebagai relaksasi ventrikel isovolumetrik.
3. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Hipertensi
KARDIOVASKULAR | SKE 1 - HIPERTENSI 9
4. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Hipertensi
Faktor-faktor risiko hipertensi antara lain :
1. Faktor genetik (tidak dapat dimodifikasi) :
a) Usia : Hipertensi umumnya berkembang antara 35 – 55 tahun.
b) Etnis : Etnis Amerika keturunan Afrika menempati risiko tertinggi terkena hipertensi.
c) Keturunan : Beberapa peneliti meyakini bahwa 30-60% kasus hipertensi adalah diturunkan secara
genetis.
2. Faktor lingkungan (dapat dimodifikasi)
a) Diet, makanan dengan kadar garam tinggi dapat meningkatkan tekanan darah seiring dengan
bertambahnya usia.
b) Obesitas/kegemukan, tekanan darah meningkat seiring dengan peningkatan berat badan.
c) Merokok, dapat meningkatkan tekanan darah dan cenderung terkena penyakit jantung koroner.
d) Kondisi penyakit lain, seperti diabetes melitus tipe 2 cenderung meningkatkan risiko peningkatan
tekanan darah 2 kali lipat.
5. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Derajat Hipertensi
Berdasarkan penyebab hipertensi, dapat diklasifikasikan sebagai :
1. Hipertensi primer
Suatu peningkatan persisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol
homeostatik normal. Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup + 90% dari kasus
hipertensi. Hipertensi ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti faktor keturunan, pola
hidup yang tidak seimbang, keramaian, stress, dan pekerjaan. Sikap yang dapat menyebabkan
hipertensi seperti konsumsi tinggi lemak, garam, aktivitas yang rendah, kebiasaan
KARDIOVASKULAR | SKE 1 - HIPERTENSI 10
merokok, konsumsi alkohol dan kafein. Sebagian besar hipertensi primer disebabkan oleh faktor
stress.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi yang disebabkan oleh beberapa faktor. Yang paling umum terjadi akibat disfungsi ginjal.
Selain itu disebabkan oleh gangguan endokrin, dan kekakuan dari aorta.
Kondisi stress dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, karena saat seseorang dalam kondisi
stress akan terjadi pengeluaran beberapa hormon yang akan menyebabkan penyempitan dari
pembuluh darah.
Berdasarkan bentuk hipertensi:
1. Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan diastolik tanpa diikuti
peningkatan tekanan sistolik. Biasanya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda.
2. Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan sistolik tanpa
diikuti peningkatan tekanan diastolik. Umumnya ditemukan pada usia lanjut.
3. Hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi) yaitu peningkatan tekanan darah pada
sistol dan diastol.
Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee 7
Kategori Sistol
(mmHg)
Dan/atau Diastole
(mmHg)
Normal <120 Dan <80
Pre
hipertensi
120-139 Atau 80-89
Hipertensi
tahap 1
140-159 Atau 90-99
Hipertensi
tahap 2
≥ 160 Atau ≥ 100
6. Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan Lab Hipertensi
Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) = untuk menilai apakah ada kelainan ginjal, anuerisma
(pelebaran arteri) pada bagian perut, tumor di kelenjar adrenal.
Magnetic Resonance Angiography (MRA) = untuk melihat kelancaran aliran darah.
Foto rontgen = untuk melihat apakah telah terjadi kardiomegali atau tidak.
EKG Pemeriksaan EKG = untuk melihat apakah sudah terjadi hipertrofi ventrikel kiri atau tidak
Tes urinalisis Tes urinalisis terdiri dari tes darah dan protein, elektrolit dan kreatinin darah. Tes ini
dilakukan untuk mengetahui bagaimana keadaan ginjal dari penderita, apakah sudah mengalami
kegagalan fungsi atau belum.
Glukosa darah Tes glukosa darah = untuk menyingkirkan beberapa penyebab dari penyakit
hipertensi, seperti diabetes mellitus dan intoleransi glukosa.
Kolesterol HDL dan kolesterol total serum = untuk melihat resiko adanya penyakit kardiovaskular
lain di masa yang akan datang.
