11
“Chalazion Oculo Dextra” Willy Kurniawan 102009074 Email: [email protected] 087882418667 Mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jln. Arjuna Utara no. 6 Jakarta Benjolan pada kelopak mata merupakan hal yang sering terjadi, benjolan pada mata sering di anggap masyarakat awam sebagai bintitan baik itu benar-benar bintitan (hordeolum) atau mungkin dalam bentuk yang lebih berbahaya misalnya seperti tumor. Pada umumnya benjolan pada Chalazion merupakan benjolan pada mata yang terjadi karena adanya obstruksi dari kelenjar penghasil minyak yang

sken 2 - willy.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: sken 2 - willy.docx

“Chalazion Oculo Dextra”

Willy Kurniawan

102009074

Email: [email protected]

087882418667

Mahasiswa aktif

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Jln. Arjuna Utara no. 6

Jakarta

Benjolan pada kelopak mata merupakan hal yang sering terjadi, benjolan pada mata sering di anggap

masyarakat awam sebagai bintitan baik itu benar-benar bintitan (hordeolum) atau mungkin dalam bentuk

yang lebih berbahaya misalnya seperti tumor.

Pada umumnya benjolan pada Chalazion merupakan benjolan pada mata yang terjadi karena adanya

obstruksi dari kelenjar penghasil minyak yang disebut kelenjar meibom, onsturksi ini kemudian

mengakibatkan terjadinya peradangan granulamatosa menahun yang steril. Chalazion pada stadium awal

dapat berupa radang ringan dan nyeri bila di tekan; keadaan ini mirip dengan hordeolum. Untuk

membedakannya dengan hordeolum perlu diperhatikan beberapa hal yang akan di jelaskan di bawah pada

bagian diagnosis banding.

1. Anamnesis

Page 2: sken 2 - willy.docx

Seperti biasa dalam anamnesis perlu ditanyakan kepada pasien mengenai :

Apa keluhanan utamanya. Dalam skenario 2 blok 23 special sense pasien mengeluh adanya

benjolan di bagian kelopak mata (palpebral) kanan

Riwayat penyakit sekarang (keluhan) secara terinci. Pasien mengungkapkan bahwa benjolan

tersebut tidak nyeri , sudah berlangsung selama 3 minggu, mata tidak merah dan tidak

berkotoran.

Selain itu kita perlu mengetahui apakah pasien pernah tegigit serangga, benjolan tersebut

gatal atau tidak, dan obat-obat mata yang mungkin dipakai dalam waktu dekat ini, untuk

menyingkirkan kemungkinan adanya dermatitis alergica,

Riwayat penyakit dahulu. Pada riwayat penyakit dahulu perlu ditanyakan tentang keadaan

kesehatan umum, hal yang perlu ditanyakan terutama adalah adanya suatu penyakit sistemik

seperti diabetes, hipertensi. Selain itu obat-obat yang pasien gunakan saat ini juga perlu

diketahui untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara obat yang digunakan pasien

dengan kelainan mata yang terjadi.

Riwayat keluarga, penting untuk mengetahui apakah keluarga pasien atau teman dekat juga

menederita penyakit yang sama tau pernah menderita

Riwayat pribadi dan social

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien dengan chalazion yang bisa kita lakukan adalah:

Inspeksi

Inspeksi mata sendiri dibedakan menjadi inspeksi mata luar dan dalam dengan menggunakan

funduskopi, namun untuk kasus chalazion yang lebih ditekankan adalah inspeksi mata luar.

Dalam inspeksi mata luar perlu diperhatikan apakah ada lesi kulit, pertumbuhan jaringan

yang salah, tanda-tanda radang seperti pembengkakkan, eritema, panas dan nyeri tekan

dengan palpasi.

Posisi palpebral juga perlu diperhatikan apakah dalam posisi normal atau sudah terjadi ptosis

atau retraksi palpebra.

