Sken 2 Blok 12 Reproduksi

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Sken 2 Blok 12 Reproduksi

    1/10

    BLOK 12 REPRODUKSI

    RESUME SKENARIO 2

    PREGNANCY DISORDER

    Oleh:

    Kelompok F

    1. Fauziah Damayanti (112010101040)2. Dyah Putri H. (112010101042)3. Izaratul Haque (112010101045)4. Bagaskoro Gigih Prakoso (112010101047)5. Tri Aji Pujo Sembodo (112010101049)6. Melati Permata Devi (112010101051)7. Fajrina Muflihah Ahmad (112010101054)8. Khoirunisa Binti Mustaqin (112010101056)9. Febrina Sylva Fridayanti (112010101058)10.Ratih Puspita Wulandari (112010101060)11.Cynthia Damayanti (112010101062)12.Aisyiyah Alviana Agustin (112010101064)

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS JEMBER

    2013

  • 7/22/2019 Sken 2 Blok 12 Reproduksi

    2/10

    Skenario 2

    Seorang Ibu, usia 36 tahun, hamil 30 minggu, datang ke IGD Rumah sakit dengan

    keluhan keluar darah dari vagina. Dari hasil anamnesis diketahui pasien pernah mengalami

    abortus 2 kali akibat infeksi, pernah melahirkan gemelli tetapi hanya 1 anak yang hidup

    dengan BBL: 2,5 kg. Selama kehamilan, ibu ini jarang memeriksakan kehamilannya ke

    dokter, sebelumnya hanya 1 kali saat trimester 1 dengan keluhan perdarahan serta muntah

    yang berlebihan. Pasien juga sering mengkonsumsi obat-obatan tanpa sepengetahuan dokter.

    Kemudian dokter melakukan pemeriksaan, didapatkan T: 140/90 mmHg, N : 112 x/menit,

    RR : 24x/menit, t :38 C, penderita tampak pucat dan kedua kaki bengkak. Status obstetric :

    tinggi fundus uteri pertengahan antara processus xyphoideus dan umbilicus. Denyut jantung

    janin 10-10-10. Dari pemeriksaan urine lengkap didapatkan leukosit dan proteinuria.Ketua : Cynthia Damayanti. /11-62

    Sekertaris : Ratih Puspita Wulandari /11-60

    KLARIFIKASI ISTILAH

    Abortusadalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan tersebut

    berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar

    kandungan. Abortus spontanadalah abortus yang terjadi secara alamiah (keguguran) Abortus buatanadalah abortus yg terjadi karena intervensi tertentu yang bertujuan

    untuk mengakhiri proses kehamilan (aborsi/abortus provokatus)

    (Fauziah Damayanti 11- 40)

    Etiologi Abortus

    1. Kelainan pertumbuhan konsepsi2. Kelainan pada plasenta3. Penyakit ibu ex: pneumonia4. Kelainan traktus digestivus ex: mioma uteri

    Abotus Infeksiusabortus yang disertai komplikasi berupa infeksi dari luar RS

    maupun terjadi setelah tindakan RS

    Abortus yang diserati kompilasi infeksi genitalia merupakanabortus yang tidak aman yang sering terjadi perdarahan hebat

    (Izaratul Haque/ 11-45)

  • 7/22/2019 Sken 2 Blok 12 Reproduksi

    3/10

    Gemelli Kehamilan ganda dimana peristiwa ini terjadi akibat faktor herediter mulai dari

    genetik, suku, maupun raas. Kehamilan gemelli ada dua jenis yaitu (1) monozigot, dimana

    kedua janin berasal dari satu ovum yang kemudian membelah; dan (2) dizigot, dimana kedua

    janin berasal dari 2 ovum berbeda dan dibuahi oleh 2 spermatozoa yang berbeda pula.