Penilaian organ target dan faktor-faktor resiko
a. Funduskopi, untuk mencari adanya retinopati keith wagner i-v.
b. Elektrokardiografi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel kiri,abnormalitas atrium kiri,
iskemia atau infark miokard.
c. Foto thoraks, untuk melihat adanya pembesaran jantung dengankonfigurasi hipertensi bendungan
atau edema paru.
d. Foto rontgen
KARDIOVASKULAR | SKE 1 - HIPERTENSI 11
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat apakah telah terjadi kardiomegali atau tidak.
e. EKG
Pemeriksaan EKG berfungsi untuk melihat apakah sudah terjadi hipertrofi ventrikel kiri
f. Tes urinalisis
Tes urinalisis terdiri dari tes darah dan protein, elektrolit dan kreatinin darah. Tes ini untuk
mengetahui bagaimana keadaan ginjal dari penderita, apakah sudah mengalami kegagalan fungsi
atau belum.
g. Glukosa darah
Tes glukosa darah dilakukan untuk menyingkirkan beberapa penyebab dari penyakit hipertensi,
seperti diabetes mellitus dan intoleransi glukosa.
h. Kolesterol HDL dan kolesterol total serum
Tes ini dilakukan untuk melihat resiko adanya penyakit kardiovaskular lain di masa yang akan
datang.
i. profil lipid K + dan Na+ serum. Kadar kalsium yang tinggi berhubungan dengan hipertiroidisme.
Berikut adalah nilai normal beberapa pemeriksaan dalam mg/dl :
a. Ureum : 15 – 50
b. Kreatinin : 0,6 sampai 1,3
c. Asam urat : 3,4 – 7 (pria) dan 2,4 – 5,7 (wanita)
d. Glukosa sewaktu : kurang dari 150
e. Glukosa puasa : 70 – 100
f. Glukosa 2 jam setelah puasa : kurang dari 150
g. Kolesterol total : 140 – 200
h. Kolesterol HDL : di atas 45
i. Kolesterol LDL dan trigliserida : kurang dari 150
j. Kalium : 3,3 – 5,1 mEq/L
k. Natrium : 135 – 155 mEq/L
l. Kalsium : 8,8 – 10,2 mEq/L
7. Memahami dan Menjelaskan Farmakoterapi Obat Antihipertensi
DIURETIK
Golongan Tiazid
Sampai sekarang tiazid merupakan obat utama dalam terapi hipertensi. Berbagai penelitian besar
membuktikan bahwa diuretik terbukti paling efektif meregresi hipertrofi ventrikel
Indapamid : memiliki kelebihan karena masih efektif pada pasien gangguan fungsi ginjal, bersifat netral
pada metabolisme lemak dan efektif meregresi hipertofi ventrikel
Beta blockers
Jantung memiliki reseptor saraf otonom simpatis tipe β1, yang sifatnya selektif dan hampir hanya
ditemukan pada jantung. Perangsangan simpatis berlebihan pada jantung dapat menstimulasi jantung
untuk berkontraksi lebih kuat, sehingga penghambatan terhadap kontraksi jantung yang terlalu kuat
diharapkan dapat menurunkan tekanan darah. Contoh obat: bisoprolol, metoprolol, propanolol, atenolol,
carvedilol.
Calcium channel blockers
KARDIOVASKULAR | SKE 1 - HIPERTENSI 12
Ion kalsium berfungsi untuk kontraksi otot jantung. Selama jantung mengalami kontraksi, obat
golongan ini menghambat ion kalsium memasuki sel otot jantung, sambil juga membantu vasodilatasi
pembuluh darah koroner. Contoh obat: nifedipine, amlodipine, verapamil, diltiazem, nicardipine.
ACE Inhibitors
Bekerja pada RAAS ; obat golongan ini memiliki sifat sebagai inhibitor kompetitif dengan
enzimAngiotensin Converting Enzyme (ACE). Dengan pemberian obat ini, enzim ACE yang tadinya
berfungsi mengubah angiotensin I (inaktif) menjadi angiotensin II (aktif), tidak berfungsi lagi. Dengan
demikian hormon aldosteron, yang merupakan produk akhir angiotensin II yang dapat meningkatkan
tekanan darah, akan berkurang kadarnya. Contoh obat: captopril, ramipril, enalapril, imidapril,
perindopril.