Keadaan kornea dan konjugtiva perlu diperhatikan karena chalazion interna yang mengarah

ke bagian konjungtiva dengam ukuran cukup besar dapat mengakibatkan terjadinya gesekkan

pada kornea atau konjungtiva yang lebih lanjut dapat mengakibatkan terjadinya konjungtivitis

atau keratitis atau bahkan keratokonjungtivitis.

Dalm inspeksi konjugtiva superior juga perlu dilakukan pembalikkan palpebral untuk melihat

apakah terdapat benda asing yang mungkin saja mencetus terjadinya pembengkakan pada

palpebra.

Page 3: sken 2 - willy.docx

Palpasi

Palpasi palpebral juga perlu dilakukan bila terjadi pembengkakkan pada palpebral, dimana

kita harus menilai konsistensi, nyeri, ukuran dan apakah benjolan tersebut dapat digerakkan

atau tidak.

Dari hasil pemeriksaan mata secara insepeksi dan palpasi ditemukan benjolan tersebut

terdapat pada palpebral superior oculo dextra dengan ukuran 10mm x 5 mm, berkosistensi

kenyal, tidak nyeri dan immobile. Pemeriksaan pada OS masih dalam batas normal.

Pada kasus chalazion umumnya hanya itu yang penting untuk dilakukan namun sebaiknya

dilakukan pemeriksaan mata secara keseluruhan untuk mendapatkan keadaan umum mata pasien.

Beberapa pemeriksaan yang umumnya dilakukan untuk menilai mata pasien adalah:

Penilaian visus

Pemeriksaan segmen posterior mata (funduskopi)

Pemeriksaan gerak bola mata

Pemeriksaan lapang pandang

Pemeriksaan tekanan bola mata (tonometry)

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan adalah pemeriksaan exudat dari chalazion bila ada untuk

mengetahui jenis bakteri penyebab terjadinya dengan kultur dan dapat dilakukan pemeriksaan

sensitifitas antibiotik untuk memilih antibiotik yang baik.

Umumnya pemeriksaan penunjang untuk chalazion jarang dilakukan, kecuali bila chalazion

mengalami rekurensi, pemeriksaan patologik perlu dilakukan karena tampilan karsinoma kelenjar

meibom dapat mirip chalazion.

4. Working diagnosis (chalazion)

Diagnosis kerja untuk kasus 2 dalam skenario PBL blok 23 Special sense lebih mengarah ke

chalazion. Sehingga akan dibahas lebih jauh mengenai chalazion di bawah ini:

Chalazion adalah radang granulomatosa menahun steril dan idiopatik pada kelenjar meibom;

umumnya ditandai dengan pembengkakan terbatas yang tidak terasa sakit dan berkembang dalam

beberapa minggu.

5. Epidemiologi

Chalazion dapat ditemukan hampir diseluruh bagian bumi, namun tidak ada data studi chalazion

lebih jauh sehingga tidak ditemukan data epdiemiologi yang baik. Namun dari data di USA ditemukan

Page 4: sken 2 - willy.docx

bahwa chalazion lebih banyak ditemukan pada pria terutama pria yang sudah dewasa, meskipun demikian

chalazion juga dapat ditemukan pada anak-anak. Hal ini dikarenakan karena hormon androgen pada pria

akan meningkatkan viskositas dari secret kelenjar meibom yang kemudian akan meningkatkan

kemungkinana terjadinya sumbatan pada kelenjar meibom. Beberapa penelitian lain menyatakan bahwa

wanita lebih banyak menderita chalazion dibandingkan pria hal ini dikarena kan penggunanaan kosmetik

yang kemudian dapat menutup saluran pengeluaran dari kelenjar meibom yang selanjutnya akan

membentuk terjadinya chalazion.

6. Patofisiologi

Kelenjar meibom yang berjumlah 30-40 buah pada bagian palpebral atas atau pun bawah

merupakan kelenjar yang menghasilkan minyak yang dikeluarkan bersama air mata untuk membasahi dan

melicinkan mata agar mata terlindungi dari benda asing dan mata tidak kering yang disebut sebum.

