25
LAPORAN TUTORIAL BLOK NEOPLASMA SKENARIO I ADA BENJOLAN DI PAYUDARA SAYA KELOMPOK VIII YOSA ANGGA OKTAMA G0013239 YUSAK ADITYA SETYAWAN G0013241 MUHAMMAD RIZKI KAMIL G0013161 JEVI IRGIYANI G0013125 RIDHANI RAHMA V G0013201 CICILIA VIANY EVAJELISTA G0013065 NIKKO RIZKY AMANDA G0013177 SANTI DWI CAHYANI G0013213 ALIFIS SAYANDRI MEIASYIFA G0013019 ANISA KUSUMA ASTUTI G0013033 HEGA FITRI NUGAHA G0013109 KHARIZ FAHRURROZI G0013131 TUTOR : ……………………….?????????????????????????? FAKULTAS KEDOKTERAN

Skenario 1 Blok Neoplasma

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skenario tutorial

Citation preview

LAPORAN TUTORIALBLOK NEOPLASMA SKENARIO IADA BENJOLAN DI PAYUDARA SAYA

KELOMPOK VIIIYOSA ANGGA OKTAMAG0013239YUSAK ADITYA SETYAWANG0013241MUHAMMAD RIZKI KAMILG0013161JEVI IRGIYANIG0013125RIDHANI RAHMA VG0013201CICILIA VIANY EVAJELISTAG0013065NIKKO RIZKY AMANDAG0013177SANTI DWI CAHYANIG0013213ALIFIS SAYANDRI MEIASYIFAG0013019ANISA KUSUMA ASTUTIG0013033HEGA FITRI NUGAHAG0013109KHARIZ FAHRURROZIG0013131

TUTOR : .??????????????????????????FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTATAHUN 2014

BAB IPENDAHULUANSkenario 1 :ADA BENJOLAN DI PAYUDARA SAYA

Seorang pasien perempuan usia 45 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan benjolan di payudaranya, sering nyeri terutama menjelang haid, tidak demam. Benjolan dirasakan sudah 2 tahun ini dan makin bertambah besar di kedua payuradanya.Pasien tersebut seorang pekerja pabrik batik dan masih menyusui anak ke-5 nya yang berusia 6 bulan. Ketika SMU pernah menjalani operasi tumor jinak kelenjar payudara kanan (FAM = Fibroadenoma Mammae), setelah itu pasien rajin melakukan SADARI. Ada riwayat ibunya meninggal karena kanker payudara, hal ini membuatnya khawatir benjolan tersebut merupakan kanker yang diturunkan dari ibunya, atau kambuhnya tumor yang sudah dioperasi dahulu. Suaminya adalah seorang perokok berat.Pemeriksaan fisik didapatkan : penampilan gemuk dan sehat, vital sign dalam batas normal. Inspeksi tidak terlihat kelainan. Palpasi teraba massa bilateral, mobile, kenyal, tidak nyeri tekan di kuadran lateral atas mammae dextra berdiameter 3cm dan di daerah sentral mammae sinistra berdiameter 4cm, tidak teraba pembesaran limfonodi axillaris dextra et sinistra. Tidak didapati kelainan sistemik.Pasien dirujuk ke RSU. Pemeriksaan USG color doppler menunjukkan massa kistik, bilateral, batas tegas, pada CDFI(color doppler flow imaging) tidak didapatkan vascular pathologis. Kemudian dilakukan operasi. Jaringan hasil operasi difiksasi dalam larutan formalin 10%, dikirimkan ke laboratorium Patologi Anatomi. Sediaan yang berasal dari payudara kanan dan kiri, makroskopis berupa: massa kistik, multilokular, berwarna coklat-biru, kista berisi cairan keruh. Diagnosis histopatologisnya adalah fibrocystic disease, tidak ada tanda-tanda keganasan.