    (Bagaskoro Gigih Prakoso/11-47)

    RUMUSAN MASALAH

    Ibu,36 tahun, hamil 30 minggu, datang ke IGD dengan keluhan keluar darah dari vagina pernah mengalami abortus 2 kali akibat infeksi, pernah melahirkan gemelli tetapi hanya 1 anak yang hidup dengan BBL: 2,5 kg jarang memeriksakan kehamilannya ke dokter, sebelumnya hanya 1 kali saat trimester 1

    dengan keluhan perdarahan serta muntah yang berlebihan

    sering mengkonsumsi obat-obatan tanpa sepengetahuan dokter T: 140/90 mmHg, N : 112 x/menit, RR : 24x/menit, t :38 C, penderita tampak pucat dan

    kedua kaki bengkak

    Status obstetric : tinggi fundus uteri pertengahan antara processus xyphoideus danumbilicus.

    Denyut jantung janin 10-10-10. pemeriksaan urine lengkap didapatkan leukosit dan proteinuria

    (Melati Permata Devi / 11-51)

    ANALISIS MASALAH

    1. Ibu,36 tahun, hamil 30 minggu, datang ke IGD dengan keluhan keluar darah dari vagina# USIA 36 TAHUN

    Usia ideal pada kehamilan dalah : 25-35 tahun

    Sehingga usia 36 tahun dapat dikatakan sebagai usia yang rentan, Karena pada usia tersebut

    si ibu maupun janin bisa terkena/ beresiko terkena masalah kesehatan.

    Bagi si ibu : beresiko hipertensi pada kehamilan, diabetes pada kehamilan, persalina Caesar

    dan kematian.

    Bagi si janin : beresiko keguguran, kelainan janin, dan kematian

    # HAMIL 30 MINGGU= merupakan kehamilan yang sudah memasuki trimester ketiga

    Trimester 1 : usia kehamilan 0-12 minggu

    Trimester 2 : usia kehamilan 13-28 mingguTrimester 3 : usia kehamilan > 28 minggu

  • 7/22/2019 Sken 2 Blok 12 Reproduksi

    4/10

    # KELUAR DARAH DARI VAGINA

    Perdarahan pada kehamilan dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

    1. Perdarahan kehamilan usia muda = pada kehamilan trimester 12. Perdarahan kehamilan usia lanjut dan persalinan3. Perdarahan pascapersalinan

    Pada scenario ini, si ibu mengalami perdarahan pada kehamilan trimester 3 sehingga

    digolongkan dalam perdarahan usia lanjut dan persalinan

    Perdarahan pada usia lanjut dan persalinan, biasanya disebabkan oleh 3 penyakit :

    1. Plasenta previaIalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa sehingga

    menutupi seluruh/sebagian dari ostium uteri internum

    Gejala :

    a. Perdarahan akan berulang tanpa suatu sebab ( causeless). Perdarahan pertamaberlangsung tidak banyak dan berhenti sendiri. Perdarahan kembali terjadi tanpa

    suatu sebab yang jelas beberapa waktu kemudian, jadi berulang. Pada setiap

    pengulangan terjadi perdarahan yang lebih banyak bahkan seperti mengalir.

    b. Dearah yang keluar berwarna merah segarc. Tanpa disertai rasa nyeri (painless)

    2. Solusio plasentaIalah pelepasan dini uri yang implantasinya normal

    Gejala :

    a. Perdarahan keluar dari vagina, disertai dengan rasa nyerib. Darah berwarna merah tua (kecoklatan/kehitaman)c. Perut terasa tegang

    3. Rupture uteri(Aisyiyah Alviana Agustin/11-64)

    Usia Ibu 36 thnUsia berisiko kehamilan Risiko kehamilan dengan hipertensi

    PreeklampsiaBengkak kedua kaki, Hipertensi, dan Proteinuria (terutama

    albumin)

    Usia kehamilan 30 mgg Preeklampsia biasa timbul setelah kehamilan melewati

    minggu ke-20

    (Bagaskoro Gigih Prakoso/ 11-47)

  • 7/22/2019 Sken 2 Blok 12 Reproduksi

    5/10

    Pecahnya Vasa Previa

    Vasa previa adalah keadaan di mana pembuluh darah janin berada di dalam

    selaput ketuban dan melewati ostium uretri internum untuk kemudian sampai ke

    dalam insersinya di tali pusat. Perdarahan terjadi bila selaput ketuban yang melewati

    pembukaan serviks robek atau pecah dan vaskular janin itu pun ikut terputus.

    Perdarahan antepartum pada vasa previa menyebabkan angka kematian janin yang

    tinggi.