Sebum ini dikeluarkan bersama-sama dengan air mata melalui salurannya yang berukuran kecil yang

berada di sekitar bulu mata. Chalazion sendiri merupakan pembesaran dari kelenjar meibom yang sering

terjadi karena adanya sumbatan dari pada saluran keluar atau bisa juga terjadi karena sebum yang

dihasilkan oleh meibom gland terlalu kental dan tidak dapat dikeluarkan. Keadaan ini mengakibatkan

terjadinya pembesaran dari kelenjar meibom yang kemudian terbentuklah chalazion.

Chalazion juga dapat pecah dan melepaskan sebumnya keluar kejaringan sekitar yang kemudian

mengakibatkan terjadinya perangsangan sel-sel radang radang granuloamotosa. Peradangan ini

granulomatousa ini berbeda dengan peradangan yang terjadi pada hordeolum, dimana pada chalazion

peradangannya berlangsung secara perlahan dan tidak menghasilkan pus dalam jumlah besar, sehingga

dari gejala klinis juga tidak didapatkan nyeri tekan pada chalazion.

7. Faktor resiko

Faktor resiko dari terbentuknya chalazion adalah sebagai berikut:

1. Tingginya kadar androgen misalnya pada saat pubertas atau saat kehamilan akan

megakibatkan peningkatan viskositas dari secret kelenjar meibom yang selanjutnya akan

mempermudah terjadinya obstruksi dan mengakibatkan terjadinya penumpukan secret

kelenjar meibom yang berupa minyak. Hal ini kemudian akan mempermudah terjadinya

infeksi oleh bakteri flora normal dikulit dan terbentuk lah reaksi radang granulomatosa

chalazion.

2. Higieni mata yang kurang

3. Stress

Page 5: sken 2 - willy.docx

4. Penggunaan kosmetika yang berlebihan

5. Alcohol, rokok dan makanan berminyak tinggi

8. Gejala klinis

Gejala klinis yang tampak pada chalazion dapat berupa:

Benjolan pada bagian palpebral mata, benjolan tersebut dapat terjadi di palpebral superior

ataupun inferior yang tidak hilang dalam waktu beberap minggu, chalazion lebih sering

ditemukan pada palpebral superior

Benjolannya dapat keras atau lunak, dan tidak nyeri bila ditekan, tanda peradangannya juga

tidak hebat

Bisa berukuran sampai 1/8 inchi

Kadang-kadang mata dapat tampak merah dan penglihatan jadi sedikit buram

9. Diagnosis banding

Kelainan Benjolan Nyeri tekan Gangguan

penglihatan

Durasi

Chalazion Keras / kenyal Tidak ada/ minim Jarang Beberapa minggu

Hordeolum Eritematous dan

kenyal

Nyeri saat di

tekan

Jarang Beberapa hari –

minggu

Gigitan serangga Tampak sembab

dan eritematous

Nyeri saat di

tekan

Jarang Tidak lama

Alergica eye

swelling

Lunak karena

edem

Nyeri ringan atau

tidak nyeri

Jarang Tidak lama dan

sering rekuren

Karsinoma kelenjar

meibom

Keras / kenyal Tidak nyeri Jarang pada fase

awal, fase lanjut

dapat

mengganggu

penglihatan

Lama (chalazion

yang sering

rekuren perlu

curigai karsinoma

kelenjar meibom)

10. Penatalaksanaan

Chalazion yang berukuran kecil dan tidak mengganggu aktivitas pasien dapat dibiarkan sembuh

sendiri, chalazion yang berukuran besar atau yang mengganggu aktivitasi pasien dapat dilakukan

pengobatan dengan cara:

Page 6: sken 2 - willy.docx

1. Medika mentosa:

Untuk keadaan akut: antibiotic oral doksisiklin (100 mg x 10 / hari )atau minosiklin ( 50 mg

x 10 / hari) selama masih ada benjolan

Untuk keadaan kronik: antibiotic tetrasiklin (100 mg / minggu selama 6 bulan)

Bila pasien sensitif terhadap derivate tertasikilin metronidazole dapat di gunakan sebagai

terapi

Analgetik NSAID juga dapat diberikan bila pasien merasa sakit pada matanya

Steroid, ada pendapat yang menyatakan bahwa injeksi steroid dapat mengurangi reaksi

inflamasi yang terjadi

2. Non medika mentosa:

Kompres air hangat selama 10-15 menit pada bagian palpebral yang terdapat chalazion

dapat mempercepat penyembuhan. Dengan kompres air hangat akan meningkatkan

sirkulasi ke daerah chalazion dan dapat memecahkan sebum yang menggumpal pada

kelenjar meibom.