BAB IIDISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Seven Jump1. Langkah 1 : Membaca skenario dan memahami pengertian beberapa istilah dalam skenario.1. USG Color Droper: Merupakan cara USG untuk membedakan tumor ganas atau jinak, atau untuk mengetahui gangguan vaskular. Dengan cara ini tulang dan organ lain akan memberikan grayscale, sedangkan darah akan memberikan warna merah, biru, atau hijau.2. Fibroadenoma mammae (FAM): Merupakan tumor jinak pada payudara karena hipersensitivitas hormon estrogen. Biasanya terdapat di kuadran lateral atas payudara dari jaringan epitel atau stroma mammae.3. Tumor: Benjolan abnormal dari tubuh yang invasif dan memiliki morfologi yang berbeda.4. Fibrokistik disease: Rasa sakit pada payudara disertai adanya noduler yang menyebabkan payudara menjadi tidak rata. Sering terjadi pada sebelum atau saat menstruasi. Biasanya terjadi pada usia 20-45 tahun. Ketika memasuki menopause, tingkat kejadian mengecil. Biasa disebut mamary displasia.5. Massa kistik: Berongga6. CDFI: Hasil dari USG Color dropper7. Multilokuler: Berlobus-lobus8. Kanker: Lesi yang merusak jaringan sekitar , dan bisa mengalami metastasis. Bentuk kolektif dari tumor ganas. Kanker diambil dari kata cancer yang artinya kepiting, karena memiliki sifat sukar digerakan.

2. Langkah II : Menentukan/mendefinisikan permasalahan.1. Mengapa benjolan terasa nyeri menjelang haid ?2. Bagaimana faktor resiko pasien (usia, pekerjaan, lingkungan, RPD, genetik, jenis kelamin, berat badan) ?3. Bagaimana cara membedakan tumor jinak dan ganas ?4. Kenapa pasien langsung dioperasi (FAM) ?5. Segala sesuatu tentang FAM dan Fibrocystic disease ?6. Bagaimana kesimpulan dari pemeriksaan fisik ?7. Apakah macam-macam zat karsinogen ?8. Apakah perbedaan FAM dan Fibrocystic disease ?9. Bagaimana mekanisme bertambah besarnya benjolan ?10. Apa saja jenis-jenis benjolan pada payudara ?

3. Langkah III : Menganalisis permasalahan dan membuat pernyataan sementara mengenai permasalahan.

2. Faktor Risiko dan Insidens untuk Kanker PayudaraFaktor RisikoInsidens tinggiInsidens rendah

UsiaUsia 30-50 tahun meningkat tajamTingkat menurun saat menopause, meningkat pada 1/6 angka awal

Lokasi geografisEropa Barat dan Amerika Utara: lebih dari 6-10 kaliJepang, sebagian besar Asia, Afrika

RasKeturunan Amerika, perempuan Afrika-Amerika sebelum usia 40 tahunPerempuan kaukasian sebelum usia 40 tahun

Status sosioekonomiKelompok sosioekonomi menengah ke atasKelompok sosioekonomi rendah

Status perkawinanPerempuan tidak menikah 50% lebih sering terkena kanker payudaraPeremuan yang menikah

ParitasNuliparaKelahiran pertama setelah usia 30 tahun, abortus spontan spontan sebelum kelahiran pertamaMultipara (menurun dengan setiap kelahiran)Paritas tinggi (empat atau lebih kelahiran). Kelahiran pertama sebelum usia 20 tahun.

Riwayat menstruasiMenarke pada usia dini, menopause lambat: setelah usia 50 tahunPenurunan risiko 20% untuk setiap tahun kelambatan.Awitan awal menopouse sebelum usia 45 tahunOoforektomi sebelum usia 35 tahun.

Riwayat keluargaSanak famili perempuan tingkat pertama (keluarga maternal atau paternal) dengan kanker payudara: 2-3 kali lebih besar terkena kanker payudaraIbu dan saudara perempuan, atau 2 saudara perempuan terkena kanker payudara: 6 kali lebih besar terkena kanker payudara

Bentuk tubuhObesitas (setiap penambahan 10 kg): 80% lebih besar terkena kanker payudara

Penyakit payudara lainHiperplasia duktus dan lobulus dengan atipia: 8 kali lebih besar terena kanker payudara

Terpajan radiasiPeningkatan risiko untuk setiap radiasi pada perempuan muda dan anak-anak; bermanifestasi setelah usia 30 tahun; periode laten minimum: 10-15 tahun

Kanker primer keduaDengan kanker oavrium primer, risiko kanker payudara 3-4 kali lebih besarDengan kanker endometrium primer, risiko kanker payudara 2 kali lebih besarDengan kanker kororektal, risiko kanker payudara 2 kali lebih besar