    Factor resiko antara lain pada plasenta bilobita, plasenta suksenturiata, plasenta letak

    rendah, kehamilan pada fertilisasi in vitro, dan kehamilan ganda terutama triplet.

    Semua keadaan ini berpeluang lebih besar bahwa vaskular janin dalam selaput

    ketuban melewati ostium uretri. Secara teknis keadaan ini dimungkinkan pada dua

    situasi yaitu pada insersio velamentosa dan plasenta suksenturiata. Pembuluh darahjanin yang melewati pembukaan serviks tidak terlindung dari bahaya terputus ketika

    ketuban pecah dalam persalinan dan janin mengalami perdarahan akut yang banyak.

    Keadaan ini sangat jarang kira-kira 1 dalam 1.000 sampai 5.000 kehamilan. Untuk

    berjaga-jaga ada baiknya bila dalam asuhan prenatal ketika pemeriksaan USG

    dilakukan, perhatian diperluas kepada keadaan ini dengan pemeriksaan transvaginal

    Color Doppler ultrasonografi. Bila terduga telah terjadi perdarahan fetal, untuk

    konfirmasi dibuat pemeriksaan yang bias memastikan darah tersebut berasal dari

    tubuh janin dengan pemeriksaan APT atau Kleihauer-Betke. Pemeriksaan yang

    terbaik adalah dengan elektroforesis.

    Kelahiran Preterm

    Definisi

    Kelahiran yang terjadi premature atau terjadi ketika usia janin di bawah 32 minggu.

    Etiologi

    Sebab-sebab yang tepat terjadinya kelahiran sebelum aterm tidak diketahui.

    Beberapa keadaan yang merupakan predisposisi terjadinya kelahiran preterm adalah :

    1. Pecahnya selaput janin secara spontan. Ke;lahiran spontan sebelum aterm biasanyadidahului oleh pecahnya selaput ketuban secara spontan. Sebab pecahnya selaput

    ketupan lebih dikaitkan dengan infeksi local.

    Inkompetensi serviks. Jauh sebelum aterm, serviks yang inkompeten mengalami

    pendataran dan pembukaan, bukan karena kontraksi uterus yang meningkat tapi

    akibat kelemahan intrinsik dalam serviks

    (Tri Aji Pujo Sembodo/11-49)

  • 7/22/2019 Sken 2 Blok 12 Reproduksi

    6/10

    2. Pernah mengalami abortus 2 kali akibat infeksiJenis Abortus1. Abortus spontan- Abortus imminens, terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap

    kelangsungan kehamilan. Tapi kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan

    - Abortus insipiens, perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasilkonsepsi masih berada di dalam kavum uteri

    - Abortus inkomplit, perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsitelah keluar dari kavum uteri

    - Abortus komplit, seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri2. Abortus infeksiosa

    Abortus yang disertai komplikasi infeksi. Adanya kuman dan toksin dalam sirkulasi dan

    kavum peritoneum bisa menimbulkan septicemia, sepsis atau peritonitis

    3. Retensi janin mati (missed abortion)Perdarahan pada kehamilan muda disertai retensi hasil konsepsi yang mati hingga 8 mingguatau lebih.

    4. Abortus tidak aman (unsafe abortion)Upaya terminasi kehamilan muda dimana pelaksanaannya tidak sesuai prosedur standar

    yang aman, sehingga membahayakan jiwa pasien

    Untuk abortus yang dialami ibu tersebut, diduga adalah jenis abortus infeksiosa,

    yaitu abortus yang disertai infeksi pada alat genitalia. Gejalanya panas yang tinggi,

    tampak sakit dan lelah, takikardi, perdarahan pervaginam yang berbau, uterus juga

    membesar dan lembut, serta nyeri tekan. Pada hasil laboratrium akan ditemukan

    leukositosis. Yang lama-lama bisa mengakibatkan sepsis dan syok.

    Tatalaksananya harus diberikan antibiotic yang aman, seperti penicillin 4x1,2 jutaunit atau ampisilin 4x1 gram ditambah gentamisin 2x80 gr dan metronidazol 2x1 gr.