Pemijitan chalazion dapat dilakukan bila chalazion tidak meradang secara hebat, pemijitan

sebaiknya dilakukan dengan keadaan bersih untuk mencegah terjadinya kemungkinan

infeksi sekunder.

Eksisi bedah dapat dilakukan untuk chalazion yang tidak sembuh sendiri atau lama

sembuh. Eksisi bedah dapat dilakukan baik melalui sayatan di bagian palpbera luar atau

dari palpebral dalam. Saat ini sayatan pada permukaan konjungtiva tarsal lebih sering

dilakukan untuk menghindari bekas sayatan yang membekas. Sayatn dilakukan secara

vertical dalam kelenjar tarsal dari permukaan konjungtiva kemudian dilakukan kuretase

materi gelatinosa dan epitel kelenjar dengan hati-hati. Eksisi kelenjar chalazion tidak akan

mengakibatkan gangguan atau pengurangan pada produksi sebum air mata karena terdapat

30-40 kelenjar meibom pada mata.

Pada kasus pasien juga mengalami gangguan visus mata pada mata kanannya dimana dari

snellen chart didapatkan mata kanan pasien visusnya 20/30 dan mata kirinya masih

normal. Setelah dilakukan tes dengan pin hole visus mata pasien membaik, hal ini

menunjukkan bahwa pasien mengalami gangguan pada media refraksi. Dalam keadaan ini

pasien juga perlu diberikan kacamata, soft lens atau intraoculat lensa yang berlensa

negative untuk memperbaiki visus matanya.

11. Pencegahan

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mecegah terjadinya chalazion adalah menghindari faktor

resiko yang dapat dihindari misalnya seperti tidak merokok, minum alcohol, hindari stress

Page 7: sken 2 - willy.docx

berkepenjangan, selain itu kompres hangat selama 5 menit sebelum tidur juga dapat mencegah terjadinya

chalazion. Pasien yang sering mengalami rekurensi chalazion dapat melakukan tindakan pencegahan

dengan mengkonsumsi dosis rendah tetrasiklin namun ini tidak dianjurkan.

12. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi dari chalazion adalah infeksi sekunder oleh bakteri, virus atau

pun jamur. Chalazion yang berukuran besar dapat mengakibatkan gangguan pada penglihatan karena

mengakibatkan gesekkan pada kornea atau konjungtiva namun hal ini jarang terjadi.

13. Prognosis

Pada umumnya chalazion dapat sembuh sendiri dalam beberapa minggu, dan tidak menular.

Chalazion yang berukuran besar dapat menggangu penglihatan namun jarang terjadi. Dengan terapi yang

tepat chalazion dapat sembuh dengan sempurna. Bila terdapat infeksi sekunder chalazion dapat pecah dan

membentuk bekas luka berupa jaringan parut.

Daftar Pustaka

1. Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. Oftalmologi umum edisi 16. Jakarta: Widya Medika. 2011. 30-

62;82-91

2.Dahl AA, Shiel WC. Chalazion (eyelid cyst) diunduh dari

http://www.medicinenet.com/chalazion/article.htm tanggal 8 Maret 2012

3.Dahl AA, Balentine JR. Chalazion (lump in eyelid) diunduh dari

http://www.emedicinehealth.com/chalazion_lump_in_eyelid/article_em.htm tanggal 8 maret 2012

4. Morosidi SA, Paliyama MF. Ilmu penyakit mata. Jakarta: FK UKRIDA. 2011. 46-7

5.