Price, Sylvia A. dan Wilson, Lorraine M (2006). Patofisiologi:Konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 6. Jakarta:EGC, pp:1304

3. Bagaimanakah membedakan tumor ganas dengan tumor jinak? NoPERBEDAANJINAKGANAS

1DiferensiasiMatur/baikImmature/ jelek

2Morfologi selSeperti normalAbnormal

3Pertumbuhan Lambat Cepat

4Invasi lokalTidak adaAda

5Kapsul Ada Tidak ada

6Efek yang ditimbulkankompresiInvasi destruktif

7Gerakan Mobile Terfiksasi

8Klinis Desakan Destroy/menghancurkan

9Metastase -Ada

10prognosaBaik Buruk

(Sumber : Prof. Dr. Ambar Mudigdo, dr. Sp.PA (K) dalam kuliah gejala serta gambaran klinis tumor fakultas kedokteran UNS 2011)

4. FAM merupakan benjolan di payudara dan biasanya tidak nyeri, serta tidak menunjukkan gejala, dan ditemukan secara kebetulan, berupa benjolan tunggal. Pasien langsung dioperasi karena FAM dapat berubah menjadi kanker payudara, dan jika dibiarkan bertahun tahun bisa menjadi ganas, walaupun insidensinya sangat kecil, hanya 0,5% - 1%.

7. Karsinogenesis (Kuliah Prof.DR.Ambar Mudigdo,dr,Sp.PA(K) tahun 2011) Karsinogenesis adalah mekanisme pembentukan karsinomaBersifat :1. Multifaktora. Faktor eksternal : lingkungan (polusi), budaya, karsinogen, mikroorganisme,radiasi (sinar matahari), kimia (toxin, pengawet, dan pewarna makanan)b. Faktor internal : genetik (contoh : pada Ca mammae dan Ca ovarii), hormonal (contoh : terjadi hiperestrenism yaitu ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progresteron), imunologi, metabolismeKarsinogen1) Mikroorganisme : Virus, Bakteri, Jamur2) Bahan kimia3) Bahan fisik Protoonkogen-onkogen : protoonkogen secara fisiologis ada dalam tubuh, namun jika ia aktif dan berubah menjadi onkogen, ia menginduksi terjadinya kanker. Tumor Supressor Gen : bekerja antagonis melawan onkogen Program cell death (apoptois) : mekanisme kematian sel secara terprogram2. Multi Hit (meliputi banyak stressor)Hit (stressor) beruntun, terus-menerus akumulasi lesi gen gangguan hemostasis onkogen dominan3. Multi StepMeliputi stadium inisiasi, promosi, dan progresiSel yang normal melewati fase inisiasi menjadi TC (Transform cell) yang sudah mengandung lesi genetik, tapi bentuk dan ukuran sama dengan normal, tidak dapat dideteksi secara sitologis dan histologis, tetapi dapat dideteksi dengan bioteknologi.TC kemudian melewati fase promosi menjadi PMC (Pre Malignant Cell) dimanabentuk dan ukurannya sudah berubah, dengan penampakan sel yang lebih gelap. Inti besar, hiperkromasi. Belum terjadi manifestasi klinis. Deteksinya secara sitologis.PMC kemudian menjadi ekstension (berkembang). Sudah ada manifestasi klinis.Kemudian melewati fase progresi, menjadi malignant cell (MC), yang sudah dapat dideteksi dengan pemeriksaan sitologis dan histologis. Sel ini kemudian bermetastase ke berbagai jaringan.

Sel normalTransform cellPre-malignanEkstension (berkembang)Malignan cellMetastasis

9. Bagaimana mekanisme perbesaran tumor?

SEL NORMALMALIGNAN SELMETASTASISTRANSFORM SELPRE-MALIGNANEKSTENTION(BERKEMBANG)INISIASIPROMOSIPROGRESS

KETERANGAN :Sel normal melewati fase inisiasi, menjadi transform sel. Transform sel ini sudah mengandung lesi genetic, tapi bentuk dan ukuran masih sama dengan sel normal. Cara mendeteksi : baru bisa dideteksi secara bioteknologi, tidak bisa dideteksi secara histologi dan sitology.

Transform sel mengalami promosi menjadi pre malignan sel. Bentuk dan ukurannya sudah berubah. Sel lebih gelap, inti besar, hiperkromasi. Belum terjadi manifestasi klinis. Deteksinya secara sitology.