Angiotensin Receptor Blockers
Mekanisme kerjanya juga melibatkan RAAS, namun obat ini bekerja langsung pada reseptor
angiotensin II sehingga angiotensin II tidak dapat memperlihatkan efek vasokonstriksinya terhadap
pembuluh darah. Contoh obat: irbesartan, candesartan, losartan, telmisartan, valsartan.
Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna)
Memerlukan obat yang menurunkan tekanan darah tinggi dengan segera.
Beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara
intravena (melalui pembuluh darah): diazoxide, Nitroprusside, Nitroglycerin, Labetalol, Nifedipine.
8. Memahami dan Menjelaskan Terapi Paripurna Hipertensi
1.Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara pencegahan
tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam penanganan pasien tersebut.
Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan tekanan darah yang meliputi penurunan
berat badan pada pasien dengan overweight atau obesitas. Berdasarkan pada DASH (Dietary
Approaches to Stop Hypertension), perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi
kalium dan kalsium, rendah natrium, olahraga, dan mengurangi konsumsi alkohol. Modifikasi gaya
hidup dapat menurunkan tekanan darah, mempertinggi khasiat obat antihipertensi, dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler. Contohnya, konsumsi1600 mg natrium memiliki efek yang sama
dengan pengobatan tunggal. Kombinasi dua atau lebih modifikasi gaya hidup dapat memberikan hasil
yang lebih baik. Berikut adalah uraian modifikasi gaya hidup dalam rangka penanganan hipertensi
KARDIOVASKULAR | SKE 1 - HIPERTENSI 13
9. Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Hipertensi
Ada beberapa cara untuk mencegah dan mengatasi masalah darah tinggi , tentunya dimulai dengan
pola hidup yangt sehat dan pengaturan pada pola makan sebagai berikut:
1. Biasakan mengkonsumsi daging ayam, ikan dan daging tidak berlemak
2. Kurangi konsumsi makanan kemasan, makanan kalengan dan makanan yang sudah dibekukan.
3. Perbanyak konsumsi sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat,
wortel, melon, dan jeruk.
4. Berhenti merokok
5. Hindarilah minuman beralkohol.
6. Olahraga ringan secara teratur seperti berjalan kaki, bersepeda, lari santai dan berenang. Selama
20 hingga 30 menit sehari sebanyak 3 kali seminggu.
7. Kurangi tingkat stres dengan mengendalikan emosi.
8. Kendalikan kadar kolesterol, diabetes dan berat badan.
10. Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Hipertensi
1. Jantung
Kompensasi jantung terhadap kerja yang keras akibat hipertensi berupa penebalan otot jantung kiri.
Kondisi ini akan memperkecil rongga jantung untuk memompa, sehingga jantung akan semakin
membutuhkan energi yang besar. Kondisi ini disertai dengan adanya gangguan pembuluh darah
jantung sendiri (koroner) akan menimbulkan kekurangan oksigen dari otot jantung dan menyebabkan
nyeri. Apabila kondisi dibiarkan terus menerus akan menyebabkan kegagalan jantung untuk
memompa dan menimbulkan kematian.
2. Sistem Saraf
Gangguan dari sistem saraf terjadi pada sistem retina (mata bagian dalam) dan sistem saraf pusat
(otak). Didalam retina terdapat pembuluh-pembuluh darah tipis yang akan melebar saat terjadi
hipertensi, dan memungkinkan terjadi pecah pembuluh darah yang akan menyebabkan gangguan
penglihatan.
3. Sistem Ginjal
Hipertensi yang berkepanjangan akan menyebabkan kerusakan dari pembuluh darah ginjal, sehingga
fungsi ginjal sebagai pembuang zat-zat racun bagi tubuh tidak berfungsi dengan baik, akibatnya terjadi
penumpukan zat yang berbahaya bagi tubuh yang dapat merusak organ tubuh lain terutama otak.