    (Fauziah Damayanti 11- 40)

    Terjadi abortusJanin keguguran karena preeklampsiaIbu hipertensi

    perfusi ke janin menurunjanin kekurangan oksigenmortalitas janin

    (Bagaskoro Gigih Prakoso/ 11-47)

    3.Pernah melahirkan gemelli tetapi hanya 1 anak yang hidup dengan BBL: 2,5 kgEtiologi gemelli

    A. Kembar MonozigotikKembar monozigotik atau identik, muncul dari suatu ovum tunggal yang kemudian

    membagi menjadi dua struktur yang sama, masing-masing dengan potensi untuk

    berkembang menjadi suatu individu yang terpisah. Hasil akhir dari proses

    pengembaran monozigotik tergantung pada kapan pembelahan terjadi, dengan uraian

    sebagai berikut:

    Apabila pembelahan terjadi didalam 72 jam pertama setelah pembuahan :

    Maka dua embrio, dua amnion serta dua chorion akan terjadi dan kehamilan

    diamnionik dan di chorionik. Kemungkinan terdapat dua plasenta yang berbeda atausuatu plasenta tunggal yang menyatu.

  • 7/22/2019 Sken 2 Blok 12 Reproduksi

    7/10

    Apabila pembelahan terjadi antara hari ke-4 dan ke-8 :

    maka dua embrio akan terjadi, masing-masing dalam kantong yang terpisah, dengan

    chorion bersama, dengan demikian menimbulkan kehamilan kembar diamnionik,

    monochorionik.

    Apabila terjadi sekitar 8 hari setelah pembuahan dimana amnion telah terbentuk :

    maka pembelahan akan menimbulkan dua embrio dengan kantong amnion , atau

    kehamilan kembar monoamnionik, monochorionik. Apabilapembuahan terjadi lebih belakang lagi, yaitu setelah lempeng embrionik

    Terbentuk :

    maka pembelahannya tidak lengkap dan terbentuk kembar yang menyatu.

    B. Kembar DizigotDizigotik, atau fraternal, kembar yang ditimbulkan dari dua ovum yang terpisah.

    Kembar dizigotik terjadi dua kali lebih sering daripada kembar monozigotik dan

    insidennya dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain yaitu ras, riwayat keluarga,

    usia maternal, paritas, nutrisi dan terapi infertilitas.

    (Fajrina Muflihah Ahmad/11-54)

  • 7/22/2019 Sken 2 Blok 12 Reproduksi

    8/10

    4. Jarang memeriksakan kehamilannya ke dokter, sebelumnya hanya 1 kali saattrimester 1 dengan keluhan perdarahan serta muntah yang berlebihan

    Kunjungan berkalan ANC:

    Normal nya: 1x trimester I

    1x trimester II2x trimester III

    Yang perlu dicatat :

    1. hasil : umum, abdomen, permeriksaan tambahan : proteinuria, glukosa, keton2. penilaian janin:

    1. tinggi fundus uteri, tinggi fundus nrmal = usia kehamilan2. gerakan tendang (10 gerakan /12 jam)3. gerakan janin yang hlang dalam 48 jam, hipoksia janin4. ddj5. usg

    (Cynthia Damayanti. /11-62)5. Sering mengkonsumsi obat-obatan tanpa sepengetahuan dokter

    Obat-obatan teratogenik :

    Obat anti kejangPenggunaan obat-obat anti kejang berpotensi terjadinya peningkatan malformasi

    janin. Contoh: valproate, fenitoin, carbamazepine, fenobarbital, lamotrigin,

    topiramat, dan levetiracetam

    ACE inhibitor dan ARBACE inhibitor bersifat fetotoksik dan embriotoksik terutama pada enalapril.

    Karena ARB bekerja pada jalur yang sama dengan ACE inhibitor, ditakutkan

    ARB juga memiliki efek yang sama. Obat-obat ini mengganggu system renin

    angiotensin janin yang dapat mengganggu perkembangan ginjal. Jika ibu hamil

    mengalami hipertensi, bisa diberikan metil dopa

    OAINSObat ini memiliki efek yang merugikan jika digunakan pada trimester ke tiga

    Anti mikrobaPada umumnya obat anti mikroba berbahaya bagi janin kecuali golongan

    penisilin dan sefalosporin

    (Khoirunisa Binti Mustaqin/11-56)

    6. T: 140/90 mmHg, N : 112 x/menit, RR : 24x/menit, t :38 C, penderita tampak pucat dankedua kaki bengkak

    Dari masalah pada skenario 2, ibu berusia 36 tahun dan hamil berusia 30 minggu

    datang ke IGD RS dan dari hasil pemeriksaan didapatkan TD 140/90 mmHg, kedua

    kaki bengkak, pemeriksaan urin lengkap didapatkan leukosit dan proteinuria.