Pre malignan berkembang, sehingga terjadi manifestasi klinis. Setelah mengalami fase progresi, menjadi malignan sel yang sudah dapat dideteksi dengan pemeriksaan sitologis dan histologis. Sel ini kemudian bermetastase ke berbagai jaringan.

(Sumber : Prof. Dr. Ambar Mudigdo, dr. Sp.PA (K) dalam kuliah gejala serta gambaran klinis tumor fakultas kedokteran UNS 2011)

4. Langkah IV : Menginventarisasi permasalahan secara sistematis dan pernyataan sementara mengenai permasalahan pada langkah III.

terapipemeriksaanetiologiFaktor resikokarsinomaDiagnosaFibrocystic diseasePemeriksaan laboratoriumPemeriksaan lanjutanSosial ekonomiPekerja batikRPDOperasi FAMPemeriksaan fisikKeluargaSuami perokokIbu kankerpasienRPSBenjolan nyeri

5. Langkah V : Merumuskan tujuan pembelajaran.

1. Menjelaskan faktor resio usia pada kanker2. Menjelaskan benjolan apa saja yang bukan termasuk tumor3. Menjelaskan hubungan demam dengan benjolan4. Menjelaskan penyebab benjolan nyeri menjelang haid5. Menjelaskan tanda-tanda keganasan6. Menjelaskan secara makroskopi dan mikroskopis FAM dan fibrocystic disease7. Menjelaskan onset dan kronologi penyakit8. Menjelaskan apakah FAM bisa kambuh kembali9. Menjelaskan skrining yang dapat dilakukan selain SADARI10. Menjelaskan hubungan menyusui dengan penyakit11. Menjelaskan etiologi, epidemiologi dan penatalaksaan dari FAM dan fibrocystic disease12. Menjelaskan kesimpulan dari pemeriksaan fisik13. Menjelaskan perbedaan FAM dan fibrocystic disease14. Menjelaskan jenis benjolan pada payudara

6. Langkah VI : Mengumpulkan informasi baru.

7. Langkah VII : Melaporkan, membahas, dan menata kembali informasi baru yang diperoleh.

1. Faktor resiko usia pada kankerSecara umum, frekuensi kanker meningkat seiring pertambahan usia. Sebagian besar mortalitas akibat kanker terjadi pada usia antara 55-75. Peningkatan insiden seiring pertambahan usia kemungkinan akibat terjadinya penurunan pada kompetensi imunitas di dalam tubuh.2. Benjolan apa yang bukan tumorSecara klinis semua benjolan merupakan tumor. Tapi secara patologi anatomi, yang disebut tumor adalah neoplasma. Contoh benjolan yang bukan tumor secara patologi anatomi yaitu hyperplasia endometrium tipe kistik, epulis fibromatosa, hemorrhoid, dan polip sinosial.3. Apakah hubungan benjolan dengan demam ?Demam merupakan salah satu tanda dari neoplasma ganas yaitu neoplastic fever. Mekanisme terjadinya demam yaitu terjadinya peningkatan produksi sitokin (IL-1, IL-6) terhadap respon terhadap adanya tumor. Tetapi terkadang tumor juga dapat memproduksi sitokin terebut. Sitokin tersebut merangsang prostaglandin, kemudian prostaglandin menuju hipotalamus yang akan meningkatkan set point di hipotalamus. Terjadinya demam pada pasien juga dapat membedakan apakah benjolan yang muncul akibat terjadinya neoplasma atau inflamasi. Jika pasien demam maka diagnosisnya kemungkinan pasien menderita mastitis. Masitis adalah peradangan dan benjolan yang muncul akibat infeksi saat menyusui.4. Mengapa benjolan nyeri menjelang haid ?Nyeri pada payudara mastalgiaPenyebabnya : Proses terjadinya benjolan, seperti kista atau infeksi yang menyebabkan timbulnya pernanahan setempat (untuk penyebab nyeri lokal) Nyeri difuse disebabkan perubahan fibrokistik (fibroadenoma simpleks, fibrosis, kista) dan perubahan hormonal (ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron) yang memicu pertumbuhan jaringan payudaraSumber :Gruendemann, & Fernsebner. 2006. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif, Vol. 2 Praktik. Jakarta: EGC5. Tanda-tanda keganasan1. Bentuk dan ukuran bervariasi2. Stainning tercat kuat3. Plimorfisme pleimorfisme dan terdapat nucleated giant sel4. Dapat ditemukan adanya mitosis patologis5. Tumbuhnya cepat6. Tumbuh infiltratif7. Derajat diferensiasi burukSumber: Patologi UI dan BPP PA

