17
Trauma dada

Skenario 4 Semester 6 Skill Lab

Embed Size (px)

DESCRIPTION

download

Citation preview

  • Trauma dada

  • Skenario 4Seorang anak laki-laki berumur 10 tahun dibawa keluarganya ke rumah sakit setelah mobil yang ditumpanginya menabrak pohon dan dada anak tersebut membentur dash board.Dari pemeriksaan tampak pasien gelisah, suhu 39C, pernafasan 32 kali per/menit, nadi 110 kali permenit, dan tekanan darah 110/90 mmHg. Terdengar ronki di ke2 lapangan paru, perkusi pekak dan penurunan suara pernafasan pada thoraks kanan. Hasil rontgen dada : tampak konsolidasi di paru lobus kanan, saturasi O2 pasien menurun. Tiba-tiba pasien mengeluh sesak nafas yang timbul mendadak, tindakan yang tepat untuk dilakukan adalah?

  • Identitas pasien Nama : XUmur : 10 tahun

    AnamnesaKeluhan utama : kecelakaan mobilRiwayat Penyakit Sekarang : pasien dibawa keluarganya ke rumah sakit setelah mobil yang ditumpanginya menabrak pohon dan dada anak tersebut membentur dash board.Tiba-tiba pasien mengeluh sesak nafas yang timbul mendadak.

  • Vital SignKesadaran : ApatisSuhu : 39CPernafasan : 32 kali/menit, Saturasi O2 pasien menurunNadi : 110 kali/menitTekanan darah : 110/90 mmHg

  • Pemeriksaan FisikThoraxAuskultasi Terdengar ronki di ke2 lapangan paru. Penurunan suara pernafasan pada thoraks kanan.Perkusi pekak

    Pemeriksaan PenunjangHasil rontgen dada : tampak konsolidasi di paru lobus kanan

  • Diagnosa : Hemotoraks

    DefinisiHemothorax adalah kumpulan darah di dalam ruang antara dinding dada dan paru-paru (rongga pleura). Penyebab paling umum dari hemothorax adalah trauma dada.

  • Gejala Hemotoraks :Denyut jantung yang cepatKecemasanKegelisahanKelelahanKulit yang dingin dan berkeringatKulit yang pucatRasa sakit di dadaSesak nafas

  • FAKTOR RESIKORisiko terjangkit Hemotoraks meningkat bila :Sebelumnya pernah menjalani Bedah DadaSebelumnya pernah menjalani Bedah JantungSedang menderita gangguan pendarahanSedang menderita tuberkulosisTelah didiagnosa mengidap Kanker Paru

  • Diagnosis BandingTension pneumothoraxMassive hemothoraxCardiac tamponade

    KomplikasiKegagalan pernafasanKematianSyok

  • PenatalaksanaanTujuan pengobatan adalah untuk menstabilkan pasien, menghentikan pendarahan, dan menghilangkan darah dan udara dalam rongga pleura.

    Primary surveyA. Airway Patensi airway dan ventilasi harus dinilai dengan mendengarkan gerakan udara pada hidung penderita, mulut, dan dada serta dengan onspeksi pada daerah orofaring untuk sumbatan airway oleh benda asing dan dengan mengobservasi retraksi otot-otot interkostal dan supraklavikular.

  • B. Breathing Walaupun jalan nafas sudah bersih dan paten, pernafasan masih mungkin belum adekuat. Amati dada dan leher, harus dalam keadaan terbuka. Pergerakan penafasan dan kaulitas pernafasan dinilai dengan observasi, palapasi, dan auskultasi. Jika perlu, ventilasi dibantu dengan alat kantong berkatup yang dihubungkan dengan masker.

  • C. Circulation Denyut nadi penderita harus dinilai kualitas dan keteraturannya. Pada penderita hipovolemia, denyut nadi arteri radialis dan arteri dorsalis pedis mungkin tidak teraba oleh karena volume yang kecil. Tekanan darah dan tekanan nadi harus diukur dan sirkulasi perifer dinilai melalui inspeksi dan palpasi kulit untuk warna dan temperatur. Vena leher harus dinilai apakah distensi atau tidak. Pada keadaan tension pneumotoraks atau cedera diafragma, distensi vena mungkin tidak tampak pada penderita. .

  • Penanganan pada hemotoraks adalah:Resusitasi cairan. Terapi awal hemotoraks adalah dengan penggantian volume darah yang dilakukan bersamaan dengan dekompresi rongga pleura. Dimulai dengan infus cairan kristaloid secara cepat dengan jarum besar dan kemudian pemnberian darah dengan golongan spesifik secepatnya. Darah dari rongga pleura dapat dikumpulkan dalam penampungan yang cocok untuk autotranfusi bersamaan dengan pemberian infus dipasang pula chest tube ( WSD ).

  • Pemasangan chest tube ( WSD ) ukuran besar agar darah pada toraks tersebut dapat cepat keluar sehingga tidak membeku didalam pleura. Hemotoraks akut yang cukup banyak sehingga terlihat pada foto toraks sebaiknya di terapi dengan chest tube kaliber besar. Chest tube tersebut akan mengeluarkan darah dari rongga pleura mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah di dalam rongga pleura, dan dapat dipakai dalam memonitor kehilangan darah selanjutnya. Evakuasi darah / cairan juga memungkinkan dilakukannya penilaian terhadap kemungkinan terjadinya ruptur diafragma traumatik. WSD adalah suatu sistem drainase yang menggunakan air. Fungsi WSD sendiri adalah untuk mempertahankan tekanan negatif intrapleural / cavum pleura.

  • Pemasangan WSD :Setinggi RIC 5 6 sejajar dengan linea axillaris anterior pada sisi yang sakit .1) Persiapkan kulit dengan antiseptik2) Lakukan infiltratif kulit, otot dan pleura dengan lidokain 1 % diruang sela iga yang sesuai, biasanya di sela iga ke 5 atau ke 6 pada garis mid axillaris.3) Perhatikan bahwa ujung jarum harus mencapai rongga pleura4) Hisap cairan dari rongga dada untuk memastikan diagnosis5) Buat incisi kecil dengan arah transversal tepat diatas iga, untuk menghindari melukai pembuluh darah di bagian bawah iga6) Dengan menggunan forceps arteri bengkok panjang, lakukan penetrasi pleura dan perlebar lubangnya7) Gunakan forceps yang sama untuk menjepit ujung selang dan dimasukkan ke dalam kulit8) Tutup kulit luka dengan jahitan terputus, dan selang tersebut di fiksasi dengan satu jahitan.9) Tinggalkan 1 jahitan tambahan berdekatan dengan selang tersebut tanpa dijahit, yang berguna untuk menutup luka setelah selang dicabut nanti. Tutup dengan selembar kasa hubungkan selang tersebut dengan sistem drainage tertutup air10) Tandai tinggi awal cairan dalam botol drainage.

  • Thoracotomy.Torakotomi dilakukan bila dalam keadaan`:Jika pada awal hematotoraks sudah keluar darah 1500ml, kemungkinan besar penderita tersebut membutuhkan torakotomi segera.b.Pada beberapa penderita pada awalnya darah yang keluar < 1500ml, tetapi perdarahan tetap berlangsung terus.c.Bila didapatkan kehilangan darah terus menerus sebanyak 200cc / jam dalam waktu 2 4 jam.d. Luka tembus toraks di daerah anterior, medial dari garis puting susu atau luka di daerah posterior, medial dari scapula harus dipertimbangkan kemungkinan diperlukannya torakotomi, oleh karena kemungkinan melukai pembuluh darah besar, struktur hilus atau jantung yang potensial menjadi tamponade jantung.