    Salah satu DD ibu ini adalah pre-eklampsia ringan.

  • 7/22/2019 Sken 2 Blok 12 Reproduksi

    9/10

    Pre-eklampsia merupakan timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema

    setelah kehamilan > 20 minggu. Ibu ini dikatakan menderita pre-eklampsia ringan

    karena TD ibu yaitu 140/90 mmHg yang masuk dalam kategori tersebut.

    Pre-eklampsia merupakan salah satu tanda bahaya kehamilan dan dapat dicegah

    dengan rutinnya menjalani program ANC (Antenatal Care) selama kehamilan.

    Namun, dari scenario ini didapatkan ibu tersebut hanya memeriksaan kehamilannya

    1x pada trimester pertama, sehingga pre-eklampsia yang harusnya dapat dideteksidini menjadi terlambat dideteksi dan dapat membahayakan ibu maupun janinnya.

    Untuk prognosis bagi kehidupan janin ibu tersebut, harus dilakukan pemeriksaan

    penilaian kesejahteraan janin (terutama pada kehamilan 30-32 minggu) dengan

    cara USG atau NST (Non Stress Test).

    Apabila dari hasil evaluasi test tersebut didapatkan :

    a. Hasil buruk : terminasi kehamilan dengan Seksio Sesar (pada

    kehamilan 30-32 minggu)

    b. Hasil meragukan : dievaluasi ulang dengan NST 1 hari setelahnya

    c. Hasil baik : penderita dirawat jalan minimal 4 hari.

    - Kehamilan premature : rawat jalan- Kehamilan aterm dengan skor pelvic matang (5) : drip oksitosin- Kehamilan aterm dengan skor pelvic belum matang (

  • 7/22/2019 Sken 2 Blok 12 Reproduksi

    10/10

    7. Denyut jantung janin 10-10-10.Denyut jantung janin diukur tiap menit yaitu 3 kali 5 detik secara berurutan

    Berarti djj janin tersebut adalah 4 kali (10+10+10) = 120 dpm

    Normalnya djj yaitu 120-160 dpm, sehingga dalam scenario ini, si janin memiliki djj yangnomal.

    (Aisyiyah Alviana Agustin/11-64)

    8. pemeriksaan urine lengkap didapatkan leukosit dan proteinuriaBila proteinuria timbul :

    Sebelum hipertensi, umumnya merupakan gejala penyakit ginjal. Tanpa hipertensi, maka dapat dipertimbangkan sebagai penyulit kehamilan Tanpa kenaikan tekanan darah diastolic 90 mmHg, umumnya ditemukan pada infeksi

    saluran kencing atau anemia. Jarang ditemukan proteinuria pada tekanan diastolic 90

    mmHg.

    Proteinuri merupakan syarat untuk diagnosis preeclampsia, tetapi proteinuriaumumnya timbul jauh pada akhir kehamilan, sehingga sering dijumpai preeclampsia

    tanpa proteinuria, karena janin sudah lahir lebih dulu

    Pengukuran proteinuria, dapat dilakukan dengan (a) urin dipstick :100 mg/l atau + 1,sekurang-kurangnya diperiksa 2 kali urin acak selang 6 jam dan (b) pengumpulan

    proteinuria dalam 24 jam. Dianggap patologis bila besaran proteinuria 300 mg/24

    jam.

    (Ratih Puspita Wulandari/11-60)

    Penyebab adanya proteinuria :

    1. Intake protein yang meningkat2. Adanya kerusakan pada membrane basal glomerulus sehingga protein dapat lolos

    dalam filtrasi sehingga ikut keluar bersama dengan urin

    Adanya leukosit di dalam urin dapat menunjukkan adanya infeksi yang sedang dialami

    oleh ibu tersebut

    (Aisyiyah Alviana Agustin/11-64)