6. Makroskopis mikroskopis FAM dan fibrocystic diseasea. FAMMakroskopis:1) Tumor bersimpai tipis, penampang berwarna putih keabu-abuan, permukaan licin2) Diameter tumor umumnys 2-6 cm, jika lebih dari 8 cm maka disebut giant fibroadenoma mammae3) Erkas yng berasal dari jaringan ikat, berwarna putih. Komponen yang berasal dari epitel kelenjar tampak bagian yang menonjol, berwarna kuning jernih.4) Konsistensinya kenyal-padat, tidak rapuh5) Multifocal pada 20% kasusMikroskopis:1) Menunjukkan tumor dengan komponen epithelial dan komponen mesenkimal berupa proliferasi kelenjar dan stroma jaringan ikat.2) Hiperplasia epitel kelenjar yang dapat membentuk struktur paplier ke dalam lumen. Kelenjar dilapisi epitel kuboid atau kolumner rendah dengan sel-sel myoepitel di sekitarnya. Tidak menunjukkan adanya sel yang atipik.3) Bagian yang berasal dari jaringan ikat yang berupa proliferasi fibroblas dan serabut kolagen, dengan background miksomatous disekitar bagian yang berasal dari epitel kelenjar.4) Dapat dijumpai adanya metaplasia apokrin, perubhan miksoid, sclerosing adenosis, epithelial hiperplasia epitel atau perubahan fibrokistik lainnya.5) Histologis terdapat 2 gambaran:a) Fiberoadenoma perikanalikulerPertumbuhan yang berasal dari epitel kelenjar lebih dominan.b) Fiberoadenoma intrakanalikulerPertumbuhan yang berasal dari jaringan ikat lebih dominan.b. Fibrocystic diseaseMakroskopis:Merupakan massa tumor yang kenyal-keras-padat, tidak berbatas jelas da pada penampang akan tampak kista-kista.Mikroskopis:1) Hiperplasia intraduktus2) Papilomatosis intraduktus3) Reduplikasi dan proliferasi kelenjar4) Penambahan stroma5) Jaringan ikat menekan duktus sehingga lumen hilang, tinggal beberapa sel epitel diantara stroma padat (sklerosing asenosis)7. Onset dan kronologi penyakit pasienPada skenario, tumor berlangsung lambat karena dalam hitungan tahun sehingga dapat diperkira bahwa tumor tersebut adalah jinak. Sedangkan jika berlangsung cepat misal dalam hitungan bulan diperkirakan bahwa tumor tersebut bersifat ganas.8. Bisa atau tidak FAM kambuhFAM dapat kambuh dengan faktor resiko yang mendukung. Gaya hidup yang tidak sehat dan lingkungan yang tidak bersih dan tidak sehat merupakan faktor resiko tinggi penyebab FAM kambuh. 9. Skrinning selain SADARIMenurut petunjuk anjuran untuk deteksi dini kanker pada perempuan asimptomatik dengan risiko rerataTabel...........UsiaAnjuran

20-39Pemeriksaan payudara sendiri, setiap bulanPemeriksaan klinis payudara, setiap 3 tahunMamografi dasar (35-39)

40-49Pemeriksaan payudara sendiri, setiap bulanPemeriksaan klinis payudara, setiap tahunMamografi setiap 1 sampai 2 tahun

50 dan lebihMamografi setiap tahun

Skrining dan deteksi dini yang direkomenasikan oleh American Cancer Society (ACS) yaitu:a. Breast self-examination (BSE)Pemeriksaan ini dapat dilakukan mulai umur 20 tahun. Sebaiknya untuk melakukan pemeriksaan ini seorang wanita harus menerima instruksi dan dilakukan secara berkala. b. Clinical breast examination (CBE)Untuk wanita usia 20 dan 30 tahun, direkomendasikan untuk melakukan CBE setiap tiga tahun sekali. Pada wanita usia 40 tahun atau lebih dapat melakukan pemeriksaan ini setiap satu tahun sekali.c. MammografiMammografi disarankan pada usia sekitar 40 tahun.10. Terkait faktor meyusuiPada skenario, meyusui berkaitan untuk menyingkirkan differential diagnosis mastitis. Mastitis adalah peradangan pada payudara yang disertai infeksi. Mastitis disebabkan oleh organisme infeksius yang masuk melalui luka pada puting susu atau melalui peredaran darah. Penyakit ini disertai dengan laktasi, sehingga disebut juga mastitis laktasional atau mastitis puerperalis.

11. Etiologi Fibrocystic diseasePenyakit fibrokistik payudara terjadi pada masa dewasa; penyebab kemungkinan besar berhubungan dengan kelebihan estrogen dan defisiensi progesteron selama fase luteal siklus menstruasi. Sekitar 50% perempuan mengalami penyakit fibrokistik payudara. Pencegahan kanker secara umumEtiologi FAM Proses terjadinya berkaitan dengan peningkatan estrogen absolut maupun relative Fibroadenoma dapat membesar pada akhir siklus menstruasi dan selama kehamilan Dapat mengalami regresi dan kalsifikasi setelah menopause (Patologi Anatomi FK UNS. 2014)a. Pencegahan primer : pencegahan etiologi (factor pencetus, factor resiko)Metode :1) Menjaga pola hidup sehat, ex : tidak merokok, tidak minum minuman keras, sex yang sehat, tidak berganti-ganti pasangan2) Komposisisi nutrisi rasionalEx : diet lemak dan kolesterol, menambah vitamin C, A, E, dan selulosa, tidak mengonsumsi makanan berjamur, gosong, terlalu asin/panas.Untuk prevensiTamoksifen: kanker payudaraVitamin A: leukoplakia rongga mulut, kanker paruAspirin: kanker kolon3) Vaksinasi : HPV, HBb. Sekunder : penemuan dini, diagnosis, terapi diniMetode :1) Pemeriksaan skrining ( factor resiko tinggi, lesi prakanker)2) Pap smear (untuk yang memiliki aktivitas seksual aktif)3) Pemeriksaan DNA HPV4) Pemeriksaan antibody virus EBc. Tersier : meningkatkan angka kesembuhan, survival, dan kualitas hidup dengan terapi rehabilitative. (Desel, Wan. 2011)

12. Kesimpulan pemeriksaan fisikPasien bertubuh gemuk dan sehat, vital sign dalam batas normal, paplpasi teraba massa bilateral dan mobile, menunjukan bahwa pembesaran payudara bukan merupakan keganasan. Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembesaran limfonodi axillaris dextra et sinistra dan tidak ada kelainan sistemik menunjukan bahwa pembesaran payudara bukan karena infeksi.

13. Perbedaan FAM dengan fibrocystic diseasea. Fibrocystic diseaseSecara makroskopis, dapat terbentuk satu kista besar di payudara, multifokal dan biasanya bilateral. Daerah yang terkena memperlihatkan nodularitas diskret dan densitas yang batasnya kabur. Diameter kista mulai dari lebih kecil daripada 1 sampai 5 cm. Jik tidak terbuka, kista berwarna cokelat sampai biru dan terisi oleh cairan seorsa keruh. Secara mikroskopis, pada kista kecil, epitel lebih kuboid hingga silindris dan kadang berlapis-lapis di beberapa tempat. Pada kista yang lebih besar, epitel mungkin menggepeng atau bahkan atrofi total. Proliferasi epitel ringan menyebabkan penumpukan massa atau tonjolan papilaris kecil. Kista umumnya dilapisi oleh sel poligonal besar dengan sitoplasma eosinofilik granular serta nukleus kecil, bulat, dan sangat kromatik (metaplasia apokrin), hal ini hampir selalu jinak. (Robbins)b. FAMMikroskopis : Tumor dengan komponen epithelial dan komponen mesenkimal berupa proliferasi kelenjar dan stroma jaringan ikat Membentuk struktur papiler ke lumen Kelenjar dilapisi epitel kuboid atau kolumner rendah dengan sel myoepitel di sekitar tidak atipik Ada 2 gambaran : FAM perianalikuler : dari epitel kelenjar lebih dominan, tampak sarang tumor bentuk kelenjar bulat, tubuler, atau lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis, dikelilingi pertumbuhan jaringan ikat.FAM intrakanalikuler : pertumbuhan dari jaringa ikat lebih dominan, berupa sarang tumor memanjang dan tak beraturan, kelenjar pipih(BPP PA FK UNS. 2014)

14. Jenis benjolan pada payudara :a. Fibroadenoma mammaeb. Fibrocystic diseasec. Lipomad. Abses: infeksi jaringane. Mastitis: peradangan karena laktasif. Fat necrosis: jaringan inflamasig. Duct ectasish. Filoides Tumor: pertumbuhan lebih cepat dari FAM, ada penegangan kuliti. Galactole: tumor karena laktasi, bulat, batas tegas(Kerr, Polly. 2013)

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN

A. KesimpulanAda berbagai macam keadaan patologis yang dapat ditemukan pada payudara seorang wanita. Hal ini dipengaruhi oleh banyak hal seperti usia, lokasi geografis, keturunan, status sosial dan ekonomi, lingkungan, riwayat keluarga, riwayat penyakit, riwayat menstruasi, gaya hidup, serta paparan radiasi. Pada skenario pertama, ada dua keadaan patologis yang secara khusus dibahas yaitu fibroadenoma mammae dan fibrocystic disease. Fibroadenoma mammae merupakan tumor jinak sedangkan fibrocystic diesase merupakan kelainan jaringan bukan neoplasma.Dalam menentukan diagnosis, harus dilakukan screening secara menyeluruh mulai dari riwayat penyakit keluarga dan riwayat penyakit dahulu di mana risiko terjadinya kanker meningkat pada wanita yang mempunyai garis keturunan wanita penderita kanker atau pernah menderita kanker. Selain itu risiko juga dapat meningkat untuk kegiatan sehari-hari yang terpapar zat-zat karsinogenik dimana zat tersebut berpotensi merusak DNA dan menyebabkan mutasi. Pemeriksaan fisik dan lab sangat penting dilakukan untuk melihat karakteristik setiap massa/benjolan pada payudara untuk menentukan jenis serta ganas atau tidaknya benjolan. Pemeriksaan sistemik juga penting mengingat tumor ganas dapat bermetastasis ke jaringan lain, salah satunya menyebabkan pembesaran limfonodi axillaris di dekat payudara dan terkadang menimbulkan demam.

B. SaranSecara umum diskusi tutorial skenario 1 Blok Neoplasma berjalan dengan baik dan lancar. Semua mahasiswa sudah mengemukakan pendapat masing-masing. Namun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki agar diskusi selanjutnya dapat lebih baik. Adapun saran untuk diskusi kali ini adalah sebagai berikut : 1 Hendaknya seluruh mahasiswa lebih aktif dalam berpendapat. Selain itu mahasiswa harus lebih rajin membaca textbook maupun literatur-literatur mengenai permasalahan yang ada di dalam skenario agar pembahasan dalam diskusi dapat lebih lengkap dan relevan.2 Memperhatikan waktu supaya diskusi lebih efisien dan tidak terfokus hanya pada satu pertanyaan yang sebenarnya bukan merupakan LO utama.3 Mahasiswa lebih fokus dan mendalami inti permasalahan dari skenario.Untuk tutor pada skenario 1, kami rasa sudah baik karena dapat mengarahkan diskusi dengan baik dan memberikan masukan-masukan yang bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony S. Fauci. 2008. Harrisons Internal Medicine edisi 17. USA: McGraw-HillB, Shabir. Fibrocystic Breast Changes. Medline Plus. 2012. http//www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency diakses 30 Agustus 2014Bagian PA FK UNS. 2014. Buku Pedoman Praktikum PA. Surakarta: FK UNSDesel, Wan. 2011. Onkologi Klinis edisi 2. Jakarta: FK UIGruendemann, & Fernsebner. 2006. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif, Vol. 2 Praktik. Jakarta: EGCKerr, Polly. 2013Price, Sylvia A. dan Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi:Konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 6. Jakarta:EGC, pp:1304Prof. Dr. Ambar Mudigdo, dr. Sp.PA (K) dalam kuliah gejala serta gambaran klinis tumor fakultas kedokteran UNS 2011Robbins, Cotran, Kumar. 2007. Buku ajar Patologi edisi 7. Jakarta: EGCS, Lynn Bickley. 2008. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates edisi 5. Jakarta: EGCSudo, Alwi, at al. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 5. Jakarta